PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE 30 SEPTEMBER 2012 (TIDAK DIAUDIT) 31 DESEMBER 2011 ( DIAUDIT) DAN PERIODE 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT)
Bapepam LK 0912
PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PEMBANDING UNTUK TAHUN 2011)
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif
3
Laporan Perubahan Ekuitas
4
Laporan Arus Kas
5
Catatan Atas Laporan Keuangan
6-76
PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 Septem ber 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Septem ber 2012
31 Desem ber 2011
ASET 2g,3,31,32,33
27.749
14.850
Giro pada Bank Indonesia
2g,2h,2i 4,31,32,33
390.054
371.065
Giro pada bank lain
2g,2i 5,31,32,33
47.469
54.989
2g,2j,6,32,33
621.000
1.342.901
2g
296
2g,2k 7,31,32,33
1.186.612
993.053
2e,2g,2l 8,30,31,32,33
2.619.780
1.740.790
2g,9,32
15.117
14.054
Aset tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 48.834 tahun 2012 dan Rp 42.440 tahun 2011
2b,2m,10,20
143.774
139.537
Tagihan ekseptasi
2g,2p,31,33
1.468
5.328
2z
2.370
2.370
2g,2q 11,31,32,33
24.310
16.002
5.079.999
4.694.939
Kas
Penem patan pada Bank Indonesia dan bank lain Tagihan Spot dan Derivatif Efek-efek Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp nihil tahun 2012 dan Rp 9.054 tahun 2011 Kredit Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 25.751 tahun 2012 dan Rp 17.940 tahun 2011 Pendapatan bunga yang m asih akan diterim a
Aset pajak tangguhan - bersih
Aset lain-lain JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
1
-
PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 Septem ber 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEM BER 2011 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Septem ber 2012
31 Desem ber 2011
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera
2g,2r 12,31,32,33
3.680
8.247
Sim panan dari nasabah Pihak berelasi Pihak ketiga
2g,2s 2e,30 13,31,32,33
4.803 4.312.704
5.091 3.970.550
4.317.507
3.975.641
2g,2t 14,31,32,33
91.952
66.729
2g
316
-
2z,15,31
4.362
11.266
2g,16,31,33
25.699
21.506
2v,17
2.762
2.762
4.446.278
4.086.151
18 19
455.085 7.522
453.265 7.522
2g 2b,2m,10,20
1.961 46.692
4.553 46.692
18.811 103.650
13.250 83.506
633.721
608.788
5.079.999
4.694.939
Jum lah sim panan dari nasabah Sim panan dari bank lain Kew ajiban Spot dan Derivatif Utang pajak Beban m asih harus dibayar dan liabilitas lain-lain Liabilitas im balan pasca kerja
Jum lah Liabilitas EKUITAS M odal saham - nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham Modal dasar - 10.750.000.000 saham tahun 2012 dan 10.000.000.000 saham tahun 2011 Modal ditempatkan dan disetor - masing-masing 4.550.852.657 saham tahun 2012 dan 4.532.646.624 saham tahun 2011 Tam bahan m odal disetor - bersih Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelom pok tersedia untuk dijual Surplus revaluasi Saldo laba (Kuasi reorganisasi pada tanggal 31 Maret 2007) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
2f ,39 19
Jumlah Ekuitas JUM LAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
2
PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (tidak diaudit) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2012
30 September 2011
308.576 9.698
285.979 2.757
318.274
288.736
187.564
205.919
130.710
82.817
35.760 1.543
22.786 1.343
37.303
24.129
2g,7,8,28
7.811
5.548
2x 26 27 2g 2y 2n
53.413 40.978 30.772 779 -
33.334 32.370 6.272 (1.511) 290
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Bunga Prov isi dan komisi
2w,22 2x,23
Jumlah Pendapatan Bunga Beban Bunga Beban bunga dan pembiay aan lainny a
2w,2x,24
Pendapatan Bunga - bersih 2x
Penghasilan Operasional Lainnya Keuntungan atas transaksi ef ek-ef ek y ang diperdagangkan - bersih Lain-lain Jumlah Penghasilan Operasional Lainnya Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan
25
Beban Operasional Lainnya Umum dan administrasi Gaji dan tunjangan Kerugian penjualan ef ek-ef ek - bersih Kerugian (keuntungan) selisih kurs mata uang asing-bersih Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL BERSIH PENGHASILAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL Penghasilan non-operasional Beban non-operasional
133.753
76.303
34.260
30.643
2x 33 (20)
3.639 (108)
13
3.531
34.273
34.174
(8.568)
(8.544)
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
(8.568)
(8.544) 25.630
Penghasilan non-operasional - bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2z 16b
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini
LABA BERSIH
25.705
Laba Komprehensif Lain Keuntungan (kerugian) atas perubahan nilai wajar dari ef ek-ef ek dalam kelompok tersedia untuk dijual
(2.592)
(407)
Pendapatan komprehensif lain
(2.592)
(407)
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
23.113
25.223
5,65 -
5,65
LABA PER SAHAM (nilai penuh) Dasar Dilusian
2ab,29
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan y ang merupakan bagian y ang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
3
PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (tidak diaudit) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo per 01 Januari 2011
Modal Ditempatkan dan Disetor
Tambahan Modal Disetor
Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi atas Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual
Surplus Revaluasi
453.265
7.522
15.270
-
-
-
2g
-
-
Surplus rev aluasi
2b,2m,2l
-
-
Selisih surplus rev aluasi atas peny usutan nilai rev aluasian dan nilai perolehan
2b,2m,2l
-
Saldo Laba Telah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
8.750
59.063
543.870
-
-
25.831
25.831
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.500
Saldo per 30 September 2011
453.265
7.522
2.037
-
13.250
80.394
556.468
Saldo per 01 Januari 2012
453.265
7.522
4.553
46.692
13.250
83.506
608.788
1.820
-
-
-
-
-
1.820
Laba bersih
-
-
-
-
-
25.705
25.705
Kerugian y ang belum direalisasi atas ef ek y ang tersedia untuk dijual
-
-
-
-
-
Cadangan umum
-
-
-
-
5.561
455.085
7.522
1.961
46.692
18.811
Laba bersih Kerugian y ang belum direalisasi atas ef ek y ang tersedia untuk dijual
Cadangan umum
Tambahan modal ditempatkan
Saldo per 30 September 2012
(13.233)
(2.592)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan y ang merupakan bagian y ang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
4
(4.500)
(5.561) 103.650
(13.233)
-
(2.592) 633.721
PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (tidak diaudit) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga Penerimaan prov isi dan komisi Pendapatan (beban) operasional lainny a - bersih Pembay aran Bunga dan pembiay aan lainny a Pembay aran beban umum dan administrasi Pembay aran beban tenaga kerja dan tunjangan Keuntungan (Kerugian) selisih kurs Pendapatan (beban) non operasional - bersih
2w 2x 2x 2w 2x 2x 2x
Arus Kas Sebelum Perubahan Aset dan Liabilitas Operasi
30 September 2012
308.576 9.698 29.492 (218.336) (53.413) (40.978) (779) 13
34.273
Penurunan (kenaikan) aset operasi Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Ef ek-ef ek Kredit Aset lain-lain Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Utang pajak Beban masih harus dibay ar dan liabilitas lain-lain
2g,2j 2g,2k 2g,2l 2g,2r 2g,2u 2z 2q
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
307.227 2.757 7.111 (201.571) (29.016) (31.360) 1.511 (22.485)
34.174
721.901 (431.240) (878.990) 5.807 341.866 25.223 (6.904) (59)
(310.687) (221.751) (182.436) 165.584 626.672 (462.854) 1.084 4.162
(188.123)
(346.052)
2b,2m
(4.237) 1
(10.556) (11)
2g,2k
(2.592) (6.828)
2.037 (8.530)
(194.951)
(354.582)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Keuntungan y ang belum terealisasi atas perubahan nilai wajar ef ek-ef ek Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
30 September 2011
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.411.271
1.877.486
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
1.216.320
1.522.904
27.749 390.054 47.469
16.528 348.232 20.812
621.000 130.048
1.040.387 96.945
1.216.320
1.522.904
INFORMASI TAMBAHAN Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia jatuh tempo dalam 3 bulan Ef ek-ef ek jatuh tempo dalam 3 bulan Jumlah
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan y ang merupakan bagian y ang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
5
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Bank Capital Indonesia Tbk ("Bank") didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 139 tanggal 20 April 1989 yang kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 58 tanggal 3 Mei 1989, keduanya dibuat di hadapan Nyonya Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., Notaris di Jakarta dengan nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) dengan Surat Keputusan No. C2- 4773.HT.01.01.TH.89 tanggal 27 Mei 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 5 Juni 1990, Tambahan No. 1995. Nama Bank telah diubah menjadi PT Bank Capital Indonesia berdasarkan Akta Notaris No. 1 tanggal 1 September 2004 yang dibuat dihadapan Sri Hasmiarti, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan nama tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C24209.HT.01.04.TH-1.2004 tanggal 29 September 2004 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 17 Desember 2004, Tambahan No. 12246. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham Bank pada bulan Juli 2007, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi Perusahaan Terbuka dan nama Bank menjadi PT Bank Capital Indonesia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan Akta Notaris No. 60 tanggal 17 Juli 2007 yang dibuat dihadapan Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7- 07975.HT.01.04-TH.2007 tanggal 17 Juli 2007 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8 tanggal 25 Januari 2008, Tambahan No. 821. Kemudian, Anggaran Dasar Bank kembali diubah sehubungan dengan peningkatan modal dasar dan penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.J.I. Perubahan ini dilakukan dengan akta Notaris No. 25 tanggal 6 Juni 2008 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-65110.AH.01.02.TH.2008 tanggal 18 September 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 13 pebruari 2009, Tambahan No. 4349. Terakhir, perubahan anggaran dasar Bank dilakukan sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebagaimana ternyata dari Akta Notaris No. 70 tanggal 27 Juni 2011, yang dibuat dihadapan Ardi Kristiar, S.H., MBA., Notaris pengganti dari Yulia, SH., Notaris di Jakarta Selatan, yang perubahannya telah diterima dan disimpan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaiman ternyata dalam suratnya No. AHU-AH.01.10-25527 tanggal 13 Juli 2012 dan peningkatan modal dasar Bank sebagaimana ternyata dari Akta Notaris No. 47 tanggal 16 Juli 2012 yang dibuat dihadapan Ardi Kristian, SH,MBA notaris pengganti dari Yulia, SH notaris di Jakarta Selatan, yang perubahannya telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam suratnya No. AHU40254.AH.01.02.TH 2012 tanggal 25 Juli 2012. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, perubahan tersebut belum diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Bank telah beroperasi secara komersial sejak tahun 1989. Bank adalah sebuah bank umum devisa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1199/ KMK.013/1989 tanggal 25 Oktober1989 dan Surat Bank Indonesia No. 22/946/UPPS/PSD tanggal 26 Desember 1989. Kantor pusat Bank beralamat di Sona Topas Tower Lantai 12, Jl. Jendral Sudirman Kav. 26, Jakarta Selatan. Bank memiliki 1 (satu) kantor pusat operasional, 3 (tiga) kantor cabang, 26 (dua puluh enam) kantor cabang pembantu, dan 1 (satu) kantor kas.
6
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) b.
Penawaran Umum Saham Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 13 Juli 2007, berdasarkan Akta Notaris No. 60 tanggal 17 Juli 2007 yang dibuat dihadapan Eliwaty Tjitra, S.H., notaris di Jakarta yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7- 07975.HT.01.04-TH.2007 tanggal 17 Juli 2007 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 08 tanggal 25 Januari 2008 tambahan No. 821 para pemegang saham Bank telah menyetujui untuk melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat. Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 13 Juli 2007, maka pada tanggal 1 Oktober 2007 telah dilakukan penjatahan saham dimana saham yang dikeluarkan dan ditawarkan kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dan harga penawaran Rp 150 (nilai penuh) per lembar saham dimana saham-saham tersebut telah didaftarkan di Bursa Efek Jakarta, yang dituangkan dalam akta Notaris yang dibuat oleh Eliwaty Tjitra, S.H.,notaris di Jakarta No. 62 tanggal 10 Oktober 2007 yang pemberitahuannya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam suratnya No. C-UM.HT.01.10-4161 tanggal 23 November 2007, Tambahan No. 355 dan surat Ketua Bapepam-LK No. S4776/BL/2007 tanggal 20 September 2007. Para pemegang saham Bank telah menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I disertai dengan penerbitan Waran dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 24 Juni 2009, berdasarkan Akta Notaris No. 75 tanggal 24 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta dan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui Surat Keputusannya No. 55535/BL/2009 tanggal 24 Juni 2009. Dalam penawaran ini dikeluarkan saham baru Perseroan sebanyak 3.021.764.416 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (nilai penuh) setiap saham. Setiap pemegang 1 (satu) Saham Biasa Atas Nama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham mempunyai 2 HMETD untuk membeli 2 saham biasa dengan harga Rp 101 (nilai penuh) per saham. Bank secara bersamaan menerbitkan sebanyak 503.627.403 lembar Waran Seri I yang menyertai seluruh saham hasil pelaksanaan HMETD dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (nilai penuh) setiap saham. Untuk setiap 6 (enam) saham pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Bank dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya sehingga seluruhnya berjumlah Rp 50.362 juta. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham yang bernilai nominal Rp 100 (nilai penuh) yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran selama 3 (tiga) tahun yaitu mulai tanggal 13 Januari 2010 sampai dengan tanggal 12 Juli 2012 dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran berhak untuk membeli 1 (satu) saham Bank. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham, termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Bila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis periode pelaksanaannya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Saham hasil pelaksanaan HMETD dan hasil pelaksanaan Waran Seri I yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Terbatas I ini seluruhnya merupakan saham yang dikeluarkan dari Portepel Bank dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
7
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris dan Direksi dan Karyawan 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 1) Danny Nugroho 4) Hardisan Koman 7) Amrih Masjhuri
Komisaris Utama Komisaris Independen
3)
Nico Mardiansyah 5) Isbandiono 2) Wahyu Dwi Aji 6) Hengky Setiono
Direktur Utama Direktur merangkap Direktur Kepatuhan Direktur 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Berdasarkan persetujuan BI No. 6/69/DGS/ DPIP/Rahasia Berdasarkan persetujuan BI No. 7/91/GBI/ DPIP/Rahasia Berdasarkan persetujuan BI No. 8/143/GBI/ DPIP/Rahasla Berdasarkan persetujuan BI No. 9/57/GBI/ DPIP/Rahasia Berdasarkan persetujuan BI No. 1/9/DpG/ DPIP/Rahasia Berdasarkan persetujuan BI No. 10/96/GBI/ DPIP/Rahasia Berdasarkan persetujuan BI No. 11/59/GBI/ DPIP/Rahasia
Susunan Komite Audit Bank masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan Surat Keputusan Bank Capital No. SK/054/BCI/DIR/VI/11 tanggal 1 Juni 2011 yang telah sesuai dengan peraturan Bapepam - LK No. IX.I.5 adalah sebagai berikut: 2012 dan 2011 Ketua
Ha rdis a n Koma n
Anggota
Budi Za ina l Ari fin Alfa nur HR
Susunan Corporate Secretary dan Ketua Satuan Kerja Audit Internal pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2012 dan 2011 Corporate Secretary
Isbandiono
Ketua Satuan Kerja Audit Internal
Gunarto Hanafi
Jumlah karyawan Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah 510 dan 468 karyawan (tidak diaudit).
8
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan dan Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam–LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran Ketua Bapepam-LK No. SE-02/BL/2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik IndustriPertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan” tanggal 31 Januari 2008. Seperti diungkapkan dalam Catatan 2c, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010 disebutkan bahwa Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” berlaku sepanjang tidak diatur atau tidak bertentangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan apabila timbul pertentangan maka penyusunan dan penyajian laporan keuangan wajib mengacu pada PSAK tersebut. Pada tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan beberapa PSAK baru yang berlaku efektif sejak tanggal tersebut. Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas disusun berdasarkan metode akrual (accrual basis). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah Rupiah (Rp), dimana dasar pengukurannya adalah konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk beberapa akun yang diukur berdasarkan penjelasan kebijakan akuntansi dari akun yang bersangkutan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat. b. Perubahan Kebijakan Akuntansi Agar penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas Bank lebih relevan dan andal (reliable), Bank melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas semua aset tetap. Berdasarkan PSAK 16 revisi, dalam mengukur aset tetap, dapat menggunakan model revaluasi (revaluation model) atau model biaya (cost model). Efektif 1 Oktober 2011. Bank merubah pengukuran semua aset tetap dari model biaya ke model revaluasi. Perubahan kebijakan akuntansi ini diperlakukan secara prospektif. Sebagai akibat dari perubahan kebijakan akuntansi ini, pada tanggal 1 Oktober 2011, Bank mencatat saldo Surplus Revaluasi - setelah pajak sebesar Rp 47.828 dalam ekuitas dan mencatat peningkatan nilai tercatat semua aset tetap sebesar Rp 53.142. c. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank telah menerapkan PSAK revisi sebagai berikut: (1) PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. (2) PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”, mengatur penyajian minimum laporan keuangan interim, serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim. 9
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) c. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi (lanjutan) (3) PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. (4) PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. (5) PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan: (1) (2) (3) (4) (5)
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. PSAK No. 8 (Revisi 2009), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. PSAK No. 19 (Revisi 2009), “Aset tak Berwujud”. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.
Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan : PSAK No. 18 (Revisi 2010), ”Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Punakarya” PSAK No. 24 (Revisi 2009), “Imbalan Kerja” PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham” PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham” PSAK No. 60 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK No. 63 (Revisi 2011), “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya” ISAK 19 (2011), “Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” ISAK 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para pemegang Saham Entitas” ISAK 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan” ISAK 23, “Sewa Operasi - Insentif” ISAK 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa” Dampak dari perubahan kebijakan akuntansi Bank sehubungan dengan implementasi dan standar akuntansi baru di atas tidak signifikan kecuali perubahan dalam penyajian sebagai berikut: Penyajian Laporan Keuangan Bank mengimplementasikan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan)”, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Perubahan tersebut sebagai berikut:
10
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) c. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi (lanjutan) Penyajian Laporan Keuangan (lanjutan) - Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan, maka tidak ada dampak terhadap laba per saham. d. Penggunaan Estimasi dan Asumsi Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi. Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan posisi keuangan. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Bank yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Bank menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Bank mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Bank. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Nilai wajar dari instrumen keuangan Jika nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan yang tercatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, nilai wajar ditentukan dari beberapa teknik penilaian termasuk model matematika, seperti teknik penilaian analisa arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga pasar yang berlaku. Nilai tercatat aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp. 4.932.091 dan Rp 4.552.030 (Catatan 33), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp. 4.446.278 dan Rp 4.069.023 (Catatan 33). Cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit Bank melakukan review atas kredit pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Justifikasi manajemen diperlukan untuk melakukan estimasi atas jumlah dan timing arus kas dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai tercatat dari kredit Bank sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp. 2.645.531 dan Rp 1.758.730. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 8.
11
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) d. Penggunaan Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan timing dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuarial. Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Bank pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 2.762. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 17. Penyusutan aset tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Bank menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp. 143.774 dan Rp 139.537. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.
e. Transaksi Dengan Pihak-pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Pihak-pihak berelasi dengan Bank jika: 1.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Bank; (ii) memiliki kepentingan dalam Bank yang memberikan pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank; suatu pihak berelasi dengan Bank; suatu pihak adalah ventura bersama dimana Bank sebagai venturer; suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Bank atau induk; suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas yang terkait dengan Bank.
Seluruh transaksi Catatan 30.
dan
saldo
yang
material
12
dengan
pihak-pihak
berelasi
dijelaskan
pada
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) f. Kuasi – Reorganisasi Berdasarkan PSAK No. 51 (Revisi 2003), "Akuntansi Kuasi-Reorganisasi", kuasireorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Bank merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghapus akumulasi defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya dengan nilai wajar untuk mendapatkan awal yang baik (fresh start) dengan posisi keuangan yang menunjukan nilai sekarang tanpa dibebani defisit karena saldo akumulasi defisit telah dieliminasikan terhadap akun cadangan umum, selisih penilaian kembali aset tetap dan modal saham ditempatkan dan disetor. Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi(accounting reorganization method). Aset dan liabilitas dinilai kembali sebesar nilai wajarnya. Nilai wajar aset dan liabilitas ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal kuasi-reorganisasi. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia dengan mempertimbangkan harga aset sejenis, dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan. Sedangkan untuk aset dan liabilitas tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK terkait. g. Instrumen Keuangan Bank telah menerapkan secara prospektif kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 : Klasifikasi, Pengakuan dan Pengukuran Bank mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, Bank menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif (“EIR”) adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung EIR, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari EIR.
13
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Instrumen keuangan dikelompokkan sebagai berikut: A. Aset Keuangan (1)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan kedalam dua subkategori sebagai berikut: -
Aset keuangan dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika telah memenuhi kriteria tertentu.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi keuangan pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank memiliki aset keuangan dalam kategori ini berupa efek yang diperdagangkan. (2)
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank mengklasifikasikan kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, kredit, pendapatan bunga yang masih akan diterima dan tagihan kepada pihak ketiga di dalam aset lain-lain sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
(3)
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Bank memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Bank menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut harus direklasifikasi menjadi aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule).
14
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) A. Aset Keuangan (lanjutan) Setelah pengukuran awal, aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. (4)
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi pasar. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga utang tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan dan laporan perubahan ekuitas. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika Bank memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar metode identifikasi khusus. Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank mengklasifikasikan efek-efek sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
B. Liabilitas Keuangan (1)
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan, atau jika Bank memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
15
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g.
Instrumen Keuangan (lanjutan) B. Liabilitas Keuangan (lanjutan) (2)
Liabilitas Keuangan yang Diukur Pada Biaya Perolehan Diamortisasi Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Bank untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut tidak diselesaikan melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen liabilitas dan komponen ekuita (jika ada) harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen liabilitas diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank mengklasifikasikan liabilitas segera, simpanan dari nasabah, simpanan dari bank lain, biaya masih harus dibayar dan liabilitas lainnya sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), dan perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi. Saling Hapus Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements) tidak dapat dijadikan dasar untuk menyajikan saling hapus antara aset dan liabilitas yang terkait dalam laporan posisi keuangan.
16
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. b.
c.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; Bank tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau Bank telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Bank. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Reklasifikasi Instrumen Keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Reklasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan) Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tententu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Bank tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang dievaluasi penurunan nilainya dihitung secara individual dan kolektif serta cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk masing-masing untuk kelompok individual dan kolektif tersebut.
17
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai, aset keuangan yang dievaluasi penurunan nilainya dihitung secara individual dan kolektif serta cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk masing-masing untuk kelompok individual dan kolektif tersebut, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal dari suatu aset (suatu kejadian yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi dengan andal. Bukti mengenai penurunan nilai meliputi indikasi bahwa peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan secara signifikan, gagal dalam melakukan pembayaran bunga atau pokok, kemungkinan akan mengalami kebangkrutan atau reorganisasi keuangan lainnya dan terdapat hasil observasi data yang mengindikasikan terdapat penurunan nilai pada estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan gagal bayar. (1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi Bank pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan kerugian penurunan nilai tersebut tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dilaporkan pada biaya amortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihit ung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai kolektif atas kredit, Bank telah menerapkan Surat Edaran No. 11/33/DPNP yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi bank yang belum memiliki data kerugian historis yang memadai, untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif sesuai dengan persyaratan dalam PSAK No. 55 dan PAPI, maka pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dapat menggunakan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”. Jika dalam periode selanjutnya, nilai dari kerugian menurun karena adanya suatu kejadian setelah kerugian diakui, pengakuan kerugian yang sebelumnya harus dipulihkan. Pemulihan ini diakui dalam laporan laba rugi, dengan syarat nilai tercatat aset pada tanggal pemulihan tidak melebihi biaya perolehan diamortisasinya. (2) Aset Keuangan yang Dikelompokan dalam Tersedia untuk Dijual Dalam hal instrumen ekuitas di kelompokkan dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkelanjutan dibawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai instrumen ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui pada laba rugi komprehensif lainnya. 18
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) (2) Aset Keuangan yang Dikelompokan dalam Tersedia untuk Dijual (lanjutan) Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Dalam penentuan cadangan kerugian penurunan nilai dan penilaian kualitas aset, Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007, PBI No 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPN tanggal 8 Desember 2009. Berdasarkan peraturan tersebut, aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, serta komitmen dan kontinjensi dari transaksi laporan posisi keuangan (Off-Statement of financial position) yang mempunyai risiko kredit. Berdasarkan peraturan tersebut, aset produktif diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori masing-masing dengan tarif persentase cadangan kerugian penurunan nilai atas aset sebagai berikut:
Minim um Persentase 1% 5% 15% 50% 100%
Kategori Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai di atas diterapkan terhadap saldo aset produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, kecuali atas aset produktif yang diklasifikasikan lancar dan tidak dijamin atau yang dijamin dengan agunan non-tunai, dimana persentase penyisihan kerugian aset diterapkan terhadap saldo aset produktif yang bersangkutan. Cadangan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk atas aset produktif berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Penempatan pada Bank Indonesia, efek-efek dan instrumen utang lainnya yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank Indonesia atau Surat Utang Negara, Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, standby Letters of Credit dari prime bank yang diterbitkan sesuai dengan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) atau Internasional Standard Practice (ISP) yang berlaku.
19
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) h. Giro Wajib Minimum Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer dan GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah. GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, dan selanjutnya diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 mengenai ketentuan pemenuhan GWM dalam Valuta Asing ditetapkan sebesar 8% berlaku sejak tanggal 01 Juni 2011. GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari DPK. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk SBI, Surat Utang Negara ("SUN") dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu. i. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain setelah pengakuan awal dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif pada laporan posisi keuangan. j. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia da bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. k. Efek-efek Efek-efek terdiri dari SBI, wesel ekspor, obligasi (termasuk obligasi korporasi yang diperdagangkan di bursa efek, obligasi syariah ijarah dan obligasi syariah mudharabah), fixed rate notes, promissory notes, dan efek utang lainnya. Kebijakan akuntansi lihat Catatan 2g. l. Kredit Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Kebijakan akuntansi untuk pinjaman yang diberikan dan piutang dijelaskan pada Catatan 2g. Kredit dalam rangka perjanjian sindikasi, dinyatakan sebesar porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank. Restrukturisasi kredit meliputi adanya perpanjangan jangka waktu pembayaran dan ketentuan kredit yang baru. Sejak 1 Januari 2011, setelah syarat dan ketentuan telah dinegosiasi ulang, penurunan nilai yang ada sebelumnya akan diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal sebelum ketentuan kredit dimodifikasi dan kredit tersebut tidak lagi dalam kategori “past due”. Manajemen akan melakukan kaji ulang kredit yang direstrukturisasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh syarat terpenuhi dan pembayaran dimasa datang akan terjadi. Kredit tersebut akan dimasukkan dalam perhitungan penurunan nilai secara individual atau kolektif, yang dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal, dan mengikuti perlakuan atas perhitungan penurunan nilai kreditnya. 20
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) m. Aset Tetap Sejak 1 Oktober 2011, aset tetap revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. Penyusutan bangunan dan prasarana, investasi kantor, peralatan kantor, dan kendaraan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat yaitu 3 - 20 tahun. Tanah tidak disusutkan. Kenaikan yang berasal dari revaluasi , tanah, bangunan dan prasarana, inventaris kantor, peralatan kantor dan kendaraan tersebut langsung dikreditkan ke surplus revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini, kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset tetap yang dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo akun surplus revaluasi aset tetap yang berasal dari revaluasi sebelumnya, jika ada. Penyusutan atas nilai revaluasian aset tetap dibebankan ke laporan laba rugi. Bila kemudian aset tetap yang telah direvaluasi dijual atau dihentikan penggunaannya, saldo surplus tersisa dipindahkan langsung ke saldo laba. Bagian dari surplus revaluasi yang merupakan selisih atas penyusutan berdasarkan nilai revaluasian dan nilai perolehan dipindahkan ke saldo laba. Sebelumnya aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam aset tetap diterapkan secara prospektif. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun 20 4- 5 4- 5 3- 5
Bangunan dan prasaranan Inventaris dan perlengkapan kantor Perlengkapan kantor Kendaraan
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dan amortisasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, biaya-biaya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan terpisah dari perolehan tanah. Biaya-biaya tertentu yang terdiri atas biaya legal, biaya notaris, biaya pajak dan biaya lainnya, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
21
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) m. Aset Tetap (lanjutan) PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan manajemen Bank untuk menelaah nilai aset untuk setiap penurunan dan penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak bisa diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan kerugian penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi komprehensif periode berjalan. Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Setiap rugi penurunan atau pemulihan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan. Tanah dicatat sebesar nilai revaluasinya yang mencerminkan nilai wajar pada tanggal revaluasi dan tidak disusutkan. Penilaian atas tanah oleh penilai independen akan dilakukan secara teratur setiap dua tahun. n. Agunan yang Diambil Alih dan Properti Terbengkalai Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit dicatat berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan atau nilai outstanding kredit mana yang lebih rendah. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan. Properti terbengkalai adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank. Properti terbengkalai ini dicatat berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi. Biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan periode berjalan dibebankan pada saat terjadinya. Laba atau rugi yang diperoleh atau berasal dari penjualan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. o. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Non keuangan dan Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Sebelum 1 Januari 2011, Bank membentuk penyisihan penghapusan atas asset non-produktif. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum” sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2g Bank juga diwajibkan untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada aset non keuangan, seperti agunan yang diambil alih, aset yang terbengkalai, pos antar cabang dan rekening sementara serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Cadangan Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Klasifikasi dan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih dan aset yang terbengkalai adalah sebagai berikut: Persentase atas Kategori
Batas Waktu
Cadangan Kerugian
Lancar
Sampai dengan 1 tahun
Kurang lancar
Lebih dari 1 tahun s ampai dengan 3 tahun
0%
Diragukan
Lebih dari 3 tahun sam pai dengan 5 tahun
50%
Macet
Lebih dari 5 tahun
100%
15%
Klasifikasi dan persentase penghapusan untuk rekening antar kantor dan rekening sementara ditetapkan sebagai berikut:
22
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) o. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Non keuangan dan Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan) Persentase atas Kategori
Batas Waktu
Lancar
Sampai dengan 180 hari/Up to 180 days
Macet
Lebih dari 180 hari/More than 180 days
Cadangan Kerugian 0% 100%
Klasifikasi dan persentase cadangan kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi ditetapkan sebagai berikut: Minimum Kategori
Persentase
Lancar
1%
Dalam perhatian khusus
5%
Kurang lancar
15%
Diragukan
50%
Macet
100%
Cadangan kerugian penurunan nilai untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan sesuai dengan surat edaran Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDnP tanggal 23 Desember 2011. Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. p. Tagihan Akseptasi Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2g untuk kebijakan akuntansi atas kredit yang diberikan dan piutang. q. Aset lain-lain Aset lain-lain terdiri dari aset yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Aset lain-lain disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu harga perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi, penurunan nilai dan penyisihan kerugian penurunan nilai aset. Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). r. Liabilitas segera Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera disajikan sebesar jumlah liabilitas bank dan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2g. 23
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) s. Simpanan dari Nasabah Giro merupakan dana nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan dana nasabah yang bisa ditarik setiap saat berdasarkan persyaratan tertentu yang disepakati bersama. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang dapat ditarik dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan antara nasabah dengan Bank. Simpanan dari nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2g. t. Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, dalam bentuk giro, interbank call money, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi (Catatan 2g). u. Efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam posisi keuangan sebesar harga beli kembali yang disepakati dikurangi selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati (beban bunga dibayar di muka). Selisih antara harga jual dan harga bell kembali yang disepakati tersebut diamortisasi sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek-efek dijual hingga dibeli kembali. Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2g untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. v. Imbalan Pasca Kerja Bank menghitung Liabilitas diestimasi atas Imbalan Pasca Kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 "Imbalan Kerja". Sesuai dengan PSAK No. 24 "Imbalan Kerja", perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected UnitCredit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui ebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui dari masing-masing program pada akhir tahun petaporan sebetumnya metebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis turus setama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa latu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut tetah menjadi hak (vested), dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis turus setama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak (vested). Liabilitas imbalan pasti yang diakui di posisi keuangan merupakan nitai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
24
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) w. Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang setama masa perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nitai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasikan arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual datam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Nilai tercatat aset atau liabilitas keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasi pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahan nilai tercatat dicatat di laporan laba rugi komprehensif. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada tahun berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi. Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, penghasilan bunga tetap diakui dengan menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Pada saat pinjaman diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi. Penerimaan dari kredit yang “diragukan” dan “macet” diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai penghasilan bunga. Pengakuan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya dihentikan pada saat kredit yang diberikan dan aset produktif tersebut diklasifikasikan sebagai non-performing (kurang lancar, diragukan dan macet). Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai nonperforming dilaporkan sebagai tagihan kontijensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis). Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit yang diberikan yang nonperforming yang digolongkan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan lain rugi untuk tahun yang bersangkutan. x. Penghasilan dan Biaya Lain-lain Provisi yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset keuangan diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif aset keuangan tersebut. Provisi lainnya yang berhubungan dengan jasa disajikan dengan dasar akrual (accrual basis). Beban lainnya diakui pada saat terjadinya. y. Penjabaran Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi tersebut. Pada tanggal posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat yang berlaku pada tanggal posisi keuangan.
25
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) y. Penjabaran Mata Uang Asing (lanjutan) Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek utang dan aset moneter keuangan lain yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 yang menggunakan kurs spot Reuters. 30 September 2012 Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Australia EURO
9,570 7,812 10,008 12,389
31 Desember 2011 9,068 6,984 9,206 11,714
z. Perpajakan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika Bank mengajukan banding, ketika hasil banding telah ditetapkan. aa. Pelaporan Segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan. Segmen adalah bagian khusus dari Bank yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
26
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) aa. Pelaporan Segmen (lanjutan) Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo transaksi antar kelompok usaha dieliminasi. ab. Laba per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun berjalan. Laba per saham dilusian dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham yang bersifat dilutif. ac. Deviden Pembagian deviden kepada para pemegang saham Bank diakui sebagai sebuah liabilitas dalam laporan keuangan Bank pada tahun ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Bank.
3.
KAS 30 September 2012
Rupiah Dolar Amerika Serikat
Jumlah
4.
31 Desember 2011
18.565
13.325
9.184
1.525
27.749
14.850
GIRO PADA BANK INDONESIA
Rupiah Dolar Amerika Serikat
Jumlah
30 September 2012
31 Desember 2011
351.439
351.706
38.615
19.359
390.054
371.065
Persentase Giro Wajib Minimum terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
27
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 30 Septembe 2012
31 Desember 2011
Rupiah - Giro wajib minimum Utama
9,49%
10,89%
- Giro wajib minimum Sekunder *)
9,52%
11,76%
Dolar Amerika Serikat
8,46%
9,52%
*) tidak termasuk Excess Reserve
Giro Wajib Minimum Bank telah sesuai dengan PBI No. 7/29/PBI/2005 tanggal 6 September 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 yang telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 dan selanjutnya diubah dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada BI dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masingmasing sebesar 8,00% dan 2,5%. Bank untuk memiliki cadangan sebesar 1% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing dan selanjutnya diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 mengenai ketentuan pemenuhan GWM dalam Valuta Asing ditetapkan sebesar 8% berlaku sejak tanggal 01 Juni 2011 Peraturan ini berlaku efektif 1 November 2010. Pemenuhan GWM Utama wajib menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara, dan/atau kelebihan dari GWM utama. 5.
GIRO PADA BANK LAIN
Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Mega Tbk Dolar Amerika Serikat Citibank, N.A. PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk Commerzbank, Germany Dolar Singapura Citibank, N.A. Calyon UOB Singapore Dolar Australia Citibank, N.A. Commonwealth Bank Of Australia EURO Commerzbank, Germany Jumlah
30 September 2012
31 Desember 2011
373 1.220 40 5 14
8.109 1.185 141 3 -
17.927 2.977 405 345 22.808
34.108 7.588 2.924 407 327 -
36 1.058
64 32 -
134
36 -
127 47.469
65 54.989
Kisaran suku bunga untuk giro pada bank lain dalam mata uang rupiah disajikan dalam Catatan 33. Klasifikasi kolektibilitas giro pada bank lain pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah Lancar.
28
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Akun ini terdiri dari : 30 September 2012
31 Desember 2011
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
356.000
1.172.901
Interbank Call Money
265.000
170.000
621.000
1.342.901
Rupiah
Jumlah
Kisaran suku bunga untuk giro pada bank lain dalam mata uang rupiah disajikan dalam Catatan 33. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku pada tangga 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai lancar. Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dari tanggal penempatannya adalah sebagai berikut:
Fasilitas simpanan Bank indonesia (FASBI) 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Kurang dari atau sama dengan 1 bulan
356.000
855.893
Lebih dari 1 sampai 3 bulan
-
49.798
Lebih dari 3 bulan
-
267.210
356.000
1.172.901
Jumlah
29
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK Akun ini terdiri dari :
Diperdagangkan: Rupiah Obligasi Pemerintah Obligasi Korporasi Reksadana Dolar Amerika Serikat Obligasi Pemerintah Jumlah diperdagangkan Tersedia untuk dijual: Sertifikat Bank Indonesia Nilai nominal Bunga diterima di muka Nilai wajar Obligasi Pemerintah Nilai nominal Keuntungan yang belum direalisasikan atas efek yang tersedia untuk dijual Premi yang belum diamortisasi Nilai wajar Obligasi Korporasi Jumlah tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo : Sertifikat Bank Indonesia Nilai nominal Bunga diterima di muka Nilai wajar Jumlah efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
30 September 2012
31 Desember 2011
51.281 6.000 423.153
144.012 52.634 45.866
480.434
9.767 252.279
195.530 (2.573) 192.957
100.000 (1.287) 98.713
12.375
11.021
1.961 14.336 498.885 706.178
641 2.781 14.443 636.672 749.828
1.186.612 1.186.612
1.002.107 (9.054) 993.053
Nilai wajar dari efek-efek berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut: 30 September 2012
31 Desember 2011
Kurang dari 1 tahun
740.275
407.477
1 - 5 tahun
315.867
354.567
5 - 10 tahun
64.853
210.539
Lebih dari 10 tahun
65.617
19.757
-
9.767
1.186.612
1.002.107
Rupiah
Dolar Amerika Serikat 1 - 5 tahun Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
-
Bersih
1.186.612
Jatuh tempo dan tanggal pembayaran bunga dari efek-efek adalah sebagai berikut:
30
(9.054)
993.053
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) (a) Diperdagangkan (1) Obligasi Pemerintah Rupiah Nomor Seri
Tingkat bunga tahunan
Jatuh tempo
FR42 FR52 FR58 FR58 FR59 FR59 FR59
15-Jul-27 15-Aug-30 15-Jun-32 15-Jun-32 15-May-27 15-May-27 15-May-27
30 September 2012 Interval pembayaran bunga
10,25% 10,50% 8,25% 8,25% 8,25% 8,25% 8,25%
Per semester Per semester Per semester Per semester Per semester Per semester Per semester
Nilai nominal
Nilai wajar
2.000 2.000 15.000 5.000 10.000 5.000 5.000
2.720 2.811 18.038 6.012 10.850 5.425 5.425 51.281
Nomor Seri VR 31 FR 42 FR 52
Jatuh tempo 25 Juli 2020/ 15 Juli 2027 15 Agustus 2020
Tingkat bunga tahunan
31 Desember 2011 Interval pembayaran bunga
4,81% 10,25% 10,50%
Per triwulan Per semester Per semester
Nilai nominal 140.000 2.000 2.000
Nilai wajar 138.670 2.630 2.712 144.012
Dolar Amerika Serikat Nomor Seri Euro Bond ROI 14
Jatuh tempo 10 Maret 2014
Tingkat bunga tahunan
31 Desember 2011 Interval pembayaran bunga
6,75%
6 bulan
Nilai nominal 9.065
Nilai wajar 9.767
(2) Obligasi Korporasi Rupiah 30 September 2012 Penerbit
Peringkat
Panorama Transportasi I Th 2012
id BBB+
Jatuh tempo
16 Mei 2015
Tingkat bunga
Interval
tahunan
pembayaran bunga
12,25%
Per triwulan
Nilai nominal
6.000
Nilai wajar
6.000 6.000
31 Desember 2011 Penerbit
EBA BTN 2011
Peringkat
Tingkat bunga
Interval
tahunan
pembayaran bunga
Nilai nominal
Nilai wajar
27 Pebruari 2021
11,20%
Per triwulan
25.000
25.000
BANK SULUT IV 2014
IdA-
09 April 2015
12,00%
Per triwulan
7.000
7.420
SAN FINANCE IB 2011
IdA+
25 Januari 2013
8.9%
Per triwulan
7.000
7.041
11.25%
Per triwulan
5.000
5.035
BANK SAUDARA IA 2011 INDONESIA EXIM 1C 2010 BANK PANIN IIB 2007 ASTRA SEDAYA FINANCE 2011 BTN XIV 2010
IdAAA
Jatuh tempo
IdBBB+
01 Desember 2013
IdAAA
08 Juli 2015
9.6%
Per triwulan
3.000
3.003
IdAA
19 Juni 2012
10.75%
Per triwulan
2.000
2.031
25 Februari 2012
7,95%
Per triwulan
2.000
2.006
11 Juni 2020
10.25%
Per triwulan
1.000
1.098
IdA IdAA
52.634
31
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) (a) Diperdagangkan (lanjutan) (3) Reksadana Rupiah 30 September 2012 Nilai Aset Bersih
Nama reksadana REKSADANA AAA Bond Fund 2 REKSADANA Mega Dana Ori Dua RD NISP Proteksi Income Plus XV RD Batavia Proteksi Optimal 9
40.968 135.117 125.350 121.718 423.153
31 Desem ber 2011 Nam a rek sadana
Nilai Aset Bersih
Reksadana AAA Bond Fund 2
45.866
(b) Tersedia Untuk Dijual (1) Obligasi Pemerintah Rupiah
Nomor Seri FR38 FR42 FR52 FR58
Jatuh tempo 15-Aug-18 15-Jul-27 15-Aug-30 15-Jun-32
Tingkat bunga tahunan 11,60% 10.25% 10,50% 8,25%
30 September 2012 Interval pembayaran bunga Per Per Per Per
semester semester semester semester
Nilai nominal
Nilai wajar
21 3.000 3.000 5.000
27 4.080 4.216 6.013 14.336
31 Desember 2011
Nomor Seri
Jatuh tempo
Tingkat bunga
Interval
tahunan
pembayaran bunga
Nilai nominal
Nilai wajar
FR45
15 Maret 2037
9.75%
Per semester
5.000
6.403
FR 52
15 Agustus 2030
10.5%
Per semester
3.000
4.068
FR 42
15 JULI 2027
10.25%
Per semester
3.000
3.945
FR 38
15 Agustus 2018
11,60%
Per semester
21
27
14.443
32
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) (a) Tersedia Untuk Dijual (lanjutan) (2) Obligasi Korporasi 30 September 2012 Penerbit
Peringkat
Jatuh tempo
Tingkat bunga
Interval
tahunan
pembayaran bunga
Nilai nominal
Nilai wajar
EBA BTN 01 SERI A THN 2010
Id AAA
September 27, 2021
8,75
Per triwulan
13.070
13.121
EBA BTN 02 SERI A THN 2011
Id AAA
September 27, 2019
9,25
Per triwulan
20.960
21.071
BANK SULUT IV TAHUN 2010
Id A-
April 9, 2015
12,00
Per triwulan
5.000
5.480
January 15, 2018
11,50
Per triwulan
3.000
11,60
Per triwulan
5.000
5.125
SUB BANK MEGA TH 2007
BBB (idn)
SUB BANK PANIN II 2008
Id AA-
April 9, 2018
BANK DANAMON II A 2010
Id AA+
2.988
December 9, 2013
8,75
Per triwulan
5.000
5.311
id A
March 4, 2018
12,25
Per triwulan
2.000
2.070
SUB II BANK PERMATA THN 2011
Id AA-
June 28, 2018
11,00
Per triwulan
3.000
3.276
SUB II BANK PERMATA THN 2011
Id AA-
June 28, 2018
11,00
Per triwulan
2.000
2.184
Per triwulan
3.000
3.090
SUB BANK DKI I 2008
SUB II BANK CIMB NIAGA THN 2010
AA (idn)
December 23, 2020
10,85
SUB II BANK CIMB NIAGA THN 2010
AA (idn)
December 23, 2020
10,85
Per triwulan
5.000
5.150
INDONESIA EXIM BANK
Id AAA
July 8, 2015
9,60
Per triwulan
3.000
3.180
BTN XIV THN 2010 BANK SAUDARA I THN 2011 SERI A BANK MALUKU I THN 2011 SERI C BANK MALUKU I THN 2011 SERI C Bank Victoria III Tahun 2012
Per triwulan
1.000
1.087
Id BBB +
December 1, 2013
11,25
Per triwulan
5.000
5.051
A (idn)
January 13, 2017
10,70
Per triwulan
5.000
5.300
A (idn)
January 13, 2017
10,70
Per triwulan
5.000
5.300
June 27, 2017
0,10
Per triwulan
12.000
12.000
Id AA
id BBB+
June 11, 2020
10,25
IdAA+
December 8, 2016
11,75
Per triwulan
5.000
5.690
JAPFA Comfeed Tahap I Thn 2012
id A
January 12, 2017
9,90
Per triwulan
5.000
5.000
JAPFA Comfeed Tahap I Thn 2012
id A
January 12, 2017
9,90
Per triwulan
10.000
10.000
JAPFA Comfeed Tahap I Thn 2012
id A
January 12, 2017
9,90
Per triwulan
10.000
10.000
10.000
10.545
INDOSAT VII THN 2009 SERI B
JAPFA Comfeed Tahap II Thn 2012
id A
February 1, 2017
9,90
Per triwulan
LAUTAN LUAS III THN 2008
Id A-
March 26, 2013
11,65
Per triwulan
1.000
1.019
LAUTAN LUAS III THN 2008
Id A-
March 26, 2013
11,65
Per triwulan
6.000
6.112 25.465
Id A-
March 26, 2013
11,65
Per triwulan
25.000
SUKUK ANEKA GAS SYARIAH
A- Idn
July 8, 2013
14,50
Per triwulan
5.000
5.090
SUKUK ANEKA GAS SYARIAH
A- Idn
July 8, 2013
14,50
Per triwulan
2.000
2.036
LAUTAN LUAS III THN 2008
SELAMAT SEMPURNA IIB 2010
Id AA-
INDOSAT V 2007 A
Id AA+
July 8, 2013
10,30
Per triwulan
1.000
1.034
May 29, 2014
10,20
Per triwulan
2.000
2.102
THAMES PAM JAYA 1 B
A Idn
March 13, 2013
12,50
Per triwulan
2.000
2.049
MANDIRI TUNAS FINANCE VI B THN2011
Id A+
May 19, 2013
9,60
Per triwulan
3.000
3.072
Id AA
December 4, 2014
10,75
Per triwulan
3.000
3.177
BCA FINANCE III TH 2010 SERI C
Id AA+
March 23, 2013
10,45
Per triwulan
3.000
3.057
PERUM PEGADAIAN XI THN 2006 SERI B
Id AA+
May 23, 2016
10,00
Per triwulan
2.000
2.011 8.520
PUPUK KALTIM II TH 2009
AGUNG PODOMORO LAND I B TH 2011
Id A
August 25, 2016
11,00
Per triwulan
8.000
AGUNG PODOMORO LAND I B TH 2011
Id A
August 25, 2016
11,00
Per triwulan
2.000
AGUNG PODOMORO LAND I B TH 2011
Id A
August 25, 2016
11,00
Per triwulan
5.000
5.325
July 8, 2013
10,25
Per triwulan
36.000
37.062
BFI FINANCE INDONESIA III SERI B TH 2011
A (idn)
2.130
WOM FINANCE V C THN 2011
AA (idn)
March 4, 2014
10,30
Per triwulan
5.000
5.141
WOM FINANCE V D THN 2011
AA (idn)
March 4, 2015
11,00
Per triwulan
5.000
5.162
Ciliandra Perkasa II tahun 2007
IdA+
November 27, 2012
11,50
Per triwulan
5.000
5.035
Ciliandra Perkasa II tahun 2007
IdA+
November 27, 2012
11,50
Per triwulan
9.000
9.062
Ciliandra Perkasa II tahun 2007
IdA+
November 27, 2012
11,50
Per triwulan
5.000
5.035
IdA+
November 27, 2012
11,50
Per triwulan
5.000
5.035
Titan Petrokimia Nusantara Tahap 1 2010
A+ (idn)
June 2, 2015
12,35
Per triwulan
5.000
5.035
Panorama Transportasi I Th 2012
id BBB+
May 16, 2015
12,25
Per triwulan
2.000
2.000
Waskita Karya II Thn 2012 seri A
idA-
June 5, 2015
8,75
Per triwulan
1.000
1.000
MEDCO 3
Id AA-
June 19, 2017
8,75
Per triwulan
5.000
5.100
MTN PTPN II Seri A Thn 2011
Id BBB
February 21, 2013
10,50
Per triwulan
50.000
50.000
July 30, 2013
10,30
Per triwulan
50.000
50.000
December 2, 2012
10,50
Per triwulan
50.000
50.000
10,50
Per triwulan
50.000
Ciliandra Perkasa II tahun 2007
MTN PTPN II Seri B Thn 2011
Id BBB
MTN I SMS FINANCE THN 2011 SERI B
BBB idn
MTN I PT ARTHA PRIMA FINANCE Thn 2012
id BBB
May 14, 2013
50.000 498.885
33
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) (b). Tersedia Untuk Dijual (lanjutan)
31 Desember 2011 Penerbit BLTA IV C 2009
Peringkat IdA-
Jatuh tempo
Tingkat bunga
Interval
tahunan
pembayaran bunga
Nilai nominal
Nilai wajar
28 Mei 2014
16,25
Per triwulan
80.000
81.616
MTN PTPN II
Id BBB
21 Pebruari 2013
10,50
Per triwulan
50.000
50.000
MTN I PTPN II SERI B THN 2011
Id BBB
30 Juli 2013
10,30
Per triwulan
50.000
50.000
MTN I SMS FIN THN 2011
Id BBB
26 Juni 2012
10,50
Per triwulan
50.000
50.000
MTN I SMS FIN SERI B THN 2011
Id BBB
2 Desember 2012
10,50
Per triwulan
50.000
50.000
LAUTAN LUAS III THN 2008
IdA-
26 Maret 2013
11,65
Per triwulan
30.000
30.945
LAUTAN LUAS III THN 2008
IdA-
26 Maret 2013
11,65
Per triwulan
25.000
25.688
25 Maret 2013
11,00
MTN TIFA FINANCE A
Id BBB +
Per triwulan
20.000
20.000
MTN TIFA FINANCE B
Id BBB +
1 April 2012
11,00
Per triwulan
20.000
20.000
BANK VICTORIA INTERNATIONAL 2
Id BBB +
21 Maret 2012
12,00
Per triwulan
20.000
19.910
BAKRIE TELECOM I 2007
Id BBB +
4 September 2012
11,90
Per triwulan
17.000
17.298
EBA BTN 01 SERI A THN 2010
Id AAA
27 September 2019
9,25
Per triwulan
20.000
16.587
BANK SULUT IV TAHUN 2010
Id A-
9 April 2015
12,00
Per triwulan
15.000
16.133
BANK SULUT IV TAHUN 2010
Id A-
9 April 2015
12,00
Per triwulan
15.000
16.133
BANK SULUT IV TAHUN 2010
Id A-
9 April 2015
12,00
Per triwulan
15.000
16.133
JAPFA I TAHUN 2007
IdA
11 Juli 2012
12,75
Per triwulan
14.000
14.409
BLTA IV B 2009
IdA-
28 Mei 2012
15,50
Per triwulan
12.600
13.747
Id BBB +
4 April 2012
11,90
Per triwulan
5.500
5.596
IdAA+
8 Desember 2016
11,75
Per triwulan
5.000
5.596
IdAA
23 Desember 2020
10,85
Per triwulan
5.000
5.175
9 April 2018
11,60
Per triwulan
5.000
5.135
BAKRIE TELECOM I 2007 INDOSAT VII THN 2009 SERI B SUB II BANK CIMB NIAGA THN 2010 SUB BANK PANIN II 2008 JAPFA I TAHUN 2007
Id AA-
11 Juli 2012
12,75
Per triwulan
5.000
5.121
BANK DANAMON II A 2010
Id AA+
9 Desember 2013
8,75
Per triwulan
5.000
5.115
BAKRIE TELECOM I 2007
Id BBB +
4 September 2012
11,90
Per triwulan
5.000
5.088
10 Mei 2012
12,00
Per triwulan
5.000
5.050
8 Juli 2013
14,50
Per triwulan
5.000
5.043
BNI SECURITIES I TH 2007 SUKUK ANEKA GAS SYARIAH
IdA
IdAId BBB
BANK DKI VI TH 2011 SERI B
IdA+
17 Juni 2016
9,90
Per triwulan
5.000
4.927
BLTA IV B 2009
IdA-
28 Mei 2012
15,50
Per triwulan
3.500
3.593
BANK SULUT IV TAHUN 2010
Id A-
9 April 2015
12,00
Per triwulan
3.000
3.180
PUPUK KALTIM II TH 2009
IdAA
4 Desember 2014
10,75
Per triwulan
3.000
3.171
IdAA+
23 Maret 2013
10,45
Per triwulan
3.000
3.113
IdAA
23 Desember 2020
10,85
Per triwulan
3.000
3.105 3.091
BCA FINANCE III TH 2010 SERI C SUB II BANK CIMB NIAGA THN 2010 JAPFA I TAHUN 2007
IdA
11 Juli 2012
12,75
Per triwulan
3.000
JAPFA I TAHUN 2007
IdA
11 Juli 2012
12,75
Per triwulan
3.000
3.088
Id AA-
28 Juni 2018
11,00
Per triwulan
3.000
3.061
SUB II BANK PERMATA THN 2011 BLTA IV C 2009
28 Mei 2014
16,25
Per triwulan
3.000
3.060
BAKRIE TELECOM I 2007
Id BBB +
4 September 2012
11,90
Per triwulan
3.000
3.053
BAKRIE TELECOM I 2007
Id BBB +
IdA-
4 September 2012
11,90
Per triwulan
3.000
3.052
SUB BANK MEGA TH 2007
IdA
15 Januari 2018
11,50
Per triwulan
3.000
3.045
BANK DANAMON I 2007 B
Id AA+
19 April 2012
10,60
Per triwulan
3.000
3.031
SAN FINANCE I SERI B THN 2011
IdA+
25 Januari 2013
8,90
Per triwulan
3.000
3.018
ASTRA SEDAYA FINANCE XII A THN 2001
IdAA
1 Maret 2012
7,95
Per triwulan
3.000
3.008
MANDIRI TUNAS FINANCE VI B THN2011
IdA+
19 Mei 2013
9,60
Per triwulan
3.000
3.006
BLTA IV B
IdA-
28 Mei 2012
15,50
Per triwulan
2.900
2.977
INDOSAT V 2007 A
IdAA+
29 Mei 2014
10,20
Per triwulan
2.000
2.106
PERUM PEGADAIAN XI THN 2006 SERI B
IdAA+
23 Mei 2016
10,00
Per triwulan
2.000
2.064
IdA
11 Juli 2012
12,75
Per triwulan
2.000
2.058
Id AA-
28 Juni 2018
11,00
Per triwulan
2.000
2.041
13 Maret 2013
12,50
Per triwulan
2.000
2.040
IdAA
19 Januari 2012
10,75
Per triwulan
2.000
2.032
IdAA+
15 Mei 2012
10,01
Per triwulan
2.000
2.025
Id BBB
8 Juli 2013
14,50
Per triwulan
2.000
2.012
JAPFA I TAHUN 2007 SUB II BANK PERMATA THN 2011 SERI A THAMES PAM JAYA 1 B BANK PANIN IIB INDOFOOD IV TH 2007 SUKUK ANEKA GAS SYARIAH
IdA
SUB BANK DKI I 2008
IdA
4 Maret 2018
12,25
Per triwulan
2.000
1.999
BLTA IV B 2009
IdA-
28 Mei 2012
15,50
Per triwulan
1.500
1.637
BLTA IV C 2009
IdA-
28 Mei 2014
16,25
Per triwulan
1.500
1.530
LAUTAN LUAS III THN 2008
IdA-
26 Maret 2013
11,65
Per triwulan
1.000
1.026
8 Juli 2013
10,30
Per triwulan
1.000
SELAMAT SEMPURNA IIB 2010
Id AA-
1.012 636.672
34
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Saldo awal
31 Desember 2011
(9.054)
(3.421)
9.054
(5.633)
-
(9.054)
(Penambahan) pemulihan selama periode berjalan (Catatan 28) Saldo akhir
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh efek-efek diklasifikasikan sebagai lancar. Tidak terdapat saldo efek-efek yang digunakan sebagai jaminan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. Informasi-informasi lainnya adalah sebagai berikut: Berdasarkan PSAK No. 55, Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: a.
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
b.
Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c.
Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Obligasi korporasi Bank telah diperingkat oleh PT Moody's Indonesia (dahulu PT Kasnic Credit Rating Indonesia) dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). 8.
KREDIT a.
Berdasarkan Jenis Kredit dan Mata Uang
30 September 2012
Lancar/ Rupiah Akseptasi Angsuran berjangka Rekening koran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Pinjaman karyawan Cerukan Dolar Amerika Serikat Akseptasi Angsuran berjangka
Dalam perhatian khusus/
Kurang lancar/
Diragukan/
Macet/
Jumlah/
1.631.909 530.776 97.685
-
1.242 1.396
-
3.722 27 573
1.636.873 530.803 99.654
2.025
-
-
-
-
2.025
2.828 5.865 2.574
-
-
-
52
2.828 5.865 2.626
221.208 143.649
-
-
-
-
221.208 143.649
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
2.638.519
-
2.638
-
4.374
2.645.531
-
(1.392)
Bersih
2.614.260
-
2.982
(24.259)
-
35
(100) 2.538
(25.751) 2.619.780
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT (lanjutan) a.
Berdasarkan Jenis Kredit dan Mata Uang 31 Desember 2011
Lancar/ Current Rupiah Akseptasi Angsuran berjangka Rekening koran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Pinjaman karyawan Cerukan Dolar Amerika Serikat Akseptasi Angsuran berjangka
b.
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Sub standard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
1.294.631 167.355 62.845
-
-
-
7.000 27 573
1.301.631 167.382 63.418
3.286
-
-
-
2.781
6.067
3.917 3.644 138
-
-
-
3.780
3.917 3.644 3.918
180.909 27.844
-
-
-
-
180.909 27.844
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
1.744.569
-
-
-
14.161
1.758.730
-
-
-
(2.074)
Bersih
1.728.703
-
-
-
12.087
(15.866)
(17.940) 1.740.790
Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Mata Uang 30 September 2012
Lancar Rupiah Jasa-jasa dunia usaha Pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi Perdagangan, akomodasi dab restoran Perindustrian Pertambangan Jasa sosial Real estate, persewaan Pertanian, perburuan perikanan dan kehutanan Perantara keuangan Konstruksi Rumah tangga Lain-lain Dollar Amerika Serikat Real estate, persewaan Pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi Perindustrian Pertambangan Lain-lain
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
18.331
-
-
-
-
18.331
81.715
-
-
-
1.904
83.619
273.663 270.919 111.534 3.035 707.865
-
2.638 -
-
652 -
276.953 270.919 111.534 3.035 707.865
230.457 476.845 87.236 10.304 1.758
-
-
-
1.818 -
230.457 478.663 87.236 10.304 1.758
63.892
-
-
-
-
63.892
73.451 206.346 9.546 11.622
-
-
-
-
73.451 206.346 9.546 11.622
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
2.638.519
-
2.638
-
4.374
2.645.531
-
(1.392)
Bersih
2.614.260
-
2.982
(24.259)
-
36
(100) 2.538
(25.751) 2.619.780
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT (lanjutan) b. Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Mata Uang (lanjutan) 31 Desember 2011
Lancar Rupiah Jasa-jasa dunia usaha Pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi Perdagangan dan restoran Perindustrian Pertambangan Jasa sosial
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
794.622
-
-
-
2.500
797.122
54.333
-
-
-
8.228
62.561
151.200 166.917 88.132 22.774
-
-
-
652 -
151.852 166.917 88.132 22.774
212.557 33.421 11.860
-
-
-
2.781
212.557 33.421 14.641
19.820
-
-
-
-
19.820
4.494 164.441 9.028 10.970
-
-
-
-
4.494 164.441 9.028 10.970
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
1.744.569
-
-
-
14.161
1.758.730
-
-
-
(2.074)
Bersih
1.728.703
-
-
-
12.087
Pertanian, perburuan dan sarana pertanian Konstruksi Lain-lain Dollar Amerika Serikat Jasa-jasa dunia usaha Pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi Perindustrian Pertambangan Lain-lain
(15.866)
(17.940) 1.740.790
c. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 : 30 September 2012 2.638.519 2.638 4.374 2.645.531
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah Cadangan kerugian
31 Desember 2011 1.744.569 14.161 1.758.730
(25.751) 2.619.780
Bersih
(17.940) 1.740.790
d. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Penyisihan Pokok Penghapusan -
Jasa dunia usaha Perdagangan, perhotelan dan restoran Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Pertanian, perburuan perikanan dan kehutanan Lain-lain Jumlah
37
31 Desember 2011 Penyisihan Pokok Penghapusan 2.500 1.422
3.290
752
1.904
-
8.228
-
1.818 -
740 -
2.781
-
7.012
1.492
14.161
2.074
652
652
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT (lanjutan) e. Berdasarkan Periode Perjajian dan Sisa Umur Jatuh Tempo Berdasarkan Periode Perjanjian 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Kurang dari 1 tahun
1.594.863
1.270.401
166.589
114.050
2 - 5 tahun
376.736
82.002
Lebih dari 5 tahun
142.487
83.524
1 - 2 tahun
Dolar Amerika Serikat 221.208
161.404
1 - 2 tahun
Kurang dari 1 tahun
6.163
19.505
2 - 5 tahun
132.630
27.844
Lebih dari 5 tahun
4.855
Jumlah
2.645.531
Cadangan kerugian penurunan nilai
(25.751)
Bersih
2.619.780
1.758.730 (17.940)
1.740.790
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo 30 Se pte m be r 2012
31 Des e m be r 2011
Rupiah Kurang dari 1 tahun
1.742.201
1.366.035
1 - 2 tahun
18.937
26.462
2 - 5 tahun
394.629
143.404
> 5 tahun
124.908
14.076
Dolar Amerika Serikat Kurang dari 1 tahun
221.208
180.909
1 - 2 tahun
6.163
-
2 - 5 tahun
132.630
27.844
> 5 tahun
4.855
Jumlah
2.645.531
Cadangan kerugian penurunan nilai
(25.751)
Be rsih
2.619.780
1.758.730 (17.940) 1.740.790
f. Tingkat Bunga Efekif Rata-Rata
30 September 2012
Rupiah Dolar Amerika Serikat
38
31 Desember 2011
14.08%
14.02%
8.94%
7.46%
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT (lanjutan) g.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Saldo awal Penurunan nilai periode berjalan Penghapusan kredit
31 Desember 2011
(17.940)
(12.511)
(7.811)
(5.429)
-
Saldo akhir
(25.751)
(17.940)
Berikut ini adalah saldo kredit bruto dan cadangan kerugian penurunan nilai yang dievaluasi secara individual dan kolektif pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011: 30 September 2012
31 Desember 2011
7.012
3.152
(1.492)
(2.074)
5.520
1.078
2.638.519
1.755.580
Kredit yang dievaluasi secara individual Penurunan nilai individual Sub jumlah Kredit yang dievaluasi secara kolektif Penurunan nilai kolektif
(24.259)
(15.868)
Sub jumlah
2.614.260
1.739.712
Bersih
2.619.780
1.740.790
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit. h.
Kredit dijamin dengan giro, tabungan, deposito berjangka, agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual dan jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank.
i.
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, tidak terdapat saldo kredit yang direstrukturisasi Bank.
j.
Mutasi kredit yang dihapus buku untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah Nihil.
k.
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, tidak terdapat penyediaan dana kepada pihak berelasi dan pihak ketiga yang melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
l.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) Bank sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. SE 6/23/DPNP/31/5/2002. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 rasio NPL secara bruto masing-masing sebesar 0.28% dan 0.81%, sedangkan rasio NPL secara neto masing-masing sebesar 0.21% dan 0.69%.
m. Kredit konsumsi terdiri dari kredit kendaraan bermotor, kredit pemilikan rumah dan kredit perorangan lainnya. n.
Kredit modal kerja terdiri dari kredit berjangka, kredit rekening koran, kredit akseptasi dan cerukan yang diberikan kepada debitur untuk keperluan modal kerja.
o.
Kredit kepada karyawan Bank dibebani bunga 6% untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dengan jangka waktu pelunasan berkisar antara 3 tahun sampai dengan 10 tahun dan dibayar melalui pemotongan gaji bulanan.
p.
Jumlah kredit yang dijamin dengan agunan tunai masing-masing sebesar Rp 139.325 juta dan USD 7.657.437 (nilai penuh) serta Rp 88 juta dan USD 7.661.608 (nilai penuh) pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. 39
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PENDAPATAN BUNGA YANG MASIH AKAN DITERIMA 30 September 2012 7.038
9.072
Kredit
7.805
4.817
Interbank Call Money Jumlah
10.
31 Desember 2011
Efek-efek
274
165
15.117
14.054
ASET TETAP 30 September 2012 Penambahan Pengurangan
Salso awal Biaya perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Inventaris dan perlengkapan kantor Peralatan kantor Kendaraan Jumlah
35.107 113.541
1.823 7.071
-
24.269 5.923 3.137
911 739 360
273
36.930 120.612 0 25.180 6.662 3.224
181.977
10.904
273
192.608
23.675
3.628
-
27.303
14.630 3.065 1.070
2.092 613 155
94
16.722 3.678 1.131
42.440
6.488
94
48.834
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Inventaris dan perlengkapan kantor Peralatan kantor Kendaraan Jumlah Jumlah tercatat
Saldo akhir
139.537
143.774
31 Desember 2011 1 Januari Biaya perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Inventaris dan perlengkapan kantor Peralatan kantor Kendaraan Jumlah
Penambahan
Pengurangan
30 September
Revaluasi
1 Oktober
Penambahan
Pengurangan
31 Desember
23.781 77.422
540
-
23.781 77.962
11.326 35.579
35.107 113.541
-
-
35.107 113.541
18.503 4.150 6.791
812 538 12
6 653
19.309 4.688 6.150
4.715 1.235 287
24.024 5.923 6.437
257 12
12 3.312
24.269 5.923 3.137
130.647
1.902
659
131.890
53.142
185.032
269
3.324
181.977
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Inventaris dan perlengkapan kantor Peralatan kantor Kendaraan
15.237
6.288
-
21.525
-
21.525
2.150
-
23.675
11.007 2.203 1.546
2.742 649 588
309
13.749 2.852 1.825
-
13.749 2.852 1.825
882 213 155
1 910
14.630 3.065 1.070
Jumlah
29.993
10.267
309
39.951
-
39.951
3.400
911
42.440
Jumlah tercatat
100.654
91.939
145.081
139.537
Saldo 1 Oktober 2011 termasuk penambahan saldo awal yang berasal dari penambahan nilai revaluasi karena perubahan pengukuran aset tanah, bangunan dan prasarana, investasi kantor, peralatan kantor, dan kendaraan dari model biaya ke model revaluasi (Catatan 2b) dengan perincian sebagai berikut:
40
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10.
ASET TETAP (lanjutan) 30 September 2011 Biaya perolehan dan revaluasi: Tanah Bangunan dan prasarana Inventaris kantor Peralatan kantor Kendaraan Jumlah
Penerapan model revaluasi/
23.781 77.962 19.309 4.688 6.150 131.890
11.326 35.579 4.715 1.235 287 53.142
1 Oktober 2011
35.107 113.541 24.024 5.923 6.437 185.032
Pada tanggal 30 September 2011, aset tetap yang dicatat berdasarkan nilai revaluasi telah direview oleh manajemen dan didukung oleh laporan penilai independen professional KJPP, Aksa, Nelson & Rekan berdasarkan metode pendekatan biaya (cost approach). Revaluasi tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jendral Pajak sesuai dengan suratnya No. 205/ WPJ.07/2012 tanggal 2 Pebruari 2012. Pajak terutang atas selisih penilaian kembali aset tetap tersebut sebesar Rp 5.314 telah dilunasi pada tanggal 14 Pebruari 2012. Rincian keuntungan atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011
Harga jual
2.670
Jumlah tercatat
2.763
Keuntungan atas penjualan aset tetap
(93)
Bank memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa "Hak Guna Bangunan" atau "HGB" yang mempunyai masa manfaat antara 1 (satu) sampai dengan 27 (dua puluh tujuh) tahun. Manajemen berpendapat bahwa hak pemilikan tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Aset tetap telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi dengan jumlah nilai pertanggungan masingmasing sebesar Rp. 203.254 dan Rp 188.272 pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa, tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mungkin menimbulkan indikasi penurunan nilai aset tetap, sehingga Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap pada tahun 2012 dan 2011. 11.
ASET LAIN-LAIN
Beban dibayar di muka
30 September 2012
31 Desember 2011
16.687
9.985
Uang muka
6.508
4.717
Lain-lain
1.115
1.300
Jumlah
24.310
16.002
41
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12.
KEWAJIBAN SEGERA 30 September 2012
31 Desember 2011
2.196
1.683
1.468
5.328
16
1.236
3.680
8.247
Rupiah Deposito yang telah jatuh tempo Dolar Amerika Serikat Aksep wesel impor Deposito yang telah jatuh tempo
Jumlah
13.
SIMPANAN NASABAH Akun ini terdiri dari : 30 September 2012 Pihak berelasi/
Pihak ketiga/
Jumlah/
Related parties
Third parties
Total
Giro
894
241.331
242.225
Tabungan
291
975.349
975.640
Deposito berjangka
3.618
3.096.024
3.099.642
Jumlah
4.803
4.312.704
4.317.507
31 Desember 2011 Pihak berelasi/
Pihak ketiga/
Jumlah/
Related parties
Third parties
Total
Giro
703
323.228
Tabungan
113
554.340
554.453
Deposito berjangka
4.275
3.092.982
3.097.257
Jumlah
5.091
3.970.550
3.975.641
42
323.931
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13.
SIMPANAN NASABAH (lanjutan) a.
Giro Berdasarkan mata uang dan nasabah : 30 September 2012
31 Desember 2011
894
703
190.409
296.212
Rupiah Pihak berelasi (Catatan 30) Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat Pihak ketiga Jumlah
50.922
27.016
242.225
323.931
Tingkat bunga efektif rata-rata: Rupiah
4,17%
2,33%
Dolar Amerika Serikat
0,95%
0,20%
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, simpanan giro masing-masing sebesar Rp. 15.000 juta dan Rp nihil merupakan simpanan yang diblokir dan dijadikan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. b.
Tabungan Berdasarkan mata uang dan nasabah : 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Pihak berelasi (Catatan 30) Pihak ketiga Jumlah
291
113
975.349
554.340
975.640
554.453
Tingkat bunga efektif rata-rata: Rupiah
3,79%
4,81%
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 tidak terdapat simpanan nasabah tabungan yang diblokir dan dijadikan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. c.
Deposito Berjangka Berdasarkan mata uang dan nasabah : 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Pihak berelasi (Catatan 30) Pihak ketiga
3.430
4.275
2.762.619
2.953.068
Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 30)
188
Pihak ketiga Jumlah
43
-
333.405
139.914
3.099.642
3.097.257
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13.
SIMPANAN NASABAH (lanjutan) c.
Deposito Berjangka (lanjutan) Berdasarkan sisa waktu sampai dengan saat jatuh tempo 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Kurang dari atau 1 bulan
2.250.425
2.491.603
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
370.826
326.546
Lebih dari 3 s/d 6 bulan
50.428
67.404
Lebih dari 6 s/d 12 bulan
94.370
71.790
Kurang dari atau 1 bulan
241.762
51.652
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
79.606
73.596
Lebih dari 3 s/d 6 bulan
11.651
13.215
Dolar Amerika Serikat
Lebih dari 6 s/d 12 bulan
574
1.451
3.099.642
3.097.257
30 September 2012
31 Desember 2011
2.140.554
2.322.679
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
383.824
410.623
Lebih dari 3 s/d 6 bulan
84.837
114.055
Lebih dari 6 s/d 12 bulan
156.834
103.294
Kurang dari atau 1 bulan
239.375
57.784
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
81.788
74.600
Lebih dari 3 s/d 6 bulan
1.587
14.222
Lebih dari 6 s/d 12 bulan
10.843
-
3.099.642
3.097.257
Jumlah
Berdasarkan jangka waktu deposito
Rupiah Kurang dari atau 1 bulan
Dolar Amerika Serikat
Jumlah
Tingkat bunga efektif rata-rata Rupiah
6,72%
5,75%
Dolar Amerika Serikat
1,44%
1,00%
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, deposito berjangka masing-masing sebesar Rp 149.985 juta dan USD 8.464.561 (nilai penuh) serta Rp 94.741 juta dan USD 7.744.200 (nilai penuh), merupakan simpanan nasabah - deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan (Catatan 8) dan bank garansi (Catatan 21).
44
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14.
SIMPANAN DARI BANK LAIN Berdasarkan mata uang, nasabah dan jenis simpanan 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Pihak ketiga Deposito on call
2.513
-
Deposito berjangka bank
1.125
5.942
Giro dari bank lain
6.969
-
-
54.405
Interbank call money Dolar Amerika Serikat Pihak ketiga Interbank call money Jumlah
81.345
6.382
91.952
66.729
Berdasarkan jangka waktu 30 September 2012
31 Desember 2011
91.952
5.942
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
-
-
Lebih dari 3 s/d 6 bulan
-
-
Lebih dari 6 s/d 12 bulan
-
-
91.952
5.942
30 September 2012
31 Desember 2011
Kurang dari atau 1 bulan
Jumlah
Tingkat bunga efektif rata-rata
Deposito berjangka bank
5,41%
7,05%
Giro dari bank lain
5,37%
1,50%
Interbank call money
2,50%
4,19%
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, tidak terdapat saldo simpanan dari bank lain yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit. 15.
PERPAJAKAN a.
Utang Pajak 30 September 2012
31 Desember 2011
Pajak penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 21
3.507
4.465
425
259
Pasal 23
14
19
Pasal 25
411
279
Pasal 29
-
6.234
Lain-lain Jumlah
45
5
10
4.362
11.266
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15.
PERPAJAKAN (lanjutan) b.
Pajak Penghasilan Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 30 September 2011 adalah sebagal berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Beda tetap: Penyusutan aset tetap Pengurangan yang tidak diperkenankan Amortisasi biaya emisi saham Jumlah Taksiran penghasilan kena pajak Taksiran pajak penghasilan kini Kredit pajak penghasilan Pasal 25 Taksiran pajak penghasilan terutang
30 September 2012
30 September 2011
34.273
34.174
311 519 (830) 34.273
245 297 (542) 34.174
8.568
8.544
(2.833) 5.735
(2.140) 6.404
Besarnya pajak terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (selfassessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pajak terutang. Rekonsiliasi antara pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku terhadap laba sebelum pajak penghasilan dan pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 30 September 2011 adalah sebagai berikut:
30 September 2012 Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Pajak penghasilan berdasarkan tarif pajak yang berlaku Penyusutan aset tetap Pengurangan yang tidak diperkenankan Pengaruh pajak atas beda tetap Amortisasi atas biaya emisi saham Lain-lain Pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
34.273
34.174
8.568 78 130
8.544 61 74
(208) 8.568
46
30 September 2011
(136) 8.544
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16.
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN 30 September 2012
31 Desember 2011
Rupiah Utang bunga
7.898
8.992
Beban masih harus dibayar
7.388
1.257
Lain-lain
9.248
8.157
1.165
3.100
25.699
21.506
Dolar Amerika Serikat Setoran jaminan
Jumlah
17.
LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Bank membentuk pencadangan imbalan pasca-kerja sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Mutasi liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
30 September 2012
Saldo awal tahun Beban periode berjalan
Jumlah
31 Desember 2011
2.762
1.226
-
1.536
2.762
2.762
Perhitungan imbalan pasca kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dihitung oleh PT Lastika Dipa, aktuaris independen, sesuai laporannya masing-masing pada tanggal 9 Maret 2012. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan:
2011
Tabel mortalitas
TMI-2
Tingkat diskonto
10%
Tingkat kenaikan gaji tahunan
5%
Usia pensiun
55 tahun
Tidak ada pendanaan yang dilakukan sehubungan dengan program imbalan kerja tersebut.
47
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18.
MODAL SAHAM Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bank Capital Indonesia, Tbk tanggal 16 Juli 2012 Nomor 47 yang dibuat dihadapan Ardi Kristiar, pengganti Yulia, notaris di Jakarta Selatan, yang perubahannya telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 25 Juli 2012 nomor AHU40254.AH.01.02.Tahun 2012 dimana terjadi penambahan Modal Dasar Rp. 1.000.000.000.000.- menjadi Rp. 1.750.000.000.000.Susunan pemegang saham Bank dan kepemilikannya masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
30 September 2012 Jumlah saham
Pemegang Saham
ditempatkan dan
Persentase
disetor (jumlah penuh)
Kepemilikan
Jumlah
Inigo Investments Ltd
700.000.000
15,38
70.000
Zen Gem Investments Limited
650.000.000
14,28
65.000
Mount-8 Holdings Offshore Ltd
450.000.000
9,89
45.000 98.363
983.634.709
21,61
Publik (masing-masing dibawah 5%)
1.767.217.948
38,84
176.722
Jumlah
4.550.852.657
100,00
455.085
Danny Nugroho
31 Desember 2011 Jumlah saham
Pemegang Saham
ditempatkan dan
Persentase
disetor (jumlah penuh)
Kepemilikan
Jumlah
UOB Kay Hian PTE
763.000.000
16,83
76.300
Inigo Investments Ltd
700.000.000
15,44
70.000
Zen Gem Investments Limited
650.000.000
14,34
65.000
Mount-8 Holdings Offshore Ltd
450.000.000
9,93
45.000 22.063
220.634.709
4,87
Publik (masing-masing dibawah 5%)
1.749.011.915
38,59
174.902
Jumlah
4.532.646.624
100,00
453.265
Danny Nugroho
Jumlah saham yang dimiliki oleh komisaris dan dimiliki Bank berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari Biro Administrasi Efek, PT Sinartama Gunita, adalah sejumlah 2.333.634.709 saham dan 2.113.000.000 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 51.27% dan 46.62% dari jumlah saham beredar Bank masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011.
48
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19.
TAMBAHAN MODAL DISETOR – BERSIH Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Agio saham
25.000
Peningkatan modal disetor dalam rangka penerbitan saham
3.021
Biaya emisi saham
(20.499)
Bersih
7.522
Agio saham dan biaya emisi saham berasal dari Penawaran Umum Saham Perdana yang dilakukan pada tanggal 20 September 2007 dan dari Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang dilakukan pada tanggal 9 Juli 2009. Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Perusahaan di Indonesia diharuskan untuk membentuk cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-Undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan cadangan umum tersebut. Pada tahun 2011, Bank telah membentuk cadangan umum sebesar Rp 4.500. Selama tahun 2011, Bank hanya menggunakan laba bersihnya untuk pembentukan cadangan umum. Sisa laba bersih yang belum ditentukan penggunaannya dicatat sebagai saldo laba. 20.
SURPLUS REVALUASI 2011 Pengaruh penerapan model revaluasi pada 1 Oktober 2011 (Catatan 10) Pembayaran pajak penghasilan - final Selisih surplus revaluasi atas penyusutan nilai revaluasi dan nilai perolehan Saldo akhir tahun
53.142 (5.314)
(1.136) 46.692
Surplus revaluasi berasal dari revaluasi seluruh aset tetap yang telah direvaluasi di jual, bagian dari surplus revaluasi dari tanah dan bangunan dan prasarana tersebut direalisasikan dengan memindahkan langsung ke saldo laba. Bagian dari surplus revaluasi yang merupakan selisih atas penyusutan berdasarkan nilai revaluasian dan nilai perolehan dipindahkan ke saldo laba. 21.
KOMITMENT DAN KONTINJENSI a.
Berdasarkan Jenis dan Mata Uang Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan. Bank memiliki liabilitas komitmen dan kontinjensi dalam rangka pemberian fasilitas garansi dan pemberian kredit kepada nasabah, sebagai berikut:
49
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21.
KOMITMENT DAN KONTINJENSI (lanjutan) 30 September 2012 Tagihan komitmen Rupiah Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan Valuta asing Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan Kewajiban komitmen Rupiah Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Committed Uncommitted Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Valuta asing Fasiitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Uncommitted Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Jumlah Liabilitas kontinjensi Rupiah Bank garansi Bunga kredit dalam penyelesaian Titipan kliring Dolar Amerika Serikat Bank garansi L/C domestik L/C impor Jumlah
31 Desember 2011
48.146
-
30.919
45.604
444.724 -
432.799 -
814 78.759 524.297
636 45.336 478.771
16.567 3.357 2.392
13.167 7.857 2.908
120.007 5.897 148.220
98.198 5.861 972 128.963
Tidak terdapat liabilitas komitmen dan kontinjensi dari pihak berelasi pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. b.
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Mutasi estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Saldo awal
(1.117)
Pemulihan selama tahun berjalan
1.117
Bersih
-
Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi telah memadai.
50
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21.
KOMITMENT DAN KONTINJENSI (lanjutan) c.
Berdasarkan Klasifikasi Bank Indonesia dan Mata Uang 30 September 2012 Dalam perhatian khusus
Lancar Tagihan komitmen Rupiah Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan Valas Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan Kewajiban komitmen Rupiah Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Committed Uncommitted Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Sub-jumlah Valas Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Committed Uncommitted Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Sub-jumlah Jumlah Kewajiban kontinjensi Rupiah Bank garansi Bunga kredit dalam penyelesaian Titipan kliring Dolar Amerika Serikat Bank garansi L/C domestik L/C impor Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
48.146
-
-
-
-
48.146
30.919
-
-
-
-
30.919
444.724
-
-
-
-
444.724
444.724
-
-
-
-
444.724
814
-
-
-
-
814
78.759 79.573 524.297
-
-
-
-
78.759 79.573 524.297
16.567
-
-
-
-
16.567
3.357 2.392
-
-
-
-
3.357 2.392
120.007 5.897 148.220
-
-
-
-
120.007 5.897 148.220
148.220
-
-
-
-
148.220
51
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21.
KOMITMENT DAN KONTINJENSI (lanjutan) c.
Berdasarkan Klasifikasi Bank Indonesia dan Mata Uang (lanjutan) 31 Desember 2011 Dalam perhatian khusus
Lancar Tagihan komitmen Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan Kewajiban komitmen Rupiah Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Committed Uncommitted Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Sub-jumlah Valas Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Committed Uncommitted Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Sub-jumlah Jumlah Kewajiban kontinjensi Rupiah Bank garansi Bunga kredit dalam penyelesaian Titipan kliring Dolar Amerika Serikat Bank garansi L/C domestik L/C impor Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
22.
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
45.604
-
-
-
-
45.604
432.799
-
-
-
-
432.799
432.799
-
-
-
-
432.799
636
-
-
-
-
636
45.336 45.972
-
-
-
-
45.336 45.972
478.771
-
-
-
-
478.771
13.167
-
-
-
-
13.167
7.857 2.908
-
-
-
-
7.857 2.908
98.198 5.861 972 128.963
-
-
-
-
98.198 5.861 972 128.963
-
-
-
-
-
-
128.963
-
-
-
-
128.963
PENDAPATAN BUNGA
Kredit Efek-efek
30 September 2012
30 September 2011
214.600
186.353
69.390
47.911
24.586
51.715
308.576
285.979
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
Jumlah
52
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23.
PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI 30 September 2012
30 September 2011
Pendapatan provisi kredit Provisi pinjaman lainnya
413
Provisi pinjaman rekening koran
340
46
19
459
359
Provisi bank garansi
281
160
Provisi DLC
411
-
Sub-jumlah Pendapatan provisi lainnya
Provisi bank garansi - valas
6
-
698
160
202
950
-
172
1.015
243
2
7
1.219
1.372
256
679
Pendapatan transaksi valas lainnya
7.066
187
Sub-jumlah
7.322
866
9.698
2.757
Sub-jumlah Pendapatan komisi Pendapatan komisi lainnya Pendapatan komisi sindikasi Pendapatan komisi bank garansi Pendapatan komisi asuransi Sub-jumlah Pendapatan lain-lain Pendapatan selisih kurs
Jumlah
24.
BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA 30 September 2012 Simpanan nasabah
200.168
Premi penjaminan
5.570
5.041
Simpanan dari bank lain
1.403
710
187.564
205.919
Jumlah
25.
30 September 2011
180.591
PENDAPATAN LAIN-LAIN Merupakan pendapatan operasional terutama jasa transfer, administrasi, denda dan operasional lainnya. 30 September 2012
30 September 2011
Pendapatan Administrasi
657
545
Pendapatan Jasa Transfer Dana
374
378
Pendapatan Denda Pokok Dan Bunga
446
266
Lainnya
66
154
Jumlah
1.543
1.343
53
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26.
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 30 September 2012
30 September 2011
Penyusutan (Catatan 10)
6.488
10.268
Sewa
9.862
8.666
463
2.109
Pajak dan perijinan
15.062
2.082
Pemeliharaan
Promosi
5.252
1.997
Komunikasi
2.234
2.005
Kendaraan
1.099
1.164
Perlengkapan kantor
1.344
943
Premi asuransi
1.111
864
Transaksi ATM Bersama
925
792
Listrik dan air
874
781
Jasa profesional
448
506
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 400) Jumlah
27.
8.251
1.157
53.413
33.334
30 September 2012
30 September 2011
GAJI DAN TUNJANGAN
Gaji dan upah
23.526
20.299
Tunjangan dan karyawan
11.232
7.847
Beban pelatihan
2.224
1.010
Lain-lain
3.996
3.214
Jumlah
40.978
32.370
Perincian gaji dan tunjangan atas dewan komisaris, direksi, dan komite audit adalah sebagai berikut:
Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Diatas 1 miliar s/d 2 miliar Di atas Rp. 500 juta s/d Rp. 1 miliar Di atas Rp 100 juta s/d Rp. 500 juta Rp. 100 juta ke bawah
30 September 2012 Dewan Komisaris Dewan Direksi 3 2 1 -
Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Diatas 1 miliar s/d 2 miliar Di atas Rp. 500 juta s/d Rp. 1 miliar Diatas Rp 100 juta s/d Rp. 500 juta Rp. 100 juta ke bawah
30 September 2011 Dewan Komisaris Dewan Direksi 3 2 1 -
54
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28.
CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN 30 September 2012
Efek-efek (Catatan 7)
29.
30 September 2011
-
(1.870)
Kredit yang diberikan (Catatan 8)
(7.811)
(3.678)
Jumlah
(7.811)
(5.548)
LABA PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN a.
Laba Per Saham Dasar Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah penuh 30 September 2012
30 September 2011
25.705.068.358
25.630.823.100
saham biasa
4.550.852.657
4.532.646.624
Laba per saham
5,65
5,65
Laba bersih Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang
b.
Laba Per Saham Dilusian Dalam perhitungan laba bersih dilusian jumlah rata-rata tertimbang jumlah yang beredar disesuaikan dengan asumsi bahwa semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif dikonversi. Pada tanggal 30 September 2012 dan 2011, Bank memiliki potensi saham yang bersifat dilutif dalam bentuk waran.
30.
SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK-PIHAK YANG BERELASI Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang BMPK Bank Umum, pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Dalam kegiatan normal usahanya, Bank memiliki transaksi dengan pihak berelasi, yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama yang berlaku kepada pihak ketiga. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksl dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut:
55
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30.
SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK-PIHAK YANG BERELASI (lanjutan) a.
Saldo simpanan karyawan masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2012
31 Desember 2011
Giro
894
703
Tabungan
291
113
3.618
4.275
4.803
5.091
Liabilitas Direksi dan karyawan Simpanan nasabah (Catatan 13):
Deposito
Jumlah
b.
Jumlah beban untuk simpanan dari karyawan dan direksi Bank masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Beban bunga Direksi dan karyawan Persentase terhadap jumlah beban bunga Kredit Kredit kepada pihak berelasi PT Garda Sumatera Transport PT Grand Travelindo Utama Lainnya dibawah Rp 1 miliar Jumlah Persentase jumlah kredit pihak berelasi terhadap total kredit
30 September 2012
30 September 2011
57
55
0,032%
0,027%
13.461 1.420 136 15.017
1.164 1.164
0,57%
Pendapatan bunga dari kredit Pihak berelasi Persentase bunga pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan bunga
21 0,010%
0,67%
0,000%
Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang diberlakukan bagi pihak ketiga. 31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Posisi aset (sebelum dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai) dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal posisi keuangan adalah sebagai berikut:
56
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31.
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
EUR ( Penuh) Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Efe-efek Kredit Tagihan lainnya Aset lain-lain Jumlah Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Liabilitas pada bank lain Beban yang harus dibayar dan liabilitas lain-lain Utang pajak Jumlah Aset bersih
10.285 -
USD ( Penuh)
Rupiah (Jutaan)
13.371 -
140.060 -
959.643 4.034.985 4.646.016 38.125.020 153.356 118.645
9.184 38.615 45.818 364.856 1.468 1.135 461.076
-
-
-
155.056 40.179.155 8.500.000
(1.484) (384.515) (81.345)
-
-
-
123.404 16.324
(1.181) (156) (468.681) (7.605)
EUR ( Penuh) Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Efe-efek Kredit Tagihan lainnya Aset lain-lain
30 September 2012 SGD ( Penuh)
AUD ( Penuh)
31 Desember 2011 SGD ( Penuh)
AUD ( Penuh)
USD ( Penuh)
Rupiah (Jutaan)
-
-
-
168.136
1.525
-
-
-
2.134.985
19.359
3.919 -
13.748 -
5.001.693 1.077.140 23.022.061 587.593 72.210
45.550 9.767 208.753 5.328 655
5.577 -
Jumlah
290.937
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Liabilitas pada bank lain Beban yang harus dibayar dan liabilitas lain-lain Utang pajak Jumlah
-
-
-
589.175 18.409.728 6.000.000
(5.342) (166.930) (54.405)
-
-
-
342.904 10.242
(3.109) (93) (229.879)
Aset bersih
61.058
Nilai tukar mata uang asing pada tanggal penyelesaian laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1 USD (Dolar Amerika Serikat) 1 SGD (Dolar Singapura) 1 AUD (Dolar Australia) 1 EURO
9.570 7.812 10.008 12.389
57
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32.
ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN Tabel dibawah ini adalah nilai tercatat dan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011: 30 September 2012 Nilai Tercatat Nilai Wajar
31 Desember 2011 Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset Keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
27.749
27.749
14.850
14.850
390.054
390.054
371.065
371.065
47.469
47.469
54.989
54.989 1.342.901
Penempatan pada Bank Indonesia 621.000
621.000
1.342.901
Efek-efek - bersih
dan bank lain - bersih
1.186.612
1.186.612
997.379
997.379
Kredit - bersih
2.619.780
2.619.780
1.740.790
1.740.790
15.117
15.117
14.054
14.054
24.310 4.932.091
24.310 4.932.091
16.002 4.552.030
16.002 4.552.030
Pendapatan bunga yang masih harus diterima Aset lain-lain Jumlah Liabilitas Keuangan Liabilitas segera
3.680
3.680
8.247
8.247
Simpanan dari nasabah
4.317.507
4.317.507
3.975.641
3.975.641
Simpanan dari bank lain
91.952
91.952
66.729
66.729
33.139 4.446.278
33.139 4.446.278
18.406 4.069.023
18.406 4.069.023
Liabilitas lain-lain Jumlah
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dengan dasar sebagai berikut: Aset Keuangan Nilai wajar atas aset keuangan jangka pendek (umumnya kurang dari satu tahun) seperti kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia, efek-efek, kredit dan bank lain, dan aset lainnya adalah sebesar nilai tercatat karena telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Nilai wajar atas efek-efek ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar terakhir yang dipublikasikan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. Estimasi nilai wajar kredit (umumnya kredit dengan bunga mengambang) merupakan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima yang didiskontokan pada suku bunga pasar. Kredit disajikan bersih setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Liabilitas Keuangan Nilai wajar liabilitas keuangan jangka pendek (biasanya kurang dari satu tahun) seperti simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank lain dan liabilitas lainnya adalah sebesar nilai tercatat karena telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh tempo adalah sebesar jumlah terutang ketika utang tersebut harus segera dibayar pada saat ditagih. 33.
MANAJEMEN RISIKO Bank memiliki eksposur terhadap risiko di bawah ini yang berasal dari instrumen keuangan: - Risiko kredit - Risiko pasar - Risiko likuiditas - Risiko operasional Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan, kebijakan dan proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
58
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a.
Kerangka manajemen risiko Organisasi manajemen risiko Bank melibatkan pengawasan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Pengawasan Risiko. Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang dibentuk untuk mendukung tugas-tugas Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko tersebut menyetujui dan memonitor pelaksanaan kerangka dan kebijakan manajemen risiko Bank Komite Pemantau Risiko tersebut mengadakan pertemuan setiap bulannya untuk menilai kinerja dari setiap portofolio kredit dan mendiskusikan masalah-masalah risiko. Dewan Komisaris mendelegasikan kuasa kepada Direktur Utama dan Direksi untuk mengimplementasikan strategi manajemen risiko. Komite Manajemen Risiko dibentuk oleh Direksi dan bertanggungjawab untuk mengelola risiko yang ada di Bank. Komite Manajemen Risiko tersebut terdiri dari semua anggota Direksi dan senior manajer eksekutif. Komite Manajemen Risiko diketuai oleh Direktur yang membawahi Bidang Manajemen Risiko. Kebijakan manajemen risiko Bank ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Bank, untuk menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan sistem manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk, dan jasa yang ditawarkan. Bank, melalui pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan, berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang taat dan konstruktif, dimana semua karyawan memahami tugas dan liabilitas mereka. Komite Audit Bank memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit dibantu oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI). SKAI secara berkala maupun sesuai kebutuhan, menelaah pengendalian dan prosedur manajemen risiko dan melaporkan hasilnya ke Komite Audit Bank.
b.
Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dikelola melalui penetapan kebijakan - kebijakan dan proses-proses yang meliputi kriteria pemberian kredit, origination dan persetujuan kredit, penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen portofolio. Bank juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Bank, yang memungkinkan Bank untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu apabila terjadi penurunan kualitas kredit. Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen risiko kredit secara efektif, penyempurnaan prosedur dan pengembangan system dalam upaya menjaga dampak negatif yang diakibatkan oleh kredit bermasalah. Bank telah mengimplementasikan upaya berlapis disetiap tahap yang berhubungan dengan aktifitas penagih utang untuk meningkatkan proses penagihan dan memperkuat pemantauan kegiatan penagihan. Beberapa upaya dilakukan seperti mengatur tentang proses perekrutan karyawan penagihan, seleksi dan pemeriksaan terhadap calon karyawan penagihan, pelatihan dalam melakukan pekerjaan penagihan baik mengenai tata cara penagihan dan kode etik dalam melakukan penagihan, meninjau ulang perjanjian kerjasama dengan agen penagihan utang. Untuk itu seluruh lini bisnis telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk memonitor perilaku penagih, termasuk agen penagihan dan pihak ke tiga. Produk program telah dikembangkan oleh masing-masing unit bisnis berdasarkan kebijakan kredit yang telah ditetapkan. Sistem Informasi Manajemen telah tersedia dan mencakup tingkat yang cukup rinci untuk mendeteksi setiap perkembangan yang kurang baik sedini mungkin sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan secara tepat waktu atas penurunan kualitas kredit atau untuk meminimalisasi kerugian kredit. Bank secara aktif terlibat dalam persiapan penerapan Basel II sesuai dengan panduan dari Bank Sentral. i.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan , eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan dalam hal timbul liabilitas atas instrumen yang diterbitkan.
59
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) b. Risiko kredit (lanjutan) i.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lanjutan) Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah. Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan komitmen dan kontinjensi (rekening administratif), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya. 30 September 2012 Jakarta Solo Laporan Posisi Keuangan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Pinjaman yang diberikan Efek-efek Tagihan akseptasi Obligasi Pemerintah Piutang premi Aset lain-lain - bersih Sub-jumlah Komitmen dan kontijensi: Fasiitas kredit kepada debitur yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Sub-jumlah Jumlah
ii.
31 Desember 2011 Jakarta Solo
390.054 47.469
-
371.065 54.989
-
621.000 2.483.656 1.120.996 1.468 65.616 23.877 4.754.136
136.124 433 136.557
1.342.901 1.679.361 993.053 5.328 168.222 15.929 4.630.848
61.429 73 61.502
444.371 136.574
1.168 -
111.365
-
5.897 586.842 5.340.978
1.168 137.725
6.833 118.198 4.749.046
61.502
Analisis risiko konsentrasi kredit Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan nasabah untuk memenuhi liabilitas kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi ataupun kondisi lainnya. Bank mendorong adanya diversifikasi dari portofolio kreditnya pada berbagai wilayah geografis, industri, dan produk kredit sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko kredit. Penambahan diversifikasi ini berdasarkan rencana strategi Bank, sektor target, kondisi ekonomi saat ini kebijakan pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi pertumbuhan. Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, mata uang, sektor ekonomi dan wilayah geografis diungkapkan pada Catatan 10.
iii.
Konsentrasi berdasarkan jenis debitur Tabel berikut menyajikan konsentrasi aset keuangan berdasarkan jenis debitur: 30 September 2012
Korporasi
Giro pada
Penempatan
Piutang
bank lain dan
pada bank lain
pembiayaan
Tagihan
Obligasi
Komitmen dan
BI
dan BI
konsumen
akseptasi
Pemerintah
kontinjensi
Efek-efek
Pinjaman
-
-
712.224
922.017
10.924
1.468
-
79.065
390.054
356.000
47.469
265.000
373.602
-
2.996
-
-
-
100.786
9.917
1.197
-
-
-
-
-
-
1.713.597
-
-
-
-
437.523
621.000
1.186.612
2.645.531
15.117
1.468
-
79.065
Pemerintah dan Bank Indonesia Bank - bank Retail Jumlah
60
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) b. Risiko kredit (lanjutan) iii.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2011 Giro pada
Penempatan
Piutang
bank lain dan
pada bank lain
pembiayaan
Tagihan
Obligasi
Komitmen dan
BI
dan BI
konsumen
akseptasi
Pemerintah
kontinjensi
Korporasi
Efek-efek
Pinjaman
-
-
-
1.447.619
371.065
1.172.901
98.713
-
54.989
170.000
-
9.942
25
-
689.306
339.016
-
-
168.222
-
4.028
5.328
-
-
Pemerintah dan Bank Indonesia Bank - bank Retail Jumlah
c.
-
-
-
208.812
500
-
-
50.022
426.054
1.342.901
98.713
1.666.373
4.553
5.328
857.528
389.038
Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar dan portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank (adverse movement). Yang dimaksud dengan faktor pasar adalah suku bunga dan nilai tukar, termasuk derivatif dari kedua jenis risiko pasar tersebut misalnya perubahan harga opsi. Risiko pasar terdapat pada aktivitas fungsional Bank dan kegiatan tresuri. Aktivitas ini mencakup penempatan posisi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang maupun penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis lainnya), dan kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan melakukan kontrol atas eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat pengembalian atas risiko. Risiko pasar dikelola melalui kebijakan yang komprehensif dan kerangka limit untuk mengukur dan memonitor nilai risiko berdasarkan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) oleh Bank. Limit dari risiko pasar ditetapkan pada tingkat bank-wide dan dilaporkan serta dipantau oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) setiap hari. Management Action Triggers (MAT) membantu manajemen pada saat tingkat risiko mencapai batasan-batasan tertentu. Assets and Liability Committee (ALCO) berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk mengambil keputusan atas kebijakan yang berkaitan dengan manajemen risiko pasar dan likuiditas. Satuan Kerja Manajemen Risiko bertanggungjawab untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar di Bank berdasarkan kerangka yang disetujui oleh ALCO. Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut: i.
Risiko mata uang Risiko mata uang timbul dari adanya posisi posisi keuangan dan komitmen dan kontinjensi (off- balance sheet) baik di sisi aset maupun liabilitas yang timbul melalui transaksi mata uang asing. Bank mengukur risiko nilai tukar untuk melihat dampak perubahan nilai tukar pada pendapatan dan modal Bank. Untuk mengelola dan memitigasi risiko nilai tukar, pembatasan posisi secara internal telah ditentukan, lebih konservatif dari pembatasan regulator sebesar 20%. Untuk posisi devisa terbuka, Bank melakukan analisa dengan menggunakan pengukuran yang lebih risk sensitive untuk meningkatkan kontrol terhadap risiko nilai tukar.
61
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) c. Risiko pasar (lanjutan)
Aset Mata Uang Keseluruhan (Laporan posisi keuangan dan Rekening Administratif) Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Dolar Australia Jumlah Jumlah Modal Tier I dan II
601.057 1.094 15.613 134 617.898
30 September 2012 Liabilitas Posisi Devisa Neto
657.858 15.486 673.344
Rasio PDN (Keseluruhan)
9,15%
Aset Mata Uang Keseluruhan (Laporan posisi keuangan dan Rekening Administratif) Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Dolar Australia Jumlah Jumlah Modal Tier I dan II
395.770 96 65 36 395.967
Rasio PDN (Keseluruhan)
ii.
56.801 1.094 127 134 58.156 635.505
31 Desember 2011 Liabilitas Posisi Devisa Neto
380.248 380.248
15.522 96 65 36 15.719 547.027 2,87%
Risiko tingkat suku bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang mengandung risiko suku bunga. Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif rata-rata setahun untuk Rupiah dan mata uang asing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011.
62
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) c. Risiko pasar (lanjutan)
ASET Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Kredit LIABILITAS Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
30 September 2012 Mata Uang Rupiah Asing % %
31 Desember 2011 Mata Uang Rupiah Asing % %
0,00%
0%
0,77%
0%
4,00% 9,68% 13,10%
0,00% 0,00% 7,85%
10,92% 11,35% 12,33%
6,75% 7,46%
1,97% 4,08% 6,30%
0,42% 1,74%
2,33% 4,81% 5,75%
0,20% 1,00%
-
-
-
-
Bank mengelola risiko suku bunga dengan menggunakan pendekatan analisa gap repricing, simulasi dengan skenario perubahan suku bunga (naik/turun). Untuk meningkatkan pengelolaan risiko tingkat bunga, kita juga sedang menerapkan Earning-at-Risk (EAR) dan Economic Value of Equity (EVE) untuk melengkapi dalam pengukuran risiko. Keduanya akan memberi estimasi dari dampak perubahan suku bunga terhadap pendapatan bank maupun perubahan modal bank Buku Trading tetap dikelola dengan pengukuran posisi, sensitivitas dan nilai VAR. Limit risiko pasar ditetapkan dengan mengacu pada pengukuran ini untuk pengelolaan eksposur suku bunga. Tabel di bawah ini menyajikan portofolio Bank (tidak termasuk portofolio yang diperdagangkan) pada nilai tercatatnya, yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal re-pricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual: 30 September 2012 Suku bunga mengambang
Suku bunga tetap
Kurang dari Nilai tercatat
Kurang dari 3-12 bulan
3 bulan
3-12 bulan
3 bulan
Lebih dari 24 bulan
12-24 bulan
Aset Keuangan Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain
390.054
390.054
-
-
-
-
-
47.469
47.469
-
-
-
-
-
Penempatan pada Bank Indonesia dan -
-
621.000
-
-
-
Efek-efek
1.186.612
423.153
-
204.214
298.904
17.606
242.735
Kredit
bank lain
2.645.531
621.000
2.642.788
-
2.653
15
59
16
Jumlah
4.890.666
3.503.464
-
827.867
298.919
17.665
242.751
Simpanan dari nasabah
4.317.507
788.264
14.050
3.212.574
302.619
-
-
Simpanan dari bank lain
91.952
6.929
-
85.022
-
-
-
4.409.459
795.193
14.050
3.297.596
302.619
-
-
4.409.459
795.193
14.050
3.297.596
302.619
-
-
Liabilitas Keuangan
Jumlah Pengaruh dari derivatif untuk manajemen risiko Selisih
63
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) c. Risiko pasar (lanjutan) 31 Desember 2011 Suku bunga mengambang
Suku bunga tetap
Kurang dari Nilai tercatat
Kurang dari 3-12 bulan
3 bulan
3-12 bulan
3 bulan
Lebih dari 24 bulan
12-24 bulan
Aset Keuangan Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain
371.065
371.065
-
-
-
-
-
54.989
54.989
-
-
-
-
-
1.342.901
Penempatan pada Bank Indonesia dan 1.342.901
-
-
-
-
-
993.053
-
-
163.663
193.911
182.016
453.463
Kredit
bank lain
1.740.790
1.754.737
-
3.945
-
48
-
Jumlah
4.502.798
3.523.692
-
167.608
193.911
182.064
453.463
Simpanan dari nasabah
3.975.641
878.383
-
2.921.252
176.006
-
-
Simpanan dari bank lain
66.729
6.338
-
60.391
-
-
-
4.042.370
884.721
-
2.981.643
176.006
-
-
4.042.370
884.721
-
2.981.643
176.006
-
-
Efek-efek
Liabilitas Keuangan
Jumlah Pengaruh dari derivatif untuk manajemen risiko Selisih
d. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidak mampuan Bank dalam memenuhi liabilitas yang telah jatuh tempo dan menutup posisi di pasar. Risiko likuiditas merupakan risiko yang terpenting pada bank umum dan perlu dikelola secara berkesinambungan. ALCO berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk memonitor situasi likuiditas Bank. ALCO bertanggungjawab untuk menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan aset dan liabilitas Bank sejalan dengan prinsip kehati-hatian manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit, mempertimbangkan struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Bank. ALCO juga menyetujui asumsi likuiditas dan skenario stress testing yang akan diterapkan. Bank mengelola risiko likuiditas melalui analisis perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas. Risiko likuiditas diukur dan dipantau secara harian berdasarkan kerangka kerja limit risiko likuiditas. Kerangka kerja digunakan untuk mengelola situasi likuiditas Bank pada kondisi normal (business-as-usual) dan kejadian kondisi stress. Rencana pendanaan darurat likuiditas (liquidity contingency plan) telah disusun untuk mempersiapkan Bank jika terjadi krisis likuiditas. Eksposur terhadap risiko likuiditas Analisis kesenjangan likuiditas untuk memberikan pandangan terhadap ketidaksesuaian arus kas masuk terkait dengan arus kas keluar di setiap saat. Kondisi ini dikelola secara terpusat oleh Tresuri yang mempunyai akses dan otorisasi secara langsung ke interbank, nasabah besar (institusional) dan professional market yang lainnya, dalam upaya membantu aktivitas bisnis Bank di pengumpulan dana dan pemberian kredit. Salah satu rasio likuiditas adalah rasio dari aset likuid bersih terhadap liabilitas 1 bulan. Untuk tujuan ini, aset yang bersifat likuid termasuk kas dan setara kas dan efek-efek berperingkat investasi, yang diperdagangkan secara aktif dan likuid di pasar dikurangi dengan simpanan dari bank dan komitmen yang jatuh tempo dalam satu bulan mendatang. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, rasio dari aset likuid bersih terhadap simpanan nasabah adalah sebagai berikut:
64
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) d.
Risiko likuiditas (lanjutan) 30 September 2012 Kas dan setara kas
31 Desember 2011
1.279.229
1.657.529
57.281
98.500
936.375
636.673
Efek-efek dan Obligasi Pemerintah diperdagangkan, tidak termasuk SBI yang sudah diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas Efek-efek dan Obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual, tidak termasuk SBI yang sudah diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas Simpanan dari bank lain
91.952
224.989
Jumlah aset likuid bersih
2.364.837
2.617.691
Simpanan dari nasabah
4.317.507
3.975.641
Rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah
54,77%
65,84%
Sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan Tabel di bawah ini menyajikan ekspektasi arus kas dari liabilitas keuangan Bank berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat dan asumsi perilaku (behavioral assumptions) pada tanggal pelaporan. Nilai nominal arus masuk/arus keluar yang disajikan pada tabel di bawah ini merupakan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan pokok dan bunga atas liabilitas keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, juga arus masuk dan arus keluar bruto untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (misalnya, kontrak berjangka valuta asing).
65
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) e.
Risiko likuiditas (lanjutan) 30 September 2012 Tidak mempunyai
Lebih dari
jatuh tempo
Kurang dari
kontraktual
1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 12
Lebih dari
bulan
12 bulan
Liabilitas non derivatif: Simpanan dari nasabah
742.482
2.519.342
Simpanan dari bank lain
6.969
84.983
739.014
316.669
-
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
-
-
-
-
-
1.468
-
-
-
-
Pinjaman yang diterima
-
-
-
-
-
Obligasi yang diterbitkan
-
-
-
-
-
-
15.110
1.165
9.425
-
Arus keluar
-
-
-
-
-
Arus masuk
-
-
-
-
-
750.919
2.619.435
740.179
326.094
-
Liabilitas akseptasi
Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain Derivatif:
Sub-jumlah Jumlah
31 Desember 2011 Tidak mempunyai
Lebih dari
jatuh tempo
Kurang dari
kontraktual
1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 12
Lebih dari
bulan
12 bulan
Liabilitas non derivatif: Simpanan dari nasabah
878.383
2.542.879
Simpanan dari bank lain
6.382
60.347
400.518
153.861
-
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas akseptasi
-
-
-
-
-
-
-
5.328
-
-
Pinjaman yang diterima
-
-
-
-
-
Obligasi yang diterbitkan
-
-
-
-
-
24.143
972
1.566
1.565
-
Arus keluar
-
-
-
-
-
Arus masuk
-
-
-
-
-
908.908
2.604.198
407.412
155.426
-
Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain Derivatif:
Sub-jumlah Jumlah
66
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) e.
Risiko likuiditas (lanjutan) Analisis perbedaan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan Tabel dibawah ini menyajikan analisa jatuh tempo aset dan liabilitas Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan jangka waktu yang tersisa sampai tanggal jatuh tempo kontrak dan asumsi perilaku (behavioral assumptions): 30 September 2012 Tidak mempunyai Nilai tercatat
Kontrak jatuh
Kurang dari
tempo
1 bulan
1-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-2 tahun
ASET Kas
27.749
27.749
-
-
-
-
-
390.054
390.054
-
-
-
-
-
47.469
47.469
-
-
-
-
-
621.000
-
621.000
-
-
-
-
296
296
-
Efek-efek
1.186.612
423.153
10.516
193.698
87.701
211.203
260.341
Kredit yang diberikan
2.645.531
-
197.782
489.442
320.370
717.891
920.046
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Tagihan spot dan derivatif
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) Aset tetap Tagihan akseptasi Aset lain-lain Jumlah
-
-
143.096
143.096
-
-
-
-
-
1.468
-
1.468
-
-
-
-
-
-
-
-
-
39.427
38.520
907
-
-
-
-
5.102.702
1.070.337
831.673
683.140
408.071
929.094
1.180.387
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
(27.751) 5.074.951
LIABILITAS Kewajiban segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Kewajiban Spot & Derivatif
3.680
-
3.680
-
-
-
4.317.507
742.482
2.519.342
739.014
197.250
119.420
-
91.952
6.969
84.983
-
-
-
-
316
-
-
-
-
-
-
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Utang pajak Estimasi kerugian
-
-
-
-
-
4.362
-
4.362
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25.700
-
15.110
1.165
8.568
856
-
komitmen dan kontinjensi Beban harus yang dibayar masih dan liabilitas lain-lain Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja
2.762
2.762
-
-
-
-
-
4.446.279
752.213
2.627.477
740.179
205.818
120.276
-
656.423
318.124
(1.795.804)
(57.039)
202.253
808.818
1.180.387
Jumlah Perbedaan jatuh tempo Posisi neto setelah Cadangan penurunan kerugian nilai
628.672
67
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) e.
Risiko likuiditas (lanjutan)
31 Desember 2011 Tidak mempunyai Nilai tercatat
Kontrak jatuh
Kurang dari
tempo
1 bulan
1-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-2 tahun
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
14.850
14.850
-
-
-
-
-
371.065
371.065
-
-
-
-
-
54.989
54.989
-
-
-
-
-
Penempatan pada Bank Indonesia dan 1.342.901
-
1.342.901
-
-
-
-
Efek-efek
bank lain
1.002.107
-
997.068
-
-
5.039
-
Kredit yang diberikan
1.758.730
-
40.501
256.531
591.644
655.922
214.132
139.537
86.478
-
-
-
-
-
16.002
10.674
-
5.328
-
-
-
4.700.181
538.056
2.380.470
261.859
591.644
660.961
214.132
Aset tetap Aset lain-lain Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
(17.940) 4.682.241
LIABILITAS Kewajiban segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain
47.862
-
17.247
30.615
-
-
-
3.975.641
878.383
2.542.879
400.518
82.867
70.994
-
66.729
6.382
60.347
-
-
-
-
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Utang pajak
-
-
-
-
-
-
-
13.109
-
13.109
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21.506
10.690
3.438
6.218
-
209
709
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja Jumlah Perbedaan jatuh tempo
2.762
2.762
-
-
-
-
-
4.079.747
898.217
2.619.773
406.736
82.867
71.203
709
620.434
(360.161)
(144.877)
508.777
589.758
213.423
(239.303)
Posisi neto setelah Cadangan kerugian penurunan nilai
f.
602.494
Risiko operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal. Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor Pusat sampai kantor kas di seluruh Indonesia. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian financial, keselamatan karyawan dan reputasi Bank. Komponen utama dari Kerangka berkesinambungan antara lain: 1.
Kerja
Pengelolaan
Risiko
Operasional
yang
dijalankan
secara
Akuntabilitas yang jelas Semua pihak di Bank menjalankan penugasan terkait dengan perannya masing-masing dalam pengelolaan risiko operasional. Direksi seperti halnya Dewan Komisaris bertanggung-jawab untuk mengawasi efektivitas dari kerangka kerja pengelolaan risiko operasional secara menyeluruh serta pelaksanaannya. Unit bisnis dan fungsi support sebagai pemilik dari proses pengelolaan risiko dan fungsi Pengendalian Internal yang ada pada setiap Risk Taking Unit (RTU) berperan sebagai lini pertahanan lapis pertama dalam penegakan pengelolaan risiko operasional sehari-hari. Mereka bertanggungjawab dalam mengidentifikasi, mengelola, memitigasi dan melaporkan Risiko Operasional.
68
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) f. Risiko Operasional (lanjutan) 1.
Akuntabilitas yang jelas 9lanjutan) Satuan Kerja Manajemen Risiko (“SKMR”) bersama-sama dengan Divisi Kepatuhan dan Hukum berperan sebagai pertahanan lapis kedua. SKMR berfungsi dalam perancangan, pendefinisian, pengembangan dan pemeliharaan kerangka kerja risiko operasional secara keseluruhan, memantau penerapan kerangka kerja oleh RTU, memastikan kecukupan kontrol atas kebijakan dan prosedur, sertaa berperan sebagai koordinator/fasilitator atas aktivitas pengelolaan risiko operasional yang efektif. Sedangkan Satuan Kerja Audit Internal secara independen berperan sebagai pertahanan lapis ketiga. Bank juga melakukan penerapan yang ketat atas prinsip “empat mata” (pemisahan tugas dan dual control / dual custody) untuk semua proses terutama proses yang beresiko.
2.
Siklus pengelolaan risiko operasional Pelaksanaan kerangka kerja SKMR di Bank dilakukan dalam siklus SKMR yang terpadu dan terdiri dari proses identifikasi, penilaian/pengukuran, pemantauan serta pengendalian/mitigasi risiko. Siklus ini mencakup : (1)
Identifikasi risiko melalui analisa alur kerja dan key process untuk membuat risk registration.
(2)
Tinjauan risiko / pengukuran di tingkat unit operasional didukung dengan Risk Control Self Assessment (RCSA) secara periodik dan pencatatan risk / loss event dengan RTU terkait, juga dengan melalui review dan anal isa atas Key Risk Indicator (KRI).
(3)
Pengukuran dan pelaporan atas pemaparan risiko residual maupun tingkat kedisiplinan unit kerja dalam menerapkan mekanisme kontrol.
(4)
Tinjauan risiko secarah menyeluruh atas produk, sistem maupun aktifitas / proses Bank yang baru maupun perubahannya.
3.
Sarana pendukung Implementasi dari siklus pengelolaan risiko operasional secara menyeluruh didukung dengan alat bantu online real time yaitu ORMS (Operational Risk Management System). ORMS memperkuat pencatatan, analisis dan pelaporan dari data risiko operasional dengan kemampuan melakukan identifikasi risiko, penilaian/pengukuran, pemantauan dan pengendalian/ mitigasi yang dilaksanakan secara terintegrasi, dengan demikian meningkatkan efektivitas dari penerapan manajemen risiko operasional. ORMS telah dioperasikan secara efektif di semua unit kerja Bank.
4.
Perhitungan Beban Modal Risiko Operasional Bank telah melakukan perhitungan beban modal untuk risiko operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar sejak Januari 2010, sesuai dengan jadwal Bank Indonesia. Persiapan untuk langkah selanjutnya, Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan menggunakan Pendekatan Standar juga telah dimulai dan akan disesuaikan dengan jadwal dan ketentuan dari Bank Indonesia.
5.
Business Continuity Management Dengan tujuan untuk mengantisipasi risiko operasional yang mungkin terjadi dari kondisi krisis karena bencana (dari bencana alam seperti banjir, gempa bumi atau kebakaran dan juga yang lainnya seperti gangguan sistem, listrik mati), hingga kondisi bisnis yang tidak menunjang, Bank telah menerapkan Business Continuity Management (BCM) yang komprehensif guna memastikan kelangsungan layanan konsumen. Selama semester dua 2011, Bank telah menerapkan IMP (Incident/Crisis Management Plan) yang telah diperbaharui dalam penanganan insiden secara nasional.
69
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) f. Risiko Operasional (lanjutan) 5.
Business Continuity Management (lanjutan) Bank telah mengembangkan pembuatan BCP untuk unit kritikal, demikian juga melaksanakan latihan/test untuk menjamin kesiapan dalam mengantisipasi insiden yang menimpa Bank. Danamon juga berperan penting dalam menyelenggarakan forum BCM selama dua tahun berturut-turut yang telah dihadiri oleh bank / perusahaan di Indonesia.
6.
Koordinator Asuransi Penerapan asuransi yang terkoordinasi secara komprehensif dan merupakan salah satu mitigasi utama dari risiko operasional meyakinkan tercapainya cakupan polis asuransi yang optimum terhadap pemaparan risiko. Polis asuransi aset dan finansial Bank secara komprehensif terdiri dari Money Insurance, Property All Risk, Bankers Blanket Bonds/Electronic Computer Crime dan Directors & Officers.
7.
National Fraud & Quality Assurance Komitmen Bank dalam pengelolaan risiko fraud sangatlah tinggi. Komitmen ini dibuktikan melalui berbagai tindakan, yang salah satunya adalah dengan akan dibentuknya Divisi National Fraud, paling lambat pada Semester I tahun 2012, yang tugasnya adalah untuk memastikan agar kerangka kerja dan kebijakan manajemen fraud di Bank sejalan dengan nilai-nilai dasar bank. Maraknya kasus-kasus fraud yang terjadi di perbankan nasional saat ini tidak secara langsung mempengaruhi kinerja Bank dikarenakan Bank telah secara terus menerus melakukan berbagai tindakan untuk mencegah, mendeteksi dan mengelola risiko fraud, antara lain dengan melakukan pengembangan prosedur internal, kampanye anti fraud, training tentang kesadaran anti fraud dan berbagai strategi yang akan diterapkan dalam mencegah dan mendeteksi kejadian fraud di unit-unit dalam perusahaan. Bank memberikan pula penekanan kepada pentingnya kontrol preventif dan mekanisme pendeteksian dini atas pemaparan risiko operasional melalui pembentukan fungsi National Quality Assurance yang merupakan bagian dari Divisi diatas. Fungsi ini berperan aktif dalam meng-koordinasikan usaha - usaha untuk memperkuat sistem pengendalian internal dari setiap Lini Bisnis dan Fungsi Pendukung.
70
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34.
INFORMASI SEGMEN Informasi segmen Bank tidak dikelompokkan per segmen usaha hanya dikelompokkan berdasarkan segmen geografis.
Jakarta Pendapatan Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan operasional lainnya
30 September 2012 Solo
Jumlah
298.794
9.782
308.576
9.631 37.250
67 53
9.698 37.303
345.675
9.902
355.577
Beban Beban bunga Beban operasional lainnya
(183.391) (130.731)
(4.173) (3.022)
(187.564) (133.753)
Jumlah beban
(314.122)
(7.195)
(321.317)
Jumlah pendapatan
Laba operasional Pendapatan non operasional Beban non operasional Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan
31.553 33 (20) 31.566
2.707 2.707
Laba bersih
34.260 33 (20) 34.273 (8.568) 25.705
Aset Liabilitas Kredit yang diberikan - bersih Simpanan dari nasabah
4.939.098 4.308.085 2.483.656 4.242.099
Jakarta Pendapatan Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan operasional lainnya
140.901 138.193 136.124 75.408
31 Desember 2011 Solo
5.079.999 4.446.278 2.619.780 4.317.507
Jumlah
373.372
9.013
382.385
3.375 39.097
45 56
3.420 39.153
415.844
9.114
424.958
Beban Beban bunga Beban operasional lainnya
(270.109) (116.165)
(5.252) (2.925)
(275.361) (119.090)
Jumlah beban
(386.274)
(8.177)
(394.451)
29.570 4.092 (207) 33.455
937 2 (1) 938
30.507 4.093 (290) 34.310 (6.503)
Jumlah pendapatan
Laba operasional Pendapatan non operasional Beban non operasional Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan Laba bersih
27.807
Aset Liabilitas Kredit yang diberikan - bersih Simpanan dari nasabah
4.591.892 3.983.405 1.680.044 3.881.203
71
103.047 102.109 60.746 94.438
4.694.939 4.085.514 1.740.790 3.975.641
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35.
RASIO LIABILITAS PENYEDIAAN MODAL MINIMUM 30 September 2012 (disajikan dalam jutaan Rupiah) Komponen modal A. Modal Inti 1 Modal Disetor 2 Cadangan Tambahan Modal Tambahan modal disetor Laba tahun lalu setelah diperhitungkan pajak Cadangan umum Laba bersih tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori tersedia untuk dijual Selisih kurang antara PPA dan CKPN Jumlah Modal Inti B. Modal Pelengkap Cadangan Umum Kerugian Aset Produktif (Maksimum 1,25% ATMR) Revaluasi aset tetap Jumlah Modal Pelengkap Jumlah Modal C. Aset Tetimbang Menurut Risiko Risiko kredit Risiko operasional Risiko pasar D. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Risiko kredit dan risiko operasional Risiko kredit dan risiko pasar Risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
30 September 2011 (disajikan dalam jutaan Rupiah)
455.085
453.265
7.522
7.522
77.944 18.811
54.563 13.250
12.853
12.815
1.961 (5.442) 568.734
2.037 (6.336) 537.116
24.259 46.692 70.951
16.956 16.956
639.685
554.072
3.100.195 224.426 178.553
2.382.710 161.530 36.895
19,24% 19,51%
21,78% 22,90%
18,26%
21,47%
Jumlah liabilitas penyediaan modal minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). 36.
POSISI DEVISA NETO Posisi Devisa Neto (PDN) Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PI31/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan perubahannya, PBI No. 6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004 dan No. 7/37/2005 tanggal 30 September 2005. Berdasarkan peraturan tersebut di atas, bank-bank diwajibkan untuk memelihara PDN secara keseluruhan dan untuk posisi keuangan setinggi-tingginya 20% dari modal. PDN secara keseluruhan merupakan angka penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan selisih bersih tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif (transaksi rekening administratif) untuk setiap mata uang asing, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan PDN untuk posisi keuangan, merupakan angka penjumlahan dari selisih bersih aset dan liabilitas dalam posisi keuangan untuk setiap mata uang asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. PDN Bank (disajikan dalam jutaan Rupiah) pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
72
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36.
POSISI DEVISA NETO (lanjutan)
30 September 2012 Liabilitas Posisi Devisa Neto
Aset Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura EURO Rekening Administratif Dolar Amerika Serikat EORO Jumlah Jumlah Modal
459.720 134 1.094 127
468.681 -
8.961 134 1.094 127
141.337 15.486
189.177 15.486
47.840 58.156 635.505
Rasio PDN (Keseluruhan)
9,15%
31 De se m be r 2011 As e t
Liabilitas
PDN
Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat
290.739
229.880
60.859
Dolar Australia
36
-
36
Dolar Singapura
96
-
96
EURO
65
-
65
105.031
150.368
Rekening administratif Dolar Amerika Serikat
(45.337)
Jumlah
15.719
Jumlah modal
547.027
Rasio PDN (keseluruhan)
37.
2,87%
RASIO LAINNYA 30 September 2012
31 Desember 2011
(%)
(%)
Return on Asset (ROA)
0,99
0,84
Return on Equity (ROE)
6,11
5,19
Net Interest Margin (NIM)
4,40
3,62
90,15
92,82
61,04
44,24
Rentabilitas
Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) Likuiditas Loan to Debt Ratio (LDR)
73
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38.
INFORMASI LAINNYA a.
Jaminan Pemerintah terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum Sehubungan dengan Program Penjaminan Pemerintah untuk menjamin kelangsungan liabilitas pembayaran bank umum, Pemerintah telah membentuk suatu lembaga independen yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menggantikan Unit Pelaksana Program Penjaminan (UP3) berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tanggal 13 Oktober 2008 dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang setara. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin LPS, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2 Miliyar untuk masing-masing nasabah per masingmasing bank dengan kriteria suku bunga deposito tertentu. Beban premi penjaminan Pemerintah untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 3.528 miliar dan Rp 6.933 miliar dibukukan pada akun beban bunga (Catatan 25) dalam laporan laba rugi komprehensif.
b.
Pada tanggal 30 Januari 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama Pengembangan dan Penerapan Sistem Perbankan dengan PT Teradata Megah Corporation ("Teradata"). Teradata menyetujui untuk melakukan penyesuaian, pengembangan, dan penerapan program komputer aplikasi perbankan "Teradata Banking System" yang dibeli oteh Bank. Perjanjian pengembangan dan penerapan serta dukungan puma juat sistem perbankan telah diperbaharui pada tanggal 31 Desember 2009 yang menyetujui imbalan jasa dukungan purna jual sebesar Rp 286.000 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Selanjutnya, pada tanggal 1 Juni 2007, Bank juga mengadakan perjanjian kerjasama Pengembangan dan Penerapan Program Komputer Aptikasi penunjang ATM Bersama dan Electronic Data Capture (EDC) dengan Teradata. Teradata menyetujui untuk meakukan penyesuaian, pengembangan, dan penerapan program komputer aptikasi penunjang ATM Bersama dan EDC secara terintegrasi dan terpadu dengan core banking dari "Teradata Banking System". Bank memberikan imbalan jasa sebesar Rp 456.000. Pelaksanaan pembuatan, pengembangan, dan penerapan program komputer tersebut dilakukan selambatlambatnya 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian kontrak kerja sama ini. Sedangkan dukungan purna jual akan berakhir pada tanggal 1 Juni 2010. Bank dapat meminta perpanjangan dukungan puma juat kepada Teradata dengan imbatan jasa. Sesuai dengan Addendum Perjanjian Kerjasama Pengembangan dan Penerapan Program Komputer Aptikasi Penunjang ATM Bersama dan Electronic Data Capture (EDC) yang ditandatangani pada tanggat 1 Juni 2007, perjanjian bertaku selama 1 (satu) tahun, dan telah diperpanjang pada tanggat 1 Juni 2010 sebesar Rp 75.000 untuk jangka waktu 12 (dua betas) bulan, terhitung mulai tanggal 1 Juni 2010 dan akan berakhir pada tanggal 1 Juni 2011.
c.
Bank mengadakan perjanjian dengan PT Asuransi Central Asia ("ACA") sehubungan dengan penutupan asuransi kerugian terhadap kebakaran, gempa bumi, dan lain-lain atas harta/kekayaan milik para Debitur Bank yang dijadikan jaminan {credit atau harta benda milik Bank. ACA akan memberikan imbalan jasa berupa komisi/diskon kepada Bank atas premi yang dibayarkan oleh Debitur. Perjanjian bertaku selama 1 (satu) tahun sejak 12 Nopember 2007 sampai dengan 11 Nopember 2008 dan secara otomatis diperpanjang sampai terdapat pemberitahuan Penghentian perjanjian dari masing masing pihak.
d.
Bank mengadakan perjanjian dengan PT Lippo General Insurance Tbk ("Lippo") sehubungan dengan penutupan asuransi kerugian terhadap kebakaran, gempa bumi, dan lain-lain atas harta/kekayaan milik para Debitur Bank yang dijadikan jaminan {credit atau harta benda milik Bank. Lippo akan memberikan imbalan jasa berupa komisi/diskon kepada Bank atas premi yang dibayarkan oleh Debitur. Perjanjian ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak 2 September 2008 dan telah diperpanjang pada tanggal 1 September 2010 dan akan berakhir pada tanggal 1 September 2011, dan yang akan terus menerus berlaku untuk jangka waktu yang sama apabila tidak ada pemberitahuan untuk pengakhiran perjanjian ini dari masing-masing pihak.
e.
Pada tanggal 1 Agustus 2008, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Global Security Consultant sehubungan dengan Jasa Pengadaan dan Pengelolaan Satuan Pengamanan ("Security"). Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Juli 2009 dan secara otomatis diperpanjang sampai terdapat pemberitahuan penghentian perj anjian dari masing-masing pihak.
74
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38.
INFORMASI LAINNYA (lanjutan) f.
Pada tanggal 5 Februari 2008, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Kelola Jasa Artha ("Kejar") sehubungan dengan pengambilan, pengantaran termasuk penyortiran dan penyimpanan uang tunai beserta pengamanannya dari kantor Bank maupun tempat lainnya yang ditunjuk oleh Bank. Kejar akan mengasuransikan seluruh uang tunas milik Bank yang diambil, diantar, diproses serta disimpan. Bank akan dikenakan biaya untuk jasa tersebut berdasarkan jumlah uang tunai yang diambil, diantar termasuk disortir dan disimpan oleh Kejar. Perjanjian ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun dan telah berakhir pada tanggal 6 Pebruari 2009 dan secara otomatis diperpanjang sampai terdapat pemberitahuan penghentian perjanjian dari masing-masing pihak.
g.
Bank mengadakan perjanjian dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis ("Artajasa") sehubungan dengan pemanfaatan jaringan "ATM BERSAMA" yang dikelola oleh Artajasa. Bank menjadi Associate Member, salah satu klasifikasi keanggotaan pada jaringan "ATM BERSAMA", yang merupakan klasifikasi untuk anggota jaringan "ATM BERSAMA" yang tidak memiliki terminal ATM. Bank akan dikenakan biaya keanggotaan dan biaya lainnya termasuk biaya untuk setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah Bank pada jaringan "ATM BERSAMA" yang besarnya telah ditentukan dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal 4 April 2007. Perjanjian ini telah diperpanjang pada tanggal 21 September 2010 sampai dengan 21 September 2013.
h.
Bank mengadakan perjanjian dengan PT Transnational Solutions sehubungan dengan penyediaan jasa pengumpulan dan pengiriman cek kliring dan atau dokumen-dokumen lainnya. Perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) tahun sejak 24 April 2009 sampai dengan 24 April 2011.
i.
Bank mengadakan perjanjian dengan PD Mitra Usaha sehubungan dengan perawatan dan perbaikan mesin penghitung uang merek Glory. Besarnya biaya perawatan adalah sebesar Rp 5.880 untuk mesin yang berada di kantor pusat dan kantor cabang. Perjanjian ini berlaku 1 (satu) tahun sejak 1 Juni 2010 sampai dengan 31 Mei 2011.
j.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT. Masa Mitra Pratama tentang perawatan dan perbaikan mesin penghitung uang, yang berlaku untuk jangka waktu selama 6 (enam) bulan sejak tanggal 1 Mei 2010, dan telah diperpanjang pada tanggal 1 Nopember 2010 sampai dengan 21 September 2011.
k.
Bank mengadakan beberapa perjanjian dengan PT Labora Duta Anugrah sehubungan dengan penyediaan jasa karyawan outsourcing untuk Bank. Perjanjian ini berlaku 1 (satu) tahun, yang telah diperpanjang dengan Addendum Perjanjian Kerjasama Jasa Pengadaan Karyawan Outsourcing, yang berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2011.
l.
Bank mengadakan beberapa perjanjian sewa atas bangunan dan ruang kantor untuk kegiatan usaha berkaitan dengan bertambahnya jumlah kantor cabang Bank. Perjanjian ini akan berakhir antara tahun 2010 sampai dengan 2011.
m. Bank melakukan perjanjian dengan PT Matair Terra Solusi sehubungan dengan pembelian lisensi atas sistem yang dinamakan "Matair Sys Treasury", dengan biaya lisensi produk dan biaya implementasi adalah sebesar Rp 519.528.000. Perjanjian ini berlaku 7 (tujuh) bulan sejak 2 Juli 2010 sampai dengan 2 Pebruari 2011. n.
Bank mengadakan perjanjian dengan Bustam Tjoar sehubungan dengan pengadaan dan jasa untuk system business inteligence, dengan biaya sebesar Rp 54.000.000.
o.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Finnet Indonesia tentang Layanan Penerimaan Pembayaran Tagihan Biller secara elektronis dengan sistem host to host, yang berlaku untuk jangka waktu selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 18 Mei 2010 sampai dengan tanggal 17 Mei 2013.
p.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama pengembangan dan penerapan program komputer aplikasi penunjang bill payment dengan Teradata, dengan biaya sebesar USD 31.000.
q.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Prima Vista Solusi sebagai penyedia pengadaan Electronic Data Capture (EDC), infrastruktur pendukung Electronic Data Capture (EDC), dan aplikasi-aplikasi penunjang terkait lainnya yang dibutuhkan oleh Bank dengan merk Verifone, yang berlaku sejak tanggal 20 Oktober 2010 dan untuk jangka waktu sampai dengan diselesaikannya seluruh hak dan liabilitas masing-masing pihak.
75
PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalan Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38.
39.
INFORMASI LAINNYA (lanjutan) r.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Global Mitra Utama Cemerlang tentang layanan Virtual Private Network (VPN), yang berlaku untuk jangka waktu selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 26 Juli 2010 sampai dengan 26 Juli 2013.
s.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Khasanah Timur Indonesia tentang primanet broadband Internet connection, yang berlaku untuk jangka waktu selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 21 September 2010 sampai dengan 21 September 2011.
KUASI – REORGANISASI Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi pada tanggal 31 Maret 2007 dengan berdasarkan pada PSAK No. 51 (1998), "Akuntansi KuasiReorganisasi" dan telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 9 Mei 2007. Kuasireorganisasi ini telah disampaikan kepada BAPEPAM-LK melalui Keterbukaan Informasi tanggal 9 Juli 2007. Posisi data keuangan (posisi keuangan) Bank sebelum dan sesudah kuasi-reorganisasi pada tanggal 31 Maret 2007 adalah seperti di bawah ini: Sebelum Kuasi Reorganisasi/
Setelah Kuasi Reorganisasi/
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek - bersih Kredit yang diberikan - bersih Aset tetap - bersih Aset lain-lain JUMLah ASET
1.686 30.914 1.897
1.686 30.914 1.897
105.288 265.556 368.655 45.287 6.472 825.755
105.288 265.556 368.655 45.287 6.472 825.755
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain
528.786 100.000
528.786 100.000
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Utang pajak
91.369 1.299
91.369 1.299
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Liabilitas pajak tangguhan Biaya yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain Liabilitas imbalan pasca kerja JUMLAH LIABILITAS
54 850
54 850
2.190 119 724.667
2.190 119 724.667
Sebelum Kuasi Reorganisasi EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham Modal dasar - 5.000.000.000 saham pada tanggal 31 Maret 2007 Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.010.882.208 saham sesudah kuasi reorganisasi dan 3.710.000.000 saham sebelum kuasi - reorganisasi Selisih penilaian kembalai aset tetap Cadangan umum Akumulasi kerugian
40.
Setelah Kuasi Reorganisasi
371.000 3.841 13.825 (287.578)
101.088 -
JUMLAH EKUITAS
101.088
101.088
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
825.755
825.755
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan telah disetujui Direksi untuk diterbitkan tanggal 30 Oktober 2012. 76