Psychological and Sociological Understanding About Human Being Lecturer: Rudi Zalukhu, M.Th
BGA : Markus 1:9-15 1
Ke: ___
APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa)
2
APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji, Teladan, Perintah, Nasehat, Larangan)
3
APA RESPONSKU? (Aplikasi: Bersyukur, Berdoa, Bertobat, Pengakuan dosa, Komitmen)
PERKEMBANGAN SEBAGAI SUATU KONTINUM • Perkembangan bukan merupakan proses yang terputus-putus dan terpisah-pisah, melainkan suatu proses dinamik yang berlangsung terus menerus (kontinum) • Para ahli menggunakan istilah periode, fase, stadium untuk menjelaskan gejala-gejala perilaku yang menonjol pada masa perkembangan tertentu.
Perkembangan, Pertumbuhan, dan kemasakan • Perkembangan merupakan perubahanperubahan psikologis/mental yang dialami individu dalam proses menjadi dewasa. • Perkembangan kepribadian dapat mengalami gangguan. Gangguan itu menyebabkan menyebabkan regresi, fiksasi pada perilaku seseorang.
a. Faktor Bawaan (Nature) • Ciri-ciri fisik dan mental diturunkan dari generasi ke generasi • Aliran Nativisme, yang dipelopori Schipenhauer (1788-1860) dan para filsuf seperti Plato dan Descartes, memandang perkembangan manusia sudah ditentukan oleh alam. • Lingkungan dan pendidikan tidak dapat merubah perkembangan anak.
• Pertumbuhan adalah perubahan-perubahan fisik/biologis ke arah kemasakan fisiologis, yaitu organ-organ tubuh dapat berfungsi secara optimal. • Pertumbuhan hanya terjadi sekali dan tidak dapat diulang serta tanpa proses belajar • Kematangan psikologis adalah kedewasaaan yang diperoleh melalui proses belajar. • Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor:
b. Faktor Lingkungan (Nurture) • Kepribadian individu diperoleh dari proses belajar. • Semua tekanan yang berbeda baik daerah geografis, sosial harus dipelajari oleh individu supya mandiri dalam lingkungannya. • Aliran Empirisme yang dipelopori oleh John Locke beranggapan bahwa manusia lahir tabularasa, putih bersih bagaikan kertas putih yang belum ditulisi. • Lingkungan yang membentuk seseorang menjadi manusia seperti dia pada waktu dewasa.
b. Faktor Konvergensi • William Stern menggabung Faktor bawaan dan lingkungan. • Agar pertumbuhan berkembang secara maksima, bakat harus menemukan lingkungan yang sesuai.
Anak Meniru Orang Dewasa
Diskusi Kelompok 1. Bagaimana pengaruh faktor bawaan dan lingkungan dalam pertumbuhan Anda? 2. Faktor mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan Anda?
Tahap-tahap Perkembangan Manusia
Periode Pranatal Periode ini sangat penting artinya karena selama dalam kandungan terjadi pembentukan wujud manusia yang akibat-akibatnya terus berpengaruh sepanjang hidup. 1. Terjadi pengalihan ciri-ciri genetis dari kedua orang tua. Bila terjadi gangguan dalam proses ini, maka baik ciri-ciri fisik maupun psikologisnya dimasa mendatang juga akan terpengaruh. 2. Pembentukan semua organ tubuh, termasuk yang menentukan jenis kelamin seseorang. Gangguan dalam proses ini akan mengakibatkan cacat bawaan. 3. Lingkungan dalam perut yang banyak dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan fisik ibu ketika mengandung mempunyai dampak psikologis tertentu. Penerimaan atau penolakan anak dalam kandungan, misalnya, akan berpengaruh terhadap kecenderungankecenderungan psikologis tertentu pada anak di masa mendatang.
Periode Bayi • Periode ini mencakup beberapa periode perkembangan yang pendek. • Pertama adalah infancy (orok), yaitu selama dua minggu sejak lahir. Dalam periode orok ini terjadi dua fase yang amat berbeda. (a) Fase partunatal, yaitu selama 30 menit setelah kelahiran, bayi tidak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ia masih merasa bersatu dan tergantung 100% pada ibunya. (b) Fase neonatal, yaitu setelah plasenta dipotong, bayi otomatis berdiri sendiri sebagai individu dan mempunyai sedikit kebebasan dibanding saat-saat sebelumnya. • Periode selanjutnya adalah babyhood (bayi). Inilah masa pembentukan dasar-dasar kepribadian individu. Periode bayi berlangsung selama dua tahun sejak masa jabang bayi.
Periode Kanak-kanak Awal (Early Childhood) • Periode ini dihitung sejak anak sudah berusia 2 tahun sampai berusia 6 tahun. • Orang tua sering memandang periode ini sebagai masa-masa yang sulit. Anak menjadi luar biasa nakalnya, suka membantah orang tua dan banyak bertanya. Ini terjadi karena anak yang sudah mulai bisa mengkoordinasikan tubuhnya dan lebih mengenal lingkungannya merasa lebih mandiri. Ia mulai sadar bahwa sampai tahap tertentu ia bisa mengatasi lingkungannya tanpa bantuan orang lain. Ia juga semakin tahu bahwa ia tidak harus selalu tunduk pada lingkungan, entah itu suatu situasi, benda, atau orang tuanya sendiri. • Ciri perilaku yang menonjol dalam usia ini adalah semakin baiknya penguasaan terhadap tangan dan kakinya.
Periode Kanak-kanak Akhir (Late Childhood) • Periode ini mulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai organ-organ seksualnya masak. Kemasakan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya yang berbeda. • Pada umumnya dapat diambil patokan 12-13 tahun untuk wanita, dan 14-15 tahun untuk laki-laki. • Dalam usia sekolah, anak-anak sudah jauh lebih mandiri. Anak mulai membandingkan segala sesuatu di rumahnya dengan yang ia temui di luar, baik di sekolah maupun di rumah teman-temannya. Norma-norma moral yang tadinya absolut di rumah, kini menjadi relatif. Oleh karena itu, anak-anak dalam usia ini suka membantah dan membanding-bandingkan.
Periode Pubertas (Akhil Balik) • Hurlock mengatakan bahwa pubertas adalah masa dalam perkembangan manusia ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. • Masa pubertas ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi sehingga secara fisikbiologis remaja sudah siap beranak-pinak. Kemasakan organ-organ seksual ini juga mengubah pola sosialisasi anak.
Ciri-ciri utama periode pubertas Tumbuhnya tanda-tanda seksual sekunder, tubuh mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, (tinggi dan atau besar badan). Selain itu perilaku ditandai dengan negativisme, yaitu sering menyendiri (sering bertengkar dengan saudara dan teman sebaya); bosan dengan berbagai aktivitas yang biasanya digemari; hidup seenaknya (tidak rapi, canggung); antagonistik, menentang kehendak orang-orang yang ia hormati, bermusuhan dengan teman-teman yang berlainan jenis (sikap ini akan menjadi sebaliknya di akhir masa pubertas), suasana hatinya mudah berubah dari melankolik menjadi pemarah, mudah tersinggung dan tertekan batinnya; kurang percaya diri dan ketakutan akan kegagalan menjadi lebih besar; dan mereka menjadi lebih sopan dari biasanya karena mereka takut orang lain berkomentar negatif atas perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Periode Remaja (Adolescence) • Periode remaja adalah masa transisi dalam periode anak-anak ke periode dewasa. • Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. • Masa remaja dibagi dua bagian yaitu (I) periode remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar antara umur 13-17 tahun, dan (2) periode remaja akhir, yaitu umur 17-18 tahun.
• Ciri-ciri yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosialnya. Dalam masa-masa ini teman sebaya punya arti yang amat penting. • Mereka ikut dalam kelompok-kelompok, klik-klik, atau gang-gang sebaya atau peer group yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. • Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang dipelajarinya di rumah.
Periode Dewasa Awal (Early Adulthood) • Periode dewasa awal ini secara umum berkisar antara usia 18-40 tahun. Bila masa-masa sebelumnya dapat dianggap sebagai umurumur pembentukan (formative years), maka periode dewasa secara umum adalah umur-umur pemantapan diri terhadap pola hidup baru (berkeluarga). • Hura-hura pada masa remaja sudah lewat, individu harus memikirkan hal-hal penting lain dalam hidupnya. Mereka mulai serius belajar demi karir dimasa yang akan datang, mulai memilihmilih pasangan yang lebih serius, dan cita-citanya menjadi lebih realistis. • Sikap-sikap dan nilai-nilai remaja yang kadang-kadang ekstrem mulai dikaji kembali dengan tenang, pengaruh teman sebaya banyak berkurang sehingga ia bisa berfikir dan memutuskan berdasarkan kehendak sendiri. Ia mulai belajar berbagai peranan yang sudah menetap.
Periode Dewasa Madya (Middle Adulthood/ Middle Age) • Periode dewasa madya berkisar pada usia 40 - 60 tahun. Kehidupan mereka umumnya sudah mapan, berkeluarga, dan memiliki (beberapa) anak. • Pada usia 40-an, anak-anak sudah menginjak remaja atau dewasa. Keadaan fisik mereka tidak sekuat atau setegar periode sebelumnya. • Para wanita sedikit demi sedikit mulai kehilangan kecantikan serta keindahan tubuh, suatu modal utama yang sering dibanggakan. Berbagai penyakit fisik mulai bermunculan karena kerja keras selama ini, atau terlalu stress dalam kehidupan sehari-hari. • Kehidupan rumah tangga mungkin sudah tidak semanis dulu lagi, anak-anak sudah tidak dirumah, dan kehidupan seks sudah tidak sehangat dulu lagi.
Periode Usia Lanjut (Late Adulthoodiold Age) • Usia lanjut merupakan periode terakhir dalam hidup manusia, yaitu umur 60 tahun ke atas. Masa ini adalah saat-saat untuk mensyukuri segala sesuatu yang sudah ia capai dimasa lalu. • Pada saat ini keadaan ·fisiknya sudah jauh menurun, bahkan ia mungkin juga sudah pensiun. Oleh karena itu, berbagai masalah juga harus mereka hadapi. Kesejahteraan ekonomi, status sosial, ditinggalkan pasangan, dan nilai-nilai yang berubah cepat merupakan sumbersumber masalah utama yang harus mereka hadapi. • Bagi mereka yang biasa bekerja, masa pensiun merupakan suatu cobaan yang cukup berat karena ini menimbulkan perasaan tidak berguna lagi (sense of unusefulness). Mereka cenderung mempunyai hobi dan kelompok-kelompok yang sama seperti waktu remaja dulu.
Perkembangan KOGNITIF ANAK Menurut PIAGET perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun) • Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. • Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. • Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'. • Menyampaikan cerita pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak.
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun) • Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. • Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. • Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun) • Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis. • Namun dalam menyampaikan berita harus diperhatikan penggunaan bahasa. Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anakanak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas) • Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. • Namun kesulitan baru yang dihadapi adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Dewasa – Anak-anak
Tugas Pribadi Refleksi
DINAMIKA PERKEMBANGAN KOGNITIF ANDA
Perkembangan PSYCHO-SOSIAL
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
Tahap 1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) • Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan • Tingkat pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup. • Oleh karena bayi sangat bergantung, perkembangan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak.
• Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. • Pengasuh yang tidak konsisten, tidak tersedia secara emosional, atau menolak, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang di asuh. • Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak
• Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian. • Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian. • Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan raguragu terhadap diri sendiri.
Tahap 3. Inisiatif (Initiative) vs rasa bersalah (Guilt) • Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun. • Selama masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut perilaku aktif dan bertujuan.
Tahap 2. Otonomi (Autonomy) VS malu dan ragu-ragu (shame and doubt) • Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun • Tingkat ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi selama masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri. • Erikson percaya bahwa latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting sekali dalam proses ini.
• Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa. • Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat cemas. • Erikson yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.
Tahap 4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri) • Terjadi pada usia 6 s/d pubertas. • Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka. • Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya. • Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
• Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan pengalaman-pengalaman baru. • Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir kanakkanak, mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. • Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif. • Erikson yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan anak-anak.
Tahap 5. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas) • Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun • Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya. • Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).
• Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa –pekerjaan dan romantisme, misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja menjelajahi banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus. • Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai.
Tahap 6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan) • Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun) • Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain. • Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
• Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas merajalela. • Namun bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini. • Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
• Erikson percaya bahwa identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit kepakaan diri cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi. • Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
Tahap 7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan) • Terjadi selama masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an tahun). • Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga.
Tahap 8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa) • Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun) • Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu. • Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.
• Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta komunitas. • Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
• Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa • Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. • Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
Surat Cinta
Tugas Pribadi Refleksi
DINAMIKA PERKEMBANGAN JIWA ANDA
Perbandingan Sigmund Freud • Erikson adalah pengembang teori Freud dan mendasarkan kunstruk teori psikososialnya dari psiko-analisas Freud. • Kalau Freud memapar teori perkembangan manusia hanya sampai masa remaja, maka para penganut teori psiko-analisa (freudian) akan menemukan kelengkapan penjelasan dari Erikson, walaupun demikian ada perbedaan antara psikosexual Freud dengan psikososial Erikson.
Freud Erikson Perenan/fungsi id dan Peran/fungsi ego lebih ketidaksadaran sangat ditonjolkan, yang penting berhubungan dengan tingkah laku yang nyata.
Freud Hubungan segitiga antara anak, ibu dan ayah menjadi landasan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian.
Erikson Hubungan-hubungan yang penting lebih luas, karena mengikutsertakan pribadi-pribadi lain yang ada dalam lingkungan hidup yang langsung pada anak. Hubungan antara anak dan orang tua melalui pola pengaturan bersama (mutual regulation).
Freud Erikson Orientasi patologik, Orientasinya optimistik, mistik karena kerena kondisi-kondisi berhubungan dengan dari pengaruh berbagai hambatan pada lingkungan sosial yang struktur kepribadian ikut mempengaruhi dalam perkembangan perkembang kepribadian. kepribadian anak bisa diatur.
Freud Erikson Timbulnya berbagai Konflik timbul antara hambatan dalam ego dengan lingkungan kehidupan psikisnya sosial yang disebut: karena konflik internal, konflik sosial. antara id dan super ego.