Abu Fadhil Abdurrahman
Psikologi Dakwah Abdurrahman Bin Abi Bakar Pahlawan Sampai Saat Terakhir
Pesan-pesanku Jika Aku Mati Ikhwan Genit . . . . ! Oleh : Erni Arie Susanti
Vol. 4 / Mei 2009
www.formis-ftunp.co.nr
F OR MIS
F T
UNP
BULLETIN LENTERA
HAMAS ( HAlaman inforMASi ) Agenda Rutin FORMIS Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, "Dengarkan dan taatlah kepada pemimpin meski (kamu) dipukul punggungmu dan dirampas hartamu, maka dengarkan dan taatlah."(Riwayat Muslim) Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, "Dengarkan dan taatlah kepada pemimpin meski (kamu) dipukul punggungmu dan dirampas hartamu, maka dengarkan dan taatlah."(Riwayat Muslim)
Assalamualaikum wr . Wb Yang lepas …. Yang baru …. Yang berlalu Membaca perjalanan ysng berlalu, bukan saja ia menyiram suram perasaan, tetapi ia lebih kepada mentertawakan diri sendiri. Bukan karena lucu, tidak juga karena pilu. Masa lalu. Yang ini memberi ihsan, yang ini pula meninggalkan kesan. Membaca perjalanan waktu memberikan pengajaran, bisa menilai diri kembali. Alhamdulillah, berkat doa ikhlas dari saudara-saudara seiman dan berkat aliran keringatnya di jalan Allah, buletin kita ini terbit kembali untuk yang ke sekian kalinya, mudah – mudahan dari bulletin ini adalah awal langkah perjalanan kami di dunia dakwah ini. Kita semua berharap agar tampuk dakwah di fakultas teknik yang di ketuai oleh akh Hasan agar selalu memberikan perubahan yang terbaru. Untuk semua kru kita berharap supaya tetap semangat dalam menyampaikan risalah dakwah ini, mudah mudahan dengan tulisan kita, dapat mengguncangkan dunia. Walau kita baru bergelut di dunia jurnalistik ane yakin kita bisa. Allahuakbar. Kesilafan dan kekurangan selalu di mohonkan maaf, apa yang diluar jangkauan kekuatan kami, kepada Allah kami memohon dan tempat kembali urusan.amin. Wassalamualaikum Wr.Wb
Pelindung : Pembantu Dekan III FT UNP. Diterbitkan Oleh: Departemen Media Dakwah FORMIS FT UNP. Penanggung Jawab: DPH FORMIS FT UNP. Pimpinan Redaksi; Irpan Ardiansyah ( Mesin 06 ). Sekretaris Redaksi: Ayu Fitroma (T. Busana 06) Lay Out; Gusriandy (Sipil 06). Rezimi Fadri ( Mesin 07 )Editing; Muchlidi Muskhir,
Agenda Rutin UKK UNP
TASQIF Setiap Jum’at PUKUL : 16.30—SELESAI
Di mesjid Al-Madany
SEGERA TERBIT Agenda UKK May 2009
S
4 11 18 25
Sl
5 12 19 26
R
6 13 20 27
K
J
Sb
M
7 14 21 28
1 8 15 22 29
2 9 16 23 30
3 10 17 24 31
Ket : 16 - 17 MTQ Tingkat UNP 22 Seminar Kristologi
S.Pd, M.Kom,Fakhrozi ( Elektronika 07 ) Percetakkan: Novia Rahman ( Otomotif 07 ), Fitri Fauzia ( Sipil 07 ) Marketing: Erma Wanita ( Tata Busana 06 ), Astria Maharani Putri (Tata Boga 06), Alamat Redaksi: Sekretariat FORMIS. Mushalla Mujahadah, FT UNP
Note : Untuk para pembaca yang ingin mengirimkan tulisan - tulisannya atau komentar untuk kemajuan bulletin FORMIS, dapat mengirimkannya kealamat e-mail FORMIS :
[email protected]
Kematian dan Rindu Bertemu dengan Allah
DAFTAR ISI
Oleh: Mochamad Bugi Ubadah bin Shamid r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari, hadits shahih)
Bahasan Utama
Ubadah bin Shamid r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya.” Aisyah –salah seorang istri Nabi saw.—bertanya, “Kita membenci kematian.” Nabi saw. bersabda, “Bukan itu yang aku maksud, melainkan orang mukmin ketika dijemput oleh kematian, ia mendapatkan kabar gembira bahwa ia memperoleh ridha dan karamah Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai daripada apa yang ada di hadapannya sehingga ia amat senang untuk bertemu dengan Allah. Allah pun senang untuk bertemu dengannya. Adapun orang kafir ketika dijemput oleh kematian, maka ia mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan mendapatkan azab dan siksa Allah, maka tidak sesuatu yang paling ia benci daripada apa yang ada di hadapannya sehingga ia tidak senang untuk bertemu dengan Allah. Allah pun tidak senang untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari, hadits shahih) Abu Musa al-Asy’ari r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari, hadits shahih) Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, niscaya Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang untuk bertemu dengan Allah, niscaya Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya. Kematian itu datang sebelum (seseorang) bertemu Allah.” (HR. Muslim, hadits shahih) Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa benci untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga benci untuk bertemu dengannya.” Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah –yang dimaksud dengan benci untuk bertemu dengan Allah adalah—membenci kematian? Setiap kita membenci kematian.” Nabi menjawab, “Bukan seperti itu, melainkan orang mukmin ketika mendapatkan kabar gembira bahwa ia memperoleh rahmat, ridha, dan surga Allah, maka ia senang untuk bertemu dengan Allah. Alah pun senang untuk bertemu dengannya. Adapun orang kafir ketika mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan mendapatkan azab dan murka Allah, maka ia benci untuk bertemu dengan Allah. Allah pun benci untuk bertemu dengannya.” (HR. Muslim, hadits shahih) Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah swt. berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku pun senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku pun tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Imam Malik, hadits shahih) Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat Maut diutus untuk mencabut nyawa Nabi Musa a.s. Ketika Malaikat Maut tiba di hadapan Nabi Musa, Nabi Musa langsung memukul mata Malaikat Maut. Kemudian Malaikat Maut kembali menghadap Tuhannya seraya berkata, ‘Engkau mengutusku kepada seorang hamba yang tidak mau mati.’ Allah berkata, ‘Kembalilah dan katakan kepadanya agar ia meletakkan tangannya pada bulu sapi jantan. Maka setiap helai bulu yang ditutupi oleh tangannya berarti satu tahun.’ Musa berkata, ‘Wahai Tuhan, setelah itu?’ Allah menjawab, ‘Kematian.’ Musa berkata, ‘Saat iniah waktu kematian itu.’ Kemudian Musa memohon kepada Allah agar ia dimakamkan di dekat Baitul Maqdis, sejauh lemparan batu.’” Abu Hurairah berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Seandainya aku berada di sana, aku pasti akan memperlihatkan kepada kalian kuburannya yang terletak di samping jalan di kaki bukit berpasir merah.’” (HR. Bukhari, hadits shahih)
Psikologi Dakwah ( hal 4 )
Tips & Trik Komputer
Menonaktifkan Perangkat / Port USB (hal 5)
Artikel
Bercermin Dengan Aib Sendiri (hal 6)
Keajaiban Al-Quran
Batas Antara lautan (hal 7)
Kisah Teladan
Abdurahman bin Abu Bakar (hal 8)
Syajarotun Ma’rifat
Pesapesanku Jika Aku Mati (hal 10)
Tahukah Anda !
Wudhu Mencegah Terjadinya Penyakit Kulit (hal 11)
English Corner (hal 12)
Cerita Motivasi
Bergerak (hal 13)
Tips & Trik
Sepuluh Kiat Medapatkan Shalat Khusyu” (hal 14)
Dunia Perempuan
Ikhwan Genit (hal 16)
Tafakur
Humor ( hal 17 )
Kematian dan Ingin Bertemu dengan Allah (hal 18)
Psikologi Dakwah Oleh : Abu Fadhil Abdurrahman
D
akwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai dai tentu saja kita ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya. Karena dakwha bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang madú (objek dakwah), maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan kita dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasul Saw. Dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah. Pengertian Secara harfiah, psikologi artinya ‘ilmu jiwa’ berasal dari kata yunani psyce ‘jiwa’ dan logos ‘ilmu’. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai gambaran dari keadaan jiwanya. Adapun dakwah merupakan usaha mengajak manusia agar beriman kepada Allah Swt dan tunduk kepada-Nya dalam kehidupan di dunia ini, dimanapun ia berada dan bagaimana pun situasi serta kondisinya. Dengan demikian, psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa kepada Allah Swt. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan pendekatan kejiwaan. SIKAP MENTAL DAI Di atas sudah disebutkan bahwa dakwah merupakan usaha mengubah sikap kejiwaan seseorang dari tidak islami kepada
sikap yang islami. Untuk itu, orang yang berdakwah harus memiliki sikap mental yang baik dan ini harus bertul-betul terealisasi dalam kehidupannya seharihari. Sikap mental ini antara lain sebagai berikut: Memiliki kecintaan kepada ajaran Islam, sehingga dalam kapasitasnya sebagai dai, seorang telah merealisasikan pesan-pesan dakwahnya dalam kehidupan nyata. Bila tidak, terdapat hambatan psikologis untuk diterimanya pesan-pesan dakwah oleh madú, bahkan bisa mengakibatkan hilangnya kewibawaan sebagai dai dan di hadapan Allah Swt, ia mendapatkan kemurkaan-Nya. Allah Swt berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” (As-Shaff:2) Lemah lembut kepada madú-nya agar mereka senang dan mau menerima pesan-pesan dakwah serta mengikuti jalannya. Bila bersikap sebaliknya, yakni bengis dan kasar, kemungkinan besar yang terjadi adalah dai dijauhi madú nya. Ini pula yang dicontohkan oleh Rasul Saw dalam berbagai peristiwa, sehingga mereka yang semula memusuhi berubah menjadi pendukung-pendukung yang setia. Bersikap sabar dan optimis dalam dakwah Menggunakan cara yang baik dan benar dalam berdakwah, sehingga secara psikologis dakwah akan mendapat simpati mereka yang semula tidak suka dan tidak ada alasan untuk menuduh para dai dengan tuduhan yang tidak benar. DAKWAH PSIKOLOGIS Dakwah psikologis atau dakwah yang dilakukan dengan pendekatan jiwa memang sangat penting, turunnya ayat Al Quran secara bertahap merupakan suatu bukti bahwa pendekatan kejiwaan merupakan sesuatu yang tidak boleh diabaikan, begitu pula dengan berbagai peristiwa dakwah yang dialami oleh Rasul Saw. Mislanya dalam turunnya ayat dilarangnya minum khamar, Allah membuat tiga tahapan: peringatan tentang mudharat-nya (Qs. 2: 219) pelarangan sholat dalam keadaan mabuk (4:43) perintah menjauhi khamar (5:90)
IKHWAN GENIT . . . . . . Pertama, jangan pernah buka peluang denga lawan jenis. Kalo ngomong yang penting-penting aja, jangan sampe keenakan, trus ngobrolnya ngarol-ngidul. Jangan mengeluarkan suara yang mendayu-dayu. Ini biasanya sangat membuka peluang untuk berkhalwat. Kedua, kalo ada SMS masuk yang nggak jelas siapa pengirimnya, nggak usah dibalas, sayang pulsa. Mendingan buat kirim tausiyah daripada buat balas SMS yang nggak jelas gitu. Ketiga, bersikap biasa aja kalo ada yang nitip salam atau kasih tausiyah dari ikhwan/pria. Gak usah terlalu heboh, dari pada ntar ada gosip yang macam-macam. Dan terakhir buat para ikhwan, jangan buat akhwat bingung donk, dengan sikap kalian yang nggak jelas seperti itu, bisa merusak hati tau . . . . . jangan jadi ikhwan yang kemayu (kemana-mana yu’ alias tebar pesona ). Pintar-pintar deh jaga diri. “ bantu kami ya akh, untuk menjaga hati ini. . . !” ALLAHUAKBAR.
Nasrudin dan Tiga Orang Bijak Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara. Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, ''Di mana sebenarnya pusat bumi ini?'' Nasrudin menjawab, ''Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.'' ''Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?'' tanya orang bijak pertama tadi. ''Kalau tidak percaya,'' jawab Nasrudin, ''Ukur saja sendiri.'' Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab. Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ''Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?'' Nasrudin menjawab, ''Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.'' ''Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?'' Nasrudin menjawab, ''Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.'' ''Itu sih bicara goblok-goblokan,'' tanya orang bijak kedua, ''Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.'' Nasrudin pun menjawab, ''Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?'' Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan. Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, ''Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.'' ''Saya tahu jumlahnya,'' jawab Nasrudin, ''Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.'' ''Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?'' tanyanya lagi. ''Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.'' Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut. Dikutip dari buku humor sufi II terbitan Pustaka Firdaus
Rubrik An-nisa’ Ikhwan Genit . . . . !
By : Erni Arie Susanti
“ kamu lagi ngepain ? aku lagi makan nih. O ya, besok aku ada test. Minta doanya ya!” +628**** ( Rudi ). “ udah malem nih, kamu gak bobo? Jangan lupa tahajud ya! Kalau bangun duluan telpon aku, have a nice dream. Met bobo ya.” +0621**** ( Yuza ) Pernah dapat SMS seperti itu nggak ? Hah . . . . sering ? Waspadalah . . . waspadalah. Kegenitan karena ada niat pelakunya dan kesempatanyang terbuka lebar. Trus, apa hubungannya sama rubrik ini ? Emang rubrik ini bukan untuk Perempuan lagi yach ? Weits, tenang bro ! rubrik ini tetap masih buat perempuan, tapi boleh dong kita sekali-kali bahas tentang masalah makhluk yang berbeda ini, biar kamu akhwat nggak kaget dan bingung gima menghadapinya. Dan buat ikhwan ( maaf ya nggak ada maksud apa-apa ) tentang judul diatas, bukan mo menuduh atau merasa tersaingi ( karena genit itu kan sifat yang melekat di akhwat . . . . ) tapi sekarang ini banyak banget ikhwan yang seperti itu. Miscall malem-malem,SMS hanya untuk nanya sudah makan atau belum, dan juga ada yang sekedar mo bilang dengan tiga kata maut, “ jangan lupa tahajudnya “ maksudnya apa sich ? kalau menurut si akhi itu penting kenapa fordwardnya ke akhwat bukan ke komunitasnya aja, iya kan ? Buat para ikhwan, nyantai aja man ! masalah ini bukan rekayasa atau akal-akalan, tapi sudah banyak korbannya. Salah satunya teman ana. Sekarang kita samakan persepsi tentang ikhwan genit, ciri-cirinya, sebabnya dan yang terpenting gimana solusinya. Sebutan ikhwan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan laki-laki atau pria, dan biasanya disimbolkan dengan aktivis dakwah, organisatoris, rajin ikut aksi dll. Pokoknya selalu sibuk dengan kegiatan dakwah di manapun dia berada. Ikhwan juga manusia, karena itu kalo ada istilah “ ikhwan genit “ biasa aja, jangan sewot. Nah , berikut cirri-ciri “ikhwan genit “ tersebut : Pertama, selalu caper alias cari perhatian, terutama ke akhwat,bukan ke ikhwan. Ikhwan yang kayak gini biasanya suka SMS nanya hal yang nggak penting ke kita. Misalnya udah makan belum ? udah bobo ya ? perhatian yang nggak biasanya ini bisabisa keterusan n’ jadi over acting deh. Kedua, suka banget mengeluarkan kata-kata “maut” yang menjurus. Seperti, pulang sama siapa ? Entar malam ada acara nggak ? atau tunggu aku tiga tahun lagi yach,aku pasti akan melamarmu . . . . wow, dahsyat kan kata-katanya ? Ketiga, kasih perhatian yang beda ke setiap akhwat. Kalo kamu termasuk yang suka dikirim SMS atau di miscall malammalam setiap hari, coba kamu Tanya ke akhwat lain, sama nggak perlakuan ikhwan itu. Keempat, suka te-pe te-pe alias tebar pesona, suka nitip salam keteman kita, trus nanya kita kita itu sukanya apa sih. Ada juga over acting dalam berperilaku. Itu cirri-ciri ikhwan genit. Nah, sekarang kita cari tahu apa penyebab ikhwan itu jadi genit. Pertama, mungkin tidak ada orang yang peduli sama ikhwan,jadinya dia mencari perhatian itu lewat akhwat ( kasihan banget yach . . . . , kemana aja tuh teman-temannya ). Kedua, bisa jadi si akhwat yang buka peluang dan ke ge-eran. Secara tidak sadar kitanya seneng juga dengan SMS yang dikirim si ikhwan. Hmm . . . kalo yang ini sih salah dua-duanya bukan yang ikhwan aja. Pepatah bilang, ikhwan menjual akhwat membeli, he . . . . Ketiga, kita harus husnudzhan bahwa memang sih ikhwan punya karakter yang mobile, friendly ke semua orang termasuk akhwat. Jadi jangan langsung menuduh si ikhwan genit nih setiap ketemu salam melulu. Santai aja. . . . Setiap masalah pasti ada solusinya. Nah, untuk masalah seperti ini, kamu akhwat-akhwat harus memasang kuda-kuda buat mengatasinya. Continue next page ==>
Contoh dalam Dakwah Nabi tahap. (Qs. 13:106) Dalam kaitannya dengan pelaksanaan dakwah, ada Menggunakan bahawa kaum yang didakwahi, sebeberapa contoh dari Rasul Saw yang menggunakan hingga pesan-pesan dakwah lebih mudah dan lebih pendekatan kejiwaan, antara lain sebagai berikut: cepat diterima. (Qs. 14:4) Menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang mu- Berbicara sesuai dengan tingkat berfikir orang yang dah dipahami dan dihayati di dalam jiwa didakwahi. Berbicara kepada anak-anak tentu berMisalnya : ketika seorang yang suka berzina semen- beda dengan bicara kepada dewasa. Begitu juga tara ia punya istri dan menyatakan masuk Islam, dengan berbicara kepada remaja tentu berbeda tetapi tetap ingin berzina, maka Rasulullah hanya dengan kepada anak kecil. menyuruh orang tersebut bersikap jujur. Berbicara dengan ungkapan-ungkapan yang padat Bersikap lentur selama tidak menurunkan martabat makna, sebab berbicara yang bertele-tele tidak kebenaran. Seperti yang dilakukan Musa dan Harun hanya menjenuhkan pemikiran, tetapi juga menyedengan tetap menghormati Firáun sebagai ayah babkan orang tidak simpati dan menimbulkan keleyang mengangkat Musa a.s lahan jiwa. Tidak menghina sesembahan selain Allah yang dila- Guna menyentuh hati dan perasaan orang yang kukan orang-orang yang didakwahi. Hal ini hanya didakwahi, Rasul menyampaikan pesan dakwah akan menyebabkan orang tersinggung perasaannya dengan emosi dan semangat yang tinggi sesuai meskipun ia tahu yang dilakukannya adalah salah. dengan tema pembicaraannya. (QS. 6:108) Menyampaikan pesan dengan menyentuh langsung Mempertimbangkan kapasitas penerima dakwah, perasaan orang yang didakwahi. sesuai dengan diturunkannya Al Quran secara ber[
Menonaktifkan Perangkat / Port USB USB merupakan port koneksi yang sudah menjadi standard saat ini. Selain karena kecepatannya yang relatif tinggi, USB memiliki interkoneksi yang universal. Printer, flashdisk, kamera digital, card reader dan sebagainya, semuanya mayoritas menggunakan port USB. Apakah kita dapat menonaktifkan port USB pada komputer? Tips berikut akan menjelaskan bagaimana kita bisa menonaktifkan perangkat / port USB. Pengaturan dilakukan melalui BIOS, yakni program yang merupakan bawaan dari produsen motherboard dan dijalankan under DOS yakni tampilan programnya tidak seperti aplikasi Windows. Biasanya program BIOS memiliki tampilan layar berwarna biru.Untuk berpindah-pindah menu dalam program BIOS, gunakan tanda panah pada keyboard (biasanya berada dibawah tombol Page Down), sebab peranan mouse tidak akan berfungsi. Jika kita ingin menonaktifkan perangkat / port USB pada komputer, ikuti langkah-langkah berikut: 1. Nyalakan komputer (jika komputer sudah dalam keadaan menyala, restart saja) 2. Pada saat komputer baru menyala, tekan tombol Delete atau F2. Ini tergantung dari settingan motherboardnya, tp biasanya tidak jauh dari kedua tombol tadi 3. Akan muncul tampilan BIOS. Pilih menu INTEGRATED PERIPHERALS, lalu tekan Enter 4. Carilah pilihan OnChip USB. Ubah piihan Enable menjadi Disable. Untuk merubahnya, gunakan tombol Page Up - Page Down atau tombol Enter. Jika sudah, tekan tombol Esc 5. Pilih Pilihan SAVE & EXIT SETUP lalu tekan Enter 6. Pada kotak yang muncul pilih tombol Y lalu Enter Dengan langkah-langkah diatas tadi maka semua perangkat yang menggunakan koneksi / port USB akan dinonaktifkan. Kita bisa mengaktifkannya kembali dengan merubah pilihan Disable menjadi Enable.Sebagai catatan, nama dan penempatan menu untuk menonaktifkan USB mungkin berbeda pada tiap BIOS, tergantung settingan dari produsennya. Namun anda bisa mencari pilihan yang kurang lebih sama seperti diatas tadi. Semoga bermanfa'at
Bercermin Dengan Aib Sendiri
I
Oleh : Muhammad Nuh
ndahnya nikmat keimanan. Hati yang semula gelap menjadi terang. Bahaya dan penyakit di sekitar diri yang sebelumnya tertutupi, bisa terlihat jelas. Kian tampak mana yang baik, dan yang buruk. Dalam hal apa pun. Termasuk, dalam pergaulan dan persaudaraan Islam.
posisi dan situasi yang sama, kita pun tidak lebih bagus dari orang yang kita nilai.
Kekurangan diri seorang mukmin merupakan ujian mukmin yang lain Sesama mukmin seperti satu tubuh. Ada keterkaitan yang begitu kuat. Sakit di salah satu bagian tubuh, berarti sakit pula di bagian yang lain. Cela pada diri seoTak ada manusia yang serba sempurna Saat ini tak ada manusia yang sempurna dalam segala rang mukmin, berarti cela pula buat mukmin yang lain. hal. Selalu saja ada kekurangan. Boleh jadi ada yang Setidaknya, ada dua ujian buat seorang mukmin ketika bagus dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bi- saudaranya tersangkut aib. Pertama, kesabaran untuk cara. Bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menanggung keburukan secara bersama. Siapa lagi menguasai emosi kalau ada singgungan. Kuat di satu yang layak memberi kritik dan arahan kalau bukan saudara sesama mukmin. Karena dialah yang sisi, tapi rentan di sudut yang lain. “Seorang mukmin lebih paham seperti apa daya tahan Dari situlah seorang mukmin mesti cermat keimanan saudaranya sesama mukmin. Samengukur timbangan penilaian terhadap adalah cermin bagi bar untuk senantiasa menegur, mendekati, seseorang. Apa kekurangan dan kesaladan memberi solusi. hannya. Kenapa bisa begitu. Dan seterusmukmin lainnya. Kedua, kesabaran untuk tidak mengabarkan nya. Seperti apa pun orang yang sedang Apabila melihat aib keburukan saudaranya kepada orang lain. dinilai, keadilan tak boleh dilupakan. Walaupun terhadap orang yang tidak disu- padanya, dia segera Ini memang sulit. Karena lidah kerap usil. Selalu saja tergelitik untuk menyampaikan kai. Yakinlah kalau di balik keburukan sifat memperbaikinya.” isu-isu baru yang menarik. Tapi sayangnya, seorang mukmin, pasti ada kebaikan di sisi sesuatu yang menarik buat orang lain kayang lain. Tidak boleh main „pukul rata‟: (Al-Bukhari) dang buruk buat objek yang dibicarakan. Di “Ah, orang seperti itu memang tidak pernah situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih baik!” Allah swt. meminta orang-orang beriman agar senan- dan memilah. Mana yang perlu dikabarkan, dan mana tiasa bersikap adil. Firman-Nya dalam surah Al-Maidah yang tidak. ayat 8, “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan masuk surga kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan orang yang suka mendengar-dengar berita rahasia (kebenaran) karena Allah; menjadi saksi dengan adil. orang lain.” (Al-Bukhari) Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dari timbangan yang adil itulah, penilaian jadi proporsional. Tidak serta-merta mencap bahwa orang itu pasti salah. Mungkin, ada sebab yang membuat ia lalai, lengah, dan kehilangan kendali. Bahkan boleh jadi, jika pada
Tataplah kekurangan diri sebelum menilai kekurangan orang lain Ego manusia selalu mengatakan kalau „sayalah yang selalu baik. Dan yang lain buruk‟. Dominasi ego seperti inilah yang kerap membuat timbangan penilaian jadi tidak adil. Kesalahan dan kekurangan orang lain begitu jelas, tapi kekurangan diri tak pernah terlihat. Padahal, kalau saja bukan karena anugerah Allah berupa tertutupnya aib diri, tentu orang lain pun akan secara jelas menemukan aib kita.
Go to . . . Hal 12
BERGERAK . . . . . . . . mengharapkan perubahan, sementara melakukan hal yang sama dari hari ke hari…..,” katanya penuh semangat.” Saya pun mengangguk-angguk. Pembaca, di dalam bisnis, gagasan, pendidikan, pemerintahan dan sebagainya, Saya kira kita semua menghadapi masalah yang sama. Mungkin benar kata teman Saya tadi, kita semua mengharapkan perubahan, tapi kita tak tahu harus mulai dari mana. Akibatnya kita semua hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari, Jadi omong kosong perubahan akan datang. Perubahan hanya bisa datang kalau orang-orang mau bergerak bukan hanya dengan omongan saja. Dulu, menjelang Soeharto turun orang-orang sudah gelisah, tapi tak banyak yang berani bergerak. Tetapi sekali bergerak, perubahan seperti menjadi tak terkendali, dan perubahan yang tak terkendali bisa menghancurkan misi perubahan itu sendiri, yaitu perubahan yang menjadikan hidup lebih baik. Perubahan akan gagal kalau pemimpin-pemimpinny a hanya berwacana saja. Wacana yang kosong akan destruktif. “Manajemen tentu berkepentingan terhadap bagaimana menggerakkan orang-orang yang tidak cuma sekedar berfikir, tetapi berinisiatif, bergerak, memulai, dan seterusnya.” Get Started. Get into the game. Get into the playing field, Now. Just do it! “Janganlah mereka dimusuhi, jangan inisiatif mereka dibunuh oleh orang-orang yang bermental birokratik yang bisanya cuma bicara di dalam rapat dan cuma membuat peraturan saja.” Makanya tranformasi harus bersifat kultural, tidak cukup sekedar struktural. Ia harus bisa menyentuh manusia, yaitu manusiamanusia yang aktif, berinisiatif dan berani maju. Manusia pemenang adalah manusia yang responsif. Seperti kata Jack Canfield, yang menulis buku Chicken Soup for the Soul, yang membedakan antara winners dengan losers adalah : “Winners take action…they simply get up and do what has to be done…”. Selamat bergerak! By : Rhenald Kasali
Pesan-pesanku Jika Aku Mati . . . .Keluarga-ku, jika kelak kalian merindukanku, maka pasti dan pasti kalian akan menjumpaiku di akhirat hanya jika Allah (swt) ridho kepada kalian. Yang demikian adalah jika aku tercampak ke dalam neraka, maka sebagai ahli surga kalian dapat dengan mudah menziarahiku [5]. Sebaliknya, jika dengan rahmat-Nya, Allah (swt) memasukkanku sebagai salah seorang ahli surga, maka sesungguhnya tiada halangan apapun antara sesama ahli surga untuk saling menziarahinya. Dan jika datang kepadamu orang2 agar kalian mengikuti cara hidup lain selain yang telah diajarkan oleh Rasulullah (saw), maka kuatkanlah keyakinan kalian dan gigitlah erat2 agama (Islam) ini dengan gerahammu dan katakan dengan tegas dan tekad yang bulat, "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia dari golongan orang musyrik." [6] La ilaha illallah Muhammadur rasulullah. Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil azhim. Subhanallah. Catatan kaki: [1] Tiap2 yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Qs al Ankabut 29:57) [2] Termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan sholatul ghaib dan membicarakan kebaikan2 mayyit. [3] Termasuk di dalamnya adalah orang2 yang lemah batin saat melihat mayyit sehingga melakukan hal2 yang tidak syar'i seumpama meratap dlsb. [4] Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang2 yang sabar. (Qs al Baqarah 2:153) Dan mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang2 yang khusyuk. (Qs al Baqarah 2:45) [5] Dan penghuni2 surga berseru kepada penghuni2 neraka (dengan menziarahi mereka sambil mengatakan), "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab, "Betul." (Qs al A'raf 7:44) [6] Dan mereka berkata, "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah, "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik." (Qs al Baqarah 2:135)
Sepuluh kiat mendapatkan shalat khusyu’ Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman,2.(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalat mereka.(QS.Al-Mu’minun 23:1-2).
Mendapatkan shalat yang khusyu’ merupakan idaman setiap mukmin, karena shalat yang khusyu’ merupakan suatu kebahagiaan rohani dan kepuasan hati yang tidak dapat digambarkan keindahannya. Mendapatkan shalat yang khusyu’ adalah suatu hal yang sangat berat, namun bila kita berusaha untuk mendapatakannya dengan hati yang tulus penuh harapan, berlatih terus menerus (al-mujahadah) dengan istiqamah (konsisten), insya Allah shalat yang khusyu’ akan dapat kita rasakan dengan Hidayah, Taufiq dan Inayah dari Allah swt. Ada sepuluh kiat yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan shalat yang khsyu’ dengan Izin dan limpahan Ramat Allah swt.: 1. Memelihara diri dari segenap yang haram. Firman Allah swt.: Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya dosa yang selalu mereka lakukan itu menutupi hati mereka.(QS.Al-Muthafifin 83:14). Wasiat Rasulullah saw.pada Abu Hurairah: Peliharalah dirimu dari sekalian yang haram, niscaya ibadatmu akan sempurna.(HR.Turmudzi) 2. Berudhuk dengan sempurna. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang benar-benar taubat, dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri (bersuci) dengan sempurna (QS.Al-Baqarah 2:222). Sabda Rasulullah saw.: Maukah kamu aku tunjukkan suatu yang akan menghapuskan dosa dan meninggikan derjat? Para sahabat menmjawab: Tentu saja mau wahai Rasulullah!. Rasulullah bersabda: Yaitu berudhuk dengan sempurna disaat merasa berat untuk berudhuk (HR.Muslim dari Abu Hurairah). 3. Shalatlah dengan pakaian yang: Suci, bersih, rapi dan pantas. Firman Allah swt.: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[melakukanshalat],(QS.Al-A’;raf 7:31) 4. Shalatlah ditempat yang aman: Dari hal yang akan mengganggu penglihatan dan pendengaran selama shalat. 5. Shalatlah seakan-akan anda shalat untuk yang terakhir (shalat wada’) Wasiat Rasulullah pada Abu Ayub al-Anshary: Shalatlah engkau shalat wada’! Sabda Rasulullah saw.: Beramallah (beribadahlah) untuk akhirat seakan akan engkau akan mati esok (sebentar lagi). 6. Shalatlah seakan akan engkau melihat Allah! Sabda Rasulullah saw.: Beribadatlah kepada Allah seakan akan engkau melihat-Nya, apabila engkau tidak mampu seakan akan melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia pasti melihat engkau. (HR.Muslim dari Umar bin Khathab). 7. Shalatlah dengan thumakninah.! 8. Bacalah Al-Quran(bacaan shalat) dengan tartil! Dan Bacalah Al Quran itu dengan(tartil) perlahan-lahan.(QS.Almuzammil 73:4) Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(QS.Al-Isra’ 17:110). 9. Memahami bacaan shalat dengan mendalam (minmimal memadai). 10. Menghayati Bacaan Shalat dengan sepenuh hati. Seakan akan anda sedang bermuhasabah dengan diri sendiri, dan bermunajat dengan Allah swt.(“berdialog interaktif”) Firman Allah swt.: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(QS.Al-A’raf 7:205). Penutup. Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.(QS.Ibrahim 14:40)
P
ara ahli kelautan, setelah melalui kemajuan ilmu pengetahuan, telah dapat menyingkap adanya batas antara lautan. Mereka menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan, pemisah itu bergerak di antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah) dianalogikan dengan front yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan itu. Meskipun ada pemisah ini, dua lautan tetap bisa bercampur secara lambat yang membuat jumlah air laut yang menyeberang dari laut satu ke laut yang lain mendapatkan karakteristik lautan tempat air itu menuju, melalui pemisah yang bekerja mengaduk air yang lewat dari laut ke laut yang lain. Dengan demikian setiap lautan tetap memelihara karakteristiknya. Banyak tahapan yang telah dilalui ilmu pengetahuan manusia untuk mengetahui sifat-sifat air laut, di antaranya tentang batas-batas laut. Pada tahun 1873M/1283H para ilmuwan dari tim peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia mengatahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya. Penemuan hal ini dihasilkan setelah menyelesaikan pelayaran ilmiyah selama tiga tahun, mengarungi seluruh lautan di bumi. Ekspedisi ini mengumpulkan informasi-informasi dari 362 pos yang diperuntukkan untuk menyelidiki karakteristik lautanlautan. Laporan perjalanan tersebut memenuhi 29.000 halaman dalam 50 jilid, yang penyusunannya memakan waktu 23 tahun. Di tambah lagi bahwa ekspedisi tersebut adalah salah satu penemuan ilmiah yang besar karena telah memperlihat kedangkalan pengetahuan manusia sebelumnya tentang lautan. Setelah tahun 1933 diadakan ekspedisi ilmiah Amerika di Teluk Meksiko. Disebar ratusan pos-pos lautan untuk mempelajari karakteristik lautan. Ditemukan bahwa sejumlah besar dari pos-pos tersebut memberikan informasi yang seragam tentang karakteristik air di wilayah itu, dalam hal kadar garam, berat jenis, suhu, biota laut, dan kemampuan melarutkan oksigen. Di sisi lain pos-pos yang lain memberikan informasi seragam yang lain tentang wilayah lain. Sehingga ahli kelautan berke-
simpulan tentang adanya dua laut yang berbeda sifatnya, tidak sekedar perbedaan sampel seperti yang ditemukan pada ekspedisi Challenger. Melalui ratusan ”stasiun” laut yang dibuat untuk mempelajari karakteristik lautan, para ilmuwan menyimpulkan bahwa perbedaan karakter tersebut mendeterminasi satu lautan dengan yang lainnya. Akan tetapi mengapa lautan-lautan tersebut tidak bercampur dan lalu menjadi seragam padahal pengaruh kekuatan surut dan pasang terus menggerakkan air laut dua kali sehari, menjadikan air laut selalu datang dan pergi, bercampur dan bergolak? Ditambah faktor-faktor lain yang membuat air laut selalu bergerak dan bergolak seperti gelombang permukaan, gelombang bawah, arus air dan lautan. Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-buku ilmiah pada tahun 1942M / 1361H. Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen. Setelah tahun 1962 diketahui fungsi batas-batas laut tersebut dalam ”mengolah” aliran air laut yang menyeberang dari satu laut ke laut yang lain sehingga laut yang satu tidak melampaui. laut yang lain. Dengan demikian lautan-lautan tersebut tidak bercampur aduk karena setiap lautan menjaga karakteristiknya masing-masing dan batas-batas wilayahnya karena adanya pembatas-pembatas tersebut. Skema di bawah menjelaskan batas-batas air Laut Tengah Mediterania yang hangat dan berkadar garam tinggi ketika memasuki Samudra Atlantik yang dingin dan memiliki kadar garam lebih rendah. Pemisah antara air Laut Tengah dan air Samudra Atlantik. Tampak perbedaan pemisah (front) dari kedua lautan dalam hal kadar garam dijelaskan dengan garis, angka dan warna. Dan akhirnya manusia dapat memotret pembatas-pembatas tersebut dengan teknologi foto inframerah menggunakan satelit di mana terlihat bahwa lautan yang tampaknya satu kesatuan ternyata memiliki benyak perbedaan di antara bagian-bagian air di berbagai lautan. Tampak perbedaan warna sesuai dengan perbedaan temperatur. Bersambung . . . Hal 12
Ia merupakan lukisan nyata tentang kepribadian Arab dengan segala kedalaman dan kejauhannya .... Sementara bapaknya adalah orang yang mula pertama beriman, dan "Shiddiq" yang memiliki corak keimanan yang tiada taranya terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta orang kedua ketika mereka berada dalam gua. Tetapi Abdurrahman termasuk salah seorang yang keras laksana batu karang menyatu menjadi satu, senyawa dengitn Agama nenek moyangnya dan berhala-berhala Quraisy ... ! Di perang Badar ia tampil sebagai barisan penyerang di pihak tentara musyrik. Dan di perang Uhud ia mengepalai pasukan panah yang dipersiapkan Qurairsy untuk menghadapi Kaum Muslimin .... Dan sebelum kedua pasukan itu bertempur, leblh dulu seperti biasa dimulai dengan perang tanding. Abdurrahman maju ke depan dan meminta iawan dari pihak Muslimin. Maka bangkitlah bapaknya yakni Abu Bakar Shiddiq radhiyallah 'anhu maju ke muka melayani tantangan anaknya itu....Tetapi Rasulullah menan shahabatnya itu dan menghaianginya melakukan perang tanding dengan puteranya sendiri.... Bagi .seorang Arab asli, tak ada ciri yang lebih menonjol dari kecintaannya yang teguh terhadap apa yang diyakininya ....Jika ia telah meyakini kebenaran sesuatu agama atau sebuah pendapat, maka tak ubahnya ia bagai tawanan yang diperbudak oleh keyakinannya itu hingga tak dapat melepaskan diri lagi. Kecuali bila ada keyakinan baru yang lebih kuat, yang memenuhi rongga akal dan jiwanya tanpa syak wasangka sedikit pun, yang akan menggeser keyakinannya yang pertama tadi. Demikianlah, bagaimana juga hormatnya Abdurrahman kepada bapaknya, serta kepercayaannya yang penuh kepada kematangan akal dan kebesaran Jiwa serta budinya, namun keteguhan hatinya terhadap keyakinannya tetap berkuasa hingga tiada tenpengaruh oleh keislaman bapaknya itu. Maka ia berdiri teguh dan tak beranjak dari tempatnya, memikul tanggung jawab aqidah dan keyakinannya itu, membela berhala-berhala Quraisy dan bertahan mati-matian di bawah
bendera dan panji-panjinya, melawan Kaum Mu'minin yang telah slap mengorbankan jiwanya. Dan orang-orang kuat semacam ini, tidak buta akan kebenaran, walaupun untuk itu diperlukan waktu yang lama. Kekerasan prinsip, cahaya kenyataan dan ketulusan mereka, akhir kesudahannya akan membimbing mereka kepada barang yang haq dan mempertemukan mereka dengan petunjuk dan kebaikan. Dan pada suatu hari, berdentanglah saat yang telah ditetapkan oleh taqdir itu, yakni saat yang menandai kelahiran barn dari Abdurrahman bin Abu Bakar Shiddiq .... Pelita-pelita petunjuk telah menyuluhi dirinya, hingga mengikis habis bayang-bayang kegelapan dan kepalsuan warisan jahiliyah. Dilihatnya Allah Maha Tunggal lagi Esa di segala sesuatu yang terdapat di sekelilingnya, dan petunjuk Allah pun mengurat-mengakar pada diri dan jiwanya, hingga ia pun menjadi salah seorang Muslim... ! Secepatnya ia bangkit melakukan perjalanan jauh menemui Rasulullah untuk kembali ke pangkuan Agama yang haq. Maka bercahaya-cahayalah wajah Abu Bakar karena gembira ketika melihat puteranya itu bai'at kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Di waktu kafirnya ia adalah seorang jantan! Maka sekarang ia memeluk Islam secara jantan pula! Tiada sesuatu harapan yang menariknya, tiada pula sesuatu ketakutan yang mendorongnya! Hal itu tiada lain hanyalah suatu keyakinan yang benar dan tepat, yang dikaruniakan oleh hidayah Allah dan taufik-Nya! Dan mulai saat itu Abdurrahman pun berusaha sekuat tenaga untuk menyusul ketinggalan-ketinggalannya selama ini, balk di jalan Allah, maupun di jalan Rasul dan orangorang Mu'min. Di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam begitupun di masa khalifah-khalifah sepeninggalnya, Abdurrahman tak ketinggalan mengambil bagian dalam peperangan, dan tak permah berpangku tangan dalam jihad yang aneka ragam .... Dalam peperangan Yamamah yang terkenal itu, jasanya amat besar. Keteguhan dan keberaniannya memiliki peranan besar dalam merebut kemenangan dari tentara Musailamah dan orang-orang murtad ....
“Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang bergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan). ” Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam buku baru Saya, “ChaNge”. Minggu lalu, dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat, iseng-iseng Saya mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Ditengah-tengah ratusan orang yang tengah menyimak isi buku, Saya tawarkan uang itu. “Silahkan, siapa yang mau boleh ambil,” ujar Saya. Saya menunduk ke bawah menghindari tatapan ke muka audiens sambil menjulurkan uang Rp 100.000. Seperti yang Saya duga, hampir semua audiens hanya diam terkesima. Saya ulangi kalimat Saya beberapa kali dengan mimik muka yang lebih serius. Beberapa orang tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya dari sandaran kursi, yang lain lagi menendang kaki temannya. Seorang ibu menyuruh temannya maju, tetapi mereka semua tak bergerak. Belakangan, dua orang pria maju ke depan sambil celingak-celinguk. Orang yang maju dari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi ia segera menghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisi sebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu kembali ke kursinya. Sekarang hanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan Saya. Gerakannya begitu cepat, tapi tangannya berhenti manakala uang itu disentuhnya. Saya dapat merasakan tarikan uang yang dilakukan dengan keragu-raguan. Semua audiens tertegun. Saya ulangi pesan Saya, “Silahkan ambil, silahkan ambil.” Ia menatap wajah Saya, dan Saya pun menatapnya dengan wajah lucu. Audiens tertawa melihat keberanian anak muda itu. Saya ulangi lagi kalimat Saya, dan Ia pun merampas uang kertas itu dari tangan Saya dan kembali ke kursinya. Semua audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang lalu berteriak, “Kembalikan, kembalikan!” Saya mengatakan, “Tidak usah. Uang itu sudah menjadi miliknya.” Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kaya Rp.100.000. Saya tanya kepada mereka, mengapa hampir semua diam, tak bergerak. Bukankah uang yang Saya sodorkan tadi adalah sebuah kesempatan? Mereka pun menjawab dengan berbagai alasan: “Saya pikir Bapak cuma main-main ………… ” “Nanti uangnya toh diambil lagi.” “Malu-maluin aja.” “Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool!” “Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu …..” “Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya. …” “Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas…..” “Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang……. ..” “Saya, kan duduk jauh di belakang…” dan seterusnya. Saya jelaskan bahwa jawaban mereka sama persis dengan tindakan mereka sehari-hari. Hampir setiap saat kita dilewati oleh rangkaian opportunity (kesempatan) , tetapi kesempatan itu dibiarkan pergi begitu saja. Kita tidak menyambarnya, padahal kita ingin agar hidup kita berubah. Saya jadi ingat dengan ucapan seorang teman yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di daerah Parung. Ia tampak begitu senang saat Saya dan keluarga membesuknya. Sedih melihat seorang sarjana yang punya masa depan baik terkerangkeng dalam jeruji rumah sakit bersama orang-orang tidak waras. Saya sampai tidak percaya ia berada di situ. Dibandingkan teman-temannya, ia adalah pasien yang paling waras. Ia bisa menilai “gila” nya orang di sana satu persatu dan berbicara waras dengan Saya. Cuma, matanya memang tampak agak merah. Waktu Saya tanya apakah ia merasa sama dengan mereka, ia pun protes. “Gila aja….ini kan gara-gara saudara-saudara Saya tidak mau mengurus Saya. Saya ini tidak gila. Mereka itu semua sakit…..”. Lantas, apa yang kamu maksud ’sakit’?” “Orang ’sakit’ (gila) itu selalu berorientasi ke masa lalu, sedangkan Saya selalu berpikir ke depan. Yang gila itu adalah yang selalu Go to . . . . . Hal 15
BERCERMIN DENGAN AIB SENDIRI . . . . Sebelum memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah secara jernih seperti apa mutu diri sendiri. Lebih baikkah? Atau, jangan-jangan lebih buruk. Dari situlah ucapan syukur dan istighfar mengalir dari hati yang paling dalam. Syukur kalau diri ternyata lebih baik. Dan istighfar jika terlihat bahwa diri sendiri lebih buruk. Tatap aib saudara mukmin lain dengan pandangan baik sangka. Mungkin ia terpaksa. Mungkin itulah pilihan buruk dari sekian yang terburuk. Mungkin langkah dia jauh lebih baik dari kita, jika berada pada situasi dan kondisi yang sama. Membuka aib seorang mukmin berarti memperlihatkan aib sendiri Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara. Sebuah persaudaraan yang jauh lebih sakral ketimbang satu ayah dan satu ibu. Karena Allah sendiri yang menyatakan kekuatan persaudaraan itu: “Sesungguhnya
orang-orang beriman itu bersaudara….” (Al-Hujurat: 10) Ketika seorang mukmin membuka dan menyebarkan aib saudaranya, ada dua kesalahan yang dilakukan sekaligus. Pertama, ada citra keagungan orang-orang beriman yang terkotori. Dan reaksi yang muncul memojokkan umat Islam, “Yah, sama saja. Keimanan tidak bisa jadi jaminan!” Dan seterusnya. Kedua, orang yang gemar menyebarkan aib saudaranya, sebenarnya tanpa sadar sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli. Antara lain, tidak bisa memegang rahasia, lemah kesetiakawanan, dan penyebar berita bohong. Semakin banyak aib yang ia sebarkan, kian jelas keburukan diri si penyebar. Benar apa yang dinasihatkan Rasulullah saw. bahwa diam adalah pilihan terbaik ketika tidak ada bahan ucapan yang baik. Simpanlah aib seorang teman dan saudara sesama mukmin, karena dengan begitu; kelak, Allah swt., akan menutup aib kita di hadapan manusia.
BATAS ANTARA LAUTAN . . . . . . Dalam riset lapangan untuk membandingkan antara air Teluk Oman dan air Teluk Persia menggunakan angka, perhitungan dan analisis kimiawi, tampak perbedaan yang nyata antara keduanya segi kimiawi dan tumbuhan yang dominant serta tampak ada pembatas yang jelas antara keduanya. (lihat hal 77 buku yang asli) Penemuan adanya batas antar lautan telah memakan waktu sekitar seratus tahun dengan melalui studi dan riset yang panjang, bergabung di dalamnya ratusan peneliti, digunakan berbagai macam peralatan dan perangkat yang riset ilmiah yang canggih. Akan tetapi al-Qur’an al-Karim telah menjelaskan hal ini 14 abad yang lalu. Allah berkata: Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu,(19) Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(20) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(21) Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.(22) (QS ar-Rahman: 19-22) Allah juga berfirman: ”...dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut...” (QS an-Naml: 61) sumber : ikadi.org
Percakapan Sehari-hari ( Daily Conversation ) Kapan selesai ? = When will it/they be ready ? Maaf, dia sedang keluar = Sorry, he/she’s not in Saya akan kembali nanti = I’ll come back later
. . . . .Bahkan ialah yang menghabisi riwayat Mahkam bin Thufeil, yang menjadi otak perencana bagi Musailamah, dengan segala daya upaya dan kekuatannya ia berhasil mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh tentara murtad sebagai tempat yang strategis untuk pertahanan mereka. Dan mulai saat itu Abdurrahman pun berusaha sekuat tenaga untuk menyusul ketinggalan-ketinggalannya selama ini, balk di jalan Allah, maupun di jalan Rasul dan orang-orang Mu'min. Di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam begitupun di masa khalifah-khalifah sepeninggalnya, Abdurrahman tak ketinggalan mengambil bagian dalam peperangan, dan tak permah berpangku tangan dalam jihad yang aneka ragam .... Dalam peperangan Yamamah yang terkenal itu, jasanya amat besar. Keteguhan dan keberaniannya memiliki peranan besar dalam merebut kemenangan dari tentara Musailamah dan orang-orang murtad .... Bahkan ialah yang menghabisi riwayat Mahkam bin Thufeil, yang menjadi otak perencana bagi Musailamah, dengan segala daya upaya dan kekuatannya ia berhasil mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh tentara murtad sebagai tempat yang strategis untuk pertahanan mereka. Tatkala Mahkam rubuh disebabkan suatu pukulan yang menentukan dari Abdurrahman, sedang orang-orang sekelilingnya lari tunggang langgang, terbukalah lowongan besar dan luas di benteng itu,-hingga prajurit-prajurit Islam masuk berlompatan ke dalam benteng itu.... Di bawah naungan Islam sifat-sifat utama Abdurrahman bertambah tajam dan lebih menonjol. Kecintaan kepada keyakinannya dan kemauan yang teguh untuk mengikuti apa yang dianggapnya haq dan benar, kebenciannya terhadap bermanis mulut dan mengambil muka, semua sifat ini tetap merupakan sari hidup dan permata kepribadiannya. Tiada sedikit pun ia terpengaruh oleh sesuatu pancingan atau di bawah sesuatu tekanan, bahkan juga pada saat yang amat gawat, yakni ketika Mu'awiyah memutuskan hendak memberikan bai'at sebagai khalifah bagi Yazid dengan ketajaman senjata! Mu'awiyah mengirim surat bai'at itu kepada Marwan gubernurnya di Madinah dan menyuruh bacakannya kepada Kaum Muslimin di mesjid. Marwan melaksanakan perintah itu, tetapi belum lagi selesai ia membacakannya, Abdurrahman bin Abu Bakar pun bangkit dengan maksud hendak merubah suasana
hening yang mencekam itu menjadi banjir protes dan perlawanan keras katanya: -- "Demi Allah, rupanya bukan kebebasan memilih yang anda berikan kepada ummat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi anda hendak menjadikannya kerajaan seperti di Romawi hingga bila seorang kaisar meninggal, tampillah kaisar lain sebagai penggantinya... !" Saat itu Abdurrahman melihat bahaya besar yang sedang mengancam Islam, yakni seandainya Mu'awiyah melanjutkan rencananya itu, akan merubah hukum demokrasi dalam Islam di mana rakyat dapat memilih kepala negaranya secara bebas, menjadi sistem monarki di mana rakyat akan diperintah oleh raja-raja atau kaisar-kaisar yang akan mewarisi takhta secara turun temurun ... ! Belum lagi selesai Abdurahman melontarkan kecaman keras ini ke muka Marwan, ia telah disokong oleh segolongan Muslimin yang dipimpin oleh Husein bin Ali, Abdullah bin Zubeir dan Abdullah bin Umar. Di belakang muncul beberapa keadaan mendesak yang memaksa Husein, Ibnu Zubeir dan Ibnu Umar berdiam diri terhadap rencana bai'at yang hendak dilaksanakan Mu'awiyah dengan kekuatan senjata ini. Tetapi Abdurrahman tidak putusputusnya menyatakan batalnya bai'at ini secara terus terang! Mu'awiyah mengirim utusan untuk menyerahkan uang kepada Abdurrahman sebanyak seratus ribu dirham dengan maksud hendak membujuknya. Tetapi Abdurrahman melemparkan harta itu jauh-jauh, lain katanya kepada utusan Mu'awiyah: "Kembalilah kepadanya dan katakan bahwa Abdurrahman tak hendak menjual Agamanya dengan dunia... !" Tatkala diketahuinya setelah itu bahwa Mu'awiyah sedang bersiap-siap hendak melakukan kunjungan ke Madinah, Abdurrahman segera meninggalkan kota itu menuju Mekah. Dan rupanya iradat Allah akan menghindarkan dirinya dari bencana dan akibat pendiriannya ini .... Karena baru saja ia sampai di luar kota Mekah dan tinggal sebentar di sana, ruhnya pun berangkat menemui Tuhannya. Orang-orang mengusung jenazahnya di bahu-bahu mereka dan membawanya ke suatu dataran tinggi kota Mekah lalu memakam kannya di sana, yakni di bawah tanah yang telak menyaksikan masa jahiliyahnya ..., dan juga telah menyaksikan masa Islamnya ... ! Yakni keislaman seorang laki-laki yang benar, berjiwa bebas dan kesatria ... !
Apa ini jalan ke Arau ! = Is this the road to Arau ! Boleh saya coba ? = May I taste it ? Baik, saya ambil = That’s fine. I’ll take it Ada yang lainnya ! = Will there be anything else !
YA ALLAH, SUNGGUH TELAH KAMI SAMPAIKAN, SAKSIKANLAH ! Harap disimpan baik—baik, karena didalamnya terdapat ayat—ayat al-quran
Pesan-pesanku Jika Aku Mati Bismillahir rahmanir rahiem,
Suatu kali Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang melihat pemimpin yang tidak disenangi (perbuatannya) maka bersabarlah." (Riwayat Muslim)
Keluargaku yang kusayangi, Aku tidak tahu kapan Sang Pemilik jiwaku ini memanggilku. Namun demikian rasa khawatirku untuk tidak meninggalkan kesusahan dan keburukan sepeninggalku, telah mendorongku untuk berwasiat kepadamu sekalian. Hendaklah kamu sekalian tidak bersedih hati dengan apa saja yang luput darimu dan tidak pula meratapi apa2 yang telah ditakdirkan Allah (swt) agar menjadi bagian dari kisah kehidupan di dunia ini. Kematianku tidaklah berbeda dengan kematian manusia lainnya. Yang demikian adalah karena setiap yang bernyawa pasti akan mati. [1] Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku tidak dapat memberi jaminan hidup atas hidupku sendiri sebagaimana aku tidak dapat memastikan apa yang dapat kita lakukan esok hari dari rencana2 kita. Yang demikian adalah karena kita adalah hamba2 Allah yang tidak memiliki sedikitpun kekuasaan dan kemampuan kecuali sekedar apa yang diberikan-Nya yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Jika aku mati, hendaknya kamu sekalian tidak panik. Kematian adalah perkara biasa yang orang lain juga menghadapinya. Uruslah jenazahku dengan kemampuan terbaik kalian. Jika aku sempat mandi sebelum aku mati, maka hendaklah tidak seorangpun yang mengulanginya. Kewajiban kalian adalah menutupi bagian2-ku yang masih terbuka dengan kain (kafan). Jika tidak, maka mandikan dan bersihkanlah bagian2 yang penting sebelum kalian mengkafaniku sehingga aku layak untuk menghadap Allah (swt). Jika hanya seorang dari kalian yang ada di sisiku pada saat kematianku, hendaklah kamu memberitahu tetangga terdekat yang sekiranya mereka dapat membantu menguruskan jenazahku atau mereka memberitahu orang lain yang layak untuk memandikan dan mengkafankan jenazahku. Untuk hal ini, hendaklah mereka termasuk orang2 yang amanah yang dapat menjaga aurat dan aibku dengan baik. Di bumi mana aku mati, maka tempat yang paling layak dan paling baik bagi jenazahku adalah tanah perkuburan yang terdekat dengan tempat kematianku. Yang demikian lebih aku sukai agar tempatku termasuk hal2 yang akan dapat memberi kesaksian tentang apa yang telah aku kerjakan buat agama ini. Oleh karena itu, janganlah se-kali2 kalian mencoba mengangkut atau membawa jenazahku lebih jauh dari tempat itu. Dan jangan biarkan jenazahku menunggu. Jangan pula seorang dari kalian, orangtua, sanak famili, sahabat, handai tolan dan kawan2 baikku dijadikan alasan untuk menunda jenazahku masuk liang lahat. Selain perkara ini tidak membebani mereka yang mengurus jenazahku, hal itu juga lebih baik bagi mereka yang datang kemudian. Jika yang datang kemudian adalah dari golongan orang2 yang sholeh, maka sudah tentu mereka akan tahu cara menolongku dengan pertolongan ghaib. Sebaliknya, jika yang datang kemudian adalah orang2 yang belum sempurna agamanya, maka hal itu tidak akan menambah kesalahan dan dosa mereka. [2] Tahanlah lisan kalian dalam mengekspresikan rasa bela sungkawa atau duka cita kalian. Meskipun aku rela kamu mencurahkan air matamu, tetapi janganlah se-kali2 kamu meratap atau mengeluarkan kata2 kesedihan. Yang demikian adalah karena selain hal itu akan menyusahkanku di kubur, hal itu juga akan menjadi dosa bagimu. Berserah dirilah kepada Allah (swt) tidak saja dalam urusan rezekimu, tetapi juga dalam semua aspek kehidupanmu. Yakinlah dengan keyakinan yang bulat bahwa Allah (swt) maha cermat dalam mengurus semua makhluk-Nya. Dia mustahil ceroboh sebagaimana Dia mustahil berbuat zhalim kepada ciptaan-Nya sendiri. Karena itu, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat [4]. Tidak ada warisan terbaik yang dapat aku tinggalkan kepada kalian selain aku telah berusaha dengan segala daya agar kalian terbiasa berada di jalan Allah. Dan meskipun aku seringkali gagal dalam memberi kalian warisan akhlak yang agung sebagaimana akhlak Rasulullah (saw), tetapi paling tidak kalian telah mengetahui bagaimana cara menghadirkannya jika kalian mau. Dan sekiranya ada benda2 yang aku tinggalkan pada kalian, maka orang terbaik diantara kalian adalah dia yang paling tidak memerlukannya. Go to . . . . . Hal 15
I
Imu kontemporer menetapkan—setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!! Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit. Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu -debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit. Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit. Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian. Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain: Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah: (( Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tidur, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali. Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam. Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung … Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah