1 2 KAJIAl\'PERAi\' AGRIBIS1'1S HORTIKULTUR.\ DALAM PEREKO~OMIAN\\!lLAYAH (STUD! KASUS: KABUPATE~BAND~G.BARAT, PROVINSJ JA WA BAllA T) SE KAR INSA.1'1...
KAJIAl\'PERAi\' AGRIBIS1'1S HORTIKULTUR.\ DALAM PEREKO~OMIAN\\!lLAYAH (STUD! KASUS: KABUPATE~BAND~G .BARAT,
PROVINSJ JA WA BAllAT)
SE KAR INSA.1'11Sl')fU~A~GTYAS
SEKOLAH PASCASARJA.NA
lNSTlTliT PERTA~IA ..~ .BOGOR BOGOR
2010
ABS11l;JCJ'
SEKAR !NSANI SUMUNAR!NGTYAS. The Study of The Role of Horticulture Agribusiness On Regional Economy (Case Study : West Bandung Regency, The West Java Province). Under direction of ERNAN RUSTIADI and 1SKANDAR LUBIS Agribusiness fr a system consists of upstream agribusiness, on-farm agribusiness, downstream agrtbusiness, and supportlnt; subsystem. The heller linkages between agribusiness subsystems, the greater role of agribustness system in the regional economy. These linkages resul! in rotation of added value, thus providing a multiplier effect on the regional economy. The purposes of the study were (I) to describe the developmen: of the agribusiness sub-systems of horticulture. (2) to evaluate Ille condition and completene» of 1he tnfrastruaure for settlements systems, (3) tu evaluate the completeness of [acihues and infrastructure for agribusiness system, (4) /0 evaluate the structure ofsuppiy chain in horticuttnr» agribusiness system, and (5) to analyze the role of horticulture awtbu.tiness systems in reK1011al er.;0110111y t!/ West Bandung 11egency. The analysis which were used in this s1111/y were descrtptto» q( Ifie ogribusiness S)!S/(!111, tnfrasn-ucture analysis (scalogram). margin supp~y chains analysis, and l11p11t-0111pu1 anatysts. Up-stream and on-fartn agribusiness subsystems were more developed thun down-stream sub.~)l.11!if7<J111.Jand Ctsarua district. Post-harvest 111/i·a.1/maurr such 11.1 pucking house. wrapper c111d scaler were availuble i11 Lr:111h1111}!,. Pamngpong and Cisarna suhdtstrtct»: but J/11J access of the post hurves! oifrastruture were s11/I li111i1ed and belo1111, 10 collectors. The small scaleformers andfarmer enterpnses did 1101 have power tu access 1/ir.1111. The lack ofpost-harvest infrustructure has imp/led to the low barw11m11g postnon of small scale formers and farmer enterprises in trade uovemanoe. this was reinforcedby 1/Je lowest <~f111argm trade 111!11ch was obtained by former. than any otlu:» elements in trade govemance. llorticulture sectors has a stronger finkage with ups/ream sec/ors 1hr111 downstream sectors. Horticulture sectors had s1w1i(icam Direct Backward i.tmkug« (DHLJ with mtm11fi1ctun11g industry. Althuul{h the comribution to the formanon of (if)P and total outpu; Wt'rt< not sig111/icm11, but the seaor has good rote in a m11/rir1fler effec: Keywords : Agribusiness, Hontculture. l1111ut-01Jtp111, Regional Economy
IUNGKASAl\
SEKAR INSANI SLMUNAR1NGTYAS. Karian Peran Agribisnis Hortikultura Dalam Perekonomian Wilayah (Studi Kasus : Kabupaten Bandung Barnt, Provinst Jawa Barnt). Dibimbing oleh ERNAN RUSTIADI dan ISKANDAR LUBJS. Pengernbangan hortikultura menemui berbagai permasalahun yang tcrjadi dalarn suatu srstem agnbisnis K inerja sistem agribisnis sangai ditcntukan oleh cfckuvuas masing-masing subsistem. Selain itu dalam pengelolaaan agibisnis, ketcrkaitan antar pelaku dari berbagai pihak seperti penghasil produk primer, pcngolah, pedagang, dismbutor, imponir. eksportir dan lain-lain ~neat dibutuhkun. Semakin baik keterkaitan dalam pengelolaan sistem agnbisnis, maim sernakin besar pula pcrannya terhadap pembcntukan perckonomian wilayah. tcrutama dalarn memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Brute (PD13). Tujunn dari penclitian ini adalah (I) rncndeskripsikan tingkat pe1 kembangan subsistem-subsistem agribisnis horrikultura, (2) mcngcvaluasi kondisi clan kclcngkapan sarana clan prasarana sistem permukiman, (3) mengcvaluasi
kclcngkapan sarana dnn prasarana srsiem agribisms, (4) mengcvaluasi struktur tata niaga atau rantai pasokan dalam sistem agnbisnis honikuliura, dan (5) mcnganalisis pcran agribrsnis horukuhura tertadap perckono-nian wilayah Kabupaten Bandung Baral. Penelitian ini diharapkan dapat mernbertkan mantaat dalan: ( l) memberikan masukan pada pemcrimah dacrah mengeuai pengembangan agribisnis hortikultura di Kabupaten Bandung Barat dan (2) memberikan arahan kcbijakan pada pcmcrintal- daerah mcngenai peningkatan peran agribisnis horukulturu bagi pcrckonomian wilayah Kabupatcn Bandung
Barnt Subsistcm agnbisnis yang herkembang lcbrh bail: adalah subsistem hulu dan
usaharani Subsistern hulu sudah dapat bcrperan dalam pcnycdiaan sarana produksi. Sarana produksi pcrtanian primer yang diperlukan oleh petani sudah dapat disediakan olch kios saprodi, Gapoktan dan bcbcrapa KUD
Subsistem
kincrja yJng baik. Perkembangan subsu-tern budrdaya dicirikan oleh teknologi budidaya yang dilakukan oleh petani. Pctani juga sudah mulai menyaduri adanya penerapan GO()(/ Agrtcultural Pracitces (GAP) dau pcngendalian hama penyakit tanarnan dengan mcnggunakan ieknik Pengelolaan Rama Terpadu (PHn. Subsistem hihr merupakan subs.stem yang bclurn berkembang. Hal ini ditandai dengan belum berkemhangnya industri pcngolahan, bail di Lembang, Parongpong maupun Cisarua. Wilayah yang mcnjadi pusat clan mcrupakan hirarki saiu adalah desa l.ernbang dan Cikole di kecamatan Lcmbang dan dcsa Cihanjuang Rahayu di usaha tani menunjukkan
kecamatan Parongpong,
lnfrastruktur dasar untuk pendidikan can kesehatan
sudah dapat terpenuhi di masing-masing desa. Jenis fasilitas yang J.mrang lengkap
antara lain adalah TK negeri, S.'vlK Sederajat Negeri. Akaderni Sederajat Negeri,
Sekolah Luar Biasa Negeri, Lembaga Pendidikan Bahasa dan Lembaga Pendidikan Ketrampilan. Berdasarkan kelengkapan sarana clan prasarana sistem agribisnis, fasilitas yang tidak ada di kecamatan Lembang, Parongpong dan Cisarua adalah ala! dan mesin pengolahan. Walaupun sarana dan prasarana pasca panen seperu sealer, wrapping dan cold storage merupakan sarana dan prasarana yang cukup lengkap, tetapi pengelolaan fasilitas tersebut banyak dilakukan oleh para pengumpul dan pengusaha, bukan perani. Hal ini berani bahwa nilai tambah banyak dinikrnati olch pengusaha atau pengumpul, Peroni mendapatkan margin tata niaga tereadah dibandingkan elemen tata uiaga lainnya, baik untuk sayuran curah (non eksklusif), sayuran clan buah eksklusif, maupun bunga potong. Margin yang ditcrima petani untuk tata niaga sayuran curah bcrnilai 2,2 sampai 7,1%, untuk sayuran eksklusif bcrnilai 14,9 dan 25%, serta untuk bunga potong bemilai IO sampai 47,4%. Margin yang diperoleh oleh perani sayuran eksklusif lcbin tmggi bila dibandingkan dengan petani sayuran curah (non eksklusif). Sektor Stroberi, Buah-buahan, Kenrang dan Sayuran merniliki kontribusi yang rendah tcrhadap kontribusi PDRB dan jurnlah output total. Kontnbusi PDRil sckior Stroberi, Buah-buahan, Kentang dan Sayurau terhadap loral PDRB masing-masing adalah 0,06%, 1,09%, 0.11% dan 0,66%. Kontribusi output total sektor Stroberi, Buah-buahan, Kentang dan Sayuran adalah 0,0~%, 1,86%, 0,07 % dan 1,20%. Sektor nornkultura n:cmiliki keterkauan yang lebih kuat dengan sekior hulunya dihandingkan dcngan sektor fulirnya. Sektor honikultura tcrkait ke bclakang cukup kuat dengan sekior mdustri pengolahan. Sektor rndustri pengolahan rnenghasilkan output yang digunekan sebagai input olch sekior-sekror hortikultura. Sektor sayuran dan buah-buahan mcrupakan sektor yang mcmiliki multiplier terhadap output yang lebih tinggi dibandiugkan dengan sektor-sektor lainnya, yaitu bemilai 2.49 I 8 dan 2.348 I. Sektor Buah-buahan, Kentang dan Sayuran mcrniliki nilai muitipher effect terhadap pendapatan bemilai 4,2859; 4, 1919 dan 2,850 dan berada pada peringkat dua, nga dan empai bila dibandingkan dcngan scktor-sektor pcrckonomian lainnya. Untuk multiplier terhadap tcnaga keria, Nilai nrutuplier effecr terhadap tenega kcrja sckror Buah-buahan dan Sayuran bernilai 1,8812 dan 1,7694. Scktor ini herada pada peringkat 2 dan 3 untuk nilai multiplier effect terhadap tcnaga kerja,
e Hak Cip1a n11lik IPB.
Tahun 2010 Hak Cipta dHindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengulip sebagian atau selurohnya kafYa tu/is ini tanpa mencatumkan a/au menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian. oenuusen kaTYa iJmiah. penyusunan laporan. penufisan kritikan atau linjauan suatu masalah. b. pengutipan tic!ak merogikan kepentingan yang wajar/PB. 2. D17arang mengumumkan clan mempetbanyak sebagian atau se/uruh karya tu/is dalam bentuk apapun tanpa inn IPB.
KAJIAN PERAN AGRIBISNIS HORTIKUL TlJRA DALAM PEREKONOMIAN \VILA YAB (STUDI K~SUS : KABUPA TI~ BANDUNG BAR'\ T, PROVlliSI JA \VA BARA T)
SEK.AR NSANl Sl")fUNARJ1"'1GTYAS
Tesis Sebagai salah saru syarat untuk memperoleh gclar
Magister Sains pada Program Studi llmu Perencanaan Wilayah
SEKOLAll PASCASARJANA
ixsrrrtrr PERTA..'fIANBOGOR BOGOR 2010
Judul Tesis
Nama
Kajian Pcran Agribisnis Hortikuliura Dalam Pcrekonomian Wilayah (Studi Kasus : Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat) Sekar lnsani Sumunaringtyas
NIM
Al56080l84
Disetujui
Komisi Pembimbing f
-~~-,
~-::7,
Dr. lr. 13r.£n Rusriadi M.A
Dr. Ir. lskandf!J Lubis. MS
'etua
Anggota
Diketahui
Kctua Program Studi llmu Perencanaan Wilaya
Tanggal Ujian J 7 Fcbruari 20 I()
Tanggal Lu I us :
0 3 Mi\R 2010
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah S\Vf alas segala karunia-Nya akhirnya penelitian ini berhasil diselesaikan, Dalam penyelesaian dan penyusunan tcsis ini, penulls mengucapkan terirna kasih kepada Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku kctua komisi pembimbing dan Ketua Mayor llmu Perencanaan Wilayah serta Dr. Ir. Iskandar Lubis, M.S selaku anggota komisi pembirnbing atas arahan, birnbingan dan masukan kesempumaan tcsis. Terima kasih juga diucapkan kepada Dr. Ir. Setia Hadi, MS1 selaku dosen penguji mas masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Selanjutnya penghargaan disampaikan pada Didit Okta Pribadi, SP, MSi atas saran, solusi, konsultasi dan .walctu yang diberikan dalam penyelesatan tesis ini. Penelitian ini juga tidak akan bennakna tanpa adanya pihak-pihak yang menunjang ketersediaan data dan informast dari para Pimpinan, staf, penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat, BPS Kabupaten Bandung Barnt, BPS Kabupaten Bandung. Terima kasih penulis sampaikan pada Ir. Agus Wediyanto, MSc, selaku Direktur Budidaya Tanaman Hias, Ditjen Ilortikultura atas izin dan perkenannya menempuh studi. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada Ir. Sumardjono, MSi, Tr. Sidik Rosyadi, Y!Si, Ir, Pinondang Silalahi, MM dan rekan-rekan kerja penulis di Direktorat Budidaya Tanaman Hias, khususnya staf Subdit Tanaman Taman serta Mbak Dyah, Uatuk rekan-rekan seperjuangan P\VL 2008, terima kasih atas dukungan moril yang tidak ternilai selarna ini, khususnya Mhak Eli sebagai rekan seperjuangan bersama sclama menempuh studi. Terima kasib juga pcnulis ucapkan pada Ibu Tuti dan Mbak Yuli selaku staf administrasi PWL. Terirna kasih yang luar biasajuga disampaikan pada Mas Widi, Anina dan seluruh keluarga besar. Akhimya, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua civitas akademika dan pemerintah, sehingga mampu memperkaya khasanah keilmuan bidang ekonomi wilayah di masa mendatang.
Boger,
Maret 2010
SEK.AA INSANI SUMUNARJNGTY AS
Rl\VA \'AT HIDUP
Penulis dilahirkan di Boyolali pada tanggal 7.6 April 1979 dari pasangan Ayah Ir. Mulyono Daryoko, M.Sc dan lbu (Almh) Susilo Muni Wardham. Sejak umur 6 tahun. penutls dibesarkan oleh lbu Ura . Saryati, Penulis rnerupakan anak pertama dari tiga hersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar di SDN Puspiptek, Serpong dan lulus pada tahun 1990 kemudian diterirna di SMl' Negeri 4 Serpong dan selesai pada tahun 1993. Sclanjutnya untuk pendidikan SMA diternpuh di SMAN I Bogor dan lulus pade tahun 1996. Pada tahun 1996, pcnulis berhasil lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Ncgcri dan diterima di Jurusan Tcknologi Tndustri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Jnstitut Pertnnian Boger. Studi pada jenjang Sarjana berhasil disclcsaikan penulis pada Tahun 2000. Penulis memulai karir sebagai Quality Assurance (QA) Area Officer PT. l·astfood Indonesia untuk wilayah Sumatcra Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung pada tahun 2000-2002 Pads tahun 2002-2003, penulis menjadi tenaga outsourcing di Balai Pengkajrau Uioteknologi. BPPT, Serpong. Selanjutnya di tahun 2003, penulis diterima sebagai CPNS di Ditjen Hortikultura, Departemen Pertaman, Pada bulan Agustus 2008, penulis dinyatakan diterima d1 Sekolah Pascasarjana lnstitut Pcnanian Begor, Program Studi llmu Percncanaan Wilayah untuk melanjutkan studi magister deugan beasiswa pendidikan melalui program bcasiswa dari Pusbindiklatren - Bappenas. Penulis menikah dengan Wic.li Laksmono, ST, MT pada pada 16 Mei 2004 dan telah dikarunai seorang putri bcrnama Anindya Hastutirungtyas Laksmono yang lahir pada 15 Agustus 2005
DAFTARIS[
DA'FTAR ISi.
,
DAFT AR TADEL
1
iii
,
OA FTAR GAMBAR
,
,
v
DAFTAR LAMPIRAN
,
vii
PENDAHULUAN I .a tar Oclakan g
I
,
,
,
,
l
Perumusan Masalah
6
T1~11nn dan Manlaat Penelitian
9
Ruang Lingk up Pcnelit ian
, .. ,
':)
TINJAUANPUSTAKA
10
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
10
Kawasan Hortikullura
,
I it
Konsep Sistem Pcngclolaan Agribisnis
17
Kelembagaan Sistein Agnbrsms
.
..
2:1
Tabel Input Output Pcncliunn-Peueliuan
25 yani.i Terkait Dengan Kajinn
31
M F.TODOLOGJ PENELITIAN
.35
Kcrangka Pemikirau
.3 5
Lokasi dan Waklu Penelitiau
..
39
Pcugu mpulan Data ,.,
J?
·1 ekn ik Analisis yani; Digunakan
.40
GAl\iillARAN KONDISl wrr .A YAfl STUDL Kabopaten Bandung Barat
53 ·-·
,
53
Lembang
56
Parongpong
59
Cisamu
62
HASJL DAN PF.:MBAI·IAS/\N
.
.
64
Tingkat Perkembangan Subsistern-Subsistem
Agribisnis
64
Kelengkapan Sarana
72
Kelengkapan Sarana dan Prasarana Sistcm Agribisnis
80
Tata l\iaga Hortikultura
·-···········
Perau Hortik.ultura Dalam Perekonomian Wilayah
85
.
"
Struktur Perekonomian Kabupaten Bandung Baral
97 97
Keterkaitan Sekroral
105
Multiplier
120
Sintcsis Hasil Analisis
,
KF.SI MP\JLAN DAN SARAN
..•. .. . .
. ,
137
Kcsimpulan Saran DAFTAR PUST AKA...............................................
,.126 I 37
--·
139 .
140
DAFfAR TABEL
l 2
Halarnan Produk Domesrik Regional Bruro Kabupaten Bandung Baral Tahun 2006- 2008 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah}
.3
Kerangka Pcnyajian Tabet Input Output..
.28
3 Konrribusi Segmen Pasar Sayuran Per Hari di Kecamaian Cisarua
.38
4 Matriks Pcndckatan Penelitian
.41
5 Tampilan Tabel Untuk Analisls Skalogram dengan Pembobotan
43
6 Sektor-Sektor Dalam Tnbel Input Output
.45
7 Struktur Tabcl Input Output
49
8 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jems Kclamin....
..
.
.54
9 Jumlah Pcnduduk yang Bekerjn Mcnurut Kecamutandan Lapangan Usaha
56
10 Luas Lahan Ke1 iug di Kecamaran Lcmbang
.57
1 I Jumiah Kepala Kcluarga Tnni, Non Tani dan Jumlah Buruh Tani Kccamatan Lernbang di Masing-masing Dcsa
.
12 Karakrcristik Ll!han dan lklim Desa-Desa di Kccamatan Parongpong
.58 .
59
1.'.l I uas Lahan Sawah di Kecamatan Parongpong
60
14 Luas Lahan Kering di Kccamaran Parougpong
60
15 Jumlah Kepala Keluarga Tani, Non Tam, clan Jnmlah Buruh Tani Kcca111a1a11 Parongpong
.. .
61
16 Luas Lahan Menurut Pcnggunaan di Kecamatan Cisarua
62
17 Jumlah Kepala Kcluarga Tani Non Tani. dan Jumlah Buruh Tam di Kecamatan Cisarua
63
18 Persentase Jurnlah IJesa Hirarki 1,2 dan 3
74
19 Persentase Jumlah Desa Hirarki I) dan 3 Ierbadap Jumlah Keseluruhan Dcsa
74
20 Perscntasc Jumlah Desa I lirarki 1,i dan 3 Terbadap Jumlah Dcsa di Mas111gMasing Kecamaran
74
21 Pedornan Stander Pelayanan Minimal
75
iii
22 Jumlah Kebutuhan dan I.n.frastruktur Pasar yang Tersedia
76
23 Kebutuhan danJumlah Sarana Pendidikan yang Tersedia(TK dan SD)
77
24 Kebutuhan dan Jumlah Sarana Pendidikan yang Tcrsedia (SMP dan SMA)
78
25 Kebutuhau dan Jumlah Infrastruktur Puskesrnas yang Tersedia
79
26 Persentase Ketersediaan Alat dan Mesia Honikultura di Tiap
Kecamatan
Berdasarkan Jumlah Jen is
83
27 Proporsi Manin Tata Niaga Sayuran Curah (Tomat dan Kol)
,
88
28 Proporsi Matjin dan Keuntungan Tata Niaga Brokoli dan Stmberi
90
29 Proporsi Maijin Tata 1\iaga Krisan Potong Non Kemitraan
95
30 Proporsi Keuntungan Tata Niaga Krisan Potong Non Kemitraan
96
31 Proporsi Marjin Tata Niaga dan Keuntungan Krisan Potong Kcmitraan
97
32 PDRB Kabupaten Bandung Barat 1006-2008 A~ Dasar Harga Konstan 2000 (Dalam Jura Rupiah)
98
33 Stmktur pcrekonomianKabupaten Bandung Baral berdasarkan label InputOutput Kabupaten Bandung Barat 2008
······-
.100
34 PDRB Kabupaten Bandung Baral Bcrdasarkan Tabel Input-Output.
102
3 5 Outpu: Total Tiap Sektoi
IU4
36 Nilai Multiplier Terhadap Output Tipe II SektorPcrekonornian beserta peringkatnya
-
_
123
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1
Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya
21
2 Kerangka Pemikiran
,
39
3 Tahapan Metode RAS
47
4
Metodologi Penclitian dan Anal is is Yang Digunakan
52
5
Peta Adinini~irasi Wilayah Kabupaten Bandung Burat
55
6 Peta Lokasi Pcnelitian
57
7
73
Hirarki Wilayah di Masing-Masing Dcsn
8 Ketersediaan Alar dan Mesin di Masing-Masing Kecarnaran Berdasarkan Jumlah Jenis
8I
9 Tata Niaga Sayuran Noa Eksklusif
87
10 Tata Niaga Sayuran Eksklusif.,
89
11 'J ata Niaga Krisan Potong Non Kemitraau
12 Tata Nia!(a Krisan Potong Kem1tra1111
,
94
, . ..
96
13 Keterkaitan Langsung ke Depan Scktor-Sektor Perekonomiau
107 , , I 08
14 Keterkaitan Langsung Ke Belakang Sektor-Sektor Perekononuau 15 Keterknitau Langsung dan Tidak Langsung (Tomi) Ke Depan Scktor-Sektor Pcrekouomian
10\1
I G Keterkaitan Ke Belakang Langsung dan Tidak Langsung (Total) Sektor-Sektor Pcrekonomian
110
17 Nilai Keterkauau Stroberi dengan Sektor-sektor l.amnya 18 Nilai Keterkaitan Buah-bunhau dcngan Sektor-sektor Lainnya
111 ~
112
19 Nilai Keterkaitan Kentang dcngan Scktor-sektor Lainnya
23 Nilai Multiplier Effect Terhadap Output Tipe I Sektor-Scktor Perekononuan
121
v
24 Nilai Multiplier Effect Pendapatan Tipe I Sektcr-Sekror Ekonomi
124
25 Nilai Mulllphcr Effect Tenaga Kerja Sektor-Sektor Perckonomian,
126
vi
OAFTAR LA\fPlRA.N
Halaman
I
Tabel Input-Output Kabupatcn Bandung Barnt 2008 (dalam juta rupieh)
145
2
Kcrerangan Kodc Scktor
I 'ii
.. ..
1 Nilai Koefisien Teknis (Matriks A) 4
Marriks Kchalikan Leouticf.
152
,
157
vi
PENDAHULUAN Latar Belakang Hortikultura scbagai salah satu sektor pertanian yang memiliki peran cukup pcnting dalam
pcrckonomian
nasional.
Nilai
PDB hortikultura nasional
bcrdasarkan harga konsran pada tahun 2006 mencapai Rp. 44.312 triliun yang disumbang oleh buah-buahan Rp. 23.243 triliun,
sayuran Rp. 16.150
triliun,
biofarmaka Rp. 1 013 triliun dan tanaman hias Rp. 3.546 triliun. Nilai ekspor hortikultura nasional pada tahun 2008 mencapai US$ 171.468 36 7 untuk sayuran,
US$ 234.867.44·1 untuk buah-buahan, US$ 9.448. 130 untuk biofarmaka dan GS$ 9.230.721
untuk tanaman hias (BI'S dan Pusat Data dan lnformasi Pertanian cli
dalam www.hortikultur:1.gQJQ).
Salah satu sentra hortikultura berada di propinsi Jawa Barat, Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura di propinsi Jawa Baral salah satunya dilakukan
mclalui pengcmbangnn komodui unggulan dcngan pendckatan pewilayahan pada kawasan andalan, propinsi
Kawasan pengcmbangan
tanaman pangan dan hort ikultura di
Jawa Aarnt ontnro lnin adalnh (I)
Kawasan
Priangan
Timur
dan
sekitarnya, meliputi Kabupatcn Ciamis, Garut dun Kabupaten 'I asikmalaya, (2) Kawasan
Andalan
Ciayumajakakuning
Sukaburni meliputi
dan
sekitarnyn.
(3)
Kawasan
Andalan
Kabupaten Ctrebon, Indramayu, Majalcngka, dan
Kabupaten Kuningan, (4) Kawasau Andalan Cekungan Bandung dan sckitarnya, (5) Kawasan Andalun Bodebek dnn sekitumyu, rneliputi Kabupaten Begor, Depok dan Bekasi dan (6) Kawasan Andalan Bopunjur, meliputi Kabupaten Begor dan Cianjur(hrtp://www.d1pcrla.jabarprov.go.id).
Sal ah satu peugembangan kawasan
yang akan dikaj1 dalarn penelitian ini adalah kawasan pcngcmbangan tanaman pangan dan hortikultura
Bandung Baral sebagai bagian kawasan andalan
cekungau Bandu rig. Kabupaten Bandung Barnt sebagai pemekaran wilayah Kabupaten Bandung pada tahun 2007 merniliki wilayah yang kondisi gcograf dan topografinya scsuai untuk pcngcmbangan sektor tanaman pangan dan hortikultura. pangan dan hortikultura
atau tanaman bahan makanan dalam
Sektoi tanarnan pcrekonomian
wilayah Kabupaten Bandung Baral memiliki peran yang cukup penting. Bal ini
2
dapat dilihat dari kondisi perekonomian Kabupaten Bandung Baral pada tahun 2008. Kondisi perekonomian Kabupatcn Bandung Barat tahun 2008 yang diukur bcrdasarkan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan perlambatan meski tidak terlalu besar, Nilai laju pertumbuhan ekonomi Bandung Barat tahun 2008 tercatat 5, 10 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 5,36% (BPS Kabupaten Bandung, 2008). Hal yang perlu rnenjadi catatan dalam pcrckonomian Bandung Baral pada tahun 2008 ini adalah meskipun terjadi krisis dunia yang berakihat pada melemahnya laju pertumbuhan ekonomi di semua scktor ekonomi, tcrnyata sektor pertanian masih mernberi harapan dcngan laju pertumbuhan ekonomi positif 3JO lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang scbesar 2,05%.
Hal ini
memberi sebuah harapan bahwa sektor ini masih cukup kuat, meskipun terjadi terpaan ekonomi yang cukup berat (I3PS Kabupaten Bandung, 2008). Berdasarkan data Produk Domestik Regional Brute (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000, nilai PORB Bandung Barat pada tahun 2006. semesteran 2007 dan semcsteran 2008, dapat dikctahui bahwa PDRB tertinggi disurnbang oleh industri pengolahan, disusul oleh pcrdagangan, hotel dan rcstoran serta pcrtanian. Scktor pertanian menduduki peringkat ketiga berdasarkan strukuir nilai PDRR.
PDRB Bandung Barut tahun 2006-2008 berdasarkan harga konstan tahun
2000 ditampilkan pada Tabel I. Kontribusi sekior pertanian terhadap total
PDl{JJ merungkat dari I 0,5R%
pada lahun 2007 menjadi 10,63% pada tahun 2008.
Pcningkatan ini scbagian
bcsar didukung oleh pcningkatan dari sub sektor tanaman bahan pangan yang mampu mcningkarkan hasil produksinya menjadi ?.,70% dari tahun sebe!umnya yang sebesar 1,09% atau meningkat sebesar l,60 poin. Sub sektor ranaman baban
makanan juga memiliki potensi yang cukup terutama tanarnan hortikultura baik dari tanarnan sayuran maupun dari tanaman hias yang sebagian besar berpusat di wilayah urara. Sayuran uuggulan yang ado di kabupaten Bandung Baral antara lain adalah Kentang, Kubis, Tornat, Cabe Besar dan Bawang Merah sorta produksi buah-buahan adalab Jeruk, Rarnbutan dan Sirawberi.
Tabel I.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Barat Tahun 2006-2008 Atas Dasar llama Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha 2006•) 2007**) 2008***)
I
(I) l
Primer
I
I. Pcnanian 2. Pertambaaaan dan Penaaalian
2
3
Sekunder 3. Jndustri rengolaban 4. Listrik, Gas dan Air 5. Banzunan Tertier
6. Pei dagaugan, Hotel dao Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Kcuangan, Persewaan dan J.,.. Pcrusahaan 9.
Luas lahan pertanian di Kebupatcn Bandung Barat terdiri dari lahan basah (sawah clan kolam ) seluas 12.168 bektar, lahan darat seluas 118.409 hektar yane terdiri dari lahan pekarangan seluas 16.691 hektar, tegalan/kcbun scluas 33.359 hektar, ladang/hnran 24.597 hektar, pengangonan 503 hektar, serta lain-lam 43.259 hektar.
Tantangan terbesar scktor pertanian adalah hesarnya konvcrsi
lahan pertaruan rnenjadi lahan
DOD
penanian, Menurut Ruswandi
e1
al. (2005),
yang melakukan penelitian mengenai konversi lahan pertanian di kecamutan Lcmbang dan Parongpong sebagai semra hortikultura, selama kurun waktu lO tahun ( l 992-2002) bcrdasarkan imerpretasi citra Landsat, telah icrjadi penurunan luas Iahan pertanian dari 12.069,86 hektar pada tahun 1992 menjadi 8 935,37
hektar pada tahun 2002. Dengan demikian telah terjadi konvcrsi lahan pertanian sebesar 3.134,49 hektar (25%), dcngan laju konversi 2,69% per tahun.
Laban
pcrtaruan yang terkonversi umumnya berubah fungsi menjadi hotel. rcsroran, pcrumahan, villa, perkantoran, lahan tidur dan bangunan lainnya. Adapun kornoditas hortikultura yang dibudidayakan di Bandung Barat terdiri
dari sayuran, buah, tanarnan bias dan biofarmaka. Luas panen komoditas sayuran di Bandung Barat pada tahun 2006 ada.ah 12.885 ha dcngan produksi 1.435.898 ton. Produksi komoditas buah-buahan mencapai 515.857 ton. Sedangkan luas panen komod.itas tanaman bias pada tahun 2006 mcncapai I .687.4SO m2 dengan
4
produksi tanaman hias pada tahun 2006 mencapai 63.134.147 ?.006, luas panen
biofarmaka rnencapai 4.956.615
tangkai. Pada iahun
m2, dengan produksi
biofarmaka mencapai 11.428 ton (RPJM Bandung Barat, 2008). Berdasarkan
situs
resmi
pemerintah
kabupatcn
Bandung
Baral,
www.bandu11gbaratkuh.110,id, sentra komoditas sayuran dataran tinggi, seperu Kcntang dan Toma! tcrsebar di kecamatan Lembang dan Cisarua, Scntra produksi sayuran datarun rendah, scperti Cabe Merah tersebar di Kecamatan Batujajnr, Cikalongwetan, dan Cipatat, Scntra produksi buah-buahan terscbar di kecamatan Gunung I lalu, Cipatat, Cipeundeuy, Cikalong Wetan dan Batujajar. Sedangkan tanaman
hias ynne berkembang
di Bandung Barat adalah bunga potong,
khususnya Krisan, Mawar can Gcrbera yang tersebar di Kecamatan Parongpong,
Lembang dan Crsarua. Bcrdasarkan uraian di atas, Kabupatcn Bandung Barat merupakan salah satu kawasan sentra prodoks: hortikultura
di propinsi Jawa Baral, khususnya untuk
komodiias sayurun dan tanarnan hias, Potcnsi ini juga dituangkan dalarn Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
pcngembangan kawasan ngribisnis
Dnerah
(RPJMD) 2008-20'13
melalui
Visi Bandung Barar adalaf Bandung Barnt
Ccrmat, Bersama Membangun Masyarakat yang Cerdas, Rasional, Maju, Agarnis dun Sehat Berbasis pada Pengembangan Kawnsan Agribrsnis dan Wisa:a Ramah
Lingkungan Hal ini berarti bahwa sektor ekonomi yang aknn meujad: landasan gerak udalah ag1 ibisnis dan wisata,
RI' JMD kabupaten Bandung Barat 2008-2013
tampaknya juga mencoba untuk mengembangkan wilayah kabupaten Bandung Baral dengan oricntasi ckonorni masyarakat yang mcruanfaatkan sumber daya lok.al. Adapun untuk mewujudkan visi tcrsebur, dirumuskan menjadi 6 rnisi, yaitu I. Meningkntkan pcnyelenggaraan pcmenntahan
yang amanah, prolesional.
efekrif, efisicu dan ekonomis yang berbasis pada sistcm penganggaran
yung
pro publik 2
Merungkarkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, cerdas, sehat dan berdaya saing
5
3. Membcrdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan yang herorientasi pada pengembangan sektor agribisnis clan agrowisata dalam upaya pengentasan kemiskinan 4. Mcwujudkan pernbangunan berkelanjutanberwawasan lingkungan 5. Mcningkatkan kualitas dcrajat kehidupan masyarakat yang berkeadilan 6. Modcrnisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pernberdayaan rnasyarakat dcsa Konsep pembangunan daerah yang berbasis pada scktor unggulan memiliki beberapa kriteria sektor sebagai motor penggerak pembangunan suatu daerah, antara lain {I) mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatae produksi, (2) rnempunyai keterkaitan ke depan dan belakang tforward dan backward linknge) yang kuat. (3) mampu bersaing {ccmpcriuwmess), ( 4) mcmiliki kctcrkauan dengan daerah lain, l5) mampu mcnyerap renaga kerja, (6) bertahan dalam jangka wakt u tertentu, (7) beroricntasi pada kelestarian sumber daya alam dan lingkungan scrta (8) tidak rcntan terhadap gejolak internal dan ekstcrnal (Suripro. 2003 ). Di samping potensi yang ada, terdapat pula beberapa permasalahan dalam pengcmbangan honikultura. amara lain (I) ketcrbatasan clan penurunan kapasitas sumberdaya pertanian, (2) rantai tata niaga yang panjang dan sistcm pcmasaran yang belum adil dan ridak berpihak pada perani, (3) akses terhadap pelayanan usaha dan permodalan masih terharas, (4) kelemhagaan petani dan posisi
ta war
petani masih rendah, t5) sarana dan prasarana penunjang yang terbaias dan (6) rendahnva nilai tambah yang dihasilkan. Permasalahan yang timbul merupakan permasalahan yang teqadi dalam suatu sistcm agribisnis, baik subsistem agribisnis hulu, subsistern usahatani, subsistem hilir aiau pcngolahan, subsistem pemasaran dan subsrstem jasa. Bcrbagai permasalahan yang dihadapi terse but tcntunya akan berdampak pada perekonomian wilayah Kabupaten Bandung Baral dalam unaran
makro maupun nilai pendapatan yang diperoleh oleh petani. Dalam pcngelolaaan agibisrus, kererkaitan aniar pelaku dari berbagai pihak seperti pcnghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, dan lain-lain sangar dibutubkan
Semakin
baik keterkaitan
dalarn
pengelolaan
sistem
6
agribisnis,
maka
semakin
besar pula
perannya terhadap
pembentukan
perekonomian wilayah Perumusan Masalah
Hortikulturu merupakan salah sat:u potensi yang ada di Kabupaten Bandung Barat, Komoditas hortikultura yang ada d1 Kabupaten Bandung Baral antara Jain adalah sayur, buah, tanaman hias dan biofarmaka yang tersebar di bcberapa
wilayah di Kabupaten Bandung Barat Berdasarkan Rencana Pola Ruang pada Kawasan Budidaya yang tertuang dalam Dokumcn Rencana Tata Ruang dan Wiiayah (RTR\V) Kabupaten Bandung Barat, untuk hortikultura ditetapkan d1 beberapa wilayah sebagai berikut : I) Pengembangan potensi pertanian sayuran di kecamaian Lernbang 2) Pengcmbangan potensi pertanian tanaman hias d1 kecamatan Parongpong 3) Pengembangan komoditas unggulan yaitu cabe paprika, kul bunga, jamur tiram dan bunga potong di kecamatan Cisarua Bcrdasarkan arahan RTRW tersebut, maka kawasan sentra produksi honikulturu ditetapkan di tiga (3) wilayah, yairu kccarnatan Lembang, Parongpong dan Cisarua.
Di samping potcnsi pcrtanian yang dimiliki olch Kabupaten Bandung Barat, terdapat juga permasalahan sekror pertaman yang juga merupakan permasalahan di bi dang hortikultura. Adapun permasalahan iersebut adalah (I) kcterbatasan dan
peuurunan kapasitas sumberdaya pertaniaa, (2) sistem alih tcknologi masih lemah dan kurang tepai sasaran, (3) ramai tata niaga yang panjang dan sistem pemasaran yang bclurn adil clan tidak berpihak pada perani, (4) akses terhadap pelayanan
usaha dan permodalan masib terbatas, (5) kuahras, mentalitas dan keterarnpilan sumberdaya perani rendah, (6) kelembagaan pctani dan posisi tawar pctani masih rendah, (7) kebijakan
lemahnya koordinasi antar lembaga terkait dan birokrasi, (8)
makro ekonomi yang helum
berpihak kepada
petani (RPJMD
Kabupaten Bandung Baral, 2008).
Bila
diperhatikan lebih lanjut. permasalahan yang timbul merupakan
permasalahan yang terjadi dalam suatu sistem agribisnis, baik subsistern agribisnis bul u, subsistern usahatani, subsistem hilir atau pcngolahan. subsistem pernasaran
7
dan subsistent jasa. Berbagai pcrmasalahan yang dthadapi terschur tentunya akan berdampak pada perekonomian wilayah Kabupaten Bandung Barat dalam tataran makro maupun nilai pendapatan yang diperoleh oleh petani.
Permasalaban
tersebut timbul terkait dengan sistem agribisnis yang terjadi, Bcrdasarkan RTRW Kabupaten Bandung Barat (2008), dikembangkan
strategi pengembangan agrihisnis dapa:
dengan revitalisasi komoditas pertanian dari kornoditas bahan
mentah mcrtiadi produk akhir/linal yang mempunyai nilai tarnbah yang dapat dickspor ke luar wilayah dan pcmbangunan pcrtanian dengan pcningkatan peran agribisnis
yang mampu
meningkatkan
pendapatan
petani, mcmngkaikan
penyerapan tenaga kcrja, meningkatkan ekspor, memngkatkan tumbuhnya industri lain dan mcningkatkan nilai tambah. Agribisnis scbagai suaru sistem merupakan konscp pengelolaan pcrtarnan sccara luas dan utuh yang terdiri dari subsisrcm-subsisrem.
Olch karena itu
dalam pengclotaan sistern ngnbisnis dibutuhkan kcterkaitan yang erat dan utuh
antar subsistern scpcrti subsistern agribisnis hulu, subsistern usahatani, subsistcm hilir dan subsistem J3Sa layanan pendukung Hal ini berarti bahwa kincrja sistem agrihisnis sangn; ditentukan olch cfekiivitas masing-masing subsistern. pengclolaaan agibisnis. keterkaitan antar pclaku
Dalarn
dari berbagai pihak scpeni
pcnghasil produk primer. pcngolah, pedagang, distributor, importir, ekspcrtu dan laiu-luin sanga: dibutuhkan. Scmakin baik kctcrkanac dalam pcngelolaan sistem
agribisnis,
rnuka
semakin
besar
pula
perannya
tcrhadap
pembcntukan
perckonomian wiluyuh, terutama dalam membenkan sumbangan tcrhadap l'roduk
Dornestik Brute (POR)
Selain itu agribisnis juga berperan sebagai penyedia
bahun kcbutuhan hrdup (pangan. perumahan clan pakaian), pcnghasil devise, pencipta lapangan kerja dan sumber pendapatan masyarakat.
Oleh karcna nu
perkembangan subsistern agribisnis hulu, subsistern usahatani, subsistent htlir dan subsistem jasa layanan pcndukung harus dapat dideskripsikan tcrlebih dahulu Tahapan selanjutnya adalah dengan mengevaluasi kondisi dan kelcngkapan sarana dan prasarana yang wilayah sebagai penunjang pcngembangan agribisnis hortikultura,
Olch karena rtu kelengkapan dan kondisi sarana prasarana sisiem
permukiman pcrlu dievaluasi,
8
Peugembaugan agribisnis juga memburuhkan sarana prasarana agribisnis, bail sarana prasarana budidaya, pa.sea panen, pengolahan dan pemasaran.
Kctcrscdraan sarana prasarana tcrscbut n:empengaruhi perkernbangan subsistemsubsistem agnbisnis dan berdampak pada sistem agribisnis ifu sendiri. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada perekonomiao wilayah, Oleh karena itu kondisi dan kelengkapan sarana clan prasarana agribisnis perlu dievaluasi, Pengembangan agribisnis hortikultura dipcngaruhi juga oleh kondisi rantai pasokan yang terjadi di lapangan. Pengembangan kawasan hortikultura berkaitan erat dengan Supply Chain Managemen: yang terjadi dalam aliran komoditas
hortikultura. Nilai margin dari tiap elemen yang terlibat dalam rantai pasokan yang terjadi juga perlu dianalisis dan dihitung. Peran hortikultura Lerhadap perkouomian wilayah Kabupaten Bandung Barai selanjutnya dianalisis
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan analisis Input Output, Dengan analisis tersebut dapat diketahui keterkaitan subsektor horukulrura dengan subsektor atau sektor lainnya, baik forward dan backwardlinkage. Selain itu dapat diketahui juga multipliereffea
subsektor honikultura tcrhadap peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, Berdasarkan hasil analisis tersebui selanjutnya dapat disusun rekomendasi implikasi
kebijakan yang diperlukan dalam pening.katan peran agribisnis
hortikultura dalam perekonomian wilayah Kabupatcn Bandung Barat. Dcngan memperhatikan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, terdapat beberapa pertanyaan penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu : I. Bagaimana tingkat perkcmbangan subsistem-subsistem agribisnis honikultura
di Kahupaten Bandung Barat? 2. Bagaimana kondisi dan kelengkapan sarana prasarana sistem perrnukiman? 3. Bagaimana kondisi dan kelengkapan sarana prasarana sistem agribisnis? 4. Bagaimana tata niaga atau rantai pasokan
dalam sistem agribisnis
hortikultura? 5. Bagaimana peran agribisnis hortikuhura terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Bandung Barat?
9
Tujuan dan ManfaM Penelitian Tujuan penelitian ini adalah I. Mendeskripsikan
tingkat
perkembangan
subsistem-subsistem
agribisnis
hortikultura 2. Mengcvaluasi
kondisi
dan
kelengkapan
sarana
dan
prasarana
sistern
pennukiman
3. Mengevalusi kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana sistom agribisnis 4. Mengevaluasi srruktur tata niaga atau rantai pasokan dalam sistem agribisnis hortikultura
5. Monganalisis pcran agribisnis hortikulturn
tcrhadap perekonomian wilayah
Kabupaten Bandung Barat.
Adapun manfaat yang dihnrapkan dari penclitian ini adalah : I. Mernberikan
masukan
pada pemerintah
daerah
rncngenai
pengcmbangan
agribisnis hortikultura di Kabupntcn Bandung Bernt 2. Memberikan arahan kebijakan pada pemcrintah daerah mengenai peningkatan
reran subsektor hortikultura bagi pcrekoncmian wilayah Kabupaten Bandung l3a1 al
lluang l.ingk1q1 Penehtlan Penclitian mengcnai Kajian Peran Sistem l\gribisnis l lortikultura Tcrhadap P1:n:ko110111ia11 Wilayah (Studi Kasus : Kabupaten Bandung Barat, Provins! Jawa Harai) dilaksanakan
di Kabupaten Bandung Barnt.
dcskripsi sistem agribisnis
hortikultura,
kelengkapan
Fokus kajian mcngcnui sarana dan prasarana
wilayah, dan sistem tata niae:i difokuskan pada tiga wilayah yaitu kccamatan Lembang,
Parongpong dan Cisarua sebagai kawasan hortikultura.
Kajian
pcrckonornian wilayah mencakup scluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Tl~JAliAN PUSTAKA Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Menu rut Isard ( 1975), wilayah (region) memiliki pcngcnian tidak hanya sekedar areal dengan batas-baras tertentu, tetapi merupakan suaru area yang rncmiliki
arti (111eaningfi1!) karena adanya keterkuitan antar masalah yang ada.
Oleh karena itu para ahli regional berusaha untuk mcngkaji dan mcnyelesaikan
masalah tersebui Wilayah perencanaan dan pengclolaan dapat mencakup wilayah adminisrratif politis (pusat atau daerah) rnaupun wilayah perencauaan fungsional. didefinisikau
scbagai unit gcografis dengan
komponcn di dalarnnya dcngan yang lainuya,
mcmiliki
Wilayah
batas-batas tertentu di mana
keterkaitnn dun hubungan
fungsional
satu
Butasan yang ada lcbih bcrsifat "meaningful", haik untuk
perencanaan, pelaksnnaan, monitoring, pengcndalian, maupun evaluasi (Rustiadi ct al., 200S)
Riyadi dan Hratakusumnh (2004) mcnyatakan bahwa perencanann adaloh upayauntuk tnemilih dan mcnghubungkan fakta-fakta sena menggunnkan asumsiasurnsi mengenal masu yimg ukan daiang dengan ialan menggambarkan
merumuskan
kegintan-kegiatan
di ingi nkan.
Menu
nit
yang di pcrlukan
dan
untuk rnencapai hasi] yang
Riyad i dan 131 atu kusurnah (2004 ), perencenaan pad A
umumnya rncngandung bcbcrapa hal pokok y8uu mcrupakan unsur-unsur dalam
pcrencanaan. Unsur-unsur tersebut mcliputi 1. Adanya asurnsi-asumsi
yang didasarkan
pada lakta-takta.
hcndaknya disusun berdasarkan asumsi-asumsi
Perencanaan
yang didukung dengan fakta-
faktaatau bukti-buku yang ada 2. Adanya alternatif-ahernauf
atau pilihan-pilihan sebagai dasar penentuan
kegiatan yang akan dilakukan 3. Adanya tujuan yang ingin dicapai. Pcrcncanaan merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan 4. Bersifat mernprcdiksi sebagai langkah untuk mengantisipasi kemungkinankcmungkinan yang dapat rnempengaruhi pelaksanaan perencanaan 5. Adanya kebijaksanaan sebagai hasil keputusan yang harus dilaksanakan
It
Percncanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang (termasuk pcrcncanaan pergerakan) dan perencanaan kegiatan pada wilayah terscbur. Perencanaan penggunaan ruang diatur dalam bcntuk perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan kegiatan dalam wilayah diatur dalam perencanaan pembangunan wilayah (Tarigan, 2005). llmu Regional (Regional Science; mcrupakan disiplin ilmu yang berkaium
dengan studi atau kajian mengenai dirnensi
wilayah arau spasial
yang
menggunakan atau mcncakup kombinasi yang bcrbcda dari penelitian secara empirik dan matemaris (Isard, 1975). ilmu regional lainnyu.
lsard (1975) juga mengemukakan definisi
Salah satunya yang mcnyatakan bahwa ilmu regional
merupakan kajian mengenai wilayah sebagai suatu srstcrn
yang dinamik,
mcncakup suatu analisis yang rcrinrcgrasi, baik Iaktor politik, ekonomi, sosial, budaya dan psikologis yang mcmpcngaruhr perkembangan dari sistom tcrsebut,
Perencanaan pcrubangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-ahcmarif atau keputusan-keputusan
yang didasarkan pada fakta-fakta
dan data-data yang akan digunakan scbagai bahan untuk melakukan rangkaian kegiatan/aktivhas
suatu
kemasyarakaran, baik yang bersffat fisik maupun non
fisik du lam rangka mcncapai tuj uan yang lebih baik (Riyadi dan Bratakusumah. 2004). Scdangkan untuk konteh
regional 111au suatu wilnyah tcrtentu ierdapat isrilah
pcrcncanaan pcrnbangunan daerah.
Percncanaan pcmbangunan daerah adalah
suatu proses pcrcncanaan pernbangunan yang dimaksudkan unurk melakukan pcrubahan mcnuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suaiu komunitas
masyarakat, pemeriniah dan lingkungannya dalam suatu wilayah/daerah tertentu
dengan memanfaatkan atau mcudayagunakan berbngai sumber daya yang ada dan harus
memiliki
berpegang
oricntas:
yang bersifat menyeluruh,
teguh pada azas prioritas (Riyadi
lengkap, tctapi tctap
dan Hratnkusumah,
2004).
Perencanaan pembangunan dacrah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang mclibatkan berbagal unsur di dalamnya, guna pcmanfaatan dau pcngalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka mcningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu Jangka waktu tersebut dalam beutuk perencanaau pembangunan jangka
12
panjang (25 sampni dengan 30 tahunj, perencanaan jangka menengah (5 sampai 6 tahuu), dan perencanaanjangka pendek (1 sampai dengan 2 tahun) Perencanaan dapat dilakukan dcngan pendekatan scktoral dan pcndekatan regional (wilayah).
Pendekatan sektoral memfokuskan perhatian pada sektor-
sekror kcgiatan yang ada di wilayah tersebut, sedangkan pendckatan regional memperhatikan penggunaan ruang untuk kegiatan produksi barang dan jasa, mernprediksi arah konsentrasi kegiatan, rnemperkirakan kebutuhan fasilitas untuk masing-masing sehingga
konsentrasi dan merencanakan [anngan-jaringan
berbagai konscnrrasi
kegiatan dapat dihubungkan
penghubung
sccara efisien,
Pcndekaum pembangunan wilayah haruslah gabungan antara pendekatan scktoral
dan pendekatan regional (Tarigan,2004). Pernbangunan berbasis pengernbangan wilayah
dan lokat
memandang
penting ketcrpaduan sektoral, serta spasial (kcruangan) serta antar pclaku (institusi) pembangunan di dalam dan antar dacrah program pcmbangunan
scktoral dilaksanaknn dalam kcrangka pernbangunan
wilayah (Rustiadi et ai., 2008). rneningkatkan
Schingga setiap program-
Pengernbangan wilayah diperlukan
untuk
pertumbuhan ckonomi, mcngurangi kesenjangan antar wilayah dnn
Pcrbcdaan kondisi sosiaf, ckonomi,
mcnjaga kclestarian lingkungan hidup.
budaya dun gcografis membutuhkan re11cu110 pcngcmbangun wilayah yang bcrbeda pula, Pcngembangan wilayah yang berangkai dari permasalahan
wilayah
merupakan acuan dari berbagai scktor terkait.
Mcnurut Frie
persoalan-persoalan
perencanaan adalah sosial
ekonomi.
Perencanaan terutama bcrorientasi pada masa datang, sangat berkenuun pada hubungan un.ara tujuan dan keputusan-keputusan kebijakan dun program yang menycluruh.
kolcktif dan rnegusahakan
Perencanaan regional adalah proses
pcrumusan dan penegasan tujuan-tujuau sosial dalain penataan kegiatan-kcgiatan
dalam ruang di atas tiugkat perkotaan (supra urban). nasional cenderung sangat bersifat ekonomis.
Perencanaan pada tingkat
Perencanaan ekonorni dapat dibagi
menjadi dua bentuk, yakni bentuk alokatifjangka pendek yang bcrkcnaan dengan stabilisasi gelombang "naik-turunnya" dan bcntuk inovatif jangka panjang yang
13
terutarna berkenaan dcngan pencapaian suatu laju pertumbuhan ekonomi yang tertentu. Glasson ( 1977) j uga mcngern ukakan istil ah mengcnai perencanaan pada tingkat pemerintahan lokal, Dalam hal ini, perencanaan kota dan pedesaan telah memainkan peran yang lebih dominan sebagai faktor yang menimbulkan cara pendekatan yang lebih beroricntasi pada tata guna tanah (lanci use). Perencanaan
pada tingkat.
regional merupakan
pcrcncanaan antara tingkat nasional dan lokal.
penghubung
antsra
Fokus perencanaan pada tingkat
regional adalah perencanaan sesuaru daerah yang mcmpunyai ciri-ciri ekcnomi dart sosial, kcmungkinan-kernungkinun memperlakukannya
dnn pcrscalan-persoalan
yang berbeda,
sccara terpisah dan daerah-dacrnh lain. Peranan percncanaan
regional adalah mcnggarap secara langsung pcrsoalan-persoalan
fungsional yang
berkenaan dcngan tingka: regional (Glasson, 1977) Suatu gambaran yang komprchcnsif mengcuai struktur ckonoml regional adalah sanga: penring bagi percncanaan regional. mungkin adalah mclalui dengan account
Salah satu pendekatan yang
pengembangan "regional uccount". Account ini mirip
nasional, yang di lnggris mcmbcrikan gambaran tahunan dari
arus monetcr, dan sccara tradisional menggunakan sistem "table emry", di mana pendapatan~pengeluumn=oulpul
Akan tctapi, perkembangan yang menarik dan
lcbih baru adalah pcnyajian sating hubungun ekonomi duri sektor-sckior penting pcrekonornian, seperti rumah t~ngeH. perusahaan, pemerintah, sektor finansial d:\11
luar negen, ,Jnla111 suntu scri account sosial dan matriks, Sclain membcrikan gambaran tcrperinci mengcnai saling hubungan anrara
sektor-sekior penting dari perekonomian regional.
aci.:u11111
regional dapat juga
nu,:njudi landasan yang sangat bermanfaat bagi kebijaksanaan dan pengarnbilan kcputusan regional, dengan tcrscdianya informasi mcngenai hal-hal yang sangat penting scperti pendapatan, output, invcstasi dan produktivitas
regional, maka
kebijaksanaan regional tidak perlu lagi hanya hertumpu pada argurnen-argumen politik,
sosial dan kriteriu ekonomi yang tidak tegas, seperti penganggurun.
Taksiran produk regional menurut industri akan mcmudahkan pcrnisahan kckuatan-kekuatan dan kelernahan-kelemahan dalam perekonomiau regional, sedangken data mcngenai mvestasi dapat memberi petunjuk tentang indusrri apa
14
di dacrah mana yang akan membcrikan hasil terbaik bagi suatu tingkar investasi tertentu. Akan
tetapi,
rnanfaat-manfaat tersebut hanya dapat
dicapai
dengan
"pcngorbanan", karena regional account menunnn persyaratan data yang berat, yang mcnimbulkan sejumlah persoalan.
Secara konseptual, daerah bukanlah
bangsa dalam ukuran mikro, sehingga memerlukan bemuk account yang berbeda dari bentuk yang digunakan pada tingkat nasional. Selain itu, struktur ekonomi juga sangat berbeda-bcda antara daerah yang saru clan daerah-daerah lainnya. Sedangkan untuk tujuan perbandingan antar daerah, account digunakan,
stander harus
Bila dibandingkan dengan perekonomian nasional, perekonomian
wilayah merupakan bcntuk perckcnomian "terbuka", di mana terdapnt banyak sckali transaksi lintas bates tanpa rimangan-rintangan perdagangan dan informasi yang tersedra mengcnai arus rersebut sulu diketahui.
Kawasan Hcrtikultura Di Indonesia,
kita mcngenal berbagai konsep nomenk.latur
kcwilayahan
scperti wilayah, kawasan, dacrah, regioral, area, ruang dan istilah-isulah SCJCni~. Secara teotirik, tide], ada perbcdaan nomenklatur amara istilah wilayah, kawasan dan dacrah.
lstilah kawasan di Indonesia digunakan kurena adanya pcnekanan
fungsional suutu unit wilayah. Konscp kawasan mcnckankan adanya karakteristik b11h11113an dari fungsi-fungsi dan komponcn-komponcn
di dalarn suatu unit
wilayah, schingga batas dan sistemnya duemukan berdasarkan aspck tungsionat (Rustiadt
i!I 11/.
2008).
Konscp Kawasan Sentra Produksi berawal dari pcrubahan UU Pcmerintahan Daerah (UU No.22
tahun
199\1) tentang desemrahsasi, ketahanan ekonomi
masyarakat dalam siruasi krisis ekonomi dan pers.apan mcnghadapi persaingan ekonomi global. di mana persaingan produksi dalam bidang kuahtas, kuanuras, produknvitas clan kontinuitas
akan semakin tinggi sejalan dengan semakin
meningkatnya sistcm informasi dan komumkasi saat ini (Bappenas, 2007). Selanjurnya, pcngeruan Kawasan Sentra Produksr (KSP) adalah kawasan budidaya yang potensial dan prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi
15
sebaran pengernbangan kegiatan produksi berikut pengolahannya, jasa dan permukiman, infrastruktur atau prasarana dan sarana bisnis serta telah memiliki pasar bagi produk unggulan.
Program pengembangan KSP adalah upaya
terprogram sebagai strategi dalam pembangunan daerab dengan pendekatan wilayah, guna mcmacu kegiatan ekonomi yang berbasis pada bisnis dan industri serta
pengelolaan
melibatkan
berbagai
pelaku
pembangunao
dcngan
mcngcrnbangkan jaringan kcrja yang solid antara pemerintah, dunia usaba,
perguruan nnggi, LSM dan masyarakal. Tujuan pengembangan KSP adalah untuk meningkatkan pembangunan daerah melalui pengembangan kawasan-kawasan sentra produk:si yang memiliki prospek dalam memacu penumbuhan ekonomi daerah
dan pcningkatan
pendapatan masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. KSP diharapkan menjadi salah satu sentra kegiatan ekonom.i yang mempunyai pengaruh dan peran dalam pengembangan wilayah, sehingga sangat ditentukan oleh kerjasama antar instansi baik secara vertikal maupun horisontal, maupun antar instansi pcmcrintah dengan swasta clan masyarakat. Kawasan hortikultura mcrupakan sualu wilayah dengan kesarnaan ekosistern dan disatukan oleh fasiliras mfrastruktur ekonomi yang sama, selungga mernbentuk kawasan yang berisi berbagai kegratan usaha berbasis hortikultura mulai dari pcnycdiaan sarana produksi, budidaya, penanganan dan pengolahan pasca paneu dan pernasaran serta berbagai kegiatan pendukungnva. pengembangan
kawasan hnnikultura
adalah (I)
meningkatkan
Tejuan produksi,
produktivitas dan mutu hasil pcrtanian, (2) mengembangkan keanekaragaman usaha pcrtanian unruk mcnjamin kctestarian fungsi dan maofaat lahan. (3) rnenciptakan lapangan kerja, mcniugkatkan efektifitas dan efisicnsi pelayanun, meningkatkan kesempaian bcrusaha dan meningkatkan pcndapatan masyarakar dan negara. (4) meningkatkan kcsejahteraan, kualitas hidup, kapasiias ekonomi dan sosial rnasyarakat petani, (5) meningkatkan ikatan komunitas masyarakat di
sckitar kawasan yang mcmiliki ianggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keamanannya (Ditjen Hortikultura, 2008). Saleh satu model pcngernbangan kawasan dalam pertanian yang cukup bcrkembang
adalah
model agropolitan,
Pendekatan agropolitan
yang
16
diperkenalkan oleh Friedman dan Douglas (1975) adalah dengan adanya suatu aktivitas pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah perdesaan dengan jumlah penduduk amara 50.0000 sampai 150.000 orang. Menurut Rustiadi dan Dardak (2008), secara konseptual
pengembangan agropolitan
pendekatan pengcmbangan suatu kawasan
merupakan sebuah
pertanian perdesaan yang rnampu
memberikan berbagai pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kawasau produksi pertanian di sekitarnya, baik pclayanan yang berhubungan dengan sarana produksi, jasa distribusi, maupun pelayanan sosial Jainnya.
Dalam
ekonomi
pengembangan agropolitan, beberapa hal yang perlu
dideskripsikan secara jelas adalah sebagai berikut : J) Pusat-pusat kegiatan utama
2) Sebaran kcgiatan permukiman dan pertanian 3) Keterkaitan pusat-pusat kegiatan (hulu, produksi pertanian, hilir, pengolahan basil pertanian
4) Oriernasi pusat-pusat pennukiman 5) Orientasi hubungan keluar kawasan (pemasaran produk pertanian) Scdangkan mcnurut Rusriadi dan Pranoto (2007) suatu kawasan agropolitan
harus memiliki cirri-ciri yaitu scbagian besar kegiatan masyarakar di kawasan tcrscbui didominasi oleh kegiatan pertanian dan atau agribisnis dalam suatu sisrem yang utuh dan tenntcgrasi rnulai dari : I) Pusat agropolitan yang rnencakup
a. Pusat perdagangan dan transportasi pcrtanian b. Penyedia jasa pendukung pertanian c. Pasar konsumen produk non pcrtanian
d. Pus at industri pertani an e. Penvedia pekerjaan non penaman f. Pusat agropolitan dan hinterlandnya tcrkait dengan sistem permukiman 2) Unit-unit Kawasan Pengcrnbangan (Hiruerland)
a.
Pusat-pusat produksi pertanian
b.
Intensifikasi pertanian
c. Pusat pcndapatan perdesaan dan pcrrniruaan uutuk barang-barang dan jasa non pertanian
17
d. Produksi tunaman siap jual dan diversifikasi pertanian 3) Terdapatnya scktor unggulan a. Sektor unggulan yang sudah berkembang dan didukung oleh scktor hilimya b. Kegiatan agribisnis yang banyak melibatkan pelaku dan masyarakat yang besar (sesuai dengan kearifan lokal) c. Mempunyai skala ckunumi yang memungkinkan untuk dikembangkan dengan oricntasi ekspor
4) Memiliki sistcm kelembagaan yang rnendukung berkembangnya kawasan agropol itan seperti adanya orgnnisasi petani, organisasi produsen agribisnis dan lain-lain 5) Memiliki
sarana
dan
prasarara
yang memadai
umuk
mcndukung
pengcmbangan sistem dan usaha agnbisnis, sepeni jalan, sarana ingasi, air bersih, pasar, terminal. janngan telekomunikasi, listrik, pusai informasi, pcngcmbangan agnbisnis, fasilitas umum dan fasiliras sosial Dalarn pcngembangan agropolitan, modal auu kapital yang ditanam dan diputar
diarahkan
dapat memberikan
efek 11111/11plier scara lokal.
Uniuk
rnenghindari adanya kebocoran wilayah (reguma! lenknge.1·). rnaka diperlukan adanya kemampuan kclcmbagaan lokal dcugan difasilitasi oleh pemerintah yang mcngarah pada pembentukan struktur insentif dan dismsemif
yang dapat
mcndukung penanarnan dan terjadinya akumulasi modal di tingkat daerah dan lokal,
Konscp Sistem Pengelolaan A~ribisnis lstilah agribisuis pcnama kali diloutarkan oleh John U. Davis pada suutu kontcrcnsi yang dradakan Badan Perdagangan Eccran Roston pada tahun 1955. lstilah ini kcmudian menjadi sangat popular sete.ah dirumuskan dcngan jelas pada
suatu buku "II concept of Ap,rib11si1ress·· yang ditulis oleb Joan H. Davis dan Ray A Goldberg {1957)
Menurnt kcdua penuhs tersebut, pengcrtian agribisnis adalah
"Agribusinessa the sum total of all operations involved in the manufacturing and distribution offarm supplies, producuon activtttes
011
the farm and the storage.
18
processing and distribution of farm commodities and items made from them"
(Syafaat, 2003). Menurut Saragih (200 I}, agribisnis sebagai bentuk modem pertanian primer, mencakup empar subsistcrn yaitu (1) subsistem agribisnis hulu (Up-stream agrif•11.ri1111.1·.1·) yaitu kcgiatan ekonorni yang menghasilkan sarana produksi
penanian primer, (2) Subsistem usahatani (Onformagrfbusiness) discbut sebagai sektor
pertanian
primer,
(3)
Subsistern
agribisnis
hilir
iDown-streom
Agribusiness) yaitu kcgiatan ekonomi yang mengolah hasil pcrtanian primer
menjadi produk olahan baik untuk siap untuk dimasak dan siap untuk dikonsumsi
bcscrta kegiatan pcrdagangannya di pasar dornestik dan intcmasional serta (4) Subsistern
jasa layanan pcndukung (Supporli11g institution) seperti lemhaga
kcuangan dan pcmbiayaan, transportasi,
pcnyuluhan dun layanan informasi
agribisnis, pcnclitian pengcrnbangan dan kebijakan pemerintah. Saragih (2000), juga mcmhag! sistem agribisnis mcnjadi 3 (tiga) subsisrern utama ynitu subsistcm hulu (Up-streum c1gnbus111c~s), subsistem usahatani (On farm ogr1bu.w1es.9) , subsistent hilir (Down-stream Agrih11s!11ass) pcnunjnng.
Subsistcm usahatani
ckonorni y;1ng mcuggunakan
(011-fimn at,rilJ11sine.r~·) mcrupakan kegiatan
sarana produksi yang dihasilknn
agnbisnis hulu untuk rncnghasilkan
dan subsistem
oleh subsistern
produk pcrtan.an primer, Termasuk kedalam
subsistem usahatani iniadalah usaha tanaman pangan, usahatanaman honikultura, L1SahatL111nmm1 obat-obatan, usaha pcrkebuuan, usaha pcnkanan, usahu peternakan,
dau kebutanan,
Dalam
kaitannya
dengan
pcngcmbangan
agribisnis
bcrskala
kecil,
pcngembangau agroindusrri pedcsaan rnasih menghadapi kendala-kcndala, seperti ( 1) kegiarau pcrtaniannya bclum memberikan dukungan yang optimal karena padu
scbagian bcsar pola produksi komodui pcrtanian belum dalam satu areal yang kompak berkelornpok, sehiugga skala eko110111i daerah belum efisien, (2) sarana dan prasarana ekonomi yang belum memadai untuk dacrah produksi tersebut, (3) pola agroindustri sendiri kebanyakan masih terpusat bukan pada scntra produksi pertanian di pedesaan, tetapi di perkotaan, (4) biaya transportasi yang masih relatif tinggi, (5) sistem kelembagaan yang belum mendukung dengan peranan petani procusen yang lcmah dan infonnasi yang belum memadai (Saragih, 2001 ).
19
lndustriahsasi
pcrtaman
pruner
menjadi sektor agribisnis
tersebut
berimplikasi pada cara melihat, mengevaluasi. mengelola, dan membangun kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya hayati
Dalam agribisnis, kegiatan
ckonorni tersebut harus dilihat sebagai suatu sektor agribisnis, di mana subsistem tersebut rnerupakan suaru kegiatan ekonomi yang integral. Dalam konteks konsep teori pengembangan wilnyah pcrtanian berbasis
agribisnis dapat dipandang sebagai suatu wilayah homogen yang memperlihatkan satu tingkat koherensi dalam kesatuan keputusan-keputusan ckonomi, yang dapai dikembangkan bersama-sama dengan wilayah pertanian lainnya dalam kawasan tcrscbut melalui pengcmbangan agribisnis Dalam mcrcncanakan pengembangan
suatu \\ilaynh untuk kegiatan pengembangan agnbisms, ada tiga pcrtanyaan pokok yang perlu didalarni dan dinnalisis lebih lanjuc (Dicken dan Lloyd, 1999) di dalam Syafa 'at (2003).
yaitu bagaimana rencana bentuk spasial
agribisnis dan prespektif pcrubahannya ke depan";
kcgiaian
mcngapa bcntuk spasial
kegiatan agribisnis dipilih demikian?; serta bagaimana bentuk spasial kegiatan agribisnis tcrsebut rnembangkitkan atau mendorong perekonomian suatu wilayah? Dalam pengertian sepcni itu, paradigma agribisnis tidak hanya mengandung makna kegtatan produksi penanian snja, 1etapi juga meliputi kegiatan manufaktur, distribusi inpul pcrtanian dan pengolahan serta distribusi hasil-hasil penanian.
Secara scktoral, agnbisnis melipcti seluruh sekror penaniao dan sebagian sektor industri yang mcnghasilkan agroiuput dan mengolah produk pertanian Kcgiatan tcrakhir ini umumnya disebut agromdustn Dihhat dari luasnya cakupan sektoral, maka agribisnis sebagai suatu totalitas kcgiatan dari ekonomi suatu m:gara mcmpunyai
peranan pcnting baik bagi penumbuhan maupun pemerataan.
Berbeda dengan paradigms usaha tani, paradigma agribisnis memandang bahwa uioderu.sasi teknologi dan pemasaran hasil pertanian telah mengubah sifat usaha tani budidaya yang semula indcpenden menJadi suatu usaha ekonomi yang sangat tergantung pada kcgiatan usaha tani lainnya (Syafaat. 2003). Di sisi lain, pcmasaran produk-poduk pertanian juga telah rnengalami perubahan mendasar. Perkernbangan teknologi pengolahan basil-basil pertanian
tclah mendorong pengembengan produk iproduct developments pertanian,
20
sehlngga basil usaha tani secara umum tidak berupa lagi produk akhir yang Jangsung dikonsumsi. Kegiatan pasca panen dan agroindustri mcrupakan kunci utama pemasaran hasil-hasi] pertanian. Dengan sendirinya keragaan usaha tani sangat tergantung pada keragaan bisnis perdagangan, pasca panen dan industri pengolahan produk yang dihasilkan usaha tani tcrscbut, Agar sistem agribisnis
secara keseluruhan
mampu
berkembang dim
berkelanjutan (susrainab!e), scmua unit kcgiatan agribisnis sccara ekonomi harus mampu hidup teconomicaliy vtabtev. Untuk itu, unit-unit usaha agribisnis secara vertikal dari mulai hulu sampai hi!ir harus sating mendukung dan memperlcuat satu sama lain.
Semua unit usaha tersebut tidak boleh bersaing dan sating
mematikan. Kegiatan agribisnis
dapat dipengaruhi oleh keputusan aiau undakan
koordmator agribisnis, yang terdiri dari pemeruuah, manajer agribisnis (tennasuk asosiasi bisnis), pcndidik dan peneliti.
Peran utama pcrnerintah adalah sebagai
regulator, fasilitator dan dinamisator, sehingga koordinasi vertikaJ kegiatau sistem agribisnis dan unit-unit usaha yang terlibat di dalamnya sccara keseluruhan dapat berjalan secara terpadu dan rerkoordinast secara baik dengan memperhatikan secara scksama lingkungan stratcgis (sumbcr daya alam, sosial, ekonomi, politik) yang tcrus bergerak secara dinanus, sehingga sistem agribisnis secara keseluruhan mampu terus berkembang dan berkelanjutan, Agribisnis sering diartikan scrnpit, yaitu perdagangan atau
pcmasaran
hasil
pertanian. Padahal konscp agribisnis adalah utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan basil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegia1an pertanian. Agril-isms dapat berkernbang di Indonesia karena kondisi daerah yang meuguntungkan, anrara Jain: lokasinya di garis khatulistiwa, berada diluar zona angin
taifun,
rersedianya
agribisnis, dan
sarana dun prasarana
kemauan politik pernerintah
pendukung bcrkcrnbangnya
untuk memberikan
prioritas
(Soekartawi, 2005). Secara konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan olch usaha tani serta agroindustri yang
21
sal ing terkau satu sama lain. (1999),
Me.nurut Raharsjah (1997) di dalam Hasibuan
sistem agribisnis mcrupakan suatu sistem yang ierdiri dari subsistem
yaitu : I) Subsistern
pengadaan dan penyaluran
sarana produksi, teknologi dan
pengembangan sumber daya manusia 7.) Subsistcm budidaya dan usaba tani
.J) Subsistent pengolahan hasil pertanian atau agroindustri 4) Subsistern pcmasaran hasil pertanian Gumbira (2001) juga mcnjelaskan fungsi-fungsi agribisnis tcrdiri alas kegiatan pcngadaan dan penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer (budidaya), pcngolahan (agroindustri) clan pcmasaran. kemudian
disusun
Fungsi-fungsi tcrsebut
mcnjadi suatu sistem dari subsistern
agribisnis
yang
digambarkan pada Gambar I berikut.
• SS I Pcng•d••• dan rcrynlu::u1 SJsaran l11uJul~1
•
• • • ••
. ..
SS II (Pl'ldlks1
•
•
Prmoer)
• • •
.
•• ••• •• •
.•. •
. • •
•. •.
f
•. •. • .
.•
•
•• • • •
..
SS lll (P
•
,,•
SSlV (Pci11~;::iran)
•• • • •• •
.
+
i I
l.embaJt.1 Penun;ang Mr1b1>>11
I
Gambar .. Sistern Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya Soekartawi (2005) juga mcnyatakan bahwa harnbaian dalam pengembangan agribisnis di Indonesia terletak pacla berbagai aspek, antam Jain:
(I)
pola
produksi terletak di lokasi yang berpencar, sarans dan prasrana bclum memadai di luar Jawa, (2) biaya rransportasi n:enjadi lebih tinggi, (3) adanya pemusatan agroindustri di kota-kota besar, dan (4) sistern kelcmbagaan kurang mendukung bcrkcmbangnya
kegiatan agribisnis.
22
Menurut Jaya (2009), agnbisnis memerlukan lembaga penunjang termasuk kebijakan pemerintah sepcrti aspek pembiayaan/keuangan, pendidikan, peneliiian, pcrhubungan dan pertanahan, Lembaga pendidikan dan pelatihan mernpersiapkan para pelaku
agribisnis yang profesioanal, sedangkan lembaga peuelitian
memberikan sumbangan berupa teknologi dan infonnasi. Kebcradaan lembagalembaga penunjang kcbanyakan berada di luar sektor pertanian,
Dcngan
demikian, dapat diartikan bahwa pengembangan sektor pcrtanian terkait dengan scktorlainnya. Da!am pengelolaaan agibisnis, ketcrkaitan antar pelaku dari berbagai pihak sepeni penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, importir, eksportir dan lain-lain sangat dibutuhkan,
Semakin baik keterkaitan dalarn
pcngelolaan sistem agribisnis, maka semakin besar pu la perannya terhadap
pembentukan perekonomian wilayah, terutama dalam memberikan sumbangan terhadap Prociuk Domestik Bruto {PDB).
Selain itu agnbisnis juga berperan
sebagai pcnyedia bahan kebutuhan hidup (pangan, perumahan dan pakaian), penghasil dcvisa, pencipta lapangan kerja dan sumber pendapatan masyarakai, Agribisnis scbagai suatu sistem merupakan konsep pengclolaan pertanian secara luas dan utuh yang terdiri dari subsistcm-subsistem.
Oleh karena itu
dalam pengelolaan sistcm agribisnis diburuhkan kererkaitan yang crat dan utuh antar subsisiem seperti subsisrcm input, produksi, pcngolahan basil, pernasaran dan faktor penunjang atau kinerja sistem agribisnis sangat ditcnrukan oleh efektivitas masing-rnasiog subsistem. Menurut Tampubolon (2002). pengcmbangan agribisnis memperhatikan strategi kegiatan yang berusaha semaksunal mungkin untuk mengopumalkan potensi sumber daya lokal yang ada (sumber daya alam dan somber daya sosial hudaya) emu mcmperhatikan kelestarian lingkungan. Tampubolon (2002) juga
mcnyatakan bahwa rancangan pewilayahan pertanian
deugau sisiem agribisnis
adalah suaru ha! yang penting karena hal-hal sebagru berikut : I. Pembangunan
wilayah
dan
pengembangan
agribisnis
mengacu
pada
pcrwilayahan pertanian terkait erat dengan penggunaan sumber daya agribisnis secara cfisicn dan optimal berdasarkan kcunggulan komparatif dan
kompetitif
23
2. Setiap daerah dapat memutuskan jenis industri apa yang dikembangkan agar
perkernbangan ekonomi daerah dapat optimal, baik dari segi pertumbuhan dan pcrluasan kesernpatan kerja, maupun dalam rangka memaksimalkan P!\D dan pelestarian sumber daya alarn.
Hal ini mengingat skala ekonomi sangat
pentiug bagi pcngembangan sistem agribisnis dari hulu hingga ke hilir J. Berkaitan dengan identifikasi skala ekonomi tersebut, antar pemerintah daerah
dapat ditata kerjasarna dalam rangka maksimalisasi PAD yang fair.
Kelem hagaan Sstem Agribisnis Rangkaian kegiatan dalam sistem agribrsnis digerakkan oleh bcrbagai kelembagaan. Penman kelembagaan dalam sistem agribisnis sangat rnenentukan pembangunan pertanian.
Pertanian berwawasan agnbisnis memerlukan dukungan
rancang bangun kelembagaan, dalam bcntuk
jaringan kelembagaan agnbisnis
yang terpadu, sistemaus dan berfungsi secara eflsien dalam mendukung kegiatan pertanian (Hasibuan, 1999). Kelembagaan agribisnis tersebut terdapat dalam bentuk unit-unit usaha dalam subsistem
sarana produksi,
pengolahan serta pemasaran basil.
usaha iani/produksi,
pasca panen dan
Kelembagaan agribisnis tcrsebut sccara lebih
1 engkap terdi n dari : J) Kelembagaan Sarana Produksi Kelembagaan
sarana produksi rnerupakan kelembagaan ckonomi yang
bergerak di bidang produksi, penyediaan dan penyaluran sarana produksi seperti l3lf!v1N. Koperasi Unit Desa (KUD) dan usaha perdagangan swasta. Benruk-bentuk kelembagaan sarana produksi ini antara lain adalah prcdusen
saprodi, distributor/penyalur saprodi dan asosiasi. 2) Kelembagaan Usaha Tani Produksi
Kelembagaan agribisnis yang bcrgcrak di bidang usaha tani/produksi meliputi rumah tangga petani sebagai unit rerkecil, kelembagaan tani dalam hentuk kelompok tani, kelembagaan usaha dalam bcntuk perusahaan. Unit-unit usaha tani dalam bentuk rumah tangga petani rnaupun kelompok tani merupakan
kelemhagaan yang melaksanakan fungsi agribisnis di pedesaan. .Kelompok
24
tani merupakan
bentuk
kelembagaan yang lebih maju dan terorganisasi
Bentuk kelembagaan yang lebih modem adalah kelernbagaan yang berwujud pcrusabaan budidaya mwni atau pen:sabaan budidaya terpadu dcngan pengolahan (agroindustri). J) Kelernbagaan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Kelernbagaan yang melakukan usaba
sangat penting, karena melalui kelembagaan ini arus komodiri atau barang berupa hasil pertanian dari produsen disampaikan kepada konsumen. Kclcmbagaan tersebut dapat berupa pedagang pcngumpul yang ada di daerah produsen (kabupaterrkecarnaran), pedagang grosir baik yang ada di dalam wilayah maupun luar wilayah, Selain jasa perdagangan, dalam kelembagaan pcmasaran hasil termasuk juga usaha jasa transponasi hasil perraman. 5) Kelernbagaan Jasa Layanan Pendukung
Di dalam sistern agribisrus tcrdapat pula subsistem jasa layanan pendukung dengan berbagai kelembagaan yang sangat berbeda fungsinya. Kelembagaan ini sangat rnencntukan keberhasilan kelembagaan agribisnis dalam mcncapai tujuannya.
Beberapa kelcmbagaan jasa lavanan pcndukung yang dianggap
penting adalah ; a) Kelembagaan di bidang permodalan
Kclcmbagaan ini sangar bervariasi mulai dari perbankan, dana dari pcnyisihan
keuntuugan BUMN, maupun bantuan dana bergulir yang
disediakan oleh pemermtah Kelembagaan permodalan ini menyediakan
1 ~)•
modal bagi sektor agribisnis baik berbasis komersial murm maupun menyalurkan kredit program yang diskemakan pemerintah, b) Kelembagaan Pendidikan, Pelatiban dan Penyuluhan Kelcmbagaan
aparatur
terdiri dari kelembagaan yang
rnelakukan
pelayanan dan penyuluhan, pengaturan dan pembinaan, Jadi kelembagaan aparatur juga termasuk organisasi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Tabet Input-Output Pcndekatan sektoral adalah di maria seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah percncanaau dikelompokkan atas sektor-sektor, Selanjutnya setiap sektor dianalisis satu per satu. Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya, ruenetapkan apa yang dapat ditingkatkan
dan di rnana lokasi dari kegiatan peningkatan
tersebut, Caranya adalah masing-rnasing sektor diuraikan (break down), sehingga tcrdapat kelompok-kelompok yang bersifat homogen. Terhadap kclompok yang homogen ini dapat digunakan peralatan analisrs
yang brass digunakan untuk
kelompok tersebut. Analisis sektorat tidaklah berarti satu sektor dengan sektor yang lain tcrpisah total dalam analisis. Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus melihat kaitan pertumhuhan antara satu sektor dengan sekror lainnya
Semenjak dirintis oleh W.W Leontief pada tahun 1930-an, input-output telah berkembang rnenjadi salah satu mctode yang paling luas ditcrima, tidak hanya umuk mcndcskripsikan struktur industri sesuatu perekonornian saja, ietapi juga dikaitkan
dcngan
tcknik-teknik
lainnya,
untuk
memprediksikan
perubahan-
perubahan struktur tersebut. Tabel input-ouput menggambarkan adanya saliug hubungan antara
berbagai
sektor
perekonomran.
memusat terutama
pada
hubungan-hubungan antar industri (Glasson, 1977). Sektor rncnggambarkan hubungan-hubungan
antara scktor-sektor eksternal.
Dalam prakteknya, sektor ini tidaklah terlalu penung. tcrutama berfungsi sebagai faktor yang menyeimbangkan
dalam akun keseluruhan.
Akhirnya, dengan
26
menjumluhkan
baris-baris diperolch output total dan dengan menjumlahkan
kolom-kolom diperoleh input total harus sama dengan output total dan input dan output dar i Liap industri clan scktor-sektor eksternal pun harus saling scimbang. Kombinasi dari keempat sektor ini menggambarkan metode yang rumit unruk mendcskripsrkan scsuatu perekonomian dalam benruk hubungan-hubungan input
dart output dan telah diperluas hingga mencakup sejumlah sektor industri dan sektor cksternal dalam bcberapa studi nasional.
Akan tetapi, pcrekonomian
regional adalah jauh lehih ierbuka di mana terdapat banyak sckali transaksi lintas
batas dan dcngan demikran u.cnimbulkan lebih banyak pcrsoalan, Model inpur-outpur termasuk ke dalam model keseirnbangan umum (general Dalam kcrangka model input-output, produksi
cq111/ibriu111)
suaiu
sektor
mcrnpunyai dua darnpak ekonorm rerhadap scktor lain dalam perckonomian . bila
sektor Y mcningkatkan outputnya. maka akan terjadi kenaikau permintaan dari scktornya.
J Jal terscbut juga mengasrbauan akan tenadi kcnaikan perminraan
dari scktcr akan barang-barang anrara yang diproduksi oleh sekto, lain. Kererkaitnn ini drsebut keterkaitan kc belakang (backward linkage) dalam model
sisi pcrrnintaan, permintaan
yang mcnurjukkan
turunan
Sebahknva,
peran suatu scktor dalan; menciptakan kcnaikan output di sektor Y juga bcrarn
tambahan jumlah produk Y yang tersedia untul.. digunakun sebagai input scktor lain dalaru produksinya.
Hal
11i
bcraru bahwa, akan teriadi kcnaikan suplai dari
scktor Y bagt sekror lam yang menggunakan produk Y dalam produksinya. Keterkaitan
im dalam model sisi model peuawaran sisebut kauan ke depan
(forward lm/.:age) karena menunjukkan dcrajat pernancaran pcnggunaan basil produksi suatu scktor scbagai input bagi sektorlain
Konscp dasar yang dikembaogkaa oleb Leonticf adalah : (I)
srruktur
perekonomian tersusun dari bcrbagai sektor (ir.dustri) yang satu sama lain berinteraksi
melalui transaksi jual beli. (2)
output suatu sektor dijual kcpada
sektor-sektor lainnya untuk memenubi pcrm.ntaan akhir, (3) Input suatu sektor dibcli dari scktor-scktor lainnya. dan rumah rangga (dalam bentuk jasa tcnaga kerja), pemcrintah (rnisalnya pernbayaran paJak udak langsung, penyusutan), surplus usaha serta imper, (4) hubungan input dengan output bersyarat linier, (5) dalam suatu kurun waktu analisis (biasanya satu tabun). total input sama dengan
27
total output dan (6) suatu scktor terdiri dari satu atau beberapa perusabaan dan output tersebut diproduksikan oleh satu teknologi (Isard, 1975) Tabcl Input-Output pada dasamya mcrupakan sistem penyajian data stausuk tentang rransaksi barang dan jasa amar sektor ekonorni yang terjadi di suatu wilayah.
Namm: dcmikian,
tabel input-output tidak mampu memberikan
informasi tentang persediaan serta arus barang dan jasa secara rinct menurut komoditi.
Semua informasi yang dimuat oleh label input-output terbatas pada
informasi untuk sektor ckonomi, yang merupakan gabungan dari berbagai kegiaian ekonomi atau komodiri (BPS, 2008) Mem1111t BPS (2008), rneskipun memihki keterbatasan, tabel input-output tetap mcrupakan sumber informasi yang komprehensif dalam melakukan berbagai analisis ekonomi. Berdasarkan Label input-output antara lain dapat dikembangkan
suaru model yang selanjurnya dapat dimanfaatkan dalam melakukan evaluasi, anahsis dan pcrcncanaan pcmbangunan di bidang ckonomi.
Tahcl input-output
sebagai suaru sistern pencatatan transaksi disusun berdasarkan beberapa asumsi Asumsi-asumsi tersebut antara lain adalah : l.
I lomogenitas (homogemty), yaitu asumsi bahwa kcnaikan satu sektor hanya akan mcnghasilkan satu jcnis output dengan struktur input yang tunggal dan tidak ada subsutusi otomatis antar output dari sektor yang berbeda
2.
Proporsionaluas (j,,·opomona/11y), yaitu asumsi bahwa kenaikan penggunaan input oleh suatu sektor akan sebanding dengan kcnaikan output yang dihasilkan oleh sektor iersebut
3.
Aditivitas (additivity). yaitu bahwa asumsi jumlah pengaruh dari kcgiatan produksi di berbagai sekror merupakan hasil pcnjumlahan dari scuap pengaruh yaug tunbul dari luar sistem input-output diabaikan Tabel inpul output disajikan dalam bentuk marriks, yartu sistem pcnyajian
data yang mcnggunakan dua dirnensi : baris dan kolorn, Jsiau scpanjang baris menuruukkan pcngalokasian atau pcndistrihusian dari output yang dihasilkan oleh suatu sektor
dalam
memenuhi
permintaan
antara olch scktor lainnya
dan
permintaan akhir, sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-maslng sektor dalarn kegiatan produksinya. Sesuai
28
dengan sifat dan jcnis transaksinya, secara um um natriks dalam label input output dapai dikelompokkan menjadi empat kuadrao sebagai berikut (Tabet /). Tabet 2 Kerangka Pcnyaiian Tabel Input-Ouput Kuadran I Kuadran II (nxn)
(nxm)
Kuad.ran TII
KuadranN
(pxn)
(pxm)
[sian dari kuadran l adalah informasi tentang transaksi barang dan jasa yang digunakan dalarn kegiatan produsi, Kuadran l sering disebut juga sebagai mput/perminraan antara untuk menegaskan bahwa semua transaksi pada kuadran ini hanya mcrupakan "antara" untuc diproses la11Ju! dan bukan uruuk kcperluan konsumsi akhir Kuadran mi menunjukkan saling kererkaikan antar sektor ekonomi dalam melakukan kegiatan produksi. Kuadran ll mencakup dua jenis transaksi, yauu transaksi pernumaan akhir dan komponen penyediaan (sup'ai). Permimaan akhir yang dimaksudkan dalam hal ir.i adalah permimaan atas barang dan jasa selain yang digunakan dalam kegiatan/proscs
produksi.
Permimaan akhrr pada umuimya dirinci lebih lanjut
kedalam kornponcn-komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumst pernerintah, pcmbcmukan modal tctap, dan perubahan invcmori dan ekspor Sedangkan yang dimaksud dcngan pcnyediaan adalah se.nua barang dan jasa yang digunakan unrnk rncmenuhi permintaan baik permintaan amara rnaupun akhir
Komponen pcnycdiaan terdiri dari imper. margin perdagangan dan biaya pengaugkutan serta output dari sck.or-sektor comesuk. Informasi pada kuadran Jll berupa informasi input primer atau nilai tambah brute (NTB) schingga kuadran ini sering disebut kuadran nilai tarnbah brute
(NTB ! atau input primer. Input primer adalah mput arau biaya yang timbut karena pernakaian faktor produksi dan terdiri dari upah gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto
Kuadran IV memuat informasi tentang input primer yang didistribusikan ke sektor-sektor permintaan akhir, Namun demikian. kuacran ini
bukan
29
merupakan tabcl pokok dan untuk bcbcrapa alasan dalam pcnyusunan tabel input
output Indonesia, kuadran ini diabaikan Berdasarkan asumsi tcrscbut, maka model yang dikembangkan bcidasarkan tabel input-output rncmiliki berbagai keterbatasan, Keterbarasan tersebut antara lain adalah pada rasio input yang diasumsikan konstan selama periode analisis, sehingga pcrubahan susunan input atau perubahan teknologi dalam kegiatan produksi tidak dapat didcteksi menggunakan modal input-output. Asumsi-asumsi tersebui juga rnenegaskan bahwa pelipatgandaan input di suatu scktor akan menghasrlkan pclipatgandaan output yang sebanding. Hal rcrscbut berarti bahwa pcningkatan output dr suaiu sektor hanya disebabkan olch pcmngkatan inputnya dan bukan dipengaruhi olch faktor-faktor produks: yang digunakan
scpcru
perubahan rcknolog], peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi dan Jam scbngainya. I lal terscbut juga berarti bahwa pcrubahan harga dan I uantitas inpu: dalam model 'nput-output akan sclalu sebanding dcngan perubahan harga dan kuanriias outpcrnya
Transaksi yang disajikan pada tabe: input-output dapat dikclcmpokkan
mcnjadi dua, yaitu transaksi total dan transaksi dornestik.
Transaksi
iora:
mencakup scmua transaksi barang dan jasa. bark yang bcrnsal dan imper mnupun dari produk sl!kto1 domestik.
Sedangkan pada iransaksi domestik
hanya
mencakup trnnsaksi barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah dalam negeri ( domesu k ).
Sela111 itu. penilaran aras transaksi yang disapkan dalam tabcl input-output dapat dilakukan dengan dua earn, yaitu penilaian atas dasar harga produseu dan au.s dasar harga pembeh (konsumcm, Jika penilaiannya dilakukan alas dasar harga produsen, maka nilai transaksmya hanyu mencakup harga barang/jasa yang dibayarkan kepada produsen barang
jasa
tersebut,
Sedangkan nilai transaksi atas
dasar harga pembeli (konsur-icn) di samping mencakup harga yang dibayarknn kepada produscn juga mencakup margin pcrdagangan dau lnaya pengangkutan yang timbul dan kegratan pcnyaluran barang/jasadari produsen ke konsnmennya.
Berdasarkan uraian di atas, maka jenis-jcnis tabel transaksi yang dapat disajikun dalarn penyusunan tabel input-output akan terdiri dari (a) label transaksi
tots 1 atas dasar harga konsumen, (b) tabcl transaksi ~otal atas dasar harga
30
produsen, ( c) tabel trnnsaksi domestik alas dasar harga konsumen, ( d) tabel
transaksi domestik atas dasar harga procusen Produk yang dihasilkan olch produsen pada umumnya melalui proses penyaluran terlebih dahulu agar dapat sampai ke produsen. Akibai dari proses penyaluran tersebur, maka timbul selisih dari harga produk yang ditcrima oleh produsen dengan harga yang harus dibayar oleh pembcli (konsumen). Harga yang diterirna oleh produsen disebut sebagai harga produsen clan harga yang dibayar olch pembeli disebut harga pcmbeli.
Margin perdagangan dan biaya
pengangkutan adalah adalah selisih harga pembeli dan harga produscn. Berdasarkan klasifikasi sektor tabel irput-ouiput yang dikeluarkan BPS. komoditi hortikultura yang masuk ke dalam klasifikasi tabel input-output BPS antara lain adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Honikultura masuk ke dalam sektor pertanian, khususnya adalah '.anaman bahan makanan sektor pertanian dirinci atas input antara clan input primer
Susunan input Input antara lain
adalah seluruh biaya selain biaya faktor produksi yang dikeluarkan mulai dan mengolah tanah, rnenanam, memelihara, memanen dan mengangkut hasil produksi kc gudang petani/ternpat pemualan, Beberapa comoh yang dimasukkan ke dalam biaya adalah hihit pnpuk, perbaikan saluran ingasi, obat-obatan. bahanbahan atau alat-alainya yang digucakan (bukan barang modal), sewa alat perranian, bahan pengikat. pembungkus. biaya administrasi, hiaya pengangkutan dan lain sebagainya. Jenis=enis tabel transaksi yang dapar disajisan dalam peuyusunan label input-output adalah (I l .abel iransaksi total atas dasar harga pembel i, (2) tahel rra nsaksi total aias dasar harga produsen, (3) tabel transaksi cornesrik atas dasar harga pembeh dan (
yang lama dan biaya yang besar. Berdasarkan kondisi tersebut, berkembang motode
pembuatan
tabel 1-0 dengan
pendekatan
lain, vakm melakukan
pcnyesuaian rabcl 1-0 yang sudah ada untuk merefleksikan kondisi perekonomian
JI
saat iru (upda1i11g).
Selain itu berkembang juga pendekatan lain. yaitu
rnenggunakan informasi perckonomian tabel J.Q suatu daerah untuk diterapkan pada daerah lain (derivasi). dapat dirnodifikasi
Dengan dua pcndekatan tersebut, maka label 1-0
setiap tahun dan dapat dibuat di semua daerah (Miller dan
Blair, 1985 di dalam Samiun (2008). Metode updating dikenal juga dengan sebutan meiode survci parsial, karena tidak pcrlu mclakukan survci secara komprchensif seperti pcmbuaran label 1-0 metode survei, Dengan mctode ini, data yang drperlukan adalah marriks kocfisien input atau kocfisicn tcknologi (sebagai label dasar), total output, total pcrmimaan antara dan total input antara rnnsing-masing
sektor
Derivasi tabel 1-0 atau sering
juga disebur scbagai merodc non survci dilakukan apabila suatu daeruh sama sekali belum mcmpunyai tabcl 1-0. oleh karena itu harus menggunakan tabel 1-0 daerah lain untuk dijadikan sebagui tube) dnsar untuk mcnderivasi. Menurut Glasser (I 977), tabcl input-output
regional rnembutuhkan
dua tire
informasi : pertama data akuruing regional don kedua adalah taksiran arus inter regional
dan
w11111
industri,
input antar industri.
mendisagrcgasikan
adalah mcnsurvci indusui-iudusn
untuk mcngrdenriflkasi ditcmpuh
Suatu
data
i di dulam dacrah-daerah
yang bcrsangkutan
Akan tetap: hal ini biasunya tidak
biaya dan cenderuug
111p11l-n111p11t
rnasalah
Mctodc yang p3Ji11g scksama ugakuya
kcmposisi inputnya.
karcna pcrrimbangan
ruend.sagrcgaslkan
persoalan penting adalah
nasional.
untuk
Jadi, misalnya
diganti dengau
I 0% input untuk
industri tcknik securu nasional hcrasal dari industri mauufukturing, rnaha jugu diasumsikan
bahwa I 0% input industri teknik regional berasal dari industri
manulakturing. sangat
Pcnggunuan koefisicn-kocfisien
rnenghernat
dalam
pengumpulan
menycsatkan, asalkan teknologi
input nasional
data dan
rnungkrn
ini memang tidak
begitu
yang diguuakan olch industri regional tidak
tcrlalu berbeda dnri tcknologi yang diguuakan oleh industri yang sama di daerahdaerah Iain. Penelitlau-pcnctitian Budisantosa
y:i11g Terkail Dengan Kajian
(?006) mengkaji mengenai arahan prioritas penanganan jalan
untuk jalur pemasaran tanaman pangan di Kabupatcn Bandung Barat. Dalarn penehtian ini, aspck tanaman pangan yang dikaji adalah komodiias tanaman
pangan dan hortikultura.
Jalur pertanian tanaman pangan secara umum adalah
dari petani dijual pada kelornpok, asosiasi, koperasi atau mitra dolog yang bcrada di tingkat kecamatan.
Jalur sdanjumya adalah dipasarkan
ke luar kabupaten,
yaitu Jakarta dan sekitarnya serta kota Bandung. Salah satu jalur pernasaran yang mcwakili
horukultura adalah dari peiani dijual kepada pengeput, dari pengepul
di1ual kepada kelnmpok yang bcrada di ungkat kecamatan dan selanjutnya dijual ke pasar. Jalur jalan yang digunakan untuk Kecamaian Lembang, Parongpong dan Cisarua adalah menuju pintu tot Pasteur. Jayo (2009) mclakukan pcnehuan mengenai kcbocoran wilayah dalam kornoditas kayu manis rakyat di Kabupaien Kennci, Iambi. Dalarn penelitian ini, salah satu analisis yang digunakan adalah analisis input-outpu'. Pcran sekior kayu manis dalam pcrekonomian wilayah Kabuparcn Kennci aniara lam (I) output sektor kayu marus bcrkoruribusi S,s~. tcrhadap keseluruhan nilat output, (2) nilai tambah
brute sektor
kayu
mams bcrkontribus:
scbcsar 6,35%
tcrhadap
kcscluruhan nila: tambah bnno. Hasil aralisis kcbocoran wilayah mcnunjukkan bahwa ~d.tor kayu manis
terbukn memiliki mdikasr kebocoran ke depan
(/i.nvard linkage) clan kebocoran ke belakang (bC11:k·..-ard lmkagl!) hcrdasarkan nilai jn1 word io:J..11~w
dan bad:ward lmkagc kurang dari I.
adal~h kegratan peningkatau n.Iai umbah mclalui kegiatan
Indrkasi
lainnya
pr<>ee•.1·111g
juga
cilakukan di luar \\1layah. Pcneliunn
lmnny;1 adalah rncngenur sirarcgi pcngembangan wilayah di era
otoomi daerah ;studi kasus Kabupatcn Bandung Barat) yang ditcliti oteh Indranrahasra ( 2009 J. Salah satu kajian ) ang digunakan acalah mengka] 1 sektor unggulan dalam prespckiif rucuggunaknn
Kabupaten Uandung Bar.11
analisa input-output (3101
I'enelitian ini juga
sektor), Dalam penehuan mi tabel
input-output yang dihasilkan adalah tabel input-output Kabupaten Bandung Barat 2005 yang mcngguuakau basis data label input-output l'ropmsi Jawa Barnt 2003. Updating tabel input-output tersehnt dilakukan dengan menggunakan rnetode RAS.
Berdasarkan kajian tersebut dipcrolch hasil bahwa sektor industri tanpa
rnigw; serta hiburan dan rckreasi (pariwisata l merupakan sektor unggulan. Sektor pertanian kurang signifikan
secara ckonomi,
namun mcnyerap tenaga kcrja
terbesar scrta didukung oleb iahan yang luas. Subsektor peternakan merupakan
33
subsektor yang ruempunyai nilai keunggulan yang paling ringgi bila dibandingkan deugan subsektor per Lanian lainnya.
Meskipun begitu, komoditas unggulan
pertanian Kabupaten Bandung Barat dalam skala Provinsi Jawa Barnt adalah sayuran, tanaman hias, sapi perah clan perikanan Keramba Jaring Apung (l<JA). Berdasarkan penelitian tersebut juga diperolah hasil bahwa (I) sektor mnaman pangan memiliki kcterkaitan langsung ke belakang yang rendah, namun mempunyai keterkaitan langsung ke depan yang tinggi, (2) industri non rnigas yang rncrupakan bagian dari in
Maluku Utara. Bcrdasarkan hasil kajian iersebui diperoleh hasil bahwa input primer memiliki konmbusi 43,800/o terhadap total input, input actara sebesar 46,07% dan impor 10,13%. Kontribus: inpur aruara lcbih tiuggi bila cibandingkan
dcngan kontribusi input primer. Penclitian di atas mengacu pada konsep sektor uuggulun dengan tidak hanya bcrdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitif
saja, teiapi jugu berdasarkan keterkaiian scktor tersebut dcngan sekror Iamnya, Kajian yang dilakukan olch Horman (2006; mcngenai Peran Scktor Tanaman Bahan Makanan dalam pernbangunan ekonomi di propinsi Sumatera U:ara juga menggunakan pendckatan analisis input-outpir 'l.002 bcrdasarkan updating. Dalam
basil analtsa kcterkaitan, dipcrolch hasil bahwa subsektor sayuran
rncrupakan sekror dengan kercrkaitan 'angsung ke belakang tcrbesar baik kctcrkaitan langsung maupun iota! dibandingkan dengan sekror ranaman bahan makanan lainnya
I lasil Iarmya adalah bahwa scktor tanaman bahan makanan
memiliki keterkaitan langsung ke belakang terbesar terhadap sektor industri karcr, plastik, kimia dan pupuk dengan rulai 0,11429.
Sektor tanaman bahan makanan
d1 provinsi Surnatcra Utara mempunyai keterkanan kc depan teninggi dengan
sektor industn makanan, minuman dan temhakau
34
Suryawardana (2006) melakukan kajian mengenai anatisis keterknitan scktor unggulan di Provinsi Jawa Timur. Pada penelitian ini juga menggunakan tabel input-output provinsi Jawa Timur 2000 {JOO scktor) menjadi tabel input-output Provinsi Jawa Timur 2003 (44 sektor).
Pada kajian ini juga dilakukan agregasi
atau reklasifikasi terlebih dahulu sebelum dilakukan updating dcngan rnerode RAS. Menurut
Jalili
(20061. untuk berbagai alasan
input-output
peneliti
memperbarui tabel input-output dcngan melakukan agrcgasi terhadap sektorscktor yang ada. Hal ini memberikan pengaruh terhadap (I) efek dari agregasi pada kcakuratan basil yang dipcroleh berdasarkan mctode yang dipilih, dan (2) cfck dari agrcgasi terhadap stabilitas antar waktu kocfisicn input-output.
Tabcl
input-output yang lcbrh rinci atau d~tllll dapat membcrikan info1masi yang lebih banyak, tetapi dengan tujuan tenentu penchu melakukan agregasi
Pcnyusunan
label input-output dcngan metode survci mcmang lebih akurat, tetapi hal tcrsebut
sclain rnemcrtukan biaya jugn terdapat !~ aiau waktu antara survei, pcngolahan data dan per.erbitun.
Updating label input-output dengan merode non survei
mernpakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengaiasi hal tcrscbut.
Dalarr pcnclinan mi. dilakukan perbandingan terhadap berbagai merode updating
ubel inf)ut-output apabila dilakukan agregasi I las1l laJian menunjukknn bahwa metodc RAS adalah metode yang raimg efisien di antara merode-mciodc lainnya. Metode RAS juga memihki kcunggulan drbandmgkan mciode-meiodc lainnya yaitu NALVE dan t.nngrangian. Jackson dan Murray (2003) juga mengkaji mengenai bcrbagai mctodc updati11&
t:il.J<;~I input-output
Bcrdasarkan
kajian tersebut,
mctode
RAS
uicrupakan rnetode Rt.S banyak digunakau karena memiliki kelebihan-kclebihan rerrenru. digunakan,
Mctode ini mcrupakan meiode ~~mg paling rasional, schingga umum Meiode RAS dapat bckcrja pada matriks ukurau bcsar dan
mcngakomodir nilai positif dan ncgalif dari matriks tcrscbut.
~'LETODOLOGI PEJ\ELITJA~ Kcrangka Pemikiran
Peningkatan pcrckononuan wilayah dapat dilakukan melalui imegrasi herbagai sektor yang ada di dalam wilayah
I Ial rersebut berarti bahwa pemngkatan
pcrekonomian wilayah dapat dilakukan dengan mcmberdayakan surnber daya lokal yang ada di dalam wilayah itu sendiri
Dengan pcmanfaaian sumbcr daya
lokal yang ada dengar, sebaik-baiknya diharapkan dapat meningkatkau proses 1ncn11:c multipltcatmn scna dapat juga rncnghmdan terjadinya kcbocoran wilayah ( r~g1<111<1/ leakage).
Menurut Guo dan Planung (2000). salah satu faktor yang bcrkontribusi pada
pcngurangan huhungan antar indusin adalah masuknya produk imper Karena diasumsikan
irnpor udak memcrlukan o.nput domestik }ang ada di dalam
wilayah, hal tersebat mcrupakan indikasi kebocoran di dolarn pcrckonomian. Oleh kurcna penggunaan sumber daya hikal dan mcngurangi ketergantungan dcngan imper diperlukan untuk mengurangi kebocoran wilayah, Hortikultura
makanan
sebngai l>a5iar dari sektor pertanian, kbususnva ranaman bahan
merupakan (I 1 lapangan usaha yang dapat mcnyerup oanyak 1e11;1ga
kcrju dan bcbcrnpa jenis komoditnsnya dapat digunakau scl><sgai bahan baku untuk mdustn
pengolahan,
Adnyana et 11/ ( 199-1) d1 dalam Darmawa (199~)
mcnyatukun bahwa sumbcr-sumbcr pertumbuhan p:mbangunan penanian y~ng dapat mernacu pertumbuhan wrlayah. rneiputi : peningkatan produktivitas su-nberdaya
pcrtanian,
peningkatan
mla1
tambah
komodiias
pcrtanian,
pcningkatun peluang pasar dcngan pengembanuan produk berdaya saing tinggi dau pcrungkatan investasi dcngan pencrptaan iklim invcstasi yang menarik. Bila dipcrhatikan lebih lanjut, sumber-sumber penumbuhan pcmoangunan pcrtanian tersebut rncrupakan bagian dan konscp agrihrsms
Menurut Saragih (2001). konsep agribisnis dikembangkan dcngan ditandai ciri: I) Heruhahnya
orientasi kcgiatan ekonomi dari yang beror.entasi peuingkaian
produksi kcpada bcroricntasi pasar
36
2) Berkembangnya
kegiatau ckonomi yang menghasilkan
dan mempcrdagangkan
sarana produksi pertanian primer serta perdagangannya 3) Semakin kuatnya kctcrkaitan antara (I) kegiatan produksi dan perdagangan sarana produksi penanian primer dengan usahatani, (2) antara pertanian primer
dengan kcgiatan pengolahan basil pertanian primer dan perdagangannya serta keierkaitannya dengan konsumen.
Konsep agribisnis sebagai bentuk
perranian modern rnernandang kegiaian
ekcnomi dilihat scbagai sektor agribisnis yang terdiri dari subsistem hulu, usaharani. hilir dan jasa layanan pendukung,
Subsrstem-subsistcm tersebut merupakan suatu kesatuan kegiatan ekonom i yang integral. Selanjurnya Syafaai (2003} juga rnenyatakan agar sistem agribisnis secara kcseluruhan marnpu berkembang dan berkelanjutau (sustainable), semua 11ni1 kegiatan agribisrus secara ckonorni harus marnpu hidup (economically viable). Untuk iiu, unit-unit usaha agribisnis sccara vertikal dari mulai hulu sampai hilir harus sahng rnendukung dan memperkuat satu sama lain.
Semua unit usaha
tersebur tidak boleh bersaing dan sating rnematikan. Hal ini bcrarti bahwa dalam pengelolaaun agibisnis,
keterkanan amar pelaku
dari berbagai pihak seperti
penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, dan lam-lain sangat
dibutuhkan.
Semakin baik kererkaitan datum pengelolaan sistem agribisrus, maka
semakin besar pula pcrannya terhadap pcmberuukan perekonomian wilayah. Subsisiem usahatani arau pertauian primer ton-form agnbusinessi; yaitu kegiatan yang rnenggunakan sarana produksi pertanian untuk rnenghasilkan kornoditas pcrtanian primer. pangan dan hortikuhura,
Termasuk
dalam hal ini udalah usaba
ta111
tanaman
usahatani pcrkebunan, dan usaha tani peternakan, usaha
pcrrkanan dan usaha kehutanan.
Subsistent usahatam memiliki keterkaitan ke
belakang dengun subsisrcm hulu yang menghusilkan input produksi.
Inpur
produksi yang dioutuhkan dalam proses produksi apabila dapar discdinkan dan sumher daya lokal dapat mcnjadi sumber pcrrumbuhan wilayah,
sebaliknya
apabila berasal dari unpor akan menjadi sumber kebocoran wilayah (regionai feakage). Sehubungan dengan hal tersebut, pcngernbangan agribisnis
sedapat
rnungkin hams mcnggunakan input-input prodoksi yang sebagian bcsar bersumber dari potensi lokal,
Proses produksi'budidaya rnembutuhkan keterkaitan kc
37
belakang (backward linkage) dengan kegiatan ekonomi lainnya terutama dalam penguasaan sarana produksi, mesin-mcsin kegiatan budidaya, pcngangkuran sarana produksi. kegiatan perdagangan sarans produksi dan sebagainya. Proses produksi dapat menghasilkan sumber-sumber pcrtwnbuhan wilayah yang icrjadi akibat rnunculnya kcterkaitan tersebut. Penggunaan sumbcr daya lokal dengan adanya keterkaitan tersebut diharapkan dapat rnenjadi local multiplier yang dihasilkan dari proses produksi, Agribisrns hilir mcrupakan kcgiatan industri yang mengolah basil hilir, yaitu kegiatan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan baik produ'c antara (mtermediate prndurt), maupun produk akhir. hilirlai,'Toindustri yairu (I}
Agribisnis
diklasifikasikan atas 4 (cmpat) hasil kegiutan (transformasi),
kcgiatan hanya berupa gradmgtpeneklasan dan pcmbersihan,
(2)
kegiatnn pcnggiliugan, pencarnpuran dan pcmoiongan, (3) kegiatan pernasakan,
pcngalengan, dchidrasi, ckstraks: dan pasteurisasi, dan (4) kcgiatan yang menyangkut perubahan kimia clan tckstur, rucuingkatkan
Manfaa; aktivitas agribisms hilu ,
nilai tambah, (l(odul. dupat dipasarkan dcngan mudah, peningkaian
daya saing. serta mcnambah pcndapatan'kcsejahtcraan petani/masyarakat taui dan mcmbuka
pel uung ienaga kerja (penanggulangan
pcngangguran).
Kegiatan
agribisnis l'ilir merupakan kegiatan untuk meningkaikan nilai tambah produk pcrtanian melahn kegiatau µal)(:a paaen dan pcngolahan, sehingga produk dapat dipasarkan dengan mudah dan
Scmakin baik kctcrkaitan subsistern agribisnis
budidaya dan subsistern agribisms hilir. maka efek pengganda yang dihasilkan makin besar Proses peningkatan nilai tambah terscbut dapat dilakukan d1 dalam maupun di Juar wi (ayah.
Proses pen.ngkatan nilai ram bah apabila dilakukan di dalam
wilayah akan meningkatkan pcluang pcnggunaan sumber daya lokal, sehingga mcningkatkan nilai rambah
pcrckonomian wilayah, Sedangkan apabila proses pcningkatan dilakukan
dr luar wilayah,
maka berpotcnsi menimbulkan
38
kcbccoran wilayah. Selanjutnya. proses peningkatan nilai tambah yang rerjadi dr dalam wilayah dapat meningkatkan pendapatan dan peluang keria
Subsistem agribisnis hilir juga mencakup perdagangan atau pemasaran Pemasaran produk honikultura dipasarkan kc luar wilayah,
di Kabupaien Bandung Barat Jebill banyak Berdasarkan database pertanian, kchutanan dan
perkebunan kecamatan l embang, Parongpong
dan Cisarua (2009), disebutkan
bahwa produk hortikulturn yang ada di 3 [tiga) wilayah lcbih banyak diekspor ke luar wilayah danpada dipergunakan di dala-n wilayah
Sebagai contoh, pada
Tabel 3 ditampilkan scgmcn pasar kornoditas sayuran yang ada di kccamaian Cisarua per hannya,
I
Taber 3. Kontribusi Komoduas
I
Srgmcn Pasar Savuran Per I lari di Kccamatan Cisarua
Produks:
~•<:1r.1n
----
(Ton)
1 2 Kubis ). Kentnnr= 4.Cauc S !luncis 6 Kc 11~a·1!! Kol
Kawasan Agribisnis Hortikulturn mcrupaka-i >1.satu wilayah dcngan kesamaan ckosistem dan disatukan olch f~ilit
sama sehmgga
}11ng
mcmbernuk kawasan yang bcrisi berbagai kegiatan usaha berbasis hortikultura mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya, pcnanganan dan pengolahan pasca pancn. da-i pcmasaran serta bcrbagar keei~tan pcndukungnya.
Oleh karena
itu pendckatan pengembangan kawasan dapat didckaii dengan pendekata» sisiem
agr ibisnis. baik subsistem hulu, usahatani, hilir clan jasa. Selain itu, sebagai suatu kawasan diperlukan juga infrastruktur pcnunjang yang mcndukung
kcgiatan
agribisni»
Pengembangan kawasan hortikultura
yang ada
di dalam suatu
di
wilayah
suaru
bagi stakeholders yang tcrlibat
kawasan.
diharapkan
dapat
secara rncrata dau
rnembcrikan
dampak
berkcadilan.
Pengcmbangan kawasan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
rncncrprakan
lapangan
kerja,
meningkatkan
kesempatan
berusaha
dan
39
mcningkatkan terjadinya
pcndaparan
kegiatan
masyarakat
serta memberikan
pengaruh
terhadap
ekonomi di kawasan dan sekitarnya dapai mempcrcepat
pertumbuhan pendapatan, pcnyerapan tenaga keda dan tumbuhnya sektor -sektor usaha terkait (Backward and forwardlinkages). Kerangka pemikiran penelitian digarnbarkan pada Gambar 3.
SISTE~i1 ACRIO!S\f1$ I IORl'll
f
, ..,
......:r.:;------1 11.1 HwmiM
~l~~I.~
I
i.\
1---1--
,~ ••~.,, _Jii..-
i-2~.,. ('
-o~ . 1
i'fll&
.;.. l I \\\l.,1\'1h
\.
Gambar 2. Kcrangka Pemikiran Loknsi dun Wnktu Pcnelitiau Penelitian
mcngcnai
Kajian
Peran
Agribisrus
Hortikuluna
Terhadap
Perekonomian Wilayah (Studi Kasus : Kabupaten Bandung Baral, Provinsi Jawa
Barat) dilaksanukan pada bulan Juni-Agustus 2009 di Kabupatcn Bandung Baral. Fukus kajian pada penelitian ini adalah di tiga kecamatan. yaitu l.embang. Parongpong dan Cisarua,
Pengumpulan Data Data-data yang digunakan dalam pcnelitian berupa data primer dan sckundcr.
Data sekunder yang dibutuhkan antara lam adalah data produksi dan luas panen sektor hortikultura, data harga komoditas hortikultura di tingkat petani, data
40
potensi pedcsaan (PODES 2008), Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2007, Form Alat dan Mcsin Hortikulturo, Data Base Pcnyuluhan Tingkat Kecarnatan, serta data-data indikator perekonomian lainnya. Sumber data sekunder antara Jain adalah 13adan Pusat Statistik (BPS) pusat, BPS propmsi Jawa Baral, BPS Kabupaten Bandung, 13PS Kabupatcn Bandung Barat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Barai, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat, dan P4 W. Sedangkan data primer diperolch dcngan mengumpulkan data dan informasi secara langsung
di lapangan dengan sumber tcrdiri dari anggota
kelompok tani, asosiasi, pemerintah, mantri tsni, pcnyuluh, pcngumpul/oandar, pcngusaha, pedagang, masjarakar dan lam-lain. Tabet 3 diiarnpilkan mengcnai Matriks
Pendekatan
Penehtian.
Adapun alnt-alat yang dipergunakan dalarn
penelitian adalah mm tulis, perangkat komputer dengan program MS Excel, Arc GIS, Soflware GAMS dan GRIMPS. Pcngambilan data pcnelitian terbagi menjadi data sckunder yang drambil berdasarkan sumber data, Sena data primer yang dipcrolch dari lapangan. Pcngambilan
data primer tidal.. hanya data mengcnai
Kabupatcn Bandeng 8;1ra1. tetapr juga d luar
11
sistcrn agnbisms
di
ilayah Kabupatcn Bandung Bara:
rnengingat pemasaran subsektor horukultura sudah dapat drekspor sampai ke luar wilayah. 1 ekui], Aualisi) Yung Digunakan
l\nalisis yang digunakan dalam pcnelitian ini adalah analisis deskripuf srstem agribi,ni~
hortikulnrra,
analisis kclcngkapan sarana dan prasarana sistem
pcrmukiman, ana'isis sarana dau prasarana sistem agribisnis, analisis margin tata niaga dan analisis input-output. Pada Tabel 4 ditampilkan matriks pendekaran penelitinn.
Ar:ali~is Dc,~kriptif Sistem Aeribisnis Dalam menganalisis kondisi atau profil sistem agribisnis hortikultura digunakan data sekunder secara kuantuatif
yang diperoleh dari instansi yang berwenang baik
dan kunlitatif
Data yang dikumpulkan rrcnyangkut kondisi
atau profit sistem agribisnis baik di subsistem hulu
tupstream), subsistent usaha
41
tani (011 farm), subsisiem hilir
(011
farm) meliputi indusrri pengolahan dan
pemasaran serta subsistem jasa. Tabcl 4 Matriks Pendckatan Penelitian N> t
dan prasarana diternpatkan di lokasi tertentu yang tepai. diperlukan
survei
atau
kajian
secara
mendalam
Olch karcna itu mcngena:
lokasi
6. A hernatif lain untuk rneningkatkan mlai tambab honikultura bagi petani adalah rnelalui industr: pengolahan. d..t1.01~1n1~i
5('(:.nrn
adanya kcgratan
diolah.
Sifat komoditas hortikultura yang lebih banyak
langsung dalam bentu],
~'·!jar..
berimplisasi pada i'~rh1
untuk mengidentifikasi komoditas honikuhura yane dapat
Untuk keperluan industri pengolahan. komoditas hortikultura yang
dihasiLkan harus iersedia secara knnrinu l);lik d~ri 5':gi jumlah dau m11r11
Ol<:h
karena itu. hal tersebut diperlukan perencanaan dan pcnjadwalan produksi yang tepat baik pada subsistem usahatani maupun hilir.
Industri pengolahan tersebut
hcn(laknya dikelola oleh kelompok tam atau eabungan kelorupok tani. SkRl!l usaha yang disarankan adalah skala kecil dan menengah. 7. Sulitnya petani skala kecil umuk mendapa.kan akses permodalan dapat diatasi
dengan pembeorukan I .P.mhaea K<>••"n~n Mihn (T .TCM) di tingkat gabungan
136
kelornpok tani.
LKM diharapkan dapat mcnjadi sarana bagi petani untuk
mcndapatkan saprodi, kredit dan lain-lain. 8. Kelernahan pada rendahnya posisi tawar petani dapat diatasi dengan kemitraan sistem kontrak.
Kontrak dilakukan antara kelompok tani/gapoktan dengan
pengumpul atau pengusaha
K onrrak tersebur bendaknya dilakukan
secara
tertulis. 9. Untuk mengupayakan keberlaniutan srstcm agribisnis hortikultura, maka ke dcpan ~rlu dilakukan p<::natmrn kembali lat~ •mtJig wilayah 1111.tuk kawasan senna produksi.
Hal ini perlu dilakukan di tengah keccndcrungan terjadinya
konversi lahan yang terus berlangsung.
KES~.fPULAN DAN SAl~AN Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah : Subsistem agribisnis yang berkembang lcbih baik adalah sub~istr.m hulu dan usahatani.
Subsistem hulu sudah dapat bcrperan dalam penyediaan sarana
produksi, Sarana produksi pertanian primer yang diperlukan oleb petam sudah d~pn1 disediakan oleh kios saprodi, Gapoktan dan beberapa Klm. Subsistent
usaha tani menurjukkan kinerja yang baik,
Perkembangan
subsistem budidaya dicirikan olch 1eknoloei budidaya yang dilakukan oleh Peroni juga sudah
1111.1111!
menyadari ~cJimyfl P"'11e.ri1p<m
Agrtcuiturol Procuces (OAP) dan pengendahan
hama penyakit
Good tanaman
dengau menggunakan rcknik Peugelolaan Hamn Terpadu (Pl-IT). Subsistent hilir merupakan subsistem yaog belurn berkcmb~ng
Kegiatm industri hilir
dalam bcmuk pengolahan hortikultura saat ini bclum berkembang. Kegiatan pasca pancn modern sudah diterapkan untuk komoditas sayuran yang dikirim ke supermarket
Wilayah
yang mcnjadi pusat dan mcrupakan hirarki satu adalah desa
Lembang dan Cikolc di kecamatan Lembang dan desa Cihanjuang Rahayu d.i sudah dapa; terpenuhi dJ masing-masing desa. Berdasarkan prcscntase, di kecamaran l.ernbang dcsa dcngan hirarki 1 memiliki persentasc sebanyak 6,45%, hirarki I sebanyak 12,90%
<.i~t1
hirarki 3 sehMty~k 32,26%, rli
kecarnatan Parongpong hirarki I sebanyak 3.23%, hirarki 2 sehanyak 6,45% dan hirarki 3 sebanyak 12,90% dan di kccamatan Cisarua hirarki 2 scbanyak :/,68°1.l, hirarki '.\ sebanyak In, l 1%. Jenis fasilitas y~ng kurang lengkap Bnt
Bahasa dau l.ornbaga
Pendidikan Kn1rnmpi!m1_
3. Bcrdasarkan kelengkapan sarana dun prasarana sistcm agnbisnis, fasiluas yang tidak ada di kecamatan Lcmbang, Parougpong dan Cisarua adalah alar dan mesin pengolahan
Sarana dan prasarana yang cukup banyak jumlahnys
e
138
adalah
sarana prasarana
budidaya, khususnya green house/screen house.
Kctersediaan sarana dan prasarana budidaya yang masih kurang adalah
selenoid pump. Walaupun sarana dan prnsarana pasca panen sepeni sect/er, wrapping dan cold storage merupakan sarana dan prasarana yang cukup
kngkap, retapi pengelolaan fasilitas tersebut banyak dilakukan oleh para pengurnpul dan pcngusaha bukan petani. Hal ini berarn bahwa nilai tambah banyak dinikmari oleh pengusaha atau pengumpul. 4
Petani mencfapatkan share rnt~ niaga (Grend11h dibandingkan lainnya, baik untuk sayuran curah (non eksklusit), cksklusif,
maupun bunga 1)0to11g.
niagu sayuran ~urnh bornilai
?,7
sayuran dan buah
Margin yang ditcrima pctani untuk tata
sampai 7,1%, untuk sayurnn eksklusi!'
llf,9 dan 25%, scrtn untuk bunga potong bernilai
JO sarnpai 47,4%
Margin yang diperoleh oleh petani sayuran cksklusif
Huah-buahan, Ken tang dan Sayuran ( 1,63 . 2,35 ; I ,JO ; dan 2,49). :)ck tor h<)rti!rnllurn
1111~nJ.iliki
k•:(<-:rlrnirnn yanr; lehih kuar dl:'llgan
dibandingkan dengan scktor hilimya.
Berdasarkan dampak
~d ror huluny» multiplier
uiau
terhadap output, pcndapatan dan tenaga kerja, sektor-sektor hortikultura merniliki reran yang cukup baik Sektor Strobcn, Buah-buahan, Kcnt~ng
Sayuran memiliki nilai 2,4918.
Nilai multiplier
multtpltcr output tipe l 1,6272; 2,3481;
1bn
1,3012 dan
effect terhadap pendapatan upe l sekror Stroberi,
dan t Buah-buahan, Ke.n.ang ··-· "Snyurau
nilai berturut-rurut adalah
1 ,4516;
139
4,2859; 4, 1939
dan 2,850. Sedangkun untuk nilai multtplier effect terhadap
tcnaga kerja, scktor buah-buahan merupakan scktor dengan nilai muttiptter
ejjecJ terhadap tenaga kerja yang paling kuat dibandingkan dcngan sektor hortikultura
lainnya dan berada pada peringkat kedua setelah industri
pengolahan (nil.ii n11d1iplier effec: pendapatan l,8R12). Saran Ada pun rekomcndasi kcbijakan yang disarnnkan adalah : I. Peningkatan
kcgiatan pasca pancn olch
kclompok tanl, schingga pasca pancn,
taniigabungun
akan dmikmati olch pctnni/kelompok taniigabungan
Untuk mewujudkannya
kelompok tani,
petani/kclompok
dipcrlukan
penyimpanan dun distribust
dipcrlukan kP.3i;1tan pcndompi113m1
adanya sarana prasarana
Oleh karena uu, selaniurnya
olch p<.'md11 yi1ng discr1Ai dcngan kegiata«
pclatihan dan pemngkaun kornpctcnsi
Sclanjumya juga dipcrlukan survci a tau
kajian secara mcndnlam mengcnai lokasi peoempatan sarunu dan prasarana rcrscbut. l lal l~"~(:b\li diharapkan napnt memberikan dampak bagi r1c11i113kat:tn kcsejahternan pcta 11i 2. Pcningkatan 1.1111u~
tambah
nilai
j~ni~ knmo
produk honikuhura
H'r1C'n111
lnrl11~1r1
mclalui
indusm
pcngolahar
yang disnrn11b111 adalah sk~I~ kecil
dan mcncngah yang dikclola olch kclompok tani atau gabungan kchn upo], t<111i.
scbagai sarnn« bagi pctani unluk m~·ndnp~1kau "'l)rt1rJi, kredlt dnn la in-
lain, 11 Kclcmahan pada rendahnya posi~i tawar petani dapar diarasi dengun kemiuaan sisrem kontrak
y(1t1t;
dilakukan
<<'·c;1q1
tcrtulis
5, Penalann kcmbal i IJ1ta ruang wilayah untuk kawusan sentra produksi.
Saran peneliuan
lanj utan yang dapat dilakukan adalah kajian lebih lunjut
mengcnai kcbocoran wilayiih dalam sistem agribi
.OAFTAR PUSTAKA Amir, H dan S Nazara. 2005. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Economic Landscape'[ dan Kebijakan Strategi Pernbangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000 : Analisis Input-Outpet. Jakarta : Junia! Ekonorni Pembangunan Indonesia Fakultas Ekonorni Universiras Indonesia Edisi Januari 2005. Arsyad, S 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : lnstitut Pertanian Begor Press. Bacnenas uupv"uc. ......
lakarta • http ·, www bannenns •u" . id •1•• t '' n. "f'f'""''"·~•e.v .._, flQ l
J
•
""'
,
Maret 2009).
[l3PS] Badan PLLsa1 Statistik Propinsi Jawa Barnt. 2003. Tabel Lupul Output Jawa Barat 200:1. Bandung: BPS Jawa Baral [13PSJ Badan Pusat Staustik Kabupaten Bandung. 2007 Kabupaten Bandung Dalam Angka 2007. Bandung: BPS Kabupatcn Bandung. ...."" o ....... , c: ..... tistik K ...J........... t .... , n .... ~,..i.,..,"• u,,)(I\ .J•u\l u' • vvvp~·~"'' l..'(1...lt.U\u.t-b·
">Af'IR
L.vvu·,
n• •V\.1\U\. .... . .-1 •• 1,.
1'l0 ..
JJ
u 1r.·~·1;1. "'"''"
o~.,.; ..,., .. 1
,.,,..,..51v.11u1
Bruto Semcstcran Kahupaten Bandung Barat Tahun 2008. Bandung : BPS Kabupaten Bandung. fBPSJ 8'1;,lm1 Pusat Statistik Kabuparen B;.11K1u!!g, 2()(l8, Data Sosial Fkonomi Masyarakar Kabupaten Bandung Harm (Publikasi 1 lasil Suseda Tahun
2008). Bandung : BPS Kabupaten Bandung. [RPS] Uadau Pusar Starisrik Kabuuaicn Bandung. 2008. Input-Output Kabupaten Baudung 2008. Bandung : BPS Kabupaten Bandung.
JFlPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Jakarta : Haoan Pu sat Stausri k
Budisantosa, E.
2006.
P1 ioritas Penauganan
Jaringan Jal an Herdasarkan Jalur
Pemasaran Produk Pertauian Tanaman Pangan di Bandung Barar. [Tcsis]. Bandung : Program Pascasarjana. lnsritut Teknologi Bandung. Darmawa, W
[999.
Pruspek Pertanian Laban Kcring Dalam Pengcmbangan
Wilayah Timor Aarat. [Tesis]. 't'eknologi Bandung. Depanemcn Pcrtanian. :W08.
Bandung : Program Pascasarjana, lustitut
Enam Pilat Peugcrubangan Hortikultura. Jakarta :
Ditjen Hortikultura.
Dinas Pertanian Tauarnan Pangan Provinsi Jawa Barat 2009 ldcntifikasi S11pp(11 Chain Mc.11(Jge111e11! (SCl'vt) Krisan di Daerah Senna Produksi Krisan
141
Provinsi Jawa Barat. Bandung : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barar. Tidak dipublikasikan. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barnt. 2009. Form tsian Data 13ase Pertanian, Pcrkebunan dan Kehutanan BPP Kecamatan Cisarua, Bandung Baral Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupareu Bandung Barar. 2009. Form lsian Data Base Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan BPP Kecamatan Lembang, Bandung Baral. Diuas Peuauiau, Pei kebuuau dan Kehutanan Kabupaten Bandung Baral. 2009. Form Isian Data l'~asc Pertanian, Perkebunan dan Kehuranan BPP Kccamatan Parongpong, Bandung Barat. Program Penyuluhan Penanian Tahun Anggaran 2009 Kecamaian Cisarua, Bandung Barar,
Dinas Pertanian, Perkebunan
Kchutansn K~hupate.1! Bandung Barat. 2009 Pertanian T:1h1111 Anggaran 2009 Kecamatan
di111
Program Pcnyuluhan Parongpong, Bandung Barnt.
Glasson, J. 1977. P.:ng;mtar Perencanaan Regional. Diterjemahkan oleh Paul Sitohang. Lembaga Penerbu Fakultas Ekonomi Universrtas Indonesia. Gumbira, SE dan lntan Al.I.
2004.
Manajemcn Agribisnis, Jakarta : Ghalia
lndonesi a
Guo, J dau M.A. Planting. 2000. Using Input-Output Analysis to Measure U.S. Economic Structural Change Over a 24 Year Period. Paper dipreseruasikan pada The 131h International Conference on Input-Output Techniques. Macerata, ltidy 21-28 Agusrus 2000. I ladu, P.U dan S. Friyatnu 2008. Penman Sekror Tcmbakau dan Industn Rokok Dalam Perekonomian Indonesia : Analisis 'Label Input-Output Tuhun 2000.
1999 Kelembagaan Pendukung Bagi Pengcmbangan Agnbisnis di Bidang Tauarnan Pangan dan Hortikultura. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
Horman, J
2006. Peran Sekror Tanaman Ballan Makanan dalam Pembangunan Ekouomi di Propiusi Sumatera Crara (Analisis Input-Output). [Tesis].
Sekolah Pascasarjana, Institut Pcnanian Boger.
142
Hsia, L.H dan NS Yu. 2009. Cold Room Facilities Operations in Packing House. Bahan Training Course in Cold Chain Management for Vegetable. Singapura . Agri-Food and Veterinary Authority o( Singapore. Balian Tidak Dipublikasikan. Indraprahasta, G.S. 2009. Strategi Pengembangan Wilayah Di Era Oronomi Daerah (Studi Kasus : Kabupaten Bandung Barat) [Tesis], Boger : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. lrawan, A. 2008. Petani Kita dan Era Pasar Be bas. http;_//andiirawan.com /2008 /03 ll 7! petani-kim-dan-era-pasar-beba.s-our-pcasants-aud-froo-market·erai Isard, W. l975. Introduction To Regional Science. Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs. Jackson) A.V./ dau Murray, A,'I. 2003. Alternate Input-Output Matrix Updating Formulation. Research Paper 2003-6 Jalili, /\. R. 2006. Impacts of Aggregation on Relative Performance of Non Survey Updating Tchniques And lntertemporal Stability of Input Output Coefficients. Journal Economic Chango and Restructuring. Springer. Jaya, :\. 2009. Kebocoran Wilayah Dalam Sisrcm Agribisnis Komoditas Kayu Manis Rakya Serta Dampaknya Terhadap Perekonomian Wilayah (Kasus Kabuparen Kerinci Provins. Jau.bi}, [Di5e11a::ii]. Sekolah Pascasaqana, lnstiuu Perianian Boger. Napitupulu, T.E.M. 1999. Perencanaan Pembangnnan Wilayah dan Subsekror Tanaman Pangan dan Hortikulurra, Jakarta: Pustaka Sinar Ilarapan. Nazara, S. 2005 Analisis Input Output. Ekonomi Universitas Indonesia.
v-.,1 ... n .. N:'ln T-l'lntf........ ....... v"p<-n ... u OJ\.10.VU\le.
I
,,
•
Pemerinrah Kabupaien Bandung Barat. 2008. Dokumen Akadcmis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTR W} Kabupaten Bandung Baral. Pcmerintah Dacrah Kabupatcn Bandung Baral. 2008.
Ilorrikulrura 2008].
Bandung :
Potcnsi Tanaman Pangan dan http : bandungbarat.kab.go.id. [24 Desembcr
Permana, C.£), 2009. Analisis Penman dan Dampak lnvestasi Infrastrukrur Terhadap Perckonomian Indonesia : Analisis Input-Output. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Mansjemcu, lnstitut Pertanian Begor.
Begor :
•
143
Reis, 1-1 dan A Rua.
An Input-Output Analysis : Linkages vs Leakages Working Papers. Banco de Portugal Eurosistema. 2006.
Riyadi dan Bratakusumah.
2004.
Pcreccanaan Pembangunan Dacrah.
Jakarta :
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Rustiadi, E, S. Saefulhakim dan D.R Panuju. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bogor : Crespcm Press, Rusriadi, E dan Dardak, E.E. 2008. Agropolitan Strategi Pengernbangan Pusat Pertum buhan Pada Kawasar; Perdesaan Begor : Crespent Press.
Kcscjahteraan Petani dan Perkembangan Wilayab di Kabi.paten Bandung. Bandung : Balai Pengkajian Teknologi Penanian Jawa Baral Dcpartcmen Pcrtanian.
Sahara dan B.P Resosudarmo.
1998. Peran Sektor lndustri Pengolahan Terhadap
Perekonomian Daerah Khusus Ibukota Jakarta : Analisis Input-Output. Jakarta : Direktorat Pengkajia» Sisrem Sosial, Ekonomi clan Pcngembangan Witay~h, Ba
200&.
Analisis Perekouomian Provinsi
Mulrisektoral. o
...
,
,....,
"1""1
.)i1Jagui, u . ..!.V'.J 1
Relation.
T'I
Maluku lJtara : Pendckaian
[Tesis] Sekolah Pascasarjana. lnstitut Perianian Begor. r-·
•
t"t:fJl UHlig.u11c11 .)l~ttu
....
.•
•
"'·
·
J.
n
Ag1101~111~ u1 1UU\Hlc~1;,t uaJt r~1u11u11
''
11· rueuc
fMakalah). Disampaikan pa:la Seminar Peranan Public Relation
dalam Pembauguuan Pertanian. Bogor · lnsritu: Penanian Boger
a..
Paradie: . .'" .... ..,, Baru• n.. J......... ,.. •••1.,. ... r: ·1...... "·'"'''': u'b" i ,,,...,o,,t-"' u...o .._,,,vuvu..u. Pertaaian Kumpulan Permkrran. Jakarta· PT Surveyor Indonesia
t: ............. ll v•··~•.=,u..; ......
'l"\r,, ~''""' ··
Stano)', I)
2009.
.. ribisnis •A'.t;••v• 1o
Analisis Peranan Sektor lndustn
Pengolahan
n.._.r1 •..• -~ ... ...,...,.v,...,,_,
1 crhadap
Pcrekonomian Provinsi Jawa Barat [A'rahsis Input-Output). [Skripsi], Bogor . Fakuiras Ekonomi dan Manajcmen, lnsrrur Penanian Begor. Soekartawi 2004. Persaca Suripro.
Agribisnis : Tcori can Aphkasrnya.
Jakarta : Raja Grafindo
2003.
Straregi Pengemhangan Komoditas Unggulan. Jakarta : Pusat Pcngkajian Kebijakan Teknologi Pcngembanpan Wilayah Badan Pcngkajian dan Pencrapau I eknologi,
Analisis Keterkaitan Sektor Unggulan dan Alokasi Auggaran Untu~ Pcnguatan Kinerja Pembangunan Vacrah di Provinsi Jawa
Suryawardana,
ML
2006.
Timur. [Tesis], Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pcrtanian Begor .
144
Syafa'at, N, P. Sirnarupang, S. Mardiauto dan T. Pranadji. 2003. Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Agribisnis Dalam Rangka Pcmberdayaan Petani. Boger : Fortun Penelitian Agro Ekonomi Volume 21 No. L Juli 2003 : 26-43. Tampubolon, S.M.H, 2002. Sistem clan Usaha Agnbisnis Kacamata Sang Pemikir Suara Dari Begor. Begor : Pusat Studi Pcmbangunan U>B bekerjasama dengan USESE Foundation. Tai igan, R. 2005. Perencanaan Pernbangunan Wilayah. Jakarta : JYr. Bumi Aksarn. worto Bank. ~006. The Supply of l ligh Value Crops to Supermarket in Malung Districts-Trends and lmplicatious for Small Farmers, Jakarta : The Rural Investment Climate Bank Asscsrneru (RJCA) Project, World Bank. WC1rlrl l\n~k
/007 Tlor1it·11fr11ml r>rnrh1cNs nnd Sl1Jl("111nrk<'! 1)1ivcfnrm<'llt i11 Indonesia. Jakarta : 13ank Dunia bekcrjasamn dengan De1rnnc111e11 Perdagangan Rcpublik Indonesia.
Zhnng, X dan L.IJ /\1~1mya11. 2009. A Conceptual Framework for Supply Chain Governanc /\n Applicalion to Agri-food Chains in China China Agricultural F.co110111 ic Review Vol 1 No 2.
I
LAMPI RAN
Lampi ran l. Tabet Input-Output Kabupatcn Bandung Barat 2008 (dalam juta rupiah)
Sayuran Tanarnan Dahan Makanan lainnya Perkebunan Pctcrnakan Kelnuana« f'erikanan Pertambangan, Gas dan Penggalian Industri Pengo'ahan Listrik Air Bersih Bangunan Perdagangan Besar dan Eceran Hotel Restoran Angkutan Rd Jalan Raya Jasa Pcnunjang Angl;:utan Komunikasi Rank dan Lernbaga Keuacgan La inn ya Usaha Scwa Bangunan Jasa Perusahaan Pemerintahan UmLm& Pertahanan Jasa Swasta Sosial clan Kemasyarakaian
27
Rekreasi
28 20 I 202 203
Perorangan Clan Laimya Upah dan Gaji Surplus Usaba Pcnyusutan
20L
Pajak Tak Langsung
4
5 6 7 8
190
Jumlah Input Antara
209
Nilai Tambah Bruto
210
Jumlah lnprrt
180
JumlahPermintaan Antara
310
Jurnlah Permintaan Akhir
70C
Jumlah Pcnyediaan
152
Lampiran 3. N1lai Koefisien Teknis (Matriks A)
-1--~-,-
-SEKi.OR l 2
0.1524398 0
l-·--'-35 ~
~
~
6 7
0
0 0
0 00016668
I
g-s
6
o,
0 0
0 0.1247043 0 0 c 0 0)31199& 0 0 0 0 0.0772923
D 0 0
0276148i
0 0 0 ----
4
3
0 0.0061363
0 0.0028533
0
0
0
0.0003649 00014013
0.())18951 0.0003507
00044182
8
0
0
c
0
!)
0
9
0
0
0
0
0
o
c
0.0230714 0.1456815
00544412
0
0
o
10 11
0.1'100864
_,,_ --
• -
--
0
12
,_!.3
o
o
J--_.;...14'--
0
0 0026967
Is
oI
o'
---
O.OJ/4695 ---
0
00608143
o
0 0.0028771 0 007027 I 0.0490553
o
o
I 0.08467&1 -----
ijo 0.0002241 0.0Co98646
I
0.017115
1---'
-
8.5~9E-OS
'>. 6sr:.os 0.0032797 0 OM 5809_
s
n
~.0%01138
16 17
0
0.00206971
~.0001532
0_1
0
O.C-00223
,_!.8
0
0
0
0
0
0
000167i7 0
00399306 0
00018264 0
0.00530!3 0 000~836
:-
f-_.....;..;ICJ_ 20
21
0.00 I 041
00014281 0.0356704
0
22
ll
n
I 00995219
.~ 1
2~ 25
=----2<• 21 ~
28
-
()
I
__
I
C.019123>
0
a ~
o
IJ.34215.18
ll.6897S89 li.1921661
NTU
o 6578461
o.J102411
--1 ~99
0 0 00001172J 00001693 'O:Olis"ili:...QoooJJ16
- o
o
l
--01
-01Q00)132310.00431~210.00192211 0.70~7.<.69 0 162997 004073621 c.so;gns o.2n2432 u.s3?0031 J o.9592138 I 1.0000001 __ I I
l'OlAL TOlAL_I_
__
n
:>OG42S.!1.,.l:00371S2 00022276 •)00o)AAi6 0()03743 0.0011139 o ooos~46 o o 00)32~4 o 0004957 0.0003142100163i124"M10ii767 o.ooi'cH63j