PROSPEKTUS
Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tanggal Efektif Tanggal Cum HMETD pada perdagangan di - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi - Pasar Tunai Tanggal Ex HMETD pada perdagangan di - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi - Pasar Tunai Tanggal Akhir Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD Tanggal Distribusi Sertifikat Bukti HMETD
: :
25 Sep 2015 25 Sep 2015
: :
2 Okt 2015 7 Okt 2015
: :
5 Okt 2015 8 Okt 2015
: :
7 Okt 2015 8 Okt 2015
Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) Periode Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD di BEI Periode Pendaftaran, Pemesanan dan Pembayaran Pemesanan Saham (Periode Pelaksanaan) Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan Periode Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD Tanggal Penjatahan Saham Tanggal Distribusi Saham Hasil Penjatahan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan
: :
9 Okt 2015 9 Okt - 20 Nov 2015
: 9 Okt - 20 Nov 2015 : 24 Nov 2015 : 13 Okt - 24 Nov 2015 : 25 Nov 2015 : 26 Nov 2015 :
27 Nov 2015
OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
SAHAM-SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA (“BEI”)
PT Bank MNC Internasional Tbk Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat: Gedung MNC Financial Center Lantai 6-8 Jl. Kebon Sirih Raya No. 27 Jakarta Pusat 10340 Tel. (+ 62 21) 2980 5555 - Fax. (+ 62 21) 3983 6700 www.mncbank.co.id Jaringan Kantor: 16 kantor cabang, 33 kantor cabang pembantu, 27 kantor kas, dan 2 payment points PENAWARAN UMUM TERBATAS IV PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK TAHUN 2015 (”PUT IV”) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”) Sebanyak-banyaknya 6.744.407.924 (enam miliar tujuh ratus empat puluh empat juta empat ratus tujuh ribu sembilan ratus dua puluh empat) saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% (dua puluh delapan koma lima puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT IV dengan nilai nominal Rp100 (seratus rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp100 (seratus rupiah) setiap saham sehingga sebanyak-banyaknya bernilai Rp674.440.792.400 (enam ratus tujuh puluh empat miliar empat ratus empat puluh juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham yang berasal dari portepel dan akan dicatatkan di BEI. Setiap pemegang 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 7 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB berhak atas 2 (dua) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang Saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.D.1 tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari kerja mulai tanggal 9 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 20 November 2015. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Kedudukan saham yang akan diterbitkan dalam PUT IV ini dibandingkan dengan kedudukan saham yang telah disetor penuh lainnya, memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD. Tidak terdapat Pembeli Siaga dalam Penawaran Umum Terbatas IV Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT IV tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat HMETD secara proposional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham dari jumlah yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel. HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA MULAI TANGGAL 9 OKTOBER 2015 SAMPAI DENGAN TANGGAL 20 NOVEMBER 2015. PENCATATAN ATAS SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 9 OKTOBER 2015. TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 20 NOVEMBER 2015 DIMANA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN PADA TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU LAGI. DALAM HAL PEMEGANG SAHAM MEMILIKI HMETD DALAM BENTUK PECAHAN, MAKA HAK ATAS PECAHAN SAHAM TERSEBUT AKAN DIJUAL OLEH PERSEROAN SERTA HASIL PENJUALANNYA AKAN DIMASUKKAN KE DALAM REKENING PERSEROAN. PUT IV INI MENJADI EFEKTIF SETELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (“RUPSLB”) PERSEROAN. DALAM HAL RUPSLB TERSEBUT TIDAK MENYETUJUI PENERBITAN HMETD, MAKA SEGALA KEGIATAN DAN/ATAU TINDAKAN LAIN BERUPA APAPUN JUGA YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN/ATAU DIRENCANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI DENGAN JADWAL TERSEBUT DI ATAS MAUPUN DALAM PROSPEKTUS INI ATAU DOKUMEN LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PUT IV DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA. RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT YAITU RISIKO AKIBAT KEGAGALAN DEBITUR DAN/ATAU PIHAK LAIN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN KEPADA PERSEROAN. RISIKO LAINNYA DAPAT DIBACA PADA KETERANGAN TENTANG RISIKO USAHA DALAM BAB V PROSPEKTUS. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN PEMEGANG SAHAM YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA DALAM PUT IV AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAM (DILUSI) YAITU MAKSIMUM 28,57% (dua PULUH delapan koma lima PULUH tujuh PERSEN) SETELAH HMETD DILAKSANAKAN. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIAN (”KSEI”). RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS IV INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 25 September 2015
Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dengan surat No. 357/BABP/DIR/VIII/2015 tanggal 18 Agustus 2015 sehubungan dengan PUT IV dalam rangka penerbitan HMETD kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2015, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan-peraturan pelaksanaan (selanjutnya disebut “UUPM”) jo Peraturan Bapepam dan LK No.IX.D.1 Tentang HMETD (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.KEP-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003). Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka PUT IV ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku serta kode etik dan standar profesi masing-masing. Sehubungan dengan PUT IV ini, setiap pihak terafiliasi tidak diperkenankan memberi penjelasan atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak diungkapkan di dalam Prospektus ini tanpa persetujuan tertulis dari Perseroan. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut terlibat dalam PUT IV ini, dengan tegas menyatakan tidak menjadi pihak yang terafiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Sesuai dengan ketentuan ayat 2 dan ayat 3 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum yang dikeluarkan sebagai pelaksanaan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan juncto UU No.10 / 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, ditetapkan bahwa Bank hanya dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% dari jumlah saham yang bersangkutan (ayat 2 Pasal 4); dan sekurang¬kurangnya 1% dari saham Bank yang dimaksud ayat 2 yang tidak dicatat di Bursa Efek harus tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia (ayat 3 Pasal 4). Dengan demikian untuk menghindari kepemilikan saham Perseroan, selaku bank umum sebagaimana dimaksud dalam peraturan perbankan yang berlaku di Republik Indonesia, oleh Pemodal Asing yang melebihi 99%, maka Perseroan hanya akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% dari jumlah saham yang diterbitkan Perseroan, sehingga seluruh saham Perseroan yang dicatatkan di Bursa Efek dapat dibeli oleh Pemodal Asing tanpa pembatasan. Bagian 1% dari saham Perseroan yang tidak dicatatkan di Bursa Efek adalah sejumlah 67.444.080 (enam puluh tujuh juta empat ratus empat puluh empat ribu delapan puluh) saham milik PT MNC Kapital Indonesia Tbk. PUT IV INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN/ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR DI INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM ATAU MELAKSANAKAN HMETD, KECUALI BILA PENAWARAN, PEMBELIAN SAHAM MAUPUN PELAKSANAAN HMETD TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG/PERATURAN YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT ATAU YURIDIS DI LUAR WILAYAH INDONESIA TERSEBUT. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG PERLU DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
i
DEFINISI DAN SINGKATAN
iii
RINGKASAN
viii
I.
PENAWARAN UMUM TERBATAS IV
1
II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PUT IV
8
III.
PERNYATAAN UTANG
9
IV.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
13
V.
RISIKO USAHA
33
VI.
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
36
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
37
Riwayat Singkat Perseroan Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan Setelah Perseroan Melakukan Penawaran Umum Terbatas III Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum Pengurusan dan Pengawasan Struktur Organisasi Perseroan Sumber Daya Manusia Hubungan Kepemilikan, Pengurusan, dan Pengawasan Transaksi dengan Pihak Afiliasi Asuransi Aset dengan nilai Material Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga Pajak Perkara Hukum yang sedang Dihadapi Perseroan
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
37 38 40 41 53 53 56 57 58 66 66 68 69 78
Umum Jaringan Distribusi Kegiatan Usaha Manajemen Risiko Pengendalian Internal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Teknologi Informasi Prospek Usaha Strategi Pemasaran Persaingan Usaha Hak Atas Kekayaan Intelektual Tanggung Jawab Sosial
78 79 82 87 92 94 97 98 99 99 100 100
i
IX.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
101
X.
EKUITAS
104
XI.
KEBIJAKAN DIVIDEN
106
XII. PERPAJAKAN
107
XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
109
XIV. PERSYARATAN PEMESANAN DAN PEMBELIAN SAHAM
111
XV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD
118
XVI. INFORMASI TAMBAHAN
119
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN Kecuali ditentukan lain dalam Prospektus, istilah-istilah dengan huruf besar dalam Prospektus mempunyai arti sebagai berikut: Afiliasi
:
a. b. c. d. e. f.
hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari pihak tersebut; hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama; hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Anggota Bursa
:
Berarti perantara pedagang efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia sehingga mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek Indonesia sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia guna melakukan transaksi bursa.
Aset Produktif
:
Berarti terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada BI dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang syariah, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontijensi yang memiliki risiko kredit.
ATM
:
Berarti Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine) yaitu mesin elektronik yang dapat menggantikan fungsi teller seperti penarikan uang tunai, pemeriksaan saldo dan pemidahbukuan.
ATMR
:
Berarti Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yaitu kredit pada aset tertimbang menurut risiko yang merupakan komponen pembagi dalam CAR.
BAE
:
Berarti Biro Administrasi Efek.
Bank Devisa
:
Berarti bank yang memperoleh surat penunjukkan dari BI untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing.
Bank Devisa Persepsi
:
Berarti Bank Umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara.
Bank Kustodian
:
Berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan OJK untuk melakukan kegiatan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Bapepam
:
Berarti Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 UUPM.
iii
Bapepam dan LK
:
Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 606/KMK.01/2005 tanggal 30 (tiga puluh) Desember 2005 (dua ribu lima) tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementrian Keuangan
BEI
:
Berarti PT Bursa Efek Indonesia, yakni bursa efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 UUPM, suatu perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta, dimana saham Perseroan dicatatkan.
BI
:
Berarti BI sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 4 Undang-Undang No.23 Tahun 1999 tentang BI jis Undang-Undang No.3 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 dan Undang Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.23 Tahun 1999 Tentang BI menjadi UndangUndang.
BMPK
:
Berarti Batas Maksimum Pemberian Kredit.
BI Rate
:
Berarti suku bunga dengan tenor 1 (satu) bulan yang diumumkan oleh BI secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter.
BNRI
:
Berarti Berita Negara Republik Indonesia.
BOPO
:
Berarti biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional. Biaya operasional dan pendapatan operasional adalah semua biaya dan pendapatan bunga serta biaya/pendapatan dari penduduk maupun bukan penduduk yang merupakan pendapatan maupun biaya dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank. Data dinyatakan dalam persentase (%).
CAR
:
Berarti Capital Adequacy Ratio, yaitu rasio atau perbandingan antara modal sendiri dengan total aset Perseroan.
CKPN
:
Berarti Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
DPS
:
Berarti Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh BAE Perseroan.
Emisi
:
Berarti tindakan Perseroan menerbitkan efek dan menjual kepada Pemegang Saham Perseroan dan/atau pengganti dan penerus haknya dan/atau kepada masyarakat melalui PUT IV.
FPE
:
Berarti Formulir Penyetoran Efek.
GWM
:
Berarti Giro Wajib Minimum.
Hari Bank
:
Berarti hari kerja bank dimana kantor pusat BI di Jakarta menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
iv
Hari Bursa
:
Berarti setiap hari diselenggarakannya perdagangan efek di BEI, yaitu Senin sampai dengan Jumat kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur oleh BEI.
Hari Kalender
:
Berarti semua hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan gregorius kalender tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
Hari Kerja
:
Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
HMETD
:
Berarti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
KAP
:
Berarti Kantor Akuntan Publik.
Kemenkumham
:
Berarti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu dikenal sebagai Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, atau Departemen Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia).
KJPP
:
Berarti Kantor Jasa Penilai Publik.
Konfirmasi Tertulis
:
Berarti laporan konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo efek dalam rekening efek yang diterbitkan oleh KSEI atau perusahaan efek dan/atau bank kustodian berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek.
KPMM
:
Berarti Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sebagaimana diatur dalam Peraturan BI No.10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum beserta perubahannya dan peraturan pelaksanaannya.
KSEI
:
Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan efek berdasarkan perjanjian pendaftaran efek pada Penitipan Kolektif.
KTUR
:
Berarti Konfirmasi Tertulis untuk RUPS.
Kustodian
:
Berarti pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerina dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
LDR
:
Berarti Loan to Deposit Ratio, yaitu rasio atau perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan oleh Perseroan terhadap jumlah simpanan dana pihak ketiga atau masyarakat yang terdapat pada Perseroan.
Likuidasi
:
Berarti pemberesan harta benda/harta kekayaan (aset-aset) sebagai tindak lanjut dari penutupan usaha.
NIM
:
Berarti singkatan dari Net Interest Margin yaitu Marjin Bunga Bersih yang merupakan pendapatan bunga bersih dibagi dengan rata-rata Aset Produktif dalam kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus.
v
NPL
:
Berarti Non Performing Loan, yaitu pinjaman-pinjaman bermasalah yang dikategorikan ke dalam kredit kurang lancar, diragukan atau macet sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Masyarakat
:
Berarti perorangan, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dan/atau badan hukum, baik badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing yang bertempat tinggal/berkedudukan di Indonesia maupun bertempat tinggal/berkedudukan di luar negeri.
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK
:
Berarti lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang sejak tanggal 31 Desember 2012 mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya yang merupakan peralihan fungsi, tugas, dan wewenang dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011.
Pemegang Rekening
:
Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik efek di KSEI, yang meliputi bank kustodian dan/atau perusahaan efek atau pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pemegang Saham
:
Berarti perseorangan dan/atau badan hukum yang telah memiliki saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, yang berhak atas HMETD.
Pemerintah
:
Berarti Pemerintah Republik Indonesia.
Penawaran Umum Terbatas atau PUT
:
Berarti kegiatan penawaran efek oleh Perseroan yang dilakukan dalam wilayah Indonesia kepada pemegang saham berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM.
Penitipan Kolektif
:
Berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
Penjamin Emisi Efek
:
Berarti pihak-pihak yang membuat kontrak dengan Perseroan untuk melakukan penawaran umum saham atas nama Perseroan dan melakukan pembayaran hasil penawaran umum kepada Perseroan berdasarkan perjanjian penjaminan emisi efek.
Peraturan IX.E.1
:
Berarti Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.KEP-412/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009.
Peraturan IX.E.2
:
Berarti Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam KEP-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011.
Pernyataan Pendaftaran
:
Berarti Pernyataan Pendaftaran yang diajukan oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas IV, yang terdiri dari dokumendokumen yang wajib diajukan berikut lampiran-lampirannya kepada Ketua OJK termasuk semua perubahan, tambahan serta pembetulannya yang dibuat di kemudian hari guna memenuhi persyaratan OJK.
vi
PUT IV
:
Berarti Penawaran Umum Terbatas IV Perseroan.
RUPS
:
Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan, baik yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) maupun Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
RUPSLB
:
Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.
Saham
:
Berarti penyertaan Pemegang Saham dalam modal Perseroan yang dibuktikan dengan surat saham atau surat kolektif saham sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar Perseroan saat ini atau yang akan disesuaikan dalam anggaran dasar Perseroan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan.
SME
:
Small Medium Enterprises atau Usaha Kecil dan Menengah
UUPM
:
Berarti Undang-Undang No.8 tahun 1995, tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995, Tambahan No.3608, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.
UUPT
:
Berarti Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 tahun 2007, Tambahan No.4746, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.
vii
RINGKASAN Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih terperinci. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. PENDAHULUAN Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia, berkedudukan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian No. 49 tanggal 31 Juli 1989, dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No.C2-7223-HT.01.01-Th’89 tanggal 9 Agustus 1989, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.692/Not./1989/PN.JKT.SEL. tanggal 24 Agustus 1989 serta telah diumumkan dalam BNRI No.75 tanggal 19 September 1989, Tambahan No.1917/1989. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain sebagai berikut: 1.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 50 tanggal 21 April 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-01476.40.21.2014 tanggal 28 April 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-01476.40.21.2014 tanggal 28 April 2014. Berdasarkan Akta No. 50/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan Pasal 13 ayat (2) Anggaran Dasar tentang Direksi dan (ii) perubahan Pasal 16 ayat (3) Anggaran Dasar tentang Dewan Komisaris.
2.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 57 tanggal 16 Juli 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0076890.40.80.2014 tanggal 24 Juli 2014. Berdasarkan Akta No. 57/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk menegaskan kembali perubahan nama Perseroan menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk sehingga mengubah Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar.
3.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 85 tanggal 16 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU07909.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham dibawah No. AHU-0112292.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Berdasarkan Akta No. 85/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk meningkatkan modal disetor dan modal ditempatkan Perseroan dari semula sebesar Rp548.607.854.100 menjadi sebesar Rp804.624.852.700 melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan harga pelaksanaan Rp100 setiap saham. Bersamaan dengan Penawaran Umum Terbatas III, para pemegang saham Perseroan menyetujui penerbitan sebanyak-banyaknya 1.828.692.847 Waran seri II yang dapat dikonversi menjadi 1.828.692.847 saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp150 setiap saham.
4.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tanggal 10 Desember 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-12711.40.20.2014 tanggal 11 Desember 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0129656.40.80.2014 tanggal 11 Desember 2014.
viii
Berdasarkan Akta No. 14/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp2.000.000.000.000 menjadi Rp6.000.000.000.000 yang terbagi atas 60.000.000.000 saham, masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp100. 5.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 76 tanggal 26 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat penerimaan pelaporan Menkumham berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0934870 tanggal 27 Mei 2015 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-3509467.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 11 Desember 2014. Berdasarkan Akta No. 76/2015, rapat umum pemegang saham telah menyetujui perubahan anggaran dasar dalam rangka pemenuhan ketentuan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan No. 32/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris.
Berdasarkan keputusan RUPSLB pada tanggal 21 April 2014 diputuskan alokasi pemberian MESOP Perseroan sejumlah 82.291.178 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp130, dengan alokasi sebagai berikut: Alokasi I II III IV Total
Bagian 10% 30% 30% 30% 100%
Jumlah MESOP 8.229.119 24.687.353 24.687.353 24.687.353 82.291.178
Periode Pelaksanaan Oktober 2014 dan April 2015 April 2015 dan Oktober 2015 Oktober 2015 dan April 2016 April 2016
Catatan: Hingga Prospektus ini diterbitkan, belum ada MESOP yang dikonversi. Pelaksanaan MESOP di bulan Oktober 2015 tidak mempengaruhi jumlah HMETD karena Pemegang MESOP akan mendapat distribusi pada tanggal 14 Oktober 2015 sedangkan tanggal pencatatan (recording date) DPS yang berhak pada 7 Oktober 2015.
Selain itu Perseroan juga menyetujui pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sehingga keseluruhan pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan MESOP berjumlah setinggi-tingginya 10% dari modal disetor, masing-masing dengan nilai nominal Rp100 (seratus rupiah) per saham kepada investor-investor sesuai Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Persetujuan RUPSLB tersebut dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan No.48 tanggal 21 April 2014 yang dibuat oleh Aryanti Artisari, SH, M.Kn., Notaris di Jakarta yang ditegaskan kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada RUPSLB tanggal 28 April 2015 seperti dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan No. 93 tanggal 28 April 2015 yang dibuat oleh Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn. Hingga prospektus ini diterbitkan, pelaksanaan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu belum dilakukan. Struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan, berdasarkan DPS Perseroan per tanggal 31 Agustus 2015 adalah sebagai berikut: Uraian
Nilai Nominal Rp 100 per saham Jumlah Saham Nilai (Rp) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
5.995.630.556 1.909.537.680 808.054.000 6.319.104.832 15.032.327.068 44.967.672.932
ix
599.563.055.600 190.953.768.000 80.805.400.000 631.910.483.200 1.503.232.706.800 4.496.767.293.200
Persentase %
39,88 12,70 5,38 42,04 100,00
Komposisi kepemilikan saham Perseroan telah memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/8/PBI/2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum yang berdasarkan pada hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank per 30 Juni 2015 yang telah disampaikan oleh Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan Bidang Pengawasan Perbankan. Perseroan akan melakukan penyesuaian sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/8/PBI/2012 tanggal 3 Juli 2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum apabila terdapat perubahan atas hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Perseroan menawarkan produk-produk jasa perbankan yang merupakan kegiatan usaha utamanya, antara lain: a. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk rekening giro, tabungan dan deposito berjangka. b. Penempatan dana meliputi penyaluran kredit berupa kredit investasi dan kredit modal kerja pada segmen korporasi, komersial, dan pengusaha kecil dan menengah. c. Pemberian kredit konsumer dalam berbagai produk seperti kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kredit tanpa agunan dan menyediakan layanan transaksi international remittance, surat berharga dan jasa treasuri. d. Pemberian jasa pelayanan seperti pelayanan pembayaran tagihan listrik, pembayaran telepon, pembayaran pajak dan bancassurance. Sampai dengan Prospektus ini dibuat, Perseroan telah memiliki jaringan pelayanan perbankan yang terdiri dari 16 kantor cabang, 33 kantor cabang pembantu, 27 kantor kas dan 2 payment point yang berlokasi di Indonesia. Dalam perjalanan usahanya, Perseroan telah memperoleh berbagai penghargaan diantaranya: Pada bulan November 2014 Perseroan menerima penghargaan “Anugerah Perbankan Indonesia 2014” peringkat 3 – Buku 1 dari Majalah Economic Review. Pada bulan Desember 2013 Perseroan menerima penghargaan dari Correspondent Bank di luar negeri yaitu Standard Chartered Bank New York sebagai correspondent bank yang berkualitas tinggi (excellent) dalam memproses transaksi Remittance, Trade Finance dan Treasury Interbank menggunakan Swift System. Pada September 2013, Perseroan berhasil meraih 3 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah Perbankan Indonesia (API) 2013 atas prestasi peringkat ketiga untuk kategori CEO in Leadership, peringkat ketiga dalam bidang Human Capital dan peringkat ketiga dalam bidang Good Corporate Governance untuk kategori Bank Umum dengan Modal Inti < 1 Triliun Rupiah. Pada tahun 2012 Majalah Business Review dan Perbanas Institute memberikan 2 penghargaan sekaligus kepada Perseroan dalam ajang Anugerah Perbankan Indonesia (API) 2012. Perseroan berhasil meraih peringkat pertama untuk bidang Human Capital (The Best Bank 2012 in Human Capital) dan Corporate Communication The Best Bank 2012 in Corporate Communication untuk kategori Bank Umum dengan aset Rp1 – 10 Triliun; Pada tahun 2011, Perseroan meraih penghargaan sebagai Bank Paling Atraktif dari majalah bisnis dan ekonomi Warta Ekonomi serta meraih predikat Excellent dalam proses pembayaran via Straight Through USD New York dari Standard Chartered Bank; Pada tahun 2010, Perseroan meraih penghargaan sebagai Perusahaan Terpercaya berdasarkan Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan dari majalah SWA dan IICG; juga meraih Piagam MURI sebagai Inisiator dan Penyelenggara acara Funschooling & Edukasi Perbankan dengan Peserta Terbanyak; KETERANGAN MENGENAI PUT IV Keterangan Mengenai HMETD Jumlah HMETD yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Nilai Nominal Harga Penawaran Rasio HMETD Tanggal DPS Perseroan yang berhak atas HMETD Tanggal Pencatatan di BEI Periode Perdagangan HMETD Periode Pelaksanaan HMETD
: 6.744.407.924 : Rp100 : Rp100 : 5:2 : 7 Okt 2015 : 9 Okt 2015 : 9 Okt – 20 Nov 2015 : 9 Okt – 20 Nov 2015
x
Struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan, berdasarkan DPS Perseroan per tanggal 31 Agustus 2015 adalah sebagai berikut: Uraian
Nilai Nominal Rp 100 per saham Jumlah Saham Nilai (Rp) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
5.995.630.556 1.909.537.680 808.054.000 6.319.104.832 15.032.327.068 44.967.672.932
Persentase %
599.563.055.600 190.953.768.000 80.805.400.000 631.910.483.200 1.503.232.706.800 4.496.767.293.200
39,88 12,70 5,38 42,04 100,00
Bersamaan dengan penerbitan saham dalam PUT III sebelumnya, Perseroan telah menerbitkan sebanyak 1.828.692.847 Waran Seri II dimana setiap 1 Waran Seri II memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan. Periode pelaksanaan Waran Seri II dimulai sejak tanggal 4 Februari 2015 dan berakhir pada tanggal 3 Juli 2017. Sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015, Jumlah Waran Seri II yang beredar dan belum dikonversikan menjadi saham adalah sebanyak 1.828.692.746 Waran Seri II. Dengan asumsi seluruh pemilik 1.828.692.746 Waran Seri II Perseroan melaksanakan warannya pada tanggal 31 Agustus 2015, maka komposisi modal Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Uraian
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
60.000.000.000
Jumlah Nominal (Rp 100 per saham) 6.000.000.000.000
6.452.803.739 1.909.537.680 881.816.272 7.616.862.123 16.861.019.814 43.138.980.186
645.280.373.900 190.953.768.000 88.181.627.200 761.686.212.300 1.686.101.981.400 4.313.898.018.600
Persentase %
38,27 11,33 5,23 45,17 100,00
PUT IV ini menawarkan sebanyak-banyaknya 6.744.407.924 saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT IV dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp100 setiap saham sehingga sebanyak-banyaknya bernilai Rp674.440.792.400. Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT IV ini dibeli oleh pemegang saham atau pemegang HMETD dan dilaksanakan seluruhnya menjadi saham Perseroan serta diasumsikan Waran Seri II telah dilaksanakan semuanya, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT IV secara proforma, adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Asumsi Semua Waran Dilaksanakan Sebelum PUT IV Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp 100 per saham) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Sesudah PUT IV %
Jumlah Saham 60.000.000.000
Nilai Nominal (Rp 100 per saham) 6.000.000.000.000
%
6.452.803.739 1.909.537.680 881.816.272 7.616.862.123
645.280.373.900 190.953.768.000 88.181.627.200 761.686.212.300
38,27 11,33 5,23 45,17
9.033.925.234 2.673.352.752 1.234.542.780 10.663.606.972
903.392.523.400 267.335.275.200 123.454.278.000 1.066.360.697.200
38,27 11,33 5,23 45,17
16.861.019.814
1.686.101.981.400
100,00
23.605.427.738
2.360.542.773.800
100,00
43.138.980.186
4.313.898.018.600
36.394.572.262
3.639.457.226.200
xi
Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT IV ini dibeli oleh pemegang saham atau pemegang HMETD dan dilaksanakan seluruhnya menjadi saham Perseroan serta diasumsikan bahwa tidak satupun pemegang Waran Seri II yang menukarkan Waran Seri II sampai dengan tanggal akhir pencatatan dalam daftar pemegang saham yang berhak atas HMETD, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT IV secara proforma, adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Asumsi semua Waran tidak dilaksanakan sebelum PUT IV Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp100 per saham) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Sesudah PUT IV %
Jumlah Saham 60.000.000.000
Nilai Nominal (Rp100 per saham) 6.000.000.000.000
%
5.995.630.556 1.909.537.680 808.054.000 6.319.104.832
599.563.055.600 190.953.768.000 80.805.400.000 631.910.483.200
39,88 12,70 5,38 42,04
8.393.882.779 2.673.352.752 1.131.275.600 8.846.746.765
839.388.277.900 267.335.275.200 113.127.560.000 884.674.676.500
39,88 12,70 5,38 42,04
15.032.327.068
1.503.232.706.800
100,00
21.045.257.896
2.104.525.789.600
100,00
44.967.672.932
4.496.767.293.200
38.954.742.104
3.895.474.210.400
Saham Baru yang berasal dari PUT IV ini akan dicatatkan pada BEI bersama dengan saham-saham yang telah dicatatkan sebelumnya oleh Perseroan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, khususnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum. Kedudukan saham yang akan diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas IV ini dibandingkan dengan kedudukan saham yang telah disetor penuh lainnya, memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen. Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam PUT IV akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) yaitu maksimum 28,57% setelah Penawaran Umum Terbatas IV dan jika Waran Seri II dilaksanakan seluruhnya sebelum PUT IV. RENCANA PENGGUNAAN DANA Seluruh dana yang diperoleh dari PUT IV ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan aset produktif antara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan tetap memperhatikan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). STRATEGI DAN PROSPEK USAHA Visi dari Perseroan adalah menjadi Bank masa depan yang didukung dengan teknologi terkini dalam memberikan layanan terbaik (5-star Bank) untuk memenuhi kebutuhan keuangan sesuai dengan gaya hidup (lifestyle) nasabah. Sejalan dengan visi tersebut, Perseroan memiliki misi menjadi Bank yang memberikan layanan perbankan dan keuangan terbaik kepada nasabah segmen menengah atas, termasuk usaha kecil dan menengah, dan ritel sesuai dengan gaya hidup (lifestyle) melalui penyediaan jaringan cabang dan teknologi yang futuristik. Perseroan telah menentukan usaha inti difokuskan pada segmen consumer banking (consumer lending dan retail funding) dan SME (loan, trade finance, cash management). Consumer funding difokuskan pada peningkatan dana pihak ketiga dari produk giro, tabungan, dan deposito ritel. Consumer lending difokuskan pada pengembangan produk kartu kredit, mortgage, implant banking dan multifinance (joint financing). Pengembangan produk-produk ini diharapkan mendorong tercapainya target dari Perseroan untuk menjadi Bank yang berfokus pada segmen consumer banking dan SME. Bank akan membangun infrastruktur yang berbasis teknologi dan memfokuskan penyediaan produk dan layanan perbankan sesuai kebutuhan dan lifestyle nasabah (lifestyle banking).
xii
Strategi yang dilakukan untuk memacu usaha Perseroan adalah dengan memperkuat struktur permodalan, menerapkan langkah strategis untuk membangun dan meningkatkan jumlah nasabah dengan memfokuskan pada sinergi yang kuat dan berkesinambungan dengan anak perusahaan lain dalam Grup MNC baik karyawan, pelanggan maupun mitra bisnis, melakukan penataan dan pengembangan jaringan cabang (branch network), memperluas atau menambah ATM secara tepat dan terukur, mengembangkan electronic channels, mengembangkan produk dan pelayanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, mengembangkan struktur organisasi dan karyawan melalui proses pelatihan terstruktur dan sistematis, melakukan pembangunan dan pengkajian ulang proses-proses bisnis dan pengembangan atau pembaruan infrastruktur termasuk perangkat keras dan lunak, memperkuat kepatuhan bank dan senantiasa mengkinikan kebijakan dan prosedur sesuai dengan perkembangan organisasi dan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyelesaikan kredit bermasalah dan meningkatkan rentabilitas, mengembangkan infrastruktur manajemen risiko Perseroan dan penguatan tata kelola perusahaan. RISIKO USAHA Risiko usaha utama yang dihadapi Perseroan adalah risiko kredit yaitu risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (debitur/counterparty) memenuhi kewajiban. Sebagaimana dengan dunia usaha pada umumnya, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kelangsungan usaha Perseroan. I.
Risiko Usaha: 1. Risiko Kredit 2. Risiko Pasar 3. Risiko Operasional 4. Risiko Likuiditas 5. Risiko Hukum 6. Risiko Reputasi 7. Risiko Kepatuhan 8. Risiko Stratejik
II. Risiko Investasi bagi Investor Harga perdagangan saham Perseroan dapat terus berfluktuasi. Harga Saham Perseroan, termasuk Saham Baru, dapat meningkat atau menurun sebagai respons terhadap sejumlah peristiwa dan faktor, termasuk hasil usaha Perseroan, peraturan Pemerintah, kondisi ekonomi di Indonesia, perubahan kebijakan akuntansi dan faktor lainnya. Kondisi tersebut dapat menimbulkan risiko investasi bagi Investor. Keterangan mengenai Risiko Usaha dapat dilihat pada Bab V. KEBIJAKAN DIVIDEN Perseroan merencanakan akan membayar dividen kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun sampai dengan 25% dari Laba Bersih mulai tahun buku 2015, dengan tetap memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Berikut adalah ikhtisar informasi keuangan penting Perseroan yang angka-angkanya diambil dari Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebelum disajikan kembali dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dalam laporannya masing-masing tertanggal 12 Agustus 2015, 16 Maret 2015, 20 Maret 2014, 28 Maret 2013, 22 Maret 2012 dan 21 Maret 2011. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 tertanggal 7 September 2015 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian
xiii
kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 sehubungan dengan penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif sejak tahun 2015. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 sehubungan dengan penerapan beberapa PSAK yang berlaku efektif sejak tahun 2012. Laporan Keuangan Perseroan per 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011 dan 2010 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan ditandatangani oleh Partner sebagai berikut: Periode 31 Maret 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010
Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja
Partner Bing Harianto, SE Bing Harianto, SE Peter Surja, CPA Peter Surja, CPA Sinarta, CPA Benyanto Suherman, CPA
Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan rupiah) Keterangan Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - pihak ketiga Penempatan pada BI dan bank lain Efek-efek - pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan derivatif - pihak ketiga Kredit: Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan akseptasi - pihak ketiga Biaya dibayar dimuka Aset tetap – bersih Aset pajak tangguhan - bersih Aset tak berwujud – bersih Aset lain-lain – bersih JUMLAH ASET LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan: Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif - pihak ketiga Liabilitas akseptasi - pihak ketiga Obligasi Konversi Utang pajak Liabilitas imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor - bersih Komponen Ekuitas Lainnya perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual
31 Maret 2015 98.604 706.007 309.974 850.577 950.771 950.771 791
2014* 91.556 596.195 203.246 1.538.436 503.806 503.806 691
31 Desember 2013* 2012* 72.732 72.193 500.454 469.681 78.568 163.262 1.259.243 992.487 520.959 392.763 (1.705) (2.065) 519.254 390.698 1.842 810
74.256 6.020.032 (125.444) 5.968.844 92.172 38.684 18.475 63.607 10.398 891.791 10.000.695
70.969 6.186.266 (128.402) 6.128.833 93.962 34.346 19.016 86.002 9.973 124.654 9.430.716
71 5.516.169 (138.061) 5.378.179 103.146 29.583 25.045 76.030 10.440 110.157 8.164.673
215.201
21.141
8.677
15.753
1.270.945 6.916.723 8.187.668 87.212 17 92.172 11.038 43.416 55.126 8.793 8.700.643
919.220 6.815.214 7.734.434 235.948 112 93.962 10.988 44.917 44.415 11.584 8.197.501
19.087 6.815.804 6.834.891 342.813 1.009 103.146 16.370 7.933 37.827 36.695 7.851 7.397.212
12.137 6.421.628 6.433.765 132.230 417 31.582 25.354 6.013 56.350 32.710 3.513 6.737.687
1.503.233 6.360
1.503.233 6.360
548.608 457.207
548.608 233.223
548.608 125.303
548.608 118.302
(5.507)
(67.109)
(83.641)
(8.525)
4.928
(9.343)
xiv
2011 2010 64.722 75.961 477.737 584.363 121.454 101.853 682.442 1.148.056 579.922 283.352 (1.644) (4.751) 578.278 278.601 736 857
235 250 5.148.843 5.105.147 (106.013) (161.284) 5.043.065 4.944.113 31.582 92.420 53.029 57.358 41.023 56.106 39.592 40.161 22.246 27.593 118.567 138.415 7.438.235 7.281.535 27.331
6.784 6.122.252 (100.740) 6.028.296 56.971 54.530 64.109 15.310 36.731 222.301 8.667.939 37.118
106.990 20.077 5.904.373 7.193.595 6.011.363 7.213.672 400.607 461.953 588 359 92.420 56.971 33.274 40.275 6.999 10.142 30.646 23.304 18.530 24.999 54.975 98.377 6.676.733 7.967.170
(dalam jutaan rupiah) 31 Maret 2015
Keterangan Saldo laba (defisit): Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah JUMLAH EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
17.940 (221.974) (204.034) 1.300.052 10.000.695
31 Desember 2013* 2012*
2014* 17.940 (227.209) (209.269) 1.233.215 9.430.716
17.940 (172.653) (154.713) 767.461 8.164.673
17.940 (90.698) (72.758) 700.548 7.438.235
2011
2010
17.940 15.506 (91.977) 27.696 (74.037) 43.202 604.802 700.769 7.281.535 8.667.939
* Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24, penyajian kembali saldo aset pajak tangguhan, Liabilitas imbalan pasca kerja, komponen ekuitas dan saldo laba
Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Keterangan Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga – bersih Total pendapatan operasi lainnya Beban (pemulihan) kerugian penurunannilai Total beban operasional lainnya Laba (Rugi) operasional Pendapatan (Beban) non-operasional Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban) pajak Manfaat (Beban) pajak Laba (Rugi) tahun berjalan Laba (Rugi) komprehensif lainnya -bersih Total laba (rugi) komprehensif selama tahun berjalan
2015 219.268 (149.697) 69.571 17.810
31 Maret 2014 179.127 (121.310) 57.817 10.791
2014* 760.698 (524.417) 236.281 62.890
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013* 2012 2011 2010 670.093 688.883 823.521 829.935 (384.026) (331.117) (460.867) (435.035) 286.067 357.766 362.654 394.900 93.028 67.892 70.074 77.537
1.210 (81.699) 6.892 204 7.096 (1.861) 5.235 61.602
(7.067) (80.997) (19.456) 1.500 (17.956) 4.420 (13.536) 36.236
(42.332) (328.149) (71.310) 1.270 (70.040) 15.484 (54.556) 16.532
(96.473) (340.720) (58.098) (8.730) (66.828) (15.127) (81.955) (75.116)
(33.459) (382.206) 9.993 (3.983) 6.010 (4.974) 1.036 82
66.837
22.700
(38.023)
(157.071)
1.118
(137.815) (50.172) (415.828) (378.526) (120.915) 43.739 (22.378) (4.824) (143.293) 38.915 29.675 (10.711) (113.618) 28.204 14.271 (9.952) (99.347) 18.252
* Disajikan kembali sehubungan penerapan PSAK 24, penyajian kembali beban pensiun dan imbalan pasca kerja, manfaat (beban) pajak, rugi bersih tahun berjalan, pengukuran kembali atas kewajiban imbalan pasti dan pajak penghasilan terkait.
Rasio-rasio Penting Keterangan Pertumbuhan Pendapatan bunga – neto Laba operasional Laba komprehensif tahun berjalan Aset Liabilitas Ekuitas Permodalan Rasio KPMM/CAR
31 Maret 2015
2014
2013
31 Desember 2012
2011
2010
20,33%** 135,42%** 203,25%** 6,04% 6,14% 5,42%
-17,40% 22,74% -75,79% 15,51% 10,82% 60,69%
-20,04% -681,39% -14.149,28% 9,77% 9,79% 9,55%
-1,35% -108,26% -101,13% 2,15% 0,91% 15,83%
-8,17% -376,45% -644,31% -15,99% -16,20% -13,69%
23,29% 358,96% -261,93% 23,69% 22,82% 34,58%
16,17%
17,79%
13,09%
11,21%
10,12%
12,55%
Rentabilitas Laba sebelum pajak terhadap ratarata total aset (ROA) Laba setelah pajak terhadap ratarata ekuitas (ROE) Margin bunga bersih (NIM) BOPO
0,29%
-0,82%
-0,93%
0,09%
-1,64%
0,51%
1,90% 3,55% 97,53%
-6,69% 3,43% 108,54%
-16,28% 4,84% 107,77%
0,26% 5,44% 99,68%
-18.96% 5,43% 114,63%
5,33% 5,15% 94,60%
Kualitas asset Aset produktif terhadap total aset produktif NPL gross NPL net
4,21% 5,51% 3,46%
4,41% 5,88% 3,86%
4,09% 4,88% 2,36%
4,93% 5,78% 3,99%
4,47% 6,25% 3,35%
3,55% 4,34% 3,24%
73,99%
80,35%
80,14%
79,48%
84,58%
84,96%
8,40%
8,18%
8,20%
8,41%
8,22%
9,33%
Likuiditas LDR Kepatuhan Giro wajib minimum utama (Rp)
xv
Keterangan Giro wajib minimum valuta asing Pelanggaran BMPK Pelampauan BMPK Posisi Devisa Neto (PDN)
31 Maret 2015 8,27% 0,00% 0,00% 1,59%
2014 8,22% 0,00% 0,00% 6,10%
31 Desember 2013 2012 8,31% 8,74% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 4,04% 4,19%
2011 8,78% 0,00% 0,00% 3,96%
2010 1,68% 0,00% 0,00% 8,83%
** Pertumbuhan pendapatan bunga – neto, laba operasional dan laba komprehensif 31 Maret 2015 merupakan perbandingan dengan periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2014.
xvi
I. PENAWARAN UMUM TERBATAS IV Sebanyak-banyaknya 6.744.407.924 (enam miliar tujuh ratus empat puluh empat juta empat ratus tujuh ribu sembilan ratus dua puluh empat) saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% (dua puluh delapan koma lima puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT IV dengan nilai nominal Rp100 (seratus rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp100 (seratus rupiah) setiap saham sehingga sebanyak-banyaknya bernilai Rp674.440.792.400 (enam ratus tujuh puluh empat miliar empat ratus empat puluh juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham yang berasal dari portepel dan akan dicatatkan di BEI. Setiap pemegang 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 7 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB berhak atas 2 (dua) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang Saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.D.1 tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari kerja mulai tanggal 9 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 20 November 2015. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Kedudukan saham yang akan diterbitkan dalam PUT IV ini dibandingkan dengan kedudukan saham yang telah disetor penuh lainnya, memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD. Tidak terdapat Pembeli Siaga dalam Penawaran Umum Terbatas IV Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT IV tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat HMETD secara proposional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham dari jumlah yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel.
PT Bank MNC Internasional Tbk. Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat: Gedung MNC Financial Center Lantai 6-8 Jl. Kebon Sirih Raya No. 27 Jakarta Pusat 10340 Tel. (+ 62 21) 2980 5555- Fax. (+ 62 21) 3983 6700 www.mncbank.co.id RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT YAITU RISIKO YANG TERJADI AKIBAT KEGAGALAN PIHAK LAWAN/DEBITUR/COUNTERPARTY MEMENUHI KEWAJIBANNYA. RISIKO USAHA LAINNYA YANG MUNGKIN DIHADAPI OLEH PERSEROAN TERCANTUM PADA BAB V PROSPEKTUS INI.
1
RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia, berkedudukan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian No. 49 tanggal 31 Juli 1989, dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No.C2-7223-HT.01.01-Th’89 tanggal 9 Agustus 1989, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.692/Not./1989/PN.JKT.SEL. tanggal 24 Agustus 1989 serta telah diumumkan dalam BNRI No.75 tanggal 19 September 1989, Tambahan No.1917/1989. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain sebagai berikut: 1.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 50 tanggal 21 April 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-01476.40.21.2014 tanggal 28 April 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-01467.40.21.2014 tanggal 28 April 2014. Berdasarkan Akta No. 50/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan Pasal 13 ayat (2) Anggaran Dasar tentang Direksi dan (ii) perubahan Pasal 16 ayat (3) Anggaran Dasar tentang Dewan Komisaris.
2.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 57 tanggal 16 Juli 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0076890.40.80.2014 tanggal 24 Juli 2014. Berdasarkan Akta No. 57/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk menegaskan kembali perubahan nama Perseroan menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk sehingga mengubah Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar.
3.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank ICB Bumiputera Tbk. No. 85 tanggal 16 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-07447.40.21.2014 tanggal 16 Oktober 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham dibawah No. AHU-0107007.40.80.2014 tanggal 16 Oktober 2014. Berdasarkan Akta No. 85/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk meningkatkan modal disetor dan modal ditempatkan Perseroan dari semula sebesar Rp548.607.854.100 menjadi sebesar Rp804.624.852.700 melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan harga pelaksanaan Rp100 setiap saham. Bersamaan dengan Penawaran Umum Terbatas III, para pemegang saham Perseroan menyetujui penerbitan sebanyak-banyaknya 1.828.692.847 Waran seri II yang dapat dikonversi menjadi 1.828.692.847 saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp150 setiap saham.
4.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tanggal 10 Desember 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-12711.40.20.2014 tanggal 11 Desember 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0129656.40.80.2014 tanggal 11 Desember 2014. Berdasarkan Akta No. 14/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp2.000.000.000.000 menjadi Rp6.000.000.000.000 yang terbagi atas 60.000.000.000 saham, masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp100.
2
5.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 76 tanggal 26 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat penerimaan pelaporan Menkumham berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0934870 tanggal 27 Mei 2015 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-3509467.AH.01.11 Tahun 2015 tanggal 27 Mei 2015. Berdasarkan Akta No. 76/2015, rapat umum pemegang saham telah menyetujui perubahan anggaran dasar dalam rangka pemenuhan ketentuan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan No. 32/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris.
Berdasarkan keputusan RUPSLB pada tanggal 21 April 2014 diputuskan alokasi pemberian MESOP Perseroan sejumlah 82.291.178 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp130, dengan alokasi sebagai berikut: Alokasi I II III IV Total
Bagian 10% 30% 30% 30% 100%
Jumlah MESOP 8.229.119 24.687.353 24.687.353 24.687.353 82.291.178
Periode Pelaksanaan Oktober 2014 dan April 2015 April 2015 dan Oktober 2015 Oktober 2015 dan April 2016 April 2016
Catatan: Hingga Prospektus ini diterbitkan, belum ada MESOP yang dikonversi. Pelaksanaan MESOP di bulan Oktober 2015 tidak mempengaruhi jumlah HMETD karena Pemegang MESOP akan mendapat distribusi pada tanggal 14 Oktober 2015 sedangkan tanggal pencatatan (recording date) DPS yang berhak pada 7 Oktober 2015.
Selain itu Perseroan juga menyetujui pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sehingga keseluruhan pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan MESOP berjumlah setinggi-tingginya 10% dari modal disetor, masing-masing dengan nilai nominal Rp100 (seratus rupiah) per saham kepada investor-investor sesuai Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Persetujuan RUPSLB tersebut dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan No.48 tanggal 21 April 2014 yang dibuat oleh Aryanti Artisari, SH, M.Kn., Notaris di Jakarta yang ditegaskan kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada RUPSLB tanggal 28 April 2015 seperti dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan No. 93 tanggal 28 April 2015 yang dibuat oleh Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn. Hingga prospektus ini diterbitkan, pelaksanaan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu belum dilakukan. Sebelum PUT IV ini Perseroan telah mencatatkan sebagian sahamnya di PT BEI yaitu sebagai berikut: Keterangan Penawaran Umum Perdana (IPO) Company Listing PUT I Pelaksanaan Waran Seri 1 PUT III Konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) Pelaksanaan Waran Seri 2 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tanggal Pencatatan Pada BEI
Jumlah Saham
Akumulasi Jumlah Saham 500.000.000
Jumlah Nominal (Rp100 per saham)
27 Juni 2002
500.000.000
50.000.000.000
15 Juli 2002 2 Januari 2006 30 Juni 2006 – 29 Desember 2010 4 Juli 2014
1.500.000.000 3.000.000.000 486.078.541 8.046.248.527
2.000.000.000 (1) 5.000.000.000 (2) 5.486.078.541 (3) 13.532.327.068 (4)
200.000.000.000 500.000.000.000 548.607.854.100 804.624.852.700
29 Agustus 2014 4 Februari 2015 – 3 Juli 2017
1.500.000.000 -
15.032.327.068 (5) 15.032.327.068 (6)
150.000.000.000 -
1% dari jumlah saham atau 20.000.000 lembar saham tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1999. 1% dari jumlah saham atau 50.000.000 lembar saham tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1999. 1% dari jumlah saham atau 54.860.785 lembar saham tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1999. 1% dari jumlah saham atau 135.323.271 lembar saham tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1999. 1% dari jumlah saham atau 150.323.271 lembar saham tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1999. 1% dari jumlah saham atau 150.323.271 lembar saham tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1999.
3
Struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan, berdasarkan DPS Perseroan per tanggal 31 Agustus 2015 adalah sebagai berikut: Uraian
Nilai Nominal Rp 100 per saham Jumlah Saham Nilai (Rp) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
5.995.630.556 1.909.537.680 808.054.000 6.319.104.832 15.032.327.068 44.967.672.932
Persentase %
599.563.055.600 190.953.768.000 80.805.400.000 631.910.483.200 1.503.232.706.800 4.496.767.293.200
39,88 12,70 5,38 42,04 100,00
Bersamaan dengan penerbitan saham dalam PUT III sebelumnya, Perseroan telah menerbitkan sebanyak 1.828.692.847 Waran Seri II dimana setiap 1 Waran Seri II memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan. Periode pelaksanaan Waran Seri II dimulai sejak tanggal 4 Februari 2015 dan berakhir pada tanggal 3 Juli 2017. Sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015, Jumlah Waran Seri II yang beredar dan belum dikonversikan menjadi saham adalah sebanyak 1.828.692.746 Waran Seri II. Dengan asumsi seluruh pemilik 1.828.692.746 Waran Seri II Perseroan melaksanakan warannya sebelum pelaksanaan PUT IV, maka komposisi modal Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Uraian
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
60.000.000.000
Jumlah Nominal (Rp100 per saham) 6.000.000.000.000
6.452.803.739 1.909.537.680 881.816.272 7.616.862.123 16.861.019.814 43.138.980.186
645.280.373.900 190.953.768.000 88.181.627.200 761.686.212.300 1.686.101.981.400 4.313.898.018.600
Persentase %
38,27 11,33 5,23 45,17 100,00
PUT IV ini menawarkan sebanyak-banyaknya 6.744.407.924 saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT IV dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp100 setiap saham sehingga sebanyak-banyaknya bernilai Rp674.440.792.400. Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT IV ini dibeli oleh pemegang saham atau pemegang HMETD dan dilaksanakan seluruhnya menjadi saham Perseroan serta diasumsikan Waran Seri II telah dilaksanakan semuanya, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT IV secara proforma, adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Asumsi Semua Waran Dilaksanakan Sebelum PUT IV Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp100 per saham) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Sesudah PUT IV %
Jumlah Saham 60.000.000.000
Nilai Nominal (Rp100 per saham) 6.000.000.000.000
%
6.452.803.739 1.909.537.680 881.816.272 7.616.862.123
645.280.373.900 190.953.768.000 88.181.627.200 761.686.212.300
38,27 11,33 5,23 45,17
9.033.925.234 2.673.352.752 1.234.542.780 10.663.606.972
903.392.523.400 267.335.275.200 123.454.278.000 1.066.360.697.200
38,27 11,33 5,23 45,17
16.861.019.814
1.686.101.981.400
100,00
23.605.427.738
2.360.542.773.800
100,00
43.138.980.186
4.313.898.018.600
36.394.572.262
3.639.457.226.200
4
Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT IV ini dibeli oleh pemegang saham atau pemegang HMETD dan dilaksanakan seluruhnya menjadi saham Perseroan serta diasumsikan bahwa tidak satupun pemegang Waran Seri II yang menukarkan Waran Seri II sampai dengan tanggal akhir pencatatan dalam daftar pemegang saham yang berhak atas HMETD, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT IV secara proforma, adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Asumsi semua Waran tidak dilaksanakan sebelum PUT IV Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp100 per saham) 60.000.000.000 6.000.000.000.000
Sesudah PUT IV %
Jumlah Saham 60.000.000.000
Nilai Nominal (Rp100 per saham) 6.000.000.000.000
%
5.995.630.556 1.909.537.680 808.054.000 6.319.104.832
599.563.055.600 190.953.768.000 80.805.400.000 631.910.483.200
39,88 12,70 5,38 42,04
8.393.882.779 2.673.352.752 1.131.275.600 8.846.746.765
839.388.277.900 267.335.275.200 113.127.560.000 884.674.676.500
39,88 12,70 5,38 42,04
15.032.327.068
1.503.232.706.800
100,00
21.045.257.896
2.104.525.789.600
100,00
44.967.672.932
4.496.767.293.200
38.954.742.104
3.895.474.210.400
Saham Baru yang berasal dari PUT IV ini akan dicatatkan pada BEI bersama dengan saham-saham yang telah dicatatkan sebelumnya oleh Perseroan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, khususnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum. Jumlah Saham baru yang akan dicatatkan Perseroan di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyakbanyaknya sejumlah 6.676.963.844 saham atau 99% dari seluruh saham baru yang ditawarkan dalam Penawaran PUT IV ini. Sedangkan saham Perseroan sejumlah 67.444.080 atau 1% yang tidak dicatatkan adalah merupakan saham milik PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang tidak dicatatkan di Bursa per 29 Mei 2015 yang dikeluarkan oleh BAE pada tanggal 29 Mei 2015, sebesar 1% atau sejumlah 150.323.271 saham dalam Perseroan tidak tercatat di Bursa Efek, dimana sejumlah 10.000.000 saham milik AJB Bumiputera 1912, dan 140.323.271 saham milik PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Dengan asumsi seluruh pemilik Waran Seri II melaksanakan warannya dan seluruh HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT IV ini dibeli oleh pemegang saham atau pemegang HMETD dan dilaksanakan seluruhnya menjadi saham Perseroan, maka jumlah maksimum saham yang dapat dicatatkan oleh Perseroan pada BEI adalah sebanyak-banyaknya 23.369.373.460 saham atau sebanyak-banyaknya 99% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Adapun saham yang tidak akan dicatatkan minimal sejumlah 236.054.278 saham atau sebesar 1% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Dengan memperhatikan bahwa jumlah saham yang ditawarkan adalah sebanyak-banyaknya 6.744.407.924 saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT IV, maka para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan kepemilikan saham (dilusi) yaitu maksimum sebesar 28,57% setelah Penawaran Umum Terbatas IV. Efek yang ditawarkan dalam PUT IV ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang dapat diperdagangkan selama masa perdagangan yang ditentukan dan merupakan salah satu persyaratan pembelian efek. Saham baru hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam PUT IV ini dapat diperdagangkan selama masa perdagangan. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam HMETD ini adalah: 1.
Penerima HMETD Yang Berhak Para Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam DPS Perseroan pada tanggal 7 Oktober 2015 sampai dengan pukul 16.15 WIB berhak untuk membeli saham dengan ketentuan bahwa pemegang 5 Saham Lama berhak atas 2 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham sebesar harga pelaksanaan sebesar Rp100 setiap saham.
5
2.
Pemegang HMETD Yang Sah Pemegang HMETD yang sah adalah (i) para Pemegang Saham yang namanya tercatat dengan sah dalam DPS atau memiliki saham Perseroan di rekening efek perusahaan efek/bank kustodian pada tanggal 7 Oktober 2015 sampai dengan pukul 16.15 WIB, dan yang HMETD-nya tidak dijual sampai dengan akhir periode perdagangan HMETD; atau (ii) pembeli/pemegang Sertifikat Bukti HMETD terakhir yang namanya tercantum di dalam kolom endorsemen pada Sertifikat Bukti HMETD sampai dengan akhir periode perdagangan HMETD; atau (iii) pemegang HMETD yang namanya tercatat dalam Penitipan Kolektif di KSEI sampai dengan tanggal terakhir periode perdagangan HMETD.
3.
Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD Pemegang HMETD dapat memperdagangkan Sertifikat Bukti HMETD yang dimilikinya selama periode perdagangan Sertifikat Bukti HMETD, yaitu mulai tanggal 9 Oktober – 20 November 2015. Perdagangan HMETD harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan perpajakan dan ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan bursa di mana HMETD tersebut diperdagangkan, yaitu BEI, serta peraturan KSEI. Bila pemegang HMETD mengalami keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya berkonsultasi dengan penasehat investasi, manajer investasi, atau penasehat profesional lainnya. HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif di KSEI diperdagangkan di BEI, sedangkan HMETD yang berbentuk Sertifikat Bukti HMETD hanya bisa diperdagangkan di luar bursa. Penyelesaian perdagangan HMETD yang dilakukan melalui bursa akan dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan atas rekening efek atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek di KSEI. Segala biaya dan pajak yang timbul sebagai akibat dari perdagangan dan pemindahtanganan HMETD menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD. Berdasarkan Surat Keputusan BEI No.SK. KEP-00071/BEI/11-2013, satu satuan perdagangan HMETD ditetapkan sebanyak 100 HMETD. Perdagangan yang tidak memenuhi satuan perdagangan HMETD dilakukan di Pasar Negosiasi dengan berpedoman pada harga HMETD yang terbentuk. Perdagangan HMETD dilakukan pada setiap hari bursa dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.00 waktu Jakarta Automated Trading System (“JATS”), kecuali hari Jumat dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 11.30 waktu JATS. Penyelesaian transaksi bursa atas HMETD dilakukan pada hari bursa yang sama dengan dilakukannya transaksi bursa (T+0) selambat-lambatnya pukul 16.15 WIB. Pemegang HMETD yang bermaksud mengalihkan HMETD-nya tersebut dapat melaksanakannya melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian.
4.
Bentuk HMETD Ada 2 bentuk HMETD yang akan diterbitkan oleh Perseroan, yaitu: a. Bagi pemegang saham yang sahamnya belum dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD yang mencantumkan nama dan alamat pemegang HMETD, jumlah saham yang dimiliki dan jumlah HMETD yang dapat digunakan untuk membeli saham serta kolom jumlah saham yang akan dibeli, jumlah harga yang harus dibayar dan jumlah pemesanan saham tambahan, kolom endorsemen dan keterangan lain yang diperlukan. b. Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan tidak akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD, melainkan akan melakukan pengkreditan HMETD ke rekening efek atas nama Bank Kustodian atau perusahaan efek yang ditunjuk masing-masing pemegang saham di KSEI.
6
5.
Permohonan Pemecahan Sertifikat Bukti HMETD Bagi pemegang Sertifikat Bukti HMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari jumlah yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD yang dimilikinya, maka pemegang HMETD yang bersangkutan dapat membuat surat permohonan pemecahan Sertifikat Bukti HMETD dan menyerahkan kepada BAE untuk mendapatkan pecahan Sertifikat Bukti HMETD dengan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang HMETD dapat melakukan pecahan Sertifikat Bukti HMETD mulai tanggal 9 Oktober – 20 November 2015.
6. Nilai HMETD Nilai bukti HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda antara pemegang HMETD satu dengan yang lainnya, berdasarkan permintaan dan penawaran dari pasar yang ada. Sebagai contoh, perhitungan nilai HMETD di bawah ini merupakan salah satu cara untuk menghitung nilai HMETD, tetapi tidak menjamin bahwa hasil perhitungan nilai HMETD yang diperoleh adalah nilai HMETD yang sesungguhnya berlaku di pasar. Penjelasan di bawah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum untuk menghitung nilai HMETD. Asumsi: Diasumsikan harga pasar per satu Harga saham PUT IV Jumlah saham yang beredar sebelum PUT IV Jumlah saham yang ditawarkan dalam PUT IV
=Rp a =Rp r =A =R
Harga teoritis saham baru ex HMETD
=
(Rp a x A) + (Rp r x R) (A + R)
=Rp X Harga HMETD per saham 7.
=Rp X – Rp r
Penggunaan Sertifikat bukti HMETD Sertifikat bukti HMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegangnya untuk membeli saham baru. Sertifikat Bukti HMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang belum melakukan konversi saham dan digunakan untuk memesan saham baru. Sertifikat Bukti HMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan, serta tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk fotokopi. Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI akan diberikan oleh KSEI melalui Anggota BEI atau Bank Kustodiannya.
8.
Pecahan HMETD Berdasarkan Peraturan No.IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang HMETD bahwa dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan saham tersebut akan dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.
9.
Lain-lain HMETD Syarat dan kondisi HMETD ini berada dan tunduk pada hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Segala biaya yang timbul dalam rangka pemindahan hak atas pemindahan HMETD menjadi beban tanggungan pemegang sertifikat bukti HMETD atau calon pemegang HMETD.
Mengingat Perseroan dari waktu ke waktu akan melaksanakan kegiatan pengembangan usaha, maka Perseroan berencana untuk mengeluarkan saham atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pernyataan pendaftaran efektif.
7
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PUT IV Seluruh dana yang diperoleh dari PUT IV ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan aset produktif antara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan tetap memperhatikan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Sesuai dengan Surat Edaran Bapepam-LK No.SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan dalam Rangka PUT IV dan PP No. 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh OJK, berikut ini adalah perincian dari biaya-biaya penunjukkan lembaga dan profesi penunjang pasar modal, biaya pendaftaran ke OJK serta biaya-biaya emisi lainnya yang dikeluarkan oleh Perseroan berdasarkan persentase dari hasil dana PUT IV. No. 1.
2.
Uraian Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal Biaya jasa Akuntan Publik Biaya jasa Konsultan Hukum Biaya jasa Notaris Biaya jasa Biro Administrasi Efek Biaya pendaftaran ke OJK dan lain-lain Biaya lain-lain Total Biaya Emisi
Jumlah 0,21% 0,03% 0,02% 0,01% 0,05% 0,20% 0,52%
Perseroan akan menggunakan dana hasil PUT IV ini berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku terutama dibidang pasar modal. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil dari PUT IV, maka Perseroan terlebih dahulu akan melaporkan rencana tersebut kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan melalui RUPS. Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil PUT IV ini kepada para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Tahunan Perseroan dan secara berkala kepada OJK sesuai dengan Peraturan Bapepam No.X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. PENGGUNAAN DANA HASIL PUT III Tidak terdapat sisa dana hasil perolehan Penawaran Umum Terbatas III Kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Perseroan karena telah habis digunakan sesuai dengan rencana penggunaan dana terkait. Penjelasan penggunaan dana tersebut sesuai dengan surat Perseroan yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan No: 194/BABP/DIR/IV/2015 tanggal 15 April 2015 mengenai Laporan Berkala Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu III.
8
III. PERNYATAAN UTANG Pada tanggal 31 Maret 2015, Perseroan mempunyai liabilitas sebesar Rp8.700.643 juta. Jumlah ini telah sesuai dengan laporan keuangan Perseroan per 31 Maret 2015 yang telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan sejak tahun 2015. Rincian jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Maret 2015 diperlihatkan pada tabel di Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 sehubungan dengan penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif bawah ini: (dalam jutaan rupiah)
Keterangan Liabilitas Liabilitas segera Simpanan Pihak berelasi Pihak ketiga Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Utang pajak Beban masih harus dibayar Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas lain-lain Jumlah Liabilitas
1.
Jumlah 215.201 1.270.945 6.916.723 87.212 17 92.172 11.038 55.126 43.416 8.793 8.700.643
Liabilitas Segera Saldo liabilitas segera pada 31 Maret 2015 adalah Rp215.201 juta. Liabilitas segera dapat dirinci sebagai berikut:
(dalam jutaan rupiah) Jumlah 243 3.582 211.376 215.201
Keterangan Titipan Pajak Bumi dan Bangunan Titipan nasabah Lain-lain Jumlah
2.
Simpanan Saldo simpanan pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp8.187.668 juta yang terdiri dari utang kepada pihak berelasi dan utang kepada pihak ketiga. Simpanan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: (dalam jutaan rupiah) Hubungan
Keterangan Giro Rupiah Dollar Amerika Serikat Lainnya Tabungan Rupiah Deposito Berjangka Rupiah Dollar Amerika Serikat Lainnya Jumlah
Jumlah
Berelasi
Ketiga
160.668 47.840
507.305 178.041 11.798 697.144
Sub jumlah
208.508
346.637 130.201 11.798 488.636
Sub jumlah
3.604 3.604
639.209 639.209
642.813 642.813
570.388 488.445 1.058.833 1.270.945
4.932.389 838.080 18.409 5.788.878 6.916.723
5.502.777 1.326.525 18.409 6.847.711 8.187.668
Sub jumlah
9
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk simpanan dari pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sama dengan tingkat bunga yang diberikan kepada pihak ketiga yaitu sebagai berikut: Rupiah Valas
Giro 0,28% 0,30%
Tabungan 2,39%
Deposito 7.48% 1,73%
Jumlah giro yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang diberikan sebesar Rp9.962 juta pada tanggal 31 Maret 2015. Sedangkan tabungan yang dijadikan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp6.304 juta. Sementara itu jumlah deposito yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang diberikan adalah sebesar Rp387.123 juta. 3.
Simpanan dari bank lain Saldo simpanan dari bank lain dalam Rupiah pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp87.212 juta. Simpanan dari bank lain, terdiri dari:
(dalam jutaan rupiah) Jumlah 20.419 50.185 16.608 87.212
Keterangan Deposito berjangka Tabungan Giro Jumlah
Tingkat bunga per tahun untuk simpanan dari bank lain pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebagai berikut: Keterangan Rupiah
4.
Deposito berjangka 6,07%
Tabungan 3,88%
Giro 0,86%
Liabilitas Derivatif Saldo liabilitas derivatif pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp17 juta. Liabilitas derivatif tersebut adalah dalam bentuk pembelian dan penjualan valuta asing (forward and spot) dan swap untuk tujuan trading.
5.
Liabilitas Akseptasi Saldo liabilitas akseptasi pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp92.172 juta. Liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credits atau nilai realisasi Letter of Credits yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank).
6.
Utang Pajak Saldo utang pajak pada tanggal 31 Maret 2015 sebesar Rp11.038 juta. Utang pajak tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
(dalam jutaan rupiah) Jumlah 199 1.613 9.161 65 11.038
Keterangan Pasal 23 dan 26 Pasal 21 Pasal 4 ayat 2 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
10
7.
Beban Yang Masih Harus Dibayar Saldo beban yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp55.126 juta. Beban yang masih harus dibayar terdiri dari: (dalam jutaan rupiah) Jumlah
Keterangan Bunga yang masih harus dibayar Simpanan Simpanan dari Bank lain Sub Jumlah Beban yang masih harus dibayar Tunjangan karyawan Jasa Pihak Ketiga Lainnya Sub Jumlah Jumlah
8.
30.379 109 30.488 9.847 6.207 8.584 24.638 55.126
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Perseroan menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang di danai melalui Iuran tetap setiap bulannya kepada pengelola dana yang terpisah dengan bank yaitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia. Iuran ini berasal dari 2% gaji pokok yang dibayarkan karyawan, sedangkan sisanya sebesar 3,5% sampai 10% dibayarkan oleh Bank perbulan. Beban untuk program pensiun iuran pasti yang dibayarkan oleh Perseroan selama 3 bulan di tahun 2015 sebesar Rp656 juta. Sehubungan dengan kebijakan Perseroan dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 UU Tenaga Kerja tertanggal 25 Maret 2003, Perseroan juga menghitung dan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut sebanyak 981 pada tanggal 31 Maret 2015. Liabilitas imbalan pasca kerja merupakan tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan. Rincian di bawah ini merupakan beban imbalan kerja selain pensiun iuran pasti yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain: Rincian liabilitas imbalan pasca kerja per 31 Maret 2015 (tiga bulan) adalah sebagai berikut: (dalam jutaan rupiah) Jumlah 40.378 3.038 43.416
Keterangan Imbalan Pasca-kerja Imbalan kerja jangka panjang lainnya Jumlah
9.
Liabilitas Lain-lain Liabilitas lain-lain per 31 Maret 2015 antara lain:
(dalam jutaan rupiah) Jumlah 475 4.893 3.425 8.793
Keterangan Setoran Jaminan Pendapatan Diterima Dimuka Liabilitas Lain-lain Jumlah
11
10. Komitmen dan Kontijensi Tagihan Komitmen Pembelian Berjangka valuta asing Liabilitas Komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka ekspor-impor Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan Jumlah Liabilitas Komitmen Liabilitas Komitmen - Bersih Tagihan Kontijensi Bank Garansi Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian Jumlah Tagihan Kontijensi Liabilitas Kontijensi Bank Garansi Stand By L/C Jumlah Liabilitas Kontijensi Tagihan Kontijensi - bersih
(dalam jutaan rupiah) Jumlah 411.950 (361.845) (94.570) (317.551) (773.966) (362.016) 27.455 93.397 120.852 (18.982) (27.455) (46.437) 74.415
11. Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Manajemen Perseroan berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi yang telah dibentuk adalah lancar atau cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban komitmen dan kontinjensi oleh nasabah. SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL 31 MARET 2015 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI. SAMPAI DENGAN TANGGAL DITERBITKANNYA PROSPEKTUS INI, PERSEROAN TELAH MELUNASI SELURUH LIABILITASNYA YANG TELAH JATUH TEMPO. SETELAH TANGGAL 31 MARET 2015 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT, DAN YANG TERJADI SEJAK TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TERSEBUT DI ATAS SAMPAI DENGAN TANGGAL PERNYATAAN PENDAFTARAN PUT IV, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS DAN PERIKATAN LAINNYA KECUALI LIABILITAS DAN PERIKATAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA LIABILITAS DAN PERIKATAN YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS INI DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN TERSEBUT DI ATAS YANG MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS INI. MANAJEMEN DALAM HAL INI BERTINDAK DAN ATAS NAMA PERSEROAN SERTA SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK DAPAT MEMENUHI LIABILITAS-LIABILITASNYA YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN SERTA DISAJIKAN DALAM PROSPEKTUS INI. PERSEROAN TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN UTANG PERSEROAN. TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG MERUGIKAN PEMEGANG SAHAM.
12
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-sama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, Laporan Keuangan Perseroan beserta Catatan Atas Laporan Keuangan terkait, dan informasi keuangan lainnya yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Analisis dan pembahasan di bawah ini, khususnya untuk bagian-bagian yang menyangkut kinerja keuangan Perseroan, disusun berdasarkan: -
-
-
-
Laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2015 yang telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dengan paragraf tambahan mengenai penyajian kembali posisi keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2014, 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 sehubungan dengan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku efektif sejak tahun 2015. Laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2014 sebelum disajikan kembali yang telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2013 sebelum disajikan kembali yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku efektif sejak pada tahun 2012 serta menjelaskan adanya penyajian kembali laporan keuangan tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. A. Umum Pada tahun 2014, trend ekonomi global masih mengalami trenddecoupling dengan kondisi ekonomi AS yang menunjukkan pemulihan dilihat dari tingkat pengangguran yang membaik dari tahun 2013.Pada tahun 2015, pemulihan kondisi ekonomi secara global terus berlangsung meskipun secara sporadis dan dianggap masih lambat. Ekonomi AS terus menjadi indikator pemulihan ekonomi dunia dan akan cenderung untuk terus meningkat ke depan. Sejalan dengan pemulihan ekonomi AS, the Fed diprediksikan akan melakukan normalisasi kebijakan moneternya dengan menaikkan Fed Fund Rate yang mungkin akan terjadi pada Q4 2015. Ekonomi Eropa diperkirakan masih terus dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dan krisis di Yunani yang juga berdampak terhadap ekonomi dunia. Sementara itu ekonomi Jepang tumbuh sesuai dengan prakiraan semula dan perlambatan ekonomi Tiongkok masih berlangsung sehubungan dengan upaya negara ini untuk menyeimbangkan kondisi ekonominya. Perkembangan perekonomian dunia yang melambat berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun, meskipun harga minyak dunia masih memerlukan waktu untuk kembali ke harga yang lebih tinggi. Sementara itu di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar global, transaksi modal dan finansial Indonesia pada triwulan II 2015 masih cukup sehat. Terutama ditopang oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung.
13
Stabilitas sistem keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pada Maret 2015, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) industri perbankan masih tinggi, sebesar 20,98%, jauh di atas ketentuan minimum 9% pada Maret 2015. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran 2,4% (gross). Kondisi likuiditas cukup memadai sebagaimana tercermin pada pertumbuhan DPK pada Maret 2015 tercatat sebesar 22.76% (YoY). Sementara itu, pertumbuhan kredit masih rendah yaitu tercatat 12,33% (YoY). Kedepan, Bank Indonesia meyakini pertumbuhan kredit akan meningkat dan diperkirakan dapat mendekati kisaran 15%-17% didukung oleh cukup memadainya kondisi likuiditas perbankan, meningkatnya aktivitas ekonomi sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah, serta pelonggaran kebijakan makroprudensial. Berikut adalah informasi keuangan Perseroan secara singkat yang angka-angkanya diambil dari Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material. Laporan Posisi Keuangan Keterangan Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - pihak ketiga Penempatan pada BI dan bank lain Efek-efek – pihak ketiga (Bersih) Kredit (Bersih) JUMLAH ASET LIABILITAS Simpanan Simpanan dari bank lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS JUMLAH EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
(dalam jutaan rupiah) 31 Maret 2015 98.604 706.007
31 Desember 2013* 2012* 72.732 72.193 500.454 469.681
2014* 91.556 596.195
309.974
203.246
78.568
850.577
1.538.436
950.771
2011 64.722 477.737
2010 75.961 584.363
163.262
121.454
101.853
1.259.243
992.487
682.442 1.148.056
503.806
519.254
390.698
578.278
5.968.844 10.000.695
6.128.833 9.430.716
5.378.179 8.164.673
5.043.065 7.438.235
4.944.113 6.028.296 7.281.535 8.667.939
8.187.668 87.212 8.700.643
7.734.434 235.948 8.197.501
6.834.891 342.813 7.397.212
6.433.765 132.230 6.737.687
6.011.363 7.213.672 400.607 461.953 6.676.733 7.967.170
1.300.052
1.233.215
767.461
700.548
10.000.695
9.430.716
8.164.673
7.438.235
604.802
278.601
700.769
7.281.535 8.667.939
* Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24, penyajian kembali saldo aset pajak tangguhan, Liabilitas imbalan pasca kerja, komponen ekuitas dan saldo laba
Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Keterangan Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga – bersih Total pendapatan operasi lainnya Beban (pemulihan) kerugian penurunan- nilai Total beban operasional lainnya Laba (Rugi) operasional Pendapatan (Beban) nonoperasional Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban) pajak Manfaat (Beban) pajak
2015 219.268 (149.697) 69.571 17.810
31 Maret 2014 179.127 (121.310) 57.817 10.791
2014* 760.698 (524.417) 236.281 62.890
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013* 2012 2011 2010 670.093 688.883 823.521 829.935 (384.026) (331.117) (460.867) (435.035) 286.067 357.766 362.654 394.900 93.028 67.892 70.074 77.537
1.210 (81.699) 6.892
(7.067) (80.997) (19.456)
(42.332) (328.149) (71.310)
(96.473) (340.720) (58.098)
(33.459) (382.206) 9.993
(137.815) (415.828) (120.915)
(50.172) (378.526) 43.739
204
1.500
1.270
(8.730)
(3.983)
(22.378)
(4.824)
7.096
(17.956)
(70.040)
(66.828)
6.010
(143.293)
38.915
(1.861)
4.420
15.484
(15.127)
(4.974)
29.675
(10.711)
14
(dalam jutaan rupiah) Keterangan Laba (Rugi) tahun berjalan Laba (Rugi) komprehensif lainnya -bersih Total laba (rugi) komprehensif selama tahun berjalan
2015 5.235
31 Maret 2014 (13.536)
31 Desember 2013* 2012 (81.955) 1.036
2014* (54.556)
61.602
36.236
16.532
(75.116)
66.837
22.700
(38.023)
(157.071)
2011 (113.618)
2010 28.204
82
14.271
(9.952)
1.118
(99.347)
18.252
* Disajikan kembali sehubungan penerapan PSAK 24, penyajian kembali beban pensiun dan imbalan pasca kerja, manfaat (beban) pajak, rugi bersih tahun berjalan, pengukuran kembali atas kewajiban imbalan pasti dan pajak penghasilan terkait.
Kinerja keuangan Perseroan pada triwulan I 2015 adalah sebagai berikut. Total aset secara keseluruhan meningkat sebesar 6,04%, kredit yang diberikan (bruto) menurun 2,60% dan simpanan dana pihak ketiga meningkat sebesar 5,86% dibandingkan dengan 31 Desember 2014, dengan membukukan laba setelah pajak sebesar Rp5,23 miliar, meningkat cukup signifikan dibandingkan rugi setelah pajak sebesar Rp13,53 miliar pada triwulanI tahun 2014 (YoY). Laba usaha ini antara lain disebabkan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp69,57 miliar dibanding Rp57,82 miliar (YoY).Perseroan juga membukukan peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp17,8 miliar dibandingkan Rp10,8 miliar (YoY). Kinerja Perseroan pada triwulan I 2015 telah menunjukkan angka finansial yang positif, dimana laba persaham (EPS) naik menjadi Rp0,35 dibandingkan dengan rugi persaham Rp2,47 pada triwulan I tahun 2014. Begitu juga rasio laba terhadap aset (ROA) tercatat positif sebesar 0,29%,meningkat dibanding 0,82% (YoY) sebagai konsekuensi dari upaya perseroan dalam meningkatkan pendapatan bungadan perbaikan kualitas kredit sehingga menghasilkan laba usaha. Pembahasan lebih lengkap mengenai keadaan keuangan dan kinerja perseroan terdapat pada butir B Bab ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan kinerja perseroan adalah sebagai berikut: Kondisi Perekonomian dan Sektor Perbankan di Indonesia Perekonomian Indonesia pada tahun 2015 sangat dipengaruhi kondisi perekonomian global, khususnya prospek membaiknya ekonomi AS yang berimbas pada pelemahan nilai rupiah. Pelemahan kurs rupiah yang diikuti oleh kebijakan uang ketat berimbas pada melemahnya kondisi perekonomian dalam negeri. Berdasarkan perhitungan kurs tengah transaksi Bank Indonesia memperlihatkan di awal tahun nilai tukar Rupiah terhadap USD sebesar Rp12.189 per-USD, naik menjadi Rp12.807 per-USD per-akhir triwulan I 2015. Pada kuartal kedua tahun 2015, Rupiah diprediksikan masih akan mengalami pelemahan karena pada kuartal kedua secara historis permintaan terhadap USD cukup besar. Sentimen positif terlihat pada bulan Mei 2015 dimana lembaga pemeringkat S&P menaikkan outlook Indonesia dari stable menjadi positif. Perbaikan outlook ini dikarenakan S&P melihat adanya perbaikan dari sisi fiskal. Sejalan dengan perkembangan ini, persepsi risiko dan perekonomian domestik yang diprediksikan akan membaik. Bagi sektor perbankan Indonesia, penguatan USD dan pelemahan ekonomi berimbas kepada menurunnya ekspansi kredit perbankan nasional pada umumnya dan khususnya pada Perseroan yang dapat mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit dan pendapatan serta laba Perseroan.Perseroan secara berkesinambungan melalui komite-komite memantau perkembangan ekonomi, suku bunga dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan. Kebijakan Bank Indonesia dan Peraturan Pemerintah Lainnya. Industri perbankan dimana Perseroan beroperasi, banyak ketentuan dan persyaratan yang diterbitkan baik oleh Bank Indonesia maupun instansi pemerintah lainnya yang wajib dipenuhi dan mempengaruhi kinerja usaha dan keuangan Perseroan, antara lain: PBI No. 14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Perseroan, dan ketentuan ini berlaku efektif pada tanggal 2 Januari 2013. PBI ini mengatur kebutuhan modal yang wajib dimiliki Perseroan bila mempunyai rencana perluasan jaringan kantor dan/atau menjalankan suatu
15
aktivitas/layanan/transaksi tertentu. Salah satu tujuan Perseroan melaksanakan PUT IV agar Perseroan dapat meluaskan layanan dan aktivitas perbankan sesuai dengan ketentuan permodalan yang dipersyaratkan sehingga Perseroan diharapkan mampu meningkatkan laba usaha secara berkesinambungan. PBI No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2013 perihal KPMM sesuai Profil Resiko dan Pemenuhan Capital Equivalent Maintained Asset (CEMA). PBI ini mengatur KPMM minimum yang wajib dipenuhi. Rencana PUT IV ini adalah untuk memenuhi ketentuan tersebut. PBI No. 15/15/PBI 2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional, berlaku efektif mulai 31 Desember 2013. PBI ini mengatur likuiditas bank melalui kebijakan giro wajib minimum guna mencapai kecukupan likuiditas yang memadai, dimana antara lain sejak Desember 2013 Giro Wajib Minimum sekunder berubah dari 2,50% menjadi 4,00%. Dalam hal ini Perseroan sudah melakukan langkah-langkah strategis untuk memenuhi ketentuan tersebut. Pendapatan Bunga Bersih dan Net Interest Margin (NIM) Besarnya Pendapatan bunga bersih yang bisa dicapai bergantung kepada kemampuan Perseroan mendapatkan marjin sebesar-besarnya melalui upaya mendapatkan biaya dana yang relatif murah dan hasil atau yield yang diperoleh dari aset keuangan yang ditempatkan terutama kredit yang diberikan. Pendapatan bunga bersih diharapkan mampu menutupi beban operasional Perseroan ditambah marjin keuntungan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Perseroan selalu berupaya meningkatkan portofolio kredit dan aset keuangan yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi agar pendapatan bunga bersih terus meningkat melalui peningkatan pemberian kredit pada segmen ritel dan UKM selain tetap meningkatkan dan menjaga portofolio pada segmen korporasi/komersial. Pemberian kredit ritel dan UKM, selain memberikan hasil atau yield yang tinggi, juga diharapkan memiliki kualitas kredit yang lebih baik. Penghimpunan dana murah (Low Cost Fund) Untuk menjaga kondisi likuiditas yang kuat dan meningkatkan pendapatan bunga bersih, penghimpunan dana dengan biaya rendah merupakan strategi utama sekaligus tantangan. Kemampuan menghimpun dana dengan biaya rendah, dan peningkatan kredit yang berkualitas akan mendorong kenaikan pendapatan bunga bersih dan akhirnya meningkatkan laba usaha. Perseroan memiliki kemampuan untuk mendapatkan pendanaan dengan dana murah dengan memfokuskan kepada produk-produk unggulan seperti Tabungan MNC, Tabungan Rencana MNC dan Giro MNC untuk meningkatkan low cost funding. Perubahan Perilaku Konsumen Dengan tidak adanya perubahan signifikan suku bunga acuan Bank Indonesia pada triwulan I 2015 (7,5%), nasabah dan pasar menjadi tidak terlalu sensitif terhadap suku bunga. Walau demikian nasabah dan pasar tetap mencari bank yang memberikan suku bunga tinggi dalam menempatkan dana. Terkait dengan kondisi tersebut Perseroan akan terus berusaha untuk menjaga tingkat Net Interest Margin yang sehat bagi Perseroan dan meningkatkan pelayanan dengan harapan nasabah menjadi lebih loyal sehingga bersedia menempatkan dana di Perseroan dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan bank lain. Di aspek kredit konsumer, Bank Indonesia melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui revisi ketentuan GWM-LDR, relaksasi ketentuan LTV pemberian kredit kepemilikan rumah, serta ketentuan pembayaran uang muka (down payment) untuk kredit kendaraan bermotor.Usaha yang telah dilakukan Perseroan adalah bekerjasama dengan pengembang, bersama-sama mengadakan programprogram marketing yang menarik.
16
Perubahan Suku Bunga dan Nilai Surat Berharga Perubahan suku bunga merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil kinerja Perseroan, hal ini disebabkan sumber pendapatan usaha utama perseroan adalah pendapatan bunga bersih. Pada triwulan I 2015 simpanan Perseroan di dominasi oleh deposito berjangka, dan Perseroan masih terus berupaya menarik dana dengan biaya rendah dan berjangka panjang dari masyarakat dengan strategi dan program yang perseroan sudah jelaskan sebelumnya. Pengembangan Produk Baru Dari sisi layanan dan produk, Perseroan senantiasa mengembangkan produk dan pelayanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Perseroan masih dalam proses persetujuan Mobile Banking oleh OJK dan sedang dalam proses pengembangan Internet Banking Corporate dan Internet Banking Personal untuk mempermudah transaksi pelayanan nasabah.Selain itu, Perseroan juga mengembangkan produk-produk unggulan lainnya seperti kartu kredit, Kredit Pemilikan Properti dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Perkembangan Aktivitas Pemasaran Untuk meningkatkan dana pihak ketiga, khususnya tabungan dan giro, Perseroan akan melakukan program-program pemasaran yang akan disesuaikan dengan target segmen seperti melanjutkan program Tabungan MNC Berhadiah, pemberian gimmick kepada nasabah pemilik rekening Tabungan MNC, mengadakan program referral dan berkerja-sama dengan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Grup MNC untuk melakukan kerja-sama promosi. Untuk produk-produk lending, Perseroan akan terus meningkatkan awareness masyarakat atas produk-produk unggulan Perseroan seperti promosi above the line and below the line baik, cross selling, direct & tele sales untuk produkproduk seperti Kredit Pemilikan Properti, Kredit Konsumsi Beragun Properti, kartu kredit, implant banking dan multi finance. Persaingan Persaingan memiliki dampak signifikan terhadap kinerja Perseroan, baik dalam bentuk suku bunga, tarif, jenis dan kualitas layanan serta jaringan distribusi. Persaingan tidak hanya terbatas di lingkungan industri perbankan, tetapi juga dengan perusahaan jasa keuangan non-bank lainnya. Walaupun demikian Perseroan akan terus melakukan perbaikan dalam layanan, penajaman produk, efisiensi, percepatan proses kredit dan memperluas jaringan distribusi sehingga dapat dicapai volume transaksi yang optimal dan mendorong peningkatan pendapatan. B. Analisis Keuangan 1.
Laporan Laba (Rugi) Komprehensif
Keterangan Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga - bersih Total pendapatan operasi lainnya Beban (pemulihan) kerugian penurunannilai Total beban operasional lainnya Laba (Rugi) operasional Pendapatan (Beban) nonoperasional Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban) pajak
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember
31 Maret 2015
2014
%
2014*
%
2013*
219.268 (149.697)
179.127 (121.310)
22,41 23,40
760.698 (524.417)
13,52 36,56
670.093 (384.026)
-2,73 15,98
688.883 (331.117)
69.571
57.817
20,33
236.281
-17,40
286.067
-20,04
357.766
17.810
10.791
65,04
62.890
-32,40
93.028
37,02
67.892
(1.210)
7.067
-117,12
42.332
-56,12
96.473
188,33
33.459
(81.699)
(80.997)
0,87
(328.149)
-3,69
(340.720)
-10,85
(382.206)
6.892
(19.456)
-135,42
(71.310)
22,74
(58.098)
-681,39
9.993
204
1.500
-86,40
1.270
-114,55
(8.730)
119,18
(3.983)
7.096
(17.956)
-139,52
(70.040)
4,81
(66.828)
-1211,95
6.010
17
%
2012
Keterangan Manfaat (Beban) pajak Laba (Rugi) tahun berjalan Laba (Rugi) komprehensif lainnya -bersih Total laba (rugi) komprehensif selama tahun berjalan
31 Maret
31 Desember
2015
2014
%
2014*
%
2013*
(1.861)
4.420
-142,10
15.484
-202,36
(15.127)
204,12
%
(4.974)
2012
5.235
(13.536)
-138,67
(54.556)
-33,43
(81.955)
-8010,71
1.036
61.602
36.236
70
16.532
-122,01
(75.116)
-91705,18
82
66.837
22.700
194,44
(38.023)
-75,79
(157.071)
-14.149,31
1.118
1.1 Pendapatan Bunga Pendapatan bunga terutama diperoleh dari kegiatan penempatan dana Perseroan dalam bentuk kredit yang diberikan. Perseroan juga memperoleh pendapatan bunga dari Efek-Efek yang dimiliki, Penempatan pada Bank Indonesia Dan Bank Lain, Giro pada Bank Lain serta provisi & komisi selain kredit. Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Pendapatan bunga pada 31 Maret 2015 meningkat sebesar Rp40.141 juta atau 22,41% dibandingkan pada 31 Maret 2014, peningkatan tersebut terbesar berasal dari pendapatan bunga kredit, dan selanjutnya dari transaksi penempatan antar bank, kupon surat berharga dan penempatan ke Bank Indonesia berupa FASBI dan SDBI. Pendapatan bunga kredit pada 31 Maret 2015 tumbuh sebesar Rp27.174 juta atau 17,47% dibandingkan 31 Maret 2014. Kunci keberhasilan peningkatan pendapatan bunga kredit selain dari kenaikan portofolio kredit sebesar 12%, perseroan melakukan penyesuaian suku bunga untuk produkproduk tertentu serta memperketat aktivitas penagihan untuk kredit yang kualitasnya memburuk. Walaupun di triwulan 1 tahun 2015 kegiatan penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain mulai dipindahkan ke efek-efek, pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain (call money dan sertipikat deposito) dan penempatan pada Bank Indonesia (FASBI dan SDBI memberikan kontribusi cukup bagus, yaitu naik sebesar Rp6.820 juta dan Rp5.411 juta atau tumbuh sebesar 339,30% dan 141,27% dibandingkan 31 Maret 2014. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan bunga pada tahun 2014 sebesar Rp760.698 juta, meningkat sebesar Rp90.605 juta atau sebesar 13,52% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp670.093 juta. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan bunga masih berasal dari Kredit yaitu sebesar Rp660.632 juta atau 88,40% dari total. Kontributor lainnya diurutkan berdasarkan persentasenya terhadap total, adalah Penempatan pada Bank Indonesia Dan Bank Lain, Giro Pada Bank Lain, Obligasi Pemerintah, serta Efek-Efek. Pendapatan bunga kredit pada 31 Desember 2014 meningkat sebesar Rp49.481 juta atau 8,10% dibandingkan 31 Desember 2013 yang disebabkan adanya pertumbuhan kredit sebesar Rp740.995 juta atau 13,43% dan kebijakan penyesuaian suku bunga kredit terutama untuk kredit investasi dan kredit modal kerja. Selanjutnya pendapatan penempatan pada Bank Indonesia meningkat sebesar Rp18.779 juta atau 325,06% dibandingkan 31 Desember 2013 yang sebagian besar berasal pendapatan bunga dari FASBI dimana penempatan pada FASBI tersebut berasal terutama dari tambahan setoran modal pada 2014 sebelum dana tersebut dipergunakan untuk pemberian kredit.
18
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Pendapatan bunga pada tahun 2013 sebesar Rp670.093 juta, menurun sebesar Rp18.790 juta atau sebesar 2,73% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp688.883 juta. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan bunga berasal dari kredit, walaupun terdapat pertumbuhan kredit pada tahun 2013, rata-rata tingkat suku bunga kredit yang diberikan tahun 2013 lebih rendah dibandingkan tahun 2012, hal ini mengakibatkan penurunan pada pendapatan bunga. Juga terdapat penurunan bunga efek-efek yang disebabkan penurunan volume transaksi yang dipengaruhi oleh penurunan harga surat berharga sejak pertengahan tahun 2013 dan kondisi pasar belum kembali normal sampai akhir tahun Desember 2013. 1.2 Beban Bunga Beban bunga Perseroan terdiri dari beban bunga simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, giro dan simpanan dari bank lain, beban bunga dari obligasi konversi serta beban bunga provisi dan komisi yang dibayar. Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Beban bunga pada 31 Maret 2015 meningkat Rp28.387 juta atau 23,40% dibandingkan 31 Maret 2014 dan kenaikannya juga lebih besar dibandingkan kenaikan pendapatan bunga 22,41%. Penyebab kenaikan beban bunga adalah kenaikan beban bunga simpanan sebesar Rp34.708 juta atau 32,49% seiring dengan peningkatan portofolio simpanan sebesar 25,00%. Peningkatan portofolio simpanan sebagai hasil dari usaha Perseroan untuk meningkatkan dan perbaiki struktur simpanan dengan meningkatkan kegiatan promosi baik yang bertujuan memperkuat brand image, maupun peluncuran program-program marketing untuk menarik nasabah-nasabah baru agar berminat dan mau lebih aktif bertransaksi dengan Perseroan. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban bunga pada tahun 2014 sebesar Rp524.417 juta, meningkat Rp140.391 juta atau 36,56% dari tahun 2013 sebesar Rp384.026 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya simpanan mata uang Rupiah dan mata uang asing baik yang berasal dari deposito berjangka, giro Perseroan maupun yang berasal dari simpanan bank lainnya. Simpanan pada 31 Desember 2014 meningkat 13,16% dibandingkan 31 Desember 2013 dan suku bunga simpanan terutama deposito berjangka relatif tinggi dibandingkan tahun 2013 yang mengakibatkan beban bunga melonjak tinggi. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Beban bunga pada pada tahun 2013 sebesar Rp384.026 juta, meningkat Rp52.909 juta atau 15,98% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp331.117 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya simpanan mata uang Rupiah dan mata uang asing, dan kenaikan suku bunga simpanan, terutama deposito berjangka dari sebelumnya untuk Rupiah dan USD masing-masing 6,45% dan 1,75% menjadi 7,64% dan 2,82% pada tahun 2013 sebagai akibat dari naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia dari 5,75% menjadi 7,50% ditahun 2013. 1.3 Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan transaksi valuta asing – bersih, keuntungan (kerugian) bersih penjualan efek, provisi dan komisi selain kredit, penerimaan kembali kredit yang dihapus buku, keuntungan (kerugian) yang belum di realisasi dari efek yang diperdagangkan dan lainnya.
19
Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Pendapatan operasional lainnya pada 31 Maret 2015 membaik dengan kenaikan sebesar Rp7.019 juta atau 65,04% dimana kontributor terbesar adalah pendapatan dari transaksi valuta asing, dimana terdapat peningkatan volume transaksi; kenaikan pendapatan provisi dan komisi selain kredit-bersih, yang bersumber dari fee transaksi remittance dan komisi asuransi dan pendapatan dari keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek yang diperdagangkan, sebagai dampak positif membaiknya pasar efek-efek di Indonesia. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2014 sebesar Rp62.890 juta, menurun sebesar Rp30.138 juta atau sebesar 32,40% dari tahun 2013 sebesar Rp93.028 juta. Penurunan atas Pendapatan operasional lainnya ini paling besar dari penurunan pendapatan transaksi valuta asing – bersih dari Rp31.995 juta pada 31 Desember 2013 menjadi Rp9.956 juta pada 31 Desember 2014 atau turun sebesar Rp22.039 juta atau 68,88%. Penurunan pendapatan operasional lainnya juga disebabkan penurunan atas hasil recovery kredit, dan berkurangnya pendapatan denda. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2013 sebesar Rp93.028 juta, meningkat sebesar Rp25.136 juta atau 37,02% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp67.892 juta. Pendapatan operasional lainnya dikontribusikan sebesar 40% dari Keuntungan Dari Transaksi Mata Uang Asing, dimana Perseroan menghasilkan keuntungan dari tingginya volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap USD dan meningkatnya volume transaksi di tahun 2013. 1.4 Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Beban operasi lainnya merupakan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset non-keuangan, kerugian penjualan agunan yang diambil alih - neto, kerugian dari transaksi mata uang asing - neto, umum dan administrasi dan tenaga kerja. Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Terdapat pemulihan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai, yang disebabkan penyelesaian beberapa kredit bermasalah melalui hasil penjualan jaminan yang dapat menutupi kewajibankewajibannya, dan juga banyak perbaikan kualitas kredit sehingga kebutuhan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai berkurang. Pada 31 Maret 2015 perseroan mencatat pemulihan sebesar Rp1.210 juta dibandingkan pada 31 Maret 2014 bank harus membukukan beban kerugian penurunan nilai sebesar Rp7.067 juta Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban kerugian penurunan nilai mengalami penurunan sebesar Rp54.141 juta atau 56,12%, yang disebabkan bank telah mencadangkan kredit-kredit bermasalah yang diklasifikasikan non-performing loan (NPL) pada tahun 2013, sehingga perseroan tidak perlu lagi melakukan pencadangan besar di tahun 2014. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Terdapat kenaikan beban kerugian penurunan nilai sebesar Rp63.014 atau 188,33% dibandingkan 31 Desember 2012 yang disebabkan kualitas kredit yang memburuk di tahun 2013 sehingga perseroan berkewajiban membentuk cadangan kerugian penurunan nilai.
20
1.5 Beban Operasional Lainnya Beban Operasional lainnya terdiri dari beban umum dan admintrasi, beban tenaga kerja, beban pensiun dan imbalan pasca kerja dan beban lainnya. Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Terdapat kenaikan beban operasional lainnya pada 31 Maret 2015 sebesar Rp702 juta atau 0,87% dibandingkan 31 Maret 2014. Kenaikan ini tidak material dan kenaikan tersebut disebabkan kenaikan beban tenaga kerja sebesar Rp1.990 juta atau 5,13% dan kenaikan beban pensiun dan imbalan pasca kerja sebesar Rp584 juta atau 31,67%. Kenaikan beban tenaga kerja disebabkan kenaikan beban gaji yang didalamnya termasuk penyesuaian UMR dan kenaikan beban pensiun dan imbalan pasca kerja disebabkan penerapan PSAK 24 yang berlaku efektif tahun 2015. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban operasional lainnya pada tahun 2014 sebesar Rp328.149 juta, menurun sebesar Rp12.571 juta atau 3,69% dari tahun 2013 sebesar Rp340.720 juta. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan Perseroan dalam lakukan beberapa usaha efisiensi yang berdampak penurunan beban umum dan administrasi sebesar Rp13.260 juta antara lain penutupan cabang yang tidak produktif, peningkatan produktivitas karyawan dan melakukan negosiasi ulang atas harga dengan rekanan/supplier. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Beban operasional lainnya pada tahun 2013 sebesar Rp340.720 juta, menurun sebesar Rp41.486 juta atau 10,85% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp382.206 juta. Hal ini disebabkan sejak tahun 2012 Perseroan melaksanakan efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas sehingga hasil mulai terlihat sejak tahun 2013. Pada tahun 2013 Perseroan berhasil menurunkan beban umum dan administrasi serta beban tenaga kerja dibandingkan di tahun 2012, masing-masing sebesar 20,45% dan 15,39%. 1.6 Laba (Rugi) Operasional Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Pada 31 Maret 2015 bank mencatat laba operasional sebesar Rp6.892 juta, sementara pada 31 Maret 2014 bank membukukan rugi operasional sebesar Rp19.456 juta atau laba operasional meningkat tajam sebesar Rp26.348 juta atau 135,42%. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu penyumbang atas laba operasional adalah peningkatan pendapatan bunga bersih dan penurunan cadangan kerugian penurunan nilai yang harus dibentuk karena adanya perbaikan kualitas kredit dan penyelesaian kredit-kredit bermasalah. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Rugi operasional tahun 2014 sebesar Rp71.310 juta meningkat sebesar Rp13.212 juta atau 22,74% jika dibandingkan dengan rugi operasional tahun 2013 sebesar Rp58.098 juta. Kenaikan rugi operasional terutama disebabkan penurunan pendapatan operasional lainnya dan kenaikan beban bunga.
21
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Rugi operasional pada periode Desember 2013 sebesar Rp58.098 juta turun sebesar Rp68.090 juta atau 681,44% jika dibandingkan dengan laba operasional tahun 2012 sebesar Rp9.992 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset non-keuangan serta peningkatan beban bunga. 1.7 Pendapatan (Beban) Non Operasional - Bersih Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Pendapatan (beban) non operasional – bersih pada 31 Maret 2015 menurun sebesar Rp1.296 juta atau 86,40% yang disebabkan pada tahun sebelumnya terdapat keuntungan dalam penjualan aset. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan non operasional tahun 2014 sebesar Rp1.270 juta meningkat sebesar Rp10.000 juta atau 114,55% jika dibandingkan dengan tahun 2013 perseroan mencatat rugi operasional sebesar Rp8.730 juta. Peningkatan ini disebabkan pendapatan non operasional lainnya. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Beban non operasional pada tahun 2013 sebesar Rp8.730 juta, meningkat sebesar Rp4.748 juta atau 119,23% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp3.982 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh beban non operasional lainnya. 1.8 Laba (Rugi) Komprehensif Selama Tahun Berjalan Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 Pada 31 Maret 2015 bank mencatat laba komprehensif sebesar Rp66.837 juta, lebih besar Rp44.137 juta atau 194,44% dibandingkan 31 Maret 2014 yang juga mencatat laba sebesar Rp22.700 juta. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan harga pasar efek-efek dan adanya perubahan tujuan investasi dari reklasifikasi efek-efek tersedia untuk dijual sebesar Rp476.251 juta menjadi reklasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pada tahun 2014, Perseroan mencatat perbaikan yang signifikan atas rugi komprehensif yaitu sebesar Rp119.048 juta atau 75,79% dari rugi komprehensif tahun 2013 sebesar Rp157.071 juta. Sehingga rugi komprehensif tahun 2014 menjadi sebesar Rp38.023 juta. Kontribusi terbesar total rugi komprehensif berasal dari perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Tahun 2013, Perseroan membukukan rugi komprehensif sebesar Rp157.071 juta disebabkan Perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp81.955 juta dan kerugian yang belum direalisasi atas surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual yang terutama disebabkan oleh penurunan sementara nilai pasar investasi pada obligasi pemerintah.
22
2.
Aset, Liabilitas dan Ekuitas
2.1 Pertumbuhan Aset
Keterangan Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - pihak ketiga Penempatan pada BI dan bank lain Efek-efek - pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan derivatif - pihak ketiga Kredit: Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan akseptasi - pihak ketiga Biaya dibayar dimuka Aset tetap – bersih Aset pajak tangguhan – bersih Aset tak berwujud – bersih Aset lain-lain – bersih JUMLAH ASET
31 Maret 2015 98.604 706.007 309.974 850.577 950.771 950.771 791
% 7,70 18,42 52,51 -44,71 88,72 88,72 14,47
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2014 % 2013 % 2012* 91.556 25,88 72.732 0,75 72.193 596.195 19,13 500.454 6,55 469.681 203.246 158,69 78.568 -51,88 163.262 1.538.436 22,17 1.259.243 26,88 992.487 503.806 -3,29 520.959 32,64 392.763 -100,00 (1.705) -17,43 (2.065) 503.806 -2,98 519.254 32,90 390.698 691 -62,49 1.842 127,41 810
74.256 6.020.032 (125.444) 5.968.844 92.172 38.684 18.475 63.607 10.398 891.791 10.000.695
4,63 -2,69 -2,30 -2,61 -1,91 12,63 -2,84 -26,04 4,26 615,41 6,04
70.969 6.186.266 (128.402) 6.128.833 93.962 34.346 19.016 86.002 9.973 124.654 9.430.716
99.856,34 12,15 -7,00 13,96 -8,90 16,10 -24,07 13,12 -4,47 13,16 15,51
71 5.516.169 (138.061) 5.378.179 103.146 29.583 25.045 76.030 10.440 110.157 8.164.673
-69,79 235 7,13 5.148.843 30,23 (106.013) 6,65 5.043.065 226,60 31.582 -44,21 53.029 -38,95 41.023 92,03 39.592 -53,07 22.246 -7,09 118.567 9,77 7.438.235
Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Dalam 3 bulan perseroan berhasil meningkatkan aset menjadi sebesar Rp10.000.695 juta, lebih tinggi Rp569.979 juta atau 6,04% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2014. Dilihat dari aset, market share perseroan dalam industri perbankan sebesar 0,17% naik sedikit dibandingkan tahun lalu sebesar 0,16%. Peningkatan aset antara lain berasal dari giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, efek-efek dan aset lain-lain bersih. Kenaikan saldo giro pada Bank Indonesia sebesar Rp109.812 juta atau 18,42% bertujuan untuk pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) yang dipersyaratkan yaitu minimal 8% (GWM Primer). Pada 31 Maret 2015, perseroan berhasil memelihara GWM 8,40% (rupiah) dan 8,27% (valuta asing) Saldo giro pada bank lain juga meningkat sebesar 52,51% atau Rp106.728 juta dan peningkatan ini bertujuan untuk memenuhi aktivitas transaksi harian nasabah seperti remittance, ekspor-impor dan transaksi foreign exchange lainnya. Terdapat peningkatan volume transaksi , disebabkan adanya sinergi diantara entitas-entitas dibawah pemegang saham agar perseroan menjadi bank utama untuk kegiatan perbankan mereka. Efek-efek pihak ketiga meningkat sebesar Rp446.965 juta atau 88,72% dibandingkan 31 Desember 2014 disebabkan perseroan banyak melakukan pembelian efek-efek tersedia untuk dijual dan efek-efek diperdagangkan terutama di efek-efek obligasi pemerintah. Perseroan melihat peluang dengan membaiknya pasar surat berharga mulai awal tahun ini. Yield yang diperoleh lebih baik dibandingkan ditempatkan di FASBI atau call money. Tingkat bunga rata-rata untuk efek-efek obligasi pemerintah adalah 6,88% sementara untuk FASBI atau call money 4,7%. Pada Maret 2015, perseroan melakukan perubahan tujuan investasi terhadap obligasi pemerintah dengan nilai sebesar Rp476.251 juta dari klasifikasi tersedia untuk dijual menjadi klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo , dengan demikian kerugian yang belum direalisasi atas obligasi yang dipindahkan sebesar Rp1.604 juta dicatat sebagai bagian dari kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek tersedia untuk dijual di ekuitas dan diamortisasi ke laba rugi sampai dengan jatuh tempo dari obligasi tersebut.
23
Tagihan derivatif merupakan tagihan atas potensi keuntungan berdasarkan hasil mark to market atas saldo kontrak derivatif yang terutama berasal dari kontraksi transaksi spot dan forward. Tagihan derivatif pada 31 Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 14,47% lebih banyak disebabkan kenaikan volume transaksi forward dan bermata uang dolar Amerika Serikat. Pada 31 Maret 2015 kredit mengalami penurunan sebesar Rp162.947 juta atau 2,60% dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2014. Penurunan ini terutama disebabkan oleh diselesaikannya beberapa kredit bermasalah yang besar. Dalam 3 bulan di tahun 2015 Perseroan telah mengucurkan kredit sebesar Rp634.381 juta, walaupun demikian terdapat run down/pembayaran kewajiban jatuh tempo sebesar Rp435.454 juta dan pelunasan baik pelunasan normal maupun pelunasan kredit bermasalah sebesar Rp361.871 juta sehingga pertumbuhan kredit menjadi minus. Walapun mengalami penurunan , rasio NPL perseroan mengalami perbaikan dari NPL Net 3,86% pada posisi 31 Desember 2014 menjadi 3,46% pada 31 Maret 2015. Pangsa pasar atas pemberian kredit diperseroan dibandingkan dengan industri adalah 0,11% dan posisi ini tidak berubah dibandingkan tahun lalu. Tagihan akseptasi relatif stabil, walaupun terdapat penurunan sebesar Rp1.790 juta atau 1,91%. Selama 3 bulan ini belum ada penambahan nasabah baru atau kontrak baru. Biaya dibayar dimuka mengalami kenaikan sebesar Rp4.338 juta atau 12,63% dibandingkan 31 Desember 2014 disebabkan premi Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang dibayar dimuka untuk 6 bulan. Aset tetap – bersih pada 31 Maret 2015 sebesar Rp18.475 juta, menurun Rp541 juta atau 2,84% dibandingkan 31 Desember 2014, penurunan lebih banyak karena penyusutan, walaupun demikian selama 3 bulan ini perseroan juga melakukan penataan jaringan cabang, antara lain relokasi dan renovasi cabang, standarisasi cabang serta mulai melakukan peremajaan terutama perangkat keras dan peralatan kantor untuk peningkatan pelayanan tansaksi. Nilai penyusutan selama 3 bulan sebesar Rp2.462 juta dan penambahan aset sebesar Rp1.921 juta. Aset pajak tangguhan – bersih pada 31 Maret 2015 mengalami penurunan sebesar Rp22.395 juta atau 26,04% disebabkan penurunan kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual sebagai dampak dari reklasifikasi efek tersedia untuk di jual menjadi efek dimiliki hingga jatuh tempo. Aset tak berwujud – bersih pada 31 Maret 2015 sebesar Rp10.398 juta, lebih tinggi Rp425 juta atau 4,26% dibandingkan posisi 31 Desember 2014 yang hanya sebesar Rp9.973 juta. Kenaikan tersebut disebabkan pembelian aplikasi untuk mendukung operasional Perseroan. Aset lainnya juga mengalami lonjakan sebesar Rp767.137 juta atau 615,41% dimana komponen terbesar dari Aset Lain-Lain adalah Uang Muka Pembelian Efek. Sampai dengan 31 Maret 2015 perseroan melakukan pembelian efek-efek sebesar Rp429.461 juta di pasar Perdana, dimana diwajibkan untuk melakukan pembayaran penuh pada saat pemesanan, sehingga perseroan mencatatnya sebagai aset lainnya sampai efek-efek tersebut diterbitkan dan diterima oleh kustodi perseroan. Selain Uang Muka Pembelian Efek, terdapat transaksi penjualan efek diperdagangkan senilai Rp305.275 juta dimana settlement date melewati bulan Maret 2015. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 Kinerja Perseroan dalam total aset mengalami peningkatan sebesar 15,51% menjadi Rp9.430.716 juta pada tahun 2014 dari tahun sebelumnya sebesar Rp8.164.673 juta. Kontribusi terbesar pada peningkatan aset ini berasal dari kredit yang diberikan meningkat sebesar 13,43% menjadi Rp6.257.235 juta dari sebelumnya Rp5.516.240 juta. Selain itu terdapat Peningkatan Penempatan Pada BI Dan Bank Lain sebesar 22,17% dari Rp1.259.243 juta pada tahun 2013 menjadi Rp1.538.436 juta pada tahun 2014. Giro pada bank lain juga mempengaruhi peningkatan aset di tahun 2014 Perseroan sebesar Rp124.678 juta atau 158,69% dari tahun 2013 sebesar Rp78.568 juta.
24
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 Total aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp8.164.673 juta, meningkat sebesar Rp726.438 juta atau 9,77% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp7.438.235 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya simpanan dan adanya tambahan modal disetor bersih dimana dana tersebut dikelola di Penempatan Pada BI Dan Bank Lain, Kredit Yang Diberikan dan Giro Pada BI, Investasi Keuangan, Tagihan Akseptasi dan Efek-Efek Diperdagangkan serta diimbangi dengan penurunan giro pada bank lain. 2.2 Pertumbuhan Liabilitas Keterangan LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan: Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif - pihak ketiga Liabilitas akseptasi - pihak ketiga Obligasi Konversi Utang pajak Liabilitas imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Maret 2015
%
31 Desember 2014
%
2013
%
2012
215.201
917,93
21.141
143,64
8.677
-44,92
15.753
1.270.945 6.916.723 8.187.668 87.212 17 92.172 11.038 43.416 55.126 8.793 8.700.643
38,26 1,49 5,86 -63,04 -84,82 -1,91 0,46 -3,34 24,12 -24,09 6,14
919.220 6.815.214 7.734.434 235.948 112 93.962 10.988 44.917 44.415 11.584 8.197.501
4715,95 -0,01 13,16 -31,17 -88,90 -8,90 -0,1 38,51 18,74 21,04 47,55 10,82
19.087 6.815.804 6.834.891 342.813 1.009 103.146 16.370 7.933 37.827 36.695 7.851 7.397.212
57,26 6,14 6,23 159,26 141,97 226,60 -35,43 31,93 -32,87 12,18 123,48 9,79
12.137 6.421.628 6.433.765 132.230 417 31.582 25.354 6.013 56.350 32.710 3.513 6.737.687
Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Pada 31 Maret 2015 jumlah liabilitas meningkat sebesar Rp503.142 juta atau 6,14% dibandingkan dengan 31 Desember 2014 dan kontributor dari kenaikan tersebut adalah liabilitas segera dan simpanan, sementara kenaikan nilai akun-akun lainnya relatif kecil. Liabilitas segera mengalami lonjakan besar yaitu Rp194.060 juta atau 917,93% dibanding pada 31 Desember 2014, karena pada 31 Maret 2015 terdapat pembelian efek diperdagangkan dalam bentuk obligasi pemerintah dimana settlement date melewati bulan Maret 2015. Simpanan merupakan kontributor terbesar dalam peningkatan liabilitas. Simpanan tumbuh sebesar Rp453.234 juta atau 5,86% dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2014. Pertumbuhan simpanan disebabkan kenaikan dari deposito berjangka, giro dan tabungan. Kenaikan saldo simpanan berasal dari pihak berelasi sebagai perwujudan sinergi diantara entitas-entitas dibawah pemegang saham dan hal ini juga berdampak ikut meningkatkan reputasi perseroan dan kepercayaan masyarakat kepada perseroan sehingga simpanan pihak ketiga juga meningkat. Saat ini pangsa pasar untuk simpanan dibandingkan industri adalah 0,17%. Simpanan dari bank lain mengalami penurunan sebesar Rp148.736 atau 63.04%. Penurunan penurunan deposito berjangka oleh BPR dan disebabkan karena Perseroan menurunkan suku bunga simpanan BPR sebagai salah satu langkah menurunkan biaya dana. Perseroan senantiasa menjaga tingkat likuiditas yang memadai dalam menghadapi keadaan yang memaksa perseroan harus mengembalikan pinjaman atau membayar kewajiban. Secara berkala perseroan melakukan stress test dan mengambil langkah preventif atas hasil stress test tersebut. Saat ini perseroan memelihara secondary requirement ratio (SRR) diatas 10% sementara persyaratan minimum sesuai PBI adalah 4%.
25
Liabilitas derivatif – pihak ketiga menurun sebesar Rp95 juta atau 84,82% yang disebabkan penurunan volume transaksi spot Maret 2015, sejalan dengan pergerakan nilai valuta asing yang membuat nasabah lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi. Liabilitas akseptasi – pihak ketiga sesuai dengan penurunan tagihan akseptasi – pihak ketiga, volume transaksi tidak banyak berubah dari 31 Desember 2014, karena tidak ada penambahan account baru maupun kontrak baru. Yang saat ini berjalan adalah transaksi rutin dari nasabah-nasabah lama. Utang pajak mengalami sedikit kenaikan, yaitu Rp50 juta atau 0,46% disebabkan kenaikan utang pajak pasal 21 dari karyawan, yaitu terkait kenaikan beban gaji. Liabilitas imbalan pasca kerja mengalami penurunan adalah penyesuaian dari hasil perhitungan ulang terkait berlakunya PSAK 24 mulai efektif 1 Januari 2015, Beban yang harus dibayar pada 31 Maret 2015 sebesar Rp55.126 juta, meningkat Rp10.711 juta atau 24,12%, akun ini dipergunakan untuk mencatat biaya-biaya yang manfaatnya sudah dinikmati perseroan tetapi belum ditagihkan ke perseroan. Peningkatan tersebut berasal dari bunga yang masih harus dibayar dari simpanan sejalan dengan peningkatan portofolio simpanan, beban yang masih harus dibayar untuk tunjangan karyawan, beban yang masih harus dibayar untuk sewa kantor, pungutan OJK, jasa professional dan lainnya. Beban tersebut masih dicatat di akun tersebut, karena belum jatuh tempo dan/atau belum ditagihkan ke perseroan. Khusus untuk beban bunga simpanan yang harus dibayar, berasal dari bunga deposito dan akan dibayarkan pada saat jatuh tempo. Adapun besarnya beban bunga simpanan yang harus dibayar adalah sebagai berikut: (dalam jutaan rupiah)
Keterangan Simpanan Giro Tabungan Deposito
Hutang Bunga Maret 2015 30.488
Desember 2015 27.446
Liabilitas lain-lain memuat transaksi pendapatan diterima dimuka atas kredit yang diberikan dan pendapatan sewa diterima dimuka atas agunan yang diambil alih dan setoran jaminan. Pada 31 Maret 2015 liabilitas lain-lain mengalami penurunan sebesar Rp2.791 juta atau 24,09% berasal dari penurunan setoran jaminan LC impor sebesar Rp862juta, karena sudah jatuh tempo dan transaksi sudah diselesaikan oleh nasabah. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 Jumlah liabilitas Perseroan meningkat sebesar 10,82% menjadi Rp8.197.501 juta di tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp7.397.212 juta. Peningkatan terbesar adalah berasal dari Simpanan sebesar Rp7.734.434 juta di tahun 2014 meningkat 13,16% dari tahun sebelumnya sebesar Rp6.834.891 juta. Liabilitas Segera juga mengalami peningkatan sebesar Rp21.141 juta dari tahun sebelumnya sebesar Rp8.677 juta. Simpanan dari bank lain mengalami penurunan dari Rp342.813 juta pada 2013 menjadi Rp235.948 juta di tahun 2014, penurunan ini sejalan dengan kebijakan perseroan untuk menurunkan cost of fund dengan menurunkan suku bunga simpanan dari bank lain.
26
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 Total liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp7.397.212 juta, meningkat sebesar Rp659.525 juta atau 9,79% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp6.737.687 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan Simpanan, Simpanan Dari Bank Lain, Liabilitas Derivatif dan Liabilitas Akseptasi. 2.3 Pertumbuhan Ekuitas Keterangan EKUITAS Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor - bersih Komponen Ekuitas Lainnya - perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual Saldo laba (defisit): Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah JUMLAH EKUITAS
31 Maret 2015
%
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2014 % 2013 % 2012
1.503.233 6.360
0 0
1.503.233 6.360
174,01 98,61
548.608 457.207
0 96,04
548.608 233.223
(5.507)
-91,79
(67.109)
-19,77
(83.641)
881,13
(8.525)
17.940 (221.974) (204.034) 1.300.052
0 -2,3 -2,5 5,42
17.940 (227.209) (209.269) 1.233.215
0 31,60 35,26 60,69
17.940 (172.653) (154.713) 767.461
0 90,36 112,64 9,55
17.940 (90.698) (72.758) 700.548
Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Terdapat perubahan jumlah ekuitas pada posisi 31 Maret 2015 sebesar Rp66.837 juta atau 5,42% yang disebabkan kenaikan komponen ekuitas lainnya-perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual dari minus Rp67.109 juta pada 31 Desember 2014 menjadi minus Rp5.507 juta dan kenaikan tersebut terjadi karena perubahan tujuan investasi terhadap obligasi pemerintah dari klasifikasi efek tersedia untuk dijual sebesar Rp476.251 juta menjadi klasifikasi efek dimiliki hingga jatuh tempo. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 Sebagai hasil dari aksi korporasi melalui Penawaran Umum Terbatas III dan konversi atas obligasi wajib konversi, ekuitas Perseroan mengalami kenaikan siginifikan sebesar 35,26% menjadi Rp1.233.215 juta pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp767.461 juta. Hingga akhir Desember 2014, modal yang ditempatkan Perseroan mencapai Rp1.503.233 juta yang meningkat signifikan dari tahun 2013 sebesar Rp548.608 juta. Di lain sisi pada tahun 2014 perseroan masih mencatat saldo defisit sebesar Rp209.269 juta, lebih besar 35,26% dibandingkan tahun 2013, dimana saldo defisit sebesar Rp154.713 juta. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Total ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp767.461 juta atau meningkat sebesar Rp66.913 juta atau 9,55% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp700.548 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan adanya tambahan modal disetor dari pemegang saham pengendali, ICB Financial Group Holdings AG sebesar Rp215.000 juta dan penambahan komponen ekuitas dari Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebesar Rp8.984 juta. Kenaikan ekuitas diimbangi juga dengan kenaikan saldo defisit yang belum ditentukan penggunaannya akibat kerugian tahun berjalan sebesar Rp81.955 juta dan kerugian yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia dijual sebesar Rp75.116 juta.
27
3
Laporan Arus Kas
Tabel berikut memuat ikhtisar arus kas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012: Keterangan Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Kenaikan (Penurunan) kas dan setara kas - neto Kas dan setara kas pada awal periode/tahun Kas dan setara kas pada akhir periode/tahun
31 Maret 2015 (319.794) (277.994) (597.788) 2.429.433 1.831.645
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014 2013 24.929 221.844 6.101 (223.462) 487.406 518.436 1.910.997 2.429.433
214.992 213.374 1.697.623 1.910.997
2012 167.750 105.680 100.000 373.430 1.324.193 1.697.623
Perbandingan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar -Rp319.794 juta, mengalami penurunan sebesar Rp344.723 juta dari 31 Desember 2014. Hal tersebut disebabkan karena adanya kenaikan saldo simpanan, saldo kredit yang diberikan dan pendapatan bunga. Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar -Rp277.994 juta, mengalami penurunan sebesar Rp284.095 juta dari 31 Desember 2014. Hal tersebut disebabkan kerena adanya perolehan Efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan pada tanggal 31 Maret 2015 menurun sebesar Rp487.406 juta jika dibandingkan dengan arus kas dari aktivitas pendanaan pada tanggal 31 Desember 2014. Hal tersebut terutama disebabkan oleh tidak adanya penambahan dana cadangan modal. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp24.929 juta, menurun sebesar Rp196.915 juta atau 88,76% dari tahun 2013 sebesar Rp221.844 juta. Hal tersebut disebabkan adanya penggunaan untuk kredit sebesar Rp796.134 juta yang sebelumnya Rp425.187 juta. Adanya penurunan simpanan dari bank lain maupun adanya pembayaran bunga, hadiah, provisi, dan komisi oleh Perseroan. Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Arus kas bersih yang diperoleh untuk aktivitas investasi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp6.101 juta yang berasal dari penjualan aset tetap dan perolehan efek tersedia untuk dijual. Sedangkan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp223.462 juta yang mayoritas digunakan untuk membeli efek tersedia untuk dijual.
28
Arus Kas diperoleh dari (digunakan untuk) akvitas pendanaan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp487.406 juta yang mayoritas berasal dari penambahan modal saham. Sedangkan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp214.992 juta yang mayoritas merupakan penambahan dana cadangan modal. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp221.844 juta, yang sebagian diperoleh dari penerimaan bunga, provisi dan komisi. Sedangkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah Rp167.750 juta, yang sebagian besar diperoleh dari penerimaan bunga, provisi dan komisi. Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 adalah Rp223.462 juta, yang sebagian digunakan untuk investasi keuangan. Sedangkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah Rp105.680 juta, yang sebagian besar diperoleh dari hasil penjualan neto investasi keuangan. Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 adalah Rp214.992 juta, yang diperoleh dari penambahan dana cadangan modal. Sedangkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah Rp100.000 juta, yang sebagian besar diperoleh dari penambahan dana cadangan modal. 3.1. Prinsip-prinsip Perbankan yang Sehat a. Rasio KPMM Rasio kecukupan modal adalah perbandingan antara jumlah modal inti (tier I) dan modal pelengkap (tier II) dengan ATMR Perseroan. Sesuai dengan ketentuan yang digariskan oleh BI untuk tetap memelihara kecukupan modal sejalan dengan perkembangan usaha, Perseroan diwajibkan untuk menjaga dan memelihara rasio kecukupan modal. Sejak peningkatan modal dari Rp548.608 juta pada tahun 2013 menjadi Rp1.503.233 juta pada tahun 2014, rasio KPMM meningkat menjadi 17,79% pada 31 Desember 2014 dan 16,17% pada 31 Maret 2015. Rasio ini berada diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 10% pada 31 Desember 2014 dan 9% pada 31 Maret 2015. Tabel berikut ini menunjukkan rasio KPMM Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 31 Desember 2013 dan 2012: 31 Maret 2015 16,17% 9,00%
Keterangan Rasio KPMM - Risiko Kredit, Operasional dan Pasar Rasio KPMM yang diwajibkan BI * Berdasarkan penilaian internal per Desember 2013
29
2014 17,79% 10,00%
31 Desember 2013 13,09% 10,00%*
2012 11,21% 8,00%
Sejalan dengan Peraturan BI dimana bank-bank harus memelihara KPMM pada tingkat tertentu, maka beberapa hal yang dilakukan oleh Perseroan untuk memelihara persyaratan KPMM tersebut, antara lain sebagai berikut: Pemberian kredit atau peningkatan aktiva produktif dilakukan melalui penempatan dana pada segmen kredit atau aktiva produktif yang bobot risikonya kecil. Menjaga kualitas aktiva produktif agar secara material tidak mempengaruhi besarnya laba. Meningkatkan dana murah dan fee based dengan tujuan untuk mengoptimalkan laba. Mengupayakan penambahan modal melalui penawaran saham di pasar modal. Upaya-upaya lainnya dalam rangka untuk meningkatkan laba dan ekuitas. b. Kualitas Aset Produktif (Asset Quality Ratio) Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, kredit, tagihan akseptasi termasuk komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif. Bank Indonesia telah menetapkan ketentuan mengenai klasifikasi atas kualitas aset produktif yang mengharuskan bank-bank mengkategorikan setiap aset produktif menjadi salah satu dari 5 (lima) kategori dan menetapkan jumlah minimum persentase penyisihan penghapusan yang wajib dibentuk. Sementara aset non-produktif yang dinilai kualitasnya terdiri dari agunan yang diambil alih (AYDA) dan properti terbengkalai sesuai dengan ketentuan BI Dalam penentuan kualitas aset dan penyisihan penghapusan aset mengacu pada PBI No.14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Tabel berikut menunjukkan kualitas kredit yang diberikan Perseroan berdasarkan kolektibilitas pada tanggal-tanggal sebagai berikut: (dalam jutaan rupiah) Kualitas Kredit Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total bruto Dikurangi:Cadangan kerugian penurunan nilai Total - neto
31 Maret 2015 5.282.040 476.235 119.951 37.269 178.793 6.094.288
% 86,67 7,81 1,97 0,61 2,93 100,00
(125.444) 5.968.844
2014 5.444.689 444.384 130.066 10.508 227.588 6.257.235 (128.402) 6.128.833
% 87,02 7,10 2,08 0,17 3,63 100,00
31 Desember 2013 % 5.025.294 91,10 223.670 4,05 7.268 0,13 13.554 0,25 246.454 4,47 5.516.240 100,00
2012 4.582.439 271.142 12.594 21.826 261.077 5.149.078
(138.061) 5.378.179
(106.013) 5.043.065
% 89,00 5,27 0,24 0,42 5,07 100,00
Rasio kredit bermasalah-bersih pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masingmasing sebesar 3,46%; 3,86%, 2,36%; dan 3,99%. Rasio kredit bermasalah-kotor pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 5,51%, 5,88%, 4,88% dan 5,78% 3.2. Rasio-rasio Penting Perseroan a.
Rentabilitas
Imbal Hasil Investasi (Return on Asset/ROA) Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba komprehensif periode berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba komprehensif periode berjalan dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 masing-masing sebesar 0,29%, -0,82%, -0,93% dan 0,09%. Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity/ROE) Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba komprehensif periode berjalan dari ekuitas yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba komprehensif periode/tahun berjalan dengan jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk tahun-tahun yang
30
berakhir pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 masing-masing sebesar 1,90%, -6,69%, 16,28%, 0,26%. Net Interest Margin (NIM) Rasio NIM Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 masing-masing sebesar 3,55%, 3,43%, 4,84%, 5,44%. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO adalah rasio untuk mengukur tingkat efisiensi yang dicapai. BOPO Perseroan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 masing-masing sebesar 97,53%, 108,54%, 107,77%, 99,68%. b. Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) Perseroan berpendapat bahwa dana yang diperoleh dari masyarakat harus dapat dipergunakan secara maksimum untuk mengoptimalkan laba tanpa mengganggu likuiditas Perseroan. Salah satu tolak ukur yang dipergunakan adalah rasio LDR yang dibahas dalam setiap rapat ALCO. Rasio LDR Perseroan tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 masing-masing sebesar 73,99%, 80,35%, 80,14%, 79,48%. Giro Wajib Minimum (GWM) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.15/15/PBI/2013 Tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum. Pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah terdiri dari GWM Primer, ditetapkan sebesar 8% dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4%. Sedangkan GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%. Selama ini Perseroan selalu berusaha memenuhi GWM atas dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Perseroan. Berikut adalah tingkat GWM Perseroan pada tanggal tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012. Keterangan GWM Primer Rupiah GWM Primer Valuta Asing Ketentuan GWM BI
31 Maret 2015 8,40% 8,27% 8,00%
2014 8,18% 8,22% 8,00%
31 Desember 2013 8,20% 8,31% 8,00%
2012 8,41% 8,74% 8,00%
Pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014 dan 2013, GWM Sekunder perseroan yang terdiri dari Obligasi Pemerintah Indonesia masing-masing sebesar 13,20%, 9,07%, dan 9,11%. c.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
BMPK adalah persentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana atau pemberian kredit yang diperkenankan terhadap modal bank. Perseroan hingga saat ini tidak pernah melakukan pelanggaran BMPK yang telah ditetapkan Bank Indonesia sesuai dengan PBI No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang BMPK yang kemudian disempurnakan dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Perseroan senantiasa berusaha untuk mentaati peraturan tersebut sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance dan penerapan manajemen risiko. Pada tanggal tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, tidak terdapat penyediaan dana yang melanggar atau melampaui BMPK.
31
3.3. Belanja Modal (Capital Expenditure) Tabel berikut ini menunjukkan belanja modal Perseroan pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012. (dalam jutaan rupiah) 31 Maret 2015 134 750
Keterangan Tanah Bangunan dan perbaikan bangunan Kendaraan bermotor Perabotan kantor Peralatan kantor Perangkat keras komputer Aset tetap dalam penyelesaian Perangkat lunak komputer Total
98 772 167 1.381 3.302
2014 2.036 613 37 323 2.764 7.387 13.160
31 Desember 2013 1.331 186 413 1.732 1.141 4.802
2012 3.309 31 340 478 2.070 1.343 7.571
Dalam melakukan pembelian barang modal, Perseroan telah mempertimbangkan fungsi dan tujuan pembelian barang modal tersebut. Tujuan pembelian barang modal tersebut terutama adalah untuk meningkatkan pendapatan Perseroan.
32
V. RISIKO USAHA Dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan penghimpunan dana, pemberian pinjaman maupun penyediaan jasa perbankan lainnya, Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha. Pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan usaha Perseroan. Semua risiko yang mempengaruhi usaha Perseroan secara umum telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan mulai dari bobot paling berat sampai paling ringan adalah sebagai berikut: I.
Risiko Usaha:
1.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Perseroan. Apabila debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali atas pokok kredit yang diberikan maupun bunganya, dapat menurunkan tingkat kolektibilitas kredit, pendapatan dan permodalan Perseroan. Risiko ini bisa timbul dari berbagai lini bisnis seperti kredit, treasuri dan investasi serta pembiayaan perdagangan. Pemberian kredit dalam jumlah yang cukup signifikan pada sekelompok perusahaan atau industri tertentu akan meningkatkan potensi risiko kredit bermasalah bagi Perseroan serta mendesak Perseroan untuk menambah jumlah penyisihan kerugian aset sehingga dengan adanya jumlah kredit bermasalah yang cukup material dapat menurunkan kinerja Perseroan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kesehatan dan pendapatan Perseroan. Kelompok industri terbesar yang memperoleh penyaluran kredit dari Perseroan adalah sektor Perantara Keuangan, Industri Pengolahan, Rumah Tangga dan Perdagangan Besar dan Eceran. Saat ini perusahaan fokus pada pembiayaan kredit di segmen Korporasi dan Komersial pada sektor Perantara Keuangan, sedangkan pada segmen UMKM fokus pada sektor perdagangan. Untuk segmen kredit Konsumer Perseroan masih berfokus pada pembiayaan Joint Financing, KPR dan Implant Banking. 2.
Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko kerugian dari portofolio yang dimiliki oleh Perseroan akibat adanya perubahan kondisi pasar yang tercermin pada pergerakan variabel pasar seperti tingkat suku bunga dan nilai tukar, termasuk juga transaksi derivatif. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional Perseroan seperti kegiatan treasury dan investasi dalam surat berharga, pasar uang, kegiatan pendanaan, penerbitan surat hutang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan (trade finance). Risiko suku bunga timbul karena adanya perbedaan suku bunga (repricing gap) antara dana pihak ketiga yang diambil dengan penempatan yang dijalankan oleh Perseroan meliputi kredit, penempatan antar bank serta investasi lainnya. Kondisi ini akan mempengaruhi kinerja Perseroan apabila terjadi suatu perubahan yang mendadak pada suku bunga di pasar yang secara langsung akan meningkatkan suku bunga dana, sedangkan suku bunga penempatan dana tidak dapat secara serta merta meningkat. Risiko nilai tukar timbul karena Perseroan memegang mata uang asing lainnya sebagai salah satu usaha yang dijalankan oleh Perseroan sehingga adanya perubahan nilai tukar mata uang asing akan secara langsung mempengaruhi kinerja Perseroan. Perubahan variabel yang terjadi secara signifikan akan berdampak pada penurunan nilai portofolio yang dimiliki oleh Perseroan. Adapun apabila hal ini memiliki nilai yang material maka akan dapat berdampak pada kinerja keuangan Perseroan. 3.
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan. Sumber risiko operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal yang dapat mengganggu Perseroan sehingga mempengaruhi operasional perusahaan seperti tingkat pelayanan jasa transaksi perbankan menjadi bermasalah, kemudian dapat juga menimbulkan masalah pembukuan dan pelaporan serta memungkinkan timbulnya risiko lain seperti risiko hukum dan reputasi. Hal ini berdampak negatif terhadap kepercayaan nasabah dan mampu menyebabkan kesulitan dalam menghimpun pendanaan serta menurunkan kinerja Perseroan.
33
4.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan. Risiko ini disebut juga risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk). Hal ini timbul akibat adanya kesenjangan jumlah dan jangka waktu antara sumber pendanaan yang umumnya berjangka pendek dengan penempatan (aset) yang umumnya berjangka panjang. Sebagaimana umumnya bahwa sumber pendanaan bersifat jangka pendek, sehingga apabila dana pihak ketiga sebagai sumber pendanaan Perseroan tidak diperpanjang (roll over) dan terjadinya penarikan dana dalam jumlah yang signifikan pada waktu yang serentak maka akan mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Risiko likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan Perseroan melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko likuiditas pasar (market liquidity risk). Secara umum, industri perbankan cukup rentan terhadap isu-isu negatif yang dapat mengakibatkan pengambilan dana masyarakat secara massal dan dalam kurun waktu yang singkat (rush) sehingga mengancam kegiatan operasional Perseroan. 5.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis lainnya. Selain itu juga dapat ditimbulkan antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai. Risiko hukum ini tidak hanya ditimbulkan dari aktivitas penyaluran kredit saja, tetapi juga disebabkan adanya tuntutan dari pihak lain akibat adanya transaksi Perseroan yang tidak dapat memenuhi kepuasan nasabah. Adanya tuntutan hukum tersebut dapat berakibat meningkatkan biaya dari Perseroan dan dapat berdampak negatif pada kinerja Perseroan. 6.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif terkait dengan kegiatan usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap Perseroan. Salah satu faktor keberhasilan dalam bidang usaha jasa perbankan dilandasi oleh kepercayaan. Kepercayaan merupakan hal yang sangat vital bagi kelangsungan kegiatan operasional. Adanya persepsi negatif terhadap Perseroan dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dananya pada Perseroan. Apabila hal tersebut terjadi, dapat berpengaruh negatif terhadap kinerja Perseroan yang pada akhirnya dapat menurunkan pendapatan Perseroan. 7.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Perseroan tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum. Risiko kepatuhan ini melekat pada Perseroan, terkait pada perundang-undangan dan ketentuan lain seperti ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva Produktif dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Apabila terjadi pelanggaran terhadap salah satu ketentuan di atas maka risiko yang mungkin terjadi adalah pengenaan sanksi yang dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material ataupun sanksi non finansial seperti teguran tertulis, sanksi ketidaklayakan dan ketidakmampuan Direksi Perseroan ataupun pembekuan kegiatan usaha tertentu bahkan dapat menyebabkan dicabutnya ijin usaha Perseroan. Hal ini dapat berpengaruh negatif terhadap Perseroan. 8.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan Perseroan dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber risiko stratejik antara lain dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis serta perubahan eksternal (perubahan kebijakan moneter dan peraturan pemerintah,
34
perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik) risiko stratejik antara lain terkait dengan ketentuan mengenai rencana bisnis bank. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya deviasi dari sasaran yang telah ditetapkan Perseroan sehingga diperlukan adanya penyesuaian kembali atas target yang telah ditetapkan sebelumnya agar kinerja Perseroan berjalan dengan baik dan tepat tujuan. II. Risiko Investasi Bagi Investor Harga perdagangan saham Perseroan dapat terus berfluktuasi. Harga Saham Perseroan, termasuk Saham Baru, dapat meningkat atau menurun sebagai respons terhadap sejumlah peristiwa dan faktor, termasuk hasil usaha Perseroan, peraturan Pemerintah, kondisi ekonomi di Indonesia, perubahan kebijakan akuntansi dan faktor lainnya. Semua risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan dan disusun berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan. Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko usaha material yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya telah diungkapkan dalam Prospektus.
35
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tidak terdapat kejadian penting yang secara material mempengaruhi keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 7 September 2015 atas laporan keuangan Perseroan yang diterbitkan kembali untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (2014-tidak diaudit) dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 sehubungan dengan penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif sejak tahun 2015.
36
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 1.
Riwayat Singkat Perseroan
Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia, berkedudukan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian No. 49 tanggal 31 Juli 1989, dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No.C2-7223-HT.01.01-Th’89 tanggal 9 Agustus 1989, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.692/Not./1989/PN.JKT.SEL. tanggal 24 Agustus 1989 serta telah diumumkan dalam BNRI No.75 tanggal 19 September 1989, Tambahan No.1917/1989. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain sebagai berikut: 1.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 50 tanggal 21 April 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-01476.40.21.2014 tanggal 28 April 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-01476.40.21.2014 tanggal 28 April 2014. Berdasarkan Akta No. 50/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan Pasal 13 ayat (2) Anggaran Dasar tentang Direksi dan (ii) perubahan Pasal 16 ayat (3) Anggaran Dasar tentang Dewan Komisaris.
2.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 57 tanggal 16 Juli 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0076890.40.80.2014 tanggal 24 Juli 2014. Berdasarkan Akta No. 57/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk menegaskan kembali perubahan nama Perseroan menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk sehingga mengubah Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar.
3.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank ICB Bumiputera Tbk. No. 85 tanggal 16 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-07447.40.21.2014 tanggal 16 Oktober 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham dibawah No. AHU-0107007.40.80.2014 tanggal 16 Oktober 2014. Berdasarkan Akta No. 85/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk meningkatkan modal disetor dan modal ditempatkan Perseroan dari semula sebesar Rp548.607.854.100 menjadi sebesar Rp804.624.852.700 melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan harga pelaksanaan Rp100 setiap saham. Bersamaan dengan Penawaran Umum Terbatas III, para pemegang saham Perseroan menyetujui penerbitan sebanyak-banyaknya 1.828.692.847 Waran seri II yang dapat dikonversi menjadi 1.828.692.847 saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp150 setiap saham.
4.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tanggal 10 Desember 2014, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-12711.40.20.2014 tanggal 11 Desember 2014, diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar No.AHU-46401.40.22.2014 tanggal 10 Desember 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0129656.40.80.2014 tanggal 11 Desember 2014.
37
Berdasarkan Akta No. 14/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp2.000.000.000.000 menjadi Rp6.000.000.000.000 yang terbagi atas 60.000.000.000 saham, masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp100. 5. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 76 tanggal 26 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat penerimaan pelaporan Menkumham berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0934870 tanggal 27 Mei 2015 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-3509467.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 27 Mei 2015. Berdasarkan Akta No. 76/2015, Rapat Umum Pemegang Saham telah menyetujui perubahan anggaran dasar dalam rangka pemenuhan ketentuan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan No. 32/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris. Berdasarkan keputusan RUPSLB pada tanggal 21 April 2014 diputuskan alokasi pemberian MESOP Perseroan sejumlah 82.291.178 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp130, dengan alokasi sebagai berikut: Alokasi I II III IV Total
Bagian 10% 30% 30% 30% 100%
Jumlah MESOP 8.229.119 24.687.353 24.687.353 24.687.353 82.291.178
Periode Pelaksanaan Oktober 2014 dan April 2015 April 2015 dan Oktober 2015 Oktober 2015 dan April 2016 April 2016
Catatan: Hingga Prospektus ini diterbitkan, belum ada MESOP yang dikonversi. Pelaksanaan MESOP di bulan Oktober 2015 tidak mempengaruhi jumlah HMETD karena Pemegang MESOP akan mendapat distribusi pada tanggal 14 Oktober 2015 sedangkan tanggal pencatatan (recording date) DPS yang berhak pada 7 Oktober 2015.
Selain itu Perseroan juga menyetujui pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan cara mengeluarkan setinggi-tingginya 10% dari modal disetor, masing-masing dengan nilai nominal Rp100 (seratus rupiah) per saham kepada investor-investor sesuai Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Persetujuan RUPSLB tersebut dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan No.48 tanggal 21 April 2014 yang dibuat oleh Aryanti Artisari, SH, M.Kn., Notaris di Jakarta yang ditegaskan kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada RUPSLB tanggal 28 April 2015 seperti dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan No. 93 tanggal 28 April 2015 yang dibuat oleh Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn. Hingga prospektus ini diterbitkan, pelaksanaan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu belum dilakukan. 2.
Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan Setelah Perseroan Melakukan Penawaran Umum Terbatas III
Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sejak pendirian Perseroan sampai dengan saat Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan dapat dibaca dalam prospektus Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan yang diterbitkan pada tanggal 15 Juli 2002. Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sejak Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan sampai dengan Penawaran Umum Obligasi Perseroan dapat dibaca dalam prospektus Penawaran Umum Obligasi I Bank Bumiputera tahun 2003 yang diterbitkan pada tanggal 16 April 2003. Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sejak Penawaran Umum Obligasi I Perseroan sampai dengan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dapat dibaca dalam prospektus Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu yang diterbitkan pada tanggal 15 Desember 2005. Perkembangan kepemilikan saham Perseroan setelah PUT I sampai dengan PUT II dapat dibaca dalam prospektus Penawaran Umum Terbatas II yang diterbitkan pada tanggal 22 Juni 2010. Perkembangan kepemilikan saham Perseroan setelah PUT II sampai dengan PUT III dapat dibaca dalam prospektus Penawaran Umum Terbatas III yang diterbitkan pada tanggal 20 Juni 2014. Oleh karena itu, dalam Prospektus ini hanya akan diuraikan perkembangan kepemilikan saham Perseroan mulai tahun 2014 dan seterusnya.
38
Tahun 2014 Pada tanggal 27 Januari 2014, pemegang saham pengendali Perseroan, yaitu ICB Financial Group Holdings AG menjual 1.316.658.850 lembar saham kepemilikannya dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk membeli 1.316.658.850 lembar saham Perseroan tersebut sehinggal total kepemilikan PT MNC Kapital Indonesia Tbk menjadi 24%. Pada bulan Maret 2014 PT MNC Kapital Indonesia Tbk membeli 1% kepemilikan Perseroan dari masyarakat melalui mekanisme pasar bursa. Sehingga struktur permodalan, susunan pemegang saham serta posisi kepemilikan saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan pertanggal 30 Mei 2014: Uraian
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: ICB Financial Holdings AG PT MNC Kapital Indonesia Tbk AJB Bumiputera 1912 Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
20.000.000.000
Jumlah Nominal (Rp100 per saham) 2.000.000.000.000
2.518.052.920 1.371.519.550 299.336.000 1.297.170.071 5.486.078.541 14.513.921.459
251.805.292.000 137.151.955.000 29.933.600.000 129.717.007.100 548.607.854.100 1.451.392.145.900
Persentase %
45,90 25,00 5,46 23,64 100,00
Berdasarkan laporan Akuntan Independen atas Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum Terbatas III MNC Bank, hasil pemesanan penawaran umum adalah sebanyak 8.046.248.527 lembar saham yang ditawarkan dengan harga Rp100. Sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT III bertambah sebesar Rp804.624.852.700 menjadi Rp1.353.232.706.800, dengan susunan pemegang saham menjadi sebagai berikut: Permodalan
20.000.000.000
Nilai Nominal (Rp100 per saham) 2.000.000.000.000
3.933.274.920 5.117.859.556 768.054.000 3.713.138.592 13.532.327.068 6.467.672.932
393.327.492.000 511.885.955.600 76.805.400.000 371.313.859.200 1.353.232.706.800 646.676.293.200
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: ICB Financial Holdings AG PT MNC Kapital Indonesia Tbk SGBT Masyarakat (dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Persentase %
29,07 37,81 5,68 27,44 100,00
Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi Rp1.503.232.706.800 dengan adanya hasil pelaksanaan OWK Perseroan Tahun 2010 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa Perseroan No. 33 tgl 22 Juni 2010. Seluruh OWK telah dikonversi menjadi saham. Jumlah saham baru yang diterbitkan adalah sebanyak 1.500.000.000 lembar saham. ICB Financial Holidngs AG memperoleh 1.399.804.600 saham baru dari hasil pelaksanaan OWK tersebut, sisanya sebesar 100.195.400 saham baru diperoleh masyarakat. Berikut ini adalah struktur permodalan, susunan pemegang saham serta posisi kepemilikan saham Perseroan pada tanggal 29 Agustus 2014 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 85 tgl 16 Oktober 2014: Permodalan
20.000.000.000
Nilai Nominal (Rp100 per saham) 2.000.000.000.000
5.333.079.520 5.117.859.556 768.054.000 3.813.333.992 15.032.327.068 4.967.672.932
533.307.952.000 511.785.955.600 76.805.400.000 381.333.399.200 1.503.232.706.800 496.767.293.200
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: ICB Financial Holdings AG PT MNC Kapital Indonesia Tbk SGBT Masyarakat (dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
39
Persentase %
35,48 34,05 5,10 25,37 100,00
Pada bulan Desember 2014, berdasarkan Akta No. 14/2014, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp2.000.000.000.000 menjadi Rp6.000.000.000.000 yang terbagi atas 60.000.000.000 saham, masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp100. Sehingga struktur permodalan, susunan pemegang saham serta posisi kepemilikan saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan pertanggal 31 Desember 2014: Uraian
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk Citibank Singapore S/A BK Julius Baer & Co Ltd-Client A/C Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
60.000.000.000
Jumlah Nominal (Rp100 per saham) 6.000.000.000.000
5.995.630.556 808.054.000 8.228.642.512 15.032.327.068 44.967.672.932
599.563.055.600 80.805.400.000 822.864.251.200 1.503.232.706.800 4.496.767.293.200
Persentase %
39,88 5,38 54.74 100,00
Struktur permodalan, susunan pemegang saham serta posisi kepemilikan saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan pertanggal 31 Agustus 2015: Uraian
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Kapital Indonesia Tbk RBC Singapore – Clients A/C Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore Masyarakat (kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
3.
60.000.000.000
Jumlah Nominal (Rp100 per saham) 6.000.000.000.000
5.995.630.556 1.909.537.680 808.054.000 6.319.104.832 15.032.327.068 44.967.672.932
599.563.055.600 190.953.768.000 80.805.400.000 631.910.483.200 1.503.232.706.800 4.496.767.293.200
Persentase %
39,88 12,70 5,38 42,04 100,00
Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum
Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk Badan Hukum yang memiliki saham Perseroan 5% atau lebih adalah sebagai berikut ini: a.
PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Riwayat Singkat PT MNC Kapital Indonesia Tbk berkedudukan di MNC Tower, lantai 21, Jalan Kebon Sirih No.21-27, Jakarta Pusat. Didirikan pada tanggal 15 Juli 1999 berdasarkan Akta Pendirian No.100 yang dibuat dihadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No.C-16030.HT.01.01.Th.99 tanggal 6 September 1999, Didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Jakarta Selatan tanggal 31 Maret 2000 di bawah No. 270/BH 09.03/III/2000, serta diumumkan dalam BNRI No.27 tanggal 3 April 2001, Tambahan No.2097. Anggaran Dasar MNC mengalami beberapa kali perubahan termasuk dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“Peraturan OJK No.32”), Anggaran Dasar Perseroan diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.15 tanggal 8 Mei 2015 (“Akta No.15 Tanggal 8 Mei 2015”), dibuat di hadapan Aryanti Artisari S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya No.AHU-0936639.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015, telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0937536 tanggal 5 Juni 2015 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU3513712.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 dan terakhir Anggaran Dasar Perseroan diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.12 tanggal 4 September 2015 (“Akta No. 12 Tanggal 4 September 2015”), dibuat di hadapan Aryanti Artisari S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta
40
Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0962256 tanggal 4 September 2015 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-3550252.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 4 September 2015. Kegiatan Usaha PT MNC Kapital Indonesia Tbk melakukan kegiatan usaha di bidang jasa serta konsultasi di bidang Bisnis, Manajemen dan Administrasi. Manajemen dan Pengawasan Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: Hary Tanoesoedibjo : Hary Djaja : Wina Armada Sukardi
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Independen
: Darma Putra Wati : Tien : Purnadi Harjono : Totok Sugiharto : Mashudi Hamka : Wito Mailoa
Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Laporan Kepemilikan Efek yang mencapai 5% atau lebih dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan periode 30 Juni 2015 yang disiapkan oleh BAE yaitu PT BSR Indonesia, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan
Nilai Nominal Rp100 per saham Jumlah Saham Nilai (Rp) 15.000.000.000 1.500.000.000.000
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT MNC Investama Tbk HT Capital Investment Philip Securities (Hongkong) Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
4.
2.990.445.993 389.815.162 206.600.000 549.201.045 4.136.062.200 10.863.973.800
299.044.599.300 38.981.516.200 20.660.000.000 54.920.104.500 413.606.220.000 1.086.393.780.000
Pengurusan dan Pengawasan Susunan pengurus dan pengawas Perseroan sampai tanggal Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris/Komisaris Independen Komisaris Komisaris Independen
: Bambang Ratmanto : Purnadi Harjono : Eko Budi Supriyanto
Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Kepatuhan Direktur Independen
: Benny Purnomo : Benny Helman : Nerfita Primasari : Tjit Siat Fun : Widiatama Bunarto
41
%
72,3 9,4 5,0 13,3 100,0
Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris Bambang Ratmanto Presiden Komisaris/Komisaris Independen 57 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau menyelesaikan Pascasarjana dari bidang studi Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya pada tahun 2008. Beberapa jabatan penting: Nov 2014 - sekarang
:
Des 2013 Agus 2010
-
Nov 2014 Nov 2013
: :
Jan 2009
-
Agus 2010
:
Mei 2007
-
Jan 2009
:
Mar 2002
-
Apr 2007
:
Jan 2000
-
Des 2001
:
Jul 1998
-
Jan 2000
:
Des 1997
-
Jul 1998
:
Mar 1997
-
Des 1997
:
Jun 1994
-
Mar 1997
:
Jan 1992
-
Mei 1993
:
Feb 1991
-
Des 1992
:
Jun 1989
-
Jan 1991
:
Mei 1985 Jun 1984
-
Mei 1989 Mei 1989
: :
42
Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen Perseroan Komisaris Independen Perseroan Head of Credit & Operations Policy PT Bank CIMB Niaga Tbk Head of Strategic & Centralized Operations PT Bank CIMB Niaga Tbk Head of Operation & Administration PT Bank CIMB Niaga Tbk Chief Audit Executive PT Bank CIMB Niaga Tbk Finance & Accounting Group Head PT Bank Niaga Tbk System & Operation Policies Group Head PT Bank Niaga Tbk Area I Jakarta Operation Head PT Bank Niaga Tbk Area I Human Resources Head PT Bank Niaga Tbk Area II Surabaya Operation Head PT Bank Niaga Tbk Branch Manager Malang PT Bank Niaga Tbk Risk Assets Audit Division Head PT Bank Niaga Tbk Operation & Administration Audit Division Head PT Bank Niaga Tbk Internal Auditor PT Bank Niaga Tbk Executive Development Program – Trainee PT Bank Niaga Tbk
Purnadi Harjono Komisaris 53 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau menyelesaikan Bachelor of Business Administration dari bidang studi Business Information System University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat pada tahun 1985. Beberapa jabatan penting: Juni 2014 - sekarang Apr 2014 - sekarang Des 2011 - Mei 2014
: : :
Nov 2010 Apr 2008 2007 Nov 2003 Jun 2002 Apr 2000
-
Mei 2014 Juli 2014 Okt 2012 Apr 2008 Agus 2014 Okt 2001
: : : : : :
Jul 1999
-
Apr 2000
:
Nov 1997
-
Jul 1999
:
Mar 1991
-
Nov 1997
:
Des 1990
-
Mar 1991
:
Jun 1988
-
Des 1990
:
Nov 1987
-
Jun 1988
:
Mei 1987
-
Nov 1987
:
Agus 1986
-
Mei 1987
:
43
Komisaris Perseroan Direktur PT MNC Kapital Indonesia Tbk Komisaris Utama PT MNC Asuransi Indonesia Komisaris PT MNC Life Assurance Direktur Utama MNC Finance Direktur PT MNC Kapital Indonesia Tbk Wakil Direktur Utama MNC Finance Direktur PT Inti Ragam Olifindo Kepala Biro Marketing & Business Development PT Bank Unibank Tbk, HO Jakarta Kepala Biro Kredit & Legal PT Bank Unibank Tbk, HO Jakarta Head of Corporate Banking PT Bank Unibank Tbk, HO Jakarta Senior Vice President PT Bank Central Dagang Deputy General Manager-Credit Division PT Bank Danamon Indonesia Branch Manager-Main Branch Kebon Sirih PT Bank Danamon Indonesia Manager Corporate Banking PT Bank Internasional Indonesia Assistant Manager Credit Marketing PT Bank Internasional Indonesia Bank Officer Program Trainee PT Bank Internasional Indonesia
Eko Budi Supriyanto Komisaris Independen 51 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau menyelesaikan Pascasarjana dari bidang studi Manajemen Umum di Universitas Trisakti pada tahun 2014. Beberapa jabatan penting: Nov 2014 - sekarang Apr 2015 - sekarang 2015 - sekarang
: : :
Agus 2013
-
Apr 2015
:
2012
-
sekarang
:
2012
-
2015
:
Okt 2011
-
2014
:
Okt 2011
-
2014
:
Okt 2011
-
2014
:
2011
-
sekarang
:
2010
-
2011
:
2009
-
2011
:
2009
-
2014
:
2007 2006
-
2013 sekarang
: :
2004 2000 2000
-
2009 2013 2007
: : :
2000
-
2013
:
1995
-
2000
:
1991 1990 1987
-
1995 1991 1990
: : :
44
Komisaris Independen Perseroan Direktur Utama PT Infoartha Pratama Anggota Bidang Riset, Pengkajian dan Publikasi Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Komisaris Independen PT Infoarta Pratama Bendahara Umum Forum Pimpinan Redaksi Anggota Bidang Publikasi & Hubungan IBI Ketua Komite Remenerasi & Nominasi PT Bank Mutiara Tbk Anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank Mutiara Tbk Anggota Komite Audit PT Bank Mutiara Tbk Anggota Bidang Publikasi & Hubungan Perbanas Anggota Komite Remunerasi & Nominasi PT Bank Mutiara Tbk Ketua Komite Audit PT Bank Mutiara Tbk Komisaris Independen PT Bank Mutiara Tbk Direktur Utama PT Infoarta Pratama Anggota Bidang Publikasi & Hubungan ISEI Direktur PT Indonesia Media Network Direktur Biro Riset Info Bank Direktur PT Infoarta Pratama (Penerbit Majalah Info Bank) Penanggung Jawab & Wakil Pimpinan Redaksi Majalah Infobank Redaktur Pelaksana & Manager Produksi PT Infoarta Pratama Redaktur Pelaksana Muda Info Bank Redaktur Info Bank Reporter Info Bank
Direksi Benny Purnomo Presiden Direktur 47 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau menyelesaikan Pascasarjana dari bidang studi Manajemen di UNIKA Atmajaya tahun 2003. Beberapa jabatan penting: Nov 2014 - Sekarang Jun 2014 - Nov 2014 Mei 2009 - Feb 2014 2007 - 2009
: : : :
Feb 2003
-
Jan 2006
:
2000
-
2003
:
2000
:
Apr 1997
-
Nov 2000
:
Nov 1996
-
Mar 1997
:
Des 1992
-
Okt 1996
:
Mar 1992 Mei 1991 Nov 1989
-
Nov 1992 Feb 1992 Apr 1991
: : :
45
Presiden Direktur Perseroan Wakil Presiden Direktur Perseroan Direktur PT Bank Mutiara Tbk Consumer Channel Division Head PT Bank NISP Tbk Product Management Senior Manager PT BCA Tbk Priority Service Management Manager PT BCA Tbk Special Account Management Deputy Manager PT BCA Tbk Product Management Deputy Manager PT BCA Tbk System Development Deputy Manager PT BCA Tbk Branch Support Assistant Manager PT BCA Tbk Branch Support Pro Manager PT BCA Tbk Marketing Officer Intikom Berlian Mustika Programmer Inti Salim Corpora
Benny Helman Direktur 42 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1995. Beberapa jabatan penting: Juni 2014 sekarang Jan 2014 Jun 2014 Sept 2011 Agus 2013
: : :
Mei 2011
-
Jul 2011
:
Feb 2010
-
Juni 2011
:
Feb 2007
-
Jan 2010
:
Feb 2003
-
Jan 2007
:
Okt 2000
-
Jan 2003
:
Nop 1999
-
Sep 2000
:
Okt 1997 Feb 1995
-
Okt 1999 Sep 1997
: :
46
Direktur Perseroan. Head of Financial Control Perseroan Direktur – Head of Finance System and Project Implementation Citibank Australia & New Zealand Business Controller Director for Downstream Centre Golden Agri Resources Ltd Direktur – Country Financial Controller Citibank Indonesia Senior Vice President – Country Financial Controller Citibank Indonesia Vice President – Financial Controller of Corporate & Investment Banking Citibank Indonesia Assistant Vice President – Head of Head Office Reporting & Project Manager for all Finance System Implementation Citibank Indonesia Manager – Business Planning and Analysis Officer Citibank Indonesia Internal Audit Manager Nexus Group Supervisor – Audit Eksternal Kantor Akuntan Publik Prasetio Utomo
Nerfita Primasari Direktur 43 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau menyelesaikan Pascasarjana dari bidang studi Manajemen di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2006. Beberapa jabatan penting: Jul 2014 - sekarang Okt 2013 - Jul 2014
: :
Jan 2013
-
Okt 2013
:
Jan 2012
-
Des 2012
:
Jan 2008
-
Des 2011
:
Jan 2006
-
Des 2007
:
Apr 2004
-
Des 2005
:
Jul 2003
-
Apr 2004
:
1999
-
Jun 2003
:
Mar 1996
-
1999
:
Direktur Perseroan Senior Vice President - Human Resources, Global Consumer Bank – HR Head PT Citibank N.A. Jakarta Senior Vice President - Human Resources, Institutional Client Group - HR Head (Acting) PT Citibank N.A. Jakarta Senior Vice President - Senior Human Resources Generalist PT Citibank N.A. Jakarta Vice President - Human Resource Generalist PT Citibank N.A. Jakarta Assistant Vice President - Human Resource Generalist PT Citibank N.A. Jakarta South East Asia Total Reward – HR Program Manager PT Citibank N.A. Jakarta Country Human Resources Manager PT SAP Indonesia Human Resource Senior Advisor Hewlett Packard Indonesia Human Resource Representative PT Digital Astra Nusantara
Tjit Siat Fun Direktur Kepatuhan 45 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Tarumanegara pada tahun 1988. Beberapa jabatan penting: Sep 2014 - sekarang Feb 2010 - Jul 2014
: :
Jan 2006
-
Jan 2010
:
Jun 1999
-
Jan 2006
:
Mei 1993
-
Jun 1999
:
47
Direktur Kepatuhan Perseroan Direktur Kepatuhan Deutsche Bank AG - Jakarta Branch Vice President Senior Compliance Officer PT Citibank N.A.- Indonesia Manager - Advisor Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan PT Bank Central Asia Tbk Assistant Manager Internal Audit Officer PT Bank Central Asia Tbk
Widiatama Bunarto Direktur Independen 49 tahun, Warga Negara Indonesia. Beliau menyelesaikan Pascasarjana dari bidang studi Manajemen Umum di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) pada tahun 2001. Beberapa jabatan penting: Apr 2015 - sekarang Okt 2014 - Apr 2015 Jun 2012 - Sep 2014
: : :
Feb 2010
-
Jun 2012
:
Nov 2008
-
Feb 2010
:
Agus 1999
-
Feb 2010
:
Agus 1999
-
Feb 2010
:
Jan 1997
-
Agus 1999
:
Jan 1994
-
Jan 1997
:
Des 1990
-
Jan 1994
:
Jun 1990
-
Sep 1990
:
Direktur Independen Perseroan Direktur Perseroan Head of National Branch Operation PT CIMB Niaga Tbk Head of HR Service & Planning PT CIMB Niaga Tbk Operations Department Head PT Citibank NA, Indonesia Country Continuity of Business Head PT Citibank NA, Indonesia Technology Department Head and Information Security Officer PT Citibank NA, Indonesia Global Service Resource Head PT IBM Indonesia Tbk Global Service Head PT IBM Indonesia Tbk Banking, Finance, and Securities PT IBM Indonesia Tbk Wireline Service Schlumberger Wireline Service
Seluruh Komisaris dan Direksi Perseroan telah lulus uji kepatutan (fit and proper test) dari OJK dan pengangkatannya telah sesuai dengan POJK 33/POJK.04/2014. Komite Audit Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu Dewan Komisaris melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi Direksi dalam mengelola perusahaan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance. Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan BI (PBI) No.8/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta peraturan pelaksanaannya sebagaimana dimuat dalam Surat Edaran BI No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Konvensional. Perseroan juga mengacu kepada Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.5, lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 Sejalan dengan PBI tersebut di atas, Komite ini juga telah memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.5 juncto Peraturan Pencatatan Efek No.I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00001/BEI/01-2014 tanggal 20 Januari 2014.
48
Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan Piagam Komite Audit Perseroan (Audit Committee Charter) yang diperbarui pada tanggal 31 Maret 2015. Pada Piagam Komite Audit ini telah dijabarkan sasaran kerja, struktur dan komposisi Komite Audit, syarat-syarat keanggotaan, tugas dan tanggung jawab, kewenangan, rapat, pelaporan dan evaluasi kinerja serta masa tugas dan honorarium Komite Audit. Keputusan Dewan Komisaris di luar rapat tanggal 18 Desember 2014 yang telah dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi No.SKEP-019/BABP/DIR/12-14, Perseroan telah membentuk Komite Audit Perseroan dengan susunan anggota sebagai berikut: Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota Anggota Anggota 1.
Soenarso Soemodiwirjo
2.
Dwi Sasongko
: Bambang Ratmanto : Soenarso Soemodiwirjo : Eko Budi Supriyanto : Dwi Sasongko
69 tahun, Warga Negara Indonesia, meraih gelar Sarjana Akuntan dari Institut Ilmu Keuangan Departemen Keuangan Jakarta pada tahun 1974. Menjabat sebagai Sekretaris Komite Audit merangkap sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak Maret 2005. Jabatan karir yang masih dijalankan sampai saat ini adalah sebagai CEO HCI Holding Company, Sekretaris Dewan Komisaris PT Papua Power Indonesia, Anggota Komite Audit dan Komite Keuangan PT Elnusa, Anggota Komite Audit PT Bakrieland Development, Anggota Komite Audit PT Nusa Konstruksi Enjiniring. Perjalanan karir sebelumnya adalah sebagai Anggota Komite Audit PT Danareksa (2002 – 2010), Anggota Komite Audit PT Sucofindo (2000 – 2002) dan pernah menjabat sebagai Komisaris di 4 (empat) Bank Perkreditan Rakyat (1990 – 1997). Beliau juga pernah bekerja di PT Sentra Agro Loka Holding Company Group Bank AGRO dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (1990). 51 tahun, Warga negara Indonesia. Meraih gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Diponegoro tahun 1987. Menjabat Anggota Komite Audit Perseroan sejak Desember 2014. Perjalanan karir sebelumnya adalah sebagai Ketua Bidang Organisasi & Keanggotaan Ikatan Auditor Intern Bank (2011-2014), sebagai Wasekjen Bidang Organisasi & Keanggotaan Ikatan Auditor Intern Bank (20082011), sebagai Ketua Bidang Sertifikasi Ikatan Auditor Perbankan Indonesia (20062008) serta memiliki pengalaman berkarir selama 16 tahun di PT Bank CIMB Niaga Tbk dan 5 tahun di PT Bank Permata Tbk.
Tugas utama dari Komite Audit adalah membantu fungsi pengawasan Dewan Komisaris dalam memastikan praktik tata kelola perusahaan yang baik, menjaga struktur dan proses pengawasan internal yang memuaskan, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta menjalankan manajemen risiko. Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawabnya antara lain sebagai berikut: a. Menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas pengendalian intern Bank. b. Menelaah tingkat kecukupan upaya manajemen dalam menindaklanjuti rekomendasi dari auditor intern maupun eksternal serta hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau pengawas Iainnya. c. Mengevaluasi tingkat kecukupan upaya manajemen dalam mengembangkan arti budaya kontrol d. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Bank. e. Menelaah kualitas pelaksanaan atas laporan keuangan yang akan dipublikasikan oleh Bank dan yang akan dikeluarkan Bank untuk pihak pemerintah maupun pihak-pihak lainnya. f. Menelaah laporan keuangan tahunan dan memastikan laporan tersebut telah lengkap dan konsisten dengan laporan keuangan sebelumnya. g. Menelaah hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh Audit Eksternal. h. Menelaah kualitas pelaksanaan fungsi audit intern, yaitu dengan melakukan penelaahan eradap perencanaan, pelaksanaan, hasil dan efektivitas tindak lanjut hasil Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) i. Menelaah laporan SKAI yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris j. Menalaah laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil SKAI, sebelum disampaikan pada pihak terkait. k. Menilai efektivitas SKAI. l. Menelaah ruang lingkup dan pendekatan audit yang digunakan Audit Eksternal, dan meyakinkan bahwa tidak terdapat pembatasan ruang lingkup yang dapat mengaburkan atau membiaskan hasil audit.
49
m. Menelaah hasil audit an kecukupan tindak lanjut yang dilakukan manajemen atas hasil Audit Eksternal.
Komite Audit secara berkala melakukan rapat rutin internal dan rapat gabungan bersama Direksi dan/atau Dewan Komisaris untuk membahas laporan auditor internal dan pemantauan tindak lanjutnya serta efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal, hasil audit OJK/BI dan monitor pelaksanaan tindak lanjutnya, hasil audit dari Kantor Akuntan Publik dan kesesuaian pelaksanaan audit tersebut dengan standar audit yang berlaku, ketaatan kepada peraturan perundang-undangan, mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, langkah-langkah peningkatan pengendalian dalam pencapaian kinerja serta implementasi Good Corporate Governance (GCG). Komite Remunerasi dan Nominasi Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabanya Komite Remunerasi dan Nominasi dilakukan berdasarkan Peraturan BI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan BI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan BI No.8/4/PBI/2006 serta Peraturan OJK NO. 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik. Berdasarkan Keputusan Direksi No.SKEP-002/BABP/DIR/04-15 pada tanggal 1 April 2015 susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan menjadi sebagai berikut: Ketua : Eko B. Supriyanto Anggota : Purnadi Harjono Sekretaris merangkap anggota : Laily Fitri Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi: a. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS, b. Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS, c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya termasuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerisasi: a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi, menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi kepada pemegang saham tentang: Penilaian terhadap sistem tersebut, Opsi yang diberikan, antara lain opsi atas saham, Sistem pensiun, dan Sistem kompensasi serta manfaat lainnya. b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan karyawan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya termasuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Peraturan BI, antara lain: Peraturan BI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan BI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan BI No.8/4/PBI/2006 serta Surat Edaran BI No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Konvensional. Berdasarkan Keputusan Direksi No.1275/SK/HRG/VI/2014 pada tanggal 24 Juni 2014, struktur dan keanggotaan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut: Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota
: Bambang Ratmanto : Arifin S. Haris
50
Anggota Anggota
: Mohammad Sumarsono : Purnadi Harjono
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko yang telah diatur dalam Piagam Komite Pemantau Risiko tanggal 31 Maret 2015, yaitu bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan kebijakan risiko Perseroan, antara lain sebagai berikut: a)
Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan manajemen risiko untuk memastikan bahwa Perseroan telah mengelola risiko-risiko secara memadai. b) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Risk Management Committee dan Risk Management Group, untuk selanjutnya memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris guna peningkatan efektivitas pelaksanaan manajemen risiko Perseroan. c) Menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan yang telah diambil oleh Direksi berkaitan dengan manajemen risiko, antara lain kebijakan-kebijakan yang terkait dengan risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko stratejik serta empat jenis risiko lainnya. d) Melakukan penilaian atas situasi yang diperkirakan dapat membahayakan kelangsungan usaha Perseroan, agar Dewan Komisaris dapat melaporkan kepada otoritas pengawas bank dan pasar modal dalam kurun waktu yang ditetapkan. e) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris waktu ke waktu. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Komunikasi yang baik antara Perseroan dengan publik adalah hal yang sangat penting. Untuk itu Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusahaan sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik juncto Peraturan BEI Nomor 1-A lampiran I Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, dengan pejabat yang ditunjuk sebagai Sekretaris Perusahaan sejak 25 Maret 2014 berdasarkan SK Direksi No.040/MTS-HRG/III/14 adalah Andri Latif. Beliau berusia 46 tahun, Warga Negara Indonesia yang lahir di Jakarta, 4 Juni 1969. Memperoleh gelar Magister Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 2009. Posisi yang pernah dijabat sebelumnya di dalam Perseroan adalah sebagai Corporate Legal & Corporate Affair Head Perseroan (Maret 2013 – Maret 2014), Corporate Legal Officer Perseroan (September 2012 – Maret 2013), Treasury, Int’l Banking, Trade Finance & Non Credit Transaction Legal (Des 2011 – Sept 2012), Commercial Credit & Corporate Business Legal Department Head, Commercial & Corporate Business Legal Officer (Mei 2005 – Juni 2008) Adapun tugas Sekretaris Perseroan antara lain: a. b. c. d. e. f. g.
Menginformasikan dan memberikan masukan kepada Direksi agar Perseroan selalu mematuhi dan menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain (namun tidak terbatas) pada Peraturan BI dan Peraturan di bidang Pasar Modal. Menyiapkan dan mengkomunikasikan informasi mengenai prospek dan kinerja Perseroan secara akurat dan lengkap kepada investor/pemodal, BI, OJK dan Stakeholders lainnya. Merencanakan dan membantu Direksi dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) secara periodik. Merencanakan dan membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam pelaksanaan Corporate Action dan RUPS yang diadakan oleh Perseroan. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan otoritas pasar modal, OJK, BI dan masyarakat. Secara taktis, strategis dan periodik mempublikasikan berita Perseroan sesuai dengan target sasaran Perseroan. Menumbuhkan kepercayaan yang luas atas kemampuan manajemen mengelola Perseroan dan membangun nilai jangka panjang bagi Stakeholders.
51
Internal Audit Perseroan memiliki Satuan Kerja Internal Audit yang telah mengikuti Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.7. Fungsi Audit Internal perusahaan merupakan salah satu komponen GCG yang ikut berperan aktif dalam membentuk dan meningkatkan lingkungan pengendalian perusahaan. Dalam melaksanakan fungsinya, Audit Internal mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB) sesuai peraturan BI No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Intern Bank Umum. Audit Internal merupakan bagian dari struktur organisasi Perseroan yang mempunyai fungsi independen dan bertanggung jawab serta melaporkan langsung kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Pada tahun 2015, Audit Internal yang didukung 19 auditor telah menyelesaikan 35 penugasan audit baik dalam bentuk regular audit maupun special audit/ investigasi. Selain melakukan audit reguler dan investigasi, Audit Internal juga memberikan peran konsultatif kepada unit kerja lain, baik melakukan review terhadap kebijakan dan prosedur operasional Bank maupun berbagi pengetahuan. Selain itu Audit Internal juga ditunjuk sebagai unit yang memonitor tindak lanjut hasil pemeriksaan OJK/BI maupun pihak eksternal lainnya. Laporan hasil pemeriksaan telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit dengan tembusan Direktur Kepatuhan. Tindak lanjut yang dilakukan oleh auditee/unit kerja terperiksa atas temuan-temuan pemeriksaan (internal maupun eksternal) merupakan salah satu agenda yang dilaporkan dalam rapat Komite Audit, sehingga temuan-temuan yang disampaikan dapat segera mendapat perhatian dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dapat segera diperbaiki. Audit Internal secara terus-menerus dan berkesinambungan berupaya meningkatkan kompetensi auditor agar mampu menjalankan fungsi auditnya secara profesional. Sampai dengan tahun 2015, Auditor Internal telah memperoleh berbagai sertifikasi kompetensi baik internasional maupun nasional seperti International Certificate in Banking Risk and Regulation/CBRR dari GARP (1 Auditor), Qualified Internal Auditor (QIA – 2 Auditor), Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR/LSPP – 18 Auditor). Dalam menjalankan fungsinya, Audit Internal memiliki Piagam Audit (Internal Audit Charter) yang berisi tentang misi, visi, independensi dan obyektifitas, assurance and consulting, struktur dan kedudukan, tugas dan tanggungjawab, wewenang, ruang lingkup, pertanggungjawaban, standar dan kode etik profesi, dan persyaratan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) di PT Bank MNC Internasional Tbk. Piagam Audit Internal tersebut disahkan oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris, hal ini selain diatur oleh BI melalui SPFAIB, juga sesuai dengan standar internasional yang yang bersumber pada The Professional Practice Framework dari the Institute of Internal Auditors. Audit Internal telah menerapkan audit berbasis resiko (Risk Based Audit), di mana pelaksanaan audit lebih difokuskan pada aktifitas operasional yang berisiko tinggi. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.112/MTS-HRG/V/14 tanggal 19 Mei 2014, telah ditunjuk Edi Alpian sebagai Head of Internal Audit/Kepala Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing sebesar Rp630 juta dan Rp6.840 juta pada tahun 2014. Sedangkan di tahun 2013 adalah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masingmasing sebesar Rp1.100 juta dan Rp6.867 juta.
52
5.
Struktur Organisasi Perseroan
President Director
Finance Director
6.
Wholesale & SME Banking Business Head
Credit Business Development Group
Corporate Secretary
Financial Control Group
Internal Audit Group
Treasury Group
Corporate & Commercial Banking Group
Corporate Planning & Strategic Group
SME Banking Group
Compliance, Legal & Risk Management Director
Operations & Technology Director
Human Resources & General Service Director
Funding Business Head
Consumer Lending Business Head
Compliance Group
Centralize Banking Operations Group
Human Resource Group
Region I Group
Consumer Credit Group
Risk Management Group
Branch & eChannel Operations Group
General Service Group
Region II Group
Card Business Group
Legal Counsel Group
Credit & Administration Group
Network Group
Mortgage Business Group
Legal Litigation Group
Special Asset Management Group
Funding Product Development Group
Implant Banking Group
Credit Review Group
Information Technology Group
Sumber Daya Manusia Seiring dengan komitmen Perseroan untuk menjadi Bank Nasional dan ketentuan perbankan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Perseroan tetap memposisikan diri untuk bergerak di sektor retail dan consumer banking. Oleh karena itu, untuk menjawab tuntutan bisnis yang begitu tinggi, Perseroan pun mengerahkan segenap upaya untuk mengembangkan kapabilitas dan meningkatkan kapasitas SDM-nya. Untuk mendukung langkah-langkah pengembangan usaha, Perseroan melakukan program rekruitmen karyawan dalam jumlah yang cukup signifikan, termasuk karyawan berpengalaman, sambil terus melakukan evaluasi dan perbaikan di berbagai aspek pengelolaan SDM. Karyawan Agar memiliki SDM dengan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan bisnis, Perseroan terus mengembangkan jaringan yang tepat, program-program rekrutmen dan saringan yang ketat untuk menyeleksi kandidat karyawan. Perseroan mengambil berbagai inisiatif untuk memperbaiki sistem dan metode rekrutmen yang ada terus diimplementasikan. Tabel berikut menunjukkan perkembangan komposisi karyawan menurut jenjang kepangkatan, pendidikan, usia tanggal 31 Juli 2015, tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 2011.
53
MultiFinance Group
Komposisi Menurut Jabatan Keterangan Komisaris Direksi Komite Pemantau Risiko Komite Audit Advisor Eksekutif Manager Officer Staf Total
31 Jul 2015 Jumlah % 3 0,29 5 0,49
31 Des 2014 Jumlah % 3 0,30 6 0,61
31 Des 2013 Jumlah % 2 0,16 4 0,32
31 Des 2012 Jumlah % 4 0,29 5 0,36
31 Des 2011 Jumlah % 5 0,31 4 0,25
2
0,19
1
0,10
2
0,16
2
0,14
2
0,12
2 27 217 241 530 1,027
0,19 2,63 21,13 23,47 51,61 100,00
3 25 190 242 521 991
0,30 2,52 19,17 24,42 52,57 100,00
1 21 179 316 736 1.261
0,08 1,67 14,20 25,05 58,36 100,00
2 23 168 354 837 1.395
0,14 1,65 12,04 25,38 60,00 100,00
2 1 24 154 356 1.079 1.627
0,12 0,06 1,48 9,47 21,88 66,32 100,00
Komposisi Menurut Tingkat Pendidikan Keterangan
Sarjana Diploma Non Akademi Total
31 Jul 2015 Jumlah % 782 226 19 1.027
31 Des 2014 Jumlah
76,14 22,01 1,85 100,00
764 218 9 991
%
77,09 22,00 0,91 100,00
31 Des 2013 Jumlah % 943 289 29 1.261
74,78 22,92 2,30 100,00
31 Des 2012 Jumlah % 1.079 307 9 1.395
73,35 22,01 0,65 100,00
31 Des 2011 Jumlah % 1.277 342 8 1.627
78,49 21,02 0,49 100,00
Komposisi Menurut Jenjang Usia Keterangan
18 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 55 Usia > 55 tahun Total
31 Jul 2015 Jumlah 265 465 248 44 5 1,027
%
25,80 45,28 24,15 4,28 0,49 100,00
31 Des 2014 Jumlah % 312 406 237 29 7 991
31,48 40,97 23,92 2,93 0,71 100,00
31 Des 2013 Jumlah % 432 523 256 41 9 1.261
34,26 41,48 20,30 3,25 0,71 100,00
31 Des 2012 Jumlah % 534 563 252 31 15 1.395
38,28 40,36 18,06 2,22 1,08 100,00
31 Des 2011 Jumlah % 723 623 240 28 13 1.627
44,44 38,29 14,75 1,72 0,80 100,00
Karyawan Perseroan telah mendirikan Serikat Pekerja dengan nama “Serikat Pekerja PT. Bank MNC Internasional Tbk (d/h PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk)” dan telah dicatatkan pada Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kodya Jakarta Selatan dengan nomor pencatatan 01/SPBBP/05 tanggal 28 Februari 2005. Pada saat prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempekerjakan karyawan maupun direksi asing. Perseroan memiliki 963 karyawan tetap dan 57 karyawan kontrak (tidak termasuk 3 Komisaris, 2 Anggota Komite Audit dan 2 Anggota Komite Pemantau Risiko). Pembinaan dan Pengembangan Karyawan Perseroan secara aktif dan komprehensif terus mengembangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam rangka mendukung program pengembangan usaha Perseroan. Pengembangan usaha menuntut adanya pengembangan kapabilitas organisasi untuk merespon pertumbuhan usaha dalam mempersiapkan dan membentuk sumber daya manusia yang handal serta memiliki standar kualitas tinggi yang dibutuhkan pada setiap lini organisasi. Program pengembangan kapabilitas organisasi ini dilakukan secara sistematis dan terencana yakni dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang keahlian manajerial dan pengembangan kepemimpinan sebagai usaha untuk menciptakan kaderisasi dalam membangun kelangsungan organisasi yang optimal sehingga dapat mendukung pengembangan usaha Perseroan.
54
Program pengembangan ini berupa pengembangan sistem manajemen sumber daya manusia terintegrasi, melalui: -
penyusunan sistem perencanaan organisasi, penyusunan rencana spesifikasi pekerjaan, penyusunan rencana pengembangan karier, penyusunan rencana rekrutmen, penyusunan program remunerasi karyawan, penyusunan program pelatihan dan pengembangan berdasarkan kompetensi.
Misi pelatihan dan pengembangan yang diterapkan oleh Perseroan adalah membangun dan mempertahankan personil yang berkualitas melalui pengembangan dan peningkatan kemampuan fungsional serta pengembangan sikap kerja yang diharapkan Perseroan melalui program-program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif berdasarkan analisa kebutuhan agar sasaran dan tujuan Perseroan dapat tercapai. Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh Perseroan antara lain sebagai berikut: a. Program Pengembangan Khusus Merupakan program yang bertujuan untuk pengembangan karir karyawan, suksesi maupun mempersiapkan the future leader dan kesiapan untuk pembukaan cabang baru. Program ini dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan guna memenuhi tujuan tersebut di atas. Program yang telah berjalan antara lain: Branch Manager Development Program yang di dalamnya berisi pelatihan Leadership dan Presentation Skill serta Operation Transformation; Credit Analysis yang merupakan pelatihan secara mendalam tentang credit review untuk para pimpinan Cabang dan karyawan yang terkait dalam proses Credit; Leadership untuk middle management dalam upaya mempersiapkan kader untuk menduduki posisi Supervisor/Manager yang memiliki value sesuai dengan visi dan misi Perseroan. b. Program yang Berhubungan dengan Bidang Tugas Merupakan progam yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan karyawan yang berhubungan dengan bidang tugas yang diemban. Program ini dilaksanakan dalam dua jenis, yaitu reguler dan non reguler. Program reguler adalah program yang dilaksanakan secara terjadwal dalam tahun yang bersangkutan, program non reguler adalah program yang diusulkan oleh masing-masing unit kerja dengan bahasan yang terkait dengan unit kerja tersebut. c. Kesejahteraan Karyawan Perseroan juga memperhatikan kesejahteraan bagi seluruh karyawan baik secara teknis fungsional maupun manajerial. Berbagai fasilitas yang diberikan Perseroan, antara lain: - Gaji yang kompetitif (yang diberikan dalam bentuk gaji pokok dan jasa prestasi kerja), Perseroan telah memenuhi ketentuan mengenai Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dari Departemen Tenaga Kerja. Selain itu terdapat tunjangan hari raya. - Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). - Tunjangan kesehatan. - Tunjangan makan. - Tunjangan transportasi. - Tunjangan cuti besar. - Uang lembur dan kendaraan operasional. - Fasilitas kendaraan/COP untuk pejabat eksekutif. - Fasilitas pinjaman pada karyawan dengan persyaratan tertentu.
55
7.
Hubungan Kepemilikan, Pengurusan, dan Pengawasan a.
Diagram Kepemilikan Hary Tanoesoedibjo
B. Rudijanto Tanoesoedibjo
32,00%
Hary Djaja
28,00%
100,00%
20,00%
HT Investment Development Palm Ltd
8,06%
Ratna Endang Soelistiowati
20,00%
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
PT Bhakti Panjiwira
13,15%
34,42%
16,80%
Philip Securities (Hongkong) Ltd
MNC Investama
72,30%
Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore*
5,38%
RBC Singapore – Client A/C*
27,57% %%
HT Capital Investment, Ltd
5,00%
9,42%
Masyarakat
13,28%
Masyarakat
MNC Kapital
12,70%
Masyarakat
39,88%
42,04%
%
PERSEROAN
*RBC Singapore Client A/C dan Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore adalah kustodian yang tidak bisa dikonfirmasikan mengenai kepemilikan individu.
b. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan Nama Bambang Ratmanto Purnadi Harjono Eko Budi Supriyanto Benny Purnomo
Perseroan PK, KI K KI
PD D
Benny Helman Nerfita Primasari Tjit Siat Fun Widiatama Bunarto Hary Tanoesoedibjo Hary Djaja Wina Armada Sukardi Darma Putra Wati Tien Totok Sugiharto Mashudi Hamka Wito Mailoa
PK KI K PD
: : : :
Presiden Komisaris Komisaris Independen Komisaris Presiden Direktur
D DK DI -
DU D DI DK
56
: : : :
MNC Kapital
D
-
KU K KI DU D D D DI
Direktur Utama Direktur Direktur Independen Direktur Kepatuhan
8.
Transaksi dengan Pihak Afiliasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berafiliasi: a.
Transaksi aset kepada pihak berafiliasi: Nama pihak berafiliasi
Sifat transaksi
MNC Finance
Memiliki pengendali yang sama
Manajemen Kunci
Manajemen Kunci
MNC Land MNC Life MNC Pictures
MNC Insurance
b.
Sifat hubungan berafiliasi
Memiliki pengendali yang sama Memiliki pengendali yang sama Memiliki pengendali yang sama
Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
Memiliki pengendali yang sama
Biaya dibayar dimuka
Nilai transaksi (dalam jutaan Rupiah)
Jenis transaksi
Persentase terhadap jumlah aset (%)
Pinjaman
74.024
0,74
Pinjaman
232
-
8.642
0,09
263
-
971
-
154
-
Biaya dibayar dimuka Sewa Biaya dibayar dimuka Asuransi Biaya dibayar dimuka Lainnya Promosi Biaya dibayar dimuka Asuransi Aset Tetap dan Cash In Save
Transaksi liabilitas dengan pihak berafiliasi sebagai berikut: Sifat transaksi
Sifat hubungan berafiliasi Memiliki pengendali yang sama atau manajemen kunci Memiliki pengendali yang sama atau manajemen kunci Memiliki pengendali yang sama atau manajemen kunci Memiliki pengendali yang sama
Jenis transaksi
Liabilitas
Tabungan
Liabilitas
Giro Deposito Berjangka Utang lain-lain
Liabilitas Liabilitas
Persentase terhadap jumlah simpanan (%)
Nilai transaksi (dalam jutaan Rupiah) 3.604
0,04
208.508
2,55
1.058.833
12,93
1.009
11,48
c. Transaksi Pendapatan lain-lain dengan pihak berafiliasi sebagai berikut: Nama pihak berafiliasi MNC Finance
Sifat hubungan berafiliasi
Sifat transaksi
Memiliki pengendali yang sama
Jenis transaksi Pendapatan Bunga
Kredit
Persentase terhadap jumlah pendapatan bunga (%)
Nilai transaksi (dalam jutaan Rupiah) 2.214
1,03
d. Transaksi Beban dengan pihak berafiliasi sebagai berikut:
Sifat hubungan berafiliasi
Memiliki pengendali yang sama atau manajemen kunci Memiliki pengendali yang sama atau manajemen kunci Memiliki pengendali yang sama atau manajemen kunci
Sifat transaksi
Jenis transaksi
Nilai transaksi (dalam jutaan Rupiah)
Persentase terhadap jumlah masingmasing akun (%)
Liabilitas
Beban Bunga
2.844
1,95
Beban
Beban Sewa dan Asuransi
2.991
8,53
Beban
Beban Promosi
93
0,27
Total
5.928
57
Transaksi dengan pihak berafiliasi Perseroan telah memenuhi peraturan Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi Dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Transaksi dengan pihak berafiliasi Perseroan dilakukan syarat dan kondisi yang berlaku umum, penentuan nilai transaksi adalah wajar dan tidak terdapat perbedaan syarat dan kondisi yang berlaku dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga kecuali atas pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Transaksi afiliasi ini dapat terjadi secara berulang dan berlaku/diperpanjang secara terus menerus dengan memperhatikan prinsip kewajaran dan kelaziman transaksi. 9.
Asuransi Aset Tetap Perseroan yang material telah diasuransikan secara all risk, terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya. Perseroan telah mengikutsertakan seluruh karyawannya dalam program asuransi kesehatan. Penutupan pada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga untuk perlindungan atas risiko terhadap harta kekayaan dan kegiatan usaha Perseroan sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a.
Asuransi Kendaraan Bermotor Perusahaan Asuransi
Jenis Pertanggungan
Objek Pertanggungan
1.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
7.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
2.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
7.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
3.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
7.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
4.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
7.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
5.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
3.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
6.
MNC Insurance
All Risk
Honda GL MAX II
Rp
3.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
7.
MNC Insurance
All Risk
Honda GL MAX II
Rp
3.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
8.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X
Rp
2.500.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
9.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X
Rp
3.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
10.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
9.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
11.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X 125
Rp
9.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
12.
MNC Insurance
All Risk
Honda Supra X
Rp
3.500.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
13.
MNC Insurance
All Risk
Honda Civic
Rp
190.000.000
08-Agus-15
s/d
08-Agus-16
14.
MNC Insurance
All Risk
Rp
4.000.000
01-Apr-15
s/d
01-Apr-16
15.
MNC Insurance
All Risk
Honda NF 125D Honda Asterea C 100
Rp
300.000
06-May-15
s/d
06-May-16
16.
MNC Insurance
All Risk
Rp
126.000.000
01-Des-14
s/d
01-Des-15
17.
MNC Insurance
All Risk
Toyota Altis Honda Astrea Legenda
Rp
3.000.000
24-Feb-15
s/d
24-Feb-16
18.
MNC Insurance
All Risk
Honda NF 125 TR
Rp
8.000.000
01-Jan-15
s/d
01-Jan-16
19.
MNC Insurance
All Risk
Honda NF 125TD
Rp
7.000.000
01-Jul-15
s/d
30-Jun-16
20.
MNC Insurance
All Risk
Yamaha Jupiter
Rp
7.000.000
20-Jan-15
s/d
20-Jan-16
21.
MNC Insurance
All Risk
Honda Revo
Rp
13.000.000
08-Des-14
s/d
08-Des-15
22.
MNC Insurance
All Risk
Toyota Altis
Rp
201.000.000
27-Jun-15
s/d
27-Jun-16
23.
All Risk
Honda Supra Fit
Rp
3.500.000
19-Jul-15
s/d
19-Jul-16
24.
MNC Insurance Asuransi Bumida
All Risk
Rp
7.000.000
09-Des-14
s/d
09-Des-15
25.
MNC Insurance
All Risk
Supra X 125 Honda Supra Fit NF 100 SLD
Rp
4.000.000
14-Apr-15
s/d
14-Apr-16
26.
MNC Insurance
All Risk
Honda NF 125
Rp
4.500.000
15-Feb-15
s/d
15-Feb-16
No.
58
Nilai Pertanggungan
Periode
b. Asuransi Kebakaran
1.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance
2.
MNC Insurance
3.
MNC Insurance
4. 5. 6. 7. 8.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
9.
MNC Insurance
10.
MNC Insurance
11.
MNC Insurance
12.
MNC Insurance
13.
MNC Insurance
14. 15.
MNC Insurance MNC Insurance
16.
MNC Insurance
17.
MNC Insurance
18. 19. 20. 21.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
22.
MNC Insurance
23.
MNC Insurance
24.
MNC Insurance
25. 26.
MNC Insurance MNC Insurance
27.
MNC Insurance
28.
MNC Insurance
29. 30. 31. 32. 33. 34.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
ATM, Perabotan Kantor KK Arkadia ATM, Perabotan Kantor KK Bekasi Kemang Pratama ATM, Perabotan Kantor KK Bintaro Sentra Menteng ATM, Perabotan Kantor KCP Blok M ATM, Perabotan Kantor KC Bogor ATM, Perabotan Kantor KK BSD 1.7 ATM, Perabotan Kantor KCP Cibubur ATM, Perabotan Kantor KK Cikarang ATM, Perabotan Kantor KK Gading Serpong ATM, Perabotan Kantor KCP Glodok Plaza ATM, Perabotan Kantor KCP ITC Fatmawati ATM, Perabotan Kantor KK Mangga Dua ATM, Perabotan Kantor KCP Menara ICB ATM, Perabotan Kantor KK Pamulang ATM, Perabotan Kantor KCP Pluit ATM, Perabotan Kantor KK Pondok Gede ATM, Perabotan Kantor KK Pondok Indah ATM, Perabotan Kantor KK Puri Indah ATM, Perabotan Kantor KK Bekasi SNK ATM, Perabotan Kantor KCP Soepomo ATM, Perabotan Kantor KCP Tangerang ATM, Perabotan Kantor KCP Tanjung Duren ATM, Perabotan Kantor KC Wisma Bumiputera ATM, Perabotan Kantor KCP KH. Moh Mansyur ATM, Perabotan Kantor KCP Wolter ATM, Perabotan Kantor KCP Meruya ATM, Perabotan Kantor KCP Cempaka Putih ATM, Perabotan Kantor KK Kelapa Gading ATM, Perabotan Kantor KK Sunter ATM, Perabotan Kantor KK Depok Perabotan Kantor KK Tanjung Priok Perabotan Kantor KK Bandara Soeta Perabotan Kantor KC MNC Tower Perabotan Kantor KC MNC Tower Lt 3,4
35.
MNC Insurance
Perabotan Kantor MNC Financial
36.
MNC Insurance
37.
MNC Insurance
38. 39.
MNC Insurance MNC Insurance
40.
MNC Insurance
41.
MNC Insurance
42. 43.
MNC Insurance MNC Insurance Asuransi Bumida MNC Insurance
IT Server (Mangga 2) Perabotan Kantor KCP Bogor, Pasar Anyar Perabotan Kantor KCP Cileungsi Perabotan Kantor PP Juanda Perabotan Kantor KK Bandung, Veteran Perabotan Kantor KCP Bandung, Kosambi Perabotan Kantor KC Yogyakarta ATM KCP Yogyakarta- Beringharjo
No
44. 45.
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Masa Pertanggungan
Rp
199.149.092
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
187.636.777
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
279.058.828
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp Rp Rp Rp Rp
117.841.423 413.899.575 626.773.462 234.487.428 285.926.402
01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d s/d s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16
Rp
358.073.701
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
489.509.074
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
254.481.741
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
396.192.545
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
181.917.704
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp Rp
149.116.809 226.052.317
01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16
Rp
388.440.487
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
356.050.032
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp Rp Rp Rp
323.236.017 403.324.868 300.958.650 220.659.279
01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16
Rp
314.337.819
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
334.957.543
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
267.828.102
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp Rp
381.945.426 198.253.022
01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16
Rp
193.342.611
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
330.626.837
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp 278.483.657 Rp 199.149.092 Rp 199.149.092 Rp 53.325.355 Rp 181.917.704 Rp 20.224.140.753 Rp 3.640.852.444 USD 284,17 Rp 476.000.000
01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d s/d s/d s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
26-Agus-15
s/d
26-Agus-16
Rp
75.000.000
11-Agus-15
s/d
11-Agus-16
Rp Rp
75.000.000 1.122.249.510
11-Agus-15 01-Apr-15
s/d s/d
11-Agus-16 01-Apr-16
Rp
437.850.000
01-May-15
s/d
01-May-16
Rp
75.000.000
10-Feb-15
s/d
10-Feb-16
Rp Rp
1.082.269.000 105.400.000
01-Jan-15 01-Jan-15
s/d s/d
01-Jan-16 01-Jan-16
Perabotan Kantor KC Yogya
Rp
1.000.000.000
12-Apr-12
s/d
01-Jan-18
Perabotan Kantor KC KCU Solo
Rp
2.415.629.158
01-Jul-15
s/d
30-Jun-16
59
46.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance
47.
MNC Insurance
48.
MNC Insurance
No
50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66.
Asuransi Bumida MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
67.
MNC Insurance
68. 69. 70. 71. 72.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
73.
MNC Insurance
74.
MNC Insurance
75.
MNC Insurance
76.
MNC Insurance
77.
MNC Insurance
78.
MNC Insurance
79. 80.
MNC Insurance MNC Insurance Asuransi Bumida MNC Insurance MNC Insurance
49.
81. 82. 83.
c.
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Perabotan Kantor KK Hartono Mall Perabotan Kantor KC Semarang Pekalongan Perabotan Kantor KC Semarang Pandanaran Perabot Kantor PP Semarang Tj Mas Ruko Marina Mesin ATM KC Surabaya, Kertajaya Perabotan Kantor PP Surabaya, Juanda Perabotan Kantor KCP Sungkono Perabotan Kantor KK Kembang Jepun Perabotan Kantor KCP Jemursari Perabotan Kantor KCP Pasar Kembang Perabotan Kantor KCP Mojokerto Bangunan KC Denpasar Perabotan Kantor KCP Ubud Perabotan Kantor KK Kerobokan Perabotan Kantor KK Badung Perabotan Kantor KK Kreneng Perabotan Kantor KCP Bali, Singaraja Perabotan Kantor KCP Bali, Sukawati Perabotan Kantor KK Bali, Tabanan Perabotan Kantor KK Bali, Karangasem Perabotan Kantor KC Medan S Parman Perabotan Kantor KCP Medan Setiabudi Perabotan Kantor KCP Medan Krakatau Perabotan Kantor KCP Medan Asia Perabotan Kantor KK Medan Uniland Perabotan Kantor KK Medan Binjai Perabotan Kantor KC Jambi Gedung Pekanbaru KC Nangka TambusaI Perabotan Pekanbaru KC NangkaTambusaI Perabotan Kantor KCP Pekanbaru Sudirman Perabotan Kantor KCP Kerinci Pekanbaru Kerinci Property All Risk Insurance Perabotan Kantor KC Batam Property All Risk Insurance Perabotan Kantor KK Penuin Batam. ATM & CCTV Batam, Kepri Mall Perabotan Kantor KC Balikpapan
Masa Pertanggungan
Rp
131.633.150
01-Jul-15
s/d
30-Jun-16
Rp
138.000.000
01-Apr-15
s/d
01-Apr-16
Rp
1.114.548.106
01-Jan-15
s/d
31-Des-15
Rp
123.738.600
22-Apr-14
s/d
22-Apr-16
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.320.019.015 134.831.000 1.352.000.000 550.476.500 350.000.000 459.859.616 251.061.833 1.289.907.791 588.166.810 370.029.320 130.731.900 130.486.900 130.486.900 130.486.900 130.486.900 120.191.542 1.602.325.000
08-Feb-15 30-Jan-15 31-Okt-14 01-Jun-15 13-Des-14 01-Jul-15 01-Jul-15 31-Okt-14 30-Sep-14 06-Okt-13 01-Okt-14 01-Okt-14 01-Okt-14 01-Okt-14 01-Okt-14 01-Feb-15 30-Jun-15
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
08-Feb-16 30-Jan-16 31-Okt-15 01-Jun-16 13-Des-15 01-Jul-16 01-Jul-16 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 01-Feb-16 30-Jun-16
Rp
394.850.000
20-Okt-14
s/d
20-Okt-15
Rp Rp Rp Rp Rp
613.000.000 662.510.000 178.469.200 201.762.000 625.280.681
07-Jun-15 08-Sep-15 09-Agus-15 13-Jun-15 01-Jun-15
s/d s/d s/d s/d s/d
07-Jun-16 08-Sep-16 09-Agus-16 13-Jun-16 01-Des-15
Rp
1.500.000.000
02-Agus-15
s/d
02-Agus-16
Rp
808.414.828
03-Mar-15
s/d
03-Mar-16
Rp
410.565.000
03-Mar-15
s/d
03-Mar-16
Rp
507.500.000
14-Jul-15
s/d
14-Jul-16
Rp
1.612.710.500
28-Des-14
s/d
28-Des-15
Rp
489.555.532
28-Des-14
s/d
28-Des-15
Rp Rp
43.120.000 1.951.233.179
28-Des-14 20-Agus-15
s/d s/d
28-Des-15 20-Agus-16
Perabotan Kantor KC Samarinda
Rp
928.558.037
05-Okt-14
s/d
05-Okt-15
Perabotan Kantor KC Tarakan Perabotan Kantor KC Makassar
Rp Rp
580.340.758 418.708.369
05-Feb-15 15-Feb-15
s/d s/d
05-Feb-16 15-Feb-16
Asuransi Kecurian/Kebongkaran (Burglary) dan Gempa Bumi
1.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance
2.
MNC Insurance
3.
MNC Insurance
4. 5. 6. 7. 8. 9.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
No
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Perabotan Kantor KK Arkadia Perabotan Kantor KK Bekasi Kemang Pratama Perabotan Kantor KK Bintaro Sentra Menteng Perabotan Kantor KCP Blok M Perabotan Kantor KC Bogor Perabotan Kantor KK BSD 1.7 Perabotan Kantor KCP Cibubur Perabotan Kantor KK Cikarang Perabotan Kantor KK Gading Serpong
60
Masa Pertanggungan
Rp
43.120.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
69.860.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
69.860.000 39.200.000 69.860.000 69.860.000 90.971.428 69.860.000 69.860.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d s/d s/d s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
23.
MNC Insurance
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
32.
MNC Insurance
33.
MNC Insurance
34. 35. 36.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
37.
MNC Insurance
38.
MNC Insurance
39.
MNC Insurance
40.
MNC Insurance
41.
MNC Insurance
42.
MNC Insurance
43. 44.
MNC Insurance MNC Insurance
45.
MNC Insurance
46.
MNC Insurance
47.
MNC Insurance
48.
MNC Insurance
49.
MNC Insurance
50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62.
MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
No
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Perabotan Kantor KCP Glodok Plaza Perabotan Kantor KCP Fatmawati Perabotan Kantor KK Mangga Dua Perabotan Kantor KCP Menteng (MIB) Perabotan Kantor KK Pamulang Perabotan Kantor KCP Pluit Perabotan Kantor KK Pondok Gede Perabotan Kantor KK Pondok Indah Perabotan Kantor KK Puri Indah Perabotan Kantor KK Bekasi SNK Perabotan Kantor KCP Soepomo Perabotan Kantor KCP Tangerang Perabotan Kantor KCP Tanjung Duren Perabotan Kantor KC Wisma Bumiputera Perabotan Kantor KCP Moh Mansyur Perabotan Kantor KCP Wolter Perabotan Kantor KCP Meruya Perabotan Kantor KCP Cempaka Putih Perabotan Kantor KK Kelapa Gading Perabotan Kantor KK Sunter Perabotan Kantor KK Depok Perabotan Kantor PP Juanda Perabotan Kantor KCP Veteran Bandung Perabotan Kantor KCP Kosambi Bandung ATM Surabaya KC Kertajaya ATM Surabaya KCP Jemur sari ATM Surabaya KCP Sungkono Kend.bermotor roda dua KCP Sungkono Kend.bermotor roda dua KCP Sungkono Kend.bermotor roda dua KCP Sungkono Kend.bermotor roda dua KCP Sungkono Kend.bermotor roda dua KCP Sungkono Kend.bermotor roda dua KCP Sungkono Perabotan Kantor KCU Solo Perabotan Kantor KK Hartono Mall Perabotan Kantor KC TambusaI Pekanbaru Perabotan Kantor KCP Kerinci Pekanbaru Perabotan Kantor KK RS Awalbros Pekanbaru Perabotan Kantor KC Medan S Parman Perabotan Kantor KCP Setiabudi Medan Perabotan Kantor KCP Krakatau Medan Perabotan Kantor KCP Asia Medan Perabotan Kantor KK Uniland Medan Perabotan Kantor KK Binjai Perabotan Kantor KC Jambi Perabotan Kantor KC Tarakan Perabotan Kantor KC Balikpapan Perabotan Kantor KC Samarinda Perabotan Kantor KC Makassar Perabotan Kantor KC Denpasar Perabotan Kantor KCP Ubud Bali Perabotan Kantor KK Kerobokan Bali Perabotan Kantor KK Badung Bali
61
Masa Pertanggungan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
69.860.000 69.860.000 69.860.000 90.931.794 69.860.000 69.860.000 69.860.000 69.860.000 69.860.000 39.200.000 43.120.000 43.120.000 69.860.000
01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
90.931.794 90.931.794 90.931.794 90.931.794 68.750.000 90.931.794 90.931.794 90.931.794 640.185.510
01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Jul-15 01-Apr-15
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Jul-16 01-Apr-16
Rp
314.400.000
01-Mei-15
s/d
01-Mei-16
Rp Rp Rp Rp
75.000.000 90.031.794 90.031.794 90.031.794
10-Feb-15 14-Feb-15 14-Feb-15 14-Feb-15
s/d s/d s/d s/d
10-Feb-16 14-Feb-16 14-Feb-16 14-Feb-16
Rp
3.500.000
18-Jan-15
s/d
18-Jan-16
Rp
3.500.000
21-Jan-15
s/d
21-Jan-16
Rp
3.500.000
21-Jan-15
s/d
21-Jan-16
Rp
3.000.000
28-Apr-15
s/d
28-Apr-16
Rp
1.500.000
07-Jun-15
s/d
07-Jun-16
Rp
4.000.000
31-Jan-15
s/d
31-Jan-16
Rp Rp
283.872.108 153.124.500
01-Jul-15 01-Jul-15
s/d s/d
30-Jun-16 30-Jun-16
Rp
359.192.000
03-Mar-15
s/d
03-Mar-16
Rp
347.500.000
23-Jul-15
s/d
23-Jul-16
Rp Rp
84.985.000 756.725.000
02-Apr-15 30-Jun-15
s/d s/d
02-Apr-16 30-Jun-16
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
312.350.000 248.430.000 436.510.000 178.469.200 116.762.000 308.903.800 249.564.035 80.000.000 88.388.536 104.665.585 1.289.907.791 588.166.810 370.029.320 130.731.900
26-Jun-15 07-Jun-15 08-Sep-15 09-Agus-15 14-Jun-15 01-Jun-15 05-Feb-15 03-Jul-15 10-Jun-15 19-Jun-15 31-Okt-14 30-Sep-14 06-Okt-14 01-Okt-14
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
29-Jun-16 07-Jun-16 08-Sep-16 09-Agus-16 14-Jun-16 01-Des-15 05-Feb-16 03-Jul-16 10-Jun-16 19-Jun-16 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15
63. 64. 65. 66.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
67.
MNC Insurance
68.
MNC Insurance
No
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Perabotan Kantor KK Kreneng Bali Perabotan Kantor KCP Singaraja Bali Perabotan Kantor KCP Sukawati Bali Perabotan Kantor KK Tabanan Bali Perabotan Kantor KK Pasar Karang Asem Perabotan Kantor KC Yogyakarta
Masa Pertanggungan
Rp Rp Rp Rp
130.486.900 130.486.900 130.486.900 130.486.900
01-Okt-14 01-Okt-14 01-Okt-14 01-Okt-14
s/d s/d s/d s/d
30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15 30-Sep-15
Rp
120.191.541
01-Feb-15
s/d
01-Feb-16
Rp
1.000.000.000
01-Jan-15
s/d
01-Jan-16
d. Asuransi Cash In Save No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
Nilai Pertanggungan
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu
IDR/USD/SGD
Vault/Counter/ATM KK Arkadia Vault/Counter/ATM KK Bekasi SNK Vault/Counter/ATM KK BSD 1,7 Vault/Counter/ATM BSM Vault/Counter/ATM KCP Cempaka Putih Vault/Counter/ATM KK Cikarang Vault/Counter/ATM Vault/Counter/ATM KK Depok Vault/Counter/ATM KCP Fatmawati Vault/Counter/ATM KCP Glodok Plaza Vault/Counter/ATM KK Kelapa Gading Vault/Counter/ATM KK Kemang Pratama Vault/Counter/ATM KK Mangga Dua Vault/Counter/ATM KCP Menteng (MIB) Vault/Counter/ATM KCP MNC Tower Vault/Counter/ATM KCP Moh. Mansyur Vault/Counter/ATM KCP Kebon Jeruk Vault/Counter/ATM KCP Pluit Vault/Counter/ATM KK Pondok Gede Vault/Counter/ATM KK Pondok Indah Vault/Counter/ATM KK Puri Indah Vault/Counter/ATM KCP Soepomo Vault/Counter/ATM KCP Tanjung Duren Vault/Counter/ATM KK Tanjung Priok Vault/Counter/ATM KC Wisma Bumiputera Vault/Counter/ATM KCP Wolter Monginsidi Vault/Counter/ATM KCP Meruya
Rp USD
550.000.000 25.000
Rp
700.000.000
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
1.100.000.000 3.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
700.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
850.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp USD
700.000.000 5.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
1.150.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
500.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
1.350.000.000 5.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
700.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
600.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp USD
Rp USD
Rp USD Rp USD Rp USD Rp USD
700.000.000 10.000 650.000.000 10.000 11.000.000.000 100.000 650.000.000 50.000
Rp
850.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp USD
700.000.000 10.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
750.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
500.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp USD Rp USD Rp USD Rp Rp USD Rp USD Rp USD
62
13-Jun-15
950.000.000 10.000 1.050.000.000 5.000 1.350.000.000 10.000 600.000.000 1.650.000.000 15.000 650.000.000 10.000 1.400.000.000 25.000
No 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
Nilai Pertanggungan
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu
IDR/USD/SGD
Vault/Counter/ATM KCP Blok M Vault/Counter/ATM KK Gading serpong Vault/Counter/ATM KK Sunter Vault/Counter/ATM KK Bandara Soetta Vault/Counter/ATM KCP Cibubur Vault/Counter/ATM KC Bogor, Pajajaran Vault/Counter/ATM KCP Tangerang Vault/Counter/ATM KCP Pasar Anyar Bogor Vault/Counter/ATM KCP Pasar Cileungsi Bogor.
Rp USD
900.000.000 10.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
600.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
600.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
800.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
700.000.000
5-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
850.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
875.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
200.000.000
10-Jan-15
s/d
10-Mar-16
Rp
200.000.000
10-Jan-15
s/d
10-Mar-16
ATM MNC Tower 1 & 2
Rp
750.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
ATM FINCEN 1
Rp
250.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
ATM FINCEN 2
Rp
500.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
ATM GEDUNG INDOVISION 1
Rp
1.000.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
ATM GEDUNG INDOVISION 2
Rp
500.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
ATM 1 RCTI
Rp
100.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
ATM 2 RCTI
Rp
100.000.000
13-Jun-15
s/d
13-Jun-16
Rp
2.350.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
10.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
150.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
1.500.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
150.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
150.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
3.125.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
50.000.000
01-Jan-15
s/d
1-Jan-16
Rp
2.000.000.000
01-Jul-15
s/d
30-Jun-16
20.000
01-Jul-15
s/d
30-Jun-16
Rp
400.000.000
01-Jul-15
s/d
30-Jun-16
Rp
200.000.000
11-Nov-14
s/d
11-Nov-15
Rp
300.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Jan-16
Rp
500.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Jan-16
Rp
2.000.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Jan-16
Rp
100.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Jan-16
Rp
7.000.000.000
16-Jan-15
s/d
16-Jan-16
Vault/Counter/ATM KC Juanda Bandung Vault/Counter/ATM KC Juanda Bandung Vault/Counter/ATM KC Juanda Bandung Vault/Counter/ATM KC Bandung Veteran Vault/Counter/ATM KC Bandung Veteran Vault/Counter/ATM KCP Bandung Kosambi Vault/Counter/ATM KC Yogyakarta- Herman Yohanes Vault/Counter/ATM KCP Yogyakarta- Beringharjo Vault/Counter/ATM KCU Solo Vault/Counter/ATM KCU Solo Vault/Counter/ATM KK Hartono Mall Vault/Counter/ATM KCP Semarang Pekalongan Vault/Counter/ATM KC Semarang Pandanaran (Box Teller) PP Semarang Marina (Box & Counter Teller) Vault/Counter/ATM KC Semarang Pandanaran Vault/Counter/ATM KC Semarang Pandanaran (ATM) Vault/Counter/ATM KC Surabaya
63
USD
USD
No
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
Vault/Counter/ATM KC Surabaya Vault/Counter/ATM KC Surabaya Vault/Counter/ATM KCP Jemur Sari Surabaya Vault/Counter/ATM KC Surabaya, Kertatjaya Vault/Counter/ATM KK Kembang Jepun Vault/Counter/ATM KCP Sungkono Vault/Counter/ATM PP Juanda Vault/Counter/ATM KCU Denpasar, Bali Vault, ATM dan (Counter) KCP Ubud, Bali Vault/Counter/ATM KK Kerobokan, Bali Vault/Counter/ATM KCP Singaraja , bali Vault/Counter/ATM KK Badung, Bali Vault/Counter/ATM KCP Sukawati, Bali Vault/Counter/ATM KK Tabanan , Bali Vault/Counter/ATM KK Pasar Karang Asem Vault/Counter/ATM KC Medan Parman Vault/Counter/ATM KCP Medan Setiabudi Vault/Counter/ATM KCP Medan Krakatau Vault/Counter/ATM KCP Medan Asia Vault/Counter/ATM KCP Medan Uniland Vault/Counter/ATM KC Medan Binjai Vault/Counter/ATM KC Jambi Vault/Counter/ATM KC TambusaI Pekanbaru Vault/Counter/ATM KCP Sudirman Pekanbaru Vault/Counter/ATM KCP Kerinci Pekanbaru (ATM 2) Vault/Counter/ATM KCP Kerinci Pekanbaru (ATM 7) Vault/Counter/ATM KCP Kerinci Pekanbaru Vault/Counter/ATM KCP Kerinci Pekanbaru
88.
MNC Insurance
89.
60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87.
90. 91.
Nilai Pertanggungan
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu
IDR/USD/SGD Rp
4.600.000.000
02-Feb-15
s/d
2-Feb-16
60.000
02-Feb-15
s/d
2-Feb-16
Rp
350.000.000
28-Apr-15
s/d
28-Apr-16
Rp
500.000.000
28-Apr-15
s/d
28-Apr-16
Rp
100.000.000
28-Apr-15
s/d
28-Apr-16
Rp
250.000.000
28-Apr-15
s/d
28-Apr-16
Rp
150.000.000
28-Apr-15
s/d
28-Apr-16
7.500.000.000 30.000
7-Jun-15
s/d
7-Jun-16
Rp
600.000.000
7-Jun-15
s/d
7-Jun-16
Rp
350.000.000
01-Feb-15
s/d
1-Feb-16
Rp
150.000.000
07-Jun-15
s/d
7-Jun-16
Rp
150.000.000
07-Jun-15
s/d
7-Jun-16
Rp
150.000.000
07-Jun-15
s/d
7-Jun-16
Rp
150.000.000
07-Jun-15
s/d
7-Jun-16
Rp
150.000.000
01-Feb-15
s/d
1-Feb-16
Rp
4.600.000.000
09-Jan-15
s/d
9-Jan-16
Rp
875.000.000
09-Jan-15
s/d
9-Jan-16
Rp
800.000.000
09-Jan-15
s/d
9-Jan-16
Rp
800.000.000
09-Jan-15
s/d
9-Jan-16
Rp
850.000.000
09-Jan-15
s/d
9-Jan-16
Rp
200.000.000
19-Jun-15
s/d
19-Jun-16
Rp
1.300.000.000
19-Feb-15
s/d
19-Feb-16
Rp
2.000.000.000
18-Jan-15
s/d
18-Jan-16
Rp
5.393.750.000
18-Jan-15
s/d
18-Jan-16
Rp
500.000.000
18-Jun-15
s/d
18-Jun-16
Rp
500.000.000
24-Nov-14
s/d
24-Nov-15
Rp
500.000.000
18-Jun-15
s/d
18-Jun-16
Rp
4.000.000.000
21-Des-14
s/d
21-Des-15
ATM 1, ATM 4 & Counter KCP Kerinci Pekanbaru
Rp
1.000.000.000
21-Des-14
s/d
21-Des-15
MNC Insurance
ATM Dalam Gedung
Rp
200.000.000
18-Jan-15
s/d
18-Jan-16
MNC Insurance MNC Insurance
ATM Luar Gedung KK Awalbros Pekanbaru Vault/Counter/ATM KC Centre Batam
250.000.000
24-Nov-14
s/d
24-Nov-15
1.850.000.000 25.000
22-Jul-15
s/d
22-Jul-16
USD
Rp USD
Rp Rp SGD
64
No 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100.
e.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
Nilai Pertanggungan
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu
IDR/USD/SGD
Vault/Counter/ATM KK Penuin Batam Vault/Counter/ATM KC Batam, Kepri Mall Vault/Counter/ATM KC Balikpapan Vault/Counter/ATM KC Balikpapan Vault/Counter/ATM KC Samarinda Vault/Counter/ATM KC Tarakan Vault KC Makassar (Voult) ATM KC Makassar
Rp SGD
550.000.000 10.000
22-Jul-15
s/d
22-Jul-16
Rp
150.000.000
22-Jul-15
s/d
22-Jul-16
Rp
3.000.000.000
19-Feb-15
s/d
19-Feb-16
Rp
300.000.000
18-Feb-15
s/d
18-Feb-16
Rp
2.700.000.000
19-Mar-15
s/d
19-Mar-16
Rp
1.750.000.000
10-Mei-15
s/d
10-Mei-16
Rp
1.000.000.000
14-Jul-15
s/d
14-Jul-16
Rp
100.000.000
08-Okt-14
s/d
8-Okt-15
Counter KC Makassar
Rp
100.000.000
08-Okt-14
s/d
8-Okt-15
Asuransi Cash in Transit No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance MNC Insurance
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Pengangkutan uang dari dan ke Bogor, Cileungsi Pengangkutan uang dari dan ke Bogor, Pasar Anyar Pengangkutan uang dari Bali, Denpasar ke Ubud Pengangkutan uang dari Bali, Denpasar ke Kerobokan Pengangkutan uang dari dan ke Bali, Badung Pengangkutan uang dari dan ke Bali, Kreneng Pengangkutan uang dari dan ke BalI, Singaraja Pengangkutan uang dari dan ke Bali, Sukawati Pengangkutan uang dari dan ke Bali, Tabanan Pengangkutan uang dari dan ke Bali, Karangasem Pengangkutan uang dari dan ke Bandung, Juanda Pengangkutan uang dari dan ke Bandung, Kosambi Pengangkutan uang dari dan ke Semarang Pandanaran Pengangkutan uang dari dan ke Semarang Pandanaran Pengangkutan uang dari dan ke Semarang Pandanaran Pengangkutan uang dari dan ke Semarang Pekalongan Pengangkutan uang dari dan ke Surabaya Kertajaya Pengangkutan uang dari dan ke Surabaya Pasar Kembang Pengangkutan uang dari dan ke Surabaya Mojokerto Pengangkutan uang dari dan ke Jambi Pengangkutan uang dari dan ke Balikpapan
65
Masa Pertanggungan
Rp
600.000.000
06-Okt-14
s/d
06-Okt-15
Rp
600.000.000
06-Okt-14
s/d
06-Okt-15
Rp
500.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
500.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
25.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
25.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
25.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
25.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
25.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
25.000.000
01-Feb-15
s/d
01-Feb-16
Rp
500.000.000
01-Jan-15
s/d
01-Jan-16
Rp
25.000.000
01-Jan-15
s/d
01-Jan-16
Rp
100.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Des-15
Rp
500.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Des-15
Rp
100.000.000
01-Jan-15
s/d
31-Des-15
Rp
6.000.000.000
11-Nov-14
s/d
11-Nov-15
Rp
7.000.000.000
16-Jan-15
s/d
16-Jan-16
Rp
500.000.000
28-Feb-15
s/d
28-Feb-16
Rp
240.000.000
01-Jul-15
s/d
01-Jul-16
Rp
12.000.000.000
08-Feb-15
s/d
08-Feb-16
Rp
7.000.000.000
19-Feb-15
s/d
19-Feb-16
No 22.
Perusahaan Asuransi MNC Insurance
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Pengangkutan uang dari dan ke Makassar
Rp
Masa Pertanggungan
6.000.000.000
27-Mar-15
s/d
27-Mar-16
Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan asuransi tersebut di atas, selain MNC Insurance yang merupakan entitas anak dari PT MNC Kapital Indonesia (PT MNC Kapital Indonesia Tbk memiliki kepemilikan saham pada Perseroan sejak tahun 2014). Transaksi penutupan asuransi dengan pihak terafiliasi Perseroan dilakukan syarat dan kondisi yang berlaku umum, penentuan nilai transaksi adalah wajar dan tidak terdapat perbedaan syarat dan kondisi yang berlaku dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga. Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, aset tetap Perseroan sudah diasuransikan dengan premi yang cukup. Nilai pertanggungan asuransi telah menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 10. Aset dengan nilai Material Berdasarkan Laporan keuangan 31 Maret 2015 total nilai buku aset tetap Perseroan sebesar Rp2.403 juta. Berikut merupakan tanah yang dimiliki Perseroan: No.
No.Sertifikat
1.
Surat Izin Pemakaian Tanah Jangka Menengah No.188.45/1952 P/436.6.18/2011 Surat Izin Pemakaian Tanah Jangka Menengah No.188.45/1953 P/436.6.18/2011 Surat Izin Pemakaian Tanah Jangka Menengah No.188.45/1954 P/436.6.18/2011 Surat Izin Pemakaian Tanah Jangka Menengah No.188.45/1955 P/436.6.18/2011
2.
3.
4.
Tanggal berakhirnya izin
Luas Tanah (m2)
Lokasi
Terdaftar atas Nama
11 Juli 2016
381,10
Jl. Kertajaya 69 A
Drs. Sungkowo Adiwikarto
11 Juli 2016
292,16
Jl. Kertajaya 69 A
Drs. Sungkowo Adiwikarto
11 Juli 2016
473,37
Jl. Kertajaya 69 A
Drs. Sungkowo Adiwikarto
11 Juli 2016
132,00
Jl. Kertajaya 69 A
Drs. Sungkowo Adiwikarto
11. Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga Perseroan tidak memiliki perjanjian diluar bidang usaha Perseroan sebagai bank yang bersifat material sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bapepam No.IX.E.2 dan tidak ada negative covenant yang dapat merugikan pemegang saham publik. Tabel di bawah ini adalah perjanjian-perjanjian penting Perseroan dengan pihak ketiga yaitu sebagai berikut: No 1.
Nama Perjanjian Perjanjian sewa menyewa No. 638MNCAM/MNCLMKT/IX/14 tanggal 20 Nov 2014
Pihak PT MNC Land Tbk dan Perseroan
Ruang Lingkup
Jangka Waktu
Nilai Perjanjian
Ruang Perkantoran yang terletak di Lantai 8,7,6, GF Lounge, GF, Sharing Area di Gedung MNC Financial Center Jl. Kebon Sirih Raya 27 Jakarta Pusat 10340. Luas keseluruhan Lantai 8,7,6, GF Lounge, GF, Sharing Area 2 adalah 2.331,42 m
6 tahun sejak 1 November 2014 s/d 31 Oktober 2020
Harga: Besarnya Gross Rental (Uang Sewa & Uang Pelayanan) adalah Rp220.000,per meter persegi perbulan (typical floor) + Rp370.000,per meter persegi perbulan (ground floor) Uang Jaminan Sewa:
66
No
2.
3.
4.
5.
Nama Perjanjian
Perjanjian sewa menyewa No. 665-ICBB/GLD PropMKT/VI/14 tanggal 20 Nov 2014
Perjanjian sewa menyewa No. 665-ICBB/GLD PropMKT/VI/14 tanggal 20 Nov 2014
Pihak
PT GLD Property dan Perseroan
PT GLD Property dan Perseroan
Perjanjian Konsesi Usaha dan SewaMenyewa Ruangan No.PJJ.15.02.01 /01/12/2014/10 02 tanggal 31 Desember 2014 dibuat dibawah tangan
PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Utama Bandara SoekarnoHatta dan Perseroan
Perjanjian Kerjasama tentang Penyediaan Fasilitas 3D Secure Dynamic Authentication Nomor 067/MNC-AKKIIS/KS/VI/2015, AKKI/2015/VI/0 02, 034/IS/VI/2015 tanggal 5 Juni 2015
Perseroan, Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) dan PT Infinitium Solutions (Infinitium)
Ruang Lingkup
Ruang Perkantoran yang terletak di Lantai 3 suite 301 & 303 serta Lantai 4 di MNC Tower, Jl. Kebon Sirih 17 – 19 Jakarta Pusat. Luas Lantai 3 2 adalah 1.143,50 m dan Luas 2 Lantai 4 adalah 1.383.28 m .
Ruang Perkantoran yang terletak di Lantai 201 Ground Floor, Lantai B1F di MNC Tower, Jl. Kebon Sirih 17 – 19 Jakarta Pusat. Total luas sewa adalah 788,55 m2.
Ruangan di Gedung JPT Nomor P.05 seluas 29m2 terletak di Terminal Kargo Bandara Soekarno - Hatta
AKKI mengikatkan diri dan setuju untuk memberikan Layanan sesuai dengan permintaan Bank sebagai berikut, AKKI akan menyediakan Sistem untuk menjalankan Layanan, menjamin bahwa INFINITIUM akan menyediakan dukungan teknis dalam menjalankan Layanan, dan menjamin bahwa INFINITIUM akan bertanggung jawab untuk melakukan perawatan rutin Layanan
67
Jangka Waktu
1 tahun sejak 1 Mar 2015 s/d 29 Feb 2016
1 tahun sejak 1 Desember 2014 s/d 30 November 2015
2 tahun terhitung sejak 1 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 30 September 2016
3 tahun sejak tanggal Softlaunch.
Nilai Perjanjian Gross Rent x Luas Ruang Sewa x 1 bulan adalah sebesar Rp527.379.000,Harga: Besarnya Gross Rental (Uang Sewa & Uang Pelayanan) adalah Rp 180.000,- per meter persegi. Service Charge Rp70.000,/m2/bulan. Uang Jaminan Sewa: Gross Rent x Luas Ruang Sewa x 3 bulan adalah sebesar Rp1.364.461.200,Harga: Besarnya Gross Rental (Uang Sewa & Uang Pelayanan) adalah Rp180.000,per meter persegi perbulan (typical floor) + Rp320.000,per meter persegi perbulan (ground floor). Service Charge Rp70.000,/m2/bulan. Uang Jaminan Sewa: Gross Rent x Luas Ruang Sewa x 1 bulan adalah sebesar Rp190.876.000,Konsesi Usaha sebesar 23% dari operating cost Pihak Kedua belum termasuk PPN. Operating cost ditetapkan sebesar Rp 23.000.000,00 Rp 200.000,00 per meter persegi per bulan sehingga jumlah harga sewa adalah Rp 5.800.000,00 per bulan tidak termasuk PPN Dalam perjanjian yang diberikan tidak terdapat keterangan mengenai biaya.
No 6.
7.
8.
Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama tentang Penyediaan Peralatan Jaringan VSAT Broadband No. 223/MNCBIE/KS/X/2014, 52/IELGL/X/2014 tanggal 31 Oktober 2014 Perjanjian Kerjasama Pemeliharaan Aplikasi Sistem ATMR, PSAK, LBU dan AML antara PT Sahassa Panca Manunggal dengan PT Bank MNC Internasional Tbk
Perjanjian Kerjasama tentang Implementasi Program Aplikasi Joint Financing Mirroring System No.240/MNCBa nkIMS/KS/XI/2014 , 027/PKSIMS/VII/2014 tanggal 24 November 2014
Pihak
Ruang Lingkup
Jangka Waktu
Nilai Perjanjian
PT Infokom Elektrindo (Pihak Kedua) dan Perseroan (Pihak Pertama)
Pihak Pertama menyewa peralatan jaringan VSAT Broadband yang disediakan oleh Pihak Kedua dan Pihak Kedua menyediakan jaringan satelit komunikasi untuk memenuhi kebutuhan jaringan komunikasi data dan/atau internet Pihak Pertama
3 tahun terhitung sejak tanggal Perjanjian.
Rp 88.715.000,- per bulan
PT Sahassa Panca Manunggal (Pihak Pertama) dab Perseroan (Pihak Kedua)
Pihak Pertama menyediakan tenaga ahlinya dan memberikan jasanya kepada Pihak Kedua untuk pekerjaan Pemeliharaan Aplikasi Sistem ATMR, PSAK, LBU dan AML
3 tahun terhitung sejak 1 Oktober 2014 sampai tanggal 1 Oktober 2017.
Periode 1 Oktober 2014 sampai 1 Oktober 2015 sebesar Rp.195.570.000,-
PT Intisoft Mitra Solusi (Pihak Kedua) dan Perseroan (Pihak Pertama)
Pihak Kedua setuju untuk mengimplementasikan Program Aplikasi System Joint Financing Mirroring kepada Pihak Pertama
Periode 1 Oktober 2015 sampai 1 Oktober 2016 sebesar Rp 195.570.000,-
Terhitung sejak tanggal 4 Mei 2014 sampai Pihak Kedua menyerahkan hasil pekerjaannya.
Periode 1 Oktober 2016 sampai 1 Oktober 2017 sebesar Rp 215.127.000,Rp 600.000.000,belum termasuk PPN dan PPh
Keterangan: Perjanjian ini masih berlaku.
12. Pajak
-
-
Perseroan telah mentaati seluruh undang-undang pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku.
68
13. Perkara Hukum yang sedang Dihadapi Perseroan Perseroan merupakan pihak tergugat terbantah, maupun terlawan dalam beberapa perkara perdata. Perkara-perkara tersebut berhubungan dengan penyelesaian kredit bermasalah, gugatan wanprestasi dan/atau perbuatan melawan hukum, pemohon sita eksekusi dan/atau pelaksanaan jaminan kredit yang secara material tidak mempengaruhi kelangsungan kegiatan usaha Perseroan. Selain itu Perseroan juga menghadapi 1 perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang/PKPU yang diajukan Perseroan, menghadapi perkara debitur dipailitkan pihak lain dan 1 sengketa perpajakan. Perseroan tidak sedang terlibat dalam perkara Pidana, Kepailitan, maupun Perselisihan Hubungan Industrial maupun Pemutusan Hubungan Kerja, perkara tata usaha negara, sengketa arbitrase, maupun somasi dari pihak ketiga, serta sengketa lainnya di luar pengadilan atau klaim yang mungkin timbul yang secara material dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan. Berikut keterangan singkat mengenai perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan: No
Nomor & Tanggal Putusan
1.
35/Pdt.Plw/2014/P N.Sby tgl. 17-012014 di PN Surabaya
2.
38/Pdt.G/2014/PN. Gsk tgl. 23-06-2014 di PN Gresik
Pihak Berperkara
PL
: Fahmi Fatwa
TL-1 : Perseroan TL-2 : PT Duta Balai Lelang Surab aya
P : Purwanto T-1 : Perseroan T-2 : KPKNL Surabaya T-3 : Phoa Jhons/Pemenang Lelang
Kasus Posisi
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
Perlawanan terhadap lelang ekseksui yang diajukan Perseroan kepada KPKNL Sidoarjo dengan alasan pelaksanaan proses lelang menyimpang dari prosedur dan sebelum pelelangan harus lebih dahulu ada sita Pengadilan Negeri yang bertujuan untuk menghambat lelang.
Gugatan Pelawan pada pokoknya dengan tuntutan: o Menyatakan Pelawan adalah pemilik yang Sah dari tanah beserta bangunan diatasnya dengan Sertipikat HM No. 78 atas nama BASIR, luas 327 m2 yang terletak di Ds Sambungrejo, Kec Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. o Memerintahkan untuk tidak melakukan pelelangan tanpa fiat Ketua Pengadilan sepanjang mengenai satu bidang tanah yang tercantum dalam petitum diatas. o Menyatakan jaminan milik P sebidang tanah HM Nomor 166 luas 806 m2 an Endang Iswati. o Menyatakan pelaksanaan lelang atas barang jaminan milik P adalah melawan hukum dan harus dibatalkan.
Jumlah hutang P Rp 112.501.648,24 tidak benar karena P pernah melakukan beberapa kali angsuran namun tidak mengurangi hutang pokok sehingga perbuata n Perseroan dinilai melanggar hukum/ perjanjian. Perseroan dalam melakukan pelelangan jaminan melalui KPKNL Surabaya, tanpa memberikan teguran/memberita hukan terlebih dahulu kepada P dan Bank melakukannya tanpa melalui prosedur lelang yang benar, yang
69
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum Putusan PN Surabaya tgl 19 Nopember 2014, menolak gugatan perlawanan Pelawan. Status: Atas putusan PN Surabaya belum diketahui pihak Pelawan mengajukan banding.
Putusan PN Gresik tgl 16 Februari 2014, menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. Status: Penggugat menyatakan banding
No
3.
Nomor & Tanggal Putusan
11/Pdt.G/2014/PN. Btg tgl. 06-10-2014 di PN Batang
Pihak Berperkara
P : Husni Maulana bin Slamet T.1 : Perseroan T.2 : KPKNL Pekalongan T.3 : Gunawan Arifin bin Rohmat T.4 : Farid Dulwujan bin Slamet
4.
429/Pdt.G/2014/PN .Smg tgl 19 Nopember 2014 di PN Semarang
PL.1 : Sulami PL.2 : Much Sonalia PL.3 : Jamilatun TL 1 : Fatoni TL.2 : Eko Watono TL.3 : Isroatun TL.4 : Perseroan TL.5 : PT Nobel Graha Auction TL.6 : Agus Suharso TL.7 : Sri Rejeki Budi Martono
5.
779/Pdt.G/2014/PN .Jkt.Sel. 18-11-2014 di PN Jakarta Selatan
PP : Ny Heldy Djafar Noor dkk T.1 : Perseroan T.2 : PT QR Tambang T.3 : KPKNL Jakarta 1 TT.1: PT Balai Lelang Casa
Kasus Posisi
akhirnya jaminan terjual lelang yang dimenangkan oleh T.3. Lelang jaminan SHM No 00129/Ds Tambakboyo seluas L 430 m2 terletak di Kab Magelang tidak sah karena Perseroan melakukan penjualan jaminan sebelum jatuh tempo kredit dan Bank melakukan lelang eksekusi melalui KPKNL tanpa ijin dari pihak pengadilan. Pada pokoknya mendalilkan hal-hal: Menurut Para Pelawan dengan tanpa sepengetahuannya TL.1 s/d TL.3, pihak Fatoni menjaminkan tanah sengketa kepada Perseroan yang seolah-olah menyatakan ahli waris dari Sa’dun dan Alfiah (alm) hanyalah Fatoni, Eko Watono, Isroatun dan kemudian akhirnya obyek sengketa terjual lelang oleh Perseroan. Dengan demikian eksekusi pengosongan sesuai Penetapan PN Semarang No 14/Rsl.Eks/2013/PN.S mg, adalah perbuatan melawan hukum.
Pelaksanaan lelang yang berakibat terjual lelang jaminan Peara P dilakukan dengan itikad buruk sehingga cacat hukum karena : P tidak diberi kesempatan terlebih dahulu untuk melakukan pembayaran kewajiban
70
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum
Menghukum kepada Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi kepada P sebesar: Materiil Rp. 225 juta Immateriil Rp. 500 juta
Putusan PN Batang tgl 17 Juni 2015, menolak gugatan Penggugat.
Dalam Provisi o Menangguhkan Pelaksanaan Eksekusi Penetapan No 14/RSL.Eks/2013/PN.S mg tanggal 9 Oktober 2014 Pengosongan Tanah dan rumah sertipikat Hak Milik No 23/Kel Mangkang Kulon
Status : Perkara ini dalam pemeriksaan Semarang
Dalam Pokok Perkara o Menyatakan Para Pelawan adalah pemilik yang sah atas tanah dan rumah sebagaimana dalam sertipikat Hak Milik No 323/Kel Mangkang 2 Pulo, seluas 1.030 m atas nama Alpijah Bin Sarno yang terletak di wilayah Kel Mangkan Kulon, Kec Tuga Kota Semarang. o Menyatakan batal dan tidak berharga Penetapan No 14/RSL.Eks berharga Penetapan o 14/RSL.Eks/2013/PN Smg tanggal 9 Oktober 2013. o Memerintahkan kepada T.1 untuk memberi kesempatan dan jangka waktuk epada Para P untuk menyelesaikan hutang T.2 o Menyatakan pelaksanaan Lelang Eksekusi HakTanggungan atas obyek sengketa yang dilakukan melalui TT.1
Status : Atas putusan PN Batang belum diketahui pihak Pelawan mengajukan banding.
sedang tahap di PN
Status : Perkara ini sedang dalam tahap pemeriksaan di PN Jakarta Selatan
No
Nomor & Tanggal Putusan
Pihak Berperkara
TT.2 : Kepala BPN Jakarta Selatan
Kasus Posisi
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
hutang T.2 Adanya perubahan Perjanjian Fasilitas Kredit yang dilakukan oleh T.1 dan T.2 tanpa pemberitahuan/ persetujuan dari Para Penggugat selaku Penjamin.
yang pelaksanaannya dilakukan oleh TT.2 berikut segala akibathukum yang ditimbulkannya adalah batal demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak sah; Memerintahkan kepada TT.3 untuk tidak melakukan perubahan status hukumatauperalihan/p emindahan hak kepada pihak lain atas obyek sengketa dan mencatatdalam Buku Tanah SHM No 2147/Bangka sebagai obyek sengketa dalam perkara ini; Menghukum Para T secara renteng untuk membayar ganti rugi materiil kepada Para P sebesar Rp. 25.000.000.000,Menyatakan bahwa P telah melakukan prestasi berupa pembayaran kepada T untuk kedua fasilitas perjanjian kredit a quo yakni sejumlah Rp. 456.712.180 Menyatakan menetapkan sisa hutang untuk perjanjian pertama adalah sebesar Rp. 176.179.619 dan untuk Perjanjian Kredit kedua sejumlah Rp. 127.108.201, sehingga sisa hutang P sebesar Rp. 303.287.820 atau sejumlah tertentu yang menurut Yang Mulia Majelis Hakim adil dan patut dibayarkan oleh P kepada T.
o
o
6.
30/Pdt.G/2015/PN. Bdg tgl. 21-01-2015 di PN Bandung
P : Andri Suherman T : MNC Bank T.T.1 : Perseroan T.T.2 : KPKNL Bandung
Adanya perselisihan antara P dan T terkait jumlah hutang tidak pasti, karena P telah melakukan pembayaranpembayaran kepada Tergugat. Sehingga sisa hutang berjumlah sebesar Rp. 303.287.820 untuk kedua fasilitas kreditnya. Berdasarkan alasan tersebut, P menuntut pembayaran untuk jumlah tertentu sebesar Rp.1.500.000 sesuai kemampuan karena usahanya mengalami kemerosotan.
o
o
o Menghukum T untuk membayar ganti rugi secara tunai dan seketika yang diperinci sbb : - Kerugian Material yakni biaya-biaya untuk memperjuangkan hak-haknya sebesar Rp. 25.000.000,-
71
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum
Status : Perkara ini dalam pemeriksaan Bandung.
sedang tahap di PN
No
Nomor & Tanggal Putusan
7.
70/Pdt.G/2015/PN. Smg tgl. 13-032015 di PN Semarang
Pihak Berperkara
P1 : Sulami P2: Much Sonalia P3: Jamilatun P4: Much Ridwan Fawzy P5: Masruroh T1 :Fatoni T.2: Eko Watono T.3: Isroatun T.4: Desa Wonosari T.5 : Perseroan T.6: KPNL Semarang
Kasus Posisi
Menurut Para Penggugat penjaminan yang dilakukan oleh Fatony (T.1), Eko Wartono (T.2) dan Isroatun (T.3) berdasarkan Surat Keterangan Waris adalah tidak sah dan melawan hukum karena tidak melibatkan para Penggugat (Sulami, Much Sonalia dan Jamilatun) sebagai ahli waris yang juga memiliki hak atas sertifikat yang dijaminkan kepada Perseroan.
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan o Menyatakan menurut hukum Ibu ALFIDAH, Para P, T.1, T.2 dan T.3 adalah Ahli Waris dari Bapak SA’DUN (Alm) yang berhak atas tanah obyek sengketa. o Menyatakan menurut Hukum/Tindakan T.1 menjaminkan tanah obyek sengketa kepada T.5 tanpa melibatkan Para P merupakan perbuatan melawan hukum. o Menyatakan menurut hukum T.7 dan T.8 sebagai Pemenang Lelang adalah Cacat Hukum sehingga batal demi hukum
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum Status : Perkara ini sedang dalam tahap pemeriksaan di PN Semarang.
T.7: Agus Suharso T.8: Sri Rezeki Budi Martono
8.
112/Pdt.G/2015/PN .JKT.UTR, tgl. 08-052015 Di PN Jakarta Utara
TT: BPN Semarang P : Drs Rivai Zakaria SH T : Yusmen Susanto T.T : Perseroan
P adalah pengacara debitur dalam mengurus masalah debitur dan mengurus penguasaan jaminan sertipikat SHM No. 01520/Maphar, Luas LT 146 m2 LB 320 m2 terjual lelang. P sebagai pengacara mempunyai perjanjian kuasa sebesar Rp. 500 juta berkaitan dengan jasa hukum yang telah dilakukan terhadap kepentingan hak dari debitur. Menyangkut jasa hukum tidak pernah dibayarkan oleh T serta biaya renovasi yang dikeluarkan di mana kerugian yang dituntut seluruhnya berjumlah Rp. 1,7 Milyar.
72
Dalam Provisi : o Memerintahkan kepada TT untuk tidak melakukan upaya pengosongan, membongkar atau memindahkan apapun terhadap seluruh barang-barang yang merupakan milik Penggugat atas SHM Nomor 01520/Maphar sebelum ada keputusan mengenai pokok perkara Menyatakan bahwa Penggugat masih mempunyai hak untuk memasuki serta merawat dan menjaga seluruh barangbarang yang merupakan milik Penggugat tsb sebelum ada keputusan mengenai pokok perkara; Dalam Pokok Perkara : o Menyatakan secara hukum Perjanjian Pemberian Kuasa Nomor 025/YS/PERD/ III/2011, tertanggal 17 Maret 2011, adalah sah menurut hokum dan harus
Status : Perkara ini sedang dalam tahap pemeriksaan di PN Jakarta Utara.
No
9.
10.
Nomor & Tanggal Putusan
07Pdt SusPKPU/2015/PN Niaga Medan tgl 07 Mei 2015 di PN Medan
191/Pdt.G/2015/PN Bdg, tgl. 18-05-2015 di PN Bandung
Pihak Berperkara
PM : Perseroan T M.1 : PT. BUWI T M.2 : Jefry Lim
PP : Ny Farida Ayeni (direktur) dan Imral Roeslan (direktur) CV Mommy T.1 : Perseroan T.2 :Ir Endro Sumarso T.3 : Perseroan T.4 : M Heri Fadilah T.5 : Yayan Adi S T.6 : Ny DR Ranti Fauza Mayana SH Notaris/PPAT Kota Bandung T.7 : Aji Murtidianti SH
Kasus Posisi
Permohonan PKPU karena wanprestasi, memenuhi syarat hutang telah jatuh tempo dan dpt ditagih, dan mempunyai lebih dari 1 Kreditor dengan sisa tagihan tertunggak milik Perseroan sebesar Rp. 37.810.863.106,86 / bulan Maret 2015
T.1 s/d T.V tidak menghormati itikad baik yang dilakukan oleh Para Penggugat No 2/Imral Roeslan dalam melakukan pembayaran bunga pinjaman yang setiap bulan Rp. 10 juta kepada T.1 yang sudah berjalan 5 tahun/60 bulan terhitung dari tgl 4 Nopember 2003 s/d Oktober 2008 dengan total perhitungan Rp. 600 juta. T.2/Ir Endro Sumarso melakukan perbuatan mengelabui Para Penggugat yaitu
73
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
dilaksanakan oleh para pihak sebagai undang-undang; o Menyatakan secara hukum bahwa Penggugat adalah pihak yang beritikad baik dan dapat menempati, menduduki serta menguasai bangunan Ruko SHM Nomor 01520/Maphar o Menyatakan tergugat telah cedera janji/wanprestasi, dan oleh karena menghukum Tergugat untuk membayar gantirugi kepada Penggugat yaitu sebesar Rp. 1.700.000.000,- sejak perkara ini sudah mempunyai keputusan akhir yang sah. Memohon mengabulkan PKPU sesuai ketetntuan yang berlaku.
o Menyatakan Para P mempunyai kewajiban untuk mengembalikan hutang pokok Pinjaman p 475 juta kepada T.1 s/d V o Menghukum para T ataupun siapa saja yang ada merasa memegang HM No : 1611/Kel. untuk dikembalikan kepada Para P o Menghukum para T untuk menerima pengembalian uang sejumlah Rp. 475.000.000,dari Para P sebagai pelunasan Pinjaman o Menghukum para T untuk dapat
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum
Putusan PKPU Sementara tgl 07 Mei 2015 mengabulkan PKPU selama 45 hr, DR. Marsudin Nainggolan, SH, MH sbg Pengawas, mengangkat Lambok Parulian Hutapea dkk sbg Pengurus Status: Tanah perundingan perdamaian debitur dan kreditur. Status : Perkara ini dalam pemeriksaan Bandung.
proses antara para
sedang tahap di PN
No
Nomor & Tanggal Putusan
Pihak Berperkara
Notaris/PPAT Kab Bandung T.8 : Ny Erdawati T.9 : Kepada BPN Kota Bandung TT.1 : KPKNL Bandung TT.2 : Tuan Tomi
Kasus Posisi
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
dengan bekerja sama dengan T.7 yaitu Para Penggugat disuruh oleh T.1, T.2 menandatangani surat-surat blangkoblangko pada tahun 2009, yakni penandatanganan penyerahan AYDA kepada Perseroan.
membayar kerugian perhitungan sbb : Kerugian materiil : o T.1, T.3 berkewajiban secara bersama-sama untuk secara tanggung renteng, membayar Rp. 600.000.000. o T.2, T.4, T.5, T.7 untuk dapat secara tanggung renteng membayar Rp. 1.000.000.000. o Menghukum T membayar kerugian seluruhnya sebesar Rp. 1,8 milyar dan penggantian biaya Lawyer 150 juta
TT.3 : Tuan Maks 11.
12.
13.
55/Pdt.G/2013/PN Jak.Pst di PN Jakarta Pusat
58/Pdt.G/2014/PN. Unr tgl. 06-062014 di PN Ungaran
50/Pdt.G/2011/PN. Bpp tgl 2 mei 2012 di PN Balikpapan
PB : Perseroan TB : Indra Gunawan
PB : Sri Mulyani TB : Perseroan T-T : KPKNL Semarang
PK : Saharuddin TK : Perseroan
Perbuatan T membatalkan penjualan AYDA (eks jaminan PT. Dharma Indah) di Puri Kembangan dan menyatakan hangus uang muka yang telah disetorkan oleh P sebesar 1,5 milyar adalah sebagai perbuatan melawan hukum.
Bank dalam melakukan pelelangan jaminan SHM No 88 a/n Saipan (suami/ Penggugat), melalui KPKNL Semarang belum mendapat perintah pengadilan dan Bank melakukan tindakan sewenangwenang dan main hakim sendiri.
Gugatan Wanprestasi atas perjanjian kredit dan pemblokiran/penutu
74
o Menyatakan menurut hukum sah dan berharga gugatan P adalah yang berhak atas hak yang terkait dalam status hak miliknya SHM No 88 seluas 85 m2, Ungaran Timur. o Menyatakan T melakukan lelang tanpa persetujuan Klien kami adalah tindakan sepihak dan merupakan perbuatan melawan hukum. o Menyatakan menurut hukum T agar tidak main hakim sepihak atas pemindah tangankan tempat dan tanah pekarangan tempat dan tanah pekarangan, apalagi lelang merupakan tindakan yang melawan hukum menurut undangundang Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999. Dalam Provisi : o Memberikan putusan sela yang menetapkan menunda kewajiban P
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum
Putusan PN Jakarta Pusat tanggal 30 Oktober 2013, menyatakan menghukum Bank mengembalikan Uang Muka Rp. 1.5 Miliar yang telah dibayarkan oleh Penggugat ditambah bunga Rp 90 juta (bunga moratoir 6%p.a) Status : Perseroan menyatakan banding. Putusan PN Ungaran tanggal 12 Januari 2015 Mengabulkan eksepsi Kompetensi Relatif Tergugat dan PN Ungaran tidak berhak mengadili perkara a quo. Status : Penggugat menyatakan banding.
perkara
Putusan PN tertanggal 26 Januari 2012, menolak gugatan Penggugat.
No
Nomor & Tanggal Putusan
Pihak Berperkara
Kasus Posisi
pan giro Penggugat di Bank Mandiri dianggap akibat kesalahan Tergugat.
14.
348/Pdt.G/2012/PN .Mks tertgl. 20-122012 di PN Makassar
PK : Perseroan TK : Ny Susi Karnadidkk T-1 : Darwis Bahar T-2 : CV Daya Gita CM T-3 : Perseroan T-4 : Kiem Beng T-5 : Notaris Siti Hasnati TT-1 : KPKNL Makassar
Poses baliknama Jaminan SHM No. 461 dan SHM No. 462 semula a/n Mumung Bahar (Pewaris) ke a/n Susi Karnadi (Penjamin) dilakukan oleh Darwis Bahar (Tergugat) melalui Notaris Siti Hasnati (Tergugat 3) adalah tidak sah Jaminan tanah SHM No.202094/Pattunua ng an Ny Susi Karnadi dijaminkan oleh Tergugat 1, tanpa sepengetahuan Para Penggugat dan didalilkan bahwa Tergugat 1 menjaminkan dengan cara memalsukan tanda tangan Penggugat 1 (Ny Susi Karnadi), sehingga jaminan yang telah laku dijual lelang tidak sah.
75
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
untuk melakukan pembayaran cicilan kredit kepada T, sampai adanya putusan yg berkekuatan hukum tetap. Dalam Pokok Perkara : o Menyatakan secara hukum bahwa T telah melakukan wanprestasi. o Menghukum T untuk membayar ganti rugi: - Kerugian materiil akibat pembatalan kontrak P dan kehilangan keuntungan Rp. 1.349.666.000 - Kerugiaan immaterial Rp. 5 miliar o Memerintahkan kepada T untuk mengembalikan sisa Giro milik P yg masih ada ditangan T sebanyak 21 lembar. o Menyatakan menurut hukum Perbuatan T.1 dan T.2 yang menjamin kan kedua SHM No. dan SHM No 462 keduanya dahulu an alm Mumung Bahar sekarang an Ny Susi Karnadi (P.1), ke T.3, adalah perbuatan melawan hukum. o Menyatakan menurut hukum SHM No. 20294 dengan luas 230 M2, terletak di Jl Nusantara No 23 Makassar, tercatat an Ny Susi Karnadi telah dijaminkan ke an T.2, kepada T.3 adalah perbuatan melawan hukum. o Menyatakan menurut hukum perbuatan T.1 dan T.2, yang menjaminkan kepada T.3 adalah berupa SHM No. 461 luas 406 M2 an Alm Mumung Bahar dan SHM No 462 luas 462 M2 an Alm Mumung Bahar
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum Putusan PT Kaltim No. 80/Pdt/2012/PT.KT.SM DA tanggal 05 Desember 2012, menguatkan putusan Pengadilan Negeri Balikpapan yang dimohonkan banding tsb. Status : Penggugat ajukan kasasi dalam register perkara Kasasi No 2065 K/PDT/2013 tgl 26 /08/2013.
Putusan PN Makasar Tanggal 22 Agustus 2013: Menyatakan bahwa SHM No. 461 dan SHM No. 462 serta SHM No. 20294 tidak pernah dibagi waris, dialihkn dan dipindah tangankan. Menyatakan menurut hukum Batal dan tidak sah Pengikatan Perjanjian Kredit No. 358/2010 tanggal 01/07/2010 yang menjadi Hak Tanggungan berupa SHM No. 461 dan SHM No. 462 dan Pengikatan Hak Tanggungan SHM No. 20294. Menyatakan batal dan tidak sah jual beli Lelang yang dilakukan Turut Tergugat 1 (KPKNL) dan Turut
No
Nomor & Tanggal Putusan
Pihak Berperkara
Kasus Posisi
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
o
o
o
o
15.
Perkara Pajak dengan Nomor Berkas 15-0737352010 di Pengadilan Pajak
PB: Perseroan TB: Dirjen Pajak
Perkara ini merupakan perkara banding keberatan Perseroan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (atau SKPKB) PPh Badan Perseroan masa/tahun pajak 2010 yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak berdasarkan Keputusan No.KEP1458/WPJ.07/2013 tanggal 19 Juli 2013.
76
o
sekarang atas nama P.1 adalah batal dan tidak sah. Menyatakan batal dan tidak sah, jual beli lelang dilakukan TT.1 dan TT.2 terhadap jaminan atas sertipikat HM No. 20294. Menghukum kepada T.3 atau pihak-pihak yang Menguasai sertipikat SHM No 461 dan SHM No 462 untuk menyerahkan secara sukarela dan sempurna kepada Para Penggugat 1 s/d 4 atau dengan bantuan aparat penegak hukum Kepolisian. Menghukum kepada T.4 ataupun pihakpihak lainnya yang menguasai sertipikat SHM No 20294, an P.1 untuk menyerahkan dalam keadaan sempurna kepada Para Penggugat atau mel alui pihak aparat penegak hukum Kepolisian. Menghukum kepada T.1 s/d 5 dan TT.1 dan TT.2 secara tanggungn renteng kepada Para P.1 s/d 4 sebesar Rp. 700.000.000,- setiap T.1 s/d 5 dan TT.1 dan TT.2 lalai melaksanakan putusan ini. PB meminta agar Pengadilan Pajak memutuskan mengabulkan permohonan PB untuk dilakukan 2 materi koreksi terhadap Keputusan No.KEP1458/WPJ.07/2013 tanggal 19 Juli 2013 mengenai SKPKB PPh Badan PB masa/tahun pajak 2010.
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum Tergugat 2 (BLS Surya) terhadap Tergugat 4 (Kiam Beng) Menghukum Tergugat 3 atau Pihak2 yang menguasai Jaminan untuk menyerahkan secara sukarela dan sempurna kepada Penggugat. Meletakkan Sita Jaminan Persamaan terhadap objek SHM No. 461 dan SHM No. 462 Meletakkan Sita Jaminan terhadap obyek SHM No. 20294 Putusan PT Makassar Tgl 20 Mei 2014 amar menguatkan Putusan PN Makassar. Status : Perseroan mengajukan Kasasi.
Perkara ini sedang dalam proses menunggu putusan di Pengadilan Pajak
No
Nomor & Tanggal Putusan
Pihak Berperkara
Kasus Posisi
Tuntutan Gugatan/ Dakwaan
Putusan Pengadilan/Lembaga Penyelesaian Sengketa dan Upaya Hukum
Banding diajukan karena PB tidak setuju terhadap seluruh isi materi Keputusan No.KEP1458/WPJ.07/2013 tanggal 19 Juli 2013 tersebut.
Keterangan: P : Penggugat PP : Para Penggugat T : Tergugat T1 : Tergugat 1 T2 : Tergugat 2 T3 : Tergugat 3 T4 : Tergugat 4 T 5-9 : Tergugat 5-9 TT : Turut Tergugat TT 1 : Turut Tergugat 1 TT 2 : Turut Tergugat 2
TT 3 PL TL TL 1 TL 2-7 PM TM PB TB PK TK
: : : : : : : : : : :
Turut Terlawan 3 Pelawan Terlawan Terlawan 1 Terlawan 2-7 Pemohon Termohon Pembanding Terbanding Pemohon Kasasi Termohon Kasasi
Perkara-perkara yang sedang dihadapi oleh Perseroan tersebut di atas bukanlah perkara-perkara yang secara material dapat mempengaruhi secara negatif keadaan keuangan Perseroan dan/atau kelangsungan usaha Perseroan. Seluruh perkara yang sedang dihadapi Perseroan telah diungkapkan dan tidak ada lagi perkara maupun sengketa lainnya di luar pengadilan atau somasi atau klaim yang mungkin timbul yang secara material dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan yang tidak diungkapkan dalam Prospektus.
77
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN Seluruh data yang digunakan dalam pembahasan bab ini diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (“BPS”) Juni tahun 2015, publikasi BI Mei tahun 2015 dan dari data internal Perseroan. 1.
Umum
Perseroan memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Umum berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.10/KMK.013/1990 tanggal 4 Januari 1990 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi BI No.22/1147/UPPS/PSbD tanggal 20 Januari 1990. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur BI No.11/45/KEP.GBI/2009 tanggal 11 September 2009, izin usaha atas nama PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk dialihkan menjadi izin usaha PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK No.18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014, izin usaha atas nama PT Bank ICB Bumiputera Tbk dialihkan menjadi izin usaha PT Bank MNC Internasional Tbk. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BI No.30/146/KEP/DIR tanggal 5 Desember 1997, Perseroan secara resmi mulai beroperasi sebagai Bank Devisa dari tanggal 5 Desember 1997. Perseroan memperoleh status sebagai Bank Persepsi dan Bank Devisa Persepsi Kas Negara untuk menerima setoran-setoran pajak dan bukan pajak berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.S-485/MK.03/1998 tanggal 8 September 1998. Visi dari Perseroan adalah menjadi Bank masa depan yang didukung dengan teknologi terkini dalam memberikan layanan terbaik (5-star Bank) untuk memenuhi kebutuhan keuangan sesuai dengan gaya hidup (lifestyle) nasabah. Sejalan dengan visi tersebut, Perseroan menetapkan misi menjadi Bank yang memberikan layanan perbankan dan keuangan terbaik kepada nasabah segmen menengah atas, termasukusaha kecil dan menengah, dan ritel sesuai dengan gaya hidup (lifestyle) melalui penyediaan jaringan cabang dan teknologi yang futuristik. Demi mewujudkan proses transformasi, Perseroan berupaya melakukan, strategi usaha yang sudah disusun oleh manajemen yakni dengan memperkuat struktur permodalan, Perseroan melakukan right issue di tahun 2015. Di sisi lain, Perseroan juga menekankan pada strategi untuk membangun dan meningkatkan jumlah nasabah baik tabungan maupun pinjaman dan memfokuskan pada sinergi yang kuat dengan anak perusahaan lain dalam Grup MNC baik itu karyawan, pelanggan maupun mitra bisnis. Dari sisi jaringan distribusi, hal yang perlu difokuskan pada penataan dan pengembangan jaringan cabang (branch network) akan dilakukan secara keseluruhan dengan melakukan evaluasi terhadap lokasi, sumber daya manusia, infrastruktur pendukung dan kinerja cabang. Dari hasil evaluasi tersebut, Perseroan akan melakukan relokasi, reorganisasi, pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan infrastruktur pendukung demi meningkatkan kinerja efisiensi masing-masing cabang. Selain itu, perluasan dan penambahan ATM akan dilakukan secara tepat dan terukur. Bank juga berencana untuk memperluas jaringan ATM melalui kerja sama dengan Jaringan ATM Prima. Pengembangan yang tak kalah penting yakni pada electronic channels, akan dilakukan pengembangan Mobile Banking, Internet Banking Personal, Internet Banking-Corporate, dan Jaringan Debit merupakan fokus utama untuk mendukung pencapaian target Bank. Dari sisi layanan dan produk, Perseroan mengembangkan produk dan pelayanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Faktor sumber daya manusia menjadi ujung tombak keberhasilan penerapan pelayanan dengan fokus bisnis yang baru. Manajemen juga mengembangkan struktur organisasi dan komposisi karyawan untuk menciptakan proses bisnis yang efektif dan efisien melalui proses pelatihan yang terstruktur dan sistematis. Didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki pengalaman di bidangnya masing-masing, Perseroan yakin akan dapat mendukung strategi usaha ke depan. Untuk mendukung pencapaian target bisnis, Perseroan juga perlu membangun atau mengkaji ulang prosesproses bisnis yang ada dan melakukan pengembangan serta pembaruan infrastruktur termasuk perangkat keras dan lunak. Selain dari sisi bisnis, Perseroan juga memperkuat kepatuhan di segala bidang secara umum dan perkreditan pada khususnya, Perseroan akan memperbaiki kebijakan dan prosedur yang ada serta melaksanakan beberapa program kerja untuk menyempurnakan sistem pemantauan kepatuhan. Strategi lain
78
yang diterapkan adalah dari sisi penyelesaian kredit bermasalah dan peningkatan rentabilitas, Perseroan membentuk sebuah Komite Penyelesaian Kredit Bermasalah (Tim Task Force). Tim ini memantau kualitas dan penagihan kredit per segmen bisnis dan debitur besar secara berkala. Tim Task Force akan didukung dengan karyawan yang berpengalaman di bidangnya untuk mempercepat penyelesaian kredit bermasalah. Terkait kebutuhan tenaga berpengalaman ini juga mendapat dukungan tenaga berpengalaman dari MNC Grup. Strategi selanjutnya adalah meyakinkan bahwa seluruh risiko yang dihadapi bank dapat dikenali, diukur, dipantau dikendalikan dan dilaporkan dengan benar dengan menerapkan Integrated Risk Management Frame Work disertai penguatan Good Corporate Governance untuk mendukung pertumbuhan bank secara sehat dan berkesinambungan. Target Pasar: Fokus pada segmen consumer banking (consumer lending dan retail funding) dan; Fokus pada segmen Small Medium Enterprises (loan, trade finance, cash management) Fokus pada segmen consumer funding khususnya pada peningkatan dana pihak ketiga dari produk giro, tabungan, dan deposito ritel. Fokus pada consumer lending khususnya pada pengembangan produk kartu kredit, mortgage, implant banking dan multifinance (joint financing). 2.
Jaringan Distribusi
Pada bulan Juli 2015, Perseroan beroperasi melalui 16 kantor cabang, 33 kantor cabang pembantu, 27 kantor kas dan 2 payment point yang seluruhnya berlokasi di Indonesia seperti terlihat dalam tabel berikut: No
Jenis Kantor
Alamat
Status Gedung
Transaksi Sewa
Berakhirnya masa sewa
Sewa
Non Afiliasi
26 Sep 2015
Sewa
Non Afiliasi
30 Sep 2016
Sewa
Non Afiliasi
1 Nov 2016
Sewa
Afiliasi
29 Feb 2016
Sewa
Non Afiliasi
1 Okt 2016
Sewa
Non Afiliasi
1 Des 2015
Sewa
Non Afiliasi
19 Mei 2017
Sewa
Non Afiliasi
13 Mar 2016
Sewa
Non Afiliasi
31 Okt 2015
Sewa
Non Afiliasi
21 Feb 2016
Sewa
Non Afiliasi
1 Mar 2019
Sewa
Non Afiliasi
18 Apr 2019
Sewa
Non Afiliasi
6 Aug 2018
Jakarta Pusat 1
2
KCP Menteng
KC Wisma Bumiputera
3
KCP Mohammad Mansyur
4
KCP MNC Tower
Jakarta Selatan 5 KK Pondok Indah 6
KCP Blok M
7
KCP Fatmawati
8
KK Arkadia
9
KK Cilandak Mall
10
11
KCP Soepomo
KCP Wolter
Gedung Menara ICB Bumiputera Jl. Probolinggo No.18 Menteng Jakarta - Pusat 10350 Wisma Bumiputera Lt Dasar Jl. Jend Sudirman Kav.75 Jakarta - Pusat 12910 Jl. KH Moh. Mansyur No.8/B-3 Jakarta Pusat 10150 MNC Tower Lt 201, GF, B1F, Jl. Kebon Sirih 17-19, Jakarta Pusat Jl. Margaguna No.9, Pondok Indah Jakarta - Selatan 12310 Jl. Sultan Hasanuddin Kav. 41 Jakarta - Selatan 12160 Komp. Duta Mas Blok A1 No 3 Jl. RS Fatmawati Jakarta - Selatan 12150 Gedung Perkantoran Arkadia Tower B. Jl. TB Simatupang Kav 88 Jakarta Selatan 12520 Cilandak Mall Lt. Dasar Jl. Raya Cilandak KKO Jakarta - Selatan 12560 Graha Alun Lt. Dasar Jl. Prof. Soepomo SH No.233 Jakarta - Selatan 12870 Jl. Wolter Monginsidi No.88L Jakarta - Selatan 12170
Jakarta Barat 12
KK Puri Indah
13
KCP Meruya
Ruko Pasar Puri Jl. Puri Indah Raya Blok A No. 18 Jakarta Barat 11610 Rukan Kencana Niaga Blok D1 No.2M, Jl. Taman Aries, Meruya Utara, Jakarta - Barat 11620
79
No
Jenis Kantor
14
KK Harco Mangga Dua
15
16
KCP Glodok Plaza
KCP Tanjung Duren
Alamat
Status Gedung
Transaksi Sewa
Berakhirnya masa sewa
Sewa
Non Afiliasi
1 Jun 2017
-
-
Sewa
Non Afiliasi
11 Agus 2018
Sewa
Non Afiliasi
31 Des 2019
Sewa
Non Afiliasi
3 Mar 2020
Sewa
Non Afiliasi
2 Mei 2017
Sewa
Non Afiliasi
29 Mei 2018
Sewa
Non Afiliasi
15 Apr 2016
Sewa
Non Afiliasi
20 Jun 2018
Sewa
Non Afiliasi
3 Okt 2019
Sewa
Non Afiliasi
6 Mei 2017
Sewa
Non Afiliasi
26 Okt 2016
Jababeka Central Business Jl. Niaga Raya No.2H3
Sewa
Non Afiliasi
8 Mei 2016
Gedung Notaris Wirastuti P Jl. Margonda Raya No.158 Depok 16423
Sewa
Non Afiliasi
15 April 2020
Sewa
Non Afiliasi
30 Sep 2016
Sewa
Non Afiliasi
1 Sep 2016
Sewa
Non Afiliasi
14 Des 2017
Sewa
Non Afiliasi
1 Juni 2018
Sewa
Non Afiliasi
14 Mei 2018
Milik
-
-
Harco Electronic Mangga Dua Ruko Agung Sedayu Blok D No.1 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta - Barat 10730 Glodok Plaza Lt. 1 No.78 Jl. Pinangsia Raya No.1 Jakarta - Barat 11180 Jl. Tanjung Duren Raya No.90 A Tanjung Duren Utara Jakarta Barat 11470
Milik Sendiri
Jakarta Utara 17
KK Tanjung Priok
18
KCP Pluit
19
KK Kelapa Gading
20
KK Sunter
Ruko Enggano Megah Jl. Raya Enggano, Tanjung Priok Jl.Pluit Permai Raya No.27 Jakarta - Utara 14450 Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC6 No.35, Kelapa Gading Jakarta - Utara 14240 JL. Danau Sunter Utara Blok C.1 No.3.A Sunter – Jakarta Utara
Jakarta Timur 21
KCP Cempaka Putih
Bekasi 22 KCP Cibubur
23
KK Pondok Gede
24
KK Bekasi - SNK
25
KK Bekasi - Kemang Pratama Cikarang 26
KK Cikarang
Depok 27 KK Depok
Jl. Cempaka Putih Raya No.101A Jakarta - Timur 10510 Ruko Jimbaran Blok R 03/25 Jl. Alternatif Cibubur, Jatikarya, Jatisampurna Bekasi 17435 Ruko Permata Blok A No.1 Jl. Raya Pondok Gede Pondok Gede Bekasi – 17414 Ruko Sentral Niaga Kalimalang Jl. A. Yani Blok A.8 No.12 A Bekasi 17144 Ruko Kemang Pratama Raya Blok AL No.8 Bekasi 17148
Tangerang 28
KK Bandara Soekarno Hatta
29
KCP Tangerang
30
KK Bintaro Sentra Menteng
31
KK Gading Serpong
32
KK BSD City Sektor VII
Gedung JPT 01 P.05 Cargo, Area Bandra Soekarno Hatta – Cengkareng - Tangerang 19110 Tangerang City Business Park, Ruko No.B-12 Jl. Jend. Sudirman No.1 Cikokol, Tangerang 15118 Ruko Bintaro Sentra Menteng Blok MN-24 Bintaro Jaya Sektor VII – Tangerang 15224 Ruko Alexandrate Jl. Boulevard Raya Blok ALX 3 No.3031 Gading Serpong Tangerang 15810 Ruko BSD City Sektor VII Blok RPNo.96 Serpong Tangerang 15322
Surabaya 33
KC Surabaya
Jl. Kertajaya No.67-69 Surabaya 60286
80
No
Jenis Kantor
34
PP Juanda
35
KCP Sungkono
36
KCP Jemursari
37
KCP Kembang Jepun
38
KCP Pasar Kembang
39
KCP Mojokerto
Alamat
Status Gedung
Transaksi Sewa
Jl. Raya Bandara Juanda KM 3-4 Surabaya – 61253 Ruko Darmo Galleria Center No.A5 Jl. Mayjen Sungkono No.75 Surabaya 60225 Jl. Raya Jemur Sari No.252E Prapen Surabaya 60237 Jl. Kembang Jepun No.45 Surabaya 60612
Sewa
Non Afiliasi
Berakhirnya masa sewa 31 Mei 2017
Sewa
Non Afiliasi
30 Okt 2018
Sewa
Non Afiliasi
27 Des 2016
Sewa
Non Afiliasi
30 Apr 2019
Sewa
Non Afiliasi
8 Des 2015
Sewa
Non Afiliasi
1 Mei 2017
Sewa
Non Afiliasi
31 Jul 2016
Sewa
Non Afiliasi
2 Okt 2018
Sewa
Non Afiliasi
31 Des 2016
Sewa
Non Afiliasi
6 Nov 2015
Ruko ITC Kosambi, Blok E No.12 Jl.Baranangsiang Bandung 40112
Sewa
Non Afiliasi
6 Okt 2015
Jl. Ir. H.Juanda No.62 Bandung
Sewa
Non Afiliasi
22 Okt 2015
Ruko Grand Flower Blok A No.8 Jl. Pasar Kembang Surabaya 60263 Jl. Gajah Mada No 136 Surabaya 61313
Wilayah Pekanbaru 40
KCP Kerinci
41
KC Nangka Pekanbaru
42
KCP Sudirman
43
KK RS Awal Bross
Wilayah Bandung 44 KCP Pasar Kosambi 45
KC Bandung
Rukan Akasia Blok I No.1&2 Komplek RAPP Pangkalan Kerinci Pekanbaru 28300 Komp. Pertokoan Mella Blok B No.1-2 Jl.Tuanku Tambusai Pekanbaru Jl. Jend.Sudirman No.337 Pekanbaru 28111 Jl.Jend.Sudirman No.117 Pekanbaru
Wilayah Medan 46
KK Binjai
Jl. Sudirman No 134 Kota Binjai Medan 20762
Sewa
Non Afiliasi
1 Mei 2016
47
KCP Asia
Jl. Asia No.202 Medan 20214
Sewa
Non Afiliasi
12 Mar 2020
48
KCP Krakatau
Sewa
Non Afiliasi
1 Apr 2017
49
KCP Setiabudi
Sewa
Non Afiliasi
3 Okt 2016
50
KK Uniland Plaza
Sewa
Non Afiliasi
31 Des 2015
51
KC Medan
Jl. Gunung Krakatau No.19 C Medan 20238 Jl. Setiabudi No.126B Medan 20122 Jl. Letjend MT. Haryono A-1 Medan 20231 Komplek The Crown Jl. S. Parman No.18-20 Medan 20153
Sewa
Non Afiliasi
10 Apr 2016
Sewa
Non Afiliasi
7 Jan 2016
Sewa
Non Afiliasi
18 Jan 2016
Sewa
Non Afiliasi
15 Des 2016
Sewa
Non Afiliasi
22 Okt 2015
Sewa
Non Afiliasi
27 Sep 2016
Sewa
Non Afiliasi
11 Des 2015
Sewa
Non Afiliasi
1 Jan 2016
Rukan Dewata Square Blok A1-A2 Jl. Raya Puputan Renon
Sewa
Non Afiliasi
29 Sep 2017
Jl. Professor Herman Yohanes No.1331 Yogyakarta 5571
Sewa
Non Afiliasi
1 Jan 2017
Wilayah Denpasar 52 KCP Singaraja 53
KCP Sukowati
54
KCP Ubud
55
KK Kerobokan
56 57
KK Pasar Karang Asem KK Tabanan
58
KK Badung
59
KC Denpasar
Jl Diponegoro No.184, Singaraja Denpasar 81115 Jl Raya Sukawati No.9x Sukawati Denpasar 80582 Jl. Ida Bagus Manik, Br Kutuh Kelud Ubud Jl. Raya Kerobokan 64 Seminyak Denpasar 80361 Jl. Kesatrian, Karang Asem Denpasar 80811 Jl.Gn Semeru No.30, Tabanan Denpasar 82111 Jl.Kartini No.56 Denpasar 80111
Wilayah Yogyakarta 60
KC Yogyakarta
81
No 61
Jenis Kantor KCP Bringharjo
Alamat
Status Gedung
Transaksi Sewa
Berakhirnya masa sewa
Jl. Bhayangkara No.55 Ngampilan Yogyakarta 55162
Sewa
Non Afiliasi
28 Okt 2015
Jl. Jend. Sudirman No.327 Balikpapan 76114
Sewa
Non Afiliasi
16 Apr 2017
Jl. Kol Abunjani No.29 B Sipin Jambi
Sewa
Non Afiliasi
30 Nov 2015
Sewa
Non Afiliasi
1 Agus 2017
Sewa
Non Afiliasi
18 Agus 2019
Sewa
Non Afiliasi
30 Nov 2015
Sewa
Non Afiliasi
1 Sep 2017
Sewa
Non Afiliasi
2 Jul 2017
Sewa
Non Afiliasi
4 Jul 2017
Jl. KH. Abul Hasan No.61 Samarinda 75111
Sewa
Non Afiliasi
1 Jul 2018
Bulusaraung Square Blok A No.6 & 6A Jl. Gunung Bulusaraung, Kel. Gaddong, Kec. Bontoala, Makassar 90157
Sewa
Non Afiliasi
Sewa
Non Afiliasi
20 Agus 2016
Sewa
Non Afiliasi
20 Oktober 2015
Sewa
Non Afiliasi
3 Jul 2018
Sewa
Non Afiliasi
31 Jul 2016
Sewa
Non Afiliasi
2 April 2016
Sewa
Non Afiliasi
3 Sep 2018
Sewa
Non Afiliasi
1 Des 2015
Wilayah Balikpapan 62
KC Balikpapan
Wilayah Jambi 63 KC Jambi Wilayah Batam 64 KK Penuin 65
KC Batam
Wilayah Tarakan 66 KC Tarakan
Wilayah Semarang 67 KCP Pekalongan
68
PP Tanjung Mas
69
KC Semarang
Wilayah Samarinda 70 KC Samarinda Makasar 71 KC Makassar
Wilayah Bogor 72 KCP Cileungsi 73
74
KCP Pasar Anyar
KC Bogor
Wilayah Solo 75 KK Hartono Mall 76
KCP Veteran
77
KC Solo
78
KCP Palur
Komp. Ruko Penuin Center Blok R No.04 Batam 29441 Jl. Engku Putri, Komplek Raflesia Business Centre Blok A9-10, Batam 29054 Jl. Jend Sudirman No.02 Rt 014 Kel. Karang Balik Tarakan 77112 Jalan A. Yani, Komplek Wira Mall No.17 Wiradesa – Pekalongan Semarang 51152 Komplek Kantor Bea dan Cukai Jl. Coaster No.1-3 Semarang 50129 Komp. Ruko Pandanaran Blok 9 –10 Jl. Pandanaran No.2-6 Semarang 50241
Jl. Raya Narogong KM 23 No.3 Cileungsi Bogor 16820 Ruko Taman Topi Square No.5 JL Kapten Muslihat, Paledang Bogor 16121 Jl. Raya Pajajaran No.41 Bogor 16128 Ground Floor Hartono Mall Jl. Ir. Soekarno, Sukoharjo - Solo 57552 Jl. Veteran No 97, Kel Bareng Lor, Klaten Utara Solo 57431 Jl. Slamet Riyadi No.316 Surakarta - Solo 57141 Jl Solo Tawangmangu KM 6,5 No 66 Karanganyar - Solo 57771
25 Mar 2018
Di samping itu, Perseroan memiliki 81 unit ATM untuk meningkatkan pelayanan kepada para nasabah. Saat ini, Perseroan telah menjadi anggota ATM Bersama sehingga nasabah Perseroan dapat melakukan penarikan tunai melalui 61.700 ATM Bersama yang tersebar di seluruh Indonesia. 3.
Kegiatan Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud tujuan dan kegiatan usaha Perseroan adalah menjalankan usaha dalam bidang bank umum. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha sebagai berikut:
82
a.
Kegiatan usaha utama yang dilakukan untuk merealisasikan usaha pokok yaitu sebagai berikut: 1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertipikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, baik dalam mata uang Rupiah ataupun mata uang asing; 2. memberikan kredit atau menyediakan pembiayaan sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku; 3. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; 4. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; 5. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 6. melakukan kegiatan usaha utama berdasarkan prinsip syariah.
b.
Melakukan kegiatan usaha penunjang, sebagai berikut: 1. menerbitkan surat pengakuan hutang; 2. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: - surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Perseroan yang mana berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat dimaksud; - surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat dimaksud; - kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah; - Sertifikat Bank Indonesia (SBI); - Obligasi; - Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; - Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. 3. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga; 4. melakukan kegiatan penitipan penyimpanan barang dan surat berharga untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; 5. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; 6. membeli melalui pelelangan ataupun dengan cara lain, agunan baik semua maupun sebagian, dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya; 7. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; 8. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, pembiayaan konsumen, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring dan penjaminan serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia; 9. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia; 10. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dana pensiun di Republik Indonesia; 11. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 12. melakukan kegiatan usaha penunjang berdasarkan prinsip syariah.
83
Berikut ini keterangan mengenai kegiatan yang telah dan sedang dilakukan Perseroan: 3.1 Penghimpunan Dana Perseroan menghimpun dana dari nasabah berupa tabungan, giro, dan deposito baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing. Perseroan akan memfokuskan kepada produk-produk unggulan seperti Tabungan MNC, Giro MNC dan Deposito MNC dengan fokus untuk meningkatkan porsi pendanaan dari sumber dana yang mempunyai biaya yang lebih murah. Untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka Perseroan menawarkan program-program simpanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Beberapa produk Perseroan guna menghimpun dana masyarakat secara lebih spesifik adalah sebagai berikut: a.
Tabungan i. Tabungan MNC Tabungan MNC adalah tabungan dengan banyak manfaat dan keuntungan dengan bunga harian dan dapat ditarik setiap saat, digunakan untuk melakukan transaksi perbankan dan pembayaran tagihan melalui counter dan ATM. ii.
Tabungan MNC Valas Tabungan MNC Valas adalah tabungan dalam mata uang USD dan SGD bagi nasabah individu yang dapat di tarik setiap saat, untuk melakukan transaksi perbankan melalui counter.
iii.
Tabungan MNC Junior Tabungan MNC Junior adalah tabungan berbunga harian yang ditujukan bagi anak-anak usia 1-16 tahun dan dapat ditarik setiap saat, digunakan untuk melakukan transaksi perbankan atau pembayaran tagihan melalui counter dan ATM.
iv.
Tabungan MNC Bisnis Tabungan MNC bisnis adalah tabungan berbunga harian yang ditujukan untuk nasabah institusi. Media pelaporan berupa account statement.
v.
TabunganKu TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan WNI, dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Produk ini tidak dikenakan biaya administrasi.
b. Giro MNC Giro MNC adalah rekening giro dalam mata uang Rupiah, USD, SGD, AUD, EURO dan JPY yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat selama saldonya mencukupi dengan menggunakan cek atau bilyet giro (mata uang Rupiah) atau media penarikan lainnya. c.
Deposito MNC Deposito MNC adalah simpanan berjangka dengan jangka waktu tertentu yang pencairan pokok simpanannya hanya dapat dilakukan pada akhir jangka waktu yang sudah di sepakati.
3.2 Penanaman Dana Perseroan melakukan penanaman dana dengan sebagian besar disalurkan kepada nasabah melalui kredit yang diberikan. Perseroan juga menanamkan dananya ke dalam aktiva produktif lainnya seperti giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, dan efek-efek. Perseroan memiliki produk penanaman dana yang disalurkan kepada nasabah melalui kredit sebagai berikut: a. Kredit Modal Kerja Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah maupun Valuta Asing. Digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam membiayai operasional seharihari dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun.
84
b. Kredit Investasi Kredit Investasi adalah adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan barang modal yang diperlukan perusahaan dalam rangka perluasan, modernisasi atau kebutuhan terkait investasi dengan jangka waktu 1 (satu) tahun atau lebih. c. Kredit Multiguna Tanpa Agunan (KMG TA) Kredit Multiguna Tanpa Agunan adalah Pinjaman yang diberikan kepada karyawan melalui kerja sama dengan Perusahaan atau Koperasi (yang berafiliasi langsung dengan Perusahaan) untuk pembiayaan kebutuhan konsumtif. d. Kredit Pemilikan Properti (KPP) Kredit Pemilikan Properti adalah pinjaman konsumer yang diberikan kepada nasabah perorangan untuk membiayai pembelian properti seperti rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor dan apartemen. e. Kredit Konsumsi Beragun Properi-Multiguna (KKBP-M) Kredit Konsumsi Beragun Properti-Multiguna adalah pinjaman konsumer kepada nasabah yang ditujukan untuk membiayai keperluan yang bersifat konsumtif dengan menjaminkan properti yang telah dimiliki nasabah seperti rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor dan apartemen. f. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Kredit Kendaraan Bermotor adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan Bank untuk pembelian kendaraan bermotor. g. Kartu Kredit Kartu kredit adalah salah satu bentuk produk APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) yang paling sering digunakan oleh nasabah dimana produk ini akan memberikan kemudahan kepada nasabah dengan pemberian fasilitas kredit untuk melakukan transaksi dan juga mempermudah pengelolaan keuangan jika digunakan dengan baik. 3.2.a.
Kebijakan Perkreditan Kebijaksanaan umum Perseroan menghendaki pengaturan pokok-pokok perkreditan didasarkan pada asas-asas perkreditan yang sehat dan prinsip kehati-hatian. Dalam menyalurkan kredit, Perseroan melakukan analisis secara mendalam terhadap industri secara keseluruhan kemudian menentukan segmen-segmen industri yang akan dibiayai termasuk menentukan segmen-segmen yang tidak akan dibiayai (negative list). Evaluasi proyek atau bidang usaha yang akan dibiayai dilakukan sebelum pemberian kredit. Perseroan melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kemampuan, kepatuhan debitur serta perkembangan proyek atau bidang usaha yang dibiayai. Perseroan akan meningkatkan cakupan sistem informasi manajemen risiko yang memadai, antara lain: mencakup eksposur risiko yang dihadapi, terukurnya eksposur risiko secara akurat, informatif dan tepat waktu serta dapat menggambarkan pemenuhan / kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan limit yang telah ditetapkan. Dalam setiap pemberian kredit, Perseroan akan meminta agunan yang cukup dimana tata cara peninjauan dan penilaian kembali agunan dilakukan secara berkala sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan. Sedangkan tata cara penyelesaian agunan yang diambil alih (AYDA) dari hasil penyelesaian kredit dilakukan berdasarkan hukum yang berlaku dan tidak diperkenankan melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara menambah plafon kredit/ tunggakan bunga dan mengkapitalisasikannya. Kebijaksanaan jumlah pemberian kredit kepada pihak terkait dan pihak lain mematuhi ketentuan perkreditan, khususnya ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (Legal Lending Limit). Penetapan persyaratan kredit. Suku bunga kredit serta bentuk dan jenis agunan kepada pihak terkait diberlakukan sama dengan persyaratan kredit kepada debitur lainnya. Jumlah maksimum
85
penyediaan keseluruhan fasilitas kredit yang akan diberikan kepada pihak terkait dengan Perseroan tidak melebihi 10% dari jumlah modal Perseroan dan debitur individual bukan pihak terkait tidak melebihi 20% dari modal perseroan dan debitur kelompok bukan pihak terkait tidak melebihi 25% dari jumlah modal Perseroan atau sesuai ketentuan BI mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Mengingat pemberian kredit kepada debitur tertentu yang biasanya dalam jumlah besar mempunyai risiko yang besar pula, maka dalam rangka memperkecil risiko tersebut serta mengatasi masalah penambahan kredit untuk debitur tersebut di atas tanpa melampaui BMPK, maka penyediaan kredit kepada pihak tersebut sepanjang dimungkinkan akan dilakukan melalui sindikasi dengan bank-bank lain. 3.2.b.
Pengawasan Kredit Pengawasan kredit dilaksanakan secara terpadu sejak proses pengajuan kredit oleh calon debitur sampai dengan penyelesaian kredit yang dilakukan oleh unit-unit perkreditan secara built-in, yaitu seluruh proses pelaksanaan dan persetujuan kredit dilakukan secara berjenjang sehingga fungsi maker, checker dan approval oleh pejabat yang berlainan atau unit kerja yang terkait serta berpedoman pada prosedur perkreditan yang sehat. Pengawasan kredit secara menyeluruh dan independen di Perseroan dilakukan oleh Satuan Kerja Bisnis, Satuan Kerja Collection & Recovery dan Satuan Kerja Manajemen Risiko agar pengawasan terhadap kualitas kredit yang telah diberikan dapat dilakukan, terutama informasi mengenai kualitas aset yang sedang menurun melalui penetapan penggolongan risiko kredit. Selain itu, Satuan Kerja Audit Intern juga memiliki program-program pengawasan dan secara berkala melakukan investigasi atau audit.
3.2.c.
Kredit Bermasalah CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai dengan mengacu pada ketentuan BI yang dituangkan dalam Peraturan BI No 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang disempurnakan dengan SE BI No. 11/33/DPNP, tanggal 8 Desember 2009, Perihal: Perubahan atas Surat Edaran No 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Penyelesaian Kredit Bermasalah Perseroan memiliki target untuk mempertahankan Non-Performing Loan (NPL) sampai dengan maksimum 3,0% dari total kredit yang diberikan. Usaha yang telah dilakukan Perseroan dalam menyelesaikan kredit bermasalah antara lain melalui penagihan secara intensif, penjualan aset debitur, restrukturisasi kredit melalui pembayaran yang dipercepat serta upaya hukum. NPL Gross Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebesar 5,88%. Sedangkan NPL Gross per 31 Maret 2015 adalah 5,51% Tabel berikut ini menunjukkan kolektibilitas kredit Perseroan pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 2011.
(dalam jutaan rupiah, kecuali persentase)
31 Maret 2015 Kategori I: Lancar Kategori II: Dalam Perhatian Khusus Kredit Bermasalah Kategori III: Kurang Lancar Kategori IV: Diragukan Kategori V: Macet Jumlah Kredit Bermasalah
%
2014
%
31 Desember 2013 %
2012
%
5.282.010
86,67
5.444.689
87,01
5.025.294
91,10
4.582.439
89,00
476.235
7,82
444.384
7,10
223.670
4,05
271.142
5,27
119.951
1,97
130.066
2,08
7.268
0,13
12.594
0,24 0,42
37.269
0,61
10.508
0,17
13.554
0,25
21.826
178.793
2,93
227.588
3,64
246.454
4,47
261.077
5,07
336.018
5,51
368.162
5,89
267.276
4,85
295.497
5,73
86
Jumlah
31 Maret 2015 % 6.094.288 100,00
2014 6.257.235
% 100,00
31 Desember 2013 % 5.516.240 100,00
2012 5.149.078
% 100,00
3.3 Pembiayaan Perdagangan (Trade Finance) Beberapa produk pembiayaan perdagangan (trade finance) Perseroan antara lain: Letter of Credit (L/C) Perseroan dapat membantu nasabah yang membutuhkan bahan baku maupun barang investasi dari luar negeri (impor), dengan cara menerbitkan jaminan pembayaran kepada penjual di luar negeri atas transaksi impor nasabah fasilitas pembukaan L/C, baik secara at Sight (atas unjuk), Usance (berjangka) atau dengan cara UPAS (Usance Payable at Sight). Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Perseroan dapat membantu nasabah yang membutuhkan bahan baku maupun barang investasi dari dalam negeri atau perdagangan domestik, dengan cara menerbitkan jaminan pembayaran kepada penjual atas transaksi pembelian barang oleh nasabah melalui fasilitas pembukaan SKBDN, baik secara at Sight (atas unjuk), Usance (berjangka) atau dengan cara UPAS (Usance Payable at Sight). Shipping Guarantee Perseroan menerbitkan jaminan kepada maskapai pelayaran untuk memperlancar nasabah pemohon penerbitan L/C dalam mengambil barang impor dari maskapai pelayaran apabila dokumen pengapalan asli (Original Bill of Lading) belum diterima. 3.4 Layanan • ATM MNC Bank ATM MNC Bank adalah fasilitas yang diberikan pada nasabah Perseroan untuk kemudahan bertransaksi dengan kartu ATM. •
SMS Banking Layanan yang memungkinkan nasabah untuk mengetahui saldo rekening dan 3 transaksi perbankan terakhir dengan cara mengirimkan SMS.
•
Call Center Layanan perbankan Perseroan melalui telepon yang dapat dihubungi selama 24 jam setiap hari.
3.5 Treasury Treasury merupakan salah satu sumber pendapatan unit usaha lainnya dan Perseroan yang berperan melaksanakan investasi di pasar uang selain mengelola likuiditas harian Perseroan dan secara khusus juga berfungsi sebagai pelaksana fungsi nilai lindung terhadap risiko suku bunga, risiko valuta asing dari berbagai portfolio Perseroan maupun dari berbagai produk dan layanan yang diberikan kepada nasabah terutama instrumen-instrumen pasar uang global dan telah memberikan pendapatan fee based income yang cukup signifikan dan meningkat dari tahun ke tahun. 4.
Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko Perseroan berpedoman pada peraturan BI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya No.11/25/PBI/2009 serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II. Terkait dengan penerapan kerangka Basel II Pilar 1 (minimum capital requirement), Perseroan telah melakukan perhitungan kecukupan modal dengan menggunakan Pendekatan Standar Basel II (Standardized Approach) untuk risiko kredit, Metode Standar (Standard Method) untuk risiko pasar dan Pendekatan Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator Approach) untuk risiko operasional. Sesuai ketentuan Bank Indonesia (SEBI) Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 Perseroan juga telah melakukan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai dengan tingkat Profil Risiko dengan
87
menerapkan proses perhitungan kecukupan modal secara internal atau disebut Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). Pengelolaan risiko Perseroan mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Perseroan berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan manajemen risiko yang berjalan efektif, manajemen risiko menjadi partner stratejik dari unit bisnis yang bertujuan mengoptimalkan pendapatan dan meminimalisir potensi kerugian dari aktivitas operasional Perseroan. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan usaha sesuai dengan perubahan parameter risikonya, Perseroan secara terus menerus melakukan evaluasi secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional. Selain itu Perseroan juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Perseroan dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Perseroan memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Perseroan secara keseluruhan. Selain komite tersebut, terdapat Komite Pemantau Risiko dan beberapa komite lain yang bertugas untuk mengelola risiko-risiko secara lebih spesifik, yaitu antara lain: Komite Pemutus Kredit, Komite Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Aset dan Kewajiban (Asset and Liability Management Committee – ALCO). 4.1 Pengelolaan Risiko Sesuai Peraturan BI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang: Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum; Surat Edaran BI No 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, tanggal 29 September 2003; Peraturan BI No.11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, tentang Perubahan atas Peraturan BI No.5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum; Surat Edaran BI No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Perubahan atas Surat Edaran BI No.5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Perseroan membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Perseroan berdasarkan 8 (delapan) jenis risiko sebagai berikut. 4.1.1
Risiko Kredit Dalam rangka penerapan manajemen risiko untuk Risiko Kredit terdapat beberapa unit terkait yaitu: unit bisnis yang melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyediaan dana, unit evaluasi kredit yang melakukan evaluasi kelayakan pemberian kredit, unit pemulihan kredit yang melakukan penanganan kredit bermasalah, unit manajemen risiko khususnya yang menilai dan memantau Risiko Kredit dan Satuan Kerja Audit Internal dan Audit Eksternal yang memastikan secara independen bahwa kerangka dan proses manajemen risiko telah berjalan dengan baik. Di samping itu juga dibentuk Komite Kredit yang bertanggung jawab khususnya untuk memutuskan pemberian kredit dalam jumlah tertentu. Strategi Manajemen Risiko Kredit Untuk Aktifitas yang Memiliki Eksposur Risiko Kredit yang Signifikan Perseroan telah memiliki kebijakan dan panduan manual produk yang mencakup strategi untuk seluruh aktivitas yang memiliki eksposur Risiko Kredit yang signifikan. Strategi tersebut telah memuat secara jelas arah penyediaan dana yang akan dilakukan, antara lain
88
berdasarkan jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, jangka waktu dan sasaran pasar. Kebijakan Pengelolaan Risiko Konsentrasi Kredit Pengelolaan risiko konsentrasi kredit secara portofolio diatur dalam Kebijakan Risk Appetite yang menetapkan alokasi kredit maksimum pada tiap sektor industri dengan memperhitungkan antara lain prospek sektor industri, keahlian internal Perseroan dan kinerja portofolio. Untuk pengelolaan konsentrasi kredit pada tiap debitur ditetapkan melalui Kebijakan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh BI. Mekanisme Pengukuran dan Pengendalian Risiko Kredit Sebagai bagian dari pelaksanaan prudential banking, untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memonitor risiko dalam pemberian kredit Perseroan menggunakan alat (tools) berupa spread sheet keuangan secara lengkap dan format Nota Aplikasi Kredit (NAK) yang komprehensif. Sebagai upaya mitigasi risiko kredit per debitur, Credit Committee menentukan struktur kredit termasuk penentuan covenant yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi debitur sehingga kredit yang diberikan benar-benar efektif dan menguntungkan bagi debitur maupun Perseroan. 4.1.2
Risiko Pasar Perseroan menggunakan metode standar untuk menghitung dan memantau risiko pasar yang meliputi risiko suku bunga surat berharga yang dimiliki oleh Perseroan dan risiko valuta asing yang konsisten sesuai Peraturan BI No.9/13/PBI/2007 tanggal 01 November 2007. Selain perhitungan risiko berdasarkan metode standar, Perseroan juga melakukan kajian-kajian pengaruh risiko suku bunga dalam banking book berdasarkan pendekatan repricing gap analysis serta melakukan perhitungan modal minimum (KPMM) dengan berpedoman pada SE BI Nomor 9/33/DPNP/2007 yang dirubah dengan SE BI Nomor 14/21/DPNP/2012. Hasil perhitungan risiko pasar yang berdampak terhadap rasio CAR maupun analisa Repricing Gap dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan manajemen senior secara berkala dalam rapat ALCO, Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko.
4.1.3
Risiko Operasional Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang melibatkan manusia, proses, sistem dan kejadian-kejadian diluar Perseroan. Dalam rangka menjaga pengelolaan risiko Perseroan, risk-taking-unit bertanggungjawab atas seluruh risiko yang terjadi di unitnya masing-masing termasuk risiko operasional. Cara pengendalian risiko tersebut telah diatur melalui kebijakan dan prosedur pada masing-masing unit, serta metodemetode pengendalian dan pemantauan yang ada. Satuan Kerja Manajemen Risiko, bekerjasama dengan risk-taking-unit, telah mengembangkan tiga metode utama untuk membantu mengelola, memantau dan mengikhtisarkan risiko operasional, yaitu: 1. Risk Control and Self Assessment, yaitu sarana yang digunakan oleh unit-unit kerja untuk mengidentifikasi, mengukur dan merencanakan mitigasi risiko. Metode ini juga digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki pemahaman kepada personel kantor cabang akan pentingnya manajemen risiko serta menegaskan bahwa aktivitas mereka akan selalu dipantau oleh manajemen. 2. Loss Event Database, merupakan metode yang digunakan untuk mencatat setiap peristiwa operasional yang menimbulkan dampak finansial secara langsung maupun tidak langsung. Setiap kali unit pemilik risiko mengalami kejadian risiko operasional, maka unit tersebut harus melaporkan dengan menggunakan formulir Laporan Kejadian Risiko Sekitar Kita (LKS). Dari formulir LKS akan diketahui tipe risiko yang terjadi, penyebab kejadian tersebut, lokasi (lini bisnis) tempat terjadinya risiko serta besarnya kerugian yang terjadi atau kewajiban hukum yang terjadi serta recovery (bila ada). Sarana ini sangat penting untuk memonitor
89
profil risiko operasional secara teratur, serta data yang diperoleh merupakan input data utama bila Perseroan akan mengaplikasikan pendekatan advance dalam pengukuran kecukupan modal minimumnya. 3. Key Risk Indicators, yang merupakan serangkaian parameter pengukuran kuantitatif risiko operasional yang mengindikasikan tingkat risiko pada suatu fungsi/ proses/ bisnis dengan tujuan agar potensi risiko manajemen dapat teridentifikasi melalui analisa dari trend statistic individual, juga melalui pengendalian lingkungan yang tercermin dari data. Penyimpanganpenyimpangan diharapkan dapat teridentifikasi secara dini, serta dapat diperbaiki sebelum berkembang menjadi lebih serius. Hasil dari penggunaan metode tersebut diatas telah disampaikan kepada departemen dan divisi terkait, senior manajemen, manajemen eksekutif dan Direksi melalui “Operational Risk Management Highlight Report”, melalui “Risk Management Committee (RMC) Meeting dan “Risk Oversight Committee” (ROC) untuk memantau dan mengantisipasi risiko operasional yang mungkin timbul. 4.1.4
Risiko Likuiditas Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang kritikal karena berdampak langsung terhadap keberlangsungan usaha, terutama apabila terjadi suatu krisis keuangan atau ekonomi. Oleh sebab itu, Perseroan berupaya memastikan bahwa kebutuhan pendanaan saat ini maupun masa depan dapat dipenuhi baik pada kondisi normal maupun dalam kondisi sulit. Pemantauan dan perhitungan risiko likuiditas ini dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan serta dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan manajemen senior secara berkala secara harian maupun dalam rapat bulanan Komite Aset dan Liabilitas. Selama paruh waktu pertama tahun 2015, Perseroan berhasil menjaga profil risiko likuiditas pada tingkat rendah. Hal ini diindikasikan dengan terjaganya tingkat kecukupan Giro Wajib Minimum, baik untuk rupiah maupun valuta asing di BI. Selain itu, Perseroan menggunakan rasio-rasio Secondary Reserve Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), rasio aset dan liabilitas likuid, rasio limit 25 nasabah terbesar, serta dengan memantau limit dari posisi neto arus kas harian dan arus kas keluar kumulatif neto harian. Untuk memproyeksikan kondisi likuiditas di masa mendatang, Perseroan menggunakan metodologi liquidity gap. Liquidity gap dibuat atas dasar maturity mismatch antara komponenkomponen aset dan liability (termasuk off-balance sheet), yang disusun ke dalam periode waktu (time bucket) berdasarkan contractual maturity ataupun behavioral maturity.
4.1.5
Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis tersebut antara lain disebabkan oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna. Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Perseroan memiliki Divisi Legal untuk memastikan perikatan yang dilakukan oleh Perseroan telah memenuhi 4 (empat) landasan utama yaitu: 1. Kesepakatan, yaitu setiap hubungan hukum/ perikatan yang dilakukan dengan counterparty harus berlandaskan adanya kesepakatan dari para pihak. 2. Kecakapan, yaitu kemampuan atau kewenangan bertindak dari para pihak dalam suatu hubungan hukum perikatan. 3. Objek Perjanjian, yaitu obyek perjanjian hukum yang harus jelas atau spesifik dan realistis. 4. Memiliki causa prima yang halal, yaitu setiap perjanjian yang dilakukan tidak bertentangan dengan norma kepatutan, kesusilaan dan tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
90
Selain itu, Perseroan juga memiliki divisi litigasi yang salah satu fungsinya adalah menangani setiap permasalahan hukum yang terkait dengan litigasi agar risiko hukum yang mungkin timbul dapat diminimalisir. Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan memantau perkembangan kasus-kasus hukum yang terjadi dan mengambil tindakan hukum dari kasus-kasus tersebut. Penanganan kasus hukum yang dilakukan pada Perseroan senantiasa memperhitungkan potensi kerugian baik atas penyelesaian kasus secara damai ataupun melalui jalur pengadilan. 4.1.6
Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Perseroan tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan kegiatan usaha perbankan, Perseroan diwajibkan untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) dan/atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, Perseroan juga wajib tunduk kepada beberapa ketentuan lainnya, seperti peraturan dari Lembaga Penjamin Simpanan, Undang Undang Perseroan Terbatas, Perpajakan dan peraturan di bidang pasar modal . Perseroan memiliki unit kerja Kepatuhan yang merupakan salah satu divisi di bawah Satuan Kerja Compliance & Legal, dimana Satuan Kerja Compliance & Legal bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan dan manajemen risiko. Tugas utama Compliance Division adalah melakukan koordinasi atas pelaksanaan fungsi kepatuhan Perseroan yaitu : a. Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Perseroan. b. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan. c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada otoritas pengawas yang berwenang. Dalam rangka pengendalian aspek kepatuhan Perseroan melakukan mitigasi risiko kepatuhan yang setidaknya meliputi: 1. Membuat resume atas peraturan yang diterbitkan oleh BI / OJK dan mensosialisasikan kepada seluruh unit kerja melalui media sosialisasi email blast (compliance news). 2. Membuat checklist pemenuhan ketentuan yang merupakan ringkasan dari ketentuan yang berlaku untuk digunakan sebagai media self assessment bagi risk taking unit. 3. Berperan aktif dalam forum rapat Governance Risk & Compliance (GRC), bersama-sama dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Operasional dan Satuan Kerja Audit Internal. 4. Memberikan training tentang pelaksanaan fungsi kepatuhan bank kepada karyawan baru, karyawan front liner dan karyawan terkait lainnya.
4.1.7
Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi sebuah institusi keuangan terkemuka di Indonesia, Perseroan membutuhkan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Ketidakmampuan Perseroan dalam melakukan penyusunan strategi yang tepat dapat menimbulkan kegagalan bisnis Perseroan di masa yang akan datang. Risiko stratejik berhubungan dengan perencanaan strategi yang baik untuk menghindari terjadinya kerugian atau dampak negatif lainnya akibat kesalahan dalam pengambilan keputusan. Perseroan secara berkelanjutan memantau kondisi pasar dan mengumpulkan informasi penting sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan strategi
91
Perseroan. Seiring dengan pemantauan kondisi pasar tersebut, Perseroan memiliki portfolio ragam produk yang variatif agar rencana stratejik yang ditetapkan dapat tercapai. Perseroan memiliki kebijakan mengidentifikasi dan merespon atas perubahan lingkungan yaitu: 1. Analisa lingkungan bisnis, yaitu menganalisa faktor internal dan eksternal, menangkap peluang dan tantangan dari perubahan lingkungan bisnis dan menganalisa kelebihan internal dan kekurangannya. 2. Perencanaan, yaitu menyusun sasaran yang ingin dicapai, yang disesuaikan dengan kompleksitas, profil risiko maupun risk bearing capacity, menetapkan strategi dan kebijakan. 3. Implementasi, yaitu mengalokasikan sumber daya manusia dan keuangan dalam menyelesaikan program kerja. 4. Evaluasi, yaitu evaluasi terhadap kondisi aktual dengan apa yang telah direncanakan, dan melakukan corrective action untuk perbaikan. Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana stratejik yang ditetapkan yaitu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target, yang dipantau dan dilaporkan oleh unit kerja Corporate Planning, dan management reporting kepada manajemen Perseroan. Setiap triwulan, melalui pengukuran profil risiko, Perseroan melakukan pengukuran risiko stratejik dengan menggunakan indikator atau parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis Perseroan, posisi bisnis Perseroan di dalam industri perbankan, pencapaian rencana bisnis, dan kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis. 4.1.8
Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perseroan. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan. Kegagalan Perseroan dalam menjaga reputasinya dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat terhadap Perseroan. Apabila risiko ini dihadapi oleh Perseroan, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Perseroan yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Perseroan. Untuk memitigasi risiko reputasi, Perseroan telah menunjuk Corporate Secretary melakukan monitoring pemberitaan media untuk memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media. Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Perseroan. Dan monitoring atas keluhan nasabah Perseroan memiliki media call center dan website, sedangkan keluhan yang datang dari cabang Perseroan telah memiliki suatu sistem yang disampaikan langsung ke Perseroan melalui unit kerja Quality Service untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya.
5.
Pengendalian Internal Sistem Pengendalian Internal yang efektif merupakan komponen penting dalam manajemen Perseroan dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional Perseroan yang sehat dan aman. Sistem pengendalian yang efektif tersebut dapat membantu pengurus Perseroan menjaga aset Perseroan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan, meningkatkan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang pada akhirnya melindungi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan Perseroan, terutama nasabah dan pemegang saham. Dalam merealisasikan sistem pengendalian internal yang efektif, Perseroan senantiasa melakukan upayaupaya untuk mampu mengelola dan mengendalikan risiko melalui fungsi pengendalian internal, di mana rencana dan pelaksanaan, serta kajian dan evaluasinya dilaksanakan secara terintegrasi oleh seluruh elemen yang ada pada Perseroan. Oleh karenanya, sistem pengendalian internal merupakan proses yang secara bersama-sama dan berkesinambungan dilaksanakan oleh (1) Direksi dan seluruh Pejabat Perseroan yang memberikan arah, petunjuk dan pengawasan, (2) Komite Eksekutif, (3) Audit Intern dan (4) seluruh
92
karyawan. Direksi dan Komisaris bertanggung jawab untuk menerapkan sistem pengedalian internal yang baik untuk mencapai tujuan Perseroan. Audit Internal bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menilai kecukupan penerapan pengendalian internal pada seluruh kegiatan dalam Perseroan dan memberikan rekomendasi perbaikan dan peningkatan pengendalian yang diperlukan. Guna melaksanakan fungsinya secara efektif, Audit Internal bekerja sama dengan unit-unit kerja di dalam Perseroan dalam melakukan penilaian, analisa, dan pemetaan risiko yang ada dalam kegiatan Perseroan. Selanjutnya, hasil-hasil kajian yang diperoleh di atas digunakan oleh Audit Internal sebagai dasar untuk merencanakan dan melaksanakan program-program audit yang berbasis risiko. Sistem pengendalian internal dirancang dengan tujuan untuk melakukan evaluasi, memantau, mengelola risiko yang mungkin dapat menyebabkan tujuan perusahaan tidak tercapai, dan bukan untuk menghilangkan risiko tersebut. Bank telah menggunakan COSO Internal Control Integrated Framework dalam pelaksanaan pengendalian internal, di mana terdapat lima komponen yang dapat digunakan dalam memitigasi eksposur risiko, yang mencakup: a.
Lingkungan pengendalian intern Direksi berkomitmen melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Perseroan dengan menyusun struktur organisasi, menetapkan wewenang dan tanggung jawab, memberikan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, dan secara rutin mengkomunikasikan misi, visi perusahaan, overall strategi dan ukuran-ukuran penilaian keberhasilan sehingga seluruh organisasi harus memastikan bahwa pelaksana tugas memiliki integrity, kecukupan pengetahuan dan keahlian sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
b.
Penilaian risiko dan pengelolaan risiko Risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran Perusahaan telah diidentifikasi, diukur, dimitigasi dan dipantau secara terus-menerus. Telah tersedia prosedur untuk mengantisipasi, mengidentifikasi dan merespon kejadian dan kendala yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dalam rangka merealisasikan misi dan visi Perseroan. Selain hal tersebut, masing-masing Risk Owner juga melaksanakan penilaian secara mandiri atas level risiko yang dihadapi dan mengomunikasikannya dengan Unit Manajemen Risiko untuk dievaluasi dan dikonsolidasi untuk mendapatkan Profil Risiko Perseroan secara keseluruhan.
c.
Kegiatan pengendalian & pemisahan tugas Merupakan aktivitas untuk meminimalisasi risiko baik dengan melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab, dual control, maupun pelaksanaan checklist (harian, mingguan, bulanan & tahunan) yang dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengendalian internal telah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.
d.
Informasi & komunikasi Telah tersedia prosedur pengumpulan data dan teknologi informasi yang dapat menghasilkan laporan kegiatan usaha, kondisi keuangan, kebijakan dan prosedur internal maupun eksternal, sehingga karyawan dapat terus menerima berita terkini perihal adanya perubahan/penerbitan kebijakan maupun prosedur yang terbaru. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan dan meningkatkan kompetensi dari semua level karyawan dalam rangka mendukung pemenuhan tugas Direksi dan Dewan Komisaris.
e.
Pemantauan Direksi, Pejabat Eksekutif dan Audit Internal melakukan pemantauan secara terus-menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian internal. Audit Internal sebagai pihak yang independen yang didukung oleh sumber daya yang memiliki kompetensi dan jumlah yang memadai secara objektif melakukan pemantauan atas kecukupan dan pelaksanaan pengendalian internal berdasarkan rencana kerja tahunan. Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada Presiden Direktur dan Ketua Komite Audit dengan tembusan Direktur Kepatuhan dan departemen terkait yang menjadi objek pemeriksaan.
93
Pengendalian internal menggambarkan elemen-elemen utama yang digunakan untuk mencapai tujuan pengendalian internal, meliputi: Kegiatan-kegiatan operasional yang dijalankan secara efektif & efisien; Laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan; Kepatuhan terhadap undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang berlaku; Pengamanan aset Perseroan; Mengurangi dampak keuangan/ kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian. 6.
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sesuai Peraturan BI No.13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum serta SE BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum maka penilaiannya dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR). Adapun cakupan penilaiannya meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
6.1 Profil Risiko Penilaian faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional Perseroan. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis risiko yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Perseroan, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, sehingga berpotensi mempengaruhi posisi keuangan Perseroan. Karakteristik risiko inheren ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain, strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas Perseroan, industri dimana Perseroan melakukan kegiatan usaha serta kondisi makro ekonomi. Penetapan tingkat risiko inheren untuk masing-masing jenis risiko dikategorikan ke dalam 5 peringkat, yaitu Low, Low to Moderate, Moderate, Moderate to High dan High. Urutan peringkat yang lebih kecil mencerminkan Perseroan dengan kualitas penerapan manajemen risiko yang lebih baik. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko, hal ini mencerminkan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian Risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tergantung pada skala, kompleksitas dan tingkat risiko yang dapat ditoleransi Perseroan. Tingkat kualitas penerapan manajemen risiko untuk masing-masing risiko dikategorikan menjadi 5 peringkat, yaitu Strong, Satisfactory, Fair, Marginal dan Unsatisfactory. Urutan peringkat yang lebih kecil mencerminkan Perseroan dengan kualitas manajemen risiko yang lebih baik. Gabungan dari kedua faktor tersebut menghasilkan risiko komposit. Hasil penilaian profil risiko Perseroan yang telah disampaikan kepada OJK untuk periode 30 Juni 2015, menunjukkan bahwa risiko keseluruhan Perseroan mempunyai predikat risiko komposit 2 (dua) dengan risiko inheren bernilai Low to Moderate dikombinasikan dengan kualitas penerapan manajemen risiko bernilai Satisfactory. 6.2 Good Corporate Governance (GCG) Jajaran Direksi dan manajemen Perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas Perseroan dengan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan memandang penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau GCG (Good Corporate Governance) sebagai hal yang penting, karena GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan yang diambil dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi dan sangat berintegritas, patuh terhadap Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Selain itu, penerapan GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis dalam era perekonomian global.
94
Penerapan GCG di Perseroan diawali dengan proses internalisasi di seluruh jajaran manajemen dan karyawan Perseroan akan pentingnya penerapan GCG di masing-masing unit kerja dan dilakukan secara konsisten. Langkah selanjutnya adalah dengan menetapkan struktur organisasi, menempatkan pejabatpejabat pada bidang yang susuai dengan kompetensinya, pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, termasuk pembentukan komite-komite yang mendukung pelaksanaan tugas dan tangung jawab manajemen Perseroan. Pelaksanaan praktek-praktek perbankan yang sehat yang berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada gilirannya dapat menumbuhkan suatu perilaku dan kebiasaan yang mencerminkan budaya GCG. Di dalam penerapannya, prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, kemandirian, disiplin dan kewajaran dikedepankan, demi peningkatan kinerja dan citra Perseroan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya. Penerapan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan SEBI No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum; Perseroan melakukan penilaian GCG dengan menyusun analisis kecukupan dan efektivitas pelaksanan prinsip GCG yang dituangkan dalam Kertas Kerja Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG. Penilaian kecukupan dan efektivitas pelaksanaan prinsip GCG dilakukan secara komprehensif dan terstruktur atas ketiga aspek governance, yaitu governance structure, governance process, dan governance outcome dengan memperhatikan prinsip signifikansi dan materialitas. Perseroan kemudian menyimpulkan faktor positif dan negatif dari masing-masing aspek governance. Selanjutnya dibuat kesimpulan umum dan penetapan peringkat Faktor GCG Perseroan. Melalui proses tersebut maka diperoleh Peringkat Faktor GCG Perseroan per 30 Juni 2015 adalah 2 (dua) yang berarti Perseroan telah melakukan penerapan GCG yang secara umum “Baik.” Perseroan beserta seluruh unit organisasi menjunjung tinggi dan berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip GCG dalam mengimplementasikan bisnis Perseroan. Perseroan berupaya untuk tetap terus mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor kepada Perseroan melalui penyediaan informasi berbentuk laporan melalui media massa, laporan berkala, public expose, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan melalui korespondensi langsung yang menganut prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. 6.3 Rentabilitas (Earnings) Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat trend, struktur, stabilitas serta perbandingan kinerja Perseroan dengan kinerja peer group, baik melalui analisisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. Hasil penilaian faktor rentabilitas Perseroan pada 30 Juni 2015 adalah 3 (tiga) yang berarti kinerja Perseroan dalam menghasilkan laba (rentabilitas) cukup memadai. 6.4 Permodalan (Capital) Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan Perseroan wajib mengacu pada ketentuan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) serta mengkaitkan antara kecukupan modal dengan profil risikonya. Artinya semakin tinggi risiko Perseroan, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut. Dalam melakukan penilaian perlu dipertimbangkan tingkat, trend, struktur, dan stabilitas permodalan serta kecukupan manajemen permodalan Perseroan.
95
Penilaian permodalan Perseroan posisi 30 Juni 2015 berada di peringkat 2 (dua) yang berarti Perseroan memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai. Rasio KPMM Perseroan per 30 Juni 2015 berada di atas minimal kecukupan modal. Dalam mengikuti petunjuk tersebut di atas maka Perseroan telah dapat memenuhi rasio Kewajiban Pemenuhan Modal yang telah ditentukan oleh BI selama ini. Oleh karena itu Perseroan merupakan bank yang sehat dengan rasio Kewajiban Pemenuhan Modal yang melebihi ketentuan BI. Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis. Analisis dilakukan secara terintegrasi dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan antar faktor penilaian tingkat kesehatan Perseroan. Dalam melakukan analisis Perseroan juga perlu mempertimbangkan kemampuannya dalam menghadapi perubahan kondisi eksternal yang signifikan. Penetapan Peringkat Komposit dikategorikan dalam 5 (lima) Peringkat Komposit, yaitu: Peringkat Komposit 1 (PK-1) ”sangat sehat”, Peringkat Komposit 2 (PK-2) ”sehat”, Peringkat Komposit 3 (PK-3) ”cukup sehat”, Peringkat Komposit 4 (PK-4) ”kurang sehat” dan Peringkat Komposit 5 (PK-5) ”tidak sehat”. Berdasarkan penilaian internal yang dilakukan pada periode 30 Juni 2015, peringkat komposit tingkat kesehatan Perseroan adalah 2 (dua). Hal ini mencerminkan kondisi Perseroan yang sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Hal ini tercermin dari faktor-faktor penilaian antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas dan permodalan yang baik. Rasio-rasio Tingkat Kesehatan Perseroan Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan perbankan, terutama pada tingkat kesehatan Perseroan. Tabel di bawah ini menyajikan rasio-rasio tingkat kesehatan Perseroan diperbandingkan dengan ketentuan BI sebagai berikut: Uraian
Ketentuan BI
31 Maret 2015 16,38%
2014 17,99%
Min. 9,00% dibawah 10%
16,17%
17,79%
-
4,21%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional Rasio Kewajiban Penyediaan Modal dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional, dan pasar Rasio aset produktif bermasalah terhadap total asset produktif CKPN aset keuangan terhadap aset produktif Pemenuhan CKPN aset produktif NPL Gross NPL Net
-
Maks. 5,00%
LDR Pelanggaran BMPK Pelampauan BMPK Giro Wajib Minimum Utama (Rp) Giro Wajib Minimum Utama (Valuta Asing) Giro Wajib Minimum Sekunder (Rp) Posisi Devisa Netto (PDN)
78% - 92% 0,00% 0,00% Min. 8,00% Min. 8,00% Min. 4,00% *) Max. 20,00%
31 Desember 2013 13,17%
2012 11,25%
2011 10,13%
13,09%
11,21%
10,12%
4,41%
4,09%
4,93%
4,47%
1,57% 5,51% 3,46%
1,54% 5,88% 3,86%
2,53% 4,88% 2,36%
1,52% 5,78% 3,99%
2,51% 6,25% 3,35%
73,99% 0,00% 0,00% 8,40% 8,27% 13,20% 1,59%
80,35% 0,00% 0,00% 8,18% 8,22% 9,07% 6,10%
80,14% 0,00% 0,00% 8,20% 8,31% 9,11% 4,04%
79,48% 0,00% 0,00% 8,41% 8,74% 2,50% 4,19%
84,58% 0,00% 0,00% 8,22% 8,78% 2,50% 3,96%
*) Perubahan ketentuan BI mulai tanggal 2 Desember 2013 sesuai PBI No. 15/7/PBI/2013. Sebelumnya, PBI 12/10/PBI/2010 dimana GWM sekunder rupiah ditetapkan sebesar 2,5%.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Kewajiban Penyediaan Modal dengan memperhitungkan risiko pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 telah diupayakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI yaitu 9% sampai
96
dengan dibawah 10% untuk 2013 dan 2012. Posisi Kewajiban Penyediaan Modal tersebut mencerminkan kemampuan Perseroan untuk meningkatkan penyaluran kreditnya di masa mendatang. Kualitas Aset Produktif Rasio kredit bermasalah (NPL) bersih pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 relatif rendah dan jauh dibawah ketentuan BI setinggi-tingginya 5,00% dari jumlah kredit yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan komitmen Perseroan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kreditnya, melaksanakan pembinaan nasabah secara intensif serta mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Sesuai dengan Peraturan BI (PBI) No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang BMPK yang kemudian disempurnakan dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang batasan maksimum penyediaan dana untuk pihak terkait adalah 10,00% dari modal Perseroan, batasan maksimum sebesar 20,00% kepada satu peminjam yang bukan merupakan pihak terkait serta 25,00% kepada satu kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait. Perseroan selalu menjaga kepatuhan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), sehingga pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 tidak terdapat pelanggaran terhadap BMPK. Giro Wajib Minimum Perseroan selalu berupaya menjaga kepatuhan terhadap ketentuan Giro Wajib Minimum sehingga pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 tidak terdapat pelanggaran terhadap Peraturan BI tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing termasuk pemenuhan ketentuan Giro Wajib Minimun yang baru, PBI No.15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 yang mengatur Giro Wajib Minimum sekunder menjadi se-rendah-rendahnya 4 % yang sebelumnya hanya 2,5%. Posisi Devisa Netto (PDN) Berdasarkan PBI No.7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No.12/10/PBI/2010 Perseroan wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Netto setinggitingginya 20,00% dari modal, dalam hal ini perseroan memiliki kebijakan internal untuk posisi devisa neto (PDN) maksimum sebesar 17%. Selama periode pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 rasio Posisi Devisa Netto Perseroan sesuai dengan ketentuan BI dan ketentuan internal. 7.
Teknologi Informasi Teknologi Informasi memainkan peranan penting bagi Perseroan guna bersaing dalam industri perbankan, meningkatkan kualitas layanan, menambah jumlah nasabah, memperkuat pengawasan internal dan juga dalam manajemen risiko. Perseroan senantiasa menerapkan infrastruktur dan metode teknologi informasi yang tepat guna dan tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan Perseroan. Hal ini sejalan dengan pesatnya perkembangan dibidang teknologi informasi yang begitu cepat, termasuk teknologi yang digunakan dalam dunia perbankan. Teknologi yang diterapkan oleh Perseroan tidak hanya sekedar mendukung lancarnya operasional bisnis kami, tetapi juga diarahkan untuk menjadi pemicu munculnya inisiatif bisnis baru. Dengan demikian, aspek teknologi kami dirancang sedemikian hingga arsitekturnya dapat selalu mendukung perkembangan bisnis Perseroan ke depan, dan tentunya dengan tingkat keamanan yang memadai. Perencanaan teknologi informasi Perseroan disusun secara berkesinambungan serta senantiasa berpedoman kepada peraturan BI, OJK dan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh manajemen Perseroan. Di dalam perencanaan tersebut, pemilihan dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi Perseroan, baik perangkat keras, peranti lunak, maupun perangkat komunikasi dan jaringan, diupayakan seefisien mungkin tanpa mengurangi efektivitasnya untuk mendukung terciptanya arsitektur teknologi informasi yang sesuai kebutuhan.
97
Menyadari bahwa jumlah kantor cabang yang dimiliki oleh Perseroan tidak sebanyak kompetitor, dan guna memudahkan nasabah bertransaksi, karenanya Perseroan membangun layanan digital berupa mobile dan internet banking bagi nasabah individual ataupun perusahaan. Layanan digital lainnya yang menjadi perhatian untuk dikembangkan atau diperbaharui lebih lanjut adalah jaringan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) MNC Bank. Sehubungan dengan tuntutan untuk memenuhi persyaratan NSICCS, mayoritas mesin-mesin ATM Perseroan perlu ditingkatkan kemampuannya. Layanan digital berupa jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), aplikasi mobile atau internet banking tidak akan handal apabila tidak terhubung secara real time dengan aplikasi inti (core banking) Perseroan. Sebagai bagian dari kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia PBI/9/15/2007 dan sebagai bagian dari tata kelola manajemen risiko Teknologi Informasi, Perseroan memiliki “Disaster Recovery Center” yang didukung oleh perangkat hardware dan software terkini dengan system backup secara realtime. 8.
Prospek Usaha Prospek Makro Ekonomi Berdasarkan Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi dari BPS yang dirilis pada bulan Juni 2015, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014 (YoY) tumbuh 4,71% melambat dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,14%. Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 2,32%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 10,53%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didukung oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, dan PMTB. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,01% dan diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,36%. Berdasarkan Laporan Kebijakan Moneter BI (BI) triwulan I yang dirilis 21 Mei 2015, hasil evaluasi menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 mengalami perlambatan, namun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga. Pemulihan ekonomi global masih berjalan tidak seimbang dengan risiko di pasar keuangan global yang masih tinggi. Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 melambat, namun diperkirakan akan membaik pada triwulan-triwulan mendatang. Nilai tukar rupiah mengalami tekanan seiring penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang. Stabilitas sistem keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Kondisi likuiditas cukup memadai sebagaimana tercermin pada pertumbuhan DPK pada Maret 2015 tercatat sebesar 16,0% (YoY), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 15,2% (YoY). Sementara itu, pertumbuhan kredit masih rendah yaitu tercatat 11,4% (YoY), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 12,3% (YoY). Kedepan, Bank Indonesia meyakini pertumbuhan kredit akan meningkat dan diperkirakan dapat mendekati kisaran 15%-17% didukung oleh cukup memadainya kondisi likuiditas perbankan, meningkatnya aktivitas ekonomi sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah, serta pelonggaran kebijakan makroprudensial. Bank Indonesia segera merevisi ketentuan GWM-LDR dan berkoordinasi dengan OJK melakukan revisi ketentuan LTV untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta ketentuan pembayaran uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Di tahun 2015, Perseroan tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik, mendekati kisaran 4,8-5,2% sejalan dengan perbaikan ekonomi global seperti yang diprediksikan oleh BI. Angka inflasi yang diperkirakan berada pada level 4,5 ± 1% menurun karena dipengaruhi dampak positif berbagai kebijakan pemerintah dan BI. Potensi inflasi ini akan mempengaruhi kebijakan BI dalam menetapkan tingkat BI rate. Melihat indikator-indikator tersebut, maka Perseroan memperkirakan tingkat suku bunga acuan BI (BI rate) akan stabil di posisi 7,50% dengan potensi kenaikan 25 – 50 basis poin. (sumber: laporan kebijakan moneter BI triwulan I, 21 Mei 2015 dan data internal Perseroan).
98
Prospek Industri Perbankan Industri perbankan nasional diperkirakan akan tetap bertumbuh di tengah kondisi makro ekonomi yang cenderung menurun. Pertumbuhan ekonomi sebagian besar didukung oleh konsumsi dan investasi sejalan dengan meningkatnya realisasi pengeluaran fiskal oleh pemerintah serta meningkatnya penyaluran kredit oleh perbankan maupun percepatan realisasi belanja pemerintah untuk mengimplementasikan proyekproyek infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 2015. Akses Usaha Kecil dan Menengah terhadap permodalan dari perbankan akan semakin terbuka seiring kebijakan pemerintahan yang mendorong pertumbuhan segmen usaha ini karena terbukti mampu bertahan dalam kondisi krisis. Dengan kondisi ini maka Perseroan melihat bahwa kredit dan dana pihak ketiga tetap mempunyai potensi untuk bertumbuh. Secara umum, Perseroan melihat bahwa industri perbankan akan tetap menarik dan mampu menghasilkan pertumbuhan laba yang diharapkan (sumber: laporan kebijakan moneter BI triwulan I, 21 Mei 2015 dan data internal Perseroan). 9.
Strategi Pemasaran Sebagai penyedia jasa intermediasi keuangan, maka aktivitas pemasaran Perseroan terdiri dari penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran dana (kredit). Untuk meningkatkan dana pihak ketiga, khususnya tabungan dan giro, Perseroan akan melakukan program-program pemasaran yang akan disesuaikan dengan target segmen. Dalam hal ini, Perseroan akan bekerjasama dengan perusahaanperusahaan yang tergabung dalam Grup MNC. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah melakukan join promo antara lain promo program Tabungan MNC Berhadiah dan Giro MNC Berhadiah. Guna meningkatkan tingkat loyalitas nasabah, Perseroan akan meluncurkan program tabungan berhadiah sedangkan program referral diluncurkan untuk dapat memaksimalkan potensi pemasaran dari seluruh karyawan Perseroan. Upaya peningkatan dana pihak ketiga lainnya dilakukan melalui peningkatan layanan kepada nasabah berupa pengembangan aplikasi mobile banking, internet banking baik personal maupun corporate (Cash Management System), dan jaringan debit yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi nasabah dalam bentuk kemudahan transaksi seperti pembayaran tagihan, pembelian, dan lain-lain. Perseroan akan melakukan pengembangan ATM dengan cara menambah fitur-fitur ATM dan melakukan co-branding dengan pihak ketiga dan mengupayakan penggunakan kartu ATM yang mempunyai chip. Fitur internet banking secara bertahap akan disempurnakan dan ditambah sehingga makin memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Mobile banking juga dapat membantu nasabah melakukan transaksi perbankan dengan mudah yaitu melalui telepon genggam. Selain itu, Perseroan akan melakukan program optimalisasi jaringan kantor cabang dengan cara relokasi, peningkatan status, dan penutupan kantor cabang. Untuk mendukung aktivitas penjualan dicabang, Perseroan juga akan menggunakan direct sales. Strategi pemasaran tersebut akan dilengkapi dengan aktifitas promosi dan iklan maupun pameran-pameran ditempat keramaian dan di acara-acara yang diadakan oleh Grup MNC. Penyaluran dana dalam bentuk kredit dilakukan Perseroan dalam bentuk fasilitas kredit modal kerja, kredit investasi maupun kredit konsumsi dengan memfokuskan pada peningkatan low cost funding. Melalui referensi dari kepala cabang dan juga referensi dari para nasabah, Perseroan secara bertahap mengembangkan usaha penyaluran kredit secara selektif. Perseroan mengedepankan aspek kehati-hatian dalam penyaluran dana guna menjaga Non Performing Loan (NPL) yang tetap rendah.
10. Persaingan Usaha Perseroan kemungkinan akan menghadapi persaingan dari sejumlah lembaga keuangan yang menawarkan produk dan jasa perbankan yang lebih luas atau peminjaman dengan limit yang lebih besar atau memiliki sumber daya keuangan dan lainnya yang lebih besar daripada Perseroan. Banyak lembaga keuangan akan bersaing untuk mendapat target nasabah yang sama dengan target Perseroan, dan banyak institusi yang memiliki akses kepada pemerintah atau grup bisnis dengan sumber keuangan yang lebih besar.
99
Posisi Perseroan dalam persaingan usaha industri bank umum selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Keterangan
31 Desember 2012 MNCB Industri 7.438 4.262.587 5.149 4.172.672 6.434 3.542.518
31 Desember 2013 MNCB Industri 8.165 4.954.467 5.516 4.823.303 6.835 4.070.018
Total Aset Total Kredit Total Dana Pihak Ketiga * Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Vol 13 No. 5, Juni 2015
31 Desember 2014 MNCB Industri 9.431 5.615.150 6.257 5.468.910 7.734 4.594.876
(dalam miliar Rupiah) 31 Maret 2015 MNCB Industri 10.001 5.783.994 8.701 5.673.253 8.188 4.709.779
Strategi Perseroan dalam menghadapi persaingan di industri bank umum antara lain dengan memperkuat struktur permodalan Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas IV sehingga dengan modal yang kuat, Perseroan mampu mengembangkan produk dan layanan menjadi lebih bervariasi. Strategi lainnya adalah bersinergi dengan seluruh perusahaan di MNC Grup, mengembangkan struktur organisasi dan potensi karyawan untuk menciptakan proses bisnis yang efektif dan efisien, melakukan penataan distribusi channel serta gencar dalam memasarkan produk. 11. Hak Atas Kekayaan Intelektual Perseroan memiliki hak atas kekayaan intelektual yang sedang didaftarkan kepada Direktur Jenderal HKI melalui Direktur Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak, Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2014, antara lain berupa: Merk dan Ciptaan Logo MNC MNC Bank di dalam Blue Diamond Merk dan Ciptaan Logo MNC Bank - Bank in Everyone Pocket Merk dan Ciptaan Logo MNC Bank - Bank in Every Pocket Merk dan Ciptaan Logo MNC Bank - Bank di Semua Saku Merk dan Ciptaan Logo MNC Bank - Bank di Semua Saku Orang Merk dan Ciptaan Logo MNC Bank - #Live The Life You Desire Tagline MNC Bank - #Bank Masa Depan 12. Tanggung Jawab Sosial Perseroan memahami sepenuhnya bahwa memiliki tanggung jawab sosial (CSR) yang tidak hanya sekedar berupa pemenuhan kewajiban, melainkan sebagai jalan di mana Perseroan dapat memberikan manfaat dan berkontribusi terhadap kemajuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Selain dari itu, dukungan dan kepercayaan masyarakat merupakan faktor pendukung keberhasilan Perseroan. Berdasarkan pada keyakinan inilah Perseroan menjalankan program kepedulian dan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan secara berkesinambungan. Kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan difokuskan pada: 1. Peningkatan kesehatan masyarakat yang membutuhkan bantuan darah melalui Aksi Kegiatan Donor Darah, bekerja sama dengan PMI yang dilakukan setiap triwulan; 2. Program Kesehatan Masyarakat berupa pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar, bekerjasama dengan lembaga terkait; 3. Pemberian santunan berupa alat kebutuhan sekolah dan uang tunai kepada anak yatim; 4. Penyerahan hewan qurban dalam rangka Hari Raya Idul Adha; 5. Kegiatan Edukasi Literasi Jasa Keuangan.
100
IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Berikut adalah ikhtisar informasi keuangan penting Perseroan yang angka-angkanya diambil dari Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebelum disajikan kembali dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dalam laporannya masing-masing tertanggal 7 September 2015, 16 Maret 2015, 20 Maret 2014, 28 Maret 2013, 22 Maret 2012 dan 21 Maret 2011. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 tertanggal 12 Agustus 2015 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 sehubungan dengan penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif sejak tahun 2015. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 sehubungan dengan penerapan beberapa PSAK yang berlaku efektif sejak tahun 2012. Laporan Keuangan Perseroan per 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011 dan 2010 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan ditandatangani oleh Partner sebagai berikut: Periode 31 Maret 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010
Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja
Partner Bing Harianto, SE Bing Harianto, SE Peter Surja, CPA Peter Surja, CPA Sinarta, CPA Benyanto Suherman, CPA
Laporan Posisi Keuangan Keterangan Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - pihak ketiga Penempatan pada BI dan bank lain Efek-efek - pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan derivatif - pihak ketiga Kredit: Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan akseptasi - pihak ketiga Biaya dibayar dimuka Aset tetap – bersih Aset pajak tangguhan - bersih Aset tak berwujud – bersih Aset lain-lain – bersih JUMLAH ASET LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan: Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif - pihak ketiga
(dalam jutaan rupiah) 31 Maret 2015 98.604 706.007 309.974 850.577 950.771 950.771 791
2014* 91.556 596.195 203.246 1.538.436 503.806 503.806 691
31 Desember 2013* 2012* 72.732 72.193 500.454 469.681 78.568 163.262 1.259.243 992.487 520.959 392.763 (1.705) (2.065) 519.254 390.698 1.842 810
74.256 6.020.032 (125.444) 5.968.844 92.172 38.684 18.475 63.607 10.398 891.791 10.000.695
70.969 6.186.266 (128.402) 6.128.833 93.962 34.346 19.016 86.002 9.973 124.654 9.430.716
71 5.516.169 (138.061) 5.378.179 103.146 29.583 25.045 76.030 10.440 110.157 8.164.673
215.201
21.141
8.677
15.753
1.270.945 6.916.723 8.187.668 87.212 17
919.220 6.815.214 7.734.434 235.948 112
19.087 6.815.804 6.834.891 342.813 1.009
12.137 6.421.628 6.433.765 132.230 417
101
2011 2010 64.722 75.961 477.737 584.363 121.454 101.853 682.442 1.148.056 579.922 283.352 (1.644) (4.751) 578.278 278.601 736 857
235 250 5.148.843 5.105.147 (106.013) (161.284) 5.043.065 4.944.113 31.582 92.420 53.029 57.358 41.023 56.106 39.592 40.161 22.246 27.593 118.567 138.415 7.438.235 7.281.535 27.331
6.784 6.122.252 (100.740) 6.028.296 56.971 54.530 64.109 15.310 36.731 222.301 8.667.939 37.118
106.990 20.077 5.904.373 7.193.595 6.011.363 7.213.672 400.607 461.953 588 359
(dalam jutaan rupiah) Keterangan Liabilitas akseptasi - pihak ketiga Obligasi Konversi Utang pajak Liabilitas imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor - bersih Komponen Ekuitas Lainnya perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual Saldo laba (defisit): Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah JUMLAH EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
31 Maret 2015 92.172 11.038 43.416 55.126 8.793 8.700.643
31 Desember 2013* 2012* 103.146 31.582 16.370 25.354 7.933 6.013 37.827 56.350 36.695 32.710 7.851 3.513 7.397.212 6.737.687
2014* 93.962 10.988 44.917 44.415 11.584 8.197.501
1.503.233 6.360
1.503.233 6.360
548.608 457.207
548.608 233.223
548.608 125.303
548.608 118.302
(5.507)
(67.109)
(83.641)
(8.525)
4.928
(9.343)
17.940 (221.974) (204.034) 1.300.052 10.000.695
17.940 (227.209) (209.269) 1.233.215 9.430.716
17.940 (172.653) (154.713) 767.461 8.164.673
17.940 (90.698) (72.758) 700.548 7.438.235
2011 2010 92.420 56.971 33.274 40.275 6.999 10.142 30.646 23.304 18.530 24.999 54.975 98.377 6.676.733 7.967.170
17.940 15.506 (91.977) 27.696 (74.037) 43.202 604.802 700.769 7.281.535 8.667.939
* Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24, penyajian kembali saldo aset pajak tangguhan, Liabilitas imbalan pasca kerja, komponen ekuitas dan saldo laba
Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Keterangan Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga – bersih Total pendapatan operasi lainnya Beban (pemulihan) kerugian penurunannilai Total beban operasional lainnya Laba (Rugi) operasional Pendapatan (Beban) non-operasional Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban) pajak Manfaat (Beban) pajak Laba (Rugi) tahun berjalan Laba (Rugi) komprehensif lainnya -bersih Total laba (rugi) komprehensif selama tahun berjalan
2015 219.268 (149.697) 69.571 17.810
31 Maret 2014 179.127 (121.310) 57.817 10.791
2014* 760.698 (524.417) 236.281 62.890
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013* 2012 2011 2010 670.093 688.883 823.521 829.935 (384.026) (331.117) (460.867) (435.035) 286.067 357.766 362.654 394.900 93.028 67.892 70.074 77.537
1.210 (81.699) 6.892 204 7.096 (1.861) 5.235 61.602
(7.067) (80.997) (19.456) 1.500 (17.956) 4.420 (13.536) 36.236
(42.332) (328.149) (71.310) 1.270 (70.040) 15.484 (54.556) 16.532
(96.473) (340.720) (58.098) (8.730) (66.828) (15.127) (81.955) (75.116)
(33.459) (382.206) 9.993 (3.983) 6.010 (4.974) 1.036 82
66.837
22.700
(38.023)
(157.071)
1.118
(137.815) (50.172) (415.828) (378.526) (120.915) 43.739 (22.378) (4.824) (143.293) 38.915 29.675 (10.711) (113.618) 28.204 14.271 (9.952) (99.347) 18.252
* Disajikan kembali sehubungan penerapan PSAK 24, penyajian kembali beban pensiun dan imbalan pasca kerja, manfaat (beban) pajak, rugi bersih tahun berjalan, pengukuran kembali atas kewajiban imbalan pasti dan pajak penghasilan terkait.
102
Rasio-rasio Penting Keterangan Pertumbuhan Pendapatan bunga – neto Laba operasional Laba komprehensif tahun berjalan Aset Liabilitas Ekuitas Permodalan Rasio KPMM/CAR
31 Maret 2015
2014
2013
31 Desember 2012
2011
2010
20,33%** 135,42%** 203,25%** 6,04% 6,14% 5,42%
-17,40% 22,74% -75,79% 15,51% 10,82% 60,69%
-20,04% -681,39% -14.149,28% 9,77% 9,79% 9,55%
-1,35% -108,26% -101,13% 2,15% 0,91% 15,83%
-8,17% -376,45% -644,31% -15,99% -16,20% -13,69%
23,29% 358,96% -261,93% 23,69% 22,82% 34,58%
16,17%
17,79%
13,09%
11,21%
10,12%
12,55%
Rentabilitas Laba sebelum pajak terhadap ratarata total aset (ROA) Laba setelah pajak terhadap ratarata ekuitas (ROE) Margin bunga bersih (NIM) BOPO
0,29%
-0,82%
-0,93%
0,09%
-1,64%
0,51%
1,90% 3,55% 97,53%
-6,69% 3,43% 108,54%
-16,28% 4,84% 107,77%
0,26% 5,44% 99,68%
-18.96% 5,43% 114,63%
5,33% 5,15% 94,60%
Kualitas asset Aset produktif terhadap total aset produktif NPL gross NPL net
4,21% 5,51% 3,46%
4,41% 5,88% 3,86%
4,09% 4,88% 2,36%
4,93% 5,78% 3,99%
4,47% 6,25% 3,35%
3,55% 4,34% 3,24%
73,99%
80,35%
80,14%
79,48%
84,58%
84,96%
8,40% 8,27% 0,00% 0,00% 1,59%
8,18% 8,22% 0,00% 0,00% 6,10%
8,20% 8,31% 0,00% 0,00% 4,04%
8,41% 8,74% 0,00% 0,00% 4,19%
8,22% 8,78% 0,00% 0,00% 3,96%
9,33% 1,68% 0,00% 0,00% 8,83%
Likuiditas LDR Kepatuhan Giro wajib minimum utama (Rp) Giro wajib minimum valuta asing Pelanggaran BMPK Pelampauan BMPK Posisi Devisa Neto (PDN)
** Pertumbuhan pendapatan bunga – neto, laba operasional dan laba komprehensif 31 Maret 2015 merupakan perbandingan dengan periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2014.
103
X. EKUITAS Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, yang angka-angkanya diambil dari Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebelum disajikan kembali yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perseroan serta kinerja keuangan dan arus kas, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 sehubungan dengan penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif sejak tahun 2015. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 sehubungan dengan penerapan beberapa PSAK yang berlaku efektif sejak tahun 2012. (dalam jutaan rupiah) Keterangan
31 Maret
31 Desember
2015 Modal Ditempatkan dan Disetor penuh Tambahan Modal Disetor - bersih (Rugi) Laba yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Efek Tersedia untuk Dijual - netto Saldo Laba (Rugi) Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya JUMLAH EKUITAS
2014
2013
2012
1.503.233 6.360
1.503.233 6.360
548.608 457.207
548.608 233.223
(5.507)
(67.109)
(83.641)
17.940 (221.974) 1.300.052
17.940 (227.209) 1.233.215
17.940 (172.653) 767.461
(8.525) 17.940 (90.698) 700.548
Jumlah ekuitas pada 31 Maret 2015 sebesar Rp1.300.052 juta, meningkat sebesar Rp66.837 juta atau 5,42% dibandingkan 31 Desember 2014 sebesar Rp1.233.215 juta. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan komponen ekuitas lainnya - perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual dari minus Rp67.109 juta pada 31 Desember 2014 menjadi minus Rp5.507 juta dan kenaikan tersebut terjadi karena efek tersedia untuk dijual sebesar Rp476.251 juta direklas ke efek dimiliki hingga jatuh tempo. Perubahan ekuitas seandainya PUT IV sejumlah 6.744.407.924 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 dengan harga pelaksanaan Rp100 dan pelaksanaan Waran Seri II yang belum dikonversi sejumlah 1.828.692.746 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 dengan harga pelaksanaan Rp150 terjadi pada tanggal 31 Maret 2015 telah dilaksanakan, maka proforma ekuitas sebagai berikut: (dalam jutaan rupiah) Keterangan
Posisi Ekuitas menurut laporan keuangan per tanggal 31 Maret 2015 dengan nilai nominal Rp100 per saham Perubahan ekuitas seandainya PUT IV sejumlah 6.744.407.924 saham terjadi pada tanggal 31 Maret 2015 dengan nilai nominal sebesar Rp100 dan harga pelaksanaan Rp100 per saham Perubahan ekuitas seandainya Waran Seri II sejumlah 1.828.692.746 saham dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2015 dengan nilai nominal
Modal Saham
Saldo Laba
Tambahan Modal disetor
Komponen Ekuitas Lainnya
Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
(5.507)
17.940
(221.974)
Jumlah Ekuitas Bersih
1.503.233
6.360
674.441
(3.500)*
-
-
-
670.941
182.869
91.435
-
-
-
274.304
104
1.300.052
Keterangan
sebesar Rp100 dan harga pelaksanaan Rp150 per saham Proforma Ekuitas pada tanggal 31 Maret 2015 setelah Penawaran Umum Terbatas IV & Pelaksanaan Waran Seri II
Modal Saham
2.360.543
Saldo Laba
Tambahan Modal disetor
94.295
Komponen Ekuitas Lainnya
Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
(5.507)
17.940
(221.974)
Jumlah Ekuitas Bersih
2.245.297
*Tambahan modal disetor dikurangi biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas IY sebesar Rp3.500 juta
Perseroan menyatakan bahwa sejak tanggal laporan keuangan terakhir sampai prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat perubahan pada struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan.
105
XI. KEBIJAKAN DIVIDEN Semua saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh termasuk saham baru dalam rangka PUT IV ini maupun dari pelaksanaan waran mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan pemegang saham lainnya yang telah disetor penuh termasuk hak atas dividen. Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran dividen harus disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS. Anggaran Dasar Perseroan menyatakan bahwa dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS. Perseroan akan membayarkan dividen secara tunai kepada seluruh pemegang saham apabila pada tahun buku yang bersangkutan Perseroan membukukan laba bersih dan laba ditahan yang positif dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan Perseroan, peraturan perundang-undangan, dan kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha, tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan. Manajemen Perseroan merencanakan melakukan pembayaran dividen kas sampai dengan 25% dari laba bersih Perseroan, dengan tetap memperhatikan hasil operasi dan kondisi keuangan Perseroan mulai tahun buku 2015. Berikut ini adalah Riwayat Pembayaran Dividen sejak tahun 2010 hingga saat ini: (dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan dalam persentase) Deskripsi Dividen dibayar Laba setelah pajak Rasio dividen terhadap laba setelah pajak
31 Desember 2010 3.620
31 Desember 2011 -
31 Desember 2012 -
31 Desember 2013 -
28.203
(113.617)
1.036
13%
0%
0%
106
31 Desember 2014
31 Maret 2015 -
-
(81.955)
(54.556)
5.235
0%
0%
0%
XII. PERPAJAKAN Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), selanjutnya disebut sebagai “UU PPh” pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen. Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi: 1. Dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan 2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen minimal 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun luar negeri, firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan objek pajak. Pasal 23 ayat (1) huruf a UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% dari pada tarif pajak yang seharusnya dikenakan. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 pada ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c). Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf f, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan, akan dikecualikan dari objek pajak apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini: 1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor; Sedangkan berdasarkan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% dan bersifat final. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan”, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari
107
Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan. Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% dari jumlah bruto atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-03/PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Pengenaan pajak tarif pajak tersebut akan dilakukan oleh pihak yang wajib membayarkan dividen dimaksud. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud bersifat final. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No.SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Pebruari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No.3 juncto SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal: Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut pajak penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham Pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat penawaran umum perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham pada saat penawaran umum perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh perseroan atas nama pemilik saham Pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Yang dimaksud dengan "Pendiri" adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan Terbatas atau tercantum dalam anggaran dasar perseroan Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada OJK dalam rangka penawaran umum perdana menjadi efektif; 3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 UU PPh. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggara Bursa Efek. CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM TERBATAS IV INI DISARANKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM TERBATAS IV INI.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERSEROAN Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2014 yang terdiri dari PPh pasal 21, PPh pasal 23 dan 26, PPh pasal 4 ayat 2 dan PPN telah disetorkan pada penyampaian SPT pada bulan April 2015. Perseroan memiliki perkara banding keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (atau SKPKB) PPh Badan Perseroan masa/tahun pajak 2010 yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak berdasarkan Keputusan No.KEP1458/WPJ.07/2013 tanggal 19 Juli 2013. Banding diajukan karena Perseroan tidak setuju terhadap seluruh isi materi Keputusan No.KEP-1458/WPJ.07/2013 tanggal 19 Juli 2013 tersebut.
108
XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang membantu dan berperan dalam pelaksanaan PUT IV ini adalah sebagai berikut: AKUNTAN PUBLIK Osman Bing Satrio & Eny The Plaza Office Tower Lantai 32 Jl. M.H Thamrin Kav 28-30 Jakarta 10350 Telp. (021) 521 2901 Faks.(021) 5100 8118 No. STTD Standar profesi Ijin Akuntan Publik No. Asosiasi No. Surat Penunjukan
: 305/PM/STTD-AP/2002 : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI : AP 0558 : IAPI 1020 : 344/BABP/DIR/VIII/2015
Tugas pokok Akuntan Publik adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar akuntan publik memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntasi keuangan yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan. KONSULTAN HUKUM Jusuf Indradewa & Partners Legal Consultant Jl. Arteri Kedoya No.8 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk Jakarta Barat - 11520 Telp. (021) 58354857 Faks. (021)58354856 No. STTD Pedoman Kerja
No. Assosiasi No. Surat Penunjukan
: 09/STTD-KH/PM/1992 : Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 jis.Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.KEP.04/HKHPM/XII//2012 tanggal 6 Desember 2012 dan Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.01/KEP-HKHPM/II/2014 tanggal 4 Februari 2014 : Anggota HKHPM No.201015 : 343/ BABP/DIR/VIII/2015
Tugas pokok dari Konsultan Hukum adalah memberikan Pendapat Hukum mengenai Perseroan dalam rangka PUT IV ini. Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan dari segi hukum atas mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan dan menyiapkan Pendapat Hukum yang dimuat dalam Prospektus, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.
109
NOTARIS Kantor Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. Menara Sudirman, Lantai 18 Jl. Jend. Sudirman Kav.60 Jakarta 12190 Telp. (021) 5204778 Faks.(021) 5204779 No.STTD Pedoman Kerja No Asosiasi No.Surat Penunjukan
: 561/BL/STTD-N/2012 Tanggal 25 Januari 2012 : Undang-Undang No.30 Tahun 2004 tentang jabatan Notaris : Ikatan Notaris Indonesia No.096/Pengda/Suket/XII/2011 : 342/BABP/DIR/VIII/2015
Membuat akta-akta Berita Acara RUPS Perseroan dan Perjanjian-perjanjian sehubungan dengan PUT IV, sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. BIRO ADMINISTRASI EFEK PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action Peraturan Pasar Modal dari BAPEPAM dan LK 345/BABP/DIR/VIII/2015 Ruang lingkup tugas Biro Administrasi Efek (BAE) dalam PUT IV ini meliputi penerimaan Daftar Pemesanan Pembagian Saham, melakukan proses pembagian saham.BAE juga bertanggung jawab dalam melakukan distribusi elektronik ke rekening PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan menyusun laporan PUT IV sesuai peraturan yang berlaku. Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka PUT IV ini menyatakan tidak ada hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung.
110
XIV. PERSYARATAN PEMESANAN DAN PEMBELIAN SAHAM Dalam rangka PUT IV Perseroan telah menunjuk PT BSR Indonesia sebagai Pengelola Pelaksanaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksanaan dalam rangka PUT IV sesuai dengan Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksanaan Dalam Rangka PUT IV PT Bank MNC Internasional Tbk No. 47 tanggal 14 Agustus 2015, Juncto Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksanaan Dalam Rangka PUT IV PT Bank MNC Internasional Tbk No. 14 tanggal 4 September 2015 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, SH. MK.n., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Berikut ini adalah persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham: 1.
Pemesan yang Berhak Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 7 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB berhak untuk membeli saham dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 5 Saham Lama berhak atas 2 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham sebesar harga pelaksanaan sebesar Rp100 setiap saham. Apabila terdapat pecahan atas HMETD maka akan diadakan pembulatan ke bawah dan pecahan tersebut menjadi milik Perseroan dan harus dijual oleh Perseroan serta hasilpenjualannya dimasukkan ke rekening Perseroan. Pemesan yang berhak membeli Saham Baru adalah pemegang HMETD yang sah, yaitu Pemegang Saham yang memperoleh HMETD dari Perseroan dan belum menjual HMETD tersebut dan pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, atau dalam kolom endorsemen pada Sertifikat Bukti HMETD, atau daftar pemegang HMETD yang namanya tercatat dalam Penitipan Kolektif KSEI. Pemesan dapat terdiri atas perorangan, WNI dan/atau WNA dan/atau Lembaga dan/atau Badan Hukum/Badan Usaha, baik Indonesia atau Asing, sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan Pelaksanaannya. Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya disarankan untuk mendaftar Surat Kolektif Sahamnya untuk diregistrasi, yaitu sebelum batas akhir pencatatan dalam DPS yakni sebelum tanggal 7 Oktober 2015.
2.
Distribusi Sertifikat Bukti HMETD Bagi Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan didistribusikan secara elektronik ke dalam rekening efek di KSEI melalui rekening efek Anggota Bursa dan/atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 Hari Bursa setelah tanggal pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 8 Oktober 2015. Prospektus Final, Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan (“FPPS Tambahan”) dan formulir lainnya tersedia dan dapat diperoleh pemegang saham di kantor BAE, dengan alamat: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari, Jakarta - 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action dengan menunjukkan bukti identitas atas nama pemegang saham yang tercatat dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.
111
Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap Hari Kerja dan jam kerja mulai tanggal 8 Oktober 2015 dengan membawa: a. Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi anggaran dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib menunjukkan asli dari fotokopi tersebut. b. Asli surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 dilengkapi fotokopi identitas diri lainnya yang masih berlaku baik untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib diperlihatkan). 3.
Pendaftaran Pelaksanaan HMETD A. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif 1. Pemegang HMETD memberikan instruksi pelaksanaan HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan HMETD dengan memasukkannya ke dalam rekening yang khusus ditunjuk oleh KSEI; 2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya instruksi pelaksanaan HMETD oleh Anggota Bursa atau Bank Kustodian kepada KSEI, maka: a. KSEI akan mendebet HMETD dari masing-masing sub rekening pemegang HMETD yang memberikan instruksi pelaksanaan HMETD ke dalam rekening KSEI dengan menggunakan fasilitas C-BEST; b. Segera setelah uang Harga Pelaksanaan HMETD diterima di dalam rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD dari rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI tersebut ke rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan pada hari yang sama. 3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima instruksi pelaksanaan HMETD, KSEI akan menyampaikan kepada BAE, dokumen sebagai berikut: a. Daftar rincian instruksi pelaksanaan HMETD yang diterima KSEI, berikut rincian data pemegang HMETD (nomor identitas, nama, alamat, status kewarganegaraan dan domisili) pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan HMETD; b. Surat atau bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD yang dilakukan oleh KSEI, dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan; c. Instruksi untuk mendapatkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening khusus yang telah disediakan oleh KSEI. 4. Segera setelah BAE menerima dokumen-dokumen dari KSEI sebagaimana dimaksud dalam butir A.3 di atas, BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dari instruksi pelaksanaan HMETD, bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD kedalam rekening bank khusus berdasarkan data pada rekening bank khusus, serta instruksi untuk mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD. Selambat-lambatnya 2 Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) di rekening bank khusus, BAE akan menerbitkan/mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening khusus yang telah disiapkan KSEI, dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dengan menggunakan fasilitas CBEST. Selanjutnya, setelah melakukan pendistribusian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut maka KSEI akan memberikan laporan hasil distribusi Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut kepada Perseroan dan BAE. B. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif 1. Pendaftaran pelaksanaan HMETD dilakukan di kantor pusat BAE. 2. Pemegang HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif yang akan melakukan pelaksanaan HMETD harus membayar Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus serta menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli Sertifikat Bukti HMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap; b. Asli bukti pembayaran Harga Pelaksanaan HMETD;
112
c.
3. 4.
4.
Fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemegang HMETD (perorangan) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD (Kartu Tanda Penduduk (”KTP”)/paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas (”KITAS”); atau fotokopi anggaran dasar dan lampiran susunan terakhir anggota Direksi/pengurus dari pemegang HMETD (lembaga/badan hukum) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD; d. Asli surat kuasa, jika pelaksanaan HMETD dilakukan oleh pemegang HMETD melalui kuasanya dan dilampirkan fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa (KTP/paspor/KITAS); e. Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan dalam Penitipan Kolektif, maka permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE harus diajukan melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen tambahan berupa: Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan Efekatas Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI atas nama pemberi kuasa; Asli formulir penyetoran Efek yang diterbitkan KSEI yang telah diisi dan ditandatangani dengan lengkap. BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung untuk pelaksanaan HMETD sebagaimana dimaksud dalam butir B.2 di atas. Selambat-lambatnya 2 Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima oleh BAE dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan, BAE akan menerbitkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk fisik Surat Kolektif Saham (”SKS”), jika pemegang Sertifikat Bukti HMETD tidak menginginkan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan kedalam Penitipan Kolektif.
Pemesanan Saham Baru Pemegang saham yang HMETD-nya tidak dijual atau pembeli/pemegang HMETD yang terakhir yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI dapat memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom pemesanan pembelian saham tambahan dan/atau FPPS Tambahan yang telah disediakan dan menyerahkan kepada BAE paling lambat hari terakhir periode pelaksanaan HMETD yakni tanggal 24 November 2015. Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar; b. Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk mengajukan permohonan pemesanan pembelian saham tambahan dan melakukan pengelolaan efek atas saham hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif KSEI dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan sehubungan dengan pemesanan pembelian saham tambahan atas nama pemberi kuasa; c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum); d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran; e. Asli Formulir Penyetoran Efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani secara lengkap untuk keperluan pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE. Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan yang telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-Best yang sesuai atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-Best); b. Asli formulir penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk pendistribusian Saham Hasil Pelaksanaan HMETD oleh BAE; c. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
113
Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS, harus mengajukan permohonan kepada BAE dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar; b. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 dilampirkan dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum); d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran. Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada rekening bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 24 November 2015 dalam keadaan tersedia (in good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat mengakibatkan penolakan pemesanan. 5.
Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan dilakukan pada tanggal 25 November 2015 dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT IV ini, maka seluruh pesanan atas saham tambahan akan dipenuhi; b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT IV ini, maka kepada pemesan yang melakukan pemesanan saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta pemesanan saham tambahan; c. Jumlah saham yang akan dijatahkan adalah sisa saham yang belum diambil bagian oleh pemegang HMETD Manajer penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam dan LK No.VIII.G.2 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus, dan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, paling lambat 30 hari sejak tanggal penjatahan.
6.
Persyaratan Pembayaran Bagi Para Pemegang Sertifikat Bukti HMETD (Di luar Penitipan Kolektif KSEI) Dan Pemesanan Saham Baru Tambahan Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PUT IV yang permohonan pemesanannya diajukan langsung kepada BAE harus dibayar penuh (in good funds) dalam mata uang Rupiah, pada saat pengajuan pemesanan secara tunai, cek, bilyet, giro atau pemindahbukuan atau transfer dengan mencantumkan Nomor Sertifikat Bukti HMETD atau Nomor FPPS Tambahan dan pembayaran dilakukan ke rekening Perseroan pada: PT Bank MNC Internasional Tbk KCP MNC Tower MNC Tower Lt GF, Jl. Kebon Sirih Kav 17-19 Jakarta Pusat No Rekening: 100-01-0000110872 Atas Nama: Penawaran Umum Terbatas IV - 2015 Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh pihak bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis menjadi batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet/giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang dananya telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas.
114
Untuk pemesanan pembelian saham tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas paling lambat tanggal 24 November 2015. Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham PUT IV ini menjadi beban pemesan. Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan. 7.
Bukti tanda terima Pemesanan Pembelian Saham Perseroan melalui BAE yang ditunjuk Perseroan menerima pengajuan pemesanan pembelian saham akan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan saham yang telah dicap ditandatangani yang merupakan bukti pada saat mengambil saham dan pengembalian uang untuk pemesanan yang tidak dipenuhi. Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI akan mendapatkan konfirmasi atas permohonan pelaksanaan HMETD dari C-BEST melalui Pemegang Rekening.
8.
Pembatalan Pemesanan Saham Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham Baru, baik secara keseluruhan atau sebagian, dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan pembatalan pemesanan saham akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman penjatahan atas pemesanan saham. Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan saham antara lain: a. Pengisian Sertifikat Bukti HMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat syarat pemesanan saham yang ditawarkan dalam PUT IV yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD dan Prospektus. b. Persyaratan pembayaran tidak terpenuhi. c. Persyaratan kelengkapan dokumen permohonan tidak terpenuhi.
9.
Pengembalian Uang Pemesanan Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh pemesanan saham yang lebih besar daripada haknya atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka pengembalian uang oleh Perseroan akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan yaitu pada tanggal 25 November 2015. Pengembalian uang yang dilakukan Perseroan sampai dengan tanggal 27 November 2015 tidak akan disertai bunga. Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang, jumlah yang akan dikembalikan akan disertai bunga dengan memperhatikan tingkat suku bunga jasa giro rata-rata Rupiah Bank MNC, yang diperhitungkan sejak tanggal 27 November 2015 sampai dengan tanggal dimana uang tersebut dikembalikan. Apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil pengembalian sesuai dengan waktu yang ditentukan maka Perseroan tidak membayar bunga atas keterlambatan tersebut. Pengembalian uang pemesanan dilakukan dalam mata uang Rupiah dengan pemindahbukuan ke rekening atas nama pemesan. Perseroan akan memindahkan uang tersebut langsung ke dalam rekening atas nama pemesan sehingga pemesan tidak dikenakan biaya pemindahbukuan. Uang yang dikembalikan dalam bentuk cek dapat diambil di: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action dengan menunjukkan KTP asli atau tanda bukti jati diri asli lainnya (bagi perorangan) yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar dan surat kuasa (bagi badan hukum/lembaga) serta menyerahkan bukti tanda
115
terima pemesanan pembelian saham asli dan fotokopi KTP atau tanda bukti diri. Pemesan tidak dikenakan biaya bank ataupun biaya transfer untuk jumlah yang dikembalikan tersebut. 10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai dengan haknya melalui KSEI akan dikreditkan pada rekening efek dalam 2 Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening Perseroan. Saham hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk warkat yang melaksanakan HMETD sesuai haknya akan mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat selambat-lambatnya 2 Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh BAE dan dana pembayaran telah diterima dengan baik oleh Perseroan. Adapun saham hasil penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan tersedia untuk diambil SKSnya atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif KSEI selambat-selambatnya 2 Hari Bursa setelah tanggal penjatahan. SKS baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap hari kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00 – 15.00 WIB) yang dimulai tanggal 13 Oktober 2015. Sedangkan SKS hasil penjatahan saham dapat diambil mulai tanggal 26 November 2015. Pengambilan dilakukan di kantor BAE dengan menyerahkan dokumen: a. Asli KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan); b. Fotokopi Anggaran Dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan Direksi/Dewan Komisaris c. atau pengurus yang masih berlaku; d. Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermaterai Rp6.000 dilengkapi dengan fotokopi KTP/paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; e. Asli bukti tanda terima pemesanan saham. 11. Alokasi Terhadap HMETD yang Tidak Dilaksanakan Jika saham yang ditawarkan dalam PUT IV tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang Sertifikat Bukti HMETD porsi publik, maka sisa saham akan dialokasikan kepada para pemegang saham publik lainnya yang melakukan pemesanan melebihi haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan HMETD yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa sisa saham tersebut akan dikembalikan ke dalam portepel. 12. Pendaftaran Sertifikat Bukti HMETD Pendaftaran dilakukan sendiri/ dikuasakan dengan dilengkapi dokumen-dokumen melalui: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action dengan membawa: a. Sertifikat Bukti HMETD asli yang telah ditandatangani dan diisi lengkap b. Bukti pembayaran asli dari bank berupa bukti transfer bilyet giro/cek/tunai asli dari bank c. Fotokopi KTP/SIM/Paspor (untuk perorangan) yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar (bagi badan hukum/lembaga) d. Surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 dilengkapi fotokopi KTP yang memberi dan diberi kuasa. Bagi pemesan berkewarganegaraan asing, di samping mencantumkan nama dan alamat pemberi kuasa secara lengkap dan jelas, juga wajib mencantumkan nama dan alamat luar negeri domisili hukum yang sah dari pemberi kuasa secara lengkap dan jelas (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib diperhatikan).
116
Waktu pendaftaran : Tanggal : 9 Oktober – 20 November 2015 Pukul : 09.00 – 16.15 WIB e.
Formulir Pemesanan Tambahan asli yang diisi lengkap dan ditandatangani (jika memesan saham tambahan) dan diserahkan kepada BAE paling lambat pada tanggal 24 November 2015.
117
XV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD Prospektus, Sertifikat Bukti HMETD, dan formulir lainnya akan tersedia untuk para pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan per tanggal 7 Oktober 2015 sampai dengan pukul 16.15 WIB dan dapat diambil dengan cara menunjukkan asli kartu tanda pengenal (KTP/paspor/KITAS) dan menyerahkan foto kopinya serta asli surat kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri pada Perseroan dan BAE Perseroan: Perseroan: PT Bank MNC Internasional Tbk Gedung MNC Financial Center Lantai 6-8 Jl. Kebon Sirih Raya No. 27 Jakarta Pusat 10340 Tel. (+ 62 21) 2980 5555- Fax. (+ 62 21) 3983 6700 www.mncbank.co.id Biro Administrasi Efek: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action
118
XVI. INFORMASI TAMBAHAN Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dari Prospektus ini atau apabila pemegang saham menginginkan tambahan informasi, para pemegang saham dipersilahkan menghubungi: PT Bank MNC Internasional Tbk Gedung MNC Financial Center Lantai 6-8 Jl. Kebon Sirih Raya No. 27 Jakarta Pusat 10340 Tel. (+ 62 21) 2980 5555- Fax. (+ 62 21) 3983 6700 www.mncbank.co.id U.p. Corporate Secretary Biro Administrasi Efek: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action
119
Halaman ini sengaja dikosongkan
120
Kantor Pusat: Gedung MNC Financial Center Lantai 6-8 Jl. Kebon Sirih Raya No. 27 Jakarta Pusat 10340 Tel. (+ 62 21) 2980 5555 Fax. (+ 62 21) 3983 6700 www.mncbank.co.id