Manajemen Keuangan
PROSPEK PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA DI INDONESIA DILIHAT DARI PERKEMBANGAN DANA KELOLAAN DAN NILAI AKTIVA BERSIH PERIODE 2008-2012 Dewi Wulan Sari* Akromul Ibad Program Studi Manajemen, Kwik Kian Gie School Of Business, Jl.Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Abstract The purpose of this study is to know growth prospect of Mutual Fund in Indonesia from Asset Under Management (AUM) and Nett Asset Value (NAV) from 2008-2012. Category of this study is descriptive quantitavite with secondary data. RAR, Sharpe, and Treynor Ratio use as methods to measure Mutual Fund performance. SWOT analysis use to compare opportunity and threat with internal strength and weakness of growth prospect of Mutual Fund in Indonesia. In 2008 AUM has droped -19,66%, but in 2009 is the highest growth until 54,43%. And the growth from Mutual Fund shares also droped in 2010 -0,98% and growth to 34,84% in 2011. To compare with Indonesian population which reach 250 million people, percentage from the owner of Mutual Fund shares that is very small. From the data we can see that prospect to increase Mutual Fund’s AUM is very high. Key Words: Mutual Funds, prospect, AUM growth and drop
Pendahuluan
S
ejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal investasi sebagai sebuah kebutuhan untuk masa depan. Walaupun sarana investasi yang dipilih masih sangat terbatas, seperti kepemilikan tanah ataupun emas. Investasi merupakan hal yang menarik, menguntungkan dan juga berisiko karena berkaitan dengan suatu rencana masa depan. Berinvestasi memerlukan proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyesuaian. Langkah ini merupakan proses yang sistematis, dinamis dan berkelanjutan. Reksa dana mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1976 melalui PT Danareksa (Persero) dengan menerbitkan sertifikat yang dikenal dengan Sertifikat Danareksa I dan II. Kemudian pada tahun 1995 berdiri sebuah reksa dana tertutup, yaitu PT BDNI Reksa Dana yang merupakan cikal bakal semaraknya perkembangan *
reksa dana di Indonesia. Pendirian reksa dana terus berkembang, dimana tahun 1996 berdiri sebanyak 25 reksa dana terbuka dikelola oleh 12 manajer investasi. Total Asset reksa dana yang dikenal dengan Total Nilai Aktiva Bersih sebesar Rp 2,8 triliun, kemudian meningkat menjadi sekitar Rp 8 triliun pada Juni 1997. Peningkatan tersebut karena reksa dana mulai dikenal dan masyarakat merasakan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan instrumen yang lain. Walaupun diakhir tahun 1997 Total Nilai Aktiva Bersih turun menjadi Rp 4,9 triliun hingga pada akhir tahun 1998 menjadi sebesar Rp 3 triliun (Manurung:2008). Selanjutnya reksa dana mengalami pertumbuhan normal sampai akhir tahun 2001 Total Nilai Aktiva Bersih sebesar Rp 8 triliun dengan jumlah reksa dana sebanyak 108. Kerja sama dengan perbankan untuk menjual reksa dana membuat peningkatan yang cukup tajam menjadi
Alamat Untuk Korespondensi: Kwik Kian Gie School Of Business, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350 Telp/Fax (021) 65307062 Ext. 804. E-mail:
[email protected]
ISSN: 0854 - 8153
212
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Rp 46,6 triliun pada akhir tahun 2002 dengan jumlah reksa dana sebanyak 131 reksa dana. Terus mengalami peningkatan sampai Rp 104 triliun di akhir 2004, hingga mencapai Rp 59 triliun di April 2007, setelah sebelumnya mengalami penurunan sampai Rp 29 triliun. Penurunan ini tidak terlepas juga terhadap rumor pajak dan Marked to Market harga obligasi yang ada di reksa dana (Manurung:2008). Reksa dana terus dicari investor sebagai alternatif, karena tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus diturunkan sampai level di bawah 10% (Manurung:2008), SBI 9 bulan sebesar 5,75% (per 14 Mei 2013) (BI online:2013). Perkembangan dana kelolaan dan NAB menarik Penulis untuk meneliti prospek pertumbuhan reksa dana di Indonesia dengan melihat perkembangan selama periode 2008-2012. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah produk reksa dana itu apakah semacam deposito dan aman dengan jaminan keamanan dari pemerintah, bagaimana prospek kedepannya, dengan luasnya wilayah Indonesia bagaimana potensi pemasaran produk reksa dana dan seberapa efektifnya pemasaran melalui agen penjual terhadap pertumbuhan dana kelolaan, apakah produk-produk reksa dana baru dengan variasivariasinya tetap menarik minat masyarakat untuk membelinya serta sejauh manakah pengaruh produk baru pada tingkat perkembangan dana kelolaan, dan terakhir seberapa besar kepercayaan dan kepuasan investor terhadap fluktuasi NAB reksa dana dan dana kelolaan dilihat dari perkembangan jumlah total investor. Pembatasan masalah adalah prospek perkembangan reksa dana dilihat dari pengaruh fluktuasi NAB terhadap dana kelolaan serta potensi pemasaran produk-produk baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prospek pertumbuhan industri reksa dana di Indonesia dilihat dari perkembangan dana kelolaan dan NAB dengan mengetahui kinerja reksa dana menggunakan metode penilaian yang umum digunakan. Hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat dalam memberikan informasi untuk mengetahui pertumbuhan reksa dana periode 2008-2012.
ISSN: 0854 - 8153
Kajian Pustaka Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27: “Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Sedangkan menurut Sri Hermuningsih (2012), “Reksa Dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrument-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan Reksa Dana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya”. Menurut Sunariyah (2011) beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksa dana adalah sebagai berikut: 1. Mendapat dividen dan bunga. Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga hasil investasi seperti deposito dan obligasi. 2. Distribusi laba kapital (capital gain distribution). Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksa dana untuk tiap lembar saham reksa dana yang dimiliki. 3. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko. Diversifikasi portofolio suatu reksa dana akan mengurangi risiko karena kekayaan reksa dana diivestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seseorang membeli dua jenis saham atau efek secara individual. 4. Biaya rendah. Karena reksa dana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi rendah dibandingkan apabila investor
213
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
individu melakukan transaksi sendiri pada suatu bursa. 5. Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka pengelola dana (Manajer Investasi) akan mengalihkan ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi pemodal senantiasa menguntungkan. 6. Likuiditas terjamin. Pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaanya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masingmasing reksa dana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksa dana terbuka wajib membeli kembali saham/unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid. 7. Pengelolaan portofolio yang profesional. Pengelolaan portofolio suatu reksa dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Menurut Sri Hermuningsih (2012) factor-faktor utama investasi reksa dana: 1. Ekonomi dan politik. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun diluar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek di Indonesia, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portofolio reksa dana. 2. Menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio reksa dana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. 3. Risiko Default. Terjadi jika pihak manajer investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan,
ISSN: 0854 - 8153
padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut baik-baik saja. 4. Risiko Likuiditas bisa saja terjadi apabila pemegang unit penyertaan reksa dana pada salah satu manajer investasi ternyata melakukan penarikan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. 5. Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim asuransi. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset reksa dana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian dilindungi oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. 6. Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Adler Haymans Manurung (2008) mengklasifikasikan berdasarkan jenis investasi dari reksa dana tersebut, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Obligasi, Saham dan Campuran. Manajer Investasi Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Bab 1 Pasal 1 menyebutkan “ Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiaan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku”. Sedangkan menurut Rudiyanto (2013) “Manajer Investasi atau Fund Manager adalah perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana melalui investasi pasar modal. Personel perorangan yang bekerja di perusahaan ini wajib lulus ujian Wakil Manajer Investasi (WMI) yang diselenggarakan pemerintah”.
214
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Bank Kustodian Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Bab 1 Pasal 1 menyebutkan: “Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya”. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Efektif mulai 1 Januari 2013, fungsi pengawasan di bidang keuangan diwasi oleh OJK, menggantikan tugas yang sebelumnya dilakukan oleh Bapepam dan LK berdasarkan UU nomor 21 Tahun 2011 tetang Otoritas Jasa Keuangan dengan salah satu tujuan untuk melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran atas UU dan peraturan di sektor keuangan yang berada dibawah kewenangan OJK. Investor Sri Hermuningsih (20112) Investor adalah pihak yang melakukan kegiatan investasi atau menanamkan modalnya di pasar modal. Investor yang dikenal di pasar modal terdiri dari investor perorangan dan kelembagaan.
Metode Penelitian Variabel Penelitian yang digunakan penelitian ini adalah: 1. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
dalam
1. Return, digunakan untuk pengukuran kinerja
Konsep Pokok Pemasaran
reksa dana.
Dalam Dharmmesta dan Handoko (2013) Stanton mengatakan “Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi bagi kelangsungan hidup perusahaan”. Struktur Keputusan Membeli Keputusan yang diambil pembeli (investor) untuk membeli suatu produk reksa dana merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Dhammesta dan Handoko (2013) membahasnya dalam 7 komponen sebagai berikut:
ISSN: 0854 - 8153
1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli satu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain 2. Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. 3. Keputusan tentang merek. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang merek mana produk yang akan dibeli. 4. Keputusan tentang penjualnya. Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk akan dibeli 5. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. 6. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan waktu pembelian. 7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan.
2. Tingkat suku bunga SBI periode 2008-2012 untuk pengukuran risk free. Metode Pengumpulan Data 1. Content Analysis, yaitu dengan melakukan observasi dan analis terhadap data- data yang didapat melalui sumber data publishing OJK (dahulu Bapepam & LK) periode 2008 sampai dengan 2012, situs-situs resmi Manajer Investasi, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan melalui berita-berita terkait akan masalah yang sedang dibahas.
215
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
2. Studi pustaka (library research), yaitu sebagai kerangka teori yang melandasi penelitian ini, maka peneliti melengkapinya dengan jalan mengkaji dan mempelajari beberapa buku literatur serta berbagai macam artikel yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode Analisis Data 1. Metode Deskriptif. Penelitian deksriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pernyataan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. 2. Metode Analisis Kinerja Reksa Dana, yang digunakan Antara lain: a. Risk Adjusted Return (RAR) Manurung (2008) mengatakan “RAR dapat menggambarkan kemampuan manajer investasi dalam mengelola Reksa Dana yang dimilikinya. Artinya seberapa jauh excess return yang dihasilkan Manajer Investasi dengan satu unit risiko yang ada. Excess return yang dimaksud yaitu return yang dihasilkan dikurangi dengan risk-free rate” Dirumuskan dengan : RAR = (Ṝp – Rf) σRp
terdiri atas risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Semakin besar angka tersebut, semakin besar risko, dan berarti semakin besar pula fluktuasi harga suatu reksa dana. Semakin besar nilai Sharpe Ratio semakin baik kinerja reksa dana. Metode Sharpe dapat dirumuskan sebagai berikut: Sharpe Ratio = Return Reksa Dana – Risk Free Standar Deviasi/Risiko Reksa Dana
c. Treynor Ratio (Reward to Volatility Ratio (RVOL) Rudiyanto (2013) juga menyebutkan Treynor Ratio sebagai salah satu metode yang digunakan untuk pengukuran kinerja reksa dana. Beta dalam definisi keuangan menunjukkan “hanya” risiko sistematis dari portofolio investasi. Meski memiliki sebagian dari risiko reksa dana, indicator ini lebih investor friendly, karena lebih mudah diterjemahkan. Jika suatu reksa dana memiliki beta lebih kecil dari satu, pengaruh fluktuasi harga IHSG terhadap harga reksa dana tersebut juga semakin kecil. Metode Treynor dirumuskan sebagai berikut: Treynor Ratio = Return Reksa Dana – Risk Free
Keterangan: Ṝp = Rata-rata return Reksa Dana Rf = rata-rata return σRp = Risiko Reksa Dana
Beta Risiko Reksa Dana
b. Sharpe Ratio (Reward to Variability Ratio) [RVAR] Rudiyanto (2013) menyebutkan Sharpe Ratio sebagai salah satu metode yang digunakan untuk pengukuran kinerja didasarkan pada risk free (standar deviasi). Standar Deviasi (risiko) dalam definisi keuangan adalah angka yang mencerminkan total risiko portofolio investasi. Total risiko
ISSN: 0854 - 8153
216
d. Analisis SWOT tidak digunakan secara khusus hanya untuk mengukur kinerja reksa dana. Rangkuti (2013:20) mendefinisikan “SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths), dan Kelemahan (weaknesses)”.
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Ratio untuk melihat kinerja reksa dana dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan data-data sampel yang ada digunakan metode RAR, Sharpe Ratio dan Treynor
Tabel 1. Kinerja Reksa Dana dengan Metode RAR NO 1 2 3 4 5
Nama Reksa Dana PANIN DANA MAKSIMA PANIN DANA UTAMA PLUS PANIN DANA BERSAMA PLUS MANULIFE DANA SAHAM MANULIFE OBLIGASI UNGGULAN
6 MANULIFE DANA CAMPURAN 2 7 MANULIFE DANA KAS II 8 TRIM KAPITAL 9 TRIM DANA TETAP 2 10 TRIM KOMBINASI 2 11 TRIM KAS 2 12 BNP PARIBAS EKUITAS 13 BNP PARIBAS RUPIAH PLUS II 14 BNP PARIBAS EQUITRA Sumber : OJK, data online, diolah
Ri 4.233200 0.387403 0.406501 0.223699
Std. Dev. 8.142317 1.049062 0.181793 0.229169
RARi 0.520 0.369 2.236 0.976
1.022148
1.179097
0.867
0.143726
0.128471
1.119
-0.184202 0.024757 5.389967 0.220461 0.549429 0.162294 0.160068 -0.165036
0.214296 0.254413 10.267587 0.516195 0.672550 0.386882 0.547077 0.246681
-0.860 0.097 0.525 0.427 0.817 0.419 0.293 -0.669
Tabel 2. Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe NO
Nama Reksa Dana
Ri
RFR
Beta
Si
1
PANIN DANA MAKSIMA PANIN DANA UTAMA PLUS
8.400000 8.400000
0.00137
2
4.233200 0.387403
0.08223
-3052.400 -97.436
3
PANIN DANA BERSAMA PLUS
0.406501
8.400000
0.02535
-315.366
4
0.223699
8.400000
1.72324
-4.745
5
MANULIFE DANA SAHAM MANULIFE OBLIGASI UNGGULAN
1.022148
8.400000
6
MANULIFE DANA CAMPURAN 2
0.143726
8.400000
7 8
MANULIFE DANA KAS II TRIM KAPITAL
-0.184202 0.024757
8.400000 8.400000
9 10 11 12
TRIM DANA TETAP 2 TRIM KOMBINASI 2 TRIM KAS 2 BNP PARIBAS EKUITAS
5.389967 0.220461 0.549429 0.162294
ISSN: 0854 - 8153
217
0.06510 1.32570 0.47646
-113.337 -6.228 -18.017 -5.990
8.400000
1.39823 0.00086
-3506.313
8.400000 8.400000 8.400000
0.33965 0.20008 0.60464
-24.082 -39.237 -13.624
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
13 BNP PARIBAS RUPIAH PLUS II 14 BNP PARIBAS EQUITRA Sumber : OJK, data online, diolah
0.160068 -0.165036
8.400000 8.400000
0.30238 0.35957
-27.250 -23.820
Tabel 3. Kinerja Reksa Dana dengan Treynor Ratio NO 1
Nama Reksa Dana PANIN DANA MAKSIMA
Ri 4.233200
RFR 8.400000
Beta 0.00137
Ti -3052.400
2
PANIN DANA UTAMA PLUS
0.387403
8.400000
0.08223
-97.436
3 4
0.406501
8.400000
0.223699
8.400000
5
PANIN DANA BERSAMA PLUS MANULIFE DANA SAHAM MANULIFE OBLIGASI UNGGULAN
1.022148
8.400000
6 7 8
MANULIFE DANA CAMPURAN 2 MANULIFE DANA KAS II TRIM KAPITAL
9
TRIM DANA TETAP 2
10 11
8.400000
0.06510
-315.366 -4.745 -113.337 -6.228
5.389967
8.400000 8.400000 8.400000
1.32570 0.47646 1.39823 0.00086
-18.017 -5.990 -3506.313
TRIM KOMBINASI 2
0.220461
8.400000
0.33965
-24.082
TRIM KAS 2
0.549429
8.400000
0.20008
-39.237
8.400000
0.60464
-13.624
12
BNP PARIBAS EKUITAS
13 14
BNP PARIBAS RUPIAH PLUS II BNP PARIBAS EQUITRA
0.143726 -0.184202 0.024757
0.02535 1.72324
0.162294 0.160068 -0.165036
8.400000 8.400000
0.30238 0.35957
-27.250 -23.820
Sumber : OJK, data online, diolah
Dengan melihat hasil dari dari kinerja reksa dana menggunakan metoder RAR, Sharpe, dan Treynor Ratio, dapat dilihat kinerja selama periode 2008-2012. Apabila terdapat hasil yang kurang baik, bukan berarti reksa dana tersebut memiliki kinerja kurang baik. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena umur reksa dana tersebut yang masih baru atau memang kondisi pasar sedang buruk. Kinerja masa lampau (historis) bukan merupakan jaminan bagi pencapaian dimasa mendatang (dapat lebih tinggi atau lebih rendah)
ISSN: 0854 - 8153
namun return secara historis merupakan hasil kerja berjalan sehingga dapat dijadikan tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja reksa dana mendatang. Membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan membeli produk reksa dana dapat menjadi salah satu sumber informasi akan produk yang ditawarkan. Dari tabel berikut dapat dilihat total Nilai Aktiva Bersih per Manajer Investasi dan Jumlah Unit Penyertaan untuk seluruh reksa dana yang dikelola selalu mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2008.
218
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Tabel 4. Perkembangan Total Nilai Aktiva Bersih dan Jumlah Unit Penyertaan periode 2008-2012 PANIN ASSET MANAGEMENT
2008
730,007,356,445.60
Perkembangan NAV (%) -46.56
2009
1,917,768,959,457.36
162.71
912,664,875.42
93.03
2010
4,299,384,229,451.82
124.19
987,491,743.98
8.20
2011
7,763,899,693,150.73
80.58
1,400,042,930.64
41.78
2012
7,797,241,898,146.60
0.43
1,671,396,512.26
19.38
Total NAB
Tahun
472,803,708.22
Perkembangan UP (%) -34.87
Jumlah Unit
MANULIFE ASET MANAJEMEN INDONESIA
2008
5,126,585,455,516.05
Perkembangan NAV (%) -40.03
4,510,941,325.88
Perkembangan UP (%) -6.14
2009
8,270,253,561,844.74
61.32
4,935,518,984.44
9.41
2010
9,509,015,465,868.20
14.98
4,420,411,390.07
-10.44
2011
10,384,388,704,206.60
9.21
4,311,933,926.41
-2.45
2012 BNP PARIBAS INVESTMENT PARTNERS
13,055,373,007,324.30
25.72
6,750,895,668.03
56.56
Total NAB
Tahun
Jumlah Unit
2008
10,689,897,715,186.40
Perkembangan NAV (%) -44.19
2009
15,914,727,032,039.10
48.88
6,271,192,417.66
-20.18
2010
20,574,273,411,796.80
29.28
9,163,049,224.63
46.11
2011
22,207,654,726,972.90
7.94
10,199,769,844.66
11.31
2012 TRIMEGAH ASSET MANAGEMENT
27,598,990,059,007.20
24.28
13,898,681,921.60
36.26
Total NAB
Tahun
7,857,125,088.51
Perkembangan UP (%) -12.34
Jumlah Unit
2008
1,383,066,356,193.57
Perkembangan NAV (%) -59.39
2009
2,611,960,868,714.85
88.85
1,712,141,615.84
41.43
2010
2,421,658,714,877.52
-7.29
1,486,171,620.36
-13.20
2011
3,057,343,674,087.19
26.25
2,009,090,266.35
35.19
3,777,726,076,678.31 2012 Sumber : OJK, data online, diolah
23.56
2,343,155,411.07
16.63
Total NAB
Tahun
ISSN: 0854 - 8153
219
1,210,575,338.59
Perkembangan UP (%) -31.81
Jumlah Unit
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Walaupun selama ini diasumsikan bahwa masyarakat Indonesia terutama investor perorangannya adalah tipe depositominded, secara total jumlah Dana Kelolaan reksa dana mengalami
kenaikan, walaupun sempat terjadi penurunan di tahun 2008 dikarena situasi pengaruh dari kondisi perekonomian secara global.
Tabel 5. Dana Kelolaan Reksa Dana (Dalam triliun) periode 2008-2012 Tahun
Dana Kelolaan
Perkembangan (%)
2008
74,06
- 19,66
2009
114,37
54,43
2010
149,09
30,36
2011
223,03
49,59
290,66
30,32
2012 Sumber: OJK, data online, diolah
Selain jumlah Dana Kelolaan yang mengalami peningkatan, dari jumlah produk reksa dana yang beredar, jumlah investor maupun jumlah Unit Penyertaan produk reksa dana mengalami
peningkatan pula pada periode 2008 sampai dengan 2012, hanya mengalami sedikit penurunan pemegang unit penyertaan di tahun 2010.
Tabel 6. Data Jumlah Reksa Dana dan Pemegang Unit Penyertaan Serta Jumlah UP beredar periode 2008-2012
Tahun
Jumlah Reksa Dana
Perkembangan Jumlah Reksa Dana (%)
Pemegang Unit Penyertaan
Perkembangan Pemegang Unit Penyer-taan (%)
Jumlah UP beredar (Juta)
2008
568
0.18
352,429
8.37
60,976.09
2009
605
6.51
357,192
1.35
69,985.51
2010
616
1.82
353,704
-0.98
82,079.77
2011
671
8.93
476,940
34.84
98,982.08
12.37
509,149
6.75
113,714.30
2012 754 Sumber: OJK, data online, diolah
Berdasarkan data-data yang ada jumlah Pemegang Unit Penyertaan reksa dana yang secara memang mengalami kenaikkan setiap tahun (kecuali tahun 2010), tetapi jumlah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, serta kenaikan pendapatan per kapita. Melihat dari
ISSN: 0854 - 8153
kinerja sampel produk reksa dana yang telah ditampilkan sebelumnya dan mempertimbangkan tingkat inflasi Indonesia, tingkat suku bunga simpanan berjangka BI yang berkisar antara 5% 7% berinvestasi di reksa dana adalah alternatif pilihan menarik dan menguntungkan. Secara umum dalam penelitian terdahulu juga menyebutkan hal yang sama, potensi penduduk
220
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Indonesia dan jumlah pemegang unit penyertaan. Reksa dana bukan merupakan produk investasi yang mendapat jaminan pemerintah seperti simpanan pada bank dalam jumlah tertentu yang dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), sehingga sebelum memutuskan untuk berinvestasi investor harus terlebih dahulu mengetahui produk yang akan dibelinya. Walaupun demikian hal terebut tidak perlu dikuatirkan dengan kejelasan yang ditawarkan produk investasi ini. Selain sumber data yang didapat dari Manajer Investasi, investor dapat memperoleh data dari OJK sebagai otoritas resmi. Selain itu edukasi yang diberikan dalam Pekan Reksa Dana Nasional yang diadakan mulai tahun 2012 dapat dimanfaatkan dalam mendapatkan pengetahuan mengenai reksa dana. Melalui usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor baru.
4.
5.
Analisis SWOT Reksa Dana Untuk menjawab pertanyaan mengenai prospek perkembangan reksa dana dilihat dari pengaruh fluktuasi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana terhadap tingkat Dana Kelolaan serta potensi pemasaran produk-produk baru, analisis SWOT dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur kekuatan dan kelemahan reksa dana.
6.
7.
STRENGTH Strenght adalah faktor kekuatan yang berada dalam internal perusahaan. Strenght (kekuatan) sebagai berikut: 1. Dana yang diinvestasikan relatif kecil Dana investasi yang relatif kecil membuat reksa dana dapat menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat. Investor dapat memilih jenis produk sesuai dengan dana yang ada dan tujuan investasinya. 2. Likuiditas yang tinggi serta mudah dicairkan dan prosesnya sangat fleksible Proses investasinya yang mudah dibeli dan mudah pula dijual,investor dapat menjual kembali investasinya kepada pengelola reksa
ISSN: 0854 - 8153
3.
dana serta kemudahan bila investor ingin mengalihkan jenis produk reksa dana miliknya ke jenis produk lain sesuai dengan tujuan investasinya. Transparansi informasi Pengumuman Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit setiap hari baik melalui surat kabar maupun situs resmi Manajer Investasi atau Bursa Efek Indonesia, informasi atas perkembangan portofolio dan biaya secara kontinu serta laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan juga prospektus secara teratur memudahkan investor dalam memonitor perkembangan investasinya secara rutin. Diversifikasi investasi Diversifikasi investasi akan mengurangi risiko walaupun tidak dapat menghilangkan risiko investasi. Diversifikasi kekayaan reksa dana pada berbagai jenis efek membuat risikonya juga tersebar. Pengelola yang profesional Reksa dana dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi yang memiliki akses dan informasi perdagangan efek, sehingga dapat meneliti berbagai peluang terbaik bagi para investornya serta mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Biaya yang rendah Biaya yang lebih rendah dibandingkan investor melakukan sendiri transaksi di bursa. Tanpa dikenakan pajak Hasil dari keuntungan dan penjualan kembali reksa dana tidak dikenakan pajak.
WEAKNESS Weakness adalah faktor kelemahan yang berada didalam perusahaan. Weakness (kelemahan) sebagai berikut : 1. Tidak mendapatkan penjaminan Sebagai produk investasi pasar modal reksa dana tidak mendapatkan penjaminan atas risiko investasinya. 2. Penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Unit Penyertaan
221
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Penurunan NAB Unit Penyertaan yang disebabkan berbagai hal, seperti kinerja bursa saham yang memburuk, kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu dan lainya. 3. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas dapat terjadi apabila Manajer Investasi mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas unit penyertaan reksa dana. 4. Risiko Default Terjadi jika Manajer Investasi membeli obligasi milik emiten yang semula kinerjanya baik, tetapi kemudian mengalami kesulitan keuangan sehingga terpaksa tidak membayar kewajibannya. 5. Tidak dirancang sebagai investasi jangka pendek Reksa dana umumnya dirancang untuk investasi jangka panjang yang nilainya tumbuh dari waktu ke waktu namun dapat naik turun secara tajam. OPPORTUNITY Opportunity adalah peluang yang berada diluar perusahaan. Opportunity (peluang) sebagai berikut : 1. Penundaan kenaikan PPh Reksa Dana Kebijakan pemerintah untuk menunda kenaikan PPh Reksa Dana hingga tahun 2020 adalah merupakan kesempatan dalam pengembangan industri reksa dana. Diharapkan pada tahun 2020 industri reksa dana sudah menjadi sangat besar. 2. Jumlah investor yang masih sedikit Walaupun jumlah investor terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, tetapi apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat sedikit sehingga peluang pemasaran untuk investor baru sangat terbuka lebar. 3. Transaksi Reksa Dana Online Walaupun masih dalam pembahasan antara pihak-pihak terkait, kemudahan transaksi reksa dana melalui online dapat mempermudah
ISSN: 0854 - 8153
investor dalam melakukan transaksinya sehingga dapat lebih menjangkau lokasi yang jauh dari lokasi kantor Manajer Investasi atau Agen Penjual. 4. Pertumbuhan Pendapatan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 yang terus meningkat (lihat lampiran) menggambarkan peluang pasar yang besar. 5. Luas Wilayah Indonesia Luasnya wilayah negara Indonesia menggambarkan potensi yang besar bagi pertumbuhan reksa dana tidak hanya terpusat di kota-kota besar Pulau Jawa saja. THREAT Threat adalah faktor eksternal yang menjadi ancaman terhadap perusahaan. Threat (ancaman) sebagai berikut: 1. Situasi Ekonomi dan Politik Situasi Ekonomi dan Politik dalam negeri maupun global dapat menjadi ancaman apabila kondisi tersebut berpotensi menimbulkan kepanikan investor. Isu-isu negatif dan kebijakan serta peraturan pemerintah dapat berpotensi menjadi pemicu kepanikan investor. 2. Unit Link Produk Unit Link yang merupakan produk perusahaan asuransi adalah salah satu pesaing reksa dana. Walaupun sejatinya produk terebut merupakan produk perusahaan asuransi, UnitLink juga merupakan produk investasi. Umumnya para agen asuransi lebih gencar menawarkan produk Unit Link dibandingkan produk asuransi lain. Dalam penjualan Unit Link, para agen asuransi menyebutkan keunggulan produk ini sebagai produk 2 in 1 berasuransi dan berinvestasi. Komposisi investasi Unit Link dapat juga terdiri dari produk reksa dana. 3. Produk Investasi Bursa Lain
222
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Produk investasi bursa lainnya, seperti saham atau obligasi memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana. 4. Produk Perbankan Produk simpanan perbankan seperti tabungan dan deposito yang mendapatkan jaminan hingga jumlah tertentu, bagi masyarakat yang belum memiliki pengetahuan investasi yang cukup tentunya lebih menarik dibandingkan produk investasi tanpa penjaminan. 5. Jenis Investasi Tradisional Jenis investasi tradisional masyarakat Indonesia, seperti investasi emas, tanah, tanah dan bangunan masih menjadi favorit. Nilai emas, tanah, tanah dan bangunan yang cenderung naik di Indonesia merupakan faktor investasi ini tetap digemari masyarakat. Dari uraian-uraian diatas, dapat dibuat satu contoh sederhana dari empat set kemungkinan sebagai alternative strategis: a. Strategi SO S : Dana yang diinvestasikan relatif kecil O : Pertumbuhan pendapatan Dengan memanfaatkan minimum dana investasi dan pertumbuhan pendapatan untuk meningkatkan penjualan produk reksa dana. b. Strategi ST S : Transparansi Informasi T : Produk Unit Link Kemudahan mendapatkan informasi mengenai satu produk reksa dana, terutama yang berkaitan dengan biaya-biaya yang dikenakannya dapat mengatasi ancaman produk unit link. c. Strategi WO W : Tidak dirancang sebagai investasi jangka pendek O: Penundaan penerapan PPh reksa dana hingga tahun 2020 Penundaan penerapan peraturan perpajakan yang cukup lama dapat digunakan untuk meningkatkan dana kelolaan reksa dana. d. Strategi WT W : Tidak mendapatkan penjaminan T : Situasi ekonomi dan politik
ISSN: 0854 - 8153
Beragamnya jenis produk reksa dana yang ditawarkan dapat mengurangi risiko Penurunan nilai investasi karena situasi ekonomi dan politik. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada Bab IV sehubungan dengan potensi perkembangan dana kelolaan dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana di Indonesia Periode 2008-2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: terlepas dari penurunan dana kelolaan dan NAB yang pernah terjadi pada periode tertentu, pertumbuhan industri reksa dana di Indonesia dimasa mendatang adalah baik dilihat dari potensipotensi yang ada serta usaha-usaha pelaku indusri dalam menerbitkan jenis produk baru dan program edukasi masyarakat umum tentang reksa dana. Saran Dengan melihat kesimpulan yang telah diambil, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Melalui jaringan kantor-kantor cabang bank sebagai agen penjual, pemasaran produk reksa dana dapat lebih menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia, tidak hanya terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatra 2. Mempercepat penerapan transaksi reksa dana secara online 3. Pemberian edukasi produk reksa dana tidak hanya dilakukan di kota-kota besar saja 4. Variasi produk baru reksa dana dapat lebih dikembangkan 5. Pihak OJK sebagai regulator dapat lebih memperhatikan pembaruan data yang dipublikasikan melalui situs resminya. Hal ini akan sangat berguna bagi calon investor dalam mendapatkan data sebelum memutuskan membeli suatu produk reksa dana, khususnya bagi calon investor dilokasi yang jauh dari
223
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
kantor cabang Manajer Investasi atau Bank sebagai Agen Penjual. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik www.bps.go.id
Peraturan Bapepam & LK Nomor IV.B.2 Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi
Bank Indonesia www.bi.go.id BNP Paribas Investment www.bnpparibas-ip.co.id
Partners,
PT
Dharmmesta, Basu Swasta & Handoko, T. Hani. , 2013, Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM. Hermuningsih, Sri, 2012, Pengantar Pasar Modal Indonesia. Edisi I. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Indonesia Stock Exchange-Indonesia Bond Pricing Agency, 2012, Indonesia Bond Market Directory 2012. Ko, Kwangsoo. & Ha, Yeonjeong, 2011, Mutual Fund Tournaments and Structural Changes in an Emerging Fund Market: The Case of Korea. Seoul Journal of Business, (Online), Volume 17, Number 1 (June 2011), (http://cba.snu.ac.kr/en/util/download?ft=sjb& paperidx=52&ac=84da9b496d7be854ea56060 424c73c99.pdf, diakses 11 Desember 2013). Kuncoro, Mudrajad, 2009, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Manurung, Adler Haymans, 2008, Reksa Dana Investasiku. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Manulife Aset Manajemen Indonesia, www.reksadana-manulife.com
PT
Panin Asset Management, PT www.panin-am.co.id
ISSN: 0854 - 8153
Peraturan Bapepam & LK Nomor IV.B.1 Pedoman Pengelolaan REksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi
Peraturan Bapepam & LK Nomor IV.C.3 Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi Peraturan Bapepam& LK Nomor V.B.2 Perizinan Wakil Agen Penjual Efek Reksa. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi Peraturan Bapepam& LK Nomor V.B.3 Pendaftaran Agen Penjual Efek Reksa Dana. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi Peraturan Bapepam& LK Nomor V.B.4 Perilaku Agen Penjual Efek Reksa Dana. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi Peraturan BAPEPAM & LK Nomor V.D.10 Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan Di Bidang Pasar Modal. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi Pratomo, Eko Priyo, dkk, 2001, Reksa dana : Solusi Perencanaan investasi di era modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pusat Informasi Reksa Dana. http://aria.bapepam.go.id/reksadana http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publik asi_pm/annual_report_pm/index.htm http://www.bapepam.go.id/Syariah/pengenalan _produk_syariah.html. Rahardjo, Sapto, 2004, Panduan Investasi Reksa Dana. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
224
Volume 20 No. 2 September 2013
Manajemen Keuangan
Rudiyanto, 2013, Sukses Finansial dengan Reksa Dana. Jakarta: Elek Media Komputindo. Sunariyah, 2010, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 6. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Trimegah Asset Management, PT www.trimegaham.com Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. http://aria.bapepam.go.id/reksadana/regulasi
Situmorang, Parluhutan, Jauhar Mahardhika, dan Tri Listiyarini, 2010, Langkah Awal Berinvestasi Reksa Dana. Jakarta: TransMedia Pustaka. .
ISSN: 0854 - 8153
225
Volume 20 No. 2 September 2013