ii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEMA:
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISBN: 978-602-97671-8-6
ii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
EDITOR Dr. M. Ikhsan, M.Pd. Dr. Rahmah Johar, M.Pd. Dra. Suryawati, M.Pd. Cut Khairunnisak, S.Pd., M.Si.
PENATA LETAK Dra. Bintang Zaura, M.Pd.
DESAIN COVER Iwannitona, S.Pd.
TEBAL BUKU 284 + x
PENERBIT Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Darussalam – Banda Aceh Laman: http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/ © FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala Cetakan Pertama ISBN: 978-602-97671-8-6
iii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
LAPORAN KETUA PANITIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridha-Nya kegiatan “Seminar Nasional Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah. Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 14 November 2015, diselenggarakan dengan dana BOPT. Tema Seminar Nasional Pendidikan adalah “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Dalam acara seminar tersebut panitia menghadirkan 2 orang keynote speaker yaitu; (1) Dra. Ida Karnasih,M.Sc.Ed.Ph.D (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan - Indonesia) dan (2) Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala - Indonesia) Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, tamu undangan, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya. Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini. Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar, semoga bermanfaat.
Penanggung Jawab Seminar
Ketua Pelaksana
Ttd
Ttd
Dra. Suryawati, M.Pd.
Dr. M. Ikhsan, M.Pd.
iv
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar Nasional Pendidikan Matematika" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di Indonesia. Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembira melihat antusias para panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya, upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat lokal dan nasional pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini. Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada; Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar ini Bapak Dr. Djufri, M.Si. selaku Dekan FKIP Unsyiah, Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc.Ed.Ph.D dan Ibu Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd. sebagai keynote speaker pada seminar ini. Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup mengesankan. Kepada para Mahasiswa Pendidikan Matematika yang telah ikut hadir, yang nantinya menjadi pengalaman berharga dalam meneliti kehidupan terkait dalam pembelajaran matematika. Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Wassalammu’alaikum Wr. Wb. Ketua Program Studi Matematika FKIP Unsyiah Ttd Dra. Suryawati, M. Pd. v
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
DAFTAR ISI LAPORAN KETUA PANITIA .............................................................................. SAMBUTAN KETUA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA ....................... DAFTAR ISI ............................................................................................................
iv v vi HAL
PEMBICARA UTAMA PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Ida Karnasih PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI MEA Cut Morina Zubainur, Dr. Rahmah Johar, M.Pd.
1
12
BIDANG PENDIDIKAN MATEMATIKA AKTIVITAS SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS X SMK KESEHATAN ASSIFA SCHOOL BANDA ACEH Annisa Suryamanda
20
INVESTIGASI POLA KONTINGENSI SCAFFOLDING GURU PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anwar Ramli
27
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BARISAN DAN DERET SISWA KELAS X SMAN 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH Bainuddin Yani, R M Bambang S, Nurul Husna
41
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI INTEGRAL DENGAN MENGGUNAKAN GEOGEBRA DI KELAS XII SMA LAB SCHOOL UNSYIAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Bintang Zaura, Fahrul Annas
53
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN MATH PROJECT IN DAILY LIFE (MPID LIFE) PADA SISWA KELAS X MIA1 SMAN 1 MEUREUDU Cut Laila Kulsum
62
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH Eka Junita, Tuti Zubaidah
70
vi
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
PRESTASI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA Ellianti, Khairul Umam, Rizki
82
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MATERI RELASI DAN FUNGSI BAGI SISWA KELAS X MAN MODEL BANDA ACEH Erni Maidiyah, Bintang Zaura, Decy Pramita Sari Yusna
93
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PURBAKALA DAN PERKEMBANGAN: PARTISIPASI DAN RESPON MAHASISWA M, Hasbi, RM Bambang, Usman
101
SIKAP SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LINGKARAN DI MTsN 2 LEUNG BATA BANDA ACEH Indah Suryawati
107
RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN SOFTWARE AUTOGRAPH DENGAN GAME ANGRY BIRDS DALAM PEMBELAJARAN FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA Suhartati, Iwannitona
114
PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI 3D PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 6 BANDA ACEH Johan Yunus, M. Ikhsan, Onas Rahman
122
PENGARUH TASK COMMITMENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN DARUSSALAM ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Khairul Umam, Yuhasriati, Maghfirah
132
PENGEMBANGAN APLIKASI ZAKAT BERBASIS MATLAB Mukhlis Hidayat, Lidya Marissa
140
VALIDITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM LINIER METODE GARIS SELIDIK BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH Mirna, Cut Morina Zubainur
146
MENIGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE INSIDE – OUTSIDE- CIRCLE PADA MATERI PEMBAGAIN PECAHAN DI SDN 1 LAMBHEU ACEH BESAR Monawati, Sarah Ramadhayani
154
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MENGIKUT KONTEKS DI SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI BANDA ACEH Murni
162
vii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KELILING LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 DARUL HIKMAH Radhiati
174
RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS VII SMP MEHODIST BANDA ACEH Rahmi Maulina
183
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII MTSN MODEL BANDA ACEH Rizka, Tuti Zubaidah
191
KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL SBMPTN BIDANG MATEMATIKA OLEH SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2015 RM Bambang S, Budiman, Srimawarni
206
AKTIFITAS SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XI SMAN 1 SABANG Rosyi Kurniawati
214
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Salasi R, Suryawati, Kartika Sarah
222
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PISA UNTUK SISWA SMP Somakim
231
PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK) PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2014/2015 Suhartati
242
KENDALA GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014 Suryawati, Erni Maidiyah, Risa Handayani
249
KONSEPSI: PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA TENTANG LIMIT FUNGSI Usman
260
viii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
SIKAP KERJASAMA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR DI KELAS VIII MTS INSAN QURANI Wahyu N
269
COMMUNICATION SKILL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yuhasriati, M. Ridhwan
277
ix
Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Mengikut Konteks Di Sekolah Menengah Teknologi Industri Banda Aceh Murni Departemen Matematika Universitas Abulyatama Aceh
[email protected] ABSTRAK. Pengajaran mengikut konteks adalah sebuah konsep mengajar yang menolong para guru untuk menghubung kaitkan materi pelajaran yang mereka ajarkan dengan kehidupan nyata, serta dapat menolong siswa untuk membuat hubungan antara ilmu pengetahuan dan aplikasinya terhadap kehidupan nyata. Jadi, kegiatan pengajaran mengikut konteks dapat mengarahkan siswa untuk dapat mengaplikasikan teori matematika dengan lebih efektif (Pearson, 2003).Target khusus dalam penelitian ini adalah: (1) dapat menghasilkan instrumen Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pengajaran Mengikut Konteks di Sekolah Menengah Teknologi Industri yang dilengkapi silabus dan RPP dengan Pembelajaran Mengikut Konteks; (2) Buku Panduan Belajar Siswa; (3) Lembar Kerja Siswa; (4) Buku Panduan Guru (5) Jurnal Internasional; (6) Jurnal Nasional; (7) Workshop Guru SMTI dan Sekolah Menengah Sederajat di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan sampelnya yaitu siswa SMTI Banda Aceh, melalui pembelajaran mengikut konteks ini diharapkan nantinya mereka dapat mempraktekannya langsung dalam kehidupan kesehariannya, yang merupakan peningkatan kualitas siswa dalam menghadapi era globalisasi khususnya dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan keseharian mereka nantinya. Pengembangan penelitian ini dilakukan mengikuti 5 (lima) tahapan pengembangan Plomp yang dimodifikasi dengan memadu tahapan pengembangan material (produk) oleh Nieveen dengan memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan (Metode). Sehingga diharapkan mendapat suatu penilaian soal cerita matematika yang menilai keseluruhan aspek. KATA KUNCI: Pengembangan Pembelajaran, Matematika, Pendekatan Mengikut Kontek, SMTI
Pembelajaran
Latarbelakang Matematika dianggap sebagai suatu pelajaran yang kurang menarik, kaku, dan membosankan. (Wan Zah, Sharifah Kartini, Habsah, Ramlah, Mat Rofa, Mohd Majid & Rohani, 2005) dan Mohd Uzi dan Lim (2009). Persoalan ini karena pengajaran yang kurang efisien, serta gagal mengaitkan matematika dengan kehidupan keseharian. Tschannen-Moran dan Woolfolk Hoy (2007) menemukan bahwa keyakinan diri seorang guru lebih dipengaruhi oleh faktor mengikut (sesuai) konteks. Penggunaan
162 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
pembelajaran sesuai konteks memiliki potensi bukan hanya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk membangun sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan keseharian melalui interaksi membangun keterampilan sosial (social skills). Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Lev Semionovich vygotky mengemukakan dua ide berkaitan dengan perkembangan intelektual siswa. Pertama, perkembangan intelektual siswa dapat difahami hanya dalam konteks budaya dan sejarah dan mempercayai bahwa perkembangan intelektual bergantung pada sistem tanda (sign sistem), Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran. Jika demikian, adalah masuk akal untuk menciptakan situasi pembelajaran yang semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya. Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan diupayakan jawabannya dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Proses pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks di Sekolah Menengah Teknologi Industri ” ?. Secara rinci, rumusan maslah disajikan sebagai berikut: 1. Panduan dan Instrumen tentang bagaimana mengungkap Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks; 2. Panduan dan Instrumen bagaimana melaksanakan pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah: 1. Mengetahui proses Melaksanakan dan Mengevaluasi pembelajaran matematika dengan pendekatan Mengikut Konteks di Sekolah Menengah Teknologi Industri 2. Buku Panduan Belajar Siswa untuk pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks. 3. Buku Panduan Guru untuk pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks. 4. Lembar Kerja Siswa untuk pembelajaran dengan Pendekatan Mengikut Konteks 5. Seminar/Workshop. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Mengikut Konteks. 6 Jurnal Nasional dan Internasional
163 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Urgensi (Keutamaan) Penelitian Dalam kurikukum pendidikan matematika disebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan matematika adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Pembelajaran mengikut konteks menganut kontruktivisme, menekankan kepada dua prinsip yang berbeda, iaitu: konstruktivisme kognitif dan konstruktivisme sosial (Brüning et al., 1995; Eggen & Kauchak, 1996; Richardson, 2006). Pinsip pertama berasaskan kepada kerja Piaget dengan idea utamanya adalah siswa yang aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Ide ini menekankan siswa berinteraksi dengan lingkungan dan menguji serta menyesuaikan dengan apa yang mereka peroleh (Packer & Goicoechea, 2000). Adapun Pinsip kedua dipengaruhi oleh Vygotsky's (1978) yang menekankan bahwa interaksi sosial adalah sangat penting dalam membangun pengetahuan. Para konstruktivis sosial menekankan pada proses daripada perspektif individu yang berbagi pengalaman dalam belajar membangun pemahaman bersama (Greeno et al., 1996). Berdasarkan fahaman konstruktivisme, siswa dianggap sebagai organisma yang aktif dalam membina pengetahuan mereka sendiri (Nik Azis, 1995; Packer, 2000). Oleh karena itu, dalam proses pengajaran dan pembelajaran, siswa akan berinteraksi dengan lingkungan dan seterusnya menguji dan mengadaptasi imformasi yang diperoleh melalui pembelajaran (Packer & Goicoechea, 2000). Peran guru adalah untuk memastikan bahwa siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri (Brook dan Brook, 1993, dalam Eggen & Kaucak, 1996). Guru mesti dengan bijak untuk ikut dalam membantu siswa dalam proses pembelajaran. Fungsi Guru lebih sebagai fasilitator yang melatih, memudahkan, mendukung dan membantu siswa dalam membangun dan mengevaluasi pemahaman yang mereka bangunkan sendiri (Nor’ain, 2008). Menurut Lindsay (2000), siswa ditargetkan untuk mengingat apa yang telah mereka lihat, alami dan rasakan melalui penggunaan makna dalam lingkungan realistik. Maka, pengajaran mengikut konteks mempunyai dua tugas dalam pendidikan yaitu sebagai falsafah pendidikan dan sebagai strategi pendidikan berkelanjutan. Sebagai falsafah pendidikan, untuk membantu siswa mencari makna dalam pembelajaran yang mereka lakukan dengan cara mengaplikasikannya kepada keseharian, ini untuk membantu siswa memahami bahwa yang mereka amalkan itu adalah penting. Adapun jaringan strategi pendidikan pembelajaran mengikut konteks menggabungkan teknik-teknik yang menjadikan siswa lebih aktif dan menjadi lebih berminat dan menunjukkan keterampilan yang sebenarnya, jika pengajaran dilihat sebagai strategi pendidikan, (Siswono, 2002). Lebih jauh, Parnell (2001) menyatakan bahwa dalam pembelajaran mengikut konteks, tugas utama guru adalah membantu siswa supaya pembelajaran menjadi lebih mudah untuk difahami. Untuk mengatasi
164 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
persoalan ini, pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan mengikut konteks. Wujud enam ciri pembelajaran matematika dengan pendekatan mengikut konteks di dalam kelas diadaptasi daripada (Hull, 1997; Jhonson, 2002; Siswono, 2002; Rustana, 2002; Nurhadi, 2002; suyanto, 2002; Depdiknas, 2003), sehingga terbentuk seperti gambar 1.1. Enam ciri pengajaran mengikut konteks iaitu: belajar bermakna, ingkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penaksiran autentik.
PEMBELA JARAN BERMAKNA
MASYARAKAT BELA JAR
ING KU IRI
PEMBELAJARA N MENGIKUT KONTEKS
PEMODELAN
REFLEKSI
PENAK SIRAN AUTENTIK
Gambar 1.1 Konsep pembelajaran matematika dengan pendekatan mengikut konteks di SMTI Banda Aceh Inovasi yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah: a) Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran untuk pemilihan strategi pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar bagi siswa di sekolah menengah teknologi industri untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik, b) Bagi guru dapat dijadikan sebagai panduan dalam pembelajaran matematika, c) Bagi lembaga, sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan Kurikulum di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Abulyatama, d) Bagi siswa SMTI, semakin mengetahui dan menyadari mahwa mempelajari matematika sangat penting dan sangat berguna dalam kehidupan keseharian mereka.
165 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
TINJAUAN PUSTAKA Pembelajaran dengan Pendekatan Mengikut Konteks Pendekatan pembelajaran mengikut konteks menyatukan semua aspek teknik pengajaran. Pembelajaran berdasarkan konteks dikembangkan kali pertama oleh The Washington State oncortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11 universitas, 18 sekolah, 85 orang guru dan profesor, 75 orang guru yang sudah di berikan pembekalan sebelumnya dan lembaga-lembaga yang aktif dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat antara tahun 1997 sampai tahun 2001 (Lynch, Padilla, Harnish, & DiStephano, 2001). Pembelajaran mengikut konteks adalah guru menggunakan sumber belajar dari kehidupan keseharian (Siswono, 2002; Nurhadi, 2003; Hull, 1997; Rustana, 2002). Dasar pengembangan pembelajaran sesuai konteks adalah pembelajaran yang bermakna dan tidak secara menghafal. Siswa harus mempelajari pengetahuan secara tepat berbasis pengetahuan yang ada dalam kehidupan keseharian. Pembelajaran mengikut konteks menekankan pada pembelajaran yang mengubah paradigma teaching menjadi learning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran mengikut konteks ada empat. Pertama, pengajaran yang efektif. Kedua, adanya hubungan antara pelajaran dengan kehidupan keseharian. Ketiga, guru harus kreatif dan berupaya membawa pembaruan yang meliputi: keterampilan guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang efektif sesuai dengan topik pengajaran dan keragaman perilaku siswa; keterampilan guru mengajarkan siswa untuk berpikir dalam menyelesaikan masaalah di dalam kelas dan kehidupan nyata; keterampilan guru menggunakan media/ model yang disesuaikan dengan judul pengajaran dan juga keanekaragaman siswa; keterampilan guru dalam menerapkan dan menjalankan pembelajaran sesuai kurikulum; keterampilan guru dalam memilih, menghubungkan serta dengan menggunakan fasilitas / infrastruktur yang telah ada. Keempat, penilaian menggunakan penilaian autentik termasuk: kreativitas siswa dalam kelas hasil ujian; proyek dan kegiatan laporan siswa dalam mengerjakan LKS. Pengalaman Belajar Secara Aktif Belajar aktif lebih berpusat pada siswa (student centered). Sehingga siswa menjadi aktif, seorang guru harus memiliki kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh siswa, apakah kegiatan yang menggunakan pikiran maupun kegiatan yang bergerak. Fungsi guru lebih sebagai fasilitator (Indrawati & Wawan, S. 2009). Beda antara kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada guru dan yang berpusat kepada
166 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Tabel 2.1 Beda antara kegiatan belajar mengajar yang berpusatkan kepada guru dan yang berpusatkan kepada siswa (Indrawati & Setiawan, 2009). Aktivitas belajar mengajar Aktivitas belajar mengajar berpusatkan kepada guru berpusatkan kepada pelajar • • •
Guru sebagai pengajar Penyampaian materi selalu dengan syarahan Guru yang menentukan apa yang mau diajar dan bagaimana siswa menbolehkan matlumat dari pengajaran tersebut
• • • • •
Guru sebagai fasilitator Fokus kegitan belajar mengajar terletak pada siswa siswa aktif belajar kegiatan belajar mengajar bersifat interaktif siswa memberi keputusan penciptaan sendiri tanpa mengutip daripada guru
Kesulitan dalam pembelajaran matematika Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika berkaitan dengan kehidupan keseharian seperti disekolah kejuruan yang terkait dengan bisnis dan manajemen (Priatna, 1994; Pratiti, 2000; Murni, 2004). Berikut ini adalah beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika terkait dengan bisnis dalam kehidupan keseharian: 1) Kesulitan memahami pertanyaan matematika berkaitan dengan pembelian barang, pengiriman barang dan penjualan barang. Kesulitan memahami pertanyaan matematika terdiri dari kesulitan dalam menentukan Pekara yang diketahui dan ditanyakan dalam pertanyaan matematika. Kesulitan ini disebabkan karena siswa kurang memahami bahasa yang digunakan dalam pertanyaan matematika. Sering sekali siswa sulit untuk memahami suatu istilah atau konsep. Begitu juga penyusunan struktur kalimat yang tidak benar yang menyulitkan siswa; 2) Kesulitan membuat pemodelan matematika. Ini terlihat dari kesalahan membuat pemodelan matematika. Kesulitan terjadi ketika siswa kurang memahami konsep atau tidak dapat menentukan hubungan nomor-nomor dengan operasi yang dimestikan untuk menyelesaikan pertanyaan matematika dalam tugas. Kesulitan melaksanakan perhitungan. Karena siswa tidak memiliki keterampilan tentang konsep perhitungan yang digunakan dan tidak memiliki keterampilan menjalankan alkwarizmi tertentu Kesulitan dalam menginterpretasikan jawaban dari pemodelan matematika karena siswa tidak memiliki keterampilan dalam menghubungkan hasil jawaban dari suatu pemodelan, kepada keseharian yang nyata. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa tersebut diatas dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
167 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
rencana pengajaran dan merencanakan pengajaran solusi pertanyaan matematika. Artinya, pengajaran solusi masalah harus memperhatikan kesulitan yang mungkin dialami siswa sekaligus memperbaiki kesulitan tersebut sehingga siswa tidak mengalami kesulitan yang serupa. Langkahlangkah yang dapat diambil dengan meminimalkan penyebab terjadi kesulitan tersebut, misalnya membuat pertanyaan matematika yang sesuai dengan pengalaman nyata dari siswa pembentukan Keterampilan disekolah kejuruan. METODOLOGI PENELITIAN Pengembangan Instrumen Pembelajaran Pendekatan Mengikut Konteks
Matematika
dengan
Pengembangan dilakukan mengikuti 5 (lima) tahapan pengembangan Plomp yang dimodifikasi dengan memandu tahapan pengembangan material (produk) oleh Nieveen dengan memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan. Tahap Investigasi Awal Untuk tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian terhadap materi matematika di SMTI, analisis kondisi siswa, analisis konsep, analisis tugas dan penetapan kriteria kinerja yang akan dicapai melalui pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks. Kelima kegiatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Analisis ujung depan, Analisis siswa, Analisis materi, Analisis tugas, dan Spesifikasi kompetensi
Tahap Perancangan (Desain) Kegiatan yang dilakukan dalam perancangan instrumen ini adalah memilih format yang akan dipergunakan. Langkah selanjutnya adalah: 1) Penyusunan silabus dan RPP Pembelajaran matematika (kopetensi yang ditetapkan) dengan Pendekatan mengikut Konteks. Dasar dari penyusunan rencana pembelajaran adalah komponen-komponen model (sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak instruksional dan dampak pengiring), analisis tugas dan analisis topik yang dijabarkan berdasarkan materi pembelajaran untuk mencapai subsub kompetensi yang ditetapkan. 2) Pemilihan media Lembar Keja Siswa (LKS), Buku Panduan Belajar Siswa (BPBS), Buku Pegangan Guru (BPG) Dalam pembelajaran
168 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
matematika dengan pendekatan mengikut konteks. Kegiatan pemilihan media ini dilakukan untuk menentukan media yang tepat dalam penyajian materi pembelajaran, dan kompetensi dari hasil pemecahan masalah menunjukkan manfaat mempelajari matematika untuk kehidupan keseharian siswa maupun untuk pengembangan lebih lanjut. 3) Pemilihan format instrumen Pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks. Pemilihan format instrumen Pendekatan Pengajaran Mengikut Konteks untuk matri Matematika (kopetensi yang ditetapkan) ini diadopsi dari model perangkat Life Science (Daniel, L., Ortleb, E. P., Biggs, 1995). Pemilihan ini menyangkut desain isi, pemilihan strategi pembelajaran, dan sumber belajar. Tahap Realisasi (Konstruksi) Tahapan ini sebagai lanjutan kegiatan pada tahap perancangan. Pada tahap ini dihasilkan prototipe 1 (awal) sebagai realisasi hasil perancangan sebelumnya. Hasil-hasil konstruksi diteliti kembali apakah kecukupan teoriteori pendukung model telah dipenuhi dan diterapkan dengan baik pada setiap komponen-komponen model sehingga siap diuji kevalidannya oleh para ahli dan praktisi dari sudut rasional teoritis dan kekonsistenan konstruksinya. Tahap Tes dan Evaluasi, dan Revisi Kegiatan yang dilakukan pada waktu memvalidasi instrumen pembelajran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks untuk matri (kopetensi yang ditetapkan) adalah sebagai berikut: 1. meminta pertimbangan ahli dan praktisi tentang kelayakan pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks untuk matri matematika (kopetensi terpilih) (pada prototipe1) yang telah direalisasikan. Untuk kegiatan ini diperlukan instrumen berupa lembar validasi yang diserahkan kepada validator, 2. melakukan analisis terhadap hasil validasi dari validator. Jika hasil analisis menunjukkan: (1) valid tanpa revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah uji coba lapangan (pelaksanaan pembelajaran). (2) valid dengan sedikit revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah merevisi terlebih dahulu, kemudian langsung uji coba lapangan. (3) tidak valid, maka dilakukan revisi sehingga diperoleh prototipe baru. Kemudian kembali pada kegiatan (1), yaitu meminta pertimbangan ahli dan praktisi. Di sini ada kemungkinan terjadi siklus (kegiatan validasi secara berulang) untuk mendapatkan Rancangan Pembelajaran Mengikut Konteks yang valid.
169 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Lokasi Penelitian Lokasi untuk penelitian adalah (SMTI) Banda Aceh
Sekolah Menengah Teknologi Industri
Indikator Capaian Untuk mengukur keberhasilan yang dicapai. 1. Penggunaan Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks yang valid, praktis, dan efektif. 2. Siswa Sekolah Menengan Teknologi Industri (SMTI) Banda Aceh memberi tanggapan positif terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat uji coba lapangan. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Instrumen Pendekatan Mengikut Konteks.
dengan
Menggunakan
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana kepraktisan dan keefektifan penggunaan instrumen dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil ujicoba lapangan dan analisis data hasil ujicoba dilakukan revisi. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah (1) melakukan analisis terhadap data hasil pelaksanaan pembelajaran, dan (2) melakukan perbaikan instrumen berdasarkan hasil analisis data hasil pelaksanaan. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan hasil analisis data, dapat disimpulkan halhal sebagai berikut. 1. Berdasarkan data persepsi dan pengalaman pakar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan dapat diterapkan secara praktis dan efektif dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang disediakan. 2. Dihasilkan perangkat pembelajaran pendukung model dalam pelaksanaan pembelajaran Mengikut Kontek yaitu : a. RPP Pengajaran Mengikut Konteks b. Buku Panduan Belajar Siswa untuk pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks. c. Lembar Kerja Siswa untuk pembelajaran dengan Pendekatan Mengikut Konteks. d. Buku Panduan Guru untuk pembelajaran matematika dengan Pendekatan Mengikut Konteks
170 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Daftar Pustaka Eggen, P.D. & Kauchak D.P. (1996). Strategies for Teacher: 'leaching Content and Thinking Skill. Boston: Allyn and Baco. Brooks, J.G., and Brooks, M.G. (1993). Alexandria, VA: Assosiation for Supervision and Curriculum Development Burhanuddin AG, Murni (2014). Pengembangan Portofolio Asessment Pada Pembelajaran Matematika Giometri PGSD: Pegangan Guru Bruning, R. H., Schraw, G. J., & Ronning, R. R. (1995). Cognitive psychology and instruction (2nd ed.). Englewood Cliffs: Merrill, an imprint of Prentice-Hall. Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum dan Hasil Belajar Matematika jenjang SD-MI, SLTP-MTs,SMU-MA Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta. Depdiknas. (2003) Kurikulum Berbasis Kopetensi (Draf Juni 2002). Jakarta : Balitbang Depdikbud. Fraenkel & Wallen (2006). How to Design and Evaluate Research in Education, (6th Ed.). McGraw-Hill. Frank Lyman, 1985. Model Pembelajaran TPS. Jakarta: Universitas Maryland Greeno, J. G., Collins, A. M., and Resnick, L. B. (1996). Cognition and learning. In Handbook of Educational Psychology, edited by D. C. Berliner and R. C. Calfee, pp. 15–46. New York: Macmillan. Hull D. (1997). Who Are You Calling Stupid? Waco : CORD Communication, Inc. Indrawati & Wawan, S. (2009). Belajar aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan untuk guru SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan alam (PPPTK IPA) Untuk Program BERMUTU. Jakarta. Joyce, B. R., & Weil, M. (2002). Models of Teaching and Learning; Where Do They Come From and How Are They Used? In Models of Teaching (6th ed., pp. 13-28). Allyn and Bacon. Johnson, E.B. (2002). Contectual Teaching and Learning: What it is and Why it is. Here to stay. Thousands Oaks, California: Corwin Press, Inc. Lindsay, L. N. (2000). Transformation of learners in a community of practice occupational therapy fieldwork environment. Unpublished doctoral dissertation, University of Georgia. Lim, C. S. (1999). Public images of mathematics. Unpublished Doctoral Dissertation, University of Exeter, U. K Lynch, R. L., Padilla, M. J., Harnish, D., & DiStephano, C. (2001). A model of excellence for contextual teaching and learning in preservice teacher education: Final and summative report.(Contract # ED-98CO-0085, 1998-2001):.Washington, DC: U.S. Department of Education. Retrieved from http://www.coe.uga.edu/ctl/ research/toc.pdf
171 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Mohd Uzi, D & Sam, L.C. (2009). Penerapan Nilai Pendidikan Matematik dalam Pengajaran Matematik di Sekolah Menengah. Jurnal Sains dan Matematik Vol.1 No.2: 29-40 Mohd. Uzi, D. (2006). Pengajaran dan Pembelajaran Matematik melalui Penyelesaian Masalah. Dewan Bahasan dan Pustaka Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka. Murni. (2004). Pemecahan Masalah Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Pelajar Kelas 2 SLTP dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Keliling dan Luas Lingkaran. Thesis tidak dipublikasikan. Malang: Program Pascasarjana UM. Murni. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi Pada Vocational Skill Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa di SMK. Murni.(2015). Pendekatan Pengajaran Matematik Mengikut Konteks di Sekolah Vocational: Satu Kajian Kes. Disertasi tidak dipublikasikan .Perak Malasyia.: Program Doktor Falsafah Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Sultan Indris (UPSI). Murni, Roslina. (2015). Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kualitas Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa PGSD Pada Pembelajaran Soal Cerita Matematika: Pengembangan Model Pembelajaran . Nor’ain mohd. Tsjudin. (2008). Effects Of Using Graphic Calculators In The Teaching And Learning Of Mathematics On Student’s Performance And Metacognitive Awereness. Tesis Doctor Falsafah. Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Malang: Universitas Negeri Malang (UM).pres. Nurhadi. (2003). Pendekatan Konstektual (Contextual Teaching Learning.) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004. Jakarta: Gramedia. Packer, M., & Goicoechea, J. (2000). Sociocultural and constructivist theories of learning: Ontology, not just epistemology. Educational Psychologist, 35(4), 227-241. Parnell, D. (2001). Contextual Teaching Works! Waco, Texas: CCI Publishing. Pearson Malaysia. (2003). Contextual Teaching Works! Waco, Texas: CCI Publishing. Richardson, J. (2006). Pengkajian Pembelajaran (lesson study): Teacher Learn How to Improve Intruction. National Staff Development Council: www.nsd.org. diases 03/05/2006. Roslina, Murni. (2013). Pembelajaran Matematika Open Ended Problem Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa : Pengembangan Model Pembelajaran. Rustana, Cecep. E. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dan Menengah. Jakarta: Derektorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Siswono, Tatag Y.E. (2002). Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Matematika atau Pembelajarannya. VII (Edisi Khusus): 608:612.
172 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Suyanto, Kasiani K.E.. (2002). Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL). Makalah Bahan Kuliah Jurusan Bahasa Inggris-Fakultas Sastra. Malang: Depdiknas Fakultas Sastra-UM. Vygotsky, L. (1978). Interaction Between Learning and Development. From Mind and Society (ms. 79-91). Cambridge, MA: Harvard University Press. Wan Zah, W. A., Sharifah Kartini, S. H., Habsah, I., Ramlah, H., Mat Rofa I., MohdMajid, K., & Rohani, A. T. (2005). Kefahaman guru tentang nilai matematik. Jurnal Teknologi Universiti Teknologi Malaysia, 43(E) Dis. 2005: 45–62.
173 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015