Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Fluida Dinamis di SMAN 5 Banda Aceh 1*
Intan Putriana, 2Yusrizal, 3Adi Rahwanto
1
Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 23111 Program Studi Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111 3 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111 2
*Corresponding Author:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penguasaan konsep pada materi Fluida Dinamis SMA setelah diterapkan Model Pembelajaran Advance Organizer. Mengetahui sejauhmana peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis siswa SMA setelah memperoleh pembelajaran Advance Organizer pada materi fluida dinamis. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research), dengan One group pretest postest design . Sampel yang dipilih cluter random sampling yaitu siswa SMA Negeri 5 Banda Aceh kelas X-IA3 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model Advace Organizer dan kelas X-IA4 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest dan posttest untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase rata-rata N-gain keterampilan berpikir kritis dan kreatif kelas eksperimen 0,3 berkategori sedang tetapi untuk nilai rata-rata N-gain kelas kontrol -0,01 berkategori rendah. Secara deskriptif bahwa pemahaman konsep siswa menunjukkan perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa dibandingkan metode konvensional. Selain itu, aktivitas dan pemahaman siswa dalam pembelajaran mencerminkan terlaksananya pembelajaran dengan baik dan siswa memberikan respon yang positif, dimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Kata kunci: Model Advance Organizer, pemahaman konsep, fluida dinamis
keterampilan
berpikir
kritis
dan
PENDAHULUAN Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mepelajari tentang diri sendiri dan alam sekitar, serta upaya pengembangan lebih lanjut dalam penerapan didalam kehidupan sehari-hari. Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang gejala-gejala alam atau fenomena alam yang harus kita ketahui secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pembelajaran yang B43
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
baik bagi umat manusia untuk hidup selaras dan harmoni berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak dari bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang mendalam dan baik tentang fisika. Sewaktu proses pembelajaran fisika banyak siswa yang mengeluh karena susah dan sukar untuk memahami konsep fisika yang menuntut pemikiran abstrak. Hal ini disebabkan karena pembelajaran fisika dihadapkan pada soal-soal perhitungan dan siswa harus mampu mempersepsikan suatu kejadian alam dalam analisa secara matematis. Dari hasil wawancara dengan guru fisika di SMAN 5 BandaAceh di peroleh informasi nilai rata-rata ulangan harian siswa pelajaran fisika khususnya pada materi Fluida Dinamis, selama beberapa tahun mengajar sebagian besar penguasaan konsep pada materi tersebut masih kurang, ini ditunjukkan oleh fakta bahwa hasil ulangan harian rata-rata adalah : Tahun pelajaran 2011/2012 = 61,12: Tahun pelajaran 2012/2013 = 62,30: Tahun pelajaran 2013/2014 = 63,83 siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah (70) hanya 65 % yang tuntas (SMAN 5 Banda Aceh), hal ini diperkirakan terjadi karena kurangnya variasi dan inovasi dalam penyajian materi, siswa hanya diberikan teori-teori dan menghafal rumus-rumus, siswa tidak dibiasakan untuk mengembang potensi berpikir mereka sendiri untuk mencari dan menemukan pengetahuannya. Penelitian tentang Model Pembelajaran Advance Organizer telah dilakukan oleh Clawson dan Baines (1973), Shihusa dan Keraro (2009), Adebola (2011), Rum (2011), dan Ahilya (2012). Menyimpulkan bahwa model pembelajaran Advance Organizer dapat meningkatkan keterampilan berpikir sains, juga merupakan strategi yang efektif untuk mengajar dan belajar, siswa memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dan reaksi siswa lebih positif dan terintegrasi terhadap Model Advance Organizer daripada pendekatan konvensional. Penelitian-penelitian tersebut juga menyarankan untuk mengembangkan model pembelajaran Advance Organizer karena dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa dan melatih keterampilan berpikir kritis siswa serta untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa dengan memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelompok pada saat percobaan jangan terlalu banyak dan waktu yang perlu dipertimbangkan juga. Pembelajaran yang berbasis hafalan menjadikan siswa sangat jarang dituntut untuk bertanya dan berpikir, sehingga kemampuan berpikir kritis kurang terpacu. (Sutarno , 2010; Amasari 2011; Gunawan dan Liliasari, 2012). Kemampuan membaca dan sikap kritis siswa dapat diinterpretasikan dalam kemampuan berpikir kritis (Sari dan Nurchasanah, 2012). Semua hal tersebut penting dilakukan karena kemampuan berpikir kritis memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir kritisnya (Takda, 2008; Latifah, 2012; dan Setiawan 2013). Bertitik tolak dari hasil penelitian di atas peneliti ingin meneliti tentang penerapan model pembelajaran Advanve Organizer untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap penguasaan materi dan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang berbeda. Karena strategi pembelajaran tersebut terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berpikir kritis siswa. Menurut pengamatan peneliti dari hasil studi Kasus yang peneliti lakukan, menemukan beberapa permasalahan yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran fisika yang dilaksanakan di SMAN 5 Banda Aceh selama ini lebih sering menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru (teachercentered). Dimana guru lebih banyak menjelaskan materi dengan ceramah, siswa kurang kesempatan untuk mengembangkan potensi berpikirnya selama belajar, sehingga menjadi pasif, siswa hanya mendengarkan uraian guru, dan gurulah yang menjadi pusat informasi, dengan kata lain guru yang aktif dan siswa pasif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sebuah treatment yaitu model pembelajaran Advance Organizeryang berakibat pada peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen One B44
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
group pretest postest yang hanya memiliki dua set data hasil pengukuran yaitu pretes (O1) dan postes (O2). Teknik analisis data yang dipilih one sampel t-test.
Bahan dan Metode Lokasi penelitian dilakukan pada SMA Negeri 5 Kota Banda Aceh, yang berakreditasi B. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X. Subjek dalam penelitian ini adalah dua kelas (control dan biasa), siswa kelas X semester II (genap) tahun pelajaran 2014/2015 (Tabel 1). Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu Model pembelajaran Advance Organizer, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan Konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Tabel 1. Desain Penelitian Sekolah Kelas SMAN 5
Pretes
Perlakuan
Postes
Control
O1
Xa
O2
Eksperimen
O1
Xb
O2
Keterangan: X = Perlakuan dengan pembelajaran Advance Organizer untuk memotivasi siswa O1= Prestes penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa O2= Postes penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research), dengan One group pretest postest design. Metode eksperimen semu, digunakan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan pemahaman konsep pada Materi Fluida Dinamis dan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Advance Organizer, melalui pretest dan postest. Eksperimen ini biasa disebut eksperimen semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni (Sukmadinata, 2011). Hasil dan Pembahasan Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Pemahaman Konsep Pengujian, secara signifikan antara hasil posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol dengan penerapan model advance organizer pada materi fluida dinamis untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kritis. Untuk lebih jelas hasil pengujian perbedaan (Uji t) keterampilan berpikir kritis dan kreatif berdasarkan penguasaan konsep siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif No Kelas Nilai Uji t Nilai t(tabel) Keputusan 1
Posttest Eksperimen
2
Posttest Kontrol
2,009
2,007
Ho “Ditolak” atau Ha “Diterima”
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh nilai t(hitung) adalah 2,009 pada taraf signifikansi 0,05. Sementara nilai t(tabel) adalah 2,007 pada derajat kebebasan db = N-1 = 26 dan α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 “ditolak” dan Ha “diterima”. Pernyataan ini sesuai dengan kriteria pengujian (Arikunto,2010) menyatakan “tolak Ho jika thitung > ttabel, “atau “terima Ha”. Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa terjadi penerimaan Ha dan penolakan Ho, dengan kata lain terjadi perbedaan nyata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana kelas ekperimen diberikan perlakuan dengan penerapan model advance organizer sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh meningkatnya pemahaman konsep terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan B45
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
piskomotorik siswa terhadap materi fluida dinamis dengan penerapan model advance organizer , sehingga dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis kelas X. Hasil temuan di atas sejalan dengan penelitan Nunung Nurlaila, dkk (2013) yang menyatakan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar dan meningkatkan ketrampilan berpikir kritis. Sehingga siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi cenderung menghasilkan prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah.
80 60
Rata-rata
40
Lulus
20
Tidak Lulus
0 Pretest
Posttest
Gambar 3. Hasil Belajar Kelas Eksperimen Nilai Pretest dan Posttest Berdasarkan Gambar 3, hasil pretest dengan nilai rata-rata sebesar 48 sedangkan tingkat kelulusan sebanyak 1 siswa atau 3.70%, dan tingkat yang belum lulusan sebanyak 26 siswa atau 96.29%. kondisi awal masih banyak siswa yang belum tuntas, setelah diterapkan model advance organizer terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang sudah banyak yang tuntas, dengan nilai rata-rata posttest sebesar 69 sedangkan tingkat kelulusan sebanyak 14 siswa atau 51.85% dan yang belum lulus sebanyak 13 siswa atau 48.14%. Berdasarkan data hasil belajar dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model advance organizer pada materi fluida dinamis kelas X. Peningkatan kemampuan konsep siswa setelah penerapan model advance organize rmengakibatkan terjadinya peningkatan terhadap indikator berpikir kritis. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan setiap indikator ketrampilan berpikir kritis. Peningkatan dengan katagori tinggi pada indikator berpikir kritis yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dengan nilai rata-rata sebesar 73. Sedangkan peningkatan katagori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 64 pada indikator menganalisis dan mengavaluasi argumen dan peningkatan rendah pada indikator mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi sebesar 48. Dilihat secara keseluran peningkatan indikator berpikir kritis dikatagori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 62. Sedangkan peningkatan secara analisis N-Gain pada nilai pretest dan posttest di kelas kontrol sebesar -0,3 dengan katagori sedang. Hasil lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.
80 60 40 20 0
Pretest Posttest
Gambar 4. Peningkatan Indikator Ketrampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen
B46
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Berdasarkan Gambar 4, menjelaskan bahwa setelah penerapan model advance organizer berlansung secara keseluruhan siswa kelas X mengalami peningkatan penguasaan konsep sebesar 10 (42,3%) pada materi fluida dinamis sehingga ketrampilan berpikir kritis terjadi peningkatan dengan katagori sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model advance organizer dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis dan juga kemampuan konsep siswa pada materi fluida dinamis pada kelas X SMAN 5 Banda Aceh. Hasil ini juga sejalan dengan penilitian Bulqis, dkk (2014) yang menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Ma’rang yang diajar dengan menerapkan pendekatan pembelajaran advance organizer berada pada kategori tinggi dengan rentang skor 7 < μ < 9 dan yang diajar dengan menerapkan pendekatan pembelajaran konvensional berada pada kategori tinggi dengan rentang skor 6 < μ < 7. Sedangkan pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan, tidak terjadinya peningkatan pemahaman konsep siswa secara signifikan. Akibatnya kemamampuan ketrampilan berpikir kritis juga tidak mengalami peningkatan. Pemahaman konsep pada materi fluida dinamis masih kurang, berdasarkan hasil belajar pestest dan postests siswa masih banyak yang belum tuntas. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 5.
70 60 50 40 30 20 10 0
Rata-rata Lulus Tidak Lulus Pretest
Posttest
Gambar 5. Hasil Belajar Pretes dan Posttest Kelas Kontrol Gambar 5 menunjukkan bahaw nilai rata-rata pretest sebesar 53 dengan tingkat yang lulus 3 (11.11%) siswa dan yang belum lulus 24 (88.89%) siswa. Sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 59 dengan tingkat yang lulus 9 (33.33%) siswa dan yang belum lulus 17 (62.96%). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahawa kelas kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman konsep pada materi fluida dinamis. Hal ini membuat kentrampilan berpikir kritris juga tidak mengalami peningkatan. Hasil peningkatan pada indikator berpikir kritis di kelas kontrol dengan jumlah rata-rata nilai pretest sebesar 47 berkatagori rendah. Hasil posttest sebesar 46 berkatagori rendah maka, dapat disimpulkan tidak terjadi peningkatan ketrampilan berpikir kritis di kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kelas kontrol tidak diberikan treatment apapun di kelas tersebut, tetapi hanya pembelajaran secara konvensional dengan tujuan untuk melihat perbedaan antara kelas yang diberikan treatment (kelas eksperimen). Hasil yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.
80 60 40 20 0
Pretest Menganalisis dan Bertanya dan menjawab Mendeduksi dan mengavaluasi argumen pertanyaan klarifikasi mempertimbangkan (Sedang) (Sedang) hasil deduksi (Sangat Rendah)
B47
Posttest
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Gambar 6. Indikator Ketrampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwa ketrampilan berpikir kritis pada kelas kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Keadaan ini dikarenakan pada kelas kontrol tidak ada perlakuan seperti penerapan model, metode, atau media yang membuat siswa terpancing untuk berpikir kreatif. Peningkatan terjadi pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dengan nilai rata-rata sebesar 55 dengan katagori sedang, sedangkan indikator menganalisi dan mengevaluasi argumen dan indikator mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi tidak terjadi peningkatan. Peningkatan secara analisis N-Gain pada nilai pretest dan posttest di kelas kontrol sebesar 0,01 dengan katagori rendah. Kesimpulan Persentase rata-rata N-gain keterampilan berpikir kritis dan kreatif kelas eksperimen 0,3 berkategori sedang tetapi untuk nilai rata-rata N-gain kelas kontrol -0,01 berkategori rendah. Secara deskriptif bahwa pemahaman konsep siswa menunjukkan perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa dibandingkan metode konvensional. Selain itu, aktivitas dan pemahaman siswa dalam pembelajaran mencerminkan terlaksananya pembelajaran dengan baik dan siswa memberikan respon yang positif, dimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Daftar Pustaka Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta. Frederick, J. B. & Hecht, E. 2006. Fisika Universitas. Terjemahan oleh Refina Indriasari. Erlangga. Hidayat, N. (2008). Model Pembelajaran Advance Organizer. (online). http://aryes-hidayat.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-advence organizer.html. Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E.2009. Model-Model Pengajaran (ed. 8, cet.1). diterjemahkan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Pustaka Pelajar. Kanginan, M. (2006) Fisika : SMA Kelas X. Erlangga. Paul, A. T. 2001. FISIKA, Untuk Sains dan Teknik. Terjemahan Bambang Soegijono. Erlangga. Solihah. (2008). Konsep Belajar Bermakna David Ausubel. (online).http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/156/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii.pdf Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
B48