Prosiding Seminar dan Musyawarah Nasional Ikatan Alumni UNY 15 Mei 2006 PERANAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KEMAMPUAN MENGAJAR Oleh: Salamah Dosen Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Komponen guru memegang peran utama dalam kegiatan belajar mengajar. Kuali-tas kegiatan mengajar ditentukan oleh kemampuan mengajar guru. Sebagai guru harus mencermati aspek dasar kegiatan belajar mengajar. Kemampuan mengajar guru merupa-kan kompetensi yang dimiliki guru untuk mengerjakan berbagai tugas pengajaran dari merencanakan pengajaran, melaksanakan pengajaran dalam mencapai tujuan. Sikap ter-hadap profesi guru merupakan kecenderungan merespon untuk bertindak pada suatu pe-kerjaan guru yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman, pendapat keyakinan dan gagasan tentang pekerjaan tersebut. Guru yang memiliki pengetahuan yang baik merasa senang terhadap suatu profesi dan profesi itu sesuai engan harapan yang diinginkan maka guru cenderung akan bersikap positif terhadap profesi tersebut, sehingga akan lebih baik melakukan tugas-tugas mengajar dengan kata lain punya peranan terhadap kemampuan mengajar. Kata kunci: Sikap, Profesi, Guru, Komponen, Mengajar. A. PENDAHULUAN Peningkatan mutu sistem pendidikan secara menyeluruh menuntut antara lain upaya sistematik dalam hal persiapan, pembinaan, dan pengembangan kompetensi se-jumlah besar guru untuk dapat menjamin terselenggaranya program pendidikan yang berkualitas tinggi di sekolah. Secara implicit upaya ini mencakup persayaratan bahwa jajaran pelaksana pendidikan, terutama guru yang ada sekarang dan yang akan datang harus mempunyai semacam acuan standar mutu penilaian (sertifikasi) kemampuan profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai guru. Implikasi lebih lanjut adalah perlunya disediakan kesemptan atau peluang peningkatan kompetensi dan ketrampilan professional mereka secara berkesinambungan (sustainable professional development). Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan adanya pandangan bahwa siapapun bisa jadi guru. Dilain pihak banyak guru yng belum menghargai profesinya itu. Kelemahan yang terdapat pada diri guru diantaranya rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme, rendahnya sikap terhadap profesi guru. Dengan demikian perlu dikaji bagaimana peran sikap terhadap profesi guru terhadap kemampuan mengajarnya ? B. INTI BAHASAN 1. Sikap Terhadap Profesi Guru Sikap mereupakan konsepsi yang bersifat abstrak tentang pemahaman perilaku manusia. Tanpa dinyatakan dalam bentuk perilaku aktual, sikap akan kehilangan maknanya dan sikap merupakan aspek penting yang dimihki seseorang untuk menentukan tindakannya terhadap suatu obyek. Seperti dinyatakan oleh Gagne dan Drissoll (1988 : 58) bahwa sikap itu sebagai suatu situasi internal yang mempengaruhi
tindakan seseorang terhadap suatu benda, orang dan peristiwa. Pendapat ini berarti setiap orang memiliki sikap tertentu terhadap benda, orang dan situasi. Sikap merupakan perwujudan perasaan seseorang serta penilaian terhadap sesuatu obyek yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman, pendapatan dan keyakinan, maupun gagasan terhadap suatu obyek sehingga menghasilkan suatu kecendeiungan untuk bertindak pada suatu obyek. Profesi secara umum dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang rnemerlukan pendidikan lanjut di dalam sains dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Pekerjaan professional akan senantiasa menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja te-rencana dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan orang lain. Hal ini seper-ti dikemukakan oleh Carr dan Sander dalam Stinnet bahwa profesi pada hakekat-nya adalah suatu pekerjaan yang didasarkan atas suatu studi dan latihan intelektu-al yang khusus dengan menyediakan pelayanan ketrampilan ataupun nasihat kepa-da orang lain dengan imbalan tertentu (1985 : 2). Diperjclas pula oleh Men bahwa profesi adalah jenis spesifikasi yang dipraktekkan dengan penggunaan pengetahu-an yang terklasifikasi dan istilah yang umum, serta memerlukan tolok ukur prak-tik dan kode etik yang ditetapkan oleh suatu badan yang diakui (1988 : 87). Dengan demikian profesi adalah suatu keahlian yang didasarkan pada ilmu dan bi-dang-bidang lainnya, menuntut perlunya pengetahuan ketrampilan khusus dalam pelaksanaan tugas. Jabatan professional sangat memperhatikan layanan yang diberikan kepa-da masyarakat. Profesi kependidikan khususnya profesi keguruan, tugas utamanya adalah melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Guru sebagai profesi selain diharapkan menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat sekelilingnya, juga ditun-tut untuk menyesuaikan diri dengan segala proses perubahan yang terjadi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi. Perannya selaku pendidik, mengharapkan guru untuk meneruskan nilai-nilai kehidupan (si-kap, perilaku) kepada para siswa agar menjadi warga Negara yang baik sesuai tu-juan pendidikan nasional. Selaku pengajar, guru dituntut untuk mampu merumus-kan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar siswa menjadi cerdas (kemampuan akademik) dan selaku pelatih guru harus mengembangkan ketrampilan agar siswa menjadi warga Negara yang terampil menghadapi segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan (kemampuan ketrampilan). Ciri-ciri guru sebagai suatu profesi menurut Richey adalah: (1) adanya ko-mitmen dari para guru bahwa jabatan ini mengharuskan pengikutnya menjunjung tinggi martabat kemanusian lebih tinggi daripada mencari keuntungan diri sendiri, (2) suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti persiapan professional dalam jangka waktu tertentu, (3) harus selalu menambah pengetahuan agar secara terus menerus tumbuh dalam jabatannya, (4) memiliki kode etik jabatan, (5) memiliki kemampuan intelektual untuk menjawab masalah yang dihadapi, (6) selalu ingin belajar terus menerus mengenai bidang keahlian yang ditekuni, (7) menjadi ang-gota dari suatu organisasi (1974 : 9). Oleh karena itu, dalam rangka menjaga dan meningkatkan layananan secara optimal serta agar masyarakat jangan sampai dirugikan, maka tuntutan jabatan profesi harus tinggi. Menurut Usman, guru yang professional harus memiliki kompctensi sebagai berikut: (1) Kompetensi pribadi, meliputi hal-hal (a) mengembangkan kepri-badian dalam
arti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha sa, berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang berjiwa Pancasila, mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru, (b) berinteraksi dan berkomunikasi, dalam arti berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan, (c) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, meliputi bimbingan anak yang berkesulitan belajar, berkelainan, dan berbakat khusus, (d) melaksanakan administrasi sekolah, (e) melaksanakan penelitian. (2) Kompetensi professional, meliputi hal-hal berikut: (a) me-nguasai landasan kependidikan, (2) menguasai bahan pelajaran, (c) menyusun program pengajaran, (d) melaksanakan program pengajaran (e) menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan (2001: 16-18). Diperkual oleh Johnson seperti dikutip Djam'an, bahwa ruang lingkup kerja guru mencakup aspek-aspek: (1) kemampuan professional, (2) kemampuan sosial, (3) kemampuan personal (2000: 6). Kemapuan professional mencakup penguasaan materi dan konsep-konsep dasar keilmuan dan bahan yang diajarkan, penguasaan dan pe-ngangkatan atas landasan dan wawasan kependidikan, penguasaan proses kepen-didikan/keguruan. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuai-kan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu melaksanakan tugasnya sebagai guru, Kemampuan personal, mencakup penampilan, sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya dan pemahaman, penghayatan, nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh serang guru. Mencermati karakteristik jabatan profesi yang diuraikan di atas, maka jelaslah bahwa jabatan profesi sangat memperhatikan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Khususnya profesi guru, tugas utamanya adalah melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Menurut Soetjipto dan Kosasi, dengan alasan tersebut jelas bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat (1994 : 23). Hal ini dapat diartikan bahwa seorang guru harus secara tepat menggunakan pertimbangan professional dalam bertindak dan menjawab tantangan masalah yang dihadapi dalam tugasnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sikap terhadap profesi guru dalam pembahasan ini adalah kecenderungan merespon untuk bertindak pada pengetahuan, pemahaman, pendapat, keyakinan dan gagasan tentang pekerjaan tersebut. 2. Kemampuan Mengajar Efektivitas sistem pendidikan akan ditentukan oleh para pelaksanan yaitu tenaga kependidikan dan atara lain guru. Hal ini berarti guru harus mampu mem-pengaruhi muridnya, pandangan luas dan harus memiliki kewibawaan dalam arti rnempunyai kesungguhan dan berpengaruh. Guru adalah orang yang sangat berpc-ngaruh dalam kualitas kegiatan belajar mengajar. Menurut Gagne bahwa mengajar (teaching) sebagai salah satu bentuk dari pembelajaran (instruction) (1992 ; 3) Sedangkan menurut Joyce dan Weil pengajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru dan untuk men-capai tujuan yang telah ditentukan (1996 : 12). Hal ini berarti dalam sistem pengajaran guru selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Batasan kemampuan menurut Robbins, merujuk ke suatu kompotensi seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan tertentu (1996 : 82). Diperjelas
oleh Roestiyah mengutip pendapat Houston yang mengemukakan bahwa kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang ditentukan oleh jabatan tertentu (1989 : 4). Kompetensi merupakan kemampuan untuk mencapai hasil secara mudah dalam mengkoordinasikan perilaku yang relative efektif untuk suatu tujuan yang jeias. Kemampuan diti-tik beratkan pada tugas guru dalam mengajar. Mengajar merupakan tugas yang sangat kompleks, menurut Arvends men-jadi seorang guru yang berhasil memerlukan sifat-sifat: (1) memiliki kualitas pri-badi, (2) mempunyai sikap positif terhadap ilmu pengetahuan yang akan diajar-kan, menguasai dasar-dasar pengetahuan yang akan diajarkan, menguasai pengetahuan tentang perkembangan manusia dan cara belajar, dan mengauasai pengua-saan dan pengelolaan kelas, (3) menguasai sejumlah ketrampilan mengajar, (4) memiliki sikap dan keterampilan yang mendorong siswa untuk berfikir reflektif dan mampu memecahkan masalah. Berdasarkan pendapat tersebut, maka guru yang berhasil harus mempunyai kepribadian baik, berpengetahuan luas dan men-dalam, mempunyai ketrampilan tejutama yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Gagne mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari guru, yaitu: merencanakan kegiatan belajar mengajar (perancang), mengelola kegiatan belajar mengajar (peru-langan), dan menilai kegiatan belajar mengajar (penilai) (1989 : 8). Guru dalam kegiatan merencanakan kegiatan belajar mengajar perlu menguasai prinsip dan teori belajar serta metode yang tepat dalam mengajar sehingga dapat mendukung kesuksesan program sesuai dengan yang telah direncanakan. Guru sebagai penga-rah kegiatan belajar mengajar harus mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan baik atau bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dapat diserap oleh siswa dan siswa dapat bergabung sesuai kemampuannya. Guru sebagai penilai harus selalu melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Guru harus memahami dan mengetahui sejauh mana pelajaran yang te-lah diberikan kepada siswa dan siswa menguasai, serta bagaimana posisi hasil itu bila dihubungkan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketika guru bertugas sebagai pengajar maka kemampuan guru atau korn-petensi guru banyak berhubungan dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar, meliputi tiga kemampuan yaitu: (1) meencanakan program belajar mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar dan (3) menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi yang dipegangnya (Sudjana : 23). Diperjelas oleh Mattoo (1996 : 42) dalam mengajar guru harus mempunyai kemampuan menyusun tujuan umum dan khusus, mengor-ganisasikan isi pelajaran, membuka pelajaran, menyusun pengajaran untuk diberikan kepada siswa, mempunyai ketrampilan bertanya, menjelaskan, memberikan contoh, menggunakan alat/media pengajaran, memberi variasi stimulus, memberikan penguatan, mempunyai kemampuan menutup pelajaran, memberikan tugas, mengevaluasi kemajuan siswa, mendiaognosa anak yang mempunyai kcsulitan belajar dan mengelola kelas untuk meningkatkan kualitas mengajar. Mengacu pada teori-teori di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kemampuan mengajar seorang guru, dapat dilihat dari kompetensinya untuk me-ngerjakan berbagai tugas dalam suatu kegiatan mengajar. Dengan demikian, kemampuan mengajar itu merupakn prioritas utama yang harus dimiliki dan dapat dikembangkan oleh guru. Kemampuan mengajar juga merupakan fenomena unik yang mempunyai kristalisasi dari
berbagai komponen-komponen kompetensi yang dipersyaratkan bagi guru dan saling berinterkasi yang pada akhirnya membentuk aktualisasi kinerja yang tercermin dari penampilan seseorang dalam kegiatan bela-jar mengajar. Dengan demikian kemampuan mengajar guru adalah kompetensi yang dimiliki seorang guru untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu peker-jaan mengajar meliputi merencanakan pengajaran dan melaksanakan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan. 3. Peranan Sikap Terhadap Profesi Guru Dengan Kemampuan Mengajar Kemampuan mengajar merupakan kompetensi yang hams dimiliki guru. Kegiatan mengajar meliputi: merancang pengajaran, melaksanakan pengajaran dan mengevaluasi. Guru yang efektif dalam mengajar tentunya dapat mengatur kelas dengan sebaik-baiknya dan dapat menciptakan lingkungan kondusif sehing-ga siswa dapat belajar dengan baik, tepat, dan kreatif. Guru harus memiliki kemampuan merencanakn pengelolaan kegiatan belajar mengajar, pengelolaan kelas, serta pemilihan metode dan penggunaan media. Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan mengevaluasi proses pengajaran. Seseorang melakukan kegiatan tentunya diawali dengan keinginan atau kebutuhan terhadap suatu yang ingin dicapai. Apabila seseorang guru ingin melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas, tentu saja membutuhkan banyak infor-masi pengetahuan tentang profesi mengajar dan harus menyenangi profesi itu apabila seseorang ingin dan merasa senang terhadap pekerjaan terscbut, maka ia akan berusaha dengan baik untuk mendalami banyak pengetahuan yang berhu-bungan dengan profesinya. Dengn menyenangi pekerjaan guru, tentunya dapat memudahkan dalam mencapai tujuan pengajaran yang telah direncanakan dan sesuai dengan harapan. Untuk memperoleh pengetahuan dan kebutuhan )/ang diinginkan, ia akan aktif mencari informasi ataupun sumber ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Setelah mendapat informasi mengenai ilmu pengetahuan, me-rasa senang terhadap profesi itu sesuai dengan harapan yang diinginkan, maka cenderung berbuat baik atau beertindak sesuai dengan tuntutan kriteria pekerjaan itu. Hal ini berarti kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan benar dapat ditentukan oleh pengetahuannya dan dapat menyenangi kegiatan itu. Berdasarkan uaraian di atas dapat dikatakan bahwa apabila seseorang me-miliki pengetahuan yang baik, merasa senang terhadap suatu profesi, dan profesi itu sesuai dengan harapan yang diinginkannya, maka ia cenderung akan bersifat posotif terhadap profesi tersebut. Hal ini berarti apabila semakin positif sikap terhadap profesi guru maka semakin baik pula dalam melaksanakan tugas-tugas kegiatan dalam mengajar. Dengan kata lain sikap terhadap profesi guru mempunyai peranan positif terhadap kemampuan mengajar guru. C. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap profesi gruru mempunyai peranan terhadap kemampuan mengajarnya. Semakin guru mempunyai sikap positif terhadap profesi guru maka kemampuan mengajarnya semakin baik. Sehingga untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru diperlukan sikap positif terhadap profesi guru. Pemupukan sikap seseorang terhadap suatu profesi dapat diperoleh dengan berinteraksi dengan orang lain seperti sesama guru, kepala sekolah, berorganisasi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan profesi. Bagaimana guru memandang dan bersikap terhadap profesinya,
maka kemampuan mengajarnya akan lebih meningkat. DAFTAR PUSTAKA Allen Louis (1998). Profesi Management, Terjemahan D.P. Tampubolon, Jakarta: Erlangga Anon (2003). What is a Skill ? 2001. Http: //www/Mgmt. Utoronlo.calhaum.mgt 2003. what is skill Arens. Richard I (1989). Learning To Teach. New York: Mc Graw Hill Book Arkoff Abe (1989). Psychology andpersonal Growth. Massachusetts: Alyn Bacon Bayer, Barry (2000). Effective Teaching of Skill/Abhities. Sk..cal/dcs/tesoc/gio. Effce. Html
Hhttp/edserv.
Sasnet.
Cooper, James M (1990). Classroom Teaching Skill. Toronto Dc. Health and Company Djamian Satori (2000). Profesi Keguruan. Jakarta : UT Gagne, Robert M Leslie J Briggs, and Walter Wanger (1979) Principles of Infraction Desaign. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Gagne, Robert M and Marcy P. Driscoll. tt. Essential of Learning For Intrutiion. Englewood cliffs. New Jersey Pmtice Hall. Inc. Good, Thomas L and Jere E Brophy (1977). Educational Psychology. A Realistic Approach. New York: Holt, Rinehart and Winston Matto, B (1996). New Teaching Technology For elementary School Teachers. New Delhi: Paramounts Press Ryan, Kevin and james M Cooper (1984). Those Who Can Teach. Boston Houghton Rifflin Company Stinnett, TM (1985). The Proffesion of Teaching. New Delhi. Prentice Hall of India