ProsidingPertemuandan PresentasiIlmiah P3TM-BATANYogyakarta14-15Juti 1999
PERHITUNGAN DALAM TIROID
Buku 11
DOSIS INTERNAL METABOLISME
463
VaDIUM
st.2.
Tri Retno DL., Suwoto, Darlina P3TkN-BATAN,Serpong,Tangerang
ABSTRAK PERHITUNGAN DOSIS INTERNAL METABOL/SME YODIUM DALAM TIROID. Telah dilakukan perhitungan dosis serapan internal pada metabolisme yodium dalam organ tiroid. Pemberian larutan Nal dengan aktivitas 10= 60 pCi kepada pasien melalui injeksi kemudian dilakukan pencacahan sampel darah dalam inte/Val waktu tertentu. Simulasi perhitungan dosis serapan intemall-131 pada kelenjar tiroid dibuat dengan model 3 kompartemen terbuka menggunakan pemograman bahasa FORTRAN. Diperoleh perbandingan aktivitas tanpa dan dengan koreksi baik pada kompartemen-1 (plasma darah), kompartemen-2 (tiroid) maupun kompartemen-3 (jaringan) dengan kesalahan relatif kurang dari 1 %. Batas dosis dari MIRD untuk dosis serapanper satuan aktivitas kumulati~ S=2,2 x 10.2 rad/,uCijam. Sedangkan dari hasil perhitungan diperoleh besar dosis serapan per satuan aktivitas kumulati~ S=1.54 x 10-2 rad/pCijam. Ini menunjukkan dosis serapan per satuan aktivitas kumulatif yang diperoleh masih berada dalam jangkuan batas dosis yang diperbolehkan.
ABSTRACT INTERNAL DOSE CALCULA TION OF YODIUM METABOLISM IN THYROID. The intemal absorbed dose calculation of yodium metabolism in thyroid has been carried out. After injection ofNaj),olution with 10 activity 60 pCi to patient, the blood sampling has been counted in the specified interval time. Simulation of 1-131 intemal absorbed dose calculation in thyroid has been done by using opened 3 compartments model with FORTRAN language. The activities with and without correction for compartment-1 (blood), compartment-2 (thyroid) and compartment-3 (tissue) are compared with less than 1% relative error. Absorbed dose per unit cumulative activity of MIRD is S=2.2 x 10-2 rad/pCi.hour. Meanwhile the calculated result of absorbed dose per unit cumulative activity is 5=1.54 x 10-2 rad/pCi.hour. It means the result of absorbed dose per unit cumulative activity is less than pem1issible dose based on MIRD.
TRH bertambah. TRH merangsang pelepasan hormon-hormon tiroid. Integritas sistem ini menunjukkan keadaan metabolisme yang normal. D alarn teknik kedokteran nuklir, untuk Yodium radioaktif yang rutin digunakan mengetahui fungsi tiroid dapat dilakukan untuk mengukur metabolisme pacta kelenjar tiroid dengan mengukur kemarnpuannya menangkap adalah 1-131. lodida di dalam darah yang ditangkap Yodium (RAIU = "uptake" Yodium radioaktij). Prinsip RAIU berdasarkan pada penggabungan oleh kelenjar tiroid akan diubah menjadi hormon secarafisiologi radioyodidasebagaiperunutdengan tiroid dan didistribusikan ke dalam jaringan. Dengan kelenjar tiroid, dimana jumlah radioaktivitasyang memperhatikan plasma darah, kelenjar tiroid dan diberikan terkumpul dalam kelenjar yang jaringan sebagai tiga kompartemen terbuka, maka dapat dibuat model matematiknya. berhubunganlangsungdenganfungsikelenjartiroid. Model matematik yang umum dipakai Kelenjar tiroid terdiri dari sel-sel folikel yang untuk mempelajari organ tubuh adalah model membentuk ektoderm, berfungsi untuk kinetika perunut (tracer kinetic models) dengan teori memproduk~ihormontiroid. Kelenjar tiroid berada kompartemen. Dalam makalah ini akan dibahas di bawah pengaruh hipofisis melalui pengeluaran tirotropin atauTSH (Thyroid StimulatingHormone). perhitungan dosis internal pactametabolisme yodium dalam organ tiroid. Data pencacahan sampel darah Pengeluaran TSH dirangsang oleh TRH (Thyrotropin Releasing Hormone)yang dihasilkan diperoleh dari basil kerjasama dengan star PSPKR. oleh hipotalarnus. Jika kadar T4(tiroksin) dan Dengan menyelesaikan persamaan diferensial melalui sistem matriks dan ekstrapolasi kurva basil
PENDAHULUA.N
T3(triiodotironin) berkurang, maka pengeluaran
Tri Retna DL, dkk
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128
"~ N ~
cacahan sampel darah dapat diperoleh fungsi kompartemen-2, sebagian ada yang langsung aktivitas radioyodida terhadapwaktu dan tempat. dikeluarkan daTi tubuh dengan laju perpindahan kol. Penyelesaian secara numerik perhitungan dosis Dengan laju perpindahan k21 dari darah diserap oleh internal 1-131 pacta kelenjar tiroid dilakukan tiroid sebagai kompartemen-2 daD dengan laju menggunakan bahasa FORTRAN. Simulasi ini perpindahan k32 didistribusikan ke dalam jaringan dibuat sebagai langkah awal dalam menentukan sebagai kompartemen-3. Aktivitas NaI daTijaringan parameter-parameter yang berpengaruhpactafungsi didistribusikan kembali menuju darah dengan laju
tiroid.
METODE
PER~HITUNGAN
Untuk menganalisispenangkapanyodium bertanda (radioaktif) yang digunakan sebagai perunut dalam mempelajarikelenjar tiroid, maka kelenjar tiroid dapat dianggapsebagaisuatusistem kompartemen. Dengan berdasarkankerja fungsi fa'al kelenjar tiroid, dibuat model matematisyang dapat mewakili, kemudian diselesaikan dengan metode Runge-Kutta. Untuk mengetahui uptake tiroid, radioyodida yang diinjeksi akan diserapoleh darah/plasma menjadi iodida plasma, kemudian iodida plasma akan ditangkapoleh kelenjar tiroid, diubahmenjadihormontiroid daDakandiserapoleh jaringan tubuh lainnya,sepertiliver atauginjal. Dari jaringan tubuh yang mengikatnya dalam bentuk triyodotironin daD senyawa inaktifnya, sebagian akan terserap kembali oleh plasma daD sebagian
kecillainnya akan larut dan.keluarsebagaikotoran. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kelenjartiroid dapatdigolongkansebagaisistemtiga kompartementerbUka. Kompartemendidefmisikan sebagai ruang atau tempat terdistribusinya zat perunutsecaramerata (uniformly)dalamwaktuyang relatif singkat. Kompartemen terbuka adalah kompartemenyang perunutnya dapat bocor atau keluar. Gambar.l merupakan suatu sistem tiga kompartementerbuka yang menunjukkan model penyederhanaan metabolismeyodiumdalamtubuh.
perpindahan k13. Untuk menghitung semua nilai laju perpindahan dilakukan pencacahan data di kompartemen-l (darah) dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: bahwa pada t=O semua perunut (tracer) barn beradadi kompartemen-l daD masuk ke dalam kompartemen-l sebagai fungsi Dirac (Spike Function) serta terdifusi secara homogen daD spontan. Asumsi ini hanya berlaku untuk perunut yang masuk tubuh melalui injeksi. Keadaan aktivitas larutan NaI di dalam kompartemen digambarkan sebagai fungsi distribusi, q(t), dan perubahan distribusi dalam kompartemen1, kompartemen-2 dan kompartemen-3 terhadap waktu ditunjukkan dalam persamaanberikut: dq1 = 10+ k13q3-(k01 + k21)q1
dt
(1a)
dq2 =k21q1 -k32q2 dt
2
dq3 = k32q2 -k13q3 dt
(3)
Apabila 10= fungsiDirac pactat =0, maka = 0, sehinggapersamaan(la) menjadi: ~= dt
-(kO1 + k21)q, + k13q3
(1b)
Dengan matriks diperoleh determinannya, D = d3 +(a+I3+Y)d2 + (a 13+ay + I3Y)d+ al3Ydimana a, 13dan r merupakan parameter dalam penentuan laju perpindahan dalam masing-masing kompartemen-l,
kompartemen-2dankompartemen-3.
k\)
Sehingga diperoleh persamaan berikut :
"" ...1
.
ttRojp .,
Gambar
al3r = k13k32ko1'
(4)
a+i3+y=kO1 +k21+k32 +k13
(5 )
J~~9A~ 92
Skemasistemtiga kompartementerbuka dari metabolisme Yodium di dalam tubuh.
a~')'I-13r=k3fo1+k3f:21+~\C13+k2\C13+k3f1(6) Dengan menggunakan rumus Creamer, diperolehpersamaanberikut :
Aktivitas awal larutan Nal sebesar10=60 I.1Cidiinjeksikan ke dalam tubuh pasienmasukke dalam darah sebagaikompartemen-l, dengan laju perpindahan k21 diserap oleh tiroid sebagai
ISSN 0216-3128
Pengolahan Limbah Radioaktif& Lingkungan
Tri Retno DL, dkk
dimana
(k32 -y)(k13
-y)(a-j3).
(L1.+ y).1
(8)
Kemudian dilakukan Inverse Laplace Transform pactapersamaan (8), maka diperoleh :
Qf(t)=
~
k 01 + k 21 = A a + B 13+ C y
(15)
diperoleh nilai k21.Dan dari persamaan =
apy
k 13 .k 32 .k 01
(16)
{ «32-a)~1 :fX)43-y~ -d + a+l3+y=kO1
(a-I3)~-Y)43-'y)
(17)
+k21 +k13 +k32
diperoleh nilai k32dan nilai k13o
(k32 -J3)(k13 -J3)(a -y)e-f:\t +
(k32 -y)(k13 -y)(a-J3)e-rt} (9) Penentuan Dosis Serapan Dari basil ekstrapolasi kurva f(t) untuk Persatuan Aktivit"as Kumulatif, S kompartemen-I yang diperoleh dari pencacahan Untuk perhitungandosis serapan internal sampel darah, didapatkan gambar 5 menurut dilakukan dengandata nuklir 1-131 menggunakan persamaanberikut : rumusMIRD berikut: q1(t) = 10(Ae-at + Be-l3t +Ce-yt)
(10)
Dengan melakukan "linear curve fitting" dan substraksititik pertitik, maka diperoleh nilai-nilai pada fungsi f(t) di atas.Untuk menghitungaktivitas radioiodida pada organ Tiroid dilakukan cara yang sarnauntuk fungsi f(t) pada kompartemen-2,maka diperolehpersamaanberikut : CQ(t)=k2bt(1-e-d)+~(1-e-ll)~(1-e-'}t) a !3
Untuk kompartemen-3yakni organjaringan dalam tubuh, besar aktivitas radioiodida ditunjukkan sebagaifungsiberikut: ABC
~(t)=k3ZC2 fo<; (e-at+at-l ~
Penentuan
Laju
(e--f3t+p~I~(
e--yt+yt-l) (12)
Perpindahan,
= M1e-att
+ M2e-f}\
+M3e-Y\
(13)
kemudian dilak'ukan ekstrapolasi kurva ql (t) dan diperoleh nilai MI, M2, M3, 0;, 13dan y. Untuk mendapatkan koJ digunakan rumils integrasi Stewart- Hamilton:
Tri Retna DL, dkk
.Ei.(Q1T~T
Pengolahan limbah
digunakan
qr = q2 = aktivitas radioiodida pactaorgan Tiroid ( kompartemen-2) n; = jumlah rata-rata partikel atau foton tiap transisi nuklir daTiradiasi-i m = massa organ (Tiroid ) E; = energi rata-rata tiap partikel atau foton daTi transisi radiasi-i Q1T~ T = dosis serapan persatuanaktivitas kumulatif
kij
Untuk mendapatkan nilai laju perpindahan, kij dilakukan pencacahan sampel darah dalam kompartemen-l sehingga dapat dibuat sebuah kurva aktivitas pada gambar 5 daTi kompartemen-I, ql (t) vs t (waktu ) menggunakan persamaan: q1(t)
Dgamma =c.k.In m :
dimana: c = faktor konversi tergantung pacta saWall yang
.(11)
y
b. untuksinar-garnma:
daTi organ sumber (Tiroid) kepada organ target (Tiroid).
Dalam prakteknya.besarandosis serapan internal yang ditentukanadalah dosis serapanper satuan aktivitas kwDulatif menurut persamaan berikut: S = D/q dimana:
is"
q
Radioaktif & Lingkungan
= dosisrata-rata(rad) = aktivitas (/lCi) = waktu Gam)
ISSN 0216-3128
Data
Prosiding Pertemuan danPresentasi /fmiah P3TM-BATAN Yogyakarta 14-15Ju/i1999
BukuII
466
Masukan
(Input
data)
c=~~-=)
Perhitungan dosis internal pada tiroid menggunakan bahasa FORTRAN dengan data masukan adalah sebagaiberikut: kol = laju perpindahan aktivitas perunut daTi darah ke luar tubuh k21= laju perpindahan aktivitas perunut daTi darah ke tiroid k32= laju perpindahan aktivitas perunut daTi tiroid ke jaringan kl3 = laju perpindahan aktivitas perunut daTijaringan kembali ke darah m I = massa kompartemen-l (darah) m2 = massa kompartemen-2 (tiroid) m3 = massa kompartemen-2 Garingan) t = waktu pencacahanGam), A = laju peluruhan fisik., A 10 = aktivitas perunut awal nip = jumlah rata-rata partikel beta tiap transisi nuklir daTi radiasi i ' E iP= energi rata-rata partikel beta tiap transisi nuklir dariradiasi i niT = jumlah rata-rata partikel gamma tiap transisi nuklir daTi radiasi i E iy= energi rata-rata partikel gamma tiap transisi nuklir daTi radiasi i M1 ,M2 clan M3 = konstanta dalam persamaan aktivitas pada kompartemen-l,2 daD3
HASIL
DAN P]~MBAHASAN
Dari h~il ekstrapolasi kurva ql(t) pada Gambar 5 diperoleh nilai M1=220, M2=25, M3=250, <:1=0.124,13=0.03clan y=0.004. Dari penentuan laju perpindahan diperoleh nilai kol=0.0075, k21=O.051, k32=0.027 clank13=0.073. Tabell.
~
Tabel ql, q2 clanq3 basil perhitunga1;l
0.2500 0.5000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 12.0000 24.0000 48.0000 72.0000 96.0000 120.0000 144.0000 168.0000 192.0000
q1(1) 58.8619
Q2(t)
0.75771
57.7517
1.5011 2.9463 5.6795 8.2195 10.5840 12.7889
55.6124
51.6367 48.0286 44.7492 41.7634
~
39.0406
26.8872 14.4377 5.2299 2.0541 0.8216 0.3322 0.1358 0.0562 0.0235
ISSN 0216-3128
24.7772
36.8952 I I I I
47.8422
51.9912 53.6359 54.2969 54.5654 54.6757 54.7215-
.I
Q3(t)
0.0026
~2
0.0403 0.1572 0.3452
]~
0.9153 1.2887 4.5483 14.7418 42.7874 75.3399 109.6433 144.6455 179.9296 215.3289 ~7758
/
'"
.1",,1'\').'1"'"
u_+1
..
",,-/O.'~'~
,..,... ,.,.1
,." ,}:"",,)'..
"..-IV', :"'-'"
;; Co'E ,,'IJ"':"J.liO))'
"i1"'...'r.,o.~ ~
C."""
"'n"""""""'" '-.o-lo,c'-.o"" ~=:d.l
!
Gambar2. Flowchart perhitungan dosis internal pada tiroid Pada gambar 2 ditunjukkan flowchart perhitungandosis internalpada tiroid, sedangpada lampiran 1 ditampilkan program perhitungandosis menggunakan FORTRAN. Parameter-parameter yang digunakan dalam program ini ditentukan dengan metode Runge-Kutta. Perhitungan dosis internal dilakukan menggunakan rumus MIRD denganwaktu paruh (T'!2) 1-131 = 8,03 hari atan 192,72jam. Dari label 1 ditunjukkan besar aktivitas padakompartemen-1(plasmadarah),kompartemen2 (tiroid) dan kompartemen-3Garingan ) tanpa dikalikan faktor koreksiberupakonstantapeluruhan fisikoTampakbahwaaktivitas padakompartemen-1 terns menurunterhadapwaktu, sedangkanaktivitas pada kompartemen-2 dan kompartemen-3 meningkat sampai barns waktu tertentu. Aktivitas pada kompartemen-3 tampak melebihi besar aktivitas awal 10= 60 ~Ci yang diberikan, hal ini disebabkanadanyaakumulasiaktivitastransferba1ik daTikompartemen-1. Dalam gambar 3 ditunjukkan graflk aktivitas pada plasmadarah dan tiroid, baik tanpa maupundengankoreksipeluruhanr terhadapwaktu. Diperolehkesalahanrelatifantaraq, dan q'r sebesar 0,326 % dan kesa1ahanrelatif antara q2 dan q2r sebesar0,63%. Padagambar4 ditunjukkan graflk aktivitas dalam jaringan (q3)baik dengan alan timpa faktor koreksi terhadap waktu dengan kesalahan relatip antaraq3dan q3rsebesar0,06 %. Menurut batasandaTiMIRD dosis serapan internal persatuanaktivitas kumulatif pada organ Tiroid yang diperbolehkanadalahsebesarS= 2,2 x
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
Tri Retno DL, dkk
'"
10-2 rad/I1Ci.jam. Dari perhitungan dosis internal pada organ Tiroid diperoleh laju dosis serapan beta tanpa koreksi sebesar, Dp = (0,9169 :t 0,0028) fad/jam, sedangkan dengan koreksi sebesar, Dpr =(0,8507 :t 0,0026) fad/jam. Diperoleh laju dosis serapan gamma tanpa koreksi sebesar, Dy= (3,4.10. 4:t 9,256.10-6) fad/jam dan laju dosis dengan koreksi sebesar, Dyr = (3,1.10.4 :t8,509.10-6)fad/jam dengan diperoleh dosis serapan persatuan aktivitas kumulatif sebesar, S = 1,54 x 10.2rad/I1Ci.jam. lni menunjukkan bahwa dosis serapan persatuan aktivitas kumulatif masih berada dalam jangkauan batas dosis yang diperbolehkan.
""
v
v
v
v
v
vv
.c
~ .. 0
~
0"
0
.»~"""""~--3» l~l
Gambar3. Grafikaktivitas dalamplasmadarah dan tiroid dengan dan tanpa koreksi, r, terhadapwaktu.
KESIMPULAN Penggunaan model 3-kompartemen ini dapat diterapkan pada penghitungan semua "transfer rate" melalui "sampling" pada kompartemen- I dengan asumsi bahwa pada t = 0 semua perunut barn berada di kompartemen-l clan masuk ke dalam kompartemen-1 sebagai fungsi Dirac (Spike Function) serta terdifusi secara homogen daD spontan. Keterbatasan model ini ialah hanya ber1aku untuk perunut yang masuk tubuh melalui injeksi. Perbandingan aktivitas pactakompartemen1, kompartemen-2 daD kompartemen-3 antara tanpa faktor koreksi dengan faktor koreksi diperoleh kurang dari 1%. Hasil komputasi perhitungan dosis internal pada metabolisme yodium dalam Tiroid dengan FORTRAN diperoleh laju dosis serapan beta tanpa koreksi sebesar, Dp=(0,9169:!: 0,0028) fad/jam, laju dosis serapan beta dengan koreksi , Dpr =(0,8507 :!: 0,0026) fad/jam, laju dosis serapan gamma tanpa koreksi Dr ;; (3,4.10-4 :!: 9,256.10-6 ) fad / jam daD laju dosis serapandengan koreksi Dyr = (3,1.10-4:!:8,S09.10-6)rad/jamdengan dosis serapanpersatuan aktivitas kumulatif sebesar, S = 1,54 X 10-2rad/j.lCi.jam. Batasan dari MIRD untuk dosis serapan internal persatuan aktivitas kumulatif sebesar, S = 2,2 X 10-2rad/j.lCi.jam. Ini menunjukkan bahwa dosis serapan internal pada Tiroid yang diperoleh masih berada dalam jangkauan batas dosis yang diperbolehkan.
UCAP AN TERIMA
KASIH
Penulismengucapkanbanyakterima kasih kepadaibu Sri Sayektiyang telah membantudalam pengumpulandatayang digunakandalampenulisan makalahini.
DAFTAR
'09
100o
to. 100 1O.
'~9 roo
...
tOt
...
101
'O.
..0
,..
E "0 u
...
z.. 0
It
00
40
..'DO I.fJ.In"
"'D ,..
'.0
.--
Gambar5. Grafik aktivitas sampel cacahan hasil percobaandalamkompartemen-l
Tri Retno DL, dkk
PUSTAKA
1. LOEVINGER.R,BUDINGER,T.F,WATSON.E. E," MIRD Primer For Absorbed Dose Calculations", The Society of Nuc.Med.lnc, MadisonAvenu~ 136,New York, 1988 2. SYNDER.W.S, FORD.M.R, WARNER.G.G, AND WATSON.S.B," "S", AbsorbedDose per Unit Cumulated Activity for Selected Radionuclidesand Organs",nmlmird Pamphlet No.1, Society of Nuc.Med., Park Ave.S 475, New York, 1975 3. BROWNELL.G.L, ELLETT.W.H, REDDY. A.R, "Absorbed Fractions for Photon Dosimetry", mird/Pamphlet No.3, Journal of Nuc.Med.Suppl.No.1 ,27,1968
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSNO216-3128
4. LOEVINGER.R, BERMAN.M," A Schemafor Absorbed -dose Calculations for Biologically Distributed Radionuclides,Mird PamphletNo.1, Joum.Nuc.Med.Suppl.No.l, 7,1968 5. LOEVINGER.R,JAPHA.E.M, ROWNELL.G.L, "Radiation Dosimetry", Ed.by Hine, G.J and Brownell:G.L, Academic Press., new York,1956 6. DILLMAN.L.T,"Radionuclide Decay Schemes
and Nuclear Parametersfor Use in RadiationDose Estimation", nmlmird pamphlet no.4, Joum.Nuc.med.Suppl.no.2, 1,1969
LAMPIRAN
1
Program perhitungan dosis internal pada ttroid denganbahasapemogramanFaR TRAN
c'
*.*.******.**.**.**********..****..**.*..*.****
c. PROGRAMPERHITUNGANDOSIS INTERNALPADATIROID *
c
*.*.*.*.*..*..*.***.*************************.**
c234567890 dimension q I (17),q2(17),q3(17),t(17) dimension anbeta(5),ebeta( 5),angarna(9),egarna(9),qii(9) dimension dbeta(5),dgarna(9) data t/O.25,0.5,1,2,3,4,5,6,12,24,48, 72,96,120,144,168,192/ data arnl,arn2,anL1/220.,25.,250./ data alpa,beta,garna,alarnda/O.124,0.03,0.04,0.00358/ data io,akol,ak2I,ak32,akI3/60,7 .535e-3,0.051,0.027,0.073/ data cc/2.31/ data arnasal ,arnasa2,arnasa3/3000.,20.,66861./ data anbeta/0.016,0.069,0.005,0.904,0.006/ data ebeta/0.07QI,0.0955;O.1428,0.1917 ,0.2856/ data angama/0.0173,0.001,0.0014,0.0475,0.0017,0.833,0.0032, .0.0687,0.0159/ data egarna/0.0802,0. I 64O,1. I 772,0.2843,0.3258,0.3645,0.5030, * 0.6370,0.7229/
do 40 i=I,17 do60jj=I,9 do 50 kk=I,5 sumdb=sumdb+anbeta(kk)*ebeta(kk) dbeta(kk}=( cc* q2(i)/amasa2)* sumdb 50 continue sumdg=sumdg+angama(ij) *egama(ij)* q ii(ij) dgama(ij}=( cc* q2(i)/amasa2) * sumdg 60 continue 40 continue if(iter.eq.l)write(*,*)' t(jam) q2(t) dbeta-i' if(iter.eq.2)write(*,*)' t(jam) q2r(t) dbeta-ir' do 80 ik=I,17 if(iter .eq.1)write( 6,222)(t(ik),q2(ik),dbeta(ij),ij= 1,5) 80 if(iter .eq.2)write( 6,222)( t(ik),q2(ik),dbeta(i j),ij= 1,5) if(iter.eq.l)write(*,*)' t(jam) q2(t) dgama-i' if(iter.eq.2)write(*,*)' t(jam) q2r(t) dgama-ir' do 90 ik=I,17 if(iter .eq.1)write( 6,222)(t(ik),q2(ik),dgama(ij)Jj= 1,9) 90 if(iter .eq.2)write( 6,222)( t(ik),q2(ik),dgama(ij)Jj= 1,9) 222 format(3x,3f10.4) iter=iter+ 1 if(iter.gt.2)go to 1000 go to 999 1000 stop end ,~
TANYA
JAWAB
Sunarhadiyoso
:
~ Dalam banyak hal perlakuan terhadap tiroid dengan 1-131 dilakukan dengan memberikan secara oral kapsul Nal (1-131). Dalam hal pemberian secara oral tersebut kira-kira bagaiamanaperhitungan dosis internal dalam dataqii/l.44e-3,1.55e-3,1.54e-3,1.55e-3,1.55e-3,1.66e-3, * 1.66e-3,1.66e-3,1.66e-3/ tiroid dapatdilakukan?
open( 6,file='tiro.out') iter=1 arntot=arn I +arn2+arn3 a=arn I/arntot b=am2/arntot c=am3/arntot write(*,.)' t(jarn) ql(t) q2(t) q3(t)' 999 if(iter.eq.l)go to 888
Tri Retno :
alpa=alpa+alarnda beta=beta+alarnda garna=garna+aiarnda write(*,*)' t(jarn) qlr(t) q2r(t) q3r(t)' 888 do 10 i=I,17 q I (i)=io*(a.exp( -alpa.t(i»+b*exp( -beta.t(i»+ .c.exp(-gama.t(i») q2(i)=ak2I.io.( * (a/alpa)*(I-exp( -alpa*t(i»)+ * (b/beta)*(I-exp(-beta.t(i»)+ * (c/garna)*(I-exp( -garna.t(i»»
-<;-Untukpemberian kapsul NaI (1-131)secara oral diperlukan model matematisyang lebih mendekati yakni dari darah (melalui lambung) diserap secara bersamaan oleh kelenjar Tiroid dan jaringan lainnya, sehingga diperlukan pendekatan matematis yang agaklebih kompleks. Endro Kismolo
:
~ Dalam mengaplikasikan metode perhitungan, apakahtidak disertakanfaktor peluruhan daTi1131? Tri Retno :
q3(i)=ak32.ak2I*io*( .(a/alpa* *2).(exp( -alpa*t(i»+alpa.t(i)-I)+ * (b/beta**2)*( exp( -beta*t(i»+beta*t(i)-I)+ * (c/garna.*2)*( exp( -garna*t(i»+garna.t(i)-I» if(iter .eq.l )write( 6,1 OO)t(i),qI (i),q2(i),q3(i) if(iter .eq.2)write( 6,1 OO)t(i),q1(i),q2(i),q3(i) 1O continue 1oO format(3x,4f10.4) sumdb=O.O
-<;-Dalam perhitungan dosis menggunakan rumus MIRD (Medical Internal Radiation Dose) menggunakan data nuklir 1-131 dengan waktu paruh T~ = 8,03 hari = 192,72jam, sehinggadapat diketahuilaktor peluruhan dari 1-131 dari rumus : YV'=I/;t, yaknil!. = 0,00358jam-J.
sumdg=O.O
ISSN 0216-3128
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
Tri Retno DL, dkk
Siti Alimah : );> Berapa waktu
yang diperlukan dari
injeksi
sampai mencapaijaringan?
Tri Retno : -{>-Untuk menentukan waktu yang' diperlukan perunut dari injekl'i sampai mencapai jaringan diperlukan perhitungan distribusi
Tri Retno DL, dkk
aktivitas denganmemasukkanlaktor waktu residensi1-131,yakni waktuyang diperlukan oleh1-131 terakumulatifsementaradi dalam masing-masing kompartemen. Dalam simulasi ini belumdilaksanakanperhitungan ini.
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128