Prosiding Akuntansi
ISSN: 2460-6561
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap PenerimaanOpini Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2015) The Influence of Company Growth and KAP Reputation’s toward Going Concern Acceptance (Empirical Studies on Registered Mining Corporation in Indonesia Stock Exchange Year 2011 – 2015) 1
Indriani Khanza Paramitha, 2Hendra Gunawan, dan 3Pupung Purnamasari 1,2,3
ProdiAkuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail:
[email protected],
[email protected][email protected] Abstract.This research aims to determine the effect of company’s growth and KAP reputation to the acceptance of going concern opinion. The population in this study was mining corporation which listed in Indonesia Stock Exchange at 2011 until 2015. The sample was selected by using purposive sampling method and obtained a sample of 13 mining companies. The data were secondary data that were obtained from www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Technique of data analysis was logistic regression. The result of this research indicate company’s growth which is proxy by growth in net profit after tax has no effect on the acceptance of going concern opinion. Similarly, the reputation of KAP has no effect on the acceptance of a going concern opinion. Keywords: company’s growth, KAP reputation, going concern opinion
Abstrak.Penelitian ini membahas tentang pengaruh pertumbuhan perusahaan dan reputasi KAP terhadap penerimaan opini audit going concern. Populasi pada penelitian kali ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan 2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 13 perusahaan pertambangan. Data sekunder diperoleh dari www.idx.co.id dan Indoneseian Capital Market Directory (ICMD). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan laba bersih setelah pajak tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Begitu pula dengan reputasi KAP tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Kata Kunci: Pertumbuhan Perusahaan, Reputasi KAP, Opini Going Concern
831
832 |
Indriani Khanza Paramitha, et al.
A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang Larangan ekspor mineral yang berlaku sejak awal 2014 mengakibatkan anjloknya harga saham perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan mineral dan batu bara. Aturan tersebut bahkan berujung pada penghentian sementara perdagangan (suspensi) sejumlah saham di sektor tersebut. Setidaknya terdapat dua perusahaan tambang mineral yang perdagangan sahamnya terkena suspensi oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan adanya pemberitaan bahwa perseroan sudah memecat ribuan karyawan dan mempertimbangkan kelangsungan usaha perseroan. BEI mengakui banyak melakukan penghentian perdagangan sementara karena emiten-emiten tersebut diragukan keberlangsungan kinerjanya dan tidak memiliki pendapatan yang jelas. Sehubungan dengan hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa pendapatan yang tidak stabil dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi penerimaan opini going concern. Perusahaan yang memiliki laba yang negatif memiliki kecenderungan tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya karena laba adalah sumber pendapatan sentral sebuah perusahaan untuk membiayai kegiatan bisnisnya (Endra, 2013). Going concern adalah kemampuan entitas untuk menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya. Dengan adanya going concern maka suatu perusahaan dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan menutup usahanya dalam jangka waktu pendek (Pramita, 2015). Kelangsungan hidup perusahaan selalu dikaitkan dengan peran penting manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut agar dapat terus bertahan, namun Standar Auditing (SA) seksi 341 menyebutkan bahwa auditor juga bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Pertumbuhan perusahaan dapat diproksikan dengan pertumbuhan penjualan perusahaan. Penjualan yang meningkat menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan semestinya. Dengan demikian, penjualan yang meningkat akan memberikan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan laba dan mempertahankan kelangsungan usahanya. Semakin tinggi pertumbuhan laba perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapat opini audit going concern. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis normal. Apabila auditor meragukan perusahaan untuk perusahaan untuk bertahan, maka auditor harus menerbitkan opini audit going concern dalam laporan auditnya. Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus bertanggung jawab untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya karena akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan keuangan. Dalam hal ini reputasi sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya (Rudyawan dan Badera, 2009). Auditor kantor akuntan publik dengan reputasi big four dianggap memiliki Volume 2, No.2, Tahun 2016
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi......| 833
independensi dan kualitas audit lebih baik daripada kantor akuntan publik dengan reputasi non big four. Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap akuntan publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah dengan melihat kondisi bangkrut tidaknya perusahaan yang diaudit. 2. Perumusan/Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini going concern. 2. Bagaimana pengaruh reputasi kantor akuntan public terhadap penerimaan opini going concern. B.
Literatur dan Pengembangan Hipotesis
1. Landasan Teori Dalam teori agensi dibahas hubungan antara manajemen dengan pemegang saham, dimana yang dimaksud dengan principal adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen (Belkaoui, 2006:127). Konsep teori agensi memandang bahwa manajemen perusahaan adalah agent bagi principal. Manajemen sering bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham. Dengan munculnya perbedaan kepentingan antara principal dan agent, maka akan terjadi asimetri informasi, sehingga dibutuhkan suatu sistem pengawasan yang baik yang dapat memastikan manajemen melakukan pengelolaan perusahaan dengan tingkat kepatuhan yang tinggi. Auditor sebagai pihak ketiga yang independen dapat berfungsi sebagai mediator untuk menjembatani antara kepentingan principal dan agent. Auditor bertugas untuk memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan mengungkapkan permasalahan going concern yang dihadapi oleh perusahaan bila auditor meragukan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Going concernadalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan entitas sehingga jika entitas mengalami kondisi yang sebaliknya entitas tersebut menjadi masalah (Petronela 2004 dalam Rahman 2011). Faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan adalah kerugian usaha yang besar secara berulang, ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo, kehilangan pelanggan utama, dan perkara pengadilan (Arens dan Loebbecke, 1996:52). Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size (Kallapur dan Trombley 2001). Menurut Taswan (2003) pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya, pertumbuhan laba operasi perusahaan, dan pertumbuhan laba bersih. Sedangkan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan, perusahaan menggunakan jasa kantor akuntan publik yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan big four.
Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016
834 |
Indriani Khanza Paramitha, et al.
2. Hipotesis Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan pertumbuhan yang baik akan mampu meningkatkan volume penjualannya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya sehingga memberikan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan laba dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Endra melakukan penelitian yang kemudian menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 = Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Lennox dalam Inggy (2012) menyatakan bahwa auditor yang memiliki reputasi dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang tidak memiliki reputasi, termasuk dalam pengungkapan masalah going concern. Monica dan Ni Ketut melakukan penelitian yang kemudian menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif pada penerimaan opini going concern. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 = Reputasi KAP berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern C.
Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian akan membutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan apa yang akan dibahas dalam penelitian tersebut. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif verifikatif dengan menggunakan alat uji regresi logistik. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh pertumbuhan perusahaan dan reputasi kantor akuntan publik terhadap penerimaan opinigoing concern. Penelitian ini mengambil target populasi sebanyak 36 perusahaan dan memperoleh sampel penelitian yang sesuai kriteria yang diharapkan sebanyak 13 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20112015. Sumber data yangdigunakan oleh peneliti adalah data sekunder, dengan teknikpengumpulan data menggunakan data dokumentasi. D.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.
Analisis Pengujian Hipotesis Mengingat data variabel dependen model regresi logistik menggunakan data kategorik, maka persyaratan dan asumsi model tidak seketat regresi lainnya. Meskipun demikian, seluruh syarat pembuatan regresi tetap harus ada dalam model regresi logistik. adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 𝑂𝐺𝐶 = 𝑎 − 𝑏 𝑃𝑃 + 𝑐𝑅𝐾 + 𝜀 Keterangan: 𝑂𝐺𝐶 = Opinigoing concern 𝑎 = Konstanta b -c = Koefisien Regresi 𝑃𝑃 = Pertumbuhan Perusahaan 𝑅𝐾 = Reputasi KAP e = Residual Volume 2, No.2, Tahun 2016
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi......| 835
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Tabel 1.Hasil Analisis Regresi Logistik Variables in the Equation
Sta ep 1
Laba_Bersih ReputasiKAP(1) Constant
B ,017 ,918 -1,756
S. E. ,022 ,739 ,647
Wald ,640 1,543 7,364
df 1 1 1
Sig. ,424 ,214 ,007
Exp(B) 1,017 2,504 ,173
95,0% C.I. f or EXP(B) Lower Upper ,975 1,061 ,588 10,656
a. Variable(s) entered on step 1: Laba_Bersih, ReputasiKAP.
E.
Pembahasan
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Berdasarkan hasil pengolahan data seperti disajikan pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa p value untuk variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan laba bersih adalah sebesar 0,424 yang lebih besar dari nilai alpha yang menyebabkan hipotesis ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini going concern. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap pertumbuhan perusahaan di perusahaan pertambangan periode tahun 2011-2015 terdapat banyak perusahaan pertambangan yang memiliki pertumbuhan perusahaan yang negatif namun tidak menerima opini going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Risti (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Berdasarkan hasil pengolahan data seperti disajikan pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa p value untuk variabel reputasi KAP adalah sebesar 0,214 lebih besar dari nilai alpha yang menyebabkan hipotesis ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh reputasi KAP terhadap penerimaan opini going concern. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap reputasi KAP di perusahaan pertambangan periode tahun 2011-2015 terdapat banyak perusahaan yang menggunakan jasa audit dari kantor akuntan publik yang tidak berafiliasi dengan big four dan baik KAP yang berafiliasi dengan big four atau tidak memiliki peluang yang sama untuk memberikan opini going concern pada saat perusahaan mengalami kerugian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kumala Sari (2012) yang menyatakan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. F.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pertumbuhan perusahaan dan reputasi KAPterhadap penerimaan opini going concern, maka pada bagian akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Hal ini berarti pihak auditor tidak mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan yang negatif yang dialami perusahaan dalam pemberian opini going concern. 2. Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Hal ini berarti baik KAP yang berafiliasi dengan big four maupun yang tidak berafiliasi dengan big four memiliki peluang yang sama untuk memberikan Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016
836 |
Indriani Khanza Paramitha, et al.
opini going concern. Daftar Pustaka Arens dan Loebecke. 1996. Auditing: Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Belkaoui, Ahmed R. 2006. Teori Akuntansi. Edisi Terjemahan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. PSA No. 30 SA Seksi 341 Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Putri, Risti Yuanda. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Terbuka”. Artikel Universitas Sumatera Utara, Medan Pramita, Edza Frischa. 2015. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014" Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Rudyawan dan Badera. 2009. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.4, No.2 Saputri, Inggy Citrasari. 2012. “Pengaruh Rotasi Wajib KAP Terhadap Hubungan Antara Auditor Tenure dan Reputasi KAP dengan Kecenderungan Auditor dalam Menerbitkan Opini Audit Modifikasi Going Concern”. Artikel Universitas Diponegoro, Semarang. Sari, Kumala. 2012. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Artikel Universitas Diponegoro, Semarang. Taswan. 2003. “Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, No. 2 Ulkri, Endra Arma. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. e-journal Universitas Padang. Vol. 1, No. 3
Volume 2, No.2, Tahun 2016