PROSES PRODUKSI PROGRAM GALERI HALAL DI ADITV YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh: Klara Desita Dewi Laksana NIM 12210012
Pembimbing :
Drs. Mukhammad Sahlan, M.Si NIP 19680501 199303 1 006
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
MOTTO
“Bermimpilah dengan segenap tenaga, yakinilah dengan sepenuh hati, dan wujudkanlah dengan seluruh tenaga.” (Wishnutama)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk: Bapak dan Ibuk
Yang tidak pernah lupa untuk menyertakan nama saya dalam setiap doa-doanya. Yang tidak pernah bosan mendukung mimpi saya, bagaimanapun rintangan dan halangannya. Dan yang tidak pernah lelah mencintai dan menerima saya, dalam keadaan apapun, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun.
vii
ABSTRAKSI KLARA DESITA DEWI LAKSANA. Proses Produksi program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta, Skripsi: Yogyakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses produksi televisi dalam program Galeri Halal, ADiTV Yogyakarta. Fokus penelitiannya terletak pada tahapan pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Penulis menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana penulis mencari data-data yang bersifat tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam pengumpulan datanya, penulis menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi non partisipan. Penulis menggunakan teori dari Fred Wibowo mengenai tinjauan produksi televisi dan tahapan produksi televisi dan sedikit mengadopsi teori serupa milik Darwanto. Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penelitian ini menghasilkan bukti-bukti di lapangan bahwa: tahapan pra produksi Galeri Halal berawal dari tahap penemuan ide, perencanaan, dan persiapan peralatan. Sedangkan proses Produksi Galeri Halal lebih berfokus pada elemen dasar produksi yakni penggunaan kamera, teknik tata cahaya, dan tata suara. Elemen ini tidak terdapat dalam teori Fred, akan tetapi penulis mengadopsi teori milik Ciptono Setyobudi. Pada proses produksi ini, penulis tidak menemukan adanya shootlist, run down, dan naskah untuk host. Atas dasar efisiensi waktu dan tenaga, kerabat kerja menggunakan treatment yang dijadikan pedoman pelaksanaan produksi. Editor di ADiTV menggunakan teknik editing digital (non linier) pada proses pasca produksi. Tahap ini dimulai dari editing offline (editing kasar), online (penyempurnaan), hingga mixing (mencampurkan suara/musik). Berdasarkan penemuan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa pokok yang tidak sesuai dengan teori produksi milik Fred Wibowo, salah satunya mengenai job description. Jumlah kerabat kerja yang bertugas dalam program Galeri Halal masih sangat sedikit dan seringkali mengerjakan pekerjaan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi proses produksi tetap dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya pun memuaskan. Terbukti dengan keberadaan program Galeri Halal yang masih eksis hingga sekarang. Kata Kunci: Produksi, Televisi, ADiTV, Program Televisi, Galeri Halal.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Skripsi ini disusun berdasarkan observasi lapangan di PT. Arah Dunia Televisi (ADiTV) Yogyakarta. Penulis mengambil fokus penelitian mengenai “Proses Produksi program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta”. Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan kepada: 1. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag, M.Si selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. 3. Bapak Drs. Mukhammad Sahlan, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan ibu Alimatul Qibtiyah, S.Ag, M.Si, Ph.D, selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih atas segala masukan, nasehat, serta bimbingannya selama proses penyusunan skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. ix
4. Bapak dan Ibu Dosen program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga. Terimakasih atas segala ilmu yang diberikan lewat bangku kuliah selama menuntut ilmu di kampus ini. 5. Bu Tiwi, Pak Komet, dan segenap staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga yang senantiasa membantu dan memudahkan jalan penulis dalam bidang akademik maupun non akademik. 6. Mas Fajar Dwipa selaku Manager Program ADiTV Yogyakarta, Mas Chrisna Dwi Purnama selaku Produser program Galeri Halal ADiTV, dan seluruh kerabat kerja yang bertugas dalam produksi Galeri Halal. Terimakasih atas waktu, kesempatan, dan pengalamannya selama penelitian ini berlangsung. 7. Kedua orangtua tercinta, Pak Agus Cahyo Dwi Laksono dan Ibu Mutmainah. Terimakasih, untuk segala doa, cinta, dukungan moril maupun materil yang rasanya tidak akan pernah bisa terbalaskan dengan apapun. 8. Adekku, Jatmiko Agung Pangaribowo dan seluruh keluarga besarku di rumah. Terimakasih untuk dukungan dan motivasinya selama ini. 9. Keluarga Besar PT. Radio Istakalisa Yogyakarta, mulai dari Pak Catur, Pak Erhan, Mbak Sila, Bebeb Ayub, Adit, dek Rifky, Jidda, Ana, Mas Je, Mas Aan, Mbak Vera, Mbantet, Arin, Reski, Nidya, Eki, Jojo, Mbak Maya, Mbak Ulfa, Mbak Susan, dan seluruh sobat Ista di Yogyakarta.
x
Terimakasih untuk ilmu, kesempatan, pengalaman dan semangatsemangatnya. 10. Sahabat senasib seperjuangan, Yuyun, Zani, Ayuk, Deti, Jida, Orchidta dan semua teman-teman prodi KPI 2012 yang tak bisa saya tulis satu persatu. Good luck for our future! 11. Rekan-rekan Volunteer Komunitas Akademi Berbagi Jogja. Terimakasih semangatnya! 12. Teman-teman SUKA TV. Terimakasih pernah memberi kesempatan untuk mengenal dan belajar ilmu Broadcasting. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya, dengan mengharap ridha Allah SWT, semoga skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak. Semoga kebaikan dan keikhlasan pihak-pihak yang terkait mendapat balasan dari Allah SWT dan menjadi amal sholeh yang tiada terputus pahalanya. Semoga mereka senantiasa dalam kebaikan, kesehatan, dan kebahagiaan. Amin.
Yogyakarta, 18 Juni 2016 Penulis,
Klara Desita Dewi Laksana
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................................
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ..........................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................
vii
ABSTRAKSI ...................................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI....................................................................................................................
xii
BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................
5
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................
5
1. Bagi Mahasiswa .............................................................................................
5
2. Bagi Masyarakat ............................................................................................
5
xii
3. Bagi Lembaga ................................................................................................
6
4. Bagi ADiTV Yogyakarta ...............................................................................
6
E. Kajian Pustaka .....................................................................................................
6
F. Kerangka Teori ....................................................................................................
8
1. Tinjauan Tentang Proses Produksi Televisi ...................................................
8
a. Materi Produksi ........................................................................................
8
b. Sarana Produksi .......................................................................................
9
c. Biaya Produksi .........................................................................................
9
d. Organisasi Pelaksana Produksi ................................................................
10
e. Tahapan Produksi.....................................................................................
14
2. Tinjauan Tentang Tahapan Produksi Televisi ...............................................
15
a. Pra Produksi .............................................................................................
15
b. Produksi ...................................................................................................
16
c. Pasca Produksi .........................................................................................
22
G. Metode Penelitian ................................................................................................
24
1. Jenis Penelitian...............................................................................................
24
2. Lokasi Penlitian .............................................................................................
25
3. Subjek Penelitian ...........................................................................................
25
4. Objek Penelitian .............................................................................................
26
5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................
26
a. Observasi..................................................................................................
26
b. Wawancara ...............................................................................................
27
c. Dokumentasi ............................................................................................
27
xiii
6. Analisis Data ..................................................................................................
28
a. Reduksi Data ............................................................................................
29
b. Penyajian Data .........................................................................................
29
c. Penarikan Kesimpulan .............................................................................
29
H. Sistematika Pembahasan ......................................................................................
29
BAB II: GAMBARAN UMUM PROGRAM GALERI HALAL ADITV A. Deskripsi Program Galeri Halal ADiTV Yogyakarta ..........................................
31
1. Latar Belakang ...............................................................................................
31
2. Judul Program Acara......................................................................................
32
3. Tujuan Program Acara ...................................................................................
33
4. Kategori dan Format Acara ............................................................................
33
5. Durasi dan Penayangan ..................................................................................
34
6. Target Audience .............................................................................................
34
7. Penanggung Jawab dan Kerabat Kerja Produksi ...........................................
35
8. Peralatan Produksi Galeri Halal .....................................................................
36
B. Profil Stasiun ADiTV Yogyakarta .......................................................................
38
1. Sejarah Berdirinya Stasiun ADiTV Yogyakarta ............................................
38
2. Visi dan Misi Stasiun ADiTV Yogyakarta ....................................................
39
BAB III: PROSES PRODUKSI PROGRAM GALERI HALAL ADITV A. Pra Produksi .........................................................................................................
42
1. Penemuan Ide .................................................................................................
42
2. Perencanaan ...................................................................................................
44
xiv
3. Persiapan ........................................................................................................
63
B. Produksi ...............................................................................................................
68
1. Penggunaan Kamera ......................................................................................
70
2. Tata Cahaya ...................................................................................................
73
3. Tata Suara ......................................................................................................
74
4. Switching .......................................................................................................
76
C. Pasca Produksi .....................................................................................................
82
1. Editing ............................................................................................................
82
a. Editing Offline .........................................................................................
83
b. Editing Online ..........................................................................................
84
c. Mixing ......................................................................................................
86
2. Preview ..........................................................................................................
87
3. Evaluasi ..........................................................................................................
87
BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................................
89
B. Saran ....................................................................................................................
91
C. Penutup ................................................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................................
xv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri televisi di Indonesia terlihat begitu pesat. Hal ini ditandai dengan disahkannya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 05 tahun 2012 tentang adopsi standar penyiaran televisi digital terestrial Digital Video Broadcasting – Terrestrial second generation (DBV – T2).1 Disusul pula dengan peraturan Menteri Kominfo Republik Indonesia No. 32 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital dan Penyiaran Multiplesking
melalui
sistem Terestrial.
2
Hal ini tentu sangat
membuktikan bahwa di masa kini dan masa depan, televisi menjadi media komunikasi massa yang semakin berkembang dan mudah ditemukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Jangkauan penayangan yang relatif tak terbatas dan keunggulan di bidang audio-visual menjadi alasan tambahan mengapa televisi menjadi media massa yang paling efektif saat ini.3 Dengan atau tanpa kita sadari, media massa berperan sangat besar dalam membentuk pola pikir manusia. Kekuatan utama media 1
https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Permen-052012-tentang-standar-DVB-T2.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 pukul 21.47 WIB. 2 https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/09/PeraturanMenteri-Kominfo-No.-32-Tahun-2013-Penyelenggaraan-Penyiaran-Televisi-Digital.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 21.47 WIB. 3 Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 32.
2
terletak pada fakta bahwa media dapat membentuk informasi dan sumber dari berbagai opini.4 Masyarakat di masa kini mengandalkan media massa khususnya televisi sebagai media pengembangan wawasan dan media aspirasi masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi seolah terjawab oleh beragam program televisi yang dinilai lebih cepat dan mudah dijangkau dibandingkan media lainnya. Mulai dari berita, gaya hidup, dan berbagai informasi lain dapat dengan mudah ditemukan dalam program acara televisi. Andi Fachruddin menyebutkan bahwa kebutuhan masyarakat akan informasi menimbulkan persaingan dalam bisnis media. 5 Media sebagai industri informasi tidak hanya bersaing dengan sesama produsen, akan tetapi juga berkompetisi dalam pasar dengan khalayak. Berkaitan dengan persaingan bisnis media ini, peringkat program atau rating menjadi ujung tombak keberhasilan dari sebuah program acara televisi. Karena idealnya, perusahaan pengiklan atau promosi yang menjadi sumber pendapatan dari sebuah stasiun televisi hanya bersedia memasang iklan pada program acara televisi yang memiliki rating tinggi atau memiliki banyak jumlah pemirsa. Sedangkan Wilbur Schramm melihat fungsi media massa kini memang lebih dominan menjadi sarana promosi karena dari sinilah media dapat mengambil keuntungan materi demi kelangsungan hidup dari media 4
Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), hlm. 2. 5 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), hlm. 185
3
tersebut.
6
Rating memang telah menjadi parameter keberhasilan
mempublikasikan sesuatu atau penjualan produk pengiklan khususnya di media televisi. Untuk itulah, agar dapat bertahan dalam industri media dan mendapat kredibilitas yang baik dimata para pengiklan, sebuah stasiun televisi harus memproduksi tayangan-tayangan televisi yang bisa menarik banyak penonton. Menjawab tantangan industri media tersebut, ADiTV sebagai satu-satunya stasiun televisi lokal berbasis islam di Yogyakarta mencoba bersaing dengan televisi lokal lainnya dengan membuat program acara televisi islami yang dikemas dengan konsep modern. Dengan strategi kreatif yang dimiliki oleh Stasiun ADiTV, terciptalah program Galeri Halal, sebuah program acara televisi mingguan yang tayang setiap hari Sabtu pukul 15.30 WIB. Program ini dikemas sedemikian modern dengan tanpa meninggalkan pesan-pesan dakwah dan bertujuan memberikan informasi dan referensi kepada penonton mengenai tempat-tempat makan halal di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Dibalik sebuah tayangan televisi tentu terdapat proses produksi yang panjang. Mulai dari perencanaan produksi, tahapan-tahapan produksi hingga pada akhirnya menghasilkan sebuah tayangan yang menarik untuk penonton. Bagian produksi menjadi dapur atau ujung tombak dari sebuah program acara televisi. 7 Karena idealnya, sebuah perencanaan produksi yang matang akan menghasilkan tayangan televisi yang maksimal. Hal 6
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 33. Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 54 7
4
inilah yang mendasari penulis untuk meneliti bagaimana proses produksi program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta. Alasan lain yang mendukung penulis ingin meneliti tentang proses produksi program Galeri Halal adalah karena program tersebut mengambil jenis produksi non multi camera. Dimana pada pelaksanaan produksinya, kameranya tidak terhubung dalam satu sistem bernama Camera Control Unit. Selain itu produksi program Galeri Halal juga mengambil lokasi di luar studio ADiTV, hal ini tentu membuat program Galeri Halal memiliki persiapan yang berbeda pula dengan programprogram lainnya. Mulai dari pencarian ide, riset lokasi, penggunaan alat produksi, pembagian kerabat kerja, dan lain-lain sebagainya. Hal tersebut menjadi dasar kuat bagi penullis untuk mengetahui bagaimana proses berjalannya sebuah produksi televisi di ADiTV khususnya produksi non multi camera.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tertulis, maka yang dapat penulis rumuskan adalah bagaimana proses produksi televisi yang terdiri dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi pada program “Galeri Halal” ADiTV Yogyakarta?
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang proses produksi acara televisi di luar studio dari program acara televisi “Galeri Halal” di Stasiun ADiTV Yogyakarta yang meliputi proses persiapan (pra produksi), produksi (on air), dan tahapan-tahapan setelah produksi (pasca produksi).
D. Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat berguna untuk berbagai pihak, baik bagi mahasiswa, masyarakat, lembaga/perusahaan, dan bagi Stasiun ADiTV sendiri. Kegunaannya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa Penelitian “Proses Produksi Program Acara Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta” diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang proses produksi acara televisi baik dari segi teoritis maupun praktis untuk mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Broadcasting, Televisi, dan sejenisnya. 2. Bagi Masyarakat Penulis berharap, masyarakat luas mengetahui proses di balik layar dari produksi acara Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta agar dapat memahami sekaligus menghargai bahwa program acara televisi islami tidak selalu membosankan untuk disaksikan. Karena dibalik
6
sebuah tayangan televisi religi yang berkualitas, terdapat proses produksi yang rumit dan panjang. 3. Bagi Lembaga (Fakultas Dakwah & Komunikasi) Menambahkan referensi pengetahuan kepada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi mengenai proses produksi program acara televisi, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat kurikulum atau mata kuliah terkait proses produksi televisi. 4. Bagi Stasiun ADiTV Yogyakarta Menjadi bahan evaluasi apabila dalam proses produksi tak sesuai dengan Standar Operasional Produksi/Siaran.
E. Kajian Pustaka Beberapa penelitian tentang proses produksi program acara televisi pernah dilakukan, diantaranya oleh Sino Wibowo, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Proses Produksi Acara Jendela Hati di ADiTV Yogyakarta”. Ia menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan mendiskripsikan bagaimana proses produksi acara Jendela Hati mulai dari tahap persiapan produksi yang meliputi penemuan ide dan perencanaan, tahap produksi, hingga tahap pasca produksi yakni editing, penayangan, dan evaluasi.8
8
Sino Wibowo, “Proses Produksi Acara Jendela Hati di ADiTV Yogyakarta”, (Yogyakarta: Skripsi Program studi KPI, UIN Sunan Kalijaga, 2014)
7
Penelitian Saidatul Ulva, mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan tahun 2009. Ia mengambil judul “Proses Produksi Acara ‘Madangno Ati’ di JTV Bojonegoro”. Dengan jenis penelitian deskriptif, ia mengungkap fakta bahwa JTV tidak memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) Pertelevisian. Oleh karena itu, dalam memproduksi acara ‘Madangno Ati’, kerabat kerja JTV tidak melakukan persiapan dengan matang.Segala sesuatunya justru dilakukan secara spontan.9 Penelitian lain dilakukan oleh Septiana Kurnia Dewi, mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2013 dengan judul “Proses Produksi Program Tafsir Alqur’an di TVRI Yogyakarta”. Ia memilih jenis penelitian deskriptif yang membahas proses produksi acara Tafsir Alqur’an di TVRI Yogyakarta. Dengan metode
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi,
penelitiannya
menghasilkan 3 tahapan produksi yakni pra produksi, produksi dan paska produksi.10 Secara keseluruhan, beberapa penelitian tersebut memiliki persamaan dalam fokus pembahasan penulis, yakni proses produksi acara televisi. Perbedaan penelitian penulis dengan kajian pustaka terletak pada subjek, objek, serta metode penelitian yang digunakan. Selain itu, perbedaan juga terletak pada lokasi proses produksi. Hampir semua proses 9
Saidatul Ulva, “Proses Produksi Acara “Madangno Ati” di JTVBojonegoro”, (Yogyakarta: Skripsi Program studi KPI, UIN Sunan Kalijaga, 2013) 10 Septiana Kurnia Dewi, “Proses Produksi Program Tafsir Alqur’an di TVRI Yogyakarta”, (Yogyakarta: Skripsi Program studi KPI UIN Sunan Kalijaga, 2013)
8
produksi dari kajian pustaka diatas bertempat di dalam studio (indoor). Sedangkan program Galeri Halal mengambil lokasi di luar studio (outdoor).
F. Kerangka Teori 1. Tinjauan Tentang Proses Produksi Televisi Sebuah program acara televisi dituntut memilliki ciri khas dan keunikan yang dapat menarik hati pemirsanya. Dibalik hal ini, Produserlah yang memiliki tanggung jawab besar terhadap kesuksesan proses produksi. Menurut Fred Wibowo, kesuksesan proses produksi acara televisi terletak pada 5 aspek produksi, yakni materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksanaan produksi, serta tahapan produksi.11 a. Materi Produksi Hal utama yang dipikirkan oleh seorang produser adalah materi produksi. Materi produksi bisa berupa banyak hal, seperti pengalaman pribadi, hasil karya, benda, binatang, atau cerita manusia. Sebuah materi produksi umumnya memang berupa kejadian-kejadian atau issue terkini yang melewati tahap riset materi untuk kemudian diolah menjadi konten produksi yang bermutu. Pengolahan materi produksi akan menghasilkan konsep program acara televisi yang kemudian diwujudkan menjadi sebuah 11
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2009), hlm. 23.
9
treatment atau langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program acara. b. Sarana Produksi Sebuah produksi acara televisi tentu juga membutuhkan sarana yang menghasilkan gambar dan suara dengan bagus. Dalam tahap perencanaan ini, seorang produser biasanya menunjuk seorang kerabat kerja yang bertanggung jawab atas ketersediaan alat produksi. Secara umum, sarana atau alat produksi yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan produksi acara televisi meliputi unit peralatan perekaman gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan tata cahaya. c. Biaya Produksi Selain sarana produksi, merencanakan biaya produksi adalah hal yang harus dipikirkan secara matang. Perencanaan ini meliputi biaya peralatan lokasi shooting, transportasi, properti produksi, adminstrasi, akomodasi, konsumsi serta keperluan produksi dan kerabat kerja lainnya. Perencanaan biaya produksi biasanya didasarkan pada dua kemungkinan yaitu financial oriented dan quality oriented. 12 Financial oriented adalah perencanaan biaya produksi yang didasari atas kemungkinan keuangan yang ada. Sedangkan quality oriented didasari atas tuntutan kualitas hasil produksi yang 12
Ibid, hlm. 29.
10
maksimal. Ini berarti dalam perencanaan sebuah biaya produksi quality oriented tidak dibatasi oleh dana dan lebih berorientasi kepada hasil produksi yang berkualitas. d. Organisasi Pelaksana Produksi Sebuah produksi program acara televisi juga melibatkan banyak kerabat kerja atau crew. Agar sebuah produksi acara televisi dapat berjalan sesuai standar program siaran, seorang produser membuat struktur organisasi pelaksana produksi yang diambil dari berbagai profesi pertelevisian. Secara umum, kelompok kerja produksi dibagi menjadi beberapa kelompok yakni satuan kerja produksi, satuan kerja fasilitas produksi, satuan kerja teknik, dan satuan kerja teknisi.
13
Sedangkan secara rinci,
kelompok kerja produksi menurut Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnadi terbagi menjadi beberapa divisi yakni divisi produksi, divisi production operation, divisi technical support, dan divisi art support. 14 Divisi produksi adalah divisi yang bertanggung jawab terhadap konten dan segala persiapan produksi. Divisi yang terdiri dari executive producer, produser, associate producer, line producer, dan creative producer ini berfokus mengembangkan konten program yang kemudian dituangkan dalam sebuah naskah. Sedangkan divisi production operation bertugas menjalankan 13
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 236. Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcast, (Bekasi: Laskar Aksara, 2011), hlm. 20-61. 14
11
rencana produksi yang disusun oleh divisi produksi. Tim dari divisi ini bertanggung jawab penuh atas hasil kerja dan proses produksi. Orang-orang dalam divisi ini meliputi Unit production manager, unit talent, unit sponsorship, unit production research, unit administration, unit legal (perizinan), sutradara (director), floor director, camera person, dan sound engineer. Selanjutnya adalah divisi technical support yang terdiri dari penata cahaya (lightingman), penata suara (audioman), dan editor. Technical support pada umumnya bertugas melengkapi dan mendukung penyajian program acara televisi. Sedangkan divisi Art adalah divisi pendukung kelancaran proses produksi program televisi, seperti halnya penata panggung (set design), penata rias dan busana (wardrobe and make up), dan tim properti. Lebih ringkas, Darwanto mengemukakan bahwa dalam proses produksi televisi, berbagai kelompok kerja dari beberapa divisi tersebut disatukan untuk kemudian dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu bagian staf produksi yang berfokus kepada pengembangan konten dan program siaran serta bagian kerabat kerja produksi yang bertanggung jawab mengoperasikan perangkat keras.15
15
Ibid, hlm. 161.
12
1) Staf Produksi Staf produksi terdiri dari produser, pengarah acara, penulis naskah, asisten pengarah acara, dan asisten produksi. Dimana Produserlah yang menjadi pimpinan utama dalam produksi televisi. Ia bertugas mengatur jalannya produksi sekaligus membawahi semua kerabat kerja yang bertugas. Sedangkan pengarah acara bertanggung jawab menerjemahkan naskah menjadi gambar dan suara yang hidup. Ia mengarahkan pengisi acara dan kerabat kerja dalam semua kegiatan, mulai dari pemahaman naskah hingga tahap paska produksi. Selain produser dan pengarah acara, penulis naskah juga menjadi bagian dari staf produksi, dimana ia bertanggung jawab menerjemahkan segala keinginan produser menjadi bentuk naskah dalam hubungannya dengan perencanaan program siaran. Selanjutnya adalah asisten pengarah acara. Asisten pengarah acara bertugas membantu pengarah acara dalam hal menyiapkan talent, kamera, dan que pada video tape agar kerabat kerja menyiapkan diri. Asisten pengarah acara dituntut untuk teliti mencatat waktu setiap segmen agar program siaran sesuai dengan waktu seharusnya.
13
Lain halnya dengan asisten pengarah acara, dalam staf produksi juga terdapat asisten produksi yang bertugas membantu tugas produser dan pengarah acara serta kerabat kerja lainnya. 2) Kerabat Kerja Produksi Berbeda dengan staf produksi, anggota kerabat kerja lebih berfokus memvisualisasikan rencana yang dibuat oleh staf produksi menjadi tayangan yang nyata. Kerabat kerja produksi bertanggung jawab mengoperasikan perangkat keras seperti kamera, lighting, audio, dan lain-lain sebagainya. Kerabat kerja produksi terdiri dari banyak anggota, diantaranya adalah pengarah teknik yang bertanggung jawab atas aktivitas kerabat kerja teknik. Ia bertindak sebagai switcher yang memindah tampilan gambar atas komando dari pengarah acara. Lain halnya dengan pengarah teknik, dalam kerabat kerja produksi juga terdapat juga pengarah lapangan yang biasa disebut stage manager. Seorang pengarah lapangan bertanggung jawab penuh atas operasional produksi di dalam studio. Selain itu, pengarah lapangan juga bertanggung jawab atas kegiatan studio, memberikan tanda-tanda kepada pengisi acara atas komando pengarah acara. Kerabat kerja lainnya adalah teknisi audio dan teknisi video. Tanggung jawab teknisi audio adalah mengatur
14
suara dalam produksi televisi. Ia dituntut menghasilkan suara yang bercita rasa seni. Sedangkan teknisi video lebih berfokus kepada kualitas gambar yang dihasilkan kamera. Kerabat kerja selanjutnya adalah penata cahaya dan penata artistik. Seorang penata cahaya bertanggung jawab merencanakan setting penataan cahaya program siaran yang akan
diproduksi.
Sedangkan
penata
artistik
bertugas
menciptakan set program siaran yang akan diproduksi. Juru kamera yang bertugas mengoperasikan kamera termasuk juga ke bagian kerabat kerja produksi. Ia bertugas mengambil gambar atas permintaan pengarah acara dan bertanggung jawab atas hasil gambar yang baik dari segi komposisi serta ukurannya.
e. Tahapan Produksi Setelah materi, sarana, organisasi, hingga biaya produksi selesai direncanakan, tahap pelaksanaan menjadi eksekusi inti dari sebuah produksi televisi. Kelompok kerja produksi yang telah disusun bersama dituntut bersinergi untuk memvisualisasikan konsep naskah atau rundown.
15
2. Tinjauan Tentang Tahapan Produksi Televisi Sebuah proses produksi acara televisi memiliki tahapan produksi tersendiri yang sudah diatur dalam sebuah Standar Operasional Penyiaran (SOP). Sebuah stasiun televisi satu dengan yang lain bisa jadi memiliki SOP berbeda. Akan tetapi, menurut Fred Wibowo, tahapan produksi televisi pada umumnya melewati 3 tahap yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.16 a. Pra Produksi Tahap pra produksi dalam sebuah acara televisi meliputi tahap perencanaan dan tahap persiapan. Tahap ini meliputi tiga bagian yakni: 1) Penemuan Ide Tahap penemuan ide berawal dari pemikiran produser yang kemudian dilanjutkan dengan riset. Hasil riset produser inilah yang kemudian dikembangkan oleh penulis naskah. 2) Perencanaan Tahap
perencanaan
dalam
pra
produksi
mengutamakan 5 aspek yang mengacu kepada kesuksesan produksi. Yakni materi produksi, sarana produksi, estimasi biaya,
dan
organisasi
pelaksana
produksi.
Tahap
16
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi,hlm. 39-41.
ini
16
berorientasi kepada pembuatan production book yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan produksi. Production book tersebut berisi perincian materi produksi, peralatan produksi, estimasi biaya, daftar kerabat kerja, daftar pengisi acara, daftar kostum, treatment, susunan run down, denah lokasi, tata dekorasi, daftar pengambilan gambar (shooting script), dan penetapan jadwal produksi. 3) Persiapan Tahap persiapan meliputi urusan kontrak kerja dan perijinan sesuai dengan isi production book yang sudah dibuat. Tahap persiapan sekaligus menjadi tahap gladi kotor para pengisi acara. b. Produksi Setelah proses penemuan ide, perencanaan dan persiapan berjalan, tahap selanjutnya tentu adalah proses produksi. Pengarah acara (director) yang menjadi pimpinan dalam produksi bekerja sama
dengan
kerabat
kerja
bertugas
mewujudkan
segala
perencanaan yang tertulis dalam naskah menjadi susunan gambar yang dapat menjadi alur cerita. Dalam pelaksanaannya, pengarah acaraatau yang biasa disebut program director membuat sebuah daftar shoot (shootlist) untuk mendapatkan adegan yang sistematis. Disinilah, kerabat kerja yang tergabung dari beberapa divisi seperti lighting person,
17
camera person, audio person, dan berbagai kerabat kerja lain saling bersinergi dengan tugasnya masing-masing. Ciptono Setyobudi menjelaskan bahwa dalam produksi televisi, ada 6 elemen dasar produksi televisi yang harus diperhatikan oleh para kerabat kerja. Yaitu kamera, tata cahaya, tata suara, switching, editing dan special effects. 17 Akan tetapi karena proses editing dan special effects termasuk dalam pasca produksi, dalam bab ini akan dijelaskan 4 elemen dasar yang meliputi: 1) Kamera Gambar dan kamera merupakan kunci pokok untuk dapat menghasilkan gambar yang memenuhi syarat dalam pertelevisian. Seperti halnya bidang lain, dunia televisi memiliki bahasa gambar dan bahasa kamera tersendiri yang sudah diformulasikan secara internasional.18 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan gambar adalah ukuran, komposisi, dan pergerakan kamera. Standart ukuran kamera yang biasa digunakan dengan objek manusia adalah close up (CU), extreme close up (XCU), medium close up (MCU), tight close up (TCU), medium, knee shoot (KS), dan lain-lain sebagainya. Berbagai variasi dan penempatan
kamera
juga
akan
menghasilkan
17 18
Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, hlm. 56. Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 239.
berbagai
18
komposisi gambar yang lebih artistik. Misal untuk dua orang disebut two shoot, tiga orang disebut three shoot, kelompok disebut group shoot, dan sebagainya. Dalam produksi televisi, biasanya program director akan membuat daftar gambar yang akan diambil (shootlist) dengan mencantumkan bahasa gambar tersebut. Lain lagi dengan bahasa gambar, kamera yang biasanya ditopang oleh sebuah penyangga, tripot atau crane memiliki istilah sendiri. Beberapa istilah pergerakan kamera adalah pan, tilt, dolly, track, dan pedestal. Istilah pan digunakan untuk pengambilan gambar dengan pergerakan badan kamera ke arah horisontal, baik ke kiri (pan left) atau ke kanan (pan right) tanpa mengubah posisi kamera. Sedangkan tilt, pengertiannya hampir sama dengan pan akan tetapi pergerakan badan kameranya ke arah vertikal. Selanjutnya adalah dolly. Dolly adalah gerakan kamera yang menuju ke suatu objek (dolly in) dan menjauh dari objek (dolly back/out). Istilah pergerakan kamera lainnya adalah track. Ada beberapa
sebutan
khusus
dalam
istilah
track
sendiri.
Pengambilan dengan gerakan horisontal disebut dengan tracking, sedangkan jika kameranya sejajar dengan objek disebut follow tracking. Dan lain halnya dengan track, istilah pedestal lebih mengacu kepada pengambilan sudut gambar atau
19
yang biasa disebut angle kamera. Ketika pedestal dinaikkan (boom up), akan menghasilkan high angle, yaitu sudut pandangan kamera dari atas ke bawah. Sedangkan jika pedestal diturunkan (boom down) akan menampilkan low angle, yakni sudut pengambilan gambar yang dapat dilihat dari tempat yang rendah. Seorang juru kamera harus mengaplikasikan teknik pengambilan gambar untuk menghasilkan komposisi gambar yang dibutuhkan. Secara umum, komposisi gambar harus memperhatikan teknik framing yang meliputi keseimbangan, simetri, dan equilibrium. 2) Tata Cahaya Darwanto menyebut tujuan penataan cahaya dalam produksi televisi adalah untuk menghasilkan gambar yang menarik
sesuai
dengan
tuntutan
naskah
dan
rencana
produksinya. 19 Sumber cahaya disini tidak selalu berkaitan dengan lampu. Karena secara sederhana, sumber pencahayaan bisa didapat secara alami dan secara buatan. Tugas seorang lighting person tidak hanya menyinari objek atau subjek namun juga meliputi tugas membuat efek khusus dan mengatur bayangan yang diperlukan dalam sebuah produksi televisi.
19
Ibid, hlm. 268.
20
Ada beberapa istilah dalam penataan cahaya produksi televisi. Seperti high key lighting, low key lighting, key light, base light, fill light, cross light, back light, side back light, eye light, dan set light. Tiga jenis cahaya yang dihasilkan dari ketiga jenis pemasangan lampu yaitu key light, back light dan fill light. Key light merupakan cahaya utama yang menyinari subjek, fill light dipergunakan untuk menghilangkan cahaya yang ditimbulkan key light, sedangkan back light digunakan bagi seluruh dimensi gambar. Perkembangan teknologi dan elektronik membuat perkembangan pesat di dunia televisi. Perkembangan kamera video jinjing ENG (Electronic News Gathering) yang digunakan untuk produksi non studio (outdoor) menimbulkan masalah bagi tata pencahaayan. Pada dasarnya, pencahaayan untuk pengambilan gambar di luar studio lebih mengandalkan sinar matahari. Akan tetapi masalah sering terjadi karena cahaya yang dibutuhkan tidak merata akibat terkena bayangan atau pohon. Untuk mengatasinya, seorang lighting person menggunakan reflektor yang dapat merefleksi cahaya. 3) Tata Suara Pada umumnya, untuk menghasilkan suara pengisi acara dalam produksi televisi menggunakan mikrofon yang
21
dapat menangkap suara dari satu sumber suara (single directional). Akan tetapi jika produksi dilakukan di luar studio, biasanya menggunakan beberapa jenis mikrofon ultra single directional yang memiliki sifat berbeda-beda, seperti Mike Carbon (Ribbon Michrophone), Mike Dinamik (Dynamic Michrophone),
serta
Mike
Condensor
(Condensor
Michrophon). Berdasarkan penggunaannya, terdapat 9 jenis mikrofon untuk pelaksanaan produksi televisi. Diantaranya adalah Boom Microphone, Hand Microphone, Lavaliere (Clip On),
Desk
Micropohone,
Microphone, Concealed
Stand
Microphone,
Microphone,
Hanging
Wireless
(FM)
Microphone, dan Long Distand Microphone. 4) Switching Switching atau cutting dalam dunia televisi adalah suatu cara pemilihan gambar terbaik untuk disuguhkan pada penonton televisi. Tayangan televisi yang dinikmati pemirsa adalah hasil dari pemilihan gambar dari kamera satu ke kamera lain yang kemudian disusun dalam suatu scenes dan sequences. Agar tayangan televisi enak dilihat dan mudah dipahami, penyusunan gambar harus menunjukkan suatu kesinambungan yang baik.20 20
Ibid, hlm. 253.
22
Metode dasar dari teknik switching adalah cut, dissolve, fade in, (Fi), fade out, (FO), wipe, dan super impose (dubling). Istilah cut biasa digunakan dalam perpindahan gambar mendadak, dan dissolve lebih digunakan untuk penggantian gambar dengan cara yang lebih halus. Istilah fade in dan fade out biasanya dipakai pada pembukaan dan penutupan acara. Hal ini untuk memperlihtakan pengalihan gambar gelap ke terang atau sebaliknya. Teknik switching selanjutnya adalah wipe yang merupakan suatu teknik switching dengan beberapa variasi. Sedangkan teknik switching super impose digunakan sebagai perpaduan antara dua gambar atau lebih ke dalam suatu frame.
c. Pasca Produksi Dalam program acara taping, proses pasca produksi juga menjadi tahap yang tak kalah penting. Dalam tahap ini, proses editing dilakukan untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan dalam proses produksi yang telah dilaksanakan. Proses editing juga dilakukan untuk menyempurnakan hasil pengambilan gambar. Tahapan dalam proses pasca produksi meliputi tiga hal, yaitu editing offline, editing online, dan tahap terakhir adalah mixing. 21 Sedangkan tahapan editing itu sendiri terbagi menjadi 21
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, hlm. 42.
23
dua, yakni editing dengan teknik analog (linier) dan teknik editing dengan teknik digital (non linier). 1) Editing dengan teknik analog (linier). Berawal dari editing offline, seorang penulis naskah yang membuat logging atau mencatat kembali semua hasil pengambilan gambar. Karena berdasarkan catatan inilah sutradara membuat editan kasar atau editing offline dengan menggunakan pita VHS. Setelah hasil edit dirasa pas, barulah proses berlanjut ke tahap editing script. Naskah ini sudah dilengkapi oleh narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Setelah
tahap
editing
offline
selesai,
hasil
pengambilan gambar asli dan naskah diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online. Editor akan mengedit hasil pengambilan gambar asli (shooting) dan menyambungkan setiap adegan sesuai berdasarkan catatan time code pada naskah dengan menggunakan pita Betacam SP. 2) Editing dengan teknik digital (non linier). Editing non linier atau editing digital menggunakan komputer peralatan program khusus editing, seperti Pinacle, Adobe Premiere, dan berbagai software editing lainnya. Proses editing non linier berawal dari tahap capturing atau mengubah hasil
gambar
dalam
pita
menjadi
file
kemudian
24
memasukkannya
kedalam
harddisk.
Kemudian
editor
menyusun gambar berdasarkan urutan yang diinginkan oleh sutradara dan menyambungkannya agar menjadi gambar yang berkesinambungan (render). Setelah dirasa pas, barulah dilakukan screening untuk menentukan keperluan koreksi. Setelah tahap editing offline dengan teknik digital dirasa cukup, proses selanjutnya adalah editing online. Tahap ini sebenarnya adalah tahap penyempurnaan dari hasil editing offline sekaligus proses mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara. 3) Mixing Tahap terakhir dari proses editing adalah mixing atau proses mencampur gambar dengan suara. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, narasi, dan musik harus dibuat seimbang dan terdengar jelas. Setelah hasil edit dirasa pas sesuai dengan keinginan sutradara, barulah editor memasukkan kembali hasil gambar yang sudah diedit ke dalam pita Betacam SP atau pita berkualitas broadcast standart dan siap ditayangkan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor
25
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan metode deskriptif menurut Nazir adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang.22 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian utama adalah di kantor Stasiun ADITV Yogyakarta di Jalan Raya Tajem Km. 3, Panjen, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta. Dan karena program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta adalah program acara luar studio (outdoor), penulis mengikuti jalannya proses produksi acara Galeri Halal di beberapa cafe atau tempat makan di daerah Yogyakarta. 3. Subjek Penelitian Subjek Penelitian adalah informan, atau orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi lokasi penelitian.23 Dalam penelitian ini, penulis menjadikan manager program dan produser program Galeri Halal sebagai subjek penelitian utama karena merekalah yang memegang kendali dan tanggung jawab penuh selama produksi. Subjek pendukung dalam penelitian ini adalah seluruh kerabat kerja, meliputi pengarah acara, host, juru kamera, dan
22
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 22. 23 Ibid, hlm. 195
26
seluruh elemen yang bertugas dalam produksi acara Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta. 4. Objek Penelitian Objek Penelitian adalah sasaran atau pokok yang akan diselidiki dalam sebuah kegiatan penelitian. 24 Sasaran penulis dalam penelitian ini adalah proses produksi program acara Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta. 5. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi pasif (non partisipan). Observasi pasif adalah sebuah metode observasi dimana peneliti hanya bertindak sebagai peneliti (observan) yang datang langsung ke lokasi kegiatan tanpa ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti.25 Jenis metode ini dilakukan karena program acara Galeri Halal dilaksanakan di luar studio (outdoor), sehingga memerlukan observasi langsung di lapangan. Penulis menggunakan metode ini agar dapat melihat langsung proses produksi secara obyektif meski tidak terlibat langsung dalam proses produksi.
24 25
313.
Ibid, hlm. 199. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.
27
b. Wawancara Selain observasi, penulis juga menggunakan metode wawancara (interview). Menurut Esterberg, wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui sesi tanya jawab. Sehingga dapat diketahui makna dalam sebuah topik tertentu.26 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara tak berstruktur, dimana penulis bebas melakukan wawancara dan tidak terikat pedoman wawancara yang tersusun sistematis. Penulis menjadikan produser Galeri Halal menjadi narasumber utama dalam metode wawancara ini karena ialah yang memegang peran terbesar dalam proses produksi program Galeri Halal. Selain itu, seluruh kerabat kerja dalam proses produksi Galeri Halal akan menjadi narasumber pendukung dalam penelitian ini. c. Dokumentasi Sebagai
pelengkap,
penulis
menyertakan
metode
dokumentasi dalam penelitian ini. Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan atau bukti yang tidak bersumber dari manusia. Dokumentasi bisa berupa bukti tertulis seperti angka atau aksara, 26
Ibid, hlm. 316.
28
atau bukti tergambar seperti foto, video, sketsa, dan lain-lain sebagainya.27 Penulis akan menyertakan bukti tertulis dan bukti tergambar mulai dari naskah, susunan acara (rundown) Galeri Halal, foto, video proses acara atau behind the scene, hingga buku produksi atau book production. 6. Analisis Data Analisis data adalah sebuah proses mengorganisasi dan mengurutkan data dengan tujuan menyederhanakan data ke bentuk yang mudah dibaca dan diimplementasikan.28 Analisis data kualitatif menurut Andi Prastowo 29 meliputi langkah permulaan yang berisi editing, klasifikasi dan proses memberi kode. Apabila langkah tersebut telah terpenuhi, langkah selanjutnya adalah langkah penafsiran. Sedangkan Sugiyono 30 lebih spesifik menjelaskan bahwa analisis data kualitatif meliputi tiga tahap, yakni: analisis data sebelum memasuki lapangan, analisis di lapangan, dan tahap terakhir adalah setelah selesai dari lapangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang berisi tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: 27 Soeprapto, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2011), hlm. 7.27 28 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 89. 29 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, hlm. 238. 30 Ibid, hlm. 240-241.
29
a. Reduksi Data. Reduksi data merupakan proses pemilihan data mentah dari hasil wawancara lapangan, observasi atau dokumentasi. Data mentah diklasifikasikan sedemikian rupa sehingga gambaran tentang tahapan produksi Galeri Halal dapat terstruktur dan terorganisir. b. Penyajian Data Dari data mentah yang sudah diklasifikasikan, penulis dapat memaparkan sekumpulan informasi tersusun tentang proses produksi program Galeri Halal yang mengacu kepada penarikan kesimpulan. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Pada tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi, penulis menggunakan kajian teori untuk menyimpulkan hasil penelitian tentang proses produksi acara televisi Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta.
H. Sistematika Pembahasan Agar mudah dipahami, maka skripsi ini akan dibagi secara sistematis menjadi beberapa bagian sebagai berikut: Bab I, diawali dengan pendahuluan yang berisi argumentasi seputar inti dari penelitian ini. Dalam bab ini, penulis menguraikan beberapa sub bab seperti penegasan judul, latar belakang masalah,
30
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian hingga sistematika pembahasan. Bab II berisi gambaran umum tentang Stasiun ADiTV Yogyakarta dan salah satu program acaranya yakni Galeri Halal. Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan program acara Galeri Halal mulai dari tujuan acara, penanggung jawab acara hingga tanggung jawab para kerabat kerja dalam program Galeri Halal. Bab III akan menguraikan proses produksi acara Galeri Halal mulai dari tahap perencanaan, persiapan, produksi, hingga paska produksi. Bab IV berisi penutup yang berisi saran-saran dan kesimpulan dari hasil penelitian proses produksi acara Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta.
89
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian mengenai proses produksi televisi pada program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta berlangsung selama 2 bulan. Dengan berakhirnya bab pembahasan, maka penulis dapat menyajikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pra produksi Tahap pra produksi dalam program Galeri Halal terdiri dari tahap penemuan ide, perencanaan, dan persiapan. Tahap penemuan ide disini tidak hanya berasal dari produser seperti dalam teori Fred, akan tetapi juga bersumber dari marketing yang mendahulukan permintaan client. Selanjutnya dalam tahap perencanaan, penulis menemukan fakta bahwa persiapan materi, peralatan, daftar kerabat kerja, dan lainlain sebagainya tidak didokumentasikan ke dalam sebuah buku produksi (book production). Penulis hanya menemukan treatment yang digunakan
sebagai
pedoman
pelaksanaan
produksi.
Beberapa
penemuan yang tidak sesuai dengan teori terletak pada job description, dimana beberapa kerabat kerja terbiasa melakukan tugas-tugas yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Namun proses produksinya tetap
90
dapat dilaksanakan dengan baik oleh kerabat kerja yang sudah terbiasa dengan sistem kerja di ADiTV. 2. Produksi Proses produksi Galeri Halal dimulai dari breafing yang dipimpin oleh produser. Setelah breafing, seluruh kerabat kerja fokus pada peralatan kerjanya masing-masing. Camera person di program Galeri Halal lebih eksploratif karena tidak menggunakan shootlist sebagai pedoman pengambilan gambar. Technical support pun mengaplikasikan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan produksi. Tidak ada proses switching dalam pelaksanaan produksi karena program Galeri Halal adalah produksi non multi camera. Proses switching digantikan pada tahap editing (pasca produksi). Produksi dibagi menjadi 3 segmentasi. Segment 1 berisi pembukaan, pengenalan host dan lokasi shooting. Sedangkan segment 2 lebih menonjolkan sisi edukasi yaitu proses memasak bahan makanan. Segment 3 berisi pembacaan kuis dan talkshow singkat mengenai gizi yang terkandung dalam makanan, filosofi makanan, atau topik-topik lain yang berkesinambungan dengan setiap episodenya. 3. Pasca Produksi Tahap editing di ADiTV Yogyakarta meliputi tahap editing offline, editing online dan mixing. Editor ADiTV menggunakan teknik editing digital (non linier) dikarenakan teknik non linier lebih praktis dan memiliki hasil lebih maksimal. Selain itu, hasil produksi tidak lagi
91
disimpan ke dalam pita betacam SP, melainkan disimpan langsung di dalam komputer dengan menggunakan format MP4. Hal ini berbeda dengan teori yang ada, akan tetapi format penyimpanan seperti ini lebih praktis dan modern.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada program Galeri Halal ADiTV Yogyakarta, maka saran-saran yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi ADiTV Yogyakarta Guna memenuhi Standar Operasional Produksi (SOP), perlu adanya book production yang berisi materi, daftar peralatan, rincian biaya, dan daftar pengambilan gambar (shooting list) agar segala perencanaan dapat dipahami seluruh kerabat kerja. Selain itu, guna memperbaiki hasil produksi setiap miggunya, perlu diadakan meeting evaluasi antar kerabat kerja Galeri Halal. Karena selain dapat mengeratkan hubungan personal antar kerabat kerja, intensitas meeting dapat dijadikan sarana brainstorming agar kerabat kerja produksi Galeri Halal selalu dapat mengembangkan kreatifitasnya. 2. Bagi program studi Komunikasi & Penyiaran Islam Aktifitas produksi televisi sangat berkaitan dengan bidang ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi penyiaran (broadcasting).
92
Kemampuan dan ketrampilan memproduksi acara televisi sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Untuk itulah, sebagai bekal menghadapi dunia kerja yang profesional, mahasiswa perlu lebih banyak mengenyam ilmu penyiaran (broadcasting) baik secara teoritis dan praktik dalam lingkup perkuliahan. C. Kata Penutup Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Dengan segala kemudahan dan kemurahan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan di semester delapan yakni penelitian tentang Proses Produksi Program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekeliruan dan kekurangan baik dari segi teoritik maupun teknik penulisan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk meningkatkan kemampuan dan membuat penelitian yang lebih baik di masa mendatang. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terutama untuk Bapak dan Ibu di rumah, dosen Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Produser dan kerabat kerja produksi Galeri Halal ADiTV Yogyakarta, serta sahabat-sahabat seperjuangan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012. Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2009. Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2008. http://aditv.co.id/visi-dan-misi/ diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 14.00 WIB. https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Permen-05-2012tentang-standar-DVB-T2.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 pukul 21.47 WIB. https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Peraturan-MenteriKominfo-No.-32-Tahun-2013-Penyelenggaraan-PenyiaranTelevisi-Digital.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 pukul 21.47 WIB. Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcast, Bekasi: Laskar Aksara, 2011. Saidatul Ulva, Proses Produksi Acara “Madangno Ati” di JTV Bojonegoro, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga UIN Sunan Kalijaga, 2013. Septiana Kurnia Dewi, Proses Produksi Program TafsirAlqur’an di TVRI Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Sino Wibowo, Proses Produks iAcara Jendela Hati di ADiTV Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Dakwahdan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2014. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta, 2013. Soeprapto, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
INTERVIEW GUIDE
1. Manager Program a. Apa Latar Belakang dari Program Galeri Halal? b. Kapan Galeri Halal pertama kali tayang? c. Mengapa diberi Judul Galeri Halal? d. Tujuan dari Program? e. Deskripsi umum dari Program Galeri Halal? (meliputi: Kategori, Format, dan Durasi, Penanggung jawab, Kerabat kerja, dan Peralatan Produksi) f. Siapakah Target Audience dari program Galeri Halal? g. Apa perbedaan program ini dengan program lain? 2. Produser a. Bagaimanakah cara Produser menentukan materi produksi dan lokasi produksi? b. Apasajakah yang perludipersiapkanketikapraproduksi, produksi, danpascaproduksi? 3. Program Director a. Apakah persiapan sebelum dilakukan produksi? b. Bagaimanateknik-teknikmengarahkan program televisi di luarruangan? 4. Camera Person a. Pertimbangan apa sajakah yang dilakukan dalam pengambilan gambar? 5. Lightingman a. Apa perbedaan pengaturan cahaya diluar dan di dalam studio? b. Bagaimanakah teknik pencahayaan yang baik? 6. Audio Person a. Apa perbedaan pengaturan audio diluar dan di dalam studio? 7. Editor a. Apakah software yang digunakan untuk mengedit video di ADiTV? b. Apa sajakah yang dilakukan editor dalam pasca produksi?
TREATMENT “GALERI HALAL”
NAMA PROGRAM
GALERI HALAL
DURASI
24 MENIT
TANGGAL PRODUKSI
7 APRIL 2016
TAYANG
PRODUSER
CHRISNA A. PURNAMA
ASS. PRODUKSI
MELINDA AMALIA& YENNY KUSUMA
CAMERAMAN
ANDRI SETYAWAN & FIRMAN
TEKNISI
ALIM BILLAH & SALIM YAYAK
RUNNER
PKL 3 ORG
EDITOR
IMAM RAHMAWAN
HOST
LATIFAH NUR MUSLIMAH
LOKASI
JALAN RING ROAD UTARA NO. 160, CONDONG CATUR, DEPOK, JL. RING ROAD UTARA, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,55283 PHONE:(0274) 4463535
No 1.
SEGMENT.1 ( VIDEO )
AUDIO
OPENING HOST (PROGRAM)
== ROLL BACKSOUND ==
LOC : DI RUMAH SAKIT JIH (di depan
== OPENING HOST==
Preferred Lounge)
GIMMICK HOST
SEGMENT.2 ( VIDEO)
2.
AUDIO
HOST MEMASUKI RUANG
== ROLL BACKSOUND ==
PREFERRED LOUNGE
== WAWANCARA CHEF ==
HOST MEMASTKAN PESANAN KE
1. NAMA MASAKAN DAN PENJELASANYA
MEJA ADMINISTRASI
MASAKAN ITU?
HOST MENAMBAH PESANAN
2. BAHAN – BAHAN YANG DI GUNAKAN?
3. CARA MEMASAK MAKANAN TERSEBUT? NAMA MASAKAN : JUICE TEMPE & STEAK SALMON
3.
REVIEW MASAKAN
1.APPAITAISER = CRAIPS TEMPE
HOST MENCICIPI MASAKAN
2. MAIN COURSE = STEAK SALMON WITH SWEET POTATO
GIMMICK HOST
3. MENU FAVORIT = NASI GORENG JIH
HOST KOMENTAR MASAKAN
4. MINUMASAN = ES DOGER
YANG DICICIPI
CLOSING SEGMENT 6.
SEGMENT.3 ( VIDEO)
AUDIO
OPENING SEGMENT 3
== ROLL BACKSOUND ==
DITAMAN/ DAPUR/ TEMPAT YANG
== OPENING SEGMENT 3 ==
RECOMMENDED
LIVE COOKING
== WAWANCARA CHEF ==
(JURU MASAK RS JIH = CHEF SIGIT
1. NAMA MASAKAN DAN PENJELASANYA
MARJIANTO)
MASAKAN ITU?
2. BAHAN – BAHAN YANG DI GUNAKAN?
3. CARA MEMASAK MAKANAN TERSEBUT?
MASAKAN = STEAK SALAMON WITH SWEET POTATO
MINUMAN = JUICE TEMPE
HOST BERJALAN DAN WAWANCARA MANAJER GIZI & BOGA RS JIH (KARTIKA SGz,Dietizen,MPH)
== WAWANCARAMANAJER GIZI & BOGA RS JIH == 1. BIASANYA TIPIKAL MASAKAN DI RUMAH SAKIT KAN HAMBAR,APAKAH DI RS JIH JUGA BEGITU? 2. MENGENAI JENIS MAKANAN RS JIH LEBIH MENGARAH KEARAH MANA?(WESTERN / ORIENTAL)? 3. APAKAH CARA MEMSAK JUGA MEMPENGARUHI GIZI YANGTERKANDUNG?
== WAWANCARAMANAJER HUMAS DAN PEMASARAN
HOST JUGA WAWANCARA MANAJER HUMAS DAN
RS. JIH== 1. SEALAIN ENAK DAN SEHAT PAKAH MENU
PEMASARAN RS. JIH
MAKANAN DI RS. JIH INI TERBUKTI
(SAFPUDIN
KEHALALANNYA?
SUDARMADI,S.Kom,MBA)
2. BAGAIMANA PROSEDUR SEORANG PEBESUK YANG JUGA INGIN MENCICIPI MASAKAN YANG DI SAJIKAN OLEH RS. JIH INI?
== ROLL BACKSOUND== 7.
CLOSING PROGRAM HOST CLOSING
== ROLL BACKSOUND == == ROLL CLOSING PROGRAM ==
[)AfTA R RIWA,' AT IIIO UP
A. mF: NTITAS DlRI
Nama
Klal'll Desi!a Dewi Laksana
Tanggal Kelahiran
Magelang. 2 1 De!it:mbcr 1995
Alama!
K"'jan.
knis Kelamin
Permlpuan
Nomor Telepon
085771552 112
Email
dar.ulesi!a '!! gmai I.com
Linked In
t.'p-Jlid.linlnlin.eomIpubtclara-dcsila-d·Ila9199a!283
~.
Kle&en. RTIRW Ol.v.! G",bag. Magd:aog
8 . RIWAYATPF:NIlIDlKAN
Stkolah I lns litU5; I
P~riod~
JU1Isan
Un;'·~rsi l35
2009
·
2012
SMA N I Grahag
2006
·
2009
SMP N I Grabag
""'.
2000
·
2006
SO N Cokro
.
C. fRF:STASI Presenter Tcrbaik dalam Workshop Pengcnalan Prod .. ksi SU KA TV 201 3 JU31l1 1 Lomba C ilittn Joumal ism
~ Kompas·Kampus
Final is Swaragama Brrodcas!
201S- Kompas TV
Il. PENGA LAM AN
1. l'fng_ lama n Orga nisui Crew Sunan Katijnga Tetevisi (SU KA TV) (September 201 3-Mnrct 2015) Volunteer di Komunita5 Akademi Bcrbagi (AKBER Jogja)
2.
P~ n ga laman
Kf rja
Penyiar Radio di 96.2 FM Istakalisa Yogyakarla (Maret 2014 _ Agustus 20 16) Crew Media Runwa y Jogia Fashion Ffstivul 20 16 (Maret 2016) MC or Workshop Citizen Journalist & Temu Komunitas NET Jogja (Ffbruari 2016) Social Media Omcer & Production Assistant (Magang) di PT. NetmediaUlma Indonesia (NET.) (Oktober 20lS-November 20 15) Crew Media & Informasi di The Parade 201 S (April 201 S) Shopk~pcr
(Parttimf) di Moda Store Jogja. (Ffbruari 201 S- Juni 20 16)
Crew Volunteer ($clling Arrangement Dnd FlOOf) di Aw"rding Opel'1ltiOt'l Super Lfague of Aslrll Credit Companies 20 1S (Januari 20 1S) MC di Sasidiwa (Masa OricnUlsi Pendidikan Mahasiswa Ilnru) 1ST AKPR INO YOOY AKA RTA. (201 4) Casllicr (Part!imf) di Musir() FusiOt'l KoreDll Food Yogyakarta (Februari :ro13Aguslus 2013)
Yogyakarta,ISJuni2016
UIN5UNAN I.\lIIAGA YOGtllAlTA
Kartu Tanda Mahasisw.
Klara Desita Dewi LakSana 12210012 JURUSAN KOMUNIKASI DAN 1t:I'IIVIAr
MIIS
7012 sod 20111
... ,,1 D. H "'USII AI. ·... ·"It '~ ' 1 :n 1 ~9Rfn tl
Visi Unggul dan lef1o::emuka dalam pemaduan dan pengembangan studi keislaman dan keilmuan bagi peradaban.
1. Kartu MruS dibawa pada saat ujian dan penggunaan fasilitas-fasilitas Un_Islam Negefi Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Ka1u hanya dapal digunakan selama pemegang kartu le
iii i
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBUK INDONESIA
IJ AZA H SEKOLAH MENENGAH ATAS • PROGRHI ; ~ AHA S A TAtiUN PElAlf'RN'j2,011t:2012
Yang bertanda tang an di bawah ini, Kepala Sekolah Menengah Alas ........................ ..
..~.~3~.rt ,.~....~r~k.~JJ ........................................................ menerangkan batlwa: "m, , K~AHA.P~$IIAP~WL~ 4K$4N4 .. tempat dan tanggall ahlr : ~~..9~Jq..~B .) .. ~. ' .. ~~.~~.~.p..~ .t .. ! ~.?.~......... , nama orang lua
:
~.I:+.7. .. (..~~q.,~.w.~.).~~.~q.~ .I? .................. ..
nornor induk
Gf 26 ...................................................................................
nomor pesena
~. :..'.~,~. ~ .~. ~..!~.:.9.e,~,:. P.I..!?7..?. ............................. .
LULUS dari saluan pendidikan berdasarkan hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah serla Ielah memenuhi seturuh krilena sesuai dengan peraturan penmdang·urldangan.
2012
DAFT R ILAI UJIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Program : Bahasa
Kuriku!um
Tingkal Saluan Pendidika n (KTSP )
Tempal dan Tanggal La nir :
~.'.~BAP.' S. !.TA Q'W! . ' AK$ANA.... . K.o;a.".~ ~.~.~.g ..#...~.I..~.~.~~.~ .E;r. .. !.~.~ ... .
Nomor Indull
6126 ........................................................................
Nomor Peserta
3 · 12·03· ....................... 12· 004· 0 10....................... ·7 .................. .........
Nama
Ma ta PalaJaran
\.
Pendidikan Agama
2.
Pendldikan Kewarganegaraan
Nllal Ujlan S.kolal'!
Nllal S.kol,II'
... ~.~}.L .
.... ~ .•}.~. ....f>.~f?$....
...~,..l4..
....~. ,.~.~ ... ... ~. ~ ..~ p. ... . ...I?.,.4 ~ . .
....~.,.!L ..
3. Sallasa Indone$iII
... J .!.!.'?.... ....7. ~.n ... ....~!.9.g.... ..§ ,}J... ....§.,19.
4. Sallasa Inggns
...
5. Malemalik,
.. §,.?p. ...
6. Sastra Indonui'
.. ...... ··....... · . . . ...... ·.....
Nilal Aala ..alil
;::~::1~.r.m.~.~. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . g. StIlarah
10. Senl Sudaya 11 . Pen
12. T.knoIogi 'nformas; dan Komun,kasl
!.·.n .
. . . ..
....~SP .... ... } ,.I..L. ].~Q . ... }.}9.... ... .7,.87 .... ~.<.?9 ... ..J~,g1. ... ... }!. ~P ...
.... 7..9.• .. .. ..l.~74.... .. .7,91. ... .... ~.'.~.C?... ....? .0'.... .... t?:,.n .. ... ..7..~.... ...M? ...
B 07 .................
.....8.• 3... ...~A .t1....
.. M7...
7. 90 .................
8. 13 . ................
Nltal Sekolah
Nili l UJlan Naslonal
Nllal Akll l,')
U. Keterampilan
.4..f..IY.....
~, ~ a,. ~
Aata ... la
Mila Pelal ar,n
.. 8,1 9 .. ..5P:.9. .. . 2. Sall8sa Inggris 3. Malematika 4 . Sastra Indonesia
.. 8.•.3.1.. .. ... ?AQ. .. .
8.8 . ................ ... ..7., .~..... .
8. 38 ....?~9g . . .....7.,.~.... . .... 8,.~.... . ...B.•.>.4 ... 8.],
. },19... ...!?~fl:Q ... .....~~.1 ... . 8. 3 Sahasa ................................................................ j e l"ma.fl . ...~.•oL . ...8,411 ..
5. Anlropologl
6.
2012
374Nf l 5
NAMA
KLARA DES ITA D.L
NIM
12210012 Oak-wah dan Komullikasi KPI (Komullikpsi dan Penyillffill Islam) 31 Agustus20 19 KLEGEN KEC Q RAOAG KAB MAGELANG
Flk ull llS JuruunIPrognm Sfudi BailS Akh lr Shuli Allmal
N"
I
Hari , Tanggl l ~mi llar
~U""'I ,'6Mt; ;l.M S""o, \I Mei JoI5"
)
Seb~Q, 1(.,j,.l"\i .lOl!:"
• Rdbo, 'r Juoi .201>
6
Stnin,:l.~ Mei
,
SII IUS
~qS "t~ f\'rl'l
Pesena
~
I'eseno
( ~;.y l.-
" '-'100'9
2
, K(lMis , 1& nbr"uc!ri
Nl ma & NIM I't n)'aji
t1 1~dQ" So.lTiajl4l"r1
I <11 210~/ ' -Sr,
< "'" 001'8 >
AI, Ikq 5a ~; <'''-.1 lOO I Sj ~b~
,u,lb
MQrti.,j~i~
<
PI D.L
Pcsena
Penyaji
1!l;lIOO Ia. .,
'FI.II\QI, .ju""',jno.t..
.101"
p"""
<''' 00,8 )
Pcmbahas
Td. Tangan Ktlua_Sidl ng
~
~ (" ::;;?t:.
..:;
.:../
Yogyakana.4 Mej 201 S Kt lu l Jurusa n,
Khoiro Ummalin , S.Ag., M.Si. NIP 197 10J28 1997032001 Kt len npn, Kanu ini \>rrIalu "lama dill (2) SC1IIeSIer dan menjadj s.W1 AnI Syanl pendallAran munaqasyah
•
m
l:liO
Universitas Islam Negeri Sun an Kalijaga
NAMA
KLARA DESITA D.L
NIM
1221 0012
Fakultas
Dakwah dan Komunikasi
Jurusan/Program Smdi
KPi (Komunikasi dan Penyiaran Islam)
Pembimbing J
Drs. Mokh. Sahlan. M.Si.
FM .UI NS K-BM-05-0lJRO
Pembimbing II Judul
PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA "GALERI HALA L" DJ AD1TV YOGYAKARTA
Ko n ~ u l l a5i
No. Tanggal
Mated Dimbinga n
Ke;
I.
\Ij ~"",ri '(ft
,.
:t.l J:!fIUQ,;'
3. 10 ttbMri 'If.
I
Pt'1j~ ...an
A Cfo
?"'f<'aL
l
~is; p(OrO~QI Sk
3
Ae{,
S'tmil'lQ; frr;y
'(»
~.
Il. Mti . J(, .
5·
~elllSi ~(~Qb U-~)
•• .;q Mti ',f.,
Co
'f\tv~i
,. t
;1j ~rit
~ Jlr\i '1G.
%. ~o JI.I'li 'II.
•
r. ~v;li s· Ace
*
S!ctipS;
~evi~i I (
~.
Ta nda Tangan
-
1>0\ II_\V) -
J...5:.
)4
"6c -1_
fil(l>db!! -~) ~ (f?x.b li ~ lY
)
'6
-
Yogyakana. ::---:-:-:.,-_ __ Pembimbing.
o .
1okh. Sa hla ,M.5i.
N IP 19680501 199303 I 006