PROSES PENYELUNDUPAN SENJATA KELOMPOK TERORIS BOKO HARAM DI NIGERIA TAHUN 2009-2014 Rika Apriyanti [1] Randhi Satria S.I.P, MA [2] Abstract Illegal possession of firearms Boko Haram terrorist group through smuggling becomes the main topic examined in this research. Illegal possession of firearms Boko Haram terrorist group through smuggling is being analyzed from the seller, rute and how to smuggling illegal arms. This research uses a qualitative approach with literature study and interview as the technique of the data collection. Data analysis draws on qualitative analysis consisted of multiple steps such as data collection, data reduction, data displays, and conclusion drawing. Data validation uses the triangulation of source and technique. The conceptual framework of this research departs from the analysis of globalitation’s formulation and implementation, security theory, and the concepts of transnational crime. The result of this research shows that arms smuggling is a transnational crime that has an impact was bad enough for the security of Nigeria. Boko Haram becomes terrorist group that active in terror and attacks. The actor who plays a role in the buying or selling of illegal firearms in Nigeria are the countries in conflict and other terrorist groups as suppliers, criminals border and officials border that not loyal as an auxiliary in passing the border and Boko Haram as a consumer. Ease world as impact of globalization facilitate the buying and selling on the black market of it. Nigeria as a sovereign state respond to this incident with increase security in the country through various efforts, one of which is make security cooperation with countries of Chad, Niger and Benin Republic. Finally, smuggling of weapons and Boko Haram action is able to be muted post2014. Keywords: Transnational Crime, Arms Smuggling, Boko Haram, Security, Terrorism
1
[ ] D0413043 Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional FISIP UNS Sebagai penulis pertama 2 [ ] Dosen Prodi Hubungan InternasionalFISIP UNS Sebagai penulis kedua
A. Pendahuluan Gerakan ekstrimisme bukanlah kejahatan yang baru di dunia modern seperti saat ini. Perbedaan ideologi dan kepentingan setiap kelompok menjadi alasan suatu kelompok melakukan tindak kejahatan di wilayahnya. Salah satu gerakan ekstrimis yang ada dikawasan Afrika adalah Boko Haram. Kelompok ini dibentuk dengan tujuan mendirikan negara Islam yang murni dan menghapus ajaran barat yang dianggap tidak baik untuk Nigeria. Boko Haram merupakan kelompok ekstimis politik yang berupaya untuk mengambil alih kekuasaan dari pemerintah Nigeria yang berdaulat yang kemudian mengkonversikannya kedalam ajaran Islam. Boko Haram sendiri didirikan oleh ulama terkenal Syekh Muhammad Yusuf pada 2002 di daerah Maiduguri, Nigeria bagian Utara.1 Boko Haram dalam bahasa setempat (Hausa) berarti ’Pendidikan Barat Haram’. Memang inti perjuangan kelompok Boko Haram adalah penolakannya terhadap budaya sekuler barat, dan menginginkan Syariat Islam diterapkan secara murni di Nigeria. Oleh karena itu, pendiri Boko Haram Syekh Mohammef Yusuf mendirikan banyak masjid & sekolah agama di Nigeria bagian utara. Dengan memanfaatkan jaringan masjid & sekolah agamanya yang mirip dengan pesantren, Yusuf
menularkan
pola
pikirnya
ke
murid-muridnya
mengenai penolakannya terhadap sistem aturan yang dianggap berasal dari ajaran barat. Jadi pada awal pembentukannya, jamaah Boko Haram
hanyalah
kelompok
agama
yang
berkumpul
untuk
memperdalam ilmu agama dan jauh dari sifat kekerasan seperti tindakan-tindakan yang di jabarkan saat ini. Tindakan Boko Haram berubah semenjak pendirinya yaitu Muhammad Yusuf meninggal pada tahun 2009 dan digantikan oleh Abubakar
Shekau.
Dibawah
kepemimpinan
Abubakar
Shekau,
kelompok ini semakin brutal.2 Mereka semakin membenci hal-hal yang
berbau barat. Selain itu, mereka juga menyerang sekolah dan bangunan yang dianggap ada ajaran barat didalamnya. Kelompok atau orang-orang yang beragama Islam yang tidak mendukung ajaran mereka juga menjadi sasaran. Sehingga tujuan mereka membuat negara Islam murni menjadi pemurnian dalam versi mereka. Hal ini dikarenakan cara yang mereka lakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut sudah melenceng jauh dari ajaran Islam. Pada tahun 2015, Indeks Terorisme Global 2015 yang diterbitkan oleh Institute for Economic and Peace, menjelaskan bahwa 'kebengisan' ISIS telah digeser oleh Boko Haram. Hal ini berdasarkan data bahwa Boko Haram bertanggung jawab atas 6.644 kematian sedangkan ISIS bertanggung jawab atas 6.073 kematian.3 Pada bulan Maret tahun ini, kelompok teror yang beroperasi di kawasan afrika ini menyatakan sumpah-setianya kepada ISIS pada maret 2015 dan berganti nama menjadi Negara Islam di Provinsi Afrika Barat (ISWAP).4 Sebagai kelompok yang tidak diakui oleh pemerintah karena melalukan tindakan ekstrimisme, Boko Haram harus membiayai sendiri setiap tindakannya, termasuk juga dalam hal pemenuhan senjata. Pemenuhan senjata mereka sebagian berasal dari hasil rampasan dari militer nigeria yang kalah perang melawan mereka. Selain itu, persenjataan mereka juga berasal dari penyelundupan. ICG menyatakan kelompok ini bekerjasama dengan penyelundup dari daerah tidak bertuan di kawasan Sahel.5 Penyelundupan senjata merupakan salah satu jenis kejahatan lintas negara yang sering dilakukan untuk mendukung pergerakan kelompok teroris. Kegiatan ini bermula pada abad 16, pedagang dari Eropa mulai menyelundupkan senapan ke Afrika, Amerika, dan meluas pasarnya hingga Asia. Di Afrika sendiri, Negara Eropa bagian barat mendominasi dalam perdagangan senapan karena mereka unggul dalam teknologi senjata api dan bubuk mesiu dibanding dengan negara
lain pada saat itu. Secara particular, alasan lain dari dominasi Negara Eropa adalah kemampuan mereka dalam melihat situasi Afrika yang saat itu sedang maraknya perbudakan. Pada abad 17, Belanda menjadi pemimpin dalam eksportir senjata dengan Amsterdam sebagai jantung dari perdagangannya.6 Pada awal abad 20 penyelundupan senjata kembali marak pada Perang Dunia I. Pada tahun 1914, negara-negara didunia mulai memanfaatkan Perang Dunia I sebagai kejadian yang membuat kebutuhan akan senjata mulai berlanjut. Tentunya negara-negara didunia tidak dapat memasok persenjataan mereka sendiri. Mereka memenuhi kebutuhannya dengan menyelundupkan senjata dari negara lain. Seperti negara Jerman, Amerika Serikat, dan negara-negara produsen lainnya. Kebutuhan ini terus berlangsung sebagai bentuk pertahanan diri negara-negara di dunia untuk menghadapi seranganserangan yang mungkin akan dihadapi. Kebutuhan akan senjata ini sampai ke Perang Dunia ke 2. Setelah Perang Dunia 2 berakhir, kebutuhan negara-negara akan senjata mulai berubah. Setelah memasuki fase Perang dingin, negaranegara yang dijajah mulai berlomba-lomba untuk merdeka. Seperti yang terjadi pada Vietnam pada 1957-1975. Perang Vietnam ini merupakan perang saudara yang didasari oleh ideologi yang berbeda. Vietnam Utara didukung oleh pihak Komunis, sementara Vietnam Selatan yang didukung oleh pihak Liberalis. Keduanya disokong persenjataan
dari
negara-negara
yang
mendukungnya.
Untuk
memenangkan perang ini masing-masing harus menyelundupkan senjatanya sebagai alat mencapai tujuan negara. Dewasa ini, penyelundupan senjata hanya akan terjadi pada operasi global. Pada tahun 2002, penyelundup mendapatkan 5000 AK47 dari stok tentara Yugoslavia dan memindahkannya dari Serbia ke
Liberia dibawah penyamaran dari transaksi legal dengan Nigeria.7 Ini menandakan akan terus adanya penyelundupan senjata dimasa mendatang mengikuti perkembangan jaman. Melihat pergerakan Boko Haram yang semakin brutal hingga menajadi ancaman bagi negara-negara tetangga Nigeria. Dan sejarah penyelundupan senjata yang pada kenyataannya pasar terbesarnya adalah Afrika. Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba melihat kejahatan lintas negara yang ada di Nigeria yaitu penyelundupan senjata bagi kelompok teroris Boko Haram.
B. ISI a. Penyelundupan Senjata Ilegal Api di Nigeria Federal Republic of Nigeria adalah salah satu negara yang dirasa cukup maju dan pasar terluas di kawasan Sub Sahara Afrika. Negara yang semula beribukota di Lagos dan pada Desember 1991 dipindah ke Abuja ini mempunyai batas wilayah dengan negara Afrika lainnya seperti berbebatasan dengan Niger disebelah utara, selanjutnya berbatasan dengan Kamerun dan Chad di sebelah timur, Teluk Guinea di sebelah selatan dan berbatasan dengan Benin di sebelah barat. Wilayah
Nigeria
yang
cukup
luas
dan dan
multietnis
menyebabkan pembangunan yang tidak merata. Hal ini berdampak pada kesenjangan ekonomi. Meskipun Nigeria menjadi salah satu negara penghasil minyak terbesar dengan mencapai 2,256 juta barel per hari dan menyumbangkan 80% bagi pendapatan negara namun, masih banyak masyrakat Nigeria yang hidup dibawah garis kemiskinan.8 Beberapa tahun terakhir, kegiatan sosial dan ekonomi berada di titik terendah akibat situasi keamanan. Wilayah utara belum bernasib baik karena kegiatan usaha dikota ini terus menurun akibat dari meningkatnya kekerasan di
dalam negeri. Pada 9 Februari 2013
akhirnya pemerintah pusat menginfokan keadaan darurat sebagai dampak buruk dari pemberontakan Boko Haram. Konsep
transnational
crime
yang
dikemukakan
Muller
menjaskan ada 5 kegiatan yang termasuk dalam kejahatan lintas negara. Poin pertama menjelaskan bahwa kejahatan terorganisir merupakan bentuk kejahatan lintas negara. Penyelundupan senjata merupakan kejahatan yang terorganisir. Hal ini dikarenakan adanya pemasok, konsumen, cara menyelundupkan dan jalur yang disepakatai. Transnational crime berupa tindakan Penyelundupan senjata di Nigeria untuk memenuhi kebutuhan senjata Boko Haram dapat dilihat dari analisis dibawah ini : 1. Pelaku Penyelundupan Senjata Api Ilegal di Nigeria Transaksi jual beli senjata api ilegal bisa terjadi ketika adanya penawaran dan permintaan di pasar. Pada kegiatan tersebut semua pihak mempunyai kepentingan. Seperti juga yang terjadi dalam kasus jual beli senjata api ilegal antara kelompok teroris Boko Haram dan juga pemasok senjata api ilegal. Secara aturan hukum, kepemilikan senjata api oleh masyrakat sipil diatur oleh negara. Setiap negara di dunia ini memiliki peraturan yang berbeda-beda dalam hal perijinan senjata api. Di Nigeria, peraturan dasar tentang senjata api diatur didalam Firearms Act Chapter 146 Laws of the Federal Republic of Nigeria 1990 dan Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1984 tentang perampokan dan ketentuan khusus mengenai senjata api. Hal ini disampaiakan oleh Diplomat Nigeria Mr. Nasir yang sedang bertugas di Embassy Nigeria di Jakarta. Pasca perang dingin, negara-negara yang mengalami konflik terutama negara barat menjadikan negara dunia ke tiga sebagai pasar senjata api yang sudah tidak mereka gunakan untuk berperang. Keller dan Nolan (1998) berpendapat bahwa perkembangan senjata tidak hanya sebatas senjata yang dijual selama perang dingin oleh Amerika
Serikat dan juga Uni Soviet tetapi juga teknologi untuk menjualnya. Hal ini berdampak pada perubahan negara ketiga yang tidak hanya membeli tetapi juga memproduksi. Perkembangan produksi senjata dan teknologi militer yang cepat sering disebut sebagai proliferasi senjata.9 Pelaku dari penyelundupan senjata tidak hanya berpusat pada satu pihak, banyak pihak yang berperan dalam prosesnya. Senjata Api Ilegal yang ada di Nigeria ada sebagai akibat dari kolaborasi yang dilakukan antara orang dalam yaitu masyarakat Nigeria dan juga orang asing atau masyarakat luar. Disini lihat bahwa aktor dalam yang berperan cukup banyak, seperti penjaga perdamaian yang tidak bermoral yang membantu meloloskan senjata ilegal di perbatasan hingga mampu masuk ke Nigeria. Selain itu juga ada geng-geng kriminal, politisi pemberontak pemerintah, dan juga pelaku bisnis di pasar gelap yang berorientasi pada ekonomi. Boko Haram salah satu konsumen senjata ilegal di Nigeria telah bekerjasama dengan petugas bea cukai yang tidak memiliki loyalitas terhadap negara di wilayah timur laut
Nigeria. Mereka
membantu
Boko Haram dalam proses
penyelundupan senjata karena mereka atau keluarga mereka terancam keamanannya. Selain itu, mereka juga di suap atau bahkan mendukung ideologi Boko Haram10. Boko Haram sebagai kelompok yang sudah di kontruksi sebagai kelompok teroris dan pemberontak pemerintahan yang berdaulat menjadi sasaran empuk penjual senjata api ilegal, sedangkan negara besar yang pernah ikut perang dunia, produsen senjata yang kehilangan pasar pasca perang dingin, mereka menjadi pemasok senjata yang cukup mendominasi. Dari penjelasan tersebut, penulis mencoba membuat diagram proses untuk menyederhanakan aktor yang terlibat dalam transaksi jual beli senjata api ilegal dalam kasus ini sebagai berikut :
Pemasok senjata 1. Negara Konflik 2. kelompok teroris global
Fasilitator 1. Pejabat Nigeria yang tidak loyal terhadap negara
Konsumen Boko Haram
2. penjahat perbatasan yang disuap
Gambar 1.1: Aktor dalam perdangan senjata api ilegal di Nigeria Senjata api ilegal yang berada di tangan kelompok teroris Boko Haram juga berasal dari negara-negara yang telah selesai konflik seperti Libya pascara kadafi 2011, selain itu senjata yang ada juga berasal dari Sudan, Liberia, Seleron dan juga Mali hal ini disampaiakan oleh Mr Nasir ketika penulis melaksanakan wawancara di kedutaan Nigeria di Jakarta. Sumber senjata dari negara yang sedang menghadapi krisis keamanan mendorong bertambahnya senjata api ilegal di Nigeria. Sebuah artikel juga menjelaskan bahwa senjata ilegal semakin bertambah dengan terjadinya pelucutan senjata di Republik Afrika Tengah11. Selain dari negara-negara tersebut, senjata yang dimiliki Boko Haram dari luar juga berasal dari kelompok-kelompok teroris seperti Al- Qaeda in the Islamic of Magrieb dan Al- Shabab. Data diatas diperkuat lagi dari laporan openbriefing.org yang juga menjelaskan bahwa Boko Haram mendapat suntikan senjata ilegal dari militan sekutu dan pedagang senjata yang beroperasi di Sahara Barat. Senjata tersedia dipasar gelap semakin bertambah pasca konflik di beberapa negara seperti Niger, Mali, Mauritania, dan Bukino Faso. UNODC melaporkan bahwa adanya penyitaan senjata yang datang dari jalur darat Niger dan Chad ke Nigeria. Selain itu, ada juga penangkapan pengiriman senjata dari timur melalui Senegal –Liberia. Sedangkan dari selatan ada pasokan dari Libya dan Aljazair12. 2. Jalur Penyelundupan Senjata Api Ilegal di Nigeria Setiap negara memiliki regulasi mengenai kepemilikan senjata api yang resmi atau legal. Di Indonesia sendiri kepemilikan senjata api diatur dalam UU Darurat No. 12 tahun 1951 yang mengatur mengenai
persenjata api mulai dari siapa yang berhak memiliki senjata api baik perorangan, badan, maupun instansi. Nigeria sebagai negara yang sangat fokus terhadap keamanan juga memiliki regulasi mengenai kepemilikan senjata api seperti yang telah penulis paparkan di poin aktor penyelundupan senjata ilegal di Nigeria. AKP Agung Wahyudi, S.H salah satu anggota Interpol yang pernah di tugaskan di Afrika menjelaskan banyak jalur yang bisa digunakan untuk menyelundupkan senjata api di Afrika. Daerah yang paling sering digunakan adalah di jalur perbatasan dan di gurun. Gurun menjadi jalur yang sangat di sukai oleh para pemasok senjata api ilegal hal ini dikarenakan gurun-gurun di Afrika sangatlah luas dan tidak mungkin bagi suatu negara untuk melakukan pengawasan di gurun. Kurangnya perhatian terhadap daerah perbatasan dan gurun menyebabkan seringnya negara di Afrika mengalami kecolongan. AKP Agung
Wahyudi
yang
sekarang
menjabat
sebagai
Pembantu
Administrasi Kejahatan Khusus bagian Kejahatan Internasional (Bamin Subbag Jateksus Bagjatinter) menjelaskan pengalamannya yang pernah ada helicopter milik pasukan Amerika Serikat yang dengan bebas masuk ke pedalaman Afrika atau kewilayah perbatasan. Hal ini disebabkan negara-negara di Afrika kurang memperhatikan daerah yang jauh dari ibu kota. Mayowa Joseph Oluro dari Universitas Ibadan Nigeria dalam tulisannya juga menjelaskan tentang kurangnya mekanisme kontrol yang ketat di perbatasan dari pemerintah Nigeria. Keadaan ini sangat memudahkan senjat-senjata ilegal tersebut masuk ke Nigeria13. Nigeria merupakan pasar empuk bagi para pelaku penjual senjata api ilegal. Hal ini dikarenakan masih adanya gejolak di internal Nigeria. Kepercayaan yang rendah dari masyarakat Nigeria terhadap pemerintah, sebagai akibat dari kesenjangan sosial antar wilayah selatan dan utara. Kota-kota di perbatasan khususnya di wilayah timur
dan utara berfungsi sebagai daerah penghubung perdagangan ilegal. Kejahatan juga banyak terjadi disana salah satunya yaitu kasusus penculikan warga perancis di perbatasan Kamerun dan Nigeria14. Ini adalah gambar jalur penyelundupan senjata api di Afrika pada tahun 2014 :
Gambar 1.2: Jalur Penyelundupan Senjata api di Afrika Tahun 2014 Sumber : huffingtonpost.com15 Di daerah perbatasan antara sub sahara dan sahara utara terdapat satu jalur perdagangan yang disebut sebagai jalur Sahel. Jalur ini merupakan jalur perdagangan biasa, namun karena kondisi nya yang seram karena belum mendapat sentuhan pembangunan, seram dan banyak terdapat rintangan maka jalur ini sering digunakan untuk menyelundupkan senjata api. Boko Haram yang mendapat dukungan dari Al-Qaeda mendapatkan pelatihan militer di kawasan Sahel. Di dapatkan informasi adanya pengiriman senjata gelap dari Libya dan Afrika Tengah. Kamerun sebagai negara tetangga menjadi jalur penyelundupan senjata bagi kelompok boko haram. Salah satu wilayah di Kamerun yaitu Far NortH Region terganggu keamananya karena meningkatnya kasus perdagangan senjata api gelap disana sebagai akibat dari permintaan yang meningkat dari Boko Haram di Nigeria16. Pada awal
tahun 2014, Pasukan keamanan Kamerun berhasil menangkap seorang laki-laki yang sedang mencoba menyelundupkan 655 senjata api ilegal ke Nigeria. Sebelumnya, otoritas keamanan setempat pada september 2013, mengamankan senjata api jenis AK-47 sebanyak 5.400 buah dari truck pick-up di Maroua ibu kota Far North Region. Wilayah ini menjadi zona perdagangan senjata api ilegal karena lebih dekat dengan Nigeria. Kawasan ini merupakan wilayah perbatasan yang cukup luas sehingga sulit untuk mendeteksi pedagang gelap yang melewati. Selain itu, banyak perampok atau penjahat di wilayah tersebut yang telah dipersenjatai untuk melindungi dan mencarikan jalan bagi para pedagang tersebut. Far North menjadi penghubung antara Nigeria dengan negara yang sedang krisis lainnya seperti Republik Afrika Tengah, Sudan Libya dan Republik Demokrasi Kongo. Dilaporkan bahwa lebih dari jutaan senjata telah dijarah dari gudang senjata pemerintah Republik Afrika Tengah. Perbatasan Nigeria dengan negara tetangga masih belum menjadi perhatian yang utama bagi pemerintah pusat di Abuja. . Kantor Pelayanan Bea Cukai Nigeria/ Nigeria Customs Service (NCS) mendapat banyak kesempatan untuk menggagalkan percobaan penyelundupan senjata ke Nigeria. Senjata dan Amunisi di gagalkan ketika NCS melakukan pemeriksaan. Penyelendupan ini terjadi melalui jalur perbatasan. Kontrol di perbatasan dengan Niger, Chad dan Kamerun dirasa
tidak
cukup
efektif
sehingga
menyebakan
aktivitas
penyelundupan menjadi relatif lebih mudah.17 Selain itu jalur laut di bagian utara
juga memiliki peran dalam penyelundupan senjata.
Daerah inilah yang dekat dengan Maiduguri yang juga menjadi markas Boko Haram. Perairan menjadi pembatas antara Nigeria dengan Chard dirasa masih belum aman dari para penyelundup.
Pada tahun 2013, Layanan Imigrasi Nigeria menemukan ratusan rute ilegal di Nigeria yang menghubungkan Nigeria dengan negaranegara tetangganya seperti Kamerun, Chad, dan Nigeri yang kemudian menghubungkan Nigeria ke Mali, Libya dan Sudan. Informasi yang di dapatkan oleh kantor layanan imigrasi Nigeria dari penduduk setempat menyatakan bahwa ada lebih dari 250 jalan setapak dari Damaturu/ Maiduguri yang langsung menghubungkan ke Kamerun, Chad dan Niger18. Jalur-jalur inilah yang sering digunakan untuk perdangan senjata ilegal. 3. Cara Penyelundupan Senjata Api Ilegal di Nigeria Proses perdangaan senjata api ilegal yang terjadi di negara manapun pasti akan dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Hal ini dilakukan untuk menghindari penangkapan dari otoritas keamanan yang sedang di jaga. Mereka para aktor menyadari bahwa apa yang mereka lakukan salah. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai cara untuk menyendupkan senjata yang mereka jual agar sampai ke tangan konsumen. Komite nasional Nigeria yang mengurusi senjata yaitu Presidential Commitee on Small Arms and Light Weapons dan satuan keamanan Nigeria berhasil menggagalkan penyelundupan senjata.
Dari
beberapa
penangkapan
penyelundupan,
otoritas
keamanan Nigeria menemukan beberapa cara yang di gunakan para pelaku penyelundupan. Mr Nasir dalam wawancara dengan penulis sempat menunjukkan video militer Nigeria menemukan senjata yang dikubur ditanah daerah kekuasaan Boko Haram. Senjata api kecil dan laras panjang menjadi barang bukti dalam penemuan ini. Selain dengan cara dikubur dititik kesepakatan antara penjual dan Boko Haram, para pelaku juga menggunakan cara lain dalam proses distribusi. Mereka menggunakan unta, keledai atau sapi. SALW yang mudah dilipat menguntungkan bagi para pelaku penyelundupan untuk menyimpannya didalam jerami-jerami. Disisi lain, ada truk atau
mobil besar yang berjalan bersamaan untuk mengelabuhi petugas keamanan. Selanjutnya senjata-senjata ini akan di terima oleh Boko Haram. Pak iqbal dosen Hubungan Internasional Universitas jember juga menjelaskan bahwa Boko Haram mempunyai truk pickup yang digunakan
untuk
mengangkat
senjata
melewati
perbatasan.
Pernyataan ini diperkuat dengan data dari openbriefing.org yang memaparkan bahwa Boko Haram memiliki sejumlah truk pickup besar yang telah di modifikasi untuk membawa senjata. Perubahan dan modifkasi truk ini juga menjadi salah satu trik untuk mengelabuhi penjaga perbatasan19. b. Faktor-faktor Pendukung Penyelundupan Senja Api Ilegal di Nigeria AKP Agung Wahyudi, S.H dalam wawancaranya menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan penyelundupan senjata api banyak berkembang di Nigeria yaitu: 1). Keadaan politik,ekonomi, dan keamanan yang tidak stabil. Poin ini menunjukkan bahwa pemerintah belum siap menjadi negara yang berdaulat ditengah perubahan dunia yang begitu cepat. Perubahan ini menuntut pemerintah siap dalam sebaga hal seperti menjaga kestabilan politik dan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi berdampak pada keamanan yang tidak stabil. 2). Adanya Fraksi pembelot pemerintah Kekuasaan yang menjadi tujuan dalam politik membuat kelompok oposisi melakukan apapun untuk mendapatkannya termasuk membuat konflik bersenjata. Fraksi pembelot membantu suntikan dana bagi Boko Haram sehingga permintaan terhadap senjata api ilegal terus ada sehingga penyelundupan menjadi semakin besar. 3). Adanya penawaran atau permintaan akan senjata api yang tinggi
Penambahan kuantitas senjata api ilegal di Nigeria dari jalur penyelundupan disebabkan adanya penawaran dan pemintaan akan senjata api yang tinggi. Permintaan muncul dari Boko Haram dan penawaran muncul dari pemilik senjata dari negara –negara bekas konflik yang sudah memakai senjata tersebut. Transaksi ini didukung dengan kemudahan yang muncul dari globaisasi seperti jarak batas yang semakin terlihat dekat. Sehingga senjata dari negara lain semakin cepat dan mudah masuk ke Nigeria. 4). Nigeria kaya akan hasil tambang, biasanya para pemasok senjata api ilegal menukarnya dengan itu. Kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi mendorong orang untuk mendapatkan uang dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan perdagang ilegal. Boko Haram mempunyai tambang dan membutuhkan senjata sedangkan pemilik senjata tidak membutuhkan senjata tetapi mereka membutuhkan uang yang bisa didapat dari penjualan tambang dari Boko Haram. Keadaan ini semakin mendorong ternjadinya penyelundupan. 5). Pemerintah Nigeria kurang memperhatikan kawasan perbatasan Wilayah perbatasan di Nigeria yang berupa gurun-gurun yan luas membuat pemerintah Nigeria malas untuk melakukan patroli sehingga wilayah perbatasan tidak begitu diperhatikan. Letak ibu kota Nigeria yang berada di tengah menyebabkan pemerintah tidak begitu memperhatian daerah perbatasan. Hal ini memberikan peluang bagi pelaku penyelundupan untuk dengan mudah melakukan tindakan terorganisir ini. Selain itu jumlah tank dimiliki nigeria cukup sedikit hanya 148 buah (lihat data di bab II) untuk mengcover luas wilayah 923.768 km2 sedangkan 910,768 km2 adalah wilayah daratan. Sebagian besar wilayah perbatasan Nigeria juga daratan yaitu Benin 809 km, Cameroon 1,975 km, Chad 85 km, Niger 1,608 km.20 Keadaan ini memberikan peluang bagi
penyelundup untuk memasukkan senjata ke Nigeria karena lengangnya wilayah perbatasan. c. Kolaborasi Boko Haram dan Senjata Api Ilegal Perdagangan senjata api ilegal di rasa semakin mudah pasca perang dingin. Seorang penulis Keller dan Nolan (1998) menjelaskan bahwa “ hampir semua orang menjual untuk siapa saja yang mampu membeli”21. Hal ini merupakan tanggapan dari adanya perdagangan bebas. Hubungan antara proliferasi senjata dan pemberontakan boko haram dapat dengan mudah digambarkan. Fakta bahwa senjata api kecil dan senjata ringan (SALW) sangat mudah didapatkan dan tersedia bagi siapapun yang punya uang untuk membayar mengartikan bahwa Boko Haram pun akan mudah mendapatkan senjata dari para penjual walaupun para penjual tersebut mengetahui bahwa senjata ini akan digunakan untuk tindak kejahatan. Dunia internasional lebih fokus pada senjata-senjata pemusnah masal seperti nuklir dari pada senjata api kecil dan senjata ringan (SALW). Tetapi dalam kenyataanya, senjata ini lah yang dengan mudah digunakan oleh kelompok teroris seperti Boko Haram untuk menjalankan aksinya. Boko Haram dan proliferasi SALW menjadi sebuah kejahatan transnational terorganisir yang semakin berbahaya di Nigeria. Hal ini menimbulkan banyak kerugian salah satunya yaitu korban dari kejahatan Boko Haram yang mencapai ribuan dalam kurun waktu 2009-2014 terutama di daerah sub sahara Afrika. Keadaan ini didukung dengan ketersediaan senjata api ilegal yang berupa SALW. UNICEF dalam laporan hasil penelitiannya menjelaskan bahwa perdagangan SALW yang tidak terkontrol menyebabkan permasalahan yang serius bagi hidup dan mati banyak orang di dunia.22 Proliferasi senjata api ilegal yang ada di Nigeria menunjukkan bahwa pengaruh globalisasi terhadap perkembangan senjata api ilegal cukup besar. Beberapa aksi penyelundupan yang terjadi di Nigeria yang
pernah tertangkap oleh otoritas setempat dan merupakan senjata pesan Boko Haram adalah sebagai berikut : Date 4 August 2013
Location Bama, Bama LGA of Borno State
Description of Incident Men of the Multi-National Joint Task Force (MNJTF) seized four Toyota Hilux vans, 10 AK-47 rifles and magazines, two G3 rifles and 10×4 40mm bombs, three RPG tubes, and 85 rounds of special ammunition 31 July 2012 Daban Masara, a The MNJTF intercepted a Hilux van border town between loaded with assorted high profile Nigeria and Chad in weapon, including eight (RPGs, 10 Monguno LGA of rocket bombs, 10 rocket chargers, Borno State two AK 47 riffles, and 13 magazines with six rounds of 7.6mm special ammunition concealed inside desert palm tree leaves
16 July 2012 Bulabulin area in Maiduguri of Borno State
Men of the JTF recovered eight AK47 assault rifles, one G-3 rifle, nine AK-47 magazines, one RPG charger, five RPG, three FMC magazine, one G3 magazine, 14 IEDs and several rounds of ammunition
Tabel 1.1: ExamplesofSeizure of Sophisticated Arms belonging to Boko Haram Sumber : Aljazeera Center For Studies23
Tabel diatas menunjukkan bahwa SALW jenis AK 47 masih menjadi senjata andalan yang digunakan oleh kelompok teroris. Borno sebagai negara bagian paling ujung menjadi wilayah yang sangat rawan menjadi pintu masuk pertama penyelundupan.
Globasasi membentuk
proliferasi internasional dan penyebaran senjata api ilegal semakin mudah. Globalisasi juga menciptakan peluang bagi aktor –aktor dalam penyelundupan semakin mudah melakukan tindakan. Kemajuan
teknologi dan kebutuhan ekonomi yang meningkat memiliki peran dalam peningkatan masyarakat sipil dalam mengakses senjata api. Hasilnya, ketersedian senjata api ilegal memicu ketidakamanan sebagai akibat dari tindakan kriminal dan kejahatan seperti aktivitas Boko Haram. Perdagangan senjata api ilegal dan proliferasi memang bukan penyebab utama ketegangan konflik di Nigeria terutama konflik yang disebabkan oleh Boko Haram. Tetapi peran senjata api tidak lah sedikit jadi mengendalikan transfer SALW kepada non-state aktor seperti Boko Haram merupakan satu cara untuk mencapai dunia yang lebih damai.24 a. Respon Pemerintah Nigeria Terhadap Kejahatan Penyelundupan Senjata Api Ilegal Pemerintah Nigeria tidak selamanya diam ketika melihat permasalahan penyelundupan senjata. Banyak hal yang pemerintah Nigeria lakukan walaupun semuanya belum maksimal. Salah satunya yaitu melakukan penadatangan perjanjian Internasional mengenai permaslahan kejahtaan lintas negara. Nigeria ikut dalam Konvensi ECOWAS mengenai SALW dan hal lainnya yang terkait dengan bahan amunisi pada tahun 2006.25 Perjanjian ini dibuat untuk membendung perkembangan kejahatan dan konflik antar negara yang melakukan perjanjian. Selain itu pemerintah Nigeria juga meresmikan Komisi Nasional Senjata Kecil dan Konflik yang terdiri dari perwakilan kementrian dan lembaga terkait. Tidak berhenti disini, pemerintah Nigeria juga meresmikan Komisi Nasional Proliferasi dan Perdangan Gelap SALW yang anggotanya terdiri dari perwakilan Tentara Angkatan Darat dan Laut, Lemabaga Keamanan Negara Lainnya, Lembaga Imigrasi Nigeria dan juga kementrian pertahanan.26 Selain itu, melihat permasalahan ini sudah menajdi kejahatan lintas negara. Nigeria bersama negara-negara tetangganya menjalin kerjasama keamanan. Empat negara yang bergabung yaitu Nigeria, Republik Benin, Niger, Chad dan Kamerun
yang menjalin kerjasama keamanan. Hal –hal yang disepakati adalah dilaksanakannya patroli bersama di perbatasan, melaksanakan proteksi wilayah dan pencegahan penyelundupan senjata. Selain beberapa hal tersebut, keempat negara juga membahas mengenai Boko Haram dan kejahatan lain. informasi ini di sampaiakan oleh Mr. Nasir. Mr Nasir mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 2009-2014 tindak kejahatan Boko Haram yang meningkat diimbangi meningkatnya penyelundupan
senjata
membuat
pemerintah
Nigeria
terus
meningkatkan keamanan di Negaranya. Upaya yang dilakukan baik dalam negeri maupun luar negeri memberikan dampak yang positif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus penyelundupan senjata yang berhasil digagalkan oleh otoritas keamanan Nigeria, semakin meredanya aktfitas Boko Haram. Mr Nasir juga menunjukkan peta wilayah kekuasaan Boko Haram yang terus menurun yang pada kurun waktu 2009- 2014 wilayah kekuasaan Boko Haram meliputi sebagian wilayah Northeast kini hanya tinggal di tiga 3 wilayah yaitu Yobe,Borno dan Adamawa. Selain itu pemberitaan mengenai aktivitas Boko Haram juga terus menurun. Respon pemerintah Nigeria dengan membuat kerjasama dengan negara lain dalam menangani penyelundupan senjata membuktkan bahwa kejahatan ini merupakan permasalahan keamanan yang serius. Permasalahan ini tepat disinggung dengan teori yang relevan yaitu teroi security yang telah dibahas dalam bab I. Barry Buzan menjelaskan bahwa teori sekuritasasi melihat permasalahan keamanan merupakan hasil dari kontruksi. Adanya aktor-aktor yang mewacanakan isu tersebut merupakan ancaman bagi suatu entitas. Respon pemerintah nigeria dalam kasus ini menunjukkan bahwa Nigeria berupaya meningkatkan keamanan dengan menjadikan isu ini menjadi masalah yang penting.
C. KESIMPULAN Nigeria merupakan negara yang cukup mempunyai peran penting di benua Afrika khususnya di Sub- Sahara Afrika. Kondisi ekonomi yang terus membaik dan peran di dunia Internasional yang semakin terlihat membuat negara lain mempertimbangkan untuk melakukan kerjasama dengan Nigeria. Kondisi politik dan keamanan pun menjadi sorotan. Selama kurun waktu 2009- 2014, kondisi kemanan Nigeria di guncang dengan aksi-aksi keras dari kelompok Islam yang bertranformasi menjadi kelompok teroris yaitu Boko Haram. Banyak masyrakat sipil, wanita dan anak-anak menjadi korban kebangisan Boko Haram. Tidak hanya di Nigeria, Boko Haram telah melebarkan aksinya ke negara-negara tetangga seperti Kamerun, Mali, dan Chad. Boko Haram terus melakukan aksi teror seperti melakukan pengeboman di tempat-tempat umum seperti kantor polisi dan tempat ibadah. Tindakan Boko Haram telah mendorong pihak keamanan Nigeria untuk melakukan
serangan
balik,
Namun
otoritas
keamanan
juga
menimbulkan korban sipil yang di duga anggota Boko Haram. Pada awal tahun 2009 sampai akhir 2013 kekuasaan Boko Haram di Nigeria hampir semua wilayah di bagian utara. Pergerakan mereka yang terus mejadi-jadi tidak lepas dari suport dari pihak lain seperti pelatiahan, dana dan juga senjata. Mauritania adalah negara yang digunakan untuk melatih anggota Boko Haram yang baru. Pada tahun 2009-2014 kelompok teroris di luar Nigeria juga sedang berkembang sehingga mereka dengan mudah membantu dana yang di butuhkan oleh Boko Haram seperti Al- Shabab dan Al-Qaeda. Selain itu di internal Nigeria, Boko Haram juga mendapatkan dukungan dana dari politikus yang menentang pemerintah atau mereka yang sedang mengikuti pemilu daerah. Keuangan Boko Haram juga di dapat dari hasil merampok Bank dan hasil uang tebusan sandra. Senjata Boko Haram di
dapatkan dari pelucutan tentara Nigera yang kalah perang dengan Boko Haram dan senjata dari luar Nigeria melalui penyelundupan. Senjata ilegal yang masuk ke Nigeria dalam kurun waktu tahun 2009- 2014 juga meningkat. Hal ini terjadi karena armada tank yang dimiliki militer Nigeria tidak mampu mengcover seluruh wilayah Nigeria yang sebagian besar adalah daratan terutama wilayah perbatasan. Komite nasional Nigeria yang mengurusi senjata api yaitu Presidential Commite on Small Arms and Light Weapons banyak menangkap pelaku penyelundupan senjata yang akan di berikan kepada Boko Haram. Hal ini disampaiakn oleh Mr Nasir Diplomat Nigeria yang bertugas di Embassy Nigeria di Jakarta. Kepemilikan senjata api ilegal kelompok teroris Boko Haram di Nigeria di dukung dari berbagai pihak. Proses dari tangan pertama ke tangan Boko Haram juga melibatkan banyak pihak. Hasil dari penelitian ini mengenai proses kepemilikan senjata api ilegal Boko Haram dimulai dari ketersediaan senjata di Negara yang selesai berkonflik dan perang. Mereka berfikir bahwasanya senjata yang mereka miliki sia-sia jika dimusnahkan oleh karena itu mereka memberikan penawaran dengan harga yang murah untuk kelompok teroris Boko Haram. Hal ini direspon baik oleh Boko Haram karena mereka juga membutuhkan. Perkembangan teknologi dan segala kemudahan dari fenomena Globalisasi membantu memperlancar aksi penyelundupan senjata. Senjata- senjata ilegal ini kemudian diselundupkan melalui wilayah perbatasan di sebelah timur laut yaitu perbatasan dengan Kamerun. Selain itu para pelaku penyelundupan juga melalui jalur sahel di
Utara
Nigeria.
Mereka
mempunyai
banyak
cara
untuk
menyelundupkan senjata seperti mengubur senjata di titik kesepakatan dan mengelabuhi penjaga perbatasan dengan cara mengangkut senjata menggunakan hewan ternak dan dikurung menggunakan
jerami. Cara-cara yang mereka gunakan selalu berubah-ubah sehingga mempersulit pemerintah untuk melacak penyelundupan. Proses perpindahan senjata dari penjual ke Boko Haram juga dibantu berbagai pihak seperti kelompok ekstrimis diluar Nigeria, perampok atau penjahat di perbatasan yang sudah di suap termasuk penjaga perbatasan yang tidak royal dengan pemerintah dan aparat yang buruk moralnya atau yang sudah di ancam oleh Boko Haram. Akhirnya senjata kecil atau senjata lengan panjang sampai ke tangan Boko Haram dan siap digunakan untuk beraksi dan meresahkan banyak masyarakat. Penulis mencoba meringkas kesimpulan penelitian ini dengan tabel seperti dibawah ini :
Negara/ Kelompok Pemasok Senjata Ilegal
Cara- cara yang Jalur yang di digunakan untuk gunakan untuk menyelundupkan menyelundupkan senjata senjata
Aktor pembantu penyelundupan
Negara- negara Mengubur di titik konflik : Sudan, yang telah Libya, Liberia dan disepakati Seleron
Perbatasan di sebelah timur laut dengan kamerun
Eksternal Nigeria: penjahat di perbatasan Kamerun yang membantu melindungi ketika pendistribusian
Kelompok teroris diluar Nigeria : AlQaeda, AlShabab
Jalur sahel dari sebelah utara
Internal Nigeria : penjaga perbatasan yang tidak loyal dengan pemerintah, aparat yang tburuk moralnya,pegawai bea cukai yang di suap atau di ancam oleh Boko Haram
Mengelabuhi penjaga perbatasan dengan menggunakan hewan ternak untuk mengangkutnya
Tabel 1.2 : proses penyelundupan senjata kelompok teroris Boko Haram
Pemerintah Nigeria tidak hanya diam melihat keadaan ini, pemerintah terus berupaya untuk meredam aksi Boko Haram dan memperketat perbatasan untuk mengurangi supply senjata Boko Haram dari luar. Bersama negara-negara tetangga Nigeria menjalin kerjasama keamanan. Salah satu yang di sepakati adalah melakukan patroli bersama di perbatasan. Kerjasama ini dilakukan antara Republik Benin, Niger, Chad dan Kamerun. Perlawanan terhadap aksi Boko Haram juga dilakukan oleh 4 negara ini. Akhirnya, pasca tahun 2014 aksi boko haram terus mereda bahkan kekuasaannya di wilayah Nigeria terus menurun. Seperti yang di sampaiakan oleh Mr Nasir bahwa wilayah kekuasaan Boko Haram hanya meliputi Yobe, Borno dan Adamawa.
Catatan Kaki
1
Suara islam.com “Boko Haram Menggegerkan Dunia” diakses http://www.suaraislam.com/read/tab/239/Boko-Haram-Menggegerkan-Dunia pada 18 April 2016, 11:22 WIB, Surakarta. 2
Pascal S bin Saju, “ Mengenal Ancaman Kekerasan Boko Haram” diakses http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/mengenal-ancaman-kekerasan-boko-haram pada 18 April 2016, 14:22 WIB, Surakarta. 3
Beritagar.id “Indeks Terorisme : Boko Haram lebih gawat dari ISIS” diakses https://beritagar.id/artikel/berita/indeks-terorisme-boko-haram-lebih-gawat-dari-isis pada 22 April 2016, 11:55 WIB, Surakarta. 4
Ibid. (Beritagar.id)
5
BBC, “ Kenapa Boko Haram Begitu Kuat ?” diakses http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/01/150126_boko_haram pada 21 April 2016, 11:22 WIB, Surakarta. 6
Jonathan Grant, “Merchants of Death: The International Traffic in Arms” diakses http://origins.osu.edu/article/merchants-death-international-traffic-arms, pada 15 April 2016, 11:34 WIB, Surakarta. 7
Rachel Stohl, “The Tangled Web of Illicit Arms Trafficking ”diakses https://www.americanprogress.org/wp-content/uploads/kf/TerrorinShadows-Stohl.pdf. pada 15 April 2016 12 :33 WIB, Surakarta. 8
Muhidin RR, “ Nigeria Adalah Produsen Minyak Terbesar Keenam Di Dunia” diakses https://www.scribd.com/doc/98187171/Nigeria-Adalah-Produsen-Minyak-Terbesar-Keenam-DiDunia pada 21 Desember 2016, 12:23 WIB, Surakarta. 9
Mayowa Joseph Oluro “Arms Proliferation and Insurgency :the case of Boko Haram in Northern Nigeria” diakses https://www.academia.edu/7029563/Arms_Proliferation_and_Insurgency_the_case_of_Boko_ Haram_in_Northern_NIgeria pada 16 Desember 2016, 09:35 WIB, Surakarta 10
Jacob zenn, “Boko Haram: Recruitment, Financing,And Arms Trafficking In The Lake Chad Region” diakses https://www.ctc.usma.edu/posts/boko-haram-recruitment-financing-andarms-trafficking-in-the-lake-chad-region pada 21 Desember 2016, 21:29 WIB, Surakarta. 11
IRIN “Arms smuggling to Boko Haram threatens Cameroon” diakses http://www.irinnews.org/news/2014/02/21 pada 18 Desember 2016, 22:08 WIB, Surakarta. 12
Intellegency brief , Reducing The Supply of weapons to Boko Haram.pdf,2015
13
Op.cit ( Mayowa Joseph Oluro)
14
Sagir Musa, “How al-Qaeda, Boko Haram smuggle arms into Nigeria” diakses http://www.vanguardngr.com/2013/05/how-al-qaeda-boko-haram-smuggle-arms-into-nigeria/ pada 09 Januari 2017, 21:01 WIB, Surakarta.
15
Huffingtonpost “ Africa Arms Map” diakses http://images.huffingtonpost.com/2014-06-12Africaarmsmap.jpg pada 16 Desember 2016, 10:23 WIB, Surakarta 16
Op.cit (IRIN)
17
Friedrich Ebert Stiftung,(2015), Nigeria’s Response to Transnational Organised Crime and Jihadist Activities in West Africa. Abuja, FREDRICH EBERTO STIFTUNG. Hlm 11. 18
Op.cit (Sagir Musa)
19
Intellegency brief , Reducing The Supply of weapons to Boko Haram.pdf,2015
20
CIA, “ Nigeria : Geography” diakses https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ni.html pada 22 Januari 2017, 11:22 WIB, Surakarta 21
Op.cit ( Mayowa Joseph Oluro)
22
Op.cit ( Mayowa Joseph Oluro)
23
ACFS “ Ilegal Arms For Boko Haram”, diakses http://studies.aljazeera.net/en/reports/2013/09/201398104245877469.html pada 21 Desember 2016, 12:55 WIB, Surakarta. 24
Kimberey L. Thachuk ,Transnational Threats : Smuggling and Trafficking in Arms, Drugs, and Human Life. London, Praeger Security International. Hal 77. 25
Op.cit (Friedrich Ebert Stiftung) Hlm 23.
26
Op.cit (Friedrich Ebert Stiftung) Hlm 23.
Daftar Pustaka Ebert Stiftung, Friedrich, Nigeria’s Response to Transnational Organised Crime and Jihadist Activities in West Africa, FREDRICH EBERTO STIFTUNG, Abuja , 2015. Thachuk L,Kimberey , Transnational Threats : Smuggling and Trafficking in Arms, Drugs, and Human Life, Praeger Security International, London, 2007. Intellegency brief , Reducing The Supply of weapons to Boko Haram.pdf, Openbriefing.org, London, 2015 ACFS, “ Ilegal Arms For Boko Haram”, diakses http://studies.aljazeera.net/en/reports/2013/09/201398104245877469.htm l pada 21 Desember 2016, 12:55 WIB, Surakarta. BBC,
“Kenapa Boko Haram Begitu Kuat http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/01/150126_boko_haram diakses pada 21 April 2016, 11:22 WIB, Surakarta.
?”
Beritagar.id, “Indeks Terorisme : Boko Haram lebih gawat dari ISIS” https://beritagar.id/artikel/berita/indeks-terorisme-boko-haram-lebihgawat-dari-isis diakses pada 22 April 2016, 11:55 WIB, Surakarta. CIA,
“ Nigeria : Geography https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ni.html pada 22 Januari 2017, 11:22 WIB.
”
diakses
Huffingtonpost, “ Africa Arms Map” diakses http://images.huffingtonpost.com/2014-06-12-Africaarmsmap.jpg pada 16 Desember 2016, 10:23 WIB, Surakarta. IRIN “Arms smuggling to Boko Haram threatens Cameroon” diakses http://www.irinnews.org/news/2014/02/21 pada 18 Desember 2016, 22:08 WIB, Surakarta. Jacob zenn, “Boko Haram: Recruitment, Financing,And Arms Trafficking In The Lake Chad Region” diakses https://www.ctc.usma.edu/posts/bokoharam-recruitment-financing-and-arms-trafficking-in-the-lake-chadregion pada 21 Desember 2016, 21:29 WIB, Surakarta. Jonathan Grant, “Merchants of Death: The International Traffic in Arms” diakses http://origins.osu.edu/article/merchants-death-international-traffic-arms pada 15 April 2016, 11:34 WIB, Surakarta.
Mayowa Joseph Oluro “Arms Proliferation and Insurgency :the case of Boko Haram in Northern Nigeria” diakses https://www.academia.edu/7029563/Arms_Proliferation_and_Insurgenc y_the_case_of_Boko_Haram_in_Northern_NIgeria pada 16 Desember 2016, 09:35 WIB, Surakarta. Muhidin RR, “ Nigeria Adalah Produsen Minyak Terbesar Keenam Di Dunia” diakses https://www.scribd.com/doc/98187171/Nigeria-Adalah-ProdusenMinyak-Terbesar-Keenam-Di-Dunia pada 21 Desember 2016, 12:23 WIB, Surakarta. Pascal S bin Saju, “Mengenal Ancaman Kekerasan Boko Haram” http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/mengenal-ancamankekerasan-boko-haram diakses pada 18 April 2016, 14:22 WIB, Surakarta. Rachel Stohl, “The Tangled Web of Illicit Arms Trafficking ”diakses https://www.americanprogress.org/wpcontent/uploads/kf/TerrorinShad ows-Stohl.pdf pada 15 April 2016 12 :33 WIB, Surakarta. Sagir Musa, “How al-Qaeda, Boko Haram smuggle arms into Nigeria” diakses http://www.vanguardngr.com/2013/05/how-al-qaeda-boko-haramsmuggle-arms-into-nigeria/ pada 09 Januari 2017, 21:01 WIB, Surakarta. South Front, “Arms and Drug Trafficking in Africa. The Role of Boko Haram” diakses http://www.globalresearch.ca/video-arms-and-drug-traffickingin-africa-the-role-of-boko-haram/5514293 pada 21 Januari 2017, 22:57 WIB, Surakarta. Suara islam.com, “Boko Haram Menggegerkan Dunia” http://www.suaraislam.com/read/tab/239/Boko-Haram-Menggegerkan-Dunia diakses pada 18 April 2016, 11:22 WIB, Surakarta.