PROSES PENYAMBUNGAN FO Di Bidang Zoologi yang sudah sekian lama terputus Baru hari ini Tim Jaringan LIPI datang untuk memperbaiki kabel / Serat Optik (lebih dikenal dengan sebutan Fiber Optic), tepatnya Hari Rabu, 17 Juni 2009, dikerjakan mulai pukul 10.00 Pagi sampai kurang lebih pukul 17.30 Wib. Tim Jaringan terdiri dari Bapak. Imam dan Bapak Bambang Hermanto (Pusat Penelitian Fisika – LIPI, Serpong), kemudian dibantu oleh Sdr. Hery Samsi (UPT Biomaterial), dan dari tim jaringan P2 Biologi (Sdr. Pramono, Farid dan Pesi) ikut menemani dan membantu sampai selesai. Kita patut bersyukur kepada Alloh Ta’ala yang telah memberikan berbagai kemudahan, meskipun FO sudah sekian lama terputus, toh akhirnya sekarang bisa tersambung, dan selama FO putus jaringan kita masih memeiliki Wireless yang dapat kita gunakan sebagai jalur alternative, sehingga kefacuman dalam mengakses internet tidak terlalu memakan waktu lama sudah dapat teratasi. Hari ini resmi jaringan internet LIPI sudah kembali menggunakan FO, melalui Biomaterial, kemudian disebarkan ke seluruh Bidang, termasuk ke Gedung kusnoto. Berikut ini beberapa pengambilan gambar, dan langkah‐langkah yg dikerjakan selama pemasangan (tentunya dari gambar ini ada manfaatnya supaya kita tahu penggunaan alat yg lumayan mahal harganya hanya untuk sekedar menyambung kabel)
Gambar: 1 Posisi FO sebelum tersambung, dan ini bak dari beton tempat menyimpan sambungan FO, sebab setelah tersambung FO sedikit rawan karena terbuka, untuk itu perlu dibuatkan rumah, meskipun ada alat tambahan yg akan di pasang sebagi penutup, lihat gambar terakhir nanti.
Gambar: 2 Kabel dikupas, dan di dalamnya ada 4 serat Optik yg mesti di sambung, lihat ujung kabel ada warna biru, di dalamnya ada 4 serat optic yg sangat halur, kira‐kira 0.10 micron ukuran diameternya.
Gambar: 3 Ini alat untuk mengupas serat optic yang sangat halus ukurannya, dan harganya juga cukup mahal (tiap serat optic dilapisi pembungkus semacam kabel biasa, manakala kita mau nyambung kabel, maka juga harus dikupas.
Gambar: 4 Ini alat untuk memotong ujung serat optic sebelum disambung, gunanya agar permukaan serat benar‐benar rata, sehingga ujung serat dg ujung serat dapat bertemu dengan simetris ketika disambung, jika tidak rata maka hasil penyambungannya kurang sempurna, bahkan bisa gagal.
Gambar: 5 Inilah alat utama untuk menyambungnya (harganya sangat mahal), dan alat ini satu‐satunya yang dimiliki LIPI, yang saat ini hanya dipegang oleh P2 Fisika Serpong.
Gambar: 6 Setelah kedua ujung serat optic benar‐benar rata dan sudah dikupas, maka segera dipasangkan kedalam alat ini (lihat gambar 6), kemudian dengan tombol‐tombol yang ada maka alat tersebut akan dapat bekerja dengan cepat (dalam hitungan detik, sekitar 30 detik), maka serat sudah tersambung dengan rapi, bahkan jika kita lihat dengan mata biasa tidak tampak ada sambungannya, yang membedakan hanya terlihat Fibernya tanpa pembungkus.
Gambar: 7 Masih dengan alat yang sama, Serat yang telah tersambung namun terlihat telanjang tanpa pembungkus (pembalut), maka proses yang terlihat pada gambar adalah proses pelapisan sambungan dengan menggunakan bahan tertentu (standard fireli). Pelapisan ini bertujuan agar serat terlindungi dari gesekan atau tekanan, sebab fiber yang sangat halus tersebut, akan sangat mudah patah, selain itu tentunya agar tidak terjadi hubungan pendek dengan serat yang lainnya.
Gambar: 8 Empat serat optic yang sudah tersambung dan diberikan pembungkus (lapisan), setelah berhasil tersambung, maka oleh tin Jaringan dilakukan uji koneksi, atau dicoba untuk mengakses internet, hal ini untuk memastikan apakah sambungan sudah benar‐benar berhasil. Pengecekan dan uji koneksi dilakukan dari Biomaterial untuk mengakses computer atau server yang ada di Bidang Zoologi, jika berhasil kirim data atau mengambil data, maka dapat dipastikan bahwa penyambungan sudah berhasil dengan baik.
Gambar: 9 Setelah semua serat terbungkus dengan baik, maka diikat menjadi satu (disatukan menggunakan kertas perekat / isolatip). Meskipun serat optic telah dilapisi dengan bahan pembungkus yg lumayan kuat, akan tetapi sesungguhnya ke 4 serat optic tersebut kondisinya sangat rapuh dan mudah patah, maka oleh tim jaringan lipi dibuatkan klep (penjepit) yang berfungsi untuk menyatukan dua kabel FO yang terputus agar tidak mudah goyang dan dapat terhindah dari berbagai gerakan, manakala ada proses pergeseran kabel. Sebenarnya klem tersebut sudah disediakan oleh pabrik FO (Fireli), namun jika kita beli harganya cukup mahal, maka tim jaringan lipi dengan keterampilannya dapat merekayasan dan membuatnya sendiri yang mengutamakan fungsi sama.
Gambar: 10 Setelah kedua ujung FO selesai diklep (diikat), supaya lebih aman maka dibuatkan rumah dari paralon yang ujung‐ujung nya diberikan tutup dengan diberi lem perekat, supaya tutupnya tidak mudah lepas.
Gambar: 11 Pada gambar 11 memperlihatkan kondisi FO yang sudah selesai dilakukan proses penyambungan, kondisi semacam ini meskipun sudah cukup kuat, namun perlu perlindungan yang tersembunyai agar tidak mengundang perhatian orang untuk mencoba‐coba membuka atau hanya sekedar ingin tahu, maka kita buatkan gorong‐gorong yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh bagian Umum (oleh timnya Bapak Aji Purnomo), gorong‐gorong ini dibuat sedemikian rupa agar mudah di buka dan ditutup. Demikianlah sekilas proses penyambungan FO di Bidang Zoologi yang cukup memakan waktu (kurang lebih 7 ‐ 8 jam). Dan berikut ini Foto kerjasama yang baik antara Tim Jaringan LIPI yang diwakili oleh Bapak Imam dan Bambang Hermanto, dibantu oleh Pengelola Jaringan Site CSC Sdr. Hery Sasmsi, serta rekan‐rekan TI dari bidang SPK yang terdiri dari Pramono, Farid dan Pesi.
Dari kiri 1. Bambang Hermanto, 2. Imam, 3. Hery Samsi