ISSN : 1693-7287
~ J u r
Proses Pemhelajaran llmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
...
Risma Sitobang Membangun Kamkter Mahasiswa Jujur, Cerdas, Tangguh dan Religius ,
Sri Hadiningnun
Pencgakan Hukum Lingkungan Terhadap Praktek Limbah B3 Industri Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23/1997 dan PP No. 85/1999
Dewa Gede Sudika Mangku Peran Strategis Badan Pertanahan Nasional Dalam Penyelesaian Konflik f-lak Ulayat Ditinjau dari Perspektif HAM Parlaungan Gabriel Siahaan Protcksi Hukum Terhadap Hak Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Noviy Hasanab Perang Melawan Terorisme Dalam Perspektif Realis Budi Ali Mukmin Sarumpaet Desentralisasi Sebagai Salah Satu Upaya Untuk Mencegah Arus Urbanisasi
Supsiloani Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanun Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di Dinas Kebersihan Kota Medan
Dra. Februati Trimarai, M.Si dan Rosmeri Simarmata, S.Sos
Diterbitkan oleh : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial- Universitas Negeri Medan
ISSN 1693 - 7287
JURNALKBWARGANEGARAAN Penerbit Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Pembina Rektor Universitas Negeri Medan Dekan FIS Unimed Penanggung Jawab Ketua }urusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dewan Penyunting Pakar Djanius Djamin, Prof. Dr. (Universitas Negeri Medan, Medan) Abdul Muin Sibuea, Prof. Dr. (Universitas Negeri Medan, Medan) Idrus Affandi, Prof. Dr. (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung) Ridwan A. Sani, Dr. (Universitas Negeri Medan, Medan) Warsono, Dr. (Universitas Negeri Surabaya, Surabaya) Ketua Penyunting Drs. Buha Simamora, SH., MH
Sekretaris Penyunting Parlaungan Gabriel Siahaan, SH., M.Hum
Pelaksana Penyunting Drs. Suady Husein, SH., MS Drs. Liber Siagian, M.Si Dra. Yusna Melianti, MH Drs. Halking, M.Si Ramsul Nababan, SH
Alamat Redaksi : Jurusan PP-Kn FIS UNIMED Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan K Pos. 20221 Telp (061) 6625973- Fak (061)- 6614002 E-mail PPKn @Plasa.com Jurnal Kewarganegaraan: terbit dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Nopember. Penyunting mengundang para akademisi, guru dan peminat kajian kewarganegaraan untuk mengirim naskah, baik dalam bentuk artikel ilmiah maupun hasil penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan dari kategori Tajuk Rencana Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, Analisis Hukum dan Wacana Demokrasi dan politik Naskah yang dikirim agar mengikuti pedoman penulisan "Jurnal Kewarganegaraan".
~
Jurnal Kewarganegaraan Volume 20, Nomor 01, juni 2013
BAnD lSI
Pengantar Redaksi .................................................................................................... iii Tajuk Rencana Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
CJ
Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Risma Sitohang ....................................................................................................................... 1
C)
Membangun Karakter Mahasiswa jujur, Cerdas, Tangguh dan Religius Sri Hadiningrum................................................................................................................... 12
Analisis Hukum Penegakan Hukum Lingkungan Terhadap Praktek Limbah 83 Industri Menurut Undang-Undang Lingkungan Hid up No. 23/1997 dan PP No. 85/1999 Dewa Gedc Sudika Mangku..............................................................:.............................. 34 Peran Strategis Badan Pertanahan Nasional Dalam Penyelesaian Konflik Hak Ulayat Ditinjau dari Perspektif HAM Parlaungan Gabriel Siahaan. ...........................................................................................49 Proteksi Hukum Terhadap Hak Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Noviy Hasanah ................................................................................................................. 75
Wacana Demokrasi dan Politik Perang Melawan Terorisme Dalam Perspektif Realis Budi Ali Mulanin Sarumpaet..........................................................................................82 Desentralisasi Sebagai Salah satu Upaya Untuk Mencegah Arus Urbanisasi Supsiloani ...............................................................................................................................91
Faktor-Faktor Penghambat PeJaksanaan AkuntabiJitas Kinerja lnstansi Pemerintah (AKIP) di Dinas Kebersihan Kota Medan Februati Trimumi dan Rosmeri Simarmat:a ......................................................... lOS
Jumal Kewarganegaraan, 'VolUme 20, :Nonwr 01, Ju:ni 2013
katagori, yaitu: Analisis Huku Jurnal Kewarga ditentukan. D Nomor 01 }UJ
Jurusan PP-Kn dan selalu rutiJ Juni dan Nope Pada ter yang menitikl Pembelajaran, Rubrik membahas te Sekolah Dasa dapat disimpu peran yang s belum membt besar siswa b tingkatan pe prinsip, huku ingatan mere secara efektif Pengetahuan ~ center. Kondis guru. Apalagi materi sehing terhadap rna membahas t Tangguh dan Pendidikan b menanamkan cerdas, tan membangun K pendidikan n ditanamkim, n berbohong, ti
tiap bagian, kurangnya kualitas dari tidak adanya SOP pelaksanaan AKIP baga yang berwenang dalam hal ini k memaksimalkan pelaksanaan AKIP ai Dinas Kebersihan Kota Medan, yang benar sehingga AKIP bukan pkan kepada para akademisi, guru untuk berpartisipasi mengirimkan h maupun hasil penelitian tentang kategori Tajuk rencanc: Penelitian Hukum dan Wacana Demokrasi dan egaraan ini dapat menjadi bacaan pada umumnya, untuk menambah i menyampaikan terima kasih dan tim penyunting yang telah bekerja ini dapat diterbitkan.
PROSES PEMBELAJARAN ILMU PENGET AHUAN SOSIAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR Oleh: Risma Sitohang•
Abstract As a subject at school, social science has a strategic position. In the learning process of social science teachers don't do much effort yet that 's why most of students can not reach the competency but they only reach the understanding level. Students can only memorize facts, concepts, principle, law, theory and other innovative ideas in their memorizing level and can not use and apply it effectively in solving daily problems. The learning orocess of social science still tends to teacher centered learning. This condition surely makes the learning process is only mastered by the teachers. Moreover the learning of social science is a subject that full of material so the students are suggested to have a holistic understanding about the material which is explained by the teachers.
Keywords : Learning Process, Social Science Learning PENDAHULUAN
Redaksi
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempumakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa setiap individu menipunyai potensi yang hams dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Namun kenyataan dilapangan belum menunjukkan kearah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik
masih perlu penyesuaian
dengan KTSP, guru sendiri belum siap dengan kondisi sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna guru mengalam kesulitan. Pembelajaran yang efektif seharusnya membantu siswa untuk menempatkan
dirinya dalam
kondisi
dimana siswa dapat melakukan
konstruksi-konstruksi pemikiran mereka dalam keadaan atau suasana yang logis, wajar, alami dan dapat mengekspresikan dirinya secara tepat tentang
• CDnz. ~ SitoiUz"'J, !M.,q>tf atfafali Staj Pennajar PtufiJ 'Fa~ftas ICmu Peruf~n 'Universitas :Negro
VolUme 20, '.NumorOJ, Jwri 2013
'M.etfan
Jumal Kewarganegaraan,
Vofume 20, '.NomorOJ, Juni 2013
"1
apa yang sudah meraka dapatkan,
dirasakan dan dapat dilaksanakan
terpadu kern bar
dalam kehidupan sehari-bari. Dalam kurikulum pendidikan Ilmu Penegetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar (SD) dijelaskan bahwa dalam melaksanakan kegiatan
pembel~aran
guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yakni pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran, perasaan, dan sikap sosial)
anak
l
pendapl
pembell sesua1 BAKEl
dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas
pendapl
pada upaya mencecoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang
aktivital
bersifat hafalan belaka, melainkan teletak pada upaya agar mereka mampu
proses
menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami
belajar
dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta
dengan
sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
dengan
yang patmg tinggi. Di sinilah sebenamya penekanan misi dari Pendidikan
pembeh
.
IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan
kombin
dan difocuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa
perleng
agar pembelajaran yang dilttkukan benar-benar berguna dan bennanfaat
Unsur
bagi siswa (Hamid Hasan : 1996)
dari
Proses .pembelajaran IPS yang penekanannya hanya pada pengusaan
s
perpust
bahan sebanyak-banyaknya, sehingga penggunaan metode ceramah yang lebih banyak digunakan dan dipandang 1ebih efektif untuk mencapai tujuan tersebut,
seperti,
sedangkan penggunaan metode yang lain seperti metode inkuiri yang
buletin,
dipandang sebagai inovasi dalam pembelajaran IPS khususnya di Sekolah
kelas,
Dasar belum banyak diterapkan.
kompu
DaJam pembeJajaran IPS penggunaan model pembeJajaran terpadu merupakan salah satu inovasi, namun guru belum dapat melaksanakannya secara optimal.
Adapun keuntungan
Jurnal Kewarganegaraan,
penggunaan
model
pembelajaran
'Vo6tme 20,Nomor01, Juni 2013
metode
dirasakan dan dapat dilaksanakan
terpadu
pada
pembelajaran
IPS
terutama
di
SD yaitu menumbuh
kembangkan keterampilan berfikir anak dan menumbuh kembangkan sosial Penegetahuan Sosial (IPS) Sekolah kegiatan pembelajaran aktif, yakni pembelajaran yang
~pe1m~~rran,
perasaan, dan sikap sosial)
anak seperti , keija
sama,
toleransi,
komunikasi,
dan mau
menerima
pendapat orang lain. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan model pembelajaran terpadu selain sesuai karakteristik siswa sekolah dasar, juga sesuai denganjati diri IPS dan peranan guru dalam proses pembelajaran. HAKEKAT PEMBELAJARAN
Di dunia pendidikan istilah pembelajaran sering digunakan. Menurut
menekankan pada unsur pendidikan pembelajarannya bukan sebatas
pendapat
Gagne (dalam
Benny 2009) pembelajaran adalah serangkaian
siswa dengan sej umlah konsep yang
aktivitas ang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan teijadinya
pada upaya agar mereka mampu
proses belajar. Aktivitas pembelajaran akan memudahkan teijadinya proses
sebagai bekal dalam memahami
belajar apabila mampu rriendukung peristiwa internal yang terkait dengan
masyarakat lingkungannya, serta
dengan pemrosesan infonnasi. Kegiatan atau aktivitas pembelajaran di desain
pendid~ya
ke jenjang
dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi atau tujuan "" pembelajaran. Hamalik (200 1) menyatakan bahwa pembelajaran adalah "suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perkembangan potensi siswa
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan".
berguna dan bennanfaat
Unsur manusiawi merupak:an unsur penting dalam pembelajaran yang terdiri dari
pet:tek;ma:DD)ra hanya pada pengusaan
siswa,
guru,
tenaga
laboratorium,
tenaga
administrasi,
tenaga
perpustakaan.
•gg;un:um metode ceramah yang lebih
Dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari bagian material
untuk mencapai tujuan tersebut,
seperti, kurikulum, buku-buku, majalah, koran, papan tulis, kapur, brosur,
lain seperti metode inkuiri yang
buletin, OHP, peta, globe dsb. Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruangan
khususnya di Sekolah
kelas, kursi dan meja belajar siswa, ruangan laboratorium, perpustakaan, komputer, sedangkan yang termasuk prosedur adalah jadwal pelajaran,
model pembeJajaran terpadu
metode mengajar, belajar, praktek, dan ujian.
belum dapat melaksanakannya penggunaan model pembelajaran 'Vofume 20, WomorOJ, Juni 2013
Jumal Kewarganegaraan,
'Vofume 20, WomorOJ, Juni 2013
bahasan yang HAKEKAT
PEMBELAJARAt~
IPS
I
kepada lingkung
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang
Dalam
mempelajari, menganalisis, menelaah masalah sosial di masyarakat dengan
konsep dan g
meninjau dari berbagai aspek tentang hubungan manusia dan dunia
belajar mengaJ<
sekelilingnya. IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk
ilmu-ilmu sosia
"Membekali" para siswa nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas dalam kehidupan di masyarakat yang sering sekali berkembang secara tidak terduga.
masalah kompleksitas kehidupan para peserta didik harus mampu memadukan informasi dari ilmu-ilmu sosial . Oleh karena itu, kajian IPS bukan hanya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan manusia saja, melainkan tentang tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut (Dunfee and Sagl, 1996). ,
....
mengajar, yakni untui<. dapat mengembangkan cara berflkir siswa secara kreatif dalam
melihat hubungan
manusia dan
lingkungan
hidupnya. Selaat itu juga, agar siswa dapat memahami alam dan kehidupan masyarakat, menyadari perubahan lingkungan alam dan masyarakat serta mampu
menerapkan
secara
praktek
sikap
manusia
tingkat sekolah sosiologi, antr
merupakan peng
dalam teme-tem Pembel diajarkan meru
Dalam pembelajaran IPS memiliki tujuan dalam proses belajar
dan
Ilmu Pe diberikan mulai
Bart dan kawan-kawan ( 1978) menyatakan bahwa untuk menghadapi
kritis
PEMBELAJM
modren
yang
sesungguhnya, serta memiliki pengetahuan mengenai perubahan-perubahan yang telah di alami penduduk di Indonesia ini. Sehingga mampu memahami keadaa.n bangsa Indonesia sekarang dalam rangka mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air. Selain itu juga, pembelajaran IPS juga memiliki fungsi sebagai bentuk sikap rasional dan bertanggung jawab terhadap masalah-masalah yang timbul
akibat interaksi antar manusia dengan lingkungannya. Ruang lingkup IPS meliputi program belajar mengajar yang dituangkan dalam pokok-pokok
Jumal Kewarganegaraan, 'Voliune 20, 1fomor 01, Juni 2013
IPS di sekolah
konsep", karen
sejumlah kons
berdasarkan ko Mata
gkan pengetah
bangsa dan n
yang sedemiki yang holistik
Pembel
perkembangan
harus mempe
"Anak dalam
bahasan yang diurutkan dari lingkungan terdekat dan sederhana sampat kepada lingkungan yang semakin luas dan kompleks. ) merupakan
bidang studi yang
masalah sosial di masyarakat dengan hubungan
manusia dan
dunia
para pakar pendidikan untuk
Dalam proses pembelajaran IPS, siswa di motivasi untuk menemukan konsep dan generalisasi yang dibahas secara terpadu di dalam kegiatan belajar mengajar, konsep dan generalisasi tersebut didukung oleh berbagai ilmu-ilmu sosial.
mampu menghadapi dan menangani yang sering sekali berkembang
PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang
bahwa untuk menghadapi didik harus mampu memadukan karena itu, kajian IPS bukan hanya keterampilan yang berhubungan tindakan-tindakan empatik yang
diberikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke perguruan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, tata negara
dan
ekonomi. Materi pelajaran IPS
merupakan penggunaan konsep-konsep dari ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dalam teme-tema tertentu. Pembelajaran IPS di sekolah dasar bersifat integratif, materi yang
tujuan dalam proses belajar cara berftkir siswa secara manusia dan
lingkungan
memahami alam dan kehidupan alam dan masyarakat serta sikap
manusia
modren
yang
mengenai perubahan-perubahan ini. Sehingga mampu memahami rangka mempertebal semangat
... diajarkan merupakan akumulasi sejumlah displin ilmu sosial. Pembelajaran IPS .di sekolah pun lebih menekankan aspek "pendidikan" dari pada ''tranfer konsep", karena melalui pembelajaran IPS siswa diharapkan memahami sejumlah konsep dan melatih
sikap, nilai, moral, dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Mata pelajaran IPS di sekolah dasar berfungsi untuk mengemban gkan pengetahuan, t:J.ilai, sikap dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonnesia. Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut.
juga memiliki fungsi sebagai bentuk masalah-masalah yang timbul lingkungannya. Ruang lingkup IPS
dituangkan dalam pokok-pokok
'Vo6une 20, 'NomorOJ, Juni 2013
Pembelajaran IPS yang dikembangkan harus memperhatikan tingkat perkembangan psikologi siswa. Pengetahuan Ilmu Sosial di sekolah dasar hams memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. "Anak dalam kelompok usia 7-12 tahun berada dalam perkembangan
Jumal Kewarganegaraan, 'Vofume 20, 'Not11()1"01, Juni 2013
kemampuan intelektuaV kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional"
1.
masyara
(piaget, 2007). Pada usia 7-12 tahun, anak memandang dunia dalam keseluruhan
2.
kehidup
jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep waktu, perubahan, kesinambungan, arah
mata
angin,
3.
4.
Memilik dalam
abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa
I
global.
sekolah dasar. Berdasarkan bidang studi
Memilik kemanus
Iingkungan,
ritual, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep
Memilil< ingin ta
yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang
seperti
Mengen
spesifikasi
pengertian
dan
tujuan
IPS
merupakan
RUANGLINGJ Ruang
yang sangat penting. Unttik mencapai tujuan yang amat
strategis tersebut tentu diperlukan upaya inovatif dalam proses pembelajaran
dengan: Keluar
di sekolah dasar. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
Negara Republi
'
dapat menjadi W"arga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
ekonomi, sedan
jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang
kerajaan di Indo
peserta
beberapa peristi
didik
akan
menghadapi
tantangan
berat karena
kehidupan
Pengorg2
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
kurikulum
seko
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
semakin
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata
bahan
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
semakin melua
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan
tahun 1955. Da
dalam masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik
meluas tersebut
akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada
kegiatan-kegiata
luas
pengaja
Di Ind
bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
dasar sejak ku
pendekatan lin
sebagai berikut:
Jumal Kewarganegaraan,
'Vofume 20, Womor01, Junz 2013
pada tingkatan kongkrit operasional"
1. Mengenal
konsep-konsep
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
masyarakat dan lingkungannya. dunia dalam keseluruhan
2. Memiliki kemampuan dasar berfikir kritis logis dan kritis, rasa
datang sebagai waktu yang
ingin tahu, inkuiri, memecahkan rnasalah, dan keterampilan dalam kehidupan social.
sekarang (kongkrit), padahal bahan bersifat abstrak. Konsep-konsep arah mata angin,
3. Memiliki komitrnen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
lingkungan,
kelangkaan adalah konsep-konsep
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, beketjasama dan berkompetisi
harus dibelajarkan kepada siswa
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
dan tujuan
IPS
merupakan
RUANG LINGKUP MATERI IPS DI SD
Untuk mencapai tujuan yang amat
Ruang
lingkup pengajaran IPS meliputi hal-hal yang berkaitan
inovatif dalam proses pembelajaran
dengan: Keluarga, Wilayah Sekitar, Wilayah Propinsi, Pemerintahan Daerah,
IPS peserta didik diarahkan untuk
Negara Republik Indonesia, Pengenalan Kawasan Dunia dan kegiatan
'
yang demokratis, dan bertanggung
... ekonomi, sedangkan ruang Iingkup pengajaran sejarah meliputi: Kerajaan-
Di masa yang akan datang
kerajaan di Indonesia, tokoh dan peristiwa, Indonesia pada jaman penjajahan,
berat karena
kehidupan
beberapa peristiwa penting sebelum dan sesudah kemerdekaan .
setiap saat.
Pengorganisasian kurikulum
analisis terhadap kondisi sosial bermasyarakat yang dinamis. Mata
semakin bahan
materi
sekolah sekarang ini
IPS
yang banyak digunakan
adalah
pendekatan
luas atau expanding environments pengajaran
dengan
dalam
lingkungan yang
approach. Pengorganisasian
menggunakau pendekatan
lingkungan
yang
komprehensif, dan terpadu dalam
semakin meluas sebenarnya pertama sekali diusulkan oleh Hanna pada
dan keberhasilan dalam kehidupan
tahun 1955. Dalam usulannya Hanna mengabungkan pendekatan lingkungan
tersebut diharapkan peserta didik
meluas tersebut dengan
luas dan lebih mendalam pada
tema-tema pokok
yang
dinamakannya
sebagai
kegiatan-kegiatan dasar manusia dan masyarakat. Di Indoneia pengorganisasian materi IPS pada tingkat sekolah
peserta didik memiJiki kemampuan
dasar sejak kurikulum 1968, 1975, dan 1994 pada umumnya menganut pendekatan lingkungan masyarakat yang semakin meluas atau expanding
Vofume 20, NamorOJ, Jum 2013
Jumal Kewarganegaraan, 'VolUme 20, NamorOJ, Juni 2013
environments approach. Dalam kurikulum tahun 1968 sebutan pengaJaran
lebih
IPS bel urn
dikenal. Yang dijelaskan disitu adalah pendidikan kewarga
aktiVI
negaraan meliputi sejarah Indonesia, ilmu bumi, dan kewarga negaraan. Mata
saja.
pelajaran ini
di dalam
kurikulum
pembinaan jiwa pancasila. Segi
termasuk segi
pendidikan
pendidikan
kelompok
ini merupakan jalinan seg1
EVALUASI Evah
pendidikan ilmu bumi, sejarah, dan pengetahuan kewarga negaraan. Di samping pendekatan di atas terdapat pula pendekatan
seperti
pendekatan priodisasi yang berlaku untuk sejarah dimana penyajian materi sejarah dalam kurikulum dimulai dari masa kini menuju kepada masa lalu
proses pembe
adalah prose
peserta didikl melakukan e
berdasarkan priode- priode atau tonggak sejarah tertentu, sehingga setiap priode sejarah diuraikan secara tuntas, barn masuk ke priode yang lain. Pendekatan
yang berhubungan dengan keterpaduan materi program IPS,
pada tingkat
sekolah
dasar dilakukan
secara terpadu
atau
integrated
proses pemb Men sejauh mana tujuan belaj
dimana konsep- konsep dari berbagai displin ilmu sosial dipadukan untuk bahwa peni mengkaji melnahami suatu topik atau permasalahan.
yang diperoh Pendekatan, pembelajaran IPS yang dilakukan guru di dalam kelas
evaluasi hailj
terdiri dari dua jenis pendekatan yaitu: 1.
kognitif, afeld
pendekatan traditional yaitu pendekatan pembelajaran dimana guru di
Instru dalam kelas menggunakan metode mengajar yang relatif tetap atau
monoton setiap kali mengajara IPS. Guru terkesan lebih aktif dari pada
siswa.
Gurulah , yang memegang peranan
pembelajaran. Pendekatan alat
atau
media
yang
pembelajaran memadai
ini kurang
sehingga basil
berupa tes t
adalah non tes
penting dalam menggunakan belajar kurang
PENUTUP Ilmu
yang diberika
optimal,
2. pendekatan inkuiri dan discoveri merupakan suatu pendekatan
Pembelajaran
pembelajaran yang menuntut siswa untuk mencari dan menemukan
diajarkan m
sendiri sesuatu yang baru sebagai hasi1 beJajar. Inkuiri dan discoveri
pelajaran IPS
merupakan dua pendekatan yang satu sama lain tak dapat dipisahkan.
nilai, sikap, d
Pendekatan ini akan memberikan suasana dan iklim belajar yang
Indonesia.
Jumal Kewarganegaraan, o/ofume 20, 1fomorOJ, Juni 2013
lebih aktif kepada siswa. Proses pembelajaran lebih didominasi oleh
pengaJaran
aktivitas siswa. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator saja. Pendekatan ini lebih berpusat pada siswa.
bumi, dan kewarga negaraan. Mata segi
pendidikan
kelompok EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN IPS
ini merupakan jalinan segi
r,...~,.,J..,"""
Evaluasi atau
kewarga negaraan.
penilaian merupakan salah satu komponen dalam
proses pembelajaran pada mata pelajaran lPS. Penilaian mata pelajaran IPS seperti sejarah dimana penyajian materi menuju kepada masa lalu sejarah tertentu, sehingga setiap
adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinetja peserta didik dalam mata pelajaran IPS. Hasil penilaian digunakan melakukan evaluasi terhadap ketuntasan
secara terpadu
atau
integrated
.
sosial dipadukan untuk
peserta didik dan efektivitas
proses pembelajaran IPS.
ke priode yang lain. keterpaduan materi program IPS,
bel~jar
untuk
Menurut Hamalik (200 I) penilaiian adalah ..upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran". Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
...bahwa
penilaian tidak hanya aspek kognitif tetapi juga dari pengalaman
yang diperoleh siswa melalui proses pendidikan. Sehingga dalam menyusun dalam kelas
evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan yang direncanakan yaitu tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
~aeiKaUILn
pembelajaran dimana guru di
mengajar yang relatif tetap atau IPS. Guru terkesan lebih aktif dari
Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kognitif berupa tes tertulis, sedangkan untuk
mengukur afektif dan psikomotor
adalah non tes.
penting dalam ini kurang sehingga hasil
menggunakan belajar kurang
PENUTUP Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.
· merupakan suatu pendekatan
Pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar bersifat integratif, materi yang
untuk mencari dan menemukan
diajarkan merupakan akumulasi sejumlah disiplin ilmu-ilmu sosial. Mata
hasi} beJajar. Inkuiri dan discoveri
pelajaran IPS di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,
tg satu sama lain tak dapat dipisahkan.
nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara
L(an suasana dan iklim belajar yang
Indonesia.
~ai
~n,
o/ofume 20, 1{omor01, Juni 2013
Jumal Kewarganegaraan,
'Vofume 20, 1fomor01, Juni 2013
Proses pembelajaran IPS di tekankan kepada penguasaan banyaknya belajar
atau
menjejali
bersifat
kaku,
Sekolah Dasar selarna ini lebih di
bahan atau materi pelajaran yang sebanyaksejumlah
dan
hanya
konsep-konsep, satu
sehingga
arah (teacher
suasana
center)
tidak
memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam pembelajaran, siswa hanya sebagai pendengar. Dalam hal ini budaya belajar Iebih ditandai oleh budaya hafalan dari pada budaya berfikir, akibatnya siswa menganggap bahwa lPS adalah pelajaran
hafalan
saja. Pengorganisasian
banyak menggunakan
pendekatan
meluas
materi
IPS dalam
kurikulum
atau expanding environments
approach dan pendekatan yang diterapkan guru dalam kelas adalah pendekatan pembelajaran tradisional dan· pendekatan pembelajaran inkuiri
dan discoveri. Pendekatan tradisional guru dalarn kelas menggunakan metode mengajar yan~ relatif tetap (monoton) setiap kali mengajar IPS. Guru terkesan lebih aktif .dari siswa. Gurulah yang memegang peranan penting
(teacher center). Pendekatan inkuirildiscoveri pembelajaran ini menuntut siswa untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang baru sebagai basil belajar, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Pendekatan ini lebih berpusat pada siswa (student center). Penilaian
merupakan salah
pembelajaran IPS. Penilaian dalam kognitif tetapi dari
satu
komponen
dalam
proses
pembelajaran IPS tidak hanya aspek
pengalaman yang diperoleh siswa melalui proses
pendidikan, sehingga dalam menyusun evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan yang direncanakan yaitu tujuan kognitf, afektif, dan psikomotor. DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran SosiaLSekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Puskur- Dit PTK3D.
Jumal Kewarganegaraan,
'flofume 20, 1farnor01, Juni 2013
Djamari, H. 19 Tenaga Etin Solihatin. Jakarta:B Hamalik. 2001
Sekolah
Dasar selama
ini lebih
di
atau materi pelajaran yang sebanyakkonsep-konsep, satu
sehingga
arah (teacher
suasana
center)
tidak
Djamari, H. 1991. Pendidikan IPS 1. Jakarta:Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi. Etin SoJihatin. 2005. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS Jakarta:Bumi aksara. Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara.
a untuk terlibat dalam pembelajaran,
lebih ditandai oleh budaya hafa[an dari wa menganggap bahwa IPS adalah sian eluas
materi
IPS dalam
kurikulum
atau expanding environments
·terapkan guru dalam kelas
adalah
dan pendekatan pembelajaran inkuiri
dalam kelas menggunakan metode n) setiap kali mengajar IPS. Guru
rah yang memegang peranan penting overi pembelajaran ini menuntut siswa
iri sesuatu yang bam sebagai hasil dan fasilitator. Pendekatan ini lebih
satu
komponen
dalam
proses
embelajaran IPS tidak hanya aspek
g diperoleh siswa melalui proses evaluasi harus disesuaikan dengan kognitf, afektif, dan psikomotor.
ompetensi Standar Kompetensi Mata dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
n, VoCume 20, :f{Of1Wr01, Juni 2013
Jumal Kewarganegaraan, o/o£ume 20, :NomorOJ, Juni 2013