perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROSES PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MATERI DESAIN BATIK DI KELAS IX TUNARUNGU SMPLB-B NEGERI BATANG
NAMA
:
Bayhaqi Januar
NIM
:
K3211013
EMAIL
:
[email protected]
NO. HP
:
085726560777
PEMBIMBING :
1. Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn 2. Dr. Adam Wahida, M.Sn
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2016
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROSES PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MATERI DESAIN BATIK DI KELAS IX TUNARUNGU SMPLB-B NEGERI BATANG
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) proses pembelajaran Quantum Learning pada materi membuat desain batik dikelas IX Tunarungu SMPLB-B N Batang (2) mendiskripsikan proses berpikir kreatif siswa kelas IX Tunarungu dalam membuat desain batik dengan menggunakan Quantum Learning di SMPLB Negeri Batang. (3) hambatan yang dihadapi dan solusi yang digunakan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran Quantum Learning pada materi desain batik dikelas IX Tunarungu SMPLB-B N Batang Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan selama 4 bulan. Sumber data diperoleh dari informan, tempat dan peristiwa, dokumentasi dan arsip, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan: wawancara, pengamatan terlibat dan dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi data dan review informan. Analisis data yang digunakan model analisis mengalir. Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, proses pembelajaran Quantum Learning pada materi membuat desain batik dikelas IX Tunarungu dilakukan oleh guru karena melihat kebutuhan siswa yang mengalami masalah keterbatasan rungu wicara, Pembelajaran Quantum Learning yang dilaksanakan lebih disesuaikan dengan kebutuhan siswa dengan tujuan agar siswa lebih mudah untuk menerima materi yang diajarkan. Kedua, Proses berpikir kreatif siswa dapat dilihat dari aspek kelancaran berpikir, originalitas, keluwesan berpikir, elaborasi. Ketiga, hambatan yang dihadapi dalam langkah TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) diatasi dengan melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa mengerti tentang materi desain batik yang diajarkan serta dengan menciptakan pembelajaran yang efektif dan tetap fokus dengan pembelajaran Quantum Learning. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran Qauntum Learning pada materi membuat desain batik diguakan oleh guru karena kebutuhan siswa yang mengalami masalah keterbatasan rungu wicara, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih efektif dan kreatif dengan tahapan TANDUR yang diterapkan. Kata kunci: quantum learning, berpikir kreatif, desain batik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this research was to describe (1) the Quantum Learning process in batik design subject at grade IX deaf in SMPLB-B Batang (2) describe creative thinking process of students at grade IX Deaf in batik designs subject using Quantum Learning in SMPLB-B Batang (3) the obstacles faced and how the solutions used to overcome the obstacles that arise in the Quantum Learning process in batik design subject in grade IX Deaf SMPLB-B Batang. This qualitative descriptive research carried out for four months. Data sources obtained from informants, places and events, documentation and archives, using purposive sampling technique. Data collection techniques were used: interviews, participant observation, and documentation. The validity of the data was done by using data triangulation and informant review. Analysis of the data used flow analysis model. The results of this study : First, Quantum Learning process on making batik designs lesson in grade IX Deaf carried out by teachers because of seeing the needs for students who are having problems limitations impaired speech, Quantum Learning process which applied more tailored to the needs of students so that students easier to accept the lesson being taught. Second, creative thinking process of students can be seen from the aspect of smoothness thinking, originality, flexibility of thought, and elaboration. Third, the obstacles faced in step TANDUR overcome by approaching the students, so that the students understand the batik design lesson being taught, creating effective learning, and stay focused on Quantum Learning. Conclusion of this research is Quantum Learning on making batik design lesson used by the teachers for the needs of students who are having problems limitations impaired speech, so that creating a learning atmosphere more effectively and creatively with the stage TANDUR which applied.
Keywords: quantum learning, creative thinking, batik design
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ayat PENDAHULUAN
mempunyai
Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Pendidikan menjadi hal yang
harus
dimiliki
manusia
agar
manusia dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Pendidikan seperti
yang
diungkapkan
Saroni
(2011:10) adalah merupakan proses yang berlangsung dalam kehidupan sebagai usaha untuk menyeimbangkan kondisi dalam
maupun
kondisi
luar
diri
seseorang. Pendidikan juga dipaparkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009)
diartikan
pengubahan
(1)
sikap
sebagai dan
proses
tata
laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu bentuk usaha pengajaran, pelatihan, dan pengubahan bagi manusia dengan tujuan menjadi lebih baik.
hak
warga
yang
negara
sama
untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu”. Berdasarkan landasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa
pendidikan
merupakan hak bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Salah satu layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia adalah Sekolah Luar Biasa yang merupakan bentuk dari sistem pendidikan penyelenggaraan
segregasi
dimana
pendidikan
anak
berkebutuhan khusus dipisahkan dari sistem persekolahan umum (reguler). Setiap daerah di Indonesia memiliki Satuan Pendidikan Khusus atau Sekolah Luar Biasa termasuk di kabupaten Batang, Jawa Tengah yang memiliki Sekolah Luar Biasa Negeri Batang dengan membuka layanan pendidikan khusus jenjang SD sampai dengan SMA untuk berbagai jenis anak berkebutuhan
Di Indonesia, hak manusia dalam memperoleh pendidikan
“Setiap
telah diatur
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tertuang pada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5
khusus yaitu Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E) dan Tunaganda (G). Salah Berkebutuhan
satu Khusus
jenis yang
Anak diberi
layanan pendidikan oleh SLB Negeri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Batang adalahanak tunarungu, yaitu anak
dengan
yang
dalam
lainnya, seluruh mata pelajaran diberikan
pendengarannya, hal ini senada dengan
tetapi disesuaikan dengan kemampuan
pendapat
bahwa
pendengaran anak tunarungu, salah satu
tunarungu adalah jika seseorang dalam
mata pelajaran yang diberikan untuk
proses mendengar tersebut terdapat satu
anak tunarungu adalah mata pelajaran
atau lebih organ telinga bagian luar,
seni rupa.
memiliki
hambatan
Efendi
(2008:57),
organ telinga bagian tengah dan organ
pembelajaran
telinga
bagian
normal
Pembelajaran seni rupa di SLB
mengalami
Negeri Batang khususnya pada jenjang
gangguan atau kerusakan disebabkan
SMPLB menggunakan Kurikulum 2013
penyakit, kecelakaan, atau sebab lain
dan merupakan salah satu perantara
yang tidak diketahui sehingga organ
siswa untuk mengetahui karya-karya
tersebut
kebudayaan
tidak
fungsinya
dalam
anak
dapat
dengan
menjalankan baik.
dapat
sarana
Indonesia
siswa
untuk
dan
sebagai
terampil
dan
disimpulkan bahwa tunarungu adalah
berkarya serta berfikir kreatif. Tujuan
seseorang yang mengalami gangguan
pelajaran seni rupa secara umum adalah
pendengaran baik dalam derajat rendah
mampu
hingga tinggi, dikarenakan beberapa
berdasarkan
faktor
ketunarunguan,
mengembangkan kepekaan akan karya
sehingga memerlukan bantuan untuk
kreatif. Beberapa manfaat seni rupa di
dapat memaksimalkan pendengarannya
SLB Negeri Batang diantaranya sebagai
dalam
sarana
penyebab
mendukung
kegiatan
yang
dilakukannya. Sekolah
menciptakan
sesuatu imajinasinya,
penyaluran
bakat
dan
pengembangan kreativitas. Luar
Negeri
Kreativitas adalah kemampuan
Batang memberikan layanan pendidikan
mengembangkan ide-ide yang unik dan
khusus untuk anak tunarungu dengan
menciptakan sesuatu yang baru,hal ini
memberikan
perlu diperhatikan dan dikembangkan
layanan
Biasa
pendidikan
berbentuk pembelajaran formal meliputi
oleh
bidang akademis dan non akademis.
kesempatan yang baik kepada siswa
Pada pembelajaran bagi anak tunarungu
dalam menciptakan karya seni rupa
di SLB Negeri Batang tidak berbeda
sebagai pernyataan ekspresinya sehingga
commit to user
guru
dengan
memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kreativitas sangat dibutuhkan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran adalah
proses pembelajaran seni rupa pada kelas
penggunaan model pembelajaran, guru
IX
dalam proses pembelajaran menerapkan
Tunarungu
SMPLB
Negeri
berbagai macam model pembelajaran,
Batangterutamapadamateri batik. Materi batik merupakan salah
dengan
menggunakan
model
harus
pembelajaran yang tepat maka tujuan
dikuasai oleh siswa kelas IX Tunarungu,
pembelajaran akan berhasil atau tercapai.
yaitu dalam kompetensi dasar (KD)
Model pembelajaran yang digunakan
mengapresiasi karya seni rupa nusantara.
oleh guru dalam pembelajaran seni rupa
Dalam pembelajaran materi batik peserta
materi batik di kelas IX Tunarungu
didik dituntut mampu membuat desain
adalah model Quantum Learning. Model
yang nantinya diaplikasikan kedalam
ini merupakan model pembelajaran yang
proses
Desain
dirasa tepat untuk menciptakan suasana
merupakan kata yang diambil dari
belajar yang meriah, menyenangkan
bahasa inggris yaitu : design yang berarti
dengan menerapkan konsep TANDUR
rencana, jadi dapat dijabarkan arti kata
(Tanamkan,
desain adalah suatu perencanaan atau
Demonstrasikan, ulangi dan Rayakan)
suatu perancangan, biasanya berbentuk
yang dapat meningkatkan kreativitas
suatu gambar (dwimatra) yang nantinya
siswa Tunarungu dalam belajar membuat
dapat
bentuk
desain batik. Menurut DePorter dkk
sebenarnya (trimatra). Pada pembuatan
(2001:16) “Quantum Learning adalah
desain inilah kemampuan kreativitas
interaksi yang mengubah energi mejadi
peserta didik diharapkan dapat muncul
cahaya”. Quantum Learning ini berakar
bahkan meningkat.
pada suggestology yang menggunakan
satu
kompetensi
dasar
pembuatan
diwujudkan
Meningkatkan membuat
desain
yang
batik.
dalam
kreativitas batik
pada
dalam mata
Alami,
Namai,
beberapa teknik yang dapat memberikan sugesti
positif,
seperti
mendudukan
pelajaran seni rupa merupakan salah satu
siswa secara nyaman, meningkatkan
tujuan pembelajaran materi batik di kelas
partisipasi
IX Tunarungu SMPLB Negeri Batang.
video dalam pembelajaran. Penerapan
Salah satu faktor dalam pembelajaran
Quantum
Learning
yang memiliki peran penting dalam
Tunarungu
SMPLB
commit to user
siswa
dan
menggunakan
pada
anak
Negeri
Batang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap
harus selalu memahami data-data yang
kreativitas dalam membuat desain batik
berupa kata-kata dan perilaku sesuai
melalui
dengan
memberikan
stimulus
petunjuk
spesifik
untuk
konteksnya.
menciptakan lingkungan belajar yang
Sukmadinata
efektif
sampling
dalam
merancang
kegiatan
Menurut
(2007:252)
merupakan
teknik
suatu
proses
pembelajaran, menyampaikan isi dan
pemilihan dan penentuan jenis sampel
memudahkan proses belajar
dan perhitungan besarnya sampel yang akan
subjek
atau
objek
penelitian
ini
teknik
penelitian.
METODE PENELITIAN Pendekatan
menjadi
penelitian
yang
Dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling
pendekatan diskriptif kualitatif. yaitu
purposive sampling, yaitu suatu teknik
suatu
cara
pengambilan sampel dipilih berdasarkan
dan
pertimbangan-pertimbangan
pendekatan
mengamati,
dengan
menganalis
yang
digunakan
adalah
tertentu.
menggambarkan fenomena yang terjadi
Teknik
pada penggunaan Quantum Learning
pelaksanaan pengumpulan data, pilihan
dalam proses pembelajaran membuat
informan
desain batik pada anak tunarungu kelas
dengan
IX di SMPLB-B Negeri Batang.
dalam memperoleh data.
Pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini mengungkapkan dan menjelaskan secara objektif fenomenafenomena yang terjadi dalam penerapan model Quantum Leraning dalam proses pembelajaran membuat desain batik anak
tunarungu
secara
sistematis,
menyeluruh dan mendalam. Penelitian
kualitatif
ini
dipilih
dapat
berkembang
kebutuhan
Pada
karena
dan
penelitian
dalam
sesuai
kemantapan
ini
peneliti
mengambil sampel peserta didik kelas IX Tunarungu. Guru seni Budaya SLB Negeri Batang Bapak Dwi Janardana Winasis adalah informan yang telah diteliti dengan teknik wawancara dan pengamatan terlibat dari mulai persiapan sebelum
mengajar,
proses
kegiatan
belajar mengajar, dan penilaian guru berfokus
terhadap
tugas-tugas
pada kata-kata dan tindakan manusia
Sedangkan
peserta
yang terjadi dalam konteks. Jadi peneliti
Tunarungu
telah
commit to user
peserta didik diteliti
didik.
kelas
IX
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan teknik wawancara dan
kepada
siswa
pengamatan terlibat tentang sejauh mana
mendapatkan pengalaman belajar serta
kesiapan belajar dan kesulitan peserta
untuk
didik dalam membuat desain batik.
kreatif siswa tunarungu. Sebagaimana
melatih
tunarungu
kemampuan
agar
berfikir
pendapat Syaiful Sagala (2012) yang HASIL PENELITIAN DAN
secara rinci merumuskan pembelajaran
PEMBAHASAN
dalam dua karakteristik, yaitu :
1. Proses
Pembelajaran
“Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dalam proses Tanya jawab terus-menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri”. (Hal.63)
Quantum
Learning Pada Materi Membuat Desain
Batik
Dikelas
IX
Tunarungu SMPLB-B N Batang Penerapan Quantum Learning pada materi membuat desain batik pada kelas IX Tunarungu SMPLB-B Negeri Batang dilaksanakan dengan membuat langkah-langkah pembelajaran selama pembelajaran berlangsung oleh guru. Langkah atau tahapan tersebut adalah TANDUR yang meliputi Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan yang dilakukan secara bertahap atau urut mulai dari tahapan tumbuhkan sampai tahapan rayakan. Pembelajaran
dengan
menggunakan Quantum Learning yang dilakukan oleh guru Seni Budaya di kelas IX Tunarungu merupakan bentuk inovasi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
yang
telah
ada
dan
digunakan sebagai bentuk pendekatan
Quantum Learning sebagai suatu pendekatan pembelajaran kepada siswa tunarungu dalam proses pembelajaran diharapkan
mampu
memberikan
pengalaman belajar siswa sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelumnya. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2000:147) yaitu ”pendekatan tindakan
pembelajaran
guru
dalam
adalah
melaksanakan
rencana mengajar”. Dalam pelaksanaan rencana Quantum
commit to user
mengajar Learning
menggunakan ditemukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
kelas lain hanya menggunakan sekat
guru
sehingga mudah terganggu dalam Proses
Seni
membuat
Budaya desain
dalam
batik
materi
yaitu
jam
Belajar Mengajar (PBM).
mengajar guru yang padat, kurangnya
2. Proses berpikir kreatif siswa kelas
ketersediaan sarana dan prasarana serta
IX Tunarungu dalam membuat
kurangnya pemanfaatan fasilitas sekolah.
desain batik dengan menggunakan
Pelaksanaan Quantum Learning
Quantum Learning di SMPLB-B
sangat dibutuhkan kondisi fisik yang prima.
SLB
Negeri
Batang
Negeri Batang
hanya
Pembelajaran Quantum Learning
mempunyai satu guru Seni Budaya
yang dilakukan oleh guru seni budaya
dengan jadwal mengajar yang padat serta
dikelas IX Tunarungu SMPLB-B Negeri
kurangnya
dalam
Batang bertujuan agar siswa terbiasa
menghadapi siswa yang terhambat dalam
dengan cara berpikir kreatif, sehingga
kemampuan
bicara
dalam pembelajaran lainnya siswa dapat
menjadi kendala dalam penyampaian isi
mengembangkan kemampuan tersebut.
materi dan tujuan pembelajaran yang
Dalam proses berpikir kreatif ini muncul
akan
pada
kemampuan
mendengar
dilakukan
di
dan
kelas
karena
saat
tahapan
Alami,
Namai,
dibutuhkan waktu yang agak lama dalam
Demonstrasi. Tahapan ini mendorong
pembelajaran Seni Budaya untuk siswa
siswa untuk lebih menggunakan pikiran
tunarungu tetapi pada kenyataannya guru
dan imajinasi mereka secara konstruktif
hanya mendapat waktu 2x40 menit untuk
sehingga menghasilkan sesuatu yang
mengajar di kelas IX B .
baru.Seperti yang dikemukakan oleh
Salah keberhasilan
satu Quantum
pendukung learning
Utari
Munandar
(1999:12)
yaitu
di
kreativitas merupakan hasil interaksi
SMPLB N Batang adalah ketersediaan
antar individu dengan lingkungannya.
sarana dan prasarana pembelajaran yang
Jadi kemampuan berpikir kreatif siswa
memadai, kendala yang ditemui pada
tunarungu dalam hal ini ditumbuhkan
pelaksanaan Quantum learning di kelas
dengan tahapan-tahapan dalam proses
IX B SMPLB N Batang adalah faktor
pembelajaran Quantum Learning karena
kelas yang kurang layak untuk ukuran
dalam proses tersebut adanya interaksi
kelas normal karena pembatas dengan
siswa dengan lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3. Solusi
digilib.uns.ac.id
yang
digunakan
untuk
desain batik yang diajarkan. Materi yang
mengatasi hambatan yang muncul
diajarkan
dalam
kemampuan
proses
pembelajaran
disesuaikan siswa
dengan
serta
tidak
pada materi
membebani siswa dengan tugas yang
membuat desain batik dikelas IX
berat. Dalam pembelajaran Quantum
Tunarungu SMPLB-B N Batang
Learning
Quantum Learning
ini
ada
bermacam-macam
interaksi, hubungan dan inspirasi yang Dalam pelaksanaan pembelajaran Quantum
Learning
pada
materi
ada didalam dan disekitar momen belajar akan
dimaksimalkan.
Sebagaimana
membuat desain batik di kelas IX
pendapat
Tunarungu SMPLB-B Negeri Batang
Quantum
beberapa permasalahan muncul sebagai
orkestrasi bermacam-macam interaksi
hambatan pada proses TANDUR.
yang didalam dan disekitar momen
Siswa
Learning
merupakan
memiliki
belajar atau suatu pembelajaran yang
hambatan dalam kehidupannya karena
mempunyai misi utama untuk mendesain
gangguan
Sesuai
suatu proses belajar yang menyenangkan
(2008)
yang
dengan
tunarungu
Ahmad dan Joko (2009)
pendengarannya. pendapat
Efendi
disesuaikan
dengan
tingkat
menyatakan bahwa “disebabkan rentetan
perkembangan
yang muncul akibat gangguan gangguan
mencakup unsur-unsur untuk belajar
pendengaran ini, anak tunarungu akan
efektif yang mempengaruhi kesuksesan
mengalami
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
hambatan
dalam
meniti
siswa.
Interaksi
ini
perkembangannya, terutama pada aspek
Dengan metode belajar yang
bahasa, kecerdasan, dan penyesuaian
tepat siswa bisa meraih prestasi belajar
sosial”. Maka dari itu siswa tunarungu
secara baik. Salah satu konsep dasar dari
memiliki
Quantum Learning
kebutuhan
tertentu
dalam
adalah belajar itu
beraktifitas dan berinteraksi dengan
harus mengasyikkan dan berlangsung
orang lain.
dalam suasana gembira, sehingga pintu
Upaya tersebut
mengatasi
dilakuan
dengan
masalah
masuk informasi baru akan lebih besar
cara
dan terekam dengan baik. Dengan
melakukan pendekatan kepada siswa
demikian
agar siswa mengerti tentang materi
permasalahan
commit to user
dapat
dinyatakan
yang
muncul
bahwa dalam
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran
digilib.uns.ac.id
Quantum
untuk mampu menggunakan pikiran
Learning
utamanya yang berkaitan dengan faktor
dan
eksternal
menghasilkan karya yang original
dapat
diatasi
dengan
imajinasi
sehingga
menciptakan pembelajaran yang efektif
dan
dan tetap fokus dengan pembelajaran
menguasai aspek kelancaran berpikir
Quantum
(Fluency Thinking), untuk aspek
Learning
yang
telah
baru.
mereka
Keseluruhan
siswa
originalitas (originality) empat siswa
diterapkan.
telah menguasai dan dua siswa lainnya belum menunjukan aspek
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan
tersebut, begitu juga dengan dua
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
aspek
1. Secara
proses
berpikir (flexibility) dan elaborasi
Learning
(elaboration) hanya empat siswa saja
pada materi desain batik dikelas IX
yang menguasai. Dengan Quantum
Tunarungu
guru
Learning diharapkan siswa lebih
karena melihat kebutuhan siswa yang
terbiasa dengan kemampuan berpikir
mengalami
keterbatasan
kreatif
Pembelajaran
percaya
dilaksanakan
pelajaran dan suasana belajar tidak
keseluruhan
pembelajaran
rungu
Quantum
dilakukan
masalah wicara.
Quantum
Learning
oleh
dengan tujuan agar siswa lebih mudah untuk menerima materi yang
lainnya
yaitu
sehingga diri
keluwesan
siswa
dalam
menjadi
menghadapi
terlalu membebani. 3. Masalah
yang
dihadapi
diajarkan, selain itu agar terciptanya
proses
suasana belajar yang lebih efektif
Learning pada tahapan TANDUR
dan
dapat
adalah belum adanya pemanfaatan
tahapan
media pembelajaran seperti LCD
kreativitas
diciptakan
siswa
dengan
TANDUR.
atau
2. Kreativitas yang dihasilkan siswa
pembelajara
selama
poster
mempermudah
Quantum
bergambar
yang
guru
dalam
dalam membuat desain batik dapat
penyampaian materi desain batik,
dilihat pada tahapan Alami, Namai,
upaya yang dilakukan guru adalah
dan Demonstrasikan. Kemampuan
melihatkan contoh langsung kepada
berpikir kreatif ini siswa didorong
siswa contoh desain batik seragam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang mereka pakai. Pada tahapan
2. Bagi guru, sebaiknya guru lebih
alami beberapa siswa juga sering
menguasai lagi Quantum Learning,
bermain-main sendiri dengan teman
mengikuti
kelas lain, dan pada tahapan Ulangi
tentang
siswa kurang serius dalam menjawab
Sehingga
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
pengertian antara penjelasan guru
Hal yang dilakukan oleh guru untuk
dan pemahaman siswa tentang materi
mengatasi masalah yang muncul
yang diajarkan. Selain itu guru harus
adalah dengan memaksa siswa agar
bisa memanfaatkan penggunaanan
tidak terpengaruh dengan keadaan
media pembelajaran seperti LCD
kelas lain, sehingga konsentrasi bisa
atau poster gambar, karena siswa
fokus
guru
tunarungu hanya mampu menerima
tanyakan pada tahapan Ulangi. Pada
sesuatu pengertian yang sifatnya
tahapan Rayakan, siswa dibebaskan
visual.
dengan
apa
yang
kursus
atau
pembelajaran tidak
pelatihan Quantum.
adanya
salah
berekspresi sesuai sebagai tanda
3. Bagi siswa, sebaiknya siswa lebih
penghargaan atas tugas yang telah
memperhatikan penjelasan guru pada
mereka kerjakan.
saat
Berdasarkan
hasil
penelitian
memberikan
pembelajaran.
materi
Walaupun
dengan
yang
terbatas
proses pembelajaran Quantum Learning
bahasa
pada materi membuat desain batik
seharusnya siswa tetap fokus dengan
dikelas IX Tunarungu SMPLB-B Negeri
pembelajaran yang disampaikan dan
Batang,
tidak
maka
peneliti
dapat
menyarankan : 1. Bagi
terpancing
dengan
teman
dikelas lain.
lembaga,
menjadikan
guru
sebaiknya
Quantum
dapat
Learning
DAFTAR PUSTAKA
sebagai pembelajaran pada mata pelajaran
lain
juga
mengingat
Ahmad dan Joko. 2009. Model Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
kebutuhan dan keterbatasan siswa luar biasa sehingga suasana belajar didalam maupun diluar kelas lebih efektif dan kreatif.
DePorter, B., Readon, M., and Nourie, S.S. 2001. Quantum Teaching. (Alih bahasa: Ary Nilandari). Bandung: Mizan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DePorter, Hermacki. 2002, Quantum Learning. (Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman) Jakarta: Kaifa. Efendi, M. 2008. Psikopedagogik Anak Jakarta: Bumi Aksara.
Pengantar Berkelainan.
Miles, & Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terj. Tjejep Roehendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Munandar, Utari. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Saroni, Muhammad. 2011. Personal Branding Guru, Meningkatkan Kualitas dan profesionalitas Guru, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
commit to user