Edisi Kompas 1 Juli 2011
Judul Singapura Diminta Pulangkan
Isi Berita Presiden SBY meminta kerja sama pemerintah Singapura
Nazaruddin Jadi Tersangka
untuk memulangkan Nazarudin. Nazarudin jadi tersangka. Penasihat Hukum Nazarudin mengatakan bahwa Nazarudin adalah
Jadi Korban
korban
rekayasa
politik.
Partai Demokrat berjanji akan membantu Nazarudin apabila Nazarudin membutuhkan bantuan dan bersedia pulang ke Indonesia dan mematuhi prosedur pemeriksaan
No 1
Indikator
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Dilihat dari kasus yang
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan
masalah apa yang I 1, I 2
dituduhkan adalah
diangkat?
kasus korupsi,
siapa saja yang I 2, I 3, I terlibat? pihak mana saja
14,
4,
I 8, I 9, I tentunya peristiwa ini
I 17, I 20, I 21
masuk dalam wilayah hukum. Narasumber
yang
dijadikan I 2, I 3, I
Narasumber?
14,
4,
I 8, I 9, I yang diwawancarai
I 17, I 20, I 21
berlatar belakang hukum seperti KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi) atau pengacara. Jadi jelas masalah Nazarudin ini ditempatkan dalam kasus hukum
2
Dalam Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
berita
disini
Nazaruddin siapa pihak yang I 1, I 2, I 14
diposisikan
dituduh?
pelaku (aktor), sebagai
adanya
pembuktian, penyangkalan tuduhan?
sebagai
gugatan, I 3, I 4, I 14, I 15, I 16
penyebab
ataupun
Nazaruddin di tuding
akan
masalah.
membebani membebani
Partai
pihak
yang I 17, I 18, I 19, I 20
dianggap benar ?
Demokrat
juga
membebani kepemerintahan Presiden
Susilo
bagaimana media I 1, I 2, I 3, I 4, I 5, I 12, Bambang Yudoyono. b. Posisi Kompas sebagai media?
menyampaikan fakta?
I 13, I 14, I 15, I 16, I 17, Pemerintah juga KPK I 18, I 20
yang meminta kerja sama
keberpihakan I 12, I 14, I 15
media? / fakta disampaikan
kenetralan yang
pemerintah
Singapura
untuk
memulangkan Nazarudin yang sudah ditetapkan
tersangka
korupsi Wisma Atlet SEA
Games
Indonesia.
ke Dan
bagaimana Nazaruddin seolah-olah repot dalam
membuat
banyak
pihak
mengurus
kepulangannya Indonesia
ke sebagai
tersangka. Disini Kompas terlihat mencoba netral karena menyampaikan
fakta
dari
dua
belah
pihak,
baik
dari
mpihak
KPK
yang
ke
menyatakan Nazaruddin juga
dari
Nazaruddin
bersalah, pihak yang
menganggap ini bahwa Ia
bagian
rekayasa
politik. Akan
tetapi
disini
secara tidak langsung Kompas
juga
memutuskan
bahwa
Nazaruddin
adalah
pihak yang bersalah, dilihat bagaimana teks berita
menempatkan
penilaian hukum lebih dominan
kepada
Nazarudin 3
Penilaian Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral
Nazarudin
sebagai
penyebab
siapa yang salah? / I 12, I 18, I 20
masalah
pertama,
pihak
ditetapkannya
mana
yang
dianggap merugikan
Nazarudin
siapa yang benar? / I 2, I 9
tersangka.
pihak
anggapan jika memang
mana
yang
dianggap dirugikan?
sebagai Kedua
Nazarudin
,
tidak
bersalah mengapa Ia tidak
kembali
Indonesia
ke untuk
mengklarifikasi
dan
menyampaikan pembelaannya. Disini Kompas seolah menegaskan
bahwa
Nazaruddin
tidak
memiliki pilihan lain selain
kembali
ke
Indonesia
dan
menjalani
proses
hukum
yang
semestinya. 4
Kompas
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
I 5, I 19, I 21 kompas edisi
menekankan Pemetintah
mencoba agar segera
bekerja sama dengan Pemeritntah Singapura ataupun Interpol guna memulangkan
Nazaruddin Indonesia
ke dan
proses secara hukum.
di
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
J U M AT 1 JULI 2011
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
www.kompas.com PEMALSUAN SURAT MK
Andi Dituding Bohong
(BIL/FAJ/NWO)
www.facebook.com/kompasfb
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Polri Belum Tereformasi
HAL
Arab Saudi Stop Visa bagi PRT China Melirik Timur
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia dengan membantu memulangkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin kini diduga tinggal di Singapura. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Kamis (30/6), di Jakarta, Presiden sejak awal ingin dugaan korupsi yang mengaitkan Nazaruddin dibuka. Tak perlu ada yang ditutupi karena kasus itu tak hanya membebani Partai Demokrat, tetapi juga membebani pemerintahannya. ”Presiden, melalui Kepala Polri, minta Singapura untuk bekerja sama membantu pemulangan Nazaruddin. Bantuan dari Singapura itu dimungkinkan dalam konteks kerja sama Interpol,” kata Daniel. Apalagi, kini status Nazaruddin adalah tersangka dugaan korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games XXVI di Palembang, Sumatera
HAL
HAL
3 15 20
Selatan. Di Yogyakarta, Kamis, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengumumkan status Nazaruddin sebagai tersangka korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games. Dugaan korupsi itu terkait dengan mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, dan Manajer PT Duta Graha Indah (DGI) Mohammad El Idris. Wafid, Mindo, dan Idris sudah ditetapkan sebagai tersangka. Busyro mengakui, KPK sedang merumuskan cara terbaik untuk (Bersambung ke hal 15 kol 1-5)
Perjanjian Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana KOMPAS/ALIF ICHWAN
Ny Ani Yudhoyono memberikan selamat kepada Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 40/TNI Tahun 2011 mengangkat Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru menggantikan Jenderal George Toisutta di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/6). Berita di halaman 2
Pengaturan BBM Setelah Lebaran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
Nazaruddin Jadi Tersangka
KEBIJAKAN ENERGI
www.kompas.com
Harga langganan Harga eceran
Singapura Diminta Pulangkan
KSAD Baru
JAKARTA, KOMPAS — Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum, Andi Nurpati, dalam rapat Panitia Kerja Mafia Pemilihan Umum Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (30/6) malam, dituding melakukan kebohongan. Tudingan itu dilontarkan anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat, Akbar Faisal, karena keterangan Andi berbeda dengan semua saksi yang dimintai keterangan oleh Panitia Kerja sebelumnya. Andi beberapa kali menyatakan lupa saat ditanya anggota Panitia Kerja (Panja) Mafia Pemilu Komisi II DPR. Ia juga tidak mengenal atau tak pernah berkomunikasi dengan mantan hakim konstitusi Arsyad Sanusi; Neshawaty (anak Arsyad); dan calon anggota DPR dari Partai Hanura di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan I, Dewi Yasin Limpo. Panja Mafia Pemilu Komisi II DPR dibentuk setelah muncul dugaan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK) tentang penambahan suara untuk Partai Hanura di Dapil Sulsel I. Akibat surat tertanggal 14 Agustus 2009 itu, KPU menetapkan kursi DPR untuk Dewi. Namun, MK dengan surat tanggal 17 Agustus 2009 memastikan surat sebelumnya itu palsu sehingga kursi DPR dari Dapil Sulsel I menjadi milik Mestariyani Habie dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi II Baca Juga DPR Chairuman Harahap, Akbar meminta AnPamalsuan di diperiksa polisi sehingga dugaan pemalsuan Surat MK surat MK itu segera tuntas. Sebelum memberikan keterangan di depan Panja Mafia PeCaleg Gagal milu, Andi menyatakan siap diperiksa polisi. Mengantre Secara terpisah, Kamis, Kepala Pusat PeHAL 2 nerangan Hukum Kejaksaan Agung Noor Rachmad di Jakarta menjelaskan, kejaksaan telah menerima surat pemberitahuan dimulainya penyidikan kasus surat palsu MK dengan tersangka Masyhuri Hasan dan kawan-kawan. Namun, tak dijelaskan siapa ”kawan-kawan” Hasan itu. Hasan adalah mantan juru panggil MK yang diakui Arsyad pernah datang ke kediamannya di Kemayoran, Jakarta, 2009, bersama Dewi. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Kamis, membenarkan, Hasan sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemalsuan surat MK. Polisi masih melanjutkan penyelidikan kasus itu. Andi tak diberi kesempatan untuk menanggapi tudingan Akbar itu. Ia tetap menyampaikan bantahan terhadap sejumlah keterangan yang disampaikan saksi lain. Malik Haramain, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, menghargai langkah polisi yang menetapkan Hasan sebagai tersangka. Namun, ia mengingatkan, Hasan hanya sebagai pelaksana dalam kasus ini. ”Saya melihat setidaknya lima orang yang terlibat dalam kasus ini. Tiga dari MK, yang salah satunya adalah Hasan; satu dari KPU; dan satu lagi dari orang luar. Jika kasus ini akan diungkap secara tuntas, lima orang ini harus diproses hukum,” kata Malik. Andi saat ini menjadi pengurus Partai Demokrat.
TERBIT 44 32 36 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 299 272 215 TAHUN KE -46 -47 NOMOR 003 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan pengaturan pemakaian bahan bakar minyak bersubsidi paling cepat baru dapat dilaksanakan setelah Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada akhir Agustus 2011. Saat ini keputusan pengaturan BBM masih menunggu sidang Kabinet Indonesia Bersatu II. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita H Legowo menyampaikan hal itu di sela-sela Forum Energi Ke-4 IndonesiaKorea, Kamis (30/6), di Jakarta. Sebelumnya, Bank Dunia mengingatkan bahwa subsidi BBM dalam Anggaran Pendapat-
an dan Belanja Negara (APBN) 2011 dapat membengkak dari Rp 95 triliun menjadi sekitar Rp 150 triliun karena kenaikan harga minyak mentah. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati juga telah meminta Kementerian ESDM untuk segera mengatur BBM (Kompas, 30/6). Evita menjelaskan, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan sudah membicarakan pengaturan BBM bersubsidi. Evita mengatakan, keputusan soal BBM bersubsidi minimal harus disepakati Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri ESDM, dan Menteri Keuangan. ”Mengenai Presiden ambil porsi, silakan saja,” ujarnya.
Tidak naikkan harga BBM Pemerintah masih mendiskusikan opsi pengaturan BBM. Untuk opsi menaikkan harga, pemerintah memastikan tidak melaksanakan hal itu. ”Kita akan atur saja. Mengatur itu, kan, bisa macam-macam, seperti pakai RFID (radio frequency identification atau deteksi identifikasi melalui frekuensi radio). Yang terang, kami belum memutuskan (opsi), tetapi kami usahakan akan ada pengaturan,” ujar Evita. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono menambahkan, pihaknya sudah
Disahkan: 29 Nov 2004 di Kuala Lumpur, Malaysia Penanda tangan: Pemerintah Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam Ratifikasi: UU No 15 Tahun 2008 pada 30 April 2008
a. a. Ruang lingkup bantuan yang dapat diberikan meliputi tindakan penggeledahan dan penyitaan, tindakan penyelidikan atas suatu objek dan tempat, identifikasi atau penelusuran harta benda yang diperoleh dari tindak pidana dan benda yang digunakan untuk melakukan tindak pidana, perampasan dan pengembalian harta kekayaan hasil tindak pidana, serta pencarian dan identifikasi saksi dan tersangka.
b. b. Setiap negara dapat menghadirkan seseorang atau tahanan untuk memberikan kesaksian atau membantu penyidikan, penuntutan, dan proses peradilan di negara peminta.
c. Setiap negara wajib sesuai dengan hukum c. nasionalnya melakukan pencarian untuk mengetahui keberadaan atau identitas sesorang dan menyampaikan dokumen atau data terkait dengan tindak pidana di negara diminta atas permintaan negara peminta.
d. d. Setiap negara wajib sesuai dengan hukum nasionalnya melakukan pencarian untuk mengetahui keberadaan, menemukan, memblokir, membekukan, menyita, atau merampas harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana dan alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana. Sumber: UU No 15 Tahun 2008 tentang Pengesahan Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters
(Bersambung ke hal 15 kol 6-7)
RZF
Jejak Kasus Nazaruddin 21/4, Wafid Muharam (Sekretaris
Kemenpora), Mindo Rosalina Manulang (Direktur Pemasaran PT Anak Negeri) dan Mohammad El Idris (Manajer PT Duta Graha Indah) ditangkap KPK terkait kasus dugaan suap proyek wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
23/5, Dewan Kehormatan Partai Demokrat umumkan pemberhentian Nazaruddin dari jabatan Bendahara Umum Partai Demokrat. Nazaruddin pergi ke luar negeri.
24/5, Ketua dan Sekretaris Jenderal MK mendatangi KPK untuk melaporkan pemberian uang dari Nazaruddin.
26/5, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menyatakan, surat permintaan cegah tangkal baru diterima pada 24/5/2011 dari KPK.
23/6, KPK menyatakan belum menemukan alamat tempat tinggal Nazaruddin di Singapura.
27/6, Nazaruddin mangkir untuk ketiga kalinya dari panggilan KPK.
30/6, KPK menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka dugaan suap pembangunan wisma atlet. GUNAWAN
FO KU S Andien
kita
Sepuluh tahun lalu, seorang penyanyi jazz lahir dari tangan dingin Elfa Secioria (alm). Dialah Andinie Aisyah Haryadi yang mengejutkan dunia musik Tanah Air. Sosoknya muda belia, tetapi piawai bersenandung jazz. Saat itu, jazz identik sebagai musik orang tua. Empat album milik Andien yang semuanya beraliran jazz menunjukkan konsistensi Andien di jalur musik yang ditekuninya. Sebagai solois, Andien juga bekerja sama dengan Rieka S ET Roeslan, Nina Tamam, Iga Mawarni, dan Yuni Shara dalam kelompok vokal 5 Wanita. Kirimkan pertanyaan Anda kepada Andien lewat
[email protected]. Anda juga bisa mengusulkan tokoh pilihan Anda. Cantumkan nama lengkap dan domisili Anda. E-mail ditunggu sampai 8 Juli 2011.
Calo Anggaran Ada dan Dibiarkan Merajalela Cafe Bengawan Solo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6) siang, tidak seperti biasa. Sejak merebaknya kabar praktik mafia calo anggaran di Badan Anggaran DPR, kafe milik putri petinggi partai itu agak sepi. Oleh SUHARTONO
D
i pojok kafe hanya terlihat dua anggota DPR. Mereka tengah mengob-
rol sembari mengisap rokok dan menyeruput kopi panas. Di luar kafe, beberapa lelaki paruh baya duduk mengelompok. Ada Bahar (50), yang bersama Haris Surahman mengadukan anggota DPR asal Fraksi Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, kepada pimpinan Banggar DPR terkait dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID) kabupaten/kota. Juga ada M Reza Kasim (45) yang mengaku aktivis PAN dan menjadi kuasa pengusaha Jambi dan Sulawesi Tenggara untuk menagih pengembalian dana terkait DPID. Reza menuding Wa Ode Nurhayati menerima dana Rp 2,7 miliar dari pengusaha yang diwakilinya lewat
anggota Fraksi Partai Demokrat, Andi Rahmat. Meski bertemu pengusaha Sultra dan Bahar yang difasilitasi Reza, Andi Rahmat menyangkal menerima dana. Nurhayati balik menuding Reza menyebar fitnah. Di kelompok lain terdengar diskusi serupa, di antaranya berdirinya yayasan yang didukung pejabat tinggi. Seseorang berkumis tipis kemudian mendatangi Kompas dan menyodorkan kartu nama. ”Kami buat yayasan untuk cari proyek di DPR. Tolong bantu diberitakan, ya?” ujar pria berjaket biru itu sambil memperlihatkan proposal. Ia menuturkan pengalamannya dengan yayasan yang per-
nah didirikannya. ”Yayasan itu membuat kami hidup,” ujarnya. Kafe di DPR memang salah satu tempat nongkrong calo, selain kantin dan pujasera DPR.
Menggantungkan hidup DPR menjadi tempat banyak orang menggantungkan hidup, mulai dari anggota DPR, staf, hingga calo atau mediator. Sejak reformasi 1998, DPR menjadi sangat berkuasa melalui hak anggaran, seolah lebih kuat daripada pemerintah. Terjadilah ”ada gula ada semut”. Reza Kasim, yang mengklaim pernah dekat dengan Ketua PAN Amien Rais, mengaku menjadi salah seorang calo. Ia punya lembaga swadaya masya-
rakat untuk membantu bupati membuat proposal sesuai kemauan DPR atau kementerian. ”Untuk satu proposal, saya dapat Rp 10 juta-Rp 15 juta. Jadi, mereka tak perlu bolak-balik ke DPR,” ujar Reza. Namun, akibat praktik politik dan mekanisme anggaran yang panjang dan berbelit—dimulai dari Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional, lalu ke (Bersambung ke hal 15 kol 1-5) Lihat Juga Video ”Mafia Calo Anggaran di DPR” di vod.kompas.com/caloanggaran BACA JUGA HAL 33-36
UMUM
KO M PAS, JUMAT, 1 J U LI 2 01 1
15
Arab Saudi Stop Visa bagi PRT PRT Asal Indonesia dan Filipina Tidak Bisa Masuk RIYADH, KAMIS — Pemerintah Arab Saudi menghentikan pemberian visa bagi pekerja rumah tangga asal Indonesia dan Filipina terkait persyaratan yang ditetapkan kedua negara itu untuk mengirimkan tenaga kerja mereka. Penghentian penerbitan visa baru itu berlaku efektif mulai Sabtu (2/7). Keputusan itu sejalan dengan kebijakan baru untuk mencari pekerja rumah tangga (PRT) dari negara lain. Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, Rabu, mengatakan tak akan menerbitkan visa kerja lagi bagi PRT asal Indonesia dan Filipina. Larangan itu terjadi menyusul adanya tekanan dari dua negara itu yang menuntut perlindungan bagi warga mereka yang bekerja di Arab Saudi. Pekan lalu, misalnya, Presiden Susilo Bambang Yodhoyono mengecam hukuman mati atas Ru-
yati (54). ”Keputusan kementerian itu bertepatan dengan upaya baru untuk membuka jalur baru sumber PRT,” kata Hattab bin Saleh al-Anzi, juru bicara kementerian tersebut. Filipina mempertanyakan rendahnya upah PRT di Arab Saudi dan menuntut 400 dollar AS per bulan, tetapi Arab justru mematok 215 dollar AS per bulan. Arab Saudi tidak akan menerima PRT asal Indonesia dan Filipina mulai 2 Juli 2011. ”Sikap Arab Saudi sejalan dengan kebi-
jakan moratorium penempatan tenaga kerja Indonesia PRT mulai 1 Agustus 2011,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Jakarta, Kamis. Pemerintah menghentikan pengiriman PRT ke Arab Saudi mulai 1 Agustus 2011 sampai ada perjanjian perlindungan TKI. ”Kami belum menerima pemberitahuan resmi dari Arab Saudi. Akan tetapi, tidak ada gangguan di lapangan karena skenario moratorium memang sudah melarang perekrutan baru,” ujar Muhaimin. Pemerintah sendiri melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tengah menghitung dan mengelola calon TKI PRT siap berangkat yang masih
B AHASA KURNIA JR
Peribahasa berada di penampungan. BNP2TKI bersama kementerian dan lembaga negara lain akan memperketat pengawasan di semua embarkasi untuk mencegah keberangkatan TKI tak berdokumen. Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat menyambut baik kebijakan Arab Saudi. ”Kalau Arab Saudi masih menerbitkan visa PRT, sementara kami sudah menghentikan penerbitan surat izin perekrutan, malah bisa memicu TKI tak berdokumen,” ujar Jumhur. Saat dimintai konfirmasi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Rusdi Basalamah mengungkapkan, Arab Saudi baru menghentikan penerbitan visa.
Saat ini masih ada ribuan visa untuk calon TKI PRT yang siap berangkat.
Selalu tidak ditepati Ketua Umum Himpunan Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Himsataki) Muhammad Yunus Yamani menyatakan, kedua negara sebenarnya saling membutuhkan. Arab Saudi sangat membutuhkan TKI PRT dan Indonesia membutuhkan negara penyerap tenaga kerja. Moratorium penempatan TKI PRT ke Arab Saudi sebenarnya sudah beberapa kali terjadi. Namun, pemerintah tidak menepati janji soal pembenahan penempatan dan perlindungan walau moratorium sudah dicabut. Hingga kini masih terdapat 23 TKI PRT yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. (AFP/CAL/HAM)
Andi Nurpati Datangi Panja Mafia Pemilu
Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum, Andi Nurpati, melayani pertanyaan wartawan saat menunggu rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja Mafia Pemilu Komisi II di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6). Berita di halaman 1
alau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja. Peribahasa adalah cetusan ringkas yang mengandung pandangan bijak tentang hal-hal yang kita alami, hadapi, harapkan, hindari, pelajari, maknai agar mencapai keluhuran budi dan keselamatan dalam hidup. Bahasa Melayu sebagai cikal-bakal bahasa Indonesia kaya dengan peribahasa. Setiap aspek dalam kehidupan sehari-hari, dari lingkup kecil rumah tangga sampai cakupan ketatanegaraan, ditelaah dan melahirkan ungkapan berupa peribahasa, pantun, pepatah, dan ujaran-ujaran yang padat makna. Dari sudut ini kita patut maklum bahwa leluhur kita mewariskan harta pusaka yang tak ternilai sebagai pegangan hidup. Sayangnya, kenyataan yang ada sekarang justru mengundang kesimpulan bahwa kita adalah anak-cucu yang tidak tahu terima kasih. Peribahasa mengatakan bahwa ”Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup becermin bangkai” yang bermakna lebih baik mati daripada menanggung malu. Siapakah yang menganut pandangan ini sekarang? Meskipun wajah sudah tercoreng akibat perbuatan korup, rasa malu tidak lagi terbit di hati. Hilang pula rasa dan sikap tanggung jawab. ”Siapa menabur angin akan menuai badai”. Peribahasa ini pun tampaknya kehilangan sihirnya di tangan para pejabat dan politikus. Badai bisa dibelokkan dengan uang atau gertakan untuk membongkar kebusukan lawan-lawan yang mengancam. Akibatnya, saya yang menabur angin, kalianlah yang menuai badai. Peribahasa yang kontekstual dan aktual sekarang adalah ”ada ubi ada talas, ada budi ada balas”. Peribahasa ini terejawantahkan dengan tindakan suap atau sogok, biasanya kepada penegak hukum, pejabat eksekutif, dan para ”wakil rakyat” yang lemah iman. Seorang pengusaha merangkap politikus kerap kali murah hati kepada kepala lembaga perizinan dan hamba wet. Rupiah, baht, atau dolar diselipkan saat bersalaman. Ada kecenderungan bahwa budi yang dimaksud tidak lagi berasosiasi dengan hal-hal yang baik dan positif sebab orang baik sekarang tidaklah beruntung. Orang jahat banyak akalnya sehingga orang baik tersandung-sandung. Kita tahu peribahasa ini: ”Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”. Namun, boleh jadi kita meragukan kebenarannya sebab bangsa ini cenderung amnesia. Orang yang belum lama tertangkap basah berlaku serong mudah dipercaya kembali sebagai pemuka. Kita pun berkilah bahwa kesalahannya dulu hanya kelemahan manusiawi. Ada seorang politikus sedang dikejar KPK, tapi berhasil kabur ke Singapura. Sungguh tega dia membiarkan teman-teman separtainya dipandang sama buruknya oleh rakyat senegara. ”Ikan sekambu rusak oleh ikan seekor”. Jika ikan kecil saja sanggup membuat runyam partai dan semua lembaga penegak hukum, kita pun patut bertanya, apakah di negeri ini sudah tidak ada lagi singa untuk menjadi raja? Sebuah bidal kuno berbunyi, ”Jadilah kumbang, hidup sekali di taman bunga; jangan jadi lalat, hidup sekali di bukit sampah.” Apa jawab kita bersama-sama? ”Emang gue pikirin!” Di sinilah bahasa menunjukkan bangsa.
K
KURNIA JR Cerpenis
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Pengaturan BBM (Sambungan dari halaman 1)
Calo Anggaran Ada dan Dibiarkan Merajalela (Sambungan dari halaman 1)
kementerian, Bappenas, Kementerian Keuangan, kemudian ke Banggar dan komisi DPR—ditambah kesenjangan anggaran pusat dan daerah, Reza memastikan terbuka peluang munculnya calo anggaran. ”Jangan heran ada oknum DPR zig-zag cari uang. Biaya politik, kan, tinggi,” katanya. Ia mengalkulasi. Untuk jadi anggota DPR dibutuhkan Rp 5 miliar, sementara pendapatan per bulan anggota Dewan hanya Rp 40 jutaan. ”Dari mana tutup modal? Belum lagi harus berbagi ke partai dan pemilih,” ujar Reza. Hal itu dibenarkan calo anggaran lain, mantan wartawan.
Menurut, sebut saja, Aam (40), jasa sebagai calo lumayan, 5-15 persen. ”Jasa calo alat kesehatan bisa 48 persen,” katanya. Selama ini, menurut dia, calo anggaran bukan cuma anggota, melainkan juga mantan anggota DPR, istri atau suami anggota, staf, dan sekretaris. ”Bahkan, pimpinan Dewan,” ujar Aam yang mengajak Kompas berbincang di mobilnya, pekan lalu. Di luar DPR ada oknum pegawai pemerintah dan aktivis yang merasa dekat dengan elite politik parpol memanfaatkan kedekatannya dengan anggota DPR. ”Juga staf di biro perencanaan kementerian atau di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah Kementerian Keuangan,” ungkap Aam. Mere-
ka bisa mengurus proyek dan pencairan anggaran APBN. Calo tingkat elite juga bermunculan. ”Mereka petinggi parpol. Di sektor pendidikan tidak bisa kalau tidak lewat petinggi partai itu,” kata Aam. Ia menyebut nama seseorang yang pernah memberi Rp 50 juta untuk mengegolkan dana renovasi kampus di Sulawesi Selatan.
Cerita lama Praktik calo di DPR sebenarnya cerita lama. Ketua DPR Marzuki Alie dan Ketua Banggar DPR Melchias Markus Mekeng membenarkan hal itu. Mekeng sendiri disebut Wa Ode Nurhayati terlibat permainan DPID. Ia membantah. ”Saya dituduh mengambil keuntung-
an. Saya hanya mengurus dapil saya,” kata Mekeng yang memimpin perusahaan keuangan. Marzuki membenarkan ada anak buahnya bernama Herman Ago yang dituduh jadi calo. ”Saya tidak pernah menyuruh siapa pun. Saya akan tegur kalau ada yang bawa nama saya. Saya tidak pernah mengegolkan proyek bawaan siapa pun,” ucapnya. Ketua DPP Partai Golkar Ade Komaruddin juga membantah dirinya calo. Nama Ade menjadi satu dari sekian nama petinggi parpol yang disebut sebagai calo dalam selembar kertas fotokopi yang beredar di DPR. ”Saya akan mengusut tuntas karena ini penzaliman,” ujarnya. Pimpinan DPR tentu tak cukup hanya membantah, tetapi
harus berbenah. ”Saya akan buka semua persidangan untuk umum dan melarang anggota mengurus dapil orang lain. Bupati saya surati agar tak datang atau menyuruh orang. Serahkan sepenuhnya kepada Banggar,” kata Mekeng. Sementara itu, Marzuki ingin mewujudkan rumah aspirasi, selain melarang orang tak jelas berkeliaran di DPR. ”Rumah aspirasi beda dari dana aspirasi. Tempatnya di daerah dan dikelola lintas partai. Aspirasi digodok di sana, lalu diusulkan ke pemda dan pemda menjalankan. Dananya tak dipegang parpol,” kata Marzuki. Rakyat akan terus memantau wujud janji anggota DPR yang telanjur berulang kali ingkar.
luar negeri), kemudian jadi saksi, lalu tersangka. Nanti diadili in absentia (tanpa kehadiran terdakwa) dan dihukum,” katanya. Karena dijadikan korban rekayasa politik, menurut Kaligis, Nazaruddin belum mau kembali ke Indonesia. Namun, Nazaruddin tetap akan membongkar korupsi yang melibatkan kader Partai Demokrat. Nazaruddin juga berharap KPK bersikap fair dengan mengusut juga skandal yang ia bongkar. Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Denny Kailimang menyatakan, Demokrat siap mendampingi Nazaruddin. Nazaruddin sampai kini masih kader Demokrat. ”Namun, kami tidak akan menawarkan bantuan hukum kepada Nazaruddin. Kami akan bersifat pasif. Jika ia membutuhkan, dapat meminta ke partai dan
kami baru bergerak,” katanya. Namun, Denny berharap Nazaruddin memenuhi dahulu janjinya untuk kembali ke Tanah Air. Dengan demikian, ia dapat membuat klarifikasi dan menyampaikan pembelaan. Apalagi, salah satu isi sumpah jabatannya sebagai anggota DPR adalah taat dan patuh pada hukum. Ketua Departemen Perekonomian DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana yang sempat ke Singapura menemui Nazaruddin menyatakan menghormati langkah hukum yang diambil KPK. ”Kalau diminta KPK, kami siap memberikan informasi. Kami tak akan menutup-nutupi,” ujarnya. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Kamis, memastikan Polri siap membantu KPK memulangkan Nazaruddin. Polisi dapat menerbitkan daftar pencarian orang atau minta Interpol memburu Nazaruddin. Polisi bisa bekerja sama dengan KPK.
Singapura Diminta Pulangkan (Sambungan dari halaman 1)
memulangkan Nazaruddin. Namun, ia berharap ada langkah yang dilakukan Presiden Yudhoyono untuk bekerja sama dengan Singapura, government to government. Kalau ada pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dan Singapura, pemulangan Nazaruddin akan mudah. Busyro dan Daniel mengatakan, Indonesia dan Singapura belum memiliki perjanjian ekstradisi. Namun, kedua negara terikat kesepakatan untuk memberikan bantuan timbal balik dalam masalah pidana. ”Singapura adalah negara yang bersih dari korupsi. Karena itu, Singapura diharapkan membantu pemberantasan korupsi di Indonesia,” papar Daniel. Presiden juga pernah meminta Kepala Polri serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan mengupayakan pemulangan Nazaruddin sehingga ia dapat memenuhi kewajibannya.
Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi. Sikap demikian berlaku untuk semua kasus, tak berbeda untuk partai mana pun. Secara terpisah, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto menyatakan belum ada langkah konkret dari KPK untuk memulangkan Nazaruddin. ”Kami akan lakukan semua prosedur. KPK tidak akan diam. Masak setiap langkah harus ngomong di koran. Kabur nanti orangnya,” ujarnya. Bibit menambahkan, upaya seperti penarikan paspor atau pengiriman red notice (perintah penangkapan) kepada Interpol masih dipertimbangkan. Tak ada batas waktu untuk memulangkan Nazaruddin ke Tanah Air. Bibit enggan mengungkap peran Nazaruddin dalam kasus ini. KPK pada 21 April lalu menangkap Wafid, Mindo, dan Idris di
gedung Kemenpora. Nazaruddin disebut sebagai pendiri PT Anak Negeri. PT DGI adalah pemenang proyek wisma atlet. ”Kami tak menetapkan orang tanpa dasar. Apakah ia di dalam atau di luar (negeri), enggak ada urusan. Itu teknik penyidikan, pengembangan dari tertangkap tangan itu. Kami kembangkan hasilnya ketemu tersangka satu lagi,” kata Bibit. Busyro juga menuturkan, KPK menyelidiki pula kasus lain yang mungkin terkait Nazaruddin.
Jadi korban Sebaliknya, penasihat hukum Nazaruddin, OC Kaligis, mengatakan, langkah KPK menetapkan kliennya sebagai tersangka sudah diprediksi sejak awal. Dari awal, Nazaruddin menduga ia akan dijadikan korban rekayasa politik. ”Jadi, sudah bisa diduga, awalnya akan dicegah (dilarang ke
(RAY/BIL/WHY/NWO/FAJ/TRA)
menghitung kenaikan permintaan BBM bersubsidi. ”Semula asumsi kami volume penjualan kendaraan bermotor naik lebih dari 6-7 persen, tetapi faktanya sampai 19-20 persen. Ini ketika menyusun APBN belum diperhitungkan pemerintah,” ungkapnya. Selain itu, disparitas harga antara BBM nonsubsidi dan BBM bersubsidi juga menyebabkan orang kembali ke BBM bersubsidi. Hal ini diperparah oleh oknum yang memanfaatkan situasi dengan menyalahgunakan BBM bersubsidi. Atas dasar itu, BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) mengajukan APBN Perubahan untuk penambahan kuota BBM bersubsidi dari 38,5 juta kiloliter menjadi 40,4 juta kiloliter. ”Ini belum sah. Jadi, PT Pertamina sementara menambahkan kelebihan kuota tersebut,” tuturnya. BPH Migas juga terus mendata dan aparat melaksanakan penegakan hukum. ”Kami melaksanakan penataan dengan pelaksana distribusi BBM bersubsidi agar tidak terjadi kelangkaan,” katanya. Menurut Tubagus, antrean panjang warga yang hendak membeli BBM bersubsidi tidak akan terjadi jika masyarakat tidak panik dan pemerintah mengalokasikan kuota BBM bersubsidi secara proporsional sesuai dengan kebutuhan. BPH Migas bertugas menata distribusi BBM bersubsidi dengan pelaksana penyaluran bahan bakar itu. BPH Migas juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pengaturan BBM bersubsidi. ”Selama ini yang kami atur adalah supply side (sisi penawaran BBM), sedangkan demand side (sisi permintaan BBM) belum diatur. Maka, kami bekerja sama dengan pemda. Sebagai contoh, kuota BBM bersubsidi untuk sepeda motor hanya beberapa liter,” ungkap Tubagus. Saat ini sebagian pemda sudah mengajukan angka kuota BBM
bersubsidi, tetapi masih harus diverifikasi. BPH Migas melihat penyaluran bahan bakar itu tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Kenyataannya, banyak orang membeli dengan menggunakan jeriken. Padahal, BBM bersubsidi tidak untuk diperjualbelikan.
Biarkan berlarut-larut Menanggapi belum adanya keputusan pengaturan BBM, Direktur Eksekutif Reforminer Institute—Lembaga Kajian Reformasi Pertambangan dan Energi—Priagung Rahmanto menilai, sikap pemerintah yang membiarkan masalah lonjakan konsumsi BBM berlarut-larut tanpa perubahan kebijakan yang jelas merupakan sikap terburuk yang dilakukan saat ini. ”Pada saat anggaran subsidi BBM semakin membengkak, di sisi lain konsumsi BBM bersubsidi bocor ke mana-mana,” kata Priagung. Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengungkapkan, dalam penerbangan ke Geneva, Swiss, untuk menghadiri Konferensi Perburuhan Internasional Organisasi Buruh Internasional (ILO), dua pekan lalu, dia telah mengusulkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar segera mengurangi subsidi BBM. Pemerintah, menurut Sofjan, harus berani mengalihkan dana subsidi secara bertahap untuk membiayai pembangunan infrastruktur demi menyerap tenaga kerja. ”Strategi ini dapat menggerakkan sektor riil lebih kencang dan menciptakan efek domino yang lebih besar untuk menekan efek negatif kenaikan harga BBM,” katanya. Menurut Sofjan, anggaran pembangunan dalam APBN kini tinggal 8 persen dari nilai APBN 2011 sebesar Rp 1.202 triliun. Hal itu sungguh tak ideal lagi bagi salah satu negara yang memiliki momentum pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia. (EVY/OIN/HAM)
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Sidik Pramono, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Agus Mulyadi, Yovita Arika, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Djoko Poernomo, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Elly Roosita, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Imam Prihadiyoko, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Doty Damayanti, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, R. Benny Dwi Koestanto, Bonivasius Dwi Pramudyanto, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widyanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia, MOJOKERTO: Abdul Lathif, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, JAMBI: Irma Tambunan, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Abun Sanda GM IKLAN: Fitricia Juanita TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 88.500/mmk FC Rp 128.500/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 9 Agustus
Judul Jaga Keselamatan Nazaruddin
2011
Nazaruddin
Ditangkap
Isi Berita Nazaruddin di tangkap di Cartagena
Kolumbia
yang
Polisi merupakan hasil kerjasama Interpol, KPK, Kementrian Luar
Khusus di Kolombia
Negeri, serta Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Bersama Neneng
Duta Besar RI di Kolumbia membenarkan penangkapan Nazaruddin. Saat ditangkap Nazarudin sedang bersama istrinya Neneng Sri Wahyuni.
Pasti Nazaruddin
Dari hasil pemeriksaan sidik jari di pastikan yang tertangkap di Kolumbia adalah Nazaruddin. Dan untuk lebih meyakinkan Polisi merencanakan pemeriksaan DNA terhadap Nazaruddin.
Prestasi Tim
Penangkapan Nazaruddin merupakan prestasi Tim KPK. Keselamatan Nzaruddin benar-benar harus di jaga sampai kepulangan ke Tanah Air
No 1
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Indikator
Disini
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan sangat
jelas
masalah apa yang II 1, II 2
Kompas
diangkat?
mengidentifikasi kasus
siapa saja yang II 3, II 4, II 10, II 19
Nazaruddin
sebagai
terlibat?
Masalah
Hukum.
pihak mana saja II 3, II 4, II 8, II 20, II Dilihat dari peristiwa yang Narasumber?
dijadikan
21
penangkapan Nazaruddin
oleh
Interpol di Kolombia. Pihak yang dilibatkan mulai
penangkapan
hingga
proses
identifikasi data diri adalah aparat hukum. Narasumber diwawancaraipun
yang
berlatar
belakang
hukum seperti Interpol dan aparat hukum.
2
Dalam keseluruhan isi Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
berita jelas mengenai siapa pihak yang II 3, II 5, II 11, II 12, II Nazaruddin dituduh?
adanya
pembuktian,
15
gugatan,
akan
15
tuduhan? pihak
yang
sebagai
tersangka
Korupsi
menjadi
buronan,
akhirnya
berhasil
ditangkap
dianggap benar ?
Polisi
Khusus di Cartagena, II 20
b. Posisi Kompas sebagai media?
ditetapkan
ataupun II 3, II 5, II 11, II 12, II wisma Atlet dan juga
penyangkalan
yang
Kolumbia.
Disini
Interpol,
KPK,
bagaimana media
Kementrian
menyampaikan fakta?
Negeri,
Luar Kementrian
II 3, II 4, II 5, II 6, II 8, Hukum dan Hak Asasi
II
10,
II
11,
II
15,
II 17, Manusia adalah actor
keberpihakan II 18, II 19
media? /
kenetralan
fakta
yang mempunyai peran penting
yang II 2, II 3, II 15, II 20
disampaikan
dalam
penangkapan Nazaruddin. Dapat
dilihat
bagaimana mampu
Kompas memberikan
citra yang baik bagi KPK
dalam
keberhasilan
mereka
menangkap Nazaruddin.
3
Dalam Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral
pemberitaan
edisi ini, Nazaruddin siapa yang salah? / II 3, II 5, II 11, II 12, II tetap pihak
mana
yang
dianggap merugikan
15
sebagai bersalah.
diposisikan pihak
yang Karena
siapa yang benar? /
Nazaruddin
pihak
tersangka
yang
sekaligus
buron
akhirnya
berhasil
mana
yang II 20
dianggap dirugikan?
adalah
ditangkap. KPK
disini
ditempatkan pihak
sebagai
yang
benar
karena
keberhasilan
mereka
menangkap
Nazaruddin. 4
Kompas disini merujuk
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
II 21, II 22 kompas edisi
untuk
segera
memulangkan Nazaruddin
ke
Indonesia selanjutnya
dan menjalani
prosoes hukum.
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
SELASA 9 AGUSTUS 2011
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
www.kompas.com PERSOALAN PAPUA
Hentikan Pelanggaran Hak-hak Warga Sipil JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah diminta lebih mengutamakan dialog daripada pendekatan militeristis dalam menyelesaikan masalah Papua. Pendekatan militeristis justru memancing kekerasan lanjutan. Oleh karena itu, pelanggaran hak-hak sipil harus dihentikan. ”Masalah di Papua sangat kompleks sehingga pemerintah harus serius menanganinya. Ke depankan dialog dengan rakyat Papua. Pelanggaran hak-hak sipil dan ekonomi harus dihentikan serta penting untuk menegakkan hukum terhadap koruptor dan aparat yang melanggar HAM,” kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di Jakarta, Senin (8/8). Menurut Poengky, pendekatan keamanan di Papua seharusnya menggunakan Polri sebagai aparat yang di depan. Polri yang digunakan pun sebaiknya adalah Bimas agar bisa melakukan pendekatan kepada masyarakat. Secara jangka panjang, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan, harus dilakukan dialog dengan semua pemangku kepentingan. Pendekatan keamanan tetap harus dilakukan karena masih ada kelompok bersenjata di beberapa tempat di Papua. Namun, harus ada upaya serius untuk meningkatkan posisi tawar penduduk asli yang termarjinalkan. Pendekatan keamanan yang digelar oleh pemerintah melalui berbagai sektor dinilai justru melestarikan kekerasan di Papua. Bukan hanya itu, operasi militer selain perang yang digelar TNI, operasi intelijen, dan lahirBaca Juga nya kelompok-kelompok yang diduga dibentuk Persoalan oleh militer dan pemerintah semakin memPapua pertebal tembok ketidakpercayaan masyarakat Papua kepada Pemerintah Indonesia. Membangun Sekretaris Jenderal Asosiasi Mahasiswa PePenyelesaian gunungan Tengah Papua Se-Indonesia Markus Bersama Haluk di Jayapura mengatakan, pascareforHAL 5 masi sebenarnya posisi militer telah berubah. Namun, peristiwa pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua Theys H Eluay pada 2001 yang melibatkan tentara menunjukkan fakta berbeda. Menurut Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut, kehadiran militer dan operasi intelijen di Papua justru membuat rakyat kian menderita. Di banyak pelosok Papua, orang lebih mudah menemukan tentara daripada guru atau tenaga kesehatan. Sebagian pos mereka berada di permukiman warga. Aspirasi kultural inisiatif masyarakat Papua, yaitu Dewan Adat Papua (DAP), diganggu dengan hadirnya Lembaga Masyarakat Adat (LMA) yang dibentuk pemerintah. ”Pertimbangannya apa membentuk LMA, toh masyarakat telah memiliki DAP. Artinya, itu hanya untuk membikin kacau,” kata penggiat HAM di Papua, Pastor John Jonga Pr. Parahnya, stigmatisasi justru dilekatkan kepada masyarakat Papua saat masyarakat menyerukan hak-hak politik mereka. Saat ini, setidaknya ada 20 orang asli Papua ditahan dan divonis dengan tuduhan makar. Oleh karena itu, dalam Konferensi Perdamaian Tanah Papua, masyarakat asli Papua menyepakati peniadaan operasi intelijen yang intimidatif dan memberikan rasa tidak aman serta pengurangan pasukan non-organik. Bagi mereka, dialog adalah sarana yang tepat untuk mencari solusi. ”Tidak perlu takut dengan tuntutan merdeka. Dalam dialog, tidak ada yang tidak bisa dibicarakan. Tidak ada harga mati,” kata Koordinator Jaringan Damai Papua Neles Tebay. (JOS/EDN/RWN/FER/DIK/NTA/WHY/IAM)
TANGGAL
IMSAK
9 Ags 10 Ags
04.34
SUBUH
DZUHUR
ASHAR
MAGHRIB
ISYA
04.44
12.00 12.00
15.22 15.22
17.57 17.57
19.08 19.08
www.kompas.com
www.facebook.com/kompasfb
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Kalla Pertanyakan Munculnya Calon
HAL
2
HAL
15
Emas Terus Melejit
HAL
20
Harga langganan Harga eceran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
Jaga Keselamatan Nazaruddin
KOMPAS/ALIF ICHWAN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers, berkaitan dengan penangkapan M Nazaruddin di Kolombia, seusai buka puasa bersama dengan jajaran pimpinan TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (8/8) malam.
Nazaruddin Ditangkap Polisi Khusus di Kolombia JAKARTA, KOMPAS — Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, dilaporkan tertangkap di Cartagena, Kolombia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia memulangkan Nazaruddin dan menjaga keselamatannya. Nazaruddin adalah tersangka suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Presiden berharap Nazaruddin langsung menjalani proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengungkap kasus yang selama ini disebutkannya. ”Saya berharap setelah kembali ke Tanah Air, nanti segalanya menjadi lebih terang,” kata Presiden, Senin (8/8), seusai berbuka puasa bersama prajurit di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta. Di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin siang, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, yang didampingi Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, menyampaikan, Nazaruddin ditangkap di Cartagena, Minggu malam. Menteri Luar Negeri Marty
Pakistan Vietnam Filipina
Kolombia Malaysia
Singapura
J E J A K Argentina
NAZARUDDIN
23 Mei Nazaruddin pergi ke Singapura. 5 Juli Siaran pers Kemlu Singapura menyatakan bahwa Nazaruddin tidak berada di Singapura sejak beberapa minggu silam. 7 Juli Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menuturkan, Nazaruddin sempat berada di Vietnam, Malaysia, dan Filipina. 7 Juli Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok mengaku mendapat kabar bahwa Nazaruddin sudah berada di Pakistan.
10 Juli Nazaruddin meninggalkan Singapura 20 Juni 2011, langsung menuju kota Ho Chi Minh, Vietnam. 23 Juli Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, memastikan posisi Nazaruddin di Argentina. 7 Agustus Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia.
DUGAAN KASUS YANG DIUNGKAP NAZARUDDIN 1 Juli 2011 (Melalui BBM yang disampaikan oleh OC Kaligis) •Kasus: Ada pembagian uang hasil proyek pembangunan wisma atlet. Nama yang disebut: Anas Urbaningrum (Ketua Umum Partai Demokrat), Angelina Sondakh (anggota DPR Fraksi Partai Demokrat), Mirwan Amir (anggota DPR Fraksi Partai Demokrat), Andi Mallarangeng (Menpora), I Wayan Koster (anggota DPR Fraksi PDI-P). Masing-masing menerima Rp 9 miliar.
21 Juli 2011 (Nazaruddin muncul di Metro TV) •Kasus: Proyek Pusat Olahraga di Hambalang, Sentul. 19 Juli 2011 Nama yang disebut: Anas (Melalui Urbaningrum (disebut meraih Rp wawancara 50 miliar) langsung di •Kasus: Penanganan kasus wisma televisi) •Kasus: Politik atlet oleh KPK. Nama yang disebut: Chandra M uang dalam perebutan kursi Hamzah (Wakil Ketua KPK), Ade Rahardja (Deputi Penindakan ketua umum KPK), Benny K Harman (Ketua Partai Demokrat 2010 Komisi III DPR), dan Anas Urbaningrum. Mereka menyepakati di Bandung. kasus itu berhenti di Nazaruddin. Nama yang Kompensasinya Chandra dan Ade disebut: Anas lolos menjadi anggota KPK. Urbaningrum
Sumber: Litbang Kompas/YOH, diolah dari pemberitaan ”Kompas”
Lingkar Nagreg Dijamin Lancar
TERBIT 32 36 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 299 272 215 TAHUN KE -46 -47 NOMOR 042 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599
(Bersambung ke hal 15 kol 4-7)
FOTO: KOMPAS/RIZA FATHONI; GRAFIK: NOVAN
PELARIAN NAZARUDDIN
Mau Beli Pesawat Jet di Kolombia rama penangkapan pria mirip bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dikisahkan Duta Besar RI untuk Kolombia Michael Menufandu. Ketika dihubungi melalui telepon dari Jakarta, Senin (8/8) sore, Michael masih berada di Cartagena, kota wisata tepi pantai di Kolombia, tempat pria asal Indonesia itu ditangkap. Michael pertama kali mendapat informasi tentang penangkapan seorang pria asal Indonesia, yang bernama M Syafruddin, itu hari Minggu lalu sekitar pukul 08.00 di Bogota, ibu kota Kolombia. ”Saat itu salah satu anggota staf KBRI memberi tahu saya bahwa dia diberi tahu oleh seorang polisi yang bertugas di kantor KBRI (Kedutaan Besar RI),” katanya. Polisi di KBRI itu sebelumnya juga dihubungi melalui telepon oleh polisi khusus dari Cartagena de Indias, atau populer disebut Cartagena, kota wisata di tepi Laut Karibia. Tidak lama setelah mendapat informasi itu, Michael bergegas terbang ke Cartagena. Tujuannya adalah ingin memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga. Dia bertemu dengan aparat terkait, yakni ”polisi khusus” yang menangkap pria yang mirip M Nazaruddin, tetapi, lanjut Michael, ”yang bersangkutan mengaku
D
bernama M Syafruddin, sesuai dengan nama yang tertulis di paspornya”. Michael melanjutkan, ”Petugas yang menangkap M Syafruddin itu adalah polisi khusus, yang melakukan tugas-tugas pengawasan terhadap masalah khusus, termasuk mengawasi keberadaan orang asing. Ini kota wisata, polisi selalu melakukan patroli rutin.” Dari polisi Cartagena, Michael mendapat informasi bahwa pria tersebut ditangkap pada Minggu pukul 02.00 di sebuah kafe di Cartagena. Michael sempat menanyakan kepada polisi, bagaimana pria itu ditangkap. Kata polisi, dari sejumlah foto, gambar, dan bukti visual lainnya serta ciri-ciri orangnya, pria itu mirip dengan buronan yang sedang diburu di Indonesia. Pada Minggu dini hari tersebut, polisi sedang berpatroli ke sebuah kafe di salah satu sudut paling ramai di Cartagena. Sampai akhirnya polisi menargetkan seorang pria asing, yang wajahnya mirip dengan buronan yang sedang dicari oleh aparat (Bersambung ke hal 15 kol 1-3) Lihat Juga Video ”Pengembaraan Nazaruddin Berakhir di Cartagena” di vod.kompas.com/pengembaraanberakhir BACA JUGA HAL 3
PASAR MODAL
Gejolak Pasar Saham Sementara, Fundamen Ekonomi Masih Baik 960,00
954,84
940,7 944,8
910,00
893,72
878,27
1,7287%
860,00
2
3
4
5
8/8
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan kembali ditutup melemah 71,377 poin atau sekitar 1,82 persen ke posisi 3.850,266 pada akhir perdagangan, Senin (8/8) sore. Itu berarti, dalam dua hari perdagangan setelah penurunan peringkat surat utang Amerika Serikat, IHSG terpangkas 6,35 persen.
Investor asing kemarin masih menjadi motor penurunan harga saham. Mereka melepas saham secara besar-besaran. Mereka lebih banyak menjual ketimbang membeli saham (net selling) sebesar Rp 1,137 triliun. Mereka menjual saham senilai Rp 3,178 triliun, sedangkan pembeliannya hanya Rp 2,041 triliun. Pada perdagangan hari Jumat lalu, me-
reka net selling Rp 1,23 trili- Baca Juga Gejolak un. Meski de- Pasar Modal mikian, Bank HAL 10, 11, 19 Indonesia dan pemerintah tetap yakin gejolak pasar hanya sementara. Fundamen ekonomi Indonesia mereka yakini masih baik.
Keyakinan itu kembali dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, kemarin. Rapat dihadiri Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. ”Dengan rasa syukur, saya mengatakan, ekonomi kita dalam keadaan baik. Jauh lebih baik dibandingkan tahun 2008 dan
tentu jauh lebih baik lagi dibandingkan ketika krisis datang di negeri ini pada tahun 1998 dan 1999,” ujar Presiden Yudhoyono saat menyampaikan pengantar rapat terbatas tersebut. Darmin Nasution mengakui, saat ini berlangsung gejolak, tetapi gejolak itu tidak terjadi di (Bersambung ke hal 15 kol 4-7)
UMUM
KO M PAS, SE L AS A , 9 A GU ST U S 2 01 1
15
Berani Menjadi Indonesia eterpurukan bangsa ini bermula dari ketidakberanian para pemimpin politik untuk menjadi Indonesia. Kemajuan kerap didefinisikan sebagai pencarian keluar. Berbeda dengan pernyataan sastrawan Meksiko, Octavio Paz, yang mendefinisikan modernitas sebagai pencarian ke dalam. Jawaban tidaklah hadir dari pergulatan mendalam atas kenyataan yang hidup di Tanah Air sendiri, tetapi sekadar memungut resep dari luar yang diterapkan paksa tanpa penyesuaian dengan sistem pencernaan sosial-budaya. Akibatnya, kemajuan berarti peminggiran jati diri bangsa sendiri. Suatu proses alienasi yang melahirkan mentalitas pecundang. Urgensi menjadi Indonesia lewat penggalian ke dalam ini telah diingatkan oleh Bung Karno dalam pidato monumentalnya tentang Pancasila. ”Kalau kita mencari satu dasar yang statis yang dapat mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu leitstar (bintang pemimpin) dinamis yang dapat menjadi arah perjalanan, kita harus menggali sedalam-dalamnya di dalam jiwa masyarakat kita sendiri.” Selanjutnya Bung Karno mengingatkan, ”Kalau kita mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri, kandas. Ya bisa menghikmati satu-dua, seratus-dua ratus orang, tetapi tidak bisa menghikmati sebagai jiwa tersendiri. Kita harus tinggal di dalam lingkungan dan lingkaran jiwa kita sendiri. Itulah kepribadian.” Para penyelenggara negara hendaknya memancangkan semangat untuk memahami alam kejiwaan dan kepribadian bangsa ini. Jika tidak, hanya akan membawa serangkaian perubahan untuk ketersesatan dan kelumpuhan bangsa. Seperti diingatkan oleh Soepomo, ”Paduka Tuan Ketua, yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidup negara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun kita membikin undang-undang yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangat para
K
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Dua petugas mengamati uji coba Jalan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (8/8). Uji coba yang dimulai pukul 09.00 hingga pukul 11.00 ini dilakukan untuk melihat kondisi infrastruktur setelah pemangkasan tanjakan bagi kendaraan yang melintasi jalur yang akan digunakan sebagai pemecah kemacetan saat arus mudik tersebut.
Lingkar Nagreg Dijamin Lancar Dirjen Bina Marga: 97 Persen Jalur Mudik Siap BANDUNG, KOMPAS — Uji coba Jalan Lingkar Nagreg, Jawa Barat, Senin (8/8) siang, dinilai menggembirakan karena kendaraan dengan muatan berat bisa melintas tanpa masalah. Desain baru jalur darat selatan Pulau Jawa tersebut dianggap bisa memecahkan masalah kemacetan yang selalu menghantui Nagreg. Temuan uji coba Kepolisian Resor Bandung itu sinkron dengan pernyataan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto, yang menyatakan bahwa sekitar 97 persen jalan di seluruh Indonesia sudah siap dilalui saat mudik Lebaran mendatang. ”Kalau jalan pada umumnya kondisinya sudah baik. Penumpukan kendaraan harus benar-benar diwaspadai,” kata Djoko Murjanto, Senin, saat meninjau proyek jalan layang Jombor di Yogyakarta. Dalam uji coba selama dua jam di Jalan Lingkar Nagreg, kendaraan dari arah Tasikmalaya dan Garut (dari arah timur) dibelokkan ke Jalan Lingkar Nagreg ke arah kiri (selatan jalur lama). Sempat pula dicoba skenario macet pada arus balik dengan menghentikan kendaraan di kaki tanjakan sehingga terjadi antrean dan kemudian kendaraan diminta menapaki tanjakan. Berdasarkan pantauan, tidak ada
kendaraan yang mengalami kendala. Heri, sopir truk yang membawa muatan berat karton 15 ton dari Banjarsari ke Jakarta, mengaku hanya menggunakan gigi dua selama menanjak di Jalan Lingkar Nagreg. Aan Suganda, sopir truk pengangkut aci singkong seberat 18 ton, menyatakan tidak mengalami kendala saat menyusuri Jalan Lingkar Nagreg. Jalan Lingkar Nagreg merupakan jalur alternatif sepanjang 5,4 kilometer yang dibangun untuk mengitari persimpangan kereta api serta persimpangan ke Tasikmalaya dan Garut yang ada di jalur lama. Dengan pemberlakuan Jalan Lingkar Nagreg, kendaraan yang datang dari arah Bandung dan Jakarta diarahkan ke jalur lama, sedangkan dari arah sebaliknya akan menggunakan jalan baru. Kendaraan dari arah Bandung bisa leluasa menuruni tanjakan Nagreg di jalur lama, sedangkan kendaraan yang menuju Ban-
dung tidak kerepotan karena jalannya lebih landai daripada jalur lama. Haryono, Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Jalan Lingkar Nagreg, mengatakan, empat tanjakan di Jalan Lingkar Nagreg telah didesain dengan kemiringan 10 persen dan panjangnya tidak sampai 175 meter.
Sudah siap Djoko Murjanto menjelaskan, untuk mengantisipasi terjadi penumpukan kendaraan di Pulau Jawa, arus kendaraan mulai dari Cikampek akan dibagi rata melalui tiga jalur, yaitu utara, tengah, dan selatan. Dengan demikian, arus kendaraan dapat mengalir meski waktu tempuhnya relatif lambat. Diprediksi, pemudik mulai melintas pada Jumat hingga Selasa (26-30/8). Cuaca cerah akan memperlancar transportasi pemudik. Sementara itu, jalur trans-Sulawesi di bagian selatan Gorontalo antara Kabupaten Bone Bolango dan Bolaang Mongondow Selatan masih rawan terputus. Jalan yang dibuat secara darurat dari timbunan tanah dan batu di Desa Sogitia, Kecamatan Bone, Bone Bolango, itu sudah tiga kali jebol diterjang banjir. Adapun perbaikannya baru dijadwalkan tahun depan.
ANALISIS POLITIK YUDI LATIF HAS
penyelenggara negara, pemimpin pemerintahan, itu bersifat perseorangan, undang-undang dasar tadi tentu tidak ada artinya dalam praktik.” Peringatan tersebut penting diungkap ketika wacana politik di ruang publik mulai dihangatkan oleh gairah para petaruh yang memperebutkan kursi kepresidenan untuk pemilu mendatang. Sejumlah nama telah dielus para pendukungnya, tetapi tak satu pun yang sungguh-sungguh memenuhi prasyarat untuk menjawab akar masalah keindonesiaan. Seorang nama dijagokan karena alasan penerimaan dunia internasional. Di sini, ”luar” dijadikan ukuran kenapa kita harus memilih. Padahal, akar terdalam dari keterpurukan kita justru karena bangsa kita tidak pernah sanggup menjadi diri sendiri. Nama lain diajukan karena ketebalan pundi keuangannya sebagai seorang pengusaha, tanpa menyadari kemungkinan dikte kepentingan perseorangan ke dalam urusan umum (res publica). Seseorang yang sukses memimpin perusahaan tidak menjamin bisa sukses memimpin negara. Dalam memimpin perusahaan, kesuksesan diukur dari maksimalisasi keuntungan. Dalam memimpin negara, kesuksesan justru diukur dari minimalisasi keuntungan (pribadi) demi keadilan sosial dan keberhasilan operasi demokrasi. Selain itu, ada nama yang digadang-gadang karena dianggap bisa menghadirkan kepemimpinan yang kuat. Padahal, ada beda antara pemimpin yang kuat dalam konteks pemerintahan tirani dan pemimpin yang kuat dalam konteks pemerintahan demokratis. Kekuatan yang pertama bertumpu pada instrumen-instrumen otoritarian represif, sedangkan kekuatan kedua bertumpu pada kesanggupan menegakkan hukum dan peraturan tanpa pan-
dang bulu. Ada pula nama yang dimajukan karena alasan usia mudanya. Padahal, isu utamanya bukanlah usia muda, melainkan jiwa muda, jiwa progresif yang bisa menjebol kelembangan berbagai status quo. Percuma berusia muda jika sikap kejiwaannya tua, mengembangkan mentalitas menerabas tanpa menghiraukan etika politik. Sejauh nama-nama yang telah beredar di pasar, ada warna dasar yang sama, mereka tidak memiliki karakter keindonesiaan yang kuat. Mereka seperti makhluk dari luar angkasa yang terdampar di sebuah negeri tak bertuan bernama Indonesia. Hal ini dengan mudah bisa diidentifikasi dari referensi kemajuan yang mereka idealkan, kutipan-kutipan frase dalam pidato mereka, serta cara mereka memasarkan diri. Jika pemimpin tidak menjiwai Indonesia, bagaimana bisa memimpin Indonesia. Franz Fanon pernah menyindir kehadiran elite destruktif Afrika dalam ungkapan black skin white masks. Semoga di sini tidak terlahir para pemimpin yang berjejak di Tanah Air, tetapi dengan mentalitas dan idealisasi asing. Seperti kearifan tradisional kita mengingatkan, ”di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung”. Bumi dan langit keindonesiaan adalah Pancasila. Tidak ada keselamatan bagi negara ini di luar Pancasila. Titik keseimbangan Indonesia yang memberi alasan dan tujuan menegara. Penting sekali bagi para kandidat pemimpin Republik untuk menjiwai dan menjalankan Pancasila agar mereka sanggup membawa kesejahteraan dan kedamaian di langit dan di bumi.
YUDI LATIF Pemikir Kenegaraan
Gejolak Pasar Saham Sementara (Sambungan dari halaman 1)
Dampak tak langsung
semua area. ”IHSG sudah turun banyak, tetapi rupiah menguat dan menguatnya masih dapat diterima. Capital outflow (arus modal keluar) juga tak terjadi secara besar-besaran,” kata Darmin. Rupiah kemarin sore ditutup menguat 5 poin menjadi Rp 8.533 per dollar AS. Salah satu indikator ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2011, seperti diumumkan Badan Pusat Statistik, sebesar 6,5 persen. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, selain fundamen yang lebih baik, Indonesia kini juga memiliki sistem antisipasi yang lebih bagus dalam menghadapi gejolak ekonomi global. ”Prosedur penanganan gejolak keuangan telah tersusun rapi dan memiliki tolok ukur yang sangat jelas,” kata Hatta, tanpa merinci.
Sebelum ditutup ke posisi 3.850,266 Senin sore, pada penutupan sesi pertama, IHSG sempat minus 5 persen atau anjlok 195 poin di posisi 3.725,78. Indeks Kompas100 ditutup turun 15,450 atau sekitar 1,73 persen menjadi 878,271 poin. Indeks LQ45 turun 11,347 poin atau 1,64 persen ke posisi 693,293 poin. Ekonom dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Mirza Adityaswara, menilai wajar harga saham yang naik-turun. IHSG juga tak akan berpengaruh terhadap negara secara langsung. ”Tidak ada penjualan signifikan di pasar surat utang negara dan pembelian dollar AS tidak signifikan,” kata Mirza. Hal tersebut dibuktikan dengan imbal hasil surat utang ne-
gara berjangka waktu 10 tahun, yang stabil pada 6,9 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga stabil. Dengan demikian, lanjut Mirza, investor tahu bahwa kondisi Indonesia berbeda dan jauh lebih bagus dibandingkan dengan kondisi Eropa dan Amerika Serikat. Meski demikian, gejolak di AS belum selesai dan tetap berdampak ke pasar modal. ”Minggu ini akan berfluktuasi dengan kecenderungan kembali menguat. Perbankan dan infrastruktur adalah sektor yang menjadi pendorong penguatan. Sektor konsumer lebih diperhatikan juga dengan alasan menjelang Lebaran,” ujar Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga. Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, menurut Edwin, investor
hendaknya tidak panik, tetapi memilih saham-saham yang sudah terpangkas banyak. ”Perasaan campur aduk” investor di pasar wajar karena sejumlah sentimen negatif yang menimpa AS. Akibatnya, indeks bursa saham global berjatuhan sebagai dampak negatif dari penurunan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+ oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P), Jumat pekan lalu. Mantan Gubernur Bank Sentral AS Alan Greenspan menegaskan, penurunan peringkat utang AS memberikan dampak negatif untuk sementara dan diperlukan waktu untuk pulih. Menteri Keuangan AS Timothy Geithner berang kepada S&P. Ia mengatakan, lembaga pemeringkat ini membuat keputusan berdasarkan kalkulasi akuntansi yang salah.
sus. Dia tidak banyak bicara serta terlihat stres dan lelah. ”Saya kan bukan penjahat” ujar anggota staf KBRI, yang menemui Nazaruddin di kantor polisi, menirukan ucapan Nazaruddin saat meminta borgol di tangannya dilepas. Djoko juga menyatakan, Nazaruddin ditangkap saat hendak meninggalkan Kolombia. Kepala Polri menambahkan, penyelidikan terus dilakukan untuk mengidentifikasi Nazaruddin mengingat identitas dan foto yang ada di paspor bukanlah Nazaruddin. Segera setelah itu, dia akan dibawa pulang ke Tanah Air dengan pengawalan ketat dari kepolisian.
mengetahui lokasi pembuatan paspor palsu itu. ”Dari Singapura, dia (Nazaruddin) mengecoh seolah-olah ke Kuala Lumpur, tetapi ke Vietnam,” kata Anton. Dari Vietnam, Nazaruddin berangkat ke Kamboja. Dari Kamboja, dengan pesawat carter, Nazaruddin menuju Bogota, melalui Madrid, Spanyol, dan Dominika. ”Dari Bogota ke Cartagena,” katanya. Marty Natalegawa membenarkan penangkapan Nazaruddin. Informasi penangkapan itu dilaporkan KBRI di Kolombia kepada dirinya, Minggu malam, dengan istilah ”seorang penting” asal Indonesia telah ditangkap.
(BEN/WHY/ATO/ REUTERS/AP/AFP/MON)
(NIT/HEN/SIR/ELD/ WIE/WHO/EGI/ABK/APO)
Jaga Keselamatan Nazaruddin Mau Beli Pesawat Jet di Kolombia (Sambungan dari halaman 1)
RI, yakni M Nazaruddin. Michael mengatakan, polisi khusus itu kemudian meminta paspor kepada pria asing tersebut. Dari paspor, diketahui pria itu adalah M Syafruddin, asal Indonesia. Karena pria itu mirip Nazaruddin, dia lalu diamankan polisi meski sempat menolak dibawa ke kantor polisi. Petugas yang menangkap adalah polisi khusus setempat yang sudah bekerja sama dengan Interpol. Polisi sempat membawa pria tersebut ke sebuah rumah sakit karena dia mengaku sakit, tidak enak badan. Setelah dipastikan bahwa pria itu cukup sehat, polisi membawanya kembali ke kantor polisi. Setelah bertemu polisi dan mendapatkan latar belakang penangkapan, Michael menemui M Syafruddin di salah satu ruang khusus di kantor kepolisian di Cartagena. ”Saya menemuinya sekitar pukul 15.15. Saya lalu mengobrol dengannya sampai pukul 17.15. Karena sudah menjelang berbuka puasa, saya lalu keluar untuk membeli nasi bungkus untuk dia,” kata Michael. Percakapan Michael dengan Kompas sempat terputus. ”Waktu saya menemuinya, M Syafruddin mengenakan kaus hitam dan celana panjang jeans. Lalu kami mengobrol tentang hal-hal pribadi. Saya tidak menyentuh masalah hukumnya,
termasuk, misalnya, tentang mengapa dia ditangkap dan sebagainya,” kata Dubes asal Papua ini. Michael menanyakan kesehatannya dan tujuannya ke Kolombia. Syafruddin mengaku kurang sehat. ”Katanya, dia mau berbisnis di Kolombia. Dia mengaku mengikuti perkembangan bisnis di sini, cukup baik,” tutur Michael yang bersiap untuk terbang lagi ke Bogota pada Senin pukul 08.00 atau pukul 20.00 WIB. Menurut Michael, baik kepada polisi yang menangkap maupun kepada dirinya, pria ini tetap menyangkal sebagai Nazaruddin. Dia mengaku bernama M Syafruddin, sesuai dengan nama di paspornya. ”Dia bercerita kepada saya ingin berbisnis. Saat ini dia sedang dalam proses negosiasi untuk pembelian pesawat jet,” ujar Michael saat ditanya bisnis jenis apa yang mau dirintis pria mirip politikus Partai Demokrat itu. Kata Dubes, M Syafruddin ketika ditangkap sedang ditemani seorang saudaranya. Kompas menanyakan, apakah pria itu bersama istri atau anaknya, atau keluarga dekatnya, Michael mengatakan, ”Hanya dengan seorang saudaranya. Dia sudah empat hari berada di Cartagena ketika ditangkap polisi.” Dari paspornya diketahui, pria yang mengaku bernama M Syafruddin itu sudah 10 hari
berada di Kolombia. Tujuan utamanya adalah untuk berbisnis dan mencari peluang investasi baru. ”Selama mengobrol dengannya, saya sama sekali tak berbicara hal-hal yang sensitif secara hukum, kecuali soal pribadi,” ujar Michael berkali-kali. Ketika ditanya tentang penilaian pribadi apakah pria itu Nazaruddin atau tidak, Michael mengatakan yakin memang dialah orang yang dicari tersebut. Meski demikian, dia tak menegaskan itu kepada M Syafruddin kalau dia menggunakan paspor palsu. Biarkan saja aparat penegak hukum yang menyelidiki. Menurut Michael, pria itu sudah dibawa ke Bogota dengan sebuah pesawat kecil, Cessna, pada Minggu pukul 23.00 dan tiba di Bogota pada Senin pukul 01.00. ”Karena pesawatnya kecil, saya tidak bisa ikut. Pesawat itu hanya mengangkut empat orang, yakni pilot, pria bersangkutan, dan dua polisi pengawal,” kata Michael sambil menjelaskan, dia segera menyusul dengan pesawat reguler. ”Ketika polisi mengatakan, pria ini adalah orang yang sedang dicari di Indonesia, saya langsung bilang kepada mereka, ’Jaga keamanannya dengan baik’. Polisi di sini sangat baik dan dipastikan akan memperlakukannya dengan baik. Nanti saya akan ceritakan lagi perkembangannya dari Bogota,” kata Michael. (PASCAL S BIN SAJU)
(Sambungan dari halaman 1)
Natalegawa menerima informasi penangkapan itu dari Duta Besar Republik Indonesia di Kolombia. Penangkapan tersebut merupakan hasil kerja sama Interpol, KPK, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Bersama Neneng Dari Bogota, Duta Besar RI untuk Kolombia Michael Menufandu, melalui telepon, membenarkan penangkapan terhadap seorang pria mirip Nazaruddin oleh polisi khusus Cartagena, Minggu. Polisi menangkap pria itu di sebuah kafe di salah satu sudut kota yang paling ramai. Saat didatangi polisi, pria mirip Nazaruddin tersebut sempat menolak dibawa ke kantor polisi karena dia menyatakan bukan orang yang dimaksud. Berdasarkan paspor yang diambil polisi, pria itu bernama M Syafruddin. Ia sudah empat hari di Cartagena untuk kepentingan bisnis. Menurut Michael, polisi tetap membawa pria tersebut sebab berdasarkan foto, gambar, dan bukti fisik lainnya memang mirip Nazaruddin. Polisi menduga pria itu memakai paspor atas nama orang lain atau paspor palsu. ”Saya sebagai Duta Besar, wakil Pemerintah Indonesia, bertugas memberikan jaminan keamanan dan perlindungan kepada setiap warga negara,” katanya. Michael menjelaskan, pria itu dibawa ke Bogota dalam pe-
ngawalan polisi pada Minggu malam untuk verifikasi data. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Senin, menambahkan, Nazaruddin ditangkap saat bersama istrinya, Neneng Sri Wahyuni. Sebelum berangkat ke Cartagena, Nazaruddin sempat singgah di beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. ”Tim menangkap Nazaruddin. Namanya dipalsukan. Foto tetap sama dan tak bisa berubah,” katanya. Seorang anggota staf Kedutaan Besar RI di Bogota menambahkan, Nazaruddin ditangkap saat berada di Bandar Udara Cartagena. Ketika itu ia hendak menonton pertandingan sepak bola U-20 di Bogota. Nazaruddin ditangkap tim Interpol yang dipimpin Letnan Kolonel Rodriguez. Saat ditangkap, Nazaruddin memakai kaus lengan pendek warna hitam, celana jeans biru, dan sepatu kasual warna coklat. Ia diterbangkan ke Bogota, Minggu malam, dengan pesawat khusus. Sepanjang perjalanan selama 1 jam 15 menit, Nazaruddin yang diborgol tangannya dikawal dua polisi dan seorang anggota staf konsuler RI, Agus Prabowo. Setiba di Bogota, Nazaruddin dibawa ke kantor polisi di Bogota dan ditempatkan di ruang khu-
Pasti Nazaruddin Dari hasil pemeriksaan sidik jari, kata Anton, tim memastikan orang yang ditangkap Interpol di Kolombia adalah Nazaruddin. ”Sidik jari dikirim dua hari lalu. Ternyata telah dicocokkan dan sama. Ada 12 persamaan,” katanya. Untuk meyakinkan lagi, Polri merencanakan melakukan pemeriksaan DNA terhadap Nazaruddin. Diakui Anton, tim Polri yang mencari sudah memantau keberadaan Nazaruddin. Sebelum tertangkap di Cartagena, keberadaan Nazaruddin diketahui sejak berada di Dominika Karibia. Nazaruddin berangkat ke Bogota dengan menggunakan paspor palsu. Namun, Polri belum
Prestasi tim Ketua KPK M Busyro Muqoddas mengatakan, penangkapan Nazaruddin merupakan prestasi. ”Ini prestasi tim yang sistemik,” katanya. Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, meski belum ada perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Kolombia, Nazaruddin tetap bisa dipulangkan. ”Ini harus dikomunikasikan, tetapi sepertinya Kolombia tidak ada keengganan. Lagi pula, sepertinya mereka tak punya kepentingan apa-apa dengan Nazaruddin,” ujarnya. Hikmahanto menekankan keselamatan Nazaruddin benar-benar dijaga hingga sampai di Tanah Air. (WHY/ONG/FER/CAL/ANA/ DWA/HAR/RAY/ATO/IAS)
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Sidik Pramono, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Agus Mulyadi, Yovita Arika, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Elly Roosita, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Imam Prihadiyoko, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, R. Benny Dwi Koestanto, Bonivasius Dwi Pramudyanto, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widyanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia, MOJOKERTO: Abdul Lathif, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, JAMBI: Irma Tambunan, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Abun Sanda GM IKLAN: Fitricia Juanita TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 88.500/mmk FC Rp 128.500/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 14 Agustus
Judul Nazaruddin di Tangan KPK
Isi Berita Nazaruddin tiba di Indonesia, langsung diserahkan ke KPK.
2011
Partai Demokrat Tidak Akan Beri KPK menegaskan akan menjaga independensi. Presiden SBY Bantuan Hukum Bersama
percaya KPK
Dikawal Ketat.
Kronologi tibanya Nazaruddin ke Indonesia, diserahkan ke KPK dan di tahan di Rutan Brimob. Demokrat tidak akan memberi Nazaruddin bantuan hukum
No 1
Indikator
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Disini
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan Kompas
masalah apa yang III 1
mengidentifikasi kasus
diangkat?
Nazaruddin
sebagai
siapa saja yang III 2, III 4, III 8, III 10, Masalah Hukum. Jelas terlibat?
III 16, III 20
isi berita keseluruhan
pihak mana saja III 2, III 4, III 5, III 11, mengenai yang Narasumber?
tibanya
dijadikan III 12, III 13, III 14, III Nazarudin di Indonesia 16, III 20
dan
langsung
diserahkan
kepada
KPK untuk kemudian di
tahan
Brimob.
di
Rutan
Narasumber
yang diwawancaraipun berlatar hukum
belakang seperti
KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi)
atau
pengacara,
dan
melibatkan
aparat
hukum.
2
Dalam Casual Interpretation ( Diagnose Causes )
masalah
berita
disini
yang
akan
siapa pihak yang III 6, III a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
dituduh?
16,
adanya
12,
III
15,
III
III 17
gugatan, III 7, III 15, III 17, III
pembuktian,
ataupun
penyangkalan
19
akan
tuduhan?
disorot
adalah
mengenai
tibanya
Nazarudin
di
Indonesia
dan
langsung
diserahkan
kepada KPK. Kompas
pihak
yang
menempatka III 5, III 7, IIII 13, III
dianggap benar ?
Nazaruddin dan KPK
19
disini
sama-sama
sebagai actor / pihak
b. Posisi Kompas sebagai media?
bagaimana media
yang
menyampaikan fakta?
Nazarudin aktor yang
III 2, III 3, III 4, III 8,
negative
III
merupakan tersangka
10,
III
11,
III
13,
keberpihakan III 20
media? / fakta disampaikan
penting.
kenetralan
karena
yang akan ditahan dan dekenai tindak pidana.
yang
Sedangkan
KPK
III 5, III 7, III 15, III
adalah
positf
16,
yang
III 17
aktor
berhasil
menangkap Nazaudin dan akan memproses kasus
Nazaruddin
hingga tuntas. Disini KPK
secara
langsung
tidak disorot
sebagai aktor penting yang
berjasa dalam
Kasus
Nazaruddin.
KPK secara otomatis di diposisikan sebagai pihak yang patut di dukung dan dipercaya akan
menyelsaikan
kasus Nazaruddin. Di
bagian
lain
pemberitaan Kompas, Demokrat awalnya
yang menyatakan
akan memberi bantuan kepada
Nazaruddin,
kini menyatakan tidak akan memberi bantuan kepada
Nazaruddin
karena
Nazaruddin
sudah
bukan
kader
Demokrat dan sudah mempunyai pengacara. Hal
ini
semakin
menambah terpojoknya posisi Nazaruddin. 3
Kompas Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral
mencitrakan
bahwa siapa yang salah? / III 6, III pihak
mana
yang
16,
12,
III
15,
III mendapat
III 17
Susilo
siapa yang benar? / III 5, III 7, IIII 13, III
adalah
mana
yang
19
yang
dukungan
dari Presiden Bambang
dianggap merugikan
pihak
KPK
benar
Yodoyono pihak dan
yang
berperan
dianggap dirugikan?
penting dalam kasus ini.
4
Secara tidak langsung
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
III 13
Kompas mengarahkan
kompas
kasus Nazaruddin ini
edisi
untuk segera di bawa ke proses pengadilan dan
segera
tuntaskan.
di
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
MINGGU 14 AGUSTUS 2011
Harga langganan Harga eceran
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
Sosialita: Cynthia dan Kesederhanaan HAL 25
wAksen: ww.kompaKa s.cora m kter
Busana Muslim
TERBIT 32 36 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 047 299 272 215 TAHUN KE -46 -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599
HAL 13
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
Aku & Rumahku: Poci dan Ke-Diam-an Radhar HAL 27
Nazaruddin di Tangan KPK
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin (kedua dari kiri) didampingi Brigjen (Pol) Anas Yusuf (Ketua Tim Penjemputan Nazaruddin, kiri) tiba di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Sabtu (13/8) malam. Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games tersebut tiba di Jakarta sekitar pukul 19.51 WIB dan langsung dilakukan serah terima dari tim penjemput kepada KPK.
Partai Demokrat Tidak Akan Beri Bantuan Hukum
TANGGAL
14 Ags 15 Ags
IMSAK
04.33
DZUHUR
SUBUH
12.00 11.59
04.43
ASHAR
15.21 15.21
MAGHRIB
ISYA
17.57 17.57
19.08 19.08
www.kompas.com
www.facebook.com/kompasfb
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Kecil, Embrio Separatis di Papua
HAL
2
Dibangun, Waduk Jatibarang Jateng
HAL
3
PM Cameron Dikritik
HAL
11
Inneke Koesherawati:
Pokoknya Keren
Baju muslim sekarang sudah banyak yang modis, beragam, dan mengikuti perkembangan zaman. ”Pokoknya keren,” katanya. Makanya, Inneke Koesherawati menghadiri acara Pameran Mode Islami Indonesia 2011. Dik Doank sejak kecil mengagumi kartunis Om Pasikom. Makanya, ia menghadiri pembukaan Pameran Cinta GM Sudarta di Bentara Budaya Jakarta. ”Saya kenal Om Pasikom sejak zaman saya belum bisa membaca,” ucapnya. Model Paula Verhoeven melaksanakan ibadah umrah. Ia pun berdesak-desakan untuk mencium Hajar Aswad. ”Tubuhku berpontang-panting, terdorong orang dari kiri dan kanan.” katanya. NAMA & PERISTIWA/HAL 24
JAKARTA, KOMPAS — Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 jam dari Bogota, Kolombia, buronan Komisi Pemberantasan Korupsi, Muhammad Nazaruddin, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (13/8) pukul 19.51. Setelah berada di tangan KPK, Nazaruddin kemudian ditahan di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Nazaruddin Ingin Pulang, Tolak Permohonan Suaka
PERJALANAN BOGOTA-JAKARTA 11 AGUSTUS 2011
13 AGUSTUS 2011
17.15
• (waktu Bogota), pesawat yang membawa Nazaruddin 2 1 berangkat SENEGAL 3 dari Bandara KONGO El Dorado
•
14.00
• WIB, pesawat melintas di langit Maladewa 4
5
KENYA
6
19.51
• WIB, pesawat mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
20.08 WIB, Nazaruddin dibawa ke Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, untuk cek kesehatan. •Nazaruddin dibawa ke Gedung KPK
KASUS DI SEPUTAR NAZARUDDIN DUGAAN KASUS
BURONAN
TURUT DISEBUT/DIDUGA TERLIBAT
LATAR BELAKANG
Suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games, Palembang
Setelah dilakukan penyerahan oleh ketua tim penjemput yang juga Direktur Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Anas Yusuf kepada Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yurod Saleh, KPK memberi keterangan menjelang tengah malam dan memperlihatkan tas Nazaruddin yang selama ini digembok. Di dalam tas itu, diperlihatkan empat telepon seluler, dua gepok uang 20.000 dollar AS, flash disk, jam tangan dengan kaca yang
Mantan Sekretaris Menpora Wafid Muharam Mindo Rosalina Manulang Mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri Manajer Pemasaran PT Duta Mohammad El Idris Graha Indah Partai Demokrat Anas Urbaningrum Angelina Sondakh Mirwan Amir Andi Mallarangeng PDI-P I Wayan Koster Politik uang dalam perebutan Anas Urbaningrum Partai Demokrat kursi ketua umum di Kongres II Partai Demokrat 2010 Korupsi proyek pembangunan Anas Urbaningrum Partai Demokrat pusat olahraga di Hambalang, Bogor Penanganan kasus wisma Partai Demokrat Anas Urbaningrum atlet oleh KPK KPK Chandra M Hamzah Ade Rahardja Penggunaan paspor milik Saudara sepupu Nazaruddin M Syarifuddin orang lain
(Bersambung ke hal 11 kol 5-7)
Sumber: Litbang ”Kompas”/IGP/YOG, diolah dari berita ”Kompas”
FOTO: KOMPAS/RIZA FATHONI
DICKY
JAKARTA, KOMPAS — Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi tersangka dugaan suap proyek wisma atlet SEA Games di Palembang, gagal mendapatkan suaka dari Pemerintah Kolombia karena telat mengajukan permohonan suaka ke Kejaksaan Agung Kolombia. Nazaruddin mengaku ingin kembali ke Indonesia. Hal itu dikatakan OC Kaligis, penasihat hukum Nazaruddin, begitu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (13/8) sore, setelah menempuh perjalanan 48 jam dari Bogota, Kolombia. Kaligis berada di Kolombia sejak Nazaruddin ditangkap Interpol pada 7 Agustus 2011 hingga dipulangkan ke Indonesia pada 12 Agustus 2011. Namun, menurut polisi di Bandara Rafael Nunez, Cartagena, dan Duta Besar RI untuk Kolombia Michael Menufandu, Nazaruddin sebetulnya ditangkap pada 6 Agustus 2011. Kaligis menuturkan, pengacara Nazaruddin di Kolombia, Abelardo De La Espriella, meminta Nazaruddin menandatangani permohonan suaka pada 9 Agustus 2011. Namun, Nazaruddin menolak meminta suaka karena mengaku ingin kembali ke Indonesia. ”Belakangan saya tahu ia mengatakan itu (menolak suaka dan ingin pulang) karena diper-
alat oleh Dubes Indonesia untuk Kolombia,” kata Kaligis. Oleh karena itu, Daniel Pennaredonda dari tim pengacara Nazaruddin di Kolombia dari De La Espriella Lawyers Enterprise— sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas Prasetyo Eko P dari Bogota—kemarin mengatakan, secara garis besar pihaknya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi begitu tersangka dugaan suap wisma atlet SEA Games itu mendarat di Indonesia. Walaupun tanpa surat permohonan suaka dari Nazaruddin, Kaligis dan tim pengacara di Kolombia tetap menemui Jaksa Agung Kolombia pada 11 Agustus 2011 untuk memohon suaka. ”Jaksa Agung lalu bertanya, mana surat dari pemohon. Kami tidak bisa menunjukkannya karena memang tidak ada,” katanya. Kalaupun diminta tanda tangan hari itu, jelas juga sudah terlambat. Berdasarkan aturan di Kolombia, batas waktu permohonan suaka adalah tiga (Bersambung ke hal 11 kol 5-7)
Lihat Juga Video ”Nazaruddin Dijemput Petugas di Bandara Halimperdana kusuma” di vod.kompas.com/nazaruddindijemput
265 TAHUN POS INDONESIA
Kuantar Surat ke Ujung Nusantara anak di perantauan. Kalau baTelepon, SMS, dan e-mail Oleh ARYO WISANGGENI dan MAWAR KUSUMA yar-bayar tetap nyaman di kanmeringkas rentang waktu tor pos karena bisa sekalian bayar air, listrik, hingga ambil udah hampir setengah jam cinta Slamet kepada kekasih komunikasi. Rasa penauang pensiun,” tutur Slamet. yang kini menjadi istrinya, Nur Slamet (60) dan istrinya saran soal kabar siapa Rochmah (55). setia antre di Kantor Pos Sampai langit-langit Setiap hari, ada 300 dan di mana terjawab da- Jakarta Pusat, Kamis (11/8). SlaBaca Juga orang yang mengantre met sengaja berdandan rapi Sejak kantor pos perlam hitungan detik. Orang mengenakan baju batik, celana soal di kantor pos di Ketama didirikan GuberKehidupan lurahan Cideng, Gamkain, dan peci hitam untuk nur Jenderal GW Baron tak perlu menunggu pak bir, Jakarta Pusat, semengambil uang pensiunan di van Imhoff di Batavia pos mengantar surat baHAL 31, 32 perti Slamet. Namun, kantor pos. ”Dulu, saya ke kanpada 26 Agustus 1746, jumlah surat pribadi layanan pos jadi bagian lasan. Orang semakin lu- tor pos untuk mengirim surat. yang dikirimkan dari kantor pos penting kehidupan banyak Sekarang malah buat ambil pa rasanya ”melangkah di uang pensiun dan bayar listrik,” mungil yang menempati ruang orang. Kabar yang dibawa pak sewa sebuah garasi rumah itu kata Slamet. pos dari jauh memengaruhi baudara” seperti nyanyian kurang dari 10 helai per bulan. Slamet bahkan sudah lupa nyak peristiwa dan sejarah Vina Panduwinata dalam kapan terakhir kali dia mengi”Sekarang sudah ada handbangsa. Sepanjang tahun, apaphone, jadi tak perlu lagi merim surat. Padahal, dulu suratlagi menjelang Lebaran, kantor lagu ”Surat Cinta”.
S
lah yang menyampaikan luapan
ngirim surat ke saudara atau
pos yang tersebar di Nusantara
pasti disesaki kantong surat dan paket yang menggunung. Kini, ruang sortir surat dan paket di ribuan kantor pos, seperti yang ada di Mail Processing Center (MPC) Bandung, terasa lengang kendati penuh pegawai pos bekerja. ”Lima belas tahun lalu, setiap tiga minggu sebelum Lebaran, ruangan sudah penuh surat. Kartu Lebaran bisa menggunung mencapai langit-langit ruangan,” kata Kepala Kantor MPC Bandung Salman menunjuk kantong surat yang tersebar. Dulu, kiriman pos yang meluber di kala Lebaran (Bersambung ke hal 11 kol 1-4)
UMUM
KO M PAS, MI N GGU, 14 A GU STU S 2 01 1
11
PM Cameron Dikritik
TERORISME
Penerapan Tangan Besi Justru Munculkan Masalah Baru
WASHINGTON, JUMAT — Pemerintah Amerika Serikat saat ini meyakini bahwa sebuah sayap regional jaringan Al Qaeda tengah memproduksi racun mematikan, ricin, untuk digunakan dalam menyerang kepentingan Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan surat kabar Amerika Serikat (AS), The New York Times, pada Jumat (12/8). Mengutip sumber intelijen yang tidak bersedia diungkapkan jati dirinya serta berdasarkan sejumlah laporan rahasia, surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Yaman telah berupaya memesan biji buah jarak dalam jumlah besar untuk digunakan dalam produksi racun ricin. Diyakini, racun itu akan dikemas dalam sebuah peledak ke-
LONDON, SABTU — Berbagai pihak mengkritik reaksi keras Perdana Menteri Inggris David Cameron terhadap para pelaku kerusuhan di Inggris, pekan ini. Berbagai rencana yang disiapkan Cameron untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dianggap justru memunculkan masalah baru. Dalam pidato yang berapi-api di hadapan parlemen Inggris, Kamis (11/8), Cameron menegaskan bahwa ”pembalasan baru dimulai” terhadap para pelaku kerusuhan, yang menurut dia telah melakukan ”kriminalitas murni dan sederhana”. Cameron, antara lain, menjanjikan tindakan lebih keras terhadap para penjarah, termasuk penggunaan peluru karet, meriam air, bahkan pengerahan tentara. Ia juga berjanji akan mengubah undang-undang yang memungkinkan petugas polisi biasa boleh memaksa orang melepas penutup muka atau kepala jika dicurigai orang tersebut akan melakukan aksi kekerasan. Pemberian wewenang lebih kepada polisi ini memungkinkan polisi memaksa orang Muslim untuk melepas jilbab atau burqa yang dipakainya. Cameron juga mempertimbangkan akan memutus komunikasi melalui Blackberry Messenger atau jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, jika ada indikasi hal itu digunakan untuk mengorganisasi kerusuhan mas-
sal. Beberapa orang langsung membandingkan Cameron dengan para diktator yang digulingkan dalam gelombang revolusi di dunia Arab, yang sebagian besar diorganisasi melalui media sosial tersebut. ”Cameron tak boleh membiarkan kemarahan terhadap kerusuhan dan penjarahan di Inggris baru-baru ini digunakan untuk menyerang kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi,” tegas Padraig Reidy, aktivis lembaga pembela kebebasan berekspresi Index on Censorship. Lembaga pembela kebebasan pers Reporters Without Borders (RWB), yang bermarkas di Paris, Perancis, mempertanyakan kerja sama antara pihak berwajib Inggris dan Research in Motion (RIM), perusahaan pembuat telepon pintar Blackberry, untuk melacak para perusuh. Lembaga itu menyatakan, pemberian data pribadi pengguna Blackberry kepada polisi merupakan ”preseden yang merisaukan” karena dilakukan oleh salah satu negara Barat yang se-
AP PHOTO
David Cameron lama ini dikenal sebagai pembela hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Hal itu dikhawatirkan akan dicontoh pemerintah negara-negara lain. Para perusuh yang membuat kerusakan besar dan menjarah di kota-kota besar Inggris pekan ini berkomunikasi melalui Blackberry Messenger dan media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Namun, menurut RWB, itu bukan alasan bagi Pemerintah Inggris untuk menutup media itu. ”Otoritas Inggris harus menyingkirkan kemungkinan menutup atau membatasi secara drastis penggunaan jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter,” demikian RWB dalam pernyataan resmi, Sabtu (13/8).
Bukan solusi William Bratton, mantan Kepala Kepolisian Los Angeles, New
York City, dan Boston, yang diundang Cameron untuk membantu kepolisian Inggris memberantas geng-geng berandalan, mengatakan, langkah penahanan massal para pelaku kerusuhan di Inggris tidak akan menuntaskan masalah. ”Penahanan memang langkah yang paling tepat untuk (menangani) orang-orang yang paling ganas dan tak bisa diperbaiki. Tetapi, sebagian besar masalah ini bisa ditangani dengan cara-cara lain, dan ini bukan sekadar masalah kepolisian, tapi masalah kemasyarakatan,” papar Bratton, yang dipuji Cameron karena berhasil menyelesaikan masalah geng kriminal di tiga kota tempat ia pernah bertugas itu. Lebih dari 1.700 orang telah ditahan di seluruh Inggris menyusul gelombang kerusuhan tersebut. Polisi juga masih menyiagakan kekuatan besar di jalanan kota-kota Inggris sepanjang akhir pekan ini untuk mencegah terulangnya kejadian itu. Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengakui, Pemerintah Inggris perlu menuntaskan berbagai masalah sosial yang sudah mengakar sangat dalam. ”Ada beberapa kelompok dalam masyarakat yang telah ditinggalkan sama sekali oleh semua pihak di Inggris. Mereka terputus dari urat nadi perekonomian sebagian besar masyarakat Inggris,” ungkap Osborne. (REUTERS/AP/AFP/DHF)
Awas, Bom Maut Berisi Racun Ricin
Para siswa TK Aisyah Nabila, Bambu Apus, Pamulang, mengikuti kegiatan pengenalan kantor pos di Kantor Pos Besar Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (11/8). Dalam kegiatan tersebut, mereka belajar cara berkirim surat dan diajak untuk mengetahui beragam layanan jasa yang ada di kantor pos.
Kuantar Surat ke Ujung Nusantara (Sambungan dari halaman 1)
memunculkan banyak kisah di balik terantarnya sebuah kiriman pos. Menjelang Lebaran, PT Pos Indonesia harus mengerahkan para pensiunan dan anak pegawai menjadi sukarelawan sortir. ”Gara-gara ’pengerahan’ itulah saya berkenalan dengan anak salah satu pegawai kantor pos dan sekarang menjadi istri saya,” kata Salman tertawa, mengenang kisah yang mungkin tak akan terulang itu. Data PT Pos Indonesia menunjukkan, jumlah kiriman surat dan paket mencapai puncaknya pada tahun 1997, sebanyak 725 juta pucuk. Sekitar 580 juta pucuk di antaranya adalah surat atau paket pribadi, mulai dari surat cinta, surat minta kiriman uang indekos kepada orangtua, surat korespondensi dengan sahabat, sampai kartu pos atau paket berisi kiriman sambal dari kampung. Namun, sejak itu jumlah surat dan paket terkirim terus menurun, dan pada 2010 tinggal mencapai 213,2 juta pucuk. Hanya 43 juta pucuk surat yang merupakan surat pribadi. Bah-
kan, seorang filatelis yang juga Wakil Kepala Bidang Proses MPC Bandung, Tantan Nurdiana, pun kian jarang menggeluti hobinya mengumpulkan prangko. ”Semakin sulit bagi saya mengumpulkan prangko karena saya juga lebih kerap berkirim kabar lewat Facebook. Bahkan, komunikasi dengan teman-teman sesama penggemar filateli pun kami lakukan lewat Facebook,” ujar Tantan.
Paket gantinya Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana menuturkan, perkembangan teknologi informasi dan semakin murahnya ongkos jasa telepon seluler menyurutkan minat orang berkirim surat. Namun, ternyata gelombang pasang internet dan seluler tak selalu berakibat buruk bagi PT Pos Indonesia. ”Memang surat pribadi tergantikan internet dan SMS. Namun, internet juga mengubah cara orang berbelanja. Sekarang, semakin banyak orang berbelanja di internet, semakin banyak paket dikirimkan lewat pos,” kata Mardjana. Kiriman paket yang sepuluh tahun lalu baru mencapai 1,27 juta buah per ta-
hun, pada 2010 melonjak menjadi 8,16 juta buah per tahun. PT Pos Indonesia juga menggenjot para pelanggan pengirim surat bisnis. Ketika jumlah orang berkirim surat pribadi terus berkurang, jumlah kiriman surat tagihan kartu kredit, tagihan polis asuransi, tagihan telepon, tagihan air PAM, dan surat bisnis lainnya justru terus bertambah. Dengan kata lain, tukang pos pun tak selalu dinantikan. ”Dulu, orang berebut menyambut surat yang kami antar, sekarang terkadang penerima tagihan berkelit. Kadang bilang tagihan belum diterima karena takut kena denda keterlambatan pembayaran. Bahkan, orang yang bertanda tangan di resi saja bisa mengaku belum menerima surat tagihan,” kata Waino (50), pengantar pos di Bandung, tertawa. Yang tidak terhindarkan, pendapatan PT Pos Indonesia dari jasa pengiriman pos semakin berkurang, sementara pendapatan dari jasa keuangan, termasuk mencairkan uang pensiun Slamet, semakin bertambah. PT Pos Indonesia juga berbisnis logistik, mengirim berbagai ba-
rang konsumsi ke berbagai pelosok Nusantara. Marketing and Business Development Director PT Pos Indonesia Setyo Riyanto menyatakan, dari diversifikasi usaha itu, PT Pos Indonesia bertahan hidup. Pada 2010, PT Pos Indonesia meraih laba Rp 86 miliar dengan total pendapatan Rp 3,1 triliun. Mardjana menyatakan, jaringan 3.780 kantor pos dan 24.000 titik layanan yang menjangkau 42 persen kelurahan/desa dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia merupakan kekuatan berbagai bisnis selain pengiriman pos. Namun, satu pucuk surat pribadi yang tersisa di kantor pos harus dikirim ke alamat tujuannya, ke mana pun, dengan biaya Rp 1.500. ”Kami tetap akan memenuhi kewajiban untuk mengirimkan setiap pucuk surat ke mana pun. Itu kewajiban PT Pos Indonesia memenuhi Layanan Pos Universal. Dan, kehadiran petugas pos di setiap wilayah perbatasan Indonesia adalah wujud kedaulatan efektif pemerintah atas wilayahnya. Kita wajib hadir di ujung-ujung Nusantara,” tutur Mardjana.
rut The New York Times, mulai mengkhawatirkan racun ricin sebagai salah satu ancaman pada masa mendatang saat agen rahasia mereka mampu menggagalkan pengiriman printer cartridge yang berisi bahan peledak di dalam sebuah paket kargo bertujuan Chicago, pada Oktober 2010. Menurut The New York Times, agen rahasia yang dibentuk khusus itu bekerja sama dengan pejabat Arab Saudi dan sejumlah agen rahasia Yaman untuk menanggulangi hal tersebut. Organisasi-organisasi yang berafiliasi dengan Al Qaeda yang dipandang sebagai ancaman terhadap kepentingan-kepentingan AS terutama adalah organisasi-organisasi Al Qaeda di semenanjung Arab, demikian diungkapkan The New York Times. (AFP/REUTERS/SHA)
Nazaruddin di Tangan KPK (Sambungan dari halaman 1)
pecah, dan dompet berisi peso Kolombia. Dalam jumpa pers itu, Nazaruddin tidak dihadirkan. Pimpinan KPK yang hadir yaitu Busyro Muqoddas, M Jasin, Haryono Umar, Chandra M Hamzah, Bibit Samad Rianto, Kepala Bareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Sutarman, dan pihak Imigrasi. Busyro Muqoddas menegaskan, ”Kami pertahankan independensi kami. Jangan khawatir, kami akan transparan.” Menurut Busyro, istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Selama ini Neneng diperiksa dalam kasus proyek Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menanggapi proses hukum terhadap Nazaruddin itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono percaya penuh kepada KPK. Presiden juga meminta KPK tidak terganggu dengan intervensi jika memang terjadi intervensi dari pihak-pihak tertentu. ”Presiden percaya kepada KPK. Presiden percaya kepada penegak hukum,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Sabtu di Jakarta.
Dikawal ketat
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
cil, yang ledakannya bisa menyebarkan racun ricin, sebuah unsur berupa bedak putih yang sangat mematikan jika dihirup atau merasuk ke darah. Menurut The New York Times, peledak yang berisi racun ricin itu diperkirakan akan diledakkan di ruang-ruang tertutup, seperti tempat perbelanjaan atau bandar udara. Tahun lalu, Presiden AS Barack Obama dan pejabat-pejabat teras keamanan AS sudah menjelaskan hal ini, demikian laporan The New York Times. Meskipun mematikan, menurut The New York Times, racun ricin bisa berkurang daya bunuhnya dalam kondisi kering dan di bawah terik matahari—seperti kondisi di Yaman—dan tidak begitu mudah terserap kulit, seperti halnya zat saraf lainnya. Pejabat-pejabat AS itu, menu-
Semalam, setelah pesawat carter Gulfstream bernomor registrasi N913PD mendarat, sejumlah petugas menggunakan penutup muka bergantian turun. Sejurus kemudian, di bawah pengawalan ketat, Nazaruddin yang mengenakan rompi antipeluru dan tangan kiri terborgol dengan tangan petugas turun dari tangga pesawat. Dia langsung dibawa masuk ke mobil van KIA Travello bernomor polisi B 1276 BH. ”Langsung dibawa ke Mako Brimob,” kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) I Ketut Untung Yoga Ana. Di Mako Brimob, Nazaruddin menjalani pemeriksaan kesehatan. Pada pukul 22.30, Nazaruddin tiba di KPK dan langsung dibawa masuk ke KPK. Beberapa saat kemudian sepupunya, M Nasir,
anggota Komisi III DPR, menyusul masuk gedung KPK. Pengacara Nazaruddin, Alfian Bondjol, mengatakan belum tahu agenda KPK terhadap Nazaruddin. Penerbangan Nazaruddin menjadi lama karena pesawat sempat diminta turun di Kongo karena belum memiliki izin melintas. Rencana awal penerbangan, dari Kolombia, transit di Nairobi (Kenya) dan Maldives (Maladewa) untuk mengisi bahan bakar. ”Namun, saat ada di udara Kongo, kami dipaksa berhenti. Masalahnya, ternyata surat izin melintas belum diterima Kongo,” kata Anas Yusuf. Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, keterlambatan kedatangan Nazaruddin semata karena masalah teknis. Pada Sabtu pagi, Johan Budi mengatakan, Nazaruddin diperkirakan mendarat paling cepat pukul 14.00. Setelah itu, Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, Nazaruddin mendarat sore hari. Kepastian waktu pendaratan Nazaruddin akhirnya disampaikan Johan pukul 17.30. Saat itu dia mengatakan, Nazaruddin paling cepat mendarat pukul 19.30. Nazaruddin akan ditahan di Rutan Mako Brimob. Hal itu dilakukan, ujar Johan, karena KPK belum memiliki ruang tahanan. Sebelumnya Ajun Komisaris Besar Budiman, Kepala Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Brimob Kelapa Dua, mengatakan, pengamanan di rutan itu ditingkatkan. Saat ditanya kemungkinan terulangnya kasus mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Gayus Tambunan yang bisa keluar sel dengan leluasa saat ditahan di Rutan Brimob, Johan menyatakan berpikir positif saja. ”Presiden telah menegaskan, kasus ini harus dituntaskan. Jadi, kasus ini pasti dikawal dengan ketat,” katanya. Dosen Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (UI), Bambang Widodo Umar, mengatakan, penempatan Nazaruddin di Rutan Brimob seharusnya diikuti piket dari KPK. Pengamanan berlebihan saat tiba di bandara justru menimbulkan tanda tanya. ”Se-
telah turun dari pesawat, dia seharusnya didampingi pengacara karena ancaman hukumannya di atas lima tahun,” katanya. Sosok Nazaruddin, katanya, saat ini menjadi simpul tarik-menarik kepentingan orang dan partai politik. Banyak pihak yang akan gerah dengan kehadiran Nazaruddin sehingga perlu tempat aman dari intervensi. Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Deny Kailimang menuturkan, Partai Demokrat tidak akan memberi bantuan hukum kepada Nazaruddin. Pasalnya, Nazaruddin bukan lagi kader Partai Demokrat. Nazaruddin juga sudah memiliki pengacara. ”Kalaupun saya secara pribadi diminta menjadi pengacara, saya akan menolak karena ada konflik kepentingan. Pasalnya, saya juga menjadi pengacara Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus pencemaran nama baik,” kata Denny. Meskipun demikian, sebagai rekan, tidak menutup kemungkinan suatu saat sejumlah kader Partai Demokrat menemui Nazaruddin. ”Tentunya jika diizinkan KPK. Langkah ini juga tidak akan kami lakukan dalam waktu dekat karena nanti dituding macam-macam,” kata Denny. Denny meyakini, Nazaruddin tidak hanya menyimpan data yang dimilikinya dalam tas yang telah disita KPK. Nazaruddin diduga telah menyalin dan menyimpan datanya di banyak tempat. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran bahwa Nazaruddin akan dicuci otak atau data yang dimilikinya akan diubah. Dari Bogota, wartawan Kompas Prasetyo Eko P melaporkan, Nazaruddin ternyata ditangkap polisi di Bandara Rafael Nunez pada 6 Agustus 2011. Setelah dimintai keterangan di bandara, Nazaruddin dibawa ke kantor polisi di Cartagena. ”Ia dimintai keterangan selama empat jam di sini,” kata Victor Leon, petugas polisi di Bandara Rafael Nunez, Cartagena, Sabtu. (ONG/NWO/FAJ/OSA/ MHF/NDY/ATO/DIK)
Nazaruddin Ingin Pulang (Sambungan dari halaman 1)
hari sejak pemohon ditahan. Jadi, jika Nazaruddin ditangkap pada 7 Agustus 2011, permohonan suaka ditandatangani paling lambat tanggal 10 Agustus 2011. Padahal, kata Kaligis, Nazaruddin sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka. Pertama, ia pergi ke luar negeri sebelum dicekal KPK. Artinya, kepergian dia ke luar negeri masih sah. Kedua, ia difitnah dan dinilai berbuat kejahatan, padahal semuanya belum terbukti. ”Kalau Nazaruddin tanda tangan pasti ia sudah dapat suaka meskipun ia tetap diproses hukum menyangkut penggunaan paspor palsu.” Abelardo, menurut Kaligis, sudah menjamin Nazaruddin mendapat suaka dalam waktu 14 hari. ”Abelardo tidak main-main karena ia pengacara nomor satu di Kolombia,” ujarnya. Kaligis menduga Nazaruddin akan menarik semua pengakuannya di hadapan penyidik KPK. Penerbangan Na-
zaruddin dari Kolombia ke Indonesia dengan pesawat carter bersama polisi dan penyidik KPK, dinilai Kaligis, akan menjadi ajang ”cuci otak”. Kaligis menceritakan, selama di Kolombia, dirinya dapat menemui Nazaruddin meskipun Pemerintah Indonesia telah berpesan kepada polisi Kolombia agar Nazaruddin tidak boleh ditemui siapa pun. ”Waktu pertama kali bertemu Nazaruddin, saya langsung bertanya, apakah benar semua yang Anda katakan mengenai korupsi sejumlah petinggi di Partai Demokrat? Nazaruddin menjawab, ’Demi Tuhan, saya tidak berbohong’,” ujar Kaligis. Oleh karena itu, Nazaruddin lalu menulis surat yang ditujukan kepada Pemerintah Indonesia agar dirinya tidak dianiaya jika diperiksa di Indonesia. ”Pesan Nazaruddin tersebut ditulis dalam buku agenda saya,” kata Kaligis sambil memperlihatkan tulisan tangan Nazaruddin.
Daniel Pennaredonda yang ditemui di kantornya di Bogota mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa lagi begitu Nazaruddin tiba di Indonesia. Dubes Michael Menufandu membantah pernyataan Kaligis yang menuduh dia memperalat Nazaruddin. Menurut dia, awalnya Nazaruddin ingin segera pulang. Upaya Kaligis memaksa Nazaruddin tanda tangan minta suaka politik, kata Menufandu, sebagai upaya menghalangi pemulangan Nazaruddin. ”Untuk apa saya memperalat Nazaruddin, apa untungnya?” katanya. Menurut Menufandu, dari omongan Nazaruddin kepada dirinya, Kaligis memaksa Nazaruddin tanda tangan untuk minta suaka politik. ”Saya memang bilang kepada Nazaruddin agar tidak tanda tangan karena ia bilang ke saya ingin segera pulang ke Indonesia,” katanya. Menufandu mengaku lega karena Nazaruddin sudah diterbangkan ke Indonesia. (FAJ)
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Sidik Pramono, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Agus Mulyadi, Yovita Arika, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Elly Roosita, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Imam Prihadiyoko, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, R. Benny Dwi Koestanto, Bonivasius Dwi Pramudyanto, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widyanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia, MOJOKERTO: Abdul Lathif, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, JAMBI: Irma Tambunan, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Abun Sanda GM IKLAN: Fitricia Juanita TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 88.500/mmk FC Rp 128.500/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 1 Desember
Judul Hanya Angelina yang Disebut
Isi Berita Nazarudin mulai diadili di Pengadilan tindak Pidana Korupsi.
2011
Nazaruddin Mulai Diadili dalam Nama yang awal pernah diungkapkan Nazaruddin tidak Kasus Wisma Atlet
disebutkan semua. Hanya nama Angelina Sondakh saja yang disebutkan
Tidak Pernah Ditanya Selama proses penyelidikan Nazarudin tidak pernah ditanya mengenai hal-hal yang didakwakan kepadanya.
No 1
Indikator
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Disini
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan Kompas
masalah apa yang IV 1, IV 2
mengidentifikasi kasus
diangkat?
Nazaruddin
sebagai
siapa saja yang IV 2, IV 3, IV 4, IV 5
Masalah
Hukum.
terlibat?
Karena
pihak mana saja IV 6, IV 7, IV 9
menjalani
jelas
telah proses
yang
dijadikan
persidangan.
Narasumber?
Nazaruddin
mulai
menjalani
proses
persidangan
yang
merupakan
jalur
hukum.
Pihak
yang
terlibat
di dalamnya
pun para aparat hukum. 2
Dalam pemberitaannya Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
Kompas memposisikan siapa pihak yang IV 2, IV 9, IV dituduh?
adanya
pembuktian,
10,
gugatan,
Nazaruddin
ataupun IV 8, IV 9, IV akan
13,
12,
IV 17, IV 19
pihak
dianggap benar ?
yang
statusnya
IV adalah
sebagai
tersangka.
tuduhan?
pihak
bersalah. Sesuai fakta
11
penyangkalan
IV sebagai
Walau di
awal nama Angelina yang
Sondakh IV 7, IV 9, IV 20
16,
IV sebagai pihak
disebut salah
yang
satu
terbukti
b. Posisi Kompas sebagai media?
terkait,
tapi
tidak
bagaimana media
banyak
di
bahas.
menyampaikan fakta?
Kompas
mencoba
IV 7, IV 8, IV 9, IV 10, berlaku netral dengan IV 13, IV 14, IV 16, IV memberitakan
keberpihakan
media? / fakta disampaikan
17,
IV 18
kenetralan yang IV 20
juga
mengenai penyangkalan
akan
dakwaan
yang
dituduhkan
kepada
dirinya. Namun di keseluruhan berita Kompas seolaholah bahwa
menegaskan penyangkalan
Nazaruddin
tidak
berarti. Ini dikuatkan oleh pendapat pihak – pihak
yang
memusingkan
tidak
penyangkalan Nazaruddin. 3 Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral siapa yang salah? / IV 2, IV 9, IV pihak
mana
yang
10,
Nazaruddin
disini
diposisikan
sebagai
IV pihak yang bersalah dan
11
merugikan.
Ini
dianggap merugikan
karena
siapa yang benar? /
keterangan Nazaruddin
pihak
mana
yang IV 7, IV 9, IV
dianggap dirugikan?
20
16,
Nazaruddin
IV mengenai
pihak
–
pihak lain yang juga terkait kasus korupsi ini tidak ada dukungan bukti
yang
Sehingga
kuat.
keterangan
Nazaruddin
dianggap
cacat atau tidak benar, dan juga bisa dianggap sebagai nama baik.
pencemaran
4
Kompas mengarahkan
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
IV 7, IV 21 kompas edisi
kasus Nazaruddin ini untuk menindaklanjuti kebenaran yang
di
dakwaan ajukan
Nazaruddin dan segera di bawa ke pengadilan untuk di tuntaskan.
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
TERBIT 40 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 150 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
KAMIS 1 DESEMBER 2011
Harga langganan Harga eceran
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
www.kompas.com 21/4/2011
09/5/2011
13/5/2011
23/5/2011
27/6/2011
30/6/2011
18/7/2011
6/8/2011
13/8/2011
16/8/2011
18/8/2011
6/9/2011
8/9/2011
19/9/2011
10/11/2011
30/11/2011
Wafid Muharam, Mindo Rosalina Manulang, dan Mohammad El Idris ditangkap g p KPK terkait kasus dugaan suap pembangunan wisma i tl t atlet.
Nazaruddin diperiksa Dewan Kehormatan Partai Demokrat.
Dipindahkan dari Komisi III DPR (hukum) ke Komisi VII ((energi). g)
Diberhentikan dari jabatan Bendahara Umum Partai Demokrat, kabur ke luar negeri. Sehari kemudian perintah cekal Nazaruddin keluar.
Mangkir untuk ketiga kalinya dari panggilan KPK.
Ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan suapp ppembangunan wisma atlet.
Dipecat dari kader Partai Demokrat.
Ditangkap di Cartagena, Kolombia.
Dipulangkan ke Indonesia dengan pesawat sewaan. Ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua.
Ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik Anas Urbaningrum.
Nazaruddin diperiksa perdana di KPK.
Diberhentikan dari anggota DPR.
Diminta keterangan oleh Komite Etik KPK.
Diperiksa KPK sebagai saksi terkait dugaan korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya di Kemnakertrans.
Berkas perkara dinyatakan lengkap oleh KPK. Penahanan dipindahkan ke Rutan Cipinang.
Nazaruddin mulai diadili di Pengadilan Tipikor, Jakarta.
KASUS Wafid M El Idris
YANG TERSERET KASUS NAZARUDDIN YA Nama-nama yang Tidak Muncul di Persidangan
Nama-nama Nam m yang Muncul dalam Persidangan
M Rosalina
Ang Angelina ng Sondakh (Anggota DPR) (Ang (A
Diminta Nazaruddin untuk memfasilitasi Mindo Rosalina Manulang untuk mendapatkan proyek di Kemenpora
Disebut oleh Nazaruddin Masih dalam proses dalam sidang perdana pemeriksaan KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta (30/11)
Nama (jabatan) Tuduhan* Anas Urbaningrum Dituduh mendapat alokasi (Ketua Umum Partai dana dari proyek Hambalang Demokrat) sebesar Rp 100 miliar.
Min Rosalina Mindo Manulang Man (Direktur Marketing (Dir Negeri) PT Anak A Mohammad Moh El Idris Id (Manajer PT Duta (Ma Graha Indah) Grah
Mempertemukan Mohammad El Idris dengan Wafid Muharam dan mendampinginya saat penyerahan uang suap Menyerahkan uang suap kepada Sesmenpora Wafid Muharam
Turut disebutkan dalam dakwaan
I Wayan Koster (Anggota DPR) Mirwan Amir (Anggota DPR)
Disebutkan dalam dakwaan
Divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta (21/9/2011) Divonis 2 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta (21/9/2011)
”
…Alokasi uang Rp 100 miliar itu sebagai ’kompensasi’ setelah Anas memerintahkan pemenang tender proyek itu adalah dua badan usaha milik negara, PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya.
Dituduh Nazaruddin menerima uang pelicin sebesar Rp 9 miliar karena turut mengamankan proses penganggaran proyek wisma atlet di DPR**
”
* Tuduhan ini sudah dibantah ** Nama-nama yang disebut Nazaruddin antara lain I Wayan Koster, Mirwan Amir, dan Angelina Sondakh
Sumber: Litbang Kompas/STN/YOH, diolah dari pemberitaan ”Kompas” dan sumber-sumber lain Sumb
FOTO: KOMPAS/ALIF ICHWAN/LUCKY PRANSISKA: GRAFIK: ANDRI
Hanya Angelina yang Disebut
JEMBATAN KARTANEGARA
Kegagalan Struktur Penyebab Runtuh
Nazaruddin Mulai Diadili dalam Kasus Wisma Atlet
TENGGARONG, KOMPAS — Para ahli konstruksi jembatan menganalisis bahwa runtuhnya Jembatan Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, disebabkan oleh faktor kegagalan struktur. Sejak dioperasikan tahun 2001, struktur jembatan sudah mengalami pergeseran pada ujung atas tiang (pylon) jembatan. Kondisi itu diperparah kegagalan sistem sambungan kabel utama dengan kabel penggantung. Analisis itu dikemukakan secara terpisah oleh dua ahli konstruksi jembatan, Hidajat Sugihardjo dari Institut Teknologi Surabaya dan Bambang Suhendro dari Universitas Gadjah Mada, di Tenggarong, Rabu (30/11). Menurut Hidajat, pylon jembatan bergeser karena blok angkur juga tergeser dari tempatnya, yang menyebabkan gelagar jembatan melengkung ke bawah hingga 72 sentimeter. Proses ini berakumulasi selama bertahun-tahun. ”Penurunan inilah yang ingin dikoreksi atau diperbaiki Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara agar bentang jembatan berada pada level normal kembali. Dugaan sementara, jembatan runtuh saat hendak dikoreksi. Perlu diselidiki prosedur pengerjaan perbaikan tersebut,” kata Hidajat. Pylon ialah tiang tinggi yang berfungsi menopang kabel utama pada jembatan gantung. Menurut data Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara, pada tahun 2001 pergeseran jembatan 8-10 cm, kemudian terus melebar menjadi 15-18 cm pada 2006. Tentang kegagalan pada sistem sambungan kabel utama dengan kabel penggantung, Bambang Suhendro mengatakan, banyak faktor penyebabnya, misalnya karena retakan pada sistem sambungan akibat korosi (karat). Jembatan Kartanegara dibangun pada 1995 dan diresmikan tahun 2001 dengan total biaya
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Rabu (30/11), mulai diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Ia didakwa menerima gratifikasi dari proyek wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan, senilai Rp 4,675 miliar. Namun, dalam dakwaan yang dibacakan tim jaksa penuntut umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hanya nama Angelina Sondakh dari unsur pimpinan Partai Demokrat (F-PD) dan anggota DPR yang disebut turut berperan dalam kasus itu. Tim jaksa terdiri dari I Kadek Wiradana, Edy Hartoyo, dan Anang Supriatna. Nama lain yang pernah disebut
Nazaruddin dalam pelariannya, seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, serta anggota F-PD DPR, Mirwan Amir, dan I Wayan Koster (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), tak muncul dalam dakwaan itu. Dalam dakwaan, lima cek dari PT Duta Graha Indah (DGI), perusahaan yang memenangi proyek
wisma atlet SEA Games itu, tidak ”Kami mempertanyakan KPK, pernah diserahkan langsung ke- mengapa peran Andi sebagai pada terdakwa. Cek itu diterima atasan Wafid tak dilihat lebih Yulianis dan Oktarina Furi, ang- dalam. KPK harus menjelaskan gota staf PT Anak Nehal ini ke publik,” kata geri, dan disimpan di Koordinator Divisi brankas. Hukum dan MonitoNama lain yang diring Peradilan Indosebut terlibat dalam nesia Corruption perkara itu antara lain Watch Febri Diansyah mantan Sekretaris di Jakarta, Rabu. Ia Kementerian Pemuda juga mempertanyakan dan Olahraga Wafid tidak dikaitkannya kahttp://kom.ps/gJzo Muharam, Manajer sus ini dengan Anas, BACA JUGA HAL 2 PT DGI Mohammad Mirwan, dan nama laEl Idris, serta Direktur PT Anak in yang selama ini disebut-sebut Negeri Mindo Rosalina Manu- oleh Nazaruddin. lang. Ketiganya juga menjadi terJuru Bicara KPK Johan Budi dakwa dalam kasus suap proyek mengatakan, dakwaan harus terwisma atlet. PT Anak Negeri di- kait dengan orang yang didakwa. sebutkan sebagai perusahaan mi- ”Selain itu, nama-nama yang dilik terdakwa. sebutkan Nazaruddin harus di-
dukung bukti. Tidak bisa hanya karena pengakuan, lantas orang lain dijadikan tersangka. KPK juga masih mengembangkan kasus ini. Apakah dalam sidang nanti muncul fakta lain yang mendukung pengakuan Nazaruddin tentu akan ditindaklanjuti. Kasus ini belum selesai,” katanya. Menurut Johan, Angelina disebut dalam dakwaan karena kaitannya jelas dengan kasus Nazaruddin. ”Jalinan cerita yang didakwakan kepada Nazaruddin menyangkut Angelina,” katanya. Ketua Departemen Penegakan Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Benny K Harman menyatakan bahwa pertanyaan terkait dakwaan terhadap (Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
B I LAT E R A L
Presiden Wulff: Jerman Terbuka bagi Indonesia
(Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
www.kompas.com
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
www.facebook.com/kompasfb
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Diplomat Iran Diusir
HAL
8
BI Siap Antisipasi Krisis
HAL
19
Pemain klub Los Angeles Galaxy, David Beckham (tengah), dibayangi pemain tim Indonesia Selection, M Ridwan (kanan), saat bertanding dalam laga ekshibisi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (30/11) malam. Los Angeles Galaxy menang 1-0.
Indikasi Korupsi di Aceh
HAL
22
SEPAK BOLA
Ketika Beckham Menghibur di Senayan 840,00
837,42
840,1
835,33
0,5710%
830,00
824,69
822,71
820,00
24
25
28
29
30/11
Jakarta Hujan Kota
Cuaca (°C) (%)
Kota
Cuaca (°C) (%)
AMBON
24-32 66-96
MEDAN
23-32 68-96
BANDUNG
21-27 67-97
PALEMBANG
24-32 68-97
DENPASAR
24-32 60-87
PONTIANAK
23-32 62-98
JAKARTA
24-32 69-96
SEMARANG
24-33 60-93
JAYAPURA
25-33 63-85
SURABAYA
24-32 59-95
MAKASSAR
25-32 62-99
YOGYAKARTA
25-34 55-93
Cerah
Cerah Berawan
Keterangan: °C = temperatur, dalam derajat celsius % = kelembaban, dalam persentase
Berawan
Hujan
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Sepanjang 85 menit, bintang sepak bola David Beckham unjuk kebolehan dalam laga ekshibisi melawan tim Indonesia Selection di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11) malam. Berlaga di rumput lapangan yang botak di sana-sini dan beberapa kali dicemooh penonton, penampilannya secara umum tak terlalu istimewa. Oleh MH SAMSUL HADI dan GATOT WIDAKDO emalam, dengan memakai kostum Los Angeles (LA) Galaxy bernomor punggung 23, mantan bintang Manchester United (MU) dan kapten tim nasional Inggris itu ber-
S
posisi sebagai gelandang tengah. tendangan melengkung yang seolah menjadi brand-nya tidak Tidak banyak atraksi yang dia menghasilkan gol. Satu gol LA peragakan, kecuali tendangan Galaxy pada babak pertama dibola-bola mati yang memang ciptakan striker asal Irlandia, spesialisasinya dan passing-nya Robbie Keane, menit yang masih oke. ke-14. Setiap timnya menBaca Juga Penonton yang berdapat tendangan bebas soal atau sepak pojok, hamDavid Beckham harap ia tampil atraktif seperti Lionel Messi pir pasti Beckham-lah atau Cristiano Ronaldo sang eksekutor. Salah Momen pasti kecewa. Dalam satu momentum yang Spesial... paling ditunggu-tunggu HAL 30 usianya yang 36 tahun, maklum jika Beckham adalah saat ia mendapat tampil tidak seatraktif tendangan bebas di deseperti ketika dia berada di punpan kotak penalti: apakah tencak penampilannya bersama dangan melengkungnya bisa MU. Apalagi ia kini bertanding menjebol gawang tim Indonesia di Major League Soccer (MLS), Selection, seperti yang beberapa Liga Sepak Bola Utama Amerika hari terakhir kerap ditayangkan Serikat (AS), yang level persadi televisi. ingannya tak seketat Liga IngSetiap kali ia mengambil tendangan bebas, kilatan lampu ka- gris, Spanyol, juga Italia. Sepanjang babak pertama itu, mera penonton di tribune mebeberapa kali kerap terdengar nyala berkilauan untuk mengcemoohan penonton berbunyi abadikan aksi sang superstar. ”huuu…” saat Beckham meDalam setiap sepak pojok yang nguasai bola. Cemoohan itu diambil Beckham, penonton di tribune atas berhamburan turun mereda saat ia tampil simpatik dengan dua kali mengulurkan ke bawah untuk mendekat patangan untuk menolong Andik gar pembatas agar bisa melihat Vermansyah yang terjatuh aksinya lebih dekat. Namun, hingga ia mengakhiri penampilan pada menit ke-85, (Bersambung ke hal 15 kol 5-7)
JAKARTA, KOMPAS — Jerman memiliki kelebihan soal teknologi serta Indonesia adalah negara berkembang dan merupakan mitra penting. Untuk meningkatkan kerja sama yang sudah berlangsung baik, Jerman siap dan amat terbuka bagi Indonesia. Demikian antara lain jawaban lewat wawancara tertulis dengan Presiden Jerman Christian Wulff, yang tiba di Jakarta, Rabu (30/11). Dia berbicara banyak hal, termasuk kenangan indah soal hubungan RI-Jerman semasa keFEDERAL PRESS OFFICE pemimpinan Presiden RI BJ Habibie. Berikut petikan wawancara Christian Wulff yang berlanjut ke halaman 9. Apa tujuan kunjungan dan pelestarian Candi Borobudur. Samengapa memilih Indonesia? Indonesia secara tradisional ya juga harus menyebutkan semerupakan sahabat dekat dan rangkaian acara budaya JERIN mitra Jerman. Kami sangat se- (Jerman-Indonesia) yang sedang nang dengan pencapaian ekono- berlangsung di seluruh Indonesia mi yang telah diraih negara de- sehingga minat besar satu sama mokrasi berpenduduk terpadat lain dapat dipupuk. Mudah-mudahan kunjungan di Asia Tenggara. Sebagai anggota G-20, Indonesia memainkan pe- saya akan diikuti dengan munranan yang semakin penting se- culnya inisiatif-inisiatif baru. Pintu kami terbuka bagi sahacara global. Ketika Habibie menjabat Pre- bat-sahabat Indonesia kami. Apa hasil yang dihasiden RI, banyak rencana rapkan Jerman dari kununtuk mempererat hujungan ini? bungan bilateral. Saat ini Baca Juga Kunjungan ini diharencana itu hampir tak Hubungan rapkan dapat mencerterdengar. Apa yang ha- Bilateral minkan status hubungan rus dilakukan dan dekedua negara yang berngan cara apa hal ini RI Juga Bisa Raih Keunggul- jalan sangat baik. Nabisa digerakkan lagi? mun, diharapkan juga Jerman dan Indone- an Teknologi HAL 9 agar kunjungan ini dapat sia memiliki hubungan memberikan impuls basangat dekat, yang juga berbasis jaringan, hubungan, dan ru. Secara politis, Indonesia mekontak-kontak pribadi. Kami sangat berterima kasih kepada Pre- rupakan mitra bilateral penting. siden Habibie yang selalu me- Keberadaan Indonesia juga pennempatkan hubungan Jerman ting menyangkut tema-tema glodan Indonesia dalam prioritas bal, seperti pengaturan arsitektur keuangan internasional dan isu tinggi. Namun, kami juga ingin lebih pemanasan global. Dalam bidang ekonomi, bermempererat hubungan ini. Sebagai contoh ada rencana meng- bagai perusahaan kedua negara ubah utang luar negeri Indonesia diharapkan dapat melanjutkan yang lama menjadi pembiayaan usaha-usaha yang sudah terjalin bagi program studi bagi maha- baik. Secara budaya, sebagai contoh, siswa Indonesia atau dengan menempatkan grup konsultan bi- Indonesia juga penting. Saya sangat memperhatikan dialog anlateral tingkat tinggi. Di luar itu, terdapat juga kerja tar-agama, antara lain membahas sama di bidang-bidang lain, se- peranan Islam dalam masyarakat perti keterlibatan Jerman dalam kita. (*/MON)
UMUM
KO M PAS, KAMIS, 1 DESEM B ER 2 01 1
Butuh Bandara Baru Pemerintah Incar Lahan 4.000 Hektar di Sisi Timur Jakarta
15 KO LO M
o l a h ra g a
Logika Kompetisi Oleh ANTON SANJOYO
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan mengincar lahan seluas 4.000 hektar di sisi timur Jakarta untuk lokasi pembangunan bandara baru Jakarta. Lokasi pasti belum dipublikasikan untuk menghindari spekulasi tanah. Namun, bandara itu harus dibangun untuk melayani Jakarta. Pembangunan bandara baru tersebut sebagai antisipasi lonjakan pergerakan penumpang yang diprediksi mencapai 87 juta penumpang pada tahun 2025. Seandainya PT Angkasa Pura II berhasil membangun landasan pacu 3 dan terminal 4, kapasitas Bandara Soekarno-Hatta tetap terlampaui. ”Pemerintah akan memantau pembebasan lahan (untuk perluasan Soekarno-Hatta) hingga April 2012. Kalau progresnya lambat, bandara (baru) segera di-
bangun,” ujar Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan Ignatius Bambang Tjahyono, Rabu (30/11), di Jakarta. Kini, Japan International Cooperation Agency menyurvei calon lokasi bandara. Saat ini terjadi stagnasi pembebasan lahan seluas 830 hektar di Cengkareng. Jika kondisi itu berlanjut, bandara baru harus beroperasi tahun 2019. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, yang lebih dibutuhkan PT
Angkasa Pura II sebenarnya bu- melayani Jakarta, juga kawasan kan peraturan presiden. ”Lebih industri Bekasi-Karawang. Sementara itu, koridor ekotepatnya, disahkannya UU Pengnomi Subang-Cikamuadaan Lahan,” ujarnya. rang-Purwakarta-BanMenurut Bambang dung dapat memanfaatTjahyono, dulu sudah di- Baca Juga soal kan Bandara Kertajati di terbitkan peraturan preBandar Udara Kabupaten Majalengka, siden, tetapi dilanggar peJawa Barat. Awal Desemmerintah daerah. ”Izin ber 2011, proyek Jalan Tol malah diterbitkan sehing- Anggaran ga ada permukiman di se- Bandara Minim Cikampek-Palimanan seHAL 17 bagai akses utama ke banlatan bandara. Akibatnya, dara itu akan dimulai. landasan pacu 4 sulit diBagaimana jika lahan sulit dibangun di sebelah landasan pacu bebaskan? Pilihannya optimaliterminal 1,” katanya. Direktur Operasi dan Teknik sasi ruang. Bandara HartsfieldPT Angkasa Pura II (Persero) Jackson di Atlanta, AS, ternyata Salahudin Rafi menambahkan, hanya seluas 1.500 hektar, tetapi ”Desain awalnya, di Soekar- mampu melayani 89,33 juta peno-Hatta ada empat landasan pa- numpang pada 2010. Adapun luas Soekarno-Hatta 1.740 hektar. cu dan enam terminal.” Dari cetak biru Bandara SoeBandara baru pelengkap Bandara Soekarno-Hatta, menurut karno-Hatta, bisa dibangun lima Bambang, berjarak maksimal 100 landasan pacu secara paralel dekilometer dari Jakarta. Selain ngan terminal. (RYO)
Mogok Kerja Pengurus Serikat Pekerja Kereta Api Yogyakarta, Rabu (30/11), di Stasiun Tugu, Yogyakarta, membentangkan spanduk pemberitahuan mogok kerja pada Selasa (6/12). Mogok kerja itu sebagai bentuk kekesalan karyawan PT Kereta Api Indonesia yang merasa dianaktirikan selama ini dalam hal pemberlakuan bahan bakar minyak nonsubsidi yang berujung kerugian hingga Rp 350 miliar per tahun.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Hanya Angelina yang Disebut (Sambungan dari halaman 1)
Nazaruddin harus ditujukan kepada KPK. Partai Demokrat tak mengintervensi kasus itu. Kasus Nazaruddin menciptakan persepsi buruk pada Partai Demokrat. ”Kami serahkan kasus ini ke penegak hukum. Silakan dibuka di sidang dengan bukti dan bukan kata. Publik akan menilai langkah KPK menangani kasus ini,” katanya. Munculnya nama Angelina dalam dakwaan, Benny mempersilakan pengadilan membuka.
Tak pernah ditanya Sidang perdana terhadap Nazaruddin, Rabu, juga berlangsung ”panas”. Terdakwa dan penasihat hukumnya, antara lain Hotman Paris Hutapea, Elza Syarief, Rofinus, dan Otto Hasibuan, berulang kali mengajukan pertanyaan terhadap dakwaan jaksa. Selain mempersoalkan surat dakwaan yang dianggap cacat dan merupakan hasil rekayasa, Nazaruddin juga menceritakan kembali dugaan keterlibatan Anas dalam kasus korupsi pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan kisah pelariannya ke luar
negeri setelah bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Darmawati Ningsih, terdakwa mengaku tak mengerti sama sekali perkara yang didakwakan kepadanya. Dia mengaku, sejak ditahan KPK pada Agustus 2011, tak pernah ditanya sama sekali oleh penyidik KPK mengenai perkara yang dituduhkan kepadanya. Nazaruddin saat kasus itu terjadi masih menjadi anggota Komisi III DPR, yang membidangi hukum, dan tidak ada kaitan dengan pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang. ”Saya tak mengerti hubungannya dengan PT DGI. Saya juga tak mengerti soal pertemuan itu, tentang saya menerima cek. Tidak pernah sama sekali, hal-hal yang menyangkut dakwaan, ditanyakan kepada saya oleh penyidik, misalnya kapan dan di mana saya menerima cek dari El Idris, cek yang mana yang dicairkan Yulianis dan nilainya berapa,” ujarnya. Nazaruddin juga menyatakan tak pernah ditanya penyidik soal
keterkaitannya dengan PT Anak Negeri dan Permai Group. Terkait dengan pernyataan Nazaruddin dan penasihat hukumnya tersebut, jaksa mengatakan bahwa terdakwa pernah bertemu dengan Direktur Utama PT DGI Dudung Purwadi dan El Idris membicarakan proyek wisma atlet. Jaksa juga menjelaskan, dalam menyusun dakwaan, jaksa mendasarkan pada semua alat bukti yang diperoleh, bukan hanya keterangan terdakwa. Tim penasihat hukum Nazaruddin pun mempertanyakan kepada majelis hakim mengapa dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Nazaruddin tidak pernah ditanya hal-hal yang didakwakan, termasuk tuduhan ia menerima uang. ”Persidangan ini cacat hukum sebab penyidikannya tidak benar. Dalam BAP tidak ada pertanyaan soal perkara yang dituduhkan kepada Nazaruddin,” kata Hotman. Dalam dua kali pemeriksaan, 14 Agustus 2011 dan 12 Oktober 2011, BAP Nazaruddin berisi tentang kronologi buronnya ke luar negeri mulai dari Singapura pada 23 Mei 2011 hingga tertangkap di
Kolombia. Selain itu, berisi pula keterangan tentang paspor atas nama Syarifuddin, percakapan telepon, dan hubungannya dengan Mindo Rosalina. BAP juga banyak berisi keterangan Nazaruddin tentang proyek Hambalang. Seusai sidang, Nazaruddin menceritakan dugaan upaya Anas dan Ketua KPK Busyro Muqoddas terkait proyek Hambalang. ”Proyek Hambalang sengaja dihambat Pak Busyro karena ada tawar-menawar soal pimpinan KPK ke depan. Juga ada bukti transfer kepada Anas. Pak Busyro sengaja mengulur waktu seperti pemain sinetron,” katanya. Busyro pernah menyebutkan, pernyataan Nazaruddin tak perlu didengarkan. Anas akan diperiksa terkait kasus Hambalang. Nazaruddin dan penasihat hukumnya akan mengajukan nota keberatan (eksepsi) atas dakwaan jaksa. (FAJ/RAY/BIL/NWO)
Lihat Juga Video ”Perjalanan Kasus Hukum Nazaruddin” di vod.kompas.com/perjalanankasus
Kegagalan Struktur Penyebab Runtuh (Sambungan dari halaman 1)
Belum semua dipatuhi
Rp 150 miliar. Wakil Kepala Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Zamzami Septiropa menilai runtuhnya jembatan itu karena ketidaktegasan terhadap kepatuhan prosedur yang harus dilaksanakan petugas perawatan. Pegawai Teknis Direktorat Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Iwan Zarkasi mengaku, Kementerian PU telah menyarankan ke Dinas PU Kutai Kartanegara tahun 2006 berupa empat butir rekomendasi untuk pemeliharaan. Isinya, pemasangan sambungan siar (expansion joint), pengisian pasir di angkur, pengencangan baut klem, dan pembentukan gelagar (chamber).
Rekomendasi itu pula yang diusulkan konsultan PT Indenes Utama Engineering Consultant. Namun, dari empat, baru dua butir yang dijalankan dinas PU, yakni pemasangan sambungan siar dan pengisian pasir. Sebelumnya, Kepala Dinas PU Kutai Kartanegara Didi Ramyadi mengakui, belum dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan karena pengajuan anggaran tidak disetujui DPRD setempat. Bahkan, selama tiga tahun (2008-2010), tak ada aktivitas pemeliharaan. Pernyataan itu dibantah Wakil Ketua DPRD Kutai Kartanegara Didik Agung Eko. Menurut dia, justru Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara belum pernah mengajukan anggaran pemeliharaan selama rentang waktu itu.
Didik menyebutkan, APBD Kutai Kartanegara 2010 sebesar Rp 5,4 triliun dan sekitar Rp 800 miliar dialokasikan untuk infrastruktur. ”Anggaran itu amat memadai. Jadi, jika memang diajukan, tak mungkin kami tolak dengan alasan minimnya anggaran. Kami juga pasti mendukung untuk pemeliharaan,” kata Didik. Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari mengaku tak tahu plafon anggaran yang dibutuhkan. ”Jika tahu itu butuh, ya mereka (Dinas PU) harus fight ke pusat atau daerah. Kita tak tahu itu penting atau tidak,” katanya. Wakil Ketua Komisi V DPR Mulyadi menyatakan, DPR akan mengkaji lebih jauh alasan tidak dilaksanakannya pemeliharaan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Daryatmo mengatakan, berdasarkan hasil pencitraan alat side scan sonar dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi terdapat tujuh titik hitam yang diduga kendaraan yang tenggelam di dasar sungai. Enam di antaranya sudah berada di luar struktur kerangka jembatan dan satu lagi masih terjebak jembatan. Rencana pengangkatan kerangka jembatan dengan metode balon karet dibatalkan. Skenario evakuasi diubah dengan meletakkan kait pada kendaraan yang nantinya akan ditarik 12 kapal tunda (tug boat). Namun, hal itu terkendala kuatnya arus bawah yang mencapai 2,5 knot di kedalaman 15-20 meter. (ODY/PRA/ILO/IND/RYO)
ompetisi belia Liga Kompas-Gramedia U-14 hari Minggu lalu resmi kedatangan tiga anggota baru untuk musim 2012. Mereka adalah Sekolah Sepak Bola Mandiri Jaya Bogor, SSB Rajawali Putra, dan SSB Jakarta North City. Ketiga SSB ini akan bergabung dengan 13 SSB lain untuk kompetisi yang rencananya akan kembali berputar pada Januari 2012. Ketiga SSB itu baru saja menyelesaikan babak play off yang diikuti oleh 27 SSB dan berlangsung satu bulan terakhir. Secara teknis, babak play off ini dimaksudkan sebagai bagian dari sistem degradasi-promosi yang merupakan salah satu pilar kompetisi. Memang tidak sempurna sebab babak play off berlangsung dengan pola turnamen dan tidak satu napas dengan kompetisi yang mempertemukan semua tim peserta. Namun, bagaimanapun, babak play off adalah cara darurat yang ditempuh komite Liga Kompas-Gramedia (LKG) untuk memenuhi kaidah dasar dan logika kompetisi: promosi-degradasi. Diikuti 16 tim setiap musim, liga yang akan memasuki musim ketiga ini memang tidak mempunyai divisi di bawahnya. Jika ada divisi di bawahnya, sistem promosi-degradasi akan berjalan secara otomatis. Tiga tim terbawah ”divisi utama” akan turun, sementara tiga tim teratas divisi di bawahnya otomatis naik. Tanpa jenjang di bawahnya, LKG U-14 terpaksa menempuh play off demi, sekali lagi, memenuhi logika kompetisi. Sepanjang belum mempunyai divisi di bawahnya, LKG U-14 akan konsisten menerapkan sistem ini untuk promosi-degradasi. Tepatnya, pada akhir musim, tiga tim terbawah akan ”turun” ke babak play off dan bersaing dengan sejumlah tim lain yang akan diundang untuk memperebutkan lagi tiga tempat di ”divisi utama”. Jumlah peserta yang ikut babak play off bisa berubah-ubah bergantung pada kondisi, terutama pada animo calon peserta dan diputuskan oleh komite LKG U-14. Sebagai kompetisi bagi pembinaan usia muda, LKG U-14 memang berusaha bertambah baik setiap musim. Dibandingkan dengan liga sepak bola profesional, berkutat di wilayah pembinaan usia muda terasa lebih banyak kompleksitas masalah, terutama dalam menjaga nilai-nilai (values) dan semangat untuk ikut membentuk manusia Indonesia yang berwatak luhur. Oleh karena itu, sistem promosi-degradasi, meski tidak sempurna melalui pola play off, sejauh ini dianggap cara terbaik untuk menjaga logika kompetisi. Dalam kaitan pembinaan usia muda, ini merupakan pembelajaran bagi calon-calon bintang sepak bola Indonesia bahwa setiap tujuan besar, semisal ikut kompetisi ”divisi utama” LKG U-14, harus direbut melalui perjuangan. Satu tempat di kompetisi ini bukanlah tiket gratis yang diberikan komite LKG U-14 karena sang pengurus SSB punya
K
hubungan khusus dengan anggota komite. Meski tidak sempurna, komite LKG U-14 juga punya ”landasan hukum” untuk menentukan SSB mana yang berhak ikut musim berikutnya. Becermin pada fenomena promosi-degradasi di LKG U-14, tampaknya faktor inilah yang menjadi salah satu pemicu kekisruhan dan dualisme kompetisi profesional di lingkungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebagai penanggung jawab tertinggi pembangunan sepak bola nasional, PSSI seharusnya paham benar kaidah dasar dan logika kompetisi ini. Paling fenomenal adalah keputusan PSSI memberikan ”tiket gratis” kepada enam tim untuk masuk strata tertinggi kompetisi Pro 1. Mereka adalah PSM Makassar, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSMS Medan, Persebaya Surabaya, dan Bontang FC. Terutama kepada tiga tim yang disebut terakhir, keputusan PSSI benar-benar fatal karena mereka tidak berkompetisi pada strata tertinggi pada musim sebelumnya sehingga kaidah dasar dan logika kompetisi benar-benar jungkir balik. PSSI sungguh tak punya ”landasan hukum” untuk memasukkan enam tim ini ke struktur kompetisi strata tertinggi. Alasan yang mereka lontarkan pun sangat absurd karena memakai pertimbangan subyektif, seperti nama besar, sejarah, dan yang paling konyol, permintaan sponsor. Meski faktor di atas ini bukan satu-satunya penyebab, tampaknya keputusan-keputusan kontroversial dalam bidang kompetisi inilah yang menjadi faktor kunci timbul dualisme kompetisi, yakni Indonesian Premier League (IPL) yang ”direstui” PSSI dan Indonesian Super League (ISL) yang dianggap ilegal. Bapak bangsa, Bung Karno, terkenal dengan istilahnya, ”Jas Merah”, jangan sekali-kali melupakan sejarah! Pun demikian dengan penguasa PSSI sekarang. Diakui atau tidak, mereka bisa berkuasa dengan menggunakan ”kendaraan” Liga Primer Indonesia (LPI). Saat LPI digulirkan 8 Januari lalu, mereka ”dianiaya” oleh penguasa PSSI saat itu, rezim Nurdin Halid. Selain dianggap ilegal, para pemain, pelatih, dan wasit nasional yang terlibat diancam dimatikan kariernya. Sekarang sejarah berulang, penggagas LPI yang dulu teraniaya kini menjadi penganiaya. Tanpa semangat rekonsiliasi, organisasi PSSI hanya dipakai sebagai ajang balas dendam. Kentara benar, tidak ada ketulusan membangun sepak bola. Kini, ISL yang dianggap ilegal dan LPI, yang berubah wujud menjadi IPL, justru yang dianggap resmi. Seperti halnya era Nurdin Halid, dualisme kompetisi dengan lahirnya LPI terbukti tidak membawa kemajuan bagi persepakbolaan nasional. Demikian pula sekarang, dualisme ini hanya akan memperburuk iklim sepak bola nasional. Sejarah yang baru seumur jagung dilupakan, juga logika-logika dasar kompetisi. Sepak bola Indonesia jalan di tempat, bahkan melangkah mundur.
Ketika Beckham Menghibur di Senayan (Sambungan dari halaman 1)
dilanggar pemain lawan dan merangkulnya. Meski demikian, pesona suami Victoria Adams yang mantan personel grup musik Spice Girls itu belum pudar. Selain Beckham, dalam jajaran klub LA Galaxy terdapat beberapa bintang yang akrab di telinga penggemar sepak bola di Tanah Air, seperti gelandang Landon Donovan, striker Robbie Keane, juga Pelatih Bruce Arena yang duduk di bangku cadangan. Tidak dapat dimungkiri, Beckham-lah yang paling memikat penonton, bahkan sebelum laga dimulai. Sekitar 30 menit sebelum kick off, saat keluar lapangan untuk melakukan pemanasan bersama pemain LA Galaxy lainnya, ia disambut sorak-sorai penonton. Dalam pemanasan itu, setiap gerak-gerik dan aksinya menjadi perhatian. Hal itu, antara lain, terlihat saat Beckham melepaskan umpan silang dengan kaki kanan, yang menjadi salah satu andalannya, penonton memberikan aplaus dan bersorak-sorai. Di pinggir lapangan, ofisial tak mau kehilangan momentum. Beberapa dari mereka berpose dengan latar belakang Beckham sedang pemanasan. Hadirnya bintang-bintang MLS AS itu seperti membuat pemain-pemain lokal Indonesia ”tenggelam”. Tak tampak sambutan meriah saat nama pemain Indonesia diumumkan petugas lewat pengeras suara. Hanya saat Diego Michiels dan Patrich Wanggai disebut, sorak-sorai itu hangat dan meriah. Selebihnya, sambutan terasa hambar. Sambutan dingin baru berubah setelah penonton mendapat suguhan permainan atraktif tim racikan Pelatih Rahmad Darmawan itu. Pada sesi pemotretan sebelum laga dimulai, sebagian besar fotografer memilih mengabadikan tim LA Galaxy daripada pemain Indonesia. Mereka pun berjubel memadati posisi di be-
lakang garis gawang LA Galaxy.
Beckham puas Pada acara jumpa pers, Beckham yang mendampingi Bruce Arena menyatakan kepuasannya bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dia tidak menyangka sambutan penonton sangat antusias. Secara umum dia merasa sangat bahagia datang ke Indonesia. Pemain bermata biru tua itu juga menikmati keramahan masyarakat Indonesia yang antusias menyambutnya selama di Jakarta. ”Pengalaman mengesankan dan saya senang bisa datang ke Indonesia,” ujarnya lagi. Hal senada diungkapkan Bruce Arena. Selain terkesan dengan sambutan untuk timnya, dia secara khusus memuji permainan tim Indonesia Selection yang cukup bagus. ”Pemain Indonesia punya talenta yang bagus. Mereka bermain cepat dan penuh semangat,” ujar Bruce. Penampilan Beckham bersama LA Galaxy, yang kini berstatus juara bertahan MLS AS, merupakan satu dari tiga laga dalam rangkaian Tur Asia Pasifik 2011. Ada spekulasi, lawatan LA Galaxy ini ajang perpisahan Beckham yang habis masa kontraknya di LA Galaxy, tahun ini. Penampilannya dalam kostum LA Galaxy dalam tur Asia Pasifik ini disebut-sebut sebagai penampilan terakhirnya sebelum balik lagi ke Eropa, dengan klub Paris St Germain (Perancis) yang santer disebut tempat berlabuh berikutnya. Selain tampil di Jakarta, Beckham dan LA Galaxy juga menghadapi tim nasional Filipina di Manila, Sabtu (3/12), dan melawan klub Melbourne Victory di Melbourne, Australia, tiga hari kemudian. Dalam kontrak dengan sponsor, Beckham terikat untuk selalu tampil pada laga itu. Seperti dikutip Associated Press, bos Mahaka Sports, Eric Thohir, salah satu promotor tur LA Ga-
laxy ke Indonesia, mengungkapkan, dalam kontrak disebutkan Beckham harus tampil minimal 45 menit. Jika itu jadi ukuran, penyelenggara mendapat bonus 40 menit dari Beckham. Namun, bonus itu agaknya tidak sepadan dengan sambutan penonton yang hadir di stadion. Direktur Mahaka Sports Hasani Abdulgani mengungkapkan, pihaknya menargetkan bisa menjual 40.000 lembar dari 76.000 tiket yang dicetak. Menurut pengumuman panitia, penonton yang hadir malam itu berjumlah sekitar 20.000 orang. Sebagian penonton yang hadir di stadion memang merupakan penggemar Beckham. Beberapa jam sebelum pertandingan, mereka sudah berkumpul di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno. Mereka memakai beragam atribut Beckham, mulai dari kaus Beckham di klub MU, Real Madrid, AC Milan, hingga LA Galaxy. Meski berbeda kaus, mereka tetap satu suara, memuji Beckham.
Paling bahagia Andik Vermansyah menjadi pemain paling berbahagia semalam. Bukan hanya mendapat kesempatan tampil starter dan tampil cukup menawan, ia juga mendapat perlakuan spesial Beckham. ”Beckham yang memanggil saya. Anak-anak lain yang minta (kaus) malah tidak dikasih,” tutur Andik. ”Saya tidak membayangkan itu bisa saya dapatkan. Saat dipanggil itu, saya merasa seperti dipanggil gadis cantik. Itu pula yang membuat saya bangga saat ditekel Beckham,” lanjut pemain Persebaya itu. ”Mungkin kaus itu saya pakai tidur seminggu dan tidak akan saya cuci tiga hari,” ujar Andik sambil tertawa. Di tengah ia memberikan wawancara, Firman Utina yang juga rekan seniornya itu menggoda Andik dengan mengatakan, ”Dia (Andik) ini sekarang idola saya.”
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Fx. Laksana Agung Saputra, PADANG: Ingki Rinaldi, PANGKAL PINANG: Kris Razianto Mada, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Ig. Hardanto GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 88.500/mmk FC Rp 128.500/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 17 Januari
Judul Anas Disebut Ketua Besar
2012
Mindo
beberkan
Demokrat
Isi Berita Mindo Rosalina Manulang menegaskan ada jatah untuk Partai
jatah untuk Demokrat dalam proyek wisma atlet. Hal ini diungkapkan saat Mido bersaksi dalam persidangan terdakwa kasus wisma atlet lainnya. Mindo menjelaskan perihal perckapannya dengan Angelina Sondakh (Angie) melaluia Blackberry Messenger (BBM). Menurut Mindo pada waktu itu Angie meminta uang pada saat pembahasan anggaran Kemenpora. Mindo juga mengatakan ketua besar disini adalah Anas Urbaningrum.
Keluarkan 20 Milyar Mindo Rosalina menjelaskan beberapa fakta mengenai sirkulasi uang dalam tender wisma atlet dan beberapa pihak yang terkait didalamnya termasuk Anas Urbaningrum. Sidang Nazaruddin terlihat sangat lebih ketat daripada sidangsidang sebelumnya.
No 1
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Indikator
Karena
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan berita
ini
masalah apa yang V 1, V 2, V3
merupakan hasil dari
diangkat?
persidangan
dan
siapa saja yang V 1, V 2, V 3, V 6, V melibatkan terlibat?
8
banyak
oknum
yang
pihak mana saja
berkecimpung di ranah
yang
hukum,memang
Narasumber?
dijadikan V 2, V 8, V 12
jika
kasus
ditempatkan
tepat ini
masalah
hukum. Terlebih lagi ini
mengenai
kasus
korupsi. Unsur politik pasti ada karena orangorang yang didalamnya baik
saksi
dan
terdakwa
merupakan
orang-orang
yang
berkecimpung di dunia politik. 2
Kompas Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
disini
memberitakan
hasil
siapa pihak yang V 1, V 2, V 3, V 4, V dari persidangan yang dituduh?
adanya
pembuktian,
6,
V 7, V 10, V 12
menghadirkan
gugatan, V 6, V 7, V 8
Rosalina
ataupun
sebagai saksi.
penyangkalan
akan
pihak
Manulang
Dalam pemberitaannya
tuduhan?
Mindo
disebutkan, yang V 1, V 2, V 12
Mindo
dianggap benar ?
bahwa
membenarkan
percakapannya bersama Angie.Mindo juga
menyebutkan
bagaimana media V 2, V 3, V 5, V 6, V beberapa nama yang menyampaikan fakta? b. Posisi Kompas sebagai media?
9, 13,
V
10,
V 17
V
11,
V
12,
V terkait
selain
Angie
salah satunya adalah
anas
keberpihakan
Urbaningrum.
walaupun
yang
media? / kenetralan V 8
diberitakan
fakta
adalah
disampaikan
yang
Kompas hasil
persidangan,
namun
Kompas
tetap
memberikan
sedikit
pembelaan
dari
Demokrat
yang
mengatakan Anas
bahwa
tidak
disini
terlibat.
secara
langsung
tidak Kompas
memposisikan
Anas
sebagai
yang
tidak
pihak
bersalah,
walaupun
hasil
kesaksian
Mindo
berulang
kali
menyebutkan
adanya
keterlibatan selain
Anas Angelina
Sondakh. 3
Angelina Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral
disini
diposisikan
sebagai
siapa yang salah? / V 1, V 2, V 3, V 4, V pihak yang bersalah. pihak
mana
yang
6,
V 7, V 10, V 12
Karena memang dari
dianggap merugikan
hasil persidangan dan
siapa yang benar? / V 1, V 2, V 12
pemberitaannya
pihak
dibenarkan keterlibatan
mana
yang
dianggap dirugikan?
Angie di dalamnya. Sedangkan Anas, yang disebut juga terlibat, mendapatkan pembenaran
dalam
pemberitaan
kompas.
Anas disini diposisikan sebagai
pihak
yang
dirugikan
karena
tuduhan yang tidak ada buktinya. 4
Secara tidak langsung
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
V 17, V 18 kompas edisi
Kompas mengarahkan agas segera menindak lanjuti
pihak-pihak
yang disebutkan oleh Mindo.
Apabila
memang
ada
keterkaitan,segera diproses secara hukum.
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
SELASA 1 7 JA N UA R I 2 01 2
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
TERBIT 36 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 195 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599 Harga langganan Harga eceran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
www.kompas.com I N F R AST RU KT U R
Banjir di Tol Masih Terus Mengancam Buruknya kondisi DAS Ciujung terlihat dari selisih debit air yang begitu jauh, yakni saat kemarau hanya 4 meter kubik per detik, sementara saat musim hujan bisa mencapai 362 meter kubik per detik. ”Hampir 100 kali lipat, sedangkan idealnya hanya 20-50 kali saja,” tutur Dodi.
SERANG, KOMPAS — Banjir di Jalan Tol Tangerang-Merak Kilometer 58,250-59,500, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, diakibatkan minimnya tutupan lahan. Apabila kondisi ini tidak segera dibenahi, ancaman banjir akibat meluapnya Sungai Ciujung tetap akan terjadi setiap saat. Menurut Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum-Ciliwung Dodi Susanto di Bogor, Senin (16/1), kondisi hulu DAS Ciujung di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten, rusak parah akibat minimnya tutupan lahan. Hal ini menyebabkan ancaman banjir yang disebabkan Sungai Ciujung masih akan terus ada, bahkan kian parah di masa mendatang. Menurut dia, dari total DAS Ciujung 218.078 hektar, tutupan lahan terbuka hijau hanya 15 persen atau sekitar 30.000 hektar (ha). Luasan ini masih sangat jauh dari persentase minimal 30 persen atau sekitar 60.000 ha. Kondisi ini juga diperparah dengan kontur DAS yang mayoritas kemiringannya di atas 50 derajat. Selain itu, erosi Sungai Ciujung juga sudah mencapai 88 ton per ha per tahun, jauh di atas ambang toleransi 15 ton per ha per tahun.
Tidak peduli Banjir itu merupakan wujud ketidakpedulian terhadap situ. Padahal, situ berfungsi menahan air hujan supaya tidak langsung masuk sungai. ”Lihat saja, situ-situ yang ada itu rata-rata adalah warisan masa kolonial Belanda. Hampir tidak ada kesadaran untuk terus mengembangkan situ,” kata Edi Prasetyo Utomo, peneliti utama bidang konservasi kebumian pada Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta. Fenomena banjir Ciujung, seperti di sejumlah daerah lain, karena sedikitnya jalur sungai yang mendekati muara sehingga air tak bisa segera mengalir. Selain itu, tidak ada antisipasi terhadap penurunan daya dukung sungai terhadap curah hujan yang tinggi sehingga limpasan air
Banjir yang terjadi sejak Minggu (15/1) di Kabupaten Serang, Banten, masih menggenangi sejumlah sawah dan rumah di daerah Kragilan, seperti terpantau dari helikopter
(Bersambung ke hal 15 kol 4-7)
NBO-105/Bolco P-1109 yang dikemudikan Ajun Komisaris Nurhadi dari Direktorat Polisi Udara Polri, Senin. Banjir akibat luapan Sungai Ciujung tidak lagi menggenangi Jalan Tol Jakarta-Merak. Banjir di sebagian wilayah di Serang telah surut dan kini luapan Sungai Ciujung masuk ke kawasan Tangerang.
www.kompas.com
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
www.facebook.com/kompasfb
Wa Ode Diperiksa 7 Jam
HAL
4
Harga BBM Diturunkan
HAL
9
Indeks Melemah Sesaat
HAL
20
950,00
900,00
894,72
891,99
884,8
0,806%
886,93
887,28 850,00
10
11
12
Kota
Cuaca (°C) (%) Kota
AMBON
24-31 67-95
MEDAN
23-32 71-97
BANDUNG
22-26 82-97
PALEMBANG
23-32 65-91
DENPASAR
23-31 71-94
PONTIANAK
23-32 64-97
JAKARTA
23-32 67-96
SEMARANG
23-31 62-94
JAYAPURA
23-30 71-92
SURABAYA
24-32 64-96
MAKASSAR
23-29 67-97
YOGYAKARTA
23-30 64-92
Cerah Berawan
Anas Disebut Ketua Besar
Cuaca (°C) (%)
Berawan
Keterangan: °C = temperatur, dalam derajat celsius % = kelembaban, dalam persentase
Hujan
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
KORUPSI APBD MAMASA
Kasasi MA Tumpul bagi Mantan Anggota DPRD
Mindo Beberkan Jatah untuk Demokrat JAKARTA, KOMPAS — Mindo Rosalina Manulang menegaskan, ada jatah untuk Partai Demokrat dalam proyek wisma atlet. Jatah itu diberikan untuk bos besar, ketua, dan ketua besar. Anas Urbaningrum disebut sebagai ketua besar. Politikus Partai Demokrat, Mirwan Amir dan Mahyudin, juga disebut-sebut dalam sidang.
16/1
13
Pontianak Hujan
Cerah
KOMPAS/LASTI KURNIA
Hal itu terungkap saat Mindo bersaksi dalam persidangan terdakwa kasus wisma atlet lainnya, M Nazaruddin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (16/1). Sidang dipimpin hakim Darmawatiningsih. Pernyataan itu terungkap saat penasihat hukum Nazaruddin, Elza Syarief, menanyakan isi percakapan Blackberry Messenger (BBM) antara Mindo dan Angelina Sondakh (Angie) yang ada di dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Dalam persidangan kemarin, Mindo yang juga tersangka kasus sama membenarkan isi BBM itu. Saat itu, kata Mindo, Angie meminta uang yang disebutnya dengan istilah apel malang (untuk uang rupiah), apel washington (untuk uang dollar AS), pelumas, dan semangka. Istilah itu digunakan agar tak terlalu vulgar. ”Wak-
KASUS WISMA ATLET T
Beberapa fakta yang disebutkan n Mindo Rosalina Manulang dalam m persidangan kasus wisma atlet Fakta
Tokoh
Peran
Jatah ”uang jasa” Muhammad Nazaruddin (Bos besar PT Duta Graha Indah) Mirwan Amir (Bos besar Fraksi Demokrat) Mengupayakan pencairan dana proyek
Peruntukan uang Andi Mallarangeng (melalui tim sukses) es) Menerima Rp 500 juta dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung
Pembangunan wisma atlet Andi Mallarangeng (Menteri Pemuda dan Olahraga) Mengizinkan Nazaruddin untuk menggarap proyek Hambalang Angelina Sondakh (Anggota DPR dari Fraksi Demokrat) Menerima uang Rp 5 miliar dari Rp 10 miliar yang dikeluarkan Nazaruddin dddin Sumber: Litbang Kompas/STN, diolah dari berbagai sumber FOTO: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN GRAFIK: BESTARI
tu itu Ibu Angie minta uang ketika sedang pembahasan anggaran Kemenpora. Katanya, butuh uang untuk bisa dapat anggaran. Waktu itu, ia bilang tolong saya dikejar ketua besar,” kata Mindo. Elza menanyakan siapa yang dimaksud dengan ketua besar. Saat ditanya siapa yang dimaksud bos besar oleh Elza, Mindo mengatakan, hal itu tergantung dari siapa yang menyebut. Apabila yang menyebut bos besar adalah
Angie, istilah itu mengacu untuk bos Angie di Badan Anggaran DPR. Jika istilah bos besar digunakan oleh Mindo, hal itu menunjuk pada pemimpinnya di Permai Group. (Bersambung ke hal 15 kol 4-7) Lihat Juga Video ”Sidang Nazaruddin Ungkap Ketua Besar” di vod.kompas.com/ketuabesar BACA JUGA HAL 2
MAKASSAR, KOMPAS — Sebanyak 12 dari 24 mantan anggota DPRD Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, yang sudah dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung, masih bebas berkeliaran di luar penjara. Mereka yang semuanya anggota DPRD periode 2004-2009 itu terbukti menyalahgunakan APBD 2007 senilai Rp 1,28 miliar berdasarkan putusan kasasi MA tanggal 17 Maret 2011. Berdasarkan data dari Kejaksaan Negeri Polewali Mandar, Senin (16/1), sebanyak 12 dari mantan anggota DPRD itu buron. Salah satunya Obednego Depparinding, mantan Bupati Mamasa yang pada masa itu menjabat sebagai Ketua DPRD. Secara politis, Obednego sudah diberhentikan dari jabatan bupati pada 24 Juni 2011, tetapi ia masih luput dari sisi penegakan hukum. Sebelumnya, para anggota DPRD tersebut divonis bebas di Pengadilan Negeri Polewali Mandar. Namun, berdasarkan putusan kasasi MA Nomor 2440 K/Pid Sus/2010 tanggal 17 Maret 2011, mereka divonis bersalah, disertai denda Rp 50 juta, dan hukuman penjara 1 tahun 8 bulan. Mereka terbukti menyalahgunakan antara lain anggaran perumahan dinas DPRD dan perjalanan dinas. Dari 24 orang itu, enam di antaranya terpilih kembali menjadi anggota DPRD Mamasa periode 2009-2014. Kendati MA sudah mengirimkan putusan pada 17 Maret 2011, keenam anggota DPRD tersebut baru diberhentikan pada 29 Desember 2011. Ketua DPRD Mamasa Muhammadiah Mansur, yang dihubungi hari Senin, mengungkapkan, surat pemberhentian sudah dikirimkan ke kantor pusat partai masing-masing. Ia menambahkan, lambatnya
pemberhentian keenam anggota DPRD tersebut disebabkan lamanya surat keputusan pemberhentian dari Gubernur Sulbar. Surat keputusan Gubernur Sulbar baru terbit 29 Desember 2011. Dari enam yang diberhentikan, dua di antaranya, M Ridwan (Partai Bulan Bintang) dan Aco Mea Amri (Partai Demokrasi Kebangsaan), dijemput paksa aparat kejaksaan di kediaman mereka di Mamasa. Satu lagi, Sudirman (Partai Golkar), menyerahkan diri. Tiga lainnya belum terlacak. Hingga kini, 12 terpidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Polewali Mandar adalah M Arifin Baso, Elizabeth, Agustinus Lesseng, Simon Kena Sepadang, Mac Paotonan, Aco Mea Amri, Amos Pabundu, Sudirman, Darwin, Constantinus Claver, M Ridwan, dan Tangnga Paliwanan. Sementara 12 terpidana yang masih buron adalah Andi Asdar Wahab, Daniel Pundu, Junaedy, Muspida Mandadung, Germani Arungjani, Buttu Sarira, Samuddin, Yohanis Karatong, Yohanis Buntu Langi, Panglo, Cahyani Oktavia, dan Obednego Depparinding. Guru Besar Hukum Universitas Hasanuddin Aswanto berpendapat, kejaksaan seharusnya tidak berlama-lama menangkap para terpidana itu. ”Putusan sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht) dan terpidana diberhentikan dari jabatan politis. Kejaksaan harus serius,” katanya. Kepala Kejari Polewali Mandar Saring membantah pihaknya kurang serius mengejar para terpidana yang saat ini tidak lagi memiliki jabatan. ”Kalau kami tahu lokasi persisnya, pasti kami tangkap. Apalagi saat ini semua pihak punya wewenang menangkap mereka karena semuanya masuk dalam daftar pencarian orang,” kata Saring. (SIN)
CUACA EKSTREM
Laut Mati Tak Memberi Nasi... Genap sudah seminggu laut mati. Laut di mana-mana tak membuka pintu. Laut tak memberikan penghidupan bagi para nelayan di pesisir Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dan para nelayan Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Oleh HENDRIYO WIDI dan RINI KUSTIASIH
ngin kencang dan gelombang tinggi di Laut Jawa membuat para pencari ikan menambatkan kapal sembari mengencangkan ikat pinggang. ”Tidak melaut, ya, artinya tidak dapat ikan. Tidak dapat ikan, ya, berarti tidak bisa beli nasi,” kata Suparti (36), istri nelayan Desa Kedungmalang, Jepara, saat mengasuh kedua anaknya di depan gubuknya yang sederhana, Kamis (12/1). Suparti mengaku persediaan beras untuk keluarga tinggal untuk tiga hari ke depan. Apabila cuaca laut Jepara masih buruk, dia dan keluarga tidak akan mampu membeli beras. Untuk itu, dia terpaksa mengirit beras. Biasanya sehari memasak dua gelas beras, sekarang satu gelas beras.
A
Apalagi sekarang harga beras mahal. Yang termurah mencapai Rp 6.500 per kilogram (kg), sedangkan yang termahal bisa Rp 8.000 per kg. ”Setiap dua hari sekali suami saya pasti pulang membawa ikan. Pendapatan dari hasil penjualan ikan itu cukup lumayan. Jika mendapat tangkapan banyak bisa mencapai Rp 250.000, tetapi kalau sepi hanya Rp 100.000,” kata Suparti. Menurut Suparti, sudah tiga hari Yasikun (41), suaminya, terpaksa mencari pekerjaan pengganti. Karena ada tetangga desa sedang membangun rumah, Yasikun pun bekerja di sana sebagai buruh. Hal serupa dialami Yatno (45), nelayan Desa Ujungbatu, Kecamatan Jepara. Dia sudah sepekan tidak melaut karena ancaman angin dan gelom-
bang besar. Bapak tiga anak itu tak berdaya dan mengisi waktu dengan memperbaiki jala. ”Saat cuaca baik, dalam seminggu saya melaut enam kali dengan pendapatan kotor rata-rata Rp 300.000 per hari. Kalau cuaca buruk sama sekali tidak melaut,” katanya. Istri Yatno, Mintarni (36), terpaksa berutang ke warung. Di warung tinggal ngebon dan dibayar ketika ada uang dari hasil penjualan ikan. ”Kapok meminjam ke lintah darat karena bunganya besar. Misalnya kalau pinjam Rp 100.000 dapatnya Rp 90.000 yang nilainya sama dengan Rp 100.000 dan harus mengangsur Rp 10.000 sebanyak 12 kali,” tutur Yatno. (Bersambung ke hal 15 kol 1-3)
KOMPAS/RINI KUSTIASIH
Ratusan nelayan di sentra perikanan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terpaksa sementara berhenti melaut karena cuaca buruk selama dua bulan terakhir. Untuk mengisi waktu, para nelayan merapikan jala atau membantu rekan senasib membongkar hasil tangkapan yang tak seberapa. Foto diambil pada Kamis (12/1).
UMUM
KO M PAS, SE L AS A , 17 JA NUA RI 2 01 2
Waduk Pluit Penuh Eceng Gondok
15
Tahun Perburuan inggu (15/1) malam, saya menghadiri ulang tahun Indonesian Democracy Monitor. Dalam pidato politiknya yang singkat, sebagai salah satu tokoh sentral Indemo, Hariman Siregar kembali menegaskan bahwa sejatinya hubungan antara pemerintah dan massa rakyat itu telah terputus. Telah bercerai. Masing-masing jalan sendiri. Pemerintah selalu mengklaim bahwa pembangunan nasional yang dijalankan sudah mendongkrak bangsa ini menjadi lebih sejahtera. Seluruh kalkulasi ekonomika, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan investasi, menunjukkan ke arah perbaikan signifikan. Sebaliknya, publik yang diwakili pelaku usaha dan masyarakat sipil pada umumnya merasa bahwa rakyat ini berjalan sendiri. Bahkan, untuk rasa aman pun, rakyat harus melindungi diri sendiri. Ekspresi itu tergambar gamblang dalam spanduk ”Negeri Autopilot”. Tidak mengherankan jika di tengah kejenuhan kita untuk berkata-kata, malam itu Hariman Siregar masih memompa optimisme para oposan independen dengan mengatakan, ”Bersama/kita teruskan perjuangan ini/karena belum lagi selesai/kita lanjutkan perjalanan ini/karena belum berakhir.”
M
KOMPAS/LASTI KURNIA
Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta, Senin (16/1), tampak dipenuhi tanaman eceng gondok. Waduk dengan luas sekitar 80 hektar itu berfungsi sebagai pengendali banjir di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
Tirani dadakan
Rakyat Aceh Ingin Damai Konflik Pilkada Aceh Rawan Jadi Konflik Baru BANDA ACEH, KOMPAS — Kemelut pemilihan kepala daerah di Aceh yang berkepanjangan serta serangkaian kekerasan telah menyandera kepentingan rakyat Aceh. Padahal, rakyat hanya menginginkan perdamaian dan keberpihakan pembangunan kepada mereka. Hal tersebut disampaikan sejumlah warga yang ditemui Kompas, Senin (16/1), di Aceh. ”Kami sebenarnya tidak peduli siapa pun yang menjadi pemimpin di Aceh ini. Asalkan bisa damai, aman, tidak ada konflik lagi, dan cari uang mudah, kami sudah bersyukur,” kata Zainuddin (40), nelayan di Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh. Zainuddin tidak mengerti mengapa pilkada di Aceh tidak kunjung dilaksanakan. ”Orang ramai membicarakan Pilkada Aceh. Ada yang menembak di sana-sini. Ada korban, tetapi pilkadanya saja tidak ada. Kami jadi bingung dan takut. Mau dibawa ke mana Aceh ini? Apa para pemimpin itu mau konflik lagi?” ujarnya. Ichsaluddin, karyawan asal Pidie, dan Desi, pedagang suvenir asal Sabang, yang ditemui terpisah, bahkan belum mengetahui siapa saja calon kepala daerah
mereka. Desi lebih prihatin terhadap omzet tokonya yang menurun drastis sejak penembakan dan teror terjadi 1-2 bulan ini. Jika sehari-hari omzet penjualan suvenir Rp 800.000 hingga Rp 1 juta, kini hanya Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Ichsaluddin berharap kedamaian dan keamanan yang sudah ada di Aceh tidak lagi terganggu. Dia ingat betul harus berlari-lari menghindari kontak senjata ketika masih remaja di Pidie. Wahyu (27), warga Gebage, Aceh Besar, juga ingat kewajiban warga untuk berkumpul dan diperiksa aparat setiap sore, apalagi jika terjadi kontak senjata. Tamparan, pukulan dengan popor senjata, atau tendangan menjadi hal biasa. Panglima Laot Bulohseuma, Aceh Selatan, Nasrudin, juga tak peduli terhadap kisruh pilkada saat ini. Selama 66 tahun merdeka, tak satu pun bupati, gu-
bernur, dan presiden terpilih memperhatikan nasib warga Bulohseuma yang masih terisolasi. ”Apa jaminan kalau nanti calon-calon itu terpilih akan memperhatikan nasib kami,” katanya. Pengajar Sosiologi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Saleh Sjafei, mengatakan, konflik berkepanjangan dalam Pilkada Aceh sangat rawan berkembang menjadi arena konflik baru di Aceh. Jika itu terjadi, Aceh tak hanya gagal membangun peradaban baru, tetapi juga akan kembali mengalami kehilangan generasi. ”Hanya akan hadir generasi-generasi konflik,” ujarnya. Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh Alfian mengatakan, konflik Pilkada Aceh telah menyandera banyak kepentingan masyarakat. Keterlambatan pembahasan APBD Aceh adalah contoh nyata dari penyanderaan. Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Jakarta mengatakan, Polri berusaha mengamankan proses pilkada di Aceh. (HAN/INA/ATO)
Lihat Juga Video ”Komnasham Bertemu DPR Bahas Aceh” di vod.kompas.com/bahasaceh
Laut Mati Tak Memberi Nasi... (Sambungan dari halaman 1)
Setiap tahun, dua kali nelayan di Laut Jawa, terutama di perairan Jepara dan Karimunjawa, mengalami masa paceklik. Hal itu terjadi akibat angin musim barat pada Januari-Februari dan angin musim timur pada Juli-Agustus. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah (Jateng) memperkirakan angin musim barat bakal berlangsung hingga akhir Februari. Saat ini, kecepatan angin di perairan Jepara dan Karimunjawa 11-15 knot, sementara tinggi gelombang di atas 2 meter. Prediksi BMKG Jatiwangi, Jawa Barat (Jabar), yang membawahkan wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, cocok dengan prediksi di Jateng. BMKG Jatiwangi memperkirakan, cuaca buruk angin kencang dengan kecepatan 5-20 knot dan hujan deras dengan debit 400 milimeter per detik yang melanda wilayah itu masih akan terjadi sampai Februari. ”Kalau memaksa melaut, wah, perahunya bisa begini, nih…,” ujar Darwita (45), nelayan asal Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jabar, sembari menirukan gerakan kapal yang oleng ke kanan dan ke kiri dengan tangannya. Bapak empat anak itu merinding saat membayangkan
gelombang setinggi 3 meter menerjang perahunya yang berukuran 9 meter x 3 meter. Ia teringat peristiwa setahun lalu yang hampir merenggut nyawanya. Pada bulan yang sama setahun lalu, seorang rekan Darwita tewas saat perahu mereka terbalik digulung gelombang besar. ”Saya takut kejadian seperti itu terjadi lagi, jadi lebih baik saya tidak melaut,” ujarnya saat ditemui di Tempat Pelelangan Ikan Gebang, Kamis. Bayangan seram terombang-ambing di lautan selama hampir 12 jam seperti yang dialami setahun lalu membuat Darwita berpikir dua kali untuk melaut dalam kondisi cuaca buruk seperti sekarang. Dengan kondisi ini, nelayan kecil seperti Darwita tidak bisa memaksakan diri melaut. Risikonya, keluarga mereka mesti ”berpuasa” dan berutang sana-sini. ”Dalam kondisi ini, melaut juga percuma. Hasil tangkapan pun sedikit. Kami enggak berani lama-lama melaut,” kata Darwita yang menjadi nelayan sejak berusia belasan tahun. Saat cuaca normal, Darwita bisa mendapat ikan dan rajungan sampai 5 kg per hari. Namun, dengan kondisi cuaca buruk, maksimal ia menangkap 2-3 kg rajungan per hari. Tak jarang ia hanya bisa menangkap 1 kg rajungan per hari. ”Bisa dapat 1 kg itu sudah untung.
Jika dijual ke bakul, harganya Rp 30.000,” katanya. Ada ratusan nelayan di Gebang yang senasib dengan Darwita. Darbin (40), nelayan lain, Kamis lalu, memaksakan diri melaut. Ia membawa pulang seember penuh rangah atau keong laut berduri. Bapak dua anak itu merugi karena rangah tak laku dijual. Padahal, untuk melaut, ia memerlukan 10 liter solar. Dengan harga solar per liter Rp 5.000, Darbin mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk biaya bahan bakar saja. Adapun hasil tangkapan hari itu maksimal 1 kg rajungan dengan harga Rp 30.000. Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, Cirebon, sekelompok pemilik kapal ikan besar berbobot mati di atas 30 ton berkumpul di tepi dermaga pelabuhan. Kapal-kapal mereka bersandar dan anak buah kapal hanya duduk-duduk di dek kapal. Suasana lesu terasa di sejumlah perkampungan nelayan. Perahu-perahu nelayan disandarkan di tempat aman, sementara para nelayan duduk-duduk merapikan jala di rumah atau menjadi buruh serabutan. Andai saja di desa nelayan di pelosok Nusantara ini ada banyak industri hilir komoditas laut, niscaya nelayan tetap bisa bekerja dan produktif. Dan, tidak kelaparan....
Keterbelahan ekstrem antara pandangan pemerintah dan masyarakat mengenai pembangunan ekonomi serta perang terhadap korupsi dan penegakan hak asasi manusia, untuk menyebut beberapa contoh, menurut hemat saya, dipicu oleh kultur elite yang selama ini gemar akan tindakan dadakan. Dalam diskusi pendek penulis dengan Daoed Joesoef beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa salah satu candu dari para elite kita adalah urgensitas. Semua dianggap kekinian. Mereka menderita miopia waktu. Akibatnya, terjadi tirani urgensi. Dalam praksis, sesuai watak dari tirani urgensi, para pengambil keputusan akhirnya hanya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dangkal karena gagal memahami secara komprehensif akar persoalan. Kebijakan yang mereka hasilkan tidak lebih dari sekadar
ANALISIS POLITIK SUKARDI RINAKIT UKI
respons terhadap gejala yang ada. Tidak mengherankan jika hasilnya sak dadine (asal jadi) dan bukan strategi besar masa depan dengan seluruh kalkulasi risikonya. Situasi tersebut tentu saja menyedihkan mengingat bangsa-bangsa lain di dunia sudah mencanangkan mimpi besar mereka. Sementara itu, elite Republik hanya gaduh dengan politik transaksional. Syahwat kekuasaan mereka sebatas mendapatkan privilese ekonomi dan politik jangka pendek. Mereka tidak gaduh membicarakan postur Indonesia masa depan di tengah percaturan bangsa-bangsa di dunia. Mereka tidak gaduh membangun utopia Indonesia menjadi negara adidaya. Padahal, para bapak bangsa sudah mengajarkan pentingnya utopia sebagai spirit masa depan: kemerdekaan sebagai jembatan emas menuju masyarakat adil makmur tempat seluruh anak bangsa seharusnya hidup bahagia. Kebahagiaan hidup, ketenteraman lahir batin, dan kegotongroyongan adalah utopia itu. Ia ibarat bintang, tak mungkin kita terbang ke sana. Namun, dia menjadi petunjuk ke kaki langit mana perahu harus menuju. Dalam konteks sekarang ini, absennya utopia pada sebagian besar elite kita membuat tahun ini akan menjadi ”tahun perburuan”. Berbeda dengan 2010 yang menjadi ”tahun saling menyandera” dan 2011 sebagai ”tahun saling menyerang”, tahun ini ranah politik akan diisi oleh aktivitas perburuan. Sesuai dengan karakter perburuan, politik tahun ini diduga akan semakin berisik. Akan tetapi, kegaduhan itu bukan karena terjadinya saling menyerang antarpolitisi atau partai politik, tetapi karena masing-masing bergerak sendiri. Dengan istilah lain, terjadi ”gencatan senjata” antarpartai politik. Ibarat beberapa kelompok pemburu, masing-masing sibuk mengejar target buruan karena masing-masing sadar, tahun ini adalah saatnya perburuan dimulai. Terlambat sedikit saja, mereka akan
ketinggalan dan digilas oleh lawan politik pada pemilihan umum nanti.
Target buruan Sehubungan dengan hal tersebut, ketika pengawasan publik pada proyek-proyek pemerintah semakin ketat, target pertama yang akan diburu para politisi tentu saja mereka yang mempunyai dana. Tahun ini, para politisi akan sibuk membuat daftar nama pengusaha dan siapa pun yang subur dana di dalam iPad mereka. Langkah selanjutnya adalah melakukan pertemuan sembari menyeruput kopi pagi di tempat yang aman. Target perburuan kedua adalah para tokoh yang populer dan mudah mendapatkan dukungan publik. Syukur-syukur kalau tokoh tersebut juga berkantong tebal. Mereka akan didekati, lalu dilakukan matriks untuk mengukur kekuatan dan kelemahan, untuk selanjutnya dielus-elus sebagai calon presiden dan wakil presiden. Perburuan ini tentu saja membuat politik menjadi gaduh karena berseliwerannya isu dan klaim masing-masing pihak. Di sini, manuver Partai Golkar, PDI-P, dan Partai Demokrat yang harus dicermati. Merekalah penentu akhir. Pada tahun perburuan ini, berdasarkan diskusi dengan banyak pihak, secara hipotesis saya menduga, nama-nama tokoh yang akan mulai sering disebut adalah Megawati Soekarnoputri, Sultan Hamengku Buwono X, Jusuf Kalla, Wiranto, Joko Suyanto, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Ani Yudhoyono, Mahfud MD, Endriarto Sutarto, Sukarwo, Alex Noerdin, Puan Maharani, Pramono Edhie Wibowo, Hatta Rajasa, Rustriningsih, dan Joko Widodo. Menurut Anda, siapa yang punya utopia di antara mereka? Saya tahu jawabannya.
SUKARDI RINAKIT Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate
Anas Disebut Ketua Besar (Sambungan dari halaman 1)
”Saya ulangi lagi. Ini yang bicara Angie kepada Anda. ’Benar kasih saja dulu ke Bali karena masih banyak yang harus diselesaikan big boss’ (kutipan BBM). Jadi, siapa big boss itu?” tanya Elza. Menurut Mindo, ”Itu katanya jatah Fraksi Partai Demokrat.” ”Jadi, bosnya siapa dari Fraksi Demokrat?” ujar Elza. Mindo menjawab, ”Mirwan Amir (Wakil Ketua Badan Anggaran DPR).” Elza juga menanyakan tentang siapa yang dimaksud dengan istilah ketua dan ketua besar AU dalam percakapan BBM. Menurut Mindo, istilah ketua mengacu kepada Ketua Komisi X DPR Mahyudin dan ketua besar AU adalah Anas Urbaningrum. Namun, penasihat hukum Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Patra M Zein, mengatakan, tudingan itu tidak berdasar karena Anas tidak pernah terlibat atau melakukan korupsi. ”Bukan sekali dua kali Nazaruddin menuding Anas. Faktanya, Nazaruddin yang didakwa melakukan korupsi dalam kasus wisma atlet,” kata Patra.
Keluarkan Rp 20 miliar Mindo menjelaskan, Permai Group yang membawahkan 35
perusahaan mengajukan tender nya tidak dikejar-kejar lagi oleh dua proyek, yaitu proyek pemba- Angie. ”Kalau belum, pasti dikengunan wisma atlet, Palembang, jar terus saya,” kata Mindo. Menurut Mindo, uang Rp 5 dan proyek Hambalang, Bogor. Untuk kepentingan pemenangan miliar itu kemudian diberikan tender itu, Permai Group yang kepada anggota Badan Anggaran, dimiliki Nazaruddin mengeluar- I Wayan Koster. Mindo mengatakan dana Rp 20 miliar, ma- kan, Koster juga menerima sing-masing Rp 10 miliar untuk 50.000 dollar AS dari Permai tiap-tiap proyek. Permai Group Group. Terkait proyek wisma atlet itu, akhirnya memenangi proyek wisma atlet, sementara proyek Ham- Mindo menyebutkan ada komitmen fee 13 persen balang dikerjakan yang disetujui pada oleh perusahaan lapertemuan di Hotel in. Sultan antara Wafid Dari Rp 10 miliar Muharram, Nazayang digelontorkan ruddin, Mindo, DuPermai Group, kata dung Purwadi, dan Mindo, sebanyak Rp Mohammad El Idris. 5 miliar diberikan Fee itu dibagi-bagi kepada Angie. ”Diantara lain kepada berikan kepada DPR http://kom.ps/nuuz anggota DPR 5 lewat Ibu Angie, melalui orang mereka yang ber- persen, Gubernur Sumatera Senama Jefri, Rp 2 miliar dan Rp 3 latan 2,5 persen, Ketua Komite miliar, pada 2010 antara semes- Pembangunan Wisma Atlet 3 ter pertama, bulan April,” ujar persen, dan sisanya untuk Nazaruddin. Mindo. Dalam sidang kemarin, Mindo Uang itu, menurut Mindo, untuk memuluskan proyek wisma juga mengungkapkan bahwa atlet yang belum ditetapkan oleh Anas merupakan pemimpinnya Badan Anggaran DPR. Mindo di PT Anugerah Nusantara pada mengaku tidak melihat langsung tahun 2008. Ketika itu PT pemberian uang tersebut, tetapi Anugerah berkantor di Casabmengetahuinya setelah ia me- lanca, Kuningan, Jakarta Selatan. ngonfirmasi kepada Yulianis se- Anas memiliki ruangan tersenlaku Direktur Keuangan Permai diri di lantai 4, satu lantai dengan Group. Apalagi, setelah itu diri- Nazaruddin.
Namun, Mindo mengaku tidak tahu-menahu apakah Anas masih aktif di PT Anugerah setelah tahun 2009 atau ketika kantor pindah ke Tower Permai di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Mindo mengaku tak pernah bertemu Anas di kantor baru. Namun, ia mengaku sempat melihat kendaraan roda empat dengan bagian akhir nomor polisi ”AU” diparkir di kantor Mampang. Meski demikian, Mindo membenarkan ketika ditanya apakah istri Anas, Athiyah Laila, berkantor di Tower Permai. Ia mengungkapkan, Athiyah yang merupakan pemegang saham di PT Berkah Alam Berlimpah (anak perusahaan Permai Group) berkantor di lantai 4. Sidang Nazaruddin, kemarin, terlihat lebih ketat dibandingkan sidang-sidang Nazaruddin sebelumnya. Dua pintu masuk ke ruang sidang di lantai 1 Pengadilan Tipikor dipasangi metal detector. Mindo pun mengenakan rompi antipeluru setelah dirinya diancam dibunuh. Anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Lili Pintauli, mengatakan, pihaknya memang meminta pengamanan sidang diperketat. Pihaknya juga meminta ada alat khusus untuk mencegah masuknya senjata api atau senjata tajam. (ANA/FAJ)
Banjir di Tol Masih Terus Mengancam (Sambungan dari halaman 1)
yang masuk tidak mampu ditampung. ”Alat pengukur intensitas curah hujan saja tidak dimiliki lembaga atau yang mengelola sungai,” kata Edi. Menurut ahli hidrologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Sutopo Purwo Nugroho, akibat degradasi kualitas DAS di Banten, banjir sekarang menjadi siklus yang rutin terjadi setiap tahun. Saat ini merupakan yang terbesar setelah tahun 2001. Sementara itu, hingga Senin, kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banten Heri Suheri, banjir masih menggenangi 11 kecamatan di Kabupaten Serang, 16 kecamatan di Kabupaten Lebak, 11 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dan 3 kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Terdata masih ada 26.034 keluarga yang rumahnya tergenang banjir dengan kedalaman bervariasi. Mereka tersebar di Kabupaten Serang sebanyak 2.728 keluarga, Kabupaten Lebak 9.100 keluarga, Kabupaten Pandeglang 10.649 keluarga, dan Kabupaten Tangerang 3.557 keluarga. Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang, Tubagus Ade Mulyana, mengatakan, luas sawah yang tergenang banjir hingga Senin petang tercatat 7.076 hektar. Banjir juga terjadi di Kampung Babakan, Kaman Mambo, dan Koang, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang. Ketinggian air mencapai 120 sentimeter akibat luapan Sungai Cidurian. Banjir menggenangi 50 rumah dan lebih dari 40 hektar sawah.
Sudah pulih Banjir luapan Sungai Ciujung yang menggenangi ruas Jalan Tol
Tangerang-Merak di Kilometer 58,250-59,500 di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, surut, Senin. Arus lalu lintas kendaraan dari arah Jakarta ke Merak atau sebaliknya berangsur lancar seiring surutnya air yang sebelumnya menggenangi badan jalan tol. Senin pagi, masih terlihat belasan tenda pengungsi korban banjir warga Desa Undar-Andir yang berada di bahu Jalan Tol Tangerang-Merak Kilometer 57. Akibatnya, kendaraan harus antre panjang melintas ruas jalan tol yang menyempit. Kecepatan kendaraan mencapai 20 kilometer per jam. Namun, pada sore hari, bahu jalan sudah terbebas dari tenda karena para pengungsi sudah berpindah ke penampungan ataupun kembali ke rumah mereka. Di Kilometer 58,250 hingga 59,500, yang sehari sebelumnya
terputus akibat luapan air Sungai Ciujung, pada Senin sore terlihat berada 1 meter di bawah bahu Jalan Tol Tangerang-Merak. Namun, banjir masih merendam areal persawahan di sekitar DAS Ciujung. Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS)—operator Jalan Tol Merak-Tangerang—Wiwiek D Santoso mengakui, belum memikirkan apakah badan tol harus ditinggikan atau tidak. ”Kami masih fokus untuk membantu warga korban banjir. Setelah itu, baru fokus mengamankan jalan tol dari banjir,” katanya. Menurut Wiwiek, kejadian banjir dalam tol ini bukan yang pertama kali terjadi. ”Sebelumnya, banjir di jalan tol ini pernah terjadi tahun 2001. Banjir saat itu lebih parah dari tahun ini karena ketinggian air lebih dari 1,5 meter,” kata Wiwiek. (CAS/GAL/PIN/RYO/KUM/NAW)
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Fx. Laksana Agung Saputra, PADANG: Ingki Rinaldi, PANGKAL PINANG: Kris Razianto Mada, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Hardanto Subagyo GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 105.000/mmk FC Rp 147.000/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
RABU 1 8 JA N UA R I 2 01 2
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
www.kompas.com BANJIR DI BANTEN
TERBIT 32 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 196 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599 Harga langganan Harga eceran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
Kursi Mahal Anggota Badan Anggaran
Lahan Telantar Diduga Menjadi Penyebab SERANG, KOMPAS — Banyaknya lahan telantar di daerah aliran Sungai Ciujung, Banten, yang minim vegetasi, mengurangi daya dukung lingkungan dalam menyerap air hujan. Akibatnya, ketika curah hujan tinggi, air tidak mampu diserap ke dalam tanah. ”Luasan lahan kritis di daerah aliran Sungai Ciujung terdata 65.222,9 hektar, sebagian besar berupa lahan telantar yang tidak ditanami pepohonan oleh pemiliknya,” kata Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum-Ciliwung Stasiun Serang Wilayah Kerja Provinsi Banten Utang Abdul Madjid, Selasa (17/1). Lahan telantar tersebut tersebar di semua kecamatan sepanjang DAS Ciujung. Lahan itu ada yang dimiliki perseorangan untuk investasi tanah, calon pengembang, dan perusahaan. Menurut Utang, faktor lain adalah aktivitas penambangan emas dan pasir tanpa izin yang juga memicu erosi dan merusak vegetasi. Akibat minimnya pepohonan, begitu curah hujan tinggi, air langsung mengalir ke sungai dan meluap, seperti terjadi belakangan ini di sepanjang DAS Ciujung, mulai dari Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, hingga Kabupaten Tangerang. Pelaksana operasional Bendung Pamarayan, Nendi Zulpandi, mengatakan, debit luapan Sungai Ciujung yang terjadi pada awal 2012 lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat banjir tahun 1996, debit tertinggi di Bendung Pamarayan tercatat 1.365 meter kubik per detik. Pada banjir tahun 2001, debit tertinggi 2.561 meter kubik per detik. Debit tertinggi banjir tahun 2008 tercatat 1.418 meter kubik per detik. Sementara pada banjir besar 2012, debit tertinggi mencapai 2.600 meter kubik per detik yang berlangsung terus-menerus selama 10 jam, yakni mulai Sabtu pukul 21.00 hingga Minggu pukul 07.00. Pada saat debit mencapai 2.600 meter kubik per detik, semua pintu air Bendung Pamarayan yang berjumlah delapan dibuka. ”Meskipun semua pintu sudah dibuka, selisih tinggi air di bagian hulu (sebelum pintu air) dengan bagian hilir (setelah pintu air) hanya 50 sentimeter,” tutur Nendi. Meski aliran air Sungai Ciujung berangsur surut, Nendi juga mengingatkan semua pihak tetap waspada. Pasalnya, puncak musim hujan masih akan berlangsung hingga Februari. Sementara itu, debit Sungai Cidurian di Kabupaten Tangerang masih tinggi dan membuat banjir semakin meluas. Jika sebelumnya hanya lima desa di Kecamatan Kresek, kini banjir juga merendam lima desa lain di Lihat Juga Video ”Banjir di Kecamatan Gunung Kaler. Kabupaten Tangerang MePara pengungsi juga mulai luas” di vod.komterjangkit penyakit kulit pas.com/banjirmeluas dan diare. (CAS/PIN)
www.kompas.com
www.facebook.com/kompasfb
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Kapten Kapal Dituduh Lalai
HAL
8
Warga Laporkan Polisi
HAL
25
900,00
894,96
891,99
1,1483%
890,00
887,28
886,93
884,8
880,00
11
12
13
16
17/1
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Anggota Badan Kehormatan DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Salim Mengga, mencoba kursi baru di ruangan Badan Anggaran yang baru selesai direnovasi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1). Harga satu kursi buatan Jerman tersebut mencapai Rp 24 juta. Berita di halaman 2
KPK: Panggil Semua Nama Ketua Partai Tak Kebal Hukum JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi menjadikan pengakuan Mindo Rosalina Manulang di persidangan sebagai alat bukti. Tidak tertutup kemungkinan nama-nama yang disebut Mindo, termasuk ketua partai, dipanggil KPK. mad. Penegasan pengakuan Saat menjadi saksi unMindo sebagai alat bukti Baca Juga soal tuk terdakwa M Nazaitu diungkapkan Ketua Wisma Atlet ruddin di Pengadilan KPK Abraham Samad Tindak Pidana Korupsi, dan Wakil Ketua KPK Senin lalu, Mindo meBambang Widjojanto se- Angie yang nyebutkan beberapa nacara terpisah, Selasa Mempunyai Banyak Cerita (17/1). ”Dalam hukum ada HAL 2 ma, seperti Anas Urbaningrum (Ketua Umum namanya equality before the law (persamaan di muka hu- Partai Demokrat) yang disebut kum). Jadi, tidak ada yang kebal sebagai pemimpin PT Anugerah hukum. Apakah dia ketua partai, ia tidak kebal hukum,” ujar Sa- (Bersambung ke hal 15 kol 4-7)
MENDALAMI PENGAKUAN MINDO ROSALINA Nama yang disebut terlibat
Peran
Kategori Alat Bukti
Muhammad Nazaruddin
Mengupayakan pencairan dana proyek
Keterangan saksi
Alat bukti hanya satu
Mirwan Amir
Mengupayakan pencairan dana proyek
Keterangan saksi
angg Baru satu saksi yyang eran ran anggan memberikan keterangan
Andi Mallarangeng
Menerima dana
Keterangan saksi
Baru satu saksi yang erangga gan memberikan keterangan
Angelina Sondakh
Menerima dana
Keterangan saksi dan Saksi tidak dokumen percakapan melihat langsungg melalui Blackberry pemberian uang Messenger dalam BAP
I Wayan Koster
Menerima dana
Keterangan saksi
emberikan Baru satu saksi yang memberikan keterangan dan belum ada bukti menerima dana
Mahyudin
Disebut sebagai Ketua*
Keterangan saksi
Baru satu saksi yang memberikan keterangan
Anas Urbaningrum
Disebut sebagai Ketua Besar*
Keterangan saksi
Baru satu saksi yang memberikan keterangan
angaan Keterangan
*) dalam rekaman percakapan melalui Blackberry Messenger Sumber: Litbang Kompas/YOG, dari pemberitaan ”Kompas”
PENGABDIAN
FOTO: KOMPAS/LUCKY PRANSISKA GRAFIK: BESTARI
PILKADA ACEH
Memantau Gunung, Menjaga Kehidupan MK Perintahkan KIP Buka Pendaftaran Lagi Pengantar Redaksi: Setelah melaporkan Gunung Tambora (September), supervulkano Toba (Oktober), Krakatau (November), dan Agung-Rinjani (Desember), Tim Ekspedisi Cincin Api kini menuliskan hasil penjelajahan mereka soal gunung-gunung api di Jawa Timur, mulai Rabu (18/1).
Khoirul Huda (45) tidak akan pernah melupakan letusan Gunung Kelud tahun 1990 yang hampir saja merenggut jiwanya. Ia selamat berkat seperiuk nasi yang terlambat matang. Oleh INDIRA PERMANASARI dan AHMAD ARIF
S
ejak Desember 1989, Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) yang
lum meletus, gempa mendadak telah berkali-kali meletus itu menguji ketabahan para peman- hilang,” ujar Khoirul. ”Kami berencana pagi-pagi naik lagi tau gunung api. Pengukur ke kawah untuk mengugempa yang ditanam di kur suhu.” gunung ini mengirimNamun, pagi itu, kan getaran hilang 10 Februari 1990, timbul yang mencuGiyono telat bangun rigakan. Kelud mesehingga lambat mang gunung yang mempersiapkan beirit gempa. Untuk kal. Sambil menunggu mengungkap aksi mennasi masak, Khoirul curigakan Kelud, KhoiBACA JUGA mengamati jarum rul dan rekannya, GiHAL 14 seismograf dan kaget yono (71)—saat ini penmendapati jarum seismograf siun—rajin mendaki ke danau kawah Kelud untuk mengukur suhu air. ”Tengah malam sebe(Bersambung ke hal 15 kol 1-3)
tusnya dengan adanya JAKARTA, KOMPAS putusan ini, termasuk ke— Komisi Independen Baca Juga soal putusan administratif Pemilu Aceh diperintah- Pilkada Aceh yang berkaitan dengan kan untuk kembali mempengadaan logistik pemibuka pendaftaran palu,” kata Hakim Konstisangan calon, baik yang Pecinan Aceh tusi Harjono. diusung partai politik, ga- Tetap Tenang Siapkan Imlek MK akhirnya menjabungan partai politik, HAL 4 tuhkan putusan sela damaupun jalur perseorangan, selama tujuh hari ter- lam perkara sengketa kewenanghitung sejak Selasa (17/1). Dalam an lembaga negara (SKLN) Menwaktu sama, KIP juga diminta teri Dalam Negeri dan Irwandi untuk memverifikasi dan mene- Yusuf selaku Gubernur Aceh metapkan pendaftar baru itu sebagai lawan KIP Aceh setelah dua kali pasangan calon peserta Pilkada disidangkan. Mendagri mengajukan keberatan atas keputusan Aceh. ”Waktu tujuh hari bagi KIP KIP Aceh terkait tata cara, jadAceh membuka kembali pendaf- wal, dan tahapan Pilkada Aceh. Dalam pertimbangannya, MK taran, termasuk pelaksanaan verifikasi dan penetapan pasangan menyebut kembali putusan sengcalon yang baru tanpa mengubah keta pilkada Nomor 108/PHhari dan tanggal pemungutan PU.D-IX/2011 terkait diperbosuara, cukup memadai. Semen- lehkannya calon independen tara semua pasangan calon yang mengikuti pilkada. Kala itu, MK telah terdaftar dan ditetapkan menjatuhkan putusan sela untuk sesuai dengan proses verifikasi membuka kembali pendaftaran yang berlaku dengan nomor urut yang ada tidak terpengaruh sta- (Bersambung ke hal 15 kol 4-7)
UMUM
KO M PAS, R ABU, 18 JA NUA RI 2 01 2
Terpidana Lebih Lincah dari Jaksa Koruptor di Mamasa Kabur Sebelum Aparat Tiba MAKASSAR, KOMPAS — Kejaksaan Negeri Polewali Mandar mengakui pihaknya selalu kalah langkah dalam upaya menangkap 12 dari 24 terpidana korupsi APBD Mamasa tahun 2007 yang masih buron. Selain terkendala jarak antara kantor kejaksaan di Polewali Mandar dan daerah Mamasa, rencana penangkapan juga kerap bocor. Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Polewali Mandar M Syukur mengatakan hal tersebut saat dihubungi dari Makassar, Selasa (17/1). Hingga kini, 12 dari 24 anggota DPRD Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, periode 2004-2009 masih bebas berkeliaran kendati sudah divonis bersalah melalui kasasi Mahkamah Agung tanggal 17 Maret 2011. ”Jarak Polewali ke Mamasa terlalu jauh dan jalannya pun rusak. Beberapa kali kami mau menangkap, ternyata informasi selalu bocor. Terpidana keburu kabur sebelum petugas tiba,” ujar Syukur. Mamasa adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Polewali Mamasa. Kabupaten di Pegunungan Quarles (1.100 meter di atas permukaan laut) itu resmi berdiri pada 2002 menjelang terbentuknya Provinsi Sulawesi Ba-
rat. Selama ini urusan kejaksaan di Mamasa masih ditangani kejaksaan negeri (kejari) yang berkedudukan di Polewali Mandar. Jalan poros Polewali MandarMamasa masih berupa jalan tanah berlumpur. Rute Polewali Mandar-Mamasa sejauh 90 kilometer harus ditempuh 5-6 jam dengan kendaraan roda empat.
Terpidana kabur Syukur mengakui, kondisi jalan menyulitkan tim kejari saat coba menangkap mantan Bupati Mamasa Obednego Depparinding dan 11 mantan anggota DPRD Mamasa lain. Pada periode 2004-2009, Obednego adalah Ketua DPRD Mamasa. Kejari telah tiga kali memanggil Obednego, tetapi pemanggilan itu tak digubris. Dalam dua kali upaya penangkapan, terpidana kabur sebelum aparat datang.
Obednego sempat dikabarkan berada di Desa Balla Barat, Mamasa, pasca-pemberhentiannya sebagai bupati, Juni 2011. Saat aparat mengejar ke Balla, informasi penangkapan diduga bocor sehingga ia melarikan diri. Syukur memperkirakan, beberapa terpidana sudah meninggalkan Mamasa. M Ridwan dan Tangnga Paliwanan, misalnya, tertangkap di sebuah rumah kontrakan di Gowa, Sulawesi Selatan, 21 November 2011. Terpidana lain diduga berada di Manado, Sulawesi Utara. Direktur Eksekutif Komite Pemantau Legislatif Syamsuddin Alimsyah menilai, jarak geografis tidak dapat dijadikan pembenaran atas lambannya penangkapan koruptor. Apalagi, kejaksaan dapat bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk menjemput paksa mereka. Setelah diberhentikan sebagai bupati pada 24 Juni 2011, Obednego sudah tidak punya jabatan politis, termasuk jabatan Ketua DPD II Partai Golkar Mamasa. Ketua DPD I Partai Golkar Sulbar, yang juga Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, pernah meminta Obednego menyerahkan diri. ”Namun, dia melawan,” ucapnya. (SIN/NAR)
15
Tak Ada yang Tak Terjelaskan etusan Gunung Kelud berubah. Gunung Kelud berevolusi. Fenomena yang terlihat kasatmata memang demikian. Seakan sifat (letusan) Gunung Kelud berubah dan menjadi ”lebih liar” tidak terprediksi. Proses dan peristiwa alam sejauh ini masih berpegang teguh pada hukum kekekalan masa dan hukum kesetimbangan. Fenomena yang kasatmata bisa memberikan informasi yang bersifat ”nisbi” karena sebenarnya terkadang ”dapur utama” dari sebuah proses alam itulah yang belum mampu kita singkap rahasianya. Ketika ilmu pengetahuan ”mewajibkan” verifikasi dengan metode—yang diakui—ilmiah, banyak fenomena tetap terjaga ”kemisteriusannya”. Sebab, tak semua elemen dan aspek dari sebuah fenomena sudah mampu terjangkau oleh peralatan yang membantu dijalankannya metodologi ilmiah. Fenomena gunung api adalah salah satu fenomena alam, di mana sebagian dari prosesnya belum mampu kita ungkapkan secara ilmiah. Bisa jadi semata karena ukurannya yang masif dan kompleksnya aspek yang memengaruhi proses-proses vulkanik yang berlangsung di perut bumi hingga ke permukaan gunung. Penelusuran kehidupan dan keberadaan gunung api tidak seketika membawa kita pada penyingkapan rahasia alam. Sebaliknya, justru banyak ditemukan pendekatan-pendekatan yang dari pandangan kalangan ilmuwan adalah pendekatan non-ilmiah untuk menjelaskan fenomena vulkanik ini. Mulai dari kepercayaan akan adanya dewa tertinggi yang bertakhta di gunung hingga adanya roh-roh nenek moyang yang bersemayam di puncak gunung. Gunung api juga kemudian dipercaya sebagai ”pusat bumi” tempat kehidupan berawal. Proses kesetimbangan dan berlakunya hukum kekekalan pada massa yang bernama gunung api dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor, yaitu tekanan, volume, dan temperatur. Perpaduan dari ketiganya akan berimplikasi pada energi yang diserap atau yang tersa-
L
L APORAN IPTEK BRIGITTA ISWORO LAKSMI lurkan. ”Jika dia kehilangan energi, dia membutuhkan kompensasi sebagai penggantinya,” tutur Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM).
Proses geologis Ketika manusia mengenali letusan gunung seakan ada perubahan sifatnya, sebenarnya yang berubah hanyalah volume dari unsur ”fluida”—bisa gas, bisa air yang terlibat dalam proses terjadinya erupsi sebuah gunung api. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan sifat-sifat letusan juga tergantung pada proses yang dialami magma dalam perut bumi. Sementara magma di satu tempat di muka bumi ini bisa berbeda dengan sifat magma di lain lokasi. ”Gunung-gunung di Indonesia ini sebagian besar bersifat andesitik, magma dari batuan andesit. Sementara di daerah Hawaii, magmanya bersifat basaltis, lebih encer dibandingkan dengan magma andesitik,” tutur Surono. Perbandingan kekentalan magma menyebabkan gunung api di Indonesia banyak yang berbentuk kerucut dan tinggi, sementara gunung di Hawaii datar karena magmanya bersifat encer. Perbedaan lain adalah lokasi dapur magma. Dapur magma gunung api Indonesia terletak di daerah subduksi—lokasi terjadinya tumbukan antarlempeng. Ketika magma mengalami proses naik ke permukaan, dia akan bergesekan dengan sistem batuan yang kompleks sifatnya di jalur yang dia lalui. Setiba di permukaan, bisa jadi sifat magmanya berubah akibat proses kimia dan fisika yang dialami saat proses ke permukaan ter-
sebut. Surono menganalogikannya dengan pertumbuhan anak yang ketika dewasa sifatnya berubah. ”Itu akibat pergaulan dan kondisi lingkungannya saat dia tumbuh,” ujarnya. Untuk magma naik ke permukaan dibutuhkan tekanan (P). Pergerakan ini akan mengakibatkan pula perubahan suhu (T) dan perubahan pada kedua faktor itu akan memengaruhi volume (V) magma atau gas. Faktor-faktor ini turut menentukan sifat magma. Saat magma melepaskan kandungan gasnya, banyak panas yang dikeluarkan. Gas yang dihasilkan pun panas. Jika gas itu jumlahnya banyak, daya dorongnya pun besar. ”Itulah penyebab mengapa sebuah letusan bersifat eksplosif. Letusan eksplosif itu disebabkan oleh kandungan fluidanya yang besar sehingga memberi tekanan besar pada permukaan,” tuturnya. Letusan tidak akan bersifat eksplosif jika gas sudah dilepas sedikit demi sedikit secara bertahap. ”Pelepasan gas bisa dilihat dari air kawah, apakah ada bualan-bualan atau tidak,” katanya. Pada intinya, tak ada sifat gunung atau letusan gunung yang berubah. Mungkin yang disebut berubah adalah proses pelepasan gasnya. Jumlah gas yang kecil tidak akan mengakibatkan letusan yang eksplosif. ”Semua itu bisa dijelaskan. Aja gumunan. Jangan mudah heran karena semua bisa dijelaskan,” ujarnya. Mungkin benar juga apa yang dikatakan ahli fisika dan matematikawan Freeman John Dyson, ”Jika Anda mencoba memecahkan rahasia alam hanya dari satu arah, hal yang terpenting akan terlewatkan karena Anda tidak memiliki cukup imajinasi untuk membuat suatu prediksi.” Perkembangan ilmu pengetahuan membutuhkan imajinasi.
MK Perintahkan KIP Buka Pendaftaran Lagi (Sambungan dari halaman 1)
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Bapak-anak, Giyono (kiri) dan Budi Priyanto, penjaga Pos Pengamatan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Ngancar, Kediri, Jawa Timur.
selama tujuh hari pada 2 November 2011 yang dikuatkan pada putusan akhir, 24 November. Namun, dalam pelaksanaannya, ujar Harjono, putusan sela pada 2 November itu belum digunakan sepenuhnya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan mendaftarkan diri menjadi pasangan calon. Mereka masih menunggu putusan akhir pada 24 November sehingga ketika putusan akhir dijatuhkan, pendaftaran sudah ditutup. MK memutuskan untuk kembali menjatuhkan putusan sela dalam perkara SKLN Mendagri versus KIP Aceh untuk dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat, proses pilkada yang lebih demokratis, dan kepastian hukum yang adil. Melalui pesan singkat, Men-
dagri Gamawan Fauzi mengharapkan Partai Aceh segera mendaftarkan calon-calonnya di pilkada. Terkait tahapan sampai hari pemungutan suara, Kemdagri menyerahkan sepenuhnya kepada KIP Aceh. Karena itu, apabila diperlukan, bisa saja jadwal pemungutan suara mundur lagi dari 16 Februari 2012. ”Saya harap semua pihak menerima putusan sela itu sebagai bagian ketaatan kita terhadap hukum dan menciptakan suasana aman tenteram di Aceh,” kata Gamawan. Putusan MK itu, kata Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie, dapat dilaksanakan tanpa harus disertai peraturan pengganti undang-undang. Komisi Pemilihan Umum juga menginstruksikan KIP Aceh patuh melaksanakan putusan sela itu. Menurut anggota KPU, I Gus-
ti Putu Artha, KPU langsung merespons putusan itu. Salah satunya instruksi untuk melaksanakan tahapan secara simultan dan optimal, misalnya pendaftaran dibuka 18-20 Januari. Bagi Direktur Eksekutif Seven Strategic Studies (7SS) Mulyana W Kusumah, putusan sela MK itu merupakan solusi akomodatif atas masalah Pilkada Aceh. Terkait putusan itu, jadwal Pilkada Aceh dipastikan bergeser dari semula pada 16 Februari 2012. Pergeseran itu juga berdampak terhadap membengkaknya anggaran, jumlah daftar pemilih tetap (DPT), dan kebutuhan logistik Pilkada Aceh. Menurut anggota KIP Aceh, Yarwin Adi Darma, ”Untuk memverifikasi calon perseorangan saja, mulai dari tahap pendaftaran, verifikasi, hingga penetapan, dibutuhkan sekitar satu bulan.”
Jika terjadi pergeseran jadwal kembali, ini adalah pergeseran jadwal yang kelima. Sebelumnya pilkada sedianya digelar Oktober 2011, ditunda menjadi 14 November, ditunda lagi menjadi 24 Desember, dan terakhir ditunda menjadi 16 Februari 2012. Menyikapi putusan MK, calon gubernur dan wakil gubernur dari Partai Aceh, Zaini AbdullahMuzakir Manaf, melalui koordinator tim kuasa hukum mereka, Kamaruddin, mengatakan masih akan menunggu putusan pucuk pimpinan Partai Aceh. Namun, mereka tetap menyambut baik putusan sela MK. Ketua Partai Demokrat Aceh Mawardy Nurdin mengatakan, Partai Demokrat Aceh tak mempersoalkan pembukaan kembali masa pendaftaran calon.
han, jawabannya bahwa hingga Selasa kemarin KPK belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap nama-nama yang disebut Mindo, baik dalam kasus wisma atlet, proyek Hambalang, maupun kasus lain yang dikembangkan KPK. Andi Mallarangeng yang dikonfirmasi kemarin mengatakan, semua kesaksian Mindo dalam sidang perkara korupsi wisma atlet dengan terdakwa Nazaruddin dua hari lalu itu tidaklah benar. Mallarangeng mempersilakan KPK untuk memeriksa jika memang ada pihak yang terkait dengan dirinya menerima dana hasil korupsi. ”Bagi saya, itu tidak benar,” ujar Mallarangeng di Mabes Polri. Namun, menurut Mallarangeng, jika ada bukti-bukti nyata, misalnya siapa dari tim suksesnya yang menerima dana dan kapan dana itu diterima, KPK dipersilakan untuk melakukan pemeriksaan. ”Setahu saya tidak ada. Namun, kalau ada, siapa dan di mana, silakan biar lebih jelas,” ujar Mallarangeng. Bambang mengatakan, KPK mengapresiasi usaha Mindo untuk mengungkapkan fakta di depan persidangan. Apalagi pernyataan tersebut diungkapkan Mindo ketika yang bersangkutan diintimidasi. Bambang menegaskan kembali adanya ancaman terhadap Mindo dari berbagai pihak. Mindo memang diancam akan dibunuh sehingga saat persidangan Senin kemarin, dia harus mengenakan rompi antipeluru. ”Saya agak khawatir terhadap orang-orang yang menganggap
remeh ancaman itu. Mindo di dalam situasi seperti itu, ancaman besok akan mati dari beragam orang,” kata Bambang. Hingga saat ini, Mindo masih berada di bawah perlindungan KPK dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Mindo tidak lagi menghuni Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Menurut Bambang, Mindo masih akan diamankan karena KPK masih membutuhkan keterangannya untuk kasus-kasus yang lain. Terkait adanya sejumlah kader Partai Demokrat yang disebut-sebut terlibat dalam kasus wisma atlet sebagaimana dibeberkan Mindo dalam persidangan, Ketua Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Denny Kailimang mengatakan, sejauh ini hal tersebut hanyalah tudingan tanpa dasar. ”Tudingan-tudingan itu tanpa didukung bukti-bukti, hanya untuk mengalihkan perhatian saja dan ada kecenderungan mau mengusik Partai Demokrat. Sebagai juara bertahan, wajar saja kalau Partai Demokrat diusik terus, tapi Partai Demokrat akan tetap tegar menghadapi hal ini,” katanya. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa menuding, ada pihak yang menginginkan agar kasus seperti dugaan suap dalam pembangunan wisma atlet tidak segera diselesaikan. Dengan demikian, kasus itu dapat dipakai untuk mendiskreditkan Partai Demokrat dan pemerintah pada umumnya.
(ANA/INA/DIK/ HAN/NWO/RAY)
Memantau Gunung, Menjaga Kehidupan (Sambungan dari halaman 1)
bergetar hebat. Rencana naik ke kawah pun dibatalkan. Betul saja, pukul 11.41, Kelud meletus hebat. Abu dan bom lava memenuhi pekarangan Pos Pengamatan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, sejauh 7 kilometer dari kawah. ”Setidaknya 50 orang tewas saat itu,” kata Khoirul. ”Kalau saja Giyono bangun tepat waktu seperti kebiasaannya, kami pasti celaka. Nasi yang belum masak itu menyelamatkan kami.” Kelud salah satu gunung teraktif di Indonesia dan memiliki periode letusan hampir konstan dari 15 sampai 30 tahun. Menurut Kusumadinata (1979), sejak letusan tahun 1586, Kelud telah menewaskan setidaknya 15.000 orang, termasuk dua pemantau gunung dalam letusan tahun 1951. Risiko kematian memang dekat dengan para pekerja gunung api. Pada 27 Juli 2000, dua petugas vulkanologi dari Bandung, Mukti dan Pardan, tewas terkena lava pijar Gunung Semeru. Namun, bagi Khoirul yang sudah 23 tahun menjadi pemantau gunung, rasa takut itu dipendamnya jauh-jauh. Saat Kelud menjelang meletus, dia selalu terdorong untuk berada di dekat gunung itu. Giyono yang baru saja pensiun sebagai pengamat gunung api pun tidak pernah khawatir bekerja di tempat berisiko tinggi itu. ”Ini tugas, sudah risiko,” ujar Giyono. Bagi Giyono, pekerjaan itu menjadi bagian hidupnya dan dengan penuh kebanggaan dilakoni. Kebanggaan sebagai pe-
mantau gunung api itu pula yang diwariskan kepada anaknya, Budi Priyanto (42). Bocah yang dulu kerap dibawanya ke pos pengamatan saat Giyono bertugas itu kini meneruskan jejaknya sebagai pemantau Gunung Kelud. Gaji sekitar Rp 6 juta per bulan yang diterimanya, bagi Budi, merupakan berkah yang disyukurinya, sekalipun tanpa tunjangan risiko dan ia bekerja nyaris tanpa libur. ”Menjaga gunung, artinya kami juga menjaga keselamatan orang banyak,” ujar Budi.
dak menjemput istri. Budi rupanya tak hanya menjemput istri. Ia kembali ke pos pengamatan Kelud dengan sepeda motor untuk mengambil kamera yang tertinggal dan mengganti kertas seismogram yang hampir habis saat ditinggalkan. Ketika akhirnya kembali ke pos pengamatan di Sugihwaras, 4 November dini hari, Surono dikejutkan dengan jejak kegempaan yang terekam runtut di seismogram, tanpa ada kekosongan data. ”Seseorang diam-diam daBerani hidup tang ke pos itu untuk mengganti kertas,” SuNamun, panggilan rono menyimpulkan. tugas sebagai penjaga Di tengah keteganggunung ini kadang dian suasana, Surono lakukan dengan mengmenginterogasi anak abaikan keselamatan http://kom.ps/oIk4 buahnya. Budi akhirsendiri. Itulah yang dinya mengaku dan dimarahi Sulakukan Budi saat aktivitas Kelud memuncak pada 2007. Jum- rono habis-habisan. ”Saya sudah kehabisan sertifikat kepahlaat, 3 November pukul 16.00, gempa tremor di Kelud memun- wanan. Kalau sampai celaka, siapa yang akan membantu mecak. Abu berjatuhan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Kelud. nyelamatkan masyarakat di sekitar gunung api?” kata Saat itu juga, Kepala Pusat VulSurono. kanologi dan Mitigasi Bencana Menurut Surono, para penGeologi Surono memerintahkan jaga gunung api harus berani semua anak buahnya agar meninggalkan pos pengamatan Ke- hidup, bukan berani mati. ”Petugas pemantauan juga harus lud di Sugihwaras sambil memmemberi contoh bagaimana bawa peralatan pemantauan. mengerti bahaya gunung api. Tiga mobil yang telah disiapBagaimana masyarakat mau kan dalam posisi siap berangkat mengungsi kalau petugasnya jika sewaktu-waktu letusan tertidak menghargai hidupnya jadi bergegas pergi dengan disendiri,” katanya. jejali para ahli gunung api, termasuk Surono. Mereka meng(SIWI YUNITA CAHYANINGungsi ke Kantor Kepolisian SekRUM/AMIR SODIKIN) tor Ngancar, 15 kilometer dari Lihat Juga Video ”Kehidupkawah Kelud. Namun, Budi an Masyarakat Gunung Keyang berada satu mobil dengan lud” di vod.komSurono minta diturunkan di pas.com/masyarakatkelud tengah jalan dengan alasan hen-
KPK: Panggil Semua Nama (Sambungan dari halaman 1)
Nusantara yang berkantor di Casablanca, Jakarta Selatan, sampai 2008. Mindo juga mengaku pernah melihat mobil dengan pelat nomor AU di kantor Permai Group (hasil pengembangan PT Anugerah Nusantara pasca-2010) di kantor Tower Permai, Mampang, Jakarta Selatan. Ia juga membenarkan sebutan Ketua Besar AU merujuk pada Anas Urbaningrum. Mindo juga menyebutkan nama unsur pimpinan Badan Anggaran DPR Mirwan Amir, Ketua Komisi X DPR Mahyudin, anggota Badan Anggaran dari Fraksi Demokrat Angelina Sondakh (Angie), anggota Badan Anggaran I Wayan Koster, politikus Partai Demokrat Sutan Bathoegana, juga Andi Mallarangeng, serta Choel Mallarangeng, dan lainnya. Mindo mengakui isi percakapan Blackberry Messenger dengan Angie terkait permintaan uang untuk memuluskan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga khususnya terkait proyek pembangunan wisma atlet, Palembang. Angie disebutkan telah menerima uang Rp 5 miliar, demikian pula I Wayan Koster yang disebutkan telah menerima uang rupiah dan 50.000 dollar AS. Ketika ditanya apakah semua nama itu akan dimintai keterangan, Samad kembali mengungkapkan, ”Iya. Kalau kasusnya mengharuskan meminta keterangan, kami akan lakukan.” Saat ini, tambah Samad, bukti-bukti KPK sudah setengah matang. KPK juga sudah memiliki
calon tersangka baru dalam kasus wisma atlet. Namun, ia tidak mengungkapkan lebih jauh mengenai hal tersebut. Juru bicara KPK Johan Budi SP, saat ditanya apakah calon tersangka yang dimaksud adalah salah satu yang disebut Mindo, mengaku belum tahu. Keterangan Mindo, kata Bambang Widjojanto secara terpisah, akan menjadi alat bukti untuk pengayaan penyelidikan dan penyidikan kasus wisma atlet dan kasus lain yang dikembangkan dari kasus tersebut. KPK memang telah menyelidiki sejumlah kasus yang berhubungan dengan kasus Nazaruddin, yaitu pengadaan alat bantu mengajar di lima universitas, proyek pembangunan Stadion Hambalang, pengadaan barang dan jasa dalam proyek wisma atlet, dan lain-lain.
Mallarangeng membantah Saat ditanya apakah KPK juga akan memanggil Menpora Andi Mallarangeng dan saudaranya, Choel Mallarangeng yang juga Direktur Fox Indonesia, Bambang mengungkapkan tak tertutup kemungkinan hal itu dilakukan. KPK, tambah Bambang, pada prinsipnya akan mengambil semua keterangan yang bisa digunakan penyidik untuk pengembangan kasus. Apalagi, arah penyidikan KPK saat ini tidak hanya berkisar pada tersangka Nazaruddin, tetapi tersangka dan kelompoknya. Ditanya kapan pemanggilan akan dilakukan, Bambang tidak menjawab. Ketika pertanyaan yang sama diajukan kepada Jo-
(ANA/ATO/FAJ/NWO)
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Fx. Laksana Agung Saputra, PADANG: Ingki Rinaldi, PANGKAL PINANG: Kris Razianto Mada, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Hardanto Subagyo GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 105.000/mmk FC Rp 147.000/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 16 Februari
Judul Kesaksian Angelina Diragukan
Isi Berita Dalam persidangan Angelina membantah pernah melakukan
2012
KPK: Wajar Angelina Berbohong percakapan dengan Mindo melalui BBM. Angie mengaku tidak memiliki BB hingga tahun 2010. Angie juga mengatakan Ia tidak tahu menahu mengenai istilah-istilah yang diebutkan Mindo. Angie juga berkelit bahwa baru mengenal Mindo setelah kasus dugaan wisma atlet terungkap.
KPK Punya Bukti
KPK tidak masalah jika Angie tidak mengakui keterangan saksi Mindo Rosalina Manulang. KPK memiliki bukti rekaman percakapan Angie dan Mindo melalui BBM.
Wajar Berbohong
Secara terpisah KPK menilai wajar jika Angelina berbohong ketika menjadi saksi untuk Nazaruddin, sebab Angie sendiri juga berstatus sebagai tersangka. KPK mengaku tidak terlalu cemas jika Angie berbohong dalam kesaksiannya. Karena penyidik akan menjerat Angie dengan bukti lain yang ada yang dimiliki KPK.
No 1
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Indikator
Karena
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Fakta-Fakta Teks Berita (Kode lihat koran) berita
ini
masalah apa yang VII 1, VII 2
merupakan hasil dari
diangkat?
persidangan
siapa saja yang VII 1, VII 5, VII 8
melibatkan
terlibat?
oknum
pihak mana saja VII 8, VII yang Narasumber?
11,
dijadikan VII 16, VII 20
VII
15,
dan banyak yang
berkecimpung di ranah hukum,memang jika
kasus
ditempatkan
tepat ini
masalah
hukum. Terlebih lagi ini
mengenai
kasus
korupsi. Unsur politik pasti ada karena orangorang yang didalamnya baik
saksi
terdakwa orang-orang
dan
merupakan yang
berkecimpung di dunia politik. 2
Disini Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
Kompas
bersikap netral karena siapa pihak yang VII 3, VII 9, VII dituduh?
11,
VII 13, VII 14
adanya
pembuktian,
memang
gugatan, 10,
akan VII 11
tuduhan?
yang
diposisikan
ataupun VII 2, VII 4, VII
penyangkalan
dalam pemberitaannya
pihak
sebagai
yang
adalah
salah Angelina
Sondakh. Memang dari
pihak
yang
dianggap benar ?
awal Angelina sudah VII 15, VII 16, VII 17
diposisikan
sebagai
pihak yang bersalah dan bagaimana media menyampaikan fakta? b. Posisi Kompas sebagai media?
dukung VII 3, VII 5, VII 6, bukti VII 11
keberpihakan
juga
sudah
di
oleh
bukti-
yang
ada.
media? /
kenetralan
fakta
yang VII 15, VII 16, VII 17
disampaikan
3 Moral
Evaluation
(Make
Judgement) a. Nilai moral
Moral
Angelina
Sondakh
ditetapkan
sebagai
siapa yang salah? / VII 3, VII 9, VII 11, VII 13, VII 14 pihak mana yang
pihak yang bersalah
dianggap merugikan
Dengan
siapa yang benar? / pihak
mana
VII 15, VII 16, VII 17
yang
dan
merugikan. tidak
mengakuinya bukti – bukti yang sudah ada,
dianggap dirugikan?
Angie dianggap oktor yang negatif.
4
Kompas mengarahkan
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
VII 19, VII 20 kompas edisi
ke
penindaklanjutan
atas Angie tersangka.
pemeriksaan sebagai
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
KAMIS 1 6 F E B R UA R I 2 01 2
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
www.kompas.com KESELAMATAN TRANSPORTASI
JAKARTA, KOMPAS — Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta yang menyidangkan perkara korupsi proyek wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan, dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin, Rabu (15/2), meragukan keterangan saksi Angelina PP Sondakh. Dalam kesaksiannya, Angelina antara lain mengaku tak pernah berhubungan dengan saksi lain dalam kasus ini, Mindo Rosalina Manulang, melalui Blackberry Messenger (BBM). Angelina juga mengaku tak pernah memiliki Blackberry hingga tahun 2010. Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) untuk Mindo, terungkap adanya percakapan dengan Angelina melalui BBM. Percakapan itu, antara lain, berupa permintaan uang kepada Mindo
Sistem kinerja Dalam kaitan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mencabut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 dan Peraturan Wali Kota Nomor 26 Tahun 2009 tentang Batasan Usia Kendaraan Umum. Hal itu ditegaskan Risma di hadapan ribuan sopir angkutan kota yang pada Rabu pagi menggelar aksi demonstrasi di Balaikota Surabaya. Dengan pencabutan itu, Dinas Perhubungan Surabaya minta pemilik kendaraan umum menyiapkan kondisi kendaraan sebelum uji kir. Kewajiban itu berlaku setelah Wali Kota secara resmi mencabut dua peraturan itu. Di Jakarta, Ketua Umum Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Eka Sari Lorena dan pengamat transportasi Rudy Thehamihardja menyarankan agar Kementerian Perhubungan dan kepolisian membentuk sistem kinerja bagi angkutan umum. Insentif dan disinsentif juga harus diperkenalkan untuk meningkatkan pelayanan dan terutama keselamatan. Sistem kinerja terbaik adalah menerapkan asuransi kinerja. ”Ketika sebuah perusahaan bus mengalami banyak kecelakaan, premi asuransinya harus mahal. Sebaliknya, kalau perusahaan otobus tidak pernah kecelakaan, preminya sangat murah,” ujar Rudy. (ETA/ACI/RYO)
(Sidang pengadilan, 16/1/2012)
”Benar itu isi percakapan Blackberry Messenger (BBM) dengan Angelina Sondakh.” ”Bu Angie menyebut ketua dan bos besar. Ketua adalah Ketua Komisi X DPR dan bos besar adalah AU.”
HAL
5
Oknum Dishub ”Main Mata”
HAL
26
920,00
9
891,25
894,42 881,61 10 13
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, memberikan kesaksian untuk terdakwa Muhammad Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (15/2). Angelina Sondakh membantah memiliki Blackberry dan tidak mengakui semua isi pesan komunikasi dalam Blackberry tersebut saat dipertanyakan dalam persidangan.
”Bu Angie meminta uang dengan menyebut istilah apel malang untuk uang rupiah dan apel washington untuk uang dollar AS, pelumas, dan semangka. Istilah itu digunakan agar tak terlalu vulgar.”
(Sidang pengadilan, 15/2/2012)
”Saya tidak menggunakan Blackberry sebelum akhir tahun 2010. Itu bukan percakapan saya.” ”Tidak pernah menyebut Anas Urbaningrum dalam BBM dengan Rosa (Mindo).” ”Tidak tahu apa itu ’apel washington’, ’apel malang’, ’semangka’, dan ’bos besar’.”
Sumber: Litbang Kompas/BIP, disarikan dari pemberitaan ”Kompas”
BESTARI
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Ormas Anarki Harus Dibina
880,00
(Bersambung ke hal 15 kol 5-7)
TERHADAP PERNYATAAN MINDO Pernyataan Bantahan Mindo Rosalina Angelina Sondakh
memakai sejumlah istilah, seperti ”apel malang” untuk uang rupiah dan ”apel washington” untuk dollar Amerika Serikat. Dalam persidangan, Angelina membantah pernah berkomunikasi dengan Mindo melalui BBM. ”Saya baru pake BB (Blackberry) akhir tahun 2010,” ujar Angelina, saat Ketua Majelis Hakim Darmawati Ningsih menanyakan apakah politikus Partai
BANTAHAN ANGIE
www.kompas.com
898,79
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
KPK: Wajar Angelina Berbohong
SURABAYA, KOMPAS — Uji kir bagi kendaraan umum serta angkutan barang, termasuk mobil boks dan pikap, hanya formalitas. Realitas itu terlihat pada proses uji kir di Pelayanan Uji Kir Wiyung, Surabaya, Jawa Timur. Kelaikan jalan tidak betul-betul diperiksa secara teliti. Bahkan, ada kendaraan yang tanpa diperiksa berkasnya, termasuk fisik. Setelah kendaraan masuk ke lokasi uji kir, meski tanpa diperiksa petugas, dua jam kemudian buku kir sudah diterima oleh pengemudi. Mahmudi, pengendara yang mengurus perpanjangan buku kir, Rabu (15/2), menuturkan, ia tiba di tempat uji kir pukul 07.30, dan pukul 09.30 buku kir sudah diterima. ”Saya bayar Rp 185.000-Rp 200.000 melalui calo,” tuturnya. Masalah waktu, praktis, dan tidak mau berbelit menjadi faktor yang menyebabkan banyak pemilik kendaraan atau pengemudi memanfaatkan jasa calo. Mereka tak peduli kendaraan dicek atau tidak, yang penting urusan kir beres dan kendaraan lolos kir. Peluang itu dimanfaatkan sejumlah biro jasa pengurusan uji kir, seperti CV MJ, CV JB, dan CV KB. Para pekerja biro jasa pun mengenakan seragam dan mereka sudah memiliki pelanggan. Pelanggan Syahrul dari CV MJ yang berasal dari PT Pertamina saja ada 10 kendaraan, belum pemilik kendaraan pribadi. Bahkan, ia memiliki jadwal masa berlaku uji kir kendaraan milik pelanggan.
900,00
Harga langganan Harga eceran
Kesaksian Angelina Diragukan
Uji Kir Kendaraan Hanya Formalitas
www.facebook.com/kompasfb
TERBIT 32 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 223 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599
0,050%
891,7 14
15/2
KEHIDUPAN DI DIENG
PEMIMPIN NASIONAL
Kaldera Gunung Api yang Menghidupi
Tantangan Membangun Kedaulatan Bangsa
Sinar matahari menguak kabut yang menyelimuti kaldera Dieng, Jawa Tengah. Petani menyusuri pematang sambil memikul keranjang kentang hasil panen. Geliat kehidupan itu disaksikan Gunung Sindoro yang puncaknya menjulang di antara perbukitan yang membentengi Dieng. Oleh AGUNG SETYAHADI/ ALOYSIUS BUDI K atno (28) yang sedang memanen kentang sekilas melihat ke arah Gunung Sindoro, yang aktivitas vulkaniknya meningkat pada 2011. Namun, Watno tidak risau dengan peningkatan aktivitas vulkanik Sindoro. Ia lebih mengkhawatirkan penurunan
W
membanjirnya kentang impor, produktivitas lahan dan memharga kentang lokal anjlok dari banjirnya kentang impor. Rp 6.000-Rp 8.000 per kiloLahan miliknya pada gram menjadi sekitar musim panen akhir 2011 Rp 4.000 per kilohanya menghasilkan gram. 700 kilogram kentang ”Sudah harga dari satu kapling seanjlok, petani harus luas sekitar 100 mememberi banyak puter persegi. Padahal, puk untuk meningkatbiasanya bisa menghakan produktivitas lasilkan 1 ton kentang. BACA JUGA han,” kata Watno. Selain menghadapi HAL 14 Kesuburan tanah di masalah produktivitas Dieng terus berkurang lahan, petani juga setelah eksploitasi besar-besaran menghadapi persoalan memselama ratusan tahun. Namun, banjirnya kentang impor yang harganya murah, hanya Rp 3.000 per kilogram. Akibat (Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
JAKARTA, KOMPAS — Tantangan serius bangsa Indonesia adalah bagaimana membangun kedaulatan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang kuat, mandiri, dan sejahtera. Untuk itu, pemimpin masa depan harus punya visi dan komitmen serta sungguh-sungguh mau bekerja mewujudkan kedaulatan tersebut. Harapan itu disampaikan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida secara terpisah, di Jakarta, Rabu (15/2). Wacana kepemimpinan nasional kian santer, terutama mendekati pemilihan umum presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2014. Sejumlah nama telah beredar, tetapi sebagian masih dari kalangan partai politik yang punya peluang mengajukan pencalonan presiden dan wakil presiden. Menurut Ikrar, tantangan serius bagi bangsa Indonesia ke
depan adalah bagaimana mewujudkan kedaulatan negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagaimana menjadi cita-cita para pendiri Republik Indonesia. Bangsa ini harus mandiri dalam semua bidang itu dan jangan sampai melayani kekuatan asing. Namun, semangat itu belum diterapkan, bahkan cenderung dilalaikan. ”Dalam soal energi, misalnya, kita cenderung mengumbar energi untuk diisap kekuatan asing. Bagaimana mungkin kita menjadi negara besar kalau energi dalam negeri tak kita kuasai. Negara-negara seperti India, Jepang, China, dan Amerika Serikat berusaha menjaga pasokan energi mereka, tetapi kita justru kehabisan energi,” katanya.
Tidak lembek Laode Ida menilai, Indonesia memerlukan pemimpin berjiwa kerakyatan yang benar-benar (Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
UMUM
KO M PAS, KAMIS, 16 FEB RUA RI 2 01 2
Empat Korban Tewas Polres Nganjuk Terus Selidiki Sembilan Korban Lain NGANJUK, KOMPAS — Api cemburu yang bergejolak dalam diri Mujianto (24), warga Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memaksanya membunuh pasangan gay-nya. Selama 1,5 bulan terakhir, dari enam korbannya, empat orang tewas setelah diracun dengan obat pembasmi tikus yang dicampur minuman teh. Keempat korban tewas adalah Ahyani (46), warga Situbondo, dan Romadon (55), warga Ngawi, serta dua korban lain, Mr X, sudah dimakamkan di Prambon, Nganjuk. Korban selamat adalah M Fais (28), warga Gempol, Pasuruan, dan A Sumarsono (45), warga Surakarta, Jawa Tengah. Peristiwa yang merenggut empat korban tewas itu diungkap Polres Nganjuk. Bermula dari pe-
nemuan korban Ahyani, warga Situbondo, yang tewas di depan rumah seorang warga di Tanjunganom, Nganjuk, Sabtu (4/2). Dari hasil pengembangan Satuan Reskrim Polres Nganjuk, polisi memperoleh rentetan kasus pembunuhan dengan modus sama, yaitu menghabisi korban dengan racun tikus dicampur dengan minuman teh. ”Sebelum menghabisi korban
dengan racun tikus yang dicampur dengan minuman teh, tersangka Mujianto terlebih dahulu mengajak para korban keliling kota Nganjuk,” kata Kapolres Nganjuk Ajun Komisaris Besar Anggoro Sukartono, Rabu (15/2). Polisi terus mengembangkan kasus pembunuhan yang melibatkan Mujianto yang bermotif cemburu dan dendam kepada pasangan gay-nya. Dari pengakuan tersangka, penyidik mendapat keterangan bahwa sudah 15 orang menjadi korban. Sembilan korban diperdaya pada 2011 dan enam orang pada Januari-Februari 2012. Polisi kini menyelidiki keberadaan sembilan korban karena belum ada kasus kematian di Nganjuk akibat minum racun tikus seperti yang dilakukan tersangka.
Fais, korban yang ditemui di Markas Polres Nganjuk, mengaku perkenalannya dengan tersangka hanya melalui telepon seluler. Pada 1 Februari, penjual es kelapa muda ini tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang yang mengaku bernama Basori. Hampir setiap hari Basori menelepon. ”Saya dijanjikan akan dibelikan sepeda motor dengan syarat saya menemui dia di Nganjuk,” kata Fais yang ke Nganjuk pada 8 Februari. Di Nganjuk, ia dijemput Riki yang mengaku sebagai keponakan Basori. Fais ditemukan warga tergeletak di sebuah tempat ibadah. Ia mengaku pusing setelah menenggak minuman yang diberikan Riki yang ternyata adalah tersangka. Basori juga nama lain dari Mujianto. (ETA/TIF)
Petani memanen kentang di sekitar Candi Setiyaki di Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (27/12/2011). Masuknya kentang impor dari China mengimpit petani kentang lokal dari Dataran Tinggi Dieng untuk memperebutkan pasar.
Kaldera Gunung Api yang Menghidupi Dieng tetap tak kehilangan daya tarik. Kesuburan tanah Dieng telah menjadi magnet yang sangat kuat sejak masa lalu. Jejaknya bisa dilihat hingga sekarang berupa banyaknya candi yang dibangun di Dieng pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi, misalnya Candi Bima, Candi Gatotkaca, dan Candi Pendawa. Tanah vulkanik yang subur menjadi daya tarik ekonomi dan penggerak kehidupan, dengan menihilkan risiko bahaya dari sejumlah kawah di Dieng. Misalnya Edi Kartono (55). Setelah 17 tahun bekerja di sebuah badan usaha milik negara, lelaki asal Yogyakarta ini memilih menjadi petani di Dieng. Ia membeli lahan seluas 10.500 meter persegi dan kemudian ditanami kentang. Komoditas kentang menjadi daya tarik tersendiri bagi petani di Dieng karena tanah dan udaranya cocok serta keuntungannya sangat menggiurkan, Rp 30 juta-Rp 40 juta sekali panen, jika harga sedang bagus.
Potensi bencana Selama bertahun-tahun, warga setempat dan masyarakat pada umumnya mengenal Dieng
sebagai dataran tinggi atau biasa merupakan kaldera gunung api. ”Tidak pernah ada penjelasan,” disebut plato. ujarnya singkat. Karena memiliki kandungan Yahminah tidak sendirian. energi panas bumi yang besar, Hasil penelitian bertajuk Pertamina bersama PLN meng”People’s Behaviour in the Face eksplorasi sebagian potensi kawasan itu untuk pembangkit lis- of Volcanic Hazards: Perspectives from Javanese Communitrik tenaga panas bumi yang dities, Indonesia (2008)” tangani PT Geo Dipa yang dilakukan UniverEnergi. sitas Gadjah Mada berSekitar 2 kilometer sama sejumlah lembaga dari kompleks Candi Perancis menyebutkan, Dieng terdapat kawah 43 persen dari resSikidang. Dinamakan ponden penelitian itu Sikidang karena lokatidak tahu bahwa mesinya yang berpindah-pindah seperti ki- http://kom.ps/mWah reka hidup di kaldera Gunung Api Dieng. jang yang melomMereka mengetahui adanya anpat-lompat. Selain Sikidang, di caman gas beracun di Dieng, sekitar Dieng juga terdapat detetapi tidak ada bayangan bahwa lapan kawah lain, seperti Sinila, gas beracun itu hasil kerja guTimbang, dan Candradimuka. Meski tahu Dieng merupakan nung api. Ancaman gas beracun dari dataran tinggi, sebagian besar sejumlah kawah pun tidak masyarakat tidak sadar bahwa mampu memadamkan geliat kedataran yang mereka tempati hidupan di cekungan subur pamerupakan kaldera atau kawah raksasa yang hingga saat ini ma- da ketinggian sekitar 2.000 mesih menyisakan titik-titik kawah ter di atas permukaan laut itu. Masyarakat tetap bertahan aktif. ”Di sini aman-aman saja,” ka- meskipun pada 1979 kawah Sinila menyemburkan gas karbon ta Isroi (80), warga Desa Sikudioksida yang menewaskan 149 nang, Kejajar, Wonosobo. penduduk. Semburan gas beraYahminah (40), warga Desa cun itu kembali terulang pada Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, juga tidak tahu bahwa 2011 melalui kawah Timbang. Meski demikian, bagi sebagikawasan Dataran Tinggi Dieng
an besar warga, Dieng tetap saja menjadi daerah nan subur yang setiap jengkal tanahnya mampu menghasilkan puluhan ton kentang bernilai jutaan rupiah. Tak hanya pertanian, Dieng dengan iklim pegunungan yang bisa mencapai suhu 5 derajat celsius juga mampu menarik ribuan wisatawan setiap hari. Namun, di tengah pesona dan berkah kesuburan tanahnya, Dieng tetap menyimpan ancaman bahaya yang siap mengincar setiap saat. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, Dieng merupakan salah satu gunung api aktif yang aktivitasnya terus dipantau secara intensif. Selain karena aktivitasnya, pemantauan ini terutama juga karena padatnya hunian masyarakat di Dieng. Lebih mengkhawatirkan lagi karena sebagian masyarakat yang tinggal di dalamnya ternyata tak menyadari bahwa mereka hidup di dalam kawah gunung api. (ROW/INE/AIK)
Lihat Juga Video ”Kesuburan Mengalahkan Ancaman Bahaya” di vod.kompas.com/ancamanbahaya
Tantangan Membangun Kedaulatan Bangsa (Sambungan dari halaman 1)
mau memperjuangkan ideologi negara sejahtera sesuai konstitusi. Ia harus mau melepaskan kepentingan sendiri dan kelompok demi kepentingan rakyat. Hal itu diturunkan dalam program-program nyata untuk memajukan kehidupan masyarakat. ”Dalam bidang pertanian dan perikanan, misalnya, pemimpin harus mendukung nelayan, petani, dan pekebun melalui berbagai fasilitas, seperti insentif pupuk atau pasar,” katanya.
Untuk itu, menurut Ikrar, pemimpin masa depan harus berani mengatakan tidak kepada negara asing, terutama yang hendak menguasai ekonomi dan politik. Sosok itu harus berani dan tidak lembek terhadap kekuatan asing yang melemahkan kedaulatan Indonesia. ”Sebenarnya tokohtokoh yang memenuhi kriteria itu sudah ada. Selain dimunculkan media, mereka juga perlu memunculkan diri sendiri, memperkenalkan gagasan, dan meyakinkan publik,” katanya. Bagi Laode Ida, sumber pe-
rekrutan kepemimpinan nasional masih berkutat dari kalangan bisnis dan parpol. Padahal, dua sumber itu cenderung pragmatis, dengan lebih mementingkan kepentingan kelompok. Untuk mengubah keadaan, tokoh-tokoh dari sumber lain harus berani dimunculkan. ”Kita bisa berharap dari kalangan akademis kampus, aktivis, dan tokoh agama. Tokohtokoh dari kalangan itu bisa mengubah pola pengelolaan negara yang pragmatis menjadi bersemangat kerakyatan,” katanya. Sekretaris Eksekutif Komisi
KO LO M
o l a h ra g a
Pelatih, tapi Bukan Manajer Oleh ANTON SANJOYO
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
(Sambungan dari halaman 1)
15
Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Benny Susetyo Pr mengatakan, masalah mendasar saat ini adalah keadaban publik yang memudar. Tanpa keadaban ini, bangsa dikendalikan pemilik modal yang mendikte keputusan politik. Syarat calon pemimpin ke depan, ujar Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, harus memahami tata kelola pemerintahan, visioner, dan mengerti yang diperlukan rakyat serta tegas bertindak. (IAM/INA)
i kalangan pewarta sepak bola Inggris, ada dua jenis manusia yang menangani klub, terutama di Liga Primer. Yang pertama manajer, yang kedua pelatih. Batasannya agak sumir, tapi masuk akal terutama jika dikaitkan dengan gaya kepemimpinan mereka. Yang termasuk golongan elite manajer adalah Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, dan Arsene Wenger. Bukan karena mereka menangani tim-tim elite yang sering bersitegang satu sama lain, melainkan karena mereka memang istimewa sebagai pemimpin. Sementara meski punya prestasi yahud bersama Liverpool, orang seperti Rafael Benitez atau David Moyes yang lama magang bersama Everton ”cuma” masuk kelas pelatih. Bahkan, Harry Redknapp—yang menyelamatkan Portsmouth dari kebangkrutan serta membawa kembali Tottenham Hotspur ke golongan elite dan kandidat paling kuat menangani ”The St George Cross” Inggris menggantikan Fabio Capello—masih masuk kategori pelatih. Dalam konteks di atas, derajat manajer lebih tinggi karena selain melatih teknis dan menentukan strategi, dia juga menentukan ”merah-hijaunya” klub, seperti pembelian atau penjualan pemain. Pelatih, ya, cuma membuat program pelatihan dan mengatur strategi. Selebihnya urusan petinggi klub. Saat menangani Liverpool, Benitez pun memainkan peran yang pertama, tetapi entah mengapa, dia tak dianggap kelas manajer. Bagaimana dengan Andre Villas-Boas, orang muda Portugal yang musim lalu tiba-tiba jadi bintang saat diboyong ke Stamford Bridge menggantikan posisi Carlo Ancelotti? Sejauh ini belum ada sebutan khusus dari berbagai berita yang dirilis media Inggris bagi Villas-Boas. Akan tetapi, hampir pasti ia masuk kategori pelatih, bahkan boleh dibilang newbie. Tampaknya pula, pelatih berusia 34 tahun itu bakal didepak di akhir musim, apa pun hasil yang dicapai Chelsea musim panas mendatang. Datang ke London dengan reputasi cukup hebat membawa FC Porto sebagai juara Primiera Liga dan Liga UEFA pada musim pertama di Estadio Dragao, AVB—demikian Villas-Boas biasa dipanggil—sepertinya tinggal menghitung hari-harinya di Stamford Bridge seusai kekalahan 0-2 di kandang Everton, akhir pekan lalu. Namun, bukan kekalahan semata atau posisi Chelsea yang terlempar dari empat besar yang membuat AVB hampir pasti didepak, melainkan gaya kepemimpinannya yang terlalu akomodatiflah yang membuat posisinya kritis. Ini bukan dugaan, melainkan pengakuan AVB secara tidak langsung. Dalam sebuah wawancara dengan situs olahraga, beberapa pekan lalu, AVB mengakui dirinya tidak bisa terlalu otoriter di ruang ganti. Ia bahkan memberikan ruang luas terutama kepada kapten John Terry dan gelandang senior Frank Lampard untuk ikut menentukan program dan jam latihan atau waktu istirahat. ”Mungkin karena minimnya pengalaman, saya harus lebih
D
demokratis di ruang ganti,” ujar AVB. Apa yang terjadi di ruang ganti Chelsea hanyalah sekelumit dari pengakuan AVB. Fakta lain, yang boleh jadi lebih heboh, tidak terungkap. Fakta ini baru terungkap belakangan. Adalah Jorge Nuno Pinto da Costa, mantan bos AVB di FC Porto, yang buka suara. Menurut dia, pemain-pemain senior Chelsea masih terus berkomunikasi lewat layanan pesan pendek dengan Jose Mourinho, kompatriot AVB yang kini mengarsiteki Real Madrid. Mourinho tentu saja pahlawan besar bagi Chelsea setelah mematahkan dominasi Manchester United di Liga Primer pada 2005 dan 2006. Bahkan, gelar Premiership pada 2005 adalah pertama bagi ”The Blues” setelah 50 tahun. Kepergian ”The Special One” ke Inter Milan pada 2007 memang ditangisi oleh Terry, Lampard, dan Didier Drogba yang, menurut Da Costa, selalu ”curhat” kepada Mourinho sejak AVB datang. Selepas kekalahan dari Everton, sejumlah pemain juga mengecam strategi AVB saat bos besar Roman Abramovich menggelar pertemuan darurat. Fenomena-fenomena ini hampir pasti tidak terjadi pada masa Mourinho. Dengan pembawaannya yang terkesan arogan tetapi penuh dengan inspirasi, Mourinho mengendalikan bintang-bintang Chelsea dengan penuh percaya diri. Mourinho juga berani tampil paling depan untuk menjadi tameng bagi pemain-pemainnya saat badai kritik menerjang. Hampir semua kecaman kemudian hanya berfokus pada Mourinho, sementara pemain bisa berkonsentrasi di arena pertandingan. Bayang-bayang Mourinho yang begitu kuat di benak Terry dan kawan-kawan memang kemudian menjadi kendala terberat AVB untuk mengukir kinerja bagus. Tiadanya respek kepada sang pelatih membuat Chelsea kehilangan bentuk aslinya sebagai tim yang punya karakter kuat dalam menyerang dan permainan penuh tenaga. Mourinho sepertinya tidak menemukan suasana yang nyaman di Santiago Bernabeu meski saat ini unggul 10 poin atas Barcelona di Liga Primera. Seusai gagal menghadang Barca di Copa Del Rey, dia bersitegang dengan Sergio Ramos dan memunculkan spekulasi kepergiannya pada musim panas ini meskipun Real Madrid bisa kembali membawa trofi Liga Primera ke Bernabeu. Spekulasi semakin gencar manakala Mourinho menyatakan akan kembali ke Inggris pada suatu waktu, tempat yang menurut dia punya unsur kimia yang sama dengan dirinya. Kemungkinan, hal terbesar yang membuat Mourinho bertahan di Bernabeu adalah gelar Liga Champions yang sekarang masih nongkrong di Nou Camp. Da Costa menyarankan, kalaupun ditendang dari Stamford Bridge, AVB lebih cocok terbang ke Inter Milan yang juga hampir pasti menggusur Claudio Ranieri. Namun, Inter adalah klub yang gilang-gemilang di tangan Mourinho dengan treble winner pada musim 2009-2010. Jangan-jangan, nanti Javier Zanetti dan kawan-kawan ber-SMS-an lagi dengan Mourinho.
Kesaksian Angelina Diragukan (Sambungan dari halaman 1)
Demokrat itu pernah mengundang Mindo untuk datang ke acara keluarga melalui BBM. Saat ditanya lebih lanjut, Angelina menjawab, ”Tidak, Yang Mulia.” Darmawati menanyakan paraf Angelina dalam BAP terkait percakapannya dengan Mindo melalui BBM saat ia berkunjung ke kawasan Gunung Merapi di Jawa Tengah. ”Waktu ke Merapi, Saudara komunikasi dengan Mindo Rosa? Dalam BBM saudara menerangkan masih ada aktivitas di sana. BBM-nya, ’Bu, ini nomer rekening untuk bencana Merapi. Rekening atas nama M Lindina Wulandari (staf Angelina)’. Saudara paraf di halaman ini?” tanya Darmawati. Darmawati mencecar, di BBM disebut Angelina meminta Mindo mengirim uang bantuan untuk korban Merapi ke rekening Lindina dan nomor rekening itu akan di-BBM kepada Mindo. ”Bagaimana ini?” tanyanya. Angelina menjawab, ”Mohon maaf, Yang Mulia, sekali lagi saya katakan saya tak mengenali pembicaraan tersebut dan saya tidak menggunakan BB.” Angelina juga tak mengakui istilah ”apel malang”, ”apel washington”, ataupun ”semangka” untuk kode permintaan uang kepada Mindo. ”Tak pernah ada percakapan seperti itu,” katanya. Anggota majelis hakim Ugo meragukan keterangan Angelina yang menyatakan tak terlalu mengenal Mindo. Dalam BAP untuk Mindo, terungkap sejumlah rekaman percakapan dengan Angelina melalui BBM. Di persidangan, Angelina menuturkan baru mengetahui Mindo adalah Direktur Marketing PT Anak Negeri, anak perusahaan Grup Permai, setelah kasus suap wisma atlet terungkap. Ia selalu mengatakan, komunikasinya dengan Mindo hanya melalui handphone. ”Apa iya selama komunikasi melalui HP (handphone)
tidak tahu kapasitas Rosa (Mindo). Sangat tidak masuk akal,” ungkap Ugo. Namun, Angelina berkelit dan mengatakan, ”Saya tidak akrab. Ia hanya sering menghubungi saya.” Ugo mencecar dengan pertanyaan, ”Lalu, untuk apa Mindo Rosa ingin bertemu?” Angelina menjawab, dia tak pernah menanyakan maksud Mindo. Mindo pun tak pernah bicara soal wisma atlet kepada dirinya.
KPK punya bukti Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Anang Supriatna, mengatakan, tak masalah jika Angelina mengingkari keterangan saksi lain, seperti Mindo yang menyatakan pernah berhubungan dengannya melalui BBM. KPK memiliki bukti rekaman pembicaraan Angelina dengan Mindo melalui BBM. Pengingkaran Angelina terhadap bukti percakapannya dengan Mindo melalui BBM membuat kesal tim pengacara Nazaruddin. Hotman Paris Hutapea, penasihat hukum Nazaruddin, mengecek keterangan Angelina tentang kepergiannya ke Belanda bersama suaminya, almarhum Adjie Massaid, dan tempat tinggal mereka berdua di Apartemen Belleza, Jakarta. Hotman juga mengungkapkan soal pesta ulang tahun anak Angelina di Hotel Sultan, Jakarta. Keterangan soal waktu kepergian ke Belanda, tempat tinggal, dan pesta ulang tahun anaknya diakui oleh Angelina. Hotman pun mencocokkan dengan bukti rekaman percakapan Mindo dengan Angelina melalui BBM. ”Fakta kehidupan sudah diakui oleh saksi dan itu sama 100 persen dengan data percakapan antara saudara saksi dan Mindo Rosa. Apa mungkin hantu yang mengirimkan BBM ini,” ungkap Hotman lagi.
Wajar berbohong Secara terpisah, di Jakarta, Ra-
bu, pimpinan KPK menilai wajar jika Angelina berbohong ketika menjadi saksi untuk Nazaruddin sebab dia juga berstatus tersangka. Angelina jelas akan mengingkari potensi keterlibatannya, termasuk keterangan saksi lain yang menempatkan dia sebagai tersangka. Menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, ada potensi Angelina menghilangkan berbagai keterangan dan petunjuk yang potensial menjelaskan keterlibatannya. Untuk itu, adalah hak subyektif penyidik jika suatu saat KPK menahan Angelina. Menurut Bambang, saksi yang juga tersangka seperti Angelina memiliki ciri-ciri akan mengingkari hasil pemeriksaan. Namun, KPK tak terlalu cemas jika Angelina berbohong dengan kesaksiannya. Bambang mengatakan, dalam pengungkapan kasus, penyidik akan menggunakan alat bukti lain yang mereka miliki untuk menjerat Angelina. ”Penyidik akan memakai alat bukti yang dimilikinya, seperti keterangan saksi, keterangan terdakwa, petunjuk, surat, atau keterangan lain. KPK tak terlalu cemas,” ujarnya. KPK, lanjut Bambang, belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap Angelina sebagai tersangka dalam kasus suap wisma atlet. ”Saya harus cek dulu ke penyidik. Biasanya tak harus setelah menjadi saksi di persidangan. Pasti ada kebutuhan yang nanti diperlukan,” katanya. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, biasanya pemeriksaan terhadap tersangka dilakukan KPK setelah yang bersangkutan memberikan kesaksian dalam persidangan dengan terdakwa lain. (BIL) Lihat Juga Video ”Angie Sangkal Semua Tuduhan” di vod.kompas.com/angiesangkal
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dhamasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Fx. Laksana Agung Saputra, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Agnes Swetta Pandia, Anwar Hudiono, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Kris Razianto Mada, PADANG: Ingki Rinaldi, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Hardanto Subagyo GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 105.000/mmk FC Rp 147.000/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 1 Maret
Judul Anas Terima Milyaran Rupiah
2012
Anas Urbaningrum: Itu Dagelan, Sebulan sebelum kantor Grup Permai di geledah KPK, Anas Bukan Kesaksian.
Isi Berita Disebutkan Anas adalah pemilik serta pengendali Grup Permai.
dinilai menerima uang 1 juta Dollar Amerika Serikat (AS). Anas menilai kesaksian bekas keempat karyawannya itu bukan kesaksian melainkan dagelan.
Uang Untuk Daerah
Mantan manajer gedung tower permai, mampang, jakarta tempat group permai berkantor Ferdian Rico Baskoro menuturkan Grup Permai adalah konsorium yang dimiliki Anas dan Hasyim kerabat Nazaruddin. Tiga saksi lain, mantan supir di Grup Permai, juga mengatakan Grup Permai dimiliki Anas. Putra M.Zen, penasihat hukum Anas, menilai, saksi yang dihadirkan jaksa sudah mementahkan keterangan empat saksi dari Nazaruddin itu. Apabila saksi mencemarkan nama baik Anas, tidak menutup kemungkinan kuasa hukum Anas akan melakukan tindakan hukum kepada mereka.
No 1
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Indikator
Karena
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan berita
ini
masalah apa yang VIII 1, VIII 2, VIII 3
merupakan hasil dari
diangkat?
persidangan
siapa saja yang VIII 2, VIII 5
melibatkan
terlibat?
oknum
dan banyak yang
pihak mana saja VIII 2, VIII 4, VIII 5, berkecimpung di ranah yang Narasumber?
dijadikan VIII 16, VIII 19
hukum,memang tepat jika
kasus
ditempatkan
ini masalah
hukum. Terlebih lagi ini
mengenai
kasus
korupsi. Unsur politik pasti ada karena orangorang yang didalamnya baik
saksi
terdakwa orang-orang
dan
merupakan yang
berkecimpung di dunia politik. 2
Anas yang dituduhkan Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
terlibat,tetap siapa pihak yang VIII 16
menyangkal
dituduh?
keterlibatannya.
adanya
pembuktian,
gugatan, VIII 2, VIII 6, VIII 7, disini kompas bersikap ataupun VIII 9, VIII 16
penyangkalan
netral
akan
tuduhan?
pihak
yang VIII 4, VIII 16, VIII 19
dianggap benar ?
memberitakan
fakta
dari
yang
Nazaruddin. Meskipun tersebut
tidak
mempengaruhi
status
bagaimana media VIII 1, VIII 2, VIII 3, Anas. b. Posisi Kompas sebagai media?
VIII 5, VIII 12,
saksi
dihadirkan
hal
menyampaikan fakta?
dengan
10,
VIII
VIII 14, VIII 15
keberpihakan VIII
16,
VIII
17,
VIII
media? /
kenetralan
fakta
18,
VIII 19
yang
disampaikan
3
Anas Moral
Evaluation
(Make
Judgement) a. Nilai moral
Moral
diposisikan
sebagai korban yang siapa yang salah? / VIII 16
dirugikan atas tuduhan
pihak
yang
mana
yang
tidak
benar.
dianggap merugikan
walaupun Nazaruddin
siapa yang benar? / VIII 4, VIII 16, VIII 19
memiliki
pihak
keterlibatan Anas akan
mana
yang
dianggap dirugikan?
tetapi
saksi
disini
atas
Anas
seolah-olah mendapatkan pelindungan
atas
tuduhannya. 4
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi
VIII 16, VIII 17 kompas
Segera
menindak
lanjuti
mengenai
kesaksian
yang
untuk selanjutnya?
edisi
diberikan kebenarannya.
dan
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
KAMIS 1 MARET 2012
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
TERBIT 32 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 2 37 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599 Harga langganan Harga eceran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
www.kompas.com KEJAHATAN LUAR BIASA
Korupsi Menjadi Wabah Sistemik JAKARTA, KOMPAS — Korupsi telah menjadi wabah yang sistemik dan struktural. Korupsi terjadi di mana saja, baik di lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Korupsi di lembaga-lembaga yang mempunyai akademi biasanya sulit diungkap karena pelakunya saling melindungi. Pertemanan yang erat sejak di akademi membuat mereka bisa melakukan korupsi secara sistemik. Demikian pendapat yang mengemuka dari anggota Komisi VI DPR, Hendrawan Supratikno, pakar ekonomi-politik Ichsanuddin Noorsy dan Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso secara terpisah di Jakarta, Rabu (29/2). Dari laporan hasil analisis terhadap transaksi keuangan mencurigakan selama tahun 2011 yang dilakukan PPATK, diketahui ada 166 orang dari kalangan eksekutif, termasuk kepala daerah, terindikasi korupsi. Pada unsur legislatif, 20 orang terindikasi korupsi. Ini bisa bertambah karena PPATK masih menganalisis 2.000 transaksi keuangan mencurigakan yang melibatkan anggota DPR, terutama dari Badan Anggaran. Adapun pada unsur yudikatif, 29 polisi dan 12 jaksa terindikasi korupsi. Korupsi yang demikian, menurut Hendrawan, diperparah oleh budaya politik Indonesia yang juga telah mereduksi kompetensi politisi menjadi pandai basa-basi, main sandiwara, dan berdusta. ”Ini karena tiadanya parameter yang obyektif dan disepakati bersama untuk mengukur kerja politisi. Di saat yang sama, ada tekanan yang cukup besar dari masyarakat,” kata Hendrawan. Eva Kusuma Sundari, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menambahkan, parpol tidak bertugas mencetak orang suci, tetapi memenangi pemilu. Partai politik juga pengguna dari bidang lain, seperti dunia pendidikan. ”Korupsi di dunia pendidikan diduga juga lumayan parah. Kondisi sejumlah rekan pengajar saat ini ternyata amat berbeda jika dibandingkan dengan ketika dahulu saya menjadi dosen,” kata mantan pengajar di Universitas Airlangga, Surabaya, ini. Penyelesaian struktural, HAS menurut Noorsy, membutuhkan perencanaan bertahap. Ahmad Yani ”Yang terjadi saat ini hanya penyelesaian model short cut yang pragmatis sehingga korupsi mengganas. Indonesia sedang menerapkan korupsi sistemik, yakni korupsi dari sistem nilai hingga ke pembiayaan kegiatan (keuangan negara),” ujarnya. Masalah tersebut tak pelak hanya bisa diselesaikan cepat melalui pemimpin yang bisa diteladani. ”Selama tidak ditemukan pemimpin seperti itu, selama itu situasi karut-marut,” ujarnya. Menurut Ahmad Yani, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), parpol harus membenahi diri. Hal ini mengingat realitas saat ini, parpol kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat karena banyak pengurus atau kader parpol di legislatif atau eksekutif yang bermasalah. ”Proses kaderisasi berbasis ideologi dan moral merupakan keharusan yang harus dilaksanakan parpol,” kata Ahmad Yani. Nurul Arifin, politisi dari Partai Golkar, berharap, semua institusi dan pejabat publik mengusung asas akuntabilitas dan transparansi. Semangat integritas harus ditumbuhkan di setiap individu dan institusi. ”Peraturan sekaligus penegakan hukum harus jelas dan tegas. Korupsi sulit diberantas jika perubahan dan kehendak tidak dimulai secara bersamaan,” ujarnya. (NWO/LOK/DIK/FAJ)
www.kompas.com
www.facebook.com/kompasfb
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Penghitungan Suara Habis di Dapil
HAL
4
Homs Hadapi Serangan Akhir
HAL
8
Perbatasan Dibenahi
HAL
23
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, kembali hadir sebagai saksi untuk terdakwa Muhammad Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (29/2). Ia batal dikonfrontasi dengan Mindo Rosalina Manulang yang berhalangan hadir karena sakit. Angelina tetap pada sikapnya, tidak mengakui semua percakapan melalui Blackberry dengan Mindo.
Anas Terima Miliaran Rupiah Anas Urbaningrum: Itu Dagelan, Bukan Kesaksian JAKARTA, KOMPAS — Kesaksian mantan pegawai di Grup Permai dalam persidangan kasus korupsi proyek wisma atlet SEA Games di Palembang, Rabu (29/2), makin menyeret Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. Anas disebut menikmati dana dari grup itu, antara lain untuk membeli mobil. Empat saksi a de charge (me- reka. ringankan) untuk terdakwa manAnas juga disebut menerima tan Bendahara Umum uang dalam jumlah miPartai Demokrat Mu- Baca Juga liaran rupiah dari Grup hammad Nazaruddin di soal Kasus Permai sebelum kasus Pengadilan Tindak Pida- Nazaruddin wisma atlet mencuat. Sena Korupsi Jakarta, di babulan sebelum kantor wah sumpah, menyebut- Nazaruddin Grup Permai digeledah kan Anas adalah pemilik Tuding Didi Komisi Pemberantasan HAL 3 Korupsi (KPK), Anas diserta pengendali Grup Permai. Perusahaan itu sebut menerima uang seyang selama ini menggiring ten- nilai 1 juta dollar Amerika Serikat der proyek pemerintah agar di- (AS) dari perusahaan ini. menangi anak perusahaannya Pada 2009, Anas disebut meatau pihak ketiga yang membayar nerima tiga mobil mewah, yakni komitmen komisi kepada me- Toyota Alphard, Toyota Camry,
890,00
873,63
864,99 860,00
23
24
27
Mantan Manajer Gedung Tower Permai, Mampang, Jakarta, tempat Grup Permai berkantor,
Cuaca (°C) (%) Kota
AMBON
23-31 70-96
MEDAN
23-32 54-92
BANDUNG
22-29 70-96
PALEMBANG
24-32 66-97
DENPASAR
23-31 65-97
PONTIANAK
23-33 62-98
JAKARTA
25-32 65-97
SEMARANG
24-32 60-90
JAYAPURA
23-32 67-95
SURABAYA
23-31 65-96
MAKASSAR
24-32 60-98
YOGYAKARTA
23-32 60-95
Cerah
Cerah Berawan
Panen raya kelapa menjadi masa yang sangat dinantikan kaum perempuan di sekitar perkebunan kelapa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pada saat itulah, perempuan-perempuan itu menangguk rezeki dengan menjadi buruh cungkil di kebun-kebun kelapa.
emasuki panen raya kelapa pada Februari ini, kemeriahan tam-
pak di kebun-kebun kelapa di Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Payung berwarna-warni dan sejumlah perempuan yang bernaung di bawahnya mewarnai kebun kelapa yang biasanya sepi dan suram. Di tempat-tempat yang disebut cungkilan itu, para perempuan bekerja sebagai buruh cungkil. Tugasnya mencungkil atau memisahkan daging kelapa dari cangkangnya yang keras (batok kelapa). ”Ada sekitar 20 cungkilan di kecamatan ini saja. Di kecamatan lain di daerah sini masih banyak lagi,” kata Fatmawati (25), salah satu buruh cungkil dari Desa Teluk Payau, Sabtu (4/2). Di setiap cungkilan, rata-rata terdapat 10-20 buruh yang semuanya perempuan. Sebagian besar adalah keturunan Bugis yang masih mempertahankan
bahasa Bugis sebagai bahasa sehari-hari. Cungkilan hanya muncul pada musim panen kelapa, yaitu setiap tiga bulan sekali. Masa panen pun hanya 7-10 hari. Sejumlah desa di situ dikenal sebagai penghasil kelapa yang dikirim ke Jambi untuk dijadikan kopra dan minyak kelapa. Setiap musim panen kelapa tiba, para perempuan Desa Teluk Payau bangun lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secepatnya. Menjelang pukul 07.00, mereka pun bergegas meninggalkan rumah dan berombongan berjalan sekitar 1 kilometer ke cungkilan. Menurut Fatmawati, meski masa panen hanya 10 hari, panen raya kelapa jadi sumber pemasukan yang sangat berharga. Dari mencungkil, ibu satu anak (Bersambung ke hal 15 kol 5-7)
Keterangan: °C = temperatur, dalam derajat celsius % = kelembaban, dalam persentase
Cuaca (°C) (%)
Berawan
Hujan
KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM
Para ibu rumah tangga bekerja di cungkilan kelapa di Desa Teluk Payau, Kecamatan Banyuasin II, Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
FOTO: KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN; GRAFIK: NOVAN
Jaksa Sistoyo Dibacok di Dalam Pengadilan
Jakarta Hujan Kota
KEMBALI DISEBUT (DALAM PERSIDANGAN NAZARUDDIN, 29 FEBRUARI 2012)
Kegembiraan Para Pencungkil Kelapa
29/2
28
NAMA ANAS Sumber: Litbang ”Kompas”/YOH, diolah dari pemberitaan ”Kompas” dan sumber-sumber lain
(Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
2,456%
875,97
(mantan sopir operasional Grup Permai) • Pernah tiga kali mengantarkan mobil untuk Anas, yaitu Alphard B 15 OA (2009), Camry, dan Harrier. • Anas pernah membelikan rumah seharga Rp 1,2 miliar untuk Yulianis.
PENGADILAN JALANAN
M
897,49
889,87
Uang untuk daerah
HIDAYAT
BURUH PERKEBUNAN
Oleh IRENE SARWINDANINGRUM
920,00
dan Toyota Harrier, yang dibeli dari uang Grup Permai. Saksi yang dihadirkan juga mengungkap adanya aliran uang dari Grup Permai dalam kongres Partai Demokrat untuk memenangkan Anas sebagai ketua umum. Anas, Rabu, menilai keterangan keempat bekas karyawan Grup Permai itu bukan kesaksian. ”Itu adalah dagelan dan kebohongan yang diorkestrasi secara telanjang. Saya tahu persis sudah diatur bicara seperti itu. Dari logika sederhana saja sangat tidak nyambung. Saya kasihan dengan pegawainya yang disuruh menyerang saya seolah-olah sebagai kesaksian,” ujarnya.
HERI SUNANDAR (sopir operasional keuangan PT Anugerah Nusantara) • Tiga kali mengantarkan uang ke rumah Anas Urbaningrum di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, atas perintah Yulianis (Wakil Direktur Keuangan Grup Permai). • Menyerahkan uang 1 juta dollar AS ke Anas pada Maret 2011.
Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Memasuki masa panen kelapa selama sepekan awal Februari ini, usaha cungkilan kelapa dan pembuatan arang batok kelapa muncul di sejumlah kawasan di kecamatan tersebut. Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah penghasil kelapa dengan luas kebun kelapa rakyat mencapai sekitar 40.000 hektar.
BANDUNG, KOMPAS — Jaksa Sistoyo, terdakwa kasus penyuapan yang tengah diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung, dibacok dengan golok yang dibungkus kertas oleh seorang pria pengunjung sidang yang kemudian diketahui bernama Deddy Sugarda, Rabu (29/2) sekitar pukul 10.00. Darah mengucur dari dahi Sistoyo. Insiden berlangsung seusai Sistoyo menjalani sidang dengan agenda pembacaan nota keberatan atas dakwaan jaksa penuntut umum. Sewaktu melangkah keluar dari ruang persidangan yang terletak di lantai dua, tiba-tiba dahinya dibacok Deddy Sugarda sambil berteriak, ”Pengkhianat...!” Dari Jakarta, Rabu siang, Jaksa Agung Basrief Arief menyatakan keterkejutannya atas insiden kekerasan yang menimpa Sistoyo. Basrief meminta polisi dapat mengusut kasus itu secara tuntas dan meminta agar pengamanan terhadap Sistoyo menjadi tanggung jawab Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Insiden kekerasan terhadap Sistoyo menambah bukti bahwa cara kekerasan dan ”pengadilan jalanan” kian sering dilakukan masyarakat yang menuntut keadilan. Tindakan kekerasan sekaligus menggambarkan ketidakpercayaan publik kepada lembaga dan pelaksana peradilan. Kamis pekan lalu, misalnya, Kantor Kejaksaan Negeri Subang, Jawa Barat, dirusak massa. Perusakan diduga terkait putusan Mahkamah Agung yang membatalkan vonis bebas Bupati Subang (nonaktif) Eep Hidayat dalam kasus korupsi Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Subang. Sejumlah tindak kekerasan yang berkaitan dengan proses peradilan antara lain pernah ter-
jadi di Kejaksaan Negeri Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara (10/1/2012). Saat itu sekelompok orang menganiaya tahanan kejaksaan yang akan dipindahkan dan mengakibatkan seorang tahanan mengalami luka tusukan. Selanjutnya, penusukan senjata tajam terhadap hakim oleh penggugat yang tidak puas terhadap putusan perkara harta gonogini di Pengadilan Agama Sidoarjo, Jawa Timur, mengakibatkan satu orang tewas (21/9/2005). Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terjadi bentrok dua kelompok pemuda saat kasus Blowfish disidangkan dan mengakibatkan 3 orang tewas dan 1 orang luka-luka (29/9/2010) (data Litbang Kompas)
Hantaman golok Beberapa saat setelah Deddy Sugarda menghantam Sistoyo dengan golok yang dibungkus kertas, polisi dan jaksa dari KPK yang sedang menuruni tangga secara spontan membentaknya, dan pria itu langsung menjatuhkan gulungan kertas yang berisi golok sepanjang 25 sentimeter. Akibat serangan itu, darah segar mengucur deras dari dahi Sistoyo. Pengunjung dan kuasa hukum yang masih di dalam ruang sidang segera mendatangi tempat kejadian sembari berteriak dan mengecam pelaku. Mereka juga memprotes Pengadilan Negeri Bandung yang mereka nilai lalai mengamankan terdakwa. Sistoyo langsung dilarikan ke Rumah Sakit Halmahera untuk dirawat. Untuk sementara, belum ada (Bersambung ke hal 15 kol 1-4) Lihat Juga Video ”Jaksa Sistoyo Dibacok” di vod. kompas.com/sistoyodibacok
UMUM
KO M PAS, KAMIS, 1 M A RET 2 01 2
Remaja Gugat Polisi
KO LO M
Gugatan dilakukan Lina, ibunda SR, bersama kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Marulitua Rajagukguk. Keluarga menuntut rehabilitasi nama baik dan psikologi SR, sekaligus permintaan maaf terbuka dari kedua pimpinan institusi yang memproses hukum SR. ”Tujuan kami mencari keadilan. Hak Koko sekarang belum dipulihkan. Nama baik keponakan saya dicemarkan dalam sidang tahun 2009. Pengadilan juga menyatakan keponakan saya bebas murni,” tutur Shinta Sugiarto (43), bibi SR. Menurut dia, SR ditahan penyidik Polsek Bojong Gede, Jawa Barat, atas laporan warga yang kehilangan laptop, kamera, dan
telepon seluler pada Juni 2009. Saat itu, SR dipanggil sebagai saksi didampingi ibunya, Lina. Namun, pada hari yang sama, dia dijadikan tersangka dan diduga disiksa penyidik. Shinta mengaku mendengar teriakan SR meminta tolong saat pemeriksaan. Ada bekas sundutan rokok di tengkuk dan bekas kuku di paha SR. Mulutnya luka karena disuruh menggigit sandal. Marulitua Rajagukguk mengatakan, pihaknya menuntut tergugat meminta maaf kepada penggugat melalui lima media cetak dan tujuh media elektronik serta spanduk selama tujuh hari berturut-turut. Selain itu, tergugat juga dituntut memberi ganti rugi imateriil Rp 232.002 serta kerugian
materiil Rp 32.625.000 sebagai pengganti kerugian keluarga selama penyidikan dan sidang serta untuk biaya konseling rehabilitasi kondisi kejiwaan SR.
Siap melayani Menanggapi gugatan itu, Kepala Kepolisian Sektor Bojong Gede Ajun Komisaris Bambang Irjanto mengatakan, hal itu merupakan hak warga negara. ”Kami baru mendengar ada gugatan ini. Namun, kami siap melayani jika ada yang menggugat,” tutur Bambang yang berkoordinasi dengan Kapolres Kota Depok. Kepala Polsek Bojong Gede saat penanganan kasus SR, Komisaris Suharto, mengatakan, semua berkas perkara sudah menjadi tanggung jawab pimpinan polsek baru. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari perwira Urusan Humas Polres Kota Depok, Ajun Inspektur Satu Bagus Suwardi, SR bukan satu-satunya tersangka dalam kasus tersebut. Ia terlibat
Oleh ANTON SANJOYO
dalam komplotan pencuri komputer jinjing dan telepon seluler. Emanuel Ari B dari Humas PN Cibinong mengaku gugatan akan diproses dan pekan depan jadwal sidang akan ditetapkan.
Lapor Komnas HAM Kasus salah tangkap diduga terjadi juga di Jakarta Pusat. Hasan Basri (41), tukang ojek yang biasa mangkal di seputar Lapangan Banteng, dituduh menjadi salah satu pelaku pencurian di sebuah rumah kos di Kemayoran, 9 November 2011. Selama ditahan, Hasan juga kerap disiksa agar mengakui pencurian itu. Istri Hasan, Siti Khotimah (41), mengadukan kejadian ini ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Rabu. Selain karena kasus yang menimpa suaminya, Khotimah juga tiga kali menerima teror agar dia menghentikan praperadilan kasus salah tangkap ini dan tidak lagi meminta bantuan hukum dari LBH Jakarta. (GAL/NDY/ART)
Jaksa Sistoyo Dibacok di Dalam Pengadilan (Sambungan dari halaman 1)
kaitan antara insiden tersebut dan dugaan konspirasi seperti diutarakan Sistoyo di persidangan kemarin itu. Kasus yang menjerat Sistoyo bermula dari dugaan suap yang dia terima dari dua pengusaha yang sedang disidang untuk kasus pemalsuan dokumen tanah, yakni Edward Bunjamin dan Anton Bambang di Cibinong, Bogor. Menurut dakwaan, Sistoyo menerima uang Rp 100 juta agar bisa mengurangi tuntutan dari 1,5 tahun menjadi 10 bulan.
Mengincar Cirus Sinaga Deddy Sugarda kepada polisi di Markas Polrestabes Bandung menyatakan, tindakan membacok Sistoyo sebagai terapi kejut bagi para koruptor. ”Saya marah dan benci menyaksikan marakKOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO nya pemberitaan mengenai korupsi di Indonesia melalui layar Terdakwa yang juga jaksa, Sistoyo, mendapatkan penanganan medis di Unit Gawat Darurat Rumah televisi. Para koruptor itu adalah Sakit Halmahera, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/2). Sistoyo diserang seorang pengunjung seusai sidang pengkhianat bangsa,” kata Deddy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung. Dia menjadi terdakwa kasus suap Rp 100 juta oleh sebagaimana diungkapkan seo- seorang pengusaha yang juga terdakwa kasus pemalsuan surat terkait pembangunan Pasar Festival di rang polisi. Cisarua, Bogor, saat dirinya aktif sebagai jaksa di Kejaksaan Cibinong, Kabupaten Bogor. Polisi menemukan dokumen, kertas yang digunakan kerasan itu mengaku mas Polrestabes Bandung Ko- pengamanan Pengadilan Tipikor membungkus golok tinggal di Kecamatan misaris Endang Sri Wahyu Uta- Bandung. untuk membacok Ketua Pengadilan Negeri BanKiaracondong, Kota mi, pelaku sebetulnya mengincar Sistoyo berisi tulisan Bandung, dan belum jaksa Cirus Sinaga yang menjadi dung Joko Siswanto mengakui, propaganda sekaligus pernah memiliki ca- terdakwa sebagai mafia kasus Ga- pihaknya kecolongan dalam kekecaman terhadap tatan kriminal. Untuk yus Halomoan Tambunan. ”Na- jadian ini. Keterbatasan peralat”pengkhianat bangsa” saat ini, status Deddy mun, Cirus keburu divonis. Ke- an menyebabkan pengunjung sidan ditandatangani Deddy sendiri. Deddy http://kom.ps/uXcX masih saksi dan ke- sempatan berikutnya datang de- dang bebas berlalu lalang tanpa polisian masih me- ngan persidangan Sistoyo,” kata diperiksa. Karena itu, ia akan mengaku merencanameminta tambahan personel pokan tindakan itu dan bertindak minta keterangan dari petugas Endang. Kuasa hukum Sistoyo, Firman lisi untuk pengamanan dari Kayang mengawal Sistoyo. sendirian. Menurut Kepala Bidang Hu- Wijaya, memprotes kebijakan polda Jabar.(ELD/MKN/FAJ) Polisi menjelaskan, pelaku ke-
Anas Terima Miliaran Rupiah (Sambungan dari halaman 1)
Ferdian Rico Baskoro menuturkan, Grup Permai adalah konsorsium yang dimiliki Anas dan Hasyim, kerabat Nazaruddin. Sebelumnya, dia bekerja di PT Anugerah Nusantara di Casablanca, Tebet, Jakarta, dari April 2009 sampai Februari 2010. Diakui saksi, Anas adalah juga pemilik PT Anugerah Nusantara. Ketika pengacara Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, bertanya apakah Anas sering ke kantor PT Anugerah, Baskoro menjawab, tiga kali dalam seminggu Anas datang. ”Beliau datang pukul 09.00. Biasanya pulang setelah pimpinan meeting. Untuk parkir ada kekhususan, ditempatkan paling depan. Mobil Pak Anas banyak, ada Camry B 15 TA, pernah juga dengan Alphard hitam B 15 FOA. Kami karyawan bilang beliau big boss perusahaan,” katanya. Saat perusahaan pindah ke Tower Permai, diakui Baskoro, Anas masih datang. ”Biasanya datang setiap Sabtu,” katanya. Ia mengaku tak mengenal istilah Grup Permai meski jaksa menunjukkan foto outing bersama di Sungai Citarik, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dalam acara itu ada spanduk bertuliskan ”Grup Permai”. Baskoro mengakui, konsorsi-
um perusahaan di Tower Permai menggelontorkan uang dalam 19 dus pada kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010 untuk memenangkan Anas. Saksi pernah diminta oleh Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis untuk meminta bantuan pengawalan polisi dalam mengirimkan uang itu. Tiga saksi lain, mantan sopir di Grup Permai, juga mengatakan, Grup Permai dimiliki Anas. Mantan sopir Nazaruddin, Aan, menuturkan, saat uang Grup Permai dibawa ke Bandung, malam harinya ia mengantarkan Nazaruddin dan Anas. Aan mengaku melihat uang itu dibagikan kepada sejumlah pengurus daerah Partai Demokrat di Hotel Grand Aquilla, Bandung. ”Saya pernah melihat Eva, anggota staf Pak Anas, membagikan uang kepada ketua DPC (dewan pimpinan cabang) dan dewan pimpinan daerah (DPD). Saya tahu mereka ketua DPC dan DPD (Partai Demokrat) karena diinapkan di situ,” kata Aan. Sopir operasional Bagian Keuangan Grup Permai, Heri Sunandar, mengaku tiga kali mengantarkan uang ke rumah Anas di Duren Sawit, Jakarta, Maret 2011, atau sebulan sebelum KPK menggeledah perusahaan itu karena kasus suap pembangunan
wisma atlet. Anas dikirimi uang 1 juta dollar AS. Heri mendapat perintah dari Oktarina Furi— asisten pribadi istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni—untuk mengantarkan uang itu. ”Saya terima uangnya dari Ibu Oktarina. Saya disuruh ke Duren Sawit, tetapi di tengah jalan ditelepon karena Pak Anas tidak di rumahnya. Saya disuruh bertemu dengan sopir Pak Anas, Pak Yadi, di Tendean. Kami bertemu di restoran Soto Pak Sadi. Saya serahkan uang itu,” katanya. Heri mengaku tahu uang yang diberikan kepada Anas 1 juta dollar AS karena pada tanda terima tertulis jumlah uang tersebut. Heri menyerahkan uang itu kepada Yadi sebab ia mengenal Yadi sebagai sopir Anas. Saksi lain, Hidayat, mantan sopir Yulianis, menjelaskan, tahun 2009 ia pernah tiga kali diminta mengantarkan mobil yang dibeli dari uang Grup Permai ke rumah Anas. ”Pertama, saya disuruh antar (Toyota) Alphard. Kedua, saya disuruh antar (Toyota) Camry. Baru beli dari showroom langsung diantar ke rumah Pak Anas. Ketiga, saya disuruh antar (Toyota) Harrier. Namun, tak jadi. Mobil itu dijemput oleh sopir Pak Anas, Pak Yadi,” kata saksi. Patra M Zen, penasihat hukum Anas, menilai, saksi yang diha-
o l a h ra g a
Giggs dan Rekor-rekor Itu
Korban Gugat Kasus Salah Tangkap dan Penganiayaan JAKARTA, KOMPAS — Keluarga SR (17) menggugat perdata Kepolisian Sektor Bojong Gede dan Kejaksaan Negeri Cibinong ke Pengadilan Negeri Cibinong, Rabu (29/2), atas kasus salah tangkap yang menimpa remaja yang disapa Koko itu.
15
dirkan jaksa sudah mementahkan keterangan empat saksi dari pihak Nazaruddin itu. Saksi menyatakan Nazaruddin-lah pemilik dan pengendali Grup Permai. Apabila keterangan saksi itu mencemarkan nama baik Anas, tidak tertutup kemungkinan kuasa hukum Anas melakukan tindakan hukum terhadap mereka. Sidang Rabu sedianya menghadirkan mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, anak perusahaan Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang untuk dikonfrontasi kesaksiannya dengan kader Partai Demokrat, Angelina PP Sondakh. Mindo tidak hadir. Nazaruddin kecewa. Ketakhadiran Mindo seolah menegaskan, kesaksian Angelina yang benar. Jaksa KPK Anang Supriatna menilai, tidak ada relevansi dari konfrontasi antara Angelina dan Mindo. ”Mindo sebenarnya siap memberikan kesaksian. Namun, sejak Senin kesehatannya menurun,” ujar Lili P Siregar, anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Rabu. (BIL/NWO/TRA)
Lihat Juga Video ”Angie Versus Rosa Batal” di vod.kompas.com/angieversusrosa
anggal 2 Maret 1991, remaja berusia 17 tahun itu melakukan debut bersama tim senior Manchester United di Stadion Old Trafford. Ia menggantikan Dennis Irwin yang cedera pada menit ke-35. Rambut ikalnya menjuntai seperti tidak pernah disisir. Kostumnya pun tampak kedodoran membungkus tubuhnya yang kurus bak kurang gizi. Celana pendeknya setali tiga uang, longgar dan melambai-lambai pada ujungnya. Namun, pemuda itu langsung mendapat tempat utama di halaman muka koran-koran dan meski tuan rumah tumbang 0-2 di tangan Everton, Ryan Giggs disebut-sebut sosok yang akan membawa MU ke era keemasan. Giggs mengaku tidak ingat persis liputan media mengenai dirinya selepas debut yang pahit di teater impian Old Trafford itu. Yang dia ingat hanya kemarahan sang pelatih, Sir Alex Ferguson, yang memaki hampir semua orang di ruang ganti. Maklum saja, MU sedang memasuki pekan-pekan kelam setelah menyelesaikan tujuh laga tanpa kemenangan, dan hampir seperempat abad tanpa piala. Jumat besok, Giggs merayakan 21 tahun penampilan seniornya bersama MU dan keadaan sudah berubah sama sekali. Dalam dua dekade lebih, Giggs telah membawa MU menjadi tim paling sukses di kancah domestik dan memenangi hampir semua gelar yang paling didambakan pemain bola. Dalam dua dasawarsa terakhir, MU menjelma menjadi tim paling fenomenal di Inggris dengan nyaris menjadi penguasa tunggal Liga Primer. Puncak pencapaian MU bersama Giggs terjadi pada musim 1998-1999 saat mereka memenangi tiga kompetisi utama, yaitu Premiership, Piala FA, dan tentu saja Liga Champions. Teater impian Old Trafford sendiri sudah banyak berubah sejak aksi perdana Giggs itu. Ketika Giggs melakukan debutnya, Old Trafford adalah stadion kusam yang perlu direnovasi di semua sudutnya. Dan, ketika piala demi piala dibawa pulang Giggs, sejak itu pula Old Trafford berubah menjadi salah satu stadion tercanggih dan termodern di Eropa. Dalam 21 tahun perjalanan yang gemilang bersama tim ”Setan Merah”, Giggs telah menjelma menjadi legenda hidup. Di catatan pribadinya terukir 12 gelar Liga Primer, 4 gelar Piala FA, 3 Piala Liga, dan 2 gelar Liga Champions Eropa. ”Tidak akan pernah ada yang bisa melampaui pencapaian Giggs,” ujar Ferguson, Minggu lalu, selepas laga melawan Norwich City. Di Carrow Road hari Minggu itu, Giggs tampil 900 kali untuk United dan merayakannya dengan gol kemenangan pada injury time. Gol cantik Giggs membawa MU menang 2-1 atas Norwich sekaligus memelihara peluang MU untuk tetap bersaing dengan pemimpin klasemen, Manchester City, yang sehari sebelumnya menang 3-0 atas Blackburn Rovers. Seperti kebetulan yang manis, satu gol lain dicetak Paul Scholes, yang baru comeback dari
T
pensiunnya yang terlalu cepat. Scholes (37), hanya setahun lebih muda ketimbang Giggs sampai laga di Carrow Road lalu, telah bermain dengan 140 teman satu tim yang berbeda. Giggs nyaris mengukir catatan 141, tetapi pemain remaja Paul Pogba yang menggantikannya belum terhitung teman bermain karena tak sempat main bersama. Di antara 140 pemain itu terdapat nama-nama legendaris lain, seperti Bryan Robson yang kini berusia 55 tahun dan Eric Cantona (45), serta sejumlah remaja, seperti Ezekiel Fryers dan Phil Jones, yang bahkan belum lahir saat Giggs memulai kariernya yang panjang. Bahkan, pemain-pemain belia, seperti Pogba, Larnell Cole, dan Michael Keane, yang lahir 1993, sebentar lagi melengkapi catatan pribadi Giggs sebagai rekan satu tim. Barangkali Ferguson benar, hampir mustahil ada pemain yang menyamai pencapaian Giggs meski fenomena pemain-pemain tua dengan kinerja hebat juga terjadi di AC Milan dengan Paolo Maldini, Alessandro Costacurta, Filippo Inzaghi, Clarence Seedorf, atau Andrea Pirlo yang kini bermain untuk Juventus. Namun, Giggs tetap yang paling fenomenal dan tampaknya tak lama lagi akan melampaui pencapaian Maldini yang mencatat rekor 902 kali tampil untuk AC Milan di level senior. Seperti halnya Maldini, rahasia karier panjang Giggs adalah motivasinya yang tak pernah redup untuk selalu menjadi yang terbaik. Itu sebabnya, Giggs terus memacu diri dengan latihan keras. Kegembiraannya dalam sepak bola juga menjadi salah satu rahasia kariernya yang maraton. Sejak praremaja, Giggs bermain bola layaknya orang dewasa. Dan, ketika dewasa, Giggs tidak pernah kehilangan kegembiraan kanak-kanaknya dalam bermain bola. ”Saya yakin, faktor itulah yang membuat Giggs tetap prima sampai sekarang,” tulis Gary Neville, mantan kapten MU yang pensiun lebih dari setahun lalu. Sebagai pemain bola profesional, Giggs adalah contoh terbaik dalam menjaga rezim staminanya tetap prima lewat sistem latihan dan pola hidup sehat serta diet ketat. Dalam usianya yang hampir menginjak 39 tahun, Giggs masih sanggup bermain dengan tempo tinggi selama 90 menit. Meski kecepatan dan kepiawaian dribelnya sudah berkurang, ia masih bisa meneror pertahanan lawan lewat umpan-umpannya yang akurat. Melambatnya reaksi tubuh akibat usia diatasi Giggs dengan memodifikasi peran dan fungsinya di lapangan. Terlahir sebagai pemain sayap dengan ciri khas dribel cepat, Giggs kini lebih banyak beroperasi di sisi dalam lapangan dan sesekali melakukan dribel pendek ke kotak penalti. Di level klub, Giggs tak ada duanya. Satu-satunya kekurangan, ia tak pernah tampil di ajang Piala Dunia. Sejak 1991, Giggs tampil 64 kali untuk Wales sebelum pensiun pada 2007. Meski pernah menjadi kapten tim nasional sekolah Inggris, Giggs memilih Wales berdasarkan kewarganegaraan orangtuanya. Wales tak pernah tampil di putaran final Piala Dunia pada era keemasan Giggs.
Kegembiraan Para Pencungkil Kelapa (Sambungan dari halaman 1)
itu mendapat upah Rp 11.000 per karung atau Rp 150 per butir. Selama masa mencungkil itu Fatmawati dapat membawa pulang upah Rp 55.000-Rp 66.000 sehari. Sementara pendapatan suaminya sebagai buruh sawah atau kebun sehari hanya Rp 30.000. ”Dari nyungkil kelapa inilah kami dapat uang untuk sekolah anak. Uang dari buruh sawah atau kebun saja tak cukup,” kata Fatmawati. Bukan hanya uang, mereka juga mendapat upah berupa batok kelapa yang mereka cungkil. Batok kepala dibuat menjadi arang dan dijual Rp 23 per kilogram setelah diolah selama dua hari. Salah satu buruh cungkil tertua, Puan Nursiyah (70), mengatakan, dalam satu musim panen, ia mampu membuat 4 ton arang dengan harga Rp 92.000, ditambah upah mencungkil, total pendapatannya berkisar Rp 450.000. Diperkirakan produksi arang dari Kecamatan Banyuasin II lebih dari 100 ton setiap musim panen kelapa. Pengepul arang setiap saat datang ke desa. Para buruh cungkil hanya dapat berharap jumlah panen kelapa di daerahnya terus meningkat. Dengan demikian, masa cungkilan dapat diperpanjang dan semakin banyak arang yang mereka hasilkan. Saat ini, cungkilan hanya berlangsung antara 30 dan 40 hari dalam setahun. Pada hari lain, para perempuan itu jadi buruh serabutan atau tinggal di rumah mengurus keluarga. Saat ini, kelapa menjadi penopang ekonomi utama masyarakat di desa-desa pasang surut di Kabupaten Banyuasin, di antaranya Desa Teluk Payau, Desa Muara Sungsang, dan Desa Makarti Jaya yang berada di muara Sungai Musi. Berdasarkan data
statistik perkebunan Indonesia tahun 2009, luas kebun kelapa di kabupaten tersebut 45.932 hektar. Produksi kelapa Kabupaten Banyuasin pada tahun yang sama 39.567 ton. Setiap sore, daging-daging kelapa hasil cungkilan diambil oleh para pedagang besar yang umumnya berasal dari Palembang dengan menggunakan mobil atau perahu. Selanjutnya, kelapa-kelapa itu diangkut ke Jambi untuk diolah menjadi kopra dan minyak kelapa. Petani kelapa di Desa Muara Sungsang, Ambo Udin (25), mengatakan, petani pun sangat ingin meningkatkan hasil panen. Namun, upaya itu terkendala belum memadainya saluran air dan sulitnya petani kelapa memperoleh pupuk. Saat ini, produksi kelapa di daerah itu 5.000-6.000 butir per hektar pada kondisi normal. ”Padahal, kalau saluran air mencukupi, ditambah pemupukannya baik, hasilnya bisa sekitar 8.000 butir per hektar,” katanya. Menurut Ambo, petani kelapa sulit mendapat urea bersubsidi karena biasanya pupuk telah habis untuk petani padi. Sementara harga pupuk nonsubsidi terlalu mahal. Akibatnya, sebagian besar petani di daerah itu tak pernah menggunakan pupuk. Belum memadainya saluran air juga membuat sejumlah kebun di Desa Muara Sungsang kerap terendam air sungai yang pasang. Jika terendam, hasil panen kelapa dipastikan jatuh sampai hanya sepertiganya. ”Ka-
lau terendam begitu, hasilnya paling hanya 1.500-2.000 butir per hektar. Jauh sekali jatuhnya,” kata Amiruddin (46), petani kelapa Muara Sungsang. Menurut Amiruddin, sejarah perkebunan kelapa di daerah itu awalnya dirintis oleh petani kebun kelapa dari Jambi dan Bugis. Awal pembukaan kebun kelapa itu sekitar tahun 1976. Kebun kelapa itu meluas karena banyak masyarakat setempat berminat. Sejumlah petani daerah itu yang awalnya menanam padi akhirnya beralih menjadi petani kelapa. ”Kebun kelapa ini menarik karena biaya perawatannya murah dan harga yang cukup tinggi. Lokasi di sini juga sangat cocok untuk kelapa,” ujar Amiruddin yang juga asal Jambi. Harga jual kelapa di tingkat petani di Muara Sungsang saat ini Rp 1.300 per butir. Beberapa kali harga kelapa melambung menjadi Rp 2.300 per butir sehingga membuat para petani kaya mendadak. Namun, kata Amiruddin, harga kelapa juga sempat jatuh hingga hanya Rp 400 sebutir, dua tahun lalu. Hingga kini, panen kelapa yang hanya tiga bulan sekali itu masih menjadi denyut ekonomi yang disambut dengan kemeriahan di kebun-kebun kelapa. Kemeriahan itu bahkan semakin terasa menjelang sore, dengan hadirnya para pedagang keliling yang menawarkan pakaian dan mainan anak dengan musik yang diputar keras-keras. Mereka menikmati rezeki kecil panen raya kelapa....
Pembetulan Pada grafis di harian ”Kompas”, Rabu, 29 Februari 2012, di halaman 20, yang berjudul ”Kinerja Beberapa Perbankan Pemerintah”, terdapat kesalahan pemasangan logo. Penempatan yang betul seperti pada grafis di samping. Mohon maaf atas kekeliruan tersebut. Redaksi
Bank
BNI BTN
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dharmasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Fx. Laksana Agung Saputra, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Agnes Swetta Pandia, Anwar Hudiono, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Kris Razianto Mada, PADANG: Ingki Rinaldi, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Hardanto Subagyo GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 105.000/mmk FC Rp 147.000/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 29 Maret
Judul Isi Berita Nazaruddin Bersikukuh Tidak Nazaruddin bersikukuh tidak tahu menahu mengenai proyek
2012
Tahu.
pembangunan wasma atlet. Dalam sidang juga terungkap nilai suap yang diberikan kepada Nazaruddin tidak hanya 4,6 Milyar. Melainkan 3 cek yang belum dicairkan yang bernilai lebih dari 3 Milyar. Nazaruddin membantah penjelasan jaksa dan meminta jaksa membuktikan jika Ia terkait dalam penerimaan suap wisma atlet tersebut.
Menjadi Kordinator
Ketika ditanya perihal kedekatan Nazaruddin dengan Anas, Nazzaruddin mengaku menjadi ketua pembagian uang kepada dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD) partai Demokrat dalam kongres di Bandung tahun 2010. uang itu digunakan untuk memenangkan anas sebagai ketua umum. Nazaruddin menjelaskan bahwa Ia hanya diminta mengawasi penerimaan uang kepada DPC dan DPD selama kongres. Nazaruddin baru ikut membagikan uang itu secara langsung pada putaran kedua. Dan dilakukannya bersama Angelina.
Nazaruddin menjelaskan kedekatannya dengan Anas di Grup Permai.
Anas
menyuruh
Nazaruddin
mengamankan
penggerebekkan Tower Permai oleh KPK. Nazaruddin juga menerangkan kaburnya keluar Singapura adalah atas perintah Anas ketika kasus wisma atlet mulai mencuat.
No 1
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Indikator
Disini
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Kesimpulan Kompas
masalah apa yang IX 1, IX 3, IX 7
mengidentifikasi kasus
diangkat?
Nazaruddin
sebagai
siapa saja yang IX 2, IX 3, IX 5
Masalah
Hukum.
terlibat?
Karena
pihak mana saja IX 3, IX 8, IX 9, IX 14
menjalani
yang
persidangan.
Narasumber?
dijadikan
jelas
Nazaruddin
telah proses
mulai
menjalani
proses
persidangan
yang
merupakan
jalur
hukum.
yang
Pihak
terlibat
di dalamnya
pun para aparat hukum. 2
Disini Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
Nazaruddin
dianggap sebagai pihak siapa pihak yang IX 3,IX 4, IX 5
yang
dituduh?
pemberitaannya
adanya
pembuktian,
gugatan, IX 1, IX 3, IX 6, IX 7, Kompas ataupun IX 13
penyangkalan
akan
tuduhan?
salah.
pihak
Dalam
seolah
memojokkan Nazaruddin. setiap pembelaan yang
yang IX 7, IX 13
dianggap benar ?
diajukan Nazaruddin
ataupun
pernyataan
mengenai
keterlibatan bagaimana media IX 3, IX 4, IX 14
oleh
selalu
Anas, dipatahkan
menyampaikan fakta?
dengan
b. Posisi Kompas sebagai media?
Anas
berulang
kali
membantah
keberpihakan IX 6, IX
media? / kenetralan fakta
13,
IX
15,
yang
tuduhan
IX Nazaruddin.
16
yang
disampaikan
3
Nasaruddin Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral
sebagai
penyebab masalah dan siapa yang salah? / IX 3,IX 4, IX 5
juga korban, pertama
pihak
Nazaruddin
mana
yang
sebagai
dianggap merugikan
tersangka dan sudah
siapa yang benar? / IX 7, IX 13
ada
pihak
yang memberatkannya.
mana
yang
dianggap dirugikan?
beberapa
bukti
Sebagai korban karena Nazaruddin bersikukuh tidak tuduhan
tahu
perihal yag
dituduhkan dirinya.
Ia
hanya
kepada mengaku mengikuti
perintah
Anas.
Sedangkan Anas yang dari
awal
selalu
dituduh
terlibat
diposiskan
sebagai
pihak yang dirugikan. Karena
Anas
tetap
merasa tidak terlibat dalam kasus ini. 4
IX 14, IX 16
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
Segera
menindak
lanjuti
mengenai
kompas
kesaksian
yang
edisi
diberikan
dan
kebenarannya baik itu keterlibatan Nazaruddin
maupun
Anas.
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
KAMIS 29 MARET 2012
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
TERBIT 32 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 264 257 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599 Harga langganan Harga eceran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
www.kompas.com DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM
Paket Kompensasi BBM Disepakati JAKARTA, KOMPAS — Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah akhirnya menyepakati rincian paket kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Usulan dana senilai Rp 25,6 triliun yang awalnya dianggarkan untuk bantuan langsung sementara masyarakat akhirnya dipecah menjadi tiga program. Ketiga program itu adalah bantuan langsung sementara masyarakat Rp 17,08 triliun, bantuan pembangunan infrastruktur pedesaan Rp 7,88 triliun, dan tambahan anggaran program Keluarga Harapan Rp 591,5 miliar. Anggota Panitia Kerja tentang Belanja Pemerintah Pusat Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Laurens Bahang Dama, di Jakarta, Rabu (28/3), menjelaskan, bantuan langsung sementara masyarakat ditujukan untuk 18,5 juta rumah tangga sasaran selama enam bulan. Nilai yang diterima setiap rumah tangga sasaran sebesar Rp 150.000 per bulan. Bantuan pembangunan infrastruktur pedesaan ditargetkan untuk membangun infrastruktur 28.300 desa. Setiap desa dijatah Rp 250 juta. Tambahan anggaran program Keluarga Harapan dimaksudkan untuk menambah besaran nilai yang diterima rumah tangga sangat miskin. Program Keluarga Harapan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 telah dialokasikan Rp 1,8 triliun untuk 1,56 juta rumah tangga sangat miskin. Setiap keluarga maksimal mendapatkan tiga item program. Skemanya, anak sekolah dasar mendapat Rp 400.000 per tahun, anak sekolah menengah pertama mendapat Rp 800.000 per tahun, dan ibu hamil mendapat Rp 800.000 per tahun. Bantuan tetap setiap keluarga sebesar Rp 200.000 per tahun. Jika rata-rata setiap rumah tangga sangat miskin selama ini mendapat dana Rp 1,39 juta, dengan tambahan anggaran tersebut, dana yang diterima rata-rata menjadi Rp 1,89 juta per rumah tangga. Dari daerah, Lurah Manggar Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Idris mengingatkan, program bantuan langsung sementara masyarakat jangan sampai mengulang kesalahan program bantuan langsung tunai. ”Jika dana dari pusat tak mencukupi, pemerintah daerah harus menutupnya,” kata Idris. Secara terpisah, Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini mengusulkan, dana bantuan pembangunan infrastruktur pedesaan dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur produksi pertanian, seperti tanaman hortikultura, padi, dan jagung. Selain itu juga untuk pembangunan kapasitas petani dalam pengelolaan pascapanen. (LAS/MAS/PRA)
www.kompas.com
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
www.facebook.com/kompasfb
ANTARA/YUSRAN UCCANG
Sejumlah pengunjuk rasa merusak dan membakar pos polisi di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/3). Aksi itu sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak serta tindakan berlebihan polisi saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi di Makassar dan Jakarta pada Selasa.
Unjuk Rasa Masih Berlangsung UNJUK RASA Polisi Periksa 32 Pengunjuk Rasa SEJUMLAH MENOLAK KENAIKAN HARGA BBM* JAKARTA, KOMPAS — Walaupun tidak besar, aksi unjuk rasa massal, Rabu (28/3), masih berlangsung di Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Aksi dilancarkan para mahasiswa, buruh, dan anggota partai politik. Di Jakarta, sampai kemarin, polisi sempat menahan 32 pengunjuk rasa. Mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) kembali berunjuk rasa di depan Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu pukul 15.30. Dalam aksi itu, mahasiswa menggelar orasi dan mencari pendanaan dari masyarakat yang lewat. Para mahasiswa menempati
dua jalur Jalan Salemba Raya. Arus lalu lintas tetap lancar pada dua jalur. Dari depan UI, Salemba, mereka berputar menyusuri Salemba lalu berputar masuk ke Jalan Diponegoro di depan RS Carolus. (Bersambung ke hal 15 kol 1-7) BACA JUGA HAL 2, 17, 18, 19, 22, 23, DAN 26
LOKASI
KETERANGAN
Padalarang, Bandung
• Koordinator aksi Gerakan Rakyat Menggugat berniat bakar diri di depot Pertamina, tetapi digagalkan oleh aparat. • Mahasiswa Pamekasan membakar motor di depan kantor DPRD. Pamekasan, Jember • Mahasiswa IMM dan GMNI Jember unjuk rasa di DPRD Jember. (22 Maret) • Bupati Sukoharjo menyatakan siap turun ke jalan ikut unjuk rasa. Sukoharjo (25 Maret) • Mahasiswa Universitas Indonesia Timur membakar ban bekas dan replika jenazah. Surakarta, Probolinggo, • Empat mahasiswa di Bandung luka-luka. Ponorogo, Bangkalan, Bandung, Medan, Makassar • Massa bentrok dengan aparat saat memaksa masuk Bandara Polonia, Medan. • Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo dukung aksi penolakan kenaikan harga BBM. (26 Maret) • Sedikitnya 20 mahasiswa luka di Jakarta. Jakarta, Surabaya, Malang, • Di Medan 2 orang tertembak peluru karet, 2 orang dipukul, dan 2 jurnalis dikeroyok aparat. Magetan, Jember, • 15 mahasiswa PMII IAIN Wali Songo Semarang mogok makan. Probolinggo, Makassar, Samarinda, Semarang, Jambi, • Front Oposisi Rakyat Indonesia bentrok dengan polisi di pintu utama DPR. Bandung, Medan, Lampung, • Wakil Wali Kota Surabaya dan Wali Kota Malang ikut unjuk rasa. Brebes, Yogyakarta (27 Maret) • Bupati Magetan turut menolak kenaikan harga BBM. • Mahasiswa di Kendari memboikot dan melumpuhkan jaringan listrik PT Telkom selama 2 jam. Jakarta, Palangkaraya, • Mahasiswa membakar pos polisi di Makassar. Madiun, Surakarta, Purwokerto, Jember, Kendari, • Puluhan mahasiswa di Ternate luka-luka karena bentrok dengan aparat. • Unjuk rasa PMII di depan Gedung DPRD Malang, mahasiswa bentrok dengan aparat. Ternate, Malang • Bupati dan Wakil Bupati Ngawi turut unjuk rasa. (28 Maret) (19 Maret)
*Keterangan dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) M Taufik menyebutkan jumlah unjuk rasa penolakan rencana kenaikan harga BBM hingga Selasa, 27 Maret, di Indonesia berjumlah 168. Rinciannya, 34 kasus di Jawa Timur, Sulawesi Selatan (25), NTB (12), Jawa Tengah (11), Jawa Barat (11), dan di 26 polda yang lain rata-rata 10 unjuk rasa. Sumber: Litbang ”Kompas”/YOH/YOG/TOT, diolah dari pemberitaan ”Kompas” dan sumber-sumber lain
NOVAN
Assad Lolos dari Pembunuhan
HAL
9
Pinjaman Lunak bagi Mahasiswa
HAL
12
SUAP WISMA ATLET
PRAKTIK PENAMBANGAN
BI Revisi Aturan Modal
HAL
20
Nazaruddin Bersikukuh Tidak Tahu
Bencana Batubara di Sungai Sekalo
930,00
910,00
917,38 907,47
908,42
920,27
0,315%
906,11 890,00
21
22
26
27
28/3
JAKARTA, KOMPAS — Mu- dakwaan. Jaksa Anang Supriatna hammad Nazaruddin, terdakwa di hadapan majelis hakim sempat korupsi proyek wisma atlet SEA membeberkan barang bukti Games di Palembang, Sumatera berupa tiga lembar cek dari Bank Selatan, Rabu (28/3), bersikukuh Central Asia dan Bank Mega yang tak tahu-menahu soal proyek belum dicairkan. ”Tiga lembar cek ini senilai wisma atlet. Ia mengaku hanya mengetahui proyek pembangun- lebih dari Rp 3 miliar. Cek ini belum sempat dicairkan an kompleks olahraga di karena kantor Grup Hambalang, Kabupaten Baca Juga Permai keburu digeleBogor, Jawa Barat. soal Kasus dah Komisi PemberanPengakuan itu disam- Hambalang tasan Korupsi (KPK),” paikan Nazaruddin, kata Anang. Namun, mantan Bendahara Jadwal PemeNazaruddin membanUmum Partai Demokrat, riksaan Anas tah penjelasan jaksa itu dalam sidang kasus ko- Belum Jelas meminta jaksa rupsi wisma atlet di HAL 3 dan membuktikan jika ia Pengadilan Tindak Pidamenerima suap terkait na Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu. Sidang mengagen- dengan proyek wisma atlet. Nazaruddin justru menjelasdakan pemeriksaan Nazaruddin kan tentang proyek Hambalang. sebagai terdakwa. Dalam sidang juga terungkap, Dia mengaku bersama Angelina nilai suap yang diberikan kepada PP Sondakh, anggota DPR dari Nazaruddin dari PT Duta Graha Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Indah (DGI) selaku pengembang bertemu dengan Anas Urbaningwisma atlet tak hanya berjumlah rum yang saat itu menjabat seRp 4,6 miliar sebagaimana dalam bagai Ketua F-PD DPR. Saat itu
Angelina melaporkan kepada Anas bahwa ada komunikasi yang kurang baik dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai pemilik proyek. ”Memang di situ ketua fraksi menitipkan kegiatan Hambalang. Proyek ini proyek mercusuar di Indonesia,” ungkap Nazaruddin. Dalam berbagai kesempatan, Anas menegaskan, dia tak terkait dengan proyek Hambalang. Bahkan, jika ada sepeser pun uang dari proyek Hambalang yang diterimanya, dia bersedia digantung di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Menjadi koordinator Nazaruddin mengaku menjadi koordinator pembagian uang kepada ketua dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Demokrat dalam kongres di Bandung tahun 2010. Uang itu dibagikan untuk (Bersambung ke hal 15 kol 5-7)
Aktivitas penambangan di daerah banyak menyalahi prosedur. Praktik ini berjalan sekian lama, nyaris tanpa pengawasan yang memadai. Masyarakat kemudian menjadi korban. Oleh IRMA TAMBUNAN ntuk pertama kali banjir bandang terjadi di Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi, persisnya sejak lokasi tambang batubara dibuka pada 2009. Itulah kenangan Elda, warga setempat yang merawat seorang korban hanyut ketika banjir me-
U
landa Sungai Sekalo pada 2010. ”Desa ini sebelumnya tidak pernah terlanda banjir,” ujar Elda, Rabu (29/2). Air sungai meluap menggenangi rumah warga. Derasnya arus membuat warga yang sedang mencari ikan di sungai itu terseret. Satu korban yang hanyut itu pingsan dan terluka parah. Salah satu penyebab banjir adalah pemindahan alur Sungai Sekalo untuk kepentingan tambang batubara. Pemegang izin tambang, PT Dwigita Karya Mandiri (DKM), membelokkan alur sungai berjarak 100 meter dari sungai aslinya. Sungai buatan itu memiliki lebar hanya 5-8 meter, lebih sempit dibandingkan dengan aslinya yang memiliki lebar 15-20 meter. (Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
UMUM
KO M PAS, KAMIS, 2 9 M A RET 2 01 2
Eep ”Dijemput” Dini Hari Tidak Timbul Reaksi yang Mengkhawatirkan
15 KO LO M
o l a h ra g a
Persaudaraan Sepak Bola Oleh ANTON SANJOYO
BANDUNG, KOMPAS — Bupati Subang (nonaktif) Eep Hidayat resmi mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, setelah dieksekusi oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Rabu (28/3) dini hari. Tidak ada perlawanan dari Eep yang selama eksekusi dijaga puluhan polisi. Eep dijemput di rumahnya pada pukul 00.30 oleh tim dari Kejati Jabar yang dipimpin Riki Sipayung, Kepala Seksi Upaya Hukum, Eksekusi, dan Eksaminasi. Terpidana kasus penyelewengan dana Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ini kemudian dibawa ke kantor Kejati Jabar untuk menyelesaikan administrasi. Pada pukul 05.30, ia masuk ke Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, menempati ruangan di blok timur.
Kepala Kejati Jabar Yuswa Kusumah mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat panggilan kepada Eep sejak Senin lalu, tetapi tidak digubris. Pemanggilan dilakukan setelah Kejati Jabar menerima petikan putusan Mahkamah Agung (MA) dan sudah ditembuskan kepada Eep, Wakil Bupati Subang, serta kuasa hukumnya. Penjemputan akhirnya dilakukan setelah tercapai kesepakatan dengan para jaksa dan tengah malam dipilih sebagai
waktu yang paling tepat. ”Ternyata tidak timbul reaksi yang sebelumnya dikhawatirkan. Eep kooperatif selama eksekusi dan tidak melawan ataupun mengerahkan massa,” ujar Yuswa dalam jumpa pers, kemarin siang, di kantor Kejati Jabar. Abdy Yuhana, kuasa hukum Eep Hidayat, menyatakan keberatan dengan eksekusi Kejati yang dinilainya terburu-buru. Dia mengklaim belum menerima salinan putusan MA sehingga seharusnya kliennya belum bisa ditahan. ”Kami masih mempersiapkan peninjauan kembali. Hal itu belum bisa dilakukan apabila belum mempelajari putusan MA,” kata Abdy. Eep divonis bebas oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung pada 22 Agustus 2011. Majelis hakim yang diketuai I
Gusti Lanang menganggap Eep tidak bersalah dalam dugaan penyelewengan Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan tahun anggaran 2005-2008 dengan dugaan kerugian negara hingga Rp 14 miliar. Berdasarkan dakwaan jaksa, Eep menerbitkan surat keputusan mengenai alokasi pemanfaatan insentif biaya pemungutan yang dianggap melampaui kewenangannya. Namun, MA melalui kasasi yang diajukan Kejati Jabar menyatakan, Eep bersalah dan dihukum lima tahun penjara dan diwajibkan membayarkan uang denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan serta uang pengganti sebesar Rp 2,5 miliar subsider 1 tahun penjara. Petikan putusan MA yang diterima Kejati Jabar tertanggal 21 Februari 2012. (ELD/MKN/FAJ)
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Warga, Rabu (29/2), menunjukkan Sungai Sekalo yang alurnya telah dipindah oleh PT Dwigita Karya Mandiri sejauh 100 meter pada tahap awal aktivitas tambang batubara di Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi. Setelah mengeruk 30.000 ton batubara di tengah sungai yang lama, PT Dwigita Karya Mandiri memastikan tidak akan menambang di bantaran sungai tersebut.
Sempitnya sungai yang baru itulah yang diduga mengakibatkan arus air tak terbendung pada musim hujan. Hingga kini, longsor masih sering terjadi di sepanjang tebing sungai yang baru. Untuk apa sungai itu dibelokkan? Perusahaan rupanya menambang batubara persis di lokasi sungai yang lama. Pemindahan alur sungai itu tanpa sepengetahuan dan seizin warga. Masyarakat baru menyadari alur sungai telah berpindah setelah melihat keruhnya air. Mereka sehari-hari memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci, dan memasak. ”Kami heran, airnya kok tiba-tiba keruh. Kami langsung datangi lokasi tambang. Rupanya alur sungai sudah dipindah oleh perusahaan,” ujar Juni, penduduk setempat. Penduduk memprotes PT DKM. Bupati Tebo pada masa itu, Madjid Mu’az, memanggil wakil perusahaan dan memberi mereka waktu dua minggu agar mengembalikan alur sungai ke posisi semula. Aktivitas perusa-
haan dihentikan untuk sementara. Namun kenyataannya, alur sungai tidak dikembalikan seperti posisi semula. Sejak sebulan terakhir, masyarakat kembali resah oleh masuknya sejumlah orang ke lokasi sekitar tambang. Petugas perusahaan yang sama melakukan pengukuran. Ada dua titik lokasi yang telah dibor untuk penambangan batubara, berjarak 5 meter dari Sungai Sekalo lama. ”Kami belum tahu jika perusahaan mau menambang lagi karena belum ada sosialisasi ke desa,” ujar Julita, Kepala Desa Suo-Suo. Kompas mencermati dua pelanggaran prosedur yang dilakukan perusahaan selama ini dibiarkan oleh pejabat Pemerintah Kabupaten Tebo dan Pemerintah Provinsi Jambi. Perusahaan tersebut tidak berdokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). PT DKM mendapat izin usaha pertambangan (IUP) dari Bupati Tebo pada 2009 seluas 1.800 hektar sehingga semestinya wajib memiliki dokumen amdal. Akan tetapi, perusahaan hanya mengurus dokumen upa-
ya kelola lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) yang selesai dalam dua pekan. Keberadaan Sungai Sekalo juga tidak tercantum dalam rencana lokasi tambang menurut dokumen UKL/UPL. Padahal, perusahaan nyata-nyata memindahkan alur sungai dan telah menambang 30.000 ton batubara. Bupati Tebo Sukandar membenarkan ada kesalahan prosedur dalam proses perizinan tambang batubara PT DKM. Ia menyebut kesalahan ini terjadi sewaktu dirinya belum menjabat sebagai kepala daerah. Sukandar akan meminta perusahaan memperbaiki semua persyaratan yang belum dipenuhi. Jika tidak, sangat mungkin IUP perusahaan itu dicabut. Kuasa Direksi PT DKM, Adi Atmanto, mengakui, perusahaan telah memindahkan alur Sungai Sekalo pada 2009 yang berdampak pada kerusakan lingkungan. Adi memastikan, pada tahap penambangan berikutnya, pihaknya tidak akan beroperasi pada badan sungai ataupun bantaran sungai.
T
Nazaruddin Bersikukuh Tidak Tahu
Bencana Batubara di Sungai Sekalo (Sambungan dari halaman 1)
idak ada berita yang lebih menggembirakan pada awal pekan ini ketimbang kabar dari Pelatih Bolton Wanderers Owen Coyle yang mengabarkan bahwa kondisi kesehatan pemain Fabrice Muamba berangsur membaik. Muamba bahkan menyaksikan laga antara Bolton dan Blackburn melalui televisi di rumah sakit meski kemudian tertidur sebelum pertandingan usai. Sebelumnya, selama lebih dari sepekan, keluarga Muamba dan Bolton menanti dengan waswas. Setelah terkena serangan jantung pada laga melawan Tottenham Hotspur, 17 Maret lalu, di White Hart Lane, Muamba berjuang antara hidup dan mati. Namun, dukungan yang begitu hebat dari keluarga dan klub Bolton membuat masa-masa kritis bisa dilampaui Muamba dengan baik meski tim dokter mengatakan, untuk pulih 100 persen dibutuhkan waktu lama. Jatuh tertelungkup di White Hart Lane akibat serangan jantung, Muamba sebenarnya sudah meninggal secara medis. Dokter mengatakan, jantung pemain kelahiran Zaire berusia 23 tahun itu sempat berhenti selama 78 menit. Namun, kurang dari 24 jam setelah mendapat perawatan di rumah sakit, Muamba mampu merespons beberapa pertanyaan. Kondisinya terus membaik seiring dukungan yang terus mengalir dari klubnya dan dari seluruh dunia. Kesedihan yang dialami rekan Muamba hampir tak bisa digambarkan. Kevin Davies, pemain paling senior yang bersama Coyle mendampingi Muamba dalam perjalanan ke rumah sakit, mengatakan, untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa sangat kecil sebagai manusia. ”Saya benar-benar merasa tak berdaya. Dia (Muamba) adalah rekan seperjuangan sekaligus seorang ayah. Anda berdiri di sebelahnya dan tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar Davies. Sehari setelah laga yang tak kelar di kandang Spurs, para pemain ”The Trotters” kembali ke Bolton, sekitar 320 kilometer dari London. Menurut Davies, para pemain tetap mendapat panggilan berlatih pada hari Minggu, tetapi tak wajib. Jika mereka ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, tidak perlu datang ke tempat latihan. Tragedi Muamba rupanya menyadarkan, keluarga adalah segalanya dan kebahagian itu bisa direnggut kapan saja di lapangan hijau. Dari Coyle, Davies mendapat tugas untuk menyambangi satu per satu pemain Bolton untuk memastikan mereka oke-oke saja. ”Sebagai keluarga besar, kami ingin memastikan semua anggota dalam keadaan baik dan terus bergandengan tangan dalam keadaan seperti ini,” ujar Davies. Sesungguhnya Bolton tak sendirian. Saat Muamba terkapar, pemain Spurs larut dalam kesedihan. Rafael van der Vaart terpekur di pinggir lapangan dengan mata nanar. Bek kanan Benoit Assou-Ekot-
to berjalan mondar-mandir sambil komat-kamit berdoa. ”Saya ketakutan, benar-benar ketakutan saat melihat Muamba terkapar. Saya khawatir sesuatu menimpa dirinya, menimpa keluarganya, dan semua yang mencintainya,” papar Assou-Ekotto yang kompatriotnya, Marc-Vivien Foe, meninggal dalam tugas di lapangan hijau saat membela Kamerun di Piala Konfederasi 2003. Sejak 1889, ketika sepak bola dimainkan secara kompetitif di Eropa, tercatat 85 pemain meninggal dunia mendadak di lapangan hijau dan kebanyakan akibat serangan jantung. Dari angka di atas, 36 kasus terjadi pada periode 2000 hingga 2012. Ironisnya, pemain bola terakhir yang meninggal dunia di lapangan hijau akibat serangan jantung adalah D Venkatesh, gelandang klub Bangalore Mars, saat berlaga di kompetisi divisi dua India. Meninggalnya Venkatesh hanya sehari setelah Muamba terkapar di White Hart Lane. Tidak seperti Muamba yang langsung mendapat respons dunia, kisah Venkatesh nyaris tak diketahui. Bahkan, nama depannya pun tak tersebut dalam beberapa berita pendek di dunia maya dan hanya tertulis ”D”, titik. Seperti halnya Venkatesh, di dunia sepak bola, Muamba bukan siapa-siapa. Namun, tragedi yang menimpa dirinya merekatkan kembali ikatan persaudaraan sepak bola yang belakangan mengendur, bahkan cenderung kehilangan nilai kekeluargaan, semangat, dan empati. Saat mendapat pertolongan pertama di White Hart Lane, hampir semua penonton larut dalam kesedihan. Malam itu, pendukung Spurs dan Bolton yang selama 41 menit laga dipisahkan oleh kata ”kawan” dan ”lawan” sontak bersatu memberikan empati kepada Muamba yang sedang mati suri. Di White Hart Lane tak ada sinyal protes ketika wasit Howard Webb memutuskan menghentikan laga. Yang terdengar justru yel-yel ”Fabrice Muamba... Fabrice Muamba...” yang diserukan bersama oleh pendukung Bolton dan Spurs. Semua penonton di stadion pun memberikan penghormatan berdiri saat Muamba ditandu menuju ambulans yang melarikannya ke rumah sakit. Setelah Muamba jatuh, dunia sepak bola berdoa untuk Muamba. Ratusan kilometer dari London tempat Muamba dirawat, tim Real Madrid tampil dengan kostum bertuliskan ”Get Well Soon Muamba”. Bukan hanya itu, sebagian pemain juga berkostum dengan tulisan ”Animo Abidal” untuk memberikan dukungan moral kepada Eric Abidal, pemain Barcelona yang membutuhkan transplantasi hati untuk menyambung hidup. Persaudaraan sepak bola mendobrak batas dan sekat, dari Premiership ke La Liga. Kita juga tahu, antara Real Madrid dan Barcelona tercipta jarak dan rivalitas abadi, salah satu yang paling pahit dalam sejarah sepak bola. Namun, nilai-nilai kemanusiaan jauh lebih mulia ketimbang persaingan hampir 100 tahun itu.
Saat ini, pihaknya sedang melakukan pengukuran dan inventarisasi di kawasan hutan produksi, berjarak 500 meter dari sungai, sebagai tindak lanjut atas persetujuan izin prinsip atas izin pinjam pakai hutan oleh Menteri Kehutanan. Anggota Komisi Amdal Provinsi Jambi, Husni Thamrin, menyesalkan maraknya praktik perizinan dan aktivitas tambang yang menyalahi prosedur sehingga berdampak pada munculnya kejahatan lingkungan. Aktivitas yang terjadi di daerah sulit terpantau karena daerah tidak punya kewajiban daerah untuk melapor ke provinsi. Menurut Husni, apabila praktik menyalahi prosedur ini terus dibiarkan, aktivitas tambang semakin tak terkendali. Sementara masyarakat di sekitar lokasi tambang tidak mendapat manfaat. Mereka malah menjadi korban atas bencana yang muncul di kemudian hari. ”Ini tidak boleh terus terjadi. Harus ada pengawasan yang ketat serta tindakan tegas pemerintah,” ujarnya.
memenangkan Anas sebagai ketua umum. Penjelasan Nazaruddin itu disampaikan karena jaksa KPK, Yudi, menanyakan soal kedekatan Nazaruddin dengan Anas. Nazaruddin menceritakan dirinya mulai berbisnis bersama Anas sejak 2007 hingga pertemanan mereka berlanjut di Partai Demokrat. Yudi juga menanyakan tentang uang yang dibagikan dalam Kongres Partai Demokrat. Nazaruddin pun menjawab, dia diminta memantau penerimaan uang kepada ketua DPC dan DPD Partai Demokrat selama kongres. ”Yang saya tahu, uangnya dari (proyek) Hambalang karena uang senilai Rp 100 miliar ini pernah dibawa ke pos pemenangan Anas di Sency (Senayan City) lantai 7. Ternyata waktu itu Anas bilang, uangnya jangan dikirim ke situ, tetapi diserahkan kepada Yulianis,” kata Nazaruddin. Sesampainya uang itu di Bandung, ungkap Nazaruddin, dia tak ikut membagikan secara langsung. Nazaruddin menceritakan
detail cara-cara pembagian uang untuk memenangkan Anas di Kongres Partai Demokrat. ”Saya mengoordinasi pembagian uangnya karena saya bendahara tim pemenangan. Koordinator zona, koordinator daerah, telepon ke saya. Sebelumnya mereka telah menelepon ke Mas Anas. Ketua koordinator harus melihat supaya jangan tersinggung, yang menyerahkan uangnya mereka,” kata Nazaruddin. Baru pada pemilihan putaran kedua, menurut Nazaruddin, karena harus mengamankan 87 suara yang tadinya memilih Andi Mallarangeng, dia bersama Angelina Sondakh harus turun sendiri. ”Saya dan Angelina sampai ikut amplopin sendiri di lokasi kongres,” ujarnya. Keterangan Nazaruddin ini juga dalam beberapa kesempatan dibantah oleh Anas dan Angelina. Tak pernah ada pemberian uang kepada pengurus DPD/DPC Partai Demokrat untuk memenangkan Anas kecuali pemberian dana untuk penggantian biaya transportasi. Saat Ketua Majelis Hakim Dharmawati Ningsih menanyakan soal kedekatannya dengan
Anas di Grup Permai, Nazaruddin menjawabnya dengan menggambarkan situasi saat kantor perusahaan itu di Tower Permai digeledah KPK. Menurut dia, keesokan harinya Anas menelepon dirinya. ”Saya dipanggil Mas Anas untuk membicarakan penggerebekan itu. Kami dipanggil ke DPP. Di situ sudah ada Hasyim (adik Nazaruddin yang juga pemilik Grup Permai),” ujarnya. Nazaruddin mengaku disuruh Anas mengamankan penggerebekan Tower Permai oleh KPK. Namun, menurut Nazaruddin, dia menyampaikan, yang lebih punya kemampuan ”mengamankan” penggerebekan itu adalah Ketua Komisi III DPR Benny K Harman dari Partai Demokrat. Nazaruddin juga menceritakan ihwal kaburnya ke luar negeri. Ia mengaku disuruh ke Singapura oleh Anas saat kasus wisma atlet mencuat. (BIL)
bom molotov yang belum digunakan, selain batu dan kayu. ”Sebanyak 32 orang sempat menjalani pemeriksaan untuk memastikan mereka berbuat apa. Pada umumnya mereka bisa disangka melanggar Pasal 170 KUHP tentang perusakan terhadap barang dan orang,” katanya. Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol mengatakan, satu mobil patroli dan satu motor patroli juga dirusak pengunjuk rasa. Unjuk rasa, Rabu, terjadi di Surabaya, Madiun, Malang, Jem-
ber, Purwokerto, Purbalingga, Solo, Medan, dan Palangkaraya. Dalam diskusi tentang kenaikan harga BBM di Jakarta, Rabu, yang dihadiri pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tomagola, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Fuad Bawazir, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi, dan pengamat politik dari UI Boni Hargens, peserta mengecam tindakan polisi terhadap para pengunjuk rasa. Menteri Koordinator Politik,
Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta semua pihak melihat peristiwa bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi secara seimbang. Ia meyakini, polisi tidak akan menembakkan gas air mata atau menyemprotkan air jika unjuk rasa dilakukan secara damai.
(Sambungan dari halaman 1)
Lihat Juga Video ”Sidang Lanjutan Nazaruddin” di vod.kompas.com/sidanglanjutan
Unjuk Rasa Masih Berlangsung (Sambungan dari halaman 1)
Waode Nurlansi dari bagian Humas Konami mengungkapkan, mahasiswa yang tergabung dalam Konami berunjuk rasa bukan hanya karena adanya rencana kenaikan harga BBM. Alasan mahasiswa bergerak adalah karena kondisi bangsa yang semakin memprihatinkan. Kepolisian Daerah Metro Jaya memastikan, pihaknya terpaksa melakukan penghadangan dan tindakan represif terhadap Konami karena kelompok gabungan mahasiswa aktivis tersebut tidak ingin berunjuk rasa, tetapi mau
membuat kerusuhan. Dari mereka, polisi mengamankan 32 orang, tiga di antaranya bukan mahasiswa. Tiga orang itu adalah Ariyanto (28, karyawan), Tio Rivaldi (19, penganggur), dan Ali Sadikin (21, pemulung). Mereka diamankan karena ikut melempari polisi dengan batu. Mereka kemudian dilepaskan. ”Sebelum sampai di depan Istana Merdeka, anggota memang melakukan pemeriksaan terhadap kelompok mahasiswa yang mau berunjuk rasa di sana. Kelompok mahasiswa dan pengunjuk rasa lain tidak ada masalah.
Mereka mau diperiksa. Namun, dan kayu. Mereka juga mengkelompok ini (Konami) tidak gunakan sebuah ambulans PMI mau. Beberapa mahasiswa yang yang semula diduga polisi untuk akan diperiksa malah lari dan membantu menolong aktivis yang terluka. Ambumasuk ke kelompoklans tersebut ternyata nya. Ini mencurigadimanfaatkan untuk kan. Anggota yang membawa batu. ”Saat bertugas di sana pun ini kami masih menmelakukan penghacari ambulans itu. dangan,” tutur Kepala Oleh anggota, saat ruBidang Humas Polda suh, mobil itu dibiarMetro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Se- http://kom.ps/AyHyS kan pergi,” katanya. Direktur Reserse lasa malam. Selanjutnya, kata Rikwanto, Kriminal Umum Komisaris Bepara aktivis itu melakukan pro- sar Polda Metro Jaya Toni Harvokasi kepada aparat, termasuk manto menambahkan, dari kemelempari aparat dengan batu lompok itu juga disita sekitar 20
(BAY/WER/NIK/MHF/EKI/ GRE/SIR/ODY/ARA/ ATO/FER/RTS/FAJ) Lihat Juga Video ”Demo Anarkistis Tolak BBM” di vod.kompas.com/demoanarkistis
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dharmasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Fx. Laksana Agung Saputra, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Agnes Swetta Pandia, Anwar Hudiono, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Kris Razianto Mada, PADANG: Ingki Rinaldi, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Hardanto Subagyo GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 105.000/mmk FC Rp 147.000/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 21 April
Dana
Judul Untuk
2012
Dikesampingkan
Isi Berita Anas Keterangan Nazaruddin mengenai aliran dana untuk Anas tidak relevan
Nazaruddin Dihukum 4 tahun 10 Bulan Penjara
4 Tahun 10 Bulan
Nazaruddin terbukti menerima suap dan dijatuhi hukuman 4 tahun 10 bulan penjara, denda 200 juta subsider 4 bulan kurungan.
Bagian Proses Peradilan Tuduahan atas Anas selama ini bisa dikatakan tidak benar, kendati demikian Anas juga belum tentu tidak bersalah. KPK masi bisa menyelidik Anas.
No 1
Indikator Problem identification (Define problem)
Proses Analisis Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Kesimpulan Disini
Kompas
a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
masalah apa yang X 1, X 5
mengidentifikasi kasus
diangkat?
Nazaruddin
sebagai
siapa saja yang X 3, X 4
Masalah
Hukum.
terlibat?
Karena
jelas
pihak mana saja X 2, X 3, X 4, X 10, X menjalani yang Narasumber?
dijadikan
15,
X 16, X 17
telah proses
persidangan. Nazaruddin
mulai
menjalani
proses
persidangan
yang
merupakan
jalur
hukum dan pihak yang terlibat
di dalamnya
pun para aparat hukum. Maka jelas kasus ini ditempatkan
dalam
masalah hukum
2
Kompas Casual Interpretation ( Diagnose Causes )
edisi
memberitakan
ini hasil
a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
siapa pihak yang X 1, X 2, X 3, X 4, X 5
persidangan,
dituduh?
menyatakan
adanya
gugatan, X 3, X 5, X 6, X 7, X Nazaruddin
pembuktian,
ataupun
penyangkalan
9,
X 10
akan
tuduhan?
Semua
bersalah. pembelaan
Nazarudin selama ini dianggap tidak benar.
pihak
yang X 14, X 18
dianggap benar ?
b. Posisi Kompas sebagai media?
yang
Anas yang disebut ikut terlibat
dinyatakan
tidak
bersalah.
disini
Kompas
bagaimana media X 3, X 5, X 6, X 7, X 9
bersikap netral dengan
menyampaikan fakta?
memberitakan hasil persidangan.
keberpihakan X 14
media? / fakta disampaikan
kenetralan yang
fakta
3 Moral
Evaluation
(Make
Judgement) a. Nilai moral
Moral
Nazaruddin
memang
dinyatakan
bersalah
siapa yang salah? / X 1, X 2, X 3, X 4, X 5
dan diposiskan sebagai
pihak
pihak yang merugikan.
mana
yang
dianggap merugikan siapa yang benar? / pihak
mana
Dugaan X 14, X 18
keterlibatan
Anas
yang
yang
diungkapkan
dianggap dirugikan?
Nazaruddin selama ini tidak memposisikan
terbukti Anas
sebagai korban yang dirugikan pencemaran
karena nama
baik.
4
X 15, X
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk
16,
X 17, X 18
Kompas secara tidak langsung mengarahkan
kompas edisi
agar kasus yang masi terkait
dengan
selanjutnya?
Nazaruddin
ataupun
kasus-kasus
serupa
dengan
Nazaruddin
untuk segera mendapat perhatian dan diselidiki kebenarannya tuntas
hingga
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 28 JUNI 1965
KOMPAS
Pendiri: P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama
SABTU 21 APRIL 2012
TANAH AIR
A M A N AT H AT I N U R A N I R A KYAT
TERBIT 44 HALAMAN + KLASIKA TERBIT 64 HALAMAN 286 TAHUN KE -47 NOMOR 001 45 Online: www.kompas.com E-mail:
[email protected] Telepon: Redaksi (021) 5347710 2601234 (021) 53679909 Iklan 2601617 Sirkulasi (021) 53679599 Harga langganan Harga eceran
Rp 78.000,— Rp 3.500,—
www.kompas.com
Menapak Puncak Gunung Api Tertinggi menjulang ini muncul daAkhirnya datang ri kedalaman cekungan harapan, Jumat bumi, sebagaimana disebutkan geolog Belan(2/3) dini hari, da, Van Bemmelen Shelter II, 3.071 (1949). ”Gunung Kerinci muncul dari dalam cemeter di atas kungan besar yang meBACA JUGA permukaan laut. HAL 14, 24, DAN 33-44 rupakan rangkaian Sesar Besar Sumatera,” Hujan dan angin tulis Bemmelen. yang mendera sepanjang Hingga awal abad ke-19, kawasan Kerinci masih menjadi siang hingga malam misteri bagi kolonial Belanda telah berhenti, langit ataupun Inggris. ”Lembah Kerinci belum diketahui orang cerah berbintang. Suhu Eropa karena letaknya jauh di 5 derajat celsius masih pedalaman,” tulis William Marsden dalam bukunya, The tertahankan karena History of Sumatra (1783). angin tak berembus. Padahal, jejak kehidupan di kawasan ini sebenarnya sudah sangat tua. Jejak itu berupa batuan megalitik berukir dan tempayan kubur yang berserakan di sepanjang lembah Kerinci.
Oleh PRASETYO EKO P, AGUNG SETYAHADI, dan AHMAD ARIF uncak Kerinci, 3.805 meter di atas permukaan laut, sudah di depan mata. Inilah puncak gunung api tertinggi di Nusantara. Sulit membayangkan, gunung api yang
P
Pendakian Dari hamparan kebun teh ”kayu aro” di Desa Kersik Tuo, lembah Kerinci, pendakian menuju puncak gunung api terting-
www.kompas.com
www.facebook.com/kompasfb
www.twitter.com/hariankompas www.twitter.com/kompasbreaking
Dukungan Belum Penuh
HAL
5
Heli AS Jatuh Lagi
HAL
9
Baca ”Kompas” Minggu Besok Dengan gesit dan tetap feminin, perempuan-perempuan cantik mengikuti lomba lari menggunakan sepatu berhak tinggi alias sepatu jinjit. Mengapa mereka begitu kukuh bersepatu jinjit? ”Sepatu high heels itu membuat diri terasa lebih seksi,” kata mereka. Apa boleh buat, industri kian menancapkan konsep status sosial dan sensualitas pada sepatu jinjit. Di belakang ribuan pasang sepatu berhak tinggi itu ada industri yang sebagian dikelola perempuan. Tercatat lebih dari 100 merek nasional. ”Indonesia pada setiap langkah”, semboyan mereka. Sosialita: Tania Gunadi, si mojang Bandung di Hollywood. ARSIP PRIBADI
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas berjalan turun setelah mencapai puncak Gunung Kerinci (3.805 meter di atas permukaan laut), Kamis (1/3). gi di Nusantara itu kami mulai. Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 ketika kami memasuki batas rimba. Para porter yang mengangkat ransel seberat masing-masing 30 kilogram segera melesat dan hilang di rimbun hutan Kerinci. Hanya tersisa dua pemandu
yang menemani perjalanan menapak lereng gunung yang dirimbuni hutan hujan tropis itu. Midun (28), kepala porter, mengingatkan agar tak terpisah dari rombongan karena hutan di lereng Kerinci ini menjadi salah satu habitat harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Pesan itu mengingatkan pada sosok patung harimau pada Tugu Macan di persimpangan Kersik Tuo menuju Batas Rimba. Sorot matanya tajam, mulutnya menyeringai memperlihatkan sepasang taring runcing. Patung (Bersambung ke hal 15 kol 1-4)
Dana untuk Anas Dikesampingkan Nazaruddin Dihukum 4 Tahun 10 Bulan Penjara JAKARTA, KOMPAS — Putusan majelis hakim mengesampingkan pembelaan Muhammad Nazaruddin bahwa uang di brankas Grup Permai mengalir untuk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Dalam sidang, Jumat (20/4), majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menilai, keterangan Nazaruddin soal aliran dana untuk Anas tidak relevan. Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, diadili untuk perkara suap dalam proyek wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. ”Sesuai fakta persidangan, (Bersambung ke hal 15 kol 5-7) BACA JUGA HAL 2
JEJAK NAZARUDDIN DALAM KASUS WISMA ATLET 21 April 2011 Wafid Muharam, Mindo Rosalina Manulang, dan Mohammad El Idris ditangkap KPK terkait kasus dugaan suap. 28 April 2011 Nama Nazaruddin mulai disebut ikut terlibat. 9 Mei 2011 Dewan Kehormatan Partai Demokrat memeriksa Nazaruddin. 13 Mei 2011 Nazaruddin dipindahkan dari Komisi III ke Komisi VII DPR. 23 Mei 2011 Nazaruddin diberhentikan dari jabatan Bendahara Umum Partai Demokrat. Nazaruddin ke Singapura lalu menjadi buronan dan bersembunyi di sejumlah negara. 30 Juni 2011 KPK menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka dugaan suap pembangunan wisma atlet. 6 Agustus 2011 Nazaruddin ditangkap di kota Cartagena, Kolombia. 13 Agustus 2011 Nazaruddin tiba di Indonesia dan ditahan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua. 18 Agustus 2011 Nazaruddin menjalani pemeriksaan perdana di KPK. 6 September 2011 Nazaruddin diberhentikan dari anggota DPR. 8 September 2011 Komite Etik KPK meminta keterangan Nazaruddin. 10 November 2011 Penahanan Nazaruddin dipindahkan ke Rutan Cipinang. 30 November 2011 Nazaruddin mulai diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta. 2 April 2012 Nazaruddin dituntut hukuman 7 tahun penjara, denda Rp 300 juta, subsider 6 bulan kurungan. 20 April 2012 Nazaruddin divonis 4 tahun 10 bulan penjara, denda Rp 200 juta, subsider 4 bulan kurungan.
Nilai proyek wisma atlet SEA Games 2011: Rp 191,6 miliar Kerugian negara: diperkirakan Rp 8,4 miliar Dakwaan: menerima gratifikasi sebesar Rp 4,675 miliar Vonis: 4 tahun 10 bulan penjara (20 April 2012) RZF
Sumber: Litbang ”Kompas”/YOG, diolah dari pemberitaan ”Kompas”
GUNAWAN
KEPALA DAERAH KORUP
Parpol Harus Hapus ”Uang Perahu” dari Calon JAKARTA, KOMPAS — Partai politik diharapkan memiliki komitmen untuk tidak meminta ”uang perahu” kepada para calon kepala daerah yang akan diusung dalam pemilihan umum kepala daerah. Uang perahu itulah yang menjadi salah satu sebab biaya politik dalam pilkada mahal. ”Hal yang penting sebenarnya adalah pendidikan bagi parpol agar parpol tidak mengutip uang perahu dari calon,” kata Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat A Hakam Naja, Jumat (20/4). Politikus Partai Amanat Nasional itu menjelaskan, selama ini tidak sedikit parpol yang meminta uang perahu, yakni uang yang diberikan kepada parpol sebagai kompensasi atas pengusungan calon kepala daerah. Uang perahu itulah yang menjadi salah satu sebab mahalnya biaya pilkada. Tingginya biaya politik ditengarai sebagai pemicu maraknya korupsi yang dilakukan kepala daerah. ”PAN sudah dengan tegas melarang ada uang perahu,” ujarnya. Pengurus daerah dan wilayah dilarang meminta uang perahu kepada calon gubernur dan calon
bupati/wali kota yang akan diusung. Menurut Hakam, semua parpol perlu membangun kesepahaman agar tidak lagi mengutip uang perahu dari calon kepala daerah. Masyarakat bisa mengajukan semacam pakta integritas agar parpol memilih calon kepala daerah berdasarkan kapasitas dan kualitas, bukan pertimbangan besar uang kompensasi. ”Masyarakat juga harus dididik agar jangan tergoda money politics,” kata Hakam. Solusi lain adalah membuat aturan pembatasan belanja kampanye. Jika dana kampanye dibatasi, biaya politik pun tidak akan mahal. Peneliti The Indonesian Institute, Hanta Yuda, juga sepakat pengeluaran kampanye perlu dibatasi. ”Mereka (kepala daerah) melakukan korupsi tidak pertama-tama karena serakah, tetapi karena harus membayar utang untuk kampanye,” katanya. Pembatasan pengeluaran kampanye, menurut Hanta, juga akan mencegah kandidat kepala/wakil kepala daerah untuk (Bersambung ke hal 15 kol 1-4) BACA JUGA HAL 4
KERUSAKAN HUTAN
Masyarakat Penyangga Tidak Pernah Dilibatkan BENGKULU, KOMPAS — Maraknya perusakan serta penghancuran hutan lindung, hutan produksi, dan taman nasional tidak terlepas dari pengabaian pemerintah terhadap masyarakat yang menetap di sekitar kawasan hutan. Mereka yang tinggal di penyangga hutan diminta menjaga tanpa disertai pemberian kesempatan menjadi bagian dari pengelolaan kawasan tersebut. ”Akibatnya, masyarakat penyangga cenderung mengambil manfaat ekonomi dari hutan. Ke-
sadaran mereka akan pentingnya kelestarian dan keberlanjutan hutan tak pernah dibangun. Saat ada pemodal datang menggoda dengan memberikan sejumlah uang untuk melakukan perambahan, mereka langsung mengikutinya,” kata ahli ekologi tropis Universitas Bengkulu, Dr Yansen, di Bengkulu, Jumat (20/4). Perusakan dan penghancuran hutan terus meningkat setiap tahun, tetapi jarang ditindak. Dari 12,3 juta hektar (ha) kawasan taman nasional darat di Indone-
sia, sekitar 30 persen di antaranya hancur akibat perambahan. Pemerintah pusat dan daerah masih saling lempar tanggung jawab mengatasi persoalan itu. Dampak perusakan hutan kian nyata diderita masyarakat di Provinsi Aceh. Selama empat tahun terakhir, kejadian banjir terus meningkat, yaitu 46 kali pada 2007, 170 kali pada 2008, 213 kali pada 2009, dan 250 kali pada 2010. Longsor pun demikian, yaitu 12 kejadian pada 2007, 37 kejadian pada 2008, 56 kejadian
pada 2009, dan 47 kejadian pada 2010. Ancaman kehancuran mengintai 112.000 ha Taman Hutan Rakyat Sultan Adam di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, akibat diserbu ribuan penambangan emas ilegal oleh rakyat. ”Saya minta tambang emas ilegal ditangani serius. Jika perlu, dilakukan operasi penertiban secara berkala setiap bulan agar aktivitas ilegal itu berhenti,” kata Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin.
Di Kalimantan Barat, dari 9,1 juta ha hutan yang ada, sekitar 2,3 juta ha di antaranya segera diputihkan. Lahan ini bakal menjadi perkebunan kelapa sawit, seperti 200.000 ha di Kabupaten Ketapang dan 28.000 ha di Bengkayang. ”Di kedua tempat tersebut tidak ada izin pelepasan kawasan dari Menteri Kehutanan, tetapi hutan sudah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit,” kata pengamat kehutanan di Kalimantan Barat, Soenarno. (ADH/HAN/WER/AHA/BAY)
UMUM
KO M PAS, SABTU, 2 1 A PRIL 2 01 2
15
Pesawat Jatuh dan Terbakar di Islamabad
p o l i t i k- e ko n o m i Tanya pada Rumput yang Bergoyang KO LO M
Oleh BUDIARTO SHAMBAZY ni cerita tentang praktik economic hit man yang merusak kebijakan energi kita. EHM bekerja untuk korporatokrasi atau jaringan kerja sama multinational corporations dengan lembaga internasional (Bank Dunia atau Dana Moneter Internasional), elite negara maju, dan Orde Baru. Salah seorang ikon korporatokrasi adalah mantan Wakil Presiden AS Dick Cheney yang mantan CEO Halliburton—kontraktor terbesar di dunia— dan sampai kini menjadi penasihat bisnis multinational corporations (MNC) itu. Cheney penganjur serbuan ke Irak dan Halliburton menikmati keuntungan dari ladang minyak Irak. Penyingkiran Presiden Saddam Hussein memang agenda korporatokrasi yang dulu membunuh Perdana Menteri Iran Mohammad Mosaddeq (1951-1953) yang menasionalisasi industri pertambangan. EHM mengatur terjadinya kecelakaan yang menewaskan Presiden Ekuador dan Panama. Jaringan korporatokrasi dimulai saat Bank Dunia atau IMF menyalurkan pinjaman untuk pembangunan megaproyek di negara miskin atas rekomendasi fiktif buatan EHM. Kredit cair dengan syarat tender pembangunan dihadiahkan kepada MNC atau mitra lokal atas restu korporatokrasi. Maka, negara miskin itu terjebak utang luar negeri yang tak akan bisa dilunasi sampai tujuh turunan. Sebaliknya, profit MNC atau mitra lokal naik setiap tahun selama proyek dikerjakan. Derita negara itu belum selesai. Selain gagal menyejahterakan rakyat, negara miskin itu juga tidak mampu membayar utang sehingga akhirnya ditekan korporatokrasi untuk menjual kekayaan alamnya, misalnya ladang minyak. Praktik EHM terjadi di megaproyek PLTU Paiton I dan II yang nilai proyeknya 3,7 miliar dollar AS. Megaproyek ini tak bermanfaat karena harga listrik yang dihasilkan 60 persen lebih mahal daripada Filipina atau 20 kali lebih mahal daripada AS. Dana pembangunan Paiton ngutang dari export credit agencies (ECA) negara-negara maju. Korupsi dimulai ketika 15,75 persen saham megaproyek itu disetor kepada kroni dan keluarga penguasa Orba. Kontrak-kontrak Paiton, mulai dari pembebasan lahan sampai monopoli suplai batubara, dihadiahkan tanpa tender kepada sejumlah MNC atau mitra lokal. Setelah Pak Harto lengser ing keprabon, baru ketahuan nilai proyek itu terinflasi 72 persen. Pemerintah menegosiasi ulang Paiton dengan argumen megaproyek itu hasil KKN. Kita selama 30 tahun harus bayar ganti rugi 8,6 sen dollar AS per kWh, padahal kemampuan kita cuma 2 sen. Supaya manut, eksekutif ECA itu mengancam akan meminta G-7 menyatakan Indonesia tukang ngemplang yang tidak layak dapat kredit lagi dari Bank Dunia atau IMF. Seperti biasa, kita manut. Industri minyak kita juga diperdayai korporatokrasi melalui perjanjian profit sharing agreement (PSA). Perjanjian ini bertujuan menghindari nasio-
I
AFP/AAMIR QURESHI
Petugas penyelamat mencari korban di antara puing pesawat Boeing 737 yang jatuh dan terbakar sebelum mendarat di bandara Islamabad di tengah cuaca buruk, Jumat (20/4). Otoritas lokal mengatakan, kecil kemungkinan 130 penumpang bisa selamat.
29 Mobil KPU ”Hilang” Anggota KPU 1999-2001 Minta Mobil Dihibahkan JAKARTA, KOMPAS — Kendati sudah lewat 11 tahun, komisioner dan pejabat Sekretariat Komisi Pemilihan Umum periode 1999-2001 masih saja belum mengembalikan fasilitas mobil dinas yang mereka terima. Sampai saat ini, 29 mobil jenis Toyota Kijang LGX tahun 1999 dianggap hilang. Masalah mobil inventaris KPU yang masih ditahan oleh anggota KPU periode 1999-2001 itu disampaikan Ketua KPU periode 2007-2012 Abdul Hafiz Anshary dalam serah terima jabatan KPU di Jakarta, Jumat (20/4). Pada acara tersebut, hadir Ketua dan Wakil Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar dan Ganjar Pranowo; Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Sutarman; anggota
KPU 2002-2007, Daan Dimara; serta tujuh anggota KPU periode 2012-2017. Hafiz mengatakan, setiap pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hilangnya 29 mobil inventaris ini selalu muncul. Akibatnya, status audit KPU selalu disclaimer (ditolak). ”Saya laporkan kepada anggota DPR, kan ada di sini, dikasih tahulah kepada (anggota KPU) yang baru bagaimana nanti.
Mungkin (anggota KPU) yang baru bisa mengambil kembali (mobil inventaris) itu, kerja sama dengan Pak Tarman. Pak, kalau perlu dipidanakan saja. Penggelapan itu, Pak,” tutur Hafiz dalam sambutannya. Hafiz mengatakan hal itu kepada Agun Gunanjar, Ganjar Pranowo, dan Sutarman.
Minta dihibahkan Secara terpisah, Sekretaris Jenderal KPU Suripto Bambang Setyadi mengatakan, ke-29 mobil tersebut tidak pernah dikembalikan oleh 25 anggota KPU dan empat pejabat sekretariat yang bertugas menyelenggarakan Pemilu 1999. Upaya persuasif sudah dilakukan, tetapi mereka menginginkan mobil dihibahkan. Hibah, menurut Suripto, tidak
bisa dilakukan. Anggota KPU dan pejabat sekretariat itu semestinya bisa memiliki dengan mengikuti lelang terbuka yang diterapkan untuk mobil berusia 10 tahun. Untuk mengembalikan mobil inventaris itu, kata Suripto, Hafiz pernah meminta bantuan Polda Metro Jaya sekitar tahun 2011. Sutarman mengatakan, pemidanaan atas penggelapan mobil aset KPU bisa dilakukan. Namun, belum ada laporan kepada polisi. ”Kalau ada laporan, pasti kami tindak lanjuti,” ujar Sutarman. KPU 1999-2001 terdiri atas 53 komisioner yang dipimpin Rudini. Sebanyak 48 di antaranya adalah perwakilan partai politik peserta pemilu dan lima lainnya adalah perwakilan pemerintah. (INA)
Menapak Puncak Gunung Api Tertinggi (Sambungan dari halaman 1)
harimau itu tampak mengintimidasi. Ia seperti memberi pesan, ”Sayalah raja di gunung ini!” Seiring kian parahnya kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat, konflik antara harimau sumatera dan warga kian kerap terjadi. Berdasarkan data lembaga HarimauKita, dari tahun 1998 hingga 2012 terjadi lebih dari 560 konflik. Konflik terbaru, M Syargawi (32), warga Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Jambi, ditemukan tewas akibat terkaman harimau saat mencari kayu di hutan pada 20 Januari 2012. Memasuki rimbunnya tajuk hutan, kisah itu menghantui benak meski tak ada kabar sebelumnya tentang pendaki Kerinci yang diterkam harimau. Kisah itu berkelindan dengan cerita tentang ”orang pendek” Kerinci yang kerap kami dengar sebelum pendakian. Riuh suara burung dan teriakan monyet mengiringi langkah kami yang tersaruk-saruk dedaunan dan ranting mati. Pe-
pohonan makin rapat, lumut melapisi kulit kayu mencipta suasana mistis. Matahari tak mencapai lantai hutan, mencipta jalanan temaram. Perjalanan dari Pintu Rimba hingga Pos III (2.186 mdpl) masih terhitung ringan karena jalur yang relatif landai dan hanya sesekali menanjak tajam. Setelah beristirahat sejenak, pendakian berlanjut menuju Shelter I (2.518 mdpl) untuk makan siang. Sejak dari sinilah jalan makin menanjak. Terlebih lagi, hujan mengguyur deras, membuat jalur licin dan beban di punggung kian berat. Hutan merapat, pohon-pohon besar menjulang berbalut lumut, membentuk lorong hijau. Kelelahan membuat kami melupakan soal harimau atau ”orang pendek”, berganti menjadi bagaimana secepatnya bisa menyelesaikan perjalanan hingga puncak. Jalan menanjak tanpa ampun. Bentang hutan lumut dan bunga kantong semar menjadi hiburan. Jalur menanjak melalui jalan setapak yang telah menjadi parit yang mengalirkan air deras. Be-
berapa kali kami terpeleset. Jalur ini juga harus melewati kanopi semak dan dahan-dahan pepohonan sehingga harus berjalan membungkuk. Pantas saja sepanjang pendakian tak sekalipun kami berpapasan dengan rombongan pendaki lain. Hujan yang kerap mengguyur membuat banyak pendaki menunda pendakian. Akhirnya, bau belerang tercium juga, menandakan kami telah mendekati Shelter II (3.071 m). Setelah mendaki selama sekitar 6,5 jam, kami tiba di shelter ini pukul 16.30 dan membangun tenda di sana. Menginap di Shelter II yang tertutup vegetasi menjadi pilihan terbaik untuk menghindari kemungkinan cuaca buruk, dibandingkan Shelter III (3.291 mdpl) yang terbuka. Malam itu kami tidur berbalut kekhawatiran karena hujan turun deras. Namun, cuaca berubah cerah saat dini hari, sekitar pukul 03.30, ketika kami bersiap mendaki ke puncak. Alam yang bersahabat seperti menghibur pendakian berat, melewati parit sempit sedalam
1,5 meter-2 meter dari Shelter II ke Shelter III. Rute ini kami lewati dengan hati-hati karena licin. Jalur pendakian berupa kerikil lepas yang melorot jika diinjak dan berada di gigir tipis diapit jurang. Di beberapa tanjakan, kami terpaksa harus merangkak karena kemiringan lebih dari 45 derajat dan diembus angin. Pukul 06.00, akhirnya kami sampai pada salah satu atap Sumatera. Di bawah puncak sempit itu, kawah Kerinci selebar 600 meter terus mengepulkan asap. Angin masih memihak dengan menerbangkan asap yang menguar dari kawah menjauh dari tempat kami berdiri. Dari puncak Kerinci, pemandangan amat memesona: kaldera Gunung Tujuh (1.950 mdpl) menyerupai cermin raksasa memantulkan sinar mentari pagi. Namun, keindahan itu dirusak pemandangan gundulnya sebagian lereng Kerinci akibat perambahan hutan yang meraja. Lihat Juga Video ”Pendakian Kerinci” di vod.kompas.com/kerinci
Parpol Harus Hapus ”Uang Perahu” dari Calon (Sambungan dari halaman 1)
mencari ”cukong” guna membiayai kampanye yang gila-gilaan. ”Kalau ada cukong, ada upaya balas jasa,” katanya. Pembatasan dana kampanye calon kepala daerah didorong untuk diatur dalam Undang-Undang Pilkada. Besar maksimal belanja kampanye dapat dirumuskan dengan mendasarkan pada jumlah pemilih. ”Misalnya, jumlah pemilihnya berapa, lalu satu pemilih dipatok Rp 1.000. Jadi, kalau pemilihnya 100.000 orang, belanja kampanye bisa diatur paling tinggi Rp 100 juta,” ujar
Hakam. Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Yan Herizal, menambahkan, UU Pilkada juga harus mengatur kewajiban calon dari parpol dan perseorangan untuk membuat rekening khusus dana kampanye. Rekening khusus dana kampanye harus didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum daerah. Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan M Fadjroel Rachman serta Ketua Dewan Pengurus Pusat PAN Bima Arya Sugiarto menyatakan, agar pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan, diperketat. ”Lembaga-lembaga pengawas perlu diperkuat. Jika mungkin, Komisi Pemberantasan Korupsi juga dilibatkan dalam pengawasan APBD,” kata Fadjroel. Menurut Bima Arya, lemahnya penegakan hukum dan kurangnya hukuman tidak memberikan efek jera. Karena itu, penting untuk lebih menegakkan hukum dan memberikan hukuman berat kepada koruptor. Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Sema-
rang, Nyoman Serikat Putrajaya juga menyatakan, diperlukan hakim-hakim di pengadilan tindak pidana korupsi yang berani dan tegas. Namun, gerakan sipil juga sangat penting. Menurut pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Susilo Utomo, pencegahan korupsi paling efektif adalah gerakan pemberdayaan masyarakat sipil. Gerakan masyarakat sipil yang kuat di Jawa Tengah terbukti memaksa penegak hukum memproses beberapa kepala daerah. (NTA/IAM/WHO/ATO)
nalisasi, seperti yang dilakukan PM Mosaddeq dan Presiden Bolivia Evo Morales. PSA seolah-olah menempatkan kita sebagai pemilik sah ladang minyak, sementara MNC ”kontraktor” saja. Namun, praktiknya, MNC mengontrol pengembangan ladang yang mendatangkan profit berlipat ganda, mirip praktik kolonialisme. Perjanjian ini ibarat pernikahan ideal antara kontrak bagi hasil yang secara politis seolah penting bagi kita sebagai majikan dan sistem kontrak berbasis konsesi/lisensi yang mendatangkan profit maksimal. Pemerintah seakan memegang kendali, padahal MNC yang punya ”kedaulatan nasional”. ”Klausul stabilisasi” PSA mengatakan, UU kita tidak berlaku bagi setiap kegiatan MNC dalam rangka memetik profit. UU tidak bisa jadi rujukan jika sengketa terjadi—yang berlaku hukum/arbitrase internasional yang tak kenal UU kita. ”Cerita sukses” PSA ini yang dijual EHM bernama Dan Witt yang bekerja untuk ECA di AS, International Tax and Investment Center. Witt, atas nama British Petroleum, Chevron Texaco, Total, dan Eni SpA, ”menggarap” Irak. IMF menyalurkan kredit untuk Irak sambil menetapkan syarat, termasuk mengurangi subsidi yang membuat harga bahan bakar minyak (BBM) meroket. Syarat lain, parlemen harus mengesahkan UU Perminyakan akhir 2006 dan IMF wajib disertakan dalam proses perumusannya. Witt yang bermodalkan best practices (senjata gombal Bank Dunia dan IMF) menjadi negosiator antara para pejabat Irak yang korup, IMF, dan MNC. Dan, semua untung, kecuali rakyat Irak. Nasib rakyat kita sama dengan rakyat Irak. Mungkin bukan hanya megaproyek Paiton yang menjebak kita pada ketergantungan energi. Masih banyak megaproyek lain. Ketergantungan tersebut semakin mencekam pada saat dunia saat ini mungkin sedang mengalami krisis minyak. Dan, setiap negara berupaya kuat dengan pertama-tama mempertahankan kepentingan nasional masing-masing. Presiden AS Barack Obama menaikkan pajak MNC serta akan menindak makelar dan spekulan BBM. Presiden Argentina Cristina Fernandez merenasionalisasi perusahaan minyak Spanyol, Repsol. Malaysia mempertahankan subsidi BBM. Bagaimana dengan kita? Kita bukan lagi produsen/anggota OPEC karena belum mau/mampu mengeksplorasi ladang baru yang bisa dijadikan cadangan, seperti yang dilakukan AS dan China. Misteri impor BBM masih belum terkuak karena Pansus DPR ”masuk angin”. Kini, muncul berbagai argumen ilmiah dari berbagai pihak yang masuk akal yang ingin mengakhiri dilema kebijakan energi kita yang sudah lama keliru. Sambutan terhadap niat baik itu bertepuk sebelah tangan, mengundang tanda tanya, dan belum tahu apa sebabnya. Kata Ebiet G Ade, ”Tanyakan pada rumput yang bergoyang.”
Dana untuk Anas Dikesampingkan (Sambungan dari halaman 1)
Kongres Partai Demokrat diselenggarakan di Bandung pada 21-23 Mei 2010. Sementara terdakwa menerima fee (komisi) proyek pembangunan wisma atlet pada Februari dan Maret 2011,” ujar Sofialdi, anggota majelis hakim. Karena itu, masalah aliran dana yang berada di brankas tak ada relevansinya dengan perbuatan Nazaruddin. Fakta ini sesuai dengan dakwaan jaksa. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) A Busyro Muqoddas menyebutkan, putusan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta itu komprehensif dan detail. ”Hakim mampu menggali fakta secara materiil,” ujarnya. KPK akan menggunakan putusan itu untuk menyelidiki dan menyidik kasus lain.
Dihukum 4 tahun 10 bulan Majelis hakim yang dipimpin Dharmawati Ningsih memutuskan, Nazaruddin sebagai penyelenggara negara terbukti menerima suap terkait proyek wisma atlet. Eks anggota DPR itu pun dijatuhi hukuman 4 tahun 10 bulan penjara, denda Rp 200 juta subsider 4 bulan kurungan, dan membayar biaya perkara. Menurut majelis hakim, proyek wisma atlet memang tak terkait dengan posisi Nazaruddin saat itu sebagai anggota Komisi III (Bidang Hukum) DPR. Namun, sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat, ia dianggap memiliki akses pada proyek itu. Akses itu yang dimanfaatkan PT Duta Graha Indah (DGI) Tbk untuk mendapatkan proyek wisma atlet melalui jasa Nazaruddin. Hal itu diperkuat dengan keterangan saksi yang menyebutkan adanya sejumlah pertemuan antara Nazaruddin dan politikus dari Partai Demokrat, seperti Angelina PP Sondakh, Mahyudin, serta Menteri Pemuda dan Olah-
raga Andi A Mallarangeng. Perte- ruddin dan penasihat hukumnya muan itu disebutkan terkait de- serta jaksa menyatakan pikir-pingan pembangunan kompleks kir. Mereka memiliki waktu tujuh olahraga di Hambalang, Kabupa- hari untuk menentukan sikap. ten Bogor, Jawa Barat. Nazaruddin juga memperke- Bagian proses peradilan nalkan anak buahnya, Mindo RoFirman Wijaya, penasihat husalina Manulang, dengan Angeli- kum Anas, menilai putusan mana. Keduanya disebut dalam pu- jelis hakim dalam kasus Nazatusan majelis hakim saling bertu- ruddin memberikan klarifikasi kar nomor telepon dan PIN bahwa tuduhan kepada Anas seBlackberry. lama ini tidak benar. Wajar jika Majelis hakim menyatakan, soal pemanfaatan dana milik NaNazaruddin terbukti menerima zaruddin untuk Anas itu dikesuap sebesar Rp 4,6 miliar dari sampingkan. PT DGI terkait pembangunan Namun, Guru Besar Hukum wisma atlet. Suap diberikan oleh Pidana dari Universitas IndoneManajer Pemasaran PT DGI ke- sia Indriyanto Seno Adji mengapada Nazaruddin melalui staf ba- takan, fakta dugaan keterlibatan gian keuangan PT Anak Negeri, Anas tetap bisa dipakai KPK unYulianis dan Oktarina Furi, da- tuk menelusuri keterlibatan Kelam bentuk lima lembar cek. tua Umum Partai Demokrat itu. ”Terdakwa mengetahui peneMenurut ahli hukum pidana rimaan lima lembar Gandjar Laksana, pucek sebagai bentuk tusan majelis hakim realisasi atas commityang mengesampingment fee PT DGI yang kan dugaan keterkadiserahkan oleh Moitan kasus itu dengan hammad El Idris keAnas amat wajar. Kepada PT Anak Negeri terangan saksi yang atas laporan Yulianis menyebutkan Anas http://kom.ps/ABRDHL selaku Wakil Direkdalam perkara wisma tur Keuangan kepada atlet sangat lemah terdakwa,” kata anggota majelis dan tak dapat dibuktikan. hakim, Herdi Agusten. Seperti Peneliti Pusat Kajian Antihalnya jaksa, majelis hakim juga korupsi Universitas Gadjah Mamenyebut PT Anak Negeri meru- da, Yogyakarta, Oce Madril, pakan bagian dari Grup Permai mengatakan, Anas belum sepeyang dikendalikan oleh terdak- nuhnya aman dari jeratan kasus wa. hukum. Masih ada kemungkinan Majelis hakim menyebutkan, Anas terjerat kasus Hambalang, Grup Permai adalah tempat pe- yang juga disinggung hakim. nerima komisi. Grup Permai itu Andi Mallarangeng menyerahmenjadi induk dari semua per- kan sepenuhnya kasus proyek usahaan yang dikendalikan Na- wisma atlet di Palembang, terzaruddin. masuk putusan terhadap NazaSoal penampungan komisi se- ruddin, kepada majelis hakim. bagai perantara mendapatkan ”Kita serahkan semua kepada proyek pemerintah kembali di- KPK dan pengadilan,” katanya. sebut hakim dalam pertimbang(ANA/NWO/BIL/FER/ an unsur penerimaan hadiah. FAJ/RAY/TRA) Nazaruddin disebut berkuasa seLihat Juga Video ”Nazacara de facto atas perusahaan PT ruddin Divonis Hakim” di Anak Negeri yang tergabung davod.kompas.com/divonislam Grup Permai. hakim Terhadap putusan itu, Naza-
STAF REDAKSI: Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung Kristanto, Myrna Ratna M., J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono, Johnny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudy, Chris Pudjiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Abun Sanda, Bre Redana, Maria Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Yovita Arika, Frans Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa, Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Imam Prihadiyoko, Sutta Dharmasaputra, Sri Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu Nugroho, Agus Mulyadi, Fandri Yuniarti, Ibrahimsyah Rahman, Elly Roosita, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing, Mulyawan Karim, Yuni Ikawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta Isworo Laksmi, Agnes Aristiarini, AW Subarkah, Soelastri, Ratih P Sudarsono, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra, Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro A T, Rakaryan Sukarjaputra, Eddy Hasby, Alif Ichwan, M. Clara Wresti, Korano Nicolash LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Messwati, Yunas Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Edna Caroline Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono Fitrianto, Sidik Pramono, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty, Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan, Yulia Sapthiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A, Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S., Gatot Widakdo, Budi Suwarna, Lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M. Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwi As Setyaningsih, Affan Adenensi Riza Fathoni, Fabiola Ponto, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andy Riza Hidayat, Khaerudin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli Triana, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Raditya Helabumi Jayakarna, Fransisca Romana Ninik, Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni Genthong, C. Wahyu Haryo P, Eny Prihtiyani, R. Benny Dwi Koestanto, Madina Nusrat, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu Aji Dewabrata, Ichwan Susanto, Fx. Laksana Agung Saputra, Nina Susilo, CAIRO: Mustafa Abdurahman, BANDUNG: Dedi Muhtadi, SEMARANG: Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono, TEGAL: Siwi Nurbiajanti, SOLO: Sri Rejeki, YOGYAKARTA: Thomas Pudjo Widijanto, MAGELANG: Regina Rukmorini, SURABAYA: Agnes Swetta Pandia, Anwar Hudiono, LAMONGAN: Adi Sucipto, MOJOKERTO: Abdul Lathif, PROBOLINGGO: Dahlia Irawati, MALANG: Dody Wisnu Pribadi, MADIUN: Runik Sri Astuti, JEMBER: Syamsul Hadi, BANYUWANGI: Siwi Yunita Cahyaningrum, DENPASAR: Ayu Sulistyowati, MATARAM: Khaerul Anwar, ENDE: Samuel Oktora, KUPANG: Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama, MANADO: Jean Rizal Layuck, PALU: Reny Sri Ayu, JAYAPURA: B. Josie Susilo Hardianto, MERAUKE: Erwin Edhi Prasetyo, MEDAN: Aufrida Wismi Warastri, M. Hilmi Faiq, BANDA ACEH: Mohamad Burhanudin, PEKANBARU: Syahnan Rangkuti, BATAM: Kris Razianto Mada, PADANG: Ingki Rinaldi, JAMBI: Irma Tambunan, BANJARMASIN: Defri Werdiono, PALANGKA RAYA: Dwi Bayu Radius, BALIKPAPAN: Lukas Adi Prasetyo GM LITBANG: F. Harianto Santoso GM SDM UMUM: Bambang Sukartiono MANAJER DIKLAT: Tony D. Widiastono
KOMPAS
KANTOR REDAKSI: Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 TELEPON: 534 7710/20/30, 530 2200 FAX: 548 6085/548 3581 ALAMAT SURAT (SELURUH BAGIAN): P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: Kompas Jakarta PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara SURAT IZIN USAHA PENERBITAN PERS: SK Menpen No. 013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta Keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR: No. 37/1965/11/A/2002 PERCETAKAN: PT Gramedia ISSN 0215 - 207X ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN DIREKTUR BISNIS: Hardanto Subagyo GM IKLAN: Elly Handojo TARIF IKLAN: Reguler (umum/display) BW Rp 105.000/mmk FC Rp 147.000/mmk, Klasika Batavia: 1 kolom Rp 50.000/mmk; mini (min 3brs, maks 12brs) Rp 45.000/baris; dukacita s/d 300 mmk Rp 39.000/mmk. Nusantara: 1 kolom Rp 58.500/mmk, mini (min 3 brs, maks 12 brs) Rp 55.000/baris, dukacita s/d 300 mmk Rp 46.000/mmk; belum termasuk PPN 10%, pembayaran di muka. Iklan dukacita untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 16.00 WIB BAGIAN IKLAN: Jl. Palmerah Selatan 15, Jakarta 10270 TELEPON: 5367 9909, 5367 9599 FAX: 5369 9080 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU 13.00-16.00; JL. GAJAH MADA 109-110A, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234, 260 1555 FAX: 260 1611 SENIN S/D JUMAT 08.30-16.00, SABTU 08.30-12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI (LANGGANAN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEPON (LANGSUNG): 260 1617-18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 S/D 1239 FAX: 260 1622 HARGA LANGGANAN: RP 78.000/BULAN REKENING: BNI 1946 Jakarta Kota No. 14132806 BRI Jakarta Kota No. 0019.01000168308 Giro Pos: A 13.444 BCA Jalan Gajah Mada No. 122 B-C-D Jakarta No. 012-393521-4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BAGIAN BISNIS): 5367 9909 DAN 5367 9599 ONLINE: http://www.kompas.com YAYASAN DANA KEMANUSIAAN KOMPAS: Rekening BCA cab Gajah Mada, Jakarta Nomor A/C 012.302143.3 E-MAIL:
[email protected] Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile). Untuk format digital, dikirim ke alamat
[email protected] atau
[email protected]. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di harian ”Kompas” dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian ”Kompas”. WARTAWAN ”KOMPAS” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.
Edisi Kompas 18 Januari
Judul KPK: Panggil Semua Nama
Isi Berita KPK menjadikan pengakuan Mindo Rosalina Manulang di
2012
Ketua Partai Tak Kebal Hukum
persidangan sebagai alat bukti. Tidak menutup kemungkinan nama-nama tersebut dipanggil oleh KPK. Jadi tidak ada yang namanya kebal hukum. KPK juga sudah memiliki calon tersangka baru dalam kasus wisma atlet.
Mallarangeng Membantah
KPK belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap nama-nama yang disebutkan oleh Mindo. Andi Mallarangeng mengatakan bahwa dirinya tidak terlibat. Dan jika KPK mempunyai bukti nyata, Andi siap diperiksa oleh KPK. KPK tetap menghargai apresiasi Mindo. Apalagi Mindo saat itu mendapatkan ancaman akan mati, dari banyak pihak. Tudingan atas beberapa kader Demokrat
yang terlibat,
dianggap sebagai tudingan tanpa dasar, yang bertujuan untuk menjatuhkan Demokrat.
No 1
Pertanyaan Penelitian Fakta-Fakta Teks Pertanyaan Berita Penelitian (Kode lihat koran)
Indikator
Karena
Problem identification (Define problem) a. Bagaimana suatu peritiwa dilihat?
Fakta-Fakta Teks Berita (Kode lihat koran) berita
ini
masalah apa yang VI 1, VI 2
merupakan hasil dari
diangkat?
persidangan
siapa saja yang VI 3, VI 4, VI 5
melibatkan
terlibat?
oknum
pihak mana saja VI 2, VI yang Narasumber?
dijadikan
13,
8
dan banyak yang
, VI 9, VI berkecimpung di ranah
VI 18, VI 19
hukum,memang jika
kasus
ditempatkan
tepat ini
masalah
hukum. Terlebih lagi ini
mengenai
kasus
korupsi. Unsur politik pasti ada karena orangorang yang didalamnya baik terdakwa
saksi
dan
merupakan
orang-orang
yang
berkecimpung di dunia politik. 2
Pengakuan Mindo yang Casual Interpretation ( Diagnose Causes ) a. Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa?
dijadikan
alat
siapa pihak yang VI 3, VI 4, VI 5
menguatkan
dituduh?
diposisi
adanya
pembuktian,
Mindo
yang
tidak
gugatan, VI 6, VI 11, VI 14
bersalah. Mindo bukan
ataupun
lagi tersangka.
akan
Namun pada
penyangkalan tuduhan?
bukti,
pihak
lain yang VI 18, VI 19, VI 20
dianggap benar ?
bagian Kompas
memberitakan sejumlah
bahwa kader
demokrat yang dituduh memiliki keterlibatan, bagaimana media VI 2, VI 3, VI 4, VI 5, itu menyampaikan fakta? b. Posisi Kompas sebagai media?
VI 6
tidak
ditambah pastinya dari
benar. belum
penyelidikan
KPK,
seolah
keberpihakan VI 18, VI 19, VI 20
menegaskan
bahwa
media? / kenetralan
beberapa
kader
fakta
demokrat
yang
yang
disampaikan
disebutkan Mindo itu tidak benar.
3
Sisini Moral
Evaluation
Judgement) a. Nilai moral
(Make
Moral
Kompas
memposisikan
bahwa
siapa yang salah? / VI 3, VI 4, VI 5
beberapa
kader
pihak
demokrat
yang
mana
yang
dianggap merugikan siapa yang benar? / pihak
mana
yang
dianggap dirugikan?
disebutkan oleh Mindo, VI 18, VI 19, VI 20
merupakan
korban.
Penyangkalan
yang
dilakukan
oleh
Demokrat
dalam
beberapa pemberitaan sebelumnya menguatkan Demokrat
posisi merupakan
pihak yang dirugikan
karena
mendapat
tuduhan tidak benar. 4
KPK
Treatment Recommendation a. penyelesaian
bagaimana komunikasi untuk selanjutnya?
VI 6, VI 7, VI 10 kompas edisi
segera
menjadwalkan pemeriksaan
terhadap
nama-nama
yang
disebutkan oleh Indo. Dan
segera
menemukan
bukti-
bukti
yang
terkait.
Apabila memang ada keterkaitan,segera diproses secara hukum.