JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
ISSN 2339-1723
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM Pawer Darasa Panjaitan, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui ketentuan mengenai prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam dan Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan tentang Prosedur Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor sesuai dengan fenomena penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data untuk memahami Prosedur Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor Pada PT. Federal Internasional Finance adalah dengan melakukan observasi, pengamatan, dan wawancara dengan bagian yang terkait. Berdasarkan analisa yang menggunakan analisis deskriptif tersebut, prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT Federal International Finance (FIF) terdiri dari tahap permohonan kredit, tahap permohonan pembiayaan, tahap pengecekan, tahap analisis kredit, tahap pengikatan kontrak, tahap pembayaran dealer dan tahap penagihan. Tetapi sering terjadinya kesalahan dalam tahap pengecekan yaitu ketidakcocokan antara hasil pemeriksaan dengan formulir aplikasi.
Kata kunci : Prosedur, Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor, Ketentuan Kredit
PENDAHULUAN Kendaraan merupakan suatu alat transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun kenaikan BBM setiap saat membuat biaya transportasi juga semakin meningkat. Semakin meningkatnya biaya transportasi menyebabkan harga-harga kebutuhan lainnya juga meningkat. Salah satu cara untuk dapat menekan biaya transportasi adalah dengan memiliki kendaraan sendiri terutama kendaraan bermotor. Namun kepemilikan kendaraan bermotor tidaklah mudah, mengingkat harga kendaraan yang tinggi. Oleh karena itu kehadiran lembaga keuangan bank maupun non bank dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari lembaga keuangan yang sudah tidak asing dikenal oleh masyarakat adalah bank. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang bertujuan untuk memberikan kredit, pinjaman dan jasajasa keuangan lainnya, sehingga dapat dikemukakan bahwa fungsi bank pada umumnya adalah melayani kebutuhan pembiayaan dan melancarkan mekanisme
sistem pembayaran bagi banyak sektor perekonomian. Pada kenyataannya lembaga keuangan yang disebut bank ini tidak cukup untuk menanggulangi berbagai keperluan dana dalam masyarakat, mengingat keterbatasan jangkauan penyebaran kredit dan keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh bank. Hal ini semakin nyata terlihat dari banyaknya bank-bank yang dilikuidasi. Kondisi demikan ini berdampak pada lemahnya perekonomian negara yang berbuntut pada semakin sulitnya mendapatkan dana segar yang sangat dominan dan dibutuhkan oleh dunia perekonomian. Menyikapi berbagai kelemahan yang terdapat pada lembaga keuangan bank dalam rangka menyalurkan kebutuhan dana yang diperlukan masyarakat, maka muncul lembaga keuangan bukan bank yang merupakan lembaga penyandang dana yang diantaranya yaitu PT. Federal Internasional Finance (FIF). Lembaga inilah yang kemudian dikenal sebagai lembaga pembiayaan yang menawarkan model-model formulasi baru dalam hal penyaluran dana terhadap pihak-pihak yang membutuhkannya seperti, leasing (sewa guna usaha), factoring
13 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
(anjak piutang), modal ventura, perdagangan surat berharga, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Pengertian lembaga pembiayaan keuangan bukan bank dapat dilihat dalam pasal 1 angka (4) Keppres No. 61 tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan, yaitu “Lembaga keuangan bukan bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna membiayai investasi perusahaan-perusahaan”. Namun pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) ini terdapat masalah dalam prosedur pemberian kredit yang menyebabkan para konsumen lebih memilih lembaga keuangan lain. Hal tersebut dapat dilihat dari data sebagai berikut: Tabel 1 Tabel Data Konsumen
ISSN 2339-1723
PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam?. 2. Apakah pelaksanaan prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam sudah efektif? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ketentuan mengenai prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2010, tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013 pemberian kredit kendaraan bermotor yang dilakukan PT. Federal Internasional Finance (FIF) kepada konsumen semakin menurun. Menurut salah satu konsumen PT. Federal Internasional Finance (FIF) penurunan jumlah konsumen ini disebabkan karena prosedur pemberian kredit dan ketentuan syaratsyarat dalam pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT. Federal Internasional Finance (FIF) lebih rumit dan lebih banyak dibanding dengan lembaga keuangan lain, selain itu menurut wawancara dengan pimpinan PT. Federal Internasional Finance (FIF) cabang Lubuk Pakam kurang telitinya dalam melakukan survey.
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Suatu prosedur diperlukan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, prosedur menguraikan dan menjelaskan tahaptahap yang harus dilaksanakan oleh unit-unit kerja dalam suatu perusahaan. Prosedur merupakan urutan pekerjaan atau kegiatan yang terencana dengan tujuan untuk menangani transaksi usaha yang berulang. Pengertian prosedur menurut pendapat M Nafarin adalah urutan-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Sedangkan menurut Mulyadi adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dari definisi diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah ketentuan mengenai pemberian kredit kendaraan bermotor pada
B. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” yang mempunyai arti Kepercayaan atau bahasa lainnya “creditium” yang mempunyai arti Kepercayaan atau
NO. TAHUN JUMLAH KONSUMEN 1 2010 251 konsumen 2 2011 247 konsumen 3 2012 242 Konsumen 4 2013 197 Konsumen Sumber: Manajemen PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam
14 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
Kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Maksudnya seseorang atau badan yang memberikan kredit (Kreditur) percaya bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian dan penerima kredit (Debitur) memperoleh kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Secara praktis kredit dapat di artikan sebagai penyedia dana oleh pihak bank yang dapat dipergunakan oleh nasabah dengan syarat yang telah disepakati bersama. Pengertian kredit menurut Komaruddin Sastradipoera adalah penyedia uang atau tagihan (yang di samakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga yang ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan menurut kamus besar akuntansi yang dimaksud kredit adalah Kemampuan individu atau perusahaan yang diakui untuk mempertimbangkan uang dengan prospek pembayaran secara tepat. 1. Unsur-Unsur Kredit Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau kata lain kata kredit mengandung unsur-unsur yang dieratkan menjadi satu, sehingga jika kita berbicara tentang kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam pemberian kredit menurut Kasmir adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan. Yaitu keyakinan dari pihak kreditur bahwa prestasi yang diberikannya baik itu uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu kredit. b. Kesepakatan. Selain unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara kreditur dengan debitur. c. Jangka waktu kredit. Jangka waktu yaitu batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.
ISSN 2339-1723
d.
Resiko. Akibat adanya tenggang waktu maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet suatu pemberian kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya. e. Balas jasa. Yaitu merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemverian suatu kredit. Sedangkan menurut Thomas Suyanto, unsurunsur yang terdapat dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut: a. Unsur Kepercayaan Unsur keyakinan meliputi keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan akan baik dalam bentuk uang, barang, jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Unsur Waktu Yang dimaksud dengan unsur waktu adalah masa yang memisahkan antara pemberian prestasi-prestasi yang akan diterimanya pada masa yang akan datang. c. Unsur Degree of risk Tingkatan resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. d. Unsur Prestasi. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa. 2. Fungsi Kredit Kredit pada awal berkembangnya mengarah pada fungsi merangsang kedua belah pihak (Kreditur dan Debitur) untuk saling menolong dalam mencapai pemenuhan kebutuhan, baik dalam bidang usaha atau kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat menunjang prestasi-prestasi yang lebih tinggi dari kemajuan usahanya itu sendiri. Bagi pihak yang memberikan kredit, secara material harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit dan secara spitirual mendapat kepuasan dengan dapat membantu pihak lain mencapai tujuannya.
15 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
Dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan, fungsi kredit menurut Kasmir antara lain adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan daya guna uang. Memberikan pinjaman uang kepada pengusaha yang memerlukan dana untuk kelangsungan usahanya berarti mendayagunakan uang itu secara benar. b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Pemberian kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan adanya alat pembayaran yang baru seperti bilyet giro, cek, wesel dan sebagainya. Pemberian kredit uang dalam bentuk tunai juga meningkatkan peredaran daya guna uang kartal. c. Meningkatkan daya guna dan peredaran uang. Para pengusaha di bidang industri memerlukan banyak modal untuk membiayai usahanya. Sebagian dari pengusaha itu ada yang menggunakan modal tanpa dari kredit (pinjaman). Dengan uang pinjaman itu mereka menjalankan usaha membeli bahan baku yang kemudian memproses bahan baku itu menjadi bahan jadi sehingga daya guna barang itu meningkat. d. Sebagai salah satu stabilitas ekonomi. Untuk meningkatkan keadaan ekonomi dari keadaan kurang sehat ke keadaan yang lebih sehat, biasanya kebijaksanaan pemerintah diarahkan kepada usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat mengendalikan inflasi, dan mendorong kegiatan eksport. e. Meningkatkan kemauan berusaha. Kemampuan para pengusaha untuk mengadakan modal sendiri bagi usahanya terbatas bila dibanding dengan keinginan dan peluang yang ada untuk melakukan usahanya. Untuk itu pemberian kredit dapat lebih meningkatkan kegairahan berusaha. f. Meningkatkan pemerataan pendapatan. Para pengusaha dapat memperluas usahanya dengan bantuan modal dari kredit. Biasanya perluasan usaha ini memerlukan tenaga kerja tambahan, hal ini sama saja dengan dengan membuka kesempatan kerja, dan juga membuka peluang adanya pemerataan pendapatan.
ISSN 2339-1723
g.
Meningkatkan hubungan internasional. Bantuan kredit dapat dilaksanaan dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan dalam negeri mempunyai kemungkinan untuk menerima bantuan kredit atau lembaga keuangan luar negeri, demikian juga sebaliknya. Sedangkan menurut Muchdasyah Sinungan fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian adalah sebagai berikut: a. Kredit dapat meningkatkan utilitas (kegunaan) dari uang. Keberadaan uang atau modal yang disimpan oleh para pemilik uang atau modal pada suatu lembaga keuangan (bank) atau sejenisnya, akan disalurkan oleh lembaga keuangan tersebut kepada sektor-sektor usaha produktif. b. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Melalui kredit, peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih berkembang karena kredit menciptakan mobilitas usaha sehingga penggunaan uang akan bertambah, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. c. Kredit dapat meningkatan kegairahan berusaha. Dengan adanya kredit, pihak peminjam atau yang diberi kredit akan bekerja semaksimal mungkin agar dari usaha yang dijalaninya dihasilkan keuntungan yang besar sehingga dapat melunasi kredit tersebut. d. Kredit sebagai salah satu alat pengendalian stabilitas moneter. Kebijakan kredit bisa digunakan untuk menekan laju inflasi, yaitu dengan menyalurkan kredit hanya pada sektor-sektor usaha yang produktif dan sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh pada hajat hidup masyarakat. e. Kredit sebagai sarana peningkatan pendapatan nasional. Dengan banyaknya pengusaha baik dari industri skala kecil maupun besar yang mendapatkan fasilitas kredit, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka dan secara nasional diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan nasional. 3. Jenis-Jenis Kredit Beragam jenis usaha menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga
16 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Kredit dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, tergantung pada jenis kegiatannya. Berikut jenis kredit menurut Taswan: 1) Jenis kredit menurut bentuknya. a) Kredit rekening koran Dalam hal ini debitur diberi hak untuk menarik dana dalam rekening korannya sampai dengan sebesar plafon yang ditetapkan bank. Pelunasan pokok kredit dilaksanakan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit secara umum dihitung secara harian berdasarkan bukti debet (outstanding credit) atau nilai ratarata bukti debet setiap bulannya. b) Installment loan Kredit yang angsuran pokok dan bunganya dilakukan secara teratur menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank dengan debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa kredit tersebut. 2) Jenis kredit menurut jangka waktu. a) Kredit jangka pendek Yaitu Kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. b) Kredit jangka menengah Yaitu Kredit yang berjangka waktu antara satu sampai dengan tiga tahun. c) Kredit jangka panjang Yaitu Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. 3) Jenis kredit menurut kegunaannya. a. Kredit Modal kerja Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja usaha, misalnya untuk pembelian barang dagangan. b. Kredit investasi Kredit yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha, misalnya kredit untuk membangun pabrik, membeli mesin dan memyiapan infrastruktur lainya. c. Kredit konsumtif Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini sering disebut juga personal loan.
ISSN 2339-1723
C. Prinsip-prinsip Perkreditan Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya criteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benarbenar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. Menurut Kasmir analisis 5C adalah sebagai berikut: a. Character. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. b. Capacity (Capability). Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. c. Capital. Artinya setiap nasabah yang mengajuklan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Colleteral. Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. e. Condition. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang datang sesuai dengan sektor masing-masing. Sedangkan analisis 7P menurut Kasmir adalah sebagai berikut: a. Personality. Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. b. Party. Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atu golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
17 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
c.
d.
e.
f.
g.
Purpose. Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacammacam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan. Prospect. Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Payment. Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Profitability. Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. Protection. Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
D. Pengertian Pemberian Kredit Pengertian pemberian kredit menurut Indra Bastian adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungannya. E. Prosedur Pemberian Kredit Sebelum menerima pengajuan kredit dari debitur, kreditur harus berusaha mengumpulkan data debitur, baik melalui data langsung dari debitur sendiri maupun yang diperoleh melalui wawancara dengan berbagai pihak, dan investigasi terhadap aspek-aspek penunjang lainnya. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan prosedur pemberian kredit menurut Kasmir adalah:
ISSN 2339-1723
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengajuan berkas-berkas. Dalam hal ini pemohon kredit yang dituangkan dalam suatu proposal kemudian dilampirkan dengan berkas-berkas lainya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal pinjaman kredit hendaknya yang berisi antara lain: 1) Latar belakang perusahaan, seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan. 2) Maksud dan tujuan 3) Besarnya kredit dan jangka waktu 4) Cara permohonan mengembalikan kredit 5) Jaminan kredit Penyelidikan berkas pinjaman. Penyelidikan berkas pinjaman bertujuan untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankkan belum atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaliknya permohonan kredit dibatalkan. Wawancara ke I. Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk menyakini apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Pemerikasaan ke lapangan (On the spot). Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan atau jaminan kemudian hasil On the spot dicocokan dengan hasil wawancara satu. Kegiatan ini bersifat rahasia dan tidak diketahui nasabah, sehingga apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Wawancara ke II. Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. Keputusan kredit. Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasi. Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan tim, begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim
18 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 7. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputusknnya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan surat perjanjian atau persyaratan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur langsung atau melalui notaris. 8. Realisasi kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka tabungan di bank yang bersangkutan. 9. Penyaluran atau penarikan data. Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit. Berdasarkan penjelasan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit bermanfaat untuk mendeteksi kegiatan pengendalian dan pengawasan terhadap proses pemberian kredit, juga membantu meminimalisir permasalahan kredit sehingga dapat membantu manajemen untuk menyingkap penyimpangan-penyimpangan pada area tertentu di bagian kredit, sehingga dapat mendorong pemberian kredit yang efektif. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode dengan pendekatan kualitatif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada penggambaran yang mendukung analisa tersebut, analisis ini menekankan pada pemahaman mengenai masalah – masalah dalam kehidupan sosial
ISSN 2339-1723
berdasarkan kondisi realitas dan natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci yang sifatnya menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ketentuan Mengenai Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor Pada PT.Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam Tahap awal pelaksanaan perkreditan adalah pengajuan permohonan kredit oleh calon debitur kepada pihak PT Federal International Finance. Adapun hal yang harus diperhatikan oleh calon debitur pada waktu pengajuan kredit adalah sebagai berikut: Ketentuan umum Ketentuan umum kredit kendaraan bermotor yang diberikan PT Federal International Finance adalah sebagai berikut: 1) Syarat umum Syarat umum yang harus dicantumkan dalam pengajuan pemilikan kendaraan bermotor PT Federal International Finance diantaranya adalah sebagai berikut: a) Fotocofy Kartu Tanda Penduduk i. Jika sudah menikah, fotocofy KTP suami / istri. ii. Jika belum menikah, fotocofy KTP pribadi b) Fotocofy Kartu Keluarga c) Fotocofy surat pajak bumi dan bangunan (PBB) d) Slip gaji atau surat keterangan usaha. e) Surat persetujuan i. Jika konsumen pribadi, maka surat persetujuan suami/istri. ii. Konsumen perusahaan, surat persetujuan dari komisaris perusahaan. 2) Mengisi formulir permintaan pembiayaan Formulir permintaan pembiayaan kendaraan bermotor yang harus diisi oleh calon debitur diantaranya berisi tentang: a. Data pribadi Data pribadi merupakan biodata yang telah diisi secara lengkap oleh calon debitur berdasarkan keterangan Kartu Tanda Penduduk dan keteranganketerangan lain. b. Data Pekerjaan Data pekerjaan merupakan keterangan mengenai pekerjaan calon debitur saat ini
19 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
dan pekerjaan sebelumnya. Yang meliputi jenis pekerjaan, jabatan, departement, lama bekerja, serta memuat nama tentang perusahaan, bidang usaha, dan alamat perusahaan. Data pasangan Data pasangan merupakan keterangan mengenai biodata pasangan (Suami/Istri) calon debitur berdasarkan surat keterangan tanda penduduk. Data pekerja Suami atau Istri Data pekerja Suami atau Istri merupakan keterangan pekerjaan dari pasangan calon debitur baik suami atau istri. Data Badan Usaha Data badan usaha yaitu keterangan mengenai biodata badan usaha (Jika pemohon Badan usaha) yang meliputi nama, bentuk, bidang, alamat, pemegang saham, susunan pengurus dan keterangan lain mengenai badan usaha tersebut. Data kendaraan Data kendaraan menerangkan tentang gambaran umum yang akan dibeli oleh konsumen. Data kendaraan meliputi keterangan tentang jenis kendaraan (bekas atau baru), merk beserta type, warna kendaraan, tahun pembuatan, nama dealer/showroom. Jika kendaraan bekas data yang harus diisi meliputi tanggal berlaku Surat Tanda Nomor Kendaraan, no.polisi, no.rangka, no.mesin, no.Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, dan atas nama. Data penjamin Data penjamin merupakan data tambahan dari pihak ketiga yang berisi tentang jenis penjamin, nama penjamin, alamat, hubungan dengan pemohon, dan keterangan-keterangan lain berdasarkan kartu tanda penduduk atau surat keterangan yang berlaku dan sah. Data penghasilan Data penghasilan menerangkan tentang penghasilan perbulan dari calon debitur. Data asset yang dimiliki Data asset yang dimiliki berisi tentang jenis dan jumlah asset diluar pengahsilan pokok yang dimiliki oleh calon debitur. Perhitungan kredit Perhitungan kredit berisi tentang perhitungan harga kendaraan yang akan
ISSN 2339-1723
dikredit, meliputi besarnya bunga per bulan dan besarnya uang muka yang telah ditentukan oleh calon debitur serta perhitungan jumlah dan besaran angsuran. B. Prosedur Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor pada PT Federal International Finance (PT.FIF) Lubuk Pakam Prosedur kredit adalah tahapan yang harus dilalui sebelum kredit diberikan untuk menilai kelayakan calon debitur. Berdasarkan hasil evaluasi penulis selama melaksanakan penelitian pada PT Federal International Finance, didalam prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor menetapkan langkahlangkah yang harus ditempuh oleh calon debitur mulai dari pengajuan permohonan untuk pemberian kredit sampai dengan tahap pencairan kredit. Berikut ini adalah prosedur dari pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT Federal International Finance: 1. Tahap permohonan kredit dari dealer ke PT. Federal international finance. Calon debitur pertama-tama datang ke dealer atau showroom PT. Federal international finance untuk membeli kendaraan bermotor dengan cara pembayaran secara kredit, dengan menentukan PT. Federal international finance sebagai pihak yang mendanai fasilitas pembiayaan tersebut. Dalam tahap ini setelah pihak dealer menerima pesanan kendaraan bermotor dari debitur, pihak dealer akan mengajukan surat permohonan kredit kepada PT. Federal international finance, dimana PT. Federal international finance merupakan lembaga pembiayaan yang bertugas untuk memperhitungkan besarnya kredit dan banyaknya angsuran yang dibebankan kepada pihak debitur. 2. Tahap permohonan pembiayaan Kemudian calon debitur akan mengisi form aplikasi dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk kemudian diajukan kepada PT. Federal international finance. 3. Tahap pengecekan atau survey Berdasarkan aplikasi dari permohonan, maka section operational akan melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian
20 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
4.
formulir aplikasi tersebut dengan melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan informasi yang telah diterima, dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut: a. Kunjungan ketempat calon peminjam. b. Pengecekan ke tempat lain, misalnya tempat usaha. c. Observasi secara umum atau khusus Laporan hasil survey ini kemudian diserahkan oleh section operasional kepada credit head untuk dianalisis. Apabila hasil survey menunjukan bahwa keadaan calon debitur tidak sesuai dengan data-data yang tercantum dalam form aplikasi permohonan pembiayaan, maka section operasional dapat langsung menolak permohonan pembiayaan tanpa melalui persetujuan koordinator credit head dan kepala cabang PT. Federal international finance. Tahap analisis kredit Bagian credit head akan menganalisis dan memberikan kesimpulan mengenai laporan hasil survey berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh section operational. Dalam pemberian kredit PT. Federal international finance sangat terpaku pada prinsip 5C yaitu: a. Character Penilaian ini berdasarkan reputasi konsumen dan latar belakang atas pengalaman calon konsumen dalam memenuhi kewajibannya terhadap perusahaan, selain itu pemohon tidak termasuk dalam daftar hitam maksudnya pemohon tidak pernah terdaftar kredit macet pada bank lain. b. Capacity Penilaian ini diutamakan pada kemampuan calon debitur untuk dapat membayar angsuran yang telah ditetapkan perusahaan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. c. Capital Penilaian atas modal yang disetor dapat berupa uang muka yang diberikan oleh konsumen atau pemohon kepada pihak PT Federal International Finance. d. Collateral Pada umunya setiap aktivitas pemberian kredit diperlukan suatu agunan yang digunakan sebagai suatu
ISSN 2339-1723
5.
sumber pembayaran kembali kredit jika konsumen mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya dikemudian hari. e. Condition Penilaian ini dititikberatkan pada kondisi atau keadaan politik, social, ekonomi dan budaya yang akan mempengaruhi pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinan dapat mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit yang telah diberikan. Setelah selesai dianalisis, data-data laporan hasil survey diberikan kepada coordinator credit head untuk direkomendasikan kepada kepala cabang apakah pemohonan tersebut disetujui atau ditolak. Persetujuan atau penolakan pembiayaan ditentukan oleh kepala cabang dengan mempertimbangkan hasil survey dan analisis yang teah dilakukan. Apabila permohonan pembiayaan ditolak, maka konsumen akan diberitahu melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka PT Federal International Finance siap mengadakan pengikatan kontrak perjanjian pembiayaan konsumen. Tahap pengikatan kontrak perjanjian pembiayaan konsumen Setelah permohonan pembiayaan disetujui oleh kepala cabang, maka tahap berikutnya adalah tahap pengikatan kontrak perjanjian yang harus diisi oleh calon debitur adalah sebagai berikut: a. Surat perjanjian pembiayaan konsumen dengan penyerahan hak milik secara fisudia menerangkan fasilitas dana pembiayaan kepada debitur. b. Daftar keabsahan surat-surat kendaraan dan pernyataan dimana keabsahan surat-surat tersebut berisi tentang gambaran kondisi kendaraan serta kelengkapannya. c. Surat pernyataan debitur dimana surat ini terdiri dari tiga jenis surat pernyataan telah diperolehnya fasilitas pembiayaan dari PT Federal International Finance, surat pernyataan telah bersedianya calon debitur membaliknamakan STNK dan BPKB, surat pernyataan yang memberikan
21 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
persetujuannya untuk mengadakan pemblokiran atas hak sampai seluruh hutang-hutangnya dibayar lunas. d. Surat pernyataan bersama merupakan perjanjian antara PT Federal International Finance dengan dealer. 6. Tahap pembayaran kepada dealer Setelah barang diserahkan oleh dealer kepada debitur, selanjutnya dealer akan melakukan penagihan kepada PT Federal International Finance dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut: a. Kuitansi penuh b. Kuitansi uang muka dan atau bukti pelunasan uang muka. c. Bukti pengiriman dan surat tanda penerimaan barang d. Surat pernyataan BPKB 7. Tahap penagihan atau monitoring pembayaran Setelah seluruh proses pembayaran kepada dealer dilakukan, proses selanjutnya adalah pembayaran angsuran dari debitur sesuai dengan jabwal yang telah ditentukan. Collection department akan mengawasi pembayaran angsuran berdasarkan jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan dan berdasarkan system pembayaran yang diterapkan PT Federal International Finance. Apabila seluruh kewajiban debitur telah dilunasi, maka kreditur akan mengembalikan semua surat-surat dan bukti-bukti pemilikan kendaraan termasuk BPKB. C. Analisis Ketentuan Mengenai Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor Pada PT.Federal Internasional Finance (FIF) Lubuk Pakam Ketentuan pemberian kredit adalah suatu aturan atau syarat yang ditentukan oleh PT Federal International Finance yang harus dipenuhi oleh calon debitur sebelum mengajukan permohonan kredit. Adapun ketentuan pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT Federal International Finance terdiri dari ketentuan umum dan syarat umum. Menurut hasil penelitian yang penulis dapatkan dilapangan, bahwa ketentuan pemberian kredit pada PT Federal International Finance terdiri dari: 1. Ketentuan umum yaitu:
ISSN 2339-1723
a.
Uang muka dan angsuran pembiayaan berbeda-beda tergantung pada merk dan type kendaraan. b. Ketentuan umur calon debitur 21 tahun sampai dengan 60 tahun. c. Jangka waktu kredit antara 1 sampai 5 tahun. d. Gaji calon debitur melebihi 4x angsuran. Untuk ketentuan umum ini ada salah satu ketentuan yang memberatkan bagi calon debitur yaitu gaji calon debitur melebihi 4x angsuran, hal tersebut yang membuat calon debitur yang penghasilannya kurang dari 4x angsuran lebih memilih lembaga keuangan lain. 2. Syarat umum a. Fotocofy Kartu Tanda Penduduk. b. Fotocofy Kartu Keluarga. c. Fotocofy surat pajak bumi dan bangunan (PBB). d. Slip gaji atau surat keterangan usaha. e. Surat persetujuan. Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi oleh calon debitur tidak ada masalah dan tidak ada syarat yang memberatkan bagi konsumen. 3. Mengisi formulir permintaan pembiayaan Calon debitur mengisi data pribadi, data pekerjaan, data pasangan, data pekerjaan suami atau istri, data badan usaha, data kendaraan, data penjamin, data penghasilan, data asset yang dimiliki, dan data perhitungan kredit. Seluruh data-data yang harus diisi tidak memberatkan bagi konsumen. D. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor pada PT Federal International Finance (FIF) Lubuk Pakam Prosedur pemberian kredit adalah suatu tahapan atau langkah-langkah yang harus dilalui sebelum kredit diberikan untuk menilai kelayakan calon debitur. Prosedur pemberian kredit pada PT Federal International Finance terdiri dari tujuh tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Tahap permohonan kredit dari dealer kepada PT Federal International Finance yaitu Calon debitur pertama-tama datang ke dealer sebelum ke PT. Federal
22 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
2.
3.
4.
5.
6.
7.
international finance untuk membeli kendaraan bermotor dengan cara pembayaran secara kredit. Tahap ini membuat konsumen rumit karena harus mendatangi terlebih dahulu dealer sebelum langsung datang kepada PT. Federal international finance. Akan lebih baik apabila PT. Federal international finance menyediakan secara langsung kendaraan yang akan dikreditkan dan akan membuat konsumen merasa lebih mudah. Tahap permohonan pembiayaan, pada tahap ini calon debitur akan mengisi formulir aplikasi dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk kemudian diajukan kepada PT. Federal international finance. Sama halnya dengan tahap pertama, pada tahap ini konsumen masih harus mendatangi dealer. Tahap pengecekan yaitu melakukan survey dengan meninjau langsung ke tempat calon debitur. Tahap ini sudah baik diterapkan PT. Federal international finance tujuannya untuk mengetahui keadaan konsumen yang sebenarnya. Tahap anlisis kredit yang diterapkan PT. Federal international finance sudah baik karena PT. Federal international finance menerapkan prinsip kredit yaitu prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition). Tahap pengikatan kontarak perjanjian, setelah permohonan pembiayaan disetujui oleh kepala cabang, maka tahap berikutnya adalah tahap pengikatan kontrak perjanjian pembiayaan konsumen. Sudah baik diterapkan oleh PT. Federal international finance alasannya untuk menghindari konsumen yang tidak membayar angsurannya dan apabila konsumen tidak mampu melunasi kewajibannya maka PT. Federal international finance mempunyai hak untuk mengambil barang-barang yang menjadi jaminan konsumen . Tahap pembayaran kepada dealer dilakukan apabila barang sudah diterima oleh debitur yaitu PT. Federal international finance membayar sejumlah uang atas pembelian kendaraan bermotor debiturnya dari dealer. Tahap penagihan atau monitoring pembayaran yaitu pembayaran angsuran
ISSN 2339-1723
dari debitur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor PT Federal International Finance terlalu rumit bagi konsumen yang akan mengajukan permohonan kredit karena konsumen harus mendatangi terlebih dahulu dealer selanjutnya mendatangi PT Federal International Finance. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada PT Federal International Finance (FIF) yang didukung teori yang ada dan telah dipelajari dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat ketentuan pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT Federal International Finance (FIF) yang memberatkan calon debitur yaitu gaji calon debitur melebihi 4x angsuran. Sedangkan untuk syarat yang harus dipenuhi tidak memberatkan konsumen. 2. Prosedur pemberian kredit kendaraan bermotor pada PT Federal International Finance (FIF) terdiri dari tahap permohonan kredit, tahap permohonan pembiayaan, tahap pengecekan, tahap analisis kredit, tahap pengikatan kontrak, tahap pembayaran dealer dan tahap penagihan. Tetapi sering terjadinya kesalahan dalam tahap pengecekan yaitu ketidakcocokan antara hasil pemeriksaan dengan formulir aplikasi. Saran Setelah meneliti tentang pelaksanaan prosedur pemberian kredit di PT Federal International Finance (FIF) Lubuk Pakam, penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak PT Federal International Finance (FIF) khususnya yaitu: 1. Sebaiknya PT Federal International Finance (FIF) lebih meringankan dalam hal ketentuan kredit sehingga calon debitur tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan PT Federal International Finance (FIF). 2. Ketelitian bagian section operational dalam melakukan tahap pengecekan untuk
23 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES Oktober 2014, Volume 2, No. 2, 13-24
menentukan para pemohon kredit yang layak dan tidak layak agar lebih ditingkatkan karena untuk menyesuaikan informasi yang telah didapat dalam formulir aplikasi.
ISSN 2339-1723
DAFTAR PUSTAKA
Supangat, Andi. 2007. Bandung: Pustaka.
Statistika
Bisnis.
Susanto, Azhar . 2007. Sistem Informasi. Edisi Pertama. Bandung: Lingga Jaya. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Kasmir. 2005. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Keempat. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sastradipoera, Komaruddin. 2008. Pengantar Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.Gramedia Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nasir, M. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalic Indo. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Salemba Empat. Rosgandika, Mulyana. 2005. Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Metodologi
Sinungan, Muchdasyah. 2000. Manajemen Kredit. Jakarta : Bumi Aksara. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabetis. Taswan. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Suyatno, Thomas. 2003. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
24 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE (FIF) LUBUK PAKAM