PROPOSAL PRORAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “RaPDe” (Rapid Pesticide Detector): INOVASI DETEKTOR PESTISIDA PADA SAYURAN YANG CEPAT, PRAKTIS DAN ECO-FRIENDLY
BIDANG KEGIATAN: PKM KARSACIPTA
Diusulkan Oleh: Ratyawisnu Fahmiaji Winarto (125100107111059) Angkatan 2012 Muhammad Ainul Yaqin (125100107111001) Angkatan 2012 Velarida Esa Sakti (135100101111066) Angkatan 2013
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
i
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii DAFTAR ISI .....................................................................................................iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi RINGKASAN .................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................................... 3 1.4 Luaran Yang Diharapkan ....................................................................... 3 1.5 Manfaat ................................................................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3 2.1 Sayuran ................................................................................................. 3 2.1.1 Produktivitas per Tahun .............................................................. 3 2.1.2 Preferensi Masyarakat ................................................................. 4 2.2 Pestisida ............................................................................................... 4 2.2.1 Definisi ........................................................................................ 4 2.2.2 Jenis ............................................................................................. 4 2.2.3 Tindakan Abusif Pestisida .......................................................... 5 2.2.4 Bahaya bagi Manusia .................................................................. 5 2.3 Biosensor............................................................................................... 6 2.3.1 Definisi ........................................................................................ 6 2.3.2 Macam Komponen Biologis ....................................................... 6 2.3.3 Macam Transducer ...................................................................... 6 BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................. 6 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................ 6 3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 6 3.3 Prosedur Pelaksanaan............................................................................. 7 3.3.1 Desain RaPDe .............................................................................. 7 3.3.2 Fabrikasi Biosensor ...................................................................... 8 3.3.3 Pengambilan Sampel Sayur ......................................................... 8 3.3.4 Aplikasi Biosensor ....................................................................... 8 3.3.5 Pengujian Biosensor .................................................................... 8 3.3.6 Evaluasi ........................................................................................ 9 BAB IV BIAYA DAN JADWAL PROGRAM .............................................. 9 4.1 Anggaran Biaya .................................................................................... 9 4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9
iii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun 2010-2014 ....................... 3
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Desain RaPDe (Rapid Pesticide Detector) .................................... 7 Gambar 3.2 Bagan Sistem RaPDe (Rapid Pesticide Detector) ......................... 8
v
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ..................... 11 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .................................................... 18 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ........ 22 Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.............................................. 23 Lampiran 5. Gambaran teknologi yang Hendak Diterapkembangkan ............ 24
vi
RINGKASAN Indonesia sebagai negara agraris, adalah negara yang produk-produk pertaniannya sangat diunggulkan, terutama perihal ketahanan dan keamanannya. Tingkat produktivitas masyarakat terhadap sayur-sayuran dari tahun 2012-2014 sangat fluktuatif dan bahkan hingga mencapai angka minus. Hal ini dapat disebabkan karena serangan hama yang tidak dapat diprediksi menimbulkan kerugian yang besar. Untuk mengatasi masalah ini, para petani lebih memilih untuk menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida yang membahayakan manusia jika terpapar dalam jangka panjang ini tentunya ada batas maksimumnya. Namun banyak petani yang menggunakan menggunakan pestisida tidak dengan dosis yang dianjurkan untuk menghindari kerugian. Hal ini dapat berakibat pada besarnya residu pestisida yang melebihi batas maksimal terkandung dalam komoditas. Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai peduli terhadap makanan sehat menjadikan komoditas sayuran dan buah-buahan menjadi pilihan utama untuk meningkatkan taraf kesehatan. Namun kadar kandungan residu pestisida dalam sayuran seringkali sulit diketahui oleh masyarakat. Dibutuhkan analisa yang rumit untuk mengetahui kadar residu pestisida ini. Oleh karena itu, dibutuhkan alat deteksi pestisida yang cepat dan praktis. RaPDe merupakan sebuah detektor pestisida kolorimetrik berbasis enzim dan kertas yang cepat dan praktis. Alat ini menggunakan bahan asetilkolinesterase dari belut listrik, buffer tris-HCl, glutaraldehid, kromofor DTNB, asetilkolin iodida, glukosa, sodium azide, kertas saring whatman #1 dan lilin parafin. Alat ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pegangan dan zona reaksi. Zona reaksi adalah tempat terjadinya reaksi enzim dengan karbamat yang menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi kuning pudar. Untuk tahap fabrikasi, aplikasi dan pengujian biosensor dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Biokimia Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya. Pada tahap pengujian, digunakan sampel sawi, kubis dan seledri yang diperoleh dari 3 pasar tradisional yang terletak di Kota Malang yaitu Pasar Besar, Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo. Masing-masing sampel dihancurkan dan diberi sedikit aquades untuk menghasilkan larutan sampel, larutan sampel ini yang akan menjadi bahan uji biosensor. RaPDe dikatakan memiliki efektivitas yang cukup untuk diaplikasikan secara luas jika dibutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk mengubah warna kuning pada zona reaksi menjadi kuning pudar setelah dicelupkan dalam larutan sampel. Kata Kunci: Asetilkolin esterase, Biosensor, Karbamat, Pestisida
vii
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris, adalah negara yang produk-produk pertaniannya sangat diunggulkan, terutama perihal ketahanan dan keamanannya. Berdasarkan data produktivitas sayuran dan buah-buahan BPS direktorat Jenderal Hortikultura, ditunjukkan bahwa komoditas yang sering dikonsumsi masyarakat seperti bayam, kubis, jamur, tomat dan anggur dari tahun 2012-2014 sangat fluktuatif dan bahkan hingga mencapai angka minus. Hal ini dapat disebabkan karena serangan hama yang tidak dapat diprediksi menimbulkan kerugian yang besar. Untuk mengatasi masalah ini, para petani lebih memilih untuk menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida sebagai bahan kimia pembunuh hama, tentunya ada batas maksimumnya. Menurut Sudana (1986) Batas Maksimum Residu (BMR) pestisida jenis karbaril di komoditas buah dan sayur adalah 5 mg/kg. Namun penelitian yang dilakukan oleh Nurauliana dkk, (2015) di Kabupaten Jeneponto, provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi kubis, menunjukkan bahwa sebanyak 65% petani menggunakan pestisida tidak dengan dosis yang dianjurkan. Sebesar 52.3% petani beralasan dosis yang disarankan tidak efektif membunuh hama, dan 47.7% tidak mengetahui dosis yang dianjurkan. Akhirnya mereka memilih untuk meningkatkan intensitas penyemprotan. Hal ini dapat berakibat pada besarnya residu pestisida yang melebihi batas maksimal terkandung dalam komoditas melebihi. Pola gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai peduli terhadap makanan sehat menjadikan komoditas sayuran dan buah-buahan menjadi pilihan konsumsi utama sebagai upaya mereka untuk meningkatkan taraf kesehatan. Hal ini diperkuat oleh Budi (2010) yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi sayuran oleh masyarakat Indonesia cenderung meningkat seiring meningkatnya penghasilan. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi sayuran per kapita nasional tahun 2006-2008 meningkat sekitar 38.8% (Pusdatin Kementan, 2009). Sayangnya keingingan masyarakat untuk menikmati hidup sehat ini terhambat oleh keberadaan residu pestisida berlebih di sayuran dan buah-buahan. Meskipun sekarang ini sudah banyak beredar di supermarket sayuran berlabel “Organik”, namun belum menjamin sayuran tersebut ditumbuhkan tanpa penggunaan pestisida sama sekali. Sebenarnya peraturan tentang sistem pertanian organik telah dimuat dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 64/Permentan/OT.140/5/2013, namun peraturan ini kurang didukung dengan pengawasan yang berkelanjutan. Hal ini dapat dimanfaatkan petani-petani nakal untuk berbuat seenaknya demi keuntungan semata. Pestisida yang merupakan senyawa kimia dapat menimbulkan dampak merugikan bila masuk ke dalam sistem metabolisme manusia. Gejala ringan yang timbul dapat berupa sakit perut, muntah hingga diare. Jika tubuh terpapar dalam jangka waktu panjang, dapat menyebabkan kelumpuhan karena pestisida dapat
2
menghambat kerja enzim yang berperan dalam sistem motorik manusia, khususnya pestisida jenis organofosfat dan karbamat. Untuk mengetahui keberadaan residu pestisida yang berlebih dalam sayuran dan buah-buahan, biasanya dilakukan analisa menggunakan High Performance Liquid Chromatography atau Gas Chromatography (Kristianingrum, 2009). Namun metode analisa ini selain membutuhkan keterampilan khusus, biaya reagen yang mahal, waktu analisanya juga lama, segingga diperlukan suatu alat pendeteksi keberadaan residu pestisida di komoditas ini yang cepat, murah, ramah lingkungan dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat. Biosensor merupakan alat deteksi masa kini yang mengintegrasikan komponen biologis yang dimiliki makhluk hidup dengan tranducer yang mampu mengenali perubahan kimiawi yang terjadi dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat ditampilkan. Dalam aplikasinya, biosensor sudah digunakan dalam berbagai macam bidang. Pada bidang lingkungan, sebagai detektor cemaran logam berat, kandungan BOD air dan cemaran coliform dan bidang pangan, sebagai detektor kematangan buah, keberadaan aflatoxin dan E. coli (Somerset, 2011). Dalam pembuatan biosensor, ada 2 komponen yang berperan penting. Komponen pertama adalah komponen biologis yang bertindak sebagai pendeteksi utama analit. yang dapat berupa enzim, antibodi, DNA, dan whole cell (Corcuera et al., 2003). Berbagai komponen biologis ini memiliki kekurangan dan kelemahan masing-masing, namun jika ditinjau dari segi harga, enzim memiliki harga paling murah dan mudah dimanfaatkan. Kemudian komponen kedua adalah tranducer yang berperan penting dalam mengubah perubahan biokimia yang terjadi pada komponen biologis menjadi sinyal yang dapat dibaca. Transducer terdapat beberapa jenis, yaitu elektrokimia, optik, kolorimetri dan akustik (Corcuera et al., 2003). Dari sekian jenis tranducer, kolorimetri merupakan metode deteksi yang paling mudah dan cepat untuk mengetahui keberadaan analit. Selain itu juga ada komponen tambahan yang mendukung fungsi kedua komponen sebelumnya, yaitu platform yang merupakan tempat terjadinya reaksi biokimia antara komponen biologis dengan analit. Terdapat sekian banyak bahan platform yang dapat digunakan, mulai dari plat logam, kaca atau kertas semi-permeabel. Untuk membuat biosensor yang cepat, murah, ramah lingkungan dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat, maka material kertas lebih dipilih karena murah dan memiliki daya serap yang lebih tinggi dibandingkan kedua material lainnya. Dengan mengkombinasikan enzim, kolorimetrik dalam platform kertas, maka terciptalah RaPDe sebagai inovasi detektor pestisida pada sayuran yang cepat, praktis dan eco-friendly. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana merancang desain perangkat enzyme-based detektor residu pestisida yang cepat, murah dan eco-friendly ?
3
b. Bagaimana pengaplikasian enzyme-based detektor residu pestisida pada sampel sayuran ? 1.3 Tujuan a. Mengetahui bagaimana merancang perangkat detektor residu pestisida yang cepat, murah dan eco-friendly. b. Mengetahui bagaimana pengaplikasian enzyme-based detektor residu pestisida pada sampel sayuran. 1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan sebagai hasil kegiatan ini adalah terciptanya RaPDe sebagai detektor residu pestisida pada sayuran. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dipublikasikan secara ilmiah dan didaftarkan dalam kepemilikan hak paten juga menjadi salah satu potensi yang dapat dicapai melalui kegiatan ini. 1.5 Manfaat Manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dapat digunakan sebagai salah satu media aktualisasi dan pengembangan teknologi bagi masyarakat untuk mengetahui banyaknya cemaran pestisida dalam sayuran sebagai salah satu menu harian mereka. Bagi akademisi, khususnya mahasiswa terciptanya RaPDe akan menambah wawasan baru tentang teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah keamanan pangan di Indonesia dan menjadi potensi bisnis yang menjanjikan. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sayuran 2.1.1 Produktivitas per Tahun Sayur dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang dikenal sebagai komponen nutrisi yang berperan penting untuk kelancaran pencernaan manusia. Namun permintaan masyarakat yang tinggi, tidak diimbangi dengan produktivitas yang tinggi pula. Berdasarkan data produktivitas sayuran dan buahbuahan BPS Dirjen hortikultura mulai tahun 2010-2014, 63% komoditas sayur dan buah-buahan harian berada dibawah 0%. Tabel 2.1. Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun 2010-2014 Pertumbuh Tahun (Ton/Ha) an/ Growth No Komoditas 2014 over 2010 2011 2012 2013 2014 2012 (%) 1
Bawang merah
9.57
9.54
9.69
10.22
10.22
0.07
2
Bawang daun
9.40
9.47
10.21
10.13
10.02
-1.09
3
Kubis
20.51
20.88
22.56
22.69
22.75
0.25
4
Kembang kol
11.60
12.02
11.54
12.08
12.08
-0.85
4
5
Sawi
9.82
9.44
9.74
10.10
9.91
-1.89
6
Jamur
89.78
92.26
70.98
76.31
63.84
-16.34
7
Tomat
14.58
16.65
15.75
16.61
15.52
-6.56
8
Ketimun
9.61
9.73
9.97
9.97
9.84
-1.34
9
Kangkung
6.36
6.38
6.00
5.70
6.08
6.73
10
Bayam
3.12
3.42
3.36
3.11
2.96
-4.90
Sumber: BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015 2.1.2 Preferensi Masyarakat Dewasa ini, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan sayur dan buah cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan. Hal ini didukung dengan semakin pedulinya kesadaran terhadap taraf kesehatan individu. Dibuktikan dengan konsumsi sayuran per kapita nasional tahun 2006-2008 meningkat sekitar 38.8% (Pusdatin Kementan, 2009). 2.2 Pestisida 2.2.1 Definisi Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1973, pestisida diartikan sebagai segala zat kimia dan bahan lain serta jasad renik atau virus yang digunakan untuk: Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak. Memberantas atau mencegah hama-hama air. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. 2.2.2 Jenis Menurut Dep. Kes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2000, berdasarkan bahan aktifnya pestisida digolongkan menjadi: Organoklorin Biasanya berbentuk sebgaai DDT, dieldrin dan endrin. Umumnya golongan ini memiliki sifat toksik yang universal, degradasi berlangsung sangat lambat
5
dan larut lemak. Namun menurut Dirjen Prasaran dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian 2011, DDT termasuk dalam daftar bahan aktif pestisida yang dilarang beredar. Dinitrofenol Memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan kerusakan jaringan. Pyretroid Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum Fumigant Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), Organofosfat Merupakan racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga paradit, lebih toksik terhadap manusia dari pada organoklor. Karbamat Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam system kehidupan, degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon. Dari jenis-jenis bahan aktif yang terkandung dalam pestisida tersebut, golongan organofosfat dan karbamat paling sering digunakan oleh petani karena sifat toksiknya yang luas. 2.2.3 Tindakan Abusif Pestisida Penyalahgunaan pestisida sebagai pengendali pertumbuhan organisme perusak tanaman (OPT) sudah sering terjadi di Indonesia. Di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi kubis, menunjukkan bahwa sebanyak 65% petani menggunakan pestisida tidak dengan dosis yang dianjurkan (Nurauliana dkk, 2015). Bahkan kondisi ini diperparah dengan menyemprotkan pestisida beberapa hari sebelum panen dengan harapan tidak mengalami kerusakan karena hama selama disimpan di gudang atau distribusi. 2.2.4 Bahaya bagi Manusia Golongan organofosfat dan karbamat paling sering digunakan oleh petani sayur dan buah. Jika manusia terpapar berkepanjangan, maka menimbulkan bahaya, seperti leukimia (Nanni dkk, 1996), kanker prostat (Alavanja dkk, 2003), gangguan psikomotorik (Ohayo-Mitoko dkk, 2000) dan lymphoma (Blair dan Zahm, 1991;1995).
6
2.3 Biosensor 2.3.1 Definisi Biosensor adalah perangkat/instrumen analitik yang menggabungkan komponen biologis seperti mikroba, DNA, jaringan sel, bakteri, protein, enzim, dan antibodi dengan elektronis untuk melakukan pengenalan atau deteksi atau rekognisi pada suatu zat (bio) kimia tertentu, yang kemudian adanya perubahan sifat fisika-kimia pada biomolekul tersebut dapat merepresentasikan informasi yang ditransduksikan dengan transduser fisis menjadi besaran elektronik untuk bisa diolah selanjutnya. Biosensor bersifat spesifik, karena bioreseptornya spesifik hanya cocok untuk suatu substansi atau zat/mol yang spesifik. 2.3.2 Macam Komponen Biologis Komponen biologis disini bertindak sebagai bioreseptor. Macam-macam komponen biologis antara lain: jaringan, mikroba, organel, sel, protein, enzim, antibodi, asam nukleat, jaringan sel, bakteri dan protein. Biasanya bioreseptor dalam bentuk terimobilisasi pada suatu transducer. Imobilisasi dilakukan dengan cara adsorbsi fisik, menggunakan membran atau penangkap matriks dan membuat ikatan kovalen antara biomolekul dengan transducer. Seperti enzim, prinsip penggunaannya adalah dengan memanfaatkan sifat katalitiknya dan mendeteksi reaksi tersebut Jika reaksinya adalah reaksi reduksi-oksidasi, maka ada elektron yang dihasilkan yang bisa dideteksi dengan metode elektrokimia seperti amperometrik, voltametrik dan lain-lain. Jika reaksinya menghasilkan H, O atau ion K+, dan lain-lain, maka bisa dideteksi dengan Ion-Selective Electrode. 2.3.3 Macam Tranducer Transducer merupakan komponen atau elemen pendeteksi atau sebagai detektor, yang bekerja secara fisikokimia, piezoelektronik, 6ncub, elektrokimia, dll., yang mengubah sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara analit dengan bioreseptor menjadi sinyal lain yang dapat lebih mudah diukur dan dihitung. Berdasarkan aplikasinya, transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Transducer Electromagnetic, Transducer Electrochemical, Transducer Electromechanical, Transducer Electroacoustic, Transducer Electrooptical, Transducer Thermoelectric. BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksaan Pembuatan biosensor ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Biokimia Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya dengan waktu pelaksanaan selama 5 bulan. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan asetilkolinesterase (AChE) dari Electrophorus electricus tipe VI-S (C3389-500UN, aktivitas enzim 200-1000 unit/mg), larutan glutaraldehid p.a, tris-base (121,14 g/mol), HCl p.a 1M ,
7
asetilthiokolin iodida, kromofor asam 5,5’ dithiobis-2-nitrobenzoat (DTNB), glukosa, sodium azide, aquades pH 7, kertas saring whatman #1 yang dibeli dari Sigma-Aldrich®. Sedangkan mikrotip 1 ml, mikrotip 0,1 ml, tisu, sarung tangan, masker, alkohol, aluminium foil, plastik sterilisasi, kapas, lilin parafin, kertas sterilisasi, kertas label dan karet gelang dibeli dari toko alat-alat laboratorium setempat. Alat – alat yang digunakan adalah, tabung reaksi, mikrotub, rak tabung reaksi, pipet ukur, bola hisap, botol kaca coklat, mikropipet Bio Rad 1 ml, mikropipet Bio Rad 0,1 ml,mikrotip 1 ml, mikrotip 0,1 ml , pipet tetes, erlenmeyer, labu takar, gelas ukur, gelas pengaduk, spatula besi, beaker glass, sentrifusa dingin, deep freezer, kaca alas, penyemprot alkohol, botol semprot aquades, inkubator dingin, inkubator, autoklaf, stopwatch, pH meter dan refrigerator 3.3 Prosedur Pelaksanaan 3.3.1 Desain RaPDe Sebagai penerapan tahap studi pustaka yang telah dilakukan, tahap pertama yang dilakukan adalah merancang desain visual dari RaPDe.
1 cm
a
b
4 cm
Gambar 3.1. Desain RaPDe (Rapid Pesticide Detector) Keterangan: a. Tempat memegang biosensor b. Zona reaksi biosensor RaPDe merupakan alat yang dirancang sebagai tahap penerapan dari studi pustaka yang telah dilakukan. Desain RaPDe (Rapid Pesticide Detector) dapat dilihat pada gambar (3.1) dan lampiran 5. RaPDe didesain sesuai dengan standar desain dan hasil dari studi pustaka pada umumnya sehingga dalam penggunaannya mudah untuk diaplikasikan. RaPDe dibuat dengan bahan dasar kertas saring whatman #1 karena murah, mudah didapatkan, dan biodegradable. Biosensor ini memiliki panjang 4 cm dan lebar 1 cm. Pada RaPDe terdapat 2 bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Bagian pertama adalah pegangan biosensor yang merupakan kertas saring whatman #1 dengan panjang 3 cm dan lebar 1 cm yang dilapisi dengan lilin parafin. Bagian kedua adalah zona reaksi dimana tempat terjadinya reaksi antara komponen biologis dengan pestisida. Bagian ini berupa kertas saring whatman #1 berukuran 1x1 cm yang diberi larutan enzim. Zona reaksi yang semula berwarna kuning, akan berubah menjadi lebih pucat ketika diaplikasikan pada sayuran yang mengandung residu pestisida melebihi batas maksimum residu pestisida.
8
3.3.2 Fabrikasi Biosensor - Persiapan larutan enzim AChE dengan aktivitas 12 U/mL, DTNB dengan konsentrasi 4 g/mL, 15% glukosa, 0,02% sodium azide dan ATChI dengan konsentrasi 4 g/mL dilarutkan dalam 1 ml buffer tris-HCl - Persiapan Platform Biosensor Kertas saring whatman #1 dipotong dengan ukuran 4x1 cm dan disterilisasi dalam autoklaf dengan suhu 120°C selama 25 menit. Kemudian ¾ bagian kertas dicelupkan dalam lelehan lilin paraffin dan didiamkan hingga lilin mengeras. - Pembuatan biosensor Kertas saring whatman #1 ditetesi 5 µl larutan glutaradehid sebagai agen cross-linker (10 % v/v) dan dibiarkan mengering. Selanjutnya larutan enzim yang telah dibuat diteteskan sebanyak 5 µl dan dibiarkan mengering. Biosensor yang sudah di produksi disimpan pada suhu -20oC 3.3.3 Pengambilan Sampel Sayur Sampel sayur yang mengandung residu pestisida yang tinggi seperti sawi, kubis dan seledri diperoleh dari 3 pasar tradisional yang terletak di Kota Malang yaitu Pasar Besar, Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo. Ketiga lokasi ini dipilih karena termasuk dalam pasar utama di Kota Malang. Dari ketiga pasar tersebut diambil sawi, kubis dan seledri masing-masing 1 satuan pembelian dari distributor terbesar di pasar tersebut. Jadi, diperoleh sampel sawi 3 buah, kubis 3 buah dan seledri 3 buah. Masing-masing sampel ini dihancurkan menggunakan stomacher dengan ditambah sedikit aquades untuk mendapatkan larutan sampel. 3.3.4 Aplikasi Biosensor
Sampel
Dihancurkan dan diberi akuades
Hasil uji (-)
Tidak ada perubahan warna
Hasil Uji (+)
Ada perubahan warna
Bagian zona reaksi biosensor dicelupkan dalam larutan sampel Diamati Perubahan Warna
Gambar 3.2. Bagan Sistem RaPDe 3.3.5 Pengujian Biosensor Uji waktu deteksi dilakukan karena merupakan indikator keberhasilan dalam menciptakan alat detektor yang cepat dan praktis. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan perubahan warna pada zona reaksi RaPDe. Dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengubah warna zona reaksi RaPDe sejak dicelupkan dalam larutan sampel.
9
3.3.6 Evaluasi Dilakukan untuk mengetahui efektivitas RaPDe dalam medeteksi residu pestisida pada sayuran. Hasil evaluasi ini dijadikan acuan untuk mengetahui potensi RaPDe untuk mengatasi masalah keamanan pangan terutama sayuran di Indonesia. RaPDe dikatakan memiliki efektivitas yang mencukupi untuk diaplikasikan secara luas, dengan target pengaplikasian pada sayuran apabila dari dari hasil pengujian waktu deteksi menunjukkan angka 1-3 menit. Tahap evaluasi ini juga dilakukan untuk mengetahui keefektifan program kegiatan yang dijalankan. BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No Jenis Pengeluaran 1. Peralatan Penunjang 2. Bahan Habis Pakai 3. Perjalanan 4. Lain-lain: administrasi , publikasi, seminar, laporan, lainnya Jumlah 4.2 Jadwal Kegiatan Bulan keJenis Kegiatan 1 2 3 Fabrikasi biosensor Pengambilan Sampel Sayur Pengujian biosensor Evaluasi Penulisan laporan
Biaya Rp. 3.593.000,Rp. 6.119.000,Rp. 600.000,Rp. 1.805.000,Rp. 12.117.000,-
4
5
DAFTAR PUSTAKA Alavanja, M.C.R., Samanic, C., Dosemeci, M., Lubin, J., Tarone, R., Lynch, C.F., Knott, C., Thomas, K., Hoppin, J.A., Barker, J., Coble, J., Sandler, D.P., Blair, A. (2003). Use of agricultural pesticides and and prostate cancer risk in the Agricultural Health Study Cohort. American Journal of Epidemiology, 157: 800-814. Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura Produktivitas Sayuran di Indonesia, 2010-2014 Blair, A. & Zahm, S.H. (1991). Cancer among farmers. Occupational MedicineState of the Art Reviews, 3: 335-354. Budi, G. 2010. Perkembangan Trend Pemasaran Sayuran di Indonesia [ppt]. Seminar Nasional PVT Ke-5. Surabaya
10
Corcuera, Jose I. Reyes De., Cavalieri, Ralph P. 2003. Biosensors. New York. Marcel Dekker, Inc. Dep. Kes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2000 Dirjen Prasaran dan Sarana Direktorat Pupuk dan Pestisida Pertanian Kementrian Pertanian 2011 Kavruk, M., Ozalp, V. C., Oktem, H. A. 2013. Portable Bioactive Paper-Based Sensor for Quantification of Pesticides. Journal of Analytical Methods in Chemistry vol. 2013: 1-8 Kiernan, J. A. 2000. Formaldehyde, formalin, paraformaldehyde and glutaraldehyde: What Yher Are and What They Do. Microscopy Today 00-1: 8-12 Kristianingrum, S. 2009. Kajian Berbagai Metode Analisis Residu Pestisida dalam Bahan Pangan. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Nanni, O., Amadori, D., Lugaresi, C., Falcini, F., Scarpi, E., Saragoni, A., Buiatti, E. (1996). Chronic lymphocytic leukaemias and non-Hodgkin’s lymphomas by histological type in farming-animal breeding workers: A population casecontrol study based on a priori exposure matrices. Occupational and Environmental Medicine, 53: 652-657. Nurauliana, Melina, Gassa. A. 2015. Inventarisasi Penggunaan Pestisida pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar Ohayo-Mitoko, G.J., Kromhout, H., Simwa, J.M., Boleij, J.S., Heederik, D. (2000). Self reported symptoms and inhibition of acetylcholinesterase activity among Kenyan agricultural workers. Occupational and Environmental Medicine, 57: 195-200. Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik. Sekretariat Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta Pemerintah Republik Indonesia. 1973. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida. Setjen Pertanian. Jakarta Pusdatin Kementrian Pertanian. 2009. Data Konsumsi Sayuran Per Kapita RI. Somerset, V. 2010. Enviromental Biosensors. Croatia. InTech Publication Sudana, A. 1986. Masalah Pemantauan Residu Pestisida dalam Pangan di Indonesia Pada Dewasa Ini. Proceedings. PAU Pangan dan Gizi. UGM, Yogyakarta.
11
LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Biodata ketua 1. Nama Lengkap Ratyawisnu Fahmiaji Winarto 2. Jenis Kelamin Laki-Laki 3. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan 4. NIM 125100107111059 5. Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 28 November 1993 6. E-mail
[email protected] 7. Nomor Telepon/HP 085649940103 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA SD Dharma Wanita Nama Institusi Universitas SMPN 1 Malang SMAN 9 Malang Brawijaya Jurusan IPA Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Waktu dan No Seminar Artikel Ilmiah Tempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Tahun Pemberi Penghargaan 1. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Karsa Cipta. Malang, 29 September 2015 Pengusul,
(Ratyawisnu Fahmiaji Winarto)
12
Biodata Anggota 1 1. Nama Lengkap Muhammad Ainul Yaqin 2. Jenis Kelamin Laki – laki 3. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan 4. NIM 125100107111001 5. Tempat dan Tanggal Lahir Gresik, 3 September 1994 6. E-mail Ainul_yaqin
[email protected] 7. Nomor Telepon/HP 085706944407 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA MINU SMAN 1 Nama Institusi SMPN 1 Gresik Tratee Putra Gresik Jurusan IPA Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2009 2009-2012 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Waktu dan No Seminar Artikel Ilmiah Tempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Karsa Cipta. Malang, 29 September 2015 Pengusul,
( Muhammad Ainul Yaqin )
13
Biodata Anggota 2 1. Nama Lengkap 2. Jenis Kelamin 3. Program Studi 4. NIM 5. Tempat dan Tanggal Lahir 6. E-mail 7. Nomor Telepon/HP B. Riwayat Pendidikan SD Nama Institusi
SDN Japanan 2
Velarida Esa Sakti Perempuan Ilmu dan Teknologi Pangan 135100101111066 Jombang, 14 Februari 1995
[email protected] 085731460020 SMP SMPN 3 Peterongan
SMA SMAN 1 Mojoangung IPA 2010-2013
Jurusan Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2010 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Waktu dan No Seminar Artikel Ilmiah Tempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun Hibah Pendanaan Program 1. Kreativitas Mahasiswa bidang DIKTI 2015 Penelitian Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Karsa Cipta. Malang, 29 September 2015 Pengusul,
(Velarida Esa Sakti )
14
Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri Nama Lengkap 1. Sudarma Dita Wijayanti S.TP, M.Sc, MP 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12.
Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIK NIDN Tempat dan Tanggal lahir E-mail No Telp/HP Alamat Kantor No Tep/Fax Lulusan yang telah dihasilkan
Mata Kuliah yang diampu
P Asisten Ahli 84092410120321 0724098403 Malang/ 24 September 1984
[email protected]/
[email protected] 08563521398 Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang (0341)580106 / 0341-569214 S-1 =3 orang 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kimia Organik Gizi dan Evaluasi Pangan Evaluasi Gizi Pangan Lanjut Sistem Manajemen Pelayanan Pangan Mananjemen Mutu dan Regulasi Pangan Sanitasi dan Pengelolaan Limbah
B. Riwayat Pendidikan S-1
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
S-2 Universitas Brawijaya Malang dan King Universitas Mongkut’s Brawijaya University of Technology Thonburi Thailand Teknologi Hasil Bioteknologi Pertanian Agroindustri 2002-2007 2008-2010 “Evaluasi Nutrisi “Electrochemical dan Kecernaan In Characterization Vitro Limbah And Hybridization Kulit Pisang dan Efficiency Of Ampas Tahu Aminated DNA Difermentasi Probes dengan Inokulum Immobilised On Tempe sebagai Screen Printed
S-3
-
-
-
15
Pakan Alternatif Carbon untuk Electrodes” Ruminansia” Prof. Simon Assoc Prof Nama Bambang Werasak Pembimbing/Promotor Widjanarko Surareungchai C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan No Tahun Judul Penelitian Jumlah (juta Sumber Rp) Efek Hipokolesterolemik Margarin Apel Tersuplementasi Minyak PNBP FTP 1. 2012-2013 5 Zaitun pada Tikus Sprague UB Dawley Jantan yang Diberi Diet Aterogenik Pengembangan Produk Sereal Flake Berbasis Ubi PNBP FTP 2013-2014 Jalar Kuning Sebagai 7,5 2. UB Alternatif Sarapan Sehat Bergizi Untuk Anak Eksplorasi , Potensi Senyawa Bioaktif dan Pembuatan Produk Fungsional dari 2014-2015 PUPT-DIKTI 50 3. Kaki/Ceker Ayam Sebagai Anti-inflamasi, Antigout dan Antiosteoarthritis pada Hewan Coba D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun Terakhir Pendanaan No Tahun Judul Penelitian Jumlah (juta Sumber Rp) Penyuluhan Keamanan Jajanan di SD PNBP FTP 2012 Muhammadiyah 08 Desa 2,5 1. UB Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Pengenalan Teknologi PNBP FTP 2. 2013 Pengemasan Produk 5 UB Keripik Ubi Jalar Sebagai
16
Salah Satu Produk Unggulan Di Desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang Penyuluhan MPASi di desa PNBP FTP 2014 5 3. Sukoanyar UB E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun Terakhir Volume/ No/ No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Tahun Pengaruh Margarin Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah Terhadap Jurnal Pangan dan Vol 2, No 1 1. Kadar Kolesterol Tikus Sprague Agroindustri (2014) Dawley Jantan [In Press Januari 2014]Pengaruh Proporsi Tepung (Ubi Jalar Terfermentasi : Kecambah Kacang Tunggak) Dan Lama Jurnal Pangan dan Vol 3, No 3 2. Perkecambahan Terhadap Agroindustri (2015) Kualitas Fisik Dan Kimia Flake [In Press Juli 2015] Penambahan Aloe Vera L. Dengan Tepung Sukun (Artocarpus Communis) Dan Jurnal Pangan dan Vol 3, No 4 3. Ganyong (Canna Edulis Ker.) Agroindustri (2015) Terhadap Karakteristik Edible Film [In Press September 2015] F. Pemakalan Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 tahun Terakhir Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan No Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat “Electrochemical Characterization And Hybridization The 2nd Regional Efficiency Of 16-19 November Electrochemistry Meeting of Aminated DNA 2010, Bangkok, 1. South-East Asia 2010 On Probes Thailand Applied Electrochemistry for Immobilised On Modern Life Screen Printed Carbon Electrodes”
17
G. Karya Buku dalam 5 tahun No Judul Buku
Tahun
H. Perolehan HKI dalam 5-10 tahun terakhir No Judul/Tema HKI Tahun -
Jumlah Halaman Jenis -
Penerbit Nomor P/ID -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir Tempat Respon No Judul Tahun Penerapan Masyarakat J. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi) Institusi Pemberi No Jenis Penghargaan Tahun Penghargaan Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan saya sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Malang, 29 September 2015 Pengusul,
Sudarma Dita Wijayanti, S.TP, M.Sc, MP
18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Sewa laboratorium Kaca alas Penyemprot alkohol Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet ukur 1 ml Bola hisap Pipet tetes Erlenmeyer Labutakar Beaker glass Botol semprot akuades Stopwatch Botol kaca coklat Sewa deep freezer Sewa refrigerator Gelas ukur Gelas Pengaduk Spatula Besi Sewa pH meter Bunsen Sewa inkubator SUB TOTAL (Rp)
Justifikasi Pemakaian Tempat Penelitian Alas kerja Alat aseptis diri Mereaksikan larutan enzim Tempat tabung reaksi Mengambil larutan Alat pendukung pipet ukur Meneteskan larutan Membuat larutan enzim Homogenisasi larutan Membuat buffer tris-HCl Wadah aquades Pengukur waktu deteksi Wadah dip-stick biosensor Penyimpanan enzim Penyimpanan buffer tris-HCl Mengukur volume larutan Membuat buffer tris-HCl Mengambil serbuk tris base Membuat buffer tris-HCl Alat aseptis kerja Inkubasi biosensor
Kuantitas 2 1 1
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
500.000 1.000.000 75.000 75.000 15.000 15.000
12
3.000
36.000
1
17.000
17.000
5
5.000
25.000
2
20.000
40.000
5
2.000
10.000
2
15.000
30.000
2
50.000
100.000
3
20.000
60.000
2
15.000
30.000
1
100.000
100.000
15
10.000
150.000
5
100.000
500.000
5
100.000
500.000
5
50.000
250.000
5
50.000
250.000
5
10.000
50.000
5
25.000
125.000
1 1
20.000 210.000
20.000 210.000 3.593.000
19
2. Bahan Habis Pakai Material Asetilkolinesterase tipe VI-S (200-1.000 unit/mg) HCl p.a 1M (per 10 ml) Glutaraldehid (per 10 ml) Asetilthiokolin iodide (per 5 gram) Asam 5,5’ dithiobis2-nitrobenzoat Aquades pH 7
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Bahan utama
1 pak
1.500.000
1.500.000
Pembuatan buffer tris-HCl
5 ml
700.000
700.000
Bahan utama
5 ml
750.000
750.000
Bahan utama
5 gram
800.000
800.000
Bahan utama
3 gram
885.800
885.800
Pelarut dan pengisi autoklaf
2 liter
15.000
30.000
3 meter
15.000
500.000
2
12.500
25.000
1 pak
30.000
30.000
1 pak
20.000
20.000
2 liter
17.000
34.000
2 pak
18.000
36.000
20 buah
1.000
20.000
1 buah
10.000
10.000
2 meter
3.000
6.000
2 buah
1.000
2.000
1 pak
5.000
5.000
10 gram 3 gram
1.000 8.400
10.000 25.200
25 buah
1.000
25.000
Justifikasi Pemakaian
Kertas saring whatman #1 Grade
Bahan utama
589-WH Kertas tisu Sarung tangan silikon Masker Alkohol 70% Aluminum foil
Kebersihan saat bekerja Peralatan keselamatan Peralatan keselamatan Aseptis diri Pembungkus botol kaca
Plastik sterilisasi Kapas
Kertas sterilisasi
Kertas label Karet gelang Glukosa Sodium azide Mikrotub
Penyumbat glassware Tempat glassware yang akan disterilisasi Penunjuk sampel Mengikat plastic sterilisasi Bahan utama Bahan utama Mereaksikan bahan-bahan utama
20
Mikrotip 1 ml Mikrotip 0,1 ml Tris-base Sampel sayuran Lilin parafin
Mengambil 25 buah larutan Mengambil 25 buah larutan Bahan utama 1 pak Bahan utama 1 kg Bahan utama 1 pak SUB TOTAL (Rp)
600
15.000
600
15.000
690.000 10.000 20.000
690.000 10.000 20.000 6.119.000
3. Perjalanan Material
Transportasi dalam kota selama 5 bulan
Justifikasi Pemakaian - Survey pasar tradisional - Pembelian sampel - Pembelian bahan habis pakai - Analisa sampel ke laboratorium luar kampus SUB TOTAL (Rp)
Kuantitas
3
Harga Satuan (Rp)
200.000
Jumlah (Rp)
600.000
600.000
4. Lain-Lain Material Dokumentasi kegiatan Pembelian pulsa Fotocopy
ATK dan tinta printer
Justifikasi Pemakaian foto dan cetak foto Komunikasi literatur, proposal Pencetakkan proposal, laporan akhir, dan kebutuhan lainnya
Biaya registrasi Seminar Ilmiah Nasional Poster
Publikasi media cetak
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
50.000
50.000
3
100.000
300.000
1
100.000
100.000
1
500.000
500.000
1
1.500.000
1.500.000
2
20.000
40.000
21
Buku Logbook Publikasi jurnal nasional terkareditasi Pendaftaran hak paten
Aktivitas kemajuan di laboratorium
1
15.000
15.000
Publikasi media online
1
150.000
150.000
1
500.000
500.000
SUB TOTAL (Rp) TOTAL KESELURUHAN (Rp)
1.805.000 12.117.000
22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas Alokasi N Program Bidang Waktu Uraian Nama/NIM o Studi Ilmu (Jam/ Tugas Minggu) - Koordinator Tim RaPDe - Studi pustaka Ratyawisnu - Survei alat Ilmu dan Teknologi Fahmiaji dan bahan 1. Teknologi Hasil 30 Winarto/ - Pendesainan Pangan Pertanian 125100107111059 - Pengujian RaPDe - Evaluasi
2.
3.
Muhammad Ainul Yaqin/ 125100107111001
Ilmu dan Teknologi Pangan
Ilmu dan Velarida Esa Sakti/ Teknologi 135100101111066 Pangan
Teknologi Hasil Pertanian
Teknologi Hasil Pertanian
30
30
- Studi pustaka - Penulisan Laporan - Pembuatan RaPDe - Publikasi - Pengujian RaPDe - Evaluasi - Studi pustaka - Penulisan Laporan - Pengelola keuangan - Pembuatan RaPDe - Pengujian RaPDe - Evaluasi
23
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
24
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan.
25
Keterangan: 1. Kertas saring whatman #1 ukuran 4x1 cm 2. ¾ bagian dari kertas saring dicelupkan lilin parafin panas dan dibiarkan mengeras 3. ¼ bagian yang tidak tercelup lilin (zona reaksi) ditetesi 5 µl larutan glutaradehid sebagai pengikat enzim 4. Sebanyak 5 µl larutan enzim diteteskan di bagian yang sama 5. Warna zona reaksi menjadi kuning 6. Bagian zona reaksi dicelupkan dalam larutan sampel. Keberadaan residu pestisida ditunjukkan dengan memudarnya warna kuning