PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN EFFERVESCENT DAUN BINAHONG SEBAGAI MINUMAN TINGGI ANTIOKSIDAN
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh: AJI RAHMAN SYAH
2013430118 / 2013
FAUZIA ABDURROCHMAN
2013430134 / 2013
AHMAD AZZAM FUADIE
2014430066 / 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JAKARTA 2016
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ................................................................................................... v BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2 1.4 Kegunaan ....................................................................................................... 2 1.5 Luaran ............................................................................................................ 2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3 2.1 Tanaman Binahon (Anredera cordifolia) ..................................................... 3 2.2
Ekatraksi Senyawa Aktif (Metabolit Sekunder) ....................................... 3
2.3
Granul Effervescent .................................................................................. 4
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 5 3.1 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5 3.1.1 Alat.......................................................................................................... 5 3.1.2 Bahan ...................................................................................................... 5 3.2 Metode Penelitian .......................................................................................... 5 3.2.1
Pembuatan Ekstrak Daun Binahong.................................................. 5
3.2.2
Pembuatan Granul Effervescent ........................................................ 5
3.3
Metode Analisa ......................................................................................... 6
3.4
Metode Analisa Data ................................................................................ 7
3.4.1
Penentuan Persen Peredaman ............................................................ 7
3.4.2
Penentuan Nilai IC50 ........................................................................ 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 9 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 9 4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 10 Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ....................... 10 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..................................................... 16 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............ 18
iii
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................. 19
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Tanaman Binahong ................................................................................3
DAFTAR TABEL Tabel 3.2.1: Variabel Ekstraksi Daun Binahong......................................................5 Tabel 3.2.2: Rancangan formula granul effervescent ekstrak daun binahong .........6 Table 4. 1 : Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .....................................................9 Table 4. 2 : Jadwal Kegiatan PKM-P .......................................................................9
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah melakukan pengobatan secara tradisional hingga sekarang. Kekayaan tumbuhan Indonesia yang berkhasiat sebagai tanaman obat sangat berlimpah dan banyak digunakan sebagai obat tradisional, maka obat tradisional perlu dikembangkan karena banyak kandungan zat aktif yang menguntungkan. Seiring berkembangnya prinsip back to nature ,masyarakat sekarang ini semakin menyukai dan menyenangi ramuan bahan alami dibandingkan obat kimia. Hal ini karena ramuan bahan alami lebih ekonomis,mudah didapat dan tidak menimbulkan efek samping yang sangat toksik.Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi juga permintaan pasar akan tradisional ini terus meningkatWalaupun demikian, perlu pembuktian melalui penelitian dan pengkajian ilmiah oleh pakar farmakognosi (ahli obat alam) perihal khasiat kandungan dan keamanannya pada manusia. Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam.Salah satunya adalah Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.), Tanaman ini banyak terdapat tumbuh liar dialam pada 1-500 mdpl, namun dapat dikembangbiakkan dengan cara stek batang, atau biji, termasuk golongan tanaman sukulen (mengandung banyak air), bercabang, aroma lembut, berlendir, tipe batang basah (herbaceous) yang merambat. Memiliki Batang yang keunguan atau hijau, dengan panjang 2 sampai 19 cm, lebar 2 sampai 16 cm, memiliki daun berwarna hijau, tebal, melengkung, dengan bentuk bagian yang dekat dengan batang menyerupai hati. Dengan bentuk bunga merah keunguan diujung dan putih di dasar akan keluar pada ketiak daun. Di beberapa negara, seperti Tiongkok, secara umum mempunyai kandungan zat antioksidan untuk menangkal radikal bebas, zat alkaloid yang berfungsi menurunkan gula darah pada tubuh, dan saponin yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan menyehatkan jantung. Dalam penelitianini, pemanfaatan daun dikaji untuk dimanfaatkan sebagai obat dengan berbagai manfaat, diantaranya untuk mengobati kencing manis, menjaga sistem imun, ambeien dan lain – lain. Produk olahan daun binahong biasanya banyak berbentuk kapsul, namun pada kajian penelitian ini ekstrak daun binahong di olah dalam bentuk granul effervescent, sediaan granul effervescent dapat digunakan untuk keperluan yang kebih praktis, dengan cara mencampurkan granul effervescent ke dalam air. Gas yang dihasilkan saat pelarutan granul effervescent adalah karbon dioksida, sehinggga dapat memberikan efek rasa seperti air soda. angan di buat menjadi effervescent diharapkan memliki nilai tambah di masyarakat, pembuatan granul effervescent dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah.
2
1.2 Rumusan Masalah Apakah granul effervescent ekstrak daun binahong yang kaya antioksidan mampu menyaingi effervescent sintetik? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui kadar antioksidan granul effervescent ekstrak daun binahong. 2. Mengetahui konsentrasi komposisi granul effervescent ekstrak daun binahong yang dapat memberikan kadar antioksidan secara optimal. 1.4 Kegunaan 1. Sebagai pedoman acuan bahan dasar dalam pembuatan effervesen berbahan dasar alam. 2. Diharapkan effervesen ekstrak binahong memiliki antioksidan lebih tinggi di banding effervesen sintetik. 1.5 Luaran 1. Effervesen yang dihasilkan dari ekstrak daun binahong memiliki antioksidan tinggi 2. Mendapatkan formula effervesen optimum dari ekstrak daun binahong 3. Artikel ilmiah :
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Binahon (Anredera cordifolia) Binahong atau Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan tanaman yang memiliki nama genus Anredera dan tergolong Famili Basellaceae (Walters, 1989 dalam Rahmawati dkk, 2012). Binahong adalah tanaman obat dari daratan Tiongkok yang dikenal dengan nama asli dheng san chi, sedangkan di dunia intrnasional binahong dikenal dengan nama hearthleaf madeiravine (Suseno, 2013).Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Tanaman merambat ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih jauh.Terutama untuk mengungkapkan khasiat dari bahan aktif yang dikandungnya. Berbagai pengalaman yang ditemui di masyarakat, binahong dapat dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan penyakit-penyakit berat (Manoi, 2009 dalam Rahmawati dkk, 2012). Dengan demikian, tanaman binahong atau di Indonesia dikenal sebagai gendola adalah tanaman yang tumbuh menjalar yang dapat berfungsi sebagai tanaman hias sekaligus tanaman obat yang perlu diteliti lebih lanjut untuk mengungkap khasiat yang dikandungnya.
Gambar 1: Tanaman Binahong 2.2 Ekatraksi Senyawa Aktif (Metabolit Sekunder) Ekstraksi pelarut adalah metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut dan bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Ekstraksi membuat komponenkomponen kimia dalam sampel ditarik oleh pelarut kimia yang cocok yakni didasarkan pada kemampuan melarutkan zat aktif dalam jumlah yang maksimum, sehingga terbentuklah ekstrak (hasil ekstraksi yang mengandung berbagi komponen kimia). Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur (Khopkar, 1990). Salah satu metode ekstraksi pelarut yang sering digunakan adalah maserasi. Ekstraksi secara maserasi merupakan cara penyarian yang paling sederhana yang dilakukan dengan cara merendam sampel dalam cairan penyari. Rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu lamanya maserasi berbeda-beda antara 4-10 hari. Semakin besar perbandingan cairan pengekstraksi terhadap sample, akan semakin banyak hasilyang diperoleh. Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkan biogenesisnya, artinya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur biosintesisnya. Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer
4
(polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat penting bagi eksistensi suatu makhluk hidup tetapi sering berperan menghadapi spesies-spesies lain (Manitto, 1981 dalam Rustaman dkk, 2007). Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesis oleh suatu makhluk hidup bukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, akan tetapi untuk mempertahankan eksistensinya dalam berinteraksi dengan ekosistem. Dalam proses interaksi dengan lingkungan hidupnya, seringkali kadar metabolit sekunder yang disintesis berubah-ubah. Secara khusus, senyawa metabolit sekunder mempunyai fungsi umum yaitu sebagai alat pengikat (attactant) bagi serangga atau hewan lainnya untuk membantu penyerbukan, sebagai alat penolak (repellant) terhadap gangguan hama atau hewan pemangsanya, dan sebagai alat pelindung (protectant) terhadap kondisi lingkungan fisik yang ekstrim. Persyaratan untuk mengekstraksi bahan kandungan tumbuhan adalah tingkat kehalusan yang cocok dari material awal, dengan meningkatnya tingkat kehalusan, maka luas permukaan yang terkena cairan ekstraksi akan semakin besar. Serbuk dengan penghalusan yang tinggi kemungkinan sel-sel yang rusak juga semakin besar, sehingga memudahkan pengambilan bahan kandungan langsung oleh bahan pelarut (Octavia, 2009 dalam Sriwahyuni, 2010). 2.3 Granul Effervescent Pengolahan granul effervescent dapat diolah dengan metode granulasi basah dan metode granulasi kering, serta pencampuran dengan cairan nonreaktif. Granulasi sendiri diartikan sebagai pembentukan partikel-partikel granul dengan mekanisme pengikatan tertentu (Anonim, 1979).Granul effervescent adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang diolah dari zat aktif, campuran asam-asam organik dan natrium bikarbonat. Apabila granul ini dimasukan dalam air akan membentuk reaksi asam dan basa yang akan langsung membebaskan karbondioksida yang ditandai dengan timbulnya buih, keuntungannya akan menghasilkan sensasi menyegarkan oleh reaksi karbondioksida, serta mampu menutupi rasa pahit dari bahan obat. CO2 yang dihasilkan dapat mempercepat penyerapan bahan obat didalam lambung (Scoville, 1957). Reaksi antara asam sitrat dengan natrium bikarbonat, serta asam tartrat dengan natrium bikarbonat dapat dilihat sebagai berikut: H3C6H5O7H2O + 3NaHCO3 → Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2 (Na Sitrat) (Air) (Karbondioksida) (Asam sitrat) (Na Bikarbonat) H2C4H4O6 + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2 (Na Tartrat) (Air) (Karbondioksida) (Asam tartrat) (Na bikarbonat) Reaksi diatas menjelaskan bahwa dibutuhkan 3 molekul natrium bikarbonat untuk menetralkan 1 molekul asam sitrat dan dibutuhkan 2 molekul natrium bikarbonatuntuk menetralisasi 1 molekul asam tartrat (Ansel, 1989). Reaksi ini akan memberikan efek sparkle atau rasa seperti minuman soda yang berlangsung cukup cepat, umumnya selesai dalam waktu kurang dari lima menit dan menghasilkan larutan yang jernih (Pulungan dkk, 2004).
5
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak : maserator, waterbath, blender, evaporator, timbangan, kain saring. 2. Alat yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent: oven, mortir, mixer, ayakan no. 8, no. 10 dan no. 16 3. Alat yang digunakan untuk pengujian : timbangan, labu ukur, pipet volum dan spektrofotometer 3.1.2 Bahan 1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan ekstraksi : daun binahong, etanol, dan aquadest. 2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent: PGE 800, natrium bikarbonat, asam sitrat, asam tartrat, essence, dan pemanis. 3. Bahan yang digunakan untuk pengujian : DPPH, methanol 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Pembuatan Ekstrak Daun Binahong Pembuatan ekstrak daun Binahong dilakukan dengan metode maserasi, yaitu daun binahong dibersihkan, ditiriskan dan dipotong-potong, ditimbang lalu diekstraksi dengan menggunakan etanol dengan cara maserasi selama beberapa hari yang setiap harinya dikocok. Ekstrak kemudian disaring menggunakan kertas saring didapat filtrate 1, kemudian residu diekstraksi kembali selama 2 hari menggunakan etanol didapat filtrat 2 dan seterusnya. Selanjutnya filtrat dikumpulkan, diuapkan menggunakan evaporator pada suhu 50°C sampai volumenya menjadi ¼ dari volume awal, dan dilanjutkan dengan pengentalan yang dilakukan dengan menggunakan waterbath dengan suhu 60oC sampai menjadi ekstrak kental. Tabel 3.2.1: Variabel Ekstraksi Daun Binahong
Konsentrasi Hari
96%
Variable I 86% 76% 66% 5
56% 3
Variable II 76% 4 5 6
7
3.2.2 Pembuatan Granul Effervescent Langkah awal pengolahan granul effervescent adalah penentuan formula yang tepat. Formula acuan granul effervescent ekstrak Daun Binahong sebagai berikut : Ekstrak ……………………………........7,4 % Natrium Bikarbonat …………………..48,1 % Asam Tartrat ………………………….25,6 % Asam Sitrat …………………………...16,6 %
6
Aspartam ………………………………1,4 % PGE 8000.....…………………………...0,9 % Essense …..……………………………..qs Tabel 3.2.2: Rancangan formula granul effervescent ekstrak daun binahong Formula 1 Formula 2 Formula 3 Ekstrak 7,4% Ekstrak 14,8% Ekstrak 22,2% Na-Bikarbonat 48,1% Na-Bikarbonat 48,1% Na-Bikarbonat 40,8% Asam Tartrat 25,6% Asam Tartrat 21,9% Asam Tartrat 21,9% Asam Sitrat 16,6% Asam Sitrat 12,9% Asam Sitrat 12,9% Aspartam 1,4% Aspartam 1,4% Aspartam 1,4% PGE 8000 0,9% PGE 8000 0,9% PGE 8000 0,9% Essense qs Essense qs Essense qs Ekstrak kental daun Binahong digranulasi basah dengan cara penambahan PGE 8000 hingga menjadi granul yang diinginkan, selanjutnya diayak dengan ayakan no 16 dan di panaskan dalam oven selama 3 jam dengan suhu 600C. Komponen ini selanjutnya disebut komponen ekstrak daun Binahong. Komponen ekstrak daun Binahong, natrium bikarbonat, asam tartrat, asam sitrat, dan pemanis (aspartam) ditimbang sesuai dengan kebutuhan konsentrasi tiap formula. Kemudian Granul ekstrak Binahong ditambahkan asam sitrat, asam tartrat, dan aspartam dicampurkan dalam satu wadah dan disemprot dengan larutan essence dalam etanol (1:4). Campuran tersebut kemudian diayak dengan ayakan no. 8 kemudian granul dikeringkan dalam ovenpada suhu 40-50 0C selama 3 jam. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan no. 10, selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam. Dalam wadah lain, natrium bikarbonat disemprot dengan essence dalam etanol (1:4). Campuran tersebut kemudian diayak dengan ayakan no.8, kemudian granul yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 400C selama 3 jam.Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan no. 10, selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa. Komponen asam dan komponen basa digranulasi dalam sebuah lumpang hingga homogen. Hasilnya ialah granul effervescent ekstrak daun Binahong ditimbang sebagai volume awal. Granul effervescent ekstrak Daun Binahong kembali dioven hingga mendapat volume yang tetap selama 7 jam setelah itu ditimbang sebagai berat granul kering. Sebelum dikemas, untuk menghindari penyerapan kelembaban dari udara, granul effervescent dimasukkan dalam desikator berisi silica gel selama 1 jam. Dilakukan evaluasi granul effervescent, setelah dilakukan evaluasi granul, dipindahkan ke wadah lalu disegel secara cepat dan rapat. 3.3 Metode Analisa Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer UV- Visible 1. Prinsip metode pemerangkapan radikal bebas DPPH Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas DPPH dalam larutan metanol (sehingga terjadi perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning) dengan nilai IC50 (konsentrasi sampel uji yang memerangkap
7
radikal bebas 50%) sebagai parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel uji tersebut. 2. Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM DPPH ditimbang 20 mg dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (Konsentrasi 200 ppm). 3. Pembuatan Larutan Blanko Larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 40 ppm). 4. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dan Penentuan Operating Time Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm. Pengukuran dilajutkan untuk menentukan operating time larutan DPPH dalam metanol dari menit 0 sampai menit 60 (1 jam) 5. Pembuatan Larutan Induk Sebanyak 25 mg sample ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu ukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 1000 ppm). 6. Pembuatan Larutan Uji Larutan induk dipipet sebanyak 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml (untuk mendapatkan konsentrasi 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm), kemudian dalam masing-masing labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda, didiamkan di tempat gelap, lalu diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 516 nm, tiap 10 menit pada waktu mulai 0 menit hingga 60 menit. 3.4
Metode Analisa Data
3.4.1 Penentuan Persen Peredaman Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas oleh sampel uji ekstrak etanol daun binahong menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl2-picrylhydrazil (DPPH), yaitu dihitung dengan menggunakan rumus: % 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛 =
A Kontrol − A Sample 𝑥 100% 𝐴 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
Keterangan: A kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel (Andayani, et al., 2008). 3.4.2
Penentuan Nilai IC50 Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji (μg/ml) yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (mampu meredam proses oksidasi DPPH sebesar 50%). Nilai 0% berarti tidak mempunyai aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100% berarti peredaman total dan pengujian perlu
8
dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi (Y=AX+B) dengan konsentrasi ekstrak (ppm) sebagai absis (sumbu X) dan nilai % peredaman (antioksidan) sebagai kordinatnya (sumbu Y). Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan IC50 masing-masing sampel dinyatakan dengan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang diperoleh sebagai IC50. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100-150 ppm, dan lemah jika IC50 bernilai 151- 200 ppm (Mardawati, et al., 2008).
9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Table 4. 1 : Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P No. 1 2 3 4
Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang Bahan habis pakai Perjalanan Lain-lain Jumlah
Biaya (Rp.) 2.750.000 4.400.000 2.750.000 1.100.000 11.000.000
4.2 Jadwal Kegiatan Table 4. 2 : Jadwal Kegiatan PKM-P No.
Kegiatan
2
Persiapan Bahan dan Alat Penelitian
3
Analisa Hasil
4
Pembuatan Laporan
1
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
10
DAFTAR PUSTAKA Akbarians. 2011, potensi binahong Anrederacodifolia. http://farmasiklopedia, blogspot.com/2011/02/potensi-binahong-anredera-cordifolia.html. Diakses pada 25 Oktober 2016 Anwar, Khoerul. Formula Sediaan Tablet Effervescent dari ekstrak kunyit Ayu, Tyas. 2013. Identifikasi Asam Fenolat Dari ekstraks etanol Daun Binahong ( Andredera cordifolia ( Ten .) Stennis ) Dan Uji Aktivitas Antioksidan. Ionita, P. 2005. Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen Active Species?. Bucharest. Chemical Paper. 59(1). Hal. 11-16. Isnindar., Subagus Wahyuono., dan Erna Prawita Setyowati. 2011. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan Daun Kesemek (Dipspyros kaki Thunb.) Dengan Metode DPPH ( 2,2-difenil-1-1-pikrilhidrazil). Majalah Obat Tradisional. Vol. 16. No. 3. Hlm. 157-164. Manoi, Feri, 2009, Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat, Majalah Warta Vol.15, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol 26(2): 214-215. Prior, R. L., Wu, X., & Schaich, K. 2005. Standardized methods for the determination of antioxidant capacity and phenolics in foods and dietary supplements. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 53: 4290-4302. Rachmawati, S., 2008, Study Makroskopi, Mikroskopi dan Skrining Fitokimia Daun Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Thesis, Airlangga University, Surabaya. Selawa Widya. 2013. Kandungan Flavonoid Dan Kapasitas AntioksidanTotal Ekstrak Etanol Daun Binahong [Anrederacordifolia(Ten.)Steenis.].95115 Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No 01. Suryanti, M. 2010. Analisis kandungan polifenol, flavonoid, dan aktivitas antioksidanpada tanaman Bangun-bangun (Coleus amboinicus) dengan perawatanmenggunakan ekstrak tanaman terfermentasi. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA UR. Timmatimmi. 2014. Ekstraksi daun cermai metode maserasi.
11
12
13
14
Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIDN 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/HP
Dr. Tri Yuni Hendrawati,ST, MSi Perempuan Teknik Kimia 0311066902 Klaten, 11 Juni 1969
[email protected] 08161414153
B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi
S1 Universitas Gajah Mada
Jurusan
Teknik Kimia
Tahun Masuk-Lulus
1987 - 1992
S2 Institut Pertanian Bogor Teknologi Industri Pertanian (Proses) 1998-2001
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel No. Seminar Ilmiah
1
2
3
S3 Institut Pertanian Bogor Teknologi Industri Pertanian 2001-2006
Waktu dan Tempat
Seminar Teknik Kimia UNPAR
Pemanfaatan Biomassa untuk Pangan, Energi dan Bahan Kimia
2010, Teknik Kimia, UNPAR, Bandung
Seminar Nasional Tjipto Utomo
Sumber Daya Alam Indonesia: Peranan Pendidikan dan Teknologi Kimia dalam pemanfaatannya secara berkelanjutan
2010, ITENAS, Bandung
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia dan Musyawarah Nasional APTEKINDO
The Challenge of Chemical Engineering Institutions in Product Innovation for a Sustainable Future
2012, APTEKINDO UI
15
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang Material Erlenmeyer Labu ukur 100ml Labu ukur 25ml Spatula Maserator Pisau Kertas saring Saringan Gelas ukur Pipet volum Pipet Cawan Penguapan Mortar Sewa Lab (Di Bogor)
Justifikasi Kuantitas Pemakaian Wadah sample 5 Larutan Standar 2 Larutan uji 6 Pengambil bahan 2 Proses maserasi 5 Memotong 2 sample Untuk menyaring 3 Untuk menyaring 2 Menakar larutan 1 Untuk memipet 1 Untuk memipet 1 Penguapan 2 sample Menghaluskan 2 granul Untuk alat Neraca, Desikator, Waterbath, 1 Evaporator, Oven, Ayakan, Spektrofotometer SUB TOTAL (Rp)
Harga Satuan (Rp) 65.000 50.000 30.000 10.000 28.000
Jumlah (Rp) 325.000 100.000 180.000 20.000 140.000
Keterangan
25.000
50.000
Beli
30.000 50.000 100.000 35.000 20.000
90.000 100.000 100.000 35.000 20.000
Beli Beli Beli Beli Beli
20.000
40.00
Beli
25.000
50.000
Beli
1.500.000
1.500.000
Beli Beli Beli Beli Beli
1,5 Bulan
2.750.000
2. Bahan Habis Pakai Material Daun Binahong Etanol Asam Sitrat Asam Tartrat Natrium Bikarbonat Pemanis PGE 8000 Essence Aquades Metanol
Justifikasi Pemakaian Bahan baku Bahan baku Bahan baku Bahan baku Bahan baku
Kuantitas 1,5 Kg 15 L 4 Kg 6 Kg 11 Kg
Bahan baku Bahan baku Bahan tambahan Pembilas Pelarut
Harga Satuan
Jumlah (Rp)
Keterangan
150.000/kg 37.000/L 60.000/kg 140.000/kg 100.000/kg
225.000 555.000 240.000 840.000 1.100.000
Beli Beli Beli Beli Beli
0.35 Kg 300 gr 100 ml
400.000/kg 2.000/gr
140.000 600.000
Beli Beli Beli
40L 7L
32.500/10L 10.000/L
130.000 70.000
Beli Beli
17
DPPH
Bahan 50 mg tambahan SUB TOTAL (Rp)
10.000/mg
500.000
Beli
Justifikasi Pemakaian Pencarian bahan baku
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
3 orang
200.000/orang
600.000
Pulang – Pergi
3 orang
600.000/orang
1.800.000
Pulang – Pergi (1,5 Bulan)
4.400.000
3. Perjalanan Material Perjalanan ke supplier alat dan bahan kimia Perjalanan ke lab (Di Bogor)
Kuantitas
Penelitian
Perjalanan mencari literatur
3 orang
Keterangan
350.000
SUB TOTAL (Rp)
2.750.000
4. Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya) Material
Justifikasi Pemakaian
ATK Pembuatan proposal dan laporan Seminar Publikasi
Print, copy laporan
Kuantitas
1 set
Harga Satuan (Rp) 25.000
1 paket
350.000
350.000
1 1
500.000 225.000
500.000 225.00 1.100.000 11.000.000
SUB TOTAL (Rp) TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.)
Jumlah (Rp) 25.000
Keterangan
18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
1
Aji Rahman Syah /2013430118
Teknik Kimia
Teknik Kimia
2
Fauzia Abdurrochman /2013430134 Ahmad Azzam Fuadie /2014430066
Teknik Kimia
Teknik Kimia
Alokasi Waktu Uraian Tugas (jam/minggu) 10 -Persiapan bahan baku Jam/minggu dan proses -Perencanaan dan perhitungan formulasi produk 10 -Pengujian antioksidan Jam/minggu
Teknik Kimia
Teknik Kimia
10 Jam/minggu
No
3
Nama /NIM
Program Studi
Bidang Ilmu
-Blending -Evapotasi -Pengeringan