PROPOSAL HASIL MAGANG DI PT UNI PRIMACOM DIVISI Z
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis J.)
Disusun Oleh: BURHAN ARIF GUNAWAN (20120210095)
PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
DAFATAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii PENDAHULUAN................................................................................................................1 A. Latar Belakang...........................................................................................................1 B. Tujuan.........................................................................................................................2 KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK LAPANGAN...................................................3 A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan.......................................................................3 B. Letak dan Luas Wilayah..............................................................................................4 C. Tanah dan Tofografi....................................................................................................5 D. Iklim............................................................................................................................6 E. Struktur Organisasi Divisi...........................................................................................7 F. Visi dan Misi...............................................................................................................8 G. Tenaga Kerja...............................................................................................................9 PELAKSANAAN MAGANG............................................................................................10 A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang..................................................................11 B. Metode Pelaksanaan Magang....................................................................................12 C. Kegiatan di Lapangan................................................................................................13 PEMBAHASAN..................................................................................................................14 A. Perencanaan .............................................................................................................15 B. Organisasi.................................................................................................................16 C. Pelaksanaan..............................................................................................................17 D. Kontrol.....................................................................................................................18 PENUTUP...........................................................................................................................19 Kesimpulan .............................................................................................................19 DAFTAR ISI......................................................................................................................20 LAMPIRAN.......................................................................................................................21
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan yang memiliki pertumbuhan yang pesat. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menyumbangkan devisa negara dalam jumlah yang cukup besar. Menurut Sunarko (2008), perkebunan kelapa sawit di Indonesisa semula berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Namun, sekarang telah berkembang ke berbagai daerah, seperti Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimatan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua Kontribusi tanaman kelapa sawit dalam perekonomian nasional sangat besar, meski masih ada sejumlah masalah (Sucipto, 2012). Dalam perkembangannya, minyak kelapa sawit beserta turunannya semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan ini berbanding lurus dengan bertambahnya penduduk dunia. Sejak 2005, sawit menjadi minyak nabati terbesar di dunia (24%) menggeser minyak kedelai (23%). Adanya permintaan CPO dan produk turunan kelapa sawit yang tinggi memerlukan pengembangan areal pertanaman (ekstensifikasi lahan) yang luas untuk memenuhi permintaan tersebut. Selain itu, untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi tersebut perlu teknik budidaya yang sesuai untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Perkembangan perkebunan kelapa sawit di indonesia sangat pesat. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), tercatat pada tahun 2008 total luas areal perkebunan kelapa sawit seluas 7.36 juta hektar dengan produksi 17.53 juta ton. Dari jumlah tersebut sebagian besar diantaranya menembus pasaran ekspor. Dari luas yang ada 3.87 juta hektar dikelola oleh perkebunan besar swasta (PBS), 2.88 juta hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dan 602 963 hektar berupa perkebunan besar milik negara (PBN). Perluasan lahan ini tidak lepas dari kebutuhan sumberdaya manusia sebagai pengelola lahan. Pemenuhan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan magang. Perekrutan magang ini bertujuan menambah ketrampilan kerja mahasiswa. Selama ini mahasiswa telah mendapat pendidikan di perguruan tinggi berupa teori dan praktikum dengan intensitas yang terbatas. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk ketrampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja.
Perluasan lahan ini tidak lepas dari kebutuhan sumberdaya manusia sebagai pengelola lahan. Pemenuhan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan magang. Perekrutan magang ini bertujuan menambah ketrampilan kerja mahasiswa. Selama ini mahasiswa telah mendapat pendidikan di perguruan tinggi berupa teori dan praktikum dengan intensitas yang terbatas. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk ketrampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi/lembaga yang relevan dengan program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya.
Kegiatan magang dapat dilakukan di semua perusahaan, salah satunya adalah PT UNI PRIMACOM yang merupakan salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Perusahaan ini di bawah anak buah perusahaan dari Asam Jawa Group. Perusahaan Asam Jawa Group ini memiliki anak buah perusahaan diantaranya PT Sumur Pandan Wangi, PT Musirawas Citraharpindo dan PT Uni Primacom. Perusahaan ini memiliki luas lahan sekitar 10.000 ha dengan tenaga kerja sekitar 2.500 karyawan. Dengan cakupan lahan yang cukup luas. Pencapaian dari produksi kelapa sawit semakin meningkat dimana dalam perusahaan ini juga terdapat dua Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang diberi nama PKS 1 dan PKS 2. Unit pengolahan kelapa sawit PKS 2 baru saja di resmikan pada tahun 2011 silam, dengan demikian perusahaan ini dapat di katakana layak untuk di jadikan sebagai lokasi tempat magang. Dengan melakukan kegiatan magang di PT Uni Primacom, diharapkan mahasiswa dapat menimba ilmu secara langsung mengenai seluk beluk budidaya kelapa sawit dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas. Keterjaminan semua proses budidaya baik sejak pengolahan lahan sampai pengolahan hasil dan pemasaran akan memberikan jaminan bagi konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
B. Tujuan Kegiatan magang ini bertujuan untuk: a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit. Dan mengetahui dan memahami pengelolaan tanaman kelapa sawit secara nyata di lapangan. b. Dapat membandingkan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan pelaksanaan
teknis
di
lapangan
dan
melatih
mahasiswa
dalam
mengintegritaskan diri dengan masyarakat disekitar lokasi magang. c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal ketika terjun di dunia kerja. d. Mengasah ketrampilan bekerja di PT Uni Primacom.
II. KEADAAN UMUM LOKASI DIVISI Z A. Sejarah singkat berdirinya DIVISI Z Divisi z berdirim pada januari 2014 dan lokasinya bertempat di areal sei kaliman. B. Letak dan Luas Wilayah DIVISI Z Divisi z terletak di areal sei kaliman PT.UNI PRIMACOM yang berada di desa Baru Namiri, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah. Dengan luas wilayah Divisi Z 703,68 Ha. C. Tanah dan Topografi Tanah yang terdapat di DIVISI Z yaitu tanah mineral dan Gambut dengan areal pasang surut. Gambut merupakan tanah hasil akumulasi timbunan bahan organik dengan komposisi lebih dari 65% yang terbentuk secara alami dalam jangka waktu ratusan tahun dari lapukan vegetasi yang tumbuh di atasnya yang terhambat proses dekomposisinya karena suasana anaerob dan basah. (2009.Peraturan Menteri Pertanian). Keadaan umum topografi di DIVISI Z berupa perbukitan, dataran rendah seperti rawa, tanah bergelombang, dan tanah datar. Jenis tanah meliputi tanah gambut, tanah mineral.
D. Iklim Di kecamatan parenggean beriklim tropis dengan curah hujan DIVISI Z tidak menentu rata-rata 1331 - 2000 mm/tahun dengan suhu optimal 29 0C – 30 0C, dengan kelembaban 80% dengan penyinaran matahari 5-7 jam/hari tetapi pada bulan bulan ini penyinaran tidak optimal karena sinar matahari kehalangan oleh kabut asap. Dengan kecepatan angin 5 – 6 km /jam. Sedangkan menurut teori mengatakan sarat pertumbuhan tanaman kelapa sawit yaitu dengan iklim, suhu rata – rata 2 000 – 2 500 mm/tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Suhu harian optimal antara 24 – 28 0C, kelembaban 80% dan penyinaran matahari 5 – 7 jam/hari. Kecepatan angin yang baik adalah 5 – 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan (Lubis, 1992).
Dengan keadaan iklim yang seperti itu lokasi Divisi Z cocok digunakan sebagai perkebunan kelpa sawit karena kondisi iklim yang hampir menyamai dengan teori yang ada.
E. Struktur organisasi DIVISI Z KA. DIVISI
Kerani Divisi
KONDAKTOR
Mandor Panen
Kerani Panen
Pembina rohani
Mandor Perawatan
Operator genset
Satpam
F. Visi dan Misi DIVISI Z a. VISI Menciptakan suasana yang aman, damai, harmonis, dan juga menciptakan kekeluargaan yang ada di DIVISI Z. b. MISI -
Tercapainya Produksi
-
Mengurangi losses. Contoh losses anggaran
-
Selalu menjaga kualitas dan kuantitas
G. Tenaga kerja DIVISI Z Adanya tenaga kerja di DIVISI Z akan mempermudah lancarnya suatu pekerjaan, sehingga terciptanya hubungan kerja sama dan informasi yang baik antar tenaga kerja. Tenaga kerja di DIVISI Z terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita yang terdiri dari SKU dan Tenaga Kerja Harian dan yang masih trening. Tenaga kerja yang ada di di DIVISI Z berasal dari berbagai daerah dan juga dari daerah asli kalimantan. Contohnya yang dari daerah luar kalimantan yaitu dari NTT, Jawa, Sumatra.
III. PELAKSAAN MAGANG A. Tempat dan Waktu Pelaksaan Magang Tempat pelaksanaan magang saya di lakukan di DIVISI Z PT. UNI PRIMACOM, dari tanggal 14 September – 14 November 2015. B. Metode Pelaksanaan magang Pelaksanaan magang ini melibatkan mahasiswa untuk melakukan seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan. beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang diantaranya : 1. Observasi Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa magang berkesempatan untuk mempelajari terlebih dahulu teori tentang teknis lapangan sebelum langsung mengamati dan mempraktekkan bagaimana cara kerja praktek teknis di lapangan. 2. Praktek Para mahasiswa magang langsung mempraktekkan dilapangan apa yang sedang dilaksanakan di perkebunan tersebut dengan diarahkan oleh Asisten Divisi atau Mandor yang mendampingi. 3. Diskusi Selama pelaksanaan praktek magang mahasiswa melakukan diskusi baik dengan asisten, mandor maupun dengan para pekerja dikebun kelapa sawit selama pelaksanaan kegiatan magang berlangsung.
C. Kegiatan di Lapangan Kegiatan di lapangan adalah seluruh rangkaian kegiatan kebun yang ada dan sedang berlangsung di PT. UNI PRIMACOM DIVISI Z adapun kegiatannya adalah :
1.
Kegiatan di Areal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Kegiatan praktek yang dilakukan diareal TBM diantaranya konsolidasi, penyisipan, garuk piring, pembuatan tapak kuda, penanaman kacangan (Leguminosa cover crop), pemupukan, pengendalian hama penyakit serta pemeliharaan jalan, parit dan drainase.
a. Konsolidasi Konsolidasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merehabilitasi tanaman yang baru ditanam. Kesalahan tanam biasanya disebabkan oleh penanaman
yang terburu-buru
dan
kurangnya
pengawasan
sehingga
mengakibatkan kerusakan tanaman, kelambatan atau kelainan pertumbuhan bibit yang ditanam. Kegiatan konsolidasi antara lain adalah menginventarisasi tanaman yang mati, abnormal, tumbang dan terserang hama penyakit serta menegakkan pohon yang tumbang dengan cara menimbun tanah disekitar pangkal batang dan dipadatkan sehingga tanaman tegak kembali. Konsolidasi pokok ini dilakukan pada umur TBM I dan TBM III jika terlambat sulit untuk diperbaiki karena batang tanaman sudah besar.
b. Penyisipan Penyisipan dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati, sakit atau kerdil sehingga diperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan seragam. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi pada areal TBM tanaman yang perlu disisip pada masa TBM I sampai III setiap satu bulan sekali, dan setelah TBM III penyisipan cukup dilakukan setiap satu tahun sekali.
c. Garuk Piring Kegiatan ini dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat disekitar tanaman kelapa sawit, gulma digaruk dengan menggunakan cangkul, dengan radius 1 meter dari pangkal batang. piringan harus bebas dari gulma untuk menghindari persaingan dalam penyerapan unsur hara antara gulma dengan tanaman kelapa sawit. Rotasi garuk piringan ini dilakukan setiap satu bulan sekali.
d. Teras Individu atau Tapak Kuda Pembuatan teras tapak kuda tepat pada pancang tanaman mula-mula tanah dibebeskan dari humus, tunggul dan kayu-kayuan. Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun, sedangkan tanah yang agak miring
dicangkul dan diratakan dengan sudut kemiringan 10°-15° kemudian dibuat benteng kecil dipinggir tanah timbunan tersebut. Teras tapak kuda dibuat pada bagian permukaan tanah yang memiliki kecuraman atau kemiringan yang tinggi. Adapun tujuan dibuatnya tapak kuda adalah apabila pada saat pemupukan unsur hara tidak langsung tercuci tetapi tetap berada dalam piringan atau tapak kuda tersebut. Tapak kuda dibuat pada areal TBM I ( tanaman ulang). Pemeliharaan pada tahap awal diperlukan pemeriksaan yang teratur untuk memperbaiki tapak kuda yang rusak, dan rehabilitasi selanjutnya dilakukan setiap satu tahun sekali. e. Penanaman Tanaman Penutup Tanah Penanaman tanaman penutup tanah (Leguminosa cover crop), sangat baik untuk mengurangi erosi permukaan tanah, memperbaiki aerasi, menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan organik serta cadangan unsur hara. Akar tanaman kacangan dapat memfiksasi nitrogen dan juga dapat mencegah pertumbuhan gulma. Jika tanaman telah menutupi areal dengan sempurna maka akan menghemat biaya penyiangan gulma dan tanaman kelapa sawit dapat terhindar dari serangan hama kumbang oryctes.
f. Kastrasi Kastrasi mulai dilakukan untuk tanah kelas 1 umur 14 bulan, dan kelas 2 atau seterusnya umur 18 bulan, kegiatan kastrasi meliputi : 1)
Membuang bunga betina dan jantan menggunakan dodos ukuran maksimal 8 cm dan disusun di gawangan mati.
2)
Pada saat dimulai kastrasi dibulan ke 14 dan 18, maka kegiatan kastrasi
bunga betina yang ada dipohon non
produktif tidak dibuang. 3)
Kastrasi rotasi terakhir bunga jantan jangan dibuang karena akan
digunakan sebagai media pengembangan Elaidobius
kamerunikus. 4)
Pada tanah kelas 1 rotasi dimulai pada umur 14 dan diakhiri pada umur 20 bulan dan tidak ada pemotongan pelepah segar pada kastrasi.
g. Sanitasi Sanitasi
dilakukan
untuk
mempermudah
proses
panen
dan
mendapatkan kondisi buah yang baik pada saat mulai memanen yang dilakukan 3 atau 4 bulan sebelum panen pertama dimulai. Kegiatan sanitasi mencakup : 1.
Membuang tandan partenocarpy dan tandan busuk terutama yang diserang tirathaba, tandan tersebut harus diletakan digawangan mati.
2.
Membuang semua pelepah kering pada pangkal pohon dan dilarang memotong pelepah segar.
3.
Membersihkan
semua
sampah
disekitar
pohon
untuk
memudahkan pengutipan brondol h. Pemupukan. Kegiatan pemupukan pada areal TBM sangatlah penting untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan kokoh serta persiapan aktivitas pertumbuhan. Pengaruh pemupukan terhadap produksi bersifat jangka panjang dan baru akan terlihat setelah 2 sampai 3 tahun kedepan. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk NPK, yang diberikan dengan sistem tabur.
i. Pemberantasan Gulma Sistem atau cara penyemprotan yaitu dengan cara Blanket, dan pengaplikasiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali sesuai dengan pertumbuhan gulma, serta alat-alat yang digunakan dalam aplikasi herbisida yaitu : masker, sarung tangan, alat semprot (kep) dengan muata bobot 15 liter air, dan kacamata. Jenis herbisida yang diaplikasikan di kebun PT. UP adalah sebagai berikut : 1. Glyfosat : herbisida sestemik, yaitu herbisida yang mematikan gulma dengan cara di translokasikan keseluruh bagian gulma sehingga pengaruhnya luas, herbisida ini membunuh dengan cara menghambat fotosintesis. 2. Paraquat
: herbisida kontak, yaitu herbisida yang mematikan gulma
dengan cara kontak dengan gulma melalui absorbsi lewat akar maupun
daun dan akan merusak, bagian gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut dan tidak ditrans lokasikan ke organ bagian gulma yang lain. j. Pembuatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) Pada perkebunan kelapa sawit TPH diperlukan sebagai tempat penumpukan hasil panen agar tersusun rapi di tepi jalan pengangkut sehingga
mempermudah
proses
pengangkutan
buah
untuk
ditransportasikan. Standar TPH melputi : 1. TPH dibuat setiap 3 jalan rintis untuk areal datar, sedangkan areal bergelombang dan berbukit disesuaikan dengan kondisi areal. 2. Ukuran TPH - TM I dan II 2 x 3 meter - TM III dan seterusnya ukuran 3 x 4 meter 3.
permukaan tanah pada TPH harus rata sehingga memudahkan
menempatkan TBS (tandan buah segar). 3. Kegiatan di Areal Tanaman Menghasilkan ( TM ) a. Babat Anak Kayu Kegiatan Babat anak kayu / gulma di sekitar tanaman kelapa sawit, pasar pikul dan TPH, tujuan dari kegiatan ini untuk mencegah terjadinya persaingan dalam mengambil unsur hara di dalam tanah. b. Garuk Piringan Kegiatan membuang gulma atau sisa brondolan yang tertinggal di piringan, dengan menggunakan alat cangkul yang berbentuk seperti tangan manusia, piringan berfungsi sebagai tempat penyebaran pupuk, serta tempat jatuhnya brondolan, dan mempermudah pengangkutan buah ke TPH.
c. Pemangkasan (Pruning) Alat yang digunakan untuk memangkas adalah dodos, pemangkasan dilakukan pada pelepah pokok yang tingginya telah mencapai satu meter selain itu pemangkasan juga dilakukan untuk membuang pelepah yang kering, pelepah yang telah dipangkas tidak diperbolehkan dibuang disembarang
tempat,
tetapi
harus
disusun
pada
rumpukan.
pemangkasan tidak diperbolehkan membuang pelepah pokok yang masih muda karena pelepah tersebut masih aktif dan dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses fotosintesis.
d. Pemupukan Pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu sekitar 40% – 60% dari total pemeliharaan. Oleh karena itu, agar tercapai hasil pemupukan yang optimal maka pupuk yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan. Jenis pupuk yang diaplikasikan diperkebunan sawit PT. UNI PRIMACOM Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringi Timuryaitu Urea yang berfungsi untuk membantu proses penyuburan pada daun, MOP berfungsi untuk mempercepat proses pembuahan, dan TSP berfungsi untuk pertumbuhan akar dan pembentukan biji, serta Kaptan pada tanah gambut berfungsi untuk menetralisir keasaman tanah.
e. Kegiatan Pemotongan Pelepah Kelapa Sawit Kegiatan ini adalah memangkas pelepah tanaman kelapa sawit yang menaungi daerah jalan. Tujuannya supaya jalan tidak terlindungi oleh cabang-cabang kelapa sawit, sehingga cahaya matahari dapat menembus langsung ke bagian badan jalan, dan pada musim hujan kelembaban tanah cepat diatasi.
f. Pemberantasan Gulma Sistem atau cara penyemprotan yaitu dengan cara Blanket, dan pengaplikasiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali sesuai dengan pertumbuhan gulma, serta alat-alat yang digunakan dalam aplikasi herbisida yaitu : masker, sarung tangan, alat semprot (kep) dengan muatan bobot 15 liter air, dan kacamata. Jenis herbisida yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Glyfosat : herbisida sestemik, yaitu herbisida yang mematikan gulma dengan cara di translokasikan keseluruh bagian gulma sehingga pengaruhnya luas, herbisida ini membunuh dengan cara menghambat fotosintesis. 2. Paraquat : herbisida kontak, yaitu herbisida yang mematikan gulma dengan cara kontak dengan gulma melalui absorbsi lewat akar maupun daun dan akan merusak, bagian gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut dan tidak ditrans lokasikan ke organ bagian gulma yang lain. g. Aplikasi Pengendalian Hama Tikus dengan Klerat Pengaplikasian tikus dengan klerat bertujuan untuk meminimalkan serangan hama tikus diperkebunan bukan membasmi hama tikus, cara yang digunakan dengan menggunakan rodentisida yang bermerek dagang Klerat (campuran lilin, beras busuk, dan warfarin/racun). Teknis pemasangan Klerat memasang Klerat harus perjaringan agar memudahkan pengontrolan pekerjaan karyawan, tiap tiap satu pohon diletakkan dipangkal batang pohon. Pengendalian
secara
kimia
dilakukan
dengan
penggunaan
rodentisida Klerat dengan jumlah 1 biji pertanaman dan pengendalian secara konservasi dilakukan dengan pemanfatan musuh alami yaitu burung hantu (Tito alba), pemeliharaan Tito alba dilakukan dengan memasang sarang per 15 hektar lahan.
h. Panen Jumlah dan mutu minyak tergantung pada tingkat kematangannya buah saat dipanen. Panen harus menghasilkan tandan buah segar ( TBS) pada kematangan optimum. pemotongan TBS yang kurang matang akan mengakibatkan berkurangnya minyak, sedangkan TBS yang terlalu matang atau busuk akan menghasilkan minyak dengan FFA yang tinggi. 1) Organisasi panen Pemanen bertugas memotong TBS dari pohon dan mengumpulkan ke TPH sekaligus menyusun pelepah yang dipotong sedangkan Pembrondol bertugas
mengutip
semua
brondolan
dari
dalam
blok
dan
mengumpulkannya ke TPH. Pembrondol mengikuti tugasnya mengikuti pemanen. Kedua tugas ini harus dilakukan pada hari yang sama. 2) Kebutuhan pemanen dan pembrondol Pada dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol diperhitungkan 1 : 1 pada periode produksi rendah (low crop) jumlah pembrondol bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen. Pemanen dan pembrondol agar diupayakan sebagai karyawan tetap (SKU).
3) Pengaturan ancak dan rotasi panen Pembagian ancak panen harus diatur agar mudah dalam pengawasan pekerjaan panen dan pengangkutan hasil. Areal panen setiap divisi harus dibagi menjadi 6 bagian ancak yang disesuaikan dengan konsep rotasi 6 hari dalam satu minggu (7 hari). Areal TM harus terpanen secara keseluruhan hari senin sampai sabtu dengan rotasi 4 kali perbulan termasuk pada priode panen puncak. Apabila rotasi panen tidak dapat tercapai sesuai dengan standar, maka EM (Estate Manager) mengambil kebijakan untuk menambah tenaga panen dan pembrondol. 4) Sistem panen a. Sistem Ancak Tetap Sistem ancak tetap yaitu setip pemanen menanen pada areal yang sama dikerjakan secara rutin , dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan luas yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal. Apabila pemanen tidak bekerja, maka mandor panen harus mencari penggantinya. b. Sistem Ancak Giring Sistem ancak giring yaitu setiap pemanen memanen pada ancak panen yang telah ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen. Pembagian areal selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen dalam kehadiran pemanen.
c. Sistem Ancak Tetap Semi Giring Ancak tetap semi giring adalah ancak pemanen lain yang sudah ditetapkan tetapi karena pemanen yang mempunya ancak tersebut tdak masuk maka dibantu dengan pemanen yang lain.
5) Pengumpulan TBS di TPH (tempat penumpukan hasil) Buah yang telah dipanen diletakkan dipinggir piringan arah jalan pikul dan gagang panjang harus dipotong mepet dalam bentuk “ V ” sebelum diangkut ke TPH. Buah disusun rapi di TPH dan brondolan ditumpuk sesuai dengan takaran beralaskan goni eks pupuk dipisah dengan tandan. pengawasan panen dilapangan dilakukan dan pemeriksaan yang cukup untuk pencatatan janjang yang terletak di TPH. 6) Pengecekan buah di TPH Setelah TBS keluar ke TPH, krani panen segera mengecek kuantitas dan kualitas TBS, kemudian krani transport kembali mengecek ulang sambil memuat TBS. 7) Pengawasan penen di lapangan Pengawasan panen diperlukan agar panen lebih efektif, 1 orang mandor mengawasi 20 – 30 pemanen termasuk pengutip brondol. Mandor produksi harus memastikan bahwa semua ancak yang ada dibawah pengawasannya telah dipanen dan semua brondolnya telah dikutip.
IV. PEMBAHASAN A. Perencanaan Perencaan itu meliputi: a. RAT ( Rencana Anggaran Tahunan) Disebut dengan RAT karena pembuatannya yang setahun sekali biasanya ditetapkan bersamaan dengan planning Cycle (rapim / Raker). Perencanaan tahunan sering dinamakan budget. Dasar yang digunakan dalam membuat rencana tahunan adalah pencapaian pekerjaan tahun yang lalu maupun tahun – tahun sebelumnya serta outlook / estimasi tahun yang akan datang. Meramalkan apa yang akan terjadi pada satu tahun kedepan tidaklah mudah oleh karena itu asumsi – asumsi tertentu dalam perencanaan selalu ada. Tujuan dari rencana tahunan adalah. Menetapkan sasaran tahunan.
Mengetahui kebutuhan sumber daya dan dana, baik tenaga kerja, material, peralatan maupun biaya yang diperlukan.
b. RAB (Rencana Anggaran Bulanan Rencana bulanan lazimnya dibuat dalam lembar rencana kerja (LRK) bulanan. Bahwa rencana bulanan harus memuat secara lengkap jenis pekerjaan yang akan dikerjakan, kebutuhan tenaga, material termasuk biaya serta dilampiri dengan daftar /peta rencana blok yang akan dikerjakan. c. Estimasi Panen Adalah kegiatan perencanaan yang dilakukan mandor panen untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk besok hari berupa jumlah produksi, jumlah tenaga kerja, jumlah angkutan yang diperlukan.
d. Estimasi Perawatan Adalah kegiatan perencanaan yanag dilakukan mandor perawantan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk besok hari tentang jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakuan perawatan dan juga memperkirakan capaian yang akan didapat oleh para pekerja.
B. Organisasi Organisasi yang ada di DIVISI Z terdiri dari: A. Kepala DIVISI Z KA. DIVISI bertanggung jawab terhadap semua kegitan di afdeling termasuk panen, dan perawatan. KA. DIVISI
harus melakukan cek
pelaksanaan dan hasil panen maupun perawatan, hari ini maupun kemaren secara sampling. Jika ada pelanggaran-pelanggaran yang tidak diinginkan KA. DIVISI segera memanggil mandor yang menangani tentang yang membawa pekerja atau pemanen tersebut. selanjutnya
KA. DIVISI menyuruh mandor membereskan kesalahan – kesalahan tersebut.
Memberi arahan kepada mandor agar mandor lebih teliti lagi dalam mengawasi para pekerjanya.
B. Kerani DIVISI Z Tugas kerani DIVISI yaitu membantu KA. DIVISI dalam pengumpulan data dalam pembuatan laporan.
Melakuan pencatatan administrasi DIVISI antara lain, Data Curah Hujan, Data Kariyawan, data absensi kariyawan, buku monitoring bahan, daftar cuti kariyawan, mendata imfentaris divisi, buku BAP, monogram perawatan dan panen.
Membantu terlaksananya pencatatan administrasi divisi contohnya: Estimasi dan Realisasi atau Rencana kerja harian mandor perawatan, laporan harian divisi, laporan bulanan divisi, RAB (Rencana Anggaran Bulanan), pencatatan ISPK.
Persiapan Data
Buku Buku Berita Contohnya: menyiapkan surat menyurat divisi, membantu pelaksanaan penggajian kariyawan, menyiapkan surat pengantar berobat, melakukan kroscek dengan bagian yang terkait contohnya: apsensi, monogram perawatan dan panen, laporan harian perawatan dan panen, dan THR.
Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan kantor.
Tanggung jawab seorang kerani divisi bertanggung jawab terhadap keseluruhan intruksi dalm bidang administrasi divisi.
C. Kondaktor DIVISI Z Tugas kondaktor yaitu membantu kepala divisi mengurus divisi dan juga mengontrol kegiatan mandor dan kerani, dan juga dapat mengontrol administrasi yang ada di divisi. D. Mandor Panen DIVISI Z Tugas mandor panen yaitu terutama harus mengawasi:
Pengutipan brondolan
Pemotongan pelepah dan cara peletakannya/penyusunannya.
Mutu buah yang di panen ( matang, mentah)
Cara menempatkan buah dan berondolan.
Ancak tuntas / tidak
Cara pengawasan mandor panen terhadap pemanen adalah orang perorang, ancak per ancak di kemandorannya. Seorang mandor harus tau setiap kejadian pada ancak tiap – tiap pemanennya. Bila ada ancak yang tidak selesai, Mandor harus tahu untuk menetapkan beberapa bantuan jumlah tenaga yang diperlukan besoknya. Bila panen tidak tuntas ( ada buah yang tertinggal ) Mandor segera memanggil pemanen untuk membereskan ancaknya hari itu juga, selain itu pemanen harus dikenakan sanksi sehubungan dengan kesalahannya. E. Kerani Panen DIVISI Z Kerani panen terutama mengawasi:
Mutu buah yang harus dipanen.
Jumlah hasil tiap pemanen.
Angkutan buah ke pabrik.
Pembuatan laporan seperti laporan cheking buah
Membuat laporan harian panen.
Menjaga kualiytas buah yang akan dikirim ke PKS. Cara pengawasan krani terhadap hasil panen dilakukan di TPH terhadap hasil orang perorang, sebelum buah dimuat ke truck untuk di kirim ke PKS. Dan pengawasan angkutan dengan cara pengecekan data angkutan dilakukan dipabrik ( timbang).
F. Mandor Perawatan DIVISI Z Tugas mandor perawatan meliputi:
Melakukan pengawasan terhadap para pekerja harian atau pekerja perawatan.
Membuat laporan harian perawan
Membuat laporan Estimasi
Memberikan sanksi jika ada pekerja yang nyeleweng
Harus menyelesaikan pekerjaan yang sudah di tentukan dengan tenaga kerja yang di tentukan pula.
G. Satpam DIVISI Z Tudas satpam divisi yaitu menjaga keamanan wilayah divisinya.
H. Operator Genset DIVISI Z Tugas operator genset yaitu menghidupkan genset agar lampu divisi bisa menyala. Dan juga menghidupkan air profil. I. Pembina Kerohanian DIVISI Z Pembina kerohaian tuganya membina kerohanian warga yang ada divisi kalau yang muslim mengajarkan ngaji padas anak-anak, dan juga mengadakan yasinan setiap malam jum’at, sedangkan kalau yang non muslim mungkin mengajar kan kepada anak- anak tentang agamanya. C. Pelaksanaan Pelaksaan meliputi perawatan dan panen, Perawatan sendiri meliputi TBM dan TM: a. TBM merupakan tanaman belum menghasilkan dari umr 0-36 bulan. Sedangkan TM merupakan tanaman yang menghasilkan dari tanaman berumur 3 tahun sampai tanaman tidak produktif lagi / tanaman sudah berumur 25 tahun. 1. Piringan Piringan merupkan areal di sekitar kelapa sawit berbentuk lingkaran yang harus bersih dari semua jenis gulma dengan ukuran 1,5 m. piringan difungsikan sebagai tempat aplikasi pemupukan yang mana pembuatan piringan bertujuan agar tanaman kelapa sawit dapat menyerap unsur hara yang ada dalam tanah tanpa ada persaingan penyerapan unsur hara oleh gulma.
a.Buka piringan Pembuatan piringan biasanya dilakukan dengan manual dulu setelah itudilakukan dengan chemis. Dengan manual biasanya untuk membentuk piringan pada pokok sesuai dengan diameteryang sudah di tentukan yaitu 1,5-2 m, dengan membabat tandas gulma dan menggaruk gulma denga gapir yang ada disekitar piringan. b.Rawat piringan manual Rawat Piringan Manual adalah suatu kegiatan pengendalian gulma yang berada di piringan dan di pokok kelapa sawit. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses pemupukan dan proses pengutipan brondolan pada saat panen. NHK : 1,88 HK/Ha. > Alat kerja : Gapir, Parang, Arit > APD : Sepatu Bot dan Sarung tangan c.Rawat piringan chemis Membersihkan kembali areal piringan dari gulma dengan cara menyeprotkan herbisida, herbisida yang digunakan adalah herbisda glyphosate dan Methyl metsulfuron. NHK: 0,5 HK/ha Alat kerja : knapsrayer , ember, alat takar kerbisida Alat pelindung diri: sepatu boot, sarung tangan karet, masker, rompi spraying Bahan
0,65 dosis
Glyphosate (kleen up)
80/ha
Methyl metsulfuron ( winson)
65gr/ha
2. Pasar pikul Pasar pikul adalah Akses atau jalan yang dibuat diantara 2 baris tanaman dengan ukuran 1.5 m, bertujuan untuk mempermudah pengaplikasian pupuk dan akses keluar masuk nya aktifitas item pekerjaan lainnya seperti panen dan pengawasan pekerjaan yang lainnya. a. Buka pasar pikul Buka pasar pikul yaitu membuka jalan yang ada di pasar hidup dengan cara di babat tandas dengan parang dan digaruk dengan gapir. Tujuan pembuatan pasar pikul ini yaitu agar dapat mempermudah pemanen mengeluarkan buah yang sudah dipanen dan juga dapat mempermudah pengawasan pekerjaan pemeliharaan dan panen. b. Rawat pasar pikul manual Adalah membersihkan kembali pasar pikul yang sudah dibuka atau dibuat dari semua gulma yang ada, pasar pikul dibersihkan dengan cara digaruk. NHK
: 0,35
Alat kerjanya : Arit dag Gapir APD
: sarung tangan dan sepatu boot
c. Rawat pasar pikul chemis Pasar pikul chemis membersihkan kembali pasar pikul yang sudah ada dari semua gulma dengan menyemprotkan herbisida. Herbisida yang digunakan yaitu glyfosat dan metil. NHK
: 0,26
Alat kerjanya : knap shack sprayer, ember dan takaran herbisida APD
: sepatu boot, sarung tangan karet, masker, rompi spraying
d. Cincang guling Item pekerjaan memotong batang kayu yang melintang disekitar areal pasar pikul. NHK : 0,26 Alat kerja : parang gergaji Alat pelindung diri: sarung tangan sepatu boot
e. Timbun pasar pikul Penimbunan pasar pikul dilakukan biasanya diareal rendahan fungsinya yaitu biar tidak tergenang air dan juga mempermudah pemanen dalam mengeluarkan buah ke TPH. NHK : 0,037 3. Pasar tengah Akses jalan yang di buat di areal pertengahan blok dengan ukuran 1,5 – 2 m ,bertujuan sebagai jalur pengontrolan mandor untk mengawasi pekerjaan. a. Buka pasar tengah Yaitu membuka jalan yang berada di pertengahan bolok dengan cara dibabat tandas dengan menggunakan parang. Fungsinya yitu sebagai pusat pengontrolan para pekerja, contoh: pupuk , panen, dan perawatan. b. Rawat pasar tengah manual Membersihkan kembali pasar tengah yang ada dengan cara membabat pandas gulma dengan lebar 1,5m. NHK: 0,008 HK/ha Alat kerja: Parang Alat pelindung diri: sarung tangan , sepatu boot 4. Gawangan Gawangan adalah permukaan tanah antara barisan tanaman yang ditumbuhi gulma, yang mana gawangan hidup menjadi akses pemeliharaan tanaman atau pasar pikul. Sedangkan gawangan mati adalah tetap ditumbuhi gulma menjadi tempat barisan potongan pelepah. Penyebab terjadinya gawangan mati dan gawangan hidup karena adanya pasar pikul.
a. Rawat gawangan manual Pengendalian gulma yang berada diareal gawangan dengan cara dibabat pandas dengan menggunakan parang. bertujuan agar tidak terjadi perebutan unsur hara antara tanaman inti dan gulma. NHK : 2,00 Alat kerja : parang Alat pelindung diri : sarung tangan , sepatu boot
b. Rawat gawangan chemis Pengendalian gulma yang berada diareal gawangan dengan cara menyeprotkan herbisida berbahan aktif glyphosate atau paraquat sesuai jenis gulma yang ada. NHK: 0,96 hk/ha Alat kerja : knapsack sprayer, ember, alat takar herbisida Alat pelindung diri : sarung tangan karet, sepatu boot, masker, rompi spraying
c. Dongkel anak kayu Item pekerjaan pengendalian anak kayu dengan Mendokel sampai akar ny menggunakan cados.gulma yang telah didongkel diletkan pada rumpukan. NHK: 2,08 Alat kerja: cados. Alat pelindung diri: sarung tangan , sepatu boot
d. Rawat rendahan tanaman manual Pengendalian gulma yang berada di antara tanaman kelapa sawit yang teletak dikriteria lahan gambut dan pasang surut.. Gulma dibabat padas dengan menggunakan parang. NHK: 2,28 Alat kerja : parang Alat pelindung diri : sarung tangan , sepatu boot
e. Rawat rendahan tanaman chemis Pengendalian gulma yang berada di antara tanaman kelapa sawit yang teletak dikriteria lahan gambut dan pasang surut. dengan cara menyeprotkan herbisida berbahan aktif glyphosate atau paraquat sesuai jenis gulma yang ada. NHK: 0,001 HK/ha Alat kerja : knapsack sprayer, ember, alat takar herbisida Alat pelindung diri : sarung tangan karet, sepatu boot, masker, rompi spraying. 5. TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) Adalah tempat yang digunaklan untuk meletakkan dan menyusun buah hasil dari pemanenan. a. Buka TPH
Dalam pembuatan TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan memasuki masa produksi, pembuatan TPH dilakukan dengan cara membersihkan areal TPH dari rumput dengan ukuran persegi panjang dengan ukuran 3 x 2 m b. Rawat TPH Membersihkan kembali TPH yang sudah ada dengan cara membabat pandas semua gulma yang berada di TPH dan membuang semua jenis sampah yang berada di TPH. NHK : 0,05 Alat kerja : cangkul,arit Alat pelindung diri: sepatu boot, sarung tangan 6. Tunera Tanaman yang berada didepan areal blok yang bertujun untuk mengendalikan hama ulat api secara hayati. Dengan cara Vase : Kupu – kupu
Telur
Larva, ada dua perbedaan
tentang pemahaman tentang tanaman tunera ini yang pertama tanaman tenera menghambat kupu-kupu yang mau ke pokokan kelapa sawit karena kupu-kupu sudah menghisap madu yang ada di tanaman tunera, sedangkan yang pehaman yang satunya yaitu tanaman tunera mempunyai bahan kimia yang dapat membuat mandul kupu-kupu tersebut atau denga cara mumutus siklus hidup hama ulat api tersebut.
a. Tanam tunera Yaitu dengan menanam tanaman tunera diawal tanaman TBM atau tanaman masih baru di tanam setelah penyemaian. b. Rawat tunera Rawat tunera yaitu membersihkan rumput yang ada disekitar tanaman tunera ddan jugan memberikan gulutan kecil. Alat yang digunakan yaitu: cangkul, parang APD
: sepatu boot, dan sarung tangan
NHK
: 0,04
7. Kumbang Badak Hama kumbang badak Oryctes rhinoceros merupakan hama utama pada perkebunan kelapa sawit dan menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam
dilapangan sampai berumur 2,5 tahun. Kumbang ini jarang sekali dijumpai menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan ( TM ). Namun demikian, dengan dilakukan pemberian mulsa tandan kosong kelapa sawit TKS yang lebih dari satu lapis, maka masalah hama ini juga dijumpai pada areal TM. Pada areal replanting kelapa sawit, serangan mkumbang badak dapat mengakibatkan tertundanya masa berproduksi sampai satu tahun dan tanaman yang mati dapat mencapai 25%. a. Pengendalian hama kumbang badak Pengendalian hama kumbang badak secara terpadu selalu memberikan hasil pengendalian yang terbaik dan dalam waktu yang relative singkat dan juga dapat menurunkan populasi kumbang badak di perkebunan kelapa sawit. Ada beberapa cara yang dilakukan untu mengendalikan hama kumbang badak yaitu. a. Pemakaian insektisida: penggunaannya dengan cara ditabur dibagian pucuk tanaman dengan dosis 9-15 gr/pucuk/pangkalpelepah muda dengan interval 3 minggu s/d 1 bulan. b. Penggunaan insektisida hayati: aplikasi insektida ini biasanya difokuskan untuk mengendalikan larva kumbang badak yang keberadaannya terkonsentrasi utamanya dibawah rumpukan – rumpukan diantara barisan tanaman kelapa sawit. c. Penggunaan Pheromone: pheromone adalah senyawa kimia yang berbahan aktif Ethyl 4-Methyloctanoate yang dapat mengeluarkan aroma khusus sedemikian sehingga dapat mengundang imago/kumbang dewasa untuk terbang mendekati sumber aroma yang membangkitkan gairah sex kumbang tanduk. d. Pemasangan jaring: dapat dilaksanakan untuk mencegah masuknya hama kumbang badak dari wilayah luar areal blok. e. Pembongkaran rumpukan: rumpukan sebagai seed bank dari larva kumbang tanduk seringkali menjadi pertimbangan bagi para manager lapangan kebun untuk melakukan upaya pembongkaran dengan maksud memusnahkan larva kumbang badak yang berada didalamnya. Bila upaya pengendalian hanya ditunjukkan kepada imago/ kumbang dewasa, seringkali seolah olah populasi kembang telah menurun drastis akan tetapi
tidak lam kemudian populasi kumbang meningkat kembali dengan saat pesat. NHK: 0,10 hk/ha 8. Lalang Lalang adalah gulma yang sangat berbahaya dan mutlak harus dikendalikan. a. Pemberantasan lalang
Lalang sheet Gulma ilalang yang berada dikeseluruhan blok, mitode pengendalian ilalang sheet yang efektif adalaah dengan cara kimia, yaitu menyemprotkan herbisida secara menyeluruh ( blanket spraying)
Lalang sporadis Gulma ilalang mengelompok dalam jumlah yang sedikit, pertumbuhan ilalang sporadis ( terpencar – pencar akan lebih efektif jika diberantas dengan spot spraying. NHK: 0,45 hk/ha
Wiping lalang Gulma ilalang sudah jarang, pada kebun yang kondisi ilalangnya sudah normal di berantas dengan cara wiping ( diusap dengan kain yang dibalutkan di jari tangan) NHK: 0,26 hk/ha
9. Pemupukan Pemupukan tanaman dilakukan dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi. a. Pengaplikasian pupuk
Organik Tankos LCKS ( limbah cair kelapa sawit)
An organik / Kimia Pupuk tunggal ( UREA, MOP, KCL, SP 36, TSP) hanya mempunyai satu kandungan. Pupuk majemuk ( palmo) mempunyai lebih dari satu kandungan. NHK: 1,50
10. Kastrasi Aktifitas membuang bunga bunga jantan dan betina atau ablasi sebagai salah satu kegiatan menjelang panen..dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga ( umur 12 – 30) bulan atau selambat lambatny 6 bulan sebelum panen menggunakan dodos ukuran 8 cm.bertujuan agar ukuran dan berat tandan buah menjadi lebis seragam dan baik. 11. Konsolidasi tanaman Konsolidasi adalah pekerjaan perbaikan atau rehabilitasi terhadap tanaman kelapa sawit dilapangan sebagai akibat adanya kesalahan atau penyimpangan kultur teknis. NHK
= 0,31 hk/ha
Alat
= Cangkul,parang dan meteran
APD
= Sepatu boot, sarung tangan, topi/helm.
b. Panen Panen merupakan pengambilan TBS matang (brondol 5) sebagai produksi kebun dan sebagai input PKS. Tujuannya adalah untuk memperoleh produksi TBS yang sesuai kreteria matang panen yang telah di tentukan oleh perusahaan. Di dalam panen ada yang namanya pengancaan didalam pengancaan adayang namanya ancak tetap, dan anacak giring, kalau di divisi z memakai ancak tetap semi giring. 1. Ancak panen : yaitu luasan atau barisan tanaman yang menjadi tanggung jawab setiap pemanen. 2. Ancak tetap : adalah ancak yang sudah ditetapkan oleh mandor kepada pemanen. Kelebihan ancak tetap yaitu tanggung jawab karyawan terhadap ancak tinggi, kondisi areal relatif bagus, kesalahan mudah terdeteksi, penguasaan terhadap area oleh kariyawan sangat tinggi, mempermudah mencari solusi. Sedangkan kekurangannya yaitu pelaksanaan pemanenan tidak mengacu banyak sedikitnya buah, karena luasan telah ditentukan, pengeluaran buah di TPH menyebar karena lambat dan cepatnya buah
keluar, transportasi tidak efektif
karena buah lambat keluar, kurang
maksimal di area atau di ancak yang tahun tanamnya jauh berbeda. 3. Ancak giring : ancak panen yang ditetapkan setiap hari oleh mandor panen bagian areal panen selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran tenaga kerja pemanen. Kelebihan ancak giring yaitu cocok untuk area yang baru dipanen, dapat diterapkan pada pemanen dalam jumlah
besar,
buah
cepat
keluar,
distribusu
buah
mengumpul,
memudahkan transport mengambil TBS, memungkinkan ancak tertinggal kecil. Sedangkan kekurangannya yaitu tanggung jawab pemanen terhadap ancak rendah, apabila ada kesalahan sulit terdeteksi, penghasilan kariyawan tidak terlalu banyak. 4. Ancak tetap semi giring: adalah ancak pemanen lain yang sudah ditetapkan tetapi karena pemanen yang mempunya ancak tersebut tdak masuk maka dibantu dengan pemanen yang lain. 5. Alat yang dibuhkan dalm panen: egek, dodos, gancu, angkong, alat garuk brondolan, dan ayakan berondolan 6. APD nya : sepatu boot, sarung tangan, helm, dan kacamata.
c. Angkut Pengangkutan Hasil Panen adalah suatu kegiatan pengangkutan dan pengiriman hasil panen dari TPH ke PKS. Tujuannya adalah untuk mensukseskan / melancarkan proses Panen, Angkut, dan Olah ( P.A.O ). Kebutuhan Alat : Mobil Truk, Tojok, Alat garuk brondolan, karung Goni. Kebutuhan APD : Sepatu Bot, dan Sarung Tangan. d. Olah Setelah buah dikirim dari kebun ke PKS selanjutnya buah di olah, sebelum pengolahan truck yang mengangkut buah ditimbang untuk mengatuhui berapa ton buah yang angkut oleh truck, setelah penimabangan selesai buah di antar ke LODING RAMP setalah buah masuk ke loding ramp buah di antar ke station perebusan fungsi dari station perebusan ini yaitu memasak buah agar dapat memper mudah pemisahn brondolan denga tankos, pemisahan brondolan dengan tankos dilakukan di station thresher setelah itu brondolan dikirim ke station preesing atau pengeresan buah tujun pengepresan yaitu memisahkan ampas dankernel dan juga minyak kotor, sedangkan tankos
dikirim ke digester untuk dikelurkan ke bagian luar pengolahan. Sedangakn ampas dan kernel atau nut masuk ke station kernel untuk memisahkan kernel dengan serabut ampas, sedangkan minyaknya masuk ke station klarifikasi, setalah itu minyak dikirim ke fiber untuk membersihkan minyak yang kotor menjadi bersih atau menjadi minyak mentah. Sedangkan proses kernel setelah erpisah kernel dikirim kegudang penyimpanan kernel. D. Kontrol Pengontrolan dilakukan ketika pelaksanaan panen maupun setelah panen atau perawatan atau setelah perawatan, kalu dipanen meliputi buah tertinggal, brondolan, maupun kebersihan ancak, sedangakan kalu di perawatan yaitu kualitas dan kuantitas yang didapat oleh pekerja perawatan. a.
Fisik lapangan Mengontrol kembali pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan tujuan kualitas pekerjaan, yang melakukan pengontrolan yaitu KA. DIVISI, KONDAKTOR, dan MANDOR PERAWATAN maupun PANEN.
b.
Administrasi Mengontrol kembali laporan – laporan yang telah dibuat oleh mandor, kerani panen, dan kerani divisi, yang melakukan pengontrolan yaitu KA. DIVISI dan KONDAKTOR.
V. KESIMPULAN 1. Dalam suatu DIVISI perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Kontrol sangat perlu karena semua itu sangat penting karena itu dapat mempengaruhi produksi yang akan didapat. 2. Untuk mendapatkan produksi yang maksimal pelaksaan perawatan dan semua kegitan harus berjalan dengan baik. 3. Kalau semua yang direncanakan sudah berjalak dengan baik maka akan mendapatkan hasil produksi yang maksimal. 4. Sedangkan di DIVISI Z saya lihat P, O, P, K ( perencanan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol) nya sudah berjalan denga baik segala pelanggaran yang dilakuakan oleh para pekerja dan mandor sekalipun dikasih bimbingan dengan baikm agar para pekerja dan mandor tidak melakukan kesalahan yang sama di ulang lagi dan saya juga melihat kalau produksinya sudah maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2012. SOP ( Standard Operating Procedure) PT. Mopoli Raya. PT. Mopoli Raya Wilayah Barat. Aceh. Ariani, Y. 2005. Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit PT. Bukit Barisan Indah. Prima Jambi Karya Ilmiah Universitas Jambi. Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Lubis, Ardin. 1994. Pengantar Manajemen Perkebunan Kelapa Sawit. PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit). Medan. Mangoensoekerjo, S dan Semangun Hariono (Penyunting). 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit, Cetak Kedua. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Pahan, Iyung. 2008.Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Sampai Hili. Penebar Swadaya, Jakarta. Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. PT. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya & Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sunarko, 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sukamto,H., 2011 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Setioko, Ilham. 2012. Manajemen Produksi Kelapa Sawit Di PT. Providen Agro. Karya Ilmiah Insitut Pertanian STIPER, Yokyakarta. Sunarko. 2010. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. PT. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Suyatno, Rizsa. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius, Yogyakarta. Zulham S, Hendri. 2011. Manajemen Pembibitan Kelepa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VI. Karya Ilmiah Universitas jambi, Jambi.
LAMPIRAN
Pencarian hama Orytes/ Kumbang badak
Pengangkutan buah
Miting dikantor
Rawat pasar pikul manual
Peta DIVISI Z
Rawat Piringan
Titi panen
Pasar pikul
Alat knap shak sprayer
Data yang terdapat di divisi
Kantor Divisi Z
Areal peremuhan divisi z
Perekapan laporan oleh krani divisi
Pelampung saat pemanenan
Urutan pelaksanaan di PKS
Proyeksi produksi tahun 2015 divisi z ( zoro )