PROPOSAL DESIGNING PROJECT “SER(I)BU AKSARA UNTUK MASYARAKAT MALANG” Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu : Joko Purnomo, S.IP,M.A
Disusun oleh : Bachrul Ilmi (145120401111052)
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERISTAS BRAWIJAYA 2017
Basic Data
Nama Program
: Ser(i)bu Aksara untuk Masyarakat Malang
Lokasi
: Kecamatan Singosari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Jabung Kabupaten Malang dan Kecamatan Kedungkandang Kota Malang
Nama Organisasi
: Organisasi Buka Mata Malang
Mitra Kerja
: Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Penerbit Gramedia.
Biaya
: Rp59.000.000,00
Durasi Kegiatan
: 1 Tahun Kegiatan ini akan dilaksanakan bertahap selama 12 bulan yang terbagi dalam tahap 1 pada enam bulan pertama dan tahap 2 pada enam bulan kedua pelaksanaan kegiatan.
Contextual Analysis Problem Specific Wilayah Malang adalah wilayah yang dihuni oleh beberapa institusi pendidikan ternama, bahkan Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur memiliki julukan sebagai kota pelajar. Banyaknya aktivitas pendidikan di kota seluas 252 kilometer persegi ini tidak berbanding lurus dengan indeks literasi yang ada. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik tahun 2010, Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki angka buta aksara tertinggi dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Jumlah angka buta huruf di provinsi ini adalah 1.900.403 jiwa, Kabupaten Malang menyumbang 75.770 jiwa dan Kota Malang menyumbang 8.014 jiwa dari jumlah tersebut. Angka buta huruf ini cukup untuk mengindikasikan bahwa tingkat literasi yang ada di wilayah Malang masih tergolong rendah. Padahal, wilayah ini sendiri banyak memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Dari data yang diperoleh, jumlah angka buta huruf tersebut kebanyakan berada pada rentang usia produktif, yaitu 15 hingga 59 tahun. Hal tersebut diafirmasi oleh keadaan di lapangan. Wilayah-wilayah yang menjadi zona merah dari angka buta huruf ini merupakan wilayah dengan kondisi yang cukup berbeda dengan wilayah di tengah kota. Seperti yang terjadi di Kecamatan Kedungkandang. Meskipun masih berada di wilayah Kota Malang, wilayah ini kebanyakan dihuni oleh masyarakat menengah ke bawah. Masih ada beberapa anak-anak yang berkeliaran di tempat-tempat seperti pasar dan terminal yang berada di wilayah tersebut pada jam sekolah. Kemudian, selain anak-anak, banyak juga dari sebagian masyarakat yang tinggal di wilayah ini bekerja pada sektor informal, seperti buruh pasar dan pabrik. Hal ini merupakan bentuk kesenjangan yang nyata di wilayah Kota Malang sendiri. Tidak hanya di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, zona merah dari angka buta aksara terdapat di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Malang. Dua kecamatan tersebut adalah Kecamatan Singosari yang berdekatan dengan Kota Malang dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang berada di wilayah pesisir atau sebelah selatan Kabupaten Malang. berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, kedua wilayah ini memang memiliki indeks minat baca yang sangat kurang, terutama di Kecamatan Sumbermanjjing Wetan. Hal tersebut dikarenakan sulitnya warga masyarakat mengakses bacaan-bacaan yang seharusnya menjadi sumber ilmu bagi mereka. Sumber bacaan sangat penting bagi mereka agar kemampuan membaca dapat mereka miliki. Hal tersebut
berimplikasi pada aksesibilitas warga dalam mengakses hal-hal yang menunjang kehidupan mereka sehari-hari, seperti tentang pengetahuan terhadap pengelolaan lahan yang mereka miliki atau membaca serta menelaah informasi ketika mereka akan pergi melaut. Context Location
: Desa Argotirto, Desa Klepu, Desa Sekarbanyu Kecamatan Sumbermanjing Wetan ; Desa Ardimulyo, Desa Gunungrejo, Desa Langlang Kecamatan Singosari ; Kelurahan Kota Lama, Kelurahan Madyopuro dan Kelurahan Cemorokandang
Issues
: Sosial dan Pendidikan
Culture
: Potensi yang dimiliki oleh sumberdaya manusia yang ada di wilayah ini mampu untuk mengubah keadaan, khususnya di bidang perekonomian dengan semangat gotong royong
Policy
: Undang Undang Dasar 1945 yang terdapat pada pembukaan, yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ……..”
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 yang berbunyi setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Sustainable Development Goals No. 4, tentang Quality of Education yang bertujuan untuk menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi masyarakat secara keseluruhan.
Institution
: Organisasi Buka Mata
Actors Aktor yang terlibat dalam proyek ini adalah seluruh anggota tim Organisasi Buka Mata beserta volunteer serta mitra kerja yang telah dibagi ke dalam beberapa divisi pelaksanaan dan perencanaan.
What has been done? Hasil temuan masalah yang telah dijabarkan di atas adalah hasil dari survei serta pemetaan yang komprehensif. Kemudian setelah itu, kami juga membuat perencanaanperencanaan terkait dengan program yang nantinya akan dijalankan. Program tersebut akan menjalin kerjasama kemitraan dengan salah satu penerbit, yaitu Penerbit Gramedia. Dalam kerjasama tersebut akan sangat membantu dalam hal pengadaan barang untuk keperluan program. Barang-barang yang diperlukan adalah seperti buku bacaan, buku tulis dan peralatan penunjang lainnya. Kerjasama kemitraan tersebut masih dalam tahap yang terbatas. Hal tersebut dikarenakan program ini baru pertama kali dilaksanakan dan belum ada laporan mengenai keberhasilan di tahap 1. Jika program di tahap 1 telah mencapai indikator keberhasilan, maka kerjasama kemitraan akan dilanjutkan. Selain menjalin kemitraan dengan pihak yang akan mengadakan barang atau peralatan terkait program, kami juga telah melakukan upaya untuk merekrut sumber daya manusia yang akan terlibat dalam program ini. Perekrutan sumber daya manusia ini difokuskan kepada dua universitas negeri yang ada di Kota Malang, yaitu Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. Hal tersebut merupakan pertimbangan dari tim kami yang menyesuaikan terhadap kebutuhan program secara keseluruhan. Proses perekrutan ini juga melibatkan pihak rektorat dalam perizinannya. Seleksi bagi sukarelawan anggota program ini menjaring sumber daya manusia yang berdedikasi tinggi dan memiliki jiwa kepedulian sosial. Proses seleksi terbilang cukup selektif dengan beberapa tahapan, yaitu wawancara dan FGD . Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, telah ditetapkan sebanyak 45 orang sukarelawan, baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen yang akan menjadi sumber daya dalam program ini nantinya.
Project Description Proyek atau program ini diberi nama “Ser(i)bu Aksara Untuk Masyarakat Malang”. Proyek ini adalah murni untuk kepentingan sosial masyarakat dan tidak memuat unsur politik. Tujuan utama dari proyek ini sendiri adalah mengahpuskan angka buta aksara dan meningkatkan indeks literasi masyarakat, khususnya di wilayah Malang. Kemudian, selain meningkatkan indeks literasi, tujuan lain dari adanya proyek ini adalah untuk melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat memiliki skill dan keterampilan yang nantinya akan digunakan untuk bekerja hingga memperbaiki perekonomian di wilayah yang terdampak oleh proyek ini. Wilayah yang ditetapkan menjadi tempat pelaksanaan proyek ini adalah berdasarkan survei yang telah dilakukan. “Ser(i)bu Aksara Untuk Masyarakat Malang” akan dilakukan hanya di beberapa daerah terlebih dahulu sebagai bagian dari percobaan dan bahan evaluasi. Nantinya, proyek ini akan diperluas jangkauannya setelah adanya evaluasi dan monitoring dari wilayah yang terlebih dulu melaksanakan proyek ini. Output yang diharapkan dari proyek ini adalah meningkatnya minat baca dan menurunnya angka buta huruf yang ada di wilayah Malang. Lebih lanjut, masyarakat diharapkan memiliki keterampilan yang spesifik dan sesuai dengan keadaan dari wilayah yang menjadi tempat tinggal mereka. Hal tersebut agar nantinya masyarakat dapat menggali lebih dalam potensi dari wilayah mereka dan memanfaatkannya untuk menggerakan roda perekonomian. Bentuk pelaksanaan dari proyek ini adalah berupa serangkaian kegiatan yang meliputi pemberian bantuan taman bacaan beserta kelengkapannya, sosialisasi dan pelatihan terhadap warga, pemberian keterampilan sesuai dengan bidang dan potensi yang dimiliki oleh wilayah terdampak proyek. Selain itu, partisipasi warga juga didorong melalui kegiatan ini. Setiap desa yang disinggahi oleh proyek ini wajib membuat tim monitoring dan evaluasi yang berasal dari unsur-unsur desa seperti organisasi kepemudaan, tokoh desa dan perangkat desa. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat efektivitas dari internal yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan monitoring dan evaluasi keseluruhan. Dalam pelaksanaannya, proyek ini akan dibagi menjadi dua termin atau tahapan. Tahapan yang pertama akan berlangsung selama 6 bulan dan tahapan berikutnya akan berlansung selama 6 bulan juga. Total waktu yang digunakan dalam proyek ini adalah 1 tahun 3 bulan beserta proses perencanaan dan persiapannya.
Tabel Rencana Pelaksanaan Proyek “Ser(i)bu Aksara Untuk Masyarakat Malang : Waktu Tahap 1 Tahap 2 Rencana Kegiatan Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
Bln
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Sosialisasi dan pelatihan Pembangunan taman bacaan Pemberian keterampilan Pengadaan buku Pembentukan Panitia Internal Evaluasi triwulan Evaluasi tengah tahun Monitoring Laporan akhir dan pertanggungjawaban
Agar pemberdayaan masyarakat terus berjalan pasca proyek ini berakhir, kami menyediakan beberapa strategi. Strategi tersebut yang pertama adalah memasukan atau mengintervensi Rencana Kerja Pembangunan Desa atau Kelurahan dengan program-program rutin yang akan direkomendasikan oleh tim perencana kami. Nantinya program tersebut akan membawa dampak yang sangat positif jika dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan agar desa atau wilayah yang disinggahi oleh proyek ini tidak mengalami ketergantungan setelah program ini berakhir.
Bln 12
Management Arrangement Dalam proyek “Ser(i)bu Aksara Untuk Masyarakat Malang” memiliki struktur keanggotaan. Struktur keanggotaan dibuat untuk efisiensi dan efektivitas pelaksanaan agar berjalan dengan tertib sesuai dengan rencana. Tugas-tugas yang terdapat dalam proyek ini dibagi ke dalam beberapa struktur, adalah sebagai berikut : Nama
Jabatan
Bachrul Ilmi
Project Leader
Sandi Imanuel
Manager Operasional
Razel Nadhif
Manager Wilayah 1
Kevin Senna
Manager Wilayah 2
Faruq Setya
Manager Wilayah 3
Dodi Siahaan
Manager Keuangan
Nana Nurlela
Sekretaris
Berikut ini adalah penjelasan jobdesk yang ada dalam keanggotaan proyek Ser(i)bu Aksara Untuk Masyarakat Malang. Project leader adalah pemimpin secara keseluruhan dalam pelaksanaan proyek ini. Project leader menjadi penanggung jawab sekaligus menjadi pengawas utama dalam setiap divisi ataupun bagian dalam proyek. Project leader harus memastikan bahwa semua komponen yang berada dalam satu kesatuan proyek ini berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. Kemudian jika terjadi permasalahan terhadap piha-pihak eksternal maupun mitra kerja, project leader menjadi orang pertama yang berhadapan dengan pihak-pihak tersebut. Kemudian terdapat Manager Operasional atau MO. Manager Operasional bertanggung jawab mengatur segala hal yang berkaitan dengan operasional seluruh kegiatan di semua jangkauan wilayah proyek ini. Selain itu, MO nantinya akan melaporkan segala progress atau perkembangan proyek, baik itu beserta hambatan dan kendala kepada Project Leader. MO ini memiliki beberapa staff anggota yang berasal dari internal lembaga dan eksternal dalam
menjalankan tugasnya. Segala bentuk hal yang berkaitan dengan operasional di semua wilayah kerja proyek akan ditangani oleh bagian operasional dengan Manager Operasional sebagai orang yang mengatur hal tersebut. Manager Wilayah 1, 2 dan3, bertugas sesuai dengan wilayah kendali proyek masingmasing. Manager wilayah bertanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan proyek di wilayahnya. Wilayah 1 meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, wilayah 2 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dan wilayah 3 adalah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Manager wilayah dibantu beberapa staff anggota dan sukarelawan yang telah dibagi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dalam pelaksanaan proyek, manager wilayah memegang peranan cukup penting. Hal tersebut karena laporan harian atau setiap kegiatan yang diadakan akan dilaporkan kepada Manager Wilayah masing-masing. Selanjutnya adalah Manager Keuangan. Manager Keuangan adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluar masuknya keuangan terkait dengan proyek ini. Manager Keuangan dibantu oleh beberapa staff keuangan yang nantinya akan berkondinasi dengan bagian operasional dan setiap wilayah yang menjadi bagian dari proyek ini. Nantinya Manager Keuangan akan melaporkan laporan keuangan di masa akhir proyek ini. Yang terakhir adalah sekretaris. Sekretaris adalah orang yang bertanggung jawab dengan segala bentuk administrasi surat menyurat terkait dengan jalannya proyek ini. Sekretaris dalam tugasnya dibantu oleh beberapa staff kesekretariatan yang sehari-hari akan ikut membantu kinerja bagian-bagian yang ada dalam struktur keanggotaan proyek ini di setiap wilayah yang ada.
APPENDIX Deskripsi Purpose
Menaikan kualitas literasi
Indikator
Meningkatnya minat
di Wilayah Malang
baca masyarakat Malang
Meningkatnya kepedulian masyarakat Malang
terhadap pentingnya mengenyam Pendidikan Component
Objective
Meningkatkan
Dilakukan
minat baca
pembiasaan
masyarakat
membaca sejak usia
Malang
dini
Meningkatkan
Tersedianya buku
kepedulian
yang menarik minat
masyarakat
baca
Malang terhadap
Diubahnya budaya
pentingnya
yang
mengenyam
menomorduakan
pendidikan
pendidikan dan memilih langsung bekerja secara informal
Ditingkatkannya kemampuan ekonomi masyarakat
Output
Membiasakan
Meningkatnya
Verifikasi
Asumsi
membaca sejak
perhatian orang tua
usia dini
terhadap minat baca
Menyediakan
dan prestasi anak
buku yang
Dibiasakan membaca
menarik minat
dalam sistem
baca
pengajaran di
Melakukan upaya
sekolah oleh guru
pengubahan
yang mengajar
tentang budaya
Disediakannya buku
menomorduakan
yang variatif dan
pendidikan dan
berbagai macam tipe
memilih langsung
agar menarik
bekerja secara
perhatian untuk
informal adalah
membaca
hal yang kurang
Mudahnya masyakat
baik
dalam mengakses
Meningkatkan
buku bacaan yang
kemampuan
berkualitas
ekonomi
masyarakat
Meningkatnya optimisme masyakarakat terhadap perkembangan zaman melalui pendidikan
Meningkatnya
motivasi masyarakat terhadap kemajuan kehidupan perekonomiannya
Bervariasinya potensi pekerjaan masyarakat untuk
menggerakan roda perekonomian
Mudahnya mengakses
pendidikan yang berkualitas di wilayah yang terpencil sekalipun Activities
Meningkatkan
sosialisasi dan
tua terhadap minat
pendampingan
baca dan prestasi
terhadap para orang
anak
tua dalam proses
Melakukan
mendidik anak dalam
pembiasaan
bidang pendidikan
membaca dalam
Melakukan
perhatian orang
Melakukan
sistem pengajaran
kerjasama dengan
di sekolah oleh
pihak-pihak sekolah
guru yang
dan memberikan
mengajar
ruang diskusi bagi
Menyediakan
guru-guru yang ada
buku yang variatif
di wilayah proyek
dan berbagai
bersama narasumber
macam tipe agar
ahli agar dapat
menarik perhatian
melakukan
untuk membaca
pembiasaan dalam
Mempermudah
membaca pada
masyakat dalam
variasi gaya dalam
mengakses buku
melakukan kegiatan
bacaan yang
belajar mengajar
berkualitas
buku bacaan yang
optimisme
berkualitas sebagai
masyakarakat
stimulus masyarakat
terhadap
dalam meningkatkan
perkembangan
minat baca dan
zaman melalui
membuat taman
pendidikan
bacaan yang menarik
Meningkatkan
(kerjasama dengan
motivasi
mitra)
Melakukan seminar
terhadap kemajuan
motivasi dengan
kehidupan
melibatkan berbagai
perekonomiannya
unsur masyarakat
Melakukan usaha-
Mendatangkan buku-
Meningkatkan
masyarakat
Memberikan
usaha dalam
pelatihan-pelatihan
memvariasikan
kerja dengan
potensi pekerjaan
melakukan
masyarakat untuk
penyesuaian terhadap
menggerakan
wilayah yang
roda
disinggahi oleh
perekonomian
proyek ini
Mempermudah
Melakukan
akses pendidikan
kerjasama terhadap
yang berkualitas di
dinas pendidikan dan
wilayah yang
mencari solusi
terpencil sekalipun
bersama untuk
pembukaan akses pendidikan yang lebih berkulitas dan merata.
Organization Background 1. Citra Diri Organisasi Buka Mata adalah organisasi yang berada di wilayah Malang. Buka Mata merupakan organisasi non pemerintah yang bebas dari kepentingan politik atau golongangolongan tertentu. Organisasi ini bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dengan fokus terhadap salah satu aspek dari peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu, literasi. Menurut kamus online Merriam-Webster, Literasi berasal dari istilah latin 'literature' dan bahasa inggris 'letter'. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya "Kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar). National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu. Di lain sisi, Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia. Dalam Sustainable Development Goals terdapat salah satu tujuan dari program tersebut yaitu pendidikan yang berkualitas dalam rangka pembangunan manusia. Hal ini merupakan salah satu dari sekian usaha untuk meningkatkan indikator-indikator capaian yang ditargetkan dalam rangka pemenuhan tujuan dari pembangunan tersebut. Dalam hal ini, salah satu permasalahan yang menjadi hambatan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas adalah rendahnya indeks literasi. Pemeringkatan terbaru, menurut data World's Most Literate Nations, yang disusun oleh Central Connecticut State University tahun 2016, peringkat literasi Indonesia berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti. Indonesia hanya lebih baik dari Bostwana, negara di kawasan selatan Afrika. Fakta ini didasarkan pada studi deskriptif dengan menguji sejumlah aspek. Antara lain, mencakup lima kategori, yaitu, perpustakaan, koran, input
sistem pendidikan, output sistem pendidikan, dan ketersediaan komputer. Fakta tersebut didukung juga oleh survei tiga tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai minat membaca dan menonton anak-anak Indonesia, yang terakhir kali dilakukan pada tahun 2012. Dikatakan, hanya 17,66% anak-anak Indonesia yang memiliki minat baca. Sementara, yang memiliki minat menonton mencapai 91,67%. Sementara menurut UNESCO, pemahaman orang tentang makna literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan juga pengalaman. Pemahaman yang paling umum dari literasi adalah seperangkat keterampilan nyata -- khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis -- yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa memperolehnya. UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang "multiple Effect" atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik. Atas permasalahan tentang buruknya indeks literasi yang ada, itulah yang membuat kami tergerak untuk berusaha turun langsung mengurangi atau bahkan menyelesaikan problematika tersebut. Lingkup yang akan menjadi awal dari project organisasi ini adalah wilayah Malang. Wilayah ini sendiri merupakan daerah yang banyak dihuni oleh universitas-universitas dan institusi pendidikan. Namun, pemerataan kualitas pendidikan di wilayah ini masih belum tercapai secara maksimal. Untuk itu perlu adanya usaha penyelesaian melalui gerakan langsung yang menargetkan penanggulangan langsung masalah pada akar rumput. Organisasi “Buka Mata” didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan indeks literasi dalam lingkup Malang Raya sehingga nantinya wilayah ini akan menjadi daerah percontohan dengan harapan akan disusul oleh daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, organisasi “Buka Mata” bergerak atas dasar kepedulian dan kepekaan sosial yang berasal dari setiap anggotanya. Keanggotaannya sendiri atas didasari kepentingan masyarakat yang harus diwujudkan demi terciptanya masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual dalam pengembangan daerah. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari sumbangan yang dilakukan oleh donatur dari berbagai kalangan yang tidak memiliki
kepentingan apapun dalam setiap donasinya. Hal ini dilakukan agar kenetralan dan keberlangsungan organisasi ini berjalan sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan awal organisasi ini didirikan. Keanggotaan dalam organisasi ini melibatkan partisipasi masyarakat yang terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa dan para ahli di bidangnya masing-masing.
Visi : Organisasi “Buka Mata” merupakan adalah organisasi non pemerintah yang professional dan menjadi garda terdepan dalam melakukan peningkatan indeks literasi yang ada di Malang Raya demi mewujudkan generasi yang cerdas, berintelektual dan berhasil dalam pembangunan indeks sumber daya manusia. Misi : Mendorong terciptanya pemerataan pendidikan hingga sekolah tingkat atas di Malang Raya melaui dukungan dan partisipasi masyarakat. Memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak usia sekolah yang berada di wilayah sub urban Malang Raya. Memberikan edukasi tentang betapa pentingnya budaya membaca kepada masyarakat. Melakukan monitoring tentang minat baca masyarakat terutama anak-anak usia sekolah di setiap kecamatan dan kelurahan yang ada di Malang Raya.
Nilai : Organisasi
“Buka
Mata”
menggunakan
nilai-nilai
kepedulian,
ketulusan
dan
profesionalitas dalam mewujudkan Malang yang memiliki indeks literasi yang tinggi agar dapat memenuhi standar pendidikan yang berkualitas yang berdampak ada kemajuan pembangunan indeks manusia.
Analisis Lingkungan Organisasi 2.1 Kondisi Internal Institusi “Buka Mata” adalah organisasi yang memiliki struktur tetap yang memiliki masa kepengurusan selama 5 tahun. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan, organisasi ini mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap
kinerja internal. Pertemuan in terbagi menjadi 4 jangka waktu. Yang pertama adalah musyawarah bulanan yang dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing struktur yang ada di organisasi. Yang kedua adalah musyawarah tahunan yang membahas evaluasi kinerja dalam satu tahun, dihadiri oleh seluruh anggota dan sukarelawan organisasi. Selanjutnya adalah musyawarah paruh waktu kepengurusan. Forum ini diadakan untuk melakukan evaluasi di pertengahan kepungurusan, bertujuan untuk membahas program yang akan berlanjut dan yang telah dijalankan dalam masa kepengurusan selama ini. Yang terakhir adalah musyawarah akhir kepengurusan yang diadakan 5 tahun sekali. Forum ini dihadiri oleh seluruh pimpinan dan anggota organisasi. Tujuan dari diadakannya musyawarah ini adalah evaluasi seluruh kepengurusan yang berjalan beserta program-program yang telah dijalankan. Kemudian akan dilakukan musyawarah pemilihan kepengurusan selanjutnya. Sumber Daya Manusia (SDM) Organisasi ini adalah organisasi yang beranggotakan kalangan berpendidikan tinggi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Terdiri dari beberapa mahasiswa, guru dan dosen yang berada di wilayah sekitar Malang menjadikan organisasi ini bernuansa lokal. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan karena setiap anggota sudah mengerti dengan pemetaan wilayahwilayah yang ada di Malang tentang pemerataan pendidikan serta daerah yang berpeluang menjadi fokus dalam proyek-proyek penanganan literasi. Selain itu, dalam pelaksanaannya, organisasi ini membuka peluang bagi volunteer yang memiliki dedikasi untuk menjadikan Malang sebagai wilayah yang memiliki indeks literasi tinggi. Sumber Pendanaan Organisasi “Buka Mata” merupakan organisasi non pemerintah yang mendapatkan dana dari berbagai sumber. Sumber-sumber pendanaan berasal dari donasi masyarakat yang dikumpulkan secara rutin melalui mekanisme pelaporan yang rinci, pengajuan proposal-proposal kepada lembaga donor internasional, subsidi dari pemerintah yang berbentuk hibah dan sumbangan-sumbangan yang sifatnya sukarela dari berbagai kalangan yang ada di Malang sendiri. Dari dana-dana yang didapatkan, dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun yang bermuatan kepentingan, terutama kepentingan politik. Hal ini demi menjaga kinerja organisasi agar tetap professional dan sesuai dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Pengetahuan
Dari jabaran tentang Sumber Daya Manusia yang ada dalam organisasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada dalam pelaksanaan setiap program yang telah disusun oleh organisasi. Pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh anggota yang didapatkan dari pengalaman masing-masing dapat memberikan kontribusi baik dalam bentuk kinerja yang maksimal. Selain itu dalam setiap forum pertemuan akan diadakan sesi tukar pikiran antar anggota dalam bentuk diskusi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul selama proses kinerja organisasi ini berjalan. Program Program-program yang akan dilakasanakan oleh organisasi ini tentunya akan sangat berhubungan dengan perwujudan visi organisasi yang telah dibuat. Orientasi setiap program pasti akan mengarah kepada peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Malang. Di setiap pelaksanaan program tentu akan melibatkan peran serta masyarakat, entah itu menjadi objek atau subjek dalam implementasinya.
Budget No.
Item
Jumlah
Harga
Total
1
Penyediaan Buku Bacaan
1000
Rp10.000
Rp10.000.000
2
Konsumsi dan uang transport
30 orang x 9
Rp25.000 x 12
Rp81.000.000
peserta sosialisasi
lokasi = 270
pertemuan
orang x 12 pertemuan 3
Uang transport dan konsumsi
40 orang x 9
Rp15.000 x 24
peserta penyuluhan
lokasi = 360
pertemuan
keterampilan kerja
orang x 24
Rp129.600.000
pertemuan 4
Cetak banner
20
Rp35.000
Rp700.000
5
Penyediaan materi untuk
630 orang x 36
Rp2.000
Rp45.360.000
sosialisasi dan penyuluhan
pertemuan
Honor tim
7 divisi
Rp10.000.000
Rp70.000.000
6
Total
Rp336.660.000