PROPOSAL DESERTASI PROGRAM DOKTORAL
JUDUL : STRATEGI EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN MANAJEMEN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN
WATONO
2014
1. Latar Belakang Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu adanya perbaikan dari segala lini, baik itu peningkatan manejemen infrastruktur maupun lainnya. untuk itu p e m b a n g u n a n infrastruktur perdesaan di Indonesia sejak awal tahun 70-an dengan berbagai perspektifnya muncul sebagai reaksi atas praktek pembangunan perdesaan di masa lalu khususnya dalam menyoroti timpangnya pembangunan desa dan kota hingga produktivitas pertanian dan kualitas hidup perdesaan. Sulawesi Selatan masih banyak desa yang masih tertinggal baik infrsdtruktur maupun fasilitas lainnya, untuk itu pemerintah pusat untuk mengatasi hal itu diberikan bantuan lewat program untuk dibangun infrastruktur dasar kedesa-desa berupa Program Pembangunan infrastruktur Perdesaan, namun yang menjadi masalah selain pelaku di desa masyarakat kurang memahami cara membuat kegiatan, mengusulkan, merencanakan sampai sampai membuat laporan. Dan yang lebih mendasar lagi program Infrastruktur tersebut dalam setiap tahunnya selalu terlambat baik persiapan, perencaan, pelaksanaan maupun serah terimanya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai infrastruktur
maka
dapat
meningkatkan
adalah dengan terbangunnya
pendapatan
secara
ekonimis,
meningkatkan kapasitas masyarakat, mengurangi temuan dari pemeriksa dan yang lebih penting adalah masyarakat lebih berdaya dengan adanya program tersebut. Perkembangan pembangunan yang memandang migrasi dari desa ke kota sebagai proses alami dalam perpindahan sumber daya manusia dari lokasi yang memiliki produk marjinal nol ke kota yang memiliki produk marjinal profit telah berkembang menjadi hal yang lebih banyak mengisi dibandingkan mengurangi pengangguran.
2
Dimana negara-negara berkembang, manejemen infrastruktur perdesaan yang dilakukan perlu perubahan dari pendekatan yang berorientasi pada produk menjadi berorientasi pada proses. Namun demikian, pembangunan perdesaan tidak akan mencukupi apabila dilakukan melalui manjemen infrastruktur saja dengan harapan sebagai pengaruh secara keseluruhan, atau hanya melalui pemberdayaan dan partisipasinya saja, melainkan harus dilakukan secara komprehensif. Di Indonesia, hampir
60.000 desa dan kurang lebih 5.510
kelurahan, dimana fungsi perdesaan tidak hanya memberikan penghidupan bagi masyarakat desa, tetapi juga memiliki fungsi nasional, terutama sebagai penyedia dan cadangan pangan serta pengelolaan sumber daya alam. Dimana Pembangunan perdesaan, terutama di Indonesia perlu ditekankan untuk menjawab beberapa isu strategis yang berbeda dengan di berbagai negara berkembang lainnya yaitu: a. karena mulai sempitnya lahan pertanian dan tidak tersedianya pekerjaan
b.
kebutuhan
peningkatan
produktivitas
perdesaan
dengan
menyediakan manjemen infrastruktur berkualitas yang sesuai kebutuhan, serta c. kebutuhan pengendalian pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas kehidupan perdesaan. Untuk itu sejalan dengan perubahan-perubahan pada tingkat global, maka secara formal, perlu perubahan paradigma: yaitu pembangunan menjadi pembangunan yang berpusat pada manusia, asas aspirasi masyarakat, swadaya masyarakat, partisipasi masyarakat dan permusyawaratan masyarakat serta bimbingan, pembinaan dan bantuan pemerintah, serta paradigma pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan masyarakat. Permasalahannya adalah tidak semudah yang dibayangkan untuk merubah cara berpikir dan berbuat dari masyarakat tertinggal, untuk itu diperlukan manajemen infrastruktur guna merubah secara sistematis dan terstruktur sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Manajemen infrastruktur perdesaan, lebih tepatnya Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang dimulai dari tahun 2005/2006 dalam pelaksanaan kegiatannya tidak selalu sama waktunya, untuk itu disini peneliti atau penulis ingin 3
mengetahui dimana letak permasalahannya
yang merupakan
faktor-faktor
keterlambatan yang paling p e n t i n g dalam pengembangan perdesaan. Tercapainya sasaran dan tujuan konsep ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan dengan waktu yang ideal guna mensesejahteraan masyarakat di perdesaan.
2. Rumusan masalah Dengan dasar latar belakang permasalahan yang ada diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah antara lain : a. Bagaimana memperkenalkan kepada masyarakat/sosialisasi bahwa didaerah tersebut ada program infrastruktur. b. Bagaimana membentuk organisasi masyarakat yang berperan sebagai sebagai motor penggerak pelaksanaan infrastuktur. c. Apa saja
jenis-jenis kegiatan infrastruktur
yang boleh diprogramkan
/direncanakan, untuk dikompetisikan agar dapat dibangun . d. Bagaimana cara memaksimalkan peran masyarakat setempat agar lebih menyadari bahwa kegiatan ini adalah milik masyarakatnya. e. Bagaiman
aturan penilaian pengusulan program, sehingga akan menghasilkan
infrastruktur yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan manfaat masyarakat perdesaan. f. Bagaimana cara membuat kegiatan untuk memotifasi masyarakat bahwa yang bersangkutan dapat merubah cara berfikir, masyarakat yang mempunyai usulan, yang melaksanakan, yang menyiapkan sampai dengan yang memelihara. g. Bagaimana membuat proses pencairan dan pemakaian dana bantuan sehingga menguarangi tingkat kebocoran dan meningkatkan swadaya masyarakat. h. Membandingkan langkah-langkah yang dilalui diatas mulai dari awal kegiatan sampai sekarang guna mengevaluasi dimana letaknya kegiatan sehingga membutuhkan waktu yang ideal.
4
3. Tujuan dan kegunaan penelitian Manajemen Infrastruktur Perdesaan memiliki tujuan, yaitu: a. Untuk mengetahui waktu yang ideal baik dalam pelaksanaan kegiatan, proses masing-masing kegiatan agar dapat menentukan perangkat yang tepat untuk program selanjutnya. b. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan adanya manajemen infrastruktur dilaksanakan secara sistematis c. Untuk memberdayakan masyarakat setempat agar lebih berdaya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup yang lebih layak. d. Untuk mengetahui proses pencairan dan pemakaian dana bantuan sehingga menguarangi tingkat kebocoran dan meningkatkan swadaya masyarakat. e. Untuk membangun dan meningkatkan kesadaran serta kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahannya dan pemyediaan infrastruktur perdesaan. f. Untuk mengetahui membuat kegiatan guna memotifasi masyarakat bahwa yang bersangkutan dapat merubah cara berfikir, masyarakat yang mempunyai usulan, yang melaksanakan, yang menyiapkan sampai dengan yang memelihara. g. Untuk mengetahui dimana letaknya faktor-faktor keterlambatan yang paling dominan pada program infrastruktur perdesaan tersebut.
5
4.
Kajian Pustaka
4.1.Pengertian Umum Manajemen Dari defenisi manajemen proyek, perencanaan menempati urutan pertama dari fungsi-fungsi lain seperti mengorganisir, memipin dan mengendalikan. Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran, termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapinya. Ini berarti memilih dan menetukan langkah-langkah kegiatan di masa dating yang diperlukan untuk mencapi tujuan. Dari segi penggunaan sumber daya, perencana dapat diartikan sebagai memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga proyek berjalan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaansumber daya yang efektif dan efesiensi. Proses dan sistematik perencanaan, mulai dari menentukan tujuan sampai menyusun rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan. Berbagai macam perencanaan, perencanaan strategis yang merupakan bagian dari hirarki yang memberikan patokan arah gerak kegiatan, perencanaan operasianal sebagai program pelaksana (plan of
action) untuk mencapai
sasaran juga dibahas, kemudian dilanjutkan dengan menyinggung proses pengendalian serta cirri-ciri suatu pengendalian yang efektif. 4.2. Teknik dan metode perencanaan Dalam usaha meningkatkan
kualitas perencanaan proyek telah diperkenalkan
berbagai teknik dan metode perencanaan dalam menyusun jadwal, antara lain bagan balok (bar-chart ) yang dilengkapi dengan kurva “S”. Meskipun demikian mengingat teknik metode tersebut berfungsi sebagai alat, maka penggunaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
6
1. ketetapan pemilihan dan metode yang pergunakan 2. penguasaan sepenuhnya oleh perencana 3. pemahaman
aplikasinya
penyelia
yang
hendaknya
menerapkannya
dilapangan. Pengalaman menunjukkan bahwa meskipun pada awalnya teknik-teknik dan metodemetode tersebut mendapat sambutan yang hangat namun hasilnya tidak cukup memuaskan, hal ini terutama karena kurangnya persiapan dalam hal melatih dan memberi pengertiankepada mereka yang langsung berurusan dengan penggunaan metode tersebut. Baru setelah aspek tersebut diperhatikan hasilnya cukup memuaskan. 4.2.1. Perencanaan jadwal (Schedule) Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkahlangkah pelaksana pekerjaan untuk mencapai sasaran. Pada jadwal telah dimasukkan factor waktu. Meetode menyusun jadwal yang terkenal adalah analisa jaringan kerja (network), yang menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek. Pekerjaan yang harus mendahului atau didahului oleh pekerjaan laindiidentifikasikan dalam kaintannya dengan waktu. Jaringan kerja ini sangat berfaedah untuk perencanaan proyek. 4.2.2. Bar Chart (Bagan Balok) Bart Chart atau diagram balok adalah jadwal yang paling banyak digunakan karena mudah dibuat dan dimengerti oleh pembacanya. Masing-masing garis menunjukan awal sampai dengan akhir waktu penyelesaian suatu pekerjaan dari serangkaian pekerjaan yang ada di suatu proyek. Karena
pembuatan
dan
penampilan
informasinya
sederhana
dan
hanya
menyampaikan demensi waktu dan masing-masing kegiatannya, maka Bart Chart lebih 7
cepat menjadi alat komonikasi untuk melukiskan kemajuan pelaksanaan proyek kepada manajemen senior. Pengelolaan proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung bertambah. Usaha tersebut membuat hasil dengan menemukannya metode bagan balok (Bart Chart), yaitu penyajian perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal kegiatan proyek secara sistematik dan analitis. Didalam membahas subyek diatas akan ditinjau teknik dasar menyusun dan menghitung
berbagai aspek yang berkaitan dengan bagan balok (Bart Chart). Juga
dikemukakan kegunaan, kekurangan maupun kelebihannya bagi perencanaan pengendalian proyek. Bagan balok (Bart Chart) disusun dengan maksud mengidentifikasi unsure waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian dan pada saat pelaporan. Dewasa ini metode bagan balok (Bart Chart) masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri
maupun berkombinasikan dengan metode
lainnya. Hal ini disebabkan karena metode bagan balok (Bart Chart) mudah dibuat dan dipahami sehingga amat berguna, sebagai alat komonikasi dalam menyelenggaraan proyek. Keunggulan metode bagan balok (Bart Chart) yaitu : a. Mudah dibuat dan mudah dipahami b. Sangat bermanfaat (Faedah) sebagai alat perencanaan dan komonikasi c. Bila digabungkan dengan metode lain misalnya grafik (kurva) “S” dapat dipakai untuk aspek yang lebih luas.
8
Kelemahan metode bagan balok (Bart Chart) yaitu : a. Tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadwal proyek. b. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru, padahal tanpa adanya pembaharuan segera menjadi “kuno” dan menurun daya gunanya. c. Untuk proyek berukuran besar dan sedang, lebih-lebih yang bersifat kompleks pengunaan bagan balok (Bart Chart) akan menghadapi kesulitan menyusun sedemikian besar jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu, dan memiliki keterkaitan sendiri diantara kegiatan, sehingga mengurangi kemampuan penyajian secara sistematik. Bar Chart atau Bagan Balok adalah suatu bagian dimana secara grafis menguraikan suatu proyek yang terdiri dari kumpulan tugas atau aktivitas yang telah dirumuskan dengan baik, kapan harus dimulai, berapa lama serta bila mana selesai. Waktu ini disajikan dalam bentuk balok berskala waktu.
9
Tabel 3.2 Kemajuan Suatu aktivitas. No
Uraian Pekerjaan
1
Persiapan
2
Pek. Galian
3
Pek. Pondasi
4
Pek. Dinding
5
Pek. Kusen
6
Pek. Atap
7
Pek. Plafon
8
Dan lain-lain
4.3.
Bulan 1 1
2
3
Bulan 2 4
5
6
7
Bulan 3 8
9
10
11
12
Histogram Histogram digunakan untuk menggambarkan pemakaiaan sumber daya tenaga kerja
pada setiap waktu pelaksanaan proyek, dimana dalam grafik ini sumbu horizontal menyatakan jumlah pemakaiaan tenaga kerja. Kurva ini ini digunakan untuk menggambarkan pemakaiaan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan biaya. Dalam hal ini diutamakan pada pemkaiaan sumber daya tenaga kerja merupakan suatu hal yang permanen.
Gambar 3.7 Histogram tenaga kerja.
10
4.2.4. Perencanaan Anggaran / Biaya Anggaran (budget) merupakan suatu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan proyek pada khususnya dan perencanaan pada umumnya. Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kuru waktu tertentu, dibuat dalam bentuk uang, jam per tenega kerja atau dikonversi menjadi uang, maka anggaran pada umumnya disiapkan dalam bentuk uang. Suatu anggaran yang disusun menjadi time phased budget, yaitu pekiraan biaya yang dikaitkan dengan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan yang merupakan patokan dasar atau tolak ukur kegiatan perencanaan. Seperti halnya dengan pengendalian, anggaran dapat mejadi tidk sesuai dengan kenyatan. Bila perbedanya terlalu besar, maka penggunaannya sebagai alat perencanaan menjadi tidak ampuh lagi. Untuk perbaikan-perbaikan perlu dibuat suatu revisi atau penyesuaian. Jadimaksud penyesuaian adalah membuat anggaran agar tanggap terhadap situasi akhir. Dengan demikian sifat-sifat ketat dan realisasi dari suatu anggaran tetap terjaga. Ada pandangan yang dimiliki kalangan yang luas, bahwa manajemen adalah SENI, dan tidak bisa dipelajari atau diajarkan, tetapi adalah suatu KEMAMPUAN yang dimiliki sejumlah orang sedangkan orang-orang lain tidak memilikinya.
Pandangan ini
menyimpulkan juga, bahwa keterampilan dan kemampuan dari mereka yang dimiliki (manajemen) itu dapat dikembangkan, sedangkan “yang tidak memiliki” tidak akan menjadi manajer-manajer tanpa melihat berapapun banyak sudah diberikan latihan-latihan dengan pembelajaran-pembelajaran kepada mereka. Menjadi bagian dari pendapat ini adalah bahwa perkembangan
keterampilan
pengalaman-pengalaman
yang
manajemen cukup
hanya
keras/pahit
dimungkinkan dengan
diperoleh
mengembangkan
melalui “seni
manajemen” tersebut. Salah satu prinsi dasar dari pada manajemen dapat diterapkan pada kasus-kasus, dimana orang menggunakan metode-metode kuantitatif.
11
Dalam industri apapun atau dalam situasi yang bagaimanapun, salah satu tugas yang fundamental dari orang-orang yang menyelenggarakan manajemen adalah melaksanakan pengawasan atau penendalian terhadap pekerjaan. Fungsi ini dapat ditunjukkan secara skema di bawah ini :
Fungsi umum /perencanaan -
sasaran,
- Merencanakan
keputusan,
- Mengangarkan
Pengembangan pengambilan
alokalasi sarana, mendesain dan
- Mengorganisasikan
mengorganisasir sistem kerja
- Mengatur staf
Fungsi penerapan -
Fungsi tradisional
Pengarahan
Mengusahakan mencapai sasaran,
- Mengkoordinasikan
dengan melaksanakan rencana serta
- Memimpin
melaksanakan kegiatan dan sistem
- Memotivatir
organisasi melalui orang
Fungsi pengendalian -
Umpan
balik,
peninjauan
kembali (review), evaluasi dan
- Mengendalikan - Melaporkan
tindakan perbaikan
Bila keputusan telah dilaksanakan dan team manajemen proyek terbentuk, terlebih dahulu team harus mengetahui dengan cara bagaimana uang tersebut akan digunakan. Sehingga untuk itu team perlu mempunyai sasaran-sasaran proyek secara detail dan jelas. Sasaran-sasaran tersebut pada hakekatnya dapat dimasukkan kedalam tiga kategori, yaitu : a. Kualitas hasil proyek dan kemampuan teknisnya : Misalnya proyek konstruksi, spesifikasi-spesifikasi dan berbagai jenis ukuran kekuatan struktur bangunan bisa merupakan sasaran yang bersifat teknis.
12
Untuk proyek-proyek non-konstruksi-pun perlu rumusan sasaran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan kualitas maupun aspek-aspek teknis dari hasil yang akan dicapai. b. Pembiayaan total kegiatan/pekerjaan di proyek : Kadang-kadang pembiayaan tersebut secara langsung dihubungkan dengan keuntungan yang telah ditargetkan, tetapi tidak semua proyek tujuannya adalah profit. c. Skala waktu (durasi) progress sampai dengan selesainya proyek : Ada beberapa faktor pokok yang perlu diperhatikan pada setiap proyek yaitu bila selesainya proyek melebihi waktu yang telah ditetapkan biaya proyek juga akan melebihi anggarannya. Hal ini disebabkan karena disamping adanya biaya tambahan juga karena inflasi dan daya beli uang (purchasing power) yang semakin menurun. Faktor yang lain yaitu adanya hubungan yang erat antara waktu (durasi) proyek dengan keuangan, yaitu bila proyek selesainya lambat dari yang direncanakan menyebabkan kerugian bagi pelaksana proyek maupun si pemesan. Untuk bisa membuat jadual proyek yang cukup efektif, beberapa ketetapan yang perlu diperhatikan adalah :
Secara teknis jadual tersebut bisa dipertanggung-jawabkan (technically feasible). Disusun berdasarkan perkiraan/ramalan yang akurat (reliable estimates). Sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Seseuai dengan perencanaan-perencanaan proyek yang lainnya di luar proyek yang ini, yang mempergunakan sumberdaya yang sama. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan pada spesifikasi proyek. Cukup mendetail untuk dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendali kemajuan (progress) proyek. Dapat menonjolkan pekerjaan pokok yang kritis. Biarpun kondisi-kondisi di atas telah terpenuhi dalam penjadualan proyek, tetapi perlu diperhatikan faktor-faktor lain yang kemungkinannya bisa mempengaruhi keberhasilan dalam pengendalian proyek. Kesulitan yang dihadapi pada waktu penyusunan jadual proyek adalah bagaimana caranya menyatukan (sinkronisasi) faktor-faktor yang saling berpengaruh dan saling tergantung seperti pada gambar di halaman berikut
13
SEBAGIAN DARI FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENYUSUN JADUAL PROYEK
SASARANSASARAN PROYEK Kemampuan teknis & kualitasnya Target waktu Anggaran proyek
Permintaan untuk proyekproyek lainnya
Hari-hari libur umum
Sumberdaya yang tersedia
Kecepatan menyelesaikan tugas
Uang yang diperlukan
Sasaransasaran perusahaan
Dana tersedia
Waktu yang diperlukan
RENCANA KERJA
Lembur
Sumberdaya yang diperlukan
Perkiraan waktu hilang (sakit, dsb)
Keahlian dari tenaga kerja
Urutan kerja
Waktu tersedia
Sebagai contoh ; dalam rumusan pengendalian proyek untuk membuat sasaran yang tepat diperlukan langkah-langkah ,misalnya rencana kerja, waktu maupun dana yang memungkinkan untuk jadual tersebut bisa dilaksanakan dengan baik.
14
KONTRIBUSI JADWAL UNTUK PENGENDALIAN P
RUMUSKAN SASARAN PROYEK : SASARAN TEKNIS
E
1 SASARAN WAKTU
DANA YANG TERSEDIA
2
PEMBAGIAN PEKERJAAN SECARA GARIS BESAR
RENCANA ALOKASI DANA
3
URUTAN KEGIATAN SECARA TEPERINCI
4
PERKIRAAN DURASI UNTUK TIAP KEGIATAN
5
BUAT ANALYSIS WAKTU DARI NET-WORK. SESUAIKAN DENGAN TARGET WAKTU PROYEK
6
ALOKASI SUMBER DAYA
R E N C A N A
PERKIRAAN BIAYA UNTUK TIAP KEGIATAN YANG DISESUAIKAN DENGAN ANGGARA DI ATAS
A N
7
T
BUAT RENCANA BIAYA ATAS PENGELUARAN SESUAI DENGAN SKALA WAKTU
A MANAJEMEN OPERASIONAL
H A
7
BERIKAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK TIAP INDIVIDU
P
UKUR
P
UKUR KEMAJUAN PROYEK SECARA TERATUR
SUPERVISI TERHADAP INDIVIDU
UKUR JUMLAH TENAGA KERJA DAN BIAYA BAHAN SECARA TERATUR
BANDINGKAN KEMAJUAN PROYEK DENGAN JADUAL
TINDAKAN KOREKSI BERSIFAT JANGKA PENDEK UNTUK SEGERA DITANGANI
BANDINGKAN REALISASI BIAYA DENGAN RENCANA ANGGARAN
E
G
N D
EVALUASI
E
BANDINGKAN
N
L
N
TINDAKAN
A
EVALUASI PROSENTASI PENGELUARAN ATAS ANGGARAN
ANALISIS PENYIMPANGANPENYIMPANGAN YANG BERARTI
A
I
EVALUASI PROSENTASI KEMAJUAN ATAS TOTAL PEKERJAAN
TINDAKAN YANG SESUAI
15
4.3. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 4.3.1. Latar Belakang Program Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2009, sebagai bagian dari PNPM Mandiri, merupakan program yang dilaksanakan sebagai salah satu upaya Pemerintah
untuk
mempercepat
penanggulangan
kemiskinan
dan
perluasan
kesempatan kerja PPIP 2009, dititikberatkan penanganannya pada desa tertinggal yang masih memiliki tingkat pelayanan infrastruktur yang rendah. Fokus
utama
program
adalah
(i)
pengembangan
masyarakat
desa,
(ii)
pembangunan/peningkatan infrastruktur perdesaan dan (iii) peningkatan kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal Maksud : Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan. Tujuan : Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP 2009) memiliki tujuan yaitu: Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan dan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur perdesaan. Sasaran : Tersedianya infrastruktur perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan; Meningkatnya
kemampuan
masyarakat
perdesaan
dalam
penyelenggaraan
infrastruktur perdesaan; Meningkatnya jumlah penanganan desa tertinggal sejalan dengan RPJMN 2004–2009; Meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan di perdesaan;Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
16
Struktur Organisasi PPIP
17
4.3.2. Tahapan Pelaksanaan Tingkat Provinsi 1. Sosialisasi Tingkat Provinsi 2. Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Penyerapan 3. Rekrutmen Fasilitator dan Konsultan 4. Pelatihan Fasilitator 5. Rapat Koordinasi Bulanan 6. Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan Tingkat Kabupaten 7. Monitoring 8. Pelaporan
4.3.3. Tahapan Pelaksanaan Tingkat Kabupaten 1. Sosialisasi Tingkat Kabupaten 2. Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Penyerapan 3. Rapat Koordinasi Dua Mingguan 4. Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan Tingkat Desa 5. Monitoring 6. Pelaporan
18
4.3.4. Tahapan Pelaksanaan Tingkat Desa
5. Hypotesis Setelah mengkaji lewat latang belakang, permasalahan maupun penelitian yang akan dicapai, maka penulis dapat membuat hypotesis awal adalah: 1. Dapat mendorong terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan 2. Dengan menjalankan langkah-langkah yang sistematis akan menghasilkan kesadaran berswadaya dan rasa tanggung jawab masyarakat
sehingga akan
meningkatkan penghasilan masyarakat. 3. Dengan proses yang terstruktur dan diberikan rambu-rambu yang jelas akan mengurangi kebocoran keuangan yang lebih besar sehingga akan menghasilkan
19
produk infrastruktur yang lebih banyak atau lebih panjang apabila mengerjakan jalan dll.
6. Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini penulis mengkombinasikan beberapa metode antara lain : a. Membuat kuisener yang isinya menginformasikan bahwa dimasing-masing daerah dalam tahapan kegiatan idealnya membutuhkan waktu berapa hari , dimana letak permasalahan sehingga program rata-rata mengalami keterlambatan melaksanakan penyerahan kegiatan (Mudes IV)mulai dari sosialisasi sampai dengan pelaksanaan kegiatan sehingga peneliti dapat membuat nilai/skor agar dapat mewakili contoh dari masing-masing daerah. b. Membuat format dimana isinya meminta permisi kepada pihak terkait, bahwa yang bersangkutan ingin meneliti daerah tersebut guna mendapatkan informasi data yang sebanyak-banyaknya mengenai masalah pemberdayaan masyarakat yang ada hubungannya dengan infrastruktur perdesaan. c. Format yang isinya menginformasikan kepada masyarakat mulai dari Kabupaten, Kecamatan Desa hingga sampai ke dusun-dusun bahwa daerah tersebut akan mendapat bantuan infrastruktur, sehingga masyarakat sudah dapat mempersiapkan kira-kira langkah apa yang mau ditempuh. d. Peneliti mengambil data mengenai apakah sosialisasi itu sampai ke daerah masingmasing dan diikuti siapa saja, dilengkapi dengan absen, kemudian ki edit yang menyatakan siapa saja yang hadir ( berapa laki-laki, perempuan , pemuka masyarakat, pejabat dan lain sebagainya) e. Peneliti mengambil data dan terlibat langsung bagaimana memilih panitia pelaksana program dalam hal ini Organisasi masyarakat Setempat (OMS) yang diambil datanya antara lain : semua elemen masyarakat diundang, siapa saja yang hadir untuk dipisahkan, diambil dokumentasi, apakah dalam pemilihan dilakukan secara obyektif atau tidak karena akan mempengaruhi hasil akhir. f. Peneliti mengambil data dan ikut terlibat kepada masyarakat untuk bermusyawarah
20
membuat program jangka menengah (PJM) maupun program yang akan diikutkan dalam berkompetisi sehingga akan memperoleh data yang isinya daerah tersebut dalam pemilihan program dapat seobyektif mungkin. g. Peneliti mengikuti sistem penilaian penentu pemenang infrastruktur sehingga apakah berjalan sesuai dari proses awal atau tidak karena akan menentukan proses selanjutnya. h. Peneliti membantu dan mengambil data masalah desain dan rencana anggaran program pemberdayaaannya, apakah tepat dalam menghitung, menganalisis, sampai penentuan kontrak. i. Peneliti mengambil data dalam pengambil keputusan dalam membeli material dimana dan berapa harganya, menyewa peralatan dimana, kapan sampai berapa harga sewanya, dimana memakai tenaga kerja dan siapa saja yang dipekerjakan sehingga akan membantu hasil akhir dikemudian hari. j. Peneliti membantu dan mengambil data masing-masing desa yang mendapat program dalam mengurus pencairan dana di birokrasi sampai ke tangan pemegang kas. k. Peneliti membantu dan ikut terlibat membuat pelaporan administrasi dan keuangan sehingga kegiatan infrastruktur selesai tepat waktu dan manfaatnya cepat dirasakan oleh pengguna, pemakai dan pemelihara. l. Peneliti membuat format yang isinya masyarakat menginformasikan seberapa besar keuntungan baik dari segi fisik maupun non fisik , kemudian dianalisa menggunakan metode kuantitatif sehingga akan kelihatan manfaat secara keseluruhan program manejemn infrastruktur tersebut. m. Dan lainnya yang masih berhubungan dengan permasalahan yang ada diatas.
7. Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan
dari peneliti adalah setelah menjalankan proses
penelitian tersebut diatas, kemudian dilaksanakan ke masyarakat
mulai dari
mengenalkan program infrastruktur diharapkan seluruh lapisan masyarakat mengetahui
21
bahwa didaerahnya ada program dan semua dusun/daerah yang dilewati layak untuk mendapatkannya, kemudian
membentuk organisasi masyarakat harapanya adalah
masyarakat yang terpilih tersebut adalah betul-betul dapat mewakili seluruh aspirasinya sehingga semua infrastruktur akan mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan, lalu masing-masing dusun membuat dan mengajukan kegiatan apa yang sangat diprioritaskan dan besar manfaatnya dilihat dari jumlah/prosentasi penduduk sehingga infrastrukturnya yang memperoleh kegiatan terukur dan tidak memihak disalah satu kepentingan masyarakat, proses perencanaan kegiatan dimaksimalkan kepada putra daerah sehingga penduduk merasa diharga ada kegiatan infrastruktur yang ada diaderahnya penduduk yang merencakannya sampai yang melaksanakannya, begitu juga masyarakat yang memiliki material yang ada didaerah tersebut dapat dibeli dan dimanfaatkan dengan harga sama bahkan lebih rendah dari daerah lain karena merasa daerahnya sendiri yang akan diperbaiki sehingga rasa kebersamaan dikedepankan oleh masyarakat itu sendiri, untuk proses pencairan dana selain perlu pendampingan sebelumnya diadakan pelatihan kepada masyarakat bagaimana cara membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sampai bagaimana cara memproses kebirokrasi sampai dengan pencairannya sehingga hasil akhirnya akan dirasakan masyarakat bahwa setelah adanya infrastruktur akan meningkatkan penghasilan secara ekonomi, akses keluar daerah lebih mudah sehingga masyarakat lebih berdaya dengan adanya pemberdayaan masyarakat ini, beserta mengantisipasi untuk program akan datang kegiatan tidak mengalami keterlambatan.
8. Jadwal Penelitian Untuk mendapatkan data –data tersebut diatas diperkirakan memakan waktu 8(delapan bulan) bulan, mulai dari persiapan memperkenalkan program sampai dengan melihat bahwa program infrastruktur yang sistematis ini bermanfaat bagi masyarakat.
22
9. Alur Penelitian MULA I Studi Pendahuluan
Pengambilan Data
Data Sekunder
Data Primer -
-
Observasi di lokasi Data Hasil Wawancara di lokasi masyarakat
Gambar Program Volume Pekerjaan Harga satuan Upah Harga material Jadwal/waktu pelaksanaan program
Pengolahan data
Tdak kk
YA Hasil Analisa Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
SELESAI
Gambar. 1.1. Bagan Alir Tahap Penelitian
23
10.Daftar Pustaka 1. Ali Tubagus Haedir, 1992, Prinsip-Prinsip Network Planning, PT. Gramedia, Jakarta. 2. Badri Sofyan, 1997, Dasar-Dasar Network Planning, PT. Rineka Cipta. 3. H. Bahtiar Ibrahim, 2001, Rencana Estimate Real of Cost, Cetakan III, B umi Aksara. 4. Graham LE, Uher, Thomas E.; Construction Planning and Control,
Construction Management and Economics Unit, School of Building, The University of New South Wales, 1990
5. Imam, Soeharto, 1999, Manajemen Proyek, Jilid I, Erlangga, Jakarta. 6. Suharto, Imam Ir; Manajemen Proyek, Konseptual sampai Operasional,
Penerbit Erlangga, 1995 7. Vincen G Bush, 1983, Manajemen Konstruksi, Seri manajemen, N.74,PT.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta 8. Wolfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta, 2005
9.
Wulfran, Ervianto, 2004, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta.
10. Wulfran, Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta. 11. -----------Institute For Management Education And Development 2001 , Gedung Bina Manajemen Jakarta. 12. ---------- Pedoman Umum Pelaksanaan PPIP 2013, Departemen Pekerjaan Umum , Dirjen Cipta Karya . 13. -----------Pedoman Sederhana Bangunan Pengairan di Perdesaan 2012 , Departemen Pekerjaan Umum , Dirjen Cipta Karya . 14. -----------Pedoman Sederhana Bangunan Jalan dan Jembatan di Perdesaan 2012, Departemen Pekerjaan Umum , Dirjen Cipta Karya . 15. ----------Pedoman Sederhana Bangunan Irigasi di Perdesaan 2012 , Departemen Pekerjaan Umum , Dirjen Cipta Karya .
24
DAFTAR ISI
Halaman
1. LATAR BELAKANG
.............................................................
1
2. RUMUSAN MASALAH
..............................................................
4
3. TUJUAN PENULISAN
..............................................................
5
4. KAJIAN PUSTAKA
..............................................................
6
5. HYPOTESIS
..........................................................................
6. METODE PENELITIAN
..............................................................
7. HASIL YANG DIHARAPKAN
19 20
..................................................
21
8. JADWAL PENELITIAN
..............................................................
22
9. ALUR PENELITIAN
..............................................................
23
10. DAFTAR PUSTAKA
..............................................................
24
11. LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................
25
25
Monitoring Persiapan dan Perencanaan (Kabupaten) Format 9.11 Provinsi Jumlah Kabupaten Jumlah Desa KMK No.
: : : :
Kabupaten
Persiapan Kecamatan
Desa
Sosialisasi Kabupaten
Rembug Sosialisasi Persiapan
Perencanaan Musdes I
SKS
Identif. Permasalahan
Musdes II
Penyusunan UPD
Penyusunan RKM
Verifikasi RKM
Gambar Desain
RAB
Musdes III
Biaya Pemeliharaan
Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Persentase Kegiatan
Monitoring Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan (Kabupaten) Format 9.12 Provinsi Jumlah Kabupaten Jumlah Desa KMK
: : : : Sosialisasi
No.
Kabupaten
Jumlah Total
Kecamatan
Desa
Jumlah Undangan
Peserta yang hadir Total
Perem-puan Kaum Miskin
Musdes I Jumlah Undangan
Musdes II
Peserta yang hadir Total
Perem-puan
Kaum Miskin
Jumlah Undangan
Musdes III
Peserta yang hadir Total
Perem-puan
Kaum Miskin
Jumlah Undangan
Peserta yang hadir Total
Perem-puan
Kaum Miskin
Provinsi Jumlah Kabupaten Jumlah Desa KMK
Monitoring Pelaksanaan Fisik (Kabupaten) Format 9.13
: : : : Kontrak/SP3
No.
Kabupaten
Kecamatan
Tanggal Kontrak
Desa
Nomor Kontrak
Provinsi Jumlah Kabupaten Jumlah Desa KMK
No.
Kabupaten
Tanggal Mulai
JUMLAH PEMANFAAT
Pencairan Jenis Infrastruktur
Tanggal Berakhir
Infrastruktur
Volume
Sat.
SPMK (nomor dan tgl) Dana
Tahap I (tgl. SPM)
Tahap II (tgl. SPM)
Tahap III (tgl. SPM)
KK
Jiwa
KORDINAT LOKASI Bujur Timur Lintang Selatan
Derajat Menit
Detik
Derajat
Menit
Detik
Progres Fisik (%)
Monitoring Swadaya Masyarakat dan Penyelesaian Kegiatan (Kabupaten) Format 9.14
: : : :
Kecamatan
Desa
SWADAYA MASYARAKAT Material Tenaga Kerja
Lahan Luas
Rp.
Volume
Rp.
OH
Rp.
Musyawarah Desa IV
Dana
Total
Rp.
Rp.
Jumlah Undangan
Peserta Yang Hadir Infrastruktur
PASCA PELAKSANAAN Infrastruktur Terbangun Volume
Satuan
Dana
Pembu-kaan Serah Terima Rekening KPP
2