PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL
1.
Pengertian Programable Logic Control (PLC) Programable logic control (PLC) adalah merupakan kontrol nzikropro.se.ror
yang serbaguna yang dirancang untuk memenuhi tuntutan praktis diindustri dalam bidang autoniatik, sebagaai ganti dari sistem elekrto mekanis yang nienjadi tulang punggung strategi pengendalian pada system atau proses yang kompleks. oleh karenanya hingga saat ini pengetahuan tentang sistem rangkaian menggunakan relay tetap tnerupakan dasar yang sangat penting serta diperlukan dalam pemrograman kerja dari PLC. PLC bekerja dengan menerima data dari peralatan input yang merupakan saklar-saklar, tombol-tombol, sensor-sensor, dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi pada peralaatan input akan memberikan sinyal pada PLC yang bersifat logika yang selanjutnya disimpan dalam suatu program ingatannya, kondisi input tersebut akan diolah oleh PLC, selanjutnya perintah-perintah dari input akan ditransfer oleh PLC keozrtputnya yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakan mesin-mesin ,-\
atau suatu alur proses produksi. untuk lebih jelasnya setuah PLC dapat digambarkan \
diagram bloknya sebagai berikut :
j
Modul
Peralalan
beban
I I
I
I
(;ambar I . Blok diagram kontigurasi P12C
PLC ~ne~npunyaikemampuan untuk dapat bekerja pada kondisi-kondisi telnperatur yang cukup tinggi, kondisi kelembabaan udara yang tinggi. adanya pengaruh vibrcrsi serta kondisi-kondisi noise dan kejutan-kejutan yang timbul oleh nlesin-mesin atau peralataan listrik lainnya. Disa~nping itu
bagi
industri
yang
menggunakan
rnengharapkan kelebihan dari pemakaian PLC sebagai berikut :
PLC, dapat
pula
-
Dapat bekerja dengan cukup aman, handal. serta fleksibel
-
Mudah untuk mengubah program atau rancangaan dari rangkaian kontrol.
-
Tidak membutuhkan banyak pengawatan, sehingga menghemat biaya dan mempermudah pengawatan.
-
Mudah dalam pemprograman, karena dirancang dengaan bahasa yang dapat dirnengerti oleh banyak orang.
-
Mudah dalam memonitor dan dalarn mencntukaan letak kesalahan apabila terjadi gangguan pada rangkaian kontrol, sehingga waktu yang diliernat untuk ha1 tersebut cukup besar.
1.1.
Alasan penggunaan PLC sebagai sistim kontrol dibandingkan dengan elektro mekanis Setelah mengetahui dan memahami kegunaan rangkaian kontrol secara elektro
mekanis dan PLC maka dapat dilakukan perbandingan antara keduanya. J.ang pada dasarnya meliputi: Sifat perbandingan
Elekto mekanis
Programmable control
I
Waktu pengawatan rangkaian kontrol
1 Relatif lama karena haras i
menghnb~~ngkan se~iiua rangkaian kontrol dengan
I I Perluasan fi~ngsikerja
pengawatan Lebih sulit karena harus
rangkaian kontrol
membongkar pengan atan
Relatif seingkat karena hanya ineltiprogram
1 rangkaian kontrol tersebut.
1 Lebi h mudah karena dapat
dilakukan hanya dengan prograin. p p p p p
Keandalan kerja dari
Kurang. karena mudall
Cukup baik, karena
rangkaian kontrol
terjadi fibrasi atau kontak
kontaknya bersifat
ausl mengelas dan respon
elektronis sehingga
operasi kontak agak
responnya cepat dan tidak
lambat.
ada fibrasi dan pengelasan kontak.
t'elacakan gangguan /
Jielatif lebih lama karena
Relatif lebih cepat karenap
kesalahan.
kontak - kontaknya tidak
seniua kontak dan
dapat dimonitor sehingga
komponcn lainnya daopat
pelacakannya harus
di monitor sehingga
1
~
i
~I
1 dengan carKanual dan
1 1
1
5
Petnakaian panel
1
kontrol
I
I
6
kalau perlu di bongkar
dengan melihat program
Memerlukan ruangan
Memerlukan ruangan
I
panel yang relatif lebih
1 besar
1
1 kecil
Untuk kontro proses
1 1 1
1 1 ' 1
1 1
sederhana akan lebih murah Untuk kontrol proses
1
1
kompleksakanlebih
7
Skala kontrol
Kecil dan sedang
8
Sistem penulisan
Rangkaian kontrol dibuat
rangkaian kontrol
secara vertikal
I
~
Untuk kontrol proses sederhana akan lebih tnahal
1
Untuk kontrol proses
1
kompleks akan lebih murah
mahal
1
I1
panel yang relatif lebih
I
I
Tinjauan biaya
1
pelacakannya hanay
Sedang hingga besar
1 Rangkaian kontro dibuat 1 horizontal
p p p
9
Pemakain kontak
I I0 I Hubungan kontak
1 I
Terbatas -
kontak peralatan
I I kontrol
penghubung I
I
I
11
1 Melalui kawat
1 1 input l output
I
kawat penghubung
I
I
Hubungn rangkaian
I Secara elektronis tanpa I I
I
Untuk konponen output
1 umumnya dilakukan
Dapat dilakukan secara
1 terpisah
bersarna saat merangkai rangkaian
1 1 input/ oetpnt luar
I
Dilaksanakan oleh
1 penghubung dan melalui terminal kontrol
1.2.
penghubung dan rnelalui terminal kontrol
Konfigurasi PLC Konfigurasi PLC dapat dibagi men-jadi ernpat komponen utama berikut:
1). Antarmuka (interface) input 2). Antarmu ka (interface) output
3). Central Processing Unit (CPU) 4). Unit memori
Arus informasi pada PLC akan mengikuti jalur yang sederhana serupa dengan yang ditunjukkan di bawah ini:
I 1~
1
1). CPU akan membaca unit metnori
2). Memeriksa status antarmuka input 3). Memperbaharui status antarmuka output
1.3.
Antarmuka Input Disinilah selnua sinyal input dikumpulkan. Sinyal-sinyal input biasanya 24
VDC. Unit PLC yang sesuai harus dipilih untuk dapat bekerja dengan tegangan atau arus tinggi yang berbahaya, Inaka terminal-terminal input diisolasi. Metode tersebut adalah Optoisolator, tidak ada tegangan yang ditranstilisi dari terminal-terminal input menu-iu CPU, hanya pulsa-pulsa optis (cahaya). Metode ini digunakan pada sebagian besar PLC.
;- -
.- - - -r
~-t'~{-~
-p-
.
COM
--,
nterna~ circuit
Gambar 2. Diagram Rangkaian Input
1.4.
Antarmuka Output Disinilah semua sinyal output berasal. Jenis sinyal output tergantung pada
~netode switching output. CPU secara langsung dihubungkan pada antarmuka (Ozterjace) output. Tegangan balik yang berbahaya dapat lnerusak CPU sehingga diperlukan isolasi antara CPU dan antarrnuka (interface) output. Unit PLC harus dipilih yang cocok dengan tegangan output yang digunakan. Baik Unit Transistor lnaupun TRlAC menggunakan opto-isolation (sebagaimana dijelaskan sebelurnnya). Unit-unit relay ~nemilikiisolasi yang terpasang built-in, yaitu tegangan diubah dengan rnenggerakkan coil, dengan asas kerja mekanis.
nkmal circuit
~
l I--
-_
a
---- -_----
v
A
T
~ -:r
_ I
Gambar 3. Diagram Rangkaian Output
I - --
-I - -I
1.5.
Central Processing Unit (CPU) CPU dapat dianggap sebagai otak dari PLC. Program dipanggil dari unit
~ n e ~ n o rdan i di proses CPU. Pemprosesan dapat disebut sebagai menjalankan program. Apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa program tersebut 'di-scan'. ini berarti bahwa program diperiksa dari awal hingga akhir dari informasi bar^^ dirnasukkan. Ini sering disebut sebagai 'waktu scan' PLC. walaupun sebenarnya lebih ~ program. Scan dari program umumnya berkaitan dengan w a k t ~ pengoperasian memakan waktu 70 ms, tetapi ha1 ini tergantung pada panjang program dan kerumitannya. Setelah scan yang satu selesai, scan berikutnya akan dimulai dengan segera. PLC membutuhkan tempat untuk menyimpan program kerja. 'Peralatan' untuk ini disebut unit memori atau memori saja. Peralatan memori dapat memiliki penyimpanan data jangka pendek atau jangka panjang.
1.6.
Unit Memori
1.6.1. Random Access Memory (RAM) Tipe ini adalah yang paling umum digunakan. RAM bukanlah merupakan 'peralatan' penyimpanan memori yang permanen. Agar penyimpanan data untuk jangka panjang dapat dilakukan, maka RAM harus mendapatkan daya secara terus menerus. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan baterai kecil. Sehingga durasi penyimpanan data oleh 'peralatan' RAM berbanding lurus dengan ulnur baterai. Pembacaan dan penulisan data RAM dapat terjadi kapan saja.
1.6.2. Read Only Memory (ROM) Tipe ini terutama terbagi atas EPROM atau EEPROM. Peralatan ROM merupakan fasilitas penyimpanan memori yang permanen. 'Peralatan' ROM tidak membutuhkan catu daya eksternal, seperti baterai. untuk mempertahankan data yang disimpan.
1.6.3. Erasable Programmable Read Only Memory (EPROM) Setelah EPROM diisi data maka penulisan lebih lanjut tidak dimungkinkan. Pembacaan dari suatu EPROM adalah sama dengan pada niemori RAM. Data pada EPROM hanya dapat dihapus dengan mengekspos 'chip' EPROM pada cahaya ultraviolet yang sangat pekat. Setelah ini EPROM siap untuk menerima data baru. Untuk menulis data pada suatu EPROM diperlukan EPROM writer yang khusus.
1.6.4. Electronically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM)
Setelah EPROM 'diisi' data, maka penulisan tidak dimungkinkan pada saat EEPROM berada pada 'mode protected'. Pembacaan dari suatu EEPROM adalah sama dengan memori RAM. Penghapusan dan penulisan kembali EEPROM dapat dilakukan secara langsung tanpa memerlukan EEPROM writer.
2.
Bagian-bagian PLC PLC (programmable logic controller) adalah berbasis CPU (central
processing unit) yang berisi program dan dihubungkan dengan peralatan input dan peralatan output. Program mengontrol PLC sehingga ketika ada sinyal input dari peralatan input, maka akan ada respon yang dibuat PLC yang dapat memberi sinyal pada output. Respon dapat berupa sinyal output untuk menghidupkan peralatan output. Peralatan input dapat berupa tombol tekan pada panel, water level control, motor induksi, dan peralatan lain yang dapat memberi sinyal yang dapat dimasukan kedalam PLC. Peralatan output dapat berupa motorized valve, lampu indikator, relai yang menghidupkan motor, atau peralatan lainnya yang dapat diaktifkan oleh sinyal output PLC. a. CPU (Central Procesing Unit) Berfungsi sebagai pengolah program rangkaian kontrol yang telah dimasukan oleh alat pemrograman. CPU mengolah logika - logika dengan memperhatikan sinyal input padaPLC dan merubahnya menjadi fungsi yang dapat mengoltrol komponen output. b. Alat pemrograman Yaitu alat yang digunakan untuk memasukan instruksi program rangkaian ke CPU. Pada PLC LC pemrogramannya dapat menggunakan progranzming console
atau
pemrograman
dengan
menggunakan
komputer,
dengan
menggunakan softtvare KGL W c. Modul input dan output ( I10 ) Berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal listrik yang datang dari peralatan luar menjadi besaran tegangan dengan level rendah dan selanjutnya oleh CPU diproses menjadi sinyal-sinyal dengan level tertentu untuk mengontrol peralatan. Dengan kata lain modul I10 ini merupakan suatu papan rangkaian electronik yang menghubungkan antara CPU dan peralatan luar InputIOutput.
Modul ini diisolasi secara optis dari pengaruh-pengaruh noise listrik dan dipasang pada rak-rak yang telah disediakan melalui plug in terminal.
Hal-ha1 yang perlu diperhatikan dalam memasang PLC
3.
Ada beberapa ha1 yang diperlukan dalam memasang PLC seperti lingkungan pemasangannya., cara pemasangannya dan pengawatannya. Ada beberapa ketentuan yang telah ditentukan oleh LG tentang cara pemasangan PLC LG tersebut. PLC LG Master-K series ini telah dibuat dengan kehandalan tinggi, beberapa kondisi
harus diperhatikan agar sistem
dapat
bekerja dengan
kemampuan
maksimalnya. k ini menyatakan : Keterangan yang dikeluarkan oleh pihak LG ~ ~ n t utipe
-
Suhu keliling Pada saat beroperasi 0 sampai 55 "C.
-
Pada saat disimpan -20 sampai 75 "C Kelembaban 10 % sampai 90 % (tanpa kondensasi)
Lingkungan sekitar harus terhindar dari ha1 berikut :
-
Gas bersifat korosif
-
Peru bahan temperatur yang mendadak
-
Terkena cahaya matahari secara langsung
-
Adanya konsentrasi debu, garam, dan partikel besi
-
Adanya cipratan dari zat cair seperti air, minyak dan bahan kimia lainnya
a. Pengaruh su hu keliling pada PLC. Agar PLC dapat bekerja secara maksimal pada saat dioperasikan adalah pada suhu 0 sampai 55 "C, diluar jangkauan tersebut PLC tidak direkomendasikan ~ ~ n t u k mengoperasikan kontrol. Jadi agar PLC tersebut dapat digunakan pada kemampuan maksimalnya, maka PLC tersebut perlu diletakan pada lokasi yang tnempunyai suhu antara 0 sampai 55 " C, atau jika suhu sekelilingnya berada diluar jangkauan tersebut, maka PLC perlu didukung oleh pemanas atau pendingin ruangan agar suhu sekitarnya tetap dalam jangkauan suhu kerja normal PLC. b. Kelem baban udara Keletnbaban udara yang diizinkan dalam penempatan PLC tersebut adalah 20 % sampai 90 % tanpa kondensasi atau pengembunan. Diniana jika terjadi
pengembunan maka akan mempengaruhi komponen pada PLC yang nienyebabkan PLC bekerja tidak semestinya.
c. Lingkungan sekitar Yaitu keadaan dari lingkungan sekitar tempat pemasangan yang dapat mempengaruhi kondisi kerja PLC tersebut. Misalnya gas yang bersifat korosif, perubahan suhu secara mendadak, cahaya matahari secara langsung,cipratan dari bahan kimia yang apabila terjadi kontak dengan PLC tersebut akan mengakibatkan gangguan kerja dan kerusakan seperti karat pada bagian yang terbuat dari metal, hubung singkat antar terminal, gangguan kerja pada kontrol. Untuk menghindari gangguan tersebut adalah dengan menempatkan PLC jauh dari sumber gangg~lan tersebut. d. Getaran Perlunya untuk memperhatikan lokasi pemasangannya PLC yang berdekatan dengan sumber getar seperti mesin-mesin yang sedang beroperasi. Ketika dipasang pada DIN rail, geteran maksimal yang dapat ditolelir adalah 57 Hz dengan amplitudo sebesar 0,075 mm dan 57 sampai 150 Hz dengam kecepatan 9.8 m/s2 pada arah sumbu x, y dan z dalam waktu 80 menit. Getaran yang lebih besar dalam waktu yang cukup lama akan mempengaruhi konstruksi komponen, sambungan terminal pada PLC. Untuk mengurangi pengaruh getaran pada PLC maka PLC sebaiknya tidak diletakan dekat dengan sumber getaran atau memberi peredam buatan agar PLC tidak menerirna getaran secara langsung. Pemasangan unit PLC dihindari pada bagian yang menimbulkan panas yang berlebihan. Pada pemasanga PLC didalam box panel, sebaiknya ada ruangan untuk pendinginan dan bila perlu dibuat ventilasi atau kipas pendingin, untuk melancarkan sirkulasi udara agar suhunya tetap terjaga pada jangkauan suhu kerJa normal yang aman bagi PLC.
4.
Perancang dan pemprogram
4.1.
Prosedur perancangan PLC
Agar PLC dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka harus diikuti langkahlangkah berikut: 1 . Menentukan deskripsi kerja dari sistim tersebut secara lengkap.
2. Menentukan komponen 110 yang akan dihubungkan pada terminal 110 PLC. 3. Membuat rangkaian kontrol dalam bentuk diagram tangga.
4. Jika menggunakan Hand Heltlprogrammer, maka diagram tersebut harus diubah dahulu kedalam bentuk mnemonic. 5. Memasukan program kedalam CPU.
6. Mengecek kesalahan-kesalahan dalaln pemrograman. 7. Memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dengan mengganti program.
8. Jalankan program dengan bantuan simulator dan mengecek kerja yang menyimpang dari deskripsi. 9. Memperbaiki kerja yang menyimpang dari deskripsi tersebut dengan cara
mengganti program. 10. Menguji dengan rangkaian sebenarnya, dengan cara menghubungkan
terminal 110 PLC dengan peralatan 110. 1 1. Menyimpan program yang dibuat dalaln memori PLC.
4.2.
Kaidah-kaidah kerja dan penyusunan rangkaian program 1 . Cara yang terbaik untuk membuat rangkaian kontrol dengan diagram tangga
adalah dengan menggunakan rangkaian yang sesederhana mungkin agar eksekusi program lebih cepat dan menghemat memori yang ada pada alarnat yang telah tersedia. 2. Aliran sinyal atau pembacaaan rangkaian prograln selalu dimulai dari kiri kekanan Contoh rangkaian
L
*
....................................................
...4
1
Arah sinyal eksekusi rangkaian datang dari kiri ke kanan
Gambar 4. arah sinyal pada PLC
Aliran sinyal pada sistem PLC tidak akan pernah berbalik arah seperti pada sistim convensional (Sistim Kontrol Electro-Mekanis).
1
.................................
tejadi pada sistim PLC .............
. -.-__, .
1
.,'
,_.-
*
....................................................
(iarnbar 5 . arah sinyal yang tak mungkin ter,iadi
Kondisi rangkaian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Karena kontak-kontak A, B, D. dan E merupakan kontak elektronik, ~ n a k a pada masing-masing kontak tersebut seolah-olah terdapat dioda dengan arah yang sama, sehingga aliran sinyal hanya mungkin bergerak pada satu arah sa-ja, ini seperti yang terlihat pada rangkaian dibawah ini:
Gambar 6. ilustrasi menggunakan dioda
3. Tidak boleh ada kontak yang dihubungkan setelah koil keluaran
kl
4
Susunan rangkaian yang bena
Gambar 7. hubungan kontak dengan koil keluaran
4. Bila diinginkan suatu keluaran bekerja terus maka keluaran tersebut tidak
boleh langsung dihubungkan dengan busbar kiri, ha1 itu disebabkan PLC selalu membaca kondisi masukan terlebih dahulu kemudian nlemproses keluaran.
rangkaian kaluaran yang tidak akan dieksekusi oleh PLC
Agar kleluaran Q1 dapat di eksekusi perlu diberi rnasukan dengan rnernanfaatkan konta NC (normal tertutup) dari suatu relay yang tidak digunakan padarangkaian lain
Garnbar 8. hubungan busbar dengan keluaran
5. Semua output mempunyai kontak yang tidak terbatas. 6. Coil output, counter dan lain-lainnya hanya dapat digunakan satu kali.
7. Program dieksekusi dari alamat program yang pertama sampai akhir program.
5.
Perangkat Memori pada Master-K Series
5.1.
Input / output area : P Perangkat P digunakan sebagai data pelaksana antara PLC, CPU. dan
perangkat-perangkat luar. Perangkat-perangkat masukan (input) pengoperasi ON 1 OFF mengirim data dari perangkat luar (seperti pushbuttons, selector switches, limit switches, digital switches, dan lain sebagainya) ke modul input. Data input digunakan oleh program sebagai kontak dan sebagai sumber data untuk dasar dan aplikasi instruksi-instruksi. Perangkat output digunakan untuk hasil keluaran pengoperasian pada program dari modul output ke perangkat-perangkat luar (seperti solenoid, magnetic switches. lampu tanda, indikator digital). Hanya type kontak NO yang berguna untuk perangkat-perangkat luar. Kelebihan perangkat-perangkat P yang tidak terhubung ke perangkat-perangkat luar dapat digunakan pada alur yang sama dengan relay bantu / internal Relay (M). Sinyal
input disimpan dalaln golongan memori data input sebelum
penyelesaian dari masing-masing scan. Data dalaln memori data input digunakan
untuk penyelesaian pada deret program operasi. Hasil operasi adalah keluaran oleh masing-masing hasil pada memori data output. Data dalam memori data output dalam golongan modul output setelah penyelesaian pada instruksi END. Pastikan tidak terdapat perbedaan pada input dan output dalam penggunaan program karena MASTER-K series menggunakan area P untuk input dan output bersamaan.
5.2.
Auxiliary Relay: M Area M adalah relay masukan yang digunakan dalam CPU, PLC, dan tidak dapat dihubung langsung dengan perangkat-perangkat luar. Semua area M kecuali ditunjuk selama pembersihan area men-jadi 0 ketika PLC adalah saklar on atau metnatikan mode RUN.
5.3.
Keep Relay: K Area K metniliki fungsi yang sama dengan area M. Bagaimanapun. hasil pengoperasian adalah tetap jika PLC dihubungkan on atau mematikan mode RUN. Area K dapat dihilangkan berdasarkan metode; Meletakkan prosedur awal dalam deret program Memeriksa fungsi data pembersih pada petnegang pembeban (KLD150s) Memeriksa fungsi data petnbersih tnelalui grafik pembeban (KGL,-
WIN)
5.4.
Link Relay: L Area L adalah memori masukan untuk digunakan dalatn suatu data atau computer sistem link. Juga dapat digunakan sama halnya dengan area M jika link modul tidak tersusun pada sistem PLC.
5.5.
Step Control Relay: S Area S dapat digunakan untuk dua macatn langkah kontrol persetujuan ke instruksi - O U T atau SET. Jika instruksi OUT digunakan, fungsi-fungsi area S menjadi prioritas utama. Dengan cara lain, fungsi-fungsinya menjadi kontrol berikutnya. Ketika CPU menjadi saklar on atau untuk mematikan mode RUN, area S akan menjadi permulaan pada langkah pertama kecuali penguncian area ditun-iuk oleh setting parameter.
5.6.
Timer Relay : T
Pada PLC tipe Master-k terdiri dari 5 instri~ksitimer antara lain : on-delay (TON), off-delay (TOFF), integral (TMR). monostable (TMON), dan re-triggerable (TRTG) timer.
Batas ukur timer pada lOOtnsec adalah 0.1-6556,5 detik dan pada lOmsec adalah 0,Ol-655,35 detik.dan juga pada I msec adalah 0.001-65,53 detik. Pada ga~nbarmenutijukkan tipe dan metode intruksi timer.
I
h o cf tll:er relay
lr pc~icoiloc:
Setti& v a l ~ e
Gambar 9. Kontigurasi Instruksi Timer
5.7.
Counter Relay : C Counter adalah penghitung satu hitungan yang di set awal. Penghitungan satu
hitungan setiap kali saat sebuah sinyal input berubah dari OFF ke ON. Master-k series rnempunyai 4 jenis instruksi counter sepeti up-counter (CTU), down-counter (CTD), upldowtl counter (CTUD), d a t ~ring-counter (CTR). Dibawah ini menunjukkan tipe dat~metode itlstruksi counter.
Gambar 10. Konfigurasi Instruksi Counter
6.
Instruksi dan Pemrograman
6.1.
lnstruksi Kontak (Contact Instructions)
6.1.1. LOAD, LOAD NOT, OUT
I
LOAD
I
'
LOADNOT
I
I
OUT
Gambar 1 1. Simbol lnstruksi LOAD. LOAD NOT, OUT
I
1 . LOAD
a) Fungsi : Menghubungkan kondisi NO di kiri busbar 2. LOAD NOT a) Fungsi : Menghubungkan kondisi NC di kiri biusbar 3. OUT a) Fungsi : Hasil output dari logic sebuah bit 4. Contoh Program: pada saat PO00 ON, maka PO40 dan PO41 ON sedangkan P43 OFF. Program Ladder
Garnbar 12. Contoh Pernakaian instruksi LOAD. LOAD NOT. OUT
Kode Mnemonic
PO41
OUT OUT
PO42 I
LOAD NOT
PO01
OUT
PO43
Tabel.1. Kodc Mnemonic Instruksi LOAD. ILIAD NOPI', OU'I
Time Chart
I
I
PO43
I Waktu
Garnbar 13. Time chart Contoh Pemakaian Instruksi LOAD. LOAD NOT. OUT
6.1.2. ANDdan ANDNOT Simbol Instruksi : r - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -I - - - - I I I
I
AND
ANDNOT
I
Garnbar 14. Simbol lnstruksi AND dan AND NOT
I. AND a) Fungsi : -
Menghubungkan kondisi NO secara seri dengan instruksi sebelumnya
2. AND NOT
a) Fungsi : -
Menghubungkan kondisi NCsecara seri dengan instruksi sebelumnya
3. Contoh Program -
Output PO41 akan ON, ketika POOO dan MOOO ON sedangkan MOO1 OFF
Program Ladder
,
POOO
MOOO
MOO1
Garnbar IS. Contoh Pemakaian instruksi AND dan A N D NOT
Kode Mnemonic
:::,, ANDNOT
MOOl
Tabel.?. Kode Mnemonic instruksi AND dan AND NOT
4. Time Chart
MOOl
0 I
PO41
I
Waktu
Gambar 16. Time Chart Contoh Pemakaian Tnstruksi AND AND NOT
6.1.3. OR dan OR NOT
Si~nbolInstruksi : r-------------
I
r-------------
I
ORNOT
I
I
G a ~ n b a r17. Simbol lnstruksi OR dan O R NOT
1. OR a) Fungsi : -
Menghubungkan kondisi NO secara Paralel dengan instruksi sebelumnya
2. OR NOT a) Fungsi : -
Menghubungkan kondisi NC secara Paralel dengan instruksi sebelumnya
3. Contoh Program
Output PO4 1 akan ON pada saat PO02 OFF, dan ketika PO00 atau PO0 1 ON
Program Ladder
Gambar 18. Contoh Pemakaian In~truksiO R dan O R NO'I'
Kode Mnemonic
Instruksi
1 Data
LOAD
PO00
~
I
OR NOT
PO02
Tabel 3. Kode Mnemonic Pemakaian lnstruksi OR dan O R NOT
6.2.
Instruksi Hubung (Connection Instructions)
6.2.1. AND LOAD Simbol lnstruksi :
AND LOAD
L----------,
Blok A
, -----------
Blok B
Gambar 19. Simbol Instruksi AND LOAD
I ) Fungsi : -
Menghubungkan dua instruksi Blok secara seri
2) Contoh Program
Program Ladder I-----?
I
r----------- 1
L-----I
Gambar 20. Contoh Pemakaian lnstruksi AND LOAD
3) Time Chart
PO41
0 Waktu
Gambar 21. Timc Chart Contoh Pemakaian lnstruksi AND LOAD
Ada dua metode untuk menghubungkan beberapa blok secara seri. Lihat contoh program dibawah ini. Program Ladder
Gambar 22. Contoh Peniaknian lnsiruksi AND LOAD
Kode Mnemonik I B] Use AND
LOAD InStvLJctlO~iS consecutively
Tabel 23. Contoh Pemakaian Kode Mnemonic lstruksi AND LOAD
Instruksi A N D LOAD dapat digunakan untuk 8 Blok. Ketika mnenghubungkan lebih dari 9 blok secara seri, penulisan program mnemonic seperti pada contoh (A). dan jika kamu menggunakan KGL-WIN software dan menggunakan program ladder, rnaka ketika kita mengubah ke bentuk kode mnemonic rnaka secara otomatis penulisan kode mnemonic seperti terlihat pada contoh tabel (A).
6.2.2. OR LOAD
Sirnbol Instruksi : Blok A
Blok B Gambar 24. Simbol Instruksi OR LOAD
1 . Fungsi : -
Menghubungkan dua instruksi Blok secara seri
2. Contoh Pogram
Program Ladder
Gambar 25. Contoh Pernakaian Instruksi OR LOAD
Time Chart
Gambar 26. Time Chart Contoh Pemakaian Instruksi OR LOAD
Ada dua metode untuk menghubungkan beberapa blok secara Paralel. Lihat contoh program dibawah ini. Program Ladder
Garnbar 27. Contoh Pemakaian Instruksi OR LOAD
Kode Mnemonik
#
[ A ] Don't u s e OR LOAD instructions consecutively
3:
I 83AI:)
1:11.11111.1
AN1 ::I
I:l~il i~ 1
I. ':l,'b
1;Il
[I:.
i\ b
i
I,.,,.'
l.,l~i~it.?
'$ I
I83i.13
1..IC~~!.l
\"
,:',NIIl
I.,], I ~ I [ .
$
AND n?E 1 i n f i l j
?,
$
<.#I: l.tii\D
,.L .b
I *3Al:l
1;1111
11;
:\Nl.-!
n I,.[
07
t:or<
11
#f r:
1 l:l,b8;!
ILaX,l
t.,1i11.1b:
1
;',Nl
J
#.#fC<
1 ~,[~l:l
t~,l~!l.~'.~ 1 >I, II~,I:~
431 11
i
*"*'*,>, ,d,, ,"a?,,.."*.", *,.,"
8
.a<,<".+
,*' :"
*,,&$,4,!
' :,lr.t8b,:$:",'
'h,W<.
m
?
Tabel.5. Contoh Pcrnakaian Kode Mncrnonic Istruksi OR LOAD
Instruksi AND LOAD dapat digunakan untuk 8 Blok. Ketika mnenghubungkan lebih dari 9 blok secara seri, penulisan program mnemonic seperti pada contoh (A). dan jika kamu menggunakan KGL-WIN software dan menggunakan program ladder, maka ketika kita mengubah ke bent~ik kode mnemonic maka secara otomatis pen~~lisan kode mnemonic seperti terlihat pada contoh tabel (A).
6.3.
Inversion Instructions
6.3.1. NOT
Simbol lnstruksi :
Ganlbar 28. Sirnbol Instruksi NO'['
1 . Fungsi : Perubahan operasi instruksi ke operasi instruksi yang merupakan kebalikan dari instruksi awal setelah menggunakan instruksi NOT
Sebelum instruksi NOT
Sesudah instruksi NOT
Kontak NC
Kontak NO
Kontak NO
Kontak NC
lnstruksi AND
lnstruksi OR
Instruksi OR
1.
Contoh Program
Dibawah ini terdapat dua program yang memiliki operasi yang sama. Program A 13fi2111 IL
-TI
p-21 IL
PC122
p[12;5
IL
I)' 41
4 1
F11124
*I
IL
+A'
t-.
Program B L
Gambar 29. Contoh Pcmakaian Instruksi NOT
6.3
Master Control Instructions
6.3.1. MCS, MCSCLR
MCS
FUN (01 0) MCS I
MCSCLR
I
FUN (0 1 1) MCSCLR
I
p1:111;11
Simbol instruksi
Gambar 30. Simbol Instruksi MCS dan MCSCLR
MCS merupakan suatu instruksi yang apabila MCS dieksekusi maka program yang berada diantara MCS dan MCSCLR dieksekusi secara normal. Pada kondisi MCS tidak dieksekusi, program antara MCS dan MCSCLR akan dieksekusi sebagai berikut :
~~ ~
Output timer menjadi off, dan nilai Timer
yang sedang berlangsung (CV) menjadi 0
Output counter menjadi off, dan nilai Counter
yang sedang berlangsung (CV) bertahan pada setatus terakhir.
OUT
1
Penjelasan
Instruksi
Semuanya menjadi off Semuanya bertahan pada nilai yang
SET, RESET
sedang berlangsungl status terakhir.
Contoh Program Dibawah ini merupakan contoh penggunaan instruksi MCS dan MCSCLR.
Gambar 3 1 . Contoh Pemakaian Instruksi MCS dan MCSC1,R
6.4.
Instruksi Output
6.4.1. D D
FUN (017) D
Simbol instruksi :
Gambar 37. Sirnbol Instruksi D
1. Fungsi : -
Jika instruksi D ON, maka bit menjadi ON untuk satu siklus saat kondisi diaktifkan dari OFF ke ON.
-
Hati-hati menggunakan area P sebagai (D)
2. Contoh Program -
Pada saat PO32 ON, maka MOO2 akan ON sela~nasatu siklus.
Program Ladder
Gambar 33. Contoh Pemakaian Instruksi D
Catatan
: PO60 akan tetap ON, walaupun MOO2 telah OFF, karena terdapat
penguncian circuit. 3. Time Chart
Gambar 34. Time Chart Contoh Pelnakaian Instruksi D
Contoh Program Pemakaian lnstruksi D sebagai kontrol ONIOFF Toggle 1 . Operasi :
Ketika Push Button PBO di tekan, PO60 akan ON, dan PO60 akan OFF ketika Push Button PBO ditekan kembali. Jadi PO60 akan ONIOFF ketika PBO ditekan.
2. Sistem Struktur
Gambar 35. Blok Struktur Operasi
3. Program
Gambar 36. Contoh Pemahaian Instl-uksi I> aebdgai kontrol ONIOFP
4. Time Chart
Garnbar 37. Time Chart Contoh pemakaian lnstruksi D scbagai ONIOFF kontrol
6.4.2. D NOT
DNOT
FUN(O18) DNOT
1
Simbol instruksi :
Garnbar 38. Simbol lnstruksi D NOT
1. Fungsi : -
.lika instruksi D NOT ON, maka bit men-jadi ON untuk satu siklus saat kondisi diaktifkan dari ON ke OFF.
-
Hati-hati ketika kamu menggunakan area P sebagai (D)
2. Contoh Program -
Ketika PO33 Off. maka MOO3 akan ON dalam satu siklus.
Program Ladder
1
,
D LII! G.3
I
I I I
The sell-lxkin
3. Time Chart
111.-
I
- b a , , ~ b
k, ... I , :, 111..
,.,I >
L L > ~ , I- - - . ~ i l l : , - .
s
-I
L l l - - : , ~ ~ I l - l s ~k~1 1 > - 1a I I ~ . L I I ~
Gambar 40. l'ime Chart Contoh Pemakaian lnstruksi D NOT
2.5.5.3. SET dan RST
Simbol lnstruksi :
Garnbar 41. Simbol Instruksi SET dan RST
1 . Fungsi : -
lnstruksi SET akan mempertahankan status bit ON atau OFF sampai ada satu dari dua input yang mengeset atau saat fungsi RST diaktifkan
-
Instruksi RST berfungsi untuk mengoffkan instruksi SET pada saat instruksi RST ON
2. Contoh Program -
SET PO61 dengan PO20 dan reset PO6 1 dengan PO2 1
Program Ladder
Gambar 42. Contoh Pemakaian Instruksi SET dan RST
Time Chart
Gambar 43. 'I'ime Chart Contoh Pemakaian lnstruksi SET dan RS'I'
6.5.
Instruksi Timer
6.5.1. TON ( ON Delay Timer ) Simbol lnstruksi :
Gambar 44. Simbol lnstruksi TON (ON Delay)
1. Fungsi : -
lnstruksi Timer terdiri dari kontak timer. Waktu yang variabel (current value),dan waktu yang actual (setting value)
-
Current value akan menunda waktu operasi naik pada saat kondisi input ON. current value akan naik 1 nilai setiap 0,I atau 0,01 detik sampai nilai current value = setting value atau saat kondisi input ON.
-
Kontak timer akan ON ketika current value = setting value.
-
Ketika kondisi input OFF atau instruksi RST ON, kontak timer akan OFF dan current value =O.
2. Contoh Program -
TO97 ( 0,l detik) akan ON 20 detik kemudian ketika PO20 dala~ilkeadaan ON
Program Ladder
Gambar 45. Contoh Pcmakaian Instruksi TON (ON Delay)
Garnbar 46. Time Chart Contoh Pemakaian Instruksi TON (ON Delay)
6.5.2. TOFF ( OFF Delay ) Silnbol instruksi :
d IOFF
Ti~n- r setling '~:ilut:.
Tsxx
Ti~n-srcan h;.L 11111nl:er
Garnbar 47. Sirnbol Instruksi TOFF ( OFF Delay)
I. Fungsi : -
Instruksi Timer terdiri dari kontak timer; Waktu yang variabel (current value),dan waktu yang actual (setting value)
-
Ketika kondisi input ON, current value akan beroperasi sebagai penunda waktu turun hingga pada saat current value
=
setting value maka kontak
timer akan ON. -
Ketika kondisi input OFF. current value akan beroperasi sebagai penghitung turun satu nilai setiap 0,l atau 0,01 detik sampai nilai mencapai 0, atau pada saat kondisi input OFF.
-
Ketika kondisi input OFF atau instruksi RST ON, kontak timer akan OFF dan current value =O.
2. Contoh Program -
TOO0 (0,l detik ) akan ON 5 detik kemudian ketika PO20 OFF.
Program Ladder
[-I
TCj F F
TIII~,7
[II~I;!
c
,
1
]
I~II~I
F~jrjf,
KST
TISIIII]
Gambar 48. Contoh Pcmakaian Instruksi TOFF (OFF Delay)
[ T i ~ri.: ~:li~ll't] 2
Gambar 49. Time Chart Contoh Pemakaian Instruksi TOFF
6.6.
Instruksi Counter
6.6.1. CTU ( Up Counter ) Simbol Instruksi
Ciambar 50. Simbol lnslruksi CTU ( Up Counter
)
1. Fungsi : -
Counter akan menghitung naik I hitungan setiap kali sebuah sinyal input berubah dari OFF ke 01V sesuai dengan nilai setting awal yang telah diatur.
-
Awal kondisi current value=O, Ketika current value= setting value, maka kontak counter akan ON.
-
Setelah input counter ON, current value dapat menyimpan hitungan naik maksimum 65535.
-
Ketika sinyal reset ON, kontak counter akan OFF dan current value= 0.
2. Contoh Program -
Setiap kali PO30 mendapatkan sinyal OFF ke ON, current value COlO akan menghitung naik 1 hitungan.
-
PO31 berfungsi sebagai sinyal reset.
Progran~Ladder
Gambar 5 I . Contoh Pemakaian Instruksi C'I'11 ( IIp Counter )
Tiine Chart
Gambas 52. Time Chart Contoh Pemakaian Instruksi CTU ( Up Counter )
6.6.2. CTD ( Douwn Counter ) Sombol lnstruksi :
Gambar 53. Simbol Instruksi CTD ( Damn Counter )
1. Fungsi : -
Counter akan menghitung turun 1 hitungan setiap kali sebuah sinyal input berubah dari OFF ke ON sesuai dengan nilai setting awal yang telah diatur.
-
Awal kondisi current value=setting value. Ketika current value= 0, maka kontak counter akan ON.
-
Setelah input counter ON, current value dapat ~nenyimpanhitungan naik maksimuni 65535.
-
Ketika sinyal reset ON. kontak counter akan OFF dan current value=setting value
2. Contoh Program -
Setiap kali PO30 mendapatkan sinyal OFF ke ON. current value CO10 akan menghitung turun 1 hitungan.
-
PO3 1 berfungsi sebagai sinyal reset.
Program Ladder
Gambar 54. Contoh Pemakaian lnslruksi CTD ( Down Counter )
Time Chat
Gambar 55. Time Chart Contoh I'emakaian lnstruksi CTD
6.6.3. CTUD ( UpIDown Counter ) Simbol lnstruksi :
1-1 1'11-113
+
2rn
8-
-,
13
R
C ourlter
.:S:.
0
-,
4 -S
*i,lI~~c
Gambar 56. Simbol Instruksi CTUD ( LJpIDown Counter )
1 . Fungsi : --
CTUD ( UpIDown Counter ) merupakan gabungan dari CTU dan CTD. dimana pada saat terminal U mendapat sinyal dari OFF ke ON, maka counter akan berfungsi sebagai Up counter. Begitu pula seebaliknya jika terminal D yang mendapat sinyal maka counter akan berfungsi sebagai Down Counter.
2. Contoh Program -
PO30 sebagai sinyal Up Counter,sedangkan PO3 1 sebagai sinyal Down Counter.
-
PO32 sebagai sinyal Reset.
Program Ladder
Gambar 57. Contoh Pemakaian lnstruksi CTUD
Time Chart
Ganihnr 58. Time Chart Conloh Pemakaian lnslruksi CTUD