Studi Timbulan Dan Komposisi Sampah Sebagai Usulan Disain Unit Pengolahan Sampah Kawasan Rekreasi Ancol, Jakarta Utara (Studi Kasus: Unit-Unit Rekreasi)
Rina Selfiana*, Irma Gusniani, dan Djoko M Hartono Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
*
E-Mail:
[email protected]
Abstrak Kawasan rekreasi Ancol merupakan salah satu kawasan komersial yang berkontribusi sebagai kawasan penyumbang sampah di TPA, untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA maka perlu dibuat suatu unit pengolahan sampah. Studi timbulan dan kompisisi sampah kawasan rekreasi Ancol dilakukan sebagai usulan disain unit pengolahan sampah yang akan diterapkan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Pengukuran jumlah timbulan dan komposisi sampah ini dilaksanakan dengan mengacu pada SNI 193964-1994 Metode Pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, ASTM D 5231-92 Standard Test Method For Determination of The Composition of Unprocessed Municipal Solid Waste. Hasil penelitian diperoleh volume timbulan saat ini 2907,26 kg/hari untuk kawasan Dunia Fantasi, untuk kawasan Samudra Atlantis sebesar 1074,12 kg/hari, Gelangang Samudra sebesar 1823,74 kg/hari, serta kawasan Putri Duyung sebesar 818,28 kg/hari. Komposisi sampah rata-rata kawasan Unit rekreasi Ancol adalah organik 63,28 %, kertas 12,30 %, plastik 15,75 %, absorben 2,79 %, logam 0,54 %, karet 0,44 %, kaca 0,56 %, tissue 1,90 %, tekstil 0,75 %, kayu 0,48 %, styrofoam 0,50 %, B3 0,13 %, dan sampah lainnya 0,58%. Diperlukan unit pengolahan sampah yang didesain dengan gabungan timbulan sampah unit-unit rekreasi dengan kawasan TIJA dengan kapasitas proyeksi tahun 2025 yaitu 33,14 ton/hari dan mampu mengelola sampah dengan komposisi 65% sampah organik, 11,11 % sampah kertas, 14 % sampah plastik, absorben2,47 %, logam 0,47 %, karet 0,37 %, kaca 0,82 %, tissue 1,75 %, tekstil 0,65 %, kayu 0,89%, styrofoam 0,54 %, B3 0,12 % , dan jenis sampah lainnya 0,55 %. Total luas desain Unit pengolahan sampah 1300 m, terdiri atas area penerimaan sampah, area pemilahan, area pemprosesan, area penyimpanan, dan area kantor.
1 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Study of Solid Waste Generation and Composition for Basic Proposed Design Material Recovery Facility at Recreation Area of Ancol, North Jakarta (Case Study: Recreational Units) Abstrack Ancol recreation area is one of the commercial areas that contribute as contributor to waste in the landfill area, to reduce the amount of waste disposed to landfill it needs to make a garbage processing unit. This study discusses about the composition and generation of waste in the recreational area of Ancol, North Jakarta. This research is the basis of quantitative and design material recovery facility proposal. Measurement of the amount and composition of waste generation is carried out with reference to the pada SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, ASTM D 5231-92 Standard Test Method For Determination of The Composition of Unprocessed Municipal Solid Waste. The study states the current generation volume reached 2907.26 kg/day for the Dunia Fantasi, Samudra Atlantis amounted to 1074.12 kg/day, Gelangang OSamudra reached 1823.74 kg/day, and the Putri Duyung area reached 818.28 kg/day. Average waste composition unit Ancol recreation area is 63.28% organic, paper 12.30%, 15.75% plastic, absorbent 2.79%, 0.54% metal, rubber 0.44%, 0.56 glass %, 1.90% tissue, textile 0.75%, 0.48% wood, styrofoam 0.50%, B3 0.13%, 0.58% and other debris. Waste management unit is designed with a combination of waste generation units TIJA recreation area with a capacity of 2025 is projected to 33.14 tons/day and is able to manage waste with a composition of 65% organic waste, paper waste 11.11%, 14% plastic waste , absorben2, 47%, metal 0.47%, 0.37% rubber, glass 0.82%, 1.75% tissue, textile 0.65%, 0.89% wood, styrofoam 0.54%, B3 0 , 12%, and 0.55% other types of waste. The total area of waste management unit design comprising 1300 m2, consist of tipping floor area, sorting areas, processing areas, storage areas, and office areas. Keywords: Waste generation, waste composition, design material recovery facility, recreation areas 1. Pendahuluan Sampah menimbulkan masalah lingkungan yang sangat banyak terlebih untuk sampah yang tidak diolah dan dibuang begitu saja. Masalah sampah ini dirasakan terlebih dikota kota besar yaitu kota yang padat penduduk. Jumlah timbulan sampah berbanding lurus dengan jumlah penduduk, selain itu perkembangan teknologi membuat masyarakat menjadi lebih konsumtif juga semakin menambah jumlah timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah timbulan sampah. Sampah berasal dari berbagai macam sumber, salah satunya adalah kawasan komersial. Jakarta sebagai ibu kota menghasilkan sampah mencapai 6.355,88 ton per harinya, berdasarkan data dari dinas kebersihan Jakarta tahun 2012, dari data tersebut dapat 2 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
dilihat bahwa sampah yang terangkut per harinya hanya 6004,4 ton. Ada 352,68 ton sampah yang tidak tertangani, untuk menanggulangi sampah hingga tertangani 100 persen, pemprov DKI mengajak perusahaan atau tempat usaha agar turut serta berpatisipasi dalam pengelolaan sampah. Keseriusan pemda dalam menangani sampah kota Jakarta ini tertuang dalam peraturan daerah yang baru dibuat yaitu Perda No.3 tahun 2013. Dalam Perda No 3/2013 disebutkan sampah ditempatkan sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis dan dimanfaatkan, misalnya untuk energi, pupuk hingga bahan baku industri (Tambun, 2013). Kawasan rekreasi Ancol merupakan salah satu kawasan komersial yang berkontribusi sebagai kawasan penyumbang sampah di TPA. Taman Impian Jaya Ancol merupakan kawasan wisata yang terletak di Jakarta Utara, dan merupakan kawasan wisata yang terluas di Indonesia. Sebagai tempat yang difavoritkan oleh setiap keluaga dalam menghabiskan liburannya, tentu bisa dibayangkan jumlah sampah yang akan dihasilkan nantinya, terlebih yang datang ke ancol bukan hanya warga Jakarta, tapi juga orang-orang dari luar kota Jakarta dengan berbagai macam latar belakang budaya. Penelitian ini akan mengkaji timbulan sampah yang dihasilkan oleh kawasan rekreasi Ancol serta mendesain sistem pengolahan sampah yang tepat yang dilakukan dikawasan tersebut sehingga, dengan sistem pengolahan tersebut bisa mengurangi jumlah timbulan sampah yang dibuang ke TPA. 2.
Tinjauan Teoritis Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
mengartikan sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Komposisi sampah menggambarkan komponen individu yang kemudian menjadi aliran sampah dan distribusi relatifnya, biasa berdasarkan persentase dan berat. Informasi mengenai komposisi sampah ini penting untuk mengevaluasi kebutuhan peralatan, sistem dan manajemen rencana dan program pengolahan sampah (Tchobanoglous, 1993). Sampah biasanya dikelompokkan atas sampah organik seperti: sisa makanan, plastik, tekstil, karet, sampah halaman, kayu, dll. Dapat juga dikelompokkan atas sampah basa dan sampah kering.
3 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Besar timbulan sampah dapat dilakukan dengan pengukuran dilapangan atau dengan menggunakan data sampah terdahulu, atau beberapa kombinasi dari dua pendekatan. Beberapa metode yang dapat digunakan untk memperkirakan kuantitas sampah salah satunya adalah load count analysis yaitu menentukan muatan sampah individu dan karakteristik yang diambil dalam periode waktu tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperkirakan timbulan sampah adalah: -
Jumlah bangunan yang menghasilkan timbulan
-
Periode observasi,
-
Jumlah truck compactor (satuan unit)
-
Ukuran rata-rata dari truck compactor (satuan volume)
-
Jumlah truk
-
Volume rata-rata dari truk
-
Jumlah muatan dan alat angkut sampah di lokasi (satuan unit)
-
Kapasitas dari alat angkut sampah di lokasi (satuan volume)
Kemudian dari data tersebut dicari berat totalnya terlebih dahulu setelah diketahui berat total maka timbulan dapat diketahui dengan rumus berikut: unit rate =
berat total semua waktu observasi jumlahpopulasi jumlah bangunan x xwaktu observasi bangunan
Terdapat enam fungsi elemen dalam sistem manajemen sampah, hubungan antar elemen fungsional pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar berikut: Timbulan Sampah
Penanganan Sampah, Pemisahan, Penyimpanan dan Pengelolaan di Sumber Pengumpulan
Pemindahan dan Pengangkutan
Pemisahan dan Pengolahan serta Perubahan Sampah Pembuangan
Gambar 1. Hubungan Tiap Fungsi Elemen dalam Sistem Manajemen Limbah Sumber: Tchobanouglous, 1993
4 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Unit pengolahan sampah disebut juga sevagai Material Recovery Facilities (MRF) yang merupakan fasilitas fisik yang digunakan untuk memilah dan memproses sampah yang telah dipilah disumber ataupun untuk memilah sampah yang tercampur (Tchobanoglous, 1993). MRF ini dibuat dengan tujuan agar sampah yang dibuang ke landfill berkurang, adapun pengurangan ini dicapai dengan cara memaksimalkan pemanfaatan kembali sampah (recycling). Fasilitas utama yang terdapat dalam MRF ini adalah penyortiran, pemprosesan, penyimpanan dan pembuangan akhir. Langkahlangkah dalam merancang MRF adalah, analisis kelayakan, desain awal, dan desain akhir. Adapun proses desain awal terdiri dari diagram alir proses, perhitungan laju material yang dapat diolah kembali, dan keseimbangan material, serta laju muatan. Untuk mendapatkan luas area penerimaan sampah digunakan persamaan perhitungan sebagai berikut (Nisthala &Solano-Mora,1997).
!"#$ !"#! !"#"$%&''# !"#$"ℎ
!"1 ! !"#!!"#$ ! 2000!"/!"# !" ! = !"# !1 ! !"#_ℎ!"#ℎ!
Dimana: MF1
= faktor Maeuverability, nilainya 2.5
Tipp_stor
= syarat penyimpanan dalam menyediakan untuk datang alat.
Nilai yang biasa digunakan adalah 0, 5 hari n1
= berat jenis sampah pada area penerimaan sampah
ref_height
= tinggi sampah di area penerimaan
3. Metode Penelitian Populasi yang akan diteliti adalah semua sampah yang dihasilkan pada kawasan rekreasi Ancol. Pengambilan sampel dibagi 2 yaitu area taman dan pantai (termasuk restoran), dan unit-unit rekreasi yaitu Dunia Fantasi, Samudra Atlantis, Gelanggang Samudra, dan Putri Duyung. Pengukuran jumlah timbulan dan komposisi sampah ini dilaksanakan dengan mengacu pada SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan,
ASTM D 5231-92 Standard Test
Method For Determination of The Composition of Unprocessed Municipal Solid
5 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Waste. Timbulan yang akan diukur berasal dari sampah kawasan unit-unti rekreasi dan restoran yang ada di dalamnya. Pengukuran ini dilkakukan di tempat pembuangan sementara (TPS) pada bulan Maret 2014 selama 8 hari berturut-turut, dan ditambah 1 hari pada hari libut nasional akhir bulan Maret 2014. Penelitian dilakukan pada siang hari hingga malam hari sebelum sampah diangkut de TPA Bantar Gebang. Metode yang digunakan untuk mengukur timbulan sampah adalah load count analysis. Untuk mengukur komposisi sampah dilakukan dengan menngunakan kotak sampling volume 0,125 m3 dengan dimensinya (50 x 50 x 50) cm. Dimana sampel diambil secara acak atau simple random sampling sebanyak 91 sampai 136 kg (ASTM D5231-91) kemudian dipilah sesuai komposisi sampah, setelah itu ditimbang dan dicatat berat setiap komponen komposisi sampah yang telah dipilah. Pengolahan data yang dilakukan terhadap penelitian ini meliputi: 1. Berat jenis sampah Data berat jenis sampah diperoleh dari perbandingan berat sampel sampah dengan volume kotak sampling yang digunakan untuk mengukur komposisi sampah. !"#$%&"'()
!" !!
=
!"#$%&$'($!!"#$%&"$!!"#$%&'%$& (!") !"#$%&'"()' (!! )
2. Timbulan Sampah Data timbulan sampah diperoleh dengan rumus berikut: !"#$%&'(%)(ℎ
!! !!"#
!"#$%&'()'#*'ℎ !"#$%&'()'#*'ℎ
=∑
!! !!"# !" !!"#
=
!"#"$%&"$'()*+"!$",#"!
!!"# !"#$%&'"'(#)!"#$%$&'" (!! ) !"#"$%&'()(*"& (!!"#)
= !"#$%&"'()
!" !!
!"#$%&' !"#$"ℎ
3. Komposisi sampah Data komposisi sampah didapat dengan rumus berikut :
6 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
!! !!"#
% !"#$"%&%&%'#$'ℎ =
∑!"#$%&$'($!!"#$%&'"((#)$#! (!") !"#$%&$'(") (!")
! 100 %
Desain unit pengolahan sampah dapat dibuat setelah mengetahui jumlah timbulan sampah dan persentase komposisi sampah yang dihasilkan kawasan ancol setiap harinya. 4.
Hasil dan Pembahasan
4.1 Volume timbulan sampah Besar volume sampah yang diperoleh selama waktu sampling dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Volume Timbulan Sampah: (a) Kawasan Dufan (b) Kawasan Samudra Atalantis (c) Kawasan Gelanggang Samudra (d) Kawasan Putri Duyung Dari Gambar 2 dapat terlihat volume sampah yang diperoleh selama sampling menunjukan fluktuasi setiap harinya, hal ini sesuai berbanding lurus dengan jumlah pengunjung setiap harinya, semakin banyak jumlah pengunjung maka volume sampah yang dihasilkan juga semakin banyak. 4.2
Komposisi Sampah Persentase komposisi sampah yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 3.
7 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Gambar 3. Persentase Komposisi Sampah: (a) Kawasan Dufan (b) Kawasan Samudra Atalantis (c) Kawasan Gelanggang Samudra (d) Kawasan Putri Duyung
Dari Gambar 3 dapat terlihat bahwa komposisi sampah kawasan unit-unit rekreasi didominasi oleh sampah organik. Sampah organik ini berasal dari sisa makanan pengunjung, sampah dapur restoran dan sampah daun karena kawasan rekreasi ini memiliki banyak pepohonan. Selain itu sampah plastik merupakan terbesar kedua dari dari total sampah yang ada, limbah plastik yang dihasilkan adalah limbah platik jenis HDPE (High Density PolyEthylene), LDPE (Low Density Polyethylene), PETE/PET (Polyethylene Terephthalate), dan PP (PolyProylene). Dimana hasil plastik HDPE berasal dari plastik kantong belanja, plastik jenis LDPE berasal dari kemasan plastik pembungkus makanan, jenis plastik PETE/PET berasal dari bekas botol minuman, dan plastik jenis PP berasal dari bekas gelas minuman. Sampah terbesar berikutnya adalah sampah kertas, sampah didominasi oleh koran pembungkus makanan, kertas pembungkus makanan, dan kemasan minuman kertas, dan kemasan tetrapack.
8 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
4.3 Data Timbulan dan komposisi rata-rata weekend Dalam desain Unit pengolahan sampah yang direncanakan, dibutuhkan data timbulan maupun komposisi sampah kawasan rekreasi Ancol, dimana data timbulan maupun komposisi sampah yang digunakan adalah data weekend. Data sampling hari libur nasional tidak digunakan karena pertimbangan timbulan sampah pada saat hari libur nasional atau hari-hari besar jauh lebih besar dibandingkan dengan weekend, oleh karena itu dirasa kurang efektif apabila data timbulan sampah pada hari-hari besar ini dipertimbangkan dalam desain unit pengolahan sampah mengingat hari-hari besar terbut kurang lebih 30 hari dari 365 hari. Dan mengingat komposisi sampah selama waktu penelitian tidak jauh berbeda. Adapun data timbulan sampah rata-rata selama weekend di kawasan rekreasi Ancol ini adalah: Tabel 1. Data Timbulan Rata-Rata Weekend
Unit
Jumlah Pengunjung (orang)
Timbulan (kg/hari)
20474 4905
8731,22 3750,95
98,4 43,2
0,42 0,76
4,80 8,80
5817
3628,91
43,20
0,62
7,42
1135 48866 Rata-rata
857,26 16781,87
8,562 77,62
0,75 0,11 0,53
7,54 0,53 5,82
Dunia Fantasi Samudra Atlantis Gelanggang Samudra Putri Duyung TIJA*
Timbulan Timbulan (m3/hari) kg/org/hari
Timbulan liter/org/hari
Ket: * = Azsmi, 2014 Sumber: Hasil Olahan, 2013
Data komposisi sampah rata-rata di kawasan rekreasi Ancol ini selama weekend adalah sebagai berikut: Tabel 2 Komposisi Sampah Kawasan Rekreasi Ancol Komposisi Sampah Organik Kertas Plastik Absorben Logam
Dufan
Atlantis
Gelanggang Samudra
Putri Duyung
TIJA*
Ratarata
64,37% 12,95% 17,82% 1,02% 0,66%
64,24% 10,59% 15,53% 4,15% 0,57%
63,16% 12,56% 16,34% 4,14% 0,36%
61,36% 13,08% 13,31% 1,85% 0,57%
76,28% 6,38% 8,91% 1,17% 0,19%
65,88% 11,11% 14,38% 2,47% 0,47%
9 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Tabel 3 Komposisi Sampah Kawasan Rekreasi Ancol (Sambungan) Karet Kaca Tissue Tekstil Kayu Styrofoam B3 Lainnya
0,38% 0,19% 0,63% 0,39% 0,26% 0,54% 0,08% 0,72%
0,10% 0,76% 0,65% 1,60% 0,49% 0,75% 0,03% 0,54%
0,16% 0,30% 1,33% 0,30% 0,41% 0,35% 0,03% 0,56%
1,11% 1,00% 4,97% 0,70% 0,77% 0,37% 0,40% 0,52%
0,09% 1,84% 1,15% 0,26% 2,53% 0,72% 0,05% 0,43%
0,37% 0,82% 1,75% 0,65% 0,89% 0,54% 0,12% 0,55%
Ket: * = Azsmi, 2014 Sumber: Hasil Olahan 2014
4.4 Usulan Desain Unit Pengolahan Sampah (UPS) Perancangan usulan Unit Pengolahan Sampah yang akan dilakukan merupakan perancangan usulan UPS untuk satu Kawasan Rekreasi Ancol. Kawasan Rekreasi Ancol sendiri terdiri atas unit-unit rekreasi dan Kawasan TIJA. Untuk unit-unit rekreasi yang dilakukan sampling terdiri atas unit Dunia Fantasi, Gelanggang Samudera, Samudera Atlantis, dan Putri Duyung. Terdapat beberapa unit rekreasi lain yang berada dalam satu menejemen Rekreasi Ancol namun dikarenakan unit-unit rekreasi lain tersebut timbulan sampahnya kecil sehingga unit-unit yang dilakukan penelitian (sampling) dapat merepresentasikan timbulan keseluruhan unit-unit Rekreasi Ancol. Selain itu juga, terdapat unit-unit rekreasi yang tidak berada di bawah menejemen Rekreasi Ancol dimana unit-unit tersebut hanya menyewa area Rekreasi Ancol dan memiliki menejemen tersendiri sehingga unit-unit rekreasi tersebut bukan bagian dari menejemen Rekreasi Ancol. Untuk Kawasan TIJA dilakukan penelitian lapangan (sampling) disemua sumber timbulan sampah Kawasan TIJA. 4.4.1
Proyeksi Timbulan Sampah dari Populasi Perghitungan proyeksi yang digunakan untuk kawasan rekreasi Ancol berbeda dengan pertumbuhan kota pada umumnya seperti aritmatik maupun geometrik. Pertumbuhan jumlah pengunjung Ancol tidak dipengaruhi seperti halnya pertumbuhan penduduk. Faktor yang mempengeruhi pertumbuhan jumlah pengunjung kawasan rekreasi ini adalah pengembangan fasilitas rekreasi.Setiap tahun Ancol selalu melakukan pengembangan sehingga diharapkan kenaikan jumlah pengunjung 3-5 %. Dalam proyeksi jumlah pengunjung Ancol ini di asumsikan pertambahan pengunjung
10 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
setiap tahunnya sekitar 3 %. Berikut proyeksi jumlah pengunjung kawasan rekreasi Ancol untuk beberapa pentahapan: Tabel 4 Proyeksi Timbulan Sampah Kawasan Rekreasi Ancol Tahun
Jumlah Pengunjung
2015 2020 2025
50332 51842 67641
Data timbulan Liter/orang/hari kg/orang /hari 5,8 0,5 5,8 0,5 5,8 0,5
Produksi Sampah Liter/hari kg/hari 291925,48 24662,67 338421,65 25402,6 392323,44 33144,57
Selain dilakukan perhitungan total timbulan harian, dilakukan juga perhitungan total timbulan berdasarkan komposisinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sampah tiap komponen pada tahun proyeksi. Diasumsikan komposisi sampah masih sama hingga tahun 2025. Komposisi sampah diproyeksikan dari nilai proyeksi timbulan sampah. Berikut merupakan proyeksi berat komposisi dari tiap komponen pada tahun 2025 Tabel 5. Berat dan Volume Sampah Kawasan Ancol Tahun 2025 Berat (kg/hari) 21836,33 3683,59 4766,68 817,22 155,43 121,70 271,54 578,95 216,09 295,05 180,38 38,45 183,16
Komposisi Organik Kertas Plastik Absorben Logam Karet Kaca Tissue Tekstil Kayu Styrofoam B3 Lainnya
65,88% 11,11% 14,38% 2,47% 0,47% 0,37% 0,82% 1,75% 0,65% 0,89% 0,54% 0,12% 0,55%
4.4.2 Analisa Proses di Unit Pengolahan Sampah a.
Tahap Desain Awal
•
Diagram Alir Kegiatan
11 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Volume (m3/hari) 200,54 33,83 43,78 7,51 1,43 1,12 2,49 5,32 1,98 2,71 1,66 0,35 1,68
Dari data komposisi sampah yang diperoleh maka dapat diterapkan beberapa sistem pengelolaan sampah yang akan dilakukan di UPS Sampah dari setiap sumber mulai yaitu masing-masing unit rekreasi, kawasan taman dan pantai diangkut menggunakan truk sampah menuju lokasi UPS, truk sampah akan masuk ke tempah unloading untuk mengeluarkan sampah yang diangkut, dimana sampah masih dalam keadaan tercampur antara organik dan anorganik, setelah itu dilakukan pemilahan menggunakan conveyor belt untuk dipilah antara sampah organik,
anorganik yang dapat didaur ulang seperti plastik, kertas,
kaleng, kaca/beling, sampah B3, serta residu. Untuk sampah yang dapat didaur ulang akan memasuki ruang pemprosesan.
•
Analisa Keseimbangan Massa Analisa keseimbangan massa perlu dilakukan untuk mendesain tata letak UPS, analisa keseimbangan massa ini dihitung berdasarkan data timbulan dan komposisi sampah, setelah itu dari neraca keseimbangan massa dapat diketahui kuantitas sampah pada setiap kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan sampah di UPS. Untuk membua neraca keseimbangan massa ini dilakukan dengan bantuan sotware STAN dengan satuan berat yang digunakan adalah kg/hari. Untuk bahan organik yang sudah terpilah, diasumsikan semua dapat diolah dan dapat dijual untuk kemudian didaur ulang oleh pihak ketiga. Sampah organik dilakukan pengomposan, dimana diasumsikan hanya 60 % dari total sampah organik yang masuk ke UPS diolah menjadi kompos. Metode kompos yang digunakan adalah sistem windrow, dimana selama 40 hari, presentasi reduksi berat bahan yang akan dikomposkan mencapai 56-64 %, Penyusutan volume dan berat kompos ini dipengaruhi oleh proses dekomposisi oleh mikroorganisme yang menguraikan bahan organik dengan bantuan oksigen mengasilkan H2O, CO2, hara, humus dan energi (Pace et al, 1996), dalam perhitungan ini reduksi berat bahan yang akan dikomposakan diasumsikan adalah 60 %. Selain itu dalam proses pengomposan ini tidak semua material organik dapat teruraikan oleh mikroba, seperti lignin dan chittin. Material ini akan menjadi sisadari proses pengomposan (Tchobanouglus, 1993). Asumsi residu yang digunakan adalah 0,5 %.
12 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Gambar 4 Keseimbangan Massa di Kawasan Rekreasi Ancol •
Recycling Rate Setelah mengetahui jenis sampah yang dapat didaur ulang dari total semua sampah yang dihasilkan maka dapat dihitung recycle rate. Jumlah sampah yang didaur ulang ditujukan dengan jumlah sampah yang dijual, diasumsikan semua sampah anorganik yang dapat didaur ulang dapat terjual seluruhnya, sehingga recycling rate dapat dihitung sebagai berikut: !"#$#%&'( !"#$ = =
!"#$%ℎ !"#$"ℎ !"#$ !"#$% (!") ! 100% !"#$%ℎ !"#$"ℎ !"#$ !"ℎ!"#$%!& (!") !""!,!"
!!"##,!"
= 27,15%
4.4.3 Tahap Desain Akhir Tahap desain akhir ini terdiri dari rencana detail desain tata letak serta spesifikasi fasilitas fisik di UPS baik perancangan dalam bangunan maupun luar bangunan UPS. Untuk dalam bangunan terdiri dari daerah penerimaan sampah, tempat pemilahan, tempat pemprosesan sampah, tempat penyimpanan sampah, ruang kantor, dan ruang sanitasi. Adapun hasil perhitungan luar area yang dibutuhkan untuk unit pengolahan sampah di kawasan rekreasi Ancol ini adalah sebagai berikut:
13 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Tabel 6. Rekapitulasi Kebutuhan Lahan No 1
2
3
Daerah
Ruang
Total Luas (m2)
Penerimaan sampah Conveyor belt Mesin pencacah penyimpanan sementara sampah anorganik Pengomposan
Pemilahan
Pengayakan pemprosesan sampah anorganik Kompos Sampah anorganik sampah khusus
Pemrosesan
4
Penyimpanan
4
Kantor Total Total
395 21 12
16 703 16 18 38 29 4 30 1.282 1.300
4.4.4 Layout Unit Pengolahan Sampah Kawasan Rekreasi Ancol Unit Pengolahan SampahAncol didesain dengan luas minimum sebesar 1282 m2sesuai dengan kebutuhan lahan yang telah didapatkan dari perhitungan sebelumnya. Setelah mengetahui kebutuhan luas masing-masing area dalam bangunan UPS, maka dilakukan perancangan tata letak. Tampak atas dari desain UPS Ancol dapat dilihat pada gambar berikut.
14 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Keterangan: a = area penerimaan b = conveyor belt c = mesin pencacah d = pengomposan e = pengayakan f = penyimpanan kompos g = penyimpanan sementara anorganik h = pemrosesan anorganik i = penyimpanan sampah anorganik j = penyimpanan sampah khusus k = kantor
5. Kesimpulan Hasil studi timbulan dan komposisi sampah kawasan rekreasi Ancol menunjukan bahwa: •
Volume rata-rata timbulan kawasan unit-unit rekrasi Ancol mencapai 28,88 m3/hari untuk Dunia Fantasi dengan berat 2907,26 kg/hari, untuk kawasan Samudra Atlantis sebesar 12,864 m3/hari dengan berat 1074,12 kg/hari, Gelangang Samudra sebesar 20,352 m3/hari dengan berat 1823,74, serta kawasan putri duyung sebesar 7,3 m3/hari dengan berat 818,28 kg/hari.
15 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
•
Komposisi sampah rata-rata kawasan unit rekreasi Ancol adalah organik 63,28 %, kertas 12,30 %, plastik 15,75 %, absorben 2,79 %, logam 0,54 %, karet 0,44 %, kaca 0,56 %, tissue 1,90 %, tekstil 0,75 %, kayu 0,48 %, styrofoam 0,50 %, B3 0,13 %, dan sampah lainnya 0,58%
•
Total luas desain unit pengolahan sampah adalah 1300 m2 yang terdiri atas area penerimaan sampah, area pemilahan, area pemprosesan, area penyimpanan, dan area kantor.
6. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu: • Jumlah sampel timbulan dan komposisi sebaiknya lebih diperbanyak untuk menghasilkan data yang lebih baik. • Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai analisa kebutuhan biaya untuk Unit Pengelolaan Sampah yang diterapkan • Perlu penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik sampah kawasan rekreasi ini
7. Daftar Referensi Anggreni, Winda, Marta (2012). Pengelolaan Limbah Padat sebagai Bagian Penerapan Konsep Green Building.Skripsi, Program Sarjana Universitas Indonesia, Depok. ASTM D5231-92. 2008. Standard Test Method for Determination of the Composition of Unprocessed Municipal Solid Waste. ASTM International Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2013. Jakarta Dalam Angka – Jakarta in Figure 2013. Crawford, J.H.3003. Composting of Agricultural Waste, Biotechnology Application and Reasearh Damanhuri E., T. Padmi, N. Azhar, L.T. Meilany. 1989. Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia, Pus.Lit.Bang.Pemukiman Dept PU -‐ LPM ITB. Bandung. Damanhuri E., dan Tri Padmi. 2004. Diktat Kuliah TL-3150 Pengelolaan Sampah. Departemen Teknik Lingkungan ITB. Bandung. EPA (2013, Desember 17) zero waste : From Philosophy to Implementation.
16 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Ignacio Riccriet al. 2013. The Impact of Tourism on Municipal Solid Waste Generation: The Case of Menorca Island (Spain). Mackinnon.M Lesley. An Analysis Of Waste Management Policies Of Prince Edward Island With Respect To The Tourism Industry, 2004 Marc Fortuny et al. 2008. Technical Approach for a sustainable Tourism development: The Case in Balearic Islands Pace, Michael. G., & Miller, B. E. (1995). The composting process. Journal ofUtah State
University.
Diakses
pada
tanggal
23
Mei
2014
melaluiextension.usu.edu/files/publications/publication/AG-WM_01.pdf PEER Consultants, P.C. (1991). Handbook : Material Recovery Facilities For Municipal Solid Waste. Washington D.C.: Environmental ProtectionAgency. Recycling Marketing Cooperative For Tennesee. (2003). Handbook Material Recovery Facility. Tennesee: Departemen of Agriculture Reza, Noriko Masyitah. 2010. Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Kawasan Kebun Binatang Surabaya dan Kecamatan Wonokromo di Kota Surabaya. Skripsi Sarjana Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Rike. (2012). Pencanangan Ancol Zero Waste. Jakarta: tourismnews.co.id. (diakses tanggal 03 desember 2013) Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan Standar Nasional Indonesia 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Tambun, L. T. (2013, September 04). Pemprov DKI Ajak Pelaku Usaha Kelola Sampah.
Diakses
Februari
03,
2014,
dari
Beritasatu.com:
http://www.beritasatu.com/aktualitas/136081-pemprov-dki-ajak-pelaku-usahakelola-sampah.html Tchobanoglous George, Hilary Theisen & Samuel A. Vigil (1993). Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles and Management Issue. Singapore: McGraw-Hill Co. Tchobanoglous dan Frank Keith. 2002. Handbook of Solid Waste Mangement. United States of America: Mc Graw-Hill.
17 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Ancol Zero Waste ,(Diakses desember 2013)www.ancol.com
18 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014
19 Studi timbunan dan..., Rina Selfiana, FT UI, 2014