1
NASKAH PUBLIKASI
PERSEPSI MASYARAKAT PESERTA PROGRAM OPERASI DAERAH AGRARIA ( PRODA ) SERTIFIKASI TANAH BERSUBSIDI DI KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Jurusan / Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Disusun Oleh : NINE ELEGINIA SETIAWAN H0406006
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
1
2
INTISARI
Nine Eleginia Setiawan. H0406006. 2010. ”Persepsi Masyarakat Peserta Program Operasi Daerah Agraria (PRODA) Sertifikasi Tanah Bersubsidi Di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo”. Berdasarkan skripsi yang dibimbing oleh Pembimbing Utama Ir. Sutarto, MSi dan Pembimbing Pendamping Agung Wibowo, SP, MSi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tanah merupakan permukaan bumi yang merupakan tempat manusia hidup dan berkembang. Masalah tanah merupakan masalah yang senantiasa menarik perhatian, hal karena masalah tanah menyangkut berbagai aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan cara terpadu yang melibatkan pemerintah dan rakyat, khususnya masyarakat pemegang hak atas tanah ( pemilik tanah ). Upaya terpadu ini adalah penyelenggaraan operasi agraria, yang selanjutnya dikenal dengan istilah "PRONA" ( Program Operasi Nasional Agraria) sedangkan ditingkat daerah biasa disebut dengan PRODA (Program Operasi Daerah Agraria). PRONA (Program Operasi Nasional Agraria) merupakan suatu kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah melalui APBN dengan tujuan untuk memberikan kepastian hak atas tanah kepada masyarakat dengan pensertifikatan secara massal bidang-bidang tanah yang telah dipunyai atau telah dikuasai oleh masyarakat golongan ekonomi lemah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor pembentuk persepsi masyarakat peserta PRODA, menganalisis tingkat persepsi masyarakat peserta PRODA dan menganalisis hubungan faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tawangsari dengan menggunakan metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi peserta PRODA pada tahun 2009. Terdapat 2 Desa yang ditunjuk sebagai penyelenggara PRODA tahun 2009 yaitu Desa Ponowaren dan desa Dalangan. Responden yang digunakan sebanyak 40 responden dengan menggunakan teknik acak sebanding (proporsional random sampling). Untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk persepsi masyarakat peserta PRODA dan tingkat persepsi masyarakat peserta PRODA digunakan rumus lebar interval. Sedangkan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang membentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta PRODA di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo digunakan korelasi Rank Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat persepsi di daerah penelitian 52,5% dalam kategori sangat baik. Serta dapat disimpulkan bahwa : Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan formal, luas lahan, tingkat pendapatan, dan motivasi dengan persepsi masyarakat peserta PRODA.Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan persepsi masyarakat peserta PRODA .Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan non formal dan pengalaman dengan persepsi masyarakat peserta PRODA.
2
3
ABSTRACT
Nine Eleginia Setiawan. H0406006. 2010, “Public Perception of Regional Agrarian of the Participant Operation Program (PRODA) Subsidized Land Certification in Subdistrict Tawangsari Regional Sukoharjo”. This thesis guided by Ir. Sutarto, MSi and Agung Wibowo, SP, MSi. Agriculture Faculty, Sebelas Maret University Surakarta. Land is surface of the earth which is place for human to live and grow. Land problem is interesting problem.It is because land problem concern on various life aspects and public subsistence. To overcome this problem, it is needed required inwrought way which is entangling the government and the society, especially the people who have the land right (land owner). This inwrought way is the management of agrarian operation, it is called “PRONA” (National Agrarian Operation Program) while in regional level is called as PRODA (Regional Agrarian Operation Program). PRONA is an activity financed by the government through APBN, which is aimed to gives certainty of land right to the public by giving mass certification of land areas that had by the weak economics public. This research is aimed to analyze the factors of perception builder of PRODA participant, to analyze the level of perception of PRODA participant and to analyze the relationship of the factors and perception of PRODA participant. This research was done in Subdistrict Tawangsari by using descriptive method. The determination of the location of the research was done intentionally (purposive). The sample in this research was the society who were PRODA participant in the year of 2009. There were 2 villages who was referred as organizer of PRODA in 2009 that were Ponowaren and Dalangan. The respondents who were applied were 40 respondents by using proportional random technique (proportional random sampling). To know the factors in forming the perception of PRODA participant and the level of perception of PRODA participant by using the interval wide formula. While to know the relationship between the factors in forming perception and the perception of PRODA participant in Subdistrict Tawangsari Regional Sukoharjo used correlation of Rank Spearman (rs). The Result of the research show that the level of perception in the research area is 52,5% it means in very good category. It could be concluded that: There is a real significant relationship between formal educations, land wide, level of earnings, and motivation with perception of PRODA participant. There is a significant relationship between ages and the public perception of PRODA participant. There is non-significant relationship between the non-formal educations and the experience of public perception of PRODA participant.
( Key Word : Public Perception, PRODA, Land )
3
4
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing skripsi mahasiswa program S1 : Nama
:
Nine Eleginia Setiawan
NIM
:
H0406006
Jurusan/Program Studi
:
Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Menyetujui naskah publikasi ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan Tim Pembimbing sebagai CoAuthor.
Pembimbing Utama : Ir. Sutarto,MSi NIP. 19530405 198303 1 002
(
)
(
)
Pembimbing Pendamping : Agung Wibowo, SP, MSi NIP. 19760226 200501 1 003
*)
Coret yang tidak perlu
4
5
I. PENDAHULUAN
Tanah merupakan permukaan bumi yang merupakan tempat manusia hidup dan berkembang. Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah (Kartasapoetra dkk, 1986). Demikian pentingnya tanah bagi kehidupan manusia sehingga tidak mengherankan kalau setiap manusia ingin memiliki dan menguasainya, yang berakibat timbulnya masalah-masalah tanah yang kerap kali menimbulkan perselisihan. Di Indonesia, masalah tanah (sumber agraria) sudah menjadi persoalan yang sangat berat sekaligus rawan. Hal itu tercermin dari banyaknya terjadi konversi lahan pertanian ke non pertanian, serta maraknya sengketa/konflik tanah yang terjadi di berbagai daerah, yang entah kapan akan berakhir. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, guna kepastian hukum yang diamanatkan UUPA, maka terhadap kasus pertanahan dimaksud antara lain dapat diberikan respons/reaksi/penyelesaian kepada yang berkepentingan (masyarakat dan pemerintah). Upaya terpadu ini adalah penyelenggaraan operasi agraria, yang selanjutnya dikenal dengan istilah "PRONA" ( Program Operasi Nasional Agraria) sedangkan ditingkat daerah biasa disebut dengan PRODA (Program Operasi Daerah Agraria). Dengan adanya PRODA ini diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu yang belum mempunyai sertifikat tanah untuk ikut serta dalam PRODA tersebut. Persepsi masyarakat terhadap PRODA perlu mendapat perhatian yang mendalam. Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat terhadap PRODA dapat mempengaruhi keputusan masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang ada dalam PRODA. Selain itu persepsi masyarakat terhadap PRODA juga dapat membentuk sikap dan kebutuhan masyarakat untuk berpartisipasi dalam PRODA. 1 5
6
Dari uraian diatas dapat dirumuskan berbagai permasalahan yang nantinya akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apa sajakah faktor-faktor yang membentuk persepsi masyarakat peserta PRODA 2. Bagaimana tingkat persepsi masyarakat peserta PRODA 3. Adakah hubungan yang signifikan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta PRODA
II. LANDASAN TEORI A. Stratifikasi dan Polarisasi Pertanian Menurut Susanto (1983) stratifikasi merupakan hasil kebiasaan hubungan antar manusia secara teratur dan tersusun, sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang lain secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakat. Menurut Y.Hayami dan M. Kikuchi dalam Tjondronegoro (1998) polarisasi adalah pengelompokan yang lebih tajam antara dua golongan yang kedudukan dan kepentingannya berlawanan. B.
Agraria dan Permasalahannya di Indonesia Masalah terbesar agraria saat ini dapat diringkaskan sebagai berikut: (a) ketidakadilan penguasaan tanah dan kekayaan alamnya antarkelompok sosial ekonomi yang menggantungkan hidup atasnya; (b) ketidakadilan penggunaan dan pemanfaatan tanah dan kekayaan di atas tanah; (c) ketidakadilan dalam pengambilan putusan perkara dengan penguasa, penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta kekayaan alam ( Riyanto, 2009).
C. Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Agraria Pembangunan agraria adalah suatu upaya korektif untuk menata ulang struktur agrarian yang timpang, yang memungkinkan eksploitasi manusia atas manusia, menuju tatanan baru dengan struktur yang bersendi kepada keadilan agrarian. Keadilan agrarian adalah suatu keadaan dimana dijamin tidak adanya konsentrasi dalam penguasaan dan pemanfaatan atas sumber-sumber agrarian pada segelintir orang, keadilan agrarian juga merupakan perwujudan kemerdekaan bangsa Indonesia atas tanah airnya secara substansial (FSPI, 2009).
26
7
D. Faktor Pembentuk Persepsi Masyarakat Faktor-faktor yang dapat membentuk persepsi diantaranya adalah umur, Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, Tingkat Pendapatan, Luas Lahan, Pengalaman dan Motivasi. a. Umur Menurut Hernanto (1993), umur akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal baru dalam menjalankan usaha. Selain itu umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. b. Pendidikan Formal Menurut Vembriarto dalam Sumardi dan Evers (1982) pendidikan formal ialah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. c. Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal diartikan sebagai penyelenggaraan pendidikan yang terorganisir yang berada di luar sistem pendidikan sekolah, isi pendidikan terprogram, proses pendidikan yang berlangsung berada dalam suatu situasi interaksi belajar mengajar yang banyak terkontrol ( Mardikanto dan Sutarni, 1982 ). d. Luas Lahan Lahan memiliki arti lebih luas daripada makna tanah, mengingat tanah hanya merupakan salah satu aspek dari lahan. Dalam hal pemanfaatan lahan, polanya lebih dekat kearah pendayagunaan dan sekaligus pengaturan fungsi ketatalaksanaan lahan ( Darwis, 2008). e. Tingkat Pendapatan Pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan pokok, pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan dan pendapatan yang diperoleh dari usaha subsistem dari semua anggota rumah tangga, pendapatan dan penerimaan anggota rumah tangga dapat diperinci atas pendapatan berupa uang, pendapatan berupa barang, lain-lain penerimaan uang dan barang (Sumardi dan Evers, 1982).
7
8
f. Pengalaman Persepsi pada suatu waktu tertentu tergantung bukan saja pada stimulus sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimuli itu, seperti pengalaman-pengalaman sensoris yang terdahulu (Mahmud, 1990). g. Motivasi Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. E. Program Operasi Daerah Agraria ( PRODA ) Program Operasi Daerah Agraria ( PRODA ) sertifikasi tanah bersubsidi merupakan kegiatan pendaftaran tanah pertama kali dalam rangka penerbitan sertifikat hak atas tanah rakyat secara massal terutama bagi masyarakat golongan ekonomi lemah sampai menengah dengan dana APBD, maksudnya bahwa dana tersebut dipergunakan untuk menanggung biaya operasional di BPN, sedangkan peserta berkewajiban membuat permohonan lengkap dan menanggung biaya yang diperlukan lainnya diluar biaya operasional di BPN. F. Kerangka Berfikir Secara skematis, hubungan antara variabel dapat digambarkan Variabel X
Variabel Y Persepsi masyarakat terhadap program PRODA :
Faktor-faktor pembentuk persepsi :
1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengertian pemahaman 2. Tujuan 3. Manfaat 4. Kegiatan - Sosialisasi - Perekrutan - Pelaksanaan
Sangat baik
Baik
-
Umur Pendidikan Formal Pendidikan non formal Luas Lahan Tingkat Pendapatan Pengalaman Motivasi
Kurang baik Tidak baik
Gambar.1 Skema kerangka berpikir hubungan faktor pembentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta Program Operasi Daerah Agraria ( PRODA ) Sertifikasi tanah bersubsidi Di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
8
9
G. Hipotesis Diduga terdapat hubungan signifikan antara faktor-faktor pembentuk persepsi masyarakat dengan persepsi masyarakat peserta Program Operasi Daerah (PRODA) Sertifikasi Tanah Bersubsidi di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. H. Definisi Operasional a. Variabel bebas (Faktor pembentuk persepsi) meliputi : 1) Umur 2) Pendidikan formal 3) Pendidikan non formal 4) Luas lahan adalah 5) Tingkat Pendapatan 6) Pengalaman 7) Motivasi b. Variabel terikat ( Persepsi masyarakat terhadap PRODA) 1) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap pengertian PRODA. 2) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap tujuan PRODA 3) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap manfaat PRODA 4) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap kegiatan PRODA I. Pembatasan Masalah 1. Responden penelitian adalah masyarakat pedesaan dan petani yang mengikuti Program Operasi Daerah Agraria (PRODA). 2. Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap PRODA dalam penelitian ini meliputi : Pengertian program PRODA, Tujuan program PRODA, Manfaat program PRODA, Kegiatan program PRODA 3. Faktor-faktor pembentuk persepsi masyarakat peserta PRODA dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, luas lahan, tingkat pendapatan, pengalaman, dan motivasi.
9
10
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan tehnik pelaksanaan penelitian menggunakan tehnik survai. B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Tawangsari merupakan satu-satunya daerah yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk melaksanakan Program Operasi Daerah Agraria (PRODA). Terdapat 2 Desa yang ditunjuk untuk melaksanakan PRODA ini, yaitu Desa Dalangan dan Desa Ponowaren. C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi Tabel. 1 Jumlah Masyarakat Peserta PRODA di Kecamatan Tawangsari Tahun 2009 Desa Dalangan Ponowaren Jumlah
Peserta PRODA 51 49 100
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, 2009 2. Sampel Tabel. 2 Data jumlah responden masing-masing Desa Peserta PRODA di Kecamatan Tawangsari Tahun 2009 Desa Dalangan Ponowaren Jumlah Responden
Responden 20 20 40
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Proportional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah tergantung besar kecilnya sub populasi atau kelompok yang akan diwakilinya (Mardikanto, 2006).
6 10
11
D. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data pokok dan data pendukung. Sedangkan menurut cara memperolehnya dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Dan menurut sifatnya dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Observasi, Wawancara dan Pencatatan. F. Metode Analisis Data Untuk mengetahui tingkat persepsi masyarakat peserta program terhadap PRODA dapat dikategorikan sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik. Kategori pengukurannya dengan menggunakan rumus lebar interval kelas. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan statistic deskriptif yang dihitung menggunakan program SPSS Versi 17. Sedangkan untuk mengkaji derajat hubungan antara faktor pembentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta program terhadap PRODA digunakan Uji Korelasi Jenjang Spearman (rs) . Sedangkan untuk menguji signifikansi rs dengan tingkat kepercayaan 95 % digunakan uji t .
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Pembentuk Persepsi Faktor pembentuk persepsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, luas lahan, tingkat pendapatan, pengalaman dan motivasi. Adapun faktor-faktor pembentuk persepsi dapat dilihat pada tabel.3 berikut ini :
11 7
12
Tabel.3 Faktor-faktor Pembentuk Persepsi No
Faktor-faktor Pembentuk Persepsi
1
Umur a. Dewasa awal usia (26-36 tahun) b. Dewasa tengah usia (37-47 tahun) c. Dewasa akhir usia (48-58 tahun) d. Lanjut usia (59-69 tahun) Pendidikan Formal a. Tamat/tidak tamat D3/S1 b. Tamat/tidak tamat SMA c. Tamat/tidak tamat SMP d. Tamat/tidak tamat SD Pendidikan Non Formal a. Selalu mengikuti (5-6 kali) b. Sering mengikuti (3-4 kali) c. Kadang mengikuti (1-2kali) d. Tidak pernah mengikuti Luas Lahan a. Sangat luas (3519 m2– 4621 m2) b. Luas (2416 m2 – 3518 m2) c. Sedang (1313 m2 – 2415 m2) d. Sempit (210 m2 – 1312 m2) Tingkat Pendapatan a. Sangat Tinggi (1.837.503-2.250.003) b. Tinggi (1.425.002-1.837.502) c. Sedang (1.012.501-1.425.001) d. Rendah (600.000-1.012.500) Pengalaman a. Sangat mampu memperbaiki tingkat kehidupan b. Mampu memperbaiki tingkat kehidupan c. Kurang mampu memperbaiki tingkat kehidupan d. Tidak mampu memperbaiki tingkat kehidupan Motivasi a. Atas kesadaran sendiri b. Mengikuti yang lain c. Karena bujukan orang lain d. Karena paksaan
2
3
4
5
6
7
Jumlah
%
9 13 9 9
22,5 32,5 22,5 22,5
3 16 9 12
7,5 40 22,5 30
1 5 14 20
2,5 12,5 35 50
6 5 8 21
15 12,5 20 52,5
2 4 5 29
5 10 12,5 72,5
0
0
6 12
15 30
22
55
23 5 12 0
57,5 12,5 30 0
Sumber : Analisis Data Primer 1. Umur Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik manusia, bagi masyarakat
yang tergolong usia produktif (15-64 tahun), mereka
cenderung lebih dinamis dalam melakukan kegiatan dalam mencari nafkah. Selain itu mereka juga lebih mampu merespon informasi yang baru di banding mereka yang berumur non produktif. Dari data diatas
12
13
menunjukkan bahwa sebagian besar responden peserta PRODA berusia antara 37-47 tahun yaitu sebanyak 13 responden atau sebesar 32,5%, usia 37-47 tahun merupakan dewasa awal usia dimana diharapkan masyarakat sudah berkeluarga dan mempunyai rumah pribadi, sehingga program ini dirasa sangat pas bagi masyarakat kurang mampu yang lahannya belum bersertifikat. 2. Pendidikan Formal Tinggi
rendahnya
tingkat
pendidikan
masyarakat
akan
mempengaruhi mereka dalam menerima dan merespon informasi baru. Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden peserta PRODA tergolong tinggi yaitu responden yang mempunyai pendidikan tamat SMA sebanyak 16 responden atau sebesar 40 %. Sehingga dengan tingkat pendidikan yang tinggi resebut diharapkan masyarakat lebih mudah menerima informasi mengenai PRODA. 3. Pendidikan Non Formal Pendidikan Non Formal merupakan pendidikan yang diperoleh masyarakat diluar pendidikan formal. Kondisi di Lapang menunjukkan 50% responden peserta PRODA tidak pernah mengikuti pendidikan non formal disebabkan karena sebagian besar masyarakat bekerja sebagai buruh/pedagang, sehingga tidak terdapat pelatihan-pelatihan ataupun penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah yang biasa diterima oleh masyarakat yang bekerja di sektor pertanian maupun sektor jasa (misalnya:tukang jahit). 4. Luas Lahan Luas lahan yang dimaksud pada penelitian ini adalah luas lahan yang dimiliki masyarakat responden yang akan diikutsertakan dalam PRODA, luas lahan masyarakat responden ada dua jenis yaitu lahan pertanian dan lahan pekarangan. Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar responden peserta PRODA memiliki luas lahan yang sempit yaitu lahan seluas 210 m2 – 1312 m2 sebanyak 21 responden atau sebesar 52,5 %. Lahan yang dimiliki oleh sebagian besar
13
14
masyarakat responden rata-rata lahan yang sempit, hal ini dikarenakan masyarakat yang menjadi sasaran dari program ini adalah masyarakat kurang mampu. 5. Tingkat Pendapatan Pendapatan dalam penelitian ini dinyatakan dengan berapa jumlah pendapatan responden selama sebulan dan apa motivasi mereka mencari nafkah. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden peserta PRODA mempunyai pandapatan yang rendah yaitu responden yang memiliki pendapatan 600.000-1.012.500 sebanyak 29 responden atau sebesar 72,5 %. Tingkat pendapatan masyarakat yang rata-rata rendah tersebut dikarenakan sasaran utama dari program ini adalah masyarakat kurang mampu, walaupun pendidikan masyarakat sebagian besar tergolong tinggi tetapi mereka hanya lulusan SMA dan hanya bekerja sebagai pedagang, buruh bangunan, buruh pabrik maupun buruh tani sehingga pendapatan mereka rata-rata rendah. 6. Pengalaman Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman mengenai dampak yang dirasakan masyarakat dalam mengikuti program-program pemerintah baik program pertanian maupun non pertanian sebelum adanya PRODA pada tahun 2009. Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden peserta PRODA mempunyai pengalaman bahwa program-program pemerintah sebelumnya tidak mampu memperbaiki tingkat kehidupan yaitu sebanyak 22 responden atau sebesar 55%. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pendidikan non formal yang diadakan oleh pemerintah, sehingga mereka tidak mempunyai pengalaman mengikuti program pemerintah, maka mereka tidak memiliki pengalaman mengenai dampak apakah yang diterima setelah mereka mengikuti sebuah program dari pemerintah.
14
15
7. Motivasi Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alasan psikologis yang mendorong masyarakat mengikuti PRODA. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi mengikuti PRODA karena atas kesadaran sendiri sebanyak 23 responden atau sebesar 57,5%, hal ini dikarenakan setiap orang yang memiliki lahan pasti mempunyai keinginan untuk memiliki sertifikat tanah sehingga sebagian besar responden dalam penelitian mempunyai motivasi mengikuti PRODA atas kesadaran sendiri. B. Persepsi Masyarakat Peserta PRODA Sertifikasi Tanah Bersubsidi Tabel .4 Distribusi responden berdasarkan tingkat persepsi terhadap PRODA No
Uraian
Tingkat Persepsi
Skor
Distribusi Responden Persentase (%) 0 0 24 60 15 37,5 1 2,5
1.
Pengertian
Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
16-19 12-15 8-11 4-7
2.
Tujuan
Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
21-25 16-20 11-15 6-10
14 26 0 0
35 65 0 0
3.
Manfaat
Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
8-9 6-7 4-5 2-3
10 30 0 0
25 75 0 0
4.
kegiatan
Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
21-25 16-20 11-15 6-10
26 12 2 0
65 30 5 0
Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
60-73 46-59 32-45 18-31
21 19 0 0
52,5 47,5 0 0
Persepsi Total
Sumber: Analisis Data Primer
15
16
1. Persepsi Masyarakat Peserta PRODA Terhadap Pengertian PRODA Persepsi masyarakat yang baik terhadap pengertian PRODA menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi dapat berjalan dengan baik, sehingga sebagian besar masyarakat mengetahui apa pengertian dari PRODA, walaupun sebagian besar masyarakat tidak mengetahui apa arti PRODA yang sebenarnya menurut pemerintah tapi setidaknya masyarakat mengetahui garis besar pengertian dari PRODA, itu sudah menunjukkan bahwa masyarakat mengetahui dengan baik pengertian dari program yang mereka ikuti. 2. Persepsi Masyarakat Peserta PRODA Terhadap Tujuan PRODA Persepsi yang sangat baik terhadap tujuan PRODA berarti bahwa tujuan PRODA pada umumnya sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat yaitu memberikan rasa aman terhadap kepastian hukum dan untuk memperbaiki tingkat kehidupannya, sehingga masyarakat tidak perlu was-was adanya kasus sengketa tanah dan sertifikat dapat digunakan sebagai jaminan di Bank untuk peminjaman modal guna penguatan usaha baik usaha di bidang pertanian maupun non pertanian. 3. Persepsi Masyarakat Peserta PRODA Terhadap Manfaat PRODA Besarnya persepsi masyarakat yang
baik terhadap manfaat
PRODA berarti bahwa PRODA cukup memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Manfaat ini dapat dinilai dari besarnya peran kegiatan PRODA dalam memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia melalui pemberdayaan partisipasinya
dan memperbaiki tingkat
kehidupan
masyarakat yang mengikuti PRODA, manfaat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah sertifikat tanah dapat dijadikan agunan peminjaman ke Bank, sehingga masyarakat petani ataupun non petani dapat memakai pinjaman uang dari bank itu untuk membuka usaha ataupun untuk modal usaha tani mereka.
16
17
4. Persepsi Masyarakat Peserta PRODA Terhadap Kegiatan PRODA Responden pada umumnya mengetahui apa saja kegiatan dari PRODA sehingga persepsi masyarakat peserta PRODA tergolong sangat baik. Adapun kegiatan dalam PRODA meliputi penyuluhan atau sosialisasi mengenai PRODA oleh fasilitator dari Dinas Pertanian dan Badan Pertanahan, sosialisasi ini dilaksanakan di Balai Desa setempat. Setelah diadakan sosialisasi, kegiatan yang selanjutnya yaitu pelaksanaan yang meliputi pengumpulan data, penetapan biaya pemberian hak dan pendaftaran tanah, penunjukkan batas, pemasangan tanda batas dan penetapan batas pada tanah, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, pemeriksaan oleh panitia PRODA, pembuktian hak melalui pengumuman dan pengesahan, pemberian hak, dan yang terakhir adalah pembukuan dan penertiban sertifikat hak atas tanah. C. Hubungan Antara Faktor-faktor yang Membentuk Persepsi dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA Sertifikasi Tanah Bersubsidi. Analisis hubungan antara faktor-faktor yang membentuk persepsi dengan masyarakat peserta program operasi daerah agraria (PRODA) sertifikasi tanah bersubsidi menggunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) SPSS 17,0 for windows. Berikut adalah hasil analisis hubungan antara faktor-faktor yang membentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta program operasi daerah agraria (PRODA) sertifikasi tanah bersubsidi di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
17
18
Tabel. 5 Uji Hipotesis hubungan antara faktor yang membentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta PRODA Faktor-faktor yang membentuk persepsi (X) Umur (X1) Pendidikan Formal (X2) Pendidikan non formal (X3) Luas Lahan (X4) Pendapatan (X5) Pengalaman (X6) Motivasi (X7)
No 1 2 3 4 5 6 7 Xtot
Persepsi masyarakat PRODA (Y total) rs t hitung 0, 368* 2,439 0,661** 5,430 0,220 1,390 0,471** 3,291 0,571** 4,287 0,202 1,271 0,521** 3,762 0,691** 5,892
Keterangan
Keterangan :
Xtot Ytot Ttabel rs SS S NS
= Faktor –faktor yang membentuk persepsi = Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap PRODA = 2,024 = Korelasi rank Spearman = Sangat Signifikan ( = 0,01) = Signifikan ( = 0,05) = Non signifikan
1. Hubungan antara Umur (X1) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel.5, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (2,439) > t tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,05 dan nilai rs adalah 0,368* serta dengan arah hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin produktif umur seseorang maka semakin baik tingkat persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antar umur dengan pesepsi masyarakat peserta PRODA, karena dengan semakin produktif umur seseorang maka dapat mempengaruhi pola pikir dan penilaian atau persepsi seseorang. Hubungan yang nyata ini menunjukkan bahwa dengan semakin produktif umur seseorang maka akan membentuk pola berpikir untuk lebih rasional dalam menilai suatu program pemerintah yang akan dan pernah diikuti, akan mempengaruhi seseorang untuk lebih matang 18
S SS NS SS SS NS SS SS
19
dalam mengambil keputusan yang dianggap tepat dalam mengikuti program pemerintah untuk memperbaiki tingkat kehidupannya. Selain itu, dengan umur yang produktif juga dapat menunjukkan bahwa semakin banyak pula pengalaman-pengalaman hidup yang telah dirasakan sehingga orang bisa memberikan penilaian terhadap sesuatu hal yang di anggap baru dan bisa memperbaiki ataupun membawa mereka dalam kehidupan yang lebih baik. 2. Hubungan antara Pendidikan Formal (X2) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan formal dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t (5,430) >
hitung
t tabel (2,712), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,01 dan
nilai rs adalah 0,661** serta dengan arah hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin semakin tinggi tingkat pendidikan formal dapat memberikan tingkat persepsi yang baik terhadap PRODA. Hubungan yang nyata antara pendidikan formal dengan persepsi masyarakat peserta terhadap PRODA ini berarti dapat dikatakan bahwa jenjang pendidikan sebagian besar responden yaitu SMA telah membentuk pola pikir dan pemahaman masyarakat untuk menilai PRODA serta dapat melaksanakan dengan baik semua kegiatan dan aturan pelaksanaan program dengan baik. Penilaian masyarakat terhadap PRODA inilah yang akan membentuk sikap masyarakat untuk bertindak dalam semua kegiatan yang telah ditetapkan dan disepakati pada waktu sosialisasi. 3. Hubungan antara Pendidikan Non Formal (X3) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
hitung
(1,390)
< t tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,05 dan nilai rs
19
20
adalah 0,220. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan non formal dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Tidak terdapatnya hubungan antara pendidikan non formal dengan persepsi masyarakat peserta terhadap PRODA disebabkan karena 50% masyarakat respoden tidak pernah mengikuti program dari pemerintah karena sebagian besar pekerjaan mereka adalah berdagang dan buruh, dan biasanya masyarakat yang sering mengikuti kegiatan pelatihan/penyuluhan adalah masyarakat petani. Oleh karena itu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal dengan persepsi masyarakat terhadap PRODA. 4. Hubungan antara Luas Lahan (X4) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara luas lahan dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t >t
tabel
hitung
(3,291)
(2,712), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,01 dan nilai rs
adalah 0,471** . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara luas lahan dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini menunujukkan bahwa setiap orang yang memiliki lahan baik lahan yang luas maupun sempit pasti akan mempunyai persepsi yang baik mengenai PRODA karena program tersebut mempunyai banyak manfaat bagi pemilik tanah yang
belum mempunyai sertifikat tanah.
Masyarakat pemilik tanah akan lebih merasa aman apabila tanahnya sudah mempunyai sertifikat, sehingga dapat mengurangi sengketa lahan, sertifikat tanah juga dapat digunakan sebagai jaminan di Bank untuk peminjaman uang guna penguatan modal, dan khusus untuk lahan pertanian dapat mengurangi konversi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian. 5. Hubungan antara Tingkat Pendapatan (X5) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendapatan dengan 20
21
persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t (4,287) > t
tabel
hitung
(2,712), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,01 dan
nilai rs adalah 0,571**. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pendapatan responden berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap PRODA. Tingkat pendapatan responden mayoritas termasuk kategori sangat rendah dan rendah, maka dengan kondisi inilah masyarakat tertarik untuk mengikuti PRODA. Walaupun pendapatan mereka bisa dikatakan rendah, tetapi persepsi mereka terhadap PRODA tergolong baik karena program ini merupakan program yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, sehingga masyarakat hanya menggeluarkan sedikit uang untuk biaya sertifikat tanah dan masyarakat mendapat manfaat yang banyak. 6. Hubungan antara Pengalaman (X6) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
hitung
(1,271) < t
tabel
(2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,05 dan nilai rs adalah 0,220. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
pengalaman dengan persepsi masyarakat peserta PRODA. Hal ini dikarenakan kondisi di Lapang menunjukkan bahwa responden penelitian sebagian besar mempunyai anggapan bahwa program-program dari pemerintah tidak dapat memperbaiki tingkat kehidupan mereka, hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat tidak pernah mempunyai pengalaman mengikuti program yang diadakan pemerinah, sehingga mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai dampak apakah yang diterima setelah mereka mengikuti program pemerintah. 7. Hubungan antara Motivasi (X7) dengan Persepsi Masyarakat Peserta PRODA terhadap PRODA (Y) Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara motivasi dengan persepsi 21
22
masyarakat peserta PRODA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (3,762) > t
tabel
(2,712), pada taraf signifikansi 95 % dengan = 0,01 dan nilai rs
adalah 0,521**. serta dengan arah hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin semakin tinggi motivasi masyarakat maka dapat memberikan tingkat persepsi yang baik terhadap PRODA. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai dorongan sendiri dari dalam dirinya untuk mengikuti program ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang akan di dapat apabila masyarakat mengikuti program ini, selain mereka mendapatkan hak secara sah atas kepemilikan tanahnya, mereka juga dapat mempertahankan haknya apabila sewaktuwaktu terdapat permasalahan sengketa tahan, sertifikat dapat juga digunakan sebagai jaminan peminjaman uang di bank untuk penguatan permodalan dan bagi masyarakat yang memiliki lahan pertanian dapat mengurangi konversi lahan pertanian, sehingga Indonesia tidak akan kehilangan sumber bahan makanan yang utama. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.: 1. Faktor Pembentuk Persepsi masyarakat peserta program operasi daerah agraria (PRODA) sertifikasi tanah bersubsidi di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui sebagai berikut : a) Umur dalam kategori dewasa tengah usia yaitu 37-47 tahun sebesar 32%. b) Pendidikan formal dalam kategori tinggi yaitu tamat/tidak tamat SMA sebesar 40%. c) Pendidikan Non Formal yaitu 50% masyarakat tidak pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan yang diadakan oleh pmerintah d) Luas Lahan dalam kategori sempit yaitu 210 m2 – 1312 m2 sebesar 52,5 %. e) Tingkat Pendapatan dalam kategori rendah yaitu 1.012.500 sebesar 72.5%.
2218
600.000-
23
f) Pengalaman dalam kategori rendah yaitu sebesar 55% masyarakat mempunyai pengalaman mengenai dampak yang diterima setelah mengikuti program bahwa program pemerintah sebelum PRODA tidak mampu memperbaiki kehidupan mereka. g) Motivasi dalam kategori sangat tinggi sebesar 57,5% yaitu masyarakat mengikuti PRODA karena kemauan mereka sendiri. 2. Tingkat persepsi masyarakat peserta program operasi daerah agraria (PRODA) sertifikasi tanah bersubsidi di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui sebagai berikut : a) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap pengertian PRODA termasuk dalam kategori baik b) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap tujuan PRODA termasuk dalam kategori baik c) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap manfaat PRODA termasuk dalam kategori baik d) Persepsi masyarakat peserta PRODA terhadap kegiatan PRODA termasuk dalam kategori sangat baik 3. Hubungan yang terjadi antara faktor pembentuk persepsi dengan persepsi masyarakat peserta program operasi daerah agraria (PRODA) sertifikasi tanah bersubsidi di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui sebagai berikut : a) Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan formal, luas lahan, tingkat pendapatan, dan motivasi dengan persepsi masyarakat peserta PRODA di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo b) Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan persepsi masyarakat peserta PRODA di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo c) Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan non formal dan pengalaman dengan persepsi masyarakat peserta PRODA di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
23
24
a) Sebaiknya masyarakat mempunyai kesadaran dari dalam diri sendiri untuk mengikuti penyuluhan/pelatihan dari program pemerintah, karena hal tersebut dapat menambah ketrampilan dan pengetahuan sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat. b) Bagi PRODA, sebaiknya panitia PRODA lebih selektif dalam mengikutsertakan masyarakat yang mengikuti PRODA, dan diutamakan masyarakat yang benar-benar tidak mampu karena program ini merupakan program bagi masyarakat tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, V. 2008. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama Penentu Pendapatan Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Departemen Pertanian FSPI. 2009. Pandangan dan Sikap Dasar Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) Tentang Pembaruan Agraria. http//www.fspi.or.id. Di akses pada tanggal 24 November 2009 Hernanto, F. 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. Kartasapoetra, dkk 1986. Masalah Pertanahan di Indonesia. Bina aksara. Jakarta. Mahmud, D. 1990. Psikologi Suatu Pengantar Edisi I. BPFE. Yogyakarta. Mardikanto, T. 2006. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Pressindo. Surakarta. Mardikanto dan Sri sutarni. 1982. Penyuluhan Pertanian Pengantar dalam Teori dan Praktek Lembaga Studi Pembangunan Pertanian Pedesaan (LSP3).Hapsara. Surakarta. Riyanto, J. 2009. Pembangunan Agraria . http//www .seputar-indonesia.com. Di akses pada tanggal 24 November 2009 Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Bina Aksara. Sumardi, M dan Hans Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok Rajawali. Jakarta Susanto, S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Binacipta. Jakarta. Tjondronegoro, S. 1998. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
24