Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 -262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah (
[email protected],
[email protected]) Program Studi Ilmu Politik, FISIP, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Konflik di internal Partai Aceh terlihat jelas dengan keikutsertaan Zaini Abdullah dalam kontestasi Pilkada Aceh tahun 2017 melalui jalur independen. Kemudian Zaini Abdullah mengundurkan diri dari Partai Aceh, sebab sesuai dengan Ketentuan dan Peraturan Perundang-Undangan, anggota Partai Politik diharuskan mundur dari keanggotaan Partai selambat-lambatnya tiga bulan sebelum mendaftar dari jalur perseorangan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya perpecahan Partai Aceh dalam menghadapi Pilkada tahun 2017 dan mengetahui tentang Zaini Abdullah yang memilih mencalonkan diri melaui jalur independen. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif yang mana akan menghasilkan data berupa ucapan, tulisan, dan prilaku orang-orang yang diamati. Hasil Penelitian Ini menunjukkan aktor konflik dalam konflik internal Partai Aceh merupakan pihak-pihak elit politik yang mengambil tindakan masingmasing dengan tujuan masing-masing. Jika dilihat dari pandangan Partai Aceh yang menjadi aktor konflik adalah Zaini Abdullah yang memilih mencalonkan diri secara independen. Akan tetapi jika melihat dari tim pemenangan AZAN maka yang menjadi aktor konflik adalah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menginginkan kekuasaan dalam Partai Aceh. Faktor penyebab terjadinya konflik dalam Partai Aceh adalah karena ada keinginan berbeda dari setiap elit politik Corresponding Author :
[email protected] JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 248 - 262
248
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP yang tidak bisa disatukan. Dampak konflik internal Partai Aceh yang muncul adalah struktur Partai Aceh mengalami kekosongan, perubahan penilaian masyarakat,
AD-ART
Partai
terganggu
dan
Partai
Aceh
tidak
bisa
mempertahankan loyalitas elit politik maupun kader.
Kata Kunci : Perpecahan, Partai Aceh, Pencalonan Gubernur, Jalur Independen.
Internal Conflict Of Partai Aceh In Facing Regional Election Of 2017 (A Study Of Zaini Abdullah’s Candidacy For Gubernatorial Election As An Independent Candidate)
ABSTRACT
Internal conflict within Partai Aceh, a local political party in Aceh, can be clearly seen from the candidacy of Zaini Abdullah for gubernatorial election of 2017 as an independent candidate. He also has declared his resignation from the party and he insisted that his resignation is required by the law which demands that anyone who wants to use independent path for their candidacy resign from any political party for at least 3 months before the election takes place. This study was intended to find out the reasons as to why the internal rift in 2017’s election within Partai Aceh occurred and to know the reasons of Zaini’s independent candidacy for gubernatorial election. This study employed qualitative method with descriptive approach which will result several kinds of data including spoken. written, and behavior of the observed objects. The results of the study showed that the actor who triggered internal rift within Partai Aceh are political elites who act based on their own needs and interests. Based on the perspective of Partai Aceh, it was Zaini Abdullah who declared his independent candidacy. AZAN campaign team, on the other hand, Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
249
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP believed that the actors of this internal dispute are those who keen on having power and control in the party. The factor which led the internal factor in Partai Aceh was the elites who have different points of view and objectives that cannot be reconciled The impact of this dispute were incomplete structure of Partai Aceh, people trust to the party, interfered party 's articles of association, and Partai Aceh will not be able to keep the loyalty of political elites and potential cadres. Keywords : Internal Conflict, Partai Aceh, Gubernatorial Candidacy, Independen Way.
PENDAHULUAN
Studi terhadap Pilkada di Indonesia dewasa ini semakin menarik untuk dikaji, terutama pada dinamika politik Pilkada itu sendiri, dimana sebelumnya calon perseorangan tidak dikenal sebelum adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
5/PUU-V/2007.
Pasca
Mahkamah
Konstitusi
membuka
jalur
perseorangan, pencalonan kandidat untuk kepala daerah tidak menjadi lagi monopoli Partai Politik, akan tetapi setiap warga Negara berhak untuk mencalonkan diri selama memenuhi persyaratan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dinamika Pilkada semakin menarik jika melihat realitas sistem politik sebelum runtuhnya rezim Orde Baru, dimana Kepala Bupati dan Walikota diangkat oleh Mendagri atas usulan DPRD-II sedangkan Gubernur diangkat oleh Presiden atas usualan DPRD-I dimana rakyat tidak punya hak untuk menentukan kepala daerah. Perkembangan sistem politik setelah reformasi, ditandai dengan disahkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, terus berkembang dengan terbentuknya beberapa undang-undang menyangkut otonomi daerah dan pilkada. Terakhir undang-undang yang mengatur tentang pilkada diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 (Diana Yusyanti, 2015: 9). Khusus Provinsi Aceh mempunyai ketentuan tersendiri yang diatur dalam Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
250
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dimana salah satu kententuan diperbolehnya pendirian partai politik lokal dan calon kepala daerah dari jalur perseorangan untuk satu kali Pilkada. Kemudian Pasal 256 yang mengatur jalur perseorangan yang hanya diperbolehkan satu kali tersebut, akhir digugat ke Mahkamah Konstitusi menjelang Pilkada tahun 2012 di Aceh. Dimana akhirnya MK membatalkan pasal tersebut, sehingga jalur perseorangan di Aceh tidak
hanya
berlaku
satu
kali,
namun
berlaku
secara
terus-menerus
(www.aceh.tribunnews.com) Diakses: 18 Agustus 2016. Digugatnya Pasal 256 Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tidak lepas dari konflik di internal Partai Aceh yang merupakan salah partai politik lokal yang dibentuk oleh eks komponen Gerakan Aceh Merdeka. Konflik dimulai ketika Partai Aceh tidak mencalonkan lagi Irwandi Yusuf sebagai calon Gubernur, dimana Partai Aceh mencalonkan pasangan Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf sebagai cagub dan cawagub. Sehingga Irwandi Yusuf
memilih jalur
perseorangan. Konflik di internal Partai Aceh tidak hanya berhenti pada pilkada sebelumnya, adu kekuatan antara Zaini Abdullah dan Mualem sudah terlihat jauh sebelum pelaksanaan tahapan Pilkada 2017 dimulai. Hal tersebut terlihat dari upaya Tuha Peut PA Zaini Abdullah dan Zakaria Saman mengumpulkan 40 mantan pelatih (mualem) Teuntara Nanggroe Aceh (TNA-sayap militer) Gerakan Aceh Merdeka lulusan Libya yang hendak melengserkan Muzakir Manaf dari posisi Ketua Umum PA kemudia dibalas oleh Muzakkir Manaf dengan mengumpulkan 70 eks kombatan alumni Libiya di Hotel Lido Graha Lhokseumawe. (www.leuserantara.com) Diakses: 21 Agustus 2016. Akhirnya, konflik di internal Partai Aceh ditataran elite terlihat jelas dengan keikutsertaan Zaini Abdullah dalam kontestasi Pilkada Aceh 2017 melalui jalur perseorangan. Kemudian Zaini Abdullah juga mengundurkan diri dari partai dengan alasan pengunduran dirinya dari Partai Aceh, sebab sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang undangan, anggota partai politik diharuskan Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
251
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP mundur dari keanggotaan partai selambat lambatnya tiga bulan sebelum mendaftar dari jalur independen atau perseorangan (www.aceh.tribunnews.com) Diakses: 23 Agustus 2016. Dengan melihat konflik internal Partai Aceh menghadapi Pilkada 2017 ditataran elit Partai Aceh menarik untuk dikaji lebih lanjut. Terutama perihal loyalitas kader terhadap partai yang telah membesarkannya, seperti Adnan Beransyah, Zakaria Saman, Ridwan Abubakar, Tgk. Batee dan terakhir Zaini Abdullah. Penulis, tertarik untuk meneliti loyalitas Zaini Abdullah, pertama Zaini Abdullah merupakan anggota Majelis Tuha Peut Partai Aceh, kemudian beliau menjadi Gubernur Aceh periode 2012-2017 juga karena jasa Partai Aceh, dan terakhir penyataan Zaini Abdullah bahwa pengunduran diri dari Partai Aceh dipersyaratkat. Yakni kerena ada aturan dalam Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pilkada di Aceh, bila mencalonkan diri melalui jalur perseorangan maka wajib mengundurkan diri dari partai politik. Bila tidak ada lagi ada aturan tersebut Zaini Abdullah tetap ingin berada dalam Partai Aceh (www.aceh.tribunnews.com) Diakses: 23 Agustus 2016. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul “Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapai Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen)”.
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun teori-teori yang diperlukan untuk menjelaskan temuan pada penelitian ini. Selain itu dalam bab ini diuraikan pula mengenai penelitian terlebih dahulu. Adapun teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Konflik Konflik terjadi karena adanya keinginan manusia untuk menguasasi sumbersumber posisi yang langkah (resource and position scarity). Konflik terjadi Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
252
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP karena
adanya
kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
oleh
anggota-anggota
masyarakat untuk memperebutkan barang-barang pemenuh kebutuhan yang terbatas. Sama halnya dengan sumber-sumber posisi atau kedudukan atau jabatan juga langkah dalam masyarakat. Kedudukan sebagai penguasa negara, merupakan bahan rebutan diantara anggota-anggota masyarakat yang menghasilkan konflik. Dan selanjutnya penelitian ini menggunakan Teori Elit Politik, Elit politik yang dimaksud adalah individu atau kelompok elit yang memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan politik. Dalam sebuah kelompok masyarakat, terdapat beberapa individu yang memiliki pengaruh dan peranan yang kuat. Mereka inilah yang disebut elit (Keller, 1995:31).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif yang mana akan menghasilkan data berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan pengalaman mereka dalam kehidupan seharihari. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitaas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia secara individu maupun kelompok (Ghony & Almanshur, 2012:13). Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Kamaruddin Abu Bakar (Wakil Ketua Partai Aceh).
2.
Suadi Sulaiman (Juru Bicara Partai Aceh).
3.
Azhari (Kader Partai Aceh).
4.
H. Yusra T. Cut (Kepala secretariat DPA-PA).
5.
Muhammad Hatta (Deputi Eksternal DPA-PA).
6.
Maimun Ramli (Tim Zaini Abdullah).
Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
253
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP 7.
Hasbi Abdullah (Penasehat Tim Zaini Abdullah).
8.
Zaini Abdullah (Calon Gubernur).
9.
Saifuddin Bantasyam (Akademisi).
10. Fajran Zain (Pengamat Politik The Aceh Institute).
Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber utamanya. Melalui metode data primer maka akan lebih memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang sesuai dalam menyelesaikan penelitian ini. Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari hasil penelitian orang lalin yang dibuat untuk maksud yang berbeda. Data tersebut dapat berupa fakta, tabel, gambar, dan lain-lain. Walaupun data tersebut diperoleh dari hasil penelitian orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda, namun data tersebut dapat dimanfaatkan (Kountur, 2009: 178-182). Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu Teknik pengumpulan data prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. (Suprayogo & Tobroni, 2003: 191).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam hal ini dibahas tentang hasil penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti dan membahas mengenai opini-opini serta fakta Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
254
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Pada bagian ini juga akan membicarakan tentang perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada tahun 2017 serta alasan pencalonan Zaini Abdullah sebagai Gubernur melalui Jalur Independen. Penelitian dilakukan di Kota Banda Aceh meliputi kantor DPA-PA dan kantor Tim Pemenangan Zaini Abdullah. Gambaran Umum Partai Aceh ialah Partai Aceh merupakan Partai dari hasil perjuangan Gerakan Aceh Merdeka, merupakan Partai Lokal yang berada di Aceh setelah hasil dari perdamaian antara GAM dan RI yang menghasilkan MoU Helsinki 15 Agustus 2005, Berdasarkan point 1.2.1 MoU Helsinki yaitu: “Sesegera mungkin tidak lebih dari satu tahun sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, Pemerintah RI menyepakati dan akan memfasilitasi pembentukkan partai-partai politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi persyaratan nasional”. Untuk saat ini posisi dalam struktur organisasi Partai Aceh mengalami sedikit kekosongan yaitu di bagian Tuha Peut. Dalam perjalanannya menuju Pilkada pada tahun 2017, Partai Aceh mengalami sedikit konflik internal dimana dua orang Tuha Peut dari Partai Aceh mengundurkan diri untuk maju sebagai calon Gubernur di Pilkada 2017. Salah satunya adalah Zaini Abdullah, walaupun tidak muncul ke media penyebab jelas terjadinya konflik internal tersebut. Keadaan Partai Aceh sempat tidak dalam keadaan aman karena banyak juga kader yang keluar mengikuti masing-masing Tuha Peut tersebut yaitu Zaini Abdullah dan Zakaria Saman. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa sumber, awal mula terjadinya konflik dalam Partai Aceh adalah ketika adanya desas-desus calon gubernur yang akan diusung pada Pilkada 2017 dari Partai Aceh adalah Muzakkir Manaf, Muzakkir Manaf memang telah dipersiapkan secara matang untuk maju sebagai calon Gubernur dan didukung penuh oleh Malik Mahmud Al Haytar, sedangkan Zaini Abdullah dan Zakaria Saman juga ingin mejadi kandidat yang diusung oleh Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
255
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Partai Aceh. Sejak mendengar isu tersebut maka Zaini Abdullah dan Zakaria Saman memutuskan untuk keluar dari partai dan maju melalui jalur independen. Bisa dikatakan salah satu penyebab terjadinya konflik internl dalam Partai Aceh karena faktor kekuasaan dimana beberapa para elit politik ingin menjadi kandidat yang diusung partai pada Pilkada 2017 sebagai calon Gubernur. Konflik internal yang terjadi dipicu oleh keluarnya kedua Tuha Peut dari Partai Aceh, salah satunya adalah Zaini Abdullah. Hubungan Zaini Abdullah dengan Muzakkir Manf memang sudah tidak baik semenjak menjabat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur, hanya setahun masa jabatan keduanya bekerja sama untuk membangun Aceh akan tetapi setelah itu sudah tidak satu jalan dan tujuan, hal tersebut juga dipicu oleh faktor internal. Berdasarkan sumber yang didapatkan penulis, Zaini Abdullah dan Partai telah lama berada pada kondisi yang tidak baik dan berselisih paham dengan ketua umum partai yaitu Muzakkir Manaf dan beberapa kader lainnya, ada rapat-rapat penting yang tidak pernah dihadiri oleh Zaini Abdullah. Menanggapi hal tersebut, pihak Partai Aceh mengatakan bahwa telah mengundang Zaini Abdullah termasuk rapat pemilihan kandidat yang akan diusulkan Partai Aceh untuk menjadi Gubernur tetapi Zaini Abdullah tidak datang. Akan tetapi hal tersebut dibantah oleh pihak Zaini Abdullah yang mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mendapatkan undangan dari Partai Aceh untuk mengahadiri rapat penting apapun. Pihak Zaini Abdullah juga mengatakan dalam penentuan kandidat calon gubernur pihaknya juga tidak pernah diundang, melihat sikap partai yang sudah tidak seperti saat pertama kali terbentuk Zaini Abdullah memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Aceh dan maju melalui jalur independen dengan harapan setelah Pilkada 2017 nanti Zaini Abdullah akan kembali dan mengembalikan keadaan Partai Aceh seperti saat pertama kali dibentuk. Konflik mulai bermunculan dimana ada sebagian kader dari Partai Aceh sempat terpecah karena ada yang mengikuti jejak Zaini Abdullah dan ada yang memilih tinggal, kemudian terpecah lagi karena ada sebagian yang mengikuti Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
256
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Zakaria Saman yang juga merupakan Tuha PeutPartai Aceh yang juga mengundurkan diri dan maju menjadi calon Gubernur pada Pilkada 2017 melalui jalur independen. Pada bagian pembahasan, akan dibahas tentang teori-teori yang menjadi dasar pembahasan yang ada dalam penelitian ini, juga akan membicarakan tentang tentang Perpecahan Partai Aceh dalam Menghadapi Pilkada tahun 2017 serta alasan Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur melalui Jalur Independen.
Perbedaan kepentingan, pendapat atau ide dapat dikategorikan sebagai konflik walaupun dengan kadar yang rendah, bila perbedaan kepentingan dan ide tersebut menjelma menjadi pertentangan kepentingan maka kadar konfliknya lebih tinggi. Sedangkan konflik politik adalah konflik yang berkaitan dengan permasalahan mengenai konflik yang terjadi didalam organisasi politik atau partai politik dan merupakan suatu pertentangan yang terjadi didalam individu dengan individu, atau individu dengan kelompok yang bertujuan untuk mencapai ambisi dan tujuan bersama melalui berbagai macam cara yang ditempuh. Dan konflik tersebut terjadi karena ada faktor pemicu terjadi konflik, salah satunya adalah aktor atau individu maupun kelompok yang menyebabkan terjadinya konflik dalam partai politik. Konflik yang terjadi dalam Partai Aceh merupakan konflik internal antara para elit politik di dalam partai tersendiri, hal ini sudah lama terjadi dengan banyak pengaruh dari faktor internal partai politik tersebut yaitu adanya actoraktor politik yang memberi pengaruh besar terhadap perpecahan partai. Menurut Simon Fisher (2000 : 58), konflik terjadi karena adanya keinginan manusia untuk menguasasi sumber-sumber posisi yang langkah (resource and position scarity). Konflik terjadi karena adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggotaanggota masyarakat untuk memperebutkan barang-barang pemenuh kebutuhan yang terbatas. Sama halnya dengan sumber-sumber posisi atau kedudukan atau jabatan juga langkah dalam masyarakat Kedudukan sebagai penguasa negara, Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
257
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
Jurn
a
h M ah
wa sis
lmia lI
FISIP merupakan
bahan
rebutan
diantara
anggota-anggota
masyarakat
yang
menghasilkan konflik. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan salah satu informan yaitu kader Partai Aceh yaitu Azhari yang yang mengatakaan bahwa struktur Partai Aceh mengalami perubahan karena posisi Tuha Peut yang sudah mengundurkan diri yaitu Zakaria Saman dan dr. Zaini Abdullah. Menurut asumsi penulis, kekosongan tersebut karena adanya konflik internal partai sehingga Tuha Peut tersebut mengundurkan diri. Dari pernyataan tersebut Azhari jelas terlihat menjelaskan bahwa ada kekosongan struktur organisasi yag kosong dan sampai saat ini belum diganti karena sedang fokus pada Pilkada 2017 mendatang. Dari pernyataan tersebut keinginan individu menjadi pemicu terjadinya kekosongan struktur organisasi di Partai Aceh. Ternyata kekosongan tersebut tidak hanya di bagian Tuha Peut saja tetapi ada beberapa ditempat lain. Dalam hal ini Kamaruddin Abu Bakar selaku wakil ketua Partai Acehmenyatakan bahwa sudah ada beberapa orang dalam kepengurusan Partai Aceh diganti dan mereka menjadi pengurus baru. Selanjutnya, pihak Partai Aceh juga menyatakan bahwa tidak ada pihakpihak tertentu yang menyebabkan adanya pengunduran diri Tuha Peut karena faktor perseorangan tidak ada pihak pemicu, hal ini murni keinginan sendiri dan ini sah-sah saja. Begitupun dengan juru bicara Partai Aceh yaitu Suadi Sulaiman yang menganggap tidak ada perubahan struktur dan tidak terjadi konflik apapun.Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Yusra T. Cut yang mengatakan bahwa tidak ada perubahan struktur yang sangat berarti dalam Partai Aceh. Hampir semua pihak dari Partai Aceh sendiri mengungkapkan bahwa Partai Aceh dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada terjadi perpecahan maupun konflik apapun. Berdasarkan keterangan hasil wawancara diatas, penulis berasumsi bahwa ada hal-hal tertentu yang di rahasiakan oleh Partai Aceh dan mereka tidak mengakui adanya konflik agar tetap terjaga nama baik Partai Aceh. Selain itu, bisa Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
258
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP dilihat konflik yang terjadi juga salah satu jalan dimana individu sangat bermain peran sehingga kelompok melindungi individu tersebut. Hal ini didukung oleh teori Simon Fisher (2000 : 62), yang menyatakan bahwa sebab-sebab individual seperti kecendrungan berkompetisi atau selalu tidak puas dapat menyebabkan konflik dengan orang lain dimanapun berada.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Perpecahan Partai Aceh dalam Menghadapi Pilkada tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktor konflik dalam konflik internal Partai Aceh merupakan pihak-pihak elite politik yang mengambil tindakan masing-masing dengan tujuan masingmasing. Jika dilihat dari pandangan Partai Aceh yang menjadi actor konflik adalah Zaini Abdullah yang memilih mencalonkan diri secara independen. Akan tetapi jika melihat dari Tim Pemenangan AZAN maka yang menjadi actor konflik adalah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menginginkan kekuasaan dalam Partai Aceh. 2. Faktor penyebab terjadinya konflik dalam Partai Aceh adalah karena ada keinginan berbeda dari setiap elit politik yang tidak bias disatukan. 3. Dampak konflik internal Partai Aceh yang muncul adalah Struktur Partai Aceh mengalami kekosongan, perubahan penilaian masyarakat, AD-ART Partai terganggu dan Partai Aceh tidak bias mempertahankan loyalitas elit politik maupun kader DAFTAR PUSTAKA
1.
Buku-buku Alfian. 2005. Politik, Budaya, dan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
259
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Arifin, R. 2001. Sistem Politik Indonesia. Surabaya : SIC. Bagong, Suyanto dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media Group. Bogban, R.C & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research for Education : An Introduction to Theory and Mehtods.Boston : Allyn and Bacon, Inc Bottomore, T. B. 2006. Elite dan Masyarakat. Jakarta: Akbar Tandjung Institute. Burhan B. 2013. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Budiarjo, M. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Duverger, M. 2002. Sosiologi Politik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Fisher, Simon. 2000. Mengelola Konflik : Keterampilan dan Srategi untuk Bertindak. Jakarta : The British Council. Herdiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. Jurdi, S. 2010. Muhammadiah dalam Dinamika Politik Indonesia 19962006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kartono, K. 2000. Teori Kepribadian. Bandung: Alumni. Keller, S. 1984. Penguasa dan Kelompok Elit : Peranan Elit Penentu dalam Masyarakat Modern. Jakarta: CV Rajawali. Kountur, R. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
260
a Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP Jakarta: PPM. Maris, M. 2001. Kiat Menangani Konflik. Jakarta : Erlangga. M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almashur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Rauf, M. 2001. Konsesnsus Politik dan Konflik Politik. Jakarta : Direjn Dikti Depdiknas. Santoso, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta. Suprayogo,
I. &
Tobroni.
(2003). Metodologi
penelitian Sosial-
Agama.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Surbakti. R. (2005). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wirartha, I. M. 2006. Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori. Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
2.
Skripsi/Jurnal Yulion Zalpha. 2012. Analisis Konflik pada Munas Golkar 2014. Univesitas
Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
261
a Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 248 - 262 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diana, Yustanti. 2015. Analisis Konflik DEwan Pimpinan Daerah Partai Nasdem Tanggamus. Universitas Hasanuddin. Tetra Jumif Januarius. 2013. Analisis Konflik Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Tanggamus. Universitas Hasanuddin.
3.
Internet Anonimous,
2016.
MK:
Silahkan
Gugat.
Aceh
Tribun
News,
http://aceh.tribunnews.com/2011/10/11/mk-silakan-gugat. Diakses: 18 Agustus 2016 Anonimous. 2014. Zaini Abudllah vesrus Muzakkir Manaf Saling Rebut Simpati Eks Libya. Leuser Antara, http://leuserantara.com/zainiabdullah-versus-muzakir-manaf-saling-rebut-simpati-eks-libya/. Diakses: 21 Agustus 2016 Anonimous. 2016. Doto Zaini Mundur dari PA. Aceh Tribun News, http://aceh.tribunnews.com/2016/06/17/doto-zaini-mundur-dari-pa. Diakses: 23 Agustus 2016
Perpecahan Partai Aceh Dalam Menghadapi Pilkada Tahun 2017 (Studi Pencalonan Zaini Abdullah Sebagai Gubernur Melalui Jalur Independen) (Rahmad Ramadhan Oetomo, Radhi Darmansyah) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 248 - 262
262