ANALISIS KEBUTUHAN LUASAN HUTAN KOTA SEBAGAI SINK GAS CO2 ANTROPOGENIK DARI BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS DI KOTA BOGOR DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
ENDES N. DAHLAN
Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ir. Endes N. Dahlan, MS
NRP
: E 061 03 0011
Program Studi
: Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Dengan ini menyatakan bahwa disertasi saya yang berjudul: Analisis Kebutuhan Luasan Hutan Kota Sebagai Sink Gas CO2 Antropogenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas di Kota Bogor dengan Pendekatan Sistem Dinamik merupakan karya penelitian dan hasil penulisan saya yang belum pernah dipublikasikan. Tulisan ini tidak boleh diperbanyak dan tidak juga dipublikasikan serta tidak boleh ditayangkan di internet tanpa ijin tertulis dari penulis. Perlakuan tersebut tanpa ijin tertulis dapat dituntut secara hukum. Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya yang dapat dipergunakan sebagai bahan pelengkap disertasi ini. Bogor, 27 November 2007
Ir. Endes N. Dahlan, MS
RINGKASAN Kota merupakan pusat berbagai kegiatan. Penggunaan bahan bakar yang terus meningkat akan mengakibatkan konsentrasi ambien gas CO2 meningkat pula yang kemudian dapat mengakibatkan pemanasan global melalui efek rumah kaca. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengurangi laju peningkatannya. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan memperluas lahan hutan kota. Luasan hutan kota di Kota Bogor saat ini 144,75 ha (1,22 %) yang terdiri dari Kebun Raya Bogor (87,00 ha) dan hutan penelitian Dramaga (57,75 ha). Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kebutuhan luasan hutan kota sebagai rosot gas CO2 antropogenik yang berasal dari bensin, solar, minyak tanah, minyak diesel dan LPG di Kota Bogor secara dinamik. Penelitian ini terdiri dari: (1) analisis jumlah emisi dan konsentrasi gas CO2 dengan melakukan prediksi jumlah kebutuhan bahan bakar dan pengukuran konsentrasi ambien gas CO2 di lokasi yang padat kendaraan dan lokasi yang tidak padat kendaraan, dan (2). analisis daya rosot gas CO2 oleh ruang terbuka hijau dan daya rosot hutan kota melalui penelitian pengukuran daya rosot gas CO2 oleh pohon yang terdapat di Kebun Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2005 sampai Juni 2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa emisi gas CO2 antropogenik di Kota Bogor meningkat. Emisi gas ini pada tahun 2010 sebesar 600.216 ton, sedangkan tahun 2100 menjadi 848.175 ton. Konsentrasi gas di lokasi yang tercemar pada musim kemarau tahun 2006 sebesar 397,27 ppmv dan musim penghujan tahun 2007 sebesar 395,11 ppmv. Rerata konsentrasi ambien gas CO2 di lokasi yang padat dan tidak padat kendaraan di Kota Bogor tahun 2006/2007 sebesar 389,8900 ppmv. Daya rosot gas CO2 bervariasi menurut jenis tanaman. Kelompok jenis pohon yang berdaya rosot sangat rendah nilai reratanya 3,90 kg/pohon/tahun, kelompok jenis pohon dengan rosot rendah nilai reratanya sebesar 28,00 kg/pohon/tahun, kelompok jenis pohon dengan rosot sedang nilai reratanya 102,07 kg/pohon/tahun, kelompok dengan nilai rosot yang agak tinggi memiliki nilai rerata 305,91 kg/pohon/tahun, tinggi 835,65 kg/pohon/tahun dan sangat tinggi sebesar 16.891,93 kg/pohon/tahun. Berdasarkan kajian jumlah emisi gas CO2 yang terus bertambah sementara luasan ruang terbuka hijau terus menurun, maka luasan hutan kota sebagai rosot gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak di Kota Bogor perlu ditambah. Tanpa penambahan luasan hutan kota konsentrasi gas CO2 ambien akan meningkat menjadi 389,8964 ppmv, sedangkan dengan penambahan luasan hutan kota dengan jenis pohon berdaya rosot sangat tinggi akan menjadi 389,8752 ppmv. Kebutuhan penambahan luasan hutan kota di Kota Bogor sangat mendesak tidak hanya bervariasi menurut jenis daya rosot pohon namun juga dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar, pengkayaan pada areal bervegetasi jarang dan waktu. Dengan menggunakan skenario ruang terbuka hijau yang harus disediakan sekitar 32% dan luas lahan terbangun 68,00%, dengan simulasi didapatkan kebutuhan luasan hutan kota dengan jenis berdaya rosot tinggi bervariasi dari 6.500 - 5.500 ha, sedangkan jika dengan jenis berdaya rosot sangat tinggi berkisar antara 300 – 280 ha. Dengan demikian jenis pohon berdaya sink tinggi dan jenis pohon lainnya yang lebih rendah daya sink-nya tidak dianjurkan untuk digunakan
pada program penambahan luasan hutan kota yang baru. Oleh sebab itu, pemilihan jenis tanaman harus betul-betul diperhatikan. Jenis pohon yang harus digunakan dalam program penambahan luasan hutan kota adalah jenis berdaya sink sangat tinggi. Jumlah penduduk yang dapat ditampung sampai tahun 2100 sebanyak 1,3 juta orang dengan bangunan 1 lantai. Kebutuhan luasan hutan kota sekitar 300 ha. Jika dengan bangunan dua lantai, maka jumlah penduduk yang dapat ditampung sebanyak 2,5 juta orang. Luasan hutan kota yang dibutuhkan dari tahun 2017 sampai 2100 bervariasi sekitar 1.400 ha. Lahan terbangun yang dibutuhkan seluas 8.032,11 ha (67,78%) dengan bangunan dua lantai. Jenis pohon yang harus ditanam pada penambahan lahan hutan kota yang baru adalah jenis berdaya sink sangat tinggi. Berdasarkan simulasi luasan hutan kota yang dibutuhkan sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas pada tahun 2100 seluas 1.278,81 ha (10,79%), sementara luasan ruang terbuka hijau yang tersisa seluas 200,77 ha (1,69%). Kata kunci: hutan kota, ruang terbuka hijau, emisi gas CO2 dan konsentrasi ambien gas CO2.
ABSTRACT Activities in towns and cities require energy which is obtained from fossil fuel and gas. The combustions cause increasing concentration of ambient CO2 which induce global warming through green house effect. One of the efforts to minimize the increasing of CO2 concentration in the atmosphere, particularly in the urban area, is to develop urban forest. Wide of urban forest in Bogor city is 144.75 ha (1.20 %) consist of Bogor Botanical Garden (87.00 ha) and Research Forest Station at Dramaga (57.75 ha). The objective of the research is to estimate wide of urban forest required for absorbing CO2 gas emitted from petrol, diesel, kerosene and LPG combustion in Bogor, dynamically. The researches consist of: (1). Analysis of CO2 emission and the concentration based on fossil fuel and gas requirement and measurement of ambient CO2 in dense and rare automobile and (2) Analysis of CO2 sequestration by green open spaces and urban forest plant sequestration through researches conducted in Bogor Botanical Garden and Forest Research Station at Dramaga. The researches were conducted from March 2005 until June 2007. The result of the study revealed that the amount of the gas emission is increase. The emission prediction in 2010 is 600,216 ton and in 2100 will be 848,175 ton. The average concentration of CO2 ambient in 2005 in polluted road in the morning in dry and wet season was 397.27 ppmv and 395.11 ppmv, respectively. The average concentration of ambient CO2 at rare and dense automobile in 2006/2007 was 389.8900 ppmv. The researches also noticed that CO2 sequestration was varied depend on plant species. The average of CO2 sequestration class of very low, low, moderate, slightly high, high and very high absorption capacity were 3.90 kg/tree/year, 28.00 kg/tree/year, 102.07 kg/tree/year, 305.91 kg/tree/year, 643.77 kg/tree/year, and 16,891.93 kg/tree/year, respectively. Without urban forest wide addition, CO2 concentration will be increase to 389.8964 ppmv, while with urban forest wide addition with very high sequestration the concentration will be 389.8752 ppmv. Based on increasing CO2 emission while decreasing sequestration by urban green open space, it is considered that wide of urban forest should be added. Urban forest wide required for CO2 sequestrating is urgently needed and varied depend on plants species, fossil fuel used, enrichment with very high sequestration plants in rare density vegetation area and time. Using scenario green open space should be available around 32% and built up area 68%, from simulation showed that urban forest requirement with high sequestration plants varied from 6,517 – 5,505 ha. The high sequestration plants and the lower sequestration plants are not recommended for new additional urban forest. Plants selection should also be considered to increase carrying capacity population. Carrying capacity population in 2100 with 1 floor is 1.3 million people. If very high sequestration plants species used in the program, the carrying capacity is also 1.3 million people, but the urban forest wide only 300 ha. Using 2 floor building, carrying capacity of people in 2100 will be 2.5 million in 8,032.11 ha built up area, while the wide of urban forest needed from 2017 to 2100 around 1,400 ha. Keywords: urban forest, green open space, CO2 emission, CO2 ambient.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor. 2. Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin dari Institut Pertanian Bogor.
ANALISIS KEBUTUHAN LUASAN HUTAN KOTA SEBAGAI SINK GAS CO2 ANTROPOGENIK DARI BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS DI KOTA BOGOR DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
ENDES N. DAHLAN
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Penguji Luar Komisi pada Sidang Tertutup: Dr.Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr.
Penguji Luar Komisi pada Sidang Terbuka: Dr. Ir. Ning S. Purnomohadi, MS. Dr. Ir. Tania June, MSc.
PRAKATA Assalamu’alaikum wr. wb. Pada kesempatan ini penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah karena atas ijin, barokah dan nikmat dari-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai penulisan disertasi dan ujian tertutup dan terbuka. Penulis mencoba menggunakan Ilmu sistem dan permodelan yang sangat sulit dan baru dipelajari ketika kuliah S3 yang telah membuat jatuh bangun, namun membuat penulis seolah dibakar, ditempa dan digosok insya Allah menjadi barang yang berharga, semuanya itu hanya atas ijin dan kuasa Allah semata. Ucapan terima kasih yang tulus sebesar-besarnya kepada kedua orang tua alm. Dasuki M. Dachlan dan almh. Murati Juinah atas do’a dan ketulusan mereka selama mereka hidup; semoga mereka adanya di alam kubur diampuni semua dosanya diterima iman-Islamnya, diberikan nikmat oleh Allah dan diberikan tempat yang indah, sejuk dan nyaman dan kelak mendapatkan surga. Aamiin. Demikian pula halnya untuk bapak mertua Asim (alm.). Tidak lupa juga kepada ibu mertua Siti Aisyah atas bantuan do’a dan kesabarannya selama ini. Penulis juga sampaikan ucapan terima kasih, karena tanpa adanya dorongan semangat, kesabaran dan bantuan segalanya dari istri Iyah R. Yusliani dan anak-anakku: Eru N. Dahlan, S.Hut., Tria N. Dahlan, STP dan Dewi N. Dahlan, AMd. Demikian juga untuk ananda Rina Wulandari, S.Hut. atas bantuannya. Pertama-tama penulis panjatkan do'a untuk alm. Dr.Ir. H.M. Yahya Fakuara M.Sc. serta alm. Dr.Ir. Muljarno Djojomartono M.Sa. semoga amal ibadah mereka diterima dan diberi naungan, perlindungan dan hidayah Allah. Awalnya penulis memohon pada Pak Mul, ketika masih kuliah dan beliau masih sehat bahwa saya ingin dibimbing oleh beliau dan beliau menyetujui permintaan saya. Sampai-sampai beliau masih menyempatkan diri mengajari lagi saya Ilmu Sistem, bahkan memberikan wawasan materi yang lebih luas daripada bahan ketika kuliah. Namun karena sakit, maka keinginan saya untuk beliau bimbing menjadi tidak terkabul. Terima kasih Pak Yahya dan Pak Mul, semoga surga Allah merupakan pahalanya. Penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pembimbing yaitu Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS, Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. dan Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr. atas bimbingan dan pengarahannya sampai
penulis dapat menyelesaikan program doktor ini; tidak lupa untuk semua guru dan dosen yang telah memberikan ilmunya, serta Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr. penguji sidang tertutup, demikian juga kepada Dr.Ir. Ning S. Purnomohadi, MS. dan Dr.Ir. Tania June, MSc. sebagai penguji sidang terbuka yang telah memberikan masukan yang sangat berharga, penulis ucapkan terima kasih, seraya berdoa semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin. Untuk Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr. yang ketika itu sebagai Dekan Fakultas Kehutanan IPB dan Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc, tidak lupa juga kepada Dr. Ir. Rinekso Sukmadi, M.Agr., Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Dr. Ir. Lilik B. Prasetyo, M.Agr., Ir. Rachmad Hermawan, M.ScF. dan semua teman di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, penulis sampaikan terima kasih atas sumbang-saran, bantuan dan pengertiannya selama ini. Tidak lupa kepada semua yang pernah penulis bimbing baik program S2 (Riswandi Tinambunan S.Hut., MS, Diana Septriana, S.Hut., Msi.); program S1 (Herdiansyah, S.Hut., Hadinata, S.Hut., Tommy P. Sinambela, S.Hut., Sri Purwaningsih, S.Hut., Vivi Indriani Harris, S.Hut. dan Yofi Mayalanda, S.Hut.) penulis ucapkan terima kasih atas bantuannya. Akhirnya penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si atas bantuannya dalam pengolahan data, khusus kepada Ir Yadi Suryadi, M.Si, Ir. Erna Hernawati, MM dan Arif Wicaksono, SP dari Dinas Tata Kota dan Pertamanan serta Kamal Yusuf, ST dari Bapeda Kota Bogor dan PT Pertamina Unit III atas bantuannya dalam memberikan data yang penulis butuhkan. Kepada Dr. Ir. Ernan Rustiadi M.Agr. dan Dr. Ir. Alinda M. Zain, M.Si dari Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB, penulis sampaikan terima kasih untuk bantuan dan kesediaannya, sehingga penulis mendapat bantuan data yang sangat penulis perlukan. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada BPPS atas bantuan dana perkuliahan dan tidak lupa kepada Yayasan Toyota-Astra dan WWF Indonesia atas bantuan dana untuk penelitian. Bogor, 1 Desember 2007 Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuningan 26 Desember 1950, anak ketiga dari tiga bersaudara dari alm. Dasuki M. Dahlan dan almh. Murati Juinah. Sekolah tingkat dasar, menengah dan lanjutan atas diselesaikan di Kuningan. Pada bulan Desember 1977 penulis mendapat gelar Sarjana dari Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada Bulan Januari 1978 penulis bekerja sebagai Asisten Peneliti di Seameo Regional Center for Tropical Biology (BIOTROP), Bogor pada Tropical Pest Biology Program dengan bidang kajian kompetisi dan alelopati gulma. Pada Tahun 1979 pindah ke Tropical Aquatic Biology Program pada bidang pencemaran insektisida, uji bioassay dispersan, minyak bumi dan pestisida serta analisis dampak lingkungan. Tahun 1981 penulis menjadi dosen pengasuh mata kuliah Ekologi Perairan di Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Tahun 1978 Menikah dengan Iyah R. Yusliani dan dikaruniai 4 anak: Eru N. Dahlan S.Hut., alm. Ernu N. Dahlan , Tria N. Dahlan, STP dan Dewi N. Dahlan, AMd. Penulis juga banyak melakukan penelitian AMDAL antara lain: S. Bengawan Solo pra konstruksi Bendungan Gajah Mungkur, Kawasan Kawah G. Dieng untuk eksplorasi panas bumi, pipa minyak Muara Gembong-Marunda, industri kertas, ban dan tekstil di beberapa tempat di P. Jawa. Pada kurun waktu 1982 – 1990 banyak terlibat dalam proyek AMDAL HPH dan HTI
di P.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tahun 1994 – 1997 membantu APHI dalam perawatan tanaman pasca Puncak Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional di Ambon, Banda Aceh dan Balikpapan. Kegiatan lainnya yang pernah dilakukan adalah pembangunan hutan kota di Kabupaten Cianjur, DKI Jakarta serta beberapa tempat lainnya. Penulis juga pernah menjadi staf akhli Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta. Akhir-akhir ini penulis banyak terlibat dalam membantu Kantor Asdep Lingkungan Hidup Sumatera dalam memberikan penyuluhan dan bantuan teknis program “Clean and Green City” di beberapa kota di P. Sumatera dan belakangan ini banyak terlibat dalam berbagai kegiatan Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.
Tahun 1989 meraih gelar Magister Sains (MS) dari Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Fakultas Pascasarjana, IPB. Sejak saat itu penulis menjadi pengajar mata kuliah Ilmu Hutan Kota. Tahun 1990-2003 menjadi Kepala Laboratorium Analisis Lingkungan. Kini menjadi anggota penelaah Buletin Media Konservasi yang diterbitkan oleh Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Buku yang pernah diterbitkan: (1). Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan (2). Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. Buku yang sedang disusun: (1). Isyarah Sains dalam Al Qur’an dan (2). Teknik Pembangunan dan Pemeliharaan Tanaman Hutan Kota. Mata Kuliah yang pernah diberikannya adalah: Pengantar Ilmu Kehutanan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati, Ekologi Perairan, Pencemaran Lingkungan dan Pengantar Ilmu Lingkungan. Kini dengan gelar Lektor Kepala menjadi pengajar: mata kuliah Ilmu Hutan Kota (S1) dan mata kuliah Ilmu Hutan Kota Terapan (S0). Dengan dikembangkannya sistem mayor-minor, maka mata kuliah tambahan yang akan diasuhnya adalah: Manajemen Jasa Lingkungan Sumberdaya Hutan (S1), Ilmu Hutan Kota Lanjutan untuk S2 dan S3, serta Permodelan Sistem Pengelolan Jasa Lingkungan yang dicanangkan untuk program S2 dan S3.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10 1.3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 10 1.4. Kebaharuan Penelitian ..................................................................... 11 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 12 2.1. Permodelan dan Simulasi .................................................................. 12 2.2. Bahan Bakar Minyak dan Gas .......................................................... 15 2.2.1. Bahan Bakar Konvensional ................................................... 15 2.2.2. Bahan Bakar Nir-konvensional ............................................. 17 2.3. Emisi Gas CO2 ................................................................................. 17 2.4. Karakteristik Gas CO2 ...................................................................... 18 2.5. Dampak Negatif Gas CO2 ............................................................... 19 2.5.1. Dampak Negatif Gas CO2 terhadap Manusia . ....................... 19 2.5.2. Dampak Negatif Gas CO2 terhadap Lingkungan Hidup ..................................................................................... 20 2.6. Fotosintesis dan Respirasi ................................................................. 23 2.7. Tumbuhan sebagai Penyerap gas CO2 .............................................. 25 2.8. Respons Tumbuhan terhadap Peningkatan Konsentrasi Gas CO2............................................................................................. 28 2.9. Hutan Kota ....................................................................................... 29 2.10. Studi Kebutuhan Luasan Hutan Kota................................................ 30 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 32 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 32 3.2. Bahan dan Alat ................................................................................... 33 3.3. Komponen Penelitian dan Parameter yang Diamati .......................... 33 3.4. Asumsi dan Batasan Penelitian .......................................................... 35 3.5. Kerangka dan Rancang-bangun Penelitian . ..................................... 36 i
3.6. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta Prediksi Kebutuhannya di Masa yang Akan Datang .......................... 40 3.7. Perhitungan Emisi Gas CO2 .............................................................. 40 3.8. Penghitungan Kepadatan Kendaraan ............................................... 41 3.9. Pengukuran Kandungan Gas CO2 Ambien ....................................... 41 3.10. Luasan Ruang Terbuka Hijau dan Perhitungan Perubahannya ........ 42 3.11. Pengukuran Daya Rosot Gas CO2 ..................................................... 43 3.11.1. Penelitian di Rumah Kaca dengan Menggunakan Alat Pengukur Laju Fotosintesis ................ 43 3.11.2. Penelitian Pendahuluan dengan Metode Karbohidrat ........................................................... 45 3.11.3. Penelitian di Kebun Raya Bogor ........................................ 48 3.11.4. Penelitian di Hutan Penelitian Dramaga ........................... 50 3.11.5. Jumlah dan Ukuran Stomata............................................... 50 3.12. Simulasi Konsentrasi Gas CO2 Ambien dan Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota ......................................................... 51 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 53 4.1. Hasil Penelitian ............................................................................................ 53 4.1.1. Keadaan Umum Kota Bogor ................................................. 53 4.1.2. Kependudukan ......................................................................... 53 4.1.3. Transportasi ........................................................................... 55 4.1.4. Penggunaan Bahan Bakar Minyak dan Gas ............................ 58 4.1.5. Emisi Gas CO2 Antropogenik .................................................. 62 4.1.6 . Konsentrasi Gas CO2 Ambien Tahun 2006/2007 .................... 63 4.1.7. Penggunaan Lahan ................................................................... 67 4.1.8. Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota ................................... 68 4.1.9. Daya Rosot Gas CO2 .................................................................. 75 4.1.9.1. Penelitian di Rumah Kaca Menggunakan Alat Pengukur Laju Fotosintesis ....................................... 75 4.1.9.2. Penelitian Pendahuluan dengan Metoda Karbohidrat .............................................................. 79
ii
4.1.9.3. Penelitian di Kebun Raya Bogor ............................... 81 4.1.9.4. Penelitian di Hutan Penelitian Dramaga ................... 82 4.1.9.5. Ukuran dan Kerapatan Stomata ................................ 84 4.1.10. Simulasi Konsentrasi Gas CO2 Ambien dan Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota sebagai Rosot Gas CO2 Antropogenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas ................... 87 4.2. Pembahasan ............................................................................................... .. 88 4.2.1. Analisis Emisi Gas CO2 dan Konsentrasi Gas CO2 ............................... 88 4.2.2. Daya Rosot dan Klasifikasi Daya Rosot Tanaman Hutan Kota ............................................................................... 91 4.2.3. Pengujian Model ........................................................................ 95 4.2.4. Pengaruh Hujan .......................................................................... 96 4.2.5. Analisis Kecukupan Luasan Hutan Kota Menggunakan Tanaman Berdaya Rosot Gas CO2 Sangat Tinggi dengan Model Tidak Dipengaruhi Hujan. .............................................. 97 4.2.5.1. Skenario Variasi Jenis Daya Rosot Gas CO2 ............. 99 4.2.5.2. Skenario Variasi Laju Pertambahan Jumlah Penduduk .................................................... 101 4.2.5.3. Skenario Variasi Penghematan Bahan Bakar Minyak dan Gas........................................................102 4.2.5.4. Skenario Pengkayaan pada Areal Bervegetasi Jarang dan Upaya Gabungan ..................................104 4.2.6. Daya Dukung Kependudukan ..............................................105 4.2.7. Implikasi Kebijakan .............................................................106 4.2.8. Strategi Pembangunan Hutan Kota .......................................108 5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................110 5.1. Kesimpulan ...............................................................................110 5.2. Saran-saran ...............................................................................111 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................112 LAMPIRAN ...................................................................................121
iii
DAFTAR TABEL 1.
Halaman Konsentrasi pencemar udara di Kota Bogor tahun 2001 – 2003 ............. 5
2.
Konsentrasi polutan udara di Kota Bogor tahun 2003 dan 2004 ............. 6
3.
Luasan taman dan jalur hijau di Kota Bogor tahun 1999 – 2002 ............ 8
4.
Luasan beberapa bentuk ruang terbuka hijau di dalam Kota Bogor tahun 2006 ................................................................................................ 8
5.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji verifikasi dan validasi model .......................................................................................... 14
6.
Jenis bahan bakar hasil destilasi minyak bumi ........................................ 15
7.
Kandungan kimia dalam solar dan bensin ............................................... 16
8.
Emisi gas CO2 dari kegiatan transportasi dan proyeksi perkiraannya di Kabupaten Bogor (x 106 ton) .............................................................. 17
9.
Karakteristik fisik-kimiawi gas CO2 ........................................................ 18
10. Emisi gas CO2 yang dihasilkan oleh beberapa macam bahan bakar........ 19 11. Komposisi gas CO2 dan uap air pada hirupan dan hembusan napas (%) . 19 12. Daya rosot gas CO2 di beberapa tipe penutupan lahan ............................ 27 13. Matriks tabulasi penelitian ....................................................................... 34 14. Perhitungan jumlah emisi gas CO2 .......................................................... 40 15. Jumlah dan laju pertambahan penduduk Kota Bogor .............................. 54 16. Perkiraan jumlah penduduk Kota Bogor sampai tahun 2100 ................. 55 17. Route dan jumlah angkutan kota di wilayah Kota Bogor ........................ 57 18. Perkiraan jumlah kendaraan bermotor Tahun 2008 – 2014 ..................... 57 19. Panjang jalan di Kota Bogor pada tahun 2004 ......................................... 58 20. Perkiraan jumlah kendaraan bermotor tahun 2006 – 2014 ...................... 59 21. Pemakaian bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor tahun 2003-2004 ...................................................................................... 59 22. Kebutuhan bahan bakar minyak dan gas untuk tahun 2010– 2100.......... 60 23. Jumlah pelanggan PT. Gas Negara Tahun 1999-2003 ............................. 61 24. Banyaknya gas yang terjual melalui pipa Kota Bogor ............................. 61 25. Jumlah emisi gas CO2 di Kota Bogor tahun 2010 – 2100 ....................... 62 26. Jumlah kendaraan di 5 lokasi pengamatan pada musim kemarau 2006 dan musim penghujan 2007 ............................................................. 64
iv
27. Konsentrasi gas CO2 di 5 lokasi pengukuran siang dan malam hari di bulan Februari 2006 ....................................................................... 65 28. Konsentrasi gas CO2 ambien pada lokasi padat dan Kurang padat kendaraan bermotor ........................................................... 66 29. Luas lahan Kota Bogor berdasarkan keterbangunan tahun 2003 ................................................................................................. 67 30. Pemanfaatan lahan tahun 1996 dan rencana pemanfaatan lahan pada tahun 1999 – 2009 ............................................................................ 68 31. Luas dan persentase tipe penutupan lahan pada masing-masing kecamatan di Kota Bogor .......................................................................... 69 32. Penggunaan lahan dan laju perubahannya tahun 2003-2005 .................... 73 33. Lokasi dan luasan hutan kota di Kota Bogor ............................................ 74 34. Parameter-parameter turunan: efisiensi kuantum, laju fotosintesis maksimum dan respirasi ................................................ 77 35. Kemampuan rosot gas CO2 per m2 daun ................................................... 79 36. Hasil pengukuran massa karbohidrat 5 jenis tanaman .............................. 79 37. Kemampuan rosot gas CO2 dengan metode karbohidrat .......................... 80 38. Uji beda nilai tengah dengan menggunakan uji-t ...................................... 80 39. Massa karbohidrat pada ranting dan daun yang diambil pada pukul 05.00 dan 10.00 ...................................................................... 81 40. Daya rosot gas CO2 oleh tanaman di Kebun Raya Bogor ......................... 82 41. Daya rosot gas CO2 oleh tanaman di Hutan Penelitian Dramaga ............. 83 42. Panjang, lebar dan kerapatan stomata tumbuhan di Kebun Raya Bogor .................................................................................... 84 43. Panjang dan lebar serta kerapatan stomata pada daun tumbuhan di areal Hutan Penelitian Dramaga ............................................................ 85 44. Hubungan antara nilai rosot gas CO2 dengan stomata .............................. 86 45. Beberapa jenis bahan radioaktif dan efek yang ditimbulkan .................... 91 46. Daya rosot gas CO2 dan klasifikasi daya rosot tanaman di Kebun Raya Bogor dan di Hutan Penelitian Dramaga .................................................. 92 47. Beberapa ciri fotosintetik antara tumbuhan C3, C4 dan CAM ................. 94
v
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Peningkatan konsentrasi gas CO2 tahun 1960 – 2005.............................
7
2.
Emisi gas CO2 dari penggunaan bahan bakar fosil dan produksi semen
21
3.
Fluktuasi suhu udara dari tahun 1860 – 2000 ......................................... 22
4.
Pengaruh peningkatan konsentrasi gas CO2 pada laju asimilasi tanaman kedelai....................................................................................... 28
5.
Hubungan antara suhu daun dengan laju asimilasi tanaman kedelai ..................................................................................................... 28
6.
Diagram simpal yang menggambarkan hubungan keterkaitan antara jumlah penduduk, penggunaan bahan bakar minyak dan gas, ruang terbuka hijau dan kebutuhan hutan kota ................................ 37
7.
Analisis input-output pembangunan dan pengembangan hutan kota di Kota Bogor .................................................................................. 38
8.
Rancang bangun penelitian ..................................................................... 39
9.
Proses serapan gas CO2, pembentukan karbohidrat di dalam daun dan beberapa proses metabolisme lainnya ......................... 46
10. Perkembangan jumlah kendaraan angkutan kota, angkutan perkotaan, angkutan kota dalam propinsi dan angkutan kota antar propinsi tahun 1999 – 2003 .................................... 56 11. Emisi gas CO2 di Kota Bogor tahun 2006 .............................................. 62 12. Rerata jumlah mobil yang melewati 5 jalur lokasi penelitian selama 1 minggu pada (a) musim kemarau tahun 2006 dan (b) musim penghujan tahun 2007............................................................ 64 13. Foto vegetasi hutan kota di (a) Hutan Penelitian Dramaga dan (b) Kebun Raya Bogor ..................................................................... 70 14. Foto vegetasi non hutan kota di (a) Jalur hijau di Jalan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur (b) Jalur hijau di Jalan Heulang, Kecamatan Tanah Sareal ............................................ 70 15. Foto vegetasi non hutan kota di (a) pemakaman di Dreded, Kecamatan Bogor Selatan (b) Kebun Pembibitan di Sempur, Kecamatan Bogor Tengah ....................................................................... 71 vi
16. Foto sawah di (a) dan (b) Balumbangjaya, Kecamatan Bogor Barat (c) Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat........................................... 71 17. Foto semak dan rumput di (a) Halaman Istana Bogor di Kebun Raya Bogor, Kecamatan Bogor Tengah (b) Jalan Malabar, Kecamatan Bogor Tengah (c) Semak di Menteng, Kecamatan Bogor Barat .......................................................................... 72 18. Perubahan perimbangan persentase ruang terbuka hijau dan ruang terbangun ................................................................................ 73 19. Kurva respon cahaya pada Jati (T. grandis)............................................ 75 20. Kurva respon cahaya pada Kenari (C. commune) ................................... 75 21. Kurva respon cahaya pada Mangga (M. indica) ..................................... 76 22. Kurva respon cahaya pada Sawo duren (C. cainito) ............................... 76 23. Kurva respon cahaya pada Tanjung (M. elengi) ..................................... 77 24. Hasil Simulasi: (a). Emisi gas CO2, dan (b). Luasan RTH .................... 87 25. Fluktuasi konsentrasi gas CO2 yang diukur pada menara dengan ketinggian 496 m di Kota Carolina Utara................................... 89 26. Konsentrasi gas CO2 yang terus bertambah, walau sebagian telah dibersihkan oleh air hujan..................................... 96 27. Kebutuhan luasan hutan kota dengan tanaman berdaya rosot sangat tinggi (ha)........................................................................... 97 28. Hasil Simulasi: (a). Emisi gas CO2, (b). Luas RTH dan (c). Daya RTH .......................................................................................... 98 29. Konsentrasi CO2 ambien hasil simulasi dari tahun 2005 – 2095. (a) Tanpa penambahan luasan HK, (b) Dengan penambahan luasan HK ......................................................... 99 30. Hasil Simulasi. (a). Kebutuhan jumlah bibit dan perkembangannya (b). Kebutuhan luasan HK dengan jenis berdaya rosot sangat tinggi.. ..... 100 31. (a). Jumlah bibit dan perkembangannya. (b). Luasan hutan kota yang diperlukan dengan penggunaan tanaman berdaya rosot tinggi ................ 101 32. Kebutuhan luasan HK pada skenario laju pertambahan penduduk (a). 1% per tahun. (b). 2% per tahun, dan (c) 3,06% per tahun ................ 102
vii
33. Kebutuhan luasan HK pada berbagai upaya penghematan bahan bakar. (a). Penghematan 10%, (b). Penghematan 20% dan (c). Penghematan 30% ..................................................................... 103 34. Kebutuhan luasan hutan kota pada skenario: (a) Pengkayaan pada areal bervegetasi jarang (b). Upaya gabungan ............................................................................... 104 35. Skenario bangunan 2 lantai : (a). Perkembangan jumlah penduduk, (b). Kebutuhan luasan hutan kota .......................................... 106
viii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lokasi pengambilan sampel gas CO2 ambien ............................................ 121 2. Rincian data Power Analyst dari Powerdesigner 6.0 ................................. 122 3. Diagram alir Powersim .............................................................................. 132 4. Data masukan yang digunakan dalam model ............................................ 135 5. Hasil simulasi grafik pertambahan jumlah penduduk dan luasan lahan terbangun ............................................................................... 139 6. Jumlah emisi gas CO2 ................................................................................ 140 7. Foto stomata dan daun tanaman di Kebun Raya Bogor ............................. 141 8. Foto stomata dan daun tanaman di Hutan Penelitian Dramaga ................. 153 9. Ukuran panjang, lebar dan kerapatan stomata hasil penelitian Agustini (1994) .......................................................................................... 157 10. Hasil perhitungan hubungan antara rosot dengan panjang, lebar dan kerapatan stomata tanaman di Kebun Raya Bogor dengan menggunakan program Datafit 8.2.79 ........................................................ 161 11. Hasil perhitungan hubungan antara rosot dengan panjang, lebar dan kerapatan stomata tanaman di Hutan Penelitian Dramaga dengan menggunakan program Datafit 8.2.79 ....................................................... 163 12. Perangkat ADC LCA-4 yang digunakan untuk mengukur daya serap CO2 ........................................................................................... 167 13. Foto alat kromatografi gas ......................................................................... 169 14. Foto pengambilan sampel CO2 ambien di beberapa lokasi yang padat kendaraan bermotor .................................................................................... 170 15. Keadaan ruang terbuka hijau kota di setiap kecamatan di Kota Bogor pada tahun 2005 ......................................................................................... 172 16. Jenis-jenis tanaman pada beberapa bentuk ruang terbuka hijau di Kota Bogor ............................................................................................. 188 17. Jenis taman, lokasi dan fungsinya .............................................................. 204 18. Sebaran dan luas taman di Kota Bogor berdasarkan hasil pengolahan citra Iconos Januari tahun 2004 ................................................................. 216 19. Lokasi ruang terbuka hijau dan jenis vegetasi ........................................... 248
ix
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kota merupakan pusat berbagai kegiatan yakni: pemerintahan, perdagangan, pendidikan, permukiman dan kegiatan lainnya dengan intensitas dan jumlah kegiatan yang sangat tinggi dengan mata pencaharian penduduknya tidak lagi bertumpu pada sektor pertanian, melainkan pada sektor perdagangan dan jasa. Dalam Imendagri No. 14 Tahun 1983, kota didefinisikan sebagai suatu pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan, wilayah administratif yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri perkotaan, sedangkan kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa
pemerintahan,
pelayanan
sosial
dan
kegiatan
ekonomi
(PerMendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan). Peningkatan jumlah penduduk kota yang disertai dengan meningkatnya berbagai kegiatan di kota, mengakibatkan kualitas lingkungan kota menjadi semakin menurun. Oleh karena kota merupakan tempat terakumulasinya sumberdaya manusia dengan berbagai aktivitasnya yang sangat penting dalam menentukan kekuatan dan masa depan bangsa, maka kualitas lingkungan kota harus mendapat perhatian yang utama. Kota dan kabupaten jumlahnya di Indonesia sebanyak 416 (Malarangeng 2006). Jika kota dan kabupaten kualitas lingkungannya rusak, maka kesehatan dan produktivitasnya pun akan menurun, sehingga kekuatan bangsa dapat menurun dan masa depan bangsa pun akan menjadi suram. Hal ini harus dicegah agar kotakota yang saat ini ada dapat tetap lestari keberadaannya, bahkan dapat berfungsi dengan maksimal sebagai pusat berbagai kegiatan. Namun pada kenyataannya saat ini, manusia modern di kota secara sadar atau pun tidak telah menyisihkan hutan dan pepohonan. Lingkungan hidup manusia yang hidup di kota yang semula berhutan atau berpepohonan kini sudah menjadi berkurang luasan dan jumlah pohonnya, sedangkan di lain pihak jumlah kendaraan bermotor terus bertambah 1 .
dari tahun ke tahun yang mengakibatkan kualitas lingkungan kota menjadi semakin menurun. Pencemaran udara yang disertai dengan meningkatnya kadar gas CO2 di udara akan menjadikan lingkungan kota menjadi lingkungan yang tidak sehat. Pada lingkungan yang tidak tercemar, konsentrasi oksigen dan karbondioksida masing-masing sekitar 20,95% dan 0,03% (300 ppmv). Konsentrasi gas CO2 pada masa sebelum maraknya industri sebesar 275 ppmv sedangkan pada masa sekarang konsentrasinya sebesar 350 ppmv. Jika laju penambahan penggunaan bahan bakar minyak dan gas tidak berubah, maka dalam kurun waktu 60 tahun mendatang konsentrasi gas CO2 akan meningkat menjadi 550 ppmv. Perubahan konsentrasi gas ini dari 275 menjadi 550 ppmv akan mengakibatkan peningkatan suhu udara sebesar 5oF (2,78oC) (Http://www.physics.uci.edu/ ~silverma/resourxces.ppt. 2007). Sementara Keeling dan Whorf (2005) menyatakan dari pantauan yang dilakukan pada 4 buah menara dengan ketinggian 7 meter dan 1 buah menara dengan ketinggian 27 meter di Mauna Loa, Hawaii menunjukkan bahwa konsentrasi gas ini pada tahun 1959 sebesar 315,98 ppmv dan pada tahun 2004 menjadi 377,38 ppmv (http://en.wikipedia.org/ wiki/Carbon dioxide 2006). Oleh sebab itu konsentrasi gas ini di atmosfer harus diturunkan ke tingkat yang aman yakni 300 - 350 ppm. Saat ini banyak dibicarakan masalah sequestration dan sink. Sequestration didefinisikan sebagai removing carbon dioxide from the air atau process of increasing carbon content of a carbon pool other than atmosphere, sedangkan sink didefinisikan sebagai any process or mechanism which removes a greenhouse gas from the atmosphere (Wikipedia 2005). Telah dijelaskan bahwa konsentrasi gas CO2 di atmosfer terus meningkat. Peningkatan kadar gas CO2 di udara sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar minyak dan gas. Penambahan gas ini sebesar 7,81 Gt (7,81x109 ton) CO2 setara dengan 2,13 Gt Karbon akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1 ppmv CO2 (Trenbeth 1981) dalam (CDIAC 2005). Gas CO2 memiliki berat jenis 1,5 kali lebih besar daripada udara, merupakan salah satu gas rumah kaca yang kemudian mengakibatkan pemanasan global. Peningkatannya sebesar 100 ppmv akan mengakibatkan peningkatan suhu udara 2 .
sekitar 1oC. Hal ini disebabkan karena gas ini mampu menyerap gelombang panjang yang panjangnya 4.26 µm (asymmetric stretching vibrational mode) (http://www. wikipedia-mirror.co.za/wiki/Infrared_spectroscopy 2006). Akibat adanya pemanasan global, flora dan fauna yang sensitif terhadap perubahan suhu udara akan bergerak ke arah kutub atau ke tempat yang lebih tinggi. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan mengakibatkan satwa liar pindah sejauh 100-150 km mendekati kutub atau 150 m ke tempat yang lebih tinggi (http://mason.gmu.edu/~klargen/111lectclimatechange.htm 2006). Pengaruh buruk lainnya akibat dari pemanasan global adalah cuaca menjadi lebih ekstrim, meningkatnya evapotranspirasi, meningkatnya suhu udara dan permukaan air laut serta mudah terjadinya kebakaran hutan dan kelangkaan air (http://en.wikipedia.org/wiki/Effects_of_global_warming 2006). Selain dari bahaya yang telah disebutkan di atas, pemanasan global juga akan mengakibatkan mencairnya es di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan tenggelamnya kota-kota pantai. Dampak ini akan sangat dirasakan pada daratan dan pulau kecil yang terletak pada 40o - 70o LU (Landsberg dan Gower 1997). Metro TV pada tanggal 18 Agustus menyiarkan bahwa kutub Selatan mengalami penyusutan permukaan es yang terparah. Jika hal ini dibiarkan, maka diperkirakan es yang menyelimuti kutub Selatan akan hilang pada tahun 2030. Dampak negatif lainnya akibat dari tingginya kadar CO2 di udara ambien adalah menurunnya tingkat kesehatan manusia. Gas ini bersifat asfiksian dan iritan (http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_dioxide 2006). Asfiksian artinya gas ini mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen, seolah-olah kadar oksigen di udara sangat rendah, padahal konsentrasi gas oksigen di udara masih tetap sekitar 20,95%. Jika gas CO2 dihirup oleh manusia dalam jangka waktu yang sangat lama, maka akan mengakibatkan rendahnya kadar oksi-hemoglobin (Hb-O2) dan sebaliknya kadar asam karbonat (H2CO3) dan karbamino-hemoglobin (Hb-CO2) di dalam darah akan meningkat. Hal ini karena daya ikat (afinitas) gas CO2 dengan hemoglobin lebih kuat 20 kali daripada afinitas gas O2 dengan hemoglobin (http://people.eku.edu/ritchisong/301notes6.htm 2005, http://www/ msnencarta/respiratorysystem.mh1 2005 dan http://www.cdli.ca/~dpower/resp/ exchange. htm#Cellular 2005). Selain dari itu, bahaya yang dapat ditimbulkan 3 .
oleh terhirupnya gas ini pada konsentrasi yang tinggi adalah timbulnya rasa asam di dalam mulut dan rasa sakit pada rongga hidung dan saluran tenggorokan (Http://www.indopedia.org/carbon_dioxide.html 2006), sebagai akibat dari larutnya gas ini dalam cairan yang melapisi permukaan kedua organ itu yang kemudian membentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat mengiritasi lapisan permukaan pada saluran hidung dan tenggorokan. Oleh sebab itu, Aerias (2005) menyatakan batas aman konsentrasi ambien gas ini di udara luar adalah 700 ppmv dan di dalam ruangan antara 300 – 500 ppmv. Sedangkan OSHA dalam Indopedia (2006) menyatakan konsentrasi gas ini di dalam lingkungan kerja sebaiknya kurang dari 5.000 ppmv. Lebih lanjut OHSA (2006) menyatakan bahwa pada konsentrasi 30.000 ppmv (3%), para pekerja diperbolehkan mendapat paparan kurang dari 10 menit saja. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa gas CO2 dapat menyebabkan pemanasan global dan rusaknya ekosistem darat dan laut serta dapat menurunkan kesehatan manusia yang dianggap sangat merugikan, maka konsentrasi gas CO2 di udara ambien harus diupayakan tidak terus bertambah naik. Salah satu upaya yang dapat ditempuh di lingkungan kota dan perkotaan adalah program hutan kota dan penghijauan. Hutan kota, taman kota, peneduh jalan, sawah, kebun dan beberapa bentuk ruang terbuka hijau lainnya dapat menyerap gas ini melalui proses fotosintesis. Namun pada kenyataannya dalam dekade belakangan ini, luasan ruang terbuka hijau dalam bentuk sawah, ladang dan kebun terus berkurang, karena berubah menjadi permukiman dan areal terbangun lainnya sedangkan di lain pihak penggunaan bahan bakar minyak dan gas sebagai pengemisi gas CO2 pun terus bertambah. Oleh sebab itu, perlu penambahan luasan hutan kota sebagai penyerap gas ini.
4 .
Kota Bogor mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena: 1. Merupakan pendukung ibu kota negara, 2. Merupakan pusat pendidikan dan juga pusat penelitian pertanian, 3. Tempat rekreasi dan jasa perdagangan, 4. Selain merupakan daerah permukiman untuk warga Kota Bogor sendiri, juga untuk penglaju (commutter) yang bekerja di DKI Jakarta, dan 5. Merupakan salah satu daerah tangkapan air untuk DKI Jakarta. Walaupun Kota Bogor mempunyai kedudukan yang penting sebagai penyangga ibu kota negara, namun pada kenyataannya belakangan ini, Kota Bogor merupakan pengemisi polutan udara yang semakin penting. Kota ini dijuluki dengan "Kota sejuta angkot". Konsentrasi polutan udara yang terukur pada tahun 2001-2003 terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Konsentrasi pencemar udara di Kota Bogor tahun 2001 - 2003 Polutan
SO2
CO
NO2
03
HK
Pb
TSP
NH3
H2S
Satuan
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
µg/Nm3
230
2000
24
175 483,76 276,7
0,09 0 0,04
7,28 9,06 tt
225 203,11 269,73
0,09 0 0,07
7,28 tt 4,23
150 273,5 229
0,05 0 0,05
3,21 2,28 2,04
281 189,78 207,69
0,04 0 0,08
5,11 339 4,23
200 139,11 11534
0,01 0 0,12
3,17 433 236
Baku 10.000 365 150 235 160 2 Mutu Pertigaan Pancasan 2001 15,29 tt 2231 tt tt tt 2002 22,68 514,5 68,68 132 10,75 0,11 2003 29,66 772,4 92,81 127,4 11,12 1,98 Pertigaan Jembatan Merah 2001 6,11 tt 15,21 tt tt tt 2002 15,75 429,52 51,98 26,4 6,22 0,06 2003 28,92 854,79 157,78 103,2 12,28 0,92 Pertigaan Jalan Mawar 2001 11,1 tt 15,2 tt tt tt 2002 19,21 487,11 53,83 4,41 7,82 0,1 758,96 2003 2932 92,81 9,88 13,01 0,71 Pertigaan Jambu Dua tt 16,25 2001 9,11 tt tt tt 2002 45,75 512,42 167,06 6,62 7,65 0,08 2003 30,73 612,25 51,05 153,2 13,26 0,79 Pertigaan Tugu Kujang 2001 3,21 tt 15,22 tt tt tt 2002 22,28 511,39 74,25 22,1 1138 0,09 2003 31,62 645,34 64,97 144,2 10,24 0,96 Keterangan: tt = tidak terukur Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor (2005).
5 .
Sedangkan Santosa telah meneliti kandungan polutan udara di beberapa tempat di Kota Bogor tahun 2003 dan 2004. Hasil dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa kandungan polutan udara masih berada di bawah baku mutu, namun di Baranang Siang sudah hampir mendekati baku mutu udara. Sebagian data dari hasil penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Konsentrasi polutan udara di Kota Bogor tahun 2003 dan 2004 No. Lokasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jl. Jend. Sudirman Jl. Merdeka Jl. Kapten Muslihat Babakan Cimahpar Baranangsiang Pasar Bogor Empang Lawang gintung
Musim Hujan Tahun 2003 SO2 NO2 CO 21,49 59,01 7,50 5,63 25,08 3,25 7,90 23,51 4,00 23,12 67,35 8,13 14,76 34,82 5,00 24,35 72,42 9,75 18,63 49,16 8,13 12,76 45,52 5,63 20,51 54,64 8,13
Musim Kemarau Tahun 2004 SO2 NO2 CO 22,24 62,94 7,24 5,87 26,36 3,10 8,52 25,39 4,89 23,40 71,62 8,47 16,92 37,12 3,82 24,81 73,96 8,98 19,06 50,74 8,74 12,20 48,57 6,04 22,16 53,90 9,06
Sumber: Santosa (2004). Dari data yang terdapat pada kedua tabel di atas dapat dinyatakan bahwa kualitas lingkungan udara di Kota Bogor semakin terancam dan semakin mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, perlu penanganan masalah lingkungan sejak dini, agar masalah lingkungan Kota Bogor dapat diatasi dan diantisipasi dengan baik. Sesungguhnya, pembakaran bahan bakar minyak dan gas selain menghasilkan pencemar udara juga menghasilkan gas CO2. Konsentrasi gas ini semakin meningkat dengan semakin meningkatnya populasi dan macam ragam kegiatan manusia yang banyak membutuhkan bahan bakar minyak dan gas. Pada tahun 2000 konsentrasi gas ini yang terukur di Mauna Loa, Hawaii sebesar 370 ppmv dan tahun 2005 menjadi 380 ppmv (lihat Gambar 1).
6 .
Gambbar 1. Peninngkatan konnsentrasi gaas CO2 tahunn 1960 – 20005. Sum mber: http://een.wikipediia.org/wiki/Carbon_diooxide Telahh dijelaskann terdahuluu bahwa Ko ota Bogor memiliki kkedudukan yang sangat peenting, nam mun tengah terancam pencemarann udara. M Mengingat pengp gunaan baahan bakar minyak m dann gas selain n menghasilkan pencem maran udaraa juga menghasillkan gas CO O2, maka ancaman a gaas CO2 pun harus dipeerhatikan deengan sungguh-ssungguh, kaarena akan mengakibatk m kan efek peemanasan gllobal, karen na gas ini merupaakan salah satu s gas rum mah kaca. Dalam m keadaan yang y ideal gas g CO2 dap pat diserap oleh vegetaasi yang terrdapat pada ruanng terbuka hijau. Padaa kenyataan n beberapa tahun terakkhir ini keaadaan luasan ruaang terbuka hijau di Koota Bogor teerus menuruun, karena bberubah meenjadi lahan perm mukiman dan d areal terrbangun laiinnya. Padaa rentang w waktu 1999--2002 telah terjaadi perubahhan luasan ruang terb buka hijau. Ada kecam matan yang g bertambah dan d ada pulla yang beerkurang lu uasan ruangg terbuka hhijaunya. Hanya H Kecamataan Bogor Utara U dan Bogor Barat yang menggalami perttambahan lu uasan ruang terbbuka hijau, sedangkann empat keccamatan laiinnya luasaan ruang terrbuka hijaunya berkurang b seeperti ditunj njukkan padaa Tabel 3 beerikut ini.
7 .
Tabel 3. Luasan taman dan jalur hijau di Kota Bogor tahun 1999 - 2002
No
Kecamatan
Luasan (m2) 1999
2002
1 2
Bogor Selatan Bogor Timur
9.228 46.791
4.634 6.559
3
Bogor Utara
7.383
23.232
4
Bogor Tengah
57.198
44.716
5
Bogor Barat
6.987
9.614
6
Tanah Sareal
29.101
13.091
156.689
101.848
Jumlah
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor (2004) Kondisi ruang terbuka hijau di luar sawah dan kebun di dalam Kota Bogor pada tahun 2006 yang tidak berbeda keadaannya dengan tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Berbagai bentuk ruang terbuka hijau dan karakteristiknya pernah diteliti tahun 2004. Hasil penelitiannya dapat dilihat pada lampiran 15, 16, 17, 18 dan 19. Tabel 4. Luasan beberapa bentuk ruang terbuka hijau di dalam Kota Bogor tahun 2004 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi Kebun Raya Bogor Hutan Penelitian Dramaga/CIFOR Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Istana Presiden Lembaga Penelitian Kehutanan Gunung Batu Taman kota Taman Jalur Jalur Hijau Pohon Peneduh Jalan a. Kec. Bogor Tengah b. Kec. Bogor Utara c. Kec. Bogor Selatan d. Kec. Bogor Timur e. Kec. Bogor Barat f. Kec. Tanah Sareal
Luas (m2) 870.000 577.500 446.300 240.000 50.000 19.352 17.183 81.432 3.534 pohon 132 pohon 968 pohon 4.023 pohon 1.142 pohon 659 pohon
Sumber: Bapeda Kota Bogor (2004). 8 .
Permasalahan yang muncul adalah konsentrasi gas CO2 yang terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak dan gas, sedangkan di lain pihak kemampuan sink gas ini terus berkurang, karena menurunnya luasan ruang terbuka hijau. Salah satu upaya untuk menekan laju pertambahan konsentrasi gas ini di udara ambien adalah dengan menambah kapasitas sink-nya dengan menambah luasan ruang terbuka hijau hutan kota. Ruang terbuka hijau hutan kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau kota. Ruang terbuka hijau kota terdiri dari ruang terbuka hijau hutan kota dan ruang terbuka hijau non hutan kota. Ruang terbuka hijau non hutan kota terdiri dari: hutan, kebun, sawah serta semak dan rumput, sedangkan ruang terbuka hijau hutan kota adalah areal bervegetasi pohon yang sudah dikukuhkan sebagai kawasan hutan kota, untuk selanjutnya disebut hutan kota, sedangkan ruang terbuka hijau non hutan kota disebut ruang terbuka hijau saja. Pembahasan khusus tentang definisi hutan kota dapat dilihat pada Bab 2.9. Alasan pemilihan hutan kota antara lain karena: (1). Mengingat sudah dikukuhkan, maka alih fungsi lahan menjadi agak sulit. (2). Pembangunan hutan kota mempunyai tujuan yang jelas dalam pengelolaan lingkungan. (3). Biomassa daun yang banyak dapat meningkatkan kesejukan dan kenyamanan (Grey dan Deneke 1978, Robinette 1983). (4). Hutan Kota tidak membutuhkan perawatan yang intensif dibandingkan taman kota. Oleh sebab itu, dana yang diperlukan untuk perawatan dan pemeliharaannya relatif murah. (5). Merupakan habitat yang baik untuk burung dan satwa liar lainnya. (6). Mikroorganisme pada humus di lantai hutan dapat menyerap gas CO (karbon monoksida) yang sangat beracun bagi manusia dan hewan (Smith 1981) dan (6). Dapat mengurangi intensitas bahaya hujan asam (Smith 1985 dan Koto 1991). Luasan hutan kota di Kota Bogor saat ini 144,75 ha (1,22%), terdiri dari Kebun Raya Bogor (87 ha) dan hutan penelitian Dramaga (57,75 ha). Dengan semakin meningkatnya jumlah emisi gas CO2 sementara luasan ruang terbuka hijau semakin menurun, maka dibutuhkan hutan kota. Hal ini dimaksudkan agar penambahan gas CO2 di atmosfer dapat ditekan serendah mungkin.
9 .
1.2. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah menentukan jumlah kebutuhan luasan hutan kota sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas dengan simulasi model sistem dinamik serta menentukan daya dukung kependudukan Kota Bogor berdasarkan analisis emisi dan sink gas CO2. Tujuan umum ini dapat dicapai dengan melakukan beberapa sub-penelitian dengan tujuan khusus: (1). Menganalisis emisi gas CO2. Penelitian ini terdiri dari: estimasi kebutuhan bahan bakar minyak dan gas, estimasi emisi gas CO2 dan estimasi konsentrasi gas CO2 di masa yang akan datang. (2). Menganalisis daya sink gas CO2 oleh pohon dan ruang terbuka hijau. Penelitian ini terdiri dari: daya sink gas CO2 per pohon di Kebun Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga dan penghitungan daya sink oleh berbagai bentuk ruang terbuka hijau yang terdiri dari: areal bervegetasi rapat, areal bervegetasi jarang, sawah, semak dan rumput. 1.3. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah memberikan masukan baru bahwa kebutuhan luasan hutan kota tidak statik tapi dapat secara dinamik sesuai dengan kuantitas permasalahan yang diperkirakan akan muncul di masa yang akan datang. Beberapa keputusan pemerintah tidak tegas menyatakan luasan hutan kota dapat berubah secara dinamik. InMendagri No. 14 tahun 1988 menyatakan bahwa luasan ruang terbuka hijau kota seluas 40%. Demikian juga dengan PP No. 63 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 yang menyatakan bahwa luasan hutan kota minimal 10% dari luasan kota. Sementara PP Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 pasal 9 ayat 1 menyatakan luas ideal ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan minimal 20%. Demikian pula dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 29 ayat 2 yang menyatakan ruang terbuka hijau kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Selanjutnya pada ayat 3 dinyatakan ruang terbuka hijau publik paling sedikit 20% dari luas wilayah kota. Manfaat lainnya dari penelitian ini adalah merupakan bahan masukan untuk Pemerintah Kota Bogor dalam menyusun Rencana Tata Ruang Kota Bogor tahun 10 .
2009 – 2014 dalam menunjang visi Kota Bogor: ”Sebagai kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan amanah”. Visi sebelumnya adalah ”Kota Bogor sebagai kota dalam taman yang berwawasan lingkungan menuju kota internasional dan kota jasa”. Oleh karena hutan kota dapat bertindak sebagai sink gas CO2, maka program hutan kota dapat diusulkan untuk dipertimbangkan sebagai salah satu upaya mitigasi meningkatnya konsentrasi gas CO2 dalam mekanisme pembangunan bersih. Dengan dikembangkannya program hutan kota di Kota Bogor yang mempunyai peluang bisnis perdagangan karbon, maka pengembangan program hutan kota di Kota Bogor ke depan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor melalui bisnis perdagangan karbon. 1.4. Kebaharuan Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan selama ini yaitu penentuan luasan hutan kota menggunakan pendekatan nilai daya sink tanaman hutan kota yang tetap yaitu daya sink tanaman tidak dipengaruhi oleh umur tanaman. Nilai sink yang dipergunakan adalah nilai maksimum sink tanaman yang sudah dewasa. Selain dari itu peranan ruang terbuka hijau masih belum dimasukkan dalam perhitungan. Padahal hutan, kebun, sawah serta semak dan rumput semuanya itu dapat berperan sebagai sink gas CO2. Kebaharuan (novelty) dari penelitian ini adalah penentuan kebutuhan luasan hutan kota dengan model sistem dinamik berdasarkan peubah: daya sink gas CO2 yang berubah-ubah sesuai umur pohon, jumlah populasi manusia yang terus bertambah, terjadi persaingan kebutuhan antara lahan kota untuk lahan terbangun dan lahan untuk hutan kota, emisi gas CO2 dari bahan bakar minyak dan gas dan konsentrasi gas CO2 ambien yang terus meningkat, sementara luasan ruang terbuka hijau dalam bentuk: areal bervegetasi rapat, vegetasi jarang, sawah serta semak dan rumput yang berfungsi sebagai sink gas CO2 terus menurun.
11 .
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permodelan dan Simulasi Dunia terdiri dari sistem yang sangat kompleks, dengan komponen sistem yang sangat banyak, saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu komponen sistem dengan komponen lainnya, sehingga manusia harus menghadapi dan menanggulangi banyak masalah yang sangat rumit yang memerlukan penanganan yang segera dan antisipatif. Untuk memecahkan masalah ini dikembangkan Ilmu Sistem yang berkembang pesat belakangan ini. Ilmu Sistem sering menggunakan model. Model dibuat menjadi lebih sederhana daripada dunia nyata, sehingga manusia dapat lebih mudah untuk menanganinya (Saaty 1993). Menurut Tamin (2000), model dalam ilmu sistem dapat dikategorikan menjadi 2 yakni: (1). Model dinamik, yakni model yang memiliki peubah waktu di dalamnya, sehingga respons akan berubah dengan terjadinya perubahan waktu, dan (2). Model statik, yakni model yang tidak memiliki peubah waktu. Ilmu sistem dapat dipergunakan untuk membantu dalam membuat keputusan yang bersifat kompleks dan tidak terstruktur serta sulit diprediksi (Marimin 2005, Saaty 1993 dan Tamin 2000). Masalah yang muncul saat ini tidak dapat dipecahkan dengan satu disiplin ilmu saja (Marimin 2005). Ilmu sistem dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang saling berkait dan saling mempengaruhi. Selain dari itu, ilmu sistem juga dapat digunakan untuk menganalisis kejadian pertumbuhan eksponensial, pencapaian target (goal seeking), kurva Sigmoid dan Osilasi berdasarkan simulasi dan permodelan yang didasarkan pada analisis pemecahan masalah secara menyeluruh (Powersim Software 2003). Menurut Kakiay (2004) penggunaan model dan simulasi mempunyai keuntungan: (1). Menghemat waktu, (2). Dapat merentang-luaskan waktu, (3). Dapat mengawasi sumber-sumber yang bervariasi, (4). Mengoreksi kesalahankesalahan perhitungan, (5). Dapat dihentikan dan dijalankan kembali, (6). Besaran konstanta sistem dapat diubah-ubah untuk melihat pengaruhnya. Sedangkan kelebihan penggunaan model dan simulasi menurut Levin, Rubin, Stinson dan Gardner (2002) adalah: (1). Satu-satunya metode uji-coba yang tersedia karena pada lingkungan yang sesungguhnya sulit dilakukan uji-coba dan sulit diamati. Misalnya pada penerbangan ruang angkasa lebih mudah dan lebih murah 12 .
dibandingkan dengan uji coba sesungguhnya, (2). Percobaan dan pengamatan pada sistem yang sebenarnya sangat mahal. Sebagai contoh pengoperasian pusat komputer yang besar di bawah sejumlah alternatif operasi yang berbeda akan sangat mahal untuk dijadikan uji coba, (3). Penggunaan model dan simulasi dapat lebih cepat dilihat hasilnya, misalnya ketika mempelajari respons yang akan terjadi dalam jangka waktu yang sangat panjang untuk melihat kecenderungan populasi dunia ataupun hasil suatu metode silvikultur pada tanaman kehutanan dengan skala waktu lebih dari 100 tahun, (4). Operasi dan pengamatan pada sistem yang sesungguhnya mungkin akan sangat mengganggu komponen sistem yang sangat ringkih, misalnya ketika membandingkan perubahan metode pelayanan di sejumlah rumah sakit boleh jadi akan sangat mengganggu kondisi pasien di rumah sakit tersebut jika dilakukan uji coba sebenarnya. Walaupun demikian, model dan simulasi menurut Levin et al. (2002) memiliki kelemahan antara lain : (1). Hasil simulasi boleh jadi tidak persis sama dengan dunia nyata, karena model mengandung sedikit atau banyak distorsi, (2). Simulasi bukan merupakan proses optimasi dan tidak menghasilkan jawaban, tetapi hanya memberikan suatu kumpulan tanggapan sistem atas berbagai kondisi operasi dan kelemahan yang sulit diukur, (3). Model simulasi yang sangat bagus mungkin sangat mahal dan mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan model canggih yang sangat kompleks dengan hasil yang sangat ideal. Model yang dibangun harus mirip dengan sistem nyata. Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji verifikasi dan validasi model. Uji verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model sudah sesuai dengan logika. Melalui uji verifikasi dapat dilakukan pemeriksaan apakah program komputer yang sudah disusun menghasilkan simulasi data yang sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan uji validasi merupakan uji dari model yang telah dibuat yang bersifat konseptual apakah merupakan representasi dari dunia nyata (http://library. gunadarma.ac.id/files/disk1/9/jbptgunadarma-gdl-course-2005-timpengaja-427-ve rifika-i.doc). Berikut ini disajikan matriks perbandingan verifikasi dan validasi pada model konseptual, logika dan simulasi komputer (lihat Tabel 5).
13 .
Tabel 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji verifikasi dan validasi model Model
Verifikasi
Konseptual -
Logika
Komputer atau simulasi
Sumber:
Apakah kejadian sudah dapat direpresentasikan dengan benar ? Apakah rumus matematika dan relasinya sudah benar ? Apakah ukuran statistik dapat dirumuskan dengan benar ? Apakah kode komputer memuat semua aspek logika ? Apakah statistik dan rumus dihitung dengan benar ? Apakah model mengandung kesalahan pengkodean ?
Validasi Apakah model mengandung semua elemen, kejadian dan relasi yang sudah sesuai ? Apakah model dapat menjawab pertanyaan pemodelan ? Apakah model memuat semua kejadian yang ada pada model konseptual ? Apakah model memuat semua relasi yang ada dalam model konseptual ? Apakah model komputer merupakan representasi dan miniatur dari sistem nyata ? Dapatkah model komputer menduplikasi kinerja sistem dalam dunia nyata ? Apakah output model komputer mempunyai kredibilitas dengan ahli sistem dan pembuat keputusan ?
(http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/9/jbptgunadarma-gdl-course2005-timpengaja-427-verifika-i.doc)
Sushil (1993) mengatakan bahwa sebelum hasil simulasi model dapat dipergunakan untuk membantu dalam menentukan kebijakan, terlebih dahulu perlu dilakukan validasi struktur model dan validasi perilaku tanggap (respon) yang dihasilkan dari struktur model yang telah dibuat. Lebih lanjut Sushil (1993) menyatakan dalam kasus-kasus tertentu validasi model secara kuantitatif bukan satu-satunya cara yang harus dilakukan untuk menguji apakah model yang dibuat sudah baik. Sushil (1993) kemudian menjelaskan bahwa validasi struktur model meliputi: 1. Uji kelayakan (suitability test). Uji ini untuk menjawab apakah struktur model sudah sama dengan dunia nyata.
14 .
2. Uji konsistensi dimensi (ukuran). Uji ini dimaksudkan untuk menelaah apakah satuan dimensi yang dipergunakan dalam persamaan di sebelah kiri sudah sama dengan dimensi yang ada di sebelah kanan. 3. Uji kondisi ektrim. Uji ini untuk menelaah jika masukannya bernilai nol, maka hasil simulasinya juga harus nol. 2.2. Bahan Bakar Minyak dan Gas Peradaban manusia membutuhkan bahan bakar minyak yang diperoleh dari minyak bumi. Fraksi minyak bumi setelah didestilasi berdasarkan titik didihnya dapat dibedakan menjadi bahan bakar minyak dan gas seperti terlihat pada Tabel 6. Bahan bakar khususnya untuk transportasi di Kota Bogor adalah bensin dan solar. Pada awalnya, komponen utama bensin adalah iso-oktana (C8H18) dan heptana (C7H16), sedangkan komponen utama solar adalah setana (C16H34) dan α-metil naftalena (C10H7-CH3). Tabel 6. Jenis bahan bakar hasil destilasi minyak bumi Titik Didih
Jumlah Atom Karbon
Jenis Bahan Bakar
< 20
C1 - C4
Gas alam
20 – 60
C5 – C6
Petroleum eter
60 – 100
C6 – C7
Nafta ringan
40 – 200
C5 – C10
Bensin
175 – 325
C12 – C18
Minyak tanah dan solar
250 – 400
C > 12
Minyak diesel
Sumber: Holum 1975 (dalam Holum 1977) 2.2.1. Bahan Bakar Konvensional Bahan bakar konvensional yang banyak dipergunakan saat ini adalah bensin, solar, minyak tanah dan LPG. Khusus untuk keperluan transportasi di Kota Bogor bahan bakar minyak yang umum dipergunakan adalah bensin dan solar. Kandungan bahan kimia yang terdapat dalam bensin dan solar selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
15 .
Tabel 7. Kandungan kimia dalam solar dan bensin Komponen Bensin Alifatik-rantai lurus Alifatik-bercabang Alifatik-siklik Aromatik Solar Antrasen 1-Pentilnaptalen n-nonilsikloheksan n-desilsikloheksan n-Pentadekan 2-Metiltetradekan
Rumus Kimia
Kelas Hidrokarbon
Persentase
C7H16 C8H18 C5H12 C6H6 – CH5
Heptana Iso oktana Siklo pentana Etil bensena
30 % 30 % 20 % 20 %
C14H10 C15H18 C15H30 C15H30 C15H32 C15H32
Aromatik Aromatik Naftalen Naftalen n-Parafin Iso parafin
3% 15 % 32 % 11 % 23 % 16 %
Sumber : Yuliani (2004). Selain solar juga digunakan minyak diesel. Solar biasa digunakan untuk mesin dengan putaran tinggi, sedangkan minyak diesel digunakan untuk mesin dengan putaran rendah (Karyanto 2000 dan PT Pertamina 2006a). Lebih lanjut Karyanto (2000) menyatakan bahwa solar digunakan untuk motor putaran tinggi (di atas 1000 rpm), sedangkan minyak diesel digunakan untuk mesin stasioner yang bekerja dengan putaran rendah sampai sedang antara 300 – 1.000 rpm (PT Pertamina 2006b). Minyak tanah banyak dipergunakan untuk masak di dapur, khususnya pada golongan masyarakat menengah ke bawah. Bahan bakar ini mempunyai titik didih antara 150 °C - 300 °C (PT Pertamina 2006c). Pada saat ini untuk keperluan masak-memasak selain minyak tanah banyak juga dipergunakan LPG (liquid petroleum gas). Di Indonesia bahan bakar ini lebih dikenal dengan nama Elpiji. Bahan bakar ini terdiri dari propana (C3H8) dan butana (C4H10). Komposisi propana dan butana dalam LPG di Indonesia adalah sekitar 30 : 70 yang dikemas dalam tabung dengan tekanan 5 bar (Kompas Cyber Medya 2004 dan PT Pertamina 2006d).
16 .
2.2.2. Bahan Bakar Nir-konvensional Bahan bakar minyak nir-konvensional yang kini mulai marak mendapat perhatian adalah gasohol dan biodisel. Gasohol merupakan campuran bensin dengan alkohol. Gasohol 10 adalah campuran 90% bensin dan 10% etanol, sedangkan gasohol 3 adalah campuran 97% bensin dengan 3% metanol. Bahan bakar lainnya yang prospektif adalah biodiesel. Biodiesel di Amerika umumnya berasal dari minyak kedelai dan minyak jelantah (used frying oil), sedangkan biodisel di Indonesia berasal dari minyak sawit yang diubah melalui proses esterifikasi dan trans-esterifikasi. Esterifikasi adalah proses pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam sulfat. Sedangkan trans-esterifikasi adalah proses pengubahan ester menjadi ketil atau etil ester dengan mereaksikan ester karboksilat yang berupa trigliserida dengan metanol dengan katalis KOH (Mariana 2005 dan Hambali et al., 2007). 2.3. Emisi Gas CO2 Emisi gas CO2 di kota sebagian besar berasal dari kegiatan transportasi. Kota Bogor yang terkenal dengan ”Kota Sejuta Angkot” terancam oleh polutan udara dan gas CO2. Syakuroh (2004) telah melakukan penelitian di Kabupaten Bogor. Ternyata emisi gas CO2 di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun terus meningkat. Data selengkapnya dari penelitian yang dilakukan oleh Syakuroh (2004) dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Emisi gas CO2 dari kegiatan transportasi dan proyeksi perkiraannya di Kabupaten Bogor (x 106 ton) No
Tahun
Emisi Gas CO2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
4,35 4,60 5,29 6,42 7,99 10,01 12,46 15,36
Sumber: Syakuroh (2004): 85 17 .
Kota Bogor yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Bogor, kondisi lingkungannya sama-sama terancam seperti halnya Kabupaten Bogor. Penggunaan bahan bakar berupa bensin dan solar serta LPG menghasilkan gas CO2 yang akan meningkat terus sejalan dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak dan gas. Jika terjadi penambahan 2,13 GT C setara dengan 7,81 GT CO2 akan mengakibatkan kandungan CO2 ambien meningkat sebesar 1 ppm (Trenbeth 1981 dalam CDIAC 2005). Perhitungan ini diperoleh dengan menghitung nilai massa udara sebesar 5,137 x 106 Gt. 2.4. Karakteristik Gas CO2 Gas CO2 adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa (Holum 1977). Karakteristik fisik-kimiawi gas ini adalah sebagai berikut: Tabel 9. Karakteristik fisik-kimiawi gas CO2 Karakteristik Fisik-kimiawi Nama Rumus Kimia Berat molekul Kenampakan Titik cair Titik Sublimasi Densitas Kelarutan
Karbon dioksida CO2 44 Tak berwarna dan tidak berasa 216 oK(-570C) 195 oK (-780C) 1,98 kg/m3 (gas pada 298 oK) 1,45 mg per kg air
Sumber: CDIAC (2005) Secara alami gas ini dihasilkan dari letusan gunung berapi, perombakan bahan organik dan respirasi tumbuhan serta hasil pernapasan manusia. Selain dari itu, gas ini juga dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar minyak dan gas yang banyak dipergunakan di kota. Setiap jenis bahan bakar yang dipergunakan menghasilkan jumlah emisi gas CO2 yang berbeda-beda. Rincian emisi gas yang dihasilkan oleh berbagai macam bahan bakar dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
18 .
Tabel 10. Emisi gas CO2 yang dihasilkan oleh beberapa macam bahan bakar No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Bahan Bakar
Jumlah Emisi
Satuan
2,31 2,68 2,52 1,51 1,78 3,09 1,89
kg/lt kg/lt kg/lt kg/kg kg/m3 kg/lt *) kg/m3 *)
Bensin Solar Minyak tanah LPG LNG Minyak Diesel Gas pipa
Sumber: DEFRA (2005) dan The National Energy Foundation (2005) *) Jaques (1992). Walaupun tidak dimasukkan dalam sistem, sesungguhnya manusia yang hidup juga menghasilkan gas CO2. Komposisi gas yang dihirup maupun yang dihembuskan dari pernapasan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Komposisi gas CO2 dan uap air pada hirupan dan hembusan napas (%) No Jenis Gas
Hirupan
Hembusan
1 2 3
20,71 0,04 1,25
14,6 4,0 5,9
O2 CO2 H2O
Sumber: http://www.sirinet.net/~jgjohnso/respiratory.html, 2005. Rerata manusia bernapas dalam keadaan sehat dan tidak banyak bergerak sebanyak 12 - 18 kali per menit yang banyaknya sekitar 500 ml udara pada setiap tarikan napas (Http://www/msnencarta/respiratorysystem.mh1 2005). Jadi manusia membutuhkan sebanyak 6 – 9 liter udara dalam waktu 1 menit atau 360 - 540 liter dalam waktu 1 jam. Jumlah gas CO2 yang dihasilkan dari pernapasan manusia dalam satu jam sebanyak 39,6 g CO2 (Goth 2005). 2.5. Dampak Negatif Gas CO2 2.5.1. Dampak Negatif Gas CO2 terhadap Manusia Udara mengandung 20,95% oksigen. Ketika paru menghirupnya, oksigen akan diserap masuk ke dalam darah dan membentuk oksi-hemoglobin sebanyak 98,5% dan sebanyak 1,5 % larut dalam plasma darah. Selain oksigen udara juga mengandung gas CO2. Ketika udara dihirup gas CO2 akan larut ke dalam plasma 19 .
darah dan sebagian lagi diikat oleh hemoglobin membentuk Hb-CO2 (karbaminohemoglobin).
Gas
CO2
di
dalam
darah
terdapat
dalam
tiga
bentuk
(Http://www.niehs.nih.gov/oc/factsheets/ozone/ithurts. htm 2005): •
CO2 terlarut (10% dari seluruh gas CO2 yang masuk dalam sel darah).
•
CO2 + Hb Æ Hb-CO2 : karbamino-hemoglobin yang merupakan ikatan hemoglobin dengan molekul CO2 (30%).
•
CO2 + H2O Æ HCO3- : larut dalam plasma darah yang membentuk asam bikarbonat, atas bantuan enzim karbonik anhidrase (60%). Pada lingkungan yang konsentrasi gas CO2-nya tinggi gas ini dapat
mengancam kesehatan manusia (http://people.eku.edu/ritchisong/301notes6.htm dan http://www.cdli.ca/~dpower/resp/exchange.htm#Cellular 2005 dan Aerias 2005). Lebih lanjut Aerias (2005) menyatakan bahwa kadar gas CO2 yang dapat mengancam kesehatan manusia lebih dari 1,5%. Jika kadar gas ini melebihi 3% dapat mengakibatkan gejala sakit kepala dan kelelahan yang disertai dengan napas cepat, hilang kesadaran, bahkan kematian (http://www.health.state.mn.us/divs/eh/ air 2004) dan http://www.ccohs.ca/oshanwers/chemicals/chem_profiles/carbondioxide/health_cd.html 2004). Oleh sebab itu, konsentrasinya di udara ambien diusahakan tidak lebih dari 0,5%. Dengan adanya kontaminan gas CO2, maka jumlah yang terlarut yang dibawa oleh plasma darah menjadi semakin tinggi yang akan menggeser gas oksigen, karena kelarutan gas ini 20 kali lebih kuat dari pada kelarutan gas oksigen (Http://www.niehs.nih.gov/oc/factsheets/ozone/ithurts.htm 2005). 2.5.2. Dampak Negatif Gas CO2 terhadap Lingkungan Hidup Selain gas ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia, meningkatnya kandungan gas ini beserta gas rumah kaca lainnya seperti: CH4, CFC, N2O dan O3 yang terdapat di udara ambien akan menahan radiasi balik (reradiation) dalam bentuk gelombang panjang yang memiliki energi termis, sehingga mengakibatkan naiknya suhu udara bumi melalui efek rumah kaca. Gas CO2 dapat menahan sinar inframerah jauh dengan panjang gelombang 13 - 19 μm (http://www.able2know.com/forums/about44061-0-asc-1980.html 2006), sedangkan menurut Sunu (2001) panjang gelombang yang diserap 12,5 - 17 μm. 20 .
Gas CO2 merupakan gas penyusun atmosfer yang konsentrasi di lingkungan yang tidak tercemar sebesar 0,03%. Oleh karena gas ini di lingkungan yang tidak tercemar sekalipun ada namun konsentrasinya rendah, maka sebagian ahli menyatakan gas ini bukan sebagai pencemar udara. Keberadaan gas ini di alam selain untuk bahan baku fotosintesis juga gas ini dapat menahan radiasi balik dalam bentuk gelombang panjang yang kemudian akan mengakibatkan suhu udara bumi menjadi lebih hangat. Suhu rerata udara bumi sekitar 15oC (Stuart dan Costa 1998). Lain halnya jika di atmosfer bumi tidak ada gas CO2, maka suhu udara bumi -18oC (Sinclair dan Gardner 1998). Keberadaan gas ini di atmosfer sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Masalah ini akan dibahas kemudian pada Bab 2.6. Walaupun kadar gas ini semula sangat rendah, namun konsentrasinya dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 1860 konsentrasinya 280 ppm, kemudian pada tahun 1950 menjadi 306 ppm, tahun 1960 sebesar 313 ppm, tahun 1971 menjadi 321 ppm, tahun 1999 sebesar 345 ppm dan tahun 2004 menjadi 378 ppm. Lebih jauh Stuart dan Costa (1998) menyatakan bahwa 75% pertambahan berasal dari pembakaran bahan bakar minyak dan gas (Gambar 2). Emisi Karbon Global
Juta ton
Gambar 2. Emisi gas CO2 dari penggunaan bahan bakar fosil dan produksi semen. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_dioxide. Diperkirakan nanti pada tahun 2100 konsentrasinya akan menjadi dua kali lipat dari yang ada sekarang ini. Jika prediksi itu benar-benar terjadi, maka suhu udara akan meningkat sebesar 1,0 – 5,5oC (Sinclair dan Gardner 1998). Pengaruh dari pemanasan global antara lain: cuaca menjadi lebih ekstrim, evapotranspirasi meningkat, suhu udara meningkat, permukaan air laut meningkat, kebakaran 21 .
hutan bertambah, migrasi satwa dan kelangkaan air (http://en.wikipedia. org/wiki/Effects of global warming 2006). Suhu udara memang berfluktuasi, namun mempunyai kecenderungan terus meningkat, apalagi pada dua dasawarsa belakangan ini, seperti terlihat pada Gambar 3 berikut ini.
Rerata tahunan Rerata 5 tahunan
Gambar 3 . Fluktuasi suhu udara dari tahun 1860 – 2000. Sumber: Http://data.giss.nasa.gov/gistemp/2005. Dengan memperhatikan Gambar tersebut di atas para ahli lingkungan dan iklim sepakat telah terjadi peningkatan suhu udara yang mengkhawatirkan, namun tidak semua sepakat bahwa penyebabnya hanya karena gas-gas rumah kaca. Jika dikaji secara menyeluruh naiknya suhu udara bumi selain akibat efek rumah kaca, juga dapat diakibatkan karena bahang (heat, kalor) yang dihasilkan oleh beberapa macam kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan semakin hangatnya udara. Beberapa kegiatan manusia modern yang menghasilkan kalor antara lain: penggunaan AC di daerah tropika dan penghangat ruangan di daerah dingin (heater dan tungku pemanas ruangan), kebakaran hutan, gas yang sengaja dibakar (flare), kegiatan masak memasak di rumah, restoran dan hotel, pesawat udara dan kapal laut serta industri dan kendaraan bermotor. Kesemuanya itu menghasilkan bahang yang akan menghangatkan udara. AC misalnya, udara yang dihembuskan ke dalam ruangan adalah udara dingin, sedangkan udara yang dihembuskan ke luar ruangan adalah udara panas. Pesawat udara bermesin jet akan memanaskan 22 .
udara yang sangat dingin sampai dengan ketinggian 3.000 m. Kapal laut akan memanaskan udara yang ada di permukaan laut. Kegiatan masak-memasak juga akan menghasilkan bahang. Jadi kesemuanya itu menghasilkan bahang (kalor) yang dapat memanaskan udara yang ada di permukaan bumi. Bahang (heat) yang dihasilkan itu tidak dapat menembus ke luar atmosfer, karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Maka suhu udara bumi akan semakin hangat. Akibat dari menghangatnya suhu udara bumi, es di kedua kutub akan mencair sehingga banyak kota yang terletak di pesisir akan tenggelam. Akibatnya, ekosistem mangrove dapat terganggu, demikian juga dengan kota-kota yang terletak di tepi pantai dapat terendam air laut. Dampak negatif lainnya berupa bergesernya satwa liar yang sensitif terhadap pemanasan global. Meningkatnya suhu udara mengakibatkan habitat satwa liar yang semula nyaman menjadi lebih panas, sehingga mereka akan berpindah mencari tempat baru yang lebih nyaman. Peningkatan suhu udara sebesar 1 oC akan mengakibatkan satwa akan berpindah sejauh 100-150 km mendekati kutub atau ke tempat 150 m lebih tinggi dari tempat hidupnya semula (http://www.cook.utgers.edu/~humeco/courses/gm classes/global/classnotes/possible_consequences_of_global_.htm
2006
dan
http://
mason.gmu.edu/~klargen/111lectclimatechange.htm 2006). 2.6. Fotosintesis dan Respirasi Fotosintesis adalah proses metabolisme pengubahan CO2 dan H2O menjadi karbohidrat dengan bantuan klorofil dan cahaya matahari. Proses ini berlangsung di dalam butir kloroplas, yang terdiri dari dua bagian yakni: (1) Tilakoid yang tersusun dari grana yang memungkinkan terjadinya pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia (foto-fosforilasi) dan (2) Bagian cair (kurang padat) yang disebut lamela yang merupakan tempat terjadinya reduksi CO2 pada reaksi gelap. Gas CO2 sebagai bahan utama fotosintesis masuk melalui stomata. Laju fotosintesis daun tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor (Bildwell (1974), Kramer dan Kozlowski (1979), Smith (1981), Schulze dan Caldwell (1995), Taiz dan Zeiger (1991), Bell dan Treshow (2002) serta Lakitan (2004):
23 .
a. Perbedaan jenis tumbuhan Tumbuhan berdasarkan fotosintesisnya dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yakni jenis C-3, C-4 dan CAM. Tanaman C-4 antara lain: jagung, tebu dan sorgum. Tanaman kehutanan umumnya tergolong ke dalam C-3. Nenas dan kaktus termasuk golongan CAM (Crassulacean Acid Metabolism). Setiap jenis tumbuhan mempunyai laju fotosintesis yang berlainan. Ada tanaman yang memiliki laju sink gas CO2 yang tinggi dan ada juga yang memiliki laju sink yang rendah. b. Umur daun Laju fotosintesis dipengaruhi oleh umur daun. Daun muda umumnya mempunyai kemampuan fotosintesis yang masih rendah yang kemudian akan meningkat dengan bertambahnya umur dan luasan daun. Setelah ukuran daun mencapai maksimum, maka daun akan menjadi tua dan berubah warna menjadi kuning karena klorofil mulai rusak. Kemampuan fotosintesis daun dengan klorofil yang mulai rusak akan menurun bahkan akan terhenti jika klorofilnya sudah sangat rusak. c. Letak daun Daun yang terletak di bagian dalam tajuk kurang cukup mendapat cahaya matahari. Akibatnya laju fotosintesis daun yang terletak di bagian dalam tajuk umumnya lebih rendah daripada daun yang terletak di tepi luar tajuk yang mendapat cahaya matahari yang cukup. d. Fase pertumbuhan Tumbuhan yang sedang tumbuh, sedang berbunga dan berbuah memiliki laju fotosintesis yang tinggi dan laju translokasi fotosintat yang tinggi pula. Sebaliknya tumbuhan yang sedang istirahat laju fotosintesisnya rendah. e. Intensitas cahaya matahari Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tumbuhan berbeda-beda. Ada jenis tumbuhan yang pertumbuhannya baik pada cahaya matahari penuh dan ada pula tumbuhan yang pertumbuhannya baik pada kondisi ternaungi (shade plants).
24 .
f. Konsentrasi gas CO2 Gas CO2 merupakan bahan yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Oleh sebab itu, jika konsentrasi gas ini semakin meningkat, maka hasil fotosintesis akan meningkat pula. Walaupun demikian secara umum konsentrasi gas yang melebihi 1.000 – 2.000 ppm akan berpengaruh buruk pada fotosintesis. g. Suhu udara Laju fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya suhu udara, karena proses biokimia menjadi lebih cepat. Namun pada suhu yang sangat tinggi enzim yang berperan dalam fotosintesis menjadi rusak, sehingga fotosintesis akan terganggu. h. Ketersediaan air tanah dan kelembaban udara Bahan yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis selain gas CO2 juga air. Oleh sebab itu, jika tumbuhan kekurangan air, maka translokasi air dari akar ke daun berkurang. Untuk mengurangi daun kehilangan air, terlebih lagi pada keadaan kelembaban udara sangat rendah, maka bukaan stomata daun akan mengecil bahkan menutup. Dengan demikian masuknya gas CO2 ke dalam daun lewat stomata akan berkurang. Akibatnya proses fotosintesis juga akan menurun. i. Kesehatan daun Daun yang terserang penyakit menyebabkan tidak bisa melakukan fotosintesis secara baik. Tab-toksin yang dihasilkan oleh Pseudomonas syringae atau ten-toksin yang dihasilkan oleh Alternaria tenuis dapat mempengaruhi fotosintesis tumbuhan (Agrios 1997). j. Polutan udara Beberapa polutan dapat mempengaruhi fotosintesis. Gas SOx, NOx, ozon dan hujan asam dapat mempengaruhi proses fotosintesis, baik melalui proses terbentuknya kloroplas maupun dalam mempengaruhi umur kloroplas serta proses biokimia yang terjadi dalam daun. 2.7. Tumbuhan sebagai Penyerap gas CO2 Gas CO2 yang dihasilkan oleh berbagai proses di alam ketika manusia belum mencemari lingkungan akan dapat diserap kembali oleh mikrofita (tumbuhan renik) dan makrofita (tumbuhan) baik yang terdapat di perairan 25 .
maupun di daratan. Tumbuhan dapat menyerap gas CO2 melalui proses fotosintesis berdasarkan rumus: 6 mol CO2 + 12 mol H2O + 675 cal Æ 1 mol C6H12O6 + 6 mol O2 + 6 mol H2O 264 g
216 g
180 g
192 g
108 g
Kemampuan tanaman dalam menyerap gas CO2 bermacam-macam. Menurut Purnama (2003), pertambahan tanaman kehutanan sekitar 8 - 25 ton C/ha/tahun setara dengan 29,36 - 91,75 ton CO2/ha/tahun. Umur rotasi tanaman 740 tahun. Sedangkan menurut Gordinho et al., (2003), tanaman mahoni yang berumur 11 tahun dengan kepadatan 940 pohon/ha mempunyai daya serap sebesar 25,40 ton CO2/ha/tahun; sedangkan tanaman mangium dengan umur yang sama namun kepadatannya 912 pohon/ha mempunyai daya serap 23,64 ton CO2/ha/tahun; sementara tanaman sungkai yang berumur 8 tahun dengan kepadatan 1.016 pohon/ha mempunyai daya serap 18,06 kg CO2/ha/tahun. Sedangkan menurut Urban Forestry Administration District of Columbia (2004) pohon hutan kota dapat menyerap gas CO2 sebanyak 6,42 ton/ha/tahun. Simpson dan McPherson (2001) memperkirakan kemampuan tanaman yang berumur 35 tahun yang tumbuh di Barat laut Pasifik mampu menyerap CO2 sebanyak 50-100 kg CO2/pohon/tahun. Metro TV pada tanggal 10 Juni pukul 14.30-15.00 dalam siaran yang berjudul Earth Report is a Carbon Neutral Program dari National Geographic menyatakan satu pohon dapat menyerap gas CO2 sebanyak 20 kg/tahun. Kemampuan sink gas CO2 juga pernah diteliti oleh Moerdiyarso et al. (1999) yang melaporkan bahwa tanaman Acacia mangium dan Gmelina arborea yang berumur antara 2 – 8 tahun di Parung Panjang, Jasinga Bogor mempunyai laju fiksasi masing-masing sebesar 0,64 – 3,98 ton CO2/ha dan 1,14 – 1,62 ton CO2/ha pada lingkungan yang konsentrasi ambien gas ini antara 300 – 351 ppm. Sementara Brown (1982) dalam Moerdiyarso et al. (1999) menyatakan kemampuan hutan alam dalam menyerap gas ini sebesar 73,4 – 256,9 ton CO2/ha. Sementara Hairiah et al. (2001) menyatakan bahwa jenis tanaman kehutanan cepat tumbuh (sengon) dapat menyerap sebanyak 9 Mg C/ha/tahun atau setara dengan 33,03 ton CO2/ha/tahun, sedangkan jenis lambat tumbuh sebesar 4,5 26 .
Mg C/ha/tahun atau setara 16,52 ton CO2/ha/tahun. Sementara tanaman perkebunan (kopi) 2,2 Mg C/ha/tahun yang setara dengan 8,07 ton CO2/ha/tahun. IPCC (2000) serta Pretty dan Ball (2001) dalam Niles et al., (2001) menyatakan tanaman semusim (padi) menyerap gas CO2 sebanyak 0,37 ton/ha/tahun, sedangkan daya serap kebun campuran sebanyak 2,94 ton CO2/ha/tahun sementara semak dan rumput sebanyak 3,30 ton CO2/ha/tahun. Menurut Nobel (1991), penyerapan gas CO2 oleh hutan sebesar 2,76 ton/ha/tahun, sedangkan menurut Bernatzky (1978), 1 pohon Beach menyerap gas CO2 2,35 kg/jam dan menghasilkan gas O2 sebanyak 1,71 kg/jam. Air yang dibutuhkan sebanyak 0,96 kg/jam dan karbohidrat yang dihasilkan sebanyak 1,6 kg/jam. Lebih lanjut Bernatzky (1978) menyatakan hutan dengan pepohonan, semak, perdu dan rumput membutuhkan 900 kg gas CO2 per hari atau 328,5 ton CO2/ha/tahun dan menghasilkan 0,60 ton O2/ha/tahun atau 219,0 ton O2/ha/tahun. Sedangkan menurut Iverson et al. (1993) nilai sink gas CO2 untuk hutan 58,26 ton/ha, kebun 52,40 ton/ha serta semak dan rumput 3,30 ton/ha. Daya sink gas CO2 dari beberapa varietas tanaman padi berlainan menurut varietasnya antara 25 – 65 mg CO2 per dm2 lembar daun per jam (Indradewa dan Putra 2007). IPCC (2006) menyatakan daya sink beberapa tipe penutupan lahan adalah sebagai berikut : Tabel 12. Daya sink gas CO2 di beberapa tipe penutupan lahan Tipe Penutupan Lahan Ladang Sawah Agroforestry : - Multi jenis - Sederhana dengan kerapatan tinggi Semak dan Rumput Hutan Kebun
Daya Sink Gas CO2 (t CO2/ha/jam) (t CO2/ha/tahun) 0,15 657,00 0,04 175,20 0,84 - 1,68 2,93 - 3,77
3.679,20 – 7358,40 12.833,40 – 16.512,60
0,34 0,13 0,13
1.489,20 569,40 569,40
Sumber : Http://www.159.226.205.101/climatechange2/IPCC/report/land/ch9910/ report%5Csinksch4 : 110 (data telah diolah).
27 .
2.8. Respoons Tumbu uhan terhad dap Pening gkatan Kon nsentrasi G Gas CO2 Daari beberappa penelitiaan yang peernah dilakuukan tangggapan tumb buhan terhadap peningkataan konsentrrasi gas CO C 2 berbedda-beda meenurut jeniisnya. mbuh akan meningkat sebanyak 54%, sedan ngkan Pertumbuhhan tanamaan cepat tum tanaman lambat l tum mbuh sebesaar 23%. Seecara umum m dapat dinnyatakan bahwa b peningkataan konsentrrasi gas ini sebanyak 2 kali akan mengakibat m tkan pening gkatan pertumbuhhan tanamaan sebesar 40-50%. Produksi P taanaman keddelai menin ngkat sebanyak 32 % padaa paparan konsentrasi k CO2 ambieen semula 315 µmol mol-1 mudian ditinngkatkan menjadi m 630 0 µmol mol-1 (Sinclaair dan Gaardner yang kem 1998). Paada tanamaan gandum m, pengaru uh peningkkatan CO2 selama in nisiasi pembungaaan mengakkibatkan peningkatan jumlah j buliir (kernel) ddan pening gkatan ukuran buulir. Untuk padi, p jumlah gabah perr malai dann massa gabbah per biji tidak berubah dengan meniingkatnya konsentrasi k gas g CO2 (Siinclair dan G Gardner 19 998).
naman Gambar 4. Pengaruh peningkatann konsentraasi gas CO2 pada laju assimilasi tan kedelai. Suumber: Junee (2003).
Gambar 5. Hubungann antara suhhu daun deng gan laju asimilasi tanam man kedelai Sumber: June J (2003)). 28 .
June (2003) menyatakan tanaman kedelai yang diberi perlakuan dengan konsentrasi gas CO2 ambien 700 μmol mempunyai laju asimilasi lebih besar daripada tanaman yang mendapat paparan 350 μmol (lihat Gambar 4). Sedangkan pada Gambar 5 hasil penelitiannya menggambarkan hubungan antara laju sink gas CO2, suhu daun yang mendapat konsentrasi 350 dan 700 μmol. Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa titik suhu maksimum tanaman kedelai yang mendapat paparan 350 μmol pada 29oC, sedangkan titik maksimum suhu tanaman yang mendapat paparan 700 μmol pada 33oC (June 2003). 2.9. Hutan Kota Hutan kota yang efektif dan efisien perlu dibangun agar kota menjadi lebih sejuk, segar, sehat, nyaman, hijau dan berbunga. Hutan kota harus fungsional, artinya tanaman harus dapat berfungsi dalam pengelolaan lingkungan (Dahlan, 2004). Keberfungsian tanaman harus disesuaikan dengan masalah lingkungan yang telah ada atau diperkirakan akan muncul di masa yang akan datang. Dengan adanya hutan kota yang luas dan fungsional diharapkan kualitas lingkungan kota dan sekitarnya akan meningkat dan daya dukung kota pun akan tinggi. Definisi hutan kota bermacam-macam. Jorgensen dalam French (1975) mendefinisikan, hutan kota adalah: “Pepohonan dan hutan di dalam kota dan di sekitar kota yang berguna dan berpotensi sebagai pengelola lingkungan perkotaan oleh tumbuhan dalam hal: ameliorasi iklim, rekreasi, estetika, fisiologi, sosial dan kesejahteraan ekonomi masyarakat kota”. Wenger dalam Forestry Handbook (1984) menyatakan: “Perhutanan Kota adalah pengelolaan lahan milik umum maupun pribadi di wilayah perkotaan”. Sementara Miller (1988) menyatakan: “Hutan Kota adalah semua pepohonan dan vegetasi lain yang berada di dalamnya yang berada di dalam wilayah hunian manusia baik dari komunitas yang kecil dengan wilayah yang sempit sampai wilayah metropolitan yang sangat luas. Persatuan Ahli Kehutanan Amerika Serikat menyatakan: “Perhutanan Kota adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pengelolaan pepohonan dan sumberdaya hutan di dalam maupun di sekitar ekosistem perkotaan yang bermanfaat untuk fisiologi, sosiologi, ekonomi manusia dan manfaat ekologis lainnya serta untuk meningkatkan estetika lingkungan kota dan 29 .
perkotaan (Helms 1998). Sedangkan PP No. 63 tahun 2002 menyatakan bahwa hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. 2.10. Studi Kebutuhan Luasan Hutan Kota Dahlan dalam buku: Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota yang diterbitkan oleh IPB Press tahun 2004 menyatakan ada empat hal yang harus diperhatikan dalam membangun hutan kota yakni: (1). Pemilihan tanaman yang cocok dengan keadaan setempat. (2). Pemilihan tanaman sesuai dengan fungsi dalam pengelolaan lingkungan. (3). Estetika. (4). Luasannya. Luasan hutan kota perlu diperhatikan agar fungsinya dalam pengelolaan lingkungan dapat dirasakan keberadaannya. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penentuan luasan hutan kota akan dijelaskan berikut ini. Wisesa (1988) dalam skripsinya yang berjudul Studi Pengembangan Hutan Kota di Wilayah Kotamadya Bogor telah menghitung kebutuhan luasan hutan kota sebagai pemasok oksigen. Kebutuhan luasan hutan kota untuk kotamadya Bogor yang luas keseluruhannya 11.850 ha pada tahun 1988 adalah 1.136,8 ha (9,59% dari luas Kotamadya Bogor) dan pada tahun 1995 menjadi 1.843,96 ha (15,56%). Penelitian lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan luasan hutan kota yang telah dilakukan di Kota Bogor adalah penelitian yang dilakukan oleh Herdiansyah tahun 2006 yang berjudul Penentuan Luasan Optimal Hutan Kota sebagai Gas Karbondioksida. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa luasan hutan kota yang diperlukan pada tahun 2005 dan 2020 masing-masing seluas 1.970,97 ha (16,63 %) dan 3.108,08 ha (26,23%). Nasihin (2003) juga melakukan penelitian kebutuhan hutan kota di perkotaan Kuningan pada tahun 2003. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa luasan hutan kota yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen untuk manusia dan kendaraan bermotor seluas 30,22 % pada tahun 2003 dan pada tahun 2010 menjadi 59,67 % dari total luas perkotaan Kuningan. Selain dari itu Septriana (2005) melakukan penelitian tentang kebutuhan luasan hutan kota di Kota Padang. Kebutuhan luas hutan kota berdasarkan konsumsi oksigen oleh manusia, kendaraan bermotor, hewan ternak dan industri 30 .
di Kota Padang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu dari tahun 2003 sampai tahun 2020 luas hutan kota yang dibutuhkan antara 8.623,65 - 14.894,61 ha atau 12,41 - 21,43% dari total wilayah Kota Padang, sedangkan luas ruang terbuka hijau yang ada seluas 41.242,25 ha (59,34%) dan luas hutan kotanya 36.915,9 ha (53,12%), sehingga masih melebihi kebutuhan hutan kota untuk tahun 2003 bahkan sampai tahun 2020. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan luasan hutan kota adalah Tinambunan yang melakukan penelitian di Kota Pekanbaru pada tahun 2006. Kota Pekanbaru luasnya 63.226 ha terdiri dari 8 kecamatan. Berdasarkan analisis Citra tahun 2004, luasan ruang terbuka hijau yang ada sebesar 31.750,34 ha, sedangkan ruang terbuka hijau yang diperlukan sebagai penyerap gas CO2 seluas 27.337,34 ha (Tinambunan 2006).
31 .
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2005 sampai dengan Juni 2007 di Kota Bogor. Pengukuran konsentrasi gas CO2 ambien sebagai penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Februari 2006 di 5 lokasi yakni: Warung Jambu, Tugu Kujang Baranang Siang, Pertigaan Ekalokasari, Jembatan Merah dan Hutan Penelitian Dramaga yang kemudian dilakukan penelitian berikutnya pada bulan Juni 2006 (musim kemarau) dan Februari 2007 (musim penghujan) di 10 lokasi: Warung Jambu, Tugu Kujang Baranang Siang, pertigaan Ekalokasari, Jembatan Merah dan Pasar Bogor sebagai tempat dengan kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi dan di Taman Koleksi Cimanggu, Hutan Penelitian Dramaga, Bogor Lake Side, kompleks Indraprasta dan Ciremai Ujung sebagai lokasi dengan kepadatan kendaraan yang rendah pada pukul 7.30 – 9.00. Peta penyebaran lokasi pengukuran konsentrasi gas CO2 ambien dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengukuran daya sink gas CO2 oleh pohon pada semua jenis tanaman dengan diameter yang hampir sama sekitar 30 - 40 cm dan atau memiliki ketinggian tajuk pohon yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi variasi keadaan tajuk pohon akibat umur yang terlalu berbeda. Pengukuran daya sink pada penelitian pertama dengan menggunakan alat pengukur laju fotosintesis ADC LCA-4 dilakukan di rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB. Penelitian selanjutnya daya sink gas CO2 oleh pohon dilakukan dengan metode kadar karbohidrat pada daun. Lokasi tanaman contoh untuk penelitian pendahuluan adalah Arboretum IPB dan untuk penghitungan daya sink gas CO2 per pohon dilakukan di Kebun Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga. Sepeti telah dijelaskan terdahulu bahwa pengukuran konsentrasi gas CO2 ambien dilakukan di 10 lokasi yakni: Warung Jambu, Tugu Kujang Baranang Siang, Pertigaan Ekalokasari, Jembatan Merah dan Pasar Bogor sebagai tempat dengan kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi dan di lima lokasi lainnya yakni di Taman Koleksi Cimanggu, Hutan Penelitian Dramaga, kompleks Indraprasta, Bogor Lake Side dan Ciremai Ujung sebagai lokasi dengan kepadatan 32 .
kendaraan yang rendah. Pengukuran konsentrasi Gas CO2 ambien contoh dilakukan dengan menginjeksikan ke dalam botol yang akan dijelaskan kemudian pada Bab 3.8. sementara pengukuran kadar karbohidrat dijelaskan pada Bab 3.11.2, Bab 3.11.3.dan Bab 3.11.4. Pengukuran kadar gas maupun kadar karbohidrat daun dilakukan di laboratorium, masing-masing menggunakan alat gas kromatografi dan spektrofotometer di Laboratorium Pasca Panen dan Balai Besar Biologi Genetika, Cimanggu, Bogor. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah sodalime, drierite, alkohol 70%, HCl 0,7 N, NaOH 1 N, fenol merah, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, pereaksi Cu, pereaksi Nelson, akuades, cutex, kertas saring, kantong plastik dan koran bekas, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah ADC LCA-4 (IRGA, Infra Red Gas Analysis), spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 µm, Leaf Area Meter (LAM) untuk mengukur luas daun, kromatografi gas, mikroskop, pemindai (Scanner) luas daun, spuit 20 ml dan jarumnya, injektor 2 μl, neraca analitik, penghitung tangan (hand counter), penangas air, mortar dan cawan porselen, oven, silet dan gunting. Alat-alat gelas yang digunakan berupa tabung kaca bersumbat karet dengan volume 25 ml, labu ukur 100 ml, pipet 10 ml, tabung reaksi, gelas objek dan gelas penutup (cover glass). 3.3. Komponen Penelitian dan Parameter yang Diamati Penelitian ini terdiri dari 7 sub-penelitian yang fungsi dan kedudukannya masing-masing dapat dilihat dalam matriks seperti tercantum dalam Tabel di bawah ini:
33 .
Tabel 13. Matriks tabulasi penelitian Sub-penelitian
Parameter yang diukur
Sumber data Hasil yang diharapkan
Perhitungan kebutuhan BBMG serta prediksi di masa yang akan datang
Jumlah BBMG
Pertamina dan BPS Kota Bogor
Konstanta penggunaan BBMG per orang per tahun.
Perhitungan Emisi Gas CO2
Jumlah penduduk, jumlah kebutuhan dan faktor emisi dari setiap jenis BBMG Jumlah kendaraan
Pertamina, BPS Kota Bogor dan Internet
Konstanta emisi gas CO2 dari BBMG.
Kadar gas CO2 Kemampuan sink gas CO2 oleh beberapa tanaman
Data primer
Penghitungan kepadatan kendaraan Pengukuran kadar gas CO2 ambien Penentuan Kemampuan serapan atau sink gas CO2 Analisis luasan ruang terbuka hijau dan perhitungan perubahan luasan ruang terbuka hijau
Luasan setiap bentuk ruang terbuka hijau pada tahun yang berbeda
Penentuan kebutuhan luasan hutan kota dengan sistem dinamik
Jumlah dan pertambahan penduduk, penggunaan BBMG. Konstanta emisi BBMG.
Data primer
Nilai emisi gas CO2 (dalam ton gas CO2)
Kepadatan kendaraan tertinggi
Kadar gas CO2 di musim kemarau dan musim hujan Sink gas Kemampuan sink gas CO2 CO2 dengan per jenis per pohon. alat dan metode karbohidrat Pemda Kota Luasan vegetasi rapat, Bogor, vegetasi jarang, sawah, laporan semak dan rumput. P4W LPPM Persentase penurunan setiap IPB dan bentuk ruang terbuka hijau skripsi mahasiswa Data sekunder: internet dan pustaka, Pertamina, Pemda Kota Bogor.
Kebutuhan luasan hutan kota berdasarkan hasil simulasi.
34 .
3.4. Asumsi dan Batasan Penelitian Beberapa asumsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: •
Lingkungan udara Kota Bogor merupakan lingkungan yang tertutup. Tidak ada angin yang membawa atau mengeluarkan gas CO2 dari dan atau ke dalam kota.
•
Penambahan gas CO2 ke udara ambien yang dimasukkan dalam sistem perhitungan hanya yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak dan gas berdasarkan data dari PT Pertamina.
•
Kendaraan yang masuk ke dalam Kota Bogor dianggap sama dengan kendaraan yang ke luar dari kota Bogor. Oleh sebab itu, emisi dari kendaraan yang masuk dianggap sama dengan emisi kendaraan yang ke luar dari Kota Bogor.
•
Teknologi mesin di masa yang akan datang tidak berbeda secara nyata dengan teknologi ketika penelitian ini dilakukan.
•
Jumlah konsumsi bahan bakar dan penggunaan lahan terbangun per jiwa sampai dengan tahun 2100 nanti tidak berbeda secara nyata dengan ketika penelitian ini dilakukan.
•
Gas CO2 hasil pernapasan makhluk hidup dan hasil perombakan bahan organik tidak dimasukkan dalam sistem.
•
Gas CO2 hasil pembakaran sampah dan proses bentukan lainnya, termasuk pembentukan CO2 dari gas CO tidak dimasukkan dalam perhitungan dalam sistem.
•
Tidak ada pengaruh balik akibat meningkatnya konsentrasi gas CO2 terhadap pertambahan populasi manusia dan pertumbuhan pohon.
•
Proses pelapukan batuan, bahan organik, halilintar dan lain sebagainya dianggap tidak menghasilkan gas CO2.
•
Gas CO2 selama berada di udara tidak mengalami perubahan fisik dan juga tidak mengalami perubahan kimiawi.
•
Nilai laju penurunan luasan ruang terbuka hijau di masa yang akan datang, sama dengan ketika penelitian ini dilakukan.
35 .
•
Pengurangan jumlah pohon akibat adanya pohon tumbang dianggap tidak ada. Penambahan jumlah pohon sebagai akibat dari penambahan pohon dalam program pengembangan hutan kota.
•
Laju sink gas CO2 oleh daun dalam proses fotosintesis tidak mengalami perubahan berdasarkan kedudukan matahari secara harian maupun bulanan.
•
Laju sink gas CO2 oleh daun tidak mengalami perubahan akibat meningkatnya konsentrasi gas CO2 ambien.
•
Kemampuan sink gas CO2 yang dilakukan oleh padi sawah, rumput dan semak dianggap rata sepanjang tahun.
•
Kemampuan sink gas CO2 oleh tanaman palawija sama dengan kemampuan sink oleh padi sawah, karena data kemampuan sink oleh tanaman palawija tidak ada.
•
Semak dan rumput yang berada di bawah tajuk pohon tidak dihitung sebagai penyerap gas CO2.
3.5. Kerangka dan Rancang-bangun Penelitian Manusia menggunakan bahan bakar minyak seperti bensin, solar, minyak tanah dan gas (LPG dan gas negara) yang kemudian akan menghasilkan gas CO2 yang dapat menurunkan kualitas lingkungan kota. Oleh sebab itu, gas ini perlu diturunkan konsentrasinya di udara ambien ke tingkat yang aman yaitu sekitar 300 – 350 ppm atau sedapat mungkin peningkatan konsentrasinya di udara ambien dapat ditekan serendah mungkin, tidak melonjak secara drastis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membangun hutan kota. Hal ini perlu dilakukan mengingat ruang terbuka hijau yang ada mempunyai kecenderungan luasannya terus menurun, karena beralih fungsi menjadi areal terbangun. Keterkaitan masalah akibat meningkatnya jumlah penduduk dengan penggunaan bahan bakar minyak dan gas serta hubungan antara gas CO2 dengan luasan ruang terbuka hijau dan kebutuhan terhadap pembangunan dan penambahanan luasan hutan kota terlihat pada diagram simpal yang terdapat pada Gambar 6.
36 .
+
Lahan Pengembangan
-
Manusia
Luasan Hutan Kota
+
-
+ +
+
Lahan Terbangun Penggunaan BBM & G
-
Pembagunan Hutan Kota
+
-
+
+
Gas CO2
Kebutuhan Hutan Kota
+
RTH
Gambar 6. Diagram simpal yang menggambarkan hubungan keterkaitan antara jumlah penduduk, penggunaan bahan bakar minyak dan gas, ruang terbuka hijau dan kebutuhan hutan kota. Analisis input-output dan rancang-bangun penelitian yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8 berikut ini. Rincian model rancang-bangun yang dibuat berdasarkan program Power analyst dari Piranti Lunak PowerDesigner Process Analyst dapat dilihat pada Lampiran 2.
37 .
• • • •
• • •
INPUT LINGKUNGAN Bencana alam Iklim dan cuaca Peraturan perundangan
•
RUTR Kota Bogor OUTPUT DIKEHENDAKI
INPUT TAK TERKENDALI Dukungan PEMDA dan DPRD Jumlah penduduk Harga bahan bakar minyak dan gas Luasan ruang terbuka hijau
•
Konsentrasi gas CO2 dapat dikendalikan
•
Luasan hutan kota cukup
•
Lingkungan kota yang sehat, sejuk dan tidak terpolusi
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA
OUTPUT TAK DIKEHENDAKI
INPUT TERKENDALI • Alokasi lahan • Luasan hutan kota • Dana pembangunan dan pemeliharaan hutan kota
• Biaya pembangunan dan pemeliharaan • Kebutuhan kebun bibit • Menurunnya ketersediaan lahan • Sampah berupa serasah • Penggunaan hutan kota untuk peruntukan lainnya PARAMETER: • Luasan Hutan Kota MANAJEMEN HUTAN KOTA
Gambar 7. Analisis input-output pembangunan dan pengembangan hutan kota di Kota Bogor. 38 .
1 Analisis Emisi
Emisi
BBMG
5
Analisis Kebutuhan Hutan Kota
Analisis Rosot Rosot
Data Sekunder 13
Udara
6
Data Primer ADC LCA4
Metd Karbohidrat Pohon
2 Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan
7
8
Penelitian di Arboretum IPB
Penelitian di Rumah Kaca
Waktu Padat Kendaraan Tertinggi
Hasil KH
4
Analisis Luasan dan Penurunan
Hasil Alat Pengujian Metoda
3 Pengambilan Sampel CO2 Ambien
Bentuk dan Luasan RTH
Met KH HPD
Met KH KRB
Bahan Bakar
R_T_H
9
10
KRB
HPD
Perhitungan Rosot
14
Perhitungan Emisi
11
Rosot CO2 Klasifikasi Daya oleh RTH Rosot CO2 oleh Rosot Pohon HPD Rosot Pohon KRB Pohon HK Rosot Jenis RTH klasiifikasi
Analisis Gas Kromatografi
Jumlah Emisi CO2
Konsentrasi CO2 Ambien
Kelas Daya Rosot
Rosot oleh RTH
Nilai konstanta Rosot Jenis HK
Nilai level CO2 Ambien
16
Simulasi Emisi Gas CO2 dan Rosotnya oleh RTH dan HK dengan Program Powersim
Nilai konstanta Rosot Jenis RTH
Gambar 8. Rancang bangun penelitian.
39 .
3.6. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta Prediksi Kebutuhannya di Masa yang Akan Datang Data yang digunakan adalah data mengenai penggunaan bahan bakar minyak dan gas (bensin, solar, minyak tanah, minyak diesel dan LPG) yang diperoleh dari PT Pertamina, Jakarta tahun 2003 dan 2004. Dengan memperhatikan jumlah populasi penduduk Kota Bogor pada tahun tersebut, maka dapat dihitung penggunaan bensin, solar, minyak tanah, minyak diesel dan LPG per jiwa, dengan rumus sebagai berikut : Kebutuhan BBMG per kapita
= penggunaan BBMG jumlah penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang sampai tahun 2100 dihitung dengan memasukkan angka pertambahan penduduk pada program Powersim. Dengan demikian, kemudian dapat dihitung kebutuhan bahan bakar minyak dan gas pada tahun-tahun yang akan datang dengan rumus : Kebutuhan BBMG = prediksi jumlah penduduk X kebutuhan BBMG per kapita. 3.7. Perhitungan Emisi Gas CO2 Setelah diperoleh angka kebutuhan bahan bakar minyak dan gas untuk tahun 2010– 2100, maka dapat dihitung jumlah emisi gas CO2 antropogenik melalui rumus: Emisi gas CO2 antropogenik = jumlah penduduk x kebutuhan bahan bakar per jiwa x faktor emisi dari setiap jenis bahan bakar. Perhitungan jumlah emisi gas CO2 per jiwa dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Perhitungan jumlah emisi gas CO2 Jenis bahan bakar Bensin Solar Minyak Tanah LPG *) Minyak Diesel
Penggunaan (l/jiwa) Ai Bi Ci Di *) Ei
Jumlah Emisi Gas CO2 per jiwa
Faktor emisi Jumlah emisi (kg) (kg/l) 2,31 2,31 Ai 2,68 2,68 Bi 2,52 2,52 Ci 1,51 1,51 Di 3,09 3,09 Ei 2,31Ai+2,68Bi+2,52Ci+1,51Di+3,09Ei
Keterangan : *) Khusus satuan penggunaan untuk LPG adalah kg/jiwa 40 .
3.8. Penghitungan Kepadatan Kendaraan Penghitungan kepadatan kendaraan dimaksudkan untuk menentukan waktu kepadatan kendaraan tertinggi. Informasi ini untuk dijadikan sebagai penentuan waktu pengambilan contoh gas CO2 ambien. Kepadatan kendaraan di lima lokasi yakni: Warung Jambu, Baranang Siang, Ekalokasari, Pasar Bogor dan Jembatan Merah dihitung secara langsung dengan mengunakan penghitung tangan (hand counter). Penghitungan dilakukan setiap setengah jam dari pukul 6.00 – 18.00 selama satu minggu. Setelah data terkumpul kemudian dibuat grafiknya. 3.9. Pengukuran Kandungan Gas CO2 Ambien Mengingat gas CO2 bukan merupakan polutan, maka data tentang konsentrasi ambien gas ini jarang tersedia dan jarang pula diukur. Metode pengambilan sampelnya pun tidak tersedia. Pada buku Hadi (2006) yang berjudul: Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan terbitan PT Gramedia Pustaka Utama juga tidak membahasnya. Alat yang dapat dipergunakan untuk mengukur konsentrasi ambien gas ini adalah NDIR (Non Dispersive Infrared) Gas Analyzer. Namun karena alat ini tidak tersedia dan harga sewa pakainya pun sangat mahal, maka dalam penelitian ini digunakan metode seperti yang akan dijelaskan berikut ini. Mula-mula udara yang ada di dalam tabung gelas yang bersumbat karet dengan volume sekitar 25 ml disedot dengan menggunakan spuit 20 ml. Ketika terasa sedotan kuat di spuit, lalu spuit tabung penyedot dengan cepat ditanggalkan dari sambungan jarum, dengan kondisi jarum tetap berada pada karet sumbat botol. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 5 kali. Hal ini dimaksudkan agar udara ambien dapat masuk ke dalam tabung gelas dengan baik dan sebaliknya udara yang terperangkap dalam tabung akan keluar. Dengan dibiarkan jarum tetap berada dalam sumbat karet untuk beberapa saat, maka tekanan dalam tabung sama dengan udara luar yaitu sekitar 1 atm. Spuit kemudian digunakan untuk mengisap udara ambien, lalu udara dimasukkan ke dalam tabung gelas dengan menekan pendorong spuit. Perlakuan seperti itu dilakukan sebanyak lima kali. Setelah selesai, lubang bekas tusukan jarum ditutup dengan parafin dan dibungkus dengan plastik wrap. Tabung gelas kemudian diberi nomor dan dicatat sesuai dengan lokasinya. 41 .
Tabung berisi udara sampel kemudian dibawa ke laboratorium. Setelah sampai di laboratorium pembungkus plastik wrap dibuka dan sumbat parafin dikelupas. Jarum siring sangat kecil ditusukkan ke dalam sumbat karet pada bekas tusukan jarum ketika pengisian sampel. Dengan menggunakan siring 2 µl gas disedot sebanyak 0,5 µl dan diinjeksikan ke dalam lubang injeksi gas kromatografi. Spesifikasi alat yang dipergunakan adalah kolom OV 17 dan detektor FID. Temperatur alat diset inisial dan final pada suhu 80oC, sedangkan suhu pada injektor 120 oC dan suhu pada detektor 150 oC. Setelah beberapa saat printer akan mencatat hasil pengukuran. Pengukuran konsentrasi standar sama dengan tahapan pengerjaan untuk pengukuran sampel. Konsentrasi gas standar pada pengukuran pertama 200 ppm sedangkan pada pengukuran kedua 250 ppm. Penghitungan konsentrasi sampel dengan menghitung persen konsentrasi sampel (hasil tercatat pada kertas printer pada uji sampel) dikalikan dengan persen konsentrasi standar (hasil tercatat pada kertas printer pada uji standar). Waktu retensi untuk gas CO2 sekitar 3,42 menit. Hasil pengukuran contoh kemudian dihitung berdasarkan konsentrasi standar. Foto-foto alat kromatografi gas beserta kolom dan pencatat untuk mengukur konsentrasi CO2 ambien terdapat pada Lampiran 13 serta foto-foto ketika pengambilan sampel gas CO2 di lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 14. 3.10. Luasan Ruang Terbuka Hijau dan Perhitungan Perubahannya Bentuk dan luasan ruang terbuka hijau dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tata Kota dan Pertamanan, Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor serta hasil penelitian dari Indriyani (2005), Herdiansyah (2005) dan data dari P4W LPPM IPB. Selain data tentang luasan, serial data ini kemudian dihitung untuk mendapatkan angka penurunan luasan dari setiap bentuk ruang terbuka hijau pada beberapa tahun terakhir. Bentuk-bentuk ruang terbuka hijau yang ada di Kota Bogor dibedakan menjadi: vegetasi rapat, vegetasi jarang, sawah, semak dan rumput. Data kepadatan pohon diperoleh dengan mengukur jumlah pohon yang diameternya lebih dari 20 cm yang diukur pada ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah dengan ukuran plot 100 x 100 m pada lokasi yang ditentukan berdasarkan rona pada citra 42 .
yang berbeda. Lokasi pengukuran untuk vegetasi rapat di: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) di Cimanggu, Hutan Penelitian Dramaga, Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Gunung Batu, Kebun Raya Bogor dan kebun di Cimahpar dan Tanah Baru, sedangkan untuk pengukuran kepadatan pada vegetasi jarang di: Mulyaharja, Pamoyanan, Rancamaya, Bojongkerta, Kertamaya, Genteng, Muara Sari dan pemakaman Dreded dan Kebon Pedes. 3.11. Pengukuran Daya Sink Gas CO2 3.11.1. Penelitian di Rumah Kaca dengan Menggunakan Alat Pengukur Laju Fotosintesis Sebanyak 5 jenis tanaman diteliti kemampuan fotosintesisnya di rumah kaca. Kelima jenis tanaman adalah: mangga (Mangifera indica), jati (Tectona grandis), kenari (Canarium commune), tanjung (Mimusops elengi), dan sawo duren (Chrysophyllum cainito). Pengukuran dilakukan dengan alat yang menggunakan prinsip analisis kadar gas CO2 dengan sinar inframerah. Alat ini menggunakan bahan kimia sodalime dan drierite yang dimasukkan dalam tabung kaca. Sebelum dipergunakan alat ini harus di-set up terlebih dahulu dengan mengatur nilai parameter-parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap fotosintesis, agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Suhu diset pada 250C, sedangkan intensitas cahaya pada panjang gelombang untuk Photosynthetically Active Radiation (PAR) yang diukur pada: 0, 20, 40, 60, 80, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 900, 1000, 1200, 1400, 1600, 1800 dan 2000 µmol foton/m2/detik. Aliran udara yang digunakan sebesar 280 µmol per detik. Sampel daun dijepit oleh sensor yang terdapat pada kepala PLC dengan luasan daun dalam chamber 6,25 cm2. Pengambilan data dilakukan setelah kondisi parameter yang terlihat pada monitor LCA menunjukkan angka yang stabil. Pengukuran dilakukan pada pukul 07.30 hingga 11.00 WIB dengan tiga ulangan. Setelah pengukuran selesai, data dipindahkan ke komputer melalui kabel penghubung dengan menggunakan software EPROM versi 1.01. Data yang dihasilkan dari pengukuran daya serap CO2 menggunakan alat digunakan untuk membuat kurva respons cahaya dengan menggunakan Software 43 .
Curve Expert. Menurut Farquhr dan Wong (1984) dalam June (2003), respon fotosintesis terhadap cahaya dapat ditentukan dengan rumus berikut: AA =
θ + Amax -
(Qε + Amax)2 - 4θQε Amax 2Ө
- Rdark
Keterangan : A Q θ Amax ε Rdark
: laju fotosintesis (µmol CO2 m-2 s-1) : intensitas cahaya (µmol foton m-2 s-1) : efisiensi penggunaan cahaya dalam fotosintesis (µmol foton m-2 s-1) : kecepatan fotosintesis tertinggi yang bisa dicapai oleh tumbuhan (µmol CO2 m-2 s-1) : faktor kemiringan kurva : respirasi yang dilakukan tanaman ketika tidak ada cahaya (µmol CO2 m-2s-1)
Daya serap CO2 daun tanaman melalui fotosintesis dihitung dengan menggunakan rumus: P = Pc + Po Keterangan: P Pc Po
: daya serap CO2 daun tanaman melalui fotosintesis (µmol CO2. m-2 s-1) : daya serap CO2 daun tanaman pada hari cerah (µmol CO2 m-2. hari-1) : daya serap CO2 daun tanaman pada hari mendung (µmol CO2 m-2. hari-1)
Sedangkan untuk Pc dan Po dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pc = Ā x n
Po = c x Ā x (N-n)
Keterangan: Ā n N c
: : : :
laju fotosintesis rerata (µmol CO2 m-2 . s -1) rerata per hari lama penyinaran aktual (detik . hari-1) rerata per hari lama penyinaran maksimum (detik . hari-1) perbandingan rerata per hari laju fotosintesis pada hari mendung dengan hari cerah yaitu sebesar 0,46
Sitompul (1995) dalam Triono (2004) menyatakan bahwa Kota Bogor yang berada pada garis lintang 60 Lintang Selatan memiliki nilai c dan N masingmasing sebesar 0,46 dan 43.465 detik.hari-1. Nilai n didapatkan pada penelitian Abdullah (2000) dalam Triono (2004) yaitu sebesar 19.286 detik. Rerata harian intensitas cahaya matahari di Kota Bogor adalah 1.396,67 µmol foton m-2.detik-1.
44 .
Persamaan berikut ini adalah rumus untuk menghitung CO2 yang dihasilkan oleh tanaman pada malam hari : R = Rdark x (H - N) Keterangan : R Rdark H N
: Jumlah pelepasan CO2 melalui respirasi (µmol CO2 m-2 . hari-1) : Laju respirasi daun yang diukur dengan ADC LCA-4 (µmol CO2 m-2 . s-1) : Rerata jumlah waktu per hari untuk Kota Bogor nilainya sebesar 86400 detik . hari-1 : Rerata lama penyinaran harian maksimum untuk Kota Bogor nilainya 43465 detik . hari-1 Daya serap CO2 bersih merupakan selisih antara daya serap CO2 tanaman
melalui fotosintesis dan pelepasan CO2 melalui respirasi. Sehingga untuk menghitungnya digunakan rumus sebagai berikut : G=P–R Keterangan: G : Daya serap CO2 bersih daun tanaman (µmol CO2 m-2 hari-1) P : Daya serap CO2 daun tanaman melalui fotosintesis (µmol CO2 m-2 hari-1) R : Jumlah CO2 hasil respirasi (µmol CO2 m-2 hari-1) Dengan mengukur luas per lembar daun pada lima jenis tanaman yang diteliti, maka akan diketahui nilai sink gas CO2 per lembar daun. Foto-foto alat yang dipergunakan terdapat pada Lampiran 12. 3.11.2. Penelitian Pendahuluan dengan Metode Karbohidrat Penelitian ini dilakukan karena alasan keterbatasan alat. Dengan demikian dicari cara lain yang dapat menggantikan cara pengukuran dengan alat yakni dengan metode karbohidrat yaitu dengan mengukur kadar karbohidrat total pada daun dan ranting. Landsberg dan Gower (1997) menyatakan bahwa besaran nilai produk fotosintesis bersih (NPP) dapat didekati dengan mengukur kadar karbohidrat, biomassa dan serasah secara sekuensial, sedangkan menurut Kramer dan Kozlowski (1979), laju fotosintesis dapat diestimasi dengan mengukur peningkatan berat bersihnya. Barnes et al. (1998) demikian juga Kramer dan Kozlowski (1979) menyatakan bahwa setelah gas CO2 diserap oleh daun, maka akan diubah menjadi karbohidrat yang kemudian akan diikuti oleh beberapa proses seperti 45 .
yang terlihat pada Gambar 9. Oleh sebab itu, pengukuran kadar karbohidrat yang kedua dilakukan pukul 10.00. Hal ini dimaksudkan agar proses-proses lainnya yang bekerja mengubah karbohidrat, masih belum banyak terjadi. CO2 Karbohidrat Respirasi Gelap
CO2
Jaringan fotosintesis SPembangunan dan pemeliharaan Jaringan produksi primer Konsumsi Produksi Serasah
Ekskresi
Akumulasi bahan organik mati
Asimilasi Konsumsi oleh heterop
CO2
Dekomposisi Jaringan produksi sekunder
CO2
Kematian
Akumulasi biomassa hidup dari konsumen
Akumulasi biomassa hidup dari tumbuhan
Karbon dalam Makhluk hidup Gambar 9. Proses serapan gas CO2, pembentukan karbohidrat dan beberapa proses lainnya dalam ekosistem. Sumber: Barnes et al. (1998). 46 .
Sebelum dilakukan pengukuran laju fotosintesis pada jenis tanaman lainnya dengan mengunakan metoda karbohidrat, maka dilakukan pengujian terlebih dahulu ketelitian metode karbohidrat pada lima jenis tanaman. Pada penelitian kedua digunakan 5 jenis tanaman yakni: krey payung (Filicium decipiens), manggis (Garcinia mangostana), melinjo (Gnetum gnemon), sawo kecik (Manilkara kauki) dan trengguli (Cassia fistula) yang tumbuh di arboretum dekat gedung Rektorat Institut Pertanian Bogor. Pemilihan jenis selain karena jenis-jenis tersebut banyak ditanam di Kota Bogor juga jenis tersebut lokasinya berdekatan dan keadaan pertumbuhannya baik dan sehat. Kadar kandungan karbohidrat pada ranting dan daun setiap jenis tanaman diukur pada pukul 05.00 pagi, pukul 08.00 dan pukul 10.00. Pengukuran laju fotosintesis dilakukan di pagi hari, karena pada pagi hari laju fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Sedangkan di siang dan sore hari, selain dipengaruhi oleh faktor cahaya matahari juga dipengaruhi oleh cekaman air daun juga oleh bukaan stomata yang kemudian akan mempengaruhi jumlah masukan gas CO2 (Kramer dan Kozlowski 1979). Sebanyak masing-masing 3 sampel daun dan ranting dari dua pohon setiap jenis tanaman diambil dengan gunting pohon kemudian difiksasi dengan cara merendamnya dalam alkohol 70 % selama 15 menit. Semua pengambilan sampel ranting dan daun sampai dengan fiksasi selesai sekitar pukul 05.30. Sampel daun dan ranting kemudian dijemur di panas matahari. Setelah kering sampel di oven dengan suhu 70oC selama 2 hari. Daun dan cabang yang sudah kering kemudian dibawa ke Balai Besar Biologi dan Genetika Pertanian, Bogor. Sampel kemudian digiling sampai halus dan diayak dan diaduk sampai merata menjadi sampel komposit. Sebanyak 20 gram tepung daun komposit ini dimasukkan dalam wadah gelas kemudian ditambah dengan 20 ml HCl 0,7 N dan dihidrolisis selama 2,5 jam dalam penangas air. Saring dalam labu ukur 100 ml lalu netralkan dengan NaOH 1 N setelah diberi phenol merah. Terjadi perubahan larutan dari berwarna biru akan berubah menjadi warna merah muda setelah dititrasi. Kemudian ditambahkan 5 ml ZnSO4 5% dan 5 ml Ba(OH)2 0,3 N dengan tujuan mengendapkan protein dari sampel. Hal ini dimaksudkan agar gugusan CHO yang terjadi benarbenar hanya karbohidrat. Setelah itu ditambahkan kembali larutan akuades sampai 47 .
tanda tera 100 ml. Setelah disaring, larutan supernatan yang sudah jernih diambil dengan pipet 1 ml kemudian disimpan dalam tabung kimia. Deret strandar karbohidrat lalu dibuat 0, 5, 10, 15, 20, 25 mg kemudian tambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml dan dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit lalu didinginkan. Setelah itu ditambahkan pereaksi Nelson dan ditambah 20 ml air sampai tanda tera pada masing-masing deret standar lalu kocok dan dibiarkan selama 20 menit, kemudian diukur dengan spektrofotometer pada gelombang 500 µm. Untuk mendapatkan kandungan karbohidrat dihitung berdasarkan rumus:
(
A 100 20 x x x 100 % S 0 .2 1 1000 . 000
)
Keterangan: S : Rerata nilai absorbansi standar A : Rerata nilai absorbansi contoh Dari nilai selisih kadar karbohidrat pukul 05.00 dan pukul 10.00 kemudian dihitung nilai sink gas CO2 dengan mengalikannya dengan angka 1,467. Angka ini diturunkan dari rumus fotosintesis: 264 g CO2 + 108 g H2O Æ 180 g (CH2O)6 + 192 g O2 Dengan mengukur luas per lembar daun pada lima jenis tanaman yang diteliti, maka akan diketahui nilai sink gas CO2 per lembar daun. Setelah diperoleh data dari 5 jenis, maka dianalisis hasilnya dengan uji-T dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.0. Jika selisih perbedaan data sink kedua jenis tanaman ini kurang dari 10%, maka metode karbohidrat dianggap sama dengan metode alat. Dengan perkataan lain metode karbohidrat dapat diper-gunakan untuk menggantikan metode pengukuran daya sink dengan alat. 3.11.3. Penelitian di Kebun Raya Bogor Setelah diuji secara statistik yang menyatakan bahwa daya sink gas CO2 oleh 5 jenis tanaman yang diukur dengan alat seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3.11.1 dan metode karbohidrat seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3.11.2 tidak berbeda nyata, maka metode karbohidrat dipergunakan untuk mengukur daya sink tanaman di Kebun Raya Bogor dan di Hutan Penelitian Dramaga. 48 .
Sebanyak masing-masing 25 jenis tanaman yang tumbuh di Kebun Raya Bogor diukur kemampuannya dalam menyerap gas CO2. Pemilihan jenis tanaman selain berdasarkan penggunaannya yang telah banyak ditanam di Kota Bogor, juga letak pohonnya tidak terlalu berjauhan serta daun dan rantingnya masih dapat dijangkau oleh galah. Jenis eksotik tidak diukur kemampuan daya sinknya, selain karena sangat tinggi, juga tidak banyak ditanam di Kota Bogor. Metode yang dipergunakan untuk menetapkan nilai kemampuan tanaman dalam menyerap gas CO2 dilakukan dengan metode pengukuran karbohidrat pada daun dan ranting pada pukul 05.00 dan 10.00 pagi. Cara pengambilan sampel, jumlah ranting dan penanganan ranting dan daun sampel selanjutnya sama dengan metoda yang dilakukan pada Bab 3.11.2. Pengukuran kadar karbohidrat dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 µm dilakukan di Balai Besar Biologi dan Genetika Pertanian, Bogor. Dari analisis karbohidrat yang diperoleh untuk menghitung rerata pembentukan karbohidrat per jam adalah dengan cara membagi kadar karbohidrat dibagi 4, karena fotosintesis dilakukan selama 4 jam yakni dari jam 06.00 – 10.00. Sedangkan untuk menghitung nilai daya serap gas CO2 per jam, tetapan yang dipergunakan sebesar 1,467 yang diperoleh dari pembagian nilai 264/180 dari persamaan fotosintesis: 264 g CO2 + 108 g H2O Æ 180 g (CH2O)6 + 192 g O2 Cara pengambilan contoh daun pada pohon yaitu daun dari yang termuda sampai tertua yang terdapat pada ranting diambil sebanyak 3 ranting dari cabang pohon yang berbeda pada satu pohon. Cara penanganan daun dan ranting selanjutnya sama dengan cara yang dipergunakan pada Bab 3.11.2. Untuk
menghitung
jumlah
daun
pada
pohon
dilakukan
dengan
penghitungan langsung dengan bantuan teropong dan penghitung tangan (hand counter). Jika jumlah pohon lebih dari tiga, maka rerata jumlah daun didapat dari penghitungan jumlah daun pada pohon dengan jumlah daun terbanyak, sedang dan yang paling sedikit. Untuk mengukur luas daun, daun yang tertua sampai daun yang termuda diambil dan dipindai (scan) dengan alat pemindai lalu dicatat luas daun secara keseluruhan. Rerata luasan per lembar daun dihitung dengan membagi luas 49 .
seluruh daun dengan jumlah daun. Parameter lainnya yang diteliti adalah jumlah dan ukuran stomata. Tahapan kerja selanjutnya yang dilakukan di laboratorium sama dengan penelitian yang dilakukan pada Bab 3.11.2. Untuk mendapatkan nilai kemampuan sink tanaman pepohonan di Kebun Raya Bogor terhadap gas CO2 adalah dengan mengalikan jumlah pohon dengan sink per jenis tanaman per pohon (X). 3.11.4. Penelitian di Hutan Penelitian Dramaga Sampel sebanyak 21 jenis tumbuhan yang dipilih berdasarkan dominansi jumlah pohon, letaknya tidak terlalu berjauhan dan ranting dan daunnya masih dapat dijangkau dengan galah. Ke-21 jenis ini kemudian dihitung jumlah dan rerata luas daunnya. Metode pengambilan daun dan pengukuran luas daun dan jumlah daun per pohon sama dengan metode yang dilakukan di Kebun Raya Bogor. Tahapan kerja selanjutnya yang dilakukan di laboratorium sama dengan penelitian yang dilakukan pada Bab 3.11.2. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini sama dengan kedua metode terdahulu, seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3.11.2 dan Bab 3.11.3. 3.11.5. Jumlah dan Ukuran Stomata Daun yang tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda dari tanaman yang diukur kemampuan sinknya di Kebun Raya Bogor dan di Hutan Penelitian Dramaga dipetik dari rantingnya lalu diolesi dengan cutex (cat kuku) yang transparan lalu dibiarkan mengering. Setelah kering cutex dikelupas dengan hatihati dari permukaan daun agar tidak robek. Cutex lalu diletakkan di bawah lensa objektif kemudian diamati dan diambil fotonya. Parameter yang diteliti adalah jumlah dan kerapatan serta panjang dan lebar stomata. Nilai sink per cm2 untuk setiap jenis tanaman kemudian dicari hubungannya dengan panjang stomata, lebar stomata dan kerapatannya dengan menggunakan program SPSS 13.0. Jika koefisien diterminasinya lebih dari 0,7; maka dianggap mempunyai hubungan yang berarti (Mattjik dan Sumertajaya 2002 serta Sulaiman 2002).
50 .
3.12. Simulasi Konsentrasi Gas CO2 Ambien dan Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota Data tentang konsumsi bahan bakar minyak dan gas meliputi: bensin, solar, minyak tanah dan gas LPG kemudian dihitung untuk dijadikan data konstanta penggunaan bahan bakar minyak dan gas per orang per tahun. Dari data ini kemudian dihitung emisi gas CO2 tahun 2010 sampai tahun 2100. Nilai sink gas CO2 oleh pepohonan baik yang diperoleh dari tanaman Kebun Raya Bogor maupun yang diperoleh dari Hutan Penelitian Dramaga sejumlah 46 jenis yakni 25 jenis dari Kebun Raya Bogor dan 21 jenis dari Hutan Penelitian Dramaga kemudian diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi, lalu dibuat klasifikasinya dan dihitung rerata daya sink untuk setiap kelas. Karena ada tiga jenis yang sama, maka jumlah jenis yang diurutkan nanti ada 43 jenis tanaman. Klasifikasi daya sink adalah: sangat rendah, rendah, sedang, agak tinggi, tinggi dan sangat tinggi. Nilai sink sangat tinggi, tinggi dan agak tinggi akan digunakan sebagai konstanta daya sink pada model penentuan luasan hutan kota melalui model diagram alir dengan program Powersim 2.5. Model diagram alir dapat dilihat pada Lampiran 3. Sebelum dilakukan simulasi, mengingat Kota Bogor merupakan kota dengan curah hujan yang tinggi yakni antara 3.200 - 4.600 mm serta hari hujan 200 - 270 hari dalam setahun, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari sebanyak 629 mm/bulan dan terendah pada bulan September 118 mm/bulan, maka dalam penentuan luasan hutan kota, simulasinya dibuat: (1). Jika tidak dipengaruhi oleh hujan dan (2). Dipengaruhi oleh hujan. Nilai curah hujan yang akan digunakan dalam simulasi sebesar 4.000 mm/tahun. Jika hasil perhitungan dan simulasi hujan tidak berpengaruh nyata dalam menurunkan konsentrasi gas CO2 ambien, maka hujan tidak dimasukkan dalam model. Selain simulasi dengan menggunakan variasi daya sink tanaman juga disimulasikan penghematan bahan bakar, penekanan laju pertambahan penduduk serta pengkayaan pada areal bervegetasi jarang dengan jenis tanaman berdaya sink sangat tinggi dan upaya gabungan dari beberapa cara yang telah disebutkan terdahulu. Simulasi selanjutnya adalah untuk mencari daya dukung kependudukan Kota Bogor berdasarkan emisi dan sink gas CO2. Daya dukung dihitung dengan 51 .
memperhatikan luasan ruang terbuka hijau seluas 32% dengan lahan terbangun seluas 68%. Jika penduduk telah menempati lahan terbangun yang luasnya 68% dari luas kota, maka penduduk membutuhkan bangunan berlantai dua pada lahan terbangun yang luasnya tetap seluas 68%. Demikian seterusnya sampai luasan hutan kota yang dibutuhkan melebihi peruntukan lahan ruang terbuka hijau yang luasnya 32%.
52 .
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Keadaan Umum Kota Bogor Kota Bogor merupakan kota pendukung DKI Jakarta yang merupakan ibukota negara Republik Indonesia. Letak geografis Kota Bogor antara 106o48’ Bujur Timur dan 6o30’ Lintang Selatan. Udara Kota Bogor cukup sejuk dengan rerata suhu harian 25oC dan kelembaban udaranya sekitar 70%. Luas Kota Bogor adalah 11.850 ha yang terbagi dalam 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa. Jumlah penduduk kota ini pada tahun 2002 dan 2003 masing-masing berjumlah 789.423 orang, 820.707 orang dan pada tahun 2005 sebanyak 858.396 orang (Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2006). Kota ini terletak pada daerah perbukitan yang bergelombang dengan ketinggian yang bervariasi antara 190 - 350 m dpl. Kemiringan lahan antara 0-2% seluas 1.763,94 ha, kemiringan 2-15% seluas 8.091,27 ha, 15-25% seluas 1.109,89 ha, 25-40 % seluas 764,96 ha, serta lahan dengan kemiringan lebih dari 40% seluas 119,94 ha. Tipe iklim Kota Bogor menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson termasuk wilayah dengan tipe iklim A. Curah hujan tahunannya antara 3.200-4.600 mm serta hari hujan 200-270 hari dalam setahun. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada bulan Januari sebanyak 629 mm/bulan dan terendah pada bulan September 118 mm/bulan. 4.1.2. Kependudukan Penduduk merupakan aspek yang penting dalam perencanaan dan pengelolaan kota, karena banyak permasalahan lingkungan berawal dari masalah kependudukan. Oleh sebab itu, data-data mengenai kependudukan ini sangat diperlukan dalam program penyusunan pengelolaan kota. Perkembangan jumlah penduduk di Kota Bogor dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005 mengalami perkembangan yang berbeda-beda setiap tahunnya, seperti terlihat pada Tabel di bawah ini. Rerata pertambahan penduduk di Kota Bogor pada tahun 1999 - 2005 sekitar 3,06% per tahun (Bapeda Kota Bogor 2005). 53
Tabel 15. Jumlah dan laju pertambahan penduduk Kota Bogor No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah Pertambahan Penduduk
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
671.405 673.880 680.514 697.496 714.711 760.329 789.423 820.707 845.328 858.396
23.493 2.475 6.634 16.982 17.215 45.618 29.094 31.284 24.621 13.058
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2006). Pertambahan penduduk selain dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian juga dipengaruhi oleh migrasi. Rerata jumlah pendatang per tahun sebanyak 6.570 orang dan yang pindah sebanyak 7.586 orang (Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2004). Penyebaran penduduk cenderung agak merata di seluruh wilayah Kota Bogor. Jumlah penduduk pada tahun 2004 terbesar di Kecamatan Bogor Barat 184.464 orang yang menempati wilayah seluas 32,85 Ha yang mengelompok di Kelurahan Menteng sebanyak 18.533 orang dan terendah di Kelurahan Pasir Mulya sebanyak 4.446 orang. Berdasarkan kecamatan, jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Bogor Timur yaitu sebesar 83.907 orang yang menempati wilayah seluas 10,15 Ha. Kepadatan penduduk Kota Bogor pada tahun 1999 sebesar 5.005 orang/km2 dan tahun 2004 menjadi 7.017 orang/km2. Pada tahun 1999 kepadatan terbesar di Kecamatan Bogor Tengah sebesar 12.840 orang/km2, dan pada tahun 2004 kepadatan terbesar masih di Kecamatan Bogor Tengah yaitu sebesar 12.943 orang/km2. Kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Bogor Selatan yaitu sebesar 5.300 orang/km2. Pada tahun 2004 jumlah penduduk berdasarkan pengelompokan usia di Kota Bogor adalah sebagai berikut: usia sekolah (0-14 tahun) mencapai 234.728 orang 54
(28,23 %), usia produktif (15-55 tahun) 529.743 orang (63,7 %), usia lanjut usia (55 tahun keatas) hanya 67.100 orang (8,07%). Jika dilihat dari pengelompokan jumlah penduduk menurut struktur umur, sebarannya relatif merata di setiap kecamatan (Bapeda Kota Bogor 2004). Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, tanpa adanya perubahan nilai laju pertambahan penduduk sampai tahun 2100 yakni sebesar 3,06%, maka dengan perhitungan secara time series diperkirakan jumlah penduduk Kota Bogor di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: Tabel 16. Perkiraan jumlah penduduk Kota Bogor sampai tahun 2100 Tahun
Jumlah Penduduk (orang)
2010 2020 2030 2040 2050 2060 2070 2080 2090 2100
998.019 1.349.088 1.823.651 2.465.149 3.332.304 4.504.495 6.089.020 8.230.927 11.126.282 15.040.123
Dari Tabel 16 dapat dinyatakan bahwa penduduk Kota Bogor dengan laju pertambahan penduduk sebesar 3,06% per tahun tetap sampai tahun 2100, diperkirakan jumlah penduduknya pada tahun 2100 akan menjadi 15 juta orang. 4.1.3. Transportasi Kota Bogor merupakan kota penghubung antara Jakarta, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Rangkas Bitung dan Tangerang. Oleh sebab itu, transportasi yang ada di dalam Kota Bogor selain angkutan dalam kota, dan angkutan perkotaan juga ada angkutan kota dalam propinsi dan angkutan kota antar propinsi. Jumlah setiap jenis angkutan dari tahun 1999 – 2003 terdapat pada Gambar berikut ini.
55
Angkutan Kota
7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
5000 4000 Jumlah
Jumlah
Angkutan Perkotaan
3000 2000 1000 0
1999
2000
2001
2002
1999
2003
2000
Jumlah
Jumlah
1000 800 600 400 200 0 2001
2003
2002
2003
Angkutan AKAP
AngkutanAKDP
2000
2002
Tahun
Tahun
1999
2001
2002
1200 1000 800 600 400 200 0
2003
Tahun
1999
2000
2001 Tahun
Gambar 10. Perkembangan jumlah kendaraan angkutan kota, angkutan perkotaan, angkutan kota dalam propinsi dan angkutan kota antar propinsi tahun 1999 – 2003. Khusus untuk angkutan kota yang beroperasi di dalam Kota Bogor pada tahun 2006 saja dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
56
Tabel 17. Rute dan jumlah angkutan kota di wilayah Kota Bogor No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
01 01A 02 03 04 05 06 07 07A 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jurusan
Jumlah
Cipinang Gading - Cipaku - Term Merdeka Baranang Siang – Ciawi Sukasari - Terminal Bubulak Baranangsiang – Bubulak Ramayana – Rancamaya Ramayana - Pangrango - Cimahpar Ramayana - Jl. Bangka - Ciheuleut Warung Jambu - H. Juanda - Merdeka Ps. Anyar - Air Mancur - Pondok Rumput Warung Jambu - H. Juanda - Ramayana Warung Jambu - Pajajaran - Sukasari Bantar Kemang - Sukasari - Merdeka Pajajaran - Pasar Bogor Cimanggu - Ma. Salmun – Pasar Anyar Bantar Kemang - Jl. Bangka - Ramayana Sukasari – Cibalagung – Pasir Kuda - Bubulak Terminal Merdeka - Bubulak – Sndang Barang Jero Pasar Anyar – Salabenda Pomad - Tanah Baru- Bina Marga Ramayana – Mulyaharja Terminal Bobolak - Kencana Pasar Anyar - Kencana Jumlah
13 190 585 382 185 162 169 238 53 230 144 92 45 182 155 112 101 239 55 43 75 56 3.506
Sumber : DLLAJ Kota Bogor (2006a) Pertambahan jumlah kendaraan pribadi, sepeda motor dan angkutan kota di Kota Bogor terjadi pesat. Wijaya (2004) telah meneliti jumlah kendaraan dan laju pertambahannya untuk memperkirakan jumlahnya di masa yang akan datang. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Perkiraan jumlah kendaraan bermotor Tahun 2008 – 2010 Jumlah Kendaraan Tahun 2008
Mobil Pribadi 11.977
Mobil Penumpang 5.933
Truk dan Bus 8.864
Motor 74.608
2009
12.335
5.973
8.687
78.050
2010
12.704
6.013
8.513
81.651
Sumber: Wijaya (2004).
57
Pola jaringan jalan di Kota Bogor cenderung berbentuk radial dengan Istana Presiden dan Kebun Raya Bogor sebagai pusatnya. Hal ini mengakibatkan bertumpuknya perjalanan di daerah tersebut. Pergerakan kendaraan dari satu daerah ke daerah yang lain di Kota Bogor cenderung melalui pusat kota, karena jalan utama yang ada mengarah ke pusat kota, sementara jalan antar wilayah tidak dilengkapi dengan jalan pendukung. Mengingat panjang jalan relatif tidak bertambah, maka belakangan ini terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan panjang jalan dengan jumlah kendaraan yang ada. Hal ini ditandai dengan sering terjadinya kemacetan lalu lintas, terutama pada saat berangkat kerja dan sekolah serta ketika saat pulang. Data tentang panjang jalan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Panjang jalan di Kota Bogor pada tahun 2004 Wewenang Pembinaan No
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bogor Tengah Bogor Utara Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Barat Tanah Sareal JUMLAH
Nasional (km) 13.218 1.780 3.400 7.135 2.416 2.250 30.199
Propinsi (km) 1.596 5.455 2.500 9.708 7.500 26.759
Kota (km) 59.926 136.301 71.771 112.236 80.701 102.702 563.637
Jumlah (km) 74.740 143.536 75.171 121.871 92.825 112.452 620.595
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Kota Bogor (2004) 4.1.4. Penggunaan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bahan bakar minyak yang berupa bensin dan solar banyak dipergunakan untuk kendaraan bermotor. Oleh sebab itu, kendaraan bermotor merupakan pengemisi gas CO2 yang terbesar. Semakin banyak jumlah kendaraan, maka emisi gas CO2 akan semakin banyak pula. Wijaya (2004) menyatakan jumlah kendaraan yang berlalu-lalang di Kota Bogor sampai tahun 2014 akan meningkat seperti terlihat pada Tabel 20.
58
Tabel 20. Perkiraan jumlah kendaraan bermotor tahun 2008 – 2014 Tahun
Jumlah Kendaraan Mobil Pribadi
Mobil Penumpang
Truk dan Bus
11.977 12.335 12.704 13.084 13.475 13.878 14.293
5.933 5.973 6.013 6.053 6.094 6.135 6.176
8.864 8.687 8.513 8.342 8.175 8.011 7.851
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Motor 74.608 78.050 81.651 85.418 89.359 93.481 97.794
Sumber: Wijaya (2004) Berdasarkan data dari Pertamina Unit Pemasaran III Jakarta penggunaan bahan bakar minyak dan gas untuk Kota Bogor pada tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : Tabel 21. Pemakaian bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor tahun 20032004 Tahun
Bensin (KI)
Solar (Kl)
2003
107.568
2004
114.152
LPG (TON)
Gas *) (m3)
M. Tanah (Kl)
M.Diesel (Kl)
29.175
69.540
5.052
2.075
222.068
26.257
69.530
5.264
6.422
238.545
Sumber : PT. Pertamina Unit Pemasaran III Jakarta (2004) *) PT Gas Negara (2004). Penjualan bensin dan solar dilakukan oleh 14 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tersebar di seluruh Kota Bogor. Penjualan minyak tanah melalui 12 agen penjualan, sedangkan untuk penjualan LPG dilakukan oleh 2 agen saja (PT Pertamina Unit III 2004). Dengan melihat jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2003 sebanyak 820.707 orang dan tahun 2004 sebanyak 831.571 orang, maka dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa rerata penggunaan masing-masing bahan bakar minyak dan gas per orang sebanyak 134,19 l/orang/tahun untuk bensin, 33,55 l/orang/tahun untuk solar, 6,24 l/orang/tahun untuk minyak diesel, 84,17 l/orang/tahun untuk minyak tanah, 5,14 kg/orang/tahun untuk LPG dan 0,28 m3/orang/tahun untuk penggunaan gas dari PT Gas Negara. 59
Jika diasumsikan bahwa penggunaan bahan bakar pada saat penelitian dilakukan tidak berbeda dengan penggunaan bahan bakar di masa yang akan datang, maka kebutuhan bahan bakar pada tahun
2010-2100 adalah sebagai
berikut : Tabel 22. Kebutuhan bahan bakar minyak dan gas untuk tahun 2010 – 2100 Tahun 2010 2020 2030 2040 2050 2060 2070 2080 2090 2100
Bensin (x 106 l) 126,04 142,60 154,09 162,06 167,59 171,43 174,09 175,93 177,22 178,10
Solar (x 106 l) 31,51 35,66 38,53 40,52 41,91 42,86 43,53 43,99 44,31 44,53
M. Tanah (x 106 l) 79,06 89,44 96,65 101,65 104,83 107,53 109,22 110,35 111,16 111,72
M. Diesel (x 106 l) 5,86 6,63 7,17 7,54 7,79 7,97 8,10 8,18 8,24 8,28
LPG (x 106 kg) 4,83 5,46 5,90 6,21 6,42 6,57 6,67 6,74 6,79 6,82
Mengingat bahan bakar yang dipergunakan di Kota Bogor selain bensin, solar, minyak tanah dan LPG juga dipergunakan gas kota yang dikelola oleh PT Gas Negara, maka pembahasan khusus mengenai masalah ini akan dibahas berikut ini. Gas Negara Distribusi gas oleh PT. Gas Negara melalui jaringan pipa gas dengan tekanan 15 bar sepanjang 143.627 km yang dikendalikan oleh 2 unit stasiun gas penerima di Cibinong dan Cimanggis. Jaringan pipa distribusi gas dengan tekanan sebesar 2 bar sepanjang 5.385 km yang dikendalikan oleh 2 unit stasiun gas penyalur. Sedangkan jaringan pipa distribusi bertekanan 0,1 bar sepanjang 259.903 km yang dikendalikan oleh 23 stasiun gas penyalur yang tersebar di wilayah Kota Bogor. Sampai bulan September 2003, jumlah pelanggan sebanyak 14.785 yang terdiri dari 14.500 pelanggan rumah tangga, 187 pelanggan komersil dan 98 pelanggan industri. Volume pemakaian energi gas bagi masyarakat kota yang dilayani oleh PT. Gas Negara Distrik Bogor telah mencapai 3,6 juta m3 untuk rumah tangga, 1,2 juta m3 untuk komersil dan 204 juta m3 untuk industri dengan total pemakaian gas sebanyak 208,8 juta m3 (Badan Pusat Statistik Kota
60
Bogor 2005). Berikut ini disajikan data tentang jumlah pelanggan gas dari tahun 1999 - 2003. Tabel 23. Jumlah pelanggan PT Gas Negara Tahun 1999-2003 Tahun
Jumlah Pelanggan
1999
7.215
2000
8.953
2001
9.241
2002
10.223
2003
14.785
Sumber : Walikota Bogor (2003) Tabel 24. Banyaknya gas yang terjual melalui pipa Kota Bogor No.
Bulan
Jumlah (m3)
1
Januari
2001 11.579.000
2
Februari
11.493.000
13.270.730
17.297.050
18.550.875
3
Maret
12.889.000
14.834.346
19.126.233
20.179.680
4
April
13.445.000
15.557.573
17.961.335
19.487.582
5
Mei
13.628.000
15.850.996
19.179.314
20.360.933
6
Juni
12.933.000
16.110.341
19.108.292
20.260.707
7
Juli
14.698.000
16.691.487
20.204.771
20.757.442
8
Agustus
14.945.000
17.024.780
19.027.313
20.208.152
9
September
13.962.000
17.268.507
18.854.766
19.768.034
10
Oktober
14.299.000
18.259.042
18.586.299
21.221.929
11
November
12.971.000
18.640.988
14.011.772
15.593.702
12
Desember
11.000.000
11.969.810
19.294.008
23.301.715
157.842.000
189.081.288
221.865.559
238.545.050
Jumlah
2002 13.602.688
2003 19.214.406
2004 18.854.299
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2005) Mengingat jumlah emisi gas CO2 dari gas negara kurang dari 1% dari keseluruhan emisi dari bahan bakar minyak dan gas, maka dalam perhitungan selanjutnya emisi dari gas negara tidak dimasukkan dalam perhitungan. 61
4.1.5. Emisi Gas CO2 Antropogenik Penggunaan bensin, solar, minyak tanah, minyak diesel dan LPG menghasilkan gas CO2. Emisi gas CO2 pada tahun 2006 dari masing-masing bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 11. Emisi Gas CO2 tahun 2006 2%
3% 33%
48%
14% Bensin
Solar
M. tanah
M. Diesel
LPG
Gambar 11. Emisi gas CO2 di Kota Bogor tahun 2006 Dari Gambar 11 dapat dikemukakan bahwa emisi terbesar berasal dari bensin 48%, minyak tanah 33%, solar 14%, minyak diesel 3% dan LPG 2%. Prediksi jumlah emisi gas CO2 di Kota Bogor tahun 2010 – 2100 sebagai berikut: Tabel 25. Jumlah emisi gas CO2 di Kota Bogor tahun 2010 - 2100 Tahun
Ton
Emisi CO2 Setara ppmv (x 10-5)
2010
600.216
7,69
2020
679.089
8,70
2030
733.807
9,40
2040
771.768
9,88
2050
798.104
10,20
2060
816.374
10,50
2070
829.049
10,60
2080
837.842
10,70
2090
843.943
10,80
2100
848.175
10,90
62
Dari Tabel 25 dapat dinyatakan bahwa emisi gas ini terus bertambah. Tahun 2010 emisinya 600.216 ton, sedangkan tahun 2100 menjadi 848.175 ton. Dari simulasi emisi gas CO2 di Kota Bogor pada tahun 2007 sebanyak 0,57 juta ton. Sementara Syakuroh (2004) memperkirakan emisi gas ini dari bahan bakar minyak dan gas tahun 2007 di Kabupaten Bogor sebanyak 15,36 juta ton. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa emisi gas CO2 antropogenik di Kota Bogor lebih kecil daripada emisi gas ini di Kabupaten Bogor. Walaupun demikian, Kota Bogor harus ikut dalam program pengembangan hutan kota, agar gas CO2 antropogenik sebagian atau seluruhnya dapat diserap oleh pepohonan hutan kota. Dengan demikian laju penambahan gas ini dapat ditekan serendah mungkin. 4.1.6. Konsentrasi Gas CO2 Ambien Tahun 2006/2007 Data kepadatan lalu lintas menurut waktu khususnya mobil diperlukan untuk menentukan waktu pengambilan sampel ambien gas CO2. Data kepadatan di 5 lokasi dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini. 1400
1200
1000
800
600
(a)
63
1000 950 900 850 800 750 700
(b) Gambar 12. Rerata jumlah mobil yang melewati 5 jalur lokasi penelitian selama 1 Minggu pada (a) musim kemarau tahun 2006 dan (b) musim penghujan tahun 2007. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa kepadatan lalu lintas tertinggi terjadi antara pukul 07.00-07.30 pada musim kemarau maupun musim penghujan. Rerata jumlah kendaraan yang melewati kelima jalur jalan tersebut pada musim kemarau antara 45.401-47.433 kendaraan per hari, sedangkan pada musim penghujan antara 34.852-45.684 kendaraan per hari. Rerata kepadatan kendaraan tertinggi di Baranang Siang dan terendah di pertigaan Ekalokasari. Data selengkapnya tentang jumlah kendaraan yang melewati ke lima jalur jalan dapat dilihat pada Tabel 26 di bawah ini. Tabel 26. Jumlah kendaraan di 5 lokasi pada musim kemarau 2006 dan musim penghujan 2007 Lokasi Warung Jambu Baranang Siang Ekalokasari Pasar Bogor Jembatan Merah
Jumlah Kendaraan Tahun 2006 Tahun 2007 (kemarau) (penghujan) 46.010 45.563 47.719 45.684 45.401 34.852 47.433 44.536 46.307 43.593
Rerata 45.787 46.702 40.126 45.985 44.950 64
Dari data pada Tabel 26 dapat dikemukakan bahwa pada musim kemarau tahun 2006 jumlah kendaraan yang melewati Baranang Siang merupakan kepadatan tertinggi yang kemudian diikuti oleh Pasar Bogor. Kepadatan kendaraan paling rendah terdapat di Ekalokasari. Pada musim penghujan di tahun 2007 juga mempunyai kecenderungan yang sama yakni tertinggi di Baranang Siang dan terkecil di Ekalokasari. Hasil pengukuran kandungan gas CO2 ambien yang diukur pada jam 07.3009.00 bulan Februari 2006 di 5 lokasi dapat dilihat pada Tabel 27. Rerata kandungan CO2 ambiennya dari 5 lokasi siang dan malam hari adalah 387,49 ppmv. Rerata konsentrasi gas CO2 siang hari sebesar 389,87 ppmv dan malam hari sebesar 385,11 ppmv. Rendahnya konsentrasi gas CO2 di malam hari nampaknya ada hubungannya dengan rendahnya jumlah kendaraan di malam hari. Hasil pengukuran konsentrasi gas CO2 di 5 lokasi siang dan malam hari, sebagai penelitian pendahuluan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27. Konsentrasi gas CO2 di 5 lokasi pengukuran siang dan malam hari di bulan Februari 2006 (ppmv) Lokasi Warung Jambu Baranang Siang Ekalokasari Jembatan Merah Hutan Penelitian Dramaga Rerata
Waktu Pengukuran Siang hari Malam hari 389.96 387.18 401.62 389.51 380.16 378.93 396.85 390.90 380.76 379.02 389.87 385.11
Data ini dianggap sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Hawaii pada tahun 2004. Keeling dan Whorf (2005) menyatakan hasil pengukuran pada 4 buah menara dengan ketinggian 7 meter dan 1 buah menara dengan ketinggian 27 meter di Mauna Loa, Hawaii menunjukkan bahwa konsentrasi gas CO2 pada tahun 1959 sebesar 315,98 ppmv dan pada tahun 2004 menjadi 377,38 ppmv (http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon dioxide 2006). Penelitian berikutnya dilakukan pada bulan Juni 2006 dan Februari 2007. Berdasarkan data kepadatan kendaraan tertinggi terjadi pada pukul 07.00 sampai pukul 07.30 masih tinggi juga. Oleh sebab itu, pengukuran gas CO2 ambien 65
berikutnya dilakukan antara pukul 07.30 – 10.00. Hasil pengukuran kandungan gas CO2 di 10 lokasi dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Konsentrasi gas CO2 ambien pada lokasi padat dan kurang padat kendaraan bermotor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lokasi Warung Jambu Baranang Siang Ekalokasari Jembatan Merah Pasar Bogor Hutan Penelitian Dramaga Lapangan bola Indraprasta Bogor Lake Side Taman Wisata Cimanggu Ciremai Ujung Rerata
Juni 2006 (Kemarau) 401,06 403,64 380,72 401,06 399,87 382,77 383,57 383,38 387,14 385,91 390,91
Februari 2007 (Penghujan) 398,05 403,44 379,32 400,05 397,61 380,88 383,83 383,77 383,12 387,85 388,87
Dari data pada Tabel 27 dan 28 dapat disimpulkan bahwa konsentrasi gas CO2 bervariasi berdasarkan tempat dan waktu. Selanjutnya dari Tabel 29 dapat dikemukakan bahwa rerata konsentrasi gas CO2 pada tahun 2006/2007 sebesar 389,89 ppmv. Di lokasi yang potensial tercemar yaitu di tengah jalan raya di Warung Jambu, Baranang Siang, Ekalokasari, Jembatan Merah dan Pasar Bogor rerata konsentrasi gas CO2 pada musim kemarau adalah 397,27 ppmv dan pada musim hujan 395,11 ppmv. Sedangkan di 5 lokasi yang kurang padat kendaraan yaitu Hutan Penelitian Dramaga, Lapangan bola Indraprasta, Bogor Lake Side, Ciremai ujung dan Taman Koleksi Cimanggu rerata konsentrasi gas CO2 pada musim kemarau adalah 384,55 ppmv dan pada musim hujan 383,89 ppmv. Nilai konsentrasi gas CO2 di Kota Bogor sudah melebihi angka 350 ppmv. Dengan semakin tingginya jumlah emisi gas CO2, maka diperlukan pengendalian jumlah emisi dan atau memperbesar kapasitas sink, agar konsentrasi ambiennya tidak terus meningkat. Hal ini dimaksudkan agar pemanasan global melalui efek rumah kaca dapat dikendalikan. Metro TV pada tanggal 18 Agustus menyiarkan bahwa kutub Selatan mengalami penyusutan permukaan es yang terparah. Jika hal ini dibiarkan, maka diperkirakan es yang menyelimuti kutub Selatan akan hilang pada tahun 2030. 66
Nilai rerata konsentrasi gas CO2 sebesar 389,89 ppmv akan digunakan sebagai nilai level dalam program Powersim. Level lainnya yang digunakan dalam program ini akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 4.2.5. tentang Analisis Kecukupan Luasan Hutan Kota Berdasarkan Daya Sink Gas CO2. 4.1.7. Penggunaan Lahan Kota Bogor terletak 60 km dari DKI Jakarta dan merupakan salah satu alternatif permukiman untuk para penglaju (commutter) yang bekerja di Jakarta. Oleh sebab itu, jumlah rumah meningkat secara nyata yang ditunjukkan oleh meningkatnya penggunaan lahan untuk permukiman, ruko dan lahan terbangun lainnya. Akibatnya, banyak terjadi alih fungsi sawah, kebun dan ruang terbuka hijau lainnya menjadi lahan permukiman dan lahan terbangun lainnya. Data tentang lahan terbangun dan tidak terbangun pada tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Luas lahan Kota Bogor berdasarkan keterbangunan tahun 2003 Luas Lahan (Ha) Tak Terbangun Terbangun Bogor Selatan 1.756 1.325 Bogor Timur 830 185 Bogor Utara 1.214 557 Bogor Tengah 807 7 Bogor Barat 2.199 1.077 Tanah Sareal 1.381 504 Total 8.187 3.655 Kecamatan
Total 3.081 1.015 1.771 814 3.276 1.885 11.842
Persentase Tak Terbangun Terbangun 56,99 43,01 81,77 18,23 68,55 31,45 99,14 0,86 67,12 32,88 73,26 26,74 69,14 30,86
Sumber: Bapeda Kota Bogor (2004). Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa persentase lahan tak terbangun sangat bervariasi berdasarkan kecamatan. Tingginya persentase lahan terbangun nampaknya disebabkan karena Kota Bogor merupakan penyangga ibukota negara yang sangat membutuhkan lahan untuk permukiman, pemerintahan, tempat pendidikan, olahraga, perdagangan dan jasa serta beberapa kegiatan lainnya. Oleh sebab itu, rencana pemanfaatan lahan sampai tahun 2009 perlu disusun. Rencana pemanfaatan lahan sampai tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 30.
67
Tabel 30. Pemanfaatan lahan tahun 1996 dan rencana pemanfaatan lahan pada tahun 1999 – 2009 Jenis Pemanfaatan Lahan Permukiman Jasa dan Perdagangan Industri Pertanian Kebun Raya Taman/Olahraga Kuburan Penggunaan lain Jumlah Sumber:
1) 2)
Pemanfaatan Lahan Tahun 1996 1) Ha % 7.517,90 63,44 237,68 2,00 94,74 0,80 2.888,24 24,37 87,00 0,73 49,15 0,41 186,64 1,57 788,65 6,68 11.850 100
Rencana Pemanfaatan Tahun 1999-2009 2) Ha % 8.741,89 73,35 437,41 3,69 167,96 1,42 249,21 2,10 87,00 0,73 342,33 2,89 305,96 2,58 1.518,24 12,81 11.850 100
Bapeda Kota Bogor (1997). DLLAJ (2006b).
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengalihan peruntukkan lahan menjadi lahan permukiman sangat tinggi. Sebaliknya alokasi lahan untuk pertanian menjadi sangat rendah. P4W LPPM IPB (2006) menyatakan, lahan terbangun yang dianalisis berdasarkan citra pada tahun 2005 sebesar 52,9% (6.268.650 ha) dan jumlah penduduk pada waktu itu 858.396 orang. Ini berari kebutuhan lahan terbangun per orang sebesar 73,02 m2/orang. Namun dengan melihat kecenderungan penggunaan lahan permukiman yang semakin menyempit, maka dalam perhitungan nilai kebutuhan lahan terbangun digunakan angka 70 m2/orang. 4.1.8. Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota Telah dijelaskan terdahulu bahwa peralihan peruntukan lahan dari lahan bervegetasi ke lahan terbangun sangat tinggi. Hal ini telah mengakibatkan luasan ruang terbuka hijau yang semula berupa sawah, kebun dan hutan berubah menjadi lahan terbangun. Walaupun demikian, Pemerintah Kota Bogor masih sangat peduli akan kebutuhan ruang terbuka hijau. Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan ruang terbuka hijau Kota Bogor yang mengacu pada Perda Kota Bogor nomor 1 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Perda nomor 11 Tahun 1995 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota.
68
Sebaran penutupan lahan di 6 kecamatan di Kota Bogor berdasarkan analisis citra yang telah diteliti oleh Indriyani tahun 2006, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 31 berikut ini. Tabel 31. Luas dan persentase tipe penutupan lahan pada masing-masing kecamatan di Kota Bogor Tipe Penutupan Lahan
Bogor Utara
Bogor Timur
Bogor Tengah
Bogor Selatan
Tanah
Bogor Barat
Sareal
Ha
%
Ha
%
Ha
%
Ha
%
Ha
%
45,04
2,52
16,08
1,48
62,01
7,82
113,44
3,60
107,74
4,70
420,14
23,55
277,03 25,50
75,28
9,50
1755,74
55,77
447,17
19,51
532,55 25,30
Ladang
350,87
19,67
169
16,00
39,45
4,98
163,52
5,19
185,97
8,11
214,61 10,20
Sawah
88,11
4,94
69,06
6,36
45,09
5,69
127,15
4,04
339,74
14,82
200,22
9,51
75,29
4,22
16,99
1,56
25,90
3,27
91,07
2,89
96,86
4,22
138,32
6,57
686,11
38,46
481,54 44,33 511,57 64,54
712,54
22,64
832,40
36,31
737,70 35,05
Tanah kosong 88,10
4,94
47,94
4,41
8,98
1,13
166,13
5,28
40,10
1,75
45,91
2,18
Badan air
0,78
0,04
0,21
0,02
0,35
0,04
3,35
0,11
10,37
0,45
2,18
0,10
Awan
29,09
1,63
8,74
0,80
19,26
2,43
8,45
0,27
133,14
5,81
125,95
5,98
0,43
0,02
0,18
0,02
4,79
0,60
6,56
0,21
99,08
4,32
51,04
2,42
1783,96
100
1086,34
100
792,68
100
3147,94
100
2292,57
100
Vegetasi Rapat Vegetasi Jarang
Semak dan rumput Area Terbangun
Bayangan awan Total
Ha
%
56,52
2,69
2105
100
Sumber: Indriyani (2005). Keadaan tutupan lahan pada tahun 2005 yang dibedakan menjadi: vegetasi rapat, vegetasi jarang, sawah, semak dan rumput adalah sebagai berikut. 1. Vegetasi rapat Vegetasi rapat luasnya 613,83 ha (5,18% dari luasan kota). Vegetasi rapat antara lain terdapat di: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Cimanggu 44,60 ha, Istana Presiden 24,00 ha, Hutan Penelitian Dramaga 57,75 ha, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Gunung Batu 5,00 ha, Kebun Raya Bogor 87,00 ha dan sisanya berupa kebun bebuahan dan hutan rakyat seluas 395,48 ha. Nilai rerata kerapatan pada vegetasi rapat adalah 236,78 pohon/ha.
69
(a)
(b)
Gambar 13. Foto vegetasi hutan kota di (a) Hutan Penelitian Dramaga dan (b) Kebun Raya Bogor. 2. Vegetasi Jarang Vegetasi jarang luasannya 2.495,06 Ha (21,06% dari luasan kota) terdiri dari kuburan (299,28 ha), kebun bebuahan dan hutan rakyat (1.995,84 ha), taman kota (19,35 ha), taman jalur (17,18 ha) dan pohon peneduh jalan (163,41 ha). Vegetasi jarang terdiri dari tanaman tahunan yang berumur relatif muda kurang dari 20 tahun yang terdiri dari kebun buah-buahan, tanaman halaman rumah, jalur hijau, pemakaman, sempadan sungai dan sempadan danau. Tanaman tahunan dan tanaman halaman rumah menyebar pada wilayah Bogor Utara, Bogor Selatan (Mulyaharja, Pamoyanan, Rancamaya, Bojongkerta, Kertamaya, Genteng, Muara Sari dan pemakaman Dreded) dan Tanah Sareal (pemakaman Kebon Pedes). Rerata kerapatan pohon pada kerapatan jarang adalah 87,61 pohon/ha.
(a)
(b)
Gambar 14. Foto vegetasi non hutan kota di (a) Jalur hijau di Jalan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur (b) Jalur hijau di Jalan Heulang, Kecamatan Tanah Sareal.
70
(a) (b) Gambar 15. Foto vegetasi non hutan kota di: (a) pemakaman di Dreded, Kecamatan Bogor Selatan. (b) kebun pembibitan di Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. 3. Sawah Luasan sawah mencapai 825,22 ha (6,96% dari luasan kota) dari total penutupan lahan. Lahan persawahan banyak ditemukan pada wilayah Kecamatan Bogor Barat (Situgede, Balumbang Jaya, dan Margajaya) serta beberapa di wilayah Bogor Selatan (Cikaret).
(a)
(b)
(c) (c)
Gambar 16. Foto sawah di (a) dan (b) Balumbangjaya, Kecamatan Bogor Barat (c) Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat. 71
4. Semak dan rumput Penutupan lahan oleh semak dan rumput tahun 2005 luasnya 720,68 Ha (6,08 % dari luas Kota Bogor). Tipe penutupan ini ditemukan di Bogor Barat (Kelurahan Menteng) berupa lapangan golf, Bogor Tengah (halaman Istana Presiden dan taman rumput Kebun Raya Bogor) dan Tanah Sareal (Mekarwangi).
(a)
(b)
(c) Gambar 17. Foto semak dan rumput di (a) halaman Istana Bogor di Kebun Raya Bogor, Kecamatan Bogor Tengah (b) jalan Malabar, Kecamatan Bogor Tengah (c) semak di Menteng, Kecamatan Bogor Barat. Menurut P4W LPM IPB (2006), kondisi keadaan luasan ruang terbuka hijau dan ruang terbangun tahun 1983, 1990, 2001 dan 2005 dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
72
90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
78.8 62.1
60.7 47.1
52.9
39.3
37.9 21.2
1983
1990
Ruang Terbuka Hijau
2001
2005
Built Up/ Ruang Terbangun
Gambar 18. Perubahan perimbangan persentase ruang terbuka hijau dan ruang terbangun. Sumber: P4W LPPM, IPB (2006). Dari penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2005) demikian juga Herdiansyah (2006) dan P4W LPM IPB (2006) dapat disarikan data penggunaan lahan dan laju perubahannya seperti yang disajikan pada Tabel 32 di bawah ini. Tabel 32. Penggunaan lahan dan laju perubahannya tahun 2003-2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tipe Penutupan Lahan Vegetasi Rapat Vegetasi Jarang Sawah Semak dan rumput Area Terbangun Lahan kosong Situ Sungai
Luasan Tahun 2005 (Ha) 613,83 2.495,06 825,22 720,68 6.268,65 606,05 109,33 211,18
Laju Penurunan (% per tahun) 0,33 1,15 1,23 1,77 - 3,30 2,82 0,00 0,00
Keterangan: Tanda negatif (-) berarti terjadi pertambahan luasan Sumber: Indriyani (2005) dan Herdiansyah (2006): data telah diolah *) P4W LPM IPB (2007): data telah diolah Dari data ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan luasan lahan sebesar 3,30 % per tahun untuk lahan terbangun, namun sebaliknya terjadi penurunan luasan lahan pada vegetasi rapat, vegetasi jarang, sawah, semak dan rumput, serta lahan kosong masing-masing sebesar 0,33 %; 1,15 %; 1,23 %; 1,77 % dan 2,82 %. Sangat tingginya angka konversi lahan kosong menjadi lahan 73
terbangun karena memang lahan tersebut nampaknya sudah siap untuk dibangun. Sedangkan untuk situ dan sungai tidak mengalami perubahan. Hutan kota yakni di Kebun Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga merupakan jenis tutupan lahan vegetasi rapat. Keadaan luasan dan karakteristiknya masing-masing akan dijelaskan berikut ini. Tabel 33. Lokasi dan luasan hutan kota di Kota Bogor No.
Lokasi
Luas (ha)
1.
Kebun raya Bogor
87,00
2.
Hutan Penelitian Dramaga
57,75
Total luas
144, 75
Keadaan topografi Kebun Raya Bogor secara umum datar dengan kemiringan 3-5 %. Koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor berdasarkan registrasi periode bulan Juni 2007 sebanyak 223 famili, 3.416 jenis, 1.268 marga dan 13.563 spesimen. Beberapa jenis koleksi merupakan koleksi unik, spesifik dan langka seperti tanaman tua yang berumur lebih dari 100 tahun. Tanaman langka terdiri atas 91 jenis. Hutan kota yang kedua terdapat di Hutan Penelitian Dramaga yang termasuk dalam wilayah Desa Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat. Jumlah jenis tanaman di hutan penelitian ini sebanyak 130 jenis, yang terdiri dari 88 marga dan 43 famili. Jenis tanaman tersebut terdiri dari 42 jenis asing dan 88 jenis asli Indonesia. Jenis asing tersebut semuanya adalah pohon, sedangkan jenis asli Indonesia terdiri dari 85 jenis pohon, 1 jenis bambu, 1 jenis rotan dan 1 jenis palmae. Jenis tanaman asli Indonesia yang terdapat di kawasan ini terdiri dari marga Agathis (famili Araucariaceae), Podocarpus (famili Podocarpaceae), dan Pinus (famili Pinaceae). Selain itu, juga terdapat 82 jenis yang termasuk ke dalam kelompok daun lebar yang mencakup 56 marga dan 34 famili. Jenis yang dominan dari marga Shorea (10 jenis), Eugenia (5 jenis), Dipterocarpus (4 jenis) dan Hopea (4 jenis).
74
4.1.9. Daya Sink Gas CO2 4.1.9.1. Penelitian di Rumah Kaca Menggunakan Alat Pengukur Laju Fotosintesis Hasil penelitian di rumah kaca dengan menggunakan alat ADC LCA-4 berupa kurva hubungan laju fotosintesis dan intensitas cahaya yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 19-23. S=0,52476141 r=0,99357282
Kurva Laju Fotosintesis 12
Laju Fotosintesis (µmol m-2 s-1)
10 8 6 4 2 0 -2 0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2200
Intensitas Cahaya (µmol m-2 s-1)
Gambar 19. Kurva respon cahaya pada jati (T. grandis).
S=0,62703323 r=0,98186365
Kurva Laju Fotosintesis 12
Laju Fotosintesis (µmol m-2 s-1)
10 8 6 4 2 0 -2 0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2200
Intensitas Cahaya (µmol m-2 s-1)
Gambar 20. Kurva respon cahaya pada kenari (C. commune).
75
Kurva Laju Fotosintesis
S=0,62162043 r=0.99004150
12
Laju Fotosintesis (µmol m-2 s-1)
10 8 6 4 2 0 -2 0
200
400
600
800
1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
Intensitas Cahaya (µmol m-2 s-1)
Gambar 21. Kurva respon cahaya pada mangga (M. indica).
Kurva Laju Fotosintesis
S=0,29532456 r=0,99492571
12
Laju Fotosintesis (µmol m-2 s-1)
10 8 6 4 2 0 -2 0
200
400
600
800
1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
Intensitas Cahaya (µmol m-2 s-1)
Gambar 22. Kurva respon cahaya pada sawo duren (C. cainito).
76
S=0,74577961 r=0,97207644
Kurva Laju Fotosintesis 12
Laju Fotosintesis (µmol m-2 s-1)
10 8 6 4 2 0 -2 0
200
400
600
800
1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
Intensitas Cahaya (µmol m-2 s-1)
Gambar 23. Kurva respon cahaya pada tanjung (M. elengi). Dari kurva respon di atas kemudian dihitung beberapa parameter turunan seperti yang tersaji pada Tabel 34 berikut ini. Tabel 34. Parameter-parameter turunan: efisiensi kuantum, laju fotosintesis maksimum dan respirasi No
Jenis Tanaman
ε
Amaks
θ
Rgelap
1
Jati
0,7
11,025
0,061
2,155
2
Kenari
0,7
8,225
0,066
1,258
3
Mangga
0,7
12,572
0,036
0,44
4
Sawo Duren
0,7
7,525
0,043
0,763
5
Tanjung
0,7
8,366
0,022
2,689
Keterangan: (ε) (Amaks) (θ) (Rgelap)
: kemiringan kurva : laju fotosintesis maksimum (µ mol CO2 m-2 s-1) : Efisiensi kuantum (µ mol foton m-2 s-1) : respirasi (µ mol CO2 m-2 jam-1)
77
Data pada Tabel 35 menyatakan laju fotosintesis maksimum terdapat pada mangga kemudian jati, dan efisiensi kuantumnya tertinggi terdapat pada kenari kemudian jati, sedangkan respirasi tertinggi terdapat pada tanjung yang diikuti oleh jati. Dari nilai tersebut kemudian dibuat persamaan laju fotosintesis dari kelima jenis tanaman seperti dijelaskan berikut ini : 1. Jati (T. grandis) A=
(0,061Q+11,025)2 - 1,883Q
0,061Q + 11,025 -
1,4
- 2,155
2. Kenari (C. commune) A=
0,066Q + 8,225 - ( 0,066Q+8,225)2 - 1,520Q
- 1,258
1,4
3. Mangga (M. indica) A=
(0,036Q+12,572)2 - 1,267Q
0,036Q + 12,572 -
- 0,44
1,4
4. Sawo Duren (C. cainito) A=
0,043Q + 7,525 -
(0,043Q+7,525)2 - 0,906Q
- 0,763
1,4
5. Tanjung (M. elengi) A=
0,022Q + 8,366 -
(0,022Q+8,366)2 - 0,515Q
- 2,689
1,4
Dari persamaan ini kemudian dihitung kemampuan sink gas CO2-nya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 35.
78
Tabel 35. Kemampuan sink gas CO2 per m2 daun Jenis Tanaman Jati
Sink CO2 (µmol m-2 jam-1) 27.97
Sink CO2 (g m-2 jam-1) 1,23
(10 g lembar daun-1 jam-1)
Kenari
17.86
0,79
0,52
Mangga
33.12
1,46
1,87
Sawo Duren
21.71
1,00
0,33
Tanjung
33.16
1,46
0,86
-3
Sink CO2 3,76
Dari Tabel 35 dapat disimpulkan bahwa berdasarkan daya sink gas CO2 per m2 luasan daun susunan dari tertinggi ke terendah adalah tanjung, mangga kemudian diikuti jati, sawo duren dan terkecil kenari. Berdasarkan daya sink per lembar daun susunan dari terbesar ke terkecil adalah sebagai berikut: jati, mangga, tanjung, kenari dan sawo duren. Data hasil penelitian berdasarkan daya sink per m2 per jam ini kemudian akan digunakan sebagai pembanding daya sink tanaman yang diukur dengan metode karbohidrat seperti yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya. 4.1.9.2. Penelitian Pendahuluan dengan Metode Karbohidrat Metode yang digunakan untuk mengukur laju sink gas CO2 selanjutnya adalah pengukuran kadar karbohidrat pada daun dan ranting. Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Hasil pengukuran massa karbohidrat 5 jenis tanaman Jenis Tanaman
Massa Karbohidrat Sampel Daun (g C6H12O6)
Krey Payung
T-0 4,40 ± 0,51
T-2 jam 5,03 ± 0,68
T-4 jam 6,01 ± 0,12
Manggis
4,66 ± 0,58
4,87 ± 0,74
5,66 ± 0,57
Melinjo
4,08 ± 0,35
4,45 ± 0,18
4,95 ± 0,13
Sawo kecik
5,31 ± 0,15
5,62 ± 0,12
6,22 ± 0,05
Trengguli
4,17 ± 0,25
4,35 ± 0,38
4,60 ± 0,07
Setelah dihitung kemampuan sink gas CO2 untuk setiap jenis tanaman diperoleh data sebagai berikut: 79
Tabel 37. Kemampuan sink gas CO2 dengan metode karbohidrat Sink gas CO2 Jenis Tanaman
(g m-2 jam-1)
(10-3g daun-1 jam-1)
Krey Payung
0,95
4,39
Manggis
1,28
7,18
Melinjo
1,31
9,15
Sawo kecik
0,97
5,98
Trengguli
0,72
3,82
Untuk mendapatkan kepastian apakah metode karbohidrat dapat dipergunakan untuk menggantikan metode pengukuran dengan alat, maka dilakukan uji beda nyata parameter sink gas CO2 per m2 per jam. Hasil uji beda nyata dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 38. Uji beda nilai tengah dengan menggunakan uji-t Ulangan
Metode yang dipergunakan Alat
Karbohidrat
1
1,23
0,95
2
0,79
1,28
3
1,46
1,31
4
1,00
0,97
5
1,46
0,72
Rerata
1,18
1,05
Simpangan baku
0,30
0,25
Ragam
0,09
0,06
Ragam Gabungan
0,08
Standar gabungan
0,28
Derajat bebas (db)
8
thitung = One-tail
t0.05;8 = 1,86
Two-tail
t0.025;8 = 2,30
0,77
80
Ini berarti bahwa metode pengukuran dengan alat tidak berbeda nyata dengan metode karbohidrat. Dengan demikian, metode karbohidrat dapat dipergunakan untuk menggantikan metode pengukuran dengan alat. Oleh sebab itu, pada penelitian selanjutnya untuk mengukur daya sink gas CO2 di Kebun Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga digunakan metode karbohidrat. 4.1.9.3. Penelitian di Kebun Raya Bogor Kadar karbohidrat pada daun dari 25 jenis pohon yang diambil pada pukul 05.00 dan pukul 10.00 dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39. Massa karbohidrat pada ranting dan daun yang diambil pada pukul 05.00 dan 10.00 Nama Jenis Flamboyan Johar Merbau Pantai Asam Kempas Sapu tangan Bunga merak Cassia Krey Payung Matoa Rambutan Tanjung Sawo kecik Angsana Dadap Trembesi Saga Asam Kranji Mahoni Khaya Pingku Beringin Nangka Kenanga Sirsak
Nama Latin Delonix regia Cassia grandis Intsia bijuga Tamarindus indica Coompasia excelsa Maniltoa grandiflora Caesalpinia pulcherrima Cassia sp. Fellicium decipiens Pometia pinnata Nephelium lappaceum Mimusops elengi Manilkara kauki Pterocarpus indicus Erythrina cristagalli Samanea saman Adenanthera pavonina Pithecelobium dulce Swietenia macrophylla Khaya anthotheca Dysoxylum excelsum Ficus benjamina Arthocarpus heterophyllus Canangium odoratum Annona muricata
Massa Karbohidrat (g) 05.00 10.00 Selisih 4,34 5,34 1,00 2,84 4,50 1,66 4,87 5,68 0,82 2,93 3,05 0,12 1,91 2,44 0,53 2,05 2,21 0,16 3,77 5,35 1,58 3,07 4,13 1,60 3,68 3,72 0,04 3,20 3,27 0,08 3,18 3,23 0,05 3,59 4,13 0,54 3,21 3,71 0,50 2,15 2,97 0,83 2,70 3,92 1,22 3,45 4,57 1,20 4,10 5,10 1,00 3,71 4,47 0,76 2,88 3,69 0,81 2,70 3,06 0,27 3,48 3,58 0,11 2,45 3,70 0,62 2,63 2,91 0,29 3,65 6,93 3,29 1,76 3,26 1,50
81
Dari tabel di atas kemudian dihitung daya sink-nya per cm2, per daun dan per pohon, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40. Daya sink gas CO2 oleh tanaman di Kebun Raya Bogor Nama Jenis Flamboyan Johar Merbau Pantai Asam Kempas Sapu tangan Bunga merak Cassia Krey Payung Matoa Rambutan Tanjung Sawo kecik Angsana Dadap Trembesi Saga Asam Kranji Mahoni Khaya Pingku Beringin Nangka Kenanga Sirsak
Sink Gas CO2
Sink Gas CO2 per daun
Sink CO2
(g m jam )
(10-3g daun-1 jam-1)
(kg pohon-1 tahun -1)
2,51 2,92 1,13 0,60 0,98 0,33 2,80 8,90 0,08 0,12 0,12 1,21 1,64 1,19 2,71 1,94 2,05 1,44 1,33 0,55 0,22 1,58 0,57 7,26 3,80
4,39 7,18 9,15 5,98 3,82 4,39 7,18 9,15 5,98 3,82 4,39 7,18 6,15 5,98 3,82 4,39 7,18 9,15 5,98 3,82 4,39 7,18 9,15 5,98 3,82
0,20 1,49 2,19 4,55 8,26 8,48 11,12 19,25 21,90 30,95 34,29 41,78 42,20 75,29 114,03 116,25 126,51 221,18 329,76 404,83 535,90 720,49 756,59 5.295,47 28.488,39
-2
-1
Hasil dari penelitian ini akan digabungkan dengan hasil penelitian di Hutan Penelitian Dramaga (Bab 4.1.9.4) yang kemudian akan dibahas dalam Bab 4.2.2. tentang daya sink gas CO2 dan klasifikasi daya sink tanaman hutan kota. 4.1.9.4. Penelitian di Hutan Penelitian Dramaga Hasil analisis kandungan karbohidrat pada daun tanaman yang diambil pada pukul 5.00 dan pukul 10.00 di Hutan Penelitian Dramaga kemudian dihitung daya sink-nya. Hasil perhitungan daya sink dari 21 jenis tanaman dapat dilihat pada Tabel 41.
82
Tabel 41. Daya sink gas CO2 tanaman di Hutan Penelitian Dramaga Jenis Tanaman Pachira affinis Sapium indicum Shorea selanica Hopea mengarawan Hopea odorata Dipterocarpus retusa Beilschmiedia roxburghiana Cinnamomum parthenoxylon Swietenia macrophylla Swietenia mahagoni Khaya senegalensis Carapa guineensis Acacia mangium Acacia auriculiformis Trachylobium verrucossum Arthocarpus heterophyllus Pterygota alata Schima wallichii Lagerstroemia speciosa Tectona grandis Strombosia zeylanica
Sink Gas CO2 -2
-1
-3
(g m jam )
(× 10 g daun-1 jam-1)
(kg pohon-1 tahun -1)
0,18 0,35 0,17 0,01 0,44 0,15
0,96 0,17 0,22 0,002 0,13 0,33
0,42 4,23 5,28 12,63 15,19 16,50
3,31
4,37
24,24
1,01 0,44 0,61 0,43 0,06 0,25 0,92
1,79 6,98 3,46 1,56 0,99 0,29 0,29
30,95 34,15 36,19 48,68 63,31 83,86 135,27
0,69
5,09
160,14
0,12 0,13 1,51 0,53 1,97 5,36
0,09 0,86 0,97 2,98 15,99 4,40
227,21 295,73 365,79 442,63 562,09 1603,20
Seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa hasil penelitian ini akan digabungkan dengan hasil penelitian di Kebun Raya Bogor yang akan dibahas dalam Bab 4.2.2. tentang daya sink gas CO2 dan klasifikasi daya sink tanaman hutan kota. Daya sink tanaman akan diklasifikasikan menjadi 6 yakni: sangat tinggi, tinggi, agak tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah yang kemudian dihitung nilai rerata untuk setiap kelas daya sink. Nilai rerata sink gas CO2 sangat tinggi, tinggi dan agak tinggi akan digunakan sebagai nilai konstanta sink per pohon hutan kota guna menghitung jumlah pohon dan luasan hutan kota yang dibutuhkan sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas dengan menggunakan program Powersim 2.5.
83
4.1.9.5. Ukuran dan Kerapatan Stomata Penelitian tentang ukuran dan kerapatan stomata tidak masuk dalam permodelan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menetapkan ada tidaknya hubungan antara sifat morfologis daun berupa kerapatan dan ukuran stomata daun dengan daya sink-nya. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kerapatan stomata daun berkisar antara 62-941 per mm2, panjang antara 3,75-18,75 μm, sedangkan lebarnya antara 2,50-18,75 μm. Sebagai pembanding dapat dilihat hasil penelitian Agustini tahun 1994 (Lampiran 9). Hasil penelitian tentang kerapatan dan ukuran stomata pada daun tanaman di Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Tabel 42 di bawah ini. Tabel 42. Panjang, lebar dan kerapatan stomata tumbuhan di Kebun Raya Bogor Nama Jenis D. regia C. grandis I. bijuga T.indica C. excelsa M. grandiflora C. pulcherrima Cassia sp. F. decipiens P. pinnata N.lappaceum M. elengi M. kauki P. indicus E. cristagalli S. saman A.pavonina P. dulce S.macrophylla K. anthotheca D. excelsum F. benjamina A. heterophyllus C. odoratum A. muricata
Ukuran (μm) Panjang Lebar 11 8 4 3 4 9 9 11 6 12 11 6 13 13 19 19 8 6 11 11 9 5 6 8 12 9 15 13 13 12 12 5 11 15 6 6 13 9 11 6 12 10 8 7 6 11 13 13 9 8
Kerapatan per mm2 310 811 135 446 706 111 507 503 232 492 941 103 76 76 709 220 624 541 195 351 62 241 141 681 151
84
Menurut Agustini (1994) kerapatan stomata <300 per mm2 dinyatakan sebagai kategori rendah, 300-500 per mm2, sedang dan >500 per mm2 termasuk kategori tinggi. Sedangkan ukuran panjang stomata < 20 µ dinyatakan sebagai kurang panjang, 20 - 25 µ, panjang dan >25 µ termasuk kategori sangat panjang. Foto-foto stomata daun pada tanaman di Kebun Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga terdapat pada Lampiran 7 dan 8. Hasil penelitian dari tanaman yang terdapat di dalam kawasan Hutan Penelitian Dramaga adalah sebagai berikut: Tabel 43. Panjang dan lebar serta kerapatan stomata pada daun tumbuhan di areal Hutan Penelitian Dramaga Nama Jenis P. affinis S. indicum H. mengarawan H. odorata D. retusa B. roxburghiana C. parthenoxylon S. macrophylla S. mahagoni K. senegalensis C. guineensis A. mangium A. auriculiformis T. verrucossum A. heterophyllus P. alata S. wallichii L. speciosa T. grandis S. zeylanica
Panjang (µm) 30 13 15 15 8 18 18 10 8 8 23 13 20 13 18 13 18 13 15 18
Lebar (µm)
Kerapatan (per cm2)
20 13 13 13 5 15 13 10 8 8 20 8 15 10 15 10 13 10 13 10
274 239 414 348 239 449 366 629 416 367 393 380 557 297 478 150 483 218 165 274
Dari Tabel 42 dan 43 dapat dinyatakan bahwa jenis yang memiliki kerapatan stomata yang tinggi (>500 stomata/mm2) tanaman di Kebun Raya Bogor adalah N. lappaceum, C. grandis, E. cristagalli, C. excelsa, C. odoratum, A. pavonina, P. dulce, C. pulcherrima dan Cassia sp., sedangkan untuk tanaman di Hutan Penelitian Dramaga adalah S. macrophylla dan A. auriculiformis.
85
Dengan menggunakan program DataFit version 8.2.79 dapat dicari keeratan hubungan antara daya sink gas CO2 dengan panjang stomata, lebar stomata dan kerapatannya seperti dapat dilihat pada Tabel 44. Dari Tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa daya sink gas CO2 kurang mempunyai hubungan yang erat baik dengan panjang stomata, lebar stomata maupun dengan kerapatan stomata. Artinya stomata yang semakin rapat dan atau stomata yang semakin panjang dan lebar tidak selalu menghasilkan daya sink yang semakin besar. Data selengkapnya hasil analisis dengan menggunakan program DataFit 8.2.79 dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11. Sementara foto tentang daun tanaman di Kebun Raya Bogor dan stomatanya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan foto stomata daun tanaman di Hutan Penelitian Dramaga terdapat pada Lampiran 8. Tabel 44. Hubungan antara nilai sink gas CO2 dengan stomata Persamaan Regresi Linier Kebun Raya Bogor Panjang Y = 0,56X1 - 3,26 Lebar Y = 0,59X2 - 3,24 Kerapatan Y = 0,00X3 + 1,21 Panjang dan Y = 0,14X1 + 0,17X2 lebar Panjang dan Y=0,004X1+ 0,64X3+0,31 Kerapatan Lebar dan Y = 0,03X2 + 0,86X3 + 0,29 Kerapatan Panjang, Y = 5,33X1 + 2,35X2 – 2,35X3 lebar dan kerapatan Hutan Penelitian Dramaga Panjang Y = 4,29X1 + 0,24 Lebar Y = 0,28X2 + 0,85 Kerapatan Y = -3,11 X3 + 0,99 Panjang dan Y = 0,27X1 + 1,63X2 - 1,64 lebar Panjang dan Y = 0,83X1 + 0,26X3 – 0,04 Kerapatan Lebar dan Y = 0,28X2 - 0,12X3 + 1,33 Kerapatan Panjang, Y = 23,20X1 -26,36 X2 + 0,001X3 lebar dan kerapatan
Koefisien Determinasi 0,27 0,33 0,04 0,02 0,01 0,06 0,18
0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,14
86
4.1.10. Simulasi Konsentrasi Gas CO2 Ambien dan Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota sebagai Sink Gas CO2 Antropogenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas Luasan hutan kota yang diperlukan untuk menyerap gas CO2 antropogenik hasil pembakaran bahan bakar minyak dan gas perlu ditentukan, agar kadar gas CO2 ambien tidak terus meningkat. Pada keadaan yang ideal semua emisi gas CO2 dari bahan bakar minyak dan gas dapat diserap oleh vegetasi yang ada. Data penggunaan lahan dari tahun 2003 - 2005 yang tercantum pada Tabel 33 menunjukkan bahwa telah terjadi konversi lahan sebesar 3,30 % per tahun menjadi lahan terbangun, namun sebaliknya terjadi penurunan pada vegetasi rapat, vegetasi jarang, ladang, sawah, semak dan rumput, dan lahan kosong masingmasing sebesar 0,33 %; 1,15 %; 1,23 %; 1,77 % dan 2,82 %. Sedangkan untuk situ dan sungai tidak mengalami perubahan. Kebutuhan penambahan luasan hutan kota sebagai penyerap gas CO2 sangat penting diperhatikan mengingat luasan ruang terbuka hijau yang terus menurun dari tahun ke tahun. Data lainnya yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan lahan untuk hutan kota adalah kadar gas CO2 ambien. Konsentrasi CO2 ambien pada tahun 2006/2007 adalah 389,89 ppmv. Data nilai rerata ini yang akan digunakan sebagai level dalam simulasi dengan sistem dinamik. Diagram alir dan nilai konstanta yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Berikut ini disajikan hasil simulasi jumlah emisi gas CO2 dan luasan ruang
800.000.000
Luas RTH (ha)
Emisi Gas CO2 (kg)
terbuka hijau (lihat Gambar 24).
700.000.000
600.000.000
2.020 2.040 2.060 2.080 2.100
4.000 3.000 2.000 1.000
2.020 2.040
Tahun
(a)
2.060 2.080
2.100
Tahun
(b)
Gambar 24. Hasil Simulasi: (a). Emisi gas CO2, dan (b). Luasan RTH. 87
Dari Gambar 24 ini dapat dinyatakan kualitas lingkungan Kota Bogor, jika dilihat dari emisi dan kapasitas sink gas CO2 oleh ruang terbuka hijau semakin mengkhawatirkan, karena terjadi semakin tidak seimbangnya antara emisi dan sink. Di satu pihak emisi yang terus meningkat, namun di lain pihak kapasitas sink ruang terbuka hijau yang terus menurun. Emisi gas CO2 dari bahan bakar antropogenik pada tahun 2010 sebanyak 600.216 ton dan pada tahun 2100 menjadi 848.175 ton. Luasan ruang terbuka hijau tahun 2006 seluas 4.484,62 ha sedangkan pada tahun 2100 tinggal 233,36 ha (1,97%). Akibat terjadinya pengurangan luasan ruang terbuka hijau, maka jumlah sink oleh ruang terbuka hijau juga mengalami penurunan. Jumlah sink oleh ruang terbuka hijau tahun 2006 sebesar 546,46 ton gas CO2, sedangkan pada tahun 2100 sebanyak 26,71 ton. Oleh sebab itu, perlu penambahan jumlah pohon dan luasan hutan kota. Masalah ini akan dibahas dan disajikan dalam Bab 4.2. dan beberapa skenario penanggulangan yang dapat dilakukan. 4.2. Pembahasan Sebelum membahas tentang skenario penanggulangan dan pengelolaan gas CO2 yang berkaitan dengan kebutuhan luasan hutan kota yang penentuannya berdasarkan analisis emisi dan sink menggunakan simulasi model, berikut ini akan dibahas terlebih dahulu masalah emisi dan daya sink gas CO2 di Kota Bogor serta hal-hal yang berkaitan dengan permodelan. 4.2.1. Analisis Emisi Gas CO2 dan Konsentrasi Gas CO2 Seperti telah dijelaskan dalam Bab 4.1.6. yang menyatakan bahwa rerata konsentrasi gas CO2 di Kota Bogor pada tahun 2006/2007 sebesar 389,89 ppmv. Di lokasi yang potensial tercemar yaitu di Warung Jambu, Baranang Siang, Ekalokasari, Jembatan Merah dan Pasar Bogor rerata konsentrasi gas CO2 pada musim kemarau adalah 397,27 dan pada musim hujan 395,11 ppmv, sedangkan di 5 lokasi lainnya yakni: Hutan Penelitian Dramaga, Lapangan bola Indraprasta, Bogor Lake Side, Ciremai ujung dan Taman Koleksi Cimanggu rerata konsentrasi gas CO2 pada musim kemarau adalah 384,55 dan pada musim hujan 383,89 ppmv.
88
Rendahnya konsentrasi gas ini pada musim penghujan, nampaknya karena sebagian gas ini larut di dalam air hujan menjadi asam karbonat. Adanya gas CO2 yang larut dalam air hujan mengakibatkan pH air hujan pada kondisi alami sekali pun selalu kurang dari 7,0 (Manahan 2000). Lebih lanjut Manahan (2000) menjelaskan jumlah CO2 yang terlarut dalam air hujan pada keadaan setimbang dengan konsentrasi CO2 di udara sebesar 350 ppmv pada suhu udara 25oC sebanyak 1,146 x 10-5 M atau setara dengan 5,04 x 10-7 kg/l. Pembahasan masalah ini selanjutnya akan dibahas khusus pada Bab 4.2.4. tentang pengaruh hujan. Kota Bogor terkenal dengan sebutan ”Kota Hujan”. Rerata curah hujan sebesar 4.000 mm/tahun. Artinya jumlah volume air hujan yang jatuh di Kota Bogor yang luasnya 11.850 ha selama satu tahun sebanyak 47,4 x 1010 l. Dengan demikian jumlah gas CO2 yang larut dalam air hujan setahun sebanyak 239 ton/tahun. Selain dari penyebab yang telah disebutkan terdahulu, rendahnya gas CO2 di musim penghujan, karena jumlah kendaraan yang melewati ke lima jalur pada lokasi itu lebih rendah. Pada musim kemarau rerata jumlah kendaraan yang melewati ke lima jalur jalan tersebut antara 45.401 - 47.433 kendaraan per hari, sedangkan pada musim penghujan 34.852 - 45.684 kendaraan per hari.
Gambar 25. Fluktuasi konsentrasi gas CO2 yang diukur pada menara dengan ketinggian 496 m di Kota Carolina Utara. Sumber: Backwin, et al., (1998). Hasil pengukuran konsentrasi gas CO2 ambien di Kota Bogor tahun 2006/2007 masih sejalan dengan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Backwin 89
dkk. tahun 1998 di Carolina Utara pada menara dengan ketinggian 496 m. Hasil pengukurannya mendapatkan data berkisar antara 345 - 375 ppmv. Demikian juga dengan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Keeling dan Whorf (2005) di Mauna Loa, Hawaii yang juga menunjukkan bahwa konsentrasi gas ini pada tahun 2004 yakni sebesar 377,38 ppmv (http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon dioxide 2006). Dari penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan konsentrasi gas CO2 yang sangat menghawatirkan baik di Bogor maupun di tempat lainnya yaitu sudah melebihi angka 330 ppmv. Konsentrasi gas CO2 yang aman seperti pada awal revolusi industri sekitar 300 – 330 ppmv. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat mengurangi laju peningkatan konsentrasi gas ini. Kekhawatiran lainnya adalah emisi gas CO2 antropogenik yang berasal dari bahan bakar fosil mengandung isotop radioaktif, karena ketika bahan bakar fosil ini masih berada di dalam batuan bumi mendapatkan radiasi dari batuan yang bersifat radioaktif. Oleh sebab itu, emisi gas CO2 dari bahan bakar fosil yang terus bertambah akan mengakibatkan jumlah CO2 radioaktifnya juga terus bertambah. Gas CO2 alami di udara ambien terdiri dari karbon 13
14
12
C, sedangkan isotopnya
12
terdiri dari C dan C. Waktu paruh untuk CO2 antara 50 – 200 tahun (Foley, 1993). Gas
14
CO2 dengan waktu paruh sekitar 5.700 tahun tidak memberikan
sumbangan meningkatnya gas CO2. Sumbangan isotop
13
CO2 dari bahan bakar
fosil sebesar 1% saja, sedangkan 99% lainnya terdiri dari
12
CO2 yang tidak
bersifat radioaktif (http://www.radix.net/~bobg/faqs/scq.CO2rise.html). Peneliti lain menyatakan bahwa emisi dari bahan bakar minyak dan gas sebanyak 1,1% berupa gas
13
CO2 dan 98,9% gas
12
CO2 (http://homepage.mac.com/uriarte/
carbon13.html). Dari keduanya dapat dinyatakan bahwa senyawa gas CO2 yang dihasilkan dari bahan bakar fosil, sekitar 1,0 - 1,1% mengandung senyawa radioaktif 13CO2. Dengan adanya gas CO2 yang berifat radioaktif di udara ambien yang kemudian dapat terserap masuk ke dalam jaringan daun, maka organ tumbuhan juga potensial mengandung
13
C. Para ahli mengukur kandungan
13
C dan
12
C
90
dengan notasi δ13C (dalam ‰) yang terdapat di dalam jaringan tumbuhan dengan rumus (http://homepage.mac. com/uriarte/carbon13. html): (13C/12C) sampel – (13C/12C)standar -------------------------------------------------- x 1.000 (13C/12C) standar Dari beberapa sampel yang diambil dari tegakan di California Utara mendapatkan hasil nisbah
13
C/12C sekitar 1% terdapat pada jaringan tumbuhan
(http://homepage.mac.com/uriarte/ carbon13.html). Dengan demikian emisi gas CO2 yang sebagian mengandung
13
CO2, selain mengakibatkan adanya gas CO2
yang bersifat radioaktif, juga mengakibatkan organ tumbuhan juga dapat mengandung 13C yang juga bersifat radioaktif. Dari kenyataan ini nampaknya semakin maraknya kasus penyakit kanker belakangan ini diantaranya disebabkan oleh paparan dan hirupan udara yang mengandung
13
CO2 yang bersifat radioaktif. Apabila gas yang bersifat radioaktif
ini dihirup, maka gas CO2 radioaktif akan masuk ke dalam paru yang akan membentuk H213CO3 dan Hb-13CO2 dalam darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Beberapa bahan lainnya yang bersifat radioaktif dan bahaya yang ditimbulkannya dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 45. Beberapa jenis bahan radioaktif dan efek yang ditimbulkan Jenis Radioaktif Strontium 90 Strontium 89
Jenis Radiasi Beta Beta
Cesium 137
Beta-gamma
Karbon 14 Iodin 129 Iodin 131 Kripton 85 Tritium (3H)
Beta-gamma Beta-gamma Beta-gamma Beta Beta
Organ yang Terkena Otot Otot Jaringan lunak, Organ kelamin Seluruh tubuh Tiroid Tiroid Seluruh tubuh
28 tahun 51 hari
Efek yang Ditimbulkan Kanker tulang Kanker tulang
27 hari
Jaringan gonad
5760 tahun 17 juta tahun 8 hari 10,7 tahun 12,3 tahun
Kanker Tiroid Kanker Tiroid Gonad
Waktu Paruh
Sumber: Waldbott (1978: 266) 4.2.2. Daya Sink dan Klasifikasi Daya Sink Tanaman Hutan Kota Dari hasil penelitian tentang daya sink gas CO2 yang menggunakan alat dan penelitian berikutnya yang menggunakan metode karbohidrat setelah diuji 91
dengan uji-t pada taraf kepercayaan 95% menyatakan bahwa kedua metode tersebut tidak berbeda nyata (lihat Bab 4.1.9.2). Oleh sebab itu, metode karbohidrat digunakan untuk mengukur daya sink gas CO2 untuk 25 jenis tanaman yang tumbuh di Kebun Raya Bogor dan 21 jenis tanaman di Hutan Penelitian Dramaga. Hasil penelitian baik untuk tanaman di Kebun Raya Bogor maupun di Hutan Penelitian Dramaga yang kemudian dibuat klasifikasi daya sink-nya secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 46. Tabel 46. Daya sink gas CO2 dan klasifikasi daya sink tanaman di Kebun Raya Bogor dan di Hutan Penelitian Dramaga No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Jenis C. excelsa 1) H. mengarawan2) T. indica1) N. lappaceum1) H. odorata2) E. cristagalli1) M. grandiflora1) P. dulce1) P. indicus1) P. affinis2) A. mangium2) S. indicum2) I. bijuga1) K. anthotheca1) D. retusa2) C. pulcherrima1) C. guinensis2) M. elengi1) P. alata2) M. kauki1) D. regia1) A. auriculiformis2) S. wallichii2) A. muricata1) K. senegalensis2) S. macrophylla1) C. grandis1) A. heterophyllus1)
Sink CO2 (kg pohon-1 tahun -1)
Klasifikasi Daya Sink
0,20 0,42 1,49 2,19 4,23 4,55 8,26 8,48 11,12 12,63 15,19 16,50 19,25 21,90 24,24 30,95 34,15 34,29 36,19 41,78 42,20 48,68 63,31 75,29 83,86 114,03 116,25 126,51
Sr Sr Sr Sr Sr Sr Sr Sr Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Sd Sd Sd Sd Sd Sd 92
No
Nama Jenis
Sink CO2 (kg pohon-1 tahun -1)
29. T. grandis2) 135,27 2) 30. L. speciosa 160,14 1) 31. A. pavoniana 221,18 2) 32. C. parthenoxylon 227,21 2) 33. S. mahagoni 295,73 1) 34. P. pinnata 329,76 1) 35. F. decioiens 404,83 2) 36. B. roxburghiana 442,63 1) 37. F. benjamina 535,90 2) 38. T. verrucossum 562,09 39. D. excelsum1) 720,49 40. C. odoratum1) 756,59 2) 41. S. zeylanica 1603,20 1) 5.295,47 42. Cassia sp. 1) 43. S. saman 28.488,39 Keterangan: 1) Tanaman di Kebun Raya Bogor 2) Tanaman di Hutan Penelitian Dramaga
Klasifikasi Daya Sink Sd At At At At At At At Tg Tg Tg Tg Tg St St
Klasifikasi (satuan dalam kg pohon-1 tahun -1) Sr (Sangat Rendah) Rd (Rendah) Sd (Sedang)
< 9,99 10 – 49,9 50 – 150
At (Agak tinggi) Tg (Tinggi) St (Sangat Tinggi)
150-500 500-2.000 >2.000
Rerata Nilai Daya Sink Satuan (kg/pohon/tahun) Sangat Rendah Rendah Sedang
3,90 28,00 102,07
Agak Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
305,91 835,65 16.891,93
Rerata nilai daya sink agak tinggi, tinggi dan sangat tinggi akan dipergunakan pada simulasi program Powersim. Nilai rerata sink agak tinggi sebesar 305,91 kg/pohon/tahun, tinggi 835,65 kg/pohon/tahun dan sangat tinggi sebesar 16.891,93 kg/pohon/tahun. Dari tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa daya sink gas CO2 sangat bervariasi menurut jenis tanaman. Hal ini sangat sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Ross (1992) yang menyatakan bahwa daya sink gas CO2 bervariasi menurut jenis. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa secara garis besar tumbuhan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yakni: C3, C4 dan CAM 93
(crassulacean acid metabolisms). Sebanyak 95 % dari tumbuhan tingkat tinggi yang ada di dunia ini tergolong ke dalam jenis tumbuhan C3 (http://www.serc. si.edu/labs/co2/c3_c4_plants.jsp), sisanya tergolong jenis C4 dan CAM, sementara ahli lainnya menyatakan jenis C3 85% dari total populasi tumbuhan tingkat tinggi yang ada di permukaan dunia ini (http://homepage.mac.com/uriarte/ carbon13.html.). Contoh jenis C3 adalah padi, kedelai dan umumnya tumbuhan kehutanan, sedangkan contoh tumbuhan C4 adalah tebu, sorgum dan jagung. Perbedaan karakteristik tumbuhan C3, C4 dan CAM adalah sebagai berikut: Tabel 47. Beberapa ciri fotosintetik antara tumbuhan C3, C4 dan CAM C3 Sel fotosintesis tak punya berkas yang jelas Rubisko
Jenis Tumbuhan C4 Sel seludang berkas tertata dengan baik, kaya dengan organel PEP karboksilase, lalu rubisko
1:3:2
1:5:2
CAM Tidak ada sel palisade, vakuola besar pada sel mesofil Gelap: karboksilase. Terang: terutama rubisko 1: 6,5:2
450-950
250-350
18-125
2,8 ± 0,4
3,9 ± 0,6
2,5 - 3,0
Tidak 30-70
Ya 0-10
Ya 0 - 5 saat gelap
Fotosintesis dihambat oleh 21% O2
Ya
Tidak
Ya
Fotorespirasi
Ya
Suhu optimum bagi fotosintesis Produksi bahan kering (ton/ha/th) Maksimum yang tercatat
15-25 0C
Hanya di seludang berkas 30-47 0C
Ada di petang hari ± 35 0C
22 ± 0,3
39 ± 17
Rendah dan sangat beragam
34-39
50-54
Ciri Anatomi daun
Enzim karboksilasi Nisbah kebutuhan energi antara CO2:ATP:NADPH Nisbah transpirasi (g H2O/g peningkatan bobot kering) Nisbah klorofil daun a / b Kebutuhan Na+ Titik kompensasi CO2 (µmol mol-1 CO2)
Sumber : Salisbury dan Ross (1992) : 75 94
Telah dijelaskan terdahulu bahwa konsentrasi gas CO2 ambien terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena gas ini merupakan bahan baku fotosintesis, maka peningkatan konsentrasi gas ini di udara ambien akan mengakibatkan meningkatnya laju fotosintesis tanaman. Henderson et al., (1995) menyatakan bahwa peningkatan laju fotosintesis tanaman berbeda-beda menurut jenisnya. Berat kering tanaman C4 meningkat sebesar 22% lebih besar, ketika diberi paparan gas ini dua kali lipat lebih besar dari yang ada pada masa sekarang ini, sedangkan untuk tanaman C3 peningkatannya sebanyak 41% lebih besar. 4.2.3. Pengujian Model Sebelum model digunakan, model harus diuji terlebih dahulu, apakah model tersebut sudah baik atau tidak. Model analisis penentuan kebutuhan luasan hutan kota yang berfungsi sebagai sink gas CO2 antropogenik yang dipergunakan dalam penelitian ini sudah dapat dinyatakan baik, berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut ini: 1. Semua komponen sistem dalam batasan sistem yang telah ditetapkan sudah lengkap, baik yang bertindak sebagai masukan, proses maupun sebagai keluaran gas CO2 dengan kendala adanya keterbatasan lahan (Gambar 6). 2. Tanggap perilaku populasi manusia sama dengan perilaku lahan terbangun (lihat Lampiran 5). Lahan terbangun yang dibutuhkan mengikuti pola jumlah penduduk dengan kebutuhan per orang sebesar 0,007 ha. Daya dukung populasi sebanyak 1,3 juta orang pada hamparan lahan terbangun seluas 8.032 ha. 3. Grafik pertumbuhan populasi manusia, lahan terbangun dan jumlah emisi gas CO2 perilakunya bersifat goal seeking (pertumbuhan terbatas). Pola kecenderungan seperti itu dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. 4. Dengan memasukkan nilai jumlah CO2 sisa yakni besaran emisi dikurangi dengan sink oleh ruang terbuka hijau sama dengan nol, maka kebutuhan luasan hutan kotanya pun menjadi nol. 5. Jika populasi manusia dijadikan nol, maka emisi gas CO2 dan kebutuhan luasan hutan kota juga akan menjadi nol.
95
4.2.4. Pengaruh Hujan Ketika air hujan turun ke bumi, butiran air hujan akan bersinggungan dengan molekul gas CO2. Gas ini akan larut ke dalam air hujan. Menurut Manahan (2000) jumlah CO2 yang terlarut dalam air hujan pada keadaan setimbang dengan konsentrasi CO2 di udara sebesar 350 ppmv pada suhu udara 25oC sebanyak 1,146 x 10-5 M atau setara dengan 5,04 x 10-7 kg/l. Nilai kelarutan gas CO2 dan jumlah air hujan yang turun di Kota Bogor selama setahun sebanyak 474 x 1011 l. Kedua nilai ini akan digunakan pada model. Dari hasil simulasi seperti dapat dilihat pada Gambar 26 dapat dikemukakan bahwa, walaupun gas CO2 sebagian dapat dibersihkan oleh air hujan, namun konsentrasinya di udara ambien terus meningkat dari tahun ketahun. Oleh sebab
Gas CO2 (ppm)
itu, perlu tambahan luasan hutan kota untuk menurunkannya.
389,896 389,894 389,892 389,890 2.020
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
Gambar 26. Konsentrasi gas CO2 yang terus bertambah, walau sebagian telah dibersihkan oleh air hujan. Berikut ini disajikan hasil simulasi berupa nilai kebutuhan luasan hutan kota jika dilengkapi dengan adanya pengaruh hujan. Jenis pohon yang digunakan pada penambahan luasan hutan kota yang baru adalah jenis berdaya sink sangat tinggi. Kebutuhan luasan hutan kota dapat dilihat pada Gambar 27.
96
Kebutuhan Luasan H K (ha)
300
250 200
150 2.020 2.040 2.060
2.080 2.100
Tahun
Gambar 27. Kebutuhan luasan hutan kota dengan tanaman berdaya sink sangat tinggi (ha) Dari Gambar 27 menunjukkan bahwa kebutuhan luasan hutan kota sejak tahun 2017 sampai tahun 2100 berkisar antara 300 – 280 ha. Nilai kelarutan gas CO2 dalam air hujan yakni sebesar 5,04 x 10-7 kg/l (Manahan 2000). Dari hasil perhitungan kota Bogor yang luasnya 11.850 ha dengan curah hujan sebesar 4.000 mm/tahun, maka gas CO2 yang larut dalam air hujan selama satu tahun sebanyak 239 ton/tahun. Nilai ini sangat tidak berarti jika dibandingkan dengan jumlah emisi gas CO2 antropogenik di Kota Bogor pada tahun 2010 sebanyak 600.216 ton dan pada tahun 2100 menjadi 848.175 ton. Oleh karena hujan tidak berperan nyata dalam menurunkan konsentrasi gas CO2 ambien dan setelah dibuat simulasi dengan memasukkan pengaruh hujan, ternyata luasan hutan kota yang dibutuhkan sama dengan tanpa pengaruh hujan, maka penentuan kebutuhan luasan hutan kota untuk selanjutnya, pengaruh hujan tidak dimasukkan dalam model. 4.2.5. Analisis Kecukupan Luasan Hutan Kota Menggunakan Tanaman Berdaya Sink Gas CO2 Sangat Tinggi dengan Model Tidak Dipengaruhi Hujan. Oleh karena hasil uji verifikasi dan validasi menyatakan bahwa model ini sudah baik, maka dilakukan simulasi untuk menentukan kebutuhan luasan hutan kota yang berfungsi sebagai sink gas CO2 antropogenik. Untuk melakukan simulasi, nilai daya sink gas CO2 oleh beberapa bentuk ruang terbuka hijau digunakan data seperti tercantum pada Tabel 12, sedangkan nilai kelas daya sink pohon hutan kota digunakan nilai rerata daya sink berdasarkan nilai rerata kelas. 97
Program diagram alir dan data selengkapnya yang digunakan dalam Program Powersim dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Untuk melihat kecenderungan jumlah emisi gas CO2, luasan ruang terbuka hijau dan daya sink-nya dilakukan simulasi. Hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 28. Dari gambar ini dapat dinyatakan bahwa gas CO2 dari bahan bakar minyak dan gas terus meningkat sementara daya sink ruang terbuka hijau terus
Emisi Gas CO2 (kg)
menurun karena luasan ruang terbuka hijau yang terus menurun.
800.000.000
700.000.000
(a)
600.000.000
2.020
2.040
2.060 2.080
2.100
4.000
Rosot RTH (kg)
Luas RTH (ha)
Tahun
3.000 2.000 1.000
2.020
2.040
2.060
2.080
2.100
500.000.000 400.000.000 300.000.000 200.000.000 100.000.000 2.020 2.040 2.060 2.080 2.100
Tahun
(b)
Tahun
(c)
Gambar 28. Hasil simulasi: (a). Emisi gas CO2, (b). Luas RTH dan (c). Daya sink RTH Dari Gambar ini dapat dinyatakan pula bahwa lingkungan Kota Bogor ditinjau dari emisi dan sink gas CO2 sudah sangat mengkhawatirkan. Emisi gas CO2 pada tahun 2010 sebanyak 600.216 ton dan pada tahun 2100 menjadi 848.175 ton, sementara luasan ruang terbuka hijau pada tahun 2010 seluas 3.865,34 ha dan pada tahun 2100 seluas 233,26 ha. Luasan ruang terbuka hijau yang terus menurun mengakibatkan daya sink ruang terbuka hijau yang semula pada tahun 2010 sebanyak 470.883 ton dan pada tahun 2100 sebesar 26.714 ton. 98
Hasil simulasi yang terdapat pada Gambar 29 menunjukkan bahwa konsentrasi gas CO2 jika tidak dilengkapi dengan penambahan luasan hutan kota akan meningkat menjadi 389,8964 ppmv pada tahun 2100, sedangkan jika dilengkapi dengan luasan hutan kota yang sesuai dengan kebutuhan akan menurun menjadi 389,8752 ppmv pada tahun 2100. 389,890
Gas CO2 (ppm)
Gas CO2 (ppm)
389,896 389,895
389,885
389,894 389,893
389,880
389,892 389,891
389,875
389,890 2.020 2.040 2.060 2.080 2.100
Tahun
(a)
2.020 2.040 2.060 2.080 2.100
Tahun
(b)
Gambar 29. Konsentrasi CO2 ambien hasil simulasi dari tahun 2005 – 2095. (a) Tanpa penambahan luasan HK, (b) Dengan penambahan HK. Berikut ini akan dibahas beberapa skenario yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah emisi gas CO2 dan atau menurunkan konsentrasi ambien gas CO2. 4.2.5.1. Skenario Variasi Jenis Daya Sink Gas CO2 Hasil dari penelitian yang telah dibahas pada Bab 4.2.2. yang menghasilkan 6 kelas daya sink yakni sangat tinggi, tinggi, agak tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, maka dilakukan simulasi berdasarkan variasi daya sink. Yang pertama digunakan adalah nilai daya sink sangat tinggi. Simulasi dengan nilai sink sangat tinggi terdapat pada Gambar 30.
99
300
50.000 40.000
2 3 2
30.000 2 20.000 10.000
3
3
24
1
3
4
2 4 5 4 5 3 15 0 45 5 1 1 2.020 2.060 2.100
Tahun
1 anakan 2 Phn_Remaja 3 Phn_Dewasa 4 Phn_Tua
Luas HK (ha)
Jumlah Pohon
1
250
200
5 Phn_Renta
150 2.020
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
(a)
(b)
Gambar 30. Hasil Simulasi. (a). Kebutuhan jumlah bibit dan perkembangannya (b). Kebutuhan luasan HK dengan jenis berdaya sink sangat tinggi. Kebutuhan penambahan luasan hutan kota yang baru dengan jenis berdaya sink sangat tinggi, dari hasil simulasi menghasilkan jumlah kebutuhan bibit per tahun yang bervariasi seperti terlihat pada Gambar 30a dan kebutuhan luasan hutan kota dapat dilihat pada Gambar 30b. Dari simulasi ini pula dapat dikemukakan bahwa jumlah bibit yang diperlukan terus meningkat sejak tahun 2007. Kebutuhan bibit tertinggi pada tahun 2017 sebanyak 54.766 bibit. Setelah tahun 2017 kebutuhan bibit terus menurun. Kebutuhan bibit pada tahun 2100 sebanyak 191 bibit. Dari Gambar 30b dapat dinyatakan kebutuhan luasan hutan kota mulai meningkat sejak tahun 2007 yakni menjadi 147,87 ha. Kebutuhan luasan hutan kota tertinggi terjadi pada tahun 2019 - 2021 seluas 302,45 ha. Keadaan ini terus menurun walaupun penurunannya agak landai. Kebutuhan tahun 2100 seluas 277,39 ha. Keadaan ini akan sangat berlainan, jika yang ditanam jenis yang memiliki daya sink yang tinggi. Dengan memasukkan nilai daya sink gas CO2 yang tinggi ke dalam program, grafik jumlah bibit dan kebutuhan luasannya dapat dilihat pada Gambar 31a dan 31b. Kebutuhan bibit mulai ada pada tahun 2007 sebanyak 31.565 bibit. Kebutuhan tertinggi pada tahun 2017 sebanyak 1.106.522 yang terus menurun dan pada tahun 2100 sebanyak 3.856 bibit tanaman. Luasan hutan kota yang dibutuhkan mulai muncul pada tahun 2007 yakni seluas 271,0 ha yang terus meningkat dan mencapai puncaknya tahun 2019 - 2021 seluas 6.517 ha yang kemudian menurun sampai akhirnya tahun 2100 menjadi 5.505 ha. 100
Jika dikaji berdasarkan luasannya, maka kebutuhan luasan hutan kota dengan jenis tanaman berdaya sink tinggi seluas 5.504,06 ha. Ini berarti menempati lahan seluas 46,45% dari seluruh wilayah kota. Hal ini sangat sulit untuk dilaksanakan mengingat seluas 67,78% lahan dipergunakan untuk lahan terbangun yang dibutuhkan oleh penduduk sampai tahun 2100 sebanyak 1,3 juta orang. Dengan skenario penggunaan jenis tanaman berdaya sink tinggi, maka jumlah lahan terbangun, ruang terbuka hijau dan hutan kota akan melebihi angka 100% yakni sebesar 116,20%
Dengan demikian penggunaan jenis tanaman
berdaya sink tinggi tidak dianjurkan untuk dipergunakan dalam program penanaman di areal hutan kota yang baru.
Jumlah Pohon
1 2
500.000
3 2
2
3 3
3
0
anakan
2
Phn_Remaja
3
Phn_Dewasa
4
Phn_Tua
5
Phn_Renta
4 24
1
1
4
2
Luas H K (ha)
6.000
1.000.000
5.000 4.000 3.000 2.000 1.000
5 5 4 15 5 1 45 1 2.020 2.040 2.060 2.080 2.100 3
2.020
Tahun
(a)
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
(b)
Gambar 31. (a). Jumlah bibit dan perkembangannya. (b). Luasan hutan kota yang diperlukan dengan penggunaan tanaman berdaya sink tinggi. Dari keterangan yang telah disampaikan tadi maka simulasi dengan nilai daya sink agak tinggi dan yang lebih rendah dari itu menjadi tidak perlu untuk dikaji lagi, karena akan menghasilkan nilai kebutuhan luasan hutan kota yang lebih besar lagi. Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk menekan kebutuhan luasan hutan kota adalah: pengkayaan pada areal bervegetasi jarang, penurunan laju pertambahan penduduk dan penghematan bahan bakar. Masalah ini akan dibahas pada Bab 4.2.5.2, Bab 4.2.5.3 dan Bab 4.2.5.4. 4.2.5.2. Skenario Variasi Laju Pertambahan Penduduk Berikut ini disajikan skenario variasi laju pertambahan penduduk sebesar 1%, 2% dan 3,06%. Dengan menggunakan nilai laju pertambahan penduduk sebesar 3,06% per tahun, maka penduduk dengan skenario lahan terbangun 70 101
m2/orang, dengan bangunan 1 lantai, maka pada tahun 2100 penduduk Kota Bogor menjadi 1,3 juta orang. Jika laju pertambahan penduduk sebesar 3,06%, maka kebutuhan luasan hutan kota bervariasi seperti grafik yang terdapat pada Gambar 32c. Namun, jika laju pertambahan penduduk masing-masing 1% dan 2%, maka kebutuhan luasan
Kebutuhan Luasan HK (ha)
Kebutuhan Luasan H K (ha)
lahan hutan kotanya seperti terlihat pada Gambar 32a dan 32b. 700 600 500 400 300 200 2.020
2.040
2.060
2.080
700 600 500 400 300 200 2.020
2.100
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
Tahun
Kebutuhan Luasan HK (ha)
(a)
(b)
700 600 500
(c)
400 300 200 2.020
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
Gambar 32. Kebutuhan luasan hutan kota pada skenario laju pertambahan penduduk (a). 1% per tahun. (b). 2% per tahun, dan (c) 3,06% per tahun. Dari gambar ini dapat dikemukakan bahwa kebutuhan luasan hutan kota untuk laju pertambahan penduduk sebesar 1%, 2% dan 3,06% per tahun tidak berbeda. Oleh sebab itu, pengurangan laju pertambahan penduduk bukan merupakan prioritas yang perlu dilakukan untuk mengurangi kebutuhan luasan hutan kota. 4.2.5.3. Skenario Variasi Penghematan Bahan Bakar Minyak dan Gas Penghematan bahan bakar minyak dan gas secara teoritis dapat memperkecil kebutuhan luasan hutan kota, karena upaya ini dapat memperkecil jumlah
102
emisi gas CO2. Berikut ini disajikan hasil simulasi kebutuhan luasan hutan kota pada berbagai upaya penghematan bahan bakar 10%, 20% dan 30%. Kebutuhan HK (ha)
Kebutuhan HK (ha)
400
400 350 300 250 200
350 300 250 200 150
150 2.020
2.040
2.060
2.080
2.020
2.100
2.040
2.080
2.100
Tahun
Tahun
(a) Kebutuhan HK (ha)
2.060
(b) 350 300 250
(c)
200 150 2.020
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
Gambar 33. Kebutuhan luasan hutan kota pada berbagai upaya penghematan bahan bakar. (a). Penghematan 10%, (b). Penghematan 20% dan (c). Penghematan 30%. Dari Gambar 33 dapat dinyatakan bahwa pada skenario penghematan sebesar 10%, kebutuhan penambahan luasan hutan baru muncul tahun 2009 seluas 152,03 ha dan mencapai puncaknya tahun 2021 seluas 428,55 ha. Pada tahun 2100 kebutuhan luasan hutan kota sebesar 385,69 ha (Gambar 32a). Pada skenario penghematan sebanyak 20% menghasilkan simulasi kebutuhan penambahan luasan hutan baru muncul tahun 2012 seluas 164,30 ha dan mencapai puncaknya tahun 2023-2024 seluas 396,52 ha. Pada tahun 2100 kebutuhan luasan hutan kota sebesar 360,75 ha (Gambar 32 b). Sedangkan pada skenario penghematan sebesar 30%, kebutuhan penambahan luasan hutan baru muncul tahun 2014 seluas 153,08 ha dan mencapai puncaknya tahun 2026-2027 seluas 365,11 ha. Pada tahun 2100 kebutuhan luasan hutan kota sebesar 336,10 ha (Gambar 33c). Dari Gambar 33 dapat dinyatakan bahwa penghematan bahan bakar sebanyak lebih dari 30% dapat menekan kebutuhan luasan hutan kota. 103
4.2.5.4. Skenario Pengkayaan pada Areal Bervegetasi Jarang dan Upaya Gabungan Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk memperkecil kebutuhan penambahan luasan hutan kota yang baru adalah dengan upaya pengkayaan pada areal bervegetasi jarang dan upaya gabungan yaitu berupa gabungan upaya penggunaan jenis tanaman berdaya sink sangat tinggi, laju pertambahan penduduk hanya 1% dan dilakukan penghematan bahan bakar sebesar 30% serta upaya pengkayaan pada areal bervegetasi jarang. Hasil simulasi berupa kebutuhan luasan
Kebuituhan H K Gabungan (ha)
Kebutuhan HK (ha)
hutan kota dapat dilihat pada Gambar 34.
155
150
145
148 147 146 145
2.020
2.040
2.060
Tahun
(a)
2.080
2.100
2.020
2.040
2.060
2.080
2.100
Tahun
(b)
Gambar 34. Kebutuhan luasan hutan kota pada skenario: (a) Pengkayaan pada areal bervegetasi jarang (b). Upaya gabungan Dari gambar ini terlihat bahwa pada skenario pengkayaan pada areal bervegetasi jarang kebutuhan luasan hutan kota baru muncul mulai tahun 2007 sebesar 151,00 ha yang kemudian agak mendatar sampai tahun 2090 sekitar 150 ha dan pada tahun 2091-2092 mengalami peningkatan menjadi sekitar 151,00 ha dan pada tahun 2093 sampai 2100 menjadi sekitar 158,00 ha. Pada skenario ini terlihat kebutuhan hutan kota walaupun naik turun namun kisarannya tidak terlalu lebar seperti skenario yang telah dipaparkan terdahulu. Pada skenario pengkayaan pada areal bervegetasi jarang kebutuhan luasan hutan kota berkisar antara 145 158 ha per tahun. Simulasi pada skenario gabungan memperlihatkan kebutuhan hutan kota mulai muncul pada tahun 2014 dengan luasan 148,39 ha yang kemudian menurun dengan landai, akhirnya pada tahun 2100 menjadi 147,84 ha. Terlihat kebutuhan hutan kota pada skenario ini berkisar antara 145 - 148 ha per tahun. Walaupun 104
kisarannya agak sama dengan skenario pengkayaan, namun polanya berbeda (lihat Gambar 34). 4.2.6. Daya Dukung Kependudukan Mengingat Kota Bogor jaraknya hanya 60 km dari DKI Jakarta, maka Kota Bogor merupakan tempat pilihan permukiman yang baik bagi para pekerja yang bekerja di DKI Jakarta. Telah dijelaskan pada Bab. 4.1.2. tentang kependudukan yang menyatakan, jika laju pertambahan penduduk sampai tahun 2100 tetap sebesar 3,06% per tahun, maka jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2100 sebanyak 15 juta orang. Jika hal ini terjadi, maka perlu dikaji bagaimana dampaknya terhadap kebutuhan luasan hutan kota yang berfungsi sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas. Berikut ini disajikan simulasi kebutuhan luasan hutan kota yang berfungsi sebagai sink gas CO2 antropogenik yang bervariasi berdasarkan jumlah penduduk yang dianalisis berdasarkan jumlah daya dukung lantai bangunan. Satu kali daya dukung artinya lahan terbangun per orang untuk permukiman, perkantoran dan lain sebagainya dengan bangunan 1 lantai yang kebutuhan luasnya 70 m2 per orang. Angka ini diperoleh dari keadaan penggunaan lahan terbangun dan jumlah penduduk pada tahun 2003 - 2005. Dua kali daya dukung nilainya sebesar 70/2 m2 per orang yang dicapai dengan bangunan 2 lantai dan tiga kali daya dukung sama dengan 70/3 m2 per orang dengan bangunan 3 lantai dan seterusnya. Nilai kebutuhan lahan terbangun sebesar itu dengan memperhatikan persentase ruang terbuka hijau tetap dipertahankan sekitar 32%, karena sebesar 68,00% diperuntukkan untuk lahan terbangun. Persentase luasan harus lebih dari 30% untuk mengikuti ketentuan UU no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyatakan bahwa 30% lahan kota harus disediakan untuk ruang terbuka hijau. Dengan pendekatan ini, jika lahan terbangun dengan 1 lantai penduduknya telah menggunakan lahan sebesar 68%, maka pertambahan penduduk berikutnya menggunakan bangunan berlantai dua, demikian seterusnya. Dengan demikian, berapa pun jumlah penduduk Kota Bogor, ruang terbuka hijau tetap dapat disediakan seluas 32% sementara lahan terbangunnya sebesar 68% dari luasan Kota Bogor.
105
Bangunan baik perumahan maupun bangunan lainnya jika disediakan dua lantai, maka jumlah penduduk yang dapat ditampung serta luasan ruang terbuka hijau dan luasan hutan kota yang diperlukan sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas sebagai hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar
Kebutuhan Luasan H K (ha)
Jml Penduduk
35. 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 2,020 2,040 2,060 2,080 2,100
Tahun
1,500
1,000
500
2,020 2,040 2,060 2,080 2,100
Tahun
Gambar 35 . Skenario bangunan 2 lantai: (a). Perkembangan jumlah penduduk, (b). Kebutuhan luasan hutan kota. Dari Gambar 35 dapat dikemukakan bahwa jika bangunan hanya dua lantai, maka jumlah penduduk yang dapat ditampung hanya sebanyak 2,5 juta orang. Sementara luasan hutan kota yang dibutuhkan bervariasi seperti terlihat pada Gambar 35b. 4.2.7. Implikasi Kebijakan Setelah diketahui luasan hutan kota menurut kajian emisi dan sink gas CO2 sangat kurang, maka diperlukan penambahan luasan hutan kota. Guna membantu menekan kebutuhan luasan hutan kota, beberapa kebijakan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor adalah sebagai berikut: (1). Upaya untuk memperkecil jumlah emisi gas CO2 antara lain berupa: penghematan bahan bakar, penggunaan bahan bakar minyak dan gas serta penggunaan mobil surya dan mobil hibrida dan upaya untuk memperbesar daya sink antara lain penambahan luasan hutan kota dengan jenis berdaya sink sangat tinggi, pengkayaan areal bervegetasi jarang dan juga penurunan nilai laju konversi luasan ruang terbuka hijau. Beberapa upaya dan kelengkapan instrumen yang dapat disarankan kepada Pemerintah Daerah Kota Bogor adalah: 106
1. Pemerintah daerah perlu menaati UU Tata ruang No. 26 tahun 2007 yang menyatakan ruang terbuka hijau harus 30% dari luas kota. Pembangunan lahan terbangun disarankan bangunan secara vertikal berlantai dua untuk jumlah penduduk sebanyak 2,5 juta orang pada lahan terbangun seluas 8.032,11 ha. Sisanya untuk ruang terbuka hijau dan hutan kota. Luasan hutan kota yang dibutuhkan dari tahun 2017 sampai 2100 bervariasi sekitar 1.400 ha. 2. Pemerintah Daerah Kota Bogor perlu mengukuhkan areal kebun koleksi tanaman di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat di Cimanggu, Istana Presiden, Arboretum Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan serta Konservasi Alam Gunung Batu, karena secara fisik ekosistem telah berupa hutan kota. 3. Kelembagaan dengan pengaturan yang jelas serta diperlukan adanya perangkat perundangan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bogor yang dapat mendukung penyelenggaraan hutan kota lebih baik. 4. Guna menekan nilai kebutuhan luasan hutan kota Pemda Kota Bogor perlu melakukan kampanye dan usaha lainnya untuk penghematan bahan bakar sampai 30%, pengkayaan pada areal bervegetasi jarang dengan jenis pohon berdaya sink sangat tinggi. 5. Mengingat emisi gas CO2 dari LPG lebih rendah kadarnya dibandingkan dengan bahan bakar minyak lainnya, maka penggunaan bahan bakar gas dapat disarankan untuk dikembangkan di Kota Bogor sebagai pengganti atau pelengkap penggunaan bahan bakar minyak. Jika alternatif ini ditempuh, maka pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan konversi penggunaan minyak tanah ke Epliji, harus sudah mulai dipikirkan teknis pelaksanaannya. 6. Penggunaan mobil hibrida yakni mobil dengan mesin penggerak berbahan bakar bensin atau solar yang dilengkapi dengan penggerak listrik. 7. Pembatasan jumlah penduduk.
107
4.2.8. Strategi Pembangunan Hutan Kota Setelah diketahui perlu dilakukan penambahan luasan hutan kota, maka untuk mendapatkan hutan kota yang baik dan benar (Dahlan 2004), beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah: (1). Tanaman harus dipilih cocok dengan keadaan iklim dan tanah setempat. Mengingat Kota Bogor merupakan kota dengan curah hujan yang tinggi dan kondisi tanahnya pun subur, maka keadaan tanah dan iklim bukan merupakan kendala yang berarti. Namun untuk tanaman yang lokasinya sangat dekat dengan sumber pencemar, maka tanaman harus dipilih yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pencemar. (2). Tanaman harus dipilih dan disesuaikan dengan fungsinya dalam pengelolaan lingkungan. Topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah masalah gas CO2, maka jenis tanaman yang akan dikembangkan selanjutnya adalah jenis tanaman yang mempunyai daya sink yang sangat tinggi. Dari hasil penelitian ini jenis tanaman yang termasuk ke dalam kategori berdaya sink yang sangat tinggi adalah: kasia (Cassia sp.) dan trembesi atau kihujan (S. saman). Kedua jenis tanaman ini sebaiknya ditanam di pinggir jalan yang sangat padat kendaraan, agar gas CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dapat diserap dengan baik oleh tanaman tepi jalan. Untuk lokasi lainnya yang agak jauh dari jalan raya selain dengan jenis yang berdaya sink sangat tinggi juga ditanam jenis tanaman lainnya disesuaikan dengan tujuan-tujuan tertentu, misalnya untuk pelestarian keragaman hayati. Menurut kaidah ekologi lingkungan dengan keragaman yang tinggi jauh lebih stabil dibandingkan dengan lingkungan dengan indeks keragaman yang rendah (Soeriatmadja 1981). (3). Luasannya cukup. Topik penelitian ini sangat erat kaitannya dengan masalah ini. (4). Estetik. Faktor keindahan harus diperhatikan ketika akan membangun hutan kota, agar hutan kota dapat lebih mempercantik kota. Komposisi tanaman baik berbentuk pohon, semak dan perdu serta rumput diatur sedemikian rupa agar dapat memperindah bangunan rumah, kantor dan lain sebagainya. Dengan demikian tercipta perpaduan yang harmonis dan indah. (5). Jenis yang ditanam tidak menghasilkan getah atau lainnya yang akan mengganggu dan membahayakan manusia.
108
PP No. 63 tahun 2002 menyatakan: (1). Hutan kota dibangun pada suatu hamparan lahan yang kompak dan rapat, (2). Di dalam wilayah perkotaan, (3). Merupakan ruang terbuka hijau yang didominasi oleh pepohonan, (4). Luasan hutan kota minimal dari 0,25 ha. (5). Didominasi oleh jenis pohon. Selain dari persyaratan tersebut agar mampu membentuk atau memperbaiki iklim mikro, estetika, dan berfungsi sebagai resapan air seperti yang dinyatakan dalam PP no. 63 tahun 2002, maka hutan kota juga harus (6). Multi strata. Ada jenis pohon yang tingginya lebih dari 40 – 50 m dan ada juga yang tingginya 20 – 40 m serta jenis dengan ketinggian lebih kecil dari itu. Penyusunan tanaman boleh juga dilengkapi dengan semak dan rumput, namun peletakannya diatur sedemikian rupa, agar tetap indah dan tidak mengganggu. (7). Kepadatan tanaman cukup, artinya cukup padat namun sesuai degan jarak tanam yang disesuaikan dengan lebar tajuk. (8). hutan kota yang dibangun pada tanah negara atau badan usaha milik negara (BUMN) perlu dikukuhkan oleh Walikota; sedangkan hutan kota yang terdapat pada tanah hak perlu dibuatkan kontrak minimal 15 - 25 tahun dengan imbalan yang menarik dan memadai.
109
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penggunaan bahan bakar akan menghasilkan emisi gas CO2 antropogenik di Kota Bogor pada tahun 2010 sebanyak 600.216 ton dan pada tahun 2100 menjadi 848.175 ton. Penambahan emisi gas CO2 dapat mengakibatkan meningkatnya konsentrasi ambien gas CO2. Konsentrasi gas di lokasi yang padat kendaraan di Kota Bogor pada musim kemarau tahun 2006 sebesar 397,27 ppmv dan musim penghujan tahun 2007 sebesar 395,11 ppmv. Rerata konsentrasi ambien gas CO2 di lokasi yang padat dan kurang pada kendaraan di Kota Bogor tahun 2006/2007 sebesar 389,8900 ppmv. Jika tidak dilakukan penambahan luasan hutan kota, konsentrasi gas CO2 pada tahun 2100 akan meningkat menjadi 389,8964 ppmv. Air hujan tidak berperan nyata dalam membersihkan gas CO2 dari udara. Kemampuan air hujan dalam membersihkan udara sebanyak 239 ton/tahun, sedangkan emisi gas CO2 antropogenik di Kota Bogor pada tahun 2010 sebanyak 2.500 kali dan pada tahun 2100 menjadi 3.500 kali lebih banyak dari jumlah yang bisa dibersihkan oleh air hujan. Daya sink gas CO2 bervariasi menurut jenis pohon. Kelompok jenis pohon yang berdaya sink sangat rendah nilai rerata sink-nya sebesar 3.90 kg/pohon/ tahun, kelompok jenis pohon dengan sink rendah nilai reratanya sebesar 28,00 kg/pohon/tahun, kelompok jenis dengan daya sink sedang nilai reratanya sebesar 102,07 kg/pohon/tahun, kelompok jenis pohon dengan nilai sink yang agak tinggi memiliki nilai rerata 305,91 kg/pohon/tahun, tinggi 835,65 kg/pohon/tahun dan sangat tinggi sebesar 16.891,93 kg/pohon/tahun. Luasan hutan kota yang ada pada saat ini di Kota Bogor seluas 144,75 ha (1,22%). Berdasarkan kajian jumlah emisi gas CO2 yang terus bertambah sementara luasan ruang terbuka hijau terus menurun, maka luasan hutan kota sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor perlu ditambah. Kebutuhan penambahan luasan hutan kota di Kota Bogor sangat mendesak dan bervariasi menurut jenis daya sink pohon, penggunaan bahan bakar, pengkayaan pada areal bervegetasi jarang dan waktu.
110
Melalui simulasi didapatkan hasil yang menyatakan bahwa kebutuhan luasan hutan kota dengan jenis berdaya sink tinggi bervariasi 6.500 – 5.500 ha. Dengan demikian jenis pohon berdaya sink tinggi dan jenis pohon lainnya yang lebih rendah daya sink-nya tidak dianjurkan untuk digunakan pada program penambahan luasan hutan kota yang baru. Oleh sebab itu, pemilihan jenis tanaman harus betul-betul diperhatikan. Jenis pohon yang harus digunakan dalam program penambahan luasan hutan kota adalah jenis berdaya sink sangat tinggi. Jumlah penduduk yang dapat ditampung sampai tahun 2100 sebanyak 1,3 juta orang dengan bangunan 1 lantai. Kebutuhan luasan hutan kota sekitar 300 ha. Jika dengan bangunan dua lantai, maka jumlah penduduk yang dapat ditampung sebanyak 2,5 juta orang. Luasan hutan kota yang dibutuhkan dari tahun 2017 sampai 2100 bervariasi sekitar 1.400 ha. Lahan terbangun yang dibutuhkan seluas 8.032,11 ha (67,78%) dengan bangunan dua lantai. Jenis pohon yang harus ditanam pada penambahan lahan hutan kota yang baru adalah jenis berdaya sink sangat tinggi. Berdasarkan simulasi luasan hutan kota yang dibutuhkan sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas seluas 1.278,81 ha (10,79%). 5.2. Saran-saran 1. Meneliti daya sink tanaman lainnya untuk mendapatkan jenis tanaman berdaya sink sangat tinggi. Dengan diketahuinya jumlah jenis tanaman yang berdaya sink sangat tinggi, maka hutan kota yang dibangun kelak memiliki keragaman jenis yang lebih tinggi. 2. Perlu dilakukan penelitian kemampuan sink gas CO2 dari beberapa bentuk tutupan lahan: taman kota, peneduh jalan, lapangan rumput dan beberapa bentuk ruang terbuka hijau lainnya yang ada di Kota Bogor.
111
DAFTAR PUSTAKA Aerias, T.M. 2005. Better Health through Indoor Air Quality Awareness: Carbon Dioxide. Http://www.aerias.org/home_prevention.htm. [September 2005]. Agrios, G.N.1997. Plant Pathology, 4th Eds. Academic Press, San Diego. Agustini, M. 1994. Identifikasi Ciri Arsitektur dan Kerapatan Stomata Dua Puluh Lima Jenis Pohon Leguminosae untuk Elemen Lansekap Tepi Jalan. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Backwin, PS, PP. Tans, DF Hurst and C. Zhao. 1998. Measurement of Carbon dioxide on Very Tall Towers. Climates and Monitoring and Diagnostics Laboratory, National Oceanic and Atmospheric Administration. Http://www.rflux.psu.edu_methods_Backwin1998.pdf [3 Februari 2007]. Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2004 - 2006. Laporan Tahunan. Bapeda Kota Bogor. 1997 - 2006. Data Pokok Pembangunan Kota Bogor. Barnes, B.V., D.R. Zak, S.R. Denton dan S.H. Spurr. 1998. Forest Ecology. John Wiley & Sons. New York Bell, J.N.B dan M. Treshow. 2002. Air Pollution and Plant Life. John Willey and Sons, Ltd. West Sussex, England. Bernatzky, A. 1978. Tree Ecology and Preservation. Elsevier Scie. Co. Amsterdam. 357 hal. Bildwell, R.G.S. 1974. Plant Physiology. Macmillan Publ. Co., Inc., New York. Boer, R., N. Masripatin, T. June and Endes N. Dahlan. 2001. Green House Gas Mitigation Technologies in Forestry Sector: Status, Prospects and Barriers of Their Implementation in Indonesia. Lokakarya Identifikasi Kebutuhan Teknologi Rendah Emisi Gas Rumah Kaca. Jakarta. 32 hal. [CDIAC]. 2005. Carbon Dioxide Information Analysis Center. Frequently Asked Global Change Questions. Http://cdiac.esd.ornl.gov/pns/faq.html. [September 2005]. Dahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. Sekolah Pascasarjana IPB - IPB Press.
112
[DEFRA]. 2005. Guidelines for Company Reporting on Greenhouse Gas Emissions. Annex 1 - Fuel Conversion Factors. Http://www.defra.gov.uk/environment/business/envrp/gas/05.htm [September 2005]. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor. 2006a. Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan. Penetapan Jaringan Trayek dan Alokasi Kendaraan Angkutan Kota di Wilayah Kota Bogor. No. 551. 23.45 – 67 tahun 2006. ________________________________________________. 2006b. Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan Utama di Kota Bogor. Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Kota Bogor. 2004. Laporan Tahunan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. 2004. Laporan Tahunan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor 2005. Laporan Tahunan. Foley, G. 1993. Pemanasan Global (diterjemahkan dari Global Warming, Who is Taking the Heat). Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. French, J.R.J. 1975. The Concept of Urban Forestry. Australian Forest. Vol. 38 (3): 177-182. Gordinho, L., E. Nacuray, M.M. Cardinoza dan R.D. Lasco. 2003. Climate Change Mitigation through Carbon Sequestration: The Forest Ecosystem of Timor Leste. Proceeding of National Workshop on Climate Change. Dili. Goth, G. 2005. Magnitudes of Physics. Http://smccd.net/accounts/goth/MainPages/magphys.htm. [September 2005]. Grey, G.W., dan F.I. Deneke, 1978. Urban Forestry. John Wiley and Sons. Hadi. 2006. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hairiyah, K, S.M. Sitompul, M.N. Noordwijk dan C. Palm. 2001. Carbon Stocks of Tropical Land Use Systems as Part of The Global C Balance: Effects of Forest Conversion and Options for Clean Development Activities. ASB Lecture Note 4A . ICRAF, Bogor.
113
Hambali, E., S.Mujdalipah, A.H. Tambunan, A.W. Pattiwiri dan R. Hendroko, 2007. Teknologi Bioenergi. Agromedia Pustaka, Jakarta. Helms, J.A. (ed.). 1998. The Dictionary of Forestry. The American Foresters, The CABI Publ. Bethesda. Amerika Serikat. Henderson, S. P.Hattersley, S.von Caemmerer dan C.B. Osmond. 1995. Are C4 Pathways Plants Threatened by Global Climatic Change. Dalam: Schulze, E dan M.M. Caldwll (eds.). Ecophysiology of Photosynthesis. Springer-Verlag, Berlin: 529-549. Herdiansyah. 2006. Penentuan Luasan Optimal Hutan Kota
Sebagai Sink
Gas Karbondioksida. Skripsi. Departemen Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB. Holum, J.R. 1977. Topics and Terms in Environmental Problems. John Wiley and Sons. Inc. New York. Hal: 83. Http://data.giss.nasa.gov/gistemp/2005.[Maret 2005]. Http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_dioxide. 2006. Carbon dioxide. [Desember 2006]. Http://en.wikipedia.org/wiki/. Effects of_global_warming. [Januari 2007]. Http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/9/jbptgunadarma-gdl-course-2005-tim pengaja-427-verifika-i.doc.[Juli 2005] Http://homepage.mac.com/uriarte/carbon13. html. 13Carbon Dioxide. [Februari 2007]. Http://mason.gmu.edu/~klargen/111lectclimatechange.htm. 2006. Effects of Climate Change, 2006. [Desember 2006]. Http://www.able2know.com/forums/about44061-0-asc-1980.html.2006. [Desember 2006]. Http://cdiac.esd.ornl.gov/trends/co2/sio-mlo.htm. [September 2005]. Http://www.cdli.ca/~dpower/resp/exchange.htm#Cellular, 2005. Gas Exchange In Humans. [September 2005]. Http://www.ccohs.ca/oshanwers/chemicals/chem_profiles/carbon dioxide/ health_cd.html. Better Health through Indoor Air Quality Awareness Carbon dioxide. [Februari 2004].
114
Http://www.cook. utgers.edu/~humeco/courses/gmclasses/global/classnotes/possible_consequences_of_global_.htm. Global Warming. [Desember 2006]. Http://www.health state.mn.us/divs/ch/air, 2005. Health State.[September 2005]. Http://www/msnencarta/respiratory
system.mh1.
2005.
Alterations
in
the
Respiratory System. Unit Five Chapter 19: Structure and Functions of Respiratory System. [September 2005]. Http://www.niehs.nih.gov/oc/factsheets/ozone/ithurts.htm. 2005. BIO 301. Human Physiology: Respiration. [September, 2005] Http://www.people.eku.edu/ritchisong/301notes6.htm. 2005. BIO 301: Human Physiology. [September 2005]. Http://www.physics.uci.edu/~silverma/resourxces.ppt. Physics. [Januari 2007]. Http://www.radix. net/~bobg/faqs/scq.CO2.html. 2006. Carbon Dioxide. [Januari 2007]. Http://www.sirinet.net/~jgjohnso/respiratory.html. 2005. Biology II. Anatomy and Physiology. Chapter 47, section 3: The Respiratory System. [September 2005]. Http://www.wikipedia-mirror.co.za/wiki/Infrared_spectroscopy. [Januari 2006]. Http://www.159.226.205.101/climatechange2/IPCC/report/land/ch9910/ report%5Csinksch4 : 110. [September 2005]. Indopedia, 2006. Carbon Dioxide. Http://www.indopedia.org/carbon_dioxide.html. [Januari 2006]. Indradewa, D., dan E.T.S. Putra. 2006. Fisiologi Tanaman. Http://www.faperta.ugm.ac.id/buper/lab/kuliah/fistan/1_pendahuluan. ppt [Desember 2006]. Indriyani. V.H. 2005. Analisis Distribusi dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Studi Kasus di Kota Bogor. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
115
Iverson, L. R., S. Brown, A. Grainger, A. Prasad, dan D. Liu. 1993. Carbon Sequestration in Tropical Asia: An Assessment of Technically Suitable Forest Lands Using Geographic Information Systems Analysis. Climate Research 3:23-38. Jaques, A. 1992. Canada’s Greenhouse Gas Emissions: Estimates for 1990, Environmental Protection, Conservation and Protection, Environmental Canada, EPS 5/AP/4. June, T. 2003. Kenaikan CO2 dan Perubahan Iklim: Implikasinya terhadap Pertumbuhan
Tanaman.
Http://members.tripod.com/~buletin/tania/
tania1.htm. [Mei 2007]. Kakiay , T.J. 2004. Pengantar Sistem Simulasi. Andi, Yogyakarta. Karyanto, E. 2000. Panduan Reparasi Mesin Diesel. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta. Keeling,C.D., dan T.P. Whorf. 2005. Atmospheric Carbon dioxide Record from Mauna Loa. Http://www.cdiac.esd.ornl.gov/ftp/maunaloaco2/maunaloa.co2. [Januari, 2005). Kompas Cyber Medya. 2004. Awas Ada Bom di Dapur Kita. Http: //www.Kompas.com/kesehatan/news/0406/02/080942.htm. [Desember 2004]. Koto, E., 1991. Studi Iklim Mikro di Hutan Kota Manggala Wanabakti Jakarta. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kramer P.J., dan T.T Kozlowski. 1979. Physiology of Woody Plants. Acad. Press, New York. Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Landsberg, J.J., dan S.T. Gower. 1997. Applications of Physiological Ecology to Forest Management. Academic Press, London. Levin, R.I., D.S. Rubin, J.P. Stinson, E.R. Gardner Jr. 2002. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
116
Malarangeng, R. 2006. Konvensi Partai Golkar. Kompas Cyber Media 2003. http://www.freedom-institute.org/id/index.php?page=profil&detail= artikel&detail=dir&id=117 [Juli, 2006]. Manahan, S.E. 2000. Environmental Chemistry. Lewis Publ. London: 67-73 dan 413-417. Mariana, A. 2005. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Investasi pada Industri Biodisel Kelapa Sawit Menggunakan Model Sistem Dinamis. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. IPB Press, Bogor. Mattjik, A.M. dan I.M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan: Dengan Aplikasi SAS dan Minitab.IPB press, Bogor. Miller, R.W. 1988. Urban Forestry: Planning and Managing Urban Green Spaces. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. 404 hal. Minnesota Department of Health. 2004. Air Quality. Http://www.health.state.mn.us/divs/eh/air. [Februari 2004]. Moerdiyarso, D., Y. Koesmaryono, I. Setiawan dan A. Rohiani. 1999. Fiksasi Karbon Dioksida oleh Jenis Cepat Tumbuh di Hutan Tanaman Industri. Laporan Penelitian DIP 1998 – 1999. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi,
Proyek
Pengembangan Biologi Tropika Indonesia. 63 hal. Nasihin, I. 2003. Studi Pengembangan Hutan Kota di Kota Kuningan Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan Jawa Barat. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Niles, J.O., S. Brown, J. Pretty, A. Ball and J. Prey. 2001. Potential Carbon Mitigation and Income in Developing Countries from Changes in Use and Management of Agricultural and Forest Lands. Univ. of California Berkeley, Winrock International and Univ. of Essex. Centre for Environment and Society Occasional Paper 2001-04. Nobel, P.S. 1991. Physicochemical and Environmental Plant Physiology. Academic Press, Inc., San Diego. 615 hal.
117
P4W LPM IPB. 2006. Data RTRW Kota Bogor. Makalah disampaikan dalam Diskusi RTRW Kota Bogor. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor. 1999. Powersim Software. 2003. Powersim Studio 2003 User’s Guide. Norway. PT. Beutari Nusa Kreasi., 2004. Laporan Akhir Pengamatan Taman dan Pembuatan Rancangan Penataan Taman Se-Kota Bogor. Kerjasama Pemerintah Kota Bogor dan PT. Beutari Nusakreasi. PT Gas Negara. 2004. Penggunaan Gas Kota Bogor Tahun 2003-2004. PT Pertamina Unit III. 2004. Lampiran Penggunaan Bahan Bakar Minyak dan Gas Kota Bogor Tahun 2003-2004. PT Pertamina. 2006a. Automotive Diesel Oil (Minyak Solar). Http://www.pertamina.com/pertamina.php?irwcontents=webpage&menu= 40003&page_id=46&menu=40003&page_id=46. [Juli 2006]. PT Pertamina. 2006b. Industrial Diesel Oil (Minyak Diesel). Http://www.pertamina.com/pertamina.php?irwcontents=webpage&menu= 40006&page_id=47&menu=40006&page_id=47. [Juli 2006]. PT Pertamina. 2006c. Minyak Tanah. Http://www.pertamina.com/pertamina.php?irwcontents=webpage&menu= 40004&page_id=41&menu=40004&page_id=41. [Juli 2006]. PT Pertamina. 2006d. Liquid Petroleum Gas. Http://www.pertamina.com/pertamina.php?irwcontents=webpage&menu= 40202&page_id=45&menu=40202&page_id=45 [Juli 2006]. Purnama, B. 2003. Dampak Perubahan Iklim terhadap Pengelolaan Hutan Berkelanjutan. Lokakarya Mengantisipasi Perubahan Iklim : Mewujudkan Rencana Tindakan Jangka panjang yang Terintegrasi, Jakarta 25-27 Juni 2003. Robinette, J., 1983. Landscape Planning for Energy Conservation. Van Nostrand Reindhold Co., New York. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
118
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB Bandung. Santosa, I. 2004. Model Penyebaran Pencemaran Udara dari Kendaraan Bermotor Menggunakan Metodel Volume Terhingga: Studi Kasus di Kota Bogor. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Schulze, E,D. dan M.M. Caldwell. 1995. Ecophysiology of Photosynthesis. Springer-Verlag, Berlin. Septriana, D. 2004. Perencanaan Pengembangan Hutan Kota Di Kota Padang, Sumatera Barat. Sekolah Pasca Sarjana. Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Simpson, J and G.McPherson. 2001. Tree Planting to Optimize Energy and CO2 Benefits. Proceedings National Urban Forest Conference. 5-7 September 2001. Washington DC. Sinclair, T.R dan F.P. Gardner. 1998. Principles of Ecology in Plant Production. CAB International, Florida. Smith, W.H., 1981. Air Pollution and Forest.: Interaction between Air Contaminants and Forest Ecosystems. Springer-Verlag, New York. ____________, 1985. Forest and Air Quality. J. Forestry. February, 1985: 84-92. Soeriaatmadja, R.E., 1981. Ilmu Lingkungan. Penerbit ITB, Bandung. Stuart, M.D dan P.M. Costa. 1998. Climate Change Mitigation by Forestry: A Review of International Initiatives. Discussion Paper. Policy that Works for Forest and People. Sulaiman, W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sushil. 1993. System Dynamics: A Practical Approach for Managerial Problems. Wiley Eastern Limited, New Delhi. Syakuroh, U. 2004. Emisi Gas Rumah Kaca di Wilayah Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Taiz, L., dan E. Zeiger. 1991. Plant Physiology. The Benjamin/Cummings Publ. Co. Inc. California. Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
119
The National Energy Foundation. 2005. CO2 Calculator. Http://www.nef.org.uk/energyadvice/co2calculator.htm [September 2005]. Tinambunan, R. 2006. Analisis Kebutuhan Ruang terbuka Hijau di Kota Pekanbaru. Sekolah Pasca Sarjana. Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Trenbeth. 1981. Current Atmospheric Carbon Dioxide. Dalam Http://www.cdiac. esd.ornl.gov/ftp/maunaloa-co2/maunaloa.co2 dan Http://www.radix.net/ ~bobg/faqs/scq.CO2rise.html). [Mei 2005]. Triono, S. 2004. Potensi Penyerapan Karbondioksida Pada Akasia (Acacia crassicarpa) dan Gmelina (Gmelina arborea Linn.) berdasarkan Model Pertumbuhan Logistik dan Kurva Respon Cahaya. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Urban Forestry Administration District of Columbia. 2004. Benefit sof Urban Trees. Http: //ddot.dc.gov/ufa/cwp/view,a,1293,q,575431.asp [Desember 2004]. Waldbott, G.L. 1978. Health Effect of Environmental Pollutants. The C.V. Mosby Co. Missoury, USA Walikota Bogor. 2003. Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Tahun 19992003. Wenger, K.F. 1984. Forestry Handbook Second Edition. John Wiley & Sons. New York. Wijaya, T. 2004. Penentuan Luasan HK di Kota Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wisesa, S.P.C. 1988. Studi Pengembangan Hutan Kota di Wilayah Kotamadya Bogor. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Yuliani, F. 2004. Emisi CO2 dari Bidang Industri dan Transportasi di Kabupaten Bogor. Skripsi S1. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1. Lokasi pengambilann sampel gaas CO2 ambiien
121
Lampiran 2. Rincian data Power Analyst dari Powerdesigner 6.0
Root Process Process Tree Bahan Bakar (1) [4] Klasifikasi Daya Sink CO2 oleh Pohon HK [11] Emisi [1] HPD (4) [10] KRB (3) [9] Penelitian di Rumah Kaca [8] Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan [2] Pengambilan Sampel CO2 Ambien (2) [3] Pohon [6] Penelitian di Arboretum IPB [7] R_T_H [13] Sink [5] Sink CO2 oleh RTH (5) [14] Simulasi Emisi Gas CO2 dan Sinknya oleh RTH dan HK dengan Program Powersim (6) [16]
122
Process Bahan Bakar (1) Name: Bahan Bakar (1) Code: BAHAN_BAKAR__1_ Label: Penelitian 1 Number: 4 Lowest Level:No Process Reference List Connected via
Connected to
BBMG
Emisi (Process)
Perhitungan Emisi
Jumlah Emisi CO2 (External Entity)
Src
Dst X
X
Process Emisi Name: Emisi Code: EMISI Label: Number: 1 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Connected to Analisis Emisi Analisis Kebutuhan Hutan Kota (External Entity) BBMG Bahan Bakar (1) (Process) Udara Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan (Process)
Src
Dst X
X X
Process HPD (4) Name: HPD (4) Code: HPD__4_ Label: Number: 10 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Connected to Met KH HPD Pengujian Metoda (External Entity) Sink Pohon HPD Klasifikasi Daya Sink CO2 oleh Pohon HK (Process)
Src
Dst X
X
123
Process Klasifikasi Daya Sink CO2 oleh Pohon HK Name: Klasifikasi Daya Sink CO2 oleh Pohon HK Code: DAYA_SINK_CO2_OLEH_POHON Label: Number: 11 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Connected to klasiifikasi Kelas Daya Sink (External Entity) Sink Pohon HPD HPD (4) (Process) Sink Pohon KRB KRB (3) (Process)
Src
Dst
X X X
Process KRB (3) Name: KRB (3) Code: KRB__3_ Label: Number: 9 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Connected to Met KH KRB Pengujian Metoda (External Entity) Sink Pohon KRB Klasifikasi Daya Sink CO2 oleh Pohon HK (Process)
Src
Dst X
X
Process Penelitian di Arboretum IPB Name: Penelitian di Arboretum IPB Code: PRCS_745 Label: Number: 7 Lowest Level:No
124
Process Reference List Connected via Connected to Hasil KH Pengujian Metoda (External Entity) Metd Karbohidrat Pohon (Process)
Src
Dst
X X
Process Penelitian di Rumah Kaca Name: Penelitian di Rumah Kaca Code: PENELITIAN_DI_RUMAH_KACA Label: Number: 8 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Connected to Fotos Meter Pohon (Process) Hasil Alat Pengujian Metoda (External Entity)
Src
Dst X
X
Process Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan Name: Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan Code: PENELITIAN_WAKTU_KEPADATAN_KENDARAAN Label: Number: 2 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Connected to Udara Emisi (Process) Waktu Padat Kendaraan Pengambilan Sampel CO2 Tertinggi Ambien (2) (Process)
Src
Dst X
X
Process Pengambilan Sampel CO2 Ambien (2) Name: Pengambilan Sampel CO2 Ambien (2) Code: PENGAMBILAN_SAMPEL_CO2_AMBIEN__2_ Label: Number: 3 Lowest Level:No
125
Process Reference List Connected via Analisis Gas Kromatografi Waktu Padat Kendaraan Tertinggi
Connected to Konsentrasi CO2 Ambien (External Entity) Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan (Process)
Src
Dst
X X
Process Pohon Name: Pohon Code: POHON Label: Number: 6 Lowest Level:No Process Reference List Connected via Data Primer Fotos Meter Metd Karbohidrat
Connected to Sink (Process) Penelitian di Rumah Kaca (Process) Penelitian di Arboretum IPB (Process)
Src
Dst X
X X
Process R_T_H Name: R_T_H Code: R_T_H Label: Number: 13 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Analisis Luasan dan Penurunan Data Sekunder
Connected to Bentuk dan Luasan RTH (External Entity) Sink (Process)
Src
Dst
X X
Process Sink Name: Sink Code: SINK Label: Number: 5 Lowest Level:No
126
Process Reference List Connected via Analisis Sink Data Primer Data Sekunder
Connected to Analisis Kebutuhan Hutan Kota (External Entity) Pohon (Process) R_T_H (Process)
Src
Dst X
X X
Process Sink CO2 oleh RTH (5) Name: Sink CO2 oleh RTH (5) Code: SINK_CO2_OLEH_RTH__5_ Label: Number: 14 Lowest Level:No
Process Reference List Connected via Perhitungan Sink Sink Jenis RTH
Connected to Src Bentuk dan Luasan RTH (External Entity) Sink oleh RTH (External Entity) X
Dst X
Process Simulasi Emisi Gas CO2 dan Sinknya oleh RTH dan HK dengan Program Powersim (6) Name: Simulasi Emisi Gas CO2 dan Sinknya oleh RTH dan HK dengan Program Powersim (6) Code: SIMULASI_EMISI_GAS_CO2_DAN_SINKNYA_OLEH_RTH_DAN_HK_D ENGAN_PROGRAM_POWERSIM__6_ Label: Number: 16 Lowest Level:No Process Reference List Connected via Analisis dan Sintesis
Nilai konstanta Sink Jenis HK Nilai level CO2 Ambien Nilai Sink Jenis RTH Nilai_Auksiliari EMISI_CO2
Connected to Src NILAI_KEBUTUHAN_LUASAN X _HUTAN_KOTA_SBG_SINK_G AS_CO2_PADA_BERBAGAI_SK ENARIO (External Entity) Kelas Daya Sink (External Entity) Konsentrasi CO2 Ambien (External Entity) Sink oleh RTH (External Entity) Jumlah Emisi CO2 (External Entity)
Dst
X X X X
127
Lists of objects External Entity List Name Analisis Kebutuhan Hutan Kota
Code ANALISIS_KEBUTUHAN_LUASAN_HUT AN _KOTA Bentuk dan Luasan RTH BENTUK_DAN_LUASAN_RTH Jumlah Emisi CO2 JUMLAH_EMISI_CO2 Kelas Daya Sink KELAS_DAYA_SINK Konsentrasi CO2 Ambien KONSENTRASI_CO2_AMBIEN NILAI_KEBUTUHAN_LUASA NILAI_KEBUTUHAN_LUASAN_HUTAN_ N_HUTAN_KOTA_SBG_SINK KOTA_SBG_SINK_GAS_CO2_PADA_BER _GAS_CO2_PADA_BERBAGA BA GAI_SKENARIO I_SKENARIO Pengujian Metoda PENGUJIAN_METODA Sink oleh RTH SINK_OLEH_RTH Data Item List Name 21 jenis di HPD 25 jenis di KRB Analisis emisi Analisis Konsentrasi ambien CO2 Analisis sink Baranang Siang Bensin Bogor LakeSide Cimanggu Ciremai Ujung Data primer Data Sekunder Daya sink jenis tanaman Ekalokasari Ekalos Emisi Bensin Emisi LPG Emisi M Diesel Emisi M Tanah Emisi Solar Ht Pen Dramaga Htn Penel Darmaga Htn Penen Darmaga Hutan Penel Darmaga Hutan Penel Dramaga Indrapasta Jambu Dua
21_JENIS_DI_HPD 25_JENIS_DI_KRB ANALISIS_EMISI ANALISIS_KONSENTRASI_AMBIEN _ CO2
Code
Type N N N N
ANALISIS_SINK BARANANG_SIANG BENSIN BOGOR_LAKESIDE CIMANGGU CIREMAI_UJUNG DATA_PRIMER DATA_SEKUNDER DAYA_SINK_JENIS_TANAMAN EKALOKASARI EKALOS EMISI_BENSIN EMISI_LPG EMISI_M_DIESEL EMISI_M_TANAH EMISI_SOLAR HT_PEN_DRAMAGA HTN_PENEL_DARMAGA HTN_PENEN_DARMAGA HUTAN_PENEL_DARMAGA HUTAN_PENEL_DRAMAGA INDRAPASTA JAMBU_DUA
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N 128
Name Jembatan Merah Jumlah 50 jenis Jumlah Emisi Gas CO2 Jumlah Sink gas CO2 Kadar KH pkl 10 pagi kadar KH pkl 5 pagi Keb lahan terbangun per jiwa Kebun Raya Kebun Raya Bogor Kelas daya sink HK Kelas daya sink rendah Kelas daya sink sangat rendah Kelas daya sink sangat tinggi Kelas daya sink sedang Kelas daya sink tinggi Konsentrasi ambien hujan 2007 Konsentrasi ambien kemarau 2006 Liasan Sawah LPG Luasan Rumput dan Semak Luasan Veg Jarang Luasan Veg Rapat Maks Serapam KRB Maks Serapan HPD Metoda ADC LCA4 Min Serapan HPD Min Serapan KRB Minyak Diesel Minyak Tanah Nilai daya sink rendah Nilai daya sink sangat rendah Nilai daya sink sangat tinggi Nilai daya sink sedang Nilai daya sink tinggi Nilai sink 5 jenis Rmh Kaca Nilai sink 5 jnis tan Arboretum Nilai sink jenis tan di
JEMBATAN_MERAH JUMLAH_50_JENIS JUMLAH_EMISI_GAS_CO2 JUMLAH_SINK_GAS_CO2 KADAR_KH_PKL_10_PAGI KADAR_KH_PKL_5_PAGI KEB_LAHAN_TERBANGUN_PER_JIWA
Code
Type N N N N N N N
KEBUN_RAYA KEBUN_RAYA_BOGOR KELAS_DAYA_SINK_HK KELAS_DAYA_SINK_RENDAH KELAS_DAYA_SINK_SANGAT_RENDAH
N N N N N
KELAS_DAYA_SINK_SANGAT_TINGGI
N
KELAS_DAYA_SINK_SEDANG KELAS_DAYA_SINK_TINGGI KONSENTRASI_AMBIEN_HUJAN_2007
N N N
KONSENTRASI_AMBIEN_KEMARAU_2006
N
LIASAN_SAWAH LPG LUASAN_RUMPUT_DAN_SEMAK
N N N
LUASAN_VEG_JARANG LUASAN_VEG_RAPAT MAKS_SERAPAM_KRB MAKS_SERAPAN_HPD METODA_ADC_LCA4 MIN_SERAPAN_HPD MIN_SERAPAN_KRB MINYAK_DIESEL MINYAK_TANAH NILAI_DAYA_SINK_RENDAH NILAI_DAYA_SINK_SANGAT_RENDAH
N N N N N N N N N N N
NILAI_DAYA_SINK_SANGAT_TINGGI
N
NILAI_DAYA_SINK_SEDANG NILAI_DAYA_SINK_TINGGI NILAI_SINK_5_JENIS_RMH_KACA
N N N
NILAI_SINK_5_JNIS_TAN_ARBORETUM
N
NILAI_SINK_JENIS_TAN_DI_HPD
N 129
Name HPD Nilai sink jenis tan KRB Nilai sink semak rumput Nilai sink veg jarang Nilai sink veg rapat Niulai sink sawah Pasar Bogor Penel 5 jenis tanaman Penel di HPD Penel di KRB Pengg Bensin Pengg LPG Pengg M Diesel Pengg M Tanah Pengg Solar Penghematan bahan bakar Penghematan bahanbakar Pengukuran Jam 10 pagi Pengukuran Jam 5 pagi Penurunan Luas Veg Jarang Penurunan Luas Veg Rapat Penurunan Rumput dan Semak Penurunan Sawah Perc Rumah Kaca Pertambahan penduduk Rerata Kons CO2 ambien Rerata serapan 5 jenis tanaman Rerata Serapan CO2 HPD Rerata Serapan CO2 KRB Rerata Serapan HPD Rerata Serapan KRB Sink dari jenis pohon di HPD Sink dari jenis pohon di KRB Sink dari jenis pohon Hutan Kota Sink olerh RTH Sink sawah
Code
Type
NILAI_SINK_JENIS_TAN_KRB NILAI_SINK_SEMAK_RUMPUT NILAI_SINK_VEG_JARANG NILAI_SINK_VEG_RAPAT NIULAI_SINK_SAWAH PASAR_BOGOR PENEL_5_JENIS_TANAMAN PENEL_DI_HPD PENEL_DI_KRB PENGG_BENSIN PENGG_LPG PENGG_M_DIESEL PENGG_M_TANAH PENGG_SOLAR PENGHEMATAN_BAHAN_BAKAR
N N N N N N N N N N N N N N N
PENGHEMATAN_BAHANBAKAR PENGUKURAN_JAM_10_PAGI PENGUKURAN_JAM_5_PAGI PENURUNAN_LUAS_VEG_JARANG
N N N DC
PENURUNAN_LUAS_VEG_RAPAT
DC
PENURUNAN_RUMPUT_DAN_SEMAK
DC
PENURUNAN_SAWAH PERC_RUMAH_KACA PERTAMBAHAN_PENDUDUK RERATA_KONS_CO2_AMBIEN
DC N N N
RERATA_SERAPAN_5_JENIS_TANAMAN
N
RERATA_SERAPAN_CO2_HPD
N
RERATA_SERAPAN_CO2_KRB
N
RERATA_SERAPAN_HPD RERATA_SERAPAN_KRB SINK_DARI_JENIS_POHON_DI_HPD
N N N
SINK_DARI_JENIS_POHON_DI_KRB
N
SINK_DARI_JENIS_POHON_HUTAN_KOTA
N
SINK_OLERH_RTH SINK_SAWAH
N N 130
Name Sink semak dan rumput Sink semak rumput Sink Veg jarang Sink veg rapat Sawah dan ladang Semak dan rumput Serapan sawah dan ladang Serapan Semak dan rumput Solar Tmn Cimanggu Vegetasi Jarang Vegtetasi Rapat Warang Jambu Warung Jambu
SINK_SEMAK_DAN_RUMPUT SINK_SEMAK_RUMPUT SINK_VEG_JARANG SINK_VEG_RAPAT SAWAH_DAN_LADANG SEMAK_DAN_RUMPUT SERAPAN_SAWAH_DAN_LADANG
Code
Type N N N N N N N
SERAPAN_SEMAK_DAN_RUMPUT
N
SOLAR TMN_CIMANGGU VEGETASI_JARANG VEGTETASI_RAPAT WARANG_JAMBU WARUNG_JAMBU
N N N N N N
Process List Name Bahan Bakar (1) Emisi HPD (4) Klasifikasi Daya Sink CO2 oleh Pohon HK KRB (3) Penelitian di Arboretum IPB Penelitian di Rumah Kaca Penelitian Waktu Kepadatan Kendaraan Pengambilan Sampel CO2 Ambien (2) Pohon R_T_H Sink Sink CO2 oleh RTH (5) Simulasi Emisi Gas CO2 dan Sinknya oleh RTH dan HK dengan Program Powersim (6)
Code BAHAN_BAKAR__1_ EMISI HPD__4_ DAYA_SINK_CO2_OLEH_POHON KRB__3_ PRCS_745 PENELITIAN_DI_RUMAH_KACA PENELITIAN_WAKTU_KEPADATAN_ KENDARAAN PENGAMBILAN_SAMPEL_CO2_AMBI EN__2_ POHON R_T_H SINK SINK_CO2_OLEH_RTH__5_ SIMULASI_EMISI_GAS_CO2_DAN_SIN KNYA_OLEH_RTH_DAN_HK_DENGA N_PROGRAM_POWERSIM__6_
131
Lampiran 3. Diagram alir Powersim
Lahan_Pengembangan
U_K Bensin_perJiwa Bensin
CO2_Bensin Solar
Pdd_Baru
Fr_CO2_Bens
Solar_perJiwa Fr_CO_Solar
CO2_Solar
Pertamb_Peduduk M_Tanah
MTanah_perJiwa Fr_CO_MTanah CO2_MTanah
Pop_Tamb_Lhn
M_Diesel
M_Diesel_perJIwa Fr_CO2_MDiese
Lj_Pertambhn_Pddk Jml_Penduduk
CO2_MDiesel LPG_perJIwa
CO2_LPG Kesenj_lhn_terb Lahan_Pengembangan
LTer_per_jiwa
Lhn_Terbangun
Lj_Penb_LhnTerb
CO2_VegRpt Veg_Jarang Rosot_VegRpt
Penrn_VegRpt Kesenj_Veg_Rpt
WPR
Penamb_Lhn_Terbangun CO2_VegJarang
Keb_Lhn_Terbangun Veg_Rapat
FR_CO2_LPG
LPG
Kesenj_Veg_Jar
Sawah CO2_Sawah
Rosot_VegJarang Rosot_Sawah Kesenj_Sawah
Lj_Penrn_VegJarang
Penrn_Sawah
Penrn_VegJar
Lj_Penrn_Sawah
Lj_Penrun_VegRpt
CO2_SmkRumput U_K Smk_Rmput
Alokasi_RTH
Rosot_SmkRmput Kesenj_SmkRpt Penrn_SmkRpt
Lj_Penrn_SmRpt
132
CO2_sisa CO2_Bensin
Konv_ppm
CO2_Solar Emisi_CO2
CO2_MTanah ppm_CO2 CO2_Ambien CO2_MDiesel Rosot_VegRpt
CO2_LPG
Rosot_VegJarang
Rosot_RTH_HK
Rosot_Sawah Rosot_HK Rosot_SmkRmput Rosot_phn_Renta
Rosot_anakan
Rosot_phn_remaja
Veg_Rapat
Veg_Jarang
rosot_phn_dewasa
Sawah
Rosot_phn_tua
Smk_Rmput Persen_RTH
Luas_RTH
Luas_Kota Persen_RTH_HK
Luas_HK
Luas_HK_RTH Persen_HK
Persen_Total
Lahan_Pengembangan
Persen_Terbangun
Lhn_Terbangun
Sisa_Lahan Luas_Kota
Lhn_Terbangun
133
CO2_sisa
Jadi_anakan Penamb_anakan
Rosot_per_anakan
anakan Rosot_anakan jadi_remaja
ke_remaja Rosot_per_pohon_remaja Phn_Remaja
Jadi_dewasa ke_dewasa
Rosot_phn_remaja
Phn_Dewasa
Rosot_per_phn_dewasa
Jadi_tua
ke_tua rosot_phn_dewasa Phn_Tua Rosot_per_phn_Tua
jadi_renta ke_mati Rosot_phn_tua Phn_Renta jadi_mati Rosot_per_phn_renta
kematian
Auxiliary_97
Phn_Dewasa
anakan
KRB_n_HPD
Phn_Remaja
Luas_HK Phn_Tua
Pohon_perHektar
134
Lampiran 4. Data masukan yang digunakan dalam model init anakan = 0 unit anakan = bt init CO2_Ambien = 389.89*7.81*10^12 unit CO2_Ambien = kg init Jml_Penduduk = 858.396 unit Jml_Penduduk = jiwa init Lhn_Terbangun = 6.268 unit Lhn_Terbangun = ha init Phn_Dewasa = 0 init Phn_Remaja = 0 init Phn_Renta = 0 init Phn_Tua = 0 init Sawah = 825,22 unit Sawah = ha init Smk_Rmput = 720,68 unit Smk_Rmput = ha init Veg_Jarang = 2495,06 unit Veg_Jarang = ha init Veg_Rapat = 613,83 unit Veg_Rapat = ha aux Emisi_CO2 = CO2_Bensin+CO2_Solar+CO2_MTanah+CO2_MDiesel+CO2_LPG unit Emisi_CO2 = kg aux ke_mati = Phn_Tua/jadi_renta aux ke_remaja = IF (anakan/jadi_remaja<=0, 0, anakan/jadi_remaja) aux kematian = Phn_Renta/jadi_mati unit Penamb_anakan = bt aux Penamb_Lhn_Terbangun = ((+Kesenj_lhn_terb/WPR+Lj_Penb_LhnTerb*Lhn_Terbangun/(Keb_Lhn_Terban gun)))-6.6 unit Penamb_Lhn_Terbangun = ha aux Penrn_Sawah = (-Kesenj_Sawah/U_K+(Sawah*Lj_Penrn_Sawah)/U_K) unit Penrn_Sawah = ha/th aux Penrn_SmkRpt = (Kesenj_SmkRpt/U_K+(Smk_Rmput*Lj_Penrn_SmRpt)/U_K) unit Penrn_SmkRpt = ha aux Penrn_VegJar = (Kesenj_Veg_Jar/U_K+(Veg_Jarang*Lj_Penrn_VegJarang)/U_K) unit Penrn_VegJar = ha/th aux Penrn_VegRpt = (Kesenj_Veg_Rpt/U_K+(Veg_Rapat*Lj_Penrun_VegRpt)/U_K) unit Penrn_VegRpt = ha/th aux Pertamb_Peduduk = (+Pop_Tamb_Lhn/U_K+(Jml_Penduduk*Lj_Pertambhn_Pddk)/U_K) unit Pertamb_Peduduk = jiwa aux Sink_RTH_HK = 135
Sink_VegRpt+Sink_VegJarang+Sink_Sawah+Sink_SmkRmput+Sink_HK unit Sink_RTH_HK = kg aux Bensin = Jml_Penduduk*Bensin_perJiwa unit Bensin = l aux CO2_Bensin = Bensin*Fr_CO2_Bensin unit CO2_Bensin = kg aux CO2_LPG = LPG*FR_CO2_LPG unit CO2_LPG = kg aux CO2_MDiesel = M_Diesel*Fr_CO2_MDiesel unit CO2_MDiesel = kg aux CO2_MTanah = M_Tanah*Fr_CO_MTanah unit CO2_MTanah = kg aux CO2_sisa = Emisi_CO2-Sink_RTH_HK unit CO2_sisa = kg aux CO2_Solar = Solar*Fr_CO_Solar unit CO2_Solar = kg aux Keb_Lhn_Terbangun = Jml_Penduduk*LTer_per_jiwa unit Keb_Lhn_Terbangun = ha aux Kesenj_lhn_terb = 0,72*Lahan_Pengembangan-Lhn_Terbangun unit Kesenj_lhn_terb = ha unit Kesenj_Sawah = ha unit Kesenj_SmkRpt = ha unit Kesenj_Veg_Jar = ha unit Kesenj_Veg_Rpt = ha aux LPG = Jml_Penduduk*LPG_perJIwa unit LPG = kg aux Luas_HK = ROUND (anakan+Phn_Remaja+Phn_Dewasa+Phn_Tua)/Pohon_perHektar+(KRB n HPD) unit Luas_HK = ha aux Luas_HK_RTH = Luas_RTH+Luas_HK unit Luas_HK_RTH = ha aux Luas_RTH = Sawah+Smk_Rmput+Veg_Jarang+Veg_Rapat unit Luas_RTH = ha aux M_Diesel = Jml_Penduduk*M_Diesel_perJIwa unit M_Diesel = l aux M_Tanah = Jml_Penduduk*MTanah_perJiwa unit M_Tanah = l aux Pdd_Baru = Lahan_Pengembangan/LTer_per_jiwa unit Pdd_Baru = jiwa aux Persen_HK = PCT(Luas_HK/Luas_Kota) unit Persen_HK = % aux Persen_RTH = PCT(Luas_RTH/Luas_Kota) unit Persen_RTH = % aux Persen_RTH_HK = PCT(Luas_HK_RTH/Luas_Kota) unit Persen_RTH_HK = % aux Persen_Terbangun = PCT(Lhn_Terbangun/Luas_Kota) unit Persen_Terbangun = % aux Persen_Total = (Persen_RTH_HK+Persen_Terbangun) 136
unit Persen_Total = % aux Pop_Tamb_Lhn = 0,79*Pdd_Baru-Jml_Penduduk unit Pop_Tamb_Lhn = jiwa aux ppm_CO2 = CO2_Ambien/Konv_ppm unit ppm_CO2 = ppm aux Sink_anakan = anakan*Sink_per_anakan aux Sink_HK = Sink_anakan+sink_phn_dewasa+Sink_phn_remaja+Sink_phn_tua+Sink_phn_Rent a unit Sink_HK = kg aux sink_phn_dewasa = Phn_Dewasa*Sink_per_phn_dewasa aux Sink_phn_remaja = Phn_Remaja*Sink_per_pohon_remaja aux Sink_phn_Renta = Phn_Renta*Sink_per_phn_renta aux Sink_phn_tua = Phn_Tua*Sink_per_phn_Tua aux Sink_Sawah = Sawah*CO2_Sawah unit Sink_Sawah = kg aux Sink_SmkRmput = Smk_Rmput*CO2_SmkRumput unit Sink_SmkRmput = kg aux Sink_VegJarang = Veg_Jarang*CO2_VegJarang unit Sink_VegJarang = kg aux Sink_VegRpt = Veg_Rapat*CO2_VegRpt unit Sink_VegRpt = kg aux Sisa_Lahan = Lahan_Pengembangan-Lhn_Terbangun unit Sisa_Lahan = ha aux Solar = Jml_Penduduk*Solar_perJiwa unit Solar = l const Alokasi_RTH = 2844 unit Alokasi_RTH = ha const Bensin_perJiwa = 134,19 unit Bensin_perJiwa = l/jiwa const CO2_Sawah = 175200 unit CO2_Sawah = kg/ha const CO2_SmkRumput = 1489200 unit CO2_SmkRumput = kg/ha const CO2_VegJarang = 569400*0,67 unit CO2_VegJarang = kg/ha const CO2_VegRpt = 569400 unit CO2_VegRpt = kg/ha const Fr_CO_MTanah = 2,52 unit Fr_CO_MTanah = kg/l const Fr_CO_Solar = 2,68 unit Fr_CO_Solar = kg/l const Fr_CO2_Bensin = 2,31 unit Fr_CO2_Bensin = kg/l const FR_CO2_LPG = 1,51 unit FR_CO2_LPG = kg/kg const Fr_CO2_MDiesel = 3,09 unit Fr_CO2_MDiesel = kg/l 137
const unit const const const const const const const unit const unit const const unit const unit const unit const unit const unit const unit const unit const unit const unit const unit const unit const const const const const const unit unit spec spec spec spec
Jadi_anakan = 5 Jadi_anakan = th Jadi_dewasa = 35 jadi_mati = 25 jadi_remaja = 15 jadi_renta = 65 Jadi_tua = 65 Konv_ppm = 7,81*10^12 KRB_n_HPD = 144,75 KRB_n_HPD = ha Lahan_Pengembangan = 11529,49 Lahan_Pengembangan = ha Lj_Penb_LhnTerb = 7,3/100 Lj_Penrn_Sawah = 1,23/100 Lj_Penrn_Sawah = ha/th Lj_Penrn_SmRpt = 1,77/100 Lj_Penrn_SmRpt = ha/th Lj_Penrn_VegJarang = 1,15/100 Lj_Penrn_VegJarang = ha/th Lj_Penrun_VegRpt = 0,33/100 Lj_Penrun_VegRpt = ha/th Lj_Pertambhn_Pddk = 3,06/100 Lj_Pertambhn_Pddk = jiwa/th LPG_perJIwa = 5,14 LPG_perJIwa = kg/jiwa LTer_per_jiwa = 0,007 LTer_per_jiwa = ha/jiwa Luas_Kota = 11850 Luas_Kota = ha M_Diesel_perJIwa = 6,24 M_Diesel_perJIwa = l/jiwa MTanah_perJiwa = 84,17 MTanah_perJiwa = l/jiwa Pohon_perHektar = 250 Pohon_perHektar = bt/ha Sink_per_anakan = 40 Sink_per_phn_dewasa = 647 Sink_per_phn_renta = 300 Sink_per_phn_Tua = 630 Sink_per_pohon_remaja = 300 Solar_perJiwa = 33,55 Solar_perJiwa = l/jiwa U_K = tahun start = 2005 stop = 2100 dt = 5 method = Euler (fixed step)
138
Jumlah Penduduk
Lampiran 5. Hasil simulasi grafik pertambahan jumlah penduduk dan luasan lahan terbangun
1,300,000 1,200,000 1,100,000 1,000,000 900,000 2,020 2,040 2,060
2,080 2,100
Tahun
Lahan Terbangun (ha)
8,000 7,500 7,000 6,500 2,020
2,040
2,060
2,080
2,100
Tahun
139
Penambahan CO2 (Kg)
Lampiran 6. Jumlah emisi gas CO2
800,000,000
700,000,000
600,000,000
2,020
2,060
2,100
Tahun
140
Lampiran 7. Foto stomata dan daun tanaman di Kebun Raya Bogor
Flamboyan
Johar
141
Merbau pantai
Asam
142
Kempas
Sapu Tangan
143
Krey Payung
Matoa
144
Rambutan
Tanjung
145
Sawo kecik
Angsana
146
Dadap
Trembesi
147
Saga
Asam Kranji
148
Mahoni
Khaya
149
Pingku
Beringin
150
Nangka
Kenanga
151
Nona
Kembang Merak
152
Lampiran 8. Foto stomata dan daun tanaman di Hutan Penelitian Dramaga
A. heterophyllus
B. roxburghiana.
C. parthenoxylon
A. auriculiformis
C. guineensis
D. retusa
153
K. senegalensis
L. speciosa
S. macrophylla
S. mahagoni
A.mangium
H. mengarawan
154
H. odorata
P. affinis
P. alata
S. indicum
S. wallichii
S. selanica
155
S. zeylanica.
T. grandis
T. verrucossum
156
Lampiran 9. Ukuran panjang, lebar dan kerapatan stomata hasil penelitian Agustini (1994) Kerapatan Stomata pada Epidermis Atas (mm2)
Kerapatan Stomata pada Epidermis Bawah (mm2)
Kategori Kerapatan Stomata
Agathis damara (Damar)
0
95,06
Rendah
Amherstia nobilis (Bunga Ratu)
0
373,50
Sedang
5,44
126,92
Sedang
0
310,04
Sedang
Bauhinia fortificata (Daun Kupukupu)
34,45
359,90
Sedang
Bauhinia galpinii (Daun Kupukupu)
34,45
309,13
Sedang
Bauhinia monandra (Daun Kupukupu)
33,45
322,73
Sedang
Bauhinia purpurea (Bunga Kupukupu)
23,57
337,23
Sedang
Brownea ariza
0
517,64
Tinggi
Brownea capitella (Bunga Lampion)
0
545,74
Tinggi
Brownea grandiceps (Bunga Rakbol)
0
474,12
Sedang
Caessalpinia coriaria (Divi-divi)
0
486,60
Sedang
Callophyllum inophyllum (Nyamplung/Bintangur)
0
233,89
Rendah
9,41
312,48
Sedang
Cassia fistula (Trengguli)
0
402,70
Sedang
Cassia garrettiana (Kasia)
0
258,36
Rendah
Cassia grandis
0
479,56
Sedang
Cassia javanica (Trengguli Wanggang)
0
276,50
Rendah
Nama Latin (Nama Daerah)
Baphia nitida Baringtonia asiatica (Pohon perdamaian/Bogem/Buton)
Cananga odorata (Kenanga)
157
Kerapatan Stomata pada Epidermis Atas (mm2)
Kerapatan Stomata pada Epidermis Bawah (mm2)
Kategori Kerapatan Stomata
Cassia nodosa (Sebusuk)
0
338,14
Sedang
Cassia siamea (Johar/Juwar)
0
494,07
Sedang
Cassia sieberiana
0
704,38
Tinggi
Cassia spectabilis
0
546,34
Tinggi
Cinnamomum iners (Kayu manis)
0
482,84
Sedang
3,76
797,20
Tinggi
0
436,05
Sedang
Dillenia philippinensis (Sempur)
0
250,09
Rendah
Dillenia retusa (Sempur)
0
279,54
Rendah
Diospyros natalensis (Eboni)
0
246,83
Rendah
7,25
261,99
Sedang
0
388,00
Sedang
3,63
278,31
Rendah
Ficus benjamina (Beringin)
0
306,83
Sedang
Ficus religiosa (Pohon bodi)
0
173,18
Rendah
Figelia pinnata (Atamini/Pohon sosis)
0
581,66
Tinggi
Filicium decipiens (Krei payung)
0
527,07
Tinggi
Hopea odorata (Meranti chengal)
0
370,83
Sedang
Inga affinis
0
380,75
Sedang
Inga edulis
0
614,64
Tinggi
Jacaranda filicifolia (Jakaranda)
0
425,42
Sedang
Khaya anthoteka (Khaya)
0
565,66
Tinggi
Nama Latin (Nama Daerah)
Delonix regia (Flamboyan) Dialium guamnense
Endertia spectabilis (Dadap) Eperua falcata Erythrina poeppigiana (Dadap jingga)
158
Kerapatan Stomata pada Epidermis Atas (mm2)
Kerapatan Stomata pada Epidermis Bawah (mm2)
Kategori Kerapatan Stomata
Khaya ivorensis
0
550,60
Tinggi
Khaya sinegalensis (Khaya sinegal)
0
605,19
Tinggi
Lagerstomia speciosa (Bungur)
0
272,95
Rendah
Lonchocarpus domingensis
0
241,14
Rendah
Macrolobium coeruleoides
13,18
213,65
Rendah
Manilkara kauki (Sawo kecik)
0
329,42
Sedang
Maniltoa grandiflora (Bunga Saputangan Putih)
0
431,51
Sedang
Melia azedarach (Mindi)
0
407,54
Sedang
Michelia champaca (Cempaka/Kantil)
0
373,66
Sedang
Milletia ovalifolia
0
223,92
Rendah
Mimusops elengi (Tanjung)
0
133,65
Rendah
Ornocarpus oreintale
0
139,61
Rendah
Ornosia calavensis (Bintangoro/Sutera)
0
248,39
Rendah
Peltophorus dasyrrhachis (Saga/Petar)
0
196,72
Rendah
Peltophorus platicarpus (Asam londo/Saga)
0
171,34
Rendah
Piliostoma malabaricum
0
549,73
Tinggi
Pometia pinnata (Matoa)
0
564,72
Tinggi
Pterocarpus indicus (Angsana)
0
128,73
Rendah
Pterocarpus koordesii (Podocarpus/ Ki putri)
0
95,06
Rendah
Samanea saman (Ki Hujan)
0
412,48
Sedang
Saraca indica (Saraka/Asoka)
0
239,33
Rendah
Nama Latin (Nama Daerah)
159
Kerapatan Stomata pada Epidermis Atas (mm2)
Kerapatan Stomata pada Epidermis Bawah (mm2)
Kategori Kerapatan Stomata
Saraca palembanica (Kembang Dedes)
0
215,53
Rendah
Saraca thaipingensis (Kembang Dedes)
12,69
445,11
Sedang
Shorea pinnata (Tengkawang)
0
239,06
Rendah
Shorea seminis
0
526,13
Tinggi
Sindora siamensis
0
546,65
Tinggi
Sindora velutina (Seputih Janten)
0
449,65
Sedang
Sindora walichii (Tamparan Hantu)
0
294,63
Rendah
Swartzia pinnata
0
261,99
Rendah
Swietenia macrophylla (Mahoni daun lebar)
0
458,36
Sedang
Swietenia mahagoni (Mahoni)
0
223,82
Rendah
Terminalia cattapa (Ketapang)
0
386,83
Sedang
Tetrapleura tetraptera
0
350,83
Sedang
Trachylobium hornemannianum
0
381,65
Sedang
Trachylobium verrucosus (Patekok)
0
381,19
Sedang
Nama Latin (Nama Daerah)
160
Lampiran 10. Hasil perhitungan hubungan antara sink dengan panjang, lebar dan kerapatan stomata tanaman di Kebun Raya Bogor dengan menggunakan program Datafit 8.2.79 . 1. Hubungan Sink dengan Panjang dan kerapatan Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled8" Equation ID: a*x1^b*x2^c Model Definition: Y = a*x1^b*x2^c Number of observations = 25 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 28,5218533245598 Average Residual = 1,14087413298239 Residual Sum of Squares (Absolute) = 338,449345291561 Residual Sum of Squares (Relative) = 338,449345291561 Standard Error of the Estimate = 3,92225205075049 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0138791963 Proportion of Variance Explained = 1,38791963% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 1,80240623849846 2. Hubungan Sink dengan Lebar dan Kerapatan Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled9" Equation ID: a*x1^b*x2^c Model Definition: Y = a*x1^b*x2^c Number of observations = 25 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 27,3363491068793 Average Residual = 1,09345396427517 Residual Sum of Squares (Absolute) = 321,60219679971 Residual Sum of Squares (Relative) = 321,60219679971 Standard Error of the Estimate = 3,82338615270732 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0629657844 Proportion of Variance Explained = 6,29657844% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 161
Durbin-Watson statistic = 1,81709372312563 Sum of Residuals = 28,397891455672 Average Residual = 1,13591565822688 Residual Sum of Squares (Absolute) = 335,191940687977 Residual Sum of Squares (Relative) = 335,191940687977 Standard Error of the Estimate = 3,903331564702 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0233701127 Proportion of Variance Explained = 2,33701127% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 1,81748384829151
162
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Hubungan antara Sink dengan Panjang, Lebar dan Kerapatan Stomata Tanaman di Hutan Penelitian Dramaga 1. Hubungan Sink dengan Panjang Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled4" Equation ID: a*x+b Model Definition: Y = a*x+b Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 0 Average Residual = 0 Residual Sum of Squares (Absolute) = 32,1168973895964 Residual Sum of Squares (Relative) = 32,1168973895964 Standard Error of the Estimate = 1,30013961577404 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0319069199 Proportion of Variance Explained = 3,19069199% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 0,95597374103662 2. Hubungan Sink dengan Lebar Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled4" Equation ID: a*x+b Model Definition: Y = a*x+b Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Nonlinear Nonlinear iteration limit = 250 Diverging nonlinear iteration limit =10 Number of nonlinear iterations performed = 11 Residual tolerance = 0,0000000001 Sum of Residuals = -8,88178419700125E-16 Average Residual = -4,22942104619107E-17 Residual Sum of Squares (Absolute) = 33,1730852259319 Residual Sum of Squares (Relative) = 33,1730852259319 Standard Error of the Estimate = 1,32134471429541 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0000704656 Proportion of Variance Explained = 0,00704656% 163
Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 1,0031392440387 3. Hubungan Sink dengan Kerapatan Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled4" Equation ID: a*x+b Model Definition: Y = a*x+b Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 8,88178419700125E-16 Average Residual = 4,22942104619107E-17 Residual Sum of Squares (Absolute) = 33,1449368953836 Residual Sum of Squares (Relative) = 33,1449368953836 Standard Error of the Estimate = 1,32078399555526 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,000918935 Proportion of Variance Explained = 0,0918935% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 1,04399513860023
4. Hubungan Panjang dengan Lebar Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled5" Equation ID: a*x1^b*x2^c Model Definition: Y = a*x1^b*x2^c Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 10,1001923870797 Average Residual = 0,480961542241892 Residual Sum of Squares (Absolute) = 35,7526149181986 Residual Sum of Squares (Relative) = 35,7526149181986 Standard Error of the Estimate = 1,4093460839497 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0 Proportion of Variance Explained = 0,0% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 0,936041292460689 164
5. Hubungan Panjang dengan Kerapatan Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled5" Equation ID: a*x1^b*x2^c Model Definition: Y = a*x1^b*x2^c Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 10,3709620932119 Average Residual = 0,493855337771995 Residual Sum of Squares (Absolute) = 37,88980609659 Residual Sum of Squares (Relative) = 37,88980609659 Standard Error of the Estimate = 1,45085810043172 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0 Proportion of Variance Explained = 0,0% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 0,867381088289438
6. Hubungan Lebar dengan Kerapatan Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled5" Equation ID: a*x1^b*x2^c Model Definition: Y = a*x1^b*x2^c Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 10,3976162564505 Average Residual = 0,495124583640498 Residual Sum of Squares (Absolute) = 38,3942763656525 Residual Sum of Squares (Relative) = 38,3942763656525 Standard Error of the Estimate = 1,46048462971966 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0 Proportion of Variance Explained = 0,0% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 0,881006905285326 7. Hubungan Sink dengan Panjang, Lebar dan Kerapatan Stomata 165
DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled5" Equation ID: a*x1^b*x2^c Model Definition: Y = a*x1^b*x2^c Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 10,3976162564505 Average Residual = 0,495124583640498 Residual Sum of Squares (Absolute) = 38,3942763656525 Residual Sum of Squares (Relative) = 38,3942763656525 Standard Error of the Estimate = 1,46048462971966 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,0 Proportion of Variance Explained = 0,0% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0 Durbin-Watson statistic = 0,881006905285326 8. Hubungan Sink dengan Panjang, lebar dan kerapatan Stomata DataFit version 8.2.79 Results from project "Untitled6" Equation ID: a*x1+b*x2+c*x3 Model Definition: Y = a*x1+b*x2+c*x3 Number of observations = 21 Number of missing observations = 0 Solver type: Linear Sum of Residuals = 0,871674736055247 Average Residual = 4,15083207645356E-02 Residual Sum of Squares (Absolute) = 28,5726464950639 Residual Sum of Squares (Relative) = 28,5726464950639 Standard Error of the Estimate = 1,25990842910339 Coefficient of Multiple Determination (R^2) = 0,1387405509 Proportion of Variance Explained = 13,87405509% Adjusted coefficient of multiple determination (Ra^2) = 0,0430450566 Durbin-Watson statistic = 1,16706835045405
166
Lampiran 12. Perangkat ADC LCA-4 yang digunakan untuk mengukur daya serap CO2 Gambar LCA-4 (Leaf Chamber Analyser seri 4)
Gambar PLC (Portable Leaf Chamber)
167
Gambar ADC LCA-4 Microclimate Control System
168
Lampiran 13. Foto alat kromatografi gas
Gambar Printer untuk Mencetak Hasil Analisis
Gambar Kolom Injeksi Kromatograsi Gas
169
Lampiran 14. Foto pengambilan sampel CO2 ambien di beberapa lokasi yang padat kendaraan bermotor
(a)
(b)
(c)
170
(d)
(e)
Gambar Pengambilan Sampel di : (a) Warung Jambu, (b) Tugu Kujang, (c) Ekalokasari, (d) Sukasari, (e) Jembatan Merah
171
Lampiran 15. Keadaan ruang terbuka hijau kota di setiap kecamatan di Kota Bogor pada tahun 2005 Kecamatan Bogor Timur Luasan ruang terbuka hijaunya 55.911,08 m2 yang tersebar di 31 lokasi dengan rincian sebagai berikut: Taman = 5.670,55 m2 Jalur hijau = 29.304,44 m2 Bantaran sungai = 2.208,60 m2 Lereng = 1.306,80 m2 Median = 10.402,19 m2 Pulo jalan = 4.567,68 m2 Taman sudut kota = 420,42 m2 Lapangan = 2.030,40 m2 Adapun lokasi dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No 1
Nama Taman
Lokasi
Luas (m²)
Jenis Taman
Jenis Tanaman
Taman depan Ekalokasari Kel.Sukasari ( bulat ) Taman depan Ekalokasari Kel.Sukasari (Trafesium)
3.385,19
Pulo jalan Rumput,alang-alang
696,88
3
Taman depan Ekalokasari Kel.Sukasari
174,96
4
Taman median Ekalokasari
179,69
5
Taman sebelah kanan dari Kel.Sukasari depan PDAM s/d seberang Mardi yuana
Pulo jalan Ervah,pandan kuning, soka, babawangan, nanas merah Pulo jalan Pulmbago,pandan kuning, taiwan biuti Median Pandan kuning, ervah, biuty, iris kuning, palm raja,amarilis, babawangan Jalur hijau Kenari,tanjung,bougenv il, palm raja,nusa indah, rosiana,kembang kertas, pisang-pisangan
6
Taman dari lampu merah Damkar s/d Terminal Baranang siang (Kanan ) Taman dari lampu merah Damkar s/d Terminal Baranang siang ( Kiri )
2
7
8
Kel.Sukasari
2.229,91
Kel. 4.066,06 Baranagsiang & Kel.Sukasari
Jalur hijau Mahoni, Angsana
Kel. 6.323,56 Baranagsiang & Kel.Sukasari
Jalur hijau Angsana,Mahoni
Taman dari lampu merah Kel. 7.486,50 Damkar s/d Terminal Baranagsiang Baranangsiang & Kel.Sukasari
Median
Bougenville, Kupukupu,mahoni, bakung,batherplay, ervah,lili paris brazil,Bintaro Nanas merah,melati,angsana,pl umbago,mutiara,babaw angan,iris kuning,alang putih,lolipop
172
No 9
Nama Taman
Lokasi
Luas (m²)
Taman depan terminal bis Kel.Baranangsi 297,56 Baranangsiang ang
10 Taman Tol Jagorawi
Kel.Baranangsi 2.113,00 ang
11 Taman depan terminal bis Baranangsiang I 12 Taman depan terminal baranangsinga II 13 Taman Sudut Jl. Bina marga
Kel.Baranangsi 32,00 ang Kel. 114,00 Baranagsiang Kel.Baranangsi 420,42 ang
Jenis Taman
Jenis Tanaman
Jalur hijau Palm punix, Angsana, Bambu, ervah pangkas hijau
15 Taman lapangan jl.Riau
1.820,40
Kacapiring, Batavia, Bunga Kana, bougenville, pisangpisangan, nusa indah, sabrina Pulo jalan Ervah, beringin bonsai sianto Pulo jalan Ervah, beringin bonasai sianto Taman Palm ekor tupai, pandan Sudut kuning, cemara, batavia, bambu jepang, puring, nanas merah, pandan kuning, lidah mertua hijau, soka singapur, kol banda, iris putih, rosandra , kelapa sawit Jalur hijau Iris kuning,sutra bombay, palm putri, tricolour, bakung, amarilis, pandan kuning, ervah, kacang hias Lapangan Palm botol
16
1.306,80
Lereng
1.472,40
Jalur hijau Trembesi
2.208,60
Bantaran Angsana sungai Jalur hijau hanjuang, kamboja, palm putri, kupu-kupu Jalur hijau Sutra bombay, amarylis hijau, palm ekor tupai, nanas merah,alang putih,iris kuning, Kelapa sawit, bambu krisik Jalur hijau Mahoni
14 Taman jalan Bina marga Kel.Baranangsi 396,00 ang
17 18 19 20
Kel. Baranagsiang Taman lereng jl.Riau Kel. Baranagsiang Taman jalan Riau Kel. Baranagsiang Taman bantaran sungan Kel.Baranangsi Ciliwung Jl. Riau ang Taman Jl.Sukasari II dari Kel. Sukasari pasar gemrong ( kiri ) Kel. Taman jl.Padi dari simpang pakuan s/d ujung Baranagsiang jl.Binamarga ( kanan )
288,55 3.510,87
Kel.Baranangsi 618,70 21 Taman jl.padi dari simpang pakuan s/d ujung ang jl.Binamarga ( kiri ) 22 Taman Jl.Pakuan
Kel. Baranagsiang
623,00
Median
Median
Mahoni, Angsana
Palm raja, oliander, bunga mentega, Cassia, angsana, akasia, kembang kertas, tanjung, nangka, bunga kupu- kupu, beringin
173
No
Nama Taman
Lokasi
23 Taman depan ekalokasri Kel. Sukasari plaza ( sebelah kiri jl. Siliwangi dari Damkar s/d jl. Masuk plaza Ekalokasri ) 24 Taman depan Ekalokasari Kel.Sukasari plaza
Luas (m²)
Jenis Taman
Jenis Tanaman
799,56
Jalur hijau Kenari , Mahoni, angsana
152,70
Pulo jalan Tumbak raja, bakung, kacang hias palm kuning, kucai, helikonia/pisangpsangan, cyclops, lantana, kelom,ervah Taman Pangkas kuning, cemara lilin, pohon saga, angsana kacapiring
25 Taman Segitiga Sukasari Kel. Sukasari III
164,5
26 Taman Jl. Bantar Kemang Kel. sebelah kiri dari jl. Baranagsiang Pajajaran 27 Taman sebelah kanan jl. Kel. Otista sebelah kanan dari Baranagsiang SD Bangka s/d belokan Jl. Pajajaran
1.486,16
Jalur hijau Mahoni
411,04
Jalur hijau Kelapa sawit
28 Taman jl. Malabar sebelah kanan depan Internusa s/d jl. PMI depan IPB 29 Taman sebelah kiri belokan jl. Malabar s/d Jl. PMI depan IPB
Kel. Tegal Lega
5.040,57
Jalur hijau Mahoni, tanjung, ketapang, bungur, bunga kupu-kupu
Kel. Tegal Lega
2.363,50
Jalur hijau Mahoni, kupu-kupu, trembesi, bungur
30 Taman Malabar
Kel. Tegal Lega
5.517,85
Taman
31 Taman Lingkungan Malabar
Kel. Tegal Lega
210,00
Lapangan
Jumlah Luas Taman di Kecamatan Bogor Timur
flamboyan, saputangan, golodogan tiang, kembang kertas, melati kosta, kemuning, tanjung, nangka, seruni, bunga kupu-kupu, kembang sepatu, akasia, kaca piring batavia, cempaka semak, alamanda, puring, pisang-pisangan, soka brazil, jakaronda Agave, Nusa indah, bunga mentega, tapak dara
55.911,08 m2
Sumber: Dinas Tata Kota dan Pertamanan (2005)
174
Kecamatan Bogor Selatan Luasan ruang terbuka hijaunya 16.902,92 m2 yang tersebar di 22 lokasi dengan rincian sebagai berikut: Jalur hijau = 10.883,08 m2 Lereng = 823,98 m2 Pulo jalan = 1.393,49 m2 Taman sudut kota = 141,83 m2 Lapangan = 3.660,54 m2 Adapun lokasi dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No
Nama Taman
Lokasi
Luas ( M² )
Jenis Taman
Jenis Tanaman
1
Taman jl.Sukasari II dari Kel. Batu tulis pasar gemrong ( kanan )
379.66
Jalur hijau Kupu-kupu, Filicium, Bougenville, cendrawasih, heliconia, belimbing, cemara, pepaya Pulo jalan Ervah, bambu kerisik, tumbak raja pandan hijau, ketapang
2
Taman segitiga Ciawi
Kel. Harjasari
35.05
3
Taman sudut Ciawi
Kel. Harjasari
53.63
4
Taman Segitiga Ciawi II Kel. Harjasari
51.13
5
Taman dari Auto 200 Kel. Lawang sebelah kiri jl.Siliwangi Gintung s/d Gg. Aut
3,255.22
6
Taman jl. Batu tulis I (simpang tiga jl. Batu tulis jl.siliwangi )
Kel. Batu tulis
20.16
7
Taman jl. Batu tulis II (simpang tiga jl. Batu tulis jl.siliwangi )
Kel. Batu tulis
22.75
Pulo jalan Bougenville, Cendrawasih
8
Taman jl. Batu tulis III (simpang tiga jl. Batu tulis jl.siliwangi )
Kel. Batu tulis
16.12
Pulo jalan Bougenville
9
Taman Jl.Batu tulis sebelah kanan dari belokan Siliwangi s/d belokan pertigaan Bondongan
Kel. Bondongan
774.60
Jalur hijau Kenari, hanjuang, asam ranji, beringin, kembang sepatu, kupukupu, nangka
Taman sudut
Bintaro, bambu, glodogan tiang, alang putih Pulo jalan Beringin, ervah, iris kuning, iris putih, adam hawa, bambu jepang, pandan kuning, kucai, hanjuang jepang
Jalur hijau Kenari, palm raja, sensivera, bambu, plamboyan, pinang, bonsai, palm punix, pandan kuning, amarilis, pisang pisangan, lantana, tehtehan,phlodendron Pulo jalan Bougenville, Cendrawasih
175
No
Nama Taman
Lokasi
10 Taman Jl.Batu tulis Kel. Batu tulis sebelah kiri dari belokan Siliwangi s/d belokan pertigaan Bondongan 11 Taman jl. Lawang Kel. Lawang gintung ( pot berlampu ) Gintung 12 Taman sudut kota Kel. Batu tulis Cibalek pertigaan lawang gintung 13 Taman jl.Lawang Kel. Lawang Gintung sebelah kiri dari Gintung Siliwangi s/d belokan Cipaku (sebelum komplek Mbah dalem ) 14 Taman jl.Lawang Kel. Batu tulis Gintung sebelah kanan dari Siliwangi s/d belokan Cipaku (sebelum komplek Mbah dalem ) 15 Taman Jl.segitiga Istana- Kel. Lawang Cipaku Gintung 16 Taman lereng mbah Kel. Lawang Dalem Cipaku Gintung 17 Taman jl.Cipaku depan Kel. Batu tulis istana sebelah kiri dari mebel Mirah s/d belokan Batu tulis (International Motor ) 18 Taman jl.Cipaku depan Kel. Batu tulis istana sebelah kanan dari mebel Mirah s/d belokan Batu tulis (International Motor )
Luas ( M² )
Jenis Taman
Jenis Tanaman
650.98
Jalur hijau Asam ranji, kenari, angsana
35.42
Pulo jalan Cendrawasih
88.20
Taman Sudut
1,110.64
Jalur hijau Kenari, pala, bisbul, pangkas kuning, kapuk, palm putri, kersem, cemara, palm raja
1,166.48
Jalur hijau kenari, pala, angsana,bisbul, palm putri, palm raja, kersem,cemara
1,013.00
Pulo jalan Ervah, palm putri, bougenville Lereng Nangka, mangga
823.98
Heliconia, golodogan tiang
1,067.67
Jalur hijau Palm putri, golodogan tiang, kupu-kupu, nyamplung, angsana
542.61
Jalur hijau Kupu-kupu, nyamplung, mangga, ketapang
19 Taman jl.Pahlawan dari Kel. Empang belokan Batu tulis SMP PGRI s/d Empang (kiri )
866.97
20 Taman jl.Pahlawan dari Kel.Bondongan belokan Batu tulis SMP PGRI s/d Empang (kanan )
1,068.25
Jalur hijau Lantana,pangkas kuning,hanjuang, nangka, angsana, palm putri, jambu, mangga, sawit, akasia, plamboyan, tehtehan,agave, asam ranji,beringin Jalur hijau Puring, bisbul, hanjuang,cemara, kupukupu,dadap merah, nangka, mangga, bambu, palm raja, banda, nusa indah, asam ranji, ketapang, tanjung, flamboyan
176
No
Nama Taman
Lokasi
Jenis Taman
Jenis Tanaman
3,660.54
Lapangan
Rumput, karet kebo
199.86
Pulo jalan Ajalia
Luas ( M² )
21 Taman lapangan Kel. Empang Empang Pulo 22 Taman pertigaan Kel. Empang Empang ( Pot Berlampu ) Jumlah Luas Taman di Kecamatan Bogor Selatan
16,902.92
Sumber: Dinas Tata Kota dan Pertamanan (2005) Kecamatan Bogor Barat Luasan ruang terbuka hijaunya 29.615,47 m2 yang tersebar di 15 lokasi dengan rincian sebagai berikut: = 25.810,27 m2 = 1.892,32 m2 = 1.735,92 m2 = 176,96 m2
Jalur hijau Median Pulo jalan Taman sudut kota
Adapun lokasi dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No 1 2
3
4
5 6
7
8
Nama Taman
Lokasi
Taman jl. Pasar Mawar Kel. Menteng (Pot berlampu ) Taman sudut jl. Mawar Kel. Menteng
Taman sebelah kiri kel. Kebon Kalapa Pusat Gizi s/d jl. Cilendek Taman sebelah kanan Kel. Menteng dari belokan jl. Manunggal s/d Perumahan Pusdikintel Taman median depan Kel. Menteng Pusdikintel Taman Jl. Darul quran kel. Kebon Kalapa sebelah kiri dari Rumah sakit Karya Bakti s/d Lampu merah sindang barang Taman Jl. Darul quran kel. Kebon Kalapa sebelah kanan dari Rumah sakit Karya Bakti s/d Lampu merah sindang barang Taman Pulo Jl. kel. Gunung batu Gunung batu
Luas ( M² ) Jenis Taman
Jenis Tanaman
9.77
Pulo jalan
124.00
Taman Sudut Ketapang, palm wergu,hanjuang, pandan kuning Jalur hijau Kelor, kenari, mahoni, ervah
3,867.30
Cendrawasih, pusaka
9,536.81
Jalur hijau
Kenari, mahoni
650.60
Median
Palm putri
773.20
Jalur hijau
Mahoni
686.00
Jalur hijau
Mahoni
46.15
Pulo jalan
Ervah, Nusa Indah
177
No 9
10
11
12
13 14 15
Nama Taman
Lokasi
Taman sebelah kiri Kel. depan Yonof 316 s/d Sindangbarang komplek SD,SLTP,SLTA Al Azhar/Asrama polisi Taman jl.Raya Kel.Cilendek Bubulak sebelah kiri Barat & dari lampu merah jl. Kel.Sindang Raya Semplak s/d jl. barang Raya Darmaga Taman jl.Raya Kel.Cilendek Bubulak sebelah kanan Barat & dari lampu merah jl. Kel.Bubulak Raya Semplak s/d jl. Raya Darmaga Taman median jl.raya Kel. Bubulak Bubulaj depan Terminal Taman median Yasmin kel. Curug Taman sudut kota Kel. Curug pertigaan Yasmin Taman pulo jalan kel. Curug Pertigaan yasmin
Luas ( M² ) Jenis Taman
Jenis Tanaman
2,052.66
Jalur hijau
Tanjung, akasia. mahoni, cemara
4,326.35
Jalur hijau
Kenari, biola cantik
4,567.95
Jalur hijau
Kenari
1,124.99
Median
Palm putri
116.73 52.96
Median Palm putri Taman sudut
1,680.00
Pulo jalan
Jumlah Luas Taman di Kecamatan Bogor Barat
Bougenville, palm putri, palm waregu, ervah
29,615.47
Sumber: Dinas Tata Kota dan Pertamanan (2005) Kecamatan Bogor Tengah Luasan ruang terbuka hijaunya 175.157,53 m2 yang tersebar di 78 lokasi dengan rincian sebagai berikut: Taman Jalur hijau Bantaran sungai Lereng Median Pulo jalan Taman sudut kota Lapangan Blumbak Kebun Pembibitan
= 8.220,82 m2 = 83.171,35 m2 = 10.372,87 m2 = 16.704,84 m2 = 2.415,02 m2 = 1.940,35 m2 = 6.685,42 m2 = 40.751,54 m2 = 77,28 m2 = 4.818,04 m2
178
Adapun lokasi dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No 1
2 3
Nama Taman
Lokasi
Taman sebelah kiri jl. Kel. Paledang Otista dari pasar Bogor s/d Pos Polisi Tugu Kujang Taman pulo jl. Tugu Kel. Paledang Kujang Taman Jl.Pajajaran Kel. Babakan seberang terminal sebelah kanan Tol Jagorawi s/d lampu merah Bangbarung
Luas ( M²)
Jenis Tanaman
16,481.71
Jalur hijau Palm seledri, bungur, kupu-kupu
379.36
Pulo jalan Bougenville, palm putri, ki emas Jalur hijau Palm putri ,angsana, Bougenville, kelor laut, mahoni, golodogan tiang, Damar, Nusa Indah, palm kuning, kapuk, roseana Jalur hijau Tanjung, damar , mahoni, alang putih, tricolour, hanjuang merah, kucai, iris kuning, kana, amarylis putih, agave, pandan kuning Median Tampobaya, golodogan tiang, ervah, tehtehan, tricolour, alang putih, kamboja, agave, biuty, cyclops, adam hawa, sensivera, kaktus duri
11,459.55
4
Taman jl. Pajajaran Kel. Paledang & 4,418.79 KBR sebelah kiri dari Kel.Babakan Pos Polisi Tugu Kujang KBR s/d Lampu merah Bangbarung
5
Taman Jl.Pajajaran dari Kel. Babakan Telkom s/d Lampu merah Bangbarung
1,684.44
6
Taman Segitiga Kel. Babakan Pangrango Plaza (depan rumah Dinas Walikota)
865.69
7
Taman depan rumah Dinas Walikota
Kel. Babakan
229.20
8
Taman sudut kota Pangrango (kanan)
Kel.Babakan
1,879.54
9
Taman sudut kota Pangrango (kiri)
Kel. Babakan
1,820.26
10 Taman pulo jl. Kel. Babakan Pangrango 11 Taman jl.Jalak Harupat Kel. Paledang sebelah kanan s/d pintu gerbang KBR/lampu merah
Jenis Taman
Pulo jalan nusa indah, palm raja, palm regu, hanjuang merah, palm putri, tehtehan, agave,Bougenville Jalur hijau Iris kuning, ervah, tumbak raja, kacang hias, tricolour, plumbago Taman Cempaka, pala, sawo, Sudut manggis, palm raja tehtehan Taman Pala, anyang- anyang, Sudut palm raja, kembang merak, teh-tehan
78.77
Pulo jalan Teh-tehan, rosandra
4,925.96
Jalur hijau Tanjung,mahoni, nangka, nusa indah, flamboyan
179
No
Nama Taman
Lokasi
12 Taman lereng CPM jl.Jalak Harupat s/d jembatan Ciliwung
Kel. Sempur
13 Taman jl. Jalak Harupat Kel. Babakan sebelah kiri dari jembatan ciliwung s/d belakang rumah Dinas Walikota 14 Taman lereng istana jl. Kel. Paledang Jalak Harupat sebelah kanan 15 Taman jl. Halimun Kel. Babakan sebelah kanan dari Jl. Salak s/d pertigaan RRI
Luas ( M²) 2,833.98
1,172.51
1,489.94
Jenis Taman
Jenis Tanaman
Lereng
Bintaro, kenari, kelor laut, lolipop, flamboyan, rosiana, akasia,hanjuang merah, tehtehan, trembesi, cemara , sukun,tehtehan, kiara payung, tanjung, cempaka, balanceng hijau Jalur hijau Tanjung, mahoni, Kembang merak, golodogan tiang
Lereng
763.72
Nangka, palm putri, palm punix, cempaka, the-tehan Jalur hijau Filicium, tanjung
16 Taman jl. Halimun Kel. Babakan sebelah kiri s/d belakang pertigaan RRI
195.76
Jalur hijau Tanjung
17 Taman sudut kota belakang RRI 18 Taman sudut kota kanan Pangrango 19 Taman sudut kota kiri Pangrango 20 Taman jl. Salak sebelah kanan dari belokan jl. Harupat s/d belokan lampu merah jl. Pajajaran 21 Taman jl.Salak sebelah kiri dari jl. Harupat s/d Lampu merah Jl. Pajajaran 22 Taman sudut kota jl. Salak
Kel. Babakan
900.36
Kel. Babakan
41.08
Kel. Babakan
159.12
Kel. Babakan
1,294.37
Taman Sudut Taman Sudut Taman Sudut Jalur hijau
Pangkas kuning Melinjo, bambu Rumput Mahoni, bungur, kembang merak, palm ekor tupai
Kel. Sempur & 1,585.86 Kel.Babakan
Jalur hijau Mahoni, cempaka, flamboyan
Kel. Babakan
Taman Sudut
97.96
Nusa indah, Bougenville
180
No
Nama Taman
Lokasi
Luas ( M²)
23 Taman Kencana
Kel. Babakan
4,795.56
24 Taman jalur hijau taman kencana 25 Taman sudut kota lapangan Sempur 26 Taman Lapangan Sempur 27 Taman lereng Lapangan Sempur 28 Taman depan Balitbang Perikanan 29 Taman bantaran sungai ciliwung sebelah kiri gardu listrik Sempur s/d Bantarjati ujung
Kel. Babakan
169.78
Kel. Sempur
1,307.00
Kel. Sempur
38,831.49
Kel. Sempur
1,098.13
Kel. Sempur
127.00
Kel. Bantarjati & 5,860.87 Kel. Sempur
30 Taman depan pasar Kel. Gudang Bogor Plaza jl. Ir.H. Juanda 31 Taman jalan depan AKA Kel. Gudang jl. Ir.H. Juanda 32 Taman jl. Ir.H.Juanda Kel. Gudang
138.00
33 Taman depan Bogor Trade mall Jl. Ir.H. Juanda 34 Taman median depan KBN s/d BNI 46
Kel. Gudang
71.05
Kel. Paledang
730.58
35 Taman depan BCA Kel. Paledang 36 Taman depan Bank Kel Pabaton Mandiri s/d Regina Pacis
140.40 338.67
48.18 1,379.39
Jenis Taman
Jenis Tanaman
Taman
Palm raja, trembesi, rosiana, rosandra, lili paris brazil, adam hawa, nanas merah palm weregu, palm kuning, kaktus duri, nusa indah , dadap merah, kaca piring, kemuning, beauty, tapak dara, soka, plumbago, nona makan sirih, passifloru, kaktus kodok, tehtehan, cassia emas, kembang kupu-kupu, agave, mutiara, seruni, hanjuang kucai jepang Jalur hijau Palm putri, kupu-kupu
Taman Sudut Lapangan
Sempur, kayu manis, bougenville Angsana, mahoni, pohon Sempur Lereng Mahoni, nusa indah, Bougenville Jalur hijau Nusa indah, palm raja, kembang merak Bantaran Bungur, sempur, palm sungai raja, mahoni, asam ranji, angsana, kapuk, akasia, beringin, Jalur hijau Bougenville, sutra bombay, sri rezeki, patah tulang Pulo jalan Palm putri Pulo jalan Nerium, oliander, palm ekor tupai Pulo jalan Bunga mentega, palm putri Median
Kenari, mahoni, ervah, alang putih, selum, lili paris brazil, rosiana, tricolour Jalur hijau Mahoni, teh-tehan Jalur hijau Kenari, Palm raja, palm punix, Alang putih, puring jet, ervah, soka, adam hawa, bakung, beauty, tehtehan, tanjung, mahoni, spathy phylum, iris kuning
181
No
Nama Taman
Lokasi
Luas ( M²)
Jenis Taman
37 Taman sudut depan Kel. Pabaton Bakorwil jl.Ir. H. Juanda Kel. Paledang 38 Taman depan istana jl.Ir.H.juanda
14.96
39 Taman jl.Paledang sebelah kiri dari BNI s/d belokan jl. Kapten Muslihat ( LP ) 40 Taman jl. Paledang sebelah kanan BNI s/d belokan PLN 41 Taman jl. Veteran sebelah kiri SD Panaragan s/d jembatan Cisadane 42 Taman jl. Veteran sebelah kanan SD Panaragan s/d jembatan Cisadane 43 Taman jalan Pertigaan Panaragan 44 Taman depan LP Paledang 45 Taman depan PLN s/d Toko Matahari
Kel. Paledang
960.10
Jalur hijau Bungur, palm raja, mahoni
Kel. Paledang
1,316.98
Jalur hijau Bungur, mahoni, kupukupu
70.56
Taman Sudut Taman
Jenis Tanaman Nusa indah, nerium oliander, kenari, ervah Palm phoenix, tricolour, nanas merah, bromolia, agave, selum
Kel. Panaragan 592.66
Jalur hijau Kenari, angsana
kel. Kebon Kalapa
849.38
Jalur hijau Kenari
kel. Kebon Kalapa Kel. Paledang
1.73
Pulo jalan Bougenville
143.95
Kel. Paledang
116.07
46 Taman depan POLWIL Kel. Paledang s/d SMP Budi Mulia
418.48
47 Taman blumbak depan Kel. Pabaton taman topi Kapten Muslihat 48 Taman jl. Pertigaan Kel. Pabaton Bank JABAR 49 Taman dari depan Bank Kel. Pabaton JABAR s/d Kantor DPRD
77.28
Jalur hijau Palm raja, nusa indah, rosiana, bambu Jalur hijau Palm ekor tupai, nanas merah, bakung, iris kuning, kenari, pangkas kuning, amarylis, pandan kuning, palm putri, agave, soka, pangkas hijau Jalur hijau Kenari, anyang anyang , palm ekor tupai, palm phonix, cemara, kembang kertas, tehtehan, kemuning, pangkas kuning, iris kuning, karet kebo Taman Ervah, kana blumbak
11.79
Pulo jalan Ervah, cendrawasih
339.11
Jalur hijau Kenari, anyanganyang, iris kuning, tricolour, alang putih, karet kebo, soka, tanjung, pakis kelabang, hanjuang merah, jahe hias, bambu jepang
182
No
Nama Taman
50 Taman Sudut kota Katedral belakang pos polisi Kapten Muslihat
Lokasi Kel. Paledang
Luas ( M²) 465.14
Jenis Taman
Jenis Tanaman
Taman sudut
Palm raja, dadap merah, tehtehan, palm botol, pepedangan, nanas merah Pulo jalan Kakacangan, nanas merah, kaktus duri, ajalia Pulo jalan Kakacangan, nanas merah, ajalia, cendrawasih, tumbak raja Jalur hijau Kenari, philicium
51 Taman pertigaan Kapten Kel. Paledang Muslihat dan Juanda (kiri ) 52 Taman pertigaan Kapten Kel. Paledang Muslihat dan Juanda (kanan)
21.99
53 Taman sebelah kiri jl. Pengadilan dari apotik Sehat s/d photo copy
Kel. Pabaton
381.50
54 Taman sebelah kanan Jl. Kel. Pabaton Pengadilan dari SD Pengadilan s/d pintu masuk Regina Pacis
803.28
Jalur hijau Kenari, filisium, kupukupu
55 Taman Sawojajar sebelah kiri dari Hotel Risana s/d Bank Panin
Kel Pabaton
522.35
Jalur hijau Kenari
56 Taman Sawojajar Kel. Pabaton sebelah kanan dari belokan Bogor Permai s/d Rumah bersalin 57 Taman Jl. Sudirman Kel. Sempur sebelah kanan dari kantor CPM s/d bundaran air mancur jl. Sudirman 58 Taman lereng jembatan Kel. Sempur sempur jl. Sudirman dari jembatan s/d ke Ruko baru 59 Taman bantaran kali Kel. Sempur ciliwung jembatan gantung sempur 60 Taman angin-angin jl. Kel. Sempur Sudirman
778.10
Jalur hijau Kenari
2,730.63
Jalur hijau Bungur, mahoni, palm raja
1,601.79
Lereng
Bambu
4,512.00
Bantaran sungai
Bambu, pisang, rambutan
1,699.44
Taman
20.85
61 Taman sebelah kiri jl. Kel. Cibogor & 5,995.60 Sudirman depan Regina Kel. Pabaton Pacis s/d belokan Jl. Martadinata 62 Taman jl. Merdeka Kel. Ciwaringin 10.05 depan Bioskop presiden 63 Taman jl. Salmun depan Kel. Ciwaringin 254.18 pabrik gas
kelor laut, palm putri, bambu kerisisk, kacangkacangan, nanas merah, pusaka Jalur hijau Kenari, palm raja, saputangan, mahoni, cemara, nusa indah, soka, rosiana, ervah, puring zet Pulo jalan Bougenville Jalur hijau Kenari, ervah
183
No
Nama Taman
Lokasi
Luas ( M²)
Jenis Taman
Jenis Tanaman
64 Taman jl. Ciwaringin Kel. Ciwaringin 432.20 Merdeka sebelah kiri dari kantor Uniskop s/d Belokan Jl. Martadinata
Jalur hijau Mahoni, kupu-kupu
65 Taman jl. Cimanggu sebelah kiri pos polisi s/d Gg Pesantren
Kel. Menteng
Jalur hijau Pala, Bisbul, Angsana, bougenville
66 Taman jl. Cimanggu sebelah kanan gardu listrik s/d Gg.Mentri guru 67 Taman depan Hotel Mirah jl. Pangrango / Taman Lingkungan
Kel. Ciwaringin 4,419.17
Jalur hijau Bisbul, pala, angsana, Bougenville
Kel. Babakan
Taman
3,805.83
1,655.26
68 Taman Jl. Martadinata Kel. 1,848.49 dari Kel.Ciwaringin s/d Ciwaringin,Kel. mesjid UIK Kebon Pedes & Kel.Tanah sareal 69 Taman jl. Martadinata Kel. Ciwaringin 1,279.16 sebelah kanan dari sekolah Taman Siswa s/d belokan Pusdizi 70 Taman lapangan Sempur Kel. Sempur kaler depan SD Sempur 71 Taman sebelah kiri jl. Kel. Babakan Pajajaran/ jl. Kumbang s/d Jl. Bogor baru
Memerakan, terang bulan, sawit, cemara, pangkas kuning, heliconia, palm kipas, hargu, mahoni, palm ekor tupai Jalur hijau Kenari, kupu-kupu, kamboja, bungur
Jalur hijau bungur, kenari, kupu kupu
1,920.05
Lapangan
6,002.45
Jalur hijau Angsana, plamboyan
72 Taman sebelah kanan jl. Kel. Babakan Pajajaran/ jl. Kumbang s/d Bogor Baru
357.00
Jalur hijau Angsana, palm raja, palm putri
73 Taman jl. Lodaya sebelah kiri dari Bogor Baru s/d Lab. IPB
957.26
Jalur hijau Angsana,Palm putri, saga
74 Taman jl. Lodaya Kel. sebelah kanan dari Bogor Baru s/d Lab. IPB
1,114.14
Jalur hijau Angsana,Palm putri, saga
75 Taman jl. Bogor Baru Kel. Cimahpar sebelah kanan dari jl. Pajajaran s/d Cimahpar
1,458.80
Jalur hijau Angsana, kupu-kupu, Mahoni, johar
76 Taman jl. Bogor Baru Kel. Cimahpar sebelah kiri dari jl. Pajajaran s/d Cimahpar
904.70
Jalur hijau Angsana, kupu-kupu, Mahoni, johar
77 Kebun Pembibitan
Kel. Sempur
4,818.04
Kebun
78 Taman lereng Ciremai Kel. Sempur dari SMP 3 s/d tanjakan Sempur
9,681.00
Kel.
Asam ranji, plamboyan
Pembibitan
Lereng
Pinus, pala, kenari, kupu-kupu, durian
184
No
Nama Taman
Lokasi
Jumlah Luas Taman kecamatan Bogor Tengah
Luas ( M²)
Jenis Taman
Jenis Tanaman
175,157.53
Sumber: Dinas Tata Kota dan Pertamanan (2005) Kecamatan Bogor Utara Luasan ruang terbuka hijaunya 23.745,55 m2 yang tersebar di 13 lokasi dengan rincian sebagai berikut: Jalur hijau = 5.227,99 m2 Median = 7.107,10 m2 Pulo jalan = 1.634,72 m2 Taman sudut kota = 855,74 m2 Lapangan = 8.870,00 m2 Adapun lokasi dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No
1
2
3 4
5
6
7 8
9
Nama Taman
Lokasi
Taman Jl.Pajajaran Kel. Tegal Gundil sebelah kiri dari lampu merah s/d Pos Polisi warung Jambu Taman jl. Pajajaran Kel. Tegal Gundil sebelah kanan dari Pertigaan Bangbarung s/d Kantor Deppen Warung Jambu Taman sudut kota Kel. Bantarjati Warung Jambu Taman segitiga Jl. Kel. Bantarjati Warung Jambu Taman median dari Kel. Tegal Gundil lampu merah Bangbarung s/d Warung Jambu Taman median dari Kel. Tegal Gundil pertigaan lampu merah Bangbarung s/d Jl. Pandu Raya Taman Pulo jalan Kel. Tegal Gundil Bangbarung Taman lapangan Bola Kel. Tegal Gundil Indraprasta Taman Narkoba sebelah Kel. Kedung kiri dari arah jl. Badak Cibinong
Luas ( M² )
Jenis Taman
Jenis Tanaman
1,328.40
Jalur hijau Mahoni, Palm raja, bungur
3,949.59
Jalur hijau Mahoni, pinang, palm putri, hanjuang
142.78
Taman Helikonia, bakung, Sudut bambu Pulo jalan Ervah, Hanjuang merah, palm putri Median Angsana, Mahoni, kupu-kupu, akasia
60.86 5,320.18
1,604.17
Median
232.23
Pulo jalan Agave, kacang hias, Nanas merah Lapangan Kupu-kupu, angsana, palm putri Pulo jalan Rosiana, palm putri, agave, ervah, hanjuang merah, puring, pisangpisangan
8,870.00 486.45
Palm raja, golodogan tiang, jati, palm botol
185
No
Nama Taman Taman Narkoba ( tengah )
Lokasi
Luas ( M² )
Jenis Taman
Kel. Kedung Badak
663.98
Taman Narkoba sebelah Kel. Kedung 11 kanan dari arah Badak Cibinong Taman sudut kota Kel. Cibuluh Cibuluh 12
191.20
712.96
Taman Sudut
Taman median jl. Kel. Kedung 13 Jenderal .A.yani Badak Jumlah Luas Taman kecamatan Bogor Utara
182.75
Median
10
Jenis Tanaman
Pulo jalan Bungur, Lidah mertua, bakung, heliconia, aplm waregu, agave, pangkas kuning, soka, palm kipas, adam hawa, pisang- pisangan, amarylis, lili paris, cyclops, merten Pulo jalan Rosianan, nusa indah, pangkas hijau Kana, bakung, palm raja, bambu, kacang hias, lidah mertua, kaktus kodok, kaktus duri Rosiana, bakung
23,745.55
Sumber: Dinas Tata Kota dan Pertamanan (2005) Kecamatan Tanah Sareal Luasan ruang terbuka hijaunya 63.134,71 m2 yang tersebar di 16 lokasi dengan rincian sebagai berikut: Taman = 3.036,75 m2 Jalur hijau = 30.520,45 m2 Median = 902,40 m2 Pulo jalan = 11,58 m2 Taman sudut kota = 275,09 m2 Lapangan = 28.388,44 m2 Adapun lokasi dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No
Nama Taman
Lokasi
Luas ( M² )
1
Taman air mancur jl. Sudirman
2
Taman sudut kota Kel. Tanah Sareal 88.91 jembatan situ duit jl. A.Yani Taman sebelah kanan jl. Kel. Tanah Sareal 12,589.32 A.Yani dari belokan jl. Dadali s/d bundaran taman Air Mancur
3
Kel. Tanah Sareal 3,036.75
Jenis Taman Taman
Taman Sudut
Jenis Tanaman Pakis kelabang, iris kuning, rosiana, pandan kuning, ciklop,cemara, bambu kerisik Cemara, Bakung, Nanas, merah, soka
Jalur hijau Kenari, mahoni
186
No
Nama Taman
Lokasi
Luas ( M² )
Jenis Taman
Jenis Tanaman
4
Taman sebelah kiri dari Kel. Tanah Sareal 2,681.66 belokan pasar Warung Jambu s/d Taman Air mancur ( Jl. A.Yani )
Jalur hijau Kenari
5
Taman sudut kota belakang air mancur jl. Sudirman Taman sebelah kanan jl. Dadali s/d belokan Jl. A.Yani Taman jl. Dadali sebelah kiri dari TK. Kartika s/d belokan Pom Bensin Jl. A.Yani Taman jl. Pertigaan Kebon Pedes ( pot berlampu ) Taman jl.Kesehatan sebelah kanan dari jl. Dadali s/d Jl. A.Yani
Kel. Tanah Sareal 186.18
Taman Sudut
Kel. Tanah Sareal 4,270.82
Jalur hijau Kenari, angsana
Kel. Tanah sareal 4,110.68
Jalur hijau Kenari, angsana, mahoni
Kel. Kebon Pedes 11.58
Pulo jalan
Kel. Tanah Sareal 292.16
Jalur hijau Bintaro,akasia,kupukupu, kenari
Kel. Tanah Sareal 641.76
Jalur hijau Bintaro, dadap merah, akasia, palm ekor tupai
6
7
8
9
10 Taman jl.Kesehatan sebelah kiri dari jl. Dadali s/d Jl. A.Yani
Heliconia
Tumbak raja
11 Taman median Jl. Kel. Tanah Sareal 902.40 Kesehatan 12 Taman jl. Merak sebelah Kel. Tanah Sareal 1,614.00 kiri dari kantor agraria s/d jl. Dadali
Median
13 Taman jl. Merak depan Kel. Tanah Sareal 1,644.11 Kantor Agraria s/d Jl. Dadali
Jalur hijau Flamboyan, filicium, mengkudu, kenari, batavia, buterfly, alamanda, palm putri
14 Taman lapangan Bola Heulang 15 Taman Jl. Heulang sebelah kanan dari jl. Dadali s/d Jl. A.Yani
Kel. Tanah Sareal 28,388.44
Lapangan
Kel. Tanah Sareal 1,058.39
Jalur hijau Flamboyan. Filicium, angsana
Kel. Tanah Sareal 1,617.55
Jalur hijau Flamboyan, filicium, angsana, palam raja
16 Taman jl. Heulang sebelah kiri dari jl. Dadali s/d belokan A.Yani Jumlah Luas Taman di Kecamatan Tanah Sareal
Palm putri, cempaka
Jalur hijau Flamboyan, kenari, filicium, mahoni, palm putri
Angsana, mahoni
63,134.71 m2
Sumber: Dinas Tata Kota dan Pertamanan (2005)
187
Lampiran 16. Jenis-jenis tanaman pada beberapa bentuk ruang terbuka hijau di Kota Bogor a. Hutan Kota No. Nama Lokal 1. Jengkol-jengkol 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kulim Damar putih Damar minyak Kedondong hutan Pule Marsawa Benda Cempedak air Trembusu Bintangur Bintangur putih/susu Terantang
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Kenanga Kenari Kenari Dara-dara/dedaru Gronggang Resak pantau Medang lendir Medang kuing Keranji Asam Arang-arang Keruing Kapur-kapur
27. 28. 29. 30.
Keruing Jelutung Tapus Jambu-jambu merah Ubar Jirak Rambung merah Manggis-manggis Kandis Pisang-pisang Kapuk-kapuk
31. 32. 33. 34. 35. 37. 38.
Nama Latin Abarema elliptica (Blume) kostern Acarodacarpus borneonsis Agathis alba Agathis sp. Ailanthus integrifolia Lamk. Alstonia scholaris R. Br. Anisoptera costata Artocarpus elasticus Artocarpus kemando Mig. Artocarpus rigidus BI. Calophyllum inophyllodae King Calophyllum sp. Campnosperma macrophylla Hk. f Cananga odorata Kh.F. et Th Canarium denticculatum BI. Cannarium littorale BI Contleya carniculata Cratoxylon arborescens BI. Dacryodes rostata BI. Lam Dehasia caesa Bt. Dehasia cureata BI Diallum platysepallum Baker Diospyrus bantamensis Diospyrus puncticolasa Bakh. Dipterocarpus conacens V. Bl Dryobalanops aromatica Goarth f. Dryobalanops oblongifolia Diera castulata kh. F Elateriospermium tapos BI Eugenia sp Eugenia sp. Eurya nitida Korth Ficus sp. Garcinia laterifolia BI. Garcinia sp. Ganiothalamus gaganteus Gossampinus malabarica Aist.
Famili Mimosaceae Olacceae Araucariaceae Araucariaceae Simaraubaceae Apocynaceae Dipterocarpaceae Moraceae Moraceae Moraceae Guttiferae Guttiferae Anacardiaceae Annonaceae Burseraceae Burseraceae Icacinaceae Guttiferae Burseraceae Lauraceae Lauraceae Caesalpiniacea Ebenaceae Ebenaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Apocynaceae Euphorbiaceae Myrtaceae Myrtaceae Theaceae Moraceae Guttiferae Guttiferae Annonaceae Bombaceae
188
No. Nama Lokal 39. Kabo-kabo/ habo-habo 40. Mata kucing 41. Cengai 42. Kempas 43. Kempas putih 44. Langsat-langsat 45. Medang pasir 46. Medang kuning 47. Mara bangkong 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70.
Mara batu Mara putih Mahang Mbacang Rengas Rambutan hutan Saga Mayang merah Mayang susuk Balam Mayang pasir Mayang putih Terpis Meranti bunga Meranti kuning Meranti burung Meranti Meranti surya Meranti hijau Meranti merah Meranti putih Trempinis Laban
Nama Latin Gossampinus sp.
Famili Bombaceae
Hopea diversiofolia Mig. Hopea sangal Korth. Koompassia malaccensis Maing. Koompassia sp. Lansium humile Hassk. Litsea monopetala Pers. Litsea tumentosa Bl. Macaranga rhizonoides Muell Agr Macaranga sp. Macaranga tanaris Muell Agr Macarangan maingayi Hk. F Manggifera foetida Lout. Melanorrhoea aptera Nephelium sp. Ormosia sp. Palaquium gutta Palaquium hexandrum Engl. Palaquium odoratum Engl. Palaquium sp. Palaquium sp. Polyanthia hypoleuca Shorea acuminata Dyer. Shorea gibbosa Brandis Shorea leprosula Miq Shorea sp. Shorea sp. Shorea sp. Shorea uliginosa Foxw Shorea virecens Parijs Sloetia elongata Kds. Vitex pubescens Vahl
Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Caesalpiniaceae Caesalpiniaceae Meliacea Lauraceae Lauraceae Meliaceae Meliaceae Meliaceae Euphorbiacea Anacardiacea Anacardiacea Sapindaceae Papilionaceae Sapotaceae Sapotaceae Sapotaceae Sapotaceae Sapotaceae Annonaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Moracae Verbenaceae
b. Tanaman Untuk Di Taman Pemukiman No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Latin Acalypha macrophylla Aerva sanguifolia Alpinia purpurata Althernanthera ficoides R.Br. Var. bettzichiana Araucaria heterophylla (Salisb.) France Axonopus compressus P.B. Carica papaya L.
Nama Lokal Teh-tehan Sablo laut Jahe merah Krokot belanda Araukaria Rumput paitan Pepaya
189
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Nama Latin Casuarina sumatrana Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl. Codiaeum variegatum (L.) Blume Cuphea hyssopifolia Cupressus papuana Durania variegata L. Duranta repens L. Ixora hybryda Juniperus commune L. Nothopanax fruitcosum (L.) Miq. Nothopanax guifoylei Miq. Oplismenus hirtellus Roem et Schult Oreodoxa regia H. B. K. pinus merkusii Portulaca grandiflora Lindl. Rhoe discolor Hance Sanseviera sp. Spathodea campanulata Swietenia mahagoni Terminalia cattapa L. Thuja Occidentalis L. Zoysia matrella Merr.
Nama Lokal Cemara kasuarina Palem Kuning Puring Taiwan beauty Cemara papua Pangkas kuning Pangkas hijau Soka kecil Cemara lilin Cakar kucing Cakar kucing Rumput hijau putih Palem raja Pinus Portulaka Adam dan hawa Sanseviera hijau Spatodea mahoni Ketapang Cemara kipas Rumput manila
c. Tanaman Untuk Taman Rumah Tinggal/Pekarangan Di Pemukiman No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nama Latin Acalypha macrophylla Acalypha wilkesiana M. A. Hoff Acasia auraculiform Acrosticum aureum L. Adiantum capillus veneris Aerva sanguifolia Agave Americana L. Aglaonema commutatum Aglaonema costatum foxii Aglaonema trubi Agrotis stolonifera Agrotis stolonifera Allamanda cathartica L. Alocasia augustiana Lind & Rod.
Nama Lokal Teh-tehan Akalipa Akasia Pakis rawa Asparagus Sablo laut Agave Sri rejeki putih Sri rejeki bintik Sri rejeki hijau Rumput peking Rumput peking Alamanda Talas 190
No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.
Nama Latin Alpania purpurata Alpinia purpurata Althernanthera ficoides R.Br. Althernanthera ficoides R.Br. Var. bettzichiana Amaranthus sp. Amaranthus spinosus Andrographis paniculata (Burm.f) Wallich ex ness Araucaria heterophylla (Salisb.) France Areca cathecu L. Arecastrum romanzoffianum Arenga pinnata Merr. Artocarcus integra Merr. Artocarpus heterophylla Lamk Arundinaria fortunei C & A. Asclepsia sp. Asparagus falcatus L. Asplenium nidus Averrhoa bilimbi L. Averrhoa carambola L. Axonopus compressus P.B. Azalea indica Bambusa vulgaris Schard Barleria sp. Bauhinia purpurea Beacarnea recurvata Begoniaceae Bromeliaceae Brunfelsia calycina Benth. Caesalpinia pulcherimma Swartz. Caladium bicolor Carbera ordollam Caryota mitis Lour Cassia mangium Casuarina equisetifolia Casuarina junghuniana Casuarina sumatrana Casuarina sumatrana Celosia cristata
Nama Lokal Honje Onje merah Krokot merah krokot belanda Bayam merah Bayam liar Sambiloto Pinang Palem cocos Aren Sukun Nangka Bambu Jepang Asclasia Krisdoren Paku sarang burung Belimbing wuluh Belimbing manis Rumput paitan Azalea Bambu pagar Landep Bunga kupu-kupu Nolina Begonia Bromelia Melati kosta Kembang merak Keladi hias Bintaro Palem seledri Kasia Cemara angin Cemara gunung Cemara balon Cemara kasuarina Jengger ayam
191
No. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92.
Nama Latin Centella asiatica (L.) urban Chamaedorea elegans Chatranthus roseus Cholorophytum comosum L. Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl. Chrysanthemum sp. Cinnamomum burmanii Citrus mobilis Clinacanthus nuntas Lindau Cocos nucifera cocos nucifera capitata Cocos nucifera L. Coctus spesiosa Sm. Codieaum variegatum (L.) Blume Coleus blumei Coleus sp. cordia sabestena Cordyline terminalis bicolor Cordyline terminalis Plach. Cosmos sulhurrus Costus spesiosus J. Sm. Crinum asiaticum L. Crossandra undulifolia Crysophyllum cainito L. Cuphea hyssopifolia Cupressus papuana Cupressus sempervirens L. Cycas revolute Thunb Cycas rumpii Miq Cyclea barbara (wall.) Miers Cynometra cauliflora Cyperus papirus Cyperus rotundus L. Cytrus aurantifolia swingle Cytrus hystrix Datura metel L. Delonix regia Dialium indum Dianthus cariophyllus Diffenbachia seguine Schott.
Nama Lokal Pe gagan Palem camaedorea Tapak Dara Lili paris Palem Kuning Krisan Kayu manis Jeruk Dandang gendis Kelapa kelapa gading Kelapa Pacing Puring Jewer kotok Coleus Jati hias Hanjuang bicolor Hanjuang Randa minang Pacing Bakung Ros Indah Sawo duren Taiwan beauty Cemara papua Cemara lilin Sikas halus Pakis haji Cincau Anam-anam papayungan Rumput Teki Jeruk nipis Jeruk Limo Kecubung Flamboyan Asam kranji Balsam Balancing 192
No. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132.
Nama Latin Digitaria sp. Dilenia aurea Dilenia philippenensis Dizygotheca elegantissima Dracaena fragrans massangeana Dracaena marginata tricolor Dracaena sanderiana Dracaena sp. Dracaena surculosa Durania variegata L. Duranta repens L. Duranta repens variegata Elaeis guineensi Ephipylum hookeri Haw. Episcia fulgida Erythrina corolloides Erythrina crystagali Eugena uniflora L. Eugenia cumini Druse. Excocaria bicolor Felicium decipiens Thwait Ficus basidentalis Ficus benjamina Ficus elastica Roxb. Ficus lyrata Garbera sp. Gardenia carinata augustifolia Gardenia sp. Gladiolus sp. Glyricidae maculata H. B. ex K Gnetum gnemon Gravilea bauliisi Gynura aurantica Heliconia psittacorum L. Hemigraphis colorata Bl. Hibiscus mutabilis L. Hibiscus rosa-sinensis L. Hymenocallis littoralis Impatiens balsamina Impatiens balsamina
Nama Lokal Sempur Sempur Yodium Hanjuang garis putih Dracaena tricolor Suji putih Dracena Bambu Jepang pangkas kuning pangkas hijau Terang bulan Kelapa sawit Wijaya kusuma Cinta abadi Dadap poleng Dadap merah Dewa ndaru/sianto Duwet Sambang darah Kirai payung Beringin jambu Beringin Karet kebo Biola cantik Garbera Kaca piring Gardenia Gladiol Gamal Melinjo Sikat botol Daun beledu Pisang-pisangan Dinding ari Waru Kembang sepatu Spider Lily Bunga pukul empat Pacar air 193
No. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172.
Nama Latin Impatiens tango Imperata cylindrica Imperata cylindrica (L.) Beauv Iprittchardia pasifica Iresine herbstii Hook. Ixora hybryda Ixora macrophylla Ixora sinensis Lam Jacaranda filicofolia Don. Jasminum multiflorum Andr. Juniperus commune L. Kalanchoe pinnata Pers Lagerstroemia indica Lagerstroemia loudini Pers. Lantana cammara Link. Lavandula officinalis Livistona rotundifolia Lamk Mangifera indica L. Mangifera odorata Griffith Manihot esculenta Crantz Manikara kauki Dub. Manitoa gemmipara Scheff. marantha arundinacea L. Marigold sp. Mascarena lagenicaulis L. H. Bailey Michelia champaca L. Mimosa pudica L. Monstera deliciosa Liebm. Moraceae Morinda citrifolia L. Murraya paniculata Musa paradisiaca L. Mussaenda flava Bakh. Nephelium longanum Nephrolepis bissertta Nephrolepis exaltata Nephrolepis excaltata Schott Nerium indicum Nothopanax fruitcosum (L.) Miq. Nothopanax guifoylei Miq.
Nama Lokal Impatiens Rumput golf Alang-alang Palem gunung Bayam merah Soka kecil Soka holland Kembang soka Jakaranda Melati gambir Cemara lilin Cocor bebek Bungur jepang Bungur londo Bunga cente manis English Lavender Palem sadeng Mangga Mangga Singkong Sawo kecik Bunga sapu tangan Maranta Marigold Palem botol Cempaka putih Rumput Malu Monstera Murbei Mengkudu Kemuning Pisang Nusa indah Lengkeng Pakis krol Pakis kelabang Paku jejer Kinyeri Cakar kucing Cakar kucing 194
No. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212.
Nama Latin Nothopona fruticosum Nyimphaea lotus L. Ocimum sanctum L. Ophiopogon intermedius Ophiopogon jaburan Ker-Gawl Ophiopogon japonicum Oplismenus hirtellus Roem et Schult Orchidaceae oreodoxa regia H.B.K Orthosiphon aristatus (BI.) Miq Pachira opini coffins Pandanus amarylifolius Roxb. Pandanus pygmaeus Pandanus veitchii Pandilantus thetym Passiflora coccinea Pedilanthus thitymoloides Persia americana L. Philantus niruri Philodendron sp. Phoenix roebelenii Physalis minima Piperaceae Pithecellobium dulce Bth. Pittosporum tobira Plantago major (L.) Platycerium bifurcatum Pleomelle angustifolia (Roxb.) N. E. Br. Pluchea indica Less Plumbago capensis Thunb. Plumbogo aphila Plumeria acuminata Ait. Polyalthia longifolia Benth. & Hook. F. Polytrias amaura Hack. Portulaca grandiflora Lindl. Ptrerocarpus indicus Wild. Ptrychosperma macarthuni Radix ophiopogonis Rhapis excelsa Henry Rhoe discolor Hance
Nama Lokal Andong laut Teratai Ruku-ruku Alang-alang putih Kucai Alang-alang hijau Rumput hijau putih Anggrek Palem raja Kumis kucing Pachira Pandan Ophiopogon berduri Pandan besar Zig-zag Pasiflora Pedilanthus Alpukat Cendrawasih Philodendron Palem phoenix Ceplukan Peperomia Asam Belanda Kamboja jepang Daun sendok Paku menjangan Daun suji Beluntas Plumbago Blauan Kamboja putih Glodogan tiang Rumput embun Portulaka Angsana Palem Jepang Ginseng Palem waregu Adam dan hawa 195
No. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233. 234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246.
Nama Latin Rosa chinensis minima Rosa sp. Roselia juncea Zuce Salix babylonia Salvia selpendens Samaena saman Merr. Samanea saman Sanseviera sp. Sansiviera trifasciata Golden Hahnii Sansiviera trifasciata Hahnii Sansiviera trifasciata Laurentii Sansiviera trifasciata Prain Sauropus androgynus (L.) Merr. Schefflera actinophykka Endl. Scindapsus aureus Spathoglottis pilcata Bl. Swietenia mahagoni Jack Tecomaria cepensis Terminalia cattappa L. Thunbergia grandiflora Poxb. Thuya occidentalis L. Tinospora tuberculeta (Lamk.) Beumee Torenia sp. Triphasia trifoliata Veitchia merrilli E. Moo Verbena sp. Violches "Lullaby" Wodietia bifurcata Yucca aloifolia L. Yucca gloriosa Zamia pumila Zepheranthus sp. Zingiber zerumbet Zoysia matrella Merr.
Nama Lokal Mawar mini Mawar Air mancur Janda merana Salvia Suar/rembesi Trambesi Sanseviera hijau Sansiviera kecil Sansiviera hijau kecil Sansiviera kuning Pedang-pedangan Katuk Wallisongo Sirih belanda Anggrek tanah Mahoni Kembang kuning Ketapang Thunbergia Cemara kipas Bratawali Torenia Jeruk Kingkit Palem putri Verbena African violet Palem ekor tupai Tombak raja Tombak raja Zamia kembang coklat Lempuyang Rumput manila
d. Tanaman Untuk Taman Di Kawasan Perdagangan No. 1. 2.
Nama Latin Acalypha welkesiana M. A. Acalypha welkesiana Var. Circ.
Nama Lokal Akalipa belang Akalipa merah 196
No. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Nama Latin Acasia aulicoformis Adianthum cunetum Adianthum ferleyesence Merr. Adianthum perusianum KL. Agaphatus africanus Agathis damara L. Agave sisalana Perrine ex. Engelm. Aglaonema modestum Schott Alpinia purpurata K. Schum. Alpinia vitellina Ridley Althernanthera amoena Voss. Amaranthus sp. Amaryllis belladona Ananas macrodontes Ananas sativus Anthurium fissum C. Koch. Anthurium magnificum Linden. Antigonan leptopus Araucaria heterophylla (Salisb.) France Archonthoponix alexandrae Arundinaria japonica Sieb & Zucc. Asparagus sperengi Axonopus compressus P.B. Bambusa sp. Bambusa vulgarsi Baringtongia asiatica Bauhinia acuminata Bauhinia monandra Kurz. Bauhinia purpurea L. Belamcabda chinensis (L.) C. Boratus flabelifer L. Bougenville sp. Brassalia actinophylla Cadiaeum variegatum (L.) BI Caeglemermelos Caesalpinia pulcherimma Swartz. Calathea letzei E. Morr Calliandra emarginata Cananga odorata L. Canarium vulgare Leenh. Canna Hybrida Canna indica L. Carbera ordollam carica papaya L.
Nama Lokal Akasia Suplir Suplir Suplir Lili Damar Agave hijau Sri rejeki Lengkuas merah Honje Belang Krokot hijau Bayan-bayaman Amarilis Nanas-nanasan Nanas-nanasan Kuping gajah Kuping gajah Air mata pengantin Cemara norfolk Palem alexander Bambu Jepang Kris daun Rumput gajah Bambu hias Melati gambir Bunga kupu-kupu Daun kupu-kupu Bunga kupu-kupu Brojo bintang Lontar Bougenvil Gandaria Bambu pagar Maja Kembang merak Meranti Jepang Kaliandra Kenanga Kenari Kana Bunga tasbih Bintaro Pepaya
197
No. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93.
Nama Latin Caryota mitis L. Cassia fistula Cassia multijuga Casuarina equisetifolia L. Casuarina mobilis Casuarina sumatrana Junghunh Ceiba petandra Chlorophytum decipens Baker Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl. Cinnamomum burmanii Cocos nucifera Codieaum variegatum (L.) Blume Colabrosa aquatica Coleus atropurpureus Benth. Congea tomentosa Coniferales Cordyline fruclicosa Cheval. Crynum amercasium L. Crysophyllum cainito L. Cupressus papuana Cyrtostachys lakka Dailum indum L. Delonix regia Hook & Rafin Dieffenbachia sequine Schott. Dilenia retusa Thumb. Duranta repens Durantha sp. Epicia reptans Mart. Erythrina crystagali Erythrina poeppigiana O. F. Cook Eucalyptus alba Euphorbia phulcherrima Ficus benjamina Ficus elastica Roxb. Ficus lyrata Ficus repens Filicium decipiens Glyricidia sepium Gomphrena globasa L. Heliconia angustifolia Hook. Heliconia collinsiana R. F. G. Hemigraphis colorata Heodysis decaryl Hibiscus rosa-sinensis L.
Nama Lokal Palem ekor ikan Kasia Kasia multijuga Cemara laut Cemara balon Kapuk Lili gobi Palem Kuning Kayu manis Kelapa Puring Lili paris besar Miana Congea Cemara udang Andong Bunga bakung Sawo duren Cemara papua Palem merah Asam Kranji Flamboyan Bunga bahagia Sempur Pangkas hiaju Pangkas kuning Dinding ari Dadap merah Dadap jingga Kayu putih Kastuba Beringin Karet batang Biola cantik Dolaran Kirai payung Gamal Bunga kancing Pisang hias Pisang hias Sambang merah Palem segitiga Kembang sepatu
198
No. 94. 95.
Nama Latin Hibiscus tiliaceus Hydrangia hortense
Nama Lokal Waru laut Kembang bokor
96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 138.
Ipomea sp. Ixora japonica Ixora sp. Jacaranda filicofilia Don. Juniperus chinensis Linn. Juniperus communis hibernica Lagerstroemia loundini T. & B. Lantana cammara Link. Leucaena leucephala Licuala grandis H. Wendl Livistona rotundifolia Lamk. Malphigia coccigera L. Mangifera caesia Zack. Mangifera indica Manikara kauki Dub. Maniltoa grandiflora Schffrei mascarena lagenicaulis L. H. Bailey Meranta arundinacea L. fot. Var Michelia champaca L. Mimusops elengi L. Munthingia calabura Musa sp. Mussaenda erythophylla Schum. Natrya metel L. Nephrolepis exaltata Schott. Nerium indicum Mill. Nerium oleander Nothopanas fruticosum (L.) Mig Oreodoxa regia H.B.K Palmae Phitecellobium dulce Phyllanthus niruri L. Pinus merkusii pittosporum tobira Polyalthia longifolia Benth. Portulaca grandiflora Lindl. Portulaca sp. Psidium guajava Ptrerocarpus indicus Ptychosperma macarthusii Rheoe sptathacea
Kangkungan Soka jepang Soka Jakaranda Cemara cina Cemara lilin Bungur Bunga cente manis Lamtoro Palem kol Palem sedang Mirten Kemang Mangga Sawo kecik Bunga sapu tangan Palem botol Meranti putih Cempaka Tanjung Kersen Pisang Nusa indah Kecubung Pakir kelabang Jure Bunga mentega Kedondong laut Palem raja Palem-paleman Asam Landi Cendrawasih Pinus kamboja jepang Glodogan Portulaka Krokot Jambu biji Angsana Palem jepang pandan merah
199
No. Nama Latin 139. Rhoe discolor Hance 140. Sansiviera trifasciata 141. Scinekapsus averues
Nama Lokal Adam dan hawa Sansiviera kecil Samblung
142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 151.
Stepanut Jambu air Tegetes Ketapang Cemara kipas Thunbergia Verbera Tapak dara Rumput manila
Stephannotis floribunda Syzigium aquaeum Tagetes erecta Terminalis catappa Thuja orientalis L. Thunbergia fragrans Roxb. Verbera hybrida Hort Vinco rosea Zoysia matrella Merr.
e. Tanaman untuk Taman Kota No. 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 14. 15.
Nama Latin Bixa orellana Bauhinia purpurea Ceiba petandra Ficus benjamina Ficus lyrata Filicium decipiens Manikara kauki Mimosops elengis Pinus merkusii Pithecellobium dulce Ptrerocarpus indicus Tagetes erecta Tectona grandis
Nama Lokal Galinggem Bunga kupu-kupu Kapuk randu Beringin Biola cantik Kiara payung Sawo kecik Tanjung Pinus Asam kanji Angsana Tagetes Jati
f. Jenis Vegetasi Yang Sesuai Sebagai Habitat Burung di Taman Rekreasi dan Taman Bermain No. Nama Botani Nama Lokal 1. Damar Agathis damara 2. Culan Aglaia odorata 3. Kemiri Aleurites moluccana 4. Pule Alstonia scholaris 5. Albizzia sp. Albisia 6. Buni Antidesma bunius 7. Gandrung Andropogon sorghum 8. Pinang Areca catechu
200
No. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.
Nama Botani Areca latiloba Areca vertiaria Areca pinnata Arundo donax Averrhoa bilimbi Baccaurea racemosa Bambusa vulgaris Baringtonia asiatica Bauhinia purpurea Bixa orellana Bouea macrophylla Bougainvillea glabra Calliandra surinamensis Callicarpa longifolia Callophyllum inophyllum Cananga odorata Canarium decumanum Carmona retusa Caryota mitis Ceiba petandra Crysophyllum cainito Cinnamomum burmanii Cinnamomum inners Clidernia hirta Cinometra cauliflora Corypha gebanga Cordia obliqua Cystotachys lakka Dillenia philippinensis Diospyros philippinensis Elaeocarpus grandiflorus Erythrina crista-galli Erythrina variegata Eupharia longans Ficus benjamina Ficus lyrata Ficus microcarpa Ficus sp. Flacourtia rukam Garcinia dulcis Gardenia jasminoides Gigantochloa apus Gigantochloa alter Gnetum gnemon Gossampinus heptaphylla Heliconia collinsiana Innocarpus fagiferus
Nama Lokal Jambe rende Pinang yahi Aren Kaso belang Belimbing sayur Menteng Bambu kuning Keben Bunga kupu-kupu Biksa Gandaria Bugenvil Kaliandra Songka Nyamplung Kenanga Kenari babi Serutan Palem seledri Randu Sawo duren Kayu manis Kiteja Harendong lalaki Namnam Gebang Kendal Palem merah Sempur Bisbul Anyang-anyang Dadap merah Dadap belang Lengkeng Beringin Fikus jati Preh Gondang Rukem Mundu Kaca piring Bambu tali Bambu hitam Melinjo Dangdeur Pisang hias Gayam 201
No. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102.
Nama Botani Jasminum sambac Languas galanga Lantana camara Licuala grandis Livistonia rotundifolia Lucuma petaloides Malvaviscus arboreus Manilkara achras Manilkara kauki Maniltoa shefferi Medinella exima Medinella speciosa Mellastoma malabathricum Mesua ferrea Michelia alba Michelia champaca Miconia densiflora Mimusops elengi Morus alba Morus sp. Mucuna novoguinensis Murraya paniculata Musa sp. Miristica fragans Muntingia calabura Oreodoxa regia Oncosperma filamentosa Palaqium sp. Pangium edule Pericopsis mooniana Phyllantus acidus Pigaffeta lilaris Pithecellobium dulce Podocarpus neriifolius Pometia pinnata Ptychosperma macarthurii Salacca zalacca Samanea samans Sandoricum koetjape Santalum album Sesbania grandiflora Spathodea campanulata Spondias dulcis Stelechocarpus burahol Sterculia foetida Sweitenia macrophylla Syzygium aqueum
Nama Lokal Melati Lengkuas Cente Palem kol Palem kipas Alkesa Bunga sepatu kecil Sawo Swao kecik Saputangan Lompeni Harendong bokor Harendong Nagasari Kantil Cempaka Harendong gede Tanjung Pace Murbei Bunga irian Kemuning Pisang seribu Pala Kersen Palem raja Onkosperma Palakium Kluwek Perikopsis Ceremai Wanga Asam keranji Podokarpus Matoa Palem hijau Salak Kihujan Kecapi Cendana Turi Spatodea Kedondong Kepel Kepuh Mahoni Jambu air 202
No. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116.
Nama Botani Syzygium aromaticum Syzygium cumini Syzygium jambos Syzygium malaccensis Syzygium polyanthum Syzygium polycephallum Talauma condollii Terminalia catappa Trema orientalis Triphasia trifolia Tristellatela australasiae Vitex sp. Zingiber offocinale Zingiber jujuba
Nama Lokal Cengkeh Duwet, jamblang Jambu mawar Jambu bol Salam Gowok Cempaka gondok Ketapang Angrung Jeruk kingkit Hujan emas rambat Laban Jahe Widara
g. Jenis-Jenis Vegetasi dengan Tingkat Ketahanan Terhadap SO2 dan Flourida Pada Daerah-Daerah Berpolutan Tingkat Ketahanan Terhadap No. Jenis Tanaman SO2 Flourida 1. Ficus microcarpa Resisten Resisten 2. Cinnamomum camphora Resisten Resisten 3. Nerium indicum Resisten Resisten 4. Casuarina equisetifolia Resisten Resisten 5. Murraya paniculata Resisten Resisten 6. Bauhinia variegata Resisten Sedang 7. Acasia confusa Resisten Sedang 8. Melaleuca leucadendron Resisten Sedang 9. Erythrina indica Sedang Sedang 10. Cassia surattensis Sedang Sedang 11. Bauhinia purpurea Sedang Sedang 12. Hibiscus rosa sinensis Sedang Sedang 13. Podocarpus macrophyllus Sedang Sedang 14. Terminalia catappa Sedang Sedang 15. Caesalpinia pulcherrima Sedang Sedang 16. Abizzia lebbek Sedang Sedang 17. Pterocarpus indicus Sedang Sedang 18. Pachiria macrocarpa Sedang Sedang 19. Cassia siamea Sedang Sedang Sumber: PT Beutari NusaKreasi (2004)
203
Lampiran 17. Jenis taman, lokasi dan fungsinya Jenis Taman
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan
1. Taman Kota a. Lapangan Sempur 2. Taman Lingkungan a. Taman Kencana b. Taman Cibuluh c. Taman Alun-Alun Empang d. Taman Lingkungan Malabar 3. Taman Permukiman x a. Taman Hotel Pangrango 1-Mirah x b. Taman Jl. Lodaya, Komplek Ciomas, Kel. Pasir x Mulya c. Taman Perumahan Perumnas Bantarjati (Jl x Kresna Raya) d. Taman JL. Sempur Kaler x 4. Jalur Hijau Jalan x a. Taman Median Ekalokasari b. Taman Agricon s/d Asuransi c. Taman Martabak Bangka Simpang Batutulis d. Taman Depan Triguna Sukasari e. Taman Depan Pasar Gembrong f. Taman Depan Roti Unyil g. Taman Apotek Pelita-Mutu Mas
Kota x x
x x x x x
Fungsi Taman Arsitektur, Sosial dan Ekologi Arsitektur dan Sosial Sosial Sosial Sosial Sosial dan Ekologi Sosial Sosial Sosial
x
x x x x x
x x x
x Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur 204
Jenis Taman h. Taman Depan Rotan-Asrama Sukasari i. Taman Sungai Cibalok-Mbah Dalem j. Taman Boehringer-RM Sayur Asem k. Taman Lereng Mbah Dalem l. Taman Istana Batutulis-SMP PGRI m. Taman Depan RM. Sayur Asem-International Motor n. Taman Internasional Motor-Simpang Batutulis o. Taman Depan Pabrik Kopi-Taurus Variasi p. Taman Depan SMP PGRI-Polsek Bogor Selatan q. Taman Pangkalan Bambu-Abadi Matrial r. Taman Jalur Pasar Bogor (Suryakencana) s. Taman Jalur Pasar Bogor (Otista) t. Taman Jalur Sawit (Otista) u. Taman Seputar Kebun Raya Bogor s/d Pos Polisi v. Taman Depan KPKN s/d Bank (kiri) w. Taman Depan Lippo Bank-Hotel Salak-Regina Pacis x. Taman BNI 46-Jembatan Mantarena y. Taman Percetakan-PLN z. Taman Depan SMA Budi Mulia-Polwil aa. Taman Depan PLN-LP Paledang
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x x x x x x
Kota
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitketur Arsitektur dan Ekologi Arsitektur Arsitektur
x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x x
Arsitektur Arsitektur
x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
205
Jenis Taman ab. Taman Depan DPRD-Bank Jabar ac. Taman Depan SD Panaragan-Jembatan Cisadane ad. Taman Sarana Tamu-Cisadane ae. Taman Regina Pacis-Simpang Jalan Pengadilan af. Taman PLN Sektor ag. Taman Restoran-Jl. Kantin ah. Taman Depan Kodim-Ari Mancur ai. Taman Gardu Listrik (RS Salak)-Talud (Sblm Ruko) aj. Taman Jl Pengadilan RP-SD Pengadilan ak. Taman Regina Pacis-Gereja al. Taman Sebelah kiri Sawojajar-Hotel ElsanaBank Pasar am. Taman Sebelah kanan Bogor Permai-Hotel Erita an. Taman Jl. R.E. Martadinata (Pusdiksi)-rel kereta ao. Taman Jembatan Pengaduan-tikungan Taman Siswa ap. Taman Depan UIKA-rek kereta aq. Taman Depan Balivet-Gardu listrik ar. Taman Jalan Merdeka-pintu gerbang PLN
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x x x x x x x x x
Kota
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur
x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x
206
Jenis Taman as. Taman kiri-kanan Pos Polisi (Jl Cimanggu)Mantriburu at. Taman Jalur Lapangan Manunggal au. Taman Jl. LA Salmun - Pabrik Gas av. Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Mesjid Cilendek aw. Taman Median depan Pusdik Intel ax. Taman Depan RS Karya Bakti-Sindangbarang ay. Taman Depan Yon 315-Kompleks IPB az. Taman Duri Komplek IPB-Sindang Barang ba. Taman Lampur Merah SBJ-Lampu Merah Bubulak bb. Taman Jalan Raya Bubulak-Lampu Merah Yasmin bc. Taman Terminal Bubulak-CIFOR bd. Taman Pintu Kanan Kiri Masuk IstanaJembatan Sempur be. Taman Depan Pintu Istana bf. Taman Jembatan Sempur-Rumah Dinas bg. Taman Kanan Pintu Kebun Raya-Pos Polisi bh. Taman Kiri Dpn Pemadam-Sukasari bi. Taman Jl. Sukasari-PDAM (kiri) bj. Taman Jl. Sukasari-LIMEX (kanan) bk. Taman Mesjid Raya-Terminal bl. Taman Jembatan Bale Binarum-Mesjid Raya
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x x x
Kota
Fungsi Taman Arsitektur
x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur Arsitektur
x
x x x x x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur 207
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan bm. Taman Sebelah Mesjid Raya-Blkng Terminal x bn. Taman Depan Terminal Bis Baranangsiang x bo. Taman Median Pemadam Kebakaran-tikungan x Jagorawi bp. Taman kanan Vihara-Sukasari 3 x bq. Taman rumah makan palem-jl. Bina Marga x br. Taman depan asinan Yeni-tikungan perum. x Bina Marga bs. Taman depan tikungan Bina Marga x bt. Taman median tol Jagorawi x bu. Taman Jl. Cidangiang-Masjid IPB x bv. Taman dari jembatan terminal bs-tempat x tunggu taxi bw. Taman depan IPB sampai Pangrango Plaza x bx. Taman jalan PMI-IPB (kiri dan kanan) x by. Taman jalan masuk PMI-SMP 3 x ca. Taman Jl.masuk pangrango-pos polisi-SLB x (kanan) cb. Taman depan SLB-photocopy x cc. Taman Jl. Lodaya-perempatan Cimahpar x cd. Taman depan rumah dinas-lampu merah x Bantarjati ce. Taman median Telkom-Lampu merah x Bantarjati cf. Taman lampur merah Bantarjati-Bangbarung x Jenis Taman
Kota
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur 208
Jenis Taman cg. Taman median lampu merah BantarjatiBangbarung ch. Taman median lampu merah Bantarjatiwarung jambu ci. Taman jalur lampu merah Bantarjati-warung jambu cj. Taman dari Air mancur-pintu kereta Kebon Pedes) ck. Taman jalur SMP 5-jembatan Situ Duit cl. Taman median jembatan situ duit cm. Taman Jl. A. Yani-Air mancur (kiri kanan) cn. Taman Jl. Soleh Iskandar-Slabenda (kiri kanan) co. Taman median Jl. Soleh Iskandar-perempatan Cilebut cp. Taman Budi Agung-Taman Cimanggu cq. Taman Cimanggu-batas kota (kiri kanan) cr. Taman jalur perumahan Yasmin (kiri dan kanan) cs. Taman median jalur perumahan Yasmin ct. Taman median Jl. Bangbarung-Indraprasta II cu. Taman jalur Jl Bangbarung-Indraprasta II cv. Taman jalur Jl. Salak-lampu merah Jl. Pajajaran cw. Taman jalur Jl. Salak (kiri)-Taman Kencana
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x
Kota
Fungsi Taman Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur
x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x
Arsitektur
x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x
Arsitektur 209
Jenis Taman cx. Taman Taman Kencana-pertigaan Pajajaran (kiri kanan) cy. Taman Jl. Halimun (kiri kanan)–RRI cz. Taman Jl. Pangrango (kiri)-pertigaan Jl. Salak da. Taman pertigaan Taman Kencana-SMP 3 db. Taman FKH IPB (kanan) – Jl. Ceremai Ujung dc. Taman lereng Ceremai(Taman Kencana)-SMP 3 dd. Taman jembatan lapangan sempur(kiri)Sempur Kaler de. Taman jalur kanan (lap. Sempur)-Sempur Kaler df. Taman jalur Litbang Perikanan (kiri kanan)Sempur Klr dg. Taman Jembatan gantung Sempur-SMP 9 dh. Taman Pasar Jambu Dua (kiri kanan)bantaran sungai di. Taman Jl. Sanggabuana (kiri kanan) dj. Taman Jl. Burangrang (kiri kanan)-Bantarjati ujung dk. Taman Jl. Cikuray-Bantarjati dl. Taman Jl. Tampomas (kiri kanan)-Bantarjati ujung dm. Taman Jl. Mega Mendung dn. Taman Jl. Tangkuban Perahu
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x
Kota
Fungsi Taman Arsitektur
x x x x x
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Ekologi
x
Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur
x
Arsitektur dan Ekologi Arsitektur
x x x
Arsitektur Arsitektur
x x
Arsitektur Arsitektur
x x
Arsitektur Arsitektur 210
Jenis Taman
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x x x x x x x x x x x x x
do. Taman Jl. Merak dp. Taman Jl. Kesehatan dq. Taman Jl. Beo dr. Taman Jl. Srigunting ds. Taman Jl. Perkutut dt. Taman Jl. Lodaya (kiri kanan) du. Taman Jl. Lodaya (dekat Bogor In) dv. Taman Jl. Kumbang dw. Taman median Jl. Pakuan dx. Taman jalur Jl. Pakuan (kiri kanan) dy. Taman jalur Jl. Bangka (kiri kanan) dz. Taman jalur jalan Riau (lereng) ea. Taman jalur Jl. Sambu (kiri kanan)/Belakang Terminal eb. Taman jalur Jl. Riau (kanan) x ec. Taman depan Kampus UNPAK ed. Taman pangkalan ojek Viladuta-pintu keluar Ciheuleut ee. Taman Jl. Bukit Tunggul ef. Taman Jl. Pemuda eg. Taman Jl. Dadali 5. Jalur Pejalan Kaki x a. Taman Prasasti Depan Tugu Kujang b. Jalur jalan seputar Kebun Raya Bogor
Kota
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Ekologi Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x x x x x x
Fungsi Taman
Arsitektur Arsitektur Arsitektur x x x
x Arsitektur dan Sosial Arsitektur
211
Jenis Taman c. Jalur Jalan Protokol Jl. Pajajaran d. Jalur jalan Sudirman e. Jalur jalan A. Yani f. Jalur jalan Pangrango Plaza-Bogor Baru g. Jalur jalan LRPI-Warung jambu h. Jalur jalan SMA 1 – Jembatan Merah I. Jalur jalan Merdeka – Bumi Menteng Asri 6. Lanskap Bataran Sungai a. Taman Bantaran Sungai Ciliwung 7. Lanskap Situ a. Situ Gede 8. Taman Rekreasi a. Taman Topi 9. Taman Tempat Olah Raga a. Lapangan GOR Ahmad Yani b. Lapangan Manunggal d. Lapangan Heulang e. Lapangan Riau g. Lapangan Tenis Jl. Selakopi RT 01/RW 03 h. Lapangan Bantarjati, Jl. Kresna Raya 10. Taman Pendidikan a. Taman SD Pertiwi Sukasari 3
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x x x x x x x
Kota
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
x x
Ekologi
x x x
x
x
x x x x x
x x x x x
Ekologi Sosial dan Ekonomi Arsitektur, Sosial, dan Ekonomi Arsitektur dan Sosial Arsitektur dan Sosial Sosial Sosial Arsitektur dan Sosial
x x
Arsitektur dan Sosial
212
Jenis Taman 11. Taman Kesehatan a. Taman bundaran depan PMI 12. Hutan Kota a. Kebun Raya Bogor b. Hutan Kota CIFOR c. Lereng Sempur 13. Traffic Island (Pulau Jalan) a. Taman Tugu Ciawi b. Taman Segitiga Beringin Ciawi c. Taman Simpang Sukasari d. Taman Simpang Batutulis e. Taman Segitiga Empang f. Taman Segitiga Pintu Air g. Taman Segitiga Ramayana h. Taman Segitiga Depan SMA 1 I. Taman Bank Jabar-Taman Topi j. Taman Pertigaan Jembatan Merah k. Taman Air Mancur l. Taman Depan Presiden Teatre m. Taman Segitiga Pasar Mawar n. Taman Segitiga Gunung Batu o. Taman Tugu Kujang p. Taman Simpang Tol dan Terminal Baranangsiang
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan x x
Kota
Sosial dan Ekologi x x x
x
x
x x x x x
x x x x x x x x x x x x x
Fungsi Taman
Arsitektur dan Ekologi Arsitektur dan Ekologi
x Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur dan Sosial Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
213
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan Kota q. Taman perempatan jl. Lodaya-Bogor Baru x r. Taman pulau jalan Bangbarung (Pandu Raya) x s. Taman pulau jalan Warung Jambu x t. Taman pulau jl. Kebon Pedes x u. Taman simpangan Jl Soleh Iskandar (narkoba) x v. Taman simpangan Jl. Salabenda x w. Taman pulau jalan Pangrango x x. Taman Jl Sukasari 3 x 14. Pocket Park (Sudut Jalan) x x x x a. Taman Sudut Ciawi x b. Taman Pojok Cibalok x c. Taman Pojok SMA 1 x d. Taman Menteng x e. Taman Sudut Jl. Bina Marga x f. Taman sudut jembatan Situ Duit x g. Taman Sudut RRI x h. Taman Sudut perempatan Hotel Pangrango x i. Taman Sudut jalan Ceremai Ujung Jambu Dua x 15. Taman Bermain Anak-Anak x a. Taman Peranginan x Jenis Taman
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur dan Sosial Arsitektur dan Sosial Arsitektur Arsitektur Arsitektur dan Ekologi Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur dan Sosial Arsitektur Arsitektur, Sosial, dan Ekologi
214
Jenis Taman Fungsi Hierarki wilayah
Hierarki Wilayah Permukiman Kelurahan Kecamatan Lapangan Lapangan Ruang Bermain, Bermain, Area Rekreasi, Lapangan/Ta Terbuka man, Taman Rumah/ Koridor Umum, Pekarangan Lingkungan Taman, (termasuk Area untuk ketetanggaan) Bermain (termasuk untuk komuniti)
Kota Ruang
Fungsi Taman
Terbuka Umum, Taman, Area Rekreasi,
Hutan Kota, Jalur Lingkar Kota,
Sumber: PT Beutari NusaKreasi (2004)
215
Lampiran 18. Sebaran dan luas taman di kota Bogor berdasarkan hasil pengolahan citra ICONOS Januari tahun 2004 No Jenis Taman Nama Taman 1 Trafic Island (Pulau Jalan) Taman Pulau Jalan Pangrango 2 Jalur HIjau Jalan Taman Jalur Sawit 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Taman Kota Taman Lingkungan Taman Lingkungan Taman Lingkungan Taman Lingkungan Taman Permukiman Taman Permukiman Jalur HIjau Jalan Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Jalur HIjau Jalan Jalur HIjau Jalan Jalur HIjau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Pejalan Kaki Lanskap Situ Taman Rekreasi Hutan Kota
Lapangan Semupr Taman Kencana Taman Malabar(1) Taman Malabar(2) Taman Alun-alun Empang Taman Jl. Sempur Kaler Taman Hotel Pangrango 1-Mirah Taman Median Ekalokasari Taman Simpang Batu Tulis Taman Segitiga Ramayana Taman Lippo Bank-Walikota-RP Taman Lippo Bank-Walikota-RP Taman Lippo Bank-Walikota-RP Taman RP-Simpang Pengadilan Taman Lippo Bank-Walikota-RP Taman Lippo Bank-Walikota-RP Taman Prasasti Depan Tugu Kujang Situ Gede Taman Topi Kebun Raya Bogor
Hierarki Lingkungan Lingkungan Wilayah Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Permukiman Permukiman Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Wilayah
Fungsi Taman Luas (M2) Arsitektur 928.94 Arsitektur 1,033.35 Arsitektur, Sosial, Ekologi 18,169.05 Aristektur dan Sosial 5,074.31 Sosial 5,210.08 Sosial 501.00 Sosial 3,383.60 Sosial 1,623.45 Sosial dan ekologi 2,113.09 Arsitektur 524.20 Arsitektur 757.82 Arsitektur 724.57 Arsitektur 257.52 Arsitektur 892.75 Arsitektur 271.36 Arsitektur 1,445.87 Arsitektur 221.51 Arsitektur 636.22 Aristektur dan Sosial 277.03 Ekologi 47,153.57 Sosial dan Ekonomi 19,484.60 Arsitektur dan Ekologi 1,106,073.38
216
No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Jenis Taman Hutan Kota Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan)
Nama Taman CIFOR Taman Tugu Ciawi Taman Pulau Jalan Warung Jambu Taman Simpang Tol dan Terminal Barang siang Taman Simpang Tol dan Terminal Barang siang Taman Tugu Kujang Taman Segitiga Gunung Batu Taman Air Mancur Taman Bank Jabar-Taman Topi Taman Sigitiga Depan SMU 1 Taman Sigitiga Depan SMU 1 Taman Segitiga Empang Taman pulau jalan Pangrango Taman simpangan Jl Salabenda Taman Simpangan Jl. Soleh Iskandar (narkoba) Taman Simpangan Jl. Soleh Iskandar (narkoba) Taman Simpangan Jl. Soleh Iskandar (narkoba) Tama Pojok SMU 1 Taman Sudut RRI Taman Sudut Perempatan Pangrango Taman Sudut Perempatan Pangrango
44 Taman Tempat Olah Raga GOR Ahmad Yani 45 Taman Bantaran Sungai Bantaran Sungai Ciliwung (Sempur Kaler) 46 Jalur Hijau Jalan Taman Median Tol Jagorawi
Hierarki Wilayah Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Wilayah Lingkungan Wilayah
Fungsi Taman Arsitektur dan Ekologi Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur, Sosial, Ekonomi Ekologi Arsitektur
Luas (M2) 432,787.94 429.44 156.58 227.31 109.61 302.18 126.51 1,885.04 58.55 66.75 52.03 44.96 112.91 1,199.39 621.63 253.98 987.75 89.36 428.81 1,311.98 1,041.35 74,831.74 3,945.34 2,459.57
217
No 47 48 49 50 51 52 53 54
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Taman Lingkungan Taman Lingkungan Taman Lingkungan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Depan Terminal Baranang Siang Taman Depan MTSN-1 Taman Depan IPB s/d Plaza Pangrango Taman Depan IPB s/d Plaza Pangrango Taman Depan IPB s/d Plaza Pangrango Taman Jembatan terminal bis-tempat tunggu taxi Taman Depan Masjid raya Taman Median Tol Jagorawi Taman Pintu Kanan-Kiri Masuk Istana-Jembatan Sempur Taman SMU Budi Mulia-Polwil Taman Cibuluh Taman Cibuluh Taman Cibuluh Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi
Hierarki Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Wilayah Wilayah Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Arsitektur Arsitektur Sosial Sosial Sosial Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 1,360.25 1,758.50 999.78 663.62 861.96 299.37 687.50 5,299.47 4,409.64 587.71 246.77 626.86 144.71 86.05 65.81 36.03 86.23 140.27 29.91 166.94 200.17 240.18 74.16 83.63
218
No 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Agricon s/d Asuransi Taman Martabak Bangka-Simpang Batutulis Taman Martabak Bangka-Simpang Batutulis Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Martabak Bangka-Simpang Batutulis Taman Martabak Bangka-Simpang Batutulis Taman Martabak Bangka-Simpang Batutulis Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Sungai Cibalok-Lereng Mbah Dalem Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 146.51 86.31 146.58 60.97 40.27 73.89 62.12 40.20 33.58 82.13 66.94 103.97 608.51 335.26 152.30 229.41 644.64 361.24 65.80 397.73 185.45 66.04 98.52 136.85 139.15
219
No 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 155.06 440.64 233.12 102.80 232.37 23.92 11.20 25.91 22.57 14.33 13.02 32.89 34.94 125.44 16.07 208.26 69.62 37.71 53.83 138.86 276.44 54.20 123.67 41.68 40.38
220
No 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Depan Triguna-Asrama Sukasari Taman Sebelah Masjid Raya-Blkg Termional Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Depan Masjid raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 46.81 112.89 62.52 22.10 21.43 42.31 21.21 47.18 50.15 82.73 93.89 329.92 88.58 101.80 36.78 82.74 36.09 36.37 116.60 70.21 75.58 48.79 84.48 50.44 231.38
221
No 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Jembatan Balebinarum-Masjid Raya Taman Sukasari-LIMEX Taman Sukasari-LIMEX Taman Sukasari-LIMEX Taman Sukasari-LIMEX Taman Sukasari-LIMEX Taman Sukasari-PDAM Taman Sukasari-PDAM Taman Sukasari-PDAM Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 207.25 409.01 141.16 126.20 198.76 156.38 171.49 121.49 32.11 259.47 149.55 776.92 55.56 137.67 187.19 41.79 181.20 208.91 23.41 194.92 219.15 145.78 131.73 194.05 535.12
222
No 171 172 173 174 175 175 177 178 178 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai Taman Median Terminal Baranangsiang-Sukasai Taman Median Tol Jagorawi Taman Depan Pintu Instana Taman Depan Pintu Instana Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Jembatan Sempur-rumah Dinas Taman Kanan Pintu Kebun Raya-Pos Polisi Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Wilayah Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 1,245.58 2,348.60 1,509.10 185.38 1,340.27 576.83 2,878.18 75.31 72.81 1,014.16 93.41 54.51 167.49 123.10 126.06 234.41 1,199.90 1,453.09 417.29 1,676.66 751.28 2,052.18 3,378.32 1,460.36 793.77
223
No 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Terminal Bubulak-CIFOR Taman Jl Raya Bubulak-Lampu Merha Yasmin Taman Jl Raya Bubulak-Lampu Merha Yasmin Taman Lampu Merah SBJ-Lampu Merh bubulak Taman Lampu Merah SBJ-Lampu Merh bubulak Taman Depan Yon 315 Taman Depan Yon 315 Taman Depan Yon 315 Taman Depan Yon 315 Taman Cidangiang-Masjid IPB Taman Cidangiang-Masjid IPB Taman Cidangiang-Masjid IPB Taman Cidangiang-Masjid IPB Taman Jalan Masuk PMI-SMP 3 Taman Jalan Masuk PMI-SMP 3 Taman Jalan Masuk PMI-SMP 3 Taman Jalan Masuk PMI-SMP 3 Taman PMI-IPB (Kanan-Kiri) Taman PMI-IPB (Kanan-Kiri) Taman PMI-IPB (Kanan-Kiri) Taman PMI-IPB (Kanan-Kiri)
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 1,503.16 274.00 2,817.07 5,175.12 1,773.61 234.44 106.53 143.78 536.86 45.26 1,533.89 354.01 870.57 101.57 78.13 84.33 205.53 234.64 334.14 72.94 112.28 111.14 409.33 762.04 293.62
224
No 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Taman Tempat Olah Raga Taman Tempat Olah Raga Taman Permukiman Taman Tempat Olah Raga Taman Pendidikan Taman Kesehatan Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Pocket Park (Sudut Jalan) Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman PMI-IPB (Kanan-Kiri) Taman Pangrango Plaza-SLB Taman Pangrango Plaza-SLB Taman Jl Malabar (kanan-kiri) Taman Jl Malabar (kanan-kiri) Taman Depan SLB-Photo copy Taman Depan SLB-Photo copy Lapangan Heulang Lapangan Riau Taman Perumahan Bantarjati Lapangan Manunggal Taman SD Pertiwi Sukasari 3 Taman Bundara depan PMI Taman Segitiga Beringin Ciawi Taman Segitiga Jembatan Merah Taman Segitiga depan Presiden Teatre Taman Segitiga Merdeka Taman Jl Sukasari 3 Taman Pulau Jalan Kebon Pedes Taman Perempatan Jl Lodaya-Bogor Baru Taman pojok Ciawi Taman Pojok Cibalok Taman Sudut Jl. Bina Marga Taman Susut Jembatan Situ Duit Taman Median Telkom-Bantar Jati
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Permukimasn Permukimasn Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Lingkungan Kawasan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Aristektur dan Sosial Sosial Sosial Aristektur dan Sosial Aristektur dan Sosial Sosial dan Ekologi Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Aristektur dan Sosial Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 235.78 125.89 127.29 620.82 597.81 79.86 57.96 20,348.85 1,754.12 839.54 10,310.60 310.54 68.20 23.23 23.03 23.84 27.00 498.74 588.66 260.94 537.84 43.37 395.30 4.68 505.67
225
No 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
268 Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Median Telkom-Bantar Jati Taman Median Bantarjati-Warung Jambu Taman Median Bantarjati-Warung Jambu Taman Median Bantarjati-Bangbarung Taman Median Bantarjati-Bangbarung Taman Median Bantarjati-Bangbarung Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Lampu Merah Bantar Jati-Warung Jambu Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 1,316.39 4,415.82 982.27 916.27 213.79 1,562.44 452.64 1,457.05 109.14 74.93 430.44 173.60 816.83 334.87 189.25 29.46 176.87 130.33 178.77 83.59 293.93 353.06 1,175.38
226
No Jenis Taman 269 Jalur Hijau Jalan 270 Jalur Hijau Jalan 271 Jalur Hijau Jalan 272 Jalur Hijau Jalan 273 Jalur Hijau Jalan 274 Jalur Hijau Jalan 275 Jalur Hijau Jalan 276 Jalur Hijau Jalan 277 Jalur Hijau Jalan 278 Jalur Hijau Jalan 279 Jalur Hijau Jalan 280 Jalur Hijau Jalan 281 Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati
Hierarki Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur
Luas (M2) 189.22
Kawasan
Arsitektur
306.07
Kawasan
Arsitektur
884.43
Kawasan
Arsitektur
1,236.62
Kawasan
Arsitektur
1,037.85
Kawasan
Arsitektur
182.54
Kawasan
Arsitektur
460.26
Kawasan
Arsitektur
581.81
Kawasan
Arsitektur
507.91
Kawasan
Arsitektur
216.83
Kawasan
Arsitektur
240.89
Kawasan
Arsitektur
217.33
Kawasan
Arsitektur
139.63
227
No Jenis Taman 282 Jalur Hijau Jalan 283 Jalur Hijau Jalan 284 Jalur Hijau Jalan 285 Jalur Hijau Jalan 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302
Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Depan Rumah Dinas-Lampu-Merah Bantarjati Taman Median Perumahan Yasmin Taman Median Perumahan Yasmin Taman Median Perumahan Yasmin Taman Median Perumahan Yasmin Taman Median Perumahan Yasmin Taman Median Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin
Hierarki Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur
Luas (M2) 92.23
Kawasan
Arsitektur
276.10
Kawasan
Arsitektur
173.73
Kawasan
Arsitektur
345.27
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
1,634.71 606.48 227.81 798.98 913.85 102.49 1,073.85 892.04 1,199.66 341.63 712.67 984.22 457.49 395.11 472.44 187.84 885.68
228
No 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Jalur Perumahan Yasmin Taman Median Bangbarung-Indraprasta II Taman Median Bangbarung-Indraprasta II Taman Median Bangbarung-Indraprasta II Taman Median Bangbarung-Indraprasta II Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman Lmpu Merah Bantarjati-Bangbarung Taman RE Martadinata Taman RE Martadinata Taman RE Martadinata Taman RE Martadinata Taman RE Martadinata Taman Median Jembatan Situ Duit Taman Median Jembatan Situ Duit
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 1,083.39 375.53 1,929.30 1,327.58 457.48 3,602.98 91.48 1,203.74 963.77 342.24 306.15 387.07 551.70 82.16 32.40 198.01 350.46 433.08 395.93 214.50 187.61 266.74 556.53 113.07 56.21
229
No 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl. Ahmad Yani-air Mancur Taman Jl Salak-Lampu Merah Pajajaran Taman Jl Salak-Lampu Merah Pajajaran Taman Jl Salak-Lampu Merah Pajajaran Taman Jl Salak-Lampu Merah Pajajaran Taman Jl Salak-Lampu Merah Pajajaran Taman Jl Salak-Lampu Merah Pajajaran Taman Jl Salak-Taman Kencana Taman Jl Halimun-RRI Taman Jl Halimun-RRI Taman Jl Pangrango-Jl Salak Taman Jl Pangrango-Jl Salak
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 216.62 305.05 1,387.90 1,375.85 197.94 128.84 432.84 642.38 200.05 509.97 177.46 720.74 580.33 416.67 301.86 200.36 257.55 76.74 46.44 704.72 1,104.22 536.17 603.62 83.39 306.98
230
No 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman FKH (kanan)-Jl Ceremai Ujung Taman Lereng Ceremai (Taman Kencana)-SMP 3 Taman Depan Wisma Tamu-Sungai Cisadane Taman Depan Wisma Tamu-Sungai Cisadane Taman Depan Wisma Tamu-Sungai Cisadane Taman SD Panaragan-Sungai Cisadane Taman SD Panaragan-Sungai Cisadane Taman SD Panaragan-Sungai Cisadane Taman SD Panaragan-Sungai Cisadane Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 668.27 11,272.52 262.51 74.10 247.28 222.99 116.45 173.07 32.07 259.36 243.07 395.75 264.46 329.84 352.95 507.47 394.66 192.10 525.13 647.95 333.51 279.76 149.96 114.64 193.53
231
No 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 414.24 193.71 185.81 207.34 150.16 179.28 524.83 458.64 204.36 149.96 214.88 140.73 186.09 421.68 731.38 241.01 543.78 211.29 208.95 541.42 165.12 1,003.42 1,379.86 214.40 159.52
232
No 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jalan Seputar Taman Kencana Taman Jembatan Gantung Sempur-SMP 9 Taman Jembatan Lapangan Sempur-Sempur Kaler Taman Litbang Perikanan-Sempur Kaler Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Jl. Dadali Taman Sekitar Lapangan Heulang
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 137.02 387.55 306.78 570.41 1,077.35 497.95 539.75 144.60 609.60 974.00 482.06 630.56 200.96 143.75 573.45 455.37 486.21 363.58 339.60 1,088.74 745.23 461.72 774.90 409.98 626.43
233
No 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Jl. Dadali Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 623.66 506.03 682.64 314.98 543.97 195.28 219.68 225.80 385.29 138.02 276.44 419.49 681.02 238.71 1,376.20 341.83 454.46 304.78 210.03 505.05 1,105.59 647.36 186.11 590.34 629.48
234
No 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Jl. Dadali Taman Jl. Dadali Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Jl. Dadali Taman Jl. Dadali Taman Jl. Dadali Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Sekitar Lapangan Heulang Taman Jl. Pemuda Taman Jl. Pemuda Taman Jl. Pemuda Taman Jl. Pemuda Taman Jl. Pemuda Taman Jl. Pemuda
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 142.63 374.49 512.77 196.10 467.08 814.46 486.45 329.01 814.75 267.28 261.11 1,719.54 627.05 3,888.04 555.41 545.56 535.22 211.66 1,819.01 2,107.13 1,077.76 483.99 640.07 671.76 321.22
235
No Jenis Taman 478 Jalur Hijau Jalan 479 Jalur Hijau Jalan 480 Jalur Hijau Jalan 481 Jalur Hijau Jalan 482 Jalur Hijau Jalan 483 Jalur Hijau Jalan 484 Jalur Hijau Jalan 485 Jalur Hijau Jalan 486 Jalur Hijau Jalan 487 Jalur Hijau Jalan 488 Jalur Hijau Jalan 489 Jalur Hijau Jalan 490 Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jl. Pemuda Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut
Luas (M2) 539.45 153.00
Hierarki Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur
Lingkungan
Arsitektur
283.82
Lingkungan
Arsitektur
809.67
Lingkungan
Arsitektur
439.94
Lingkungan
Arsitektur
308.18
Lingkungan
Arsitektur
395.69
Lingkungan
Arsitektur
536.09
Lingkungan
Arsitektur
284.25
Lingkungan
Arsitektur
172.63
Lingkungan
Arsitektur
437.74
Lingkungan
Arsitektur
184.82
Lingkungan
Arsitektur
209.89
236
No Jenis Taman 491 Jalur Hijau Jalan 492 Jalur Hijau Jalan 493 Jalur Hijau Jalan 494 Jalur Hijau Jalan 495 Jalur Hijau Jalan 496 Jalur Hijau Jalan 497 Jalur Hijau Jalan 498 Jalur Hijau Jalan 499 Jalur Hijau Jalan 500 Jalur Hijau Jalan 501 502 503 504 505 506
Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Pangkalan Ojek Villa Duta-Pintu Keluar Ciheuleut Taman Depan Kampus UNPAK Taman Depan Kampus UNPAK Taman Jalaur JL Riau Taman Jalaur JL Riau (Lereng) Taman Jalur Jl Bangka Taman Jalur Jl Bangka
Luas (M2) 388.96
Hierarki Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur
Lingkungan
Arsitektur
102.90
Lingkungan
Arsitektur
157.25
Lingkungan
Arsitektur
111.88
Lingkungan
Arsitektur
634.63
Lingkungan
Arsitektur
228.01
Lingkungan
Arsitektur
698.66
Lingkungan
Arsitektur
154.78
Lingkungan
Arsitektur
452.85
Lingkungan
Arsitektur
214.32
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
545.50 299.50 431.27 1,785.86 924.88 231.01
237
No 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Median Jl Pakuan Taman Median Jl Pakuan Taman Median Jl Pakuan Taman Jalur Jl Pakuan Taman Jalur Jl Pakuan Taman Jalur Jl Pakuan Taman Jalur Jl Pakuan Taman Jalur Jl Pakuan Taman Jalur Jl Bangka Taman Jalur JL Sambu Taman Jalur JL Sambu Taman Simpang Sukasari Taman Simpang Sukasari Jalur Hijau Jalan (Kelurahan Empang) Jalur Hijau Jalan (Kelurahan Empang) Jalur Hijau Jl. Pahlawan Jalur Hijau Jl. Pahlawan Jalur Hijau Jl. Pahlawan Jalur Hijau Jl. Pahlawan Jalur Hijau Jalan (Kelurahan Batu Tulis) Jalur Hijau Jalan (Kelurahan Batu Tulis) Taman Depan KPKN-Bank BNi Taman BNI 46-Jembatan Mantarena Taman BNI 46-Jembatan Mantarena Taman Regina Pacis-Simpang Jalan Pengadilan
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 332.21 110.88 72.48 316.11 268.64 531.67 189.52 162.20 595.17 440.50 551.69 44.00 36.59 1,432.05 1,535.91 472.43 1,389.99 208.26 1,504.06 261.46 506.82 1,115.43 194.77 522.08 333.64
238
No 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
554 Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Jl Pengadilan RP-SD Pengadilan Taman Jl Pengadilan RP-SD Pengadilan Taman Jl Pengadilan RP-SD Pengadilan Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan Kodim-Air Mancur Taman Depan UIKA- Rel Kereta Taman Depan UIKA- Rel Kereta Taman Depan UIKA- Rel Kereta Taman Depan UIKA- Rel Kereta Taman Depan UIKA- Rel Kereta Taman Depan UIKA- Rel Kereta Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Lingkungan
Arsitektur
Luas (M2) 933.16 104.28 550.66 75.04 63.48 213.24 287.31 409.97 75.49 37.72 820.07 731.86 228.43 68.86 2,314.34 174.04 146.01 492.43 678.34 228.71 271.97 273.31 194.95
239
No Jenis Taman 555 Jalur Hijau Jalan 556 Jalur Hijau Jalan 557 Jalur Hijau Jalan 558 Jalur Hijau Jalan 559 Jalur Hijau Jalan 560 Jalur Hijau Jalan 561 Jalur Hijau Jalan 562 Jalur Hijau Jalan 563 Jalur Hijau Jalan 564 Jalur Hijau Jalan 565 Jalur Hijau Jalan 566 Jalur Hijau Jalan 567 Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek
Luas (M2) 162.98
Hierarki Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur
Lingkungan
Arsitektur
444.98
Lingkungan
Arsitektur
540.89
Lingkungan
Arsitektur
340.55
Lingkungan
Arsitektur
876.58
Lingkungan
Arsitektur
641.66
Lingkungan
Arsitektur
419.89
Lingkungan
Arsitektur
163.05
Lingkungan
Arsitektur
363.39
Lingkungan
Arsitektur
722.65
Lingkungan
Arsitektur
690.51
Lingkungan
Arsitektur
400.89
Lingkungan
Arsitektur
53.95
240
No Jenis Taman 568 Jalur Hijau Jalan 569 Jalur Hijau Jalan 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590
Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki
Nama Taman Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Taman Sebelah Kiri Pintu Golf-Gg Masjid Cilendek Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan Seputar Kebunraya Bogor Jalur Jalan SMA1-Jembatan Merah Jalur Jalan SMA1-Jembatan Merah Jalur Jalan SMA1-Jembatan Merah Jalur Jalan SMA1-Jembatan Merah Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani
Luas (M2) 59.43
Hierarki Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur
Lingkungan
Arsitektur
1,933.61
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
1,034.23 2,185.28 931.91 343.90 15.98 52.49 1,195.71 596.07 1,473.45 566.67 49.49 127.18 216.11 141.44 79.42 480.39 534.99 136.38 431.59 192.25 498.48
241
No 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615
Jenis Taman Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki
Nama Taman Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan A. Yani Jalur Jalan Pangrango Plaza-Bogor Baru Jalur Jalan Pangrango Plaza-Bogor Baru Jalur Jalan Pangrango Plaza-Bogor Baru Jalur Jalan Protokol Jl. Pajajaran Jalur Jalan Protokol Jl. Pajajaran Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 429.77 364.69 177.82 204.01 1,290.62 1,134.05 693.62 350.80 454.19 422.80 129.61 378.27 152.97 63.75 357.63 147.45 207.82 56.12 120.79 67.84 147.26 112.57 20.99 129.96 157.96
242
No 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640
Jenis Taman Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Taman Tempat Olah Raga Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan Protokol Jl. Pajajaran Jalur Jalan Protokol Jl. Pajajaran Jalur Jalan Protokol Jl. Pajajaran Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Jalur Jalan LRPI-Warung Jambu Lapangan Olah Raga Bantarjati Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumahan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Sosial Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 437.78 212.86 129.37 126.68 58.85 57.47 104.03 442.80 93.25 232.72 71.15 61.62 110.57 143.21 189.45 94.30 217.23 609.93 267.60 787.74 7,697.63 254.11 411.90 170.31 771.64
243
No 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki
Nama Taman Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Jalur Jalan Lodaya Taman Depan Hotel Mirah Taman Depan Hotel Mirah Taman Jl. Lodaya (dekat Bogor In) Taman Jl. Kumbang Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 213.15 288.42 351.71 370.39 273.40 260.36 724.96 199.25 284.28 169.19 308.82 35.03 37.71 133.38 443.78 1,234.99 100.60 729.03 87.28 31.47 960.14 323.54 217.63 511.99 368.48
244
No 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690
Jenis Taman Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Trafic Island (Pulau Jalan) Trafic Island (Pulau Jalan) Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan
Nama Taman Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Jalur Jalan Protokol Pajajaran Taman Simpang Sukasari Taman Simpang Sukasari Taman Jl RE Martadinata (Pusdiksi)-Rel Kreta Taman Jl RE Martadinata (Pusdiksi)-Rel Kreta Taman Jl RE Martadinata (Pusdiksi)-Rel Kreta Taman Jl RE Martadinata (Pusdiksi)-Rel Kreta Taman Jl RE Martadinata (Pusdiksi)-Rel Kreta Taman Percetakan-PLN Taman Percetakan-PLN Taman Percetakan-PLN Taman Percetakan-PLN Taman Jl Merdeka-Pintu Gerbang PLN Taman Jl Merdeka-Pintu Gerbang PLN Taman Jl Merdeka-Pintu Gerbang PLN
Hierarki Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 138.68 755.48 415.73 176.22 344.68 622.14 264.98 21.87 43.57 19.11 255.84 823.01 228.47 635.92 233.78 550.03 445.21 1,121.18 1,368.50 122.78 1,630.07 1,647.63 623.08 1,285.67 231.61
245
No 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715
Jenis Taman Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau Jalan Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki Jalur Pejalan Kaki
Nama Taman Taman Jl Merdeka-Pintu Gerbang PLN Taman Jl Merdeka-Pintu Gerbang PLN Taman Jl Merdeka-Pintu Gerbang PLN Taman Jl. Sawojajar Taman Jl. Sawojajar Taman Jl. Sawojajar Taman Jl. Sawojajar Taman Jalan Otista Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman Jalur Jalan Jendral Sudirman
Hierarki Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Luas (M2) 1,113.62 552.17 810.02 441.44 359.61 293.29 373.49 493.91 156.54 119.69 86.97 69.03 133.12 33.34 35.56 102.14 162.48 154.55 39.66 16.00 208.61 164.22 84.02 35.16 215.91
246
Hierarki Kawasan Lingkungan
Fungsi Taman Arsitektur Arsitektur
718
Lingkungan
Arsitektur
150.56
Lingkungan
Arsitektur
5,203.64
Lingkungan
Arsitektur
4,552.38
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Permukiman
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur Sosial Arsitektur Sosial
427.89 1,260.36 1,517.74 9,993.85 1,998.39 1,003.75 581.09 2,122,145.73 212.215 ha
719 720 721 722 723 724 725 726 727
Nama Taman Jalur Jalan Jendral Sudirman Taman Kiri-kanan Pos Polisi (Jl Cimanggu)Mantriburu Jalur Hijau Jalan Taman Kiri-kanan Pos Polisi (Jl Cimanggu)Mantriburu Jalur Hijau Jalan Taman Kiri-kanan Pos Polisi (Jl Cimanggu)Mantriburu Jalur Hijau Jalan Taman Kiri-kanan Pos Polisi (Jl Cimanggu)Mantriburu Jalur Hijau Jalan Taman LA Salmun Jalur Hijau Jalan Taman Depan SMP PGRI-Polsek Bogor Selatan Jalur Hijau Jalan Taman Depan SMP PGRI-Polsek Bogor Selatan Jalur Hijau Jalan Taman Jl. Binamarga Taman Tempat Olah Raga Lapangan Tenis Jl. Selakopi Taman Anak-anak Taman Berangin-angin Taman Permukiman Taman Jl. Lodaya, Komplek Ciomas, Ciomas
Luas (M2) 2,069.85 229.43
No Jenis Taman 716 Jalur Pejalan Kaki 717 Jalur Hijau Jalan
Total Ha
Sumber: PT Beutari Nusakreasi (2004).
247
Lampiran 19. Lokasi ruang terbuka hijau dan jenis vegetasi No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
1
Taman Tugu Ciawi
Kelas lereng 02% (datar)
2
Jalur hijau Ciawi - Sukasari
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon Bambu pagar (Bambusa Multipleks), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Bintaro (Cerbera manghas), Flamboyan (Delonix regia), Beringin (Ficus benjamina), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Pinang (Areca catechu) Angsana (Pterocarpus indicus), Jambu air (Eugenia aquea), Nangka (Arthocarpus sp), Krei Payung (Felicium decipiens), Mangga (Mangifera indica), Kersen (Muntingia calabura), Mengkudu (Morinda citrifolia), Mahoni (Swietenia mahagoni), Waru (Hibiscus tiliaceus), Duren (Durio zibenthus), Sukun (Arthocarpus communis), Sengon (Albizia falcataria), Gamal (Glirisida septium), Cemara kipas (Araucaria columnaris), Ketapang (Terminalia cattapa), Pinus (Pinus mercusii), Jambu bol (Eugenia malaccensis L), Bambu tali (Gigantochloa apus), Wali
Semak dan Perdu Batavia (Jatropha pandurifolia), Tricolor (Dracaena tricolor), Yuca (Yucca aloifolia), Sri rejeki (Aglaonema sp), Pandan kuning kecil (Pandanus pyegmaeus),
Penutup tanah Lidah mertua (Sansiviera trifasciata), Adam hawa (Rhoeo discolor), Bayam merah (Althernantera ficoides),
Agave (Agave sp), Iris (Iris tectorum), Sri rejeki (Aglaonema sp), Puring (Codieaum variegatum), Pisang (Musa paradisiaca), Pisang hias (Heliconia sp), Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Akalipa (Acalypha macrophylla), Pandan kuning kecil (Pandanus pyegmeus),
Bayam merah (Althernantera ficoides), Kacang hias (Aranchys penthoi),
248
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
3
Taman median Ekalokasari
Kelas lereng 02% (datar)
4
Jalur hijau Depan Agricon s/d Asuransi
Kelas lereng 02% (datar)
5
Jalur Hijau SukasariTerminal Bis Baranangsiang (Jl.Pajajaran)
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon songo (Schefflera actinophylla), Alpukat (Persea americana), Palm putri (Vietchia merillii), Palm Raja (Roystonea regia) Kenari (Canarium commune), Palm Phoenix (Phoenix roebelenii), Pinang (Areca catechu).
Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm raja (Roystonea regia), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Angsana (Pterocarpus indicus), Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Beringin (Ficus benjamina),Waru (Hibiscus tiliaceus), Galinggem (Bixa orellana), Cemara angin (Cassuarina equisetifolia), Kersen (Muntingia calabura), Ki Hujan (Samanea saman), Akasia (Acacia mangium), Palm ekor ikan
Semak dan Perdu
Iris (Iris tectorum), Spider lili (Hymenocalis sp), Siklok (Agave attenuata), Yuca (Yucca aloifolia),
Nanas merah (Cryptanthus sp), , Soka jepang (Ixora javanica),
Melati kosta (Brunfelsia pauciflora), Teh2an (Acalypha macrophylla), Nanas merah (Crypyanthus sp), Sri rejeki (Aglaonema sp), Pangkas kuning (Duranta repens), Tombak raja (Agave americana),
Penutup tanah
Bawang-bawangan (Zephyranthes sp)Taiwan beauty (Cuphea sp), Bayam merah (Althernantera ficoides),Adam hawa (Rhoeo discolor),Lantana (Lantana camara) Bayam merah (Althernantera sp), Lili paris (Chlorophytum comosum).Bawang-bawangan (Zephyranthes sp) Bayam merah (Althernantera ficoides), Bawang-bawangan (Zephyrantes sp), Lili paris putih (Ophiopogon jaburan )
249
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
6
Pulau jalan Depan Terminal Baranangsiang
Kelas lereng 02% (datar)
7
Taman depan Terminal Baranangsiang Belakang Pos Polisi
Kelas lereng 02% (datar)
8
Depan KFC
Kelas lereng 02% (datar)
9
Tugu Kujang dan Taman depan Tugu Kujang
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon (Caryota mitis). Palm Bismark (Bismarckia nobilis).
Palm Putri (Vietchia merillii), Angsana (Pterocarpus indicus), Pinang (Areca catechu), Cemara gembel (Cupressus papuana), Palm Phoenix (Phoenix roebeleni), Bambu pagar (Bambusa multipleks). Beringin (Ficus benjamina), Bungur (Lagerstromia speciosa), Angsana (Pterocarpus indicus), Alpukat (Persea americana) Palm Putri (Vietchia merillii), Beringin (Ficus benjamina)
Semak dan Perdu Alamanda rambat (Alamanda cathartica), Lolipop (Pachystachys lutea), Teh2an (Acalypha macrophylla), Batavia (Jatropha pandurifolia), Nanas merah (Cryptanthus sp). Pisang hias (Heliconia sp), Teh2an (Acalypha macrophylla), Nusa indah (Mussaenda philipica),
Penutup tanah Lili paris (Chlorophytum comosum), Bayam merah (Althernantera sp),
Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Nusa indah (Mussaenda philipica), Nanas Merah (Cryptanthus sp),
250
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon Akasia daun kecil (Acacia mangium), Damar (Agathis damara), Tanjung (Mimusops elengi), Randu (Ceiba petandra), Mahoni (Swietiana mahagoni), KiHujan (Samanea saman), Nangka (Artocarpus integra).
10
Tugu KujangInternusa
Kelas lereng 02% (datar)
11
Taman Internusa
Kelas lereng 02% (datar)
Palm Putri (Vietchia merillii), Palm merah (Cyrtostachis laka), Pinang (Areca catechu), Mahoni (Swietenia mahagoni), Flamboyan (Delonix regia),
12
InternusaKelas Pangrango Plaza lereng 02% (datar)
Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), Soka jpg (Ixora javanica), Kamboja (Plumeria rubra), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Palm Botol (Mascarena lagenicaulis), Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm Raja (Roystonea regia),Saga pohon, Tanjung (Mimusops elengi), Mahoni (Swietenia
Semak dan Perdu Kana (Cana indica), Tricolor (Dracaena tricolor), Lili paris (Chlorophytum comosum), Pandan Kuning (Pandanus pyegmeus), Soka Jpg (Ixora javanica), Nusa indah (Mussaenda philipica), Siklok (Agave attenuata), Iris (Iris tectorum), Hanjuang merah (Cordelyn terminalis), Sri rejeki (Aglonema sp) Hanjuang merah (Cordelyn terminalis), Palm Waregu (Raphis exelca), Agave (Agave sp), Tricolor (Dracaena tricolor), Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Pisang (Musa ornata), Puring (Codieaum variegatum), Soka jepang (Ixora javanica), Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Yuca (Yucca aloifolia), Teh2an (Acalypha macrophylla), Spatifilum (Spathiphyllum wallisii), Pandan kuning kecil (Pandanus pyegmaeus), Lolipop (Pachystachys lutea), Tricolor (Dracaena tricolor),kedondong laut, Kucai (Zephyranthes sp), Puring (Codieaum variegatum)
Penutup tanah Bayam merah (Althernantera ficoides), Lidah mertua (Sansiviera sp)
Bayam merah (Althernantera ficoides),
Adam hawa (Rhoeo discolor), Lili paris (Chlorophytum comosum), Kacang hias (Arachys penthoi),
251
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
13
Pangrango Kelas Plaza-Bantar jati lereng 02% (datar)
14
BantarjatiWarung Jambu
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon mahagoni), Palm Waregu (Raphis exelca). Mahoni (Swietenia mahagoni), Johar (Cassia siamea), Angsana (Pterocarpus indicus), Pinang (Areca catechu), Tanjung (Mimusops elengi), Flamboyan (Delonix regia), Akasia (Acacia mangium), Bintaro (Cerbera manghas), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bunga kupu2 (Bauhinia purpurea), Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Akasia (Acacia mangium), Palm Kuning (Chrysalidocarpus lutescens), Ketapang (Terminalia catapa), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Mangga (Mangifera indica), Glodokan bulat (Polyalthia fragans), Jambu air (Eugenia aquea), Beringin (Ficus elastica), Palm putri (Vietchia merillii), Bambu tali
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Puring (Codieaum variegatum), Nanas merah (Cryptanthus sp), Hanjuang merah (Cordelyn terminalis), Agave (Agave sp), Pisang hias (Heliconia sp), Iris (Iris tectorum), Siklok (agave attenuata), Tricolor (Dracaena tricolor) Puring (Codieaum variegatum), Hanjuang merah (Cordelyn terminalis),
Paku2an (Nephrolepis exaltata), Lidah mertua (Sansiviera trifasciata), Kaktus duri (Euporbia lactea), Adam hawa (Rhoeo discolor), Lili paris (Chlorophytum comosum),
252
No
Lokasi
15
Segitiga Warung Jambu
16
Warung JambuPertigaan Jalan Baru Simpang Jalan Baru
17
18
Jalan BaruBatas Kota Cibuluh
Jenis Vegetasi
Kelerengan Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon (Gigantochloa apus) Palm Phoenix (Phoenix roebeleni)
Palm putri (Vietchia merillii), Palm waregu (Raphis exelsa)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Spider lili (Hymenocallis sp)
Bayam merah (Althernantera ficoides),
Pisang hias (Heliconia sp), Puring (Codieaum variegatum), Agave (agave sp), Teh2an (Acalypha macrophylla), Tombak raja (Yucca aloifolia), Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Soka jepang (Ixora javanica), Nusa indah (Mussaenda philipica),
Bayam merah (Althernantera ficoides), Adam hawa (Rhoeo discolor), Lidah mertua (Sansiviera trifasciata)
Flamboyan (Delonix regia), Mangga (Mangifera indica), Nangka (Artocarpus integra), Waru (Hibiscus tiliaceus L.), Bungur (Lagerstromia speciosa), Jambu air (Eugenia aquea), Alpuket (Persea americana), Kersen (Mutingia calabura), Beringin (Ficus benjamina), Sawo manila (Manilkara kauki), Angsana (Pterocarpus indicus).
253
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
19
Taman Cibuluh
Kelas lereng 02% (datar)
20
Taman CibuluhBatas kota (jembatan)
Kelas lereng 02% (datar)
21
JL.Baru-Batas Kota
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Palm raja (Roystonea regia), Bambu tali (Gigantochloa apus)
Sawo manila (Manilkara kauki), Palm raja (Roystonea regia), Kersen (Muntingia calabura), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Pete (Leucana glauca), Nangka (Artocarpus sp), Falmboyan (Delonix regia), Jambu air (Eugenia aquea), Angsana (Pterocarpus indicus). Bungur (Lagerstromia speciosa), Palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus) , Kihujan (Samanea saman), Pete Cina (Leucaena glauca), Bintaro (Cerbera manghas), Kersen (Muntingia calabura), Palm putri (Vietchia merillii), Beringin (Ficus benjamina), Kenari (Canarium communae), Flamboyan (Delonix regia), Bambu tali (Gigantochloa apus), Mangga (Mangifera indica), Ketapang (Terminalia catappa)
Semak dan Perdu Pandan kuning (Pandanus pyegmeus), Sesuru (Euphorbia barnhartii), Kacang hias (Aranchys penthoi), Bawang2an (Zephyranthes sp), Pisang hias (Heliconia sp), Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis).
Penutup tanah Lidah mertua (Sansiviera trifasciata),
Bayam merah (Althernantera ficoides), Adam hawa (Rhoeo discolor),
254
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
22
Segitiga Yasmin
Kelas lereng 02% (datar)
23
Segitiga Yasmin- batas kota
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Palm putri (Vietchia merillii), Mahoni (Swietenia mahagoni),
Angsana (Pterocarpus indicus), Bungur (Lagerstromia speciosa), Mangga (Mangifera indica), Pinus (Pinus mercusii), Sikat botol (Callistemon citrinus), Mahoni (Swietenia mahagoni), Krei payung (Felicium decipiens), Cemara angin (Casuarina equisetifolia), Ketapang (Terminalia catappa), Kenari (Canarium commune), Nangka (Artocarpus sp), Kapuk (Ceiba petandra), Pete Cina (Leucana glauca), Kersen (Muntingia calabura), Tanjung (Mimusops elengi), Beringin (Ficus benjamina), Biola cantik (Ficus Pandurata)
Semak dan Perdu Bayam merah (Althernantera sp), Calalili, Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Pandan bali, Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis),
Penutup tanah
255
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
24
Atang SanjayaPerempatan Semplak
Kelas lereng 02% (datar)
25
Perempatan semplakKaryabakti
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Flamboyan (Delonix regia), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Bambu tali (Gigantochloa apus), Angsana (Pterocarpus indicus), Jambu air (Eugenia aquea), Waru (Hibiscus tiliaceus L.), Kelapa (Cocos nucifera), Beringin (Ficus benjamina), Nangka (Artocarpus sp), Kamboja (Plumeria spp), Bungur (Lagerstromia speciosa), Mahoni (Swietenia mahagoni), Kayu manis (Cinnamomum burmanii), Palm raja (Roystonea regia), Sukun (Arthocarpus communis), Bambu kuning (Bambusa vulgaris), Akasia (Acacia mangium), Krei payung (Felicium decipiens), Cokelat (Theobroma cacao). Palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Mangga (Mangifera indica), Bungur (Lagerstromia speciosa), Krei payung (Felicium decipiens), Flamboyan (Delonix regia), Kelapa (Cocos nucifera), Belimbing (Averrhoa carambola),
Semak dan Perdu Agave (Agave sp), Soka jepang (Ixora javanica), teh2an (Acalypha macrophylla), Iris (Iris tectorum), Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Siklop (Agave americana), Pisang (Musa paradisiaca)
Penutup tanah Bayam merah (Althernantera ficoides)
Sri rejeki (Aglaonema sp), Pisang hias (Heliconia sp), Soka jepang (Ixora javanica), Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Batavia (Jatropha pandurifolia)
256
No
26
Lokasi
Balai pengobatan Waskita- Karya Bakti Karya BaktiPertigaan Mawar
Kelas lereng 02% (datar)
28
Jl.MawarPresiden teater (Pocket park)
29
Pulau jalan Presiden teater
30
Pulau jalan Mawar
Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
27
Jenis Vegetasi
Kelerengan
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Kersen (Muntingia calabura), Nangka (Artocarpus sp), Bambu pagar (Bambusa vulgaris) Kenari (Canarium commune), Mahoni (Swetenia mahagoni), Palm putri (Vietchia merillii), Bambu pagar (Bambusa vulgaris) Kenari (Canarium commune), Beringin (Ficus benjamina), Walisongo (Schefflera arboricola), Randu (Ceiba petandra), Pinang (Areca catechu), Bambu, Palm phoenix (Phoenix roebelenii), Ki Hujan (Samanea saman), Matoa (Pometia pinnata), Palm putri (Vietchia merillii), Flamboyan (Delonix regia) Palm ekor ikan (Caryota mitis), Ketapang (Terminalia catappa).
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Hanjuang merah (Cordelyn terminalis),
Kembang kertas (Bougainvillea sp), Spider lili (Hymenocallis sp), Agave (Agave sp),
Bayam merah (Althernantera ficoides),
Puring (Codieaum variegatum), Iris (Iris tectorum), Hanjuang merah (Cordelyn terminalis),
Lili paris (Chlorophytum comosum),
Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Cendrawasih (Phyllanthus niruri) Cendrawasih (Phyllanthus niruri)
Bayam merah (Althernantera ficoides).
257
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Kelas lereng 215% (landai)
31
Jl.Merdekaperempatan RE.Martadinata
32
Kelas Perempatan RE.Martadinata- lereng 02% (datar) Air mancur
33
Air mancur
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Kenari (Canarium commune), Kersen (Muntingia calabura), Flamboyan (Delonix regia), Mangga (Mangifera indica), Bunga kupu2 (Bauhinia purpurea), Mahoni (Swietenia mahagoni) Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Sapu tangan (Maniltoa grandiflora), Kenari (Canarium commune), Randu (Ceiba petandra), Bungur (Lagerstromia speciosa), Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Krei payung (Felicium decipiens), Bambu pagar (Bambusa vulgaris), Beringin (Ficus benjamina), Kamboja (Plumeria rubra), Nangka (Artocarpus sp). Bambu pagar (Bambusa vulgaris), Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens), Paku jejer (Nephrolepis exaltata), Cemara kipas (Thuja orientalis),
Semak dan Perdu Hanjuang merah (Cordelyne terminalis)
Penutup tanah
Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis), Puring (Codieaum variegatum), Soka jepang (Ixora javanica), Pangkas kuning (Duranta repens).
Iris (Iris tectorum), Siklop (Agave americana), Pisang hias (Heliconia sp), Teh2an (Acalypha macrophylla), Melati kosta (Brunfelsia pauciflora),
Bayam merah (Althernantera ficoides), Lantana (Lantana camara)
258
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
34
JL.Pemuda
Kelas lereng 02% (datar)
35
Jl.Dadali
Kelas lereng 02% (datar)
36
Jl. A.Yani
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Nangka (Artocarpus integra), Flamboyan (Delonix regia), Kenari (Canarium commune), Beringin (Ficus benjamina), Ki hujan (Samanea saman), Bunga kupu2 (Bauhinia purpurea), Cemara kipas (Araucaria columnaris), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm raja (Roystonea regia), Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) Krei payung (Felicium decipiens), Kersen (Muntingia calabura), Angsana (Pterocarpus indicus), Flamboyan (Delonix regia), Ketapang (Terminalia catappa), Kenari (Canarium commune), Beringin (Ficus benjamina), Pinus (Pinus mercusii), Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm raja (Roystonea regia), Palm Waregu (Raphis exelca) Beringin karet (Ficus elastica), Kenari (Canarium commune), Mahoni (Swietenia mahagoni), Jambu bol (Eugenia malaccensis L.), Ki Hujan (Samanea saman), Palm raja (Roystonea regia),
Semak dan Perdu Hanjuang merah (Cordelyne terminalis)
Penutup tanah
Kana (Canna indica), Yuca (Yucca aloifolia), teh2an (Acalypha mcrphylla)
Puring (Codieaum variegatum), Hanjuang merah (Cordelyn terminalis), Pisang hias (Heliconia sp)
Ophiopogon (Ophiopogon jaburan), Adam hawa (Rhoeo discolor),
259
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
37
Jl.SoedirmanTM.Peranginan
Kelas lereng 02% (datar)
38
TM.Peranginan
Kelas lereng 02% (datar)
39
TM.PeranginanKebun Raya
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Dadap merah (Erythrina cristagalli), Akasia (Acacia mangium) Palm raja (Roystonea regia), Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Krei payung (Felicium decipiens), Bunga saputangan (Maniltoa grandiflora), Akasia (Acacia mangium), Kenari (Canarium commune), Ketapang (Terminalia catappa), teh2an (Acalypha macrophyla), Beringin (Ficus benjamina), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bambu pagar (Bambusa vulgaris). Ki Hujan (Samanea saman), Flamboyan (Delonix regia), Palm putri (Vietchia merillii), Beringin (Ficus benjamina), Kenari (Canarium commune), Bambu pagar (Bambusa vulgaris) Biola Cantik (Ficus Pandurata), Kersen (Muntingia calabura), Flamboyan (Delonix regia), Bungur (Lagerstromia speciosa), Cemara Norfolk (Araucaria heterophylla), Cemara gembel (Cassuarina papuana), Palm putri
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Nusa indah (Mussaenda philipica), Soka jepang (Ixora javanica), Melati (Jasminum sambac), Adam hawa (Rhoeo discolor), Balancing (Dieffenbachia amoena), Nanas2an (Cryptanthus sp),
Lidah mertua (Sansiviera sp), Suplir (Nephrolephis exaltata), Spider lili (Hymenocallis sp)
Teh2an (Acalypha macrophylla), Alamanda rambat (Alamanda cathartica), Batavia (Jatropha pandurifolia),
Kacang hias (Aranchys penthoi),
Soka jepang (Ixora javanica), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Soka jepang (Ixora javanica), pangkas kuning (Duranta repens), Nusa indah (Mussaenda philipica), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Agave (Agave
Lidah mertua (Sansiviera sp),
260
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
40
Taman Bank BNI/KPKN
Kelas lereng 02% (datar)
41
Balai Kota
Kelas lereng 02% (datar)
42
KejaksaanRegina Pacis
Kelas lereng 02% (datar)
43
Taman pertigaan Merdeka (SMAN 1)
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon (Veitchia merillii), Wali songo (Scheflera sp), Beringin (Ficus benjamina), Kenari (Canarium commune) Palm Phoenix (Phoenix roebelenii), Palm raja (Roystonea regia), Kenari (Canarium commune), Mahoni (Swietenia mahagoni), Cemara kipas (Thuja orientalis), Beringin karet (Ficus elastica) Kenari (Canarium commune), Palm raja (Roystonea regia).
Kenari (Canarium commune), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Tanjung (Mimusops elengi), Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens), Cemara kipas (Thuja orientalis), Akasia (Acacia mangium). Dadap merah (Erythrina cristagalli), Palm raja (Roystonea regia), Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
sp),
Agave (Agave sp), Puring (Codieaum variegatum), Pangkas kuning (Duranta repens)
Taiwan beauty (Cuphea sp), Lidah mertua (Sansiviera sp), Bayam merah (Althernantera ficoides), Lili paris (Chlorophytum comosum),
Teh2an (Acalypha macrophylla), Nanas merah (Cryptanthus sp), Calatea, Soka jepang (Ixora javanica), Nusa indah (Mussaenda philipica), Agave (Agave sp),Hanjuang merah (Cordelyne sp), Adam hawa (Rhoeo discolor), Bugenvil (Bougainvillea sp), Rododendron, Pisang hias (Heliconia sp), iris (Iris tectorum), Calalili.
Lili paris (Chlorophytum comosum),
Nusa indah (Mussaenda philiphica), Nanas merah (Cryptanthus sp), teh2an (Acalypha macrophylla),
Bayam merah (Althernantera ficoides), Lidah mertua (Sansiviera sp), Taiwan beauty (Cuphea sp),
Bayam merah (Althernantera ficoides),
261
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 02% (datar)
44
Pulau Jl. pertigaan merdeka
45
Jl.Ir.H.Juanda
46
Taman Depan BNI
Kelas lereng 02% (datar)
47
Pulau jalan pertigaan empang (Ramayana) JL.Otista
Kelas lereng 02% (datar)
Palm raja (Roystonea regia).
Kelas lereng 02% (datar)
Palm Waregu (Raphis exelca), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm ekor ikan (Caryota mitis), Bunga kupu-kupu (Bauhinia sp), Bungur (Lagerstromia speciosa), Kelapa Sawit (Elaeis guinensis), Bambu, Randu (Ceiba petandra), Nangka (Artocarpus sp), Galinggem (Bixa orellana).
48
Mahoni (Swietenia mahagoni), Ki Hujan (Samanea saman), Angsana (Pterocarpus indicus), Bambu, Beringin (Ficus benjamina), Cemara Norfolk (Araucaria heterophylla) Mahoni (Swietenia mahagoni), Bungur (Lagerstromia speciosa), Kenari (Canarium commune).
Semak dan Perdu Agave (Agave sp), Soka jepang (Ixora javanica), Sesuru (Euphorbia barnhartii), Yuca (Yucca aloifolia), Nanas hias (Cryptanthus sp)
Penutup tanah Kacang hias (Arachys penthoi)
Balancing (Dieffenbachia amoena), Hanjuang (Aglaonema sp), Pisang hias (Heliconia sp), Iris (Iris tectorum), Yuca (Yucca aloifolia) Bunga mentega (Nerium Oleander), Nusaindah (Mussaenda phillipica), Pisang hias (Heliconia sp)
Bayam merah (Althernantera ficoides), Lili paris (Chlorophytum comosum),
Hanjuang (Aglaonema sp), Iris (Iris tectorum), Kana (Canna indica), Kembang kertas (Bougainvilea spectabilis).
262
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
49
JL.Jalak Harupat
Kelas lereng 02% (datar)
50
Jl.Kapten Muslihat
Kelas lereng 02% (datar)
51
Jalur Hijau DPRD-Polwil
52
Polres Jembatan Merah
Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 02% (datar)
53
Jembatan merah-Gunung batu
Kelas lereng 1525% (agak curam)
Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni), Tanjung (Mimusops elengi), Beringin (Ficus benjamina), Flamboyan (Delonix regia), Bambu, Angsana (Pterocarpus indicus), Ki Hujan (Samanea saman), Nangka (Artocarpus sp) Beringin karet (Ficus elastica), Kenari (Canarium commune), Tanjung (Mimusops elengi), Akasia (Acacia mangium) Cemara gembel (Cupressus papuana).
Palm raja (Roystonea regia), Bambu pagar (Bambusa multipleks), Tanjung (Mimusops elengi), Krei payung (Felicium decipiens), Palm ekor tupai (Caryota urens),
Dadap merah (Erythrina cristagalli), Beringin putih (Ficus lyrata), Cemara gembel (Cupressus papuana), KiHujan (Samanea saman), Bunga sapu
Semak dan Perdu Nusa indah (Mussaenda phillipica), Pangkas kuning (Duranta repens), Hanjuang (Aglaonema sp), Kana (Canna indica), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Lolipop (Pachystachys lutea),
Penutup tanah Lidah mertua (Sansiviera trifasciata),
Soka jepang (Ixora javanica).
Adam hawa (Rhoeo discolor),
Iris (Iris tectorum), Pisang hias (Heliconia sp), Kembang kertas (Bougainvillea sp)
Bayam merah (Althernantera ficoides)
Spider lili (Hymenocallis sp), Nanas merah (Cryptanthus sp), Pisang hias (Heliconia sp), Nusaindah (Mussaenda phillipica), Euporbia (Euphorbia barnhartii), Soka Jepang (Ixora javanica), Yuca (Yucca aloifolia), Kana (Canna indica), Pandan kuning (Pandanus pyegmeus) Hanjuang (Aglaonema sp)
263
No
Lokasi
54
Segitiga gunung batu
55
Gunung batu Laladon
56
Koridor Sukasari
Jenis Vegetasi
Kelerengan Kelas lereng 1525% (agak curam) Kelas lereng 02% (datar)
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon tangan (Maniltoa grandiflora) Nusa indah (Mussaenda philipica)
Semak dan Perdu
Tanjung (Mimusops elengi), Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens), Palm raja (Roystonea regia), Bambu, Kersen (Muntingia calabura), Mangga (Mangifera indica), Cemara, Bunga Kupukupu (Bauhinia purpurea), Nangka (Artocarpus sp)), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Akasia (Acacia mangium), Pete cina (Leucana glauca), Flamboyan (Delonix regia), Jambu air (Eugenia aquea), Sengon (Albizia falcataria), Kelapa sawit (Elaeis guinensis) Flamboyan (Delonix regia), Palm raja (Roystonea regia), Kenari (Canarium communae), Cemara kipas (Thuja orientalis), Krei payung (Felicium decipiens)
Pisang hias (Heliconia sp), Yuca (Yucca aloifolia), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Soka jepang (Ixora javanica), Puring (Codieaum variegatum), Pisang (Musa paradisiaca), Akalipa (Acalypha macrophila)
Penutup tanah
Bayam merah (Althernantera ficoides)
Kembang kertas (Bougainvillea sp), Pisang hias (Heliconia sp), Teh2an (Acalypha macrophylla), Kana (Canna indica), Nusa indah (Mussaenda phillipica), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis)
264
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
57
Pertigaan Sukasari
Kelas lereng 02% (datar)
58
Pertigaan bah dalem
Kelas lereng 02% (datar)
59
Pulau jalan Batu tulis
60
Batu tulisempang
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 215% (landai)
Pohon Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Kenari (Canarium communae), Angsana (Pterocarpus indicus), Pinus (Pinus mercusii), Palm raja (Roystonea regia), Pala (Myristica fragrans), Kersen (Muntingia calabura), Beringin (Ficus benjamina), Dadap lampung (Erythrina variegata), Cemara gembel (Cupressus papuana), Mangga (Mangifera indica), Nangka (Artocarpus integra) Krei payung (Felicium decipiens), Pinus (Pinus mercusii), Beringin (Ficus benjamina), Kenari (Canarium commune) Palm raja (Roystonea regia).
Semak dan Perdu Nanas merah, Pisang hias (Heliconia sp), Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Kecrutan (Spatodea cmpanulata), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis),
Penutup tanah Cendrawasih (Phyllanthus niruri), Bayam merah (Althernantera ficoides),
Kembang kertas (Bougainvillea sp)
Bayam merah (Althernantera ficoides), Pandan kuning (Pandanus pyegmaeus)
Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Pala (Myristica fragrans), Bunga Kupu2 (Bauhinina purpurea), Kecrutan (Spatodea campanulata), palm ekor tupai (Vietchia), Ketapang (Terminalia catappa), Kenari (Canarium
Lotus (Nymphaea lotus), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis),
265
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon
61
Jl.Pahlawan
Kelas lereng 02% (datar)
62
JL. Surya Kencana
Kelas lereng 02% (datar)
63
Pertigaan Jl. Surya Kencana
Kelas lereng 02% (datar)
commune) Asam kranji (Tamarindus sp), Nangka (Artocarpus sp), Akasia (Acacia mangium), Angsana (Pterocarpus indicus), Beringin (Ficus benjamina), Palm raja (Roystonea regia), Damar (Agathis damara), Ketapang (Terminalia catappa), Tanjung (Mimusops elengi), Pinus (Pinus mercusii), Flamboyan (Delonix regia),Jati (Tectona grandis), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Krei payung (Felicium decipiens), Beringin karet (Ficus elastica) Palm raja (Roystonea regia), Kersen (Muntingia calabura), Pisang hias (Heliconia sp), Kenari (Canarium commune), Akasia (Acacia mangium), Palm ekor tupai (Caryota urens), Palm Waregu (Raphis exelca), Pinus (Pinus mercusii).
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Hajuang merah (Cordelyne terminalis), Teh2an (Acalypha macrophylla), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Kana (Canna indica)
Kana (Canna indica), Sri rejeki (Aglaonema sp), Bakung (Crinum asiaticum)
Nanas merah (Cryptanthus sp).
Cendrawasih (Phyllanthus niruri)
266
No
Lokasi
64
Situ Gede
Kelas lereng 02% (datar)
65
CIFOR-Bubulak
Kelas lereng 215% (landai)
66
Pertigaan bubulakpertigaan semplak Pertigaan semplak-yasmin
Kelas lereng 02% (datar)
67
Jenis Vegetasi
Kelerengan
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Rambutan (Nephellium lapaceaum), Beringin karet (Ficus elastica), Kembang merak (Caesalpinia pulcerrima), Ki Hujan (Samanea saman), Durian (Durio zibenthus), Bisbul (Diospyros celebica), Beringin (Ficus benjamina), Johar (Cassia siamea), Bambu, Kelapa (Cocos nucifera), Akasia (Acacia mangium), Meranti (Shorea sp), Pinus (Pinus mercusii), Damar (Agathis damara) Angsana (Pterocarpus indicus) , Beringin (Ficus benjamina), Kenari (Canarium commune), Tanjung (Mimusops elengi), Sengon (Albizia falcata), Palm raja (Roystonea regia), Biola cantik (Ficus pandurata), Kenari (Canarium commune), Bunga kupu-kupu (Bauhinia sp), Bambu, Kenari (Canarium communae), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm raja (Roystonea regia)
Semak dan Perdu
Penutup tanah Lidah mertua (sansiviera trifasciata)
Pisang (Musa paradisiaca)
267
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
68
JL.Kebon Pedes
Kelas lereng 02% (datar)
69
Kedung Badak
70
Lap. Heulang
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
71
Lapangan Sempur
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Jambu air (Eugenia aquea), Petai Cina (Leucana glauca), Cemara gembel (Cupressus panuana), Bungur (Lagerstromia speciosa), Pinus (Pinus mercusii), Mangga (Mangifera indica), Kersen (Muntingia axelsa), Angsana (Albizia falcata), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Bambu (Bambusa multipleks), Durian (Durio zibenthus) Bungur (Lagerstromia speciosa), Mangga (Mangifera indica)
Semak dan Perdu Pisang (Musa paradisiaca), Pisang hias (Heliconia sp),
Angsana (Pterocarpus indicus), Randu (Ceiba petandra), Sengon (Albizia falcataria), Krei payung (Felicium decipiens), Mahoni (Swietenia mahagoni), Flamboyan (Delonix regia), Beringin (Ficus benjamina), Palm raja (Roystonea regia) Angsana (Pterocarpus indicus), Randu (Ceiba petandra), Krei payung (Felicium decipiens), Mahoni (Swietenia mahagoni), Flamboyan (Delonix regia), Ketapang (Terminalia catappa),
Teh2an (Acalypha macrophylla), Sri rejeki (Aglaonema sp), Kembang kertas (Bougainvillea sp).
Nusa indah (Mussaenda phillipica), Puring (Codieaum variegatum), Spatifilum (Spathiphyllum wallisii), Kembang kertas (Bougainvillea sp).
Penutup tanah Bayam merah (Althernantera ficoides)
Bayam merah (Althernantera ficoides), Lili paris (Chlorophytum comosum),
268
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
72
Taman Kencana
Kelas lereng 02% (datar)
73
Taman Malabar
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Bambu tali (Gigantochloa apus), Beringin (Ficus benjamina), Sempur (Dillenia spp), Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), Tanjung (Mimusops elengi), Ki Hujan (Samanea saman), Nangka (Artocarpus sp), Palm Waregu (Raphis exelca), Kayu manis (Cinnamommum burmanii) Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens), Palm raja (Roystonea regia), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Flamboyan(Delonix regia), Serunai rambat (Widelia biflora), Teh2an (Acalypha macrophila), airmata pengantin, Cemara kipas (Thuja orientalis), Johar (Cassia siamea), Krei payung (Felicium decipiens), Palm Waregu (Raphis exelca), Bambu, Jacaranda (Jacaranda acutifolia), Kol banda (Pisonia alba), Jacaranda (Jacaranda acutifolia), Sapu tangan (Maniltoa grandiflora), Flamboyan (Delonix regia), Galinggem (Bixa
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Nusa indah (Mussaenda phillipica), Soka jepang (Ixora javanica), Puring (Codieaum variegatum), Alamanda (Alamanda cathartica), tapak dara (Catharanthus roseus), Adam hawa (Rhoeo discolor), Melati Kosta (Brunfelsia nobilis), Agave (Agave sp), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), tombak raja, Euporbia (Euporbia trigona), Nanas kerang. Kaliandra (Calliandra sp)
Lantana (Lantana camara), Lili paris (Chlorophytum comosum),
Tapak dara (Catharanthus roseus), soka jepang (Ixora javanica), Agave (Agave sp), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Teh2an (Acalypha macrophylla), Pakis
taiwan beauty (Cuphea sp), Kucai (Zephyranthes sp)
269
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon orellana),
74
Lapangan Jl. Riau
75
Alun-alun Empang
76
Hotel mirah
77
Hotel pangrango Kelas 1 lereng 02% (datar) Kelas Taman sudut Jl lereng 0Pangrango (Lampu Merah) 2% (datar)
78
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
Kelas lereng 02% (datar)
Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Mahoni (Swietenia mahagoni), Beringin (Ficus benjamina), Jakaranda (Jacaranda acutifolia), Bungur (Lagerstromia speciosa), Beringin Karet (Ficus elastica), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm raja (Roystonea regia), Mangga (Mangifera indica), Jambu Batu (Psidium guajava) Palm Waregu (Raphis exelca), Cemara kipas (Thuja orientalis), Cempaka (Michelia campaca), Kembang merak (Caesalpinia pulcerrima), Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens) Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm merah (Cyrtostachys laka). Palm raja (Roystonea regia), Manggis (Garcinia mangostana), Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens), Podocarpus (Podocarpus polystachius),
Semak dan Perdu (Nephrolepis exaltata), Pedilantus (Pedilantus articulatus), Sirih gading (Nyctanthes arbor-tritis)
Penutup tanah
Beras tumpah (Diefenbachia sp),
Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Teh2an (Acalypha macrophylla), Pakis, Pisang hias (Heliconia sp), Dracaena,
Kucai (Zephyranthes sp), Adam hawa (Rhoeo discolor), Bayam merah (Althernanthera ficoides), Cendrawasih (Phylanthus niruri)
Lili paris (Chlorophytum comosum), Pisang hias (Heliconia sp),
Lidah mertua (Sansiviera sp), Suplir (Nephrolephis exaltata).
Agave (Agave sp), Teh-tehan (Acalypha macrophylla),
270
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon Kembang merak (Caesalpinia pulcherima), Sukun (Arthocarpus communis), Pala (Myristica fragrans)
79
Pulau jalan
80
Taman sudut RRI
81
Taman sudut warung Jambu
82
Taman Jembatan Situ duit Lap. Manunggal
83
84
Bantaran Sungai Jl.Dr.Semeru
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 215% (datar) Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
Kelas lereng 2540%
Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens), Tanjung (Mimusops elengi), Bambu pagar (Bambusa vulgaris), Pinang (Areca catechu), Cemara kipas (Araucaria columnaris). Tanjung (Mimusops elengi), Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia sp), Randu (Ceiba petandra), Angsana (Pterocarpus indicus) , Mahoni (Swietenia mahagoni), Kayu manis (Cinnamommum burmanii), Beringin karet (Ficus elastica) Palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Mahoni (Swietenia mahagoni).
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Lolipop (pachystachys lutea), Tagetes (Tagetes erecta) Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Soka jepang (Ixora javanica) Pisang hias (Heliconia sp)
Iris (Iris tectorum), Soka jepang (Ixora javanica), Spider lili (Hymenocallis sp)
Teh-tehan (Acalypha macrophylla)
Bayam merah (Althernantera ficoides), Kacang hias (Aranchys penthoi),
271
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon (curam) Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 1525% (agak curam) Kelas lereng 02% (datar)
85
Jl.Bangbarung raya
86
Indraprasta
87
Pulau jalan Indraprasta
88
Sudut Binamarga
Kelas lereng 02% (datar)
89
Cimanggu (Jl.Tentara Pelajar)
Kelas lereng 02% (datar)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Jati (Tectona grandis). Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia)
Kembang kertas (Bougainvillea sp), Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Bunga mentega (Nerium Oleander).
Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Mahoni (Swietenia mahagoni), Angsana (Pterocarpus indicus) , Biola cantik (Ficus pandurata) Palm raja (Roystonea regia), Cemara gembel (Cupressus papuana), Kelapa Sawit (Elaeis guinensis), Bambu (Bambusa multipleks), Kol banda (Pisonia alba),
Kembang kertas (Bougainvillea sp), Pisang hias (Heliconia sp)
Angsana (Pterocarpus indicus), Pala, Manggis (Garcinia mangostana), Kayu manis (Cinnamomum burmanii), Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), Mangga (Mangifera
Pandan kuning (Pandanus pyegmeus), Batavia (Jatropha pandurifolia), Lili paris Brazil, Soka jepang (Ixora javanica), batavia (Jatropha pandurifolia), tagetes (Tagetes erecta), nanas merah (Cryptanthus sp), Puring (Codieaum variegatum), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Kriminil, Nusaindah (Mussaenda philipica), Kumis kucing (Orthosiphon grandiflorus)
Lidah mertua (Sansiviera trifasciata)
Adam hawa (Rhoeo discolor), Bayam merah (Althernantera ficoides),
272
No
90
Lokasi
GOR (Jl.PemudaA.Yani)
Jenis Vegetasi
Kelerengan
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon indica), Pete cina (Leucana glauca), Krei payung (Felicium decipiens), Flamboyan(Delonix regia), Akasia (Acacia mangium), Kecrutan (Spatodea campanulata), Randu (Ceiba petandra), Jacaranda (Jacaranda acutifolia), Cengkeh (Syzigium aromaticum) Johar (Cassia siamea), Angsana (Pterocarpus indicus), Kihujan (Samanea saman), Pinang (Areca catechu), Nangka (Artocarpus sp), Cempaka (Michelia campaca), Cemara, Cemara gembel (Cupressus papuana), Jati (Tectona grandis), Sirsak (Annona muricata), Mangga (Mangifera indica), Jambu batu (Psidium guajava), Beringin (Ficus benjamina), Jambu air (Eugenia aquea), Mahoni (Swietenia mahagoni), Kenari (Canarium commune), Bambu, Akasia (Acacia mangium), Kecrutan (Spatodea campanulata), Bungur (lagerstromia speciosa).
Semak dan Perdu
Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Teh2an (Acalypha macrophylla),Soka jepang (Ixora javanica), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Pisang hias (Heliconia sp)
Penutup tanah
Adam hawa (Rhoeo discolor),
273
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
91
JL.Kesehatan 3 (Tanah sareal)
Kelas lereng 02% (datar)
92
Dinas Kesehatan
Kelas lereng 02% (datar)
93
Puskesmas
94
JL.Gilang
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 215% (landai)
Pohon Cemara kipas (Araucaria columnaris), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia sp), Bintaro (Cerbera manghas), Rambutan (Nephelium lappaceum), Palm raja (Roystonea regia), Cempaka Michelia campaca), Beringin (Ficus benjamina), Akasia (Acacia mangium), Kenari (Canarium commune), Kayu manis (Cinnamomum burmanii), Angsana (Pterocarpus indicus), Cemara gembel (Cupressus) papuana), Johar (Cassia siamea) Krei payung (Felicium decipiens)
Kenari (Canarium commune), Cemara gembel (Cupressus papuana). Krei payung (Felicium decipiens), Angsana (Pterocarpus indicus), Flamboyan (Delonix regia), Palm raja (Roystonea regia), Bungur (Lagerstromia speciosa).
Semak dan Perdu Alamanda (Alamanda cathartica),
Penutup tanah
Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Lili paris (Chlorophytum comosum), Teh2an (Acalypha macrophylla), Soka jepang (Ixora javanica), Adam hawa (Rhoeo discolor)
Adam hawa (Rhoeo discolor), Kacang hias (Aranchys penthoi),
274
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
95
JL.Merak
Kelas lereng 215% (landai)
96
JL.Heulang
Kelas lereng 215% (landai)
97
JL.Bango
98
JL.Beo
Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 215% (landai)
99
JL.Pandawa raya-Jl. Kresna
Kelas lereng 45-
Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni), Kenari (Canarium commune), Krei payung (Felicium decipiens), Flamboyan (Delonix regia),Palm raja (Roystonea regia), Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), Bunga kupu-kupu (Bauhinia sp), Kersen (Muntingia calabura), Palm kuning (Crysalidocarpus lutescens) Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm raja (Roystonea regia), Krei payung (Felicium decipiens), Pinang (Areca catechu), Mahoni (Swietenia mahagoni). Flamboyan (Delonix regia), Kersen (Muntingia calabura), Kayu manis (Cinnamomum burmanii), Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Jati (Tectona grandis)
Mangga (Mangifera indica), Palm raja (Roystonea regia)
Semak dan Perdu Batavia (Jatropha pandurifolia), Pandan kuning (Pandanus pygmeus),
Penutup tanah
Kana (Canna indica)
Puring (Codieaum variegatum), Lidah mertua (Sansiviera sp), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Teh2an (Acalypha macrophylla), Lili paris (Chlorophytum comosum), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Batavia (Jatropha pandurifolia),
275
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon 2% (curamdatar) Kelas lereng 215% (landai)
100
JL.Kresna-JL Gagalur
101
Lap Bola Jl Kresna
Kelas lereng 02% (datar)
102
Lapangan bagaspati
Kelas lereng 02% (datar)
Palm raja (roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Kelapa (Cocos nucifera), Mangga (Mangifera indica), Akasia (Acacia mangium), Palm ekor ikan (Caryota mitis), Mahoni (Swietenia mahagoni), Beringin (Ficus benjamina), Nangka (Artocarpus sp), Tanjung (Mimusops elengi), Sawo manila (Manilkara kauki), Bambu pagar (Bambusa multipleks). Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Angsana (Pterocarpus indicus), Beringin (Ficus benjamina), Krei payung (Felicium decipiens), Palm raja (Roystonea regia), Kelapa (Cocos nucifera), Kayu manis (Cinnamomum burmanii), Ketapang (Terminalia catappa) Palm raja (Roystonea regia), Palm Kuning (Crysalidocarpus lutescens), Palm Botol (Mascarena lagenicaulis), Bambu
Semak dan Perdu Soka jepang (Ixora javanica), teh2an (Acalypha macrophylla) Teh2an (Acalypha macrophylla)
Penutup tanah
Lidah mertua (Sansiviera trifasciata), Iris (Iris tectorum), Kembang kertas (Bougainvillea sp)
276
No 103
104
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
Jl. Kelas Baranangsiang 4 lereng 02% (datar) Jl. Padi Kelas lereng 02% (datar)
105
Jl.Binamarga
Kelas lereng 215% (landai)
106
Poket park Jl.Binamarga
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon Biola cantik (Ficus Pandurata)
Lengkeng (Dimocarpus longan), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bungur (Lagerstromia speciosa), Palm ekor ikan (Caryota mitis) Sengon (Albizzia falcata), Bungur (Lagerstromia speciosa), Palm ekor ikan (Caryota mitis), Palm raja (Roystonea regia), Bunga kupu-kupu (Bauhinia sp), Flamboyan (Delonix regia), Bambu, Cemara angin (Cassuarina equisetifolia), Mangga (Mangifera indica), Cemara norfolk (Araucaria heterophylla), Pinus (Pinus mercusii), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Cemara gembel (Cupressus papuana), Angsana (Pterocarpus indicus), KiHujan (Samanea saman) Palm raja (Roystonea regia)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Hanjuang (Aglaonema sp), Pisang (Musa paradisiaca),
Pandan kuning (Pandanus pyegmaeus), Tricolor (Dracaena tricolor), dracaena, Spider lili (Hymenocallis sp),
Sutera bombay (Portulaca grandiflora), Bayam merah (Althernantera ficoides)
277
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
107
JL.Pakuan
Kelas lereng 02% (datar)
108
Universitas Pakuan
Kelas lereng 02% (datar)
109
Bogor Baru (Jl.Cimahpar)
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Beringin (Ficus benjamina), Bunga kupu2 (Bauhinia purpurea), Sawo manila (Manilkara kauki), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Pinang (Areca catechu), Nangka (Artocarpus), Tanjung (Mimusops elengi), Akasia (Acacia mangium), Glodokan bulat (Polyalthia fragrans), Cemara gembel (Casuarina papuana), Kersen (Muntingia calabura), Karet kebo (Ficus elastica), Jacaranda (Jacaranda acutifolia), Cemara kipas (Araucaria columnaris) Kenari (Canarium commune), Angsana (Pterocarpus indicus), Pinus (Pinus mercusii), Tanjung (Mimusops elengi), Belimbing (Averhoa carambola), Kersen (Muntingia calabura), Rambutan (Nephelium lappaceum), Cemara kipas (Thuja orientalis), Krei payung (Felicium decipiens), Ketapang (Terminalia
Semak dan Perdu Bunga mentega (Nerium Oleander), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Pisang hias (Heliconia sp)
Penutup tanah
Pisang hias (Heliconia sp)
Pisang hias (Heliconia sp),
Lidah mertua (Sansiviera trifasciata),
278
No
Lokasi
110
Pulau jalan (Malabar Ujung)
111
Jl.Sancang
112
JL.Kumbang
Jenis Vegetasi
Kelerengan
Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 02% (datar)
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon catappa), Mangga (Mangifera indica), Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm ekor tupai (Caryota urens), Bungur (Lagerstromia speciosa), Angsana (Pterocarpus indicus), Bunga kupu2 (Bauhinia purpurea), Tanjung (Mimusops elengi) Bungur (Lagerstromia speciosa)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
KiHujan (Samanea saman), Bungur (Lagerstromia speciosa), Durian (Durio zibenthus), Angsana (Pterocarpus indicus), Akasia (Acacia mangium), Krei payung (Felicium decipiens), Flamboyan (Delonix regia), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea) Angsana (Pterocarpus indicus), Flamboyan (Delonix regia), KiHujan (Samanea saman), Bungur (Lagerstromia speciosa), Lengkeng (Dimocarpus longan), Palm raja (Roystonea regia).
279
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
113
Jl. Rumah Sakit 1
Kelas lereng 02% (datar)
114
Jl. Rumah Sakit 2
Kelas lereng 02% (datar)
115
Malabar ujung
Kelas lereng 02% (datar)
116
JL.Malabar 1
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni), Puring (Codieaum variegatum), Ki Hujan (Samanea saman), Krei Payung (Felicium decipiens), Cemara Gembel (Cupressus papuana), Palm ekor tupai (Caryota urens), Bungur (Lagerstromia speciosa). Bungur (Lagerstromia speciosa), Galinggem (Bixa orellana), Akasia (Acacia mangium), Angsana (Pterocarpus indicus), Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm raja (Roystonea regia) Mahoni (Swietenia mahagoni), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Nangka (Arthocarpus integra), Palm raja (Roystonea regia), Jambu air (Eugenia aquea) Dadap merah (Erythrina cristagalli), Palm raja (Roystonea regia), Ketapang (Terminalia catappa), Tanjung (Mimusops elengi), Flamboyan (Delonix regia),
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Hanjuang merah (Cordelyne terminalis),
280
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
117
Jl.Tampomas
Kelas lereng 02% (datar)
118
Jl.Cikurai
Kelas lereng 02% (datar)
119
Jl.Guntur
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Angsana (Pterocarpus indicus), Nangka (Artocarpus integra), Krei payung (Felicium decipiens), Jati (Tectona grandis), Manggis (Garcinia mangostana), Akasia (Acacia mangium) Cemara kipas (Araucaria columnaris), Bunga Kupu2 (bauhinia purpurea), Palm raja (Roystonea regia), Mahoni (Swietenia mahagoni), Palm ekor tupai (Caryota urens), Pinus (Pinus mercusii), Cemara Norfolk (Araucaria heterophylla), Palm sadeng (Livistonia rotundifolia), Matoa (Pometia pinnata), Cokelat (Theobroma cacao), Palm putri (Vietchioa merillii), Cemara angin (Araucaria cuninghamii), Beringin (Ficus benjamina) Mahoni (Swietiana mahagoni), Dadap Merah (Erythrina cristagalli), Angsana (Pterocarpus indicus), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Kasia Johar (Cassia siamea),
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Kembang kertas (Bougainvillea sp), Puring (Codieaum variegatum), teh2an (Acalypha macrophylla),
Nusa indah (Mussaenda phillipica),
281
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
120
Jl.Burangrang Ujung
Kelas lereng 02% (datar)
121
Jl.Burangrang
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Glodokan Bulat (Polyalthia alata), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Kamboja (Plumeria rubra), Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima) Bunga Kupu2 (Bauhina purpurea), Krei payung (Felicium decipiens), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Mahoni (Swietenia mahagoni), Lengkeng (Dimocarpus longan), Palm putri (Vietchia merillii) Angsana (Pterocarpus indicus), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Krei payung (Felicium decipiens), Tanjung (Mimusops elengi), Palm Bismark (Bismarckia nobilis), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Matoa (Pometia pinnata), Ki Hujan (Samanea saman), Beringin (Ficus benjamina), Soka jepang (Ixora javanica), Palm ekor ikan (Caryota mitis), Bambu, Palm putri (Vietchia merillii), Glodokan bulat (Polyalthia fragans)
Semak dan Perdu
Agave (Agave sp),
Penutup tanah
Bayam merah (Althernanthera ficoides),
282
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
122
Jl.Tangkuban Perahu
Kelas lereng 02% (datar)
123
JL.Mandala Wangi
Kelas lereng 02% (datar)
124
Megamendung
Kelas lereng 02% (datar)
125
JL.Papandayan
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon Kamboja (Plumeria rubra), Bungur (Lagerstromia speciosa), Mengkudu (Morinda citiflora), Beringin (Ficus benjamina), Sukun (Arthocarpus communis), Puring (Codieaum variegatum), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Palm raja (Roystonea regia), Tanjung (Mimusops elengi), Krei payung (Felicium decipiens) Nusa indah (Mussaenda phillipica), Cemara Kipas (Araucaria columnaris), Tanjung (Mimusops elengi), Pinus (Pinus mercusi), Palm Waregu (Raphis exelca), Tanjung (Mimusops elengi), Sukun, Mengkudu (Morinda citriflora), Beringin (Ficus benjamina), Mahoni (Swietenia mahagoni) Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Palm putri (Vietchia merillii), Krei Payung (Felicium decipiens), Nangka (Artocarpus integra), Tanjung (Mimusops elengi), Bungur
Semak dan Perdu Philodendron
Agave (Agave sp), Hanjuang (Cordelyne terminalis)
Penutup tanah
Lidah mertua (Sansiviera sp),
Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis),
Teh-tehan (Acalypha macrophylla)
283
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
126
JL.Bukit Tunggul
Kelas lereng 02% (datar)
127
JL.Salak
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon (Lagerstromia speciosa) Damar (Agathis alba), Nangka (Artocarpus sp), Tanjung (Mimusops elengi), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Flamboyan (Delonix regia), Palm ekor tupai (Caryota urens), Palm putri (Vietchia merillii) Randu (Ceiba petandra), Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima), Flamboyan (Delonix regia), Cassia Kuning (Cassia siamea), Tanjung (Mimusops elengi), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bungur (Lagerstromia speciosa), Palm ekor tupai (Caryota urens), Palm raja (Roystonea regia), Krei payung (Felicium decipiens), Cempaka (Michelia campaca), Kelapa sawit (Elaeis guinensis), Bambu, Kayu manis (Cinnamomum burmanii)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis).
Tricolor (Dracaena tricolor), Kucai (Zephyranthes sp), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Pisang hias (Heliconia sp),
Taiwan beauty (Cuphea sp),
284
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
128
JL.Gunung Gede 1
Kelas lereng 02% (datar)
129
JL.Sambu (Terminal Bis)
Kelas lereng 215% (landai)
130
Lereng Sambu
Kelas lereng 2540 (curam)
Pohon Biola cantik (Ficus panduranta), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Ketapang (Terminalia catappa), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Palm putri (Veitchia merillii), Cemara gembel (Cupressus papuana), KiHujan (samanea saman), Palm ekor tupai (Caryota urens) Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Bambu (Bambusa multipleks), Flamboyan (Delonix regia), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bungur (Lagerstromia speciosa) Randu (Ceiba petandra), Kembang kertas (Bauhinia sp), Pete Cina (Leucana glauca), Kelapa (Cocos nucifera), Mahoni (Swietenia mahagoni), Kemboja (Plumeria sp), Flamboyan (Delonix regia), Palm merah (Cyrtostachys laka), Bungur (Lagerstromia speciosa), Akasia (Acacia mangium)
Semak dan Perdu Kembang kertas (Bougainvillea sp)
Penutup tanah
Kembang kertas (Bougainvillea sp)
285
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
131
JL.Bangka
Kelas lereng 02% (datar)
132
JL.Pengadilan
Kelas lereng 02% (datar)
133
Jl.Kantin
134
JL.Gedong Sawah
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
135
Jl.Dewi Sartika
Kelas lereng 02% (datar)
136
Jl.Kejaksaan
Kelas lereng 0-
Pohon Akalipa (Acalypha sp), Kemboja (Plumeria sp), Bungur (Lagerstromia speciosa), Jambu batu (Psidium guajava), Mahoni (Swietenia mahagoni), Bambu jepang (Arundinaria pumila). Kenari (Canarium communae), Krei Payung (Felicim decipiens), Beringin (Ficus benjamina), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Kersen (Muntingia calabura, Jambu air (Eugenia aquea), Pinang (Areca catechu). Cemara kipas (Araucaria columnaris), Mangga (Mangifera indica) Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Angsana (Pterocarpus indicus), Manggis (Garcinia mangostana) Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Kemboja, Cemara gembel (Cupressus papuana), Jambu air (Eugenia aquea), Ketapang (Terminalia catappa), Palm Waregu (Raphis exelca) Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Kelapa (Cocos
Semak dan Perdu Kembang kertas (Bougainvillea sp), Hanjuang merah (Cordelyne sp), Puring (Codieaum variegatum),
Penutup tanah Lidah mertua (Sansiviera sp)
Kembang kertas (Bougainvillea sp)
Hanjuang (Cordelyne terminalis)
Soka jepang (Ixora javanica), Puring (Codieaum variegatum).
Lantana (lantana camara), Taiwan beauty (Cuphea sp),
Spatifilum (Spathiphyllum wallisii)
286
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan 2% (datar)
137
Jl.Telepon
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
138
JL.Sawo Jajar
139
JL.Kantin
Kelas lereng 02% (datar)
140
BNI 46Mantarena
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon nucifera), Krei Payung (Felicium decipiens), Kenari (Canarium communae) Ketapang (Terminalia catappa), Pinus (Pinus mercusii), Bambu,
Semak dan Perdu
Krei payung (felicium decipiens), Beringin (Ficus benjamina), Jambu air (Eugenia aquea), Flamboyan (Delonix regia), Kenari (Canarium communae), Kana (Canna indica), Waru, Sukun (Arthocarpus fragans), Kemboja (Plumeria sp), Pinang (Areca catechu), Beringin Karet (Ficus elastica), Palm raja (Roystonea regia), Lengkeng (Dimocarpus longan) Jambu air (Eugenia aquea), Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus)
Sri rejeki (Aglaonema sp), Pisang hias (Heliconia sp), Nanas merah (Cryptanthus sp), Tri color (Dracaena tricolor), Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), Puring (Codieaum variegatum), Dracaena
Bungur (Lagerstromia speciosa), Beringin (Ficus benjamina), Flamboyan (Delonix regia), Bunga Kupu2 (Bauhinia
Penutup tanah
Lidah mertua (Sansiviera trifasciata), Suplir (Nephrolepis exaltata)
Teh2an (Acalypha macrophylla), Iler (Coleus scutellarioides), Alamanda (Alamanda cathartica), Soka Jepang (Ixora javanica), Kaktus, Puring (Codieaum variegatum), Kembang kertas (Bougainvillea sp). Hanjuang merah (Codelyne terminalis), Sri rejeki (Aglaonema sp),
287
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
141
Mantarena PLN
Kelas lereng 02% (datar)
142
JL.Sempur Kaler
Kelas lereng 02% (datar)
Pohon purpurea), Krei payung (Felicium decipiens) Bungur (Lagerstromia speciosa), Kenari (Canarium commune), Kemboja (Plumeria sp), Bunga kupu-kupu (Bauhinia sp), jambu bol (Eugenia malaccensis), Palm raja (Roystonea regia), Kayu manis (Cinnamomum burmanii), Palm putri (Veitchia merillii), Sengon (Albizia falcata), Flamboyan (Delonix regia). Ki Hujan (Samanea saman), Palm raja (Roystonea regia), Nangka (Artocarpus sp), Beringin (Ficus benjamina), Bungur (Lagerstromia speciosa), Randu (Ceiba petandra), Pinang (Areca catechu), sempur (Dillenia sp), Angsana (Pterocarpus indicus), Bambu, Akasia (Acacia mangium), Ketapang (Terminalia catappa), Mangga (Mangifera indica), Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Flamboyan (Delonix regia), Kayu manis (Cinnamommum burmanii)
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Teh2an (Acalypha macrophylla), Yuca (Yucca aloifolia), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Kembang kertas (Bougainnvillea, sp)
Adam hawa (Rhoeo discolor),
Balancing (Dieffenbachia amoena), Kembang kertas (Bougainvillea sp), Teh2an (Acalypha macrophylla), Pisang hias (Heliconia sp), Pisang (Musa paradisiaca), Sri rejeki (Aglaonema sp), Iris (Iris tectorum), Hanjuang merah (Cordelyne terminalis), Mengkudu (Morinda citriflora),
288
No
Lokasi Lapangan pemukiman sempur kaler JL.Cidangiang
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
145
Median Jagorawi
Kelas lereng 02% (datar)
146
Ojek Vila DutaBelokan Ciheuleut
Kelas lereng 215% (landai)
143
144
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon Asam kranji (Tamarindus sp), Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm raja (Roystonea regia), Bambu (Bambusa sp), Waru (Hibiscus tiliaceus L.), Palm ekor ikan (Caryota mitis), Pinang (Areca catechu), Pinus (Pinus mercusii), Palm raja (Roystonea regia), Johar (Cassia siamea), Pinus (Pinus mercusii), Akasia (Acacia mangium), Pangkas kuning (Duranta repens), Beringin karet (Ficus elastica), Sengon (Albizzia falcata) Pete Cina (Leucana glauca), Mahoni (Swietiana mahagoni), Nangka (Areca catechu), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Palm raja (Roystonea regia), Akasia (Acacia mangium), Angsana (Pterocarpus indicus), Tanjung (Mimusops elengi), Palm Kuning (Crysalidocarpus lutescens), Cemara Kipas, Kelapa (Cocos
Semak dan Perdu Pisang hias (Heliconia sp), Kembang kertas (Bougainvillea sp)
Penutup tanah
Teh2an (Acalypha macrophylla), Kana (Canna indica), Pisang hias (Heliconia sp), Batavia (Jatropha pandurifolia), Soka jepang (Ixora javanica) Kembang kertas (Bougainvillea sp), Alamanda (alamanda chatartica), Kaca piring (Gardenia augusta) Kembang kertas (Bougainvillea sp), Agave (Agave americana), Sri rejeki (Aglaonema sp), Sente (Alocosia macrorhiza), Pisang (Musa paradisiaca),
289
No
Lokasi
Jenis Vegetasi
Kelerengan
147
Sukasari 3
Kelas lereng 215% (landai)
148
Pulau Jalan Sukasari3
Kelas lereng 02% (datar)
149
SD PERTIWI
Kelas lereng 040% (datarcuram)
150
Komplek Ciomas Indah JL. Pasir Mulya Raya (Lap
Kelas lereng 215% (landai)
Pohon nucifera), Jacaranda (Jacaranda acutifolia), Kenari (Canarium commune), Ketapang (Terminalia catappa), Pala, Beringin (Ficus benjamina) Bungur (Lagerstromia speciosa), Bunga Kupu2 (Bauhinia purpurea), Palm raja (Roystonea regia), Palm putri (Veitchia merillii) Cemara lilin (Cupressus sempervirens), Sawo manila (Manilkara kauki), Palm putri (Veitchia merillii) Pinus (Pinus mercusii), Belimbing (Averhoa carambola), Mangga (Mangifera indica), Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Palm putri (Vietchia merillii), Palm botol (Mascarena lagenicaulis), Palm Kuning (Crysalidocarpus lutescens), Jambu air (Eugenia aquea), Krei payung (Felicium decipiens), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Beringin (Ficus benjamina), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Kecrutan
Semak dan Perdu
Penutup tanah
Bunga mentega (Nerium Oleander),
Puring (Codieaum variegatum), Lolipop (Pachystachys lutea),
Tricolor (Dracaena tricolor), Nanas merah, Nusa indah (Mussaenda philipica), Pangkas Kuning (Duranta repens), Soka jepang (Ixora javanica), Calatea, Kembang kertas (Bougainvillea sp), Sri rejeki (Aglaonema sp),
Bayam merah (Althernantera ficoides), Adam hawa (Rhoeo discolor), Sutra bombay (Portulaca oleraceae),
Batavia (Jatropha pandurifolia), Air mata pengantin , Kembang kertas (Bougainvillea sp), Bunga mentega (Nerium oleander), Melati
Bayam merah (Althernantera ficoides),
290
No
Lokasi tennis)
151
Segitiga pemukiman belakang Lap. Tenis Lapangan OR & TAMAN Komplek Kehutanan
Kelas lereng 215% (landai) Kelas lereng 02% (datar)
153
Taman Jl. Lodaya, Komplek Ciomas
Kelas lereng 02% (datar)
154
Taman sudut Cibalok
155
Taman Topi
Kelas lereng 02% (datar) Kelas lereng 02% (datar)
152
Jenis Vegetasi
Kelerengan Pohon (Spatodea campanulata), Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus). Palm Kuning (Crysalidocarpus lutescens), Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Palm Waregu (Raphis exelca), Matoa (Pometia pinnata), Sawo kecik (Manilkara kauki), Mangga (Mangifera indica), Akasia (Acacia mangium), Waru (Hibiscus tiliaceus L.) Pinang (Areca catechu), Bambu (Bambusa vulgaris) , Jati (Tectona grandis), palm raja (Roystonea regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Palm merah (Cyrtostachys laka) Flamboyan (Delonix regia), Glodokan tiang (Polyalthia longifolia), Bungur (Lagerstromia speciosa).
Semak dan Perdu (Jasminum sambac), teh2an (Acalypha macrophylla)
Penutup tanah
Bayam merah (Althernantera ficoides),
Pisang hias (Heliconia sp),
Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Kembang kertas (Bougainvillea sp)
Bayam merah (Althernantera ficoides),
Sumber: PT Beutari NusaKreasi (2004)
291