Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.
Informasi, Interaksi, Inspirasi
EDISI 23 I 2016 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk
- Tidak Diperjualbelikan -
SOSOK > HAL 8
WAWASAN > HAL 9
DOKTER MENJAWAB > HAL 12
Sujito: “Sekarang hidup saya sudah tidak susah”
Membuat MOL Nasi
Kenali, Hadapi, dan Kelola Stres
PTPM-Kemitraan Strategis
Program Magang dan Studi Banding Guru PAUD Laporan Utama > Hal 6 Membangun Akses Pasar untuk Petani
Event > Hal 14 Padi Luwu Timur Makin Produktif Wawasan > Hal 10 Perhatikan Sanitasi Tambak dan Teknik Panen Ikan Bandeng Lebbi, guru TK Pembina Kecamatan Malili menjadi salah satu peserta Program Guru Magang yang didukung oleh Program Terpadu Pengembangan Mastarakat (PTPM) PT Vale. Kegiatan magang dilakukan di TK Sorowako dan TK YPS Lawewu, Kecamatan Nuha, selama lima bulan hingga Februari 2016.
Scan code versi online
2
EDITORIAL Verbeek edisi 23 | 2016
Pembaca yang budiman, Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) dirancang bukan semata untuk kegiatan yang bersifat ekonomi dan fisik, melainkan juga mental dan kapasitas individu. Disadari, dua yang disebut terakhir amat penting bagi terwujudnya perubahan cara berpikir. Di bidang pendidikan, PTPM melihat bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) amat krusial bagi terbentuknya generasi penerus yang berkualitas. Hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa ketika anak berumur 4 tahun. Ketika anak mulai berumur 8 tahun, terjadi perkembangan yang pesat pada jaringan otaknya, dan mencapai puncaknya di usia 18 tahun. Ini berarti perkembangan pada kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Karena itu, masa 4 tahun pertama disebut sebagai masa emas yang datang sekali. Apabila terlewatkan, habislah peluang. Karena itu pula, banyak negara menaruh perhatian sangat besar pada pendidikan usia dini, karena dinilai sangat strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Menyadari hal tersebut, PTPM beberapa waktu lalu mengadakan kegiatan magang dan studi banding bagi pendidik anak usia dini. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan karakter ideal tenaga pendidik PAUD—seperti punya semangat tinggi, penuh dedikasi dan integritas, kreatif, menghargai perbedaan, haus ilmu, dan kecintaan mendalam terhadap dunia anak—semakin terasah. Bagaimanapun, guru punya peran penting dalam menumbuhkan kualitas kognitif dan sosial seorang anak pada masa emas tumbuh kembang. Masih terkait dengan peningkatan kapasitas, PTPM Program Pertanian Berkelanjutan mengadakan training of trainers teknis budidaya tanaman lada ramah lingkungan bagi penyuluh pertanian lapangan dan petani kader. Dilanjutkan dengan menggelar Sekolah Lapang bagi para petani lada. Golnya adalah mendorong budidaya lada ramah lingkungan yang mengoptimalkan produktivitas tanpa ekstensifikasi lahan. Budidaya tanaman lada selama ini dihadapkan pada masalah ketersediaan lahan. Sementara pengembangan area perkebunan dengan pola lahan berpindah berpotensi mengancam kawasan hutan lindung. Maka diperlukan terobosan. Ternyata, tanaman lada sangat mungkin dibudidayakan dengan prinsip ramah lingkungan. Petani bahkan bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan kebun lada. Hasilnya bisa sama dengan berkebun di lahan yang luas. Pembaca, selain dua kegiatan tersebut, yang kami angkat sebagai laporan utama, Anda bisa menikmati tulisan-tulisan lain. Dalam edisi kali ini, kami menurunkan banyak tulisan yang terkait dengan kegiatan pertanian dan pendidikan Semoga bermanfaat. Selamat membaca.
SURAT PEMBACA PEMBACA DI SEBERANG DANAU
Tabloid Verbeek sampai sekarang belum pernah sampai ke kami yang tinggal di seberang Danau Towuti. Jadi jarang sekali kami baca Verbeek, paling sesekali kalau sedang pergi ke wilayah kota. Padahal kami mau juga dapat update tentang berita-berita PMDM dan senang kalau ada bahan bacaan. Semoga edisi-edisi mendatang daerah kami yang jauh ini bisa kebagian Verbeek dan syukur kalau ada tulisan atau foto-foto kami yang masuk di situ. Leny Satria, KPMD Buangin, Kecamatan Towuti. Kami memang belum bisa menjangkau seluruh sudut desa yang menjadi sasaran PMDM. Ibu Leny tetap bisa memantau berita melalui media sosial kami (Facebook, Twitter, Instagram) dan dapat mengirimkan tulisan atau foto kegiatan PMDM di Desa Buangin melalui email atau BlackBerry Messenger (BBM).
KETERWAKILAN DESA
Saya rutin membaca tabloid Verbeek yang biasanya saya dapatkan di kantor desa atau kantor camat. Banyak informasi yang saya dapatkan dari Verbeek. Saya jadi tahu kegiatan-kegiatan PMDM yang dilakukan di desa lain dan menambah pengetahuan juga karena ada rubrik-rubrik seperti kesehatan, keterampilan, dan tulisan pengetahuan untuk anak. Akan lebih bagus kalau di setiap edisi Verbeek ada berita atau foto-foto dari semua desa di wilayah pemberdayaan PT Vale. Jadi semua terwakili dan kita semakin senang bacanya. Syamsinar, KPMD Desa Balambano, Kecamatan Wasuponda. Terima kasih atas apresiasi Ibu Syamsinar. Redaksi Verbeek menerima tulisan maupun foto dari pelaku PMDM dan masyarakat. Ibu bisa mengirimkan dokumentasi kegiatan PMDM di Desa Balambano ke
[email protected]. Tulisan dan foto yang menarik akan kami tayangkan di edisi cetak Verbeek atau di sosial media. Kami tunggu kontribusi Anda. Salam.
APRESIASI SOSIAL MEDIA
Mungkin karena desa saya lokasinya jauh dari Sorowako, saya jarang mendapat tabloid Verbeek. Hanya kadangkadang saya membaca di kantor camat. Sebenarnya saya ingin mendapatkan Verbeek secara rutin. Tapi sejak Verbeek ada Facebook-nya, saya senang karena tidak terlalu ketinggalan berita. Saya bisa tahu kegiatan PMDM dan PTPM di tempat-tempat lain dari Facebook. Eva Damayanti, KPMD Harapan, Kecamatan Malili. Terima kasih atas apresiasi Ibu Eva. Kami berupaya agar Verbeek bisa menjangkau seluruh pemangku kepentingan, salah satunya melalui aktivitas di sosial media. Selain Facebook fanpage yang sudah ada sejak Juli 2013, informasi di tabloid Verbeek juga bisa dibaca dalam versi online. Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi. 08114056715
570946F9
Tabloid Verbeek
TabloidVerbeek
@TabloidVerbeek
Tabloid Verbeek
Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Hubungan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab dan Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: M.Dwi Setiawan, Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 23 | 2016
3
Program Magang dan Studi Banding Guru PAUD PTPM menggagas program peningkatan kapasitas pendidik anak usia dini.
M
ari renungkan ini: Riset membuktikan, kesuksesan seseorang di masa depan banyak ditentukan oleh delapan tahun pertama usianya. Sukses yang dimaksud tentu bukan kecukupan materi atau pangkat semata, melainkan tingkat kecerdasan, kemampuan menjalin relasi positif dengan orang lain, memiliki kepekaan sosial, dan perilaku terpuji dalam keseharian. Jika benar apa yang disebutkan dalam banyak riset yang telah dilakukan selama beberapa dekade tersebut, maka pembelajaran dan proses tumbuh kembang seorang anak pada usia dini—secara mental, emosional, dan sosial—menjadi sangat penting. Hingga usia delapan tahun, fase tumbuh kembang mengalami percepatan. Dasar-dasar kecakapan sosial, kepercayaan diri, cara anak memandang dunia, dan karakter moral dibentuk pada rentang usia tersebut, di samping kemampuan akademik yang melaju pesat. Tidak ada yang meragukan pentingnya pendidikan tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan dan pendidikan tinggi. Namun pembelajaran usia dini yang berkualitas memberikan efek positif terhadap kehidupan seseorang. Maka tidak heran jika para pendidik dan pakar pendidikan dunia sangat menaruh perhatian pada pendidikan anak usia dini (PAUD). Lalu apa yang menentukan kualitas PAUD? Kuncinya ada pada tenaga pendidik alias guru. Guru punya peran penting dalam menumbuhkan kualitas intelektual dan sosial seorang anak pada masa emas tumbuh kembang. Kualitas guru menjadi faktor penentu keberhasilan belajar, citra sekolah di mata orangtua murid, dan performa siswa. Program magang Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) meluncurkan Program Peningkatan Kapasitas Pendidik PAUD se-
Kabupaten Luwu Timur pada September 2015. Program tersebut terbagi atas dua kegiatan, yaitu magang dan studi banding, dan diikuti oleh 504 tenaga pendidik PAUD dari 187 sekolah di Luwu Timur. “Guru Prasekolah dan TK sangat berperan untuk menyiapkan anak ke jenjang pendidikan selanjutnya. Sebagus apapun kurikulum, tidak akan berhasil kalau guru-guru tidak kompeten menangkap gagasan yang tertuang dalam kurikulum,” kata Kadis Dikbudparmudora, Drs. Ismail MEd, yang meluncurkan Program Peningkatan Kapasitas Pendidik PAUD secara resmi. Program tersebut merupakan kerja sama antara Ikatan Guru Taman-taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Luwu Timur dan Komite PMDM Kecamatan. Ketua IGTKI Luwu Timur, Saidah Saleng, mengatakan, peningkatan kapasitas perlu dilakukan untuk memperkaya wawasan dan pengalaman guru-guru PAUD. Diharapkan karakter ideal tenaga pendidik PAUD— seperti punya semangat tinggi, penuh dedikasi dan integritas, kreatif, menghargai perbedaan, haus ilmu, dan kecintaan mendalam terhadap dunia anak–-dapat semakin diasah melalui program tersebut. Kegiatan magang dan studi banding dilaksanakan dari 14 September 2015 hingga 26 Februari 2016 di TK Yayasan Pendidikan Sorowako (YPS) Lawewu dan TK Sorowako, Kecamatan Nuha. “Kedua sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi belajar karena telah banyak meraih prestasi dan penghargaan sebagai TK berstandar nasional, sehingga sangat layak menjadi tempat belajar bagi guru-guru TK yang ada di Luwu Timur,” kata Saidah. Belum lama ini TK Sorowako meraih juara II kategori Kinerja Terbaik pada Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2015. TK Sorowako bersaing dengan 24 sekolah terbaik dari seluruh Indonesia di ajang tersebut.
Belajar dan mengamati Senior Manajer Program Pengembangan Sosial PT Vale, Busman Dahlan Shirat, menyampaikan bahwa PT Vale, melalui PTPM, akan memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas dan pengembangan PAUD. Sementara Direktur Sekolah Umum YPS Dekker Rorie menyambut baik program magang dan studi banding yang dilakukan di sekolahnya. “Di usia emas, anak-anak harus dibangun karakternya, sehingga tumbuh energi positif untuk memahami masalah kognitif. Guru punya peran besar dalam pembangunan karakter seorang anak,” kata Dekker. Selama mengikuti program magang satu minggu atau studi banding dua hari, guru-guru akan mengamati proses pembelajaran, melihat administrasi kelas, mengikuti rapat pembahasan rencana kegiatan harian dan rencana kegiatan mingguan, praktik membuat alat peraga, sharing persiapan ujian kompetensi guru, dan melakukan evaluasi program.
Peserta Program Guru Magang diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar di TK Sorowako. Mereka mendapat pengalaman baru seputar teknik mengajar hingga kiat menanamkan budi pekerti. Program ini merupakan bagian dari PTPMKemitraan Strategis yang merupakan kerja sama PT Vale dan Pemerintah Daerah.
Kegiatan magang diikuti oleh 150 guru dari empat wilayah terdampak operasi PT Vale, sementara studi banding diikuti oleh 354 guru dari wilayah lain di Luwu Timur. “Saya berharap kami bisa menggali cara-cara kreatif untuk mendidik siswa, terutama cara komunikasi dan pendekatan ke anak didik. Apalagi sekolah kami masih baru berdiri dan letaknya terpencil. Kegiatan belajar seperti ini sangat perlu untuk menambah wawasan,” kata Setyowati, guru TK Tunas Harapan SP3 Mahalona, Kecamatan Towuti.[]
4
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 23 | 2016
Membangun Fasilitas Belajar untuk Anak Usia Dini
Proses pembangunan TK Robbani, Kecamatan Nuha. Sebelum punya bangunan sendiri, siswa-siswi sekolah itu belajar di lantai tiga sebuah masjid. Pembangunan TK Robbani sepenuhnya memanfaatkan dana PMDM sektor pendidikan.
T K I s l a m Te r p a d u B u d i U t o m o , K e c a m a t a n N u h a , m e n d a p a t b a n t u a n PMDM sektor pendidikan berupa bangunan semi-permanen untuk area bermain dalam ruang, WC, dan alat permainan.
Dana PMDM sektor pendidikan dimanfaatkan masyarakat desa untuk merealisasikan pembangunan dan pengembangan gedung PAUD.
S
uatu pagi di bulan Agustus, puluhan siswa-siswi TK Islam Terpadu Budi Utomo menghabiskan waktu untuk bermain di teras kelas bangunan baru semipermanen. Keceriaan tampak di wajah mereka ketika Verbeek datang berkunjung. Tidak sedikit yang menyodorkan wajah ke arah kamera, meminta untuk difoto dengan gaya dua jari membentuk huruf V. Dua guru dan kepala sekolah dengan sabar menemani mereka bermain sambil sesekali membetulkan jilbab para siswi yang terlepas karena ditarik oleh teman-temannya. Kebanyakan yang bersekolah di TK di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, berasal dari keluarga tidak mampu. Orangtua mereka umumnya bekerja sebagai tukang ojek dan buruh cuci dengan penghasilan per bulan tidak menentu. Dengan kondisi itu, TK Budi Utomo menjadi sasaran untuk menerima manfaat Program Mitra Desa Mandiri (PMDM), karena program ini memprioritaskan bantuan bagi kelompok miskin dan rentan. Tahun ini, TK Islam Terpadu Budi Utomo mendapatkan bantuan berupa bangunan semi-permanen, WC, dan aneka alat permainan dalam dan luar ruang. Ruangan baru berukuran 7 x 10 meter itu untuk sementara dijadikan tempat bermain bagi 21 siswa TK A dan TK B. “Tahun depan, insya Allah kami akan membuka kelas playgroup, karena di Desa Nikkel kekurangan playgroup. Ruangan baru inilah yang nantinya akan kami jadikan ruang kelas playgroup,” kata Kepala Sekolah Jumriani. Sejak TK Budi Utomo berdiri 15 tahun lalu, belum pernah dilakukan penambahan atau renovasi fasilitas belajar, sehingga bantuan PMDM mendapat apresiasi dari staf pengajar. Selain bantuan infrastruktur dan sarana penunjang, musyawarah desa menyepakati subsidi uang pangkal bagi anak-anak kurang mampu yang pendanaannya dialokasikan dari PMDM. “Kami sudah mengalokasikan sebagian dana PMDM bidang pendidikan supaya siswa kurang mampu bisa dibebaskan dari pembayaran uang seragam dan alat tulis. Soal kriteria keluarga tidak mampu, kami akan koordinasi dengan pemerintah desa,” kata Mashur Malaki, Ketua Komite Desa Nikkel.
Gedung baru Masih di Kecamatan Nuha, TK Robbani di Desa Sorowako juga mendapat bantuan dana dari PMDM untuk pembangunan gedung sekolah. Sejak berdiri 2009, TK Robbani belum memiliki fasilitas belajar. Mereka berpindah dari rumah ke rumah, meminjam bangunan yang tidak terpakai, dan saat ini memanfaatkan area Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Masjid Nurul Afiat. Guru-guru harus bekerja keras menjaga 27 siswa agar tidak berlarian ke luar kelas, karena ruang belajar berada di lantai tiga. “Soal safety yang paling menyulitkan kami. Banyak orangtua sebenarnya ingin menyekolahkan anaknya di sini, karena mereka suka dengan konsep TK Islam Terpadu, tapi ragu-ragu karena kelasnya di lantai tiga,” kata Fitriyani Harwin, kepala sekolah sekaligus pendiri TK Rabbani. PAUD yang berada di Jl. Andi Jemma itu menggabungkan kurikulum TK dengan pembelajaran agama Islam dan memberi penekanan pada hafalan Al-Qur’an. Dana PMDM sektor pendidikan di Desa Sorowako salah satunya dimanfaatkan untuk membangun prasarana belajar TK Robbani di area Lapangan Karebosi, bersebelahan dengan Posyandu Melati. Saat ini, pembangunan TK baru mencapai tahap pembuatan pondasi dan sebagian pagar. Di tahun anggaran berikutnya, pembangunan dinding dan atap sekolah akan dirampungkan. “Kalau sudah punya gedung sendiri, kami tidak khawatir lagi soal keselamatan anak. Dan tentunya hal itu memudahkan kami untuk mengurus izin operasional ke Dinas Pendidikan, karena salah satu syaratnya adalah memiliki gedung sekolah,” kata Fitriyani. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Kalosi, Kecamatan Towuti. Desa hasil pemekaran wilayah Mahalona itu belum memiliki fasilitas PAUD. Anak-anak usia TK belajar di bangunan Unit Permukiman Transmigrasi tanpa kelengkapan penunjang. Di tahun anggaran 2014, dana PMDM sektor pendidikan sebesar Rp80 juta seluruhnya dialokasikan untuk pembangunan TK Darmawanita, Desa Kalosi. Gedung sekolah dilengkapi dua ruangan, satu ruang kelas dan satu ruang guru. Pembangunan awal berlang-
sung Juli-Agustus 2015, dan melibatkan warga setempat sebagai tenaga kerja. “Saat ini dana baru cukup untuk pembuatan pondasi, dinding, atap, pintu, dan jendela. Di tahun anggaran berikutnya, akan kami lakukan finishing pekerjaan, yaitu pengecatan dan pemasangan tegel. Kalau dananya cukup, akan ditambah pengadaan kelengkapan seperti mobiler dan alat permainan,” kata Sunarto, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Kalosi.[]
Senior Manajer Program Pengembangan Sosial PT Vale Busman Dahlan Shirat bersama Fasilitator PMDM Kabupaten Andi Narwis dan KPMD Desa Kalosi Sunarto mengunjungi TK Darmawanita dalam monitoring dan evaluasi kegiatan PMDM d i K e c a m a t a n To w u t i , a k h i r J a n u a r i 2 0 1 6 s i l a m . I n f r a s t r u k t u r pendidikan tersebut masih dalam proses pembangunan.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 23 | 2016
5
Mendorong Pertanian Lada Ramah Lingkungan PTPM mengadakan Sekolah Lapang guna mencetak petani kader pendorong praktik pertanian berkelanjutan.
S
elain PMDM, PT Vale menjalankan PTPM dalam kerangka Kemitraan Strategis. Salah satunya diwujudkan melalui Program Pertanian Berkelanjutan yang telah berjalan sejak Maret 2015. Selain padi dan kakao, komoditas yang mendapat perhatian dalam program ini adalah lada. Komoditas itu dihadapkan pada ketersediaan lahan, karena banyak di antaranya masuk dalam kawasan hutan lindung. Pengembangan area perkebunan lada yang dilakukan secara masif dengan pola lahan berpindah berpotensi mengancam kawasan hutan. PTPM Program Pertanian Berkelanjutan mendorong budidaya lada ramah lingkungan yang mengoptimalkan produktivitas tanpa ekstensifikasi lahan. Setelah mengadakan training of trainers (TOT) teknis budidaya tanaman lada ramah lingkungan bagi penyuluh pertanian lapangan dan petani kader pada Juni lalu, Program Pertanian Berkelanjutan menggelar Sekolah Lapang (SL) bagi para petani lada pada awal Oktober 2015 di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model Kecamatan Nuha. “Sekolah Lapang ini kami adakan untuk mencetak petani-petani kader yang bisa membagi ilmu kepada sesama petani. Tanaman lada sangat mungkin dibudidayakan dengan prinsip ramah lingkungan, sehingga petani tidak lagi merambah hutan tapi justru memanfaatkan ekosistem hutan sebagai pendukung sektor perkebunan,” kata Koordinator Senior PTPM-Bidang Ekonomi La Ode M. Ichman. Dengan menerapkan prinsip pertanian ramah lingkungan yang fokus pada peningkatan produktivitas, bukan mustahil hasil panen lada dari lahan satu hektar bisa setara dengan hasil panen pada lahan seluas tiga hektar. “Petani bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan kebun lada. Hasilnya bisa sama dengan berkebun lada di lahan yang luas,” lanjut Ichman. Mengamati dan praktik Petani dari Kelompok Tani Lada Berkarya dan Kelompok Tani Kali Dingin, Kecamatan Wasuponda, mengikuti SL selama tiga hari. Di hari pertama, mereka mempelajari dasar-dasar budidaya lada ramah lingkungan, seperti pembuatan terasiring, polikultur, tumpang sari, penggunaan tanaman penutup tanah, dan pemakaian tajar hidup sebagai media tumbuh tanaman lada.
Di hari kedua, para petani melakukan observasi lapangan. Mereka mengamati kondisi iklim dan lahan, kondisi tanaman, hama dan penyakit, kondisi hara dan fisiologi tanaman, pengamatan sulur untuk bibit, dan pengamatan perbanyakan tanaman. Petani yang dibagi ke dalam dua kelompok mencatat hasil pengamatan dengan rapi. Mereka berdiskusi di tengah kebun, mencari berbagai permasalahan, sekaligus merumuskan solusi. Tak lupa, mengambil contoh tanah, contoh tanaman yang terserang hama dan penyakit, serta mencari gulma dan hama. Di kelas, mereka menuliskan hasil pengamatan untuk dipresentasikan kepada peserta lain. Di hari terakhir, petani melakukan kegiatan praktik pengolahan lahan, penanaman bibit, pemupukan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara mekanik dan kuratif, kimia, secara kultur teknis, pengendalian lingkungan tumbuh, serta praktik penggemburan dan pembersihan area tanaman. “Sekolah Lapang memang intinya observasi, praktik, dan diskusi. Tujuannya adalah membangun wahana komunikasi, pembelajaran, dan rembuk tani yang mengarah ke perbaikan teknik budidaya dan mendorong peningkatan produktivitas,” kata Surapati M. Senin, instruktur Sekolah Lapang Lada dari konsultan pengembangan masyarakat A+ CSR Indonesia. Motivasi dan target Anthon, Ketua Kelompok Tani Lada Berkarya, mendapatkan wawasan dan motivasi dari SL yang baru pertama kali dia ikuti. “Setelah ikut SL ini, saya mau maksimalkan pohon gamal yang ada di kebun untuk saya jadikan tiang hidup. Terutama untuk musim kemarau seperti sekarang, tiang hidup lebih bagus karena bisa melindungi tanaman dari matahari,” kata Anthon yang saat ini masih berkebun lada menggunakan kayu nangka sebagai tajar mati. Anthon semakin yakin menggunakan tajar hidup sebagai tiang lada setelah mendengar keberhasilan rekannya yang sukses memanen 11 karung besar lada kering dari hanya 80 tiang lada. Selain menguntungkan di musim kemarau, tajar hidup juga memangkas biaya pembelian sebesar Rp40.000 per tiang. “Dan yang lebih penting, kita tidak ditangkap polisi gara-gara ambil kayu dari hutan.
S u a s a n a S e k o l a h L a p a n g d i K e c a m a t a n Wa s u p o n d a . F a s i l i t a t o r d a n peserta turun langsung ke kebun untuk membahas teknik budidaya lada ramah lingkungan. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari PTPM PT Vale Program Pertanian Berkelanjutan.
Repot urusannya kalau dipenjara. Hutan juga tidak rusak kalau kita pakai tiang hidup,” lanjut Anthon yang mengikuti SL bersama lima anggota Kelompok Tani Lada Berkarya. Sekolah Lapang juga diikuti calon petani lada. Asella Dadur dari Kelompok Tani Kali Dingin berencana menanam lada. Meskipun belum tahu berapa pohon lada yang akan ditanam, pada Oktober 2018, atau tiga tahun dari pelaksanaan SL, dia ingin menikmati panen yang memuaskan. Berbekal ilmu seputar teknik budidaya lada ramah lingkungan dari Sekolah Lapang dan pengalamannya bertani buah naga, harapan Asella rasanya tidak mustahil.[]
6
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 23 | 2016
Membangun Akses Pasar untuk Petani PTPM Pertanian Berkelanjutan mendorong peran kelompok tani untuk melihat peluang pasar.
S
elain Sekolah Lapang budidaya lada ramah lingkungan, PTPM menyelenggarakan pelatihan bertema “Membangun Akses Pasar dan Bisnis Komunitas”. Pelatihan berlangsung di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model Kecamatan Nuha, diikuti 30 petani lada dan kakao, serta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Pelatihan akses pasar dilakukan agar petani dapat melihat usahanya sebagai sebuah bisnis yang menguntungkan, membangun jiwa bisnis dalam diri petani, serta melatih petani untuk melakukan analisis usaha tani dan melihat peluang pasar. Di awal pelatihan, peserta diajak menggali alasan dan motivasi mereka untuk berbisnis. Jawaban mereka beragam, mulai dari ingin meningkatkan taraf hidup, mengamankan masa depan, hingga membuka lapangan kerja dan ingin menjadi bos. “Cita-cita itu harus besar supaya kita termotivasi untuk mengejar. Selain punya cita-cita besar, kita harus menanamkan cara pandang positif terhadap diri sendiri. Selalu katakan, ‘Saya bisa!’ terhadap segala hal baik yang kita cita-citakan. Pengaruhnya sangat besar. Kalau belum apa-apa kita sudah pesimistis dan mengucapkan kata gagal, maka besar kemungkinan kita akan gagal,” kata Agus Setiaji, fasilitator pelatihan dari A+ CSR Indonesia. Diselingi aneka permainan yang mencairkan suasana, membangun kebersamaan, sekaligus mengasah naluri berbisnis, peserta antusias mengikuti pelatihan dua hari tersebut. Mereka mendapatkan wawasan baru seputar penjualan dan pemasaran, kiat menaikkan posisi tawar di mata pembeli, hingga tahapan membangun cap dagang atau merek.
Kolaborasi Ada dua poin penting untuk membuka akses pasar dan memasarkan produk usaha yaitu pentingnya membangun kepercayaan dan peran kelompok tani. Prinsip no trust, no business (tidak ada kepercayaan, tidak ada bisnis) harus dipegang teguh selama menjalani usaha. “Kepercayaan dari pembeli tidak serta-merta didapat, melainkan sesuatu yang harus dibangun secara perlahan dan terus-menerus. Pembeli yang awalnya hanya membeli kakao 1-2 kg, tapi karena petani bisa konstan memasok dan menjaga kualitas kakao, besar kemungkinan akan ada pembelian jangka panjang dalam jumlah banyak,” kata Agus Setiaji yang biasa disapa Aji. Kelompok tani juga memegang peran vital dalam keberhasilan usaha pertanian dan untuk menekan biaya produksi. Sebagai contoh, harga pupuk untuk tanaman kakao sekitar Rp120.000 per karung. Namun jika petani membeli dalam partai besar, harga bisa lebih murah. Maka agar petani bisa membeli pupuk dalam jumlah banyak, perlu kelompok-kelompok tani, bahkan perlu mendirikan koperasi usaha tani. Keberadaan kelompok tani akan menaikkan posisi tawar di mata pembeli. “Kalau petani menjual kakao dan lada secara pribadi, katakan paling banyak bisa 10 ton dalam satu kali panen, itu pun tidak rutin. Jika sesama petani berkolaborasi dalam sebuah kelompok tani, suplai 100 ton secara rutin tidaklah mustahil. Ketika petani sudah bisa mengendalikan suplai, maka petani tidak lagi dilecehkan oleh pengepul,” kata Aji. Di hari kedua pelatihan, petani dan PPL diajak menyusun rencana bisnis yang akan menjadi panduan mereka untuk menjual dan memasarkan hasil usaha pertanian.
Sebanyak 30 petani kakao dan lada serta penyuluh pertanian mengikuti pelatihan peningkatan akses pasar di BP3K ModelKecamatan Nuha, pada Oktober 2015. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari PTPM PT Vale Program Pertanian Berkelanjutan.
Jiwa bisnis Sugianto, petani kakao dari Desa Manurung, Kecamatan Malili, mendapatkan banyak wawasan baru untuk mengelola 400 pohon kakao miliknya. Meskipun sudah beberapa kali mengikuti Sekolah Lapang budidaya kakao, dia baru pertama kali menjadi peserta pelatihan bertema akses pasar. “Ternyata banyak kebiasaan buruk yang dilakukan petani selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah membeli keperluan tani secara sendiri-sendiri. Saya baru sadar kalau ternyata dengan membeli pupuk secara berkelompok, saya bisa hemat puluhan juta dalam setahun,” kata anggota Kelompok Tani Bersama itu. Sementara Munandar, petani lada anggota Kelompok Tani Mekar dari Kelurahan Malili, merasakan manfaat pelatihan tersebut tidak terbatas pada usaha tani semata. “Materi pelatihan ini bisa diterapkan bagi kami yang ingin berwirausaha di berbagai bidang. Hal paling penting yang saya dapatkan adalah membangun jiwa bisnis dalam diri setiap orang,” kata Munandar yang juga punya usaha percetakan dan toko alat tulis. Membangun jiwa bisnis memang ditekankan dalam pelatihan. Salah satunya melalui praktik lapangan. Se-
luruh peserta diajak berkeliling kompleks BP3K Model dan mengamati aneka fasilitas yang ada, mulai dari area tanaman, kebun bibit, fasilitas pengolahan kompos, dan kolam ikan. Peserta diminta melontarkan ide-ide bisnis dari fasilitas yang mereka amati. “Sudah ada mesin pencacah kompos. Kita bisa buat kompos, lalu kita kemas, dan jual kepada petani. Lombok dan tomat juga bisa kita buat bibit, lalu kita jual ke rumah-rumah. Tanaman serai juga bagus kalau kita olah menjadi herbisida, bisa dijual,” kata Andi Suherman, petani kakao ketua Kelompok Tani Lembo Sejahtera, Kecamatan Wasuponda. Dengan kejelian melihat peluang bisnis, kepercayaan dari pembeli, dan kebersamaan dalam kelompok, akses pasar bagi petani terbuka lebar.[]
Model belajar interaktif diterapkan dalam pelatihan akses pasar. Para peserta diminta menggali ide seputar usaha pertanian untuk didiskusikan secara berkelompok.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 23 | 2016
7
Menyempurnakan Penerapan SRI Organik BP4K mengeluarkan rekomendasi untuk mendukung PTPM Pertanian Berkelanjutan khususnya penerapan teknologi SRI Organik.
Lokakarya hasil penerapan SRI Organik di Kecamatan Malili yang digelar pada Oktober 2015 menghasilkan sejumlah rekomendasi, mulai dari kelembagaan tani, penanganan pasca-panen, hingga sertifikasi. SRI Organik menjadi bagian penting dalam PTPM Program Pertanian Berkelanjutan yang merupakan kemitraan antara PT Vale dan Pemerintah Daerah.
P
enerapan System of Rice Intensification (SRI) Organik sebagai bagian dari PTPM Program Pertanian Berlanjutan telah berjalan lebih dari satu tahun. Dimulai dengan pembelajaran dasar ekologi dan prinsip sistem intensifikasi padi SRI Organik bagi para petani di Kecamatan Towuti dan Wasuponda di awal 2015. Selain petani, tenaga PPL se-Kabupaten Luwu Timur juga mendapatkan pelatihan serupa pada Juni 2015. Petani menerapkan pola tanam SRI Organik di persawahan masing-masing, dan Desa Libukang Mandiri di Towuti dan Desa Ledu-ledu di Wasuponda sebagai area percontohan. Mereka melakukan penyiapan lahan, tanam perdana, pengolahan, bahkan beberapa petani kini sudah menikmati panennya. Beras organik sebagian dijual di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model-Kecamatan Nuha dan beberapa toko kelontong dengan harga Rp15.000 per kilogram. Setelah melewati berbagai tahapan, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Badan Pelaksana Penyuluh, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) menggelar kegiatan lokakarya hasil pembelajaran ekologi tanah dan penerapan SRI Organik. Lokakarya diikuti oleh PPL dan petani kader pada pertengahan Oktober 2015, dan dihadiri perwakilan PT Vale serta fasilitator dari SRI Organik dari Yayasan Aliksa Organik SRI. Lokakarya digelar untuk mendapat gambaran hasil dan
kendala yang dihadapi pada penerapan teknologi SRI musim tanam April-September 2015.
Rekomendasi Manisnya hasil panen padi organik sudah dirasakan oleh petani di Desa Ledu-ledu. Produktivitas lahan padi organik sebesar 5,1 ton per hektar, sedangkan tanaman padi konvensional hanya mencapai 3,6 ton per hektar. Dengan metode SRI Organik, penanaman satu benih menghasilkan 27 hingga 36 anakan, sementara metode konvensional memerlukan 8 benih untuk menghasilkan 20 anakan. Pengamatan akar juga menunjukkan perbedaan. Akar padi organik lebih panjang, tebal, dan kokoh. Kepala BP4K Nursih Hariani menyatakan, pemerintah daerah sangat mendukung dan merekomendasikan penerapan teknologi SRI Organik. “Metode ini menjawab masalah utama yang dihadapi petani, yakni krisis air, tanah yang tidak subur, kelangkaan pupuk, dan kondisi lingkungan yang saat ini mengalami degradasi fungsi tanah. Dengan pola SRI, dihasilkan konsumsi pangan yang sehat,” kata Nursih. Lokakarya SRI Organik menghasilkan delapan rekomendasi. Rekomendasi tersebut dibuat untuk mendukung keberlanjutan penerapan metode SRI Organik agar menjadi lebih sempurna dan menjangkau lebih luas petani di Kabupaten Luwu Timur.[]
Berikut poin-poin rekomendasi yang dihasilkan dalam lokakarya hasil pembelajaran ekologi tanah dan penerapan SRI Organik: 1. Diperlukan kelembagaan petani yang menangani sarana produksi kompos, mikroorganisme lokal (MOL), serta alat pertanian yang efektif. 2. Perlu pengkajian penggilingan beras produk SRI untuk menghasilkan beras yang tidak patah dan penampilannya lebih menarik. 3. Aspek pemasaran yang telah difasilitasi perlu dilanjutkan di seluruh wilayah Kabupaten Luwu Timur dalam bentuk kemitraan resmi. 4. Perlu penerbitan sertifikat organik dari instansi atau lembaga yang berkompeten. 5. Perlu seleksi penyuluh alumni pelatihan SRI Organik dan petani kader untuk dilanjutkan dalam tahapan training of trainer (ToT). 6. Pendampingan program melalui PTPM masih dibutuhkan. 7. Perlu difasilitasi pembentukan komunitas organik. 8. Untuk memotivasi dan memberikan reward bagi penyuluh dan petani alumni SRI, perlu dipikirkan untuk mengadakan SRI Award.
8
SOSOK Verbeek edisi 23 | 2016
Sujito, Peraih PMDM Award 2015 Kategori Penerima Manfaat Terbaik “Sekarang Hidup Saya Sudah Tidak Susah”
D
i usianya yang sudah 55 tahun, Sujito tidak pernah putus harapan. Puluhan tahun hidup serba kekurangan tidak lantas menyurutkan semangat dan kreativitas kakek empat cucu itu untuk merintis usaha dan mengembangkannya. Begitu mendapat bantuan dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM), Sujito sama sekali tidak menyia-nyiakan kesempatan. Berawal dari tiga ekor kambing, kini dia bisa membahagiakan istri dan membangun rumah sedikit demi sedikit. Kerja keras warga Dusun Cinta Damai, Desa Balambano, Kecamatan Wasuponda, itu diganjar penghargaan PMDM Award 2015. Ketika namanya dipanggil sebagai peraih Award kategori Penerima Manfaat Terbaik, kedua matanya tampak berkaca-kaca. Selepas acara penganugerahan, Sujito menghampiri Verbeek dan berkata, “Main ke rumah saya. Nanti saya tunjukkan bantuan PMDM jadi apa saja,” kata dia sembari tersenyum dan menunjukkan trofinya dengan bangga. Berbincang dengan Sujito, Verbeek mendapat banyak inspirasi yang sayang jika tidak kami bagikan kepada pembaca. Berikut petikan perbincangan kami.
Apa pekerjaan Anda saat ini?
Saya peternak kambing. Sekarang kambing saya ada 14 ekor. Saya juga petani sayur dan merica, dan sekarang sedang coba-coba beternak ikan mas.
Mengerjakan semua itu pasti perlu modal. Dari mana modal Anda dapatkan?
Saya ini bersyukur sekali mendapat bantuan kambing dari PMDM. Saya dapat bantuan Rp7 juta untuk membeli
tiga kambing. Harga tiga ekor kambing waktu itu, tahun 2013, Rp8,3 juta. Jadi saya ada swadaya sedikit untuk menutupi kekurangan. Alhamdulillah, setelah saya rawat dan saya tekuni usaha ternak ini, kambingkambing itu sehat dan beranak-pinak. Dari kambing, tidak ada yang terbuang. Kotoran dan urinnya saya bikin jadi pupuk. Pupuk itulah yang bikin seledri, terong, kacang panjang, dan tanaman lain yang saya pelihara bisa berkembang, sehingga bisa dijual untuk tambah-tambah penghasilan. Dari situ, saya tabung sedikit-sedikit uangnya, dan sekarang mau mulai usaha kolam ikan. Bisa dibilang, bantuan kambing itulah modal awal saya untuk mengembangkan usaha.
Jadi hasil jual kotoran kambing yang Anda gunakan untuk membangun rumah?
Karena kegigihan Anda mengembangkan usaha, Anda mendapat penghargaan Iya. Dari 1 kanduk kotoran padat, saya PMDM Award. Apa arti dapat Rp25.000. Per bulan, saya bisa penghargaan ini bagi Anda? dapat lebih dari 40 kanduk. Dari urin kambing saya bisa dapat Rp12.000 sampai Rp17.000 per liter. Manfaatnya besar sekali. Makanya saya rawat betul itu kambing-kambing saya. Saya buatkan kandang ukuran 1x3 meter untuk tiap kambing, dan dalam satu minggu makanan kambing saya variasikan tiga kali. Itu mata pencaharian utama saya, jadi memang harus saya rawat.
Tanaman sayur Anda seluruhnya pakai pupuk kandang?
Sebelum dapat bantuan Iya. Karena itu dagangan saya dibilang kambing, apa pekerjaan Anda? sayuran organik. Saya jual di depan ruSebelum 2013 saya buruh tani dan mah, nanti pelanggan yang datang. Kapemulung. Tidak ada modal sama sekali lau beli pupuk, kan, mahal. Justru yang untuk memulai usaha apapun. organik begini lebih sehat.
Apa yang paling berubah dalam hidup Anda sejak menjadi seorang peternak?
Dulu rumah saya atapnya rumbia, lantainya tanah. Sekarang, saya sudah bisa beli seng tebal untuk atap, bisa pasang lantai dan dinding dari papan. Istri saya bilang bahwa saya harus ganti atap rumah dari hasil jual kotoran kambing untuk kenang-kenangan bantuan PMDM. Kata dia, bantuan itu harus ada bekasnya, ada buktinya. Jadi, ya, saya menurut, saya belikan seng supaya rumah saya agak bagus dan tidak bocor lagi. Nanti pelan-pelan, saya mau buat dinding batu supaya istri makin senang. Saya rasakan betul bahwa hidup saya sekarang sudah tidak susah.
Sebenarnya saya tidak menyangka. Saya berterima kasih sekali atas bantuan PMDM, dan saya bertekad memanfaatkan bantuan ini semaksimal mungkin. Ternyata ada bonusnya, bonus penghargaan. Tentu saja saya senang dan merasa tersanjung. Ini artinya saya harus lebih giat lagi berusaha dan mengembangkan usaha saya, kalau perlu menciptakan lapangan pekerjaan. Saya juga berharap teman-teman yang mendapat bantuan memanfaatkan sebaik mungkin. Semoga apa yang saya lakukan bisa dilihat orang, dan syukur kalau mereka mau mengikuti atau bahkan berbuat lebih.[] Sujito saat menerima trofi PMDM Award 2015 dari Presiden Direktur PT Vale Nico Kanter, Agustus 2015.
WAWASAN Verbeek edisi 23 | 2016
9
Membuat MOL Nasi Berguna sebagai dekomposer atau pengurai bahan organik dan memacu pertumbuhan tanaman.
B
ahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber asupan dan sumber energi untuk mendukung kehidupan dan berkembangbiaknya berbagai jenis mikroba tanah. Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroba dalam tanah mengalami defisiensi karbon sehingga populasi dan aktivitasnya terhambat. Hal itu mengakibatkan proses mineralisasi hara menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman akan terhambat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa limbah panen tanaman pangan dan hortikultura di Indonesia menghasilkan 165 juta ton bahan organik setiap tahun. Namun limbah yang sangat bermanfaat itu kebanyakan hanya dibuang atau dibakar percuma.
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang berusaha mengembalikan semua bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu, limbah pertanian, limbah ternak. Bahan organik itu yang akan memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Limbah organik, seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak, tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah organik harus dihancurkan (dikomposkan) terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tamanan. Proses pengomposan secara alami memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan mikroba dekomposer yang mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. MOL bisa mempercepat pengomposan pupuk kandang menjadi tiga minggu. Mikroorganisme Lokal (MOL) sudah terbukti bermanfaat sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida hayati.[]
Membuat MOL Nasi
Setiap hari kita makan nasi dan kadang nasi yang tidak habis dimakan dibuang begitu saja. Padahal nasi sisa masih bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman ketika diolah menjadi MOL. Berikut bahan dan cara membuat MOL berbahan nasi.
Bahan:
- Nasi - Air - Gula pasir
Alat:
- Wadah kaleng/plastik - Botol bekas air mineral
Cara pembuatan:
1. Kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong. 2. Masukkan bola-bola nasi tersebut ke dalam wadah kaleng atau plastik, tutup rapat. Letakkan wadah berisi nasi basi di tempat yang terkena sinar matahari langsung. 3. Dalam 3 hari, akan tumbuh jamur berwarna kuning, jingga, dan merah. 4. Buat larutan gula dengan cara mencampur dan mengocok gula dengan air dengan perbandingan 1,5 liter air berbanding lima sendok gula pasir. 5. Ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan ke dalam wadah plastik dan campur dengan larutan secukupnya. 6. Biarkan selama 1 minggu. MOL sudah siap pakai apabila tercium bau asam seperti tape yang merupakan hasil fermentasi nasi basi dan gula pasir. 7. Sebelum digunakan, cairan MOL disaring terlebih dahulu dengan kain kasa. Kemudian masukkan cairan bebas ampas ke dalam botol.
10
WAWASAN Verbeek edisi 23 | 2016
Perhatikan Sanitasi Tambak dan Teknik Panen Ikan Bandeng Mangrove di sekitar tambak dapat menjaga suplai udara dan kualitas air tambak yang baik untuk pertumbuhan bandeng
I
kan bolu atau bandeng tidak hanya makanan favorit masyarakat Sulawesi Selatan. Beberapa kabupaten di provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil bandeng terbesar di Indonesia. Sebut saja Sinjai, Jeneponto, Barru, dan Bulukumba yang dikenal sebagai eksportir bandeng ke Taiwan dan China. Termasuk Kabupaten Luwu Timur yang memiliki hamparan tambak bandeng yang produktif. Catatan Badan Koordinasi Investasi Indonesia wilayah Sulawesi Selatan produksi bandeng Luwu Timur mencapai 3.689 ton pada tahun 2013. Produksi bandeng Sulawesi Selatan rata-rata naik 19-24% tiap tahunnya dengan total terakhir mencapai 120 ribu ton (2013). Angka ini cukup mendominasi total produksi bandeng Indonesia yang rata-rata sebesar 395–430 ribu ton per tahun. Bahkan angka tersebut lebih tinggi dari Filipina, negara ASEAN yang juga dikenal sebagai produsen bandeng dunia. Bandeng termasuk ikan budidaya yang telah dikenal sejak lama di Indonesia. Bahkan disebutsebut telah ada sejak abad ke-12 di Pulau Jawa. Namun selama ini, praktik budidaya bandeng masih bersifat polikultur dengan komoditas budidaya lainnya seperti rumput laut Gracilaria dan udang windu. Dalam tulisan kali ini, Verbeek merangkum kiat untuk menjawab persoalan yang paling sering dihadapi pembudidaya bandeng, yakni sanitasi tambak, penanggulangan hama, dan teknik memanen bandeng agar tetap tidak mudah rusak ketika dikirim. Termasuk beberapa hal legalitas dan standar yang diatur pemerintah agar bandeng Anda bernilai tinggi dan sesuai standar nasional.
Kualitas air
Air sebagai ekosistem bandeng perlu menjadi perhatian utama dalam budidaya ikan ini. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan kematian dan gagal panen. Penumpukan bahan organik dari sisa kotoran bandeng menjadi media perkembangan parasit dan bakteri. Perubahan cuaca mendadak, khususnya hujan deras atau turunnya suhu air, dapat mengancam bandeng menderita penyakit pilek. Tanda-tandanya yaitu bandeng menjadi lemah, nafsu makan berkurang, dan warna kulit menjadi pudar. Bakteri yang menimbulkan penyakit adalah vibrio yang menyebabkan ekor busuk. Ciri fisik air yang terkontaminasi limbah dapat dideteksi air yang terlalu berbusa dan plankton berwarna pekat. Hal ini dapat mengakibatkan bandeng lemas dan megap-megap, khususnya pada jam kritis 12 malam-5 pagi. Maka itu, untuk menjamin terpeliharanya kondisi perairan yang baik, kawasan pertambakan sebaiknya memiliki luas mangrove sebesar 50% untuk menjamin daya dukung lingkungan dan keberlanjutan budidaya bandeng. Untuk menjaga kualitas air tambak selama pemeliharaan secara rutin dengan memanfaatkan pasang surut air.
Jika pasang surut air tidak maksimal, pengisian air dapat dibantu dengan pompa air. Mangrove dapat berfungsi meningkatkan kualitas air yang masuk ke tambak (biofilter) serta mengurangi/menetralisir limbah buangan tambak, menangkap partikel halus lumpur sehingga air lebih jernih dan penyediaan makanan alami untuk bandeng/udang yang dibudidayakan, menjaga kepadatan dan kestabilan pematang tambak dan menghasilkan udara yang lebih segar karena mangrove menyerap kabondioksida. Ketentuan penanaman mangrove tersebut juga sesuai dengan regulasi pemerintah. Disebutkan, bila tambak dibuka sebelum tahun 1999 dengan mengkonversi lahan mangrove, maka harus melakukan penanaman mangrove minimal 50% dari lahan kawasan tambak yang ada. Sedangkan tambak yang dibuka setelah tahun 1999 harus dapat membuktikan tambak tersebut tidak merusak hutan mangrove (Resolusi RAMSAR Tahun 1999).
Waspada eutrofikasi
Persoalan air tambak merupakan tantangan yang paling sering dihadapi petani. Salah satunya adalah soal tingkat eutrofikasi (masuknya bahan berbahaya, seperti limbah rumah tangga/ pupuk pestisida) berlebih ke air di area tambak yang kemudian memunculkan penyakit-penyakit yang membahayakan ikan bandeng dan menurunkan kualitasnya. Langkah yang dapat ditempuh untuk menghindari hal adalah memilih lokasi tambak yang jauh dari saluran limbah rumah tangga atau lainnya. Termasuk memiliki radius yang cukup jauh dari tempat pembuangan sampah. Lakukanlah pembersihan sampah organik dan non-organik di sekitar tambak. Bangkai-bangkai hama, seperti siput dan kepiting, sebaiknya jangan dibuang di dekat tambak. Pasalnya, ketika busuk dapat menimbulkan bakteri yang dapat berbahaya bagi bandeng. Tahapan yang tak kalah penting adalah cara memanen bandeng dengan benar. Hal ini penting agar bandeng tetap segar dan tidak mudah busuk ketika diangkut dan dikirim. Lakukan panen di pagi hari saat usus ikan sedang kosong. Hal ini berguna untuk menghindari kerusakan organ pencernaan bandeng. Panenlah bandeng dengan menggunakan jaring dan air tidak dikurangi. Air yang berkurang dapat mengakibatkan bandeng mati di tambak dan sisiknya mudah lepas. Hal ini akan mempercepat bandeng busuk. Usahakan bandeng dipanen dalam keadaan masih hidup, tidak mati di dalam tambak. Terakhir, cucilah bandeng dari lumpur yang melekat dengan menggunakan air bersuhu dingin, kemudian masukkan ke dalam kotak es.[]
Aspek legalitas Usaha yang perlu diperhatikan : 1. Sebaiknya lahan tambak memiliki Surat Tanda Bukti Penguasaan Lahan yang diakui oleh Pemerintah (misalnya; Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Tanah Garapan, Serifikat Hak Guna Usaha, dsb). 2. Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan PER 12/MEN/2007 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan, pembudidaya ikan bandeng wajib memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), kecuali bagi kegiatan yang dilakukan dalam skala kecil dengan luas lahan tertentu. SIUP dapat diperoleh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) atau Kantor Pelayanan Terpadu setempat. 3. Luas lahan yang tidak diwajibkan untuk memiliki SIUP adalah usaha pembesaran non intensif dengan lahan tidak lebih dari 5 hektar. Namun usaha tersebut harus dilengkapi dengan Tanda Daftar Kegiatan Perikanan (TDKP) yang dikeluarkan oleh DKP setempat.
Standar nasional yang berkaitan dengan Bandeng : 1. Terapkan teknologi budidaya sesuai dengan anjuran budidaya ikan yang baik (CBIB) dari Dirjen Perikanan Budidaya serta sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar kualitas yang diakui secara nasional. 2. Anda dapat memperoleh informasi dan melakukan pengurusan Sertifikat CBIB untuk usaha budidaya ikan bandeng dengan menghubungi Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
KREASI Verbeek edisi 23 | 2016
11
Daur Ulang Batok Kelapa
K
elapa memang banyak manfaatnya. Kayunya untuk konstruksi bangunan, daun kelapa dimanfaatkan untuk membuat janur dan kulit ketupat, tulang daunnya bisa dijadikan lidi, sementara air dan daging buahnya menjadi bahan minuman yang menyegarkan. Usai menikmati kesegaran es kelapa, batok atau tempurung kelapa masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan. Modal utamanya hanya dua: Satu butir batok kelapa yang dibelah dua dan kreativitas. Kami sajikan kreasi batok kelapa sederhana untuk inspirasi bagi Anda. Selamat berkarya!
POT BUNGA
Alat dan bahan: - Batok kelapa, belah dua - Bor - Tali - Amplas jika suka
Cara membuat: 1. Belah dua batok kelapa sama besar. Anda bisa mengamplas batok kelapa jika suka. 2. Gunakan bor untuk melubangi bagian samping, masukkan tali, simpulkan. 3. Pot bunga gantung siap menghiasi rumah Anda.
ALAT MUSIK
Dengan alat, bahan, dan cara membuat yang sama dengan pot bunga, Anda bisa mengkreasikan alat musik sederhana untuk dijadikan mainan anak. Cara memainkannya pun sangat praktis. Dua batok kelapa bisa saling ditepukkan seperti sedang bertepuk tangan atau diketukkan ke lantai. Suara yang dihasilkan mirip tapak kuda. Kreatif dan seru!
WADAH PERHIASAN Alat dan bahan: - Batok kelapa, belah dua - Amplas - Bor - Engsel - Engsel gembok - Gembok kecil - Sekrup dan obeng - Spidol - Vernis dan kuas, jika suka
Cara membuat: 1. Setelah batok kelapa dibelah dua sama besar, gunakan amplas untuk menghaluskan permukaan. Jika suka, Anda bisa mengoleskan vernis pada batok kelapa. 2. Ambil engsel, letakkan dalam posisi yang Anda inginkan lalu tandai lubang dengan spidol. Lakukan hal yang sama untuk engsel gembok. Kemudian lubangi bagian yang sudah ditandai menggunakan bor. 3. Pasang engsel dan engsel gembok menggunakan sekrup dan obeng.
12
DOKTER Verbeek edisi 23 | 2016
Kenali, Hadapi, dan Kelola Stres Oleh dr Kristiawan Basuki Mkes, Occupational Health Specialist RS PT Inco
P
enyakit jantung dan pembulu darah (kardiovaskular) masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2012 menyebutkan, 31% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dengan jumlah 17,5 juta orang meninggal dunia. Bahkan pada 2030 diperkirakan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat menjadi 23 juta. Selain dipicu konsumsi makanan tidak sehat, risiko penyakit kardiovaskular disumbangkan oleh stres atau tekanan jiwa. Bentuknya beragam, misalnya depresi, suasana hati (mood) cepat berubah, pikiran negatif, gangguan tidur, dan sebagainya. Gejala fisiknya, antara lain, otot kaku dan nyeri, nyeri lambung, atau peradangan kronis pada kulit. Anda merasakan gejala-gejala di atas? Hati-hati, barangkali stres tengah merundung Anda!
Normal asal dalam kadar wajar
Stres adalah reaksi psikologis dan fisik yang normal terhadap dinamika kehidupan. Proses stres terjadi ketika otak yang terprogram dengan sistem alarm pelindung tubuh mulai merasakan ancaman. Saat itulah sinyal tubuh melepaskan ledakan hormon sebagai tanggapan atas tekanan yang dihadapi. Gejalanya seperti disebut di atas: depresi, otot kaku dan nyeri, nyeri lambung dan lainnya. Tidak ada yang salah dengan stres. Mekanisme ini dibutuhkan agar kita tetap termotivasi dan antusias menjalani hidup. Tentunya dalam kadar yang wajar. Stres yang berkepanjangan tentu akan merusak kesehatan. Salah satunya memicu penyakit kardiovaskular. Saat kita berada di bawah tekanan, hormon adrenalin dan kortisol serta kandungan kimia di dalamnya dilepaskan ke dalam tubuh. Lepasan itu memicu peningkatan tekanan darah dan mendorong pembekuan darah di arteri, yang dapat memicu serangan jantung. Terlebih jika kita sudah memiliki timbunan lemak di dinding arteri. Ada berbagai cara individu ketika menghadapi stres. Tak sedikit yang melampiaskannya dengan merokok atau mengonsumsi alkohol. Ini tentu bukan cara yang sehat, karena rokok maupun alkohol juga meningkatkan risiko penyakit jantung.[]
MENGELOLA STRES Beberapa cara bisa dilakukan untuk menghadapi stres, antara lain: 1. Melakukan manajemen stres. Manajemen stres berfungsi sebagai alat untuk memasang kembali sistem alarm Anda. Dimulai dengan belajar mengidentifikasi masalah sekaligus menerapkan solusinya. Cari tahu penyebab stres yang Anda rasakan—misalnya tekanan pekerjaan, keluarga, atau keuangan. Setelah mengetahui apa yang menjadi pokok permasalahannya, susunlah strategi untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Memang mengubah kondisi tak semudah membalik telapak tangan, namun dimungkinkan dengan dukungan dari orang-orang terdekat (keluarga, sahabat) atau konseling dengan ahli psikologi. 2. Jangan lupa lakukan relaksasi. Praktikkan sikap positif dan jangan ragu melakukan self-talk atau berdialog dengan diri sendiri. Ini akan mengingatkan kemampuan diri Anda dalam mengontrol dan menangani kesulitan. Misalnya katakan pada diri sendiri, “Saya kuat dan bisa menangani permasalahan ini.” 3. Belajar untuk bersabar. Katakan pada diri sendiri untuk tidak bereaksi pada isu-isu kecil yang
bisa diabaikan. Bergabunglah dalam kelompok atau organisasi sosial, menjadi relawan, dan bersosialisasi dengan orang lain, terutama yang bisa memperbaiki suasana hati dan meredakan stres.
4. Berolahraga. Beberapa jenis olahraga mampu melepaskan hormon serotonin, yakni hormon yang membuat seseorang merasa senang dan positif. Kadar serotonin muncul diawali peningkatan kadar triptofan yang akan bertahan setelah selesai berolahraga. Tritofan menjaga perasaan nyaman berlangsung selama beberapa jam setelah berolahraga. Olahraga juga bisa menambah kepercayaan diri dan membantu berpikir positif. Penelitian di Inggris menemukan, pelepasan serotonin yang terus-menerus terkait dengan olahraga yang teratur dan nyaman, bukan olahraga yang melelahkan. 5. Tekuni kembali hobi Anda. Hobi bisa memicu perasaan gembira dan meredakan stres.
6. Konsumsilah makanan sehat. Makan juga bisa menjadi aktivitas yang meredakan stres, tapi pi-
lihlah makanan yang sehat. Belajarlah mengembangkan pola makan seimbang dan sehat, sehingga Anda akan mendapatkan tubuh maupun pikiran yang sehat.
7. Tertawalah. Tahukah Anda kalau tertawa itu obat stres yang paling mudah dan murah? Saat tertawa, tubuh akan melepaskan hormon antistres, yakni kortisol dan adrenalin. Pelepasan ini membantu menurunkan tekanan darah. Salah satu dampak positif tertawa adalah aktifnya sistem kardiovaskular tubuh berkat lancarnya aliran darah. Tertawa saat menanggapi lelucon, misalnya, juga menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
8. Carilah bantuan dokter atau psikolog. Bantuan yang bersifat profesional harus segera dilakukan jika stres semakin berat dan berkepanjangan, yang kerapkali berujung pada depresi atau penyakit jantung. Mari hadapi dan tangani stres dengan cerdas demi jantung yang sehat!
GALERI FOTO Verbeek edisi 23 | 2016
13
GALERI FOTO
Tim SD P fasilita PT Vale bersa s m akhir J genset untuk a Fasilitator anuari 2016 s listrik rumah PMDM-Kabup at ilam. warga di Desa en mengunju ng Tole, K ecamat i an Tow u
bidan dan r posyandu, an bagi kade da. Pelatihan yang m a n a n i l a s r pe supon n sosialisasi ari 2016. c a m a t a n Wa Pelatihan da o, akhir Janu umpanai, Ke ari Desa Par Ide, Sorowak d i i a y t a n b a P n i u d k u n d ka DM ini diada didukung PM
ti,
Sekolah Lapang (SL) budidaya lada ramah lingkungan di Desa LeduL e d u , K e c a m a t a n Wa s u p o n d a , O k t o b e r 2 0 1 5 , d i s e l i n g i d e n g a n m a t e r i tentang peningkatan akses pasar. SL dilakukan di tengah kebun dengan s u a s a n a b e l a j a r y a n g s a n t a i d a n i n t e r a k t i f.
sa pemuda De kan untuk n tersebut yang diada a s t a a i t r g e e k K . g 2015 asitas. daur ulan , Oktober katan kap Pelatihan atan Nuha 15 di sektor pening m a c e K , o Sorowak MDM 20 gian dari P menjadi ba
Momen yang tertangkap kamera sepanjang pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki foto-foto yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email
[email protected] (ukuran foto minimal 500KB). Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.
Pengrajin a ny memberi du aman teduhu di Desa N kungan ber upa pelatih uha, Kecamatan Nuha kerajinan k . PMDM an dan prom ha osi untuk p wanita ters s berbahan baku perd roduk u liar dan d ebut. igarap oleh kelomp
ok
14
EVENT Verbeek edisi 23 | 2016
Padi Luwu Timur Makin Produktif Panen raya di Tomoni dan kunjungan Gubernur ke demplot SRI Organik.
G
ubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Luwu Timur melakukan panen raya padi di Kecamatan Tomoni, 2 November 2015. Panen dilakukan bersama Plt. Bupati Luwu Timur, Irman Yasin Limpo, anggota DPR, Markus Nari, Pelaksana tugas Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel, Fitriani, Ketua DPRD Luwu Timur, Amran Syam beserta unsur muspida Luwu Timur lainnya. Padi yang dipanen jelang penghujung tahun itu merupakan hasil program swaswembada pangan pemerintah melalui Upaya Khusus (Upsus) yang dilaksanakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perternakan Luwu Timur. Syahrul Yasin Limpo menyampaikan rasa bahagia dan bangga bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan para petani yang merupakan pejuang ketahanan pangan. Di depan para petani, Gubernur menyampaikan bahwa pada 2015 Presiden Joko Widodo mencanangkan swasembada padi dalam kurun waktu tiga tahun. “Kita harus berbahagia karena mampu panen raya di tengah musim kemarau panjang yang melanda Indonesia,” ujar Syahrul menyemangati para petani. Dari data lahan jumlah keseluruhan lahan yang mengalami kekeringan di Sulsel yakni 16 ribu hektar. Tapi lahan yang bisa olah dalam pertanian seluas 27 ribu hektar. “Sejauh ini luas lahan panen yang terganggu akibat kekeringan mencapai 16 ribu hektar. Namun, lahan kering tersebut mampu ditutupi dengan lahan basah
seluas 27 ribu hektare yang bisa dimanfaatkan untuk lahan tani padi,” katanya. Plt. Bupati Luwu Timur Irman Yasin Limpo menyebutkan bahwa produktivitas tanaman padi di Luwu Timur naik dari 7,12 ton per hektar tahun 2014 menjadi 7,24 ton per haktar pada 2015. Pada kesempatan tersebut Gubernur Sulawesi Selatan menyerahkan bantuan alat alat pertanian berupa corn sealer, trans planter, hand tractor, mini combine harvester, traktor roda empat, pompa air, penggilingan padi, serta motor penyuluh.
Metode SRI Organik
Selain melakukan panen raya secara simbolis dan berdialog dengan para petani di Tomoni, Gubernur Sulsel juga mendengarkan presentasi petani seputar budidaya padi dengan pola System of Rice Intensification (SRI) Organik. Budidaya padi ramah lingkungan merupakan bagian dari Program Pertanian Berkelanjutan, kegiatan unggulan kerja sama Pemerintah Daerah dan PT Vale dalam kerangka Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). I Made Gubardika, Ketua Kelompok Tani (KT) Kembang Sari, mengatakan bahwa area sawahnya tahun ini bebas hama setelah menerapkan pola SRI Organik. “Tanah dan ekosistem di dalamnya menjadi lebih sehat. Musuh-musuh alami datang lagi sehingga tidak ada hama. Ujung dari semua itu adalah peningkatan produksi,” kata Made. Dia menambahkan, padi organik bisa menghasilkan sekitar 30-50 anakan dari bibit tunggal. Lebih
kimia yang merupakan hasil olahan tanaman Petani dan PPL menunjukkan beras non-bahan ikan produktivitas dari teknik budidaya ramah a n e k n a k a s a r e padi pola SRI Organik. Mereka m lingkungan tersebut.
banyak dibandingkan padi dengan pola tanam konvensional yang menghasilkan 15-20 anakan dari bibit jamak. Di tahun pertama penanaman padi organik, petani menyadari bahwa biaya yang diperlukan besar. “Kami harus memperbaiki tanah sehingga perlu banyak bahan organik dan tenaga kerja yang diperlukan juga banyak. Itu perlu biaya besar. Tapi di tahun-tahun selanjutnya, kami berharap kondisi tanah semakin baik, semakin sehat, jadi tidak perlu keluar uang terlalu banyak untuk perbaikan tanah. Saat itulah kita bisa melihat perbedaan pola SRI dan konvensional. Kalau konvensional, tanah semakin rusak, biaya makin lama justru semakin banyak,” kata Made. Di musim tanam 2015, belum banyak petani di Tomoni yang menerapkan metode SRI Organik. Dari KT Kembang Sari, baru Made dan empat orang anggota yang bertani menggunakan pola ramah lingkungan tersebut. Mereka adalah para petani kader yang pernah mengikuti pembelajaran dasar ekologi dan prinsip dasar SRI Organik yang digelar oleh Tim Koordinasi PTPM pada Juni 2015. “Tahun 2016, ada beberapa anggota lain yang tertarik menanam padi organik. Semoga setiap tahun peminat SRI semakin bertambah,” kata Made. Tumidi, anggota Kelompok Tani Sido Makmur, mengatakan bahwa kelebihan budidaya ramah lingkungan adalah tidak ada istilah sampah. “Semua yang ada di sekitar kita bisa dimanfaatkan, bahkan yang semula kita bilang sampah seka-
rang jadi bermanfaat. Jerami, air cucian beras, daun-daun, dulu dibuang atau dibakar. Sejak kami kenal SRI, tidak ada yang kami buang percuma. Bahkan ampas MOL (mikro organisme lokal, red) saja masih terpakai,” kata Tumidi yang menggarap sawahnya seluas 1 hektar dengan metode SRI Organik.[]
A n g g o t a K e l o m p o k Ta n i y a n g m e n e r a p k a n p o l a tanam SRI Organik mempresentasikan teknik budidaya padi ramah lingkungan di depan Gubernur Sulsel dan Plt. Bupati Lutim.
JENDELA Verbeek edisi 23 | 2016
15
Budaya Lokal Berlabel Global Apa saja yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat agar warisan budaya lokal bisa mendapat pengakuan UNESCO?
Ta r i R e j a n g a d a l a h s e b u a h t a r i a n k e s e n i a n B a l i y a n g d i t a m p i l k a n s e c a r a k h u s u s o l e h perempuan dan untuk perempuan. Biasanya pagelaran tari Rejang diselenggarakan di Pura dalam sebuah upacara adat atau upacara keagamaan Hindu Dharma.
I
ndonesia mendapat kabar gembira dari Namibia, Desember silam. Pasalnya, Komite Warisan Budaya Tak Benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) ketika itu sedang menggelar sidang ke-10 penetapan daftar terbaru Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Hasilnya, sembilan tarian Bali masuk dalam daftar yang juga disebut sebagai UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Kesembilan tarian Bali yang diakui sebagai warisan dunia tersebut adalah Tari Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara (Kategori Tarian Sakral); Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong (Kategori Tarian SemiSakral); dan tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket “Kuntisraya” (Kategori Tarian Hiburan). Dengan label tersebut, diharapkan inskipsi tersebut juga meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan nilai-nilai luhurnya serta semangat melestarikan budayanya di masa mendatang. Di sidang penetapan tersebut, Delegasi Indonesia memaparkan dan mempresentasikan sejumlah dokumentasi tertulis dan video sembilan tarian Bali di depan Komite. Termasuk menyiapkan penampilan tarian secara langsung. Namun pertunjukan tidak jadi digelar karena kondisi tidak memungkinkan. Dari hasil tersebut, daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang diakui dunia bertambah menjadi delapan. Daftar sebelumnya berupa wayang (2008), keris (2008), batik dan program Pendidikan dan Pelatihan Batik di Museum Batik, Pekalongan (2009), angklung (2010), tari Saman (2011), dan yang terakhir Noken Papua (2012). Proses pengusulan tari Bali ke UNESCO tersebut merupakan jalan panjang Pemerintah Indonesia serta masyarakat Bali selama tiga tahun. Semula dimotori Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan didukung elemen masyarakat, kelompok budaya, ahli dan pelaku seni tari di Bali untuk menghimpun berbagai informasi terkait sembilan tarian tersebut. Kemudian naik kelas mendapat dukungan dari pemerintah pusat untuk menuju ke Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
“Untuk mengusulkan sesuatu sebagai Warisan Budaya Tak Benda di UNESCO tidak hanya menghimpun informasi lisan, namun juga tulisan, dokumentasi visual dan dokumen lainnya seperti tanda tangan elemen masyarakat yang terlibat. Jadi hal ini merupakan pekerjaan bersama pemerintah dan masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Prof. Kacung Marijan. Bila hal itu telah terpenuhi, penilaian selanjutnya dilakukan Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui uji petik kelayakan budaya tersebut. Bila dinyatakan memenuhi persyaratan baru naik level untuk diajukan ke UNESCO. Sedangkan pertimbangan UNESCO untuk menetapkan budaya suatu negara layak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia, misalnya budaya tersebut memiliki makna universal, negara yang mengajukan punya program atau perencanaan untuk pelindungan budaya tersebut, program pengembangan dan pemanfaatan budaya tersebut dengan melibatkan masyarakat. Potensi besar Kriteria tersebut yang kemudian mengantarkan usulan Indonesia diterima sebagai Warisan Budaya Tak Benda seperti tarian Saman. “Meski tarian tersebut berasal dari Aceh. Namun siswa-siswa sekolah di seluruh Indonesia, mengetahui menyukai dan bisa memperagakan tarian tersebut. Itu artinya budaya tersebut memiliki arti universal dan ada program pemanfaatan budaya dengan melibatkan masyarakat,” tambah Kacung Marijan. Dari sisi pihak negara yang mengajukan usulan, warisan budaya tak benda ini berfungsi sebagai pelestarian budaya sekaligus melindungi budaya tersebut agar tidak diklaim negara lain. UNESCO juga menetapkan kategori warisan budaya tak benda yang terdiri dari seni pertunjukan, perilaku sosial, ritual, acara festival, kearifan lokal yang mendukung pelestarian alam, kearifan lokal yang berbasis keahlian tertentu dan kemampuan membuat kerajinan tangan. Bagi Indonesia yang memiliki demografi sebanyak 1.128 suku yang tersebar di 17 ribu pulau lebih, po-
To p e n g S i d a k a r y a a d a l a h p e l e n g k a p u p a c a r a d a n e k s p r e s i s e n i k e b u d a y a a n H i n d u . Ta r i a n s a k r a l t e r s e b u t d i n o b a t k a n s e b a g a i Wa r i s a n B u d a y a Ta k B e n d a U N E S C O .
tensi warisan budayanya untuk mendapat pengakuan dunia tentulah sangat besar. Namun yang perlu dilakukan adalah membudayakan pendokumentasian, regenerasi dan program pelestarian yang sistematis terhadap warisan budaya tersebut di kalangan masyarakat, termasuk pemerintah. Dari catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2015, kementerian telah berhasil mencatatkan 121 karya budaya dari 34 provinsi di Indonesia. Hal ini menambah panjang daftar budaya Indonesia menjadi 4.970 warisan dari seluruh provinsi di Indonesia terhitung sejak 2009 hingga 2015. Tentunya dengan adanya pencatatan ini, juga membuka peluang warisan budaya Indonesia masuk dalam daftar UNESCO kian besar nantinya. []
Tari Baris Upacara identik sebagai tari kaum lelaki. Menurut catatan sejarah, tari baris diperkirakan telah ada pada pertengahan abad ke-16.
UNESCO menetapkan Warisan Budaya Dunia berdasarkan makna universal, program pelindungan budaya yang dimiliki suatu negara, dan program pengembangan yang melibatkan masyarakat.
16
EVENT Verbeek edisi 23 | 2016
Pelatihan bagi Perajin Rotan Desa Kawata
I
ndonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. Diperkirakan 80% bahan baku rotan yang didistribusikan ke seluruh dunia berasal dari Indonesia. Daerah penghasil rotan tersebar
di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Di Desa Kawata, Kecamatan Wasuponda, masih banyak tanaman rotan yang tumbuh di hutan dan area perkebunan milik masyarakat. PMDM memberi dukung-
Kuis
an terhadap perajin hasil hutan non-kayu tersebut melalui pelatihan peningkatan kapasitas yang dilaksanakan pada akhir Februari 2016 di bengkel Kelompok Usaha Meubel Ricak.
E K A - T E K I
T
7 1
2
5
11 12
14
15
16
I L A N
G
6
9 10
PMDM memberi dukungan terhadap peajin hasil hutan non-kayu
Mendatar
3
4 8
S
Pelatihan terebut bertujuan untuk menambah keterampilan warga Desa Kawata dalam mengolah tanaman rotan menjadi kursi, meja, dan perkakas lainnya. Rotan merupakan jenis bahan yang kuat dan tahan lama sehingga cocok dijadikan bahan baku perkakas rumah tangga. Pelatihan diikuti 5 orang perajin dari Desa Kawata yang didampingi oleh Penyedia Layanan (PL), anggota Komite Desa, KPMD, dan Fasilitator Kecamatan Wasuponda. Instruktur Niko dan Marthen Sule merupakan perajin senior yang telah lama berkecimpung dalam usaha kerajinan rotan. Diharapkan pasca-pelatihan itu peserta lebih terampil dalam membuat mebel berbahan rotan sehingga dapat dijual dan dipasarkan sehingga dapat menopang perekonomian rumah tangga. (Laporan & foto: Adolfina Sambo)[]
13
2. Suku yang tinggal di daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara 5. System of Rice Intesification (disingkat) 11. Alat komunikasi 14. Jenis logam yang berfungsi sebagai konduktor listrik terbaik 15. Pemberian vaksin 16. Profesi hukum yang bertugas sebagai pembela 18. Salah satu varietas bibit padi unggulan 19. Material pondasi bangunan yang juga sebagai perekat pasir
Menurun
17
18 19
Kirimkan jawaban melalui email
[email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi. Nama-nama pemenang kuis diumumkan melalui Facebook Tabloid Verbeek.
1. Alat transportasi udara 3. Wisata pertanian dan perkebunan 4. Jenis olahraga sepak bola yang dimainkan di lapangan kecil 6. Pungutan oleh pemerintah daerah sebagai balas jasa 7. Pengairan sawah 8. Rumah makan 9. Alat pengukur suhu 10. Pupuk yang terbuat dari kotoran hewan 12. Alat pencetus api di mesin kendaraan 13. Gunung tertinggi di Sulawesi yang berada di Kabupaten Enrekang 17. Kartu Tanda Penduduk (disingkat)