PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGGUNAAN DISASTER COMIC (DIS-CO) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN, MINAT, DAN PERILAKU SISWA SEKOLAH DASAR TERKAIT KEBENCANAAN
BIDANG KEGIATAN: PKM-GT
Diusulkan oleh: Harin Hidayahturochmah
22020110141064
Angkatan 2010
Prima Khairunisa
22020111130065
Angkatan 2011
Hana Adilah
22020111130072
Angkatan 2011
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
HALAMAN PENGESAHAN USUL 1. Judul Kegiatan : Penggunaan Disaster Comic (Dis-Co) Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman, Minat, dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Terkait Kebencanaan 2. Bidang Kegiatan : ( )PKM-AI ( √)PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Harin Hidayahturochmah b. NIM : 22020110141064 c. Fakultas / Jurusan : Kedokteran / Ilmu Keperawatan d. Universitas : Diponegoro e. Alamat Rumahdan No.Telp : Jl. Arsantaka Rt 02 Rw 03 Arcawinangun Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas 53113 / 085726355168 f. Alamat Email :
[email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Ns. Muhammad Mu’in, M.Kep b. NIP :19771004 200501 1 004 c. Alamat Rumah dan No.Telp : Jl. Sumurboto I No. 24 Semarang / 08569990510 Semarang, 27 Februari 2012 Menyetujui, Plt. Ketua PSIK FK UNDIP
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Agus Santoso, S.Kp., M.Kep) NIP. 19720821 199903 1002
(Harin Hidayahturochmah) NIM. 22020110141064
Pembantu Rektor III Universitas Diponegoro,
Dosen Pembimbing,
(Drs. Warsito, SU) NIP. 19540202 198103 1 014
(Ns. Muhammad Mu’in, M.Kep) NIP.19771004 200501 1 004
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, karya tulis yang berjudul “PENGGUNAAN DISASTER COMIC (DIS-CO) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN, MINAT, DAN PERILAKU SISWA SEKOLAH DASAR TERKAIT KEBENCANAAN” ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Muhammad Mu’in, M.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah berperan besar dalam pembuatan karya tulis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di Program Studi Ilmu Keperawatan dan semua pihak yang terkait dalam memberi inspirasi dan semangat untuk menyelesaikan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat dalam pengembangan riset dan menjadi solusi bangsa sehingga mendorong generasi muda untuk terus berinovasi dan berpikir kritis terhadap berbagai permasalahan yang ada.Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Semarang, 27 Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................. Halaman Pengesahan Usul.............................................................................. Kata Pengantar................................................................................................. Daftar Isi......................................................................................................... Daftar Gambar.................................................................................................. Ringkasan......................................................................................................... PENDAHULUAN Latar Belakang.................................................................................................. Tujuan.............................................................................................................. Manfaat............................................................................................................ GAGASAN Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan................................................................ Solusi yang Pernah Ditawarkan........................................................................ Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diatasi................................................ Pihak - Pihak yang Dipertimbangkan............................................................... Langkah - Langkah Strategis........................................................................... KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan................................................................................... Teknik Implementasi........................................................................................ Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh................................................................ DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................
i ii iii iv v vi 1 2 3 3 5 5 6 7 8 8 9 10 11
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Grafik Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Belajar dengan Media Komik................................................................................. Gambar 2. Grafik Sebaran Kejadian Bencana dan Korban Meninggal per Jenis Kejadian Bencana.................................................................. Gambar 3. Sketsa Manual Cover Disaster Comic Seri “Vol.1 Ketika Banjir Menghadang”.................................................................................
2 4 8
RINGKASAN
Angka kejadian bencana alam yang melanda Indonesia sangat tinggi, yaitu mencapai 1.598 pada tahun 2011. Tercatat 75% dari bencana tersebut adalah bencana hidrometeorologi dengan presentase banjir 403 kejadian, kebakaran 355 kejadian dan puting beliung 284 kejadian. Sedangkan dari jenis bencana geologi, gunung meletus terjadi sebanyak 4 kali (0,2%), gempa bumi 11 kali (0,7%) dan tsunami sebanyak 1 kali (0,06%) (www.investor.co.id). Upaya untuk mengurangi resiko bencana adalah dengan menggalakan dimasukkannya pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana sebagai bagian yang relevan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat serta menggunakan jalur formal dan informal. Cara tersebut dapat meminimalisir risiko bencana alam dalam jangka panjang (Priyono, 2007). Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada tahun 2011 menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah masih sebatas pada pengetahuan tentang fenomena-fenomena alam yang dapat menimbulkan bencana dan belum mengetahui cara PRB (TDMRC-Unsyiah, 2011). Kondisi tersebut dikarenakan efektivitas pendidikan bencana alam di sekolah yang masih rendah. Pusat Studi Bencana Universitas Gajah Mada menemukan bahwa hanya 60% materi kebencanaan yang dapat diserap oleh siswa setingkat SD, SMP, dan SMA . Artinya, sekitar 40% materi tidak dapat diserap oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh kualitas materi yang monoton dan proses penyampaian yang tidak menarik atau kurang variatif (Inayati, www.esmartschool.co.id). Mengacu pada permasalahan-permasalahan terkait pendidikan kebencanaan, kami memiliki gagasan untuk membuat sebuah inovasi dalam penyampaian materi bencana alam untuk siswa sekolah dasar berbentuk Disaster Comic (Dis-Co). Penggunaan komik sebagai media pembelajaran siswa sekolah dasar dianggap efektif, karena menggabungkan gambar dan tulisan yang dikemas dalam alur cerita sehingga memudahkan siswa untuk menangkap dan mengingat informasi yang disampaikan. Disaster Comic diimplementasikan melalui beberapa tahapan, antara lain (1) tahap pembuatan ide cerita yang disesuaikan dengan usia siswa sekolah dasar, (2) tahap pembuatan sampel Dis-Co bekerjasama dengan ahli pembuatan komik dan percetakan, (3) tahap peluncuran sampel bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) untuk menyosialisasikan Dis-Co ke sekolah dasar dan perpustakaan daerah, (4) tahap pendistribusian sampel ke sekolah dasar dan perpustakaan daerah agar siswa dapat menikmati Dis-Co secara langsung, (5) Tahap evaluasi terhadap tingkat pemahaman dan penyerapan materi pendidikan bencana, serta daya tarik komik sebagai media pembelajaran di kalangan siswa sekolah dasar. Melalui Dis-Co yang disediakan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah, siswa sekolah dasar dapat memperoleh materi kebencanaan dengan cara yang disukai, sehingga penyerapan materi lebih maksimal.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak di tiga lempeng tektonik dunia. Bagian selatan Negara Indonesia terdapat lempeng Australia, di bagian barat terdapat lempeng Euro-Asia, sedangkan bagian timur terdapat lempeng Samudra Pasifik (Kodoatie, 2010). Posisi tersebut menjadikan Negara Indonesia termasuk dalam negara yang rawan bencana. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tahun 2011 terjadi 1598 bencana di Indonesia. 75% diantaraya adalah bencana hidrometeorologi dengan presentase banjir 403 kejadian, kebakaran 355 kejadian dan puting beliung 284 kejadian. Jumlah korban meninggal dan hilang akibat bencana tersebut mencapai 834 jiwa, korban mengungsi berjumlah 32.361 jiwa, rumah rusak berat 15.166 unit, rusak sedang 3.302 unit, dan rusak ringan 41.795 unit. Sedangkan dari jenis bencana geologi, gunung meletus terjadi sebanyak 4 kali (0,2%), gempa bumi 11 kali (0,7%) dan tsunami sebanyak 1 kali (0,06%) (www.investor.co.id). Bencana-bencana yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam, maupun faktor manusia menimbulkan berbagai risiko bencana. Dampak yang akan terjadi pasca bencana dapat berupa dampak langsung seperti kehilangan anggota keluarga, tempat tinggal, tempat usaha, lahan pertanian, dan infrastruktur. Dampak tidak langsung berupa hilangnya mata pencaharian atau hilangnya tulang punggung keluarga (LIPI, 2008). Sedangkan akibat hilangnya tempat tinggal dan sarana penunjang kesehatan memudahan transmisi penyakit dan menurunkan status kesehatan para korban. Bencana juga menimbulkan dampak psikologis, yaitu adanya perubahan terhadap psikis seperti perubahan perilaku, marah, panik, kacau, trauma, sedih, dan cemas akan masa depan (Purnomo, 2010). Risiko-risiko bencana tersebut seharusnya dapat diantisipasi terlebih dahulu sebelum bencana terjadi. Bencana dapat diredam secara berarti jika masyarakat mempunyai informasi yang cukup dan didorong pada budaya pencegahan dan ketahanan terhadap bencana. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha yang salah satunya dengan menggalakan dimasukkannya pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana sebagai bagian yang relevan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat serta menggunakan jalur formal dan informal lainnya untuk menjangkau pemuda dan anak-anak sekolah dasar dan TK. Cara tersebut dapat meminimalisir risiko bencana alam dalam jangka panjang (Priyono, 2007). Berdasarkan penelitian dari Pusat Studi Bencana Universitas Gajah Mada menunjukkan bahwa persentase serapan materi pendidikan bencana geologi yang diberikan dalam kurikulum resmi di sekolah setingkat SD, SMP, dan SMA kurang dari 60%. Artinya, sekitar 40% materi tidak dapat dipahami dengan baik oleh siswa (Inayati, www.e-smartschool.co.id). Hal ini disebabkan oleh kualitas materi yang monoton dan proses penyampaian yang tidak menarik atau kurang variatif. Maka dari itu diperlukan sebuah model pembelajaran baru yang dapat menarik minat siswa terhadap pendidikan tanggap bencana.
Konteks materi kebencanaan saat ini dituangkan dalam buku pelajaran (text book) dan disatukan di kurikulum sekolah. Namun pembelajaran dengan textbook ini tidak mengupas materi kebencanaan secara menyeluruh. Selain itu proses belajar menggunakan textbook kurang menarik dan sulit dipahami siswa. Hasil survei yang dilakukan oleh Alkhosim menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media komik lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa dari pada menggunakan textbook. Terdapat perbedaan nilai yang mengarah ke perbaikan sebesar 3,01879 (Gambar 1) dari pembelajaran sebelum menggunakan komik dan sesudah menggunakan komik (Alkhosim, www.repository.ipb.ac.id). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media komik lebih efektif dibandingkan dengan metode lain.
Gambar 1 Grafik Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Belajar dengan Media Komik Sumber : www.repository.ipb.ac.id Menurut Scoutt McCloud, komik adalah gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respons estetik bagi orang yang melihatnya. Komik tidak hanya berfungsi sebagai bacaan hiburan saja, tetapi juga sebagai bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Perpaduan antara gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita membuat informasi lebih mudah diserap (Waluyanto, 2010). Mengacu pada fakta-fakta di atas, kami memiliki gagasan untuk menghadirkan Disaster Comic (Dis-Co) sebagai salah satu media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai pendidikan bencana. Selain menarik untuk dibaca, Dis-Co merupakan sarana yang mengasyikkan bagi siswa untuk mempelajari tanggap bencana dan mengembangkan minat baca siswa.
Tujuan Umum Menjelaskan cara meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar terhadap materi pendidikan tanggap bencana yang diterapkan di sekolah.
Khusus 1. Memberikan gagasan baru mengenai model pembelajaran tanggap bencana untuk anak- anak. 2. Menjelaskan cara meningkatkan efektivitas penyerapan informasi dan materi pendidikan bencana. 3. Menjelaskan cara mengembangkan minat baca pada siswa sekolah dasar.
Manfaat Negara 1. Meminimalisir angka kejadian bencana alam yang terjadi akibat kesalahan manusia 2. Meminimalisir risiko dampak yang ditimbulkan pasca bencana terjadi 3. Menurunkan angka korban jiwa dalam bencana-bencana yang terjadi di Indonesia Pendidik 1. Memudahkan pemberian pendidikan tanggap bencana pada siswa 2. Memberikan metode pembelajaran baru yang menarik dan efektif yang dapat diterapkan untuk mata pelajaran lain 3. Memberikan masukan tentang strategi penyampaian baru mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana alam. Siswa Sekolah Dasar 1. Menyediakan fasilitas untuk menambah pengetahuan mengenai bencana sekaligus sebagai hiburan yang menyenangkan 2. Mengembangkan hobi membaca siswa dalam belajar tanggap bencana 3. Meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi melalui perpaduan gambar, teks, dan alur cerita yang terdapat di dalam Dis-Co Masyarakat Memberikan sarana informasi baru mengenai pencegahan dan penaggulangan bencana alam Penulis 1. Menstimulasi agar berpikir kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang menjadiisu global saat ini. 2. Meningkatkan pengetahuan mengenai pendidikan bencana alam untuk siswa sekolah dasar 3. Mendorong agar selalu tanggap terhadap kebutuhan masyarakat
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang paling rawan terkena bencana. Lokasinya yang diapit oleh benua asia dan benua australia, serta diapit oleh samudra hindia dan samudra pasifik menyebabkan Indonesia kerap
dilanda bencana alam seperti gempa dan gunung meletus. Menurut data US Geological Survey (USGS), tiga gempa terbesar yang pernah terjadi di dunia berada di Indonesia. Salah satunya adalah adalah gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004 lalu, yang menurut Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menimbulkan kerugian hingga 4 milyard US dollar.
Gambar 2 Grafik Sebaran Kejadian Bencana dan Korban Meninggal per Jenis Kejadian Bencana 1815-2012 Sumber : www.bnpb.go.id Pada tahun 2007 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang diikuti beberapa aturan pelaksanaan yang terkait. Yaitu Peraturan Presiden No. 08 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, PP No. 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, dan PP No. 23 tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing non Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana. Namun faktanya, banyak isu dan kendala yang ditemukan dalam proses pelaksanaan sistem penanggulangan bencana, terutama untuk Pemerintah Daerah. Jumlah BNPB tingkat provinsi hanya terdapat di 16 provinsi dari total 33 provinsi di Indonesia dan 21 BNPB tingkat kabupaten/kota dari total 500 kabupaten/kota di Indonesia (www.tribunnews.com). Tingginya risiko bencana alam dan rendahnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat Indonesia tentang pencegahan dan penanggulangan bencana alam merupakan salah satu faktor penyebab tingginya dampak yang ditimbulkan. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh pada tahun 2011 terhadap sekolah-sekolah dasar di tiga kabupaten di Nangroe Aceh Darussalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah masih sebatas pada pengetahuan tentang fenomena-fenomena alam yang dapat menimbulkan bencana, namun mereka belum mengetahui cara PRB (TDMRC-Unsyiah, 2011). Mengacu pada kondisi tersebut, masyarakat harus tanggap dalam menghadapi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja. Bencana alam bisa diprevensi untuk menekan jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menambah kewaspadaan dan pengetahuan tentang bencana alam. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan menjalankan pendidikan tanggap bencana sedini mungkin.
Solusi yang Pernah Ditawarkan Pendidikan bencana alam yang selama ini diterapkan pada siswa sekolah dasar dilakukan melalui dua cara, yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal berarti memasukkan pendidikan bencana ke dalam kurikulum resmi mata pelajaran di sekolah. Pendidikan ini tidak langsung dimasukkan ke dalam mata pelajaran atau kunkulum khusus bencana, tetapi dimasukkan ke dalam mata pelajaran terkait seperti IPS dan IPA sehingga siswa akan mampu turut serta dalam mengurangi risiko bencana. Pendidikan bencana tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70a/SE/MPN/2010 tentang Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah (Inayati, www.e-smartschool.co.id). Pendidikan bencana alam yang dilakukan melalui media informal yaitu dengan memberdayakan sarana media massa seperti koran, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan internet. Koran dan majalah menyediakan rubrik khusus yang mengulas informasi tentang kebencanaan yang meliputi kondisi terkini dari bencana, cara-cara melindungi diri, dan informasi mitigasi. Pendidikan informal bencana alam juga meliputi pendidikan bencana berbasis masyarakat dengan mengadakan simulasi-simulasi bencana alam beserta manajemennya (Inayati, www.e-smartschool.co.id). Namun, pendidikan tersebut hanya sebatas teori singkat dan tidak banyak simulasi yang dilakukan oleh para guru dan anak didiknya. Karena terintegrasi dalam kurikulum wajib, siswa merasa terbebani dan bosan mempelajarinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan tanggap bencana yang lebih menarik dan mudah dipahami anak-anak.
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diatasi Pendidikan tanggap bencana untuk anak-anak sering kali diabaikan walaupun jumlah korban jiwa usia anak-anak dari bencana alam cukup besar. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebutkan bahwa jumlah anak korban bencana alam mencapai 70% dari total korban, baik yang meninggal, hilang, maupun luka-luka (Supriyadi, www.i-lib.ugm.ac.id). Salah satu faktor penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan tentang bencana alam yang dapat
diperoleh anak-anak itu sendiri. Hal ini disebabkan karena media dalam penyampaian pendidikan tanggap bencana yang kurang menarik dan kurang dapat dipahami. Melihat kondisi tersebut, tentunya diperlukan sarana yang dapat dijadikan media yang menarik dan sekaligus dapat dimengerti oleh anak-anak. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis pada anak. Media akan dapat menarik minat anak dan akhirnya berkonsentrasi untuk belajar dan memahami pelajaran (Hamalik, dalam Arsyad, 2006, dalam Sessiani, 2007). Dalam pendidikan tanggap bencana tentunya diperlukan suatu media. Anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan. Pendidikan tanggap bencana untuk anak-anak seharusnya mempunyai media yang berbeda dengan orang dewasa dalam menyampaikannya. Namun selama ini, pendidikan tanggap bencana masih dijadikan satu bab dan dimasukkan pada salah satu mata pelajaran di sekolah. Cara ini terkesan membosankan bagi anak-anak karena tidak semua anak-anak suka membaca apalagi membaca buku sekolah (www.elib.unikom.ac.id). Rata-rata anak lebih suka membaca komik bergambar dari pada membaca buku sekolah.Pada dasarnya, sebuah buku cerita bergambar menggabungkan antara kata-kata dan gambar-gambar yang membentuk suatu cerita. Teks dan gambar bekerja sama menerangkan jalannya cerita. Gambar-gambar mampu menyampaikan isi cerita yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Hal ini tentu saja akan menambah minat belajar anak jika dalam proses pendidikan terdapat media pembelajaran visual (elib.unikom.ac.id). Melalui media gambar pesan dapat dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual media gambar diharapkan dapat menggairahkan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut berpartisipasi secara aktif dan berinteraksi dalam proses pembelajaran (Suyuthi, 2011). Penggunaan efek visual terutama komik pada pendidikan tanggap bencana untuk anak-anak bertujuan untuk menambah minat anak-anak dalam mempelajari cara mencegah atau menghadapi bencana. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Colletti dalam Soekartawi tahun 1995, menunjukkan bahwa penggunaan media pengajaran visual lebih efektif dibandingkan penggunaan model pengajaran lainnya. Gambar atau komik berperan sebagai media pengajaran untuk untuk mempermudah anak-anak dalam mempelajari teknik-teknik mengahapi bencana, sehingga belajar tanggap bencana terkesan lebih menarik dan menyenangkan (Suyuthi, 2011).
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Pihak-pihak yang diharapkan dapat bekerjasama dalam merealisasikan penggunaan komik pendidikan bencana sebagai modul pendidikan tanggap bencana siswa sekolah dasar antara lain Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sekolah-sekolah dasar
di seluruh Indonesia, dan perpustakaan daerah tingkat kabupaten dan provinsi. Diperlukan pula kerjasama dengan pihak yang ahli dalam pembuatan komik dan perusahaa percetakan.
Langkah-langkah stretegis Tahap Pembuatan Ide Cerita Cerita yang disampaikan di dalam komik diangkat dari kisah kehidupan sehari-hari seperti kegiatan berangkat sekolah, bermain bersama teman, membantu orang tua, dan belajar. Dikisahkan bahwa terjadi bencana alam yang melanda desa si tokoh utama. Berawal dari kejadian itulah isi pendidikan tanggap bencana disampaikan. Pesan-pesan yang dituangkan meliputi bagaimana tokoh utama menyelamatkan dirinya dengan cara yang benar. Selain itu, ditunjukkan pula bagaimana bencana tersebut bisa sampai terjadi serta apa saja yang dilakukan oleh tokoh-tokoh di dalam cerita setelah bencana telah reda. Alur dan tema cerita disesuaikan dengan jenis bencana yang sedang terjadi di dalam cerita. Bahasa yang digunakan didesain sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti oleh siswa sekolah dasar. Tahap Pembuatan Sampel Disaster Comic Ide cerita yang telah disusun dituangkan ke dalam sketsa komik kemudian dibuat desain grafisnya menggunakan aplikasi paint atau corel draw di komputer, bekerjasama dengan pihak yang ahli dalam pembuatan komik. Setelah sketsa dalam bentuk grafis selesai, dilanjutkan dengan mencetak beberapa seri Dis-Co dengan beberapa macam cerita bencana alam yang berbeda. Tahap Peluncuran Sampel Sample yang telah dicetak kemudian diserahkan ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk disosialisasikan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) dan diteruskan ke sekolahsekolah dasar di Indonesia, terutama di daearah rawan bencana. Sampel juga disosialisasikan ke perpustakaan-perpustakaan daerah provinsi, kabupaten, atau kota. Tahap Pendistribusian Sampel Selanjutnya Dis-Co akan didistribusikan ke beberapa perpustakaan sekolah dasar, dan perpustakaan daerah. Pendistribusian sampel ini sebagai langkah awal untuk mengetahui respon siswa pada Dis-Co, juga sebagai pembuka jalan agar siswa dapat menikmati Dis-Co sebagai bahan bacaan yang menarik dan sarat akan pengetahuan bencana. Dis-Co yang disediakan oleh perpustakaan boleh dipinjam untuk dibaca di rumah sehingga siswa dapat menikmati Dis-Co layaknya komik hiburan yang biasa mereka baca. Evaluasi Evaluasi dilakukan terhadap siswa sekolah dasar yang sudah pernah mendapat materi pendidikan bencana dari kurikulum sekolah. Evaluasi berupa pre-test dan post-test yang dilakukan sebelum membaca Dis-Co dan satu bulan
sesudah siswa tersebut membaca Dis-Co. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penyerapan materi pendidikan bencana. Selain itu, dilakukan pula evaluasi mengenai daya tarik komik sebagai media pembelajaran di kalangan siswa sekolah dasar.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan Gagasan yang diajukan adalah penggunaan Disaster Comic sebagai sarana pembelajaran bencana alam di sekolah dasar. Komik disediakan di setiap perpustakaan di seluruh sekolah dasar agar dapat dibaca oleh para siswa. Fungsinya adalah sebagai penunjang materi bencana alam yang sudah disisipkan pada kurikulum mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Agama. Isi yang disampaikan dalam komik memuat 4 aspek materi, yaitu pencegahan atau upaya preventif, pendidikan tanggap darurat ketika bencana terjadi, rehabilitasi, dan rekonstruksi setelah bencana mereda (Yani, www.file.upi.edu). Fase-fase bencana alam dijabarkan pula mulai dari fase preimpact, impact, hingga postimpact. Komik dibuat dalam berbagai macam seri yang dibedakan berdasarkan jenis bencana yang terjadi sehingga memudahkan pembuatan jalan cerita. Tokoh utama yang digunakan di dalam komik juga disesuaikan dengan usia siswa yaitu tokoh usia anak-anak.
Gambar 3. Sketsa Manual Cover Disaster Comic Seri “Vol.1 Ketika Banjir Menghadang”
Teknik Implementasi Metode yang telah dijabarkan dalam langkah-langkah strategis tidak dapat dijalankan apabila tidak ada kerja sama dari pihak-pihak yang terkait. Sangat dibutuhkan keseriusan dan konsistensi dalam menjalankannya. Oleh karena itu, peran aktif dari birokrasi, lembaga yang menangani bencana alam, tenaga pendidik, dan siswa sangat dibutuhkan sebagai langkah awal dari penerapan DisCo sehingga mampu menjadi solusi bagi permasalahan pendidikan bencana alam.
Pembuatan Dis-Co harus disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yang memiliki banyak kebudayaan. Maka dari itu, Dis-Co harus dikemas secara general agar dapat diterima oleh seluruh siswa sekolah dasar dengan berbagai latar belakang suku yang berbeda-beda. Awalnya, anak-anak dan masyarakat yang sudah terbiasa membaca komik luar negeri akan merasa janggal jika harus membaca komik buatan Indonesia. Dibutuhkan gambar ilustrasi yang baik agar para pembaca khususnya anak-anak tertarik sejak pertama kali melihat Dis-Co. Isi komik juga bisa diambil dari kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mudah diterima oleh siswa. Komik tanggap bencana harus diperkenalkan kepada masyarakat terutama siswa sekolah dasar melalui sosialisasi. Proses sosialisasi dibantu dan didampingi oleh BNPB atau perwakilan Ditjen Dikdasmen dengan mendatangi sekolahsekolah dasar. Cara tersebut dapat mempromosikan komik tanggap bencana sekaligus dapat dilakukan riset terhadap respon dari masyarakat. Dis-Co dapat pula didistribusikan pada perpustakaan yang ada di sekolahsekolah maupun pada perpustakaan daerah. Lembaga-lembaga seperti Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dan Kemendikbud juga dapat diajak bekerja sama dalam membantu mempromosikan komik tanggap bencana. Pendekatan terhadap siswa dapat pula dilakukan secara langsung dengan membagikan sampel komik pada sekolah-sekolah sekaligus mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan bencana alam beserta simulasi bencana alam. Setelah itu, dilakukan evaluasi mengenai pembelajaran tanggap bencana dengan media komik ini. Dengan sistem menjemput bola seperti ini, diharapkan Komik Pendidikan Tanggap Bencana bisa dengan mudah diterima dan digunakan oleh masyarakat, terutama siswa sekolah dasar. Dis-Co yang sudah terdistribusi diharapkan dapat dibaca oleh siswa sekolah dasar sebagai materi pendamping dari kurikulum bencana yang sudah ada. Siswa tidak diwajibkan membeli, melainkan perpustakaan sekolah yang menyediakannya. Siswa dapat meminjam dan membacanya di perpustakaan maupun di rumah. Namun, diperlukan pula pendampingan dari guru dan orang tua agar siswa dapat lebih memahami bagian-bagian yang belum bisa dimengerti.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh Disaster Comic (Dis-Co) memberikan metode pembelajaran kebencanaan yang mudah diterima oleh siswa sekolah dasar. Cerita dan isi yang disajikan memberikan teladan kepada siswa bagaimana menanggapi bencana yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini menjadi solusi dari kurangnya materi yang dapat diserap selama proses pembelajaran kebencanaan di kurikulum sekolah. Selain itu, Dis-Co mengarahkan siswa sekolah dasar agar senantiasa waspada akan bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu sehingga dapat mengurangi dampak risiko bencana tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alkhosim, dkk. “Seni komik sebagai media pembelajaran”. www.repository.ipb.ac.id. [Diakses pada 24 Februari 2012] Anonim. www.elib.unikom.ac.id. [Diakses 24 Februari 2012] Anonim. 9 Oktober 2010. “Badan penanggulangan bencana belum efektif”. www.tribunnews.com [Diakses pada 24 Februari 2012] Anonim. 2012. “1.598 bencana landa Indonesia”. www.investor.co.id. [Diakses pada 25 Februari 2012] Inayati, Dewi. “Urgensi pendidikan bencana”. www.e-smartschool.co.id. [Diakses 23 Februari 2012] Kodoatie & Sjarief. 2010. Tata ruang air pengelolaan bencana, pengelolaan infrastruktur, penataan ruang wilayah, pengelolaan lingkungan hidup. Yogyakarta: Andi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2008. Masyarakat indonesia majalah ilmu-ilmu sosial indonesia jilid XXXIV No 1. Jakarta: LIPI Priyono, Juniawan. 2007. “Delapan tujuan pembangunan milenium terkait pengurangan resiko bencana”. www.juniawan.wordpress.com. [Diakses pada 23 Februari 2012] Purnomo, Hadi & Sugiantoro, Ronny. 2010. Manajemen bencana respon dan tindakan terhadap bencana. Yogyakarta: Media Pressindo Sessiani, Ade. 2007. “Pengaruh metode multisensori dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak taman kanak-kanak (studi eksperimental di TK ABA 52 Semarang)”. www.eprints.undip.ac.id. [Diakses pada 23 Februari 2012] Supriyadi. “Perlindungan hukum bagi anak korban bencana alam”. www.ilib.ugm.ac.id [Diakses pada 26 Februari 2012] Suyuthi, Amin. November 2011. “Hubungan penggunaan media pembelajaran gambar dalam penyampaian materi pelajaran sosiologi dengan tingkat pemehaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Karangreja”. www.lukisan-sosial.blogspot.com. [Diakses pada 24 Februari 2012] Waluyanto, Heru Dwi. 2010. “Komik sebagai media komunikasi pembelajaran”. www.dgi-indonesia.com. [Diakses 23 Februari 2012] Yani, Ahmad. “Pengembangan pusat pelatihan dan simulasi kejadian bencana alam untuk pendidikan kebencanaan nasional”. www.file.upi.edu [Diakses 23 Februari 2012]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ketua Nama Lengkap : Harin Hidayahturochmah Tempat, Tanggal Lahir : Purwokerto, 30 Desember 1992 Karya ilmiah yang pernah disusun : Optimalisai Gelombang Musik Klasik (7-14 Hz) dalam Menyikapi Metode Pembelajaran Konservatif (PKM-GT 2011) Penghargaan Karya Ilmiah : Pesantren Lansia di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang. (Pendanaan PKM-M 2012) Posyandu Maternal dan Paternal sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu di Indonesia (Juara I, Tingkat PSIK FK UNDIP 2011) Harin Hidayahturochmah 22020110141064 Anggota 1 Nama Lengkap : Prima Khairunisa Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 30 Juli 1994 Pengalaman Organisasi : Eksekutif Muda Departemen Riset, Jurnalistik dan Edukasi Himka FK Undip Staff Departemen Kaderisasi FosimmikFK Undip 2012 Anggota Social Volunteer Program Studi Ilmu Keperawatan 2012
Prima Khairunisa 22020111130065 Anggota 2 Nama Lengkap : Hana Adilah Tempat, Tanggal lahir : Surakarta, 11 Juli 1993 Pengalaman Organisasi : Staff Departemen Media & Jaringan Kelompok Studi Islam Keperawatan 2012 Staff Departemen Hubungan dan Jaringan Fosimmik FK Undip 2012
Hana Adilah 22020111130072 Dosen Pembimbing Nama Lengkap : Ns. Muhammad Mu’in, M.Kep Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 4 Oktober 1977 Bidang Keahlian : Jiwa dan Komunitas Dosen Pendamping,
Ns. Muhammad Mu’in, M.Kep NIP.19771004 200501 1 004