PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GaneshaEducation :Jejaring sosial pemerataan pendidikan Indonesia
Bidang Kegiatan : PKM Gagasan Tertulis
Disusun oleh : Arif Pandu Winarta
( FI/ 10209009 )
Ismail Sunni
( IF/ 13508064 )
Muhammad Fathkurozi
( SI/ 15009084 )
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2011
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan
: GaneshaEducation : Jejaring sosial pemerataan pendidikan Indonesia
2. Bidang Kegiatan
: PKM Gagasan Tertulis
3. Bidang Ilmu
: Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. b. c. d. e.
Nama NIM Jurusan Universitas / Institut / Politeknik Alamat Rumah dan nomor telepon
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
: Arif Pandu Winarta : 10209009 : Fisika : Institut Teknologi Bandung : Jalan Cisitu Lama 35, Asrama Mahasiswa Bumi Ganesha ITB, Bandung : 3 orang
6. Dosen Pendamping a. Nama lengkap dan gelar b. NIP c. Alamat Rumah dan nomor telepon
Ketua Progam Studi Departemen Fisika,
( Abdul Waris, Ph.D. ) NIP196709241994021001 Kepala Lembaga Kemahasiswaan,
( Brian Yuliarto Ph.D. ) NIP 19750727 200604 1 005
: Dr. Eng. Ferry Iskandar : 197402172009121001 : Jalan Jingga Laksana Wetan 38 Kotabaru Parahyangan, Padalarang Bandung Telp. 081910464930 Bandung, 24 Februari 2011 Ketua pelaksana,
( Arif Pandu Winarta ) NIM 10209009 Dosen Pendamping,
( Dr. Eng. Ferry Iskandar) NIP 197402172009121001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya
tulis
yang berjudul
“
GaneshaEducation : Jejaring sosial pemerataan pendidikan Indonesia ”, yang disusun untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT). Penulisan karya tulis ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak , untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Abdul Waris, Ph.D Selaku Ketua Jurusan Progam Studi Departemen Fisika 2. Bapak Dr. Eng. Ferry Iskandar selaku pembimbing karya ilmiah kami yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penulisan karya tulis ini. 3. Orang tua dari penulis masing - masing yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada kami untuk menyelesaikan progam kreatifitas mahasiwa agar menjadi kenyataan. 4. Teman-teman di HIMAFI, HMIF, HMS, dan ABG yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan, baik moral maupun material kepada kami. Tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu dalam penulisan karya tulis ini masih banyak ditemukan kekurangan, penulis menerima masukan, saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, pemerintah, dan seluruh rakyat Indonesia. Mari berkontribusi untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik. Bandung, 24 Februari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. .i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii KATAPENGANTAR ..........................................................................................iii DAFTAR ISI .........................................................................................................iv DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... .vi RINGKASAN ......................................................................................................vii ABSTRAK...........................................................................................................viii PENDAHULUAN Latar belakang .............................................................................................1 Tujuan Penulisan .........................................................................................1 Manfaat Penulisan .......................................................................................2 GAGASAN Kondisi Pendidikan Sekarang......................................................................3 Solusi yang Pernah Ada ..............................................................................5 Pendekatan Masalah ....................................................................................5 KonsepGaneshaEducation ..........................................................................6 ImplementasiGaneshaEducation.................................................................9 Proyeksi GaneshaEducation .....................................................................11 Desain GaneshaEducation.........................................................................11 KESIMPULAN ....................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................13 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Biodata penulis pertama.............................................................................14 Biodata penulis kedua ...............................................................................15 Biodata penulis ketiga ...............................................................................16
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Hasil kuesioner pemerataan pendidikan di Indonesia.......................... 4 Diagram 2. Hasil kuesioner peran internet untuk pendidikan .................................6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. http://www.khanacademy.org/ ............................................................ ..8 Gambar 2. http://grephysics.net/ans/ ..................................................................... ..8 Gambar 3. Desain Web GaneshaEducation.......................................................... 11
RINGKASAN
Ketidakmerataan pendidikan di Indonesia menjadi salah satu faktor terhambatnya majunya tingkat pendidikan di Indonesia. Fenomena “katak dalam tempurung” dimana banyak siswa di daerah yang menjadi juara paralel antar kelas di sekolahnya atau siswa yang memiliki prestasi menakjubkan di provinsinya merasa paling pandai diantara teman - temannya. Hal ini disebabkan tidak ada saingan atau kompetitor yang selevel atau memiliki level di atasnya. Padahal jika kita mau melihat lebih jauh banyak anak – anak di kota besar yang lebih cerdas. Solusi yang diberikan pemerintah untuk menanggulangi ketidakmerataan pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah cukup bagus, mulai dari sistem buku digital atau lebih dikenal dengan ebook dan sistem distribusi guru yang merata dengan pendekatan regulasi untuk memperbaiki reformasi pendidikan dirasa penulis kurang maksimal. Gagasan lain yang berasal dari Rektor Paramadina, Anies Baswedan melalui progamnya Indonesia mengajar juga dirasa kurang efektif karena memerlukan sumber daya yang memerlukan tenaga, waktu, dan biaya. Sehingga diperlukan sebuah inovasi yang mampu menggebrak dunia pendidikan yang lebih effisien dan terjangkau oleh semua pihak dengan sistem yang lebih “asyik” dengan memanfaatkan teknologi. Konsep GaneshaEducation adalah sebuah jejaring sosial yang kita tawarkan untuk mengatasi solusi ketidakmeratan pendidikan di Indonesia yang hampir mirip dengan facebook, dengan sedikit modifikasi yang berisi wajah – wajah pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia. Para siswa akan saling berkompetisi, mengetahui prestasi di daerah lain yang dapat dijadikan sebagai acuan studi banding, dan lebih giat untuk belajar sehingga terjadi pemerataan pendidikan, pusat informasi mengenai beasiswa, perguruan tinggi, program pemerintah, lomba-lomba, dan kegiatan dunia pendidikan. Sehingga para siswa menjadi terpacu untuk berprestasi sehingga pendidikan Indonesia diharapkan menjadi lebih baik. Tujuan dari adanya GaneshaEducation ini adalah dapat membantu pemerataan pendidikan di Indonesia, menciptakan suatu wadah dalam rangka mengembangkan potensi masing-masing siswa di berbagai daerah, dan membuka pikiran anak-anak Indonesia sehingga mereka lebih giat dan rajin untuk belajar. Dan manfaatnya bagi pemerintah adalah menjadi inovasi terdepan untuk mengurangi ketidakmerataan dan memajukan pendidikan di Indonesia, manfaatnya bagi siswa dapat menjadi sarana belajar, berteman, membuka wawasan serta mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk pendidikannya dan untuk investor dapat menjadi sarana untuk membuka lapangan pekerjaan baru dan mendapatkan bakat-bakat anak Indonesia dari berbagai wilayah. Kata kunci : pendidikan, internet, jejaring sosial, pemerataan
ABSTRAK
Indonesia education inequality is one factor of blocking of Indonesia education development. “Frog in the shell” phenomenon where a lot of rural area students that have been be a class champion in their school or students that have many amazing achievements in their province feel smartest among their colleagues. This is happened because they don’t have a competitor in the same level or higher. But if we want to see further, there are a lot of children in big cities that smarter than them. Solutions that given by government to overcome education inequality in Indonesia is quite good, start from digital book system, known as e-book, and teachers distribution system with regulation approach to repair education reformation is not maximal in the writer perspective. Other concept that came from Paramadina University Rector, Anis Baswedan, with his program, Indonesia Teaching is not effective that it need resources that need power, time, and cost. So we need an innovation that able to move education world more efficient and reachable for all people with fun technological system. GaneshaEducation concept is a social network that offered by us to overcome Indonesia educaton inequality that similar to Facebook, with a little modification that contain education faces in the various region in Indonesia. Students will compete each other, informed the other region achievements that can be a reference, and keying up to study so there will be an education equality, information center for scholarships, colleges, government programs, competitions, and education world activity. So students can be motivated to make an achievement so Indonesia education hoped will be . The purpose of GaneshaEducation is helping to equalize Indonesia education, make a coordination in potency development of students in many region, and exploring minds of Indonesian children so they will more diligent to study. And the benefits for government is a vanguard innovation to decrease inequality in education in Indonesia, and for students, it can be a tool for study, friendships, explore the insight and getting information for its academic and open the new job vacancy for investors and gathering the talents of the Indonesian children from many regions. Key word : education, internet, social network, equalization
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pada saat ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa pendidikan di Indonesia tidak merata. Hal ini tentunya bukanlah hal yang baik, mengingat pendidikan adalah kunci kesuksesan untuk menuju kemajuan suatu bangsa. Namun, pada kenyataannya, pendidikan yang terlalu berpusat di Pulau Jawa, Bali dan Sumatra akan menghambat perkembangan majunya suatu bangsa. Akan banyak bibit unggul anak bangsa dari berbagai wilayah di Indonesia yang tersia-siakan kemampuan dan potensinya. Ambillah contoh fiktif, tokoh Lintang di Novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Mungkin Lintang hanya tokoh fiksi, tapi Lintang juga menjadi contoh mudah dan populer untuk kasus ini. Jelas, kebanyakan dari kita tidak akan pernah menemui Lintang dalam dunia nyata. Hal ini dikarenakan kita sendiri tidak pernah mendatangi tempat tinggal si “Lintang”. Dan, jelas, “Lintang” tidak punya biaya untuk pergi bertamu ke rumah kita. Selain itu, ada lagi fenomena “katak dalam tempurung”. Banyak siswa di daerah yang menjadi juara paralel antar kelas di sekolahnya atau siswa yang memiliki prestasi menakjubkan di provinsinya merasa paling pandai diantara teman - temannya. Hal ini disebabkan tidak ada saingan atau kompetitor yang selevel atau memiliki level di atasnya. Jika siswa tersebut sangat ambisius dan mempunyai semangat belajar yang tidak ada habisnya, hal ini bukan masalah. Namun, tidak banyak siswa yang seperti ini. Pengaruh teman yang mudah dikalahkan, dan sifat penduduk Indonesia yang sayangnya, kebanyakan merasa nyaman berada di suatu posisi. Padahal, jika di bandingkan dengan prestasi siswasiswa di kota besar, masih jauh. Apalagi di tingkat dunia. Hal ini perlu diselesaikan demi kemajuan negeri ini. Baru-baru ini, ada program yang diinisialisasi oleh Anies Baswedan, yakni Indonesia Mengajar. Program ini mengirim para pemuda untuk mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia untuk mengajar dan berbagai inspirasi di daerah tersebut. Hal ini jelas bisa membantu menanggulanngi merosotnya pendidikan di Indonesia. Namun kami melihat sedikit masalah, yakni sumber daya. Sumber daya jelas tidak ada yang gratis. Mulai dari tenaga, biaya, dan waktu. Oleh karena itu perlu adanya terobosan baru yang menjawab semua permasalahan tersebut demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Tujuan Penulisan 1. Membantu pemerataan pendidikan di Indonesia 2. Menciptakan suatu wadah dalam rangka mengembangkan potensi masing-masing siswa di berbagai daerah. 3. Membuka pikiran anak-anak Indonesia sehingga mereka lebih giat dan rajin belajar.
1
Manfaat Penulisan 1. Bagi pemerintah Menjadi inovasi terdepan untuk mengurangi ketidakmerataan dan memajukan pendidikan di Indonesia. 2. Bagi siswa Menjadi sarana belajar, berteman, membuka wawasan serta mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk pendidikannya. 3. Bagi investor Menjadi sarana untuk membuka lapangan pekerjaan baru dan mendapatkan bakat-bakat anak Indonesia dari berbagai wilayah.
2
GAGASAN
Kondisi Pendidikan Sekarang
Pendidikan merupakan hal utama dalam majunya suatu bangsa. Jepang adalah contoh yang baik untuk menjelaskan pernyataan ini. Saat Jepang hancur lebur pada perang dunia ke-2, hal yang dilakukan Jepang adalah menghitung jumlah guru yang tersisa dan mengirim para pemudanya untuk belajar di Eropa. Dan hasilnya bisa dilihat sekarang, Jepang menjadi salah satu negara maju, tidak hanya di level Asia, bahkan di Dunia. Namun, Indonesia yang sedang terpuruk ini, malah ketinggalan di bidang pendidikan. Banyak anak-anak brilian yang tidak tersalurkan kemampuannya, hanya karena masalah sarana pendidikan. Menurut dosen ITB, Armien Z Langi ada beberapa masalah yang ada di pendidikan Indonesia ini yakni (Armien Z, Langi. 2011): 1. Kesempatan pendidikan belum merata sampai ke pelosok Indonesia 2. Kualitas pendidikan yang tidak merata 3. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus belum terwujud dengan berkelanjutan 4. Ekonomi pendidikan dan industri pendidikan belum berkembang 5. Gap besar antara karakter lulusan pendidikan dengan peluang kerja, peluang usaha, serta pembangunan knowledge society. Hal itu benar adanya. Banyak sekali anak usia sekolah yang tidak duduk di bangku sekolah. Banyak pula anak-anak yang sudah merasa jagoan ketika sudah masuk jurusan IPA saat SMA, atau sekedar menjadi juara paralel di sekolahnya. Hal ini jelas membuat si anak merasa malas untuk meraih hasil yang lebih. Karena ketidakadaan parameter yang nyata atas kesuksesan itu sendiri. Padahal, seandainya tahu, banyak sekali anak-anak di kota-kota besar yang mempunyai kemampuan jauh di atas anak “juara” tersebut, meski bukan termasuk 10 besar di kelas. Hal ini lah yang membuat anak-anak Indonesia seperti katak dalam tempurung. Tidak tahu apa yang terjadi di dunia luar sana. Kami melakukan quickcount kepada mahasiswa ITB melalui kuisioner apakah pendidikan di Indonesia dirasa sudah merata? Sebanyak 98 % mahasiswa ITB mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia belum merata. Berikut ini diagram hasil kuesioner dengan
3
Sumber : hasil survey 100 mahasiswa ITB Diagram 1. Hasil kuesioner pemerataan pendidikan di Indonesia
Selain masalah pendidikan yang tidak merata, ada juga yang mendapat perhatian kami di bidang pendidikan di Indonesia, yakni masalah berkarya. Jelas, tidak semua orang bisa menjadi pilot, dokter, guru, atau pun polisi. Ada anak-anak yang memang ada di jalur tidak konvensional, misalnya menjadi pemahat, pelukis, seniman, artis, atlet, salesman, atau pengusaha. Tidak banyak sekolah yang mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi orang-orang yang tidak berada di jalur konvesional tersebut. Bahkan, tidak banyak anak-anak yang tahu bahwa ada profesi-profesi yang hebat, misalnya desainer mata uang Rupiah. Nah, dari sinilah, terbentuk pikiran sempit, bahwa hidup di Indonesia itu harus jadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS. Tapi, pada kenyataannya, alokasi yang ada untuk menjadi PNS hanya sepersekian dari jumlah pendaftar. Dan tidak mungkin negara ini diisi oleh penduduk yang menjadi PNS semua. Inti dari masalah di sini adalah, pengenalan mengenai dunia luar agar lebih bisa membuka pandangan hidup harus dilakukan sejak dini. Tapi, pada akhirnya, ketika seorang anak sudah mengetahui bahwa hidupnya di jalan tidak konvesional, ada masalah klasik, yakni modal. Padahal, bila diberikan kesempatan, bisa saja kita memunculkan desainer baju selevel dengan desainer di kota mode Milan, Italia. Jadi, tetap saja perlu ada fasilitator untuk mempertemukan investor dengan bakat-bakat unik tersebut. Namun, hingga sekarang, tidak ada yang mampu menjadi fasilitator. Kalaupun ada, sangat ribet prosesnya. Dari kondisi saat ini, penyusun merumuskan ada beberapa teknis yang perlu dilakukan untuk membantu kemajuan pendidikan di Indonesia. 1. Pendidikan yang tidak merata di Indonesia 2. Fenomena “katak dalam tempurung” bagi anak-anak di pelosok Indonesia 3. Tidak adanya media yang mempertemukan bakat dengan investor.
4
Solusi yang pernah ada Untuk mengatasi persebaran pendidikan yang tidak merata langkah yang dilakukan pemerintah sebenarnya sudah dibilang cukup memuaskan, dengan mulai adanya sistem buku digital atau ebook, dimana para siswa atau siswi di seluruh Indonesia gratis mendownload ebook sebagai buku pegangan mereka dalam proses belajar mengajar. Tetapi penggunaan ebook masih dirasa memiliki banyak kekurangan utama yakni ebook yang ada terbatas. Hal ini dipengaruhi satu-satunya supplier ebook gratis hanyalah pemerintah(Jon. 2008). Padahal sebenarnya, banyak materi yang tidak perlu dalam bentuk buku. Catatan kecil, slide presentasi, atau bahkan dalam bentuk flash bisa menjadi acuan. Solusi lain yang pernah ditawarkan oleh pemerintah yaitu menurut sumber harian Kompas tanggal 20 Mei 2010, dari Mendiknas Muhammad Nuh, sistem yang dilakukan pemerintah adalah dengan distribusi guru yang merata dengan pendekatan regulasi untuk memperbaiki reformasi pendidikan. Menurut kami distribusi guru yang dilakukan pemerintah memang dirasakan kurang optimal karena beberapa hal berikut : 1. Kurangnya SDM guru yang berkualitas, hal ini masih sering terlihat bahwa banyak guru tidak menggunakan jam kerjanya dengan baik, atau makan gaji buta dan masih ada guru yang berbuat tidak senonoh dengan muridnya. Walaupun memang tidak semua guru seperti itu. 2. Ketersedian SDM guru tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan guru di berbagai daerah Indonesia. Latief (2010a) memaparkan, 68 persen sekolah di kota kelebihan guru, sementara 37 persen sekolah di desa dan 66 persen sekolah di daerah terpencil masih sangat kekurangan guru., (Kompas 20 Mei 2010, “Biar Merata, 3 Menteri Bikin SK Bersama.”) 3. Kurangnya motivasi dari dalam diri guru untuk membangkitkan semangat anak didiknya untuk menempuh pendidikan yang lebih baik, sampai saat ini pendidikan di daerah Indonesia bagian timur masih tertinggal dengan Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua, angka APM SMP/MTS-nya terendah, 59-61 persen. (Hitipeuw, Jimmy. 2010) 4. Keterbatasan studi banding guru dengan sekolah – sekolah lain karena keterbatasan jarak, biaya, dan waktu, guru di NTT, Papua, sangat sulit untuk studi banding dengan guru yang ada di Jakarta, Yogyakarta, atau Surabaya
Pendekatan Masalah Sebenarnya, semua masalah di atas bisa diatasi dengan suatu fenomena menakjubkan yakni internet. Semua solusi di atas, bisa diselesaikan dengan internet. Dengan internet, kita bisa mengakses semua ilmu yang kita butuhkan, sehingga tidak ada istilah pendidikan tidak merata. Dengan mengecek prestasi siswa Indonesia lain di internet, harusnya siswa lain di penjuru Indonesia merasa terpacu dan tidak ada lagi fenomena “katak dalam tempurung”. Bahkan hanya
5
dengan sekedar membuat blog di Internet, kita bisa memperoleh penghasilan yang mencukupi dan bisa memfasilitasi kita untuk unjuk kemampuan. Hasil survey mahasiswa ITB sebanyak 54 % sangat besar pengaruh internet untuk pendidikan. Hal ini memang membuktikan dunia internet berpengaruh besar terhadap majunya suatu pendidikan.
Sumber : hasil survey 100 mahasiswa ITB Diagram 2. Hasil kuesioner peran internet untuk pendidikan
Namun, siswa-siswi di Indonesia tidak melihat internet sebagai suatu hal yang positif. Kebanyakan, hanya mempergunakan internet untuk membuang waktu luang, misal saja facebook-an, atau bermain game-online. Hal inilah yang perlu diselesaikan. Di sini, kami melakukan pemecahan masalah dengan menggunakan media internet ini. Apa yang biasa anak jaman sekarang akses, akan diarahkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Dalam hal ini adalah dalam bentuk jejaring sosial. Hal ini kami pilih, karena penyebaran penggunaan jejaring sosial cenderung eksponensial. Makin lama makin banyak. Sehingga, akan makin mudah mengarahkan siswa-siswi menuju arah yang lebih positif. Dari sini, kami mengajukan usul GaneshaEducation.
Konsep GaneshaEducation
GaneshaEducation merupakan suatu situs jejaring sosial atau social network seperti Facebook dan Friendster, namun memiliki perbedaan mendasar. Perbedaan ini dimaksudnya untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di dunia pendidikan. Terinsipirasi dari sebuah situs dunia yaitu http://www.khanacademy.org/ dan http://grephysics.net/ans/. Dua situs ini menyediakan sebuah sarana pendidikan yang luar biasa sebagai proses pembelajaran. Berikut konsep-konsep yang ditawarkan :
6
1. Hanya diperuntukan untuk siswa SMP, SMA, guru, sekolah, mahasiswa, dosen, dan orang pendidikan yang sifatnya tidak destruktif tetapi membangun semangat untuk berkompetisi. Dengan dibatasinya pengguna, maka diharapkan informasi yang mengalir dan muncul di situs ini bersifat positif dan berhubungan dengan pendidikan. Selain itu, pada GaneshaEducation, setiap status, foto, maupun hal lainnya diharapkan berhubungan dengan pendidikan. Misalnya, bertanya mengenai suatu materi yang tidak dimengerti, atau tentang sumber referensi baru. Atau bahkan, berbagi informasi mengenai beasiswa, kegiatan-kegiatan yang positif dan lainnya. Karena setiap user adalah siswa maka kontrol penggunaan akan dilakukan oleh masing-masing sekolah. Jadi, bisa mengurangi penyalahgunaan GaneshaEducation. 2. Dapat dijadikan sebagai sarana berbagi materi yang berhubungan dengan pendidikan Salah satu kendala masalah yang disebutkan sebelumnya adalah pemerataan pendidikan. Dengan adanya GaneshaEducation ini, diharapkan para siswa atau pun sekolah yang ada di daerah pinggiran, masih bisa mengakses materi-materi tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah untuk buku-buku. Hal ini juga melihat bahwa banyak sekali ebook dan sarana pembelajaran gratis di internet. Dan kita tahu, seringkali sarana pembelajaran seperti video atau flash lebih mudah dimengerti. Hal ini bisa mengatasi masalah yang ada di program pemerintah, yakni ebook gratis. Karena, tidak hanya pemerintah yang menjadi sumber ebook gratis, namun setiap user bisa menjadi sumber pengetahuan. Seperti situs yang menjadi inpirasi kami yaitu http://www.khanacademy.org/ dan http://grephysics.net/ans/. Konsep GaneshaEducation berbasis khanacademy ( pembelajaran digital dengan bahasa Inggris ) di situs jejaring sosial yang kita tawarkan ini kita memberikan konsep pembelajaran dengan berbasiskan pembelajaran multimedia dengan bahasa Indonesia, disini akan terlihat persaingan guru maupun dosen atau bahkan mahasiswa dalam memberikan pembelajaran melalui video tersebut dari segi materi, kejelasan konsep, dan kualitas pembelajaran. Sehingga akan menarik minat para siswa melalui sistem pembelajaran dengan terobosan yang lebih komunikatif dalam bentuk visual. Dimanapun jaraknya asal terakses dengan internet maka pendidikan di Indonesia meningkat secara signifikan karena kita saling berbagi ilmu pengetahuan.
7
Gambar 1. http://www.khanacademy.org/
Sedangkan pada grephysics konsep yang kita ambil adalah suatu web yang menyediakan solusi dari soal – soal di dunia. Sehingga dapat kita modifikasi menjadi bahan referensi siswa dalam mencari soal dan solusi materi pelajaran yang belum ia paham. Hal ini berdasarkan keprihatinan kita sebagai mahasiwa seperti dikutip dalam Kompas.com tanggal 28 April 2010 bahwa sebanyak 267 SMA/MA/SMK yang terdiri atas 51 sekolah negeri dan 216 sekolah swasta, 100 persen siswanya tidak lulus ujian nasional 2010. Jumlah siswa yang tak lulus dan harus mengikuti UN ulang itu mencapai 7.648 orang. UN 2010 diikuti 16.467 SMA/MA/SMK di seluruh Tanah Air (Latief. 2010b). Sehingga muncul ide bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan kita sebagai situs jejaring sosial yang menyediakan soal – soal UN dari tahun ke tahun dengan solusinya. Sehingga banyak siswa yang mencari referensi ke situs jejaring sosial yang kita buat bukan ke situs – situs lain yang tidak dapat dipercaya.
Gambar 2. http://grephysics.net/ans/
8
3. Sebagai ajang untuk menunjukan kemampuan diri Tujuan dari konsep ini adalah untuk mengeksiskan diri. Hal ini dikarenakan pada zaman 3.0, atau zaman sekarang, dunia tidak lagi menganggap penting kewarganegaraan kita (zaman 1.0, saat masa penjajahan) atau dimana kita bekerja (zaman 2.0, saat bekerja di perusahaan multinasional sangatlah membanggakan). Ketika orang tahu apa yang bisa kita lakukan dan apa yang kita punyai, di situlah orang lain akan menghargai kita. Jadi, penghargaan orang lain terhadap siswa Indonesia tidak terbatas lagi oleh batas geografis. 4. Ajang untuk publikasi prestasi pengguna Prestasi di sini tidak hanya terbatas untuk prestasi akademik saja. Setiap pengguna bisa memajang prestasi yang dimilikinya . Mulai dari sekadar juara-juara lomba akademik, olahraga, menjadi perwakilah di suatu kegiatan nasional atau internasional, dan banyak hal lain. Ini dimaksudkan untuk memancing munculnya iklim kompetisi di antara siswa-siswa di Indonesia. Dengan melihat masih banyak hal yang belum diketahui dan raih, serta masih ada level yang berada di atas level sekarang, tidak akan ada lagi yang namanya “nyaman di zona bawah”. Sehingga, dinamika pendidikan Indonesia terjaga, bahkan terbangun dari dalam diri masing-masing. 5. Pusat informasi mengenai beasiswa, perguruan tinggi, program pemerintah, lomba-lomba, dan kegiatan dunia pendidikan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, informasi mengenai dunia pendidikan kadang kala tidak mencapai target, misal saja informasi mengenai beasiswa pada siswa tidak mampu. Seringkali, hambatannya adalah para siswa tidak tahu kemana harus mencari informasi tersebut, karena tersebar ke situs masing-masing pemilik informasi. Dengan adanya GaneshaEducation ini, yang notabene-nya sering diakses dan jelas penggunanya, informasi-informasi tersebut bisa langsung mencapai sasaran. 6. Situs pencari bakat bagi investor Konsep terakhir ini bertujuan untuk menyalurkan kemampuankemampuan unik dari siswa, misal bakat memahat. Tidak ada satu tempat pun di Indonesia yang mau memajang hasil karya pemula seperti siswa SMP dan SMA selain di situs pribadi siswa tersebut. Padahal, banyak sekali investor yang ingin merekrut bakat-bakat tersebut, karena tidak terlalu membutuhkan dana yang besar. Tapi, manfaatnya bagi siswa adalah bisa menyalurkan bakatnya. Dengan mendapatkan investor atau orang yang mampu mengarahkan, niscaya kemampuan anak tersebut akan meningkat, dibandingkan hanya dibimbing di sekolah biasa. Implementasi GaneshaEducation
GaneshaEducation sebenarnya tidak membutuhkan banyak pihak untuk membuatnya menjadi suatu hal yang nyata. Bahkan, Facebook pada mulanya
9
hanya diikerjakan oleh 4 orang, yakni Mark Zuckenberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chrus Hughes (Anonim. 2010). Jadi, seharusnya GaneshaEducation bisa juga dibangun dengan 4 orang. Namun, lebih banyak pihak yang berkecimpung tentu akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Berikut ini tim yang bisa membuat GaneshaEducation menjadi optimal 1. Programmer Pihak programmer merupakan inti dari tim. Hal ini dikarenakan GaneshaEducation merupakan suatu aplikasi perangkat lunak berbasis web. Dan pastinya, harus melibatkan programmer yang handal untuk mengimplementasikan konsep-konsep GaneshaEducation. Pihak ini bisa diambil dari lulusan Teknik Informatika atau sejenisnya. 2. Desainer Jika programmer bertanggung jawab atas isi dari GaneshaEducation, Desainer bertanggung jawab atas bagaimana bentuk GaneshaEducation ini di mata pengguna. Hal ini penting menginggat interaksi manusia dengan aplikasi tidak semudah interaksi manusia dengan manusia. Banyak aspek yang perlu diperhatikan. Untuk pihak ini, bisa mengambil bantuan dari lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual atau Psikologi. 3. Tim Marketing Kesuksesan dari GaneshaEducation kurang lebih diukur dari aktivitas yang ada di situs ini. Dan untuk mensosialisasikan orang untuk melakukan aktivitas ini diperlukan orang-orang yang ahli di bidang marketing. Marketing di sini juga bisa berperan dalam mencari sponsor atau iklan untuk mendapatkan penghasilan untuk biaya operasional GaneshaEducation. Bisa marketing, kita bisa mempercayakannya pada lulusan Sekolah Bisnis dan Manajemen atau Marketing 4. Investor Investor merupakan sumber dana di awal keberjalanan dari GaneshaEducation ini. Namun, untuk keberlangsungannya, GaneshaEducation bisa menghidupi dirinya sendiri melalui iklan. Investor bisa berasal dari pihak pengusaha atau pebisnis. 5. Pemerintah (Opsional) Pihak pemerintah tidak wajib masuk dalam tim. Karena bisa saja GaneshaEducation berjalan secara mandiri. Selain itu, kecenderungan untuk mengurus birokrasi yang rumit juga menjadi salah satu pertimbangan untuk tidak memasukan pemerintah dalam tim. Namun, karena target dari SocialNetwork adalah dunia pendidikan, andaikata bisa menjalin kerja sama dengan Kementrian Pendidikan tentu akan sangat membantu. Mulai dari pendanaan, perijinan, hingga kebijakankebijakan yang bisa mendukung terselenggaranya GaneshaEducation ini. 6. Asosiasi Perguruan Tinggi (Opsional) Asosiasi Perguruan Tinggi di sini bisa menyumbang peran sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan oleh siswa atau pengguna GaneshaEducation. Karena, kita tahu tujuan sebagian besar siswa sekarang adalah perguruan tinggi. Dan di perguruan tinggi inilah, kita bisa mendapatkan segala macam informasi, mulai dari beasiswa, cara
10
masuk, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, dan masih banyak lagi. Hal in tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi penggunan dan perguruan tinggi tersebut. Proyeksi GaneshaEducation GaneshaEducation diproyeksikan untuk mencapai kesuksesan dalam rentang waktu 1 hingga 2 tahun sejak masa implementasi. Hal ini dapat diperkirakan dari hal-hal berikut : 1. Sifat jejaring sosial Sifat jejaring sosial yang makin digunakan makin berkembang menyebabkan GaneshaEducation tidak perlu lagi fokus pada publikasi. Karena, fungsi ini bisa berjalan dengan sendirinya. Publikasi hanya perlu dilakukan secara gencar pada awal diimplementasikannya. 2. Pembiayaan mandiri Melihat banyaknya pengakses GaneshaEducation, hampir dapat dipastikan akan bermunculan iklan-iklan, yang pada akhirnya akan menambah kas dari GaneshaEducation. Sehingga tidak diperlukan lagi pembiayaan dari luar, misalnya APBA. 3. Inovasi tiada henti Aspek yang paling penting dari GaneshaEducation ini adalah inovasi. Karena, jika tidak ada inovasi maka para pengguna akan meninggalkan GaneshaEducation. Namun, karena tidak kompetitor inovasi yang dilakukan tidak harus terlalu sering. Desain GaneshaEducation
Gambar 3. Desain Web GaneshaEducation
11
KESIMPULAN
1. GaneshaEducation merupakan jejaring sosial yang diperuntukan untuk siswa-siswi SMP dan SMA serta kalangan pendidikan yang menitikberatkan pada pendidikan. GaneshaEducation ini bisa diakses oleh semua siswa di Indonesia melalui internet. Dan, bertujuan untuk meratakan pendidikan di Indonesia, membuka paradigma yang ada dimiliki siswa di Indonesia agar lebih kompetitif, dan membuka lapangan pekerjaan bagi siswa-siswi yang memiliki bakat-bakat tertentu. 2. Implementasi GaneshaEducation ini bisa dilakukan dengan bantuan dari beberapa pihak seperti yang telah diutarakan sebelumnya. Karena berbentuk web, maka biaya yang dikeluarkan pun tidak terlalu besar. Diharapkan, dengan publikasi manfaat dari GaneshaEducation ini, akan ada banyak siswa yang menggunakannya. Namun, semakin lama, biaya untuk publikasi ataupun perawatan akan semakin menurun, mengingat GaneshaEducation ini bisa tumbuh dengan sendirinya. 3. GaneshaEducation diprediksikan mampu bertahan lama, selama internet itu ada dan tetap dilakukan inovasi tiada henti. Sedangkan tujuan dari GaneshaEducation ini akan tercapai seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna. Sendangkan jumlah pengguna diprediksi meningkat secara eksponensial. Karena tiap tahun ada siswa baru, dan mendapatkan publikasi gratis dari pengguna itu sendiri.
12
DAFTAR PUSTAKA
Armien Z, Langi. 2011. Slide presentasi “Prospek Digital Learning di Indonesia”.
Anonim. 2010.Sejarah berdirinya Facebook http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 10 Februari 2011.
Hitipeuw, Jimmy. 2010. Pendidikan Dasar Tak Merata. www.kompas.com, diakses tanggal 1 Februari 2011.
Latief. 2010a. Biar Merata, 3 Menteri Bikin SK Bersama. www.kompas.com, diakses tanggal 1 Februari 2011.
Latief. 2010b. 267 Sekolah, 100 Persen Siswa Tak Lulus. www.kompas.com, diakses tanggal 1 Februari 2011.
Jon. 2008. Pemanfaatan Buku Digital Belum Optimal. www.kompas.com, diakses tanggal 1 Februari 2011.
http://www.khanacademy.org/ , diakses tanggal 6 Februari 2011
http://grephysics.net/ans/ , diakses tanggal 6 Februari 2011
13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.
Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana
Nama
: Arif Pandu Winarta
Tempat, Tanggal lahir
: Bantul, 14 Agustus 1990
Alamat di Bandung
: Jalan Cisitu Lama 35, Asrama Mahasiswa Bumi Ganesha ITB, Bandung
Alamat asal
: Jalan Urip Sumuharjo 2, Badegan Bantul, Yogyakarta
No hape
: 085729449646
Riwayat Pendidikan
:
Jenjang
Sekolah
Lulus tahun
SD
SD Bantul 1
2003
SMP
SMP N 1 Bantul
2006
SMA
SMA N 1 Bantul
2009
S- 1
Institut Teknologi Bandung ( ITB )
Belum selesai
Pendidikan
Pengalaman penulisan dan penelitian : Bandung, 24 Februari 2011
Arif Pandu Winarta
14
B.
Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana
Nama
: Ismail Sunni
Tempat, Tanggal lahir
: Bantul, 13 Juli 1990
Alamat di Bandung
: Jalan Cisitu Lama 35, Asrama Mahasiswa Bumi Ganesha ITB, Bandung
Alamat asal
: Plebengan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, 55764
No hape
: 081328617492
Riwayat Pendidikan
:
Jenjang
Sekolah
Lulus tahun
SD
SD Plebengan
2002
SMP
SMP N 2 Bambanglipuro
2005
SMA
SMA Semesta Semarang
2008
S- 1
Institut Teknologi Bandung ( ITB )
Belum selesai
Pendidikan
Pengalaman penulisan dan penelitian : -
Bandung, 24 Februari 2011
Ismail Sunni
15
C.
Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana
Nama
: Muhammad Fatkhurrozi
Tempat, Tanggal lahir
: Bandung, 3 Juni 1991
Alamat di Bandung
: Jalan Cisitu Lama 35, Asrama Mahasiswa Bumi Ganesha ITB, Bandung
Alamat asal
: Jalan Ikan Arwana Blok O Nomor 8, Kota Malang
No hape
: 085233463591
Riwayat Pendidikan
:
Jenjang
Sekolah
Lulus tahun
SD
SD Islam Sabilillah
2003
SMP
SMP Islam Sabilillah
2006
SMA
SMAN 1 Malang
2009
S-1
Institut Teknologi Bandung ( ITB )
Belum selesai
Pendidikan
Pengalaman penulisan dan penelitian : Bandung, 24 Februari 2011
Muhammad Fatkhurrozi
16