PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“PENERAPAN SPESIALISASI SKILL BERDASARKAN CITA-CITA ANAK SEJAK DINI SEBAGAI ALTERNATIF PENAMBAH UANG SAKU ANAK”
BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh:
Abdus Sofi
(NIM 130231100037 / Angkatan 2013)
Rizky Aliyah Arrohma
(NIM 140231100005 / Angkatan 2014)
Eka Julia Novita Santi
(NIM 120541100120 / Angkatan 2012)
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA BANGKALAN 2015
i
KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas dukungan orang tua dan dosen pembimbing, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan artikel ini dengan lancar. Artikel ini ditulis untuk mengikuti program kreativitas mahasiswa yang biasa disingkat dengan PKM-GT. Penulisan artikel ini adalah sebuah bentuk dari kerangka pikir tiga orang mahasiswa dengan angkatan tahun yang berbeda, yang ingin menunjukkan kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana upaya tersebut bertujuan untuk mendayagunakan pikiran, tenaga dan ilmu-ilmu yang sudah didapat selama menjalani proses perkuliahan Tema yang dibahas dalam artikel ini adalah megenai kondisi psikologi dan masa depan anak kelak di kemudian hari, yang nantinya dampaknya dapat dirasakan oleh banyak instansi yang terkait, termasuk pemerintah. Bahwa psikologi anak untuk menggapai cita-cita yang diinginkan harus sudah dispesialisasikan sejak dini. Ilmu Psikologi, Pendidikan dan Pembelajaran, serta Ilmu Ekonomi yang menjadi landasan dari artikel ini. Artikel ini berisi analisis program-program belajar anak dan sistem nya yang dapat menjadikan beban bagi psikologi anak. Dan penulis juga mencoba untuk memberikan ide kreatifnya, selain untuk membantu psikologi anak dengan cara belajarnya, dimana nantinya juga ada dampak positif untuk alternatif penambah uang saku anak, tapi juga terkait masalah ekonomi pemerintah yang dirasa semakin nyata harus dihadapi. Penulis menyadari sebagai hasil karya manusia biasa, pastinya artikel ini masih memiliki banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki artikel ini. Penulis banyak berharap mudah-mudahan artikel ini dapar memberi kontribusi positif bagi para pembacanya maupun bagi instansi – instansi yang terkait nantinya.
Bangkalan, 25 Maret 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i KATA PENGANTAR............................................................................................ ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii RINGKASAN......................................................................................................... 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 2 Latar Belakang................................................................................................. 2 Tujuan.............................................................................................................. 3 Manfaat............................................................................................................ 3 PEMBAHASAN..................................................................................................... 4 Kondisi Kekinian............................................................................................. 4 Penerapan Skill Anak Berdasarkan Cita-cita Sebagai Penambah Uang Saku..4 Segmenting, Targetting, dan Positioning......................................................... 5 KESIMPULAN....................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10 DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. iv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
iii
RINGKASAN Menurut teori yang dikembangkan oleh Jean Piaget, bahwasanya apabila kita ingin membangun kemampuan kognitif anak, yaitu dengan melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Sedangkan motivasi itu biasanya sering muncul karena adanya kemauan belajar dari anak itu sendiri. Hal tersebut terkait dengan ambisi atau cita-cita yang memang sudah diinginkan dengan sendirinya.. Keterpaksaan dalam belajar adalah salah satu kendala besar dalam proses perkembangan anak. Di Indonesia sendiri dalam hal pendidikan juga dirasa masih kurang sekali mengenai spesialisasi keahlian. Sering banyak anak yang melanjutkan tingkatan belajar yang tidak sesuai dengan bidang tingkatan sebelumnya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor masalah ekonomi yang saat ini tengah dihadapi oleh pemerintah Indonesia, yakni pengangguran yang semakin membludak. Karena hal tersebut akan menciptakan sumber daya manusia yang tidak optimal dan bermutu tinggi, apabila tidak terspesialisasikan sejak dini. Adapun sebagai upaya untuk mencegah dampak jangka panjang yang sangat nyata akan dihadapi, diperlukan salah satu pembaruan dan pengolahan sistem belajar yang lebih menarik dan kondusif secara kontinyu dilakukan sehingga dapat tercapai Indonesia yang berintegritas anak bangsanya. Peran orang tua juga sangat penting pada hal ini. Selain itu, setelah anak memiliki keahlian skill yang terarah, dengan difasilitasi apa yang dapat menunjang pembelajarannya. Anak tersebut dapat berkembang dan bahkan dapat menambah uang sakunya sendiri secara kontinyu. Gagasan ini direkomendasikan untuk pihak-pihak yang peduli dengan perkembangan dan masa depan anak-anak bangsa beserta dampak jangka panjangnya terhadap pengangguran, kemudian bekerjasama untuk masyarakat dan negara.
KATA KUNCI Penerapan skill pada anak sejak dini, menekan tingkat pengangguran, mengembangkan kemampuan sebagai penambah uang saku anak.
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Wingkel dalam Darsono (2004:4) belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Belajar sudah menjadi rutinitas bagi semua orang. Terjadinya suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir, hal itulah yang dapat disebut seseorang berhasil menerapkan cara belajar dengan baik. Sistem belajar yang baik harus juga diterapkan pada anak sejak dini. Karena anak-anak usia belia memiliki bermilyar-milyar sel-sel syaraf otak yang sedang berkembang dan memiliki kemampuan yang istimewa, serta daya memory yang kuat. Maka pendidikan yang
menanamkan
nilai-nilai
luhur
kemanusiaan
(pengembangan
intelegensi/kecerdasan, karakter, kreativitas, moral, dan kasih sayang universal) sangatlah perlu diberikan pada anak-anak sejak dini. Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42). Suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahanr tingkah laku pada diri anak diharapkan terjadi. Motivasi belajar yang ideal adalah motivasi yang dapat mengendalikan kondisi psikologis untuk mendorong anak belajar secara sungguhsungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar anak yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. Motivasi belajar juga merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri anak perlu diperkuat terus menerus. Cita-cita juga termasuk bagian dari motivasi intrinsik yang perlu direalisasikan dan diperjuangkan. Dalam hal mendidik anak, memiliki cita-cita
2
harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi anak sehingga mereka akan selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi maka semua anak diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuannya sendiri. Maka dari itu cita-cita sangat erat kaitannya dengan motivasi belajar. Tujuan 1.
Menganalisis sistem belajar anak dari input sampai output yang dihasilkan.
2.
Memperbaiki sistem belajar anak melewati penerapan skill sedini mungkin sesuai dengan cita-citanya melalui gagasan tertulis.
3.
Memberi solusi terbaru kepada pemerintah dan para orang tua untuk menerapkan skill anak sedini mungkin sesuai dengan cita-citanya.
Manfaat 1.
Menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang penerapan skill anak sesuai dengan cita-citanya sebagai altrnatif penambah uang saku anak.
2.
Sebagai bahan rujukan dalam upaya mencari solusi-solusi perbaikan dunia pendidikan dan opsi cara mengurangi pengangguran.
3.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para orang tua untuk peduli terhadap perkembangan belajar anak setelah membaca karya ilmiah ini.
4.
Mendorong penulis untuk mengeksplorasi kemampuannya untuk memberi solusi-solusi terbaik.
3
PEMBAHASAN Kondisi Kekinian Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk 241 juta jiwa menurut www.tempo.com dan pengangguran mencapai 7,9 juta jiwa pada 2015
menurut
http://economy.okezone.com/read/2015/12/02/.
Kesadaran
pemerintah direspon baik oleh masyarakat karena masyarakatpun juga sadar akan pentingnya penerapan skill sedini mungkin. Seperti halnya pemerintah yang saat ini menciptakan Polisi cilik yang handal yang setiap tahunnya mereka mengikuti perlombaan kejuaraan yang diadakan oleh TNI/POLRI Indonesia. Program yang pemerintah reasilasikan tersebut sangat diharapkan 10 tahun kedepan mampu menciptakan keamanan negara yang hebat dan handal. Akan tetapi hal tersebut tidaklah cukup untuk menekan pengangguran yang semakin naik jumlahnya disetiap tahun, karena hal tersebut hanya bergerak dalam sektor keamanan saja. Sedangkan pengangguran pada saat ini mayoritas dikarenakan oleh sektor vtenaga kerja, maka dari itu sangatlah penting kita terapkan keahlian pada anak sejak dini. Agar anak tersebut sudah memiliki bekal untuk berproses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan keahlian dasar yang masing-masing mereka miliki sejak dini. Penerapan Skill Anak Sebagai Penambah Uang Saku Menginginkan masa depan yang terbaik untuk anaknya adalah mutlak keinginan jangka panjang dalam organisasi terkecil di lingkungan ini, yakni keluarga. Salah satu jalan keluarnya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memberikan asupan pendidikan sebaik dan sebanyak mungkin terhadap anak. Mengetahui cita-cita anak sedini mungkin juga perlu untuk perkembangan belajarnya. Karena apabila anak tersebut belajar sesuai dengan apa yang diinginkan dari hati mereka, maka akan terdorong untuk lebih dalam menekuni, dan berusaha yang terbaik dalam belajarnya. Berbeda dengan anak yang memang benar-benar dipaksa dan harus menuruti kehendak orang tua. Pada akhirnya mereka hanya menjalankan dan mengikuti proses pembelajaran dengan setengah hati. Hal tersebut sudah jelas akan berdampak pada hasil dan nilai belajar anak.
4
Dengan melatih dan mengasah skill anak sedini mungkin dapat memberikan kontribusi positif terhadap masa depan anak. Ketika sejak dini anak sudah dapat memiliki pegangan dasar skill berdasarkan cita-cita mereka sendiri. Maka semakin bertambahnya umur anak, skill yang mereka miliki akan bertambah baik dibidangnya masing-masing. Sejak dini sudah dipersiapkan untuk menjadi agen penting dengan keahlian yang telah terspesialisasikan. Hal tersebut sangat menjanjikan untuk target masa depannya. Setelah anak sudah memiliki keahlian dengan melalui beberapa proses, maka secara otomatis anak tersebut juga akan bisa mempergunakan keahlian mereka sejak dini pula. Pada akhirnya mereka pun dapat menambah uang saku mereka sendiri. Misalkan, ketika anak memiliki cita-cita menjadi seorang Pilot atau Disainer pesawat terbang, sedini mungkin anak tersebut sudah diberikan asupan belajar mengenai ilmu penerbangan tersebut. Meskipun hanya dalam bentuk pengenalan atau sekedar bermain-main dengan media yang berhubungan dengan dunia penerbangan, maka mereka akan mendapatkan tambahan uang saku dengan menciptakan pesawat mainan misalkan dari kayu, botol plastik dan yang lainnya, yang akhirnya mereka jual ketemanteman bermainnya. Tentunya disesuaikan dengan tingkatan umur dan kesiapan mental mereka untuk memperdalam mengenai apa yang mereka cita-citakan. Akan tetapi yang perlu ditekankan dalam hal ini, bahwa mekipun anak sudah diarahkan memiliki skill sedini mungkin. Anak tetap diarahkan tidak boleh melupakan atau tidak mempelajari mata pelajaran lain yang sudah menjadi kewajibannya
untuk
ditempuh,
misalkan
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan, yang mana harus menjadi kewajiban kita semua untuk mempelajarinya. Agar NKRI tetap dapat kokoh bermartabat dimata bangsa lain. Hal ini sangat penting kita terapkan, karena apabila kita melihat pengangguran yang semakin meningkat sudah menjadi salah satu faktor utama masalah ekonomi. Tidak hanya itu saja, kalau kita melihat lebih dalam lagi, saat ini sudah banyak anak dibawah umur yang putus sekolah karena keadaan orang tua yang tidak memadai untuk memberikan putra putri terbaik mereka pendidikan yang seharusnya mereka asup. Apabila hal ini tidak sedini mungkin difikirkan akan masa depan anak, dan menerapkan sistem spesialisai sedini mungkin. Maka akan banyak tercipta pengangguran-pengangguran baru yang akan memenuhi
5
Indonesia di masa mendatang. Maka dari itu penumbuhan skill sejak dini sangatlah dibutuhkan di negara ini. Segmenting, Targeting, dan Positioning Penerapan Skill Anak Sebagai Penambah Uang Saku Segmenting, Targeting, dan Positioning dalam gagasan penerapan skill anak sejak dini berdasarkan cita-cita sebagai alternatif penambah uang saku ini meliputi: 1.
Target Primer
Target utama kegaiatan ini adalah anak usia 8 tahun keatas. a. Segmentasi Geografis Rencana penerapan skill anak sejak dini ini dilaksanakan diIndonesia. b. Segmentasi Demografis Jenis Kelamin Usia
: Laki-laki dan perempuan : 8 tahun keatas
Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar kelas IV Status Sosial
: Berbagai lapisan masyarakat
Semua jenis ras, suku bangsa dan agama c. Segmentasi Psikologis Didasarkan pada umur anak yang sudah 8 tahuh, sudah mulai menjalani masa stabil, dan sudah bisa tahu apa yang diinginkan atau yang dicitacitakan. Daya serap terhadap ilmu yang diberikan juga akan lebih siap secara psiklogis. Dimana nantinya ketika skill dasar sudah mereka miliki, mereka bisa berkembang dengan sendirinya dengan mengeksplorasi semua yang terpendam dalam dirinya. Alhasil, pada usia mereka yang gemilang, mereka akan banyak menciptakan prestasi-prestasi baru yang dapat menambah uang saku mereka sendiri. Masa depan pun juga sudah terjamin karena mereka sudah memiliki dasar skill yang mereka inginkan 2.
Target Sekunder Target kedua dari penerapan skill sejak dini pada anak adalah masyarakat atau para orang tua dari anak yang bersangkutan yang
patut untuk di
kembangkan skill berdasarkan cita-citanya.
6
a. Segmentasi Geografis Rencana penerapan skill anak sejak dini ini dilksanakan diIndonesia. d. Segmentasi Demografis Jenis Kelamin
: Laki-laki dan perempuan
Usia
: 25 keatas (masyarakat yang sudah memiliki anak berusia 8 tahun keatas)
Tingkat Pendidikan
: Masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan
Status Sosial
: Berbagai lapisan masyarakat
Semua jenis ras, suku bangsa dan agama e. Segmentasi Psikologis Sering terjadi kasus dimana orang tua yang kebanyakan lebih agresif mengutamakan keinginannya sendiri, tanpa memikirkan cita-cita anak. Juga menjadi salah satu faktor utama penyebab kegagalan dalam proses belajar anak. Orang tua yang tidak memberikan pendidikan layak pada anak,
dampak
berkepanjangan
akan
menciptakan
calon-calon
pengangguran tanpa skill yang dimiliki. Orang tua yang harus mengetahui seberapa penting penerapan skill sejak dini untuk masa depan anak. Karena motivasi dan dorongan dari orang tua sangat berpengaruh besar terhadap program penerapan skill anak ini. Penerapan skill sejak dini berdasarkan cita-cita anak ini diposisikan sebagai alternatif penambah uang saku anak dan juga diposisikan sebagai program yang dapat memberikan keuntungan bagi negara Indonesia. Menciptakan dan mencetak geberasi-generasi penerus bangsa yang berintgritas tinggi, sehingga dengan proses yang mereka jalani dapat mengurangi banyak masalah ekonomi nasional. Dalam
penerapannya,
segala
proses
sosialisasi
yang mendorong
keberhasilan program penerapan skill pada anak sejak dini sebgai penambha uang saku ini, diserahkan pada institusi yang benar-benar kuat dalam memproses keberhaislan gagasan secara kontinyu. Agar tidak hanya menjadi sebuah gagasan yang dilakukan hanya separuh-separuh saja. Diharapkan dapat memunculkan kontribusi positif untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.
7
1. DIRECT SELLING Direct selling dalam bahasa pemasaran adalah penjualan langsung. Dalam penerapan skill anak ini Direct Selling nya terletak pada sosialisasi langsung kepada masyarakat, terutama pada masyarakat yang memiliki anak berumur 8 tahun keatas, jadi masyarakat diberikan informasi betapa pentingnya penerpan skill anak sejak dini, dan sangat menjanjikan apabila diterapkan untuk investasi masa depan anak. 2. MANAGEMENT PUBLIC RELATION Kegiatan Public Relations ini adalah berupa event-event berskala lokal maupun nasional yang tentunya merupakan sebuah kegiatan atau tindakan nyata. Kegaiatan tersebut bertujuan untuk menarik minat dan memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat mengenai pentingnya gagasan ini, secara tepat sasaran. Diharapkan dari kegiatan ini pemikiran masayarakat awam dapat terbuak luas dan nantinya lebih memikirkan masa depan anak secara terkonsep dan memang benar-benar dipersiapkan mulai sejak dini. Selain pada masayarakat yang terkait, pada anak-anak sekolah dasar yang telah siap menerima keahlian skill, memberikan sosialisasi-sosialisi lewat sekolah diberbagai penjuru lokal Indonesia. Memotivasi mereka untuk memiliki cita-cita dan harus dikembangkan sejak dini. Agar mereka terdidik dengan keahlian yang terarah. 3. PRICE GOLDEN Price golden diberikan pada anak yang telah berhasil menerapkan keahlian skill nya, baik yang telah mendapatkan prestasi-prestasi yang gemilang, maupun yang telah berhasil menambah uang saku mereka sendiri oleh instatansi terkait, seperti pemerintah daerah. Agar anak tersebut dapat termotivasi untuk jauh lebih mengembangkan keahliannya. Selain itu dampaknya juga akan dirasakan pada lingkungan, maupun mental anak-anak lain.
Agar
yang
lainnya
dapat
termotivasi
untuk
berlomba-lomba
mengembangkan keahliannya dalam berproses mengasah skill nya sejak dini.
8
KESIMPULAN Dengan adanya fakta masih banyak tingkat pengangguran di Indonesia, karena faktor tenaga kerja yang kurang memiliki spesialisasi skill. Maka gagasan penerapan skill anak sejak dini berdasarkan cita-cita anak, menjadi salah satu jawaban untuk lebih memperluas dan meningkatkan integritas penerus bangsa. Banyak sekali dampak positif yang dapat dikontribuikan apabila gagasan ini diaplikasikan dan siterapkan dengan baik. Ketika orang tua sudah banyak mendukung dan memahami arti dari pentingnya mengasah keahlian anak sejak dini, tentunya sesuai dengan cita-cita anak itu sendiri dengan kata lain tanpa ada paksaan dari orang tua ataupun pihak lain. Anak akan memiliki keahlian dasar yang menjadi bekal untuk dikembangkan lebih dalam lagi. Sejak usia dini sudah terarah dan terspesialisasi akan sangat gampang memasuki lapangan kerja di bidangnya kelak. Bahkan, yang lebih diharapkan lagi, anak sudah bisa Sterlihat melalui prestasi-prestasi nya yang gemilang karena telah menekuni bdangnya lebih awal. Hal itu secara otomatis akan dapat menambah uang saku anak. Masa bermain dengan keahlian skill jauh lebih banyak dampak positifnya dariapada hamya menghabiskan masa anak-anak hanya dengan bermain tidak ada manfaat yang nyata. Dipersiapkan sejak dini untuk membangun generasi yang berintegritas, akan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi masalah-masalah ekonomi terutama mengenai pengangguran dan masalah ketenaga kerjaan. Penerapan skill sejak dini ini akan berjalan lancar dengan syarat program ini dapat didukung oleh pihak-pihak yang terkait dari institusi maupun pihak-pihak yang terkait dan tak lupa masyarakat yang sudah menjadi target memiliki peran sangat vital berpartisipasi dalam program penerapan skill sejak dini pada anak ini. Agar Indonesia jauh lebih baik, dan bertambah maju dalam hal pendidikan dan ekonominya di kancah Internasional.
9
DAFTAR PUSTAKA -
Gunarsah. 2008 .Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
-
Nasution, Zulfikar. 2011. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Online tersedia
http://zulfikarnasution.wordpress.com/2011/09/17/teori-
perkembangan-kognitif-jean- piaget/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2013 -
Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia SD _ Artikel Psikologi.htm. di akses pada tanggal 06 maret 2013
-
Jaelani. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas IV SDN.
Jakarta:
http://jaelani.wordpress.com/2o11/Pengaruh-Motivasi-Belajar-
Terhadap-Hasil-Belajar-Siswa-kelas- IV-SDN/. Di akses pada tahun 2011.
10
A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/HP
Rizky Aliyah Arrohma P Ekonomi Pembangunan 140231100005 Pasuruan, 29 Juni 1996
[email protected] 081945197449
B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus
SD SDN Bangilan 2002-2008
SMP SMPN 5 Kota Pasuruan 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah/Seminar Ilmiah -
SMA SMA Al- Yasini IPS 2011-2014
Waktu dan Tempat -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan 1. Juara III Lomba Anugerah GP. Ansor dan 2012 Wirasantri Mandiri (Proposal Bank Mandiri Bisnis Dan Presentasi) di Surakarta Tingkat Nasional 2. Juara II Pararel SMA Al-Yasini SMA Al-Yasini 2013 2013-2014 3. Juara III Lomba Pidato Tiga Pemerintah 2014 Bahasa Tingkat Kab. Pasuruan Kabupaten dalam Rangka Memperingati Pasuruan HUT Kab. Pasuruan 4. Juara I Lomba Karya Tulis BMT Maslahah 2014 Ilmiah “UMKM di Indonesia” Sidogiri Tingkat Kota dan Kabupaten Pasuruan
v
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii