PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KONSEP ARSITEKTUR AKUSTIK MODERN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KENYAMANAN PERIBADATAN DI MASJID RAYA BAITURRAHMAN BANDA ACEH BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS
Ketua Kelompok
:
Anggota Kelompok :
Disusun Oleh : Tjoet Nia 1308102010047, Angkatan 2013 Usmawanda Mata Ul Hayati 1308102010029, Angkatan 2013 Juli Erlia 1308102010027, Angkatan 2013 Muhammad Khairil 1504001010022, Angkatan 2015
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2016
i
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ............................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi RINGKASAN ...................................................................................................... vii PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 1 GAGASAN ........................................................................................................... 2 Kondisi Terkini Masjid Raya Baiturrahman .................................................... 5 Solusi yang Pernah Diterapkan di Masjid Raya Baiturrahman ........................ 5 Tingkat Keefektifan Gagasan ........................................................................... 5 Pihak-pihak yang Dapat Membantu Terimplementasikannya Gagasan ........... 7 Langkah-langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan ................ 7 KESIMPULAN .................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9 LAMPIRAN ......................................................................................................... 10
iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Daftar koefisien penyerapan bahan .......................................................... 6
v
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kondisi Masjid Raya Pasca Tsunami 2004 ......................................... 2 Gambar 2. Denah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ................................. 3 Gambar 3. Rancangan Pembangunan Masjid Raya Baiturrahman ....................... 4
vi
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu masjid tertua di Aceh. Masjid ini pertama kali dibangun pada zaman Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M. Terletak di pusat kota Banda Aceh, masjid ini tidak hanya menjadi pusat peribadatan tetapi juga menjadi pusat wisata religi keluarga yang terkenal di Aceh. Hingga saat ini, masjid Raya Baiturrahman masih terus mengalami perbaikan untuk menunjang aktivitas ibadah. Masjid Raya sangat ramai dikunjungi masyarakat saat waktu shalat, dzikir akbar, dan aktivitas ibadah lainnya. Karena terletak di pusat kota, kebisingan di masjid raya tidak dapat dihindarkan, terlebih lagi masjid Raya terletak sangat dekat dengan pusat belanja Pasar Aceh. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan (Maswati, dkk., 2015) mengatakan “Tingkat kebisingan pada titik pasar mencapai 73 dB dan kebisingan disekitaran masjid hampir sama yaitu mencapai 70 hingga 76 dB. Tingkat kebisingan tersebut telah melebihi baku standar yang ditetapkan untuk tempat beribadatan, yakni sebesar 55 dB. Selain permasalahan kebisingan, permasalahan akustik dalam masjid Raya Baiturrahman juga menjadi permasalahan yang serius. karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi jamaah yang melakukan aktivitas keagamaan. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis akan memberikan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan akustik pada Masjid Raya Baiturrahman dalam proses pembangunan dan perbaikan lebih lanjut. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulisan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kebisingan dan gema yang ditimbulkan dari permasalahan akustik dalam masjid sehingga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan bagi aktivitas keagamaan; Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dengan terwujudnya gagasan ini adalah : 1. Meningkatnya kenyamanan jamaah dan pengunjung masjid dalam melakukan kegiatan keagamaan sehingga mesjid Raya Baiturrahman tidak hanya mempunyai nilai estetika dan sejarah yang tinggi, namun kenyamanan yang diberikan pada jamaah juga menjadikan mesjid ini mempunyai daya tarik yang besar terhadap masyarakat, baik lokal maupun nonlokal. 2. Terwujudnya manfaat diatas akan menggambarkan kinerja perangkat pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan masjid. Maka, tentu dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Selain itu, juga dapat merangsang kepedulian pihak-pihak lainnya seperti pemerintah,
2
masyarakat umum, sekaligus pelajar-pelajar lainnya untuk lebih peka terhadap lingkungan, terutama lingkungan tempat peribadatan.
GAGASAN Kondisi Terkini Masjid Raya Baiturrahman Masjid Raya Baiturrahman menjadi saksi sejarah besar yang pernah terjadi di Aceh, mulai dari terbunuhnya Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler pada tahun 1873, dan yang terakhir Tsunami pada tahun 2004.
Gambar 1. Kondisi Masjid Raya Pasca Tsunami 2004 Masjid Raya Baiturrahman pernah terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada tanggal 10 April bulan Shafar 1290H/April 1873 M yang dipimpin oleh Jenderal van Swieten. Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah sebagai permintaan maaf. Pada tahun 19911993, Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali yang disponsori oleh Gubernur Dr. Ibrahim Hasan, yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas, meliputi bagian lantai masjid, tempat Shalat, perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula, dan tempat wudhu. Sedangkan perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah mimbar. Luas bangunan induk masjid 56 x 34 meter, luas serambi depan depan 12,5 x 105 meter, tiang bulat 136 buah, tiang persegi 32 buah, 7 buah kubah, 5 buah menara dan Masjid Raya meggunakan lantai marmer buatan Italia, dengan ukuran 60 × 120 cm dan dapat menampug 9.000 jamaah. Masjid Raya Baiturrahman memiliki 7 kubah yang berbentuk sentengah bola dengan diameter 7 m.
3
A = teras utama B = mihrab C = aula D = Tabloid Gema Baiturrahman E = teras belakang F = aula G = Sekretariat H = Perpustakaan I = Bank Syari’h J = TPQ Plus K = PHBI L = IQQAH = kubah = Tiang = Tiang utama
Gambar 2. Denah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Arsitektur masjid bercorak ekletik, yaitu suatu rancangan yang dihasilkan dari gabungan berbagai unsur dan model dari berbagai negeri. Bagian pertama masjid adalah gerbang, posisinya menempel dengan unit utama. Setelah gerbang terdapat porch yang berbentuk segi empat panjang. Bagian depan, kiri, dan kanan porch dikelilingi oleh tangga yang membentuk huruf U. Pada ujung tangga depan, terdapat tiga bukaan (jendela tanpa pintu) yang dibentuk oleh empat kolom(tiang) langsing silindris model arsitektur Moorish, yang banyak terdapat di masjid-masjid Afrika Utara dan Spanyol. Antara kolom satu dengan lainnya dihubungkan dengan plengkung patah model Persia. Karena ada 4 kolom, maka berarti terdapat tiga plengkung. Pada bagian atas dan sisi plengkung terdapat hiasan relief lengkunglengkung seperti corak Arabesque. Diatas ketiga plengkung ini, terdapat semacam tympanium yang berbentuk jenjang seperti penampang sebuah tangga. Corak ini merupakan khas rumah klasik Belanda. Pada setiap jenjang dihias dengan miniatur sebuah gardu, yang dihiasi kubah bawang pada bagian puncaknya. Corak ini menunjukkan adanya pengaruh India. Sisi kiri dan kanan porch mempunyai dua kolom yang dihubungkan oleh satu plengkung, dekorasinya sama dengan porch bagian depan. Untuk masuk ke masjid melewati lima lengkungan yang tinggi: tiga di teras depan, dua lainnya pada setiap sisi pintu masuk. Gerbang dengan lengkungan di atas itu ditopang pilar penyangga bulat yang. Di atas lengkungan terdapat kayu yang diukir dalam aksara Arab. Di sayap kiri kanan, masing-masing dilengkapi tiga jendela yang dilapisi jeruji besi dan ornamen. Ada 15 jendela kecil di bagian kubah. Mihrab terletak di dinding belakang yang mengarah ke kiblat dihiasi lapisan berwarna keemasan. Mimbar tempat khutbah berupa sebuah kursi ukir yang diletakkan di dekat mihrab. Hingga saat ini, Masjid Raya Baiturrahman masih terus mengalami perbaikan untuk menunjang aktivitas ibadah. Saat ini Masjid Raya
4
sedang dalam proses pembangunan, pihak PT Artefak Arkindo selaku konsultan dan pengawas menyatakan bahwa pembangunan akan selesai pada akhir Juni 2017. Pembangunan ini meliputi lapangan parkir bawah tanah, tempat wudhu, dan payung otomatis.
Gambar 3. Rancangan Pembangunan Masjid Raya Baiturrahman Masjid Raya sangat ramai dikunjungi masyarakat saat waktu shalat, dzikir akbar, dan aktivitas ibadah lainnya Karena terletak di pusat kota, kebisingan di Masjid Raya tidak dapat dihindarkan, terlebih lagi Masjid Raya sangat dekat dengan pusat perbelanjaan di Aceh. Pada tahun 2014 pintu kaca dipasang karena jamaah mengeluh suhu di dalam masjid meningkat. Peningkatan suhu masjid dikarenakan jamaah di Masjid Raya meningkat pesat, terutama pada bulan ramadhan. Oleh karena itu pengurus Masjid Raya memasang AC sehingga pemasangan pintu kaca dilakukan agar udara dari luar tidak masuk ke dalam dan fungsi AC optimal. Pemasangan AC dan pintu kaca membuat suhu di dalam masjid menjadi lebih sejuk, namun permasalahan akustik yang ditimbulkan tidak dapat dihindari. Karena suara dari dalam masjid tidak bisa keluar, suara tersebut terkurung di dalam masjid dan menimbulkan gema terutama di bawah kubah. Hal ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan bagi jamaah yang sedang mendengarkan ceramah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan suara yang berasal dari loudspeaker masjid menjadi gema, di antaranya adalah geometri ruang utama masjid, peletakan loudspeaker, dan interior dalam masjid. Peletakan loudspeaker yang tidak tepat dapat menyebabkan suara yang keluar menjadi gema. Pada kasus Masjid Raya, jarak antara mimbar dan speaker sangat dekat. Sebagian speaker di tiap-tiap tiang dipasang mengarah ke pintu dan jendela, namun karena pintu kaca tidak dibuka suara yang keluar menjadi terkurung. Pemasangan interior dengan bahan tertentu dapat meredam suara dan mengurangi efek gema dalam ruangan. Bahan-bahan tersebut diantaranya adalah kayu, busa, gabus, papan partikel, ambal dan masih banyak lagi. Pintu utama Masjid Raya dihiasi dengan ukiran dari kayu, namun pintu ukiran ini dihalangi oleh pintu kaca sehingga suara di dalam masjid tidak dapat diredam.
5
Solusi yang Pernah Diterapkan di Masjid Raya Baiturrahman Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan tingkat kebisingan di Masjid Raya Baiturrahman telah melebihi ambang batas, yaitu sekitar 70-76 dB. Hal ini dikarenakan letak geografis Masjid Raya yang terletak di pusat kota dan berdekatan dengan Pasar Aceh. Untuk mengurangi kebisingan dari luar, pihak pengurus Masjid Raya berinisiatif dengan membangun tembok setinggi 2,5 meter di bagian belakang untuk mengurangi kebisingan sehingga tidak mengganggu kenyamanan jamaah saat beribadah. Menurut Hamdan, selaku sekretaris umum pengurus masjid. Telah dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kenyamanan jamaah dan pegunjung. Untuk mengatasi peningkatan suhu di dalam masjid dilakukan pemasangan AC dan pintu kaca. Solusi ini berhasil menjaga suhu di dalam masjid tetap dingin, namun solusi tersebut menimbulkan masalah akustik. Jamaah mengeluh tidak dapat mendengarkan ceramah dengan jelas karena adanya efek gema di dalam masjid. Menanggapi masalah ini, pihak pengurus Masjid Raya membuat ventilasi di setiap pintu untuk mengurangi efek gema yang timbul. Namun, sejauh ini solusi tersebut belum efektif karena hingga saat ini efek gema yang timbul belum terminimalisir secara optimal dan mengakibatkan efisiensi pendingin ruangan tidak optimal. Tingkat Keefektifan Gagasan Pemberian tambahan material pada dinding dan tiang-tiang mesjid dengan tingkat penyerapan gelombang bunyi pada kadar tertentu sangat efektif untuk meningkatkan kualitas bunyi dalam masjid. Dari table 1, dapat dilihat bahwa acourete fiber memiliki koefisien terntinggi sehingga efektif untuk digunakan sebagai bahan peredam suara di masjid. Acourete Fiber adalah bahan peredam suara berbahan dasar serat sintetis (polypropylene). Ciri-ciri Acourete Fiber yaitu berwarna putih dengan lebar 1.5 m dan tebal mulai dari 4mm sampai dengan 10mm. Acourete Fiber adalah bahan peredam suara dengan beragam densitas permukaan mulai dari 300, 600, 800, sampai dengan 1000 g/m2. Dengan densitas permukaan yang mencapai 1000 g/m2, Acourete Fiber memiliki kekuatan serap suara yang kurang lebih sama dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 100 mm. Sifat acourete fiber yang healthywool juga mendukung efektifnya penggunaan material ini. Penambahan material ini dilakukan tanpa mengurangi arsitek keindahan masjid, bahkan juga akan dilakukan untuk menambah keindahan ruang. Penambahan material ini akan mampu menyerap kebisingan dari luar, juga meredam kebisingan dari dalam. Akibatnya, kebisingan yang bersumber dari luar tidak mengganggu jamaah masjid, dan bilapun adanya keributan dalam masjid, maka keributan tersebut tidak menyebar melainkan diredam oleh material pada dinding. Penambahan ornamen–ornamen interior pada dinding masjid juga membantu meredamkan suara. Interior ini akan membantu menyerap suara dari
6
dalam masjid. Salah satu interior yang digunakan yaitu interior yang terbuat dari kayu, selain nilai estetika dan terkesan mewah namun klasik, struktur internal kayu juga efektif untuk menyerap suara. Tabel 1. Daftar Koefisen Penyerapan Bahan Koefesien Penyerapan Bahan F = 1000 Hz F = 2000 Hz F = 4000 Hz Acourete Fiber 0.89 0.83 0.75 Akustik plester (rata-rata) 0.6 0.68 0.66 Kayu 0.10 0.09 0.10 Kaca 0.03 0.02 0.02 Beton 0.02 0.02 0.03 Sumber Doolle, 1990 Penambahan ornamen interior yang berbentuk ukiran yang dipasang disekitar mulut kubah serta bagian atas dan bawah tiang masjid, kemudian juga ditambahkan ukiran-ukiran pada dinding masjid. Penambahan ukiran pada mulut kubah tanpa menutupi keseluruhan lubang kubah, tetapi hanya dibagian pinggir mulut kubah saja. Hal ini dapat mengurangi efek dengung terutama pada daerah dibawah kubah. Ornamen ukiran kayu juga ditambahkan pada bagian atas setiap tiang sehingga dapat membantu menyerap suara terutama yang berasal dari dalam masjid. Sedangkan untuk mengurangi gema dan dengung dalam masjid, peletakan speaker pada posisi yang tepat juga efektif untuk mengurangi gema dalam masjid. Hal ini dapat meminimalisir waktu dengung dan gema yang ada. Jika speaker diletakkan terlalu berdekatan dengan mimbar akan timbul suara feedback, suara yang keluar dari speaker akan masuk ke microphone dan diperkuat kemudian dikeluarkan melalui loudspeaker kembali. Speaker yang dipasang diletakkan pada jarak 3-4 meter dari mimbar. Speaker dipasang condong ke bawah dengan ketinggian 2 meter dari lantai dan diarahkan ke pintu dan jendela sehingga dapat mengurangi efek gema dan dengung. Dengan menggunakan persamaan dibawah, maka didapat waktu dengung yang dihasilkan dengan penambahan ornament ukiran-ukiran kayu, baik pada mulut kubah, tiang-tiang, serta dinding masjid. : RT =
0.05 𝑉 𝐴+𝑥𝑉
(SI) ,
dengan
Dimana : RT : Waktu dengung (s) R : Konstanta ruangan (m2) S : Total luas permukaan berbentuk ruang ( m2)
A=S×α
7
α v A x
: Rata-rata koefisien absobrsi di semua material pembentuk ruang : Volume ruang (m3) : penyerapan ruang total ( sabin meter per segi ) : Koefisien penyerapan udara
Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Terimplementasikannya Gagasan Untuk mengimplementasikan gagasan ini, sangat diperlukan kontribusikontribusi dari beberapa pihak yaitu : 1. Pemerintah Provinsi Aceh Terwujudnya gagasan ini sangat memerlukan kontribusi dari pemerintah. Pembangunan dan perkembangan bangunan masjid memerlukan izin dan dana yang prosesnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Maka dukungan pemerintah provinsi Aceh menjadi faktor utama agar gagasan ini dapat terealisasikan. 2. Pemerintah Kota Banda Aceh Peran dan kontribusi pemerintah kota Banda Aceh berupa yang dukungan operasional, sarana, dan prasarana ikut menjadi faktor penting terealisaikannya gagasan ini. 3. Pengurus masjid, jamaah, dan pengunjung masjid. Dukungan dari pengurus masjid juga sangat diperlukan. Karena, pengurus masjid merupakan pihak yang sangat mengenal kondisi masjid. selain itu, pengurus masjid juga menjadi pihak yang dapat mendorong pemerintah untuk dapat merealisasikan gagasan ini. Sedangkan jamaah dan pengunjung sendiri merupakan alasan dasar gagasan ini dibuat, kenyamanan jamaah menjadi tujuan dan hasil akhir pencapaian gagasan ini. Sehingga dukungan masyarakat sebagai jamaah dan pengunjung masjid tentu juga diperlukan. 4. Donatur Swasta Selain kontribusi Pemerintah Provinsi Aceh dalam masalah pendanaan pembangunan ataupun perbaikan masjid, kontribusi dari pihak donatur swasta juga sangat diperlukan agar gagasan ini dapat direalisasikan. Langkah-Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan Adapun solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan kebisingan dan akustik Masjid Raya Baiturrahman adalah sebagai berikut 1. Melakukan kampanye, presentasi, ataupun penyuluhan pada pihak-pihak yang mendukung terimplementasikannya gagasan. Dengan melakukan
8
langkah ini, diharapkan pihak-pihak tersebut akan ikut terdorong untuk ikut serta dalam upaya meningkatkan kualitas kenyamanan Majid Raya. 2. Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang juga peduli dengan perkembangan masjid, seperti Remaja Masjid Raya Baiturrahman (RMRB), Koalisi Masyarakat Peduli (KMP) Masjid Raya Baiturrahman. Gagasan ini juga akan dipresentasikan pada pihak-pihak tersebut yang diharapkan akan mendorong pihak pemerintah untuk merealisasikan gagasan ini. 3. Pembuatan proposal lengkap dengan estimasi biaya dari bahan yang digunakan untuk merealisasikan gagasan ini. Tiga upaya diatas jika dilakukan dengan optimal, maka gagasan dapat direalisasikan dengan baik dan bukan hanya sekedar gagasan tertulis saja. KESIMPULAN Permasalahan akustik yang menyebabkan masalah kebisingan dan akustik Masjid Raya Baiturrahman dapat diatasi dengan menerapkan beberapa solusi seperti: peletakan speaker yang benar, pemasangan interior peredam suara, alat peredam suara, dan pemasangan material. Dalam upaya mengimplementasikan gagasan ini, dilakukan kampanye/presentasi /penyuluhan pada pihak-pihak yang kontribusinya diperlukan untuk terealisasikannya gagasan dan pembuatan proposal. Dengan gagasan ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan aktivitas peribadatan bagi jamaah maupun pengunjung Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
9
DAFTAR PUSTAKA Budi, Candra, Andi Rahmadiansyah, Dyah Sawitri. Studi Kualitas Akustik Berdasarkan Waktu Dengung dan Bising Latar Belakang MasjidMasjid Besar di Surabaya. Surabaya: Universitas Teknologi Sepuluh November. Maswati, Tjoet Nia Usmawanda, Viza Yuniar, Elin Yusibani. 2015. Study of Noise Level Distribution at Baiturrahman Mosque, Banda Aceh, Indonesia. Vol. 4, No.1 pp. 1-2. Aceh. Journal of Aceh Physics Society. Syamsiyah, Nur Rahmawati, Sentagi Sosetya Utami, Atyanto Dharoko. 2014. Kualitas Akustik Ruang pada Masjid Berkarakter Opening Wall Design (Studi Kasus: Masjid Al Qomar Purwosari Surakarta). Surakarta : Simposium Nasional RAPI XIII Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tunggadewi, Dyah Ayu Paramitha. 2013. Pengaruh Komponen Masjid Agung Jawa Tengah terhadap Kedatangan Wisatawan. Vol 5. No 2. Yogyakarta : Jurnal Nasional Parawisata. .
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Ketua A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap
Tjoet Nia Usmanda
2
Jenis Kelamin
P
3
Program Studi
S1 Ilmu Fisika
4
Nomor Induk Mahasiswa
1308102010047
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Kutablang, 01 April 1995
6
E-mail
[email protected]
7
No Telp /Hp
082367077525
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus
SD
SMP
SMA
SDN Batee Tunggay -
MTsN Samadua -
SMA Insan Madani IPA
2001-2007
2007-2010
2010-2013
C. Penghargaan 10 Tahun Terakhir No Jenis Penghargaan 1
2
Institusi Pemberi Penghargaan
Harapan 1 Lomba Karya Tulis Fakultas Teknik Ilmiah “Pemanfaatan limbah air Lingkungan ITB sekolah berasrama untuk tanaman holtikultura polibag” Journal Of Aceh Physics Societuy Journal Of Aceh (JAcPS) “Study of Noise Level Physics Society Distribution at Baiturrahman (JacPS) Mosque, Banda Aceh, Indonesia”
Tahun
2012
2015
Semua data yang tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
Anggota 3 A. Identitas Diri 1
Nama Lengakap
Muhammad Khairil
2
Jenis Kelamin
L
3
Program Studi
D3 Teknik Sipil
4
Nomor Induk Mahasiswa
1504001010022
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Banda Aceh,
6
E-mail
[email protected]
7
No Telp /Hp
082168206097
B. Riwayat Pendidikan SD Nama Institusi
SDN
SMP
SMA
1 SMPN 7 Banda SMAN
Lambheu
Aceh
1
Gunung Meriah
SMPN 1 Gunung Meriah Jurusan
-
Tahun Masuk-Lulus
-
IPA
2009-2011 2003-2009
2011-2012
2012-2015
Semua data yang tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan keadaan yang sebenarnya, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis yang berjudul “Aristektur Akustik Modern Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh”
2.
3.
4.
the ASME 2013 11th International Conference on Nanochannels, Microchannels, and Minichannels ICNMM2013
“Hydrogen Viscosity Mesurements With Capillary Tube Under High Pressure”
June 16-10, Sapporo, Japan (2013)
The 2nd International “Measurements of Forum on Heat Transfer Hydrogen Viscosity with Capillary Tube Method Up to 773K and 100MPa”,
November 1315, 2012, Nagasaki, Japan (2012)
the 4th Int. Conf. on Heat “Measurement of Transfer and Fluid Flow in Hydrogen Gas Microscale, HTFFM-IV Viscosity With A Curved Vibrating Wire Method”
4-9 September, 2011, Fukuoka, Japan
19-20 Tokyo, (2011)
March Japan
5.
“The Curved Vibrating Wire Method For Hydrogen Gas Viscosity Measurement”,
18-23 Beijing (2010)
Oct China
6.
The 9th of Asean “Measurement of Thermophysical Hydrogen Gas Properties Conference Viscosity at 293 to 500 K up to 100 MPa with Capillary Tube Method“ The 47th Heat Transfer “Measurement of Society of Japan Hydrogen Gas Viscosity by Capillary Method at High Pressure and High Temperature”,
May, Sapporo, (2010)
2-4 Japan
AMSTECS
7.