PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411 - 4216
Profil Produktivitas Vitamin B12 oleh Pseudomonas denitrificans Setelah Diperlakukan dengan N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine
1
Danang Waluyo1, Anastasia Desy Dwi Susanti2 Balai Pengkajian Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung 630, Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15314, Banten Tel: (021)7560562 ext.1547, Fax: (021)7560208, e-mail:
[email protected] 2 Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Kampus Depok 16424 Tel: (021) 7270013, 7893436, 7863437 Fax: (021)7270012
Abstrak N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine (NTG) dikenal sebagai salah satu mutagen yang dapat mempengaruhi suatu sifat di level molekular. Bakteri Pseudomonas denitrificans yang banyak dikenal sebagai salah satu produser vitamin B12 diperlakukan dengan NTG ketika bakteri memasuki awal fasa pertumbuhan logaritmik. Produktivitas vitamin B12 dari 113 koloni P.denitrificans yang tumbuh setelah perlakuan diukur dengan membandingkan konsentrasi vitamin B12 dalam media yang diukur secara spektrofotometri, dengan konsentrasi bakteri saat itu yang dinyatakan dalam nilai rapatan optik sel pada panjang gelombang 600 nm (OD600). Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 62 koloni (54,87%) menunjukkan penurunan produktivitas dengan produktivitas terendah 6,46 ppm/SROS (satuan rapatan optik sel pada OD600) atau 21,10% dari produktivitas kontrol (30,61 ppm/SROS). Sedangkan 51 koloni (45,13%) lainnya menunjukkan penurunan produktivitas dengan produktivitas tertinggi 66,61 ppm/SROS atau 217,61% dari kontrol. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh NTG pada perubahan produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans. Kata kunci: N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine; mutasi; produktivitas; Pseudomonas denitrificans; vitamin B12 Pendahuluan Vitamin B12 adalah salah satu metabolit sekunder yang secara eksklusif hanya diproduksi oleh beberapa jenis bakteri dan archaea (Combs, 1998). Hewan (termasuk manusia) dan protista mmbutuhkan vitan B12 tetapi tidak dapat mensintesisnya. Sedangkan tumbuhan dan jamur diperkirakan tidak mensintesis atau menggunakannya (Duda dkk, 1967). Dengan demikian pemenuhan kebutuhan vitamin B12 oleh hewan dan manusia hanya dapat dicukupi dengan mengeksploitasi bakteri penghasil vitamin B12 secara fermentasi. Pada tataran industri, Pseudomonas denitrificans adalah salah satu jenis bakteri yang banyak digunakan dalam industri vitamin B12 (Martens dkk, 2002). Namun demikian, produktivitas vitamin B12 oleh bakteri tersebut secara fermentatif masih rendah (Martens dkk, 200) sehingga perlu adanya upaya lain agar produktivitas vitamin B12 dapat meningkat. N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine (NTG) adalah salah satu jenis mutagen yang sangat luas digunakan dalam proses peningkatan produktivitas dengan mutasi acak (Miller, 1996). Sebagai agen alkilasi, NTG akan bereaksi dengan guanin dari DNA menjadi O6-metilguanin, suatu alkil radikal yang bersifat mutagenik. Pembentukan struktur ini akan menyebabkan kesalahan pembacaan sitosin menjadi timin pada saat replikasi DNA (Mitra dan Kaina, 1993). Kesalahan inkorporasi sitosin dengan timin inilah yang akan menyebabkan urutan basa mengalami perubahan saat replikasi. Kesalahan pembacaan ini akan menyebabkan distorsi struktur (base mismatch). Biosintesis vitamin B12 dalam P.denitrificans melibatkan sedikitnya 20 gen (Cameron dkk, 1989) yang mengkonversi α-aminolevulinic acid sebagai bahan pre-cursor hingga menjadi molekul kobalamin melalui pembentukan cincin korrin (Battersby, 1994). Banyaknya gen yang terlibat di dalam biosintesis vitamin B12 akan memperbesar kemungkinan didapatnya mutan yang memiliki produktivitas lebih baik dibandingkan dengan galur asalnya, setelah dilakukan proses mutasi padanya. Besar pengaruh mutagen NTG pada produktivitas vitamin B12 dapat dilihat dengan membandingkn profil produktivitas bakteri sebelum dan sesudah diperlakukan dengan bahan mutagen tersebut. Tulisan ini
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-1
akan menampilkan profil produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans setelah diperlakukan dengan mutagen NTG. Bahan dan Metoda Bahan kimia, media dan galur mikrobiologi Pseudomonas denitrificans F942 diperoleh dari bank kultur Balai Pengkajian Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Serpong, Tangerang, Banten. Biakan P.denitrificans F942 dipelihara dalam media LB agar miring dan disimpan pada suhu 40C, dan diregenerasi pada media LB agar miring dan ditumbuhkan pada suhu 280C selama 3 hari, setelah 1 bulan penyimpanan. Biakan akan digunakan dalam penelitian setelah biakan diregenerasi dan disimpan terlebih dulu di 40C selama 2 minggu sebelum digunakan, mengingat produktivitas galur pada masa tersebut mencapai nilai maksimum (data tidak ditampilkan). Bahan kimia untuk media pertumbuhan dibeli dari Difco Laboratories (Detroid, MI, USA) dan Oxoid Ltd. (Hampshire, England), sedangkan bahan kimia umum lainnya dibeli dari Merck Co., Ltd. (Darmstadt, Germany). NTG dibeli dari Aldrich Chemical Company Ltd. (Gillingham, England). Pengukuran kurva pertumbuhan P.denitrificans Koloni yang dipilih dari biakan di media LB agar diinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi media LB 5 mL, lalu diinkubasi dalam penangas kocok pada kecepatan 200 rpm dan suhu 300C selama 24 jam. Kultur sel ini kemudian dipindahkan dalam tabung-tabung Erlenmeyer yang berisi media LB 10 mL sehingga rapatan optik sel pada panjang gelombang 600 nm (OD600) media mencapai 0,01, lalu diinkubasi dalam penagas kocok pada kecepatan 200 rpm dan suhu 300C. Rapatan optik sel OD600 media dan absorbansi vitamin B12 dalam media pada λ=360 nm diukur dengan spektrofotometer (Shimadzu UV-160A) setiap 12 jam selama 11 hari. Nilai absorbansi vitamin B12 tersebut dikonversikan ke satuan ppm dengan persamaan yang di dapat dari kurva standar vitamin B12 yang dibuat dengan mengukur absorbansi vitamin B12 yang dilarutkan di dalam media LB dengan berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 360 nm (data tidak ditampilkan). Perlakuan dengan NTG Pseudomonas denitrificans F942 ditumbuhkan di medium Luria-Bertani (LB) sampai rapatan optik sel pada panjang gelombang 600 nm (OD600) mencapai 0,9-1,0. Sebanyak 4 mL kultur disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Sel dicuci dengan 5 mL ml buffer sitrat sebanyak dua kali, kemudian sel dikumpulkan dengan sentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Sel disuspensikan dengan buffer sitrat 0,1M (pH 5,5) yang mengandung NTG dengan konsentrasi tertentu (lihat Hasil dan Pembahasan), kemudian diinkubasikan di dalam penangas air kocok, selama 90 menit pada suhu 370C dengan kecepatan 160 rpm. Setelah inkubasi selesai, sel dikumpulkan kembali dengan sentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Endapan dicuci dengan media MS (per liter: K2HPO4 7 g, KH2PO4 2 g, (NH4)2SO4 1 g, Natrium sitrat.2H2O 0,5 g) sebanyak 5 mL, lalu disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit sebanyak 3 kali. Endapan sel diresuspensikan kembali dalam 1 mL media MS, kemudian disebar di media LB padat dan diinkubasikan pada suhu 280C selama 3 hari. Pengukuran produktivitas vitamin B12 Koloni yang dipilih dari biakan di media LB agar diinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi media LB 5 mL, lalu diinkubasi dalam penangas kocok pada kecepatan 200 rpm dan suhu 300C selama 24 jam. Kultur sel ini kemudian dipindahkan dalam tabung Erlenmeyer yang berisi media LB 10 mL sebanyak 5-10 µL, lalu diinkubasi dalam penagas kocok pada kecepatan 200 rpm dan suhu 300C selama 9 hari. Setelah fermentasi selesai, kultur diukur rapatan optik selnya pada panjang gelombang 600 nm. Kandungan vitamin B12 dalam media kultur diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 360 nm, setelah kultur terlebih dulu disentrifugasi pada kecepatan 14000 rpm selama 1 menit. Produktivitas vitamin B12 dihitung sebagai perbandingan konsentrasi vitamin B12 dalam media kultur P.denitrificans dengan rapatan optik sel pada saat itu, dengan satuan ppm/SROS (satuan rapatan optik sel). Hasil dan Pembahasan Kurva pertumbuhan P.denitrificans dan kurva produksi vitamin B12 Seperti pada gambar 1.a., P.denitrificans mencapai masa stasioner mulai jam ke-36, dan pertumbuhannya relatif stabil hingga hari ke-7. Memasuki hari ke-8 hingga akhir pengamatan, pertumbuhan sel mengalami fluktuasi. Sedangkan konsentrasi vitamin B12 dalam kultur media P.denitrificans relatif meningkat dengan stabil sejak jam ke-12 hingga hari ke-7. Memasuki hari ke-8 hingga akhir pengamatan, konsentrasi vitamin B12 mengalami fluktuasi, seperti yang terjadi pada pertumbuhan sel. Dibandingkan dengan gambar 1.b., produktivitas vitamin B12, yang merupakan indikator kemampuan sel dalam JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-2
menghasilkan vitamin B12, mengalami kenaikan yang stabil sejak hari ke-1 hingga hari ke-7. Memasuki hari ke-8 hingga akhir pengamatan, sama dengan yang terjadi pada pertumbuhan sel dan konsentrasi vitamin B12 dalam media kultur, produktivitas vitamin B12 pun mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Fluktuasi yang terjadi pada pertubuhan sel dan konsentrasi vitamin B12 dalam media kultur sejak hari ke-8 adalah suatu hal yang wajar, mengingat fermentasi P.denitrificans pada penelitian ini dilakukan dalam batch. Namun, seperti yang terlihat pada kurva produktivitas vitamin B12, produktivitas cenderung meningkat secara linear hingga hari ke-7. Sedangkan produktivitas pada hari ke-8 hingga hari ke-11 terlihat cenderung stabil walaupun mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans mencapai maksimum pada sekitar hari ke-8 hingga hari ke-9. Dengan demikian, pada pengukuran produktivitas vitamin B12 pada galur yang telah diperlakukan dengan NTG akan dilakukan dan dibandingkan setelah galur tersebut difermentasikan selama 9 hari pada kondisi yang sama. a
b 9
250
7 6
200
5
150
4 3
100
2
50
1 0
0 0
2
4 6 8 10 Waktu fermentasi (hari)
12
Produktivitas (ppm/SROS)
8 OD600 (SROS)
40
300
35 30 25 20 15 10 5 0 0
2
4 6 8 Waktu (hari)
10
12
Gambar 1. Grafik pertumbuhan P.denitrificans dan konsentrasi vitamin B12 dalam media kultur sel (a), dan produktivitas vitamin B12 (b). Tanda bulat hitam dan putih pada (a) masing-masing menunjukkan nilai data replikasi untuk OD600 dan konsentrasi vitamin B12 dalam kultur sel. Garis hitam dan abu-abu masing-masing menunjukkan nilai rata-rata dari data replikasi OD600 dan konsentrasi vitamin B12. Sedangkan tanda bulat putih dan garis hitam pada (b) masingmasing menunjukkan nilai data replikasi hasil penghitungan produktivitas vitamin B12 dan kecenderungan dari nilai rata-rata data replikasi hasil penghitungan produktivitas vitamin B12. Satuan produktivitas vitamin B12 adalah ppm/SROS (satuan rapatan optik sel). Viabilitas Pseudomonas denitrificans terhadap NTG Kemampuan Pseudomonas denitrificans hidup dalam kondisi adanya mutagen dalam media pertumbuhannya diukur dengan memperlakukan sel dengan NTG, lalu jumlah koloni bakteri yang hidup dibandingkan dengan jumlah koloni bakteri sebelum diberikan perlakuan. Sel yang diperlakukan dengan NTG diambil ketika sel berada pada awal fasa logaritmik, dimana komposisi sel yang hidup dalam media kultur jauh lebih banyak dibandingkan dengan sel yang mati. Di samping itu pula, kondisi sel pada masa ini berada dalam kondisi yang terbaik setelah sel mengalami fasa adaptasi (Queener dan Lively, 1986). Untuk P.denitrificans, masa awal fasa logaritmik dicapai ketika rapatan optik sel mencapai 0,9-1,0 (data tidak ditampilkan). Perbandingan antara jumlah sel yang mati setelah perlakuan dengan jumlah sel tanpa perlakuan dinyatakan dengan rasio kematian. Rasio kematian P.denitrificans setelah diperlakukan dengan NTG pada berbagai konsentrasi ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 2 di bawah ini. Tabel 1. Rasio kematian P.denitrificans setelah diperlakukan dengan NTG selama 90 menit pada suhu 370C dalam buffer sitrat 0,1M (pH 5,5). Konsentrasi NTG (mg/mL) Rerata rasio kematian (%) Simpangan baku (%) 0 0,01 5,34 125,93 0,03 88,04 0,96 0,1 90,32 0,22 0,3 98,60 2,95
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-3
b 100%
5000
80%
4000
Jumlah koloni (per mL)
Rasio kematian (%)
a
60% 40% 20% 0%
3000 2000 1000 0
0.01
0.03 0.1 0.3 Konsentrasi NTG (mg/mL)
0
0.1 0.2 Konsentrasi NTG (mg/mL)
0.3
Gambar 2. Grafik rasio kematian (a) dan viabilitas (b) P.denitrificans setelah diperlakukan dengan berbagai konsentrasi NTG selama 90 menit pada suhu 370C dalam buffer sitrat 0,1M (pH 5,5). Batang dan titik pada masing-masing grafik menunjukkan replikasi data, sedangkan garis hitam adalah nilai rerata dari replikasi data tersebut. Seiring dengan peningkatan konsentrasi NTG, rasio kematian P.denitrificans pun meningkat. Rasio kematian sel mencapai 90% ketika sel diperlakukan dengan NTG pada konsentrasi lebih dari 0,1 mg/mL. Menurut Madigan dkk (2000), proses mutasi pada suatu sel akibat perlakuan dengan suatu mutagen akan efektif bila memberikan rasio kematian sebesar 90-95%. Rasio kematian sel mengalami peningkatan nyata ketika diperlakukan dengan NTG dengan konsentrasi 0,03 mg/mL; meningkat lebih dari 16 kali lipat dibandingkan dengan NTG 0,01 mg/mL. Hal ini menunjukkan konsentrasi NTG 0,03 mg/mL menjadi konsentrasi kritis pada rasio kematian P.denitrificans pada kondisi tersebut. Berkaitan dengan hal ini, viabilitas P.denitrificans pun menurun drastis ketika sel diperlakukan dengan NTG 0,03 mg/mL.
350
70
300
60
250
50
200
40
150
30
100
20
50
10
0 0
20
40
60
80
100
OD600 (SROS) Produktivitas vitamin B12 (ppm/SROS)
Konsentrasi vitamin B12 (ppm)
Profil produktivitas vitamin B12 dari Pseudomonas denitrificans setelah perlakuan dengan NTG Setelah P.denitrificans diperlakukan dengan NTG dengan konsentrasi 0,1 mg/mL dan disebar di media LB padat, sebanyak 112 koloni bakteri yang tumbuh dipilih secara acak dan diukur produktivitasnya setelah difermentasi selama 9 hari pada suhu 300C di penangas kocok. Produktivitas koloni-koloni tersebut kemudian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar, lalu diplotkan pada grafik sehingga menjadi seperti pada gambar 3.
0 120
Nomor mutan
Gambar 3. Grafik profil produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans setelah diperlakukan dengan NTG 0,1 mg/mL yang diukur setelah difermentasikan pada 300C selama 9 hari. Data diurutkan dari mutan dengan produktivitas terendah hingga tertinggi. Titik hitam menyatakan konsentrasi vitamin B12, segitiga putih menyatakan OD600, dan bulatan putih menyatakan produktivitas mutan. Tanda berlian hitam menunjukkan produktivitas vitamin B12 dari galur yang tidak diperlakukan dengan NTG. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-4
12
50
10
40
8
30
6
20
4
10
2
0
OD600 (SROS) Produktivitas vitamin B12 (ppm/SROS)
Konsentrasi vitamin B12 (ppm)
60
0 0
10 20 Nomor mutan
30
Gambar 4. Grafik profil produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans tanpa perlakuan dengan NTG yang diukur setelah difermentasikan pada 300C selama 9 hari. Data diurutkan dari mutan dengan produktivitas terendah hingga tertinggi. Titik hitam menyatakan konsentrasi vitamin B12, segitiga putih menyatakan OD600, dan bulatan putih menyatakan produktivitas mutan.
Tabel 2. Perbandingan sebaran data OD600, konsentrasi vitamin B12 dalam media kultur, dan produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans sebelum dan setelah perlakuan dengan NTG 0,1 mg/mL
Simpangan baku OD600 Simpangan baku konsentrasi vitamin B12 Simpangan baku produktivitas vitamin B12
Sebelum perlakuan
Setelah perlakuan
6,62%
16,66%
7,68%
39,05%
10,84%
43,02%
Dari 113 koloni yang diuji, sebanyak 62 koloni (54,87%) mengalami penurunan produkivitas, dengan produktivitas minimum 21,10% (6,46 ppm/SROS) dari produktivitas kontrol (30,61 ppm/SROS). Sedangkan 51 koloni (45,13%) lainnya mengalami kenaikan produktivitas, dengan produktivitas maksimum 217,61% (66,61 ppm/SROS) dari produktivitas kontrol. Mengingat bahwa produktivitas galur merupakan perbandingan antara konsentrasi vitamin B12 dan konsentrasi sel dalam media kultur, maka perubahan produktivitas akibat perlakuan dengan NTG harus didiskusikan dengan berdasarkan pada kedua data tersebut. Pada gambar 3 terlihat bahwa rapatan optik sel dari semua kultur mutan yang diuji ternyata relatif stabil, dengan nilai rata-rata OD600 adalah 5,14 dan simpangan baku sebesar 16,66% dari nilai rata-rata. Nilai ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan simpangan baku OD600 untuk kultur galur yang tidak diperlakukan dengan NTG, yaitu sebesar 6,62% (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa NTG mungkin memberikan pengaruh pada pertumbuhan sel. Namun perlu diingat bahwa pertumbuhan sel pada hari ke-9, seperti yang terlihat pada gambar 1.a., mengalami fluktuasi yang yang cukup tajam, sehingga pengaruh NTG pada pertumbuhan sel dapat lebih kecil dari yang terlihat. Sebaliknya, simpangan baku konsentrasi vitamin B12 di dalam media kultur untuk koloni-koloni yang telah diberi perlakuan dengan NTG adalah sebesar 39,05%. Nilai ini jauh lebih besar dari simpangan baku konsentrasi vitamin B12 dari koloni yang tidak diberi perlakuan, yaitu sebesar 7,68% (Tabel 2). Dengan demikian adanya perubahan produktivitas vitamin B12 dari galur yang telah diperlakukan dengan NTG, karena adanya perubahan konsentrasi vitamin B12 dalam kultur media. Hal ini menunjukkan bahwa perlakukan NTG pada sel dimungkinkan memberikan efek yang besar pada kemampuan sel dalam mensintesis vitamin B12. Senyawa NTG merupakan mutagen kimia yang menyebabkan reaksi aklilasi pada basa guanin pada DNA menjadi O6-metilguanin (Hofe dkk, 1992). Gugus inilah yang bersifat mutagenik sehingga dapat menyebabkan kesalahan pembacaan ketika proses replikasi. Namun sel biasanya memiliki sistem perbaikan langsung (direct repair) menggunakan enzim O6-alkilguanintransferase. Enzim ini akan mentransfer gugus metal atau etil pada basa guanin di posisi O6 ke residu sistein yang terletak pada sisi aktif enzim tersebut, yang akan menginaktivasi enzim tersebut (Mathews dkk, 2000). Proses reparasi ini akan mengakibatkan kesalahan pembacaan saat proses replikasi akan terkoreksi dan kembali ke urutan basa sebelum berubah, atau berubah menjadi basa lainnya sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu proses replikasi. Bila proses reparasi berlangsung sehingga basa yang termodifikasi dapat kembali ke asalnya, maka produktivitas galur akan kembali ke produktivitas semula. Artinya, perubahan produktivitas akibat diperlakukan dengan NTG hanya bersifat temporer. Namun, bila ternyata setelah direparasi tidak kembali ke keadaan semula, maka perubahan pada basa tersebut akan bersifat permanen dan produktivitas galur yang telah berubah akibat diperlakukan dengan NTG akan bersifat tetap. Untuk itu, dimasa mendatang, perlu dilakukan pengujian terhadap stabilitas mutan yang telah mengalami perubahan produktivitas tersebut. Mutasi acak pada suatu molekul protein telah terbukti dapat mengubah sifat fisika maupun kimia (kinetika reaksi katalisator suatu enzim) (Arase dkk, 1993; Matsuura dkk, 1999). Jika suatu aktivitas protein yang muncul pada suatu kondisi merupakan hasil dari suatu sistem pelipatan (folding) dari urutan asam amino yang membentuknya, maka hal ini juga bisa dianalogikan kepada suatu sel yang memiliki suatu aktivitas tertentu sebagai sebuah produk yang muncul dari suatu sistem sel. Salah satu komponen sistem sel JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-5
tersebut adalah bahan genetiknya. Dengan demikian, mutasi acak yang terjadi pada bahan genetik sel tersebut juga akan memberikan perubahan pada sifat kimia maupun fisika dari sel tersebut. Yomo dkk (1999) menyatakan bahwa sebuah protein dengan susunan asam amino yang acak dan tidak memiliki suatu aktivitas kimiawi spesifik apapun, dapat berkembang menjadi suatu molekul protein yang memiliki struktur globular dan memiliki suatu situs aktif, dengan memberikan mutasi acak dan seleksi fungsional secara berulang terhadapnya. Hal ini pun mungkin dapat dianalogikan pada sistem sel yang lebih komplek, dimana produktivitas sel atas suatu metabolit tertentu dapat ditingkatkan dengan melakukan mutasi acak dan seleksi fungsional terhadap sel. Dengan demikian, peningkatan produktivitas vitamin B12 oleh P.denitrificans diharapkan dapat dicapai dengan melakukan mutasi acak dan seleksi secara berulang. Daftar Pustaka Arase, A., Yomo, T., Urabe., I., Hata, Y., Katsube, Y., dan Okada, H., (1993), “Stabilization of xylanase by random mutagenesis”, FEBS Lett., 316, hal 123-127 Cameron, B., Briggs, K., Pridmore, S., Brefort, G., dan Crouzet, J., (1989), “Cloning and analysis of genes involved in coenzyme B12 biosynthesis in Pseudomonas denitrificans”, J. Bacteriol., 171, hal 547-557 Combs, G.F., (1998), “The Vitamins: Fundamental Aspects in Nutrition and Health”, Edisi 2, Academic Press, San Diego, hal 409-411 Battersby, A.R., (1994), “How Nature Builds the Pigments of Life: The Conquest of Vitamin B12”, Science, 264, hal 1551-1557. Duda, J., Pedziwilkz, Z. dan Zodrow, K., (1967), “Studies on the vitamin B12 content of the lebummous plants”, Acta Microbiol. Pol., 6, hal 233-238 Hofe, E. von., Fairbairn, L., dan Margison, G.P., (1992), “ Relationship between O6-methylguanine DNA alkyltransferase activity and N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine-induced mutation, transformation, ad cytotoxicity in C3H/10T½ cells expressing exogenous alkyltransferase genes”, Proc.Natl.Acad.Sci.USA, 89, hal 11119-11203 Madigan, M.T., Martinko, J.M., dan Parker, J., (2000), “Brock biology of microorganism”, Edisi 9, Prentice Hall International, Inc., New Jersey, hal 299 Martens, J.-H., Borg, H., Warre, M.J. dan Jahn., D., (2002), “Microbial production of vitamin B12”, Appl. Microbiol. Biotechnol., 58, hal 275-285 Mathews, C.K., van Holde, K.E., dan Ahern, K.G., (2000), “Biochemistry”, Edisi ke-3, Addison Wesley Longman, Inc., San Francisco, hal 937 Matsuura, T., Miyai, K., Trakulnaleamsai, S., Yomo, T., Shima, Y., Miki, S., Yamamoto, K., dan Urabe, I., (1999), “Evolutionary molecular engineering by random elongation mutagenesis”, Nat.Biotech., 17, hal 5861 Miller, J.H., (1996), “Spontaneous mutators in bacteria: Insights into pathway of mutagenesis and repair”, Annu. Rev. Microbiol., 50, hal 625-643 Mitra, S. dan Kaina, B., (1993), “Regulation of repair of alkylation damage in mammalian genomes”, Prog. Nucleic Acid Res. Mol. Biol., 44, hal 109-142 Queener, S.W. dan Lively, D.H., (1986), “Screening and strain selection for strain improvement”, dalam: Demain, A.L., dan Solomon, N.A., (1986), “Manual of industrial microbiology and biotechnology”, American Society for Microbiology, Washington D.C., hal 155-169
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-6
DATA PRIBADI PENYAJI 1.
Nama Penulis : DANANG WALUYO, M.ENG.
2.
Tempat/tanggal lahir : BANDUNG, 16 JUNI 1975
3.
Alamat Instansi : BALAI PENGKAJIAN BIOTEKNOLOGI, GEDUNG 630, KAWASAN PUSPIPTEK, SERPONG, TANGERANG 15314, BANTEN
4.
Pendidikan : MASTER OF ENGINEERING IN BIOTECHNOLOGY, GRADUATE SCHOOL OF ENGINEERING, OSAKA UNIVERSITY, JAPAN
5.
6.
Pengalaman Penelitian : a.
Analisa sifat fisika dan kimia dari protein buatan dengan sekuens acak
b.
Pengembangan metoda amplifikasi RNA secara in-vitro menggunakan Qβ Replicase
c.
Peningkatan produktivitas galur mikroba penghasil vitamin B12 secara rekayasa genetika
Publikasi Ilmiah : a.
Waluyo, D. dan Wulandari, D.T., (2004), “Profil Produktivitas Vitamin B12 Setelah Disinari dengan Ultraviolet”, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Edisi khusus 2004, (submitted)
b.
Waluyo, D., Nurzamilah, dan Siska, E., (2004), “Pengaruh N-Methyl-N’-Nitro-NNitrosoguanidine pada Produktivitas Vitamin B12 oleh Pseudomonas Denitrificans”, Jurnal Biosains, (submitted)
c.
Waluyo, D., Baihaki, dan Siska, E., (2003), “Pengaruh Unsur Mikro pada Produktivitas Enzim Protease oleh Bacillus Licheniformis”, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 2003, Semarang, H-6.
7.
Alat yang diperlukan untuk pressentasi : LCD Serpong, 2 Juli 2004 Tertanda,
(DANANG WALUYO, M.ENG.)
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
E-3-7