113 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik Performa Profil Darah Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Yang Terserang Penyakit Kuning Setelah Pemeliharaan Dengan Penambahan Vitamin C Pada Pakan Siwi Hartanti1, Sri Hastuti1, Sarjito1 Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof.Soedarto Tembalang-Semarang Abstrak Vitamin C yang ditambahkan dalam pakan diharapkan dapat mengurangi stress dan mempercepat proses penyembuhan luka pada ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performa profil darah pada lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terserang penyakit kuning setelah penambahan vitamin C pada pakan dan mengetahui nilai profil darah setelah penambahan vitamin C pada pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vitamin C tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai profil darah ikan lele dumbo (C. gariepinus). Nilai eritrosit tertinggi pada perlakuan A sebesar 2,02±0,26 x106 sel/ul, nilai leukosit tertinggi pada perlakuan A sebesar 102±9,86 x103 sel/ul, nilai hemoglobin tertinggi pada perlakuan A sebesar 7,9±1,03 g/dl, nilai hematokrit tertinggi pada perlakuan A sebesar 24,07±3,83 %, nilai glukosa darah tertinggi pada perlakuan D sebesar 48,67±4,04 mb/L, nilai biliriubin direk tertinggi pada perlakuan A sebesar 0,17 mg/dl, bilirubin indirek nilai tertinggi pada perlakuan B, C dan D sebesar 0,13 mg/dl, nilai bilirubin total tertinggi pada perlakuan C sebesar 0,3 mg/dl, nilai SGPT tertinggi ada pada perlakuan C sebesar 21,33±2,08 U/L dan pada nilai SGOT tertinggi ada pada perlakuan B sebesar 103,67±21,50 U/L. Hasil pengamatan jaringan hati ikan lele dumbo kuning menujukkan perubahan struktur hati pada semua perlakuan selama 4 minggu. Kata kunci : Vitamin C, Ikan Lele Dumbo Kuning, profil darah, jaringan hati ABSTRACT Vitamin C which was added in feed was expected to reduce stress and accelerate the process of healing wounds in fish. The purpose of this research is to find out the performence profile of blood dumbo catfish (Clarias gariepinus) by the yellow disease after increment vitamin C on feed and find out the profile blood value after increment vitamin C on feed. The result from this research, that vitamin C addition was not significantly affect (P>0,05) to the profile of dumbo cathfish (C. gariepinus) blood sample. The highest Erythrocytes value of treatment A was 2,02±0,26 x106 sel/ul, the highest leukocyte value of treatment A was 102±9,86 x103 sel/ul, the highest hemoglobin value of treatment A was 7,9±1,03 g/dl, the highest Hematokrit value of treatment A was 24,07±3,83 %, the highest blood glucose value of treatment D was 48,67±4,04 mb/L, the highest direct biliriubin value of treatment A was 0,17 mg/dl, the highest indirect Bilirubin value of treatment B, C and D were 0,13 mg/dl, The highest value of total of bilirubin in treatment C was 0,3 mg/dl, the highest value og SGPT was exist in treatment C of 21,33±2,08 U/L, and the highest value of SGOT was exist in treatment B as much as 103,67±21,50 U/L. The results from observation of heart tissue catfishes which were affected by the yellow disease, indicated stucture changed of its heart in all treatment for four weeks. Keywords : Vitamin C, Yellow Catfish Dumbo, Profil of Blood, Heart Tissue *) Penulis Penanggung Jawab
114 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
PENDAHULUAN Ikan lele dumbo (Clarias
menjelaskan bahwa warna kuning
gariepinus) merupakan komoditas
tersebut
ikan air tawar yang mempunyai nilai
tersebarnya bilirubin di seluruh tubuh
ekonomis tinggi dan bisa dipelihara
ikan. Selanjutnya dijelaskan pula
pada
bahwa
padat
penebaran
tinggi,
dikaitkan
billirubin
yang
dengan
mestinya
sehingga memacu para pembudidaya
dikeluarkan melalui empedu. dan
untuk membudidayakan ikan ini
dibuang melalui feses, akan tetapi hal
secara intensif dan super intensif.
ini proses tidak berjalan secara
Selain itu, ikan ini juga mempunyai
optimal, sehingga warna kuning pada
beberapa keunggulan, antara lain :
lele dikaitkan dengan terganggunya
pertumbuhan
jaringan empedu atau fungsi hati
yang
cepat,
tahan
terhadap perubahan lingkungan dan
(Chinabut, 2002).
bisa di budidayakan pada berbagai wadah (Suyanto, 2005).
Penyakit lele kuning tidak mengakibatkan
kematian
yang
Menurut Irianto (2005) dan
signifikan pada populasi, akan tetapi
Prayitno et al. (2003), budidaya ikan
ikan lele kuning tidak memiliki nilai
secara intensif- super intensif dengan
jual atau harga yang rendah atau
padat penebaran tinggi (200-400
bahkan tidak laku untuk di jual. Oleh
3
ekor/m )
dapat
menyebabkan
karena
penurunan kualitas air, sehingga
sangat
organisme budidaya rentan terserang
penanggulangan terhadap penyakit
penyakit, demikian pula ikan lele
ikan (Sarjito et al., 2012). Dalam
dumbo.
mendiagnosis suatu penyakit ikan
Salah satu penyakit yang
itu,
ketepatan
diagnosis
diperlukan
dilakukan
dalam
menyerang ikan lele dumbo adalah
dapat
dengan
lele kuning (Prayitno et al., 2003;
menggunakan profil darah (Feldman
Sarjito et al., 2012).
et al., 2003. Irianto, 2005) dan
Penyakit kuning pada lele
histopathology
(Takashima
dumbo ditandai dengan timbulnya
Hibiya 1995).
Penggunaan profil
warna kuning pada seluruh tubuh,
darah pada ikan telah dilakukan oleh
termasuk kulit, organ dalam dan
Hastuti
jaringan
lain.
Chinabut
*) Penulis Penanggung Jawab
(2002)
et
al.,
(2003)
dan
untuk
115 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
mengetahui tingkat stress pada ikan
menarik
gurameh (Ospronemus gouramy).
penelitian mengenai pengaruh dari
Walaupun, kuning
tidak
kematian
yang
penyakit
untuk
diadakannya
lele
penambahan vitamin C terhadap
mengakibatkan
recovery ikan Lele Dumbo (Clarias
signifikan
pada
populasi, akan tetapi lele kuning tidak memiliki nilai jual atau harga
gariepinus) yang terserang penyakit kuning. MATERI DAN METODE
yang rendah atau bahkan tidak laku
Hewan uji yang digunakan
untuk di jual. Oleh karena itu, perlu
adalah lele kuning dengan ukuran
penanggulangan yang serius terhadap
rata-rata panjang 21,2±2,21 cm dan
penyakit ini (Sarjito et al., 2011) .
berat 96,4±12,28 gr/ekor. Penelitian
Belum
banyak
penelitian
ini menggunakan metode eksperimen
yang berkaitan dengan pemulihan
dengan
rancangan
atau recovery lele kuning. Sarjito et
(RAL:
4
al.,
ulangan). Perlakuan yang diujikan
2011)
melaporkan
bahwa
salinitas 5 ppt mampu memulihkan
adalah
lele kuning
dengan
Salah
secara morphologi.
satu
penanggulangan
upaya dan
acak
perlakuan
dengan
penambahan dosis
0
lengkap
vitamin
3
C
g/kg
pakan
dalam
(perlakuan
A),
5
g/kg
pakan
pencegahan
(perlakuan
B),
10
g/kg
pakan
penyakit ikan, menurut Johny et al.,
(perlakuan C) dan 15 g/kg pakan
(2005) adalah melalui peningkatan
(perlakuan D). Penentuan dosis ini
pertahanan
mengacu pada penelitian Johnny et
tubuh
dengan
menggunakan imunostimulan dan vitamin C. juga
al., (2005).
Selanjutnya vitamin C
berpengaruh
terhadap
Pemeriksaan (eritrosit,
profil
leukosit,
darah
hemoglobin,
hemositologi ikan kerapu bebek,
hemotakrit, bilirubin direk, bilirubin
Cromileptes altivelis. (Johnny et al.,
indirek, bilirubin total, SGPT dan
2002), meningkatkan ketahanan ikan
SGOT) diukur dengan menggunakan
(Giri et al., 2003) dan respon imun
ABX
non-spesifik ikan kerapu lumpur,
penghitungan kadar gula digunakan
Epinephelus coioides (Johnny et al.,
On Call Plus (Sarjito et al., 2012).
2005).
Recovery lele kuning pada penelitian
Oleh karena itu, sangat
*) Penulis Penanggung Jawab
MICROS
60,
sedangkan
116 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
ini mengacu pada Sarjito et al., (2011)
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
Hasil
pengamatan
perubahan morfologi dan kandungan
morfologi
bilirubin dalam darah. Data profil
terserang penyakit kuning setelah
darah
diberi perlakuan dengan penambahan
dianalisis
ANOVA,
menggunakan
sedangkan
perubahan
stuktur histologi hati dan kualitas air
Lele
Dumbo
secara yang
vitamin C selama 4 minggu. tersaji dalam Tabel 1.
dianalisa secara deskriptif. Tabel 1. Pengamatan Morfologi Ikan Lele Dumbo (C. gariepinus) kuning 4 Minggu
Dosis Vitamin C 0 5 10 Permukaan Permukaan tubuh Permukaan tubuh Ikan menuju ke arah tubuh kuning berwarna kuning normal walaupun masih ada sedikit warna kuning pucat.
Ciri-ciri
Organ hati kuning pucat
Tabel
1
Organ hati berwarna kuning kehijauan
mengindikasikan
15 permukaan tubuh ikan masih berwarna agak kekuningan akan tetapi belum mengindikasikan morfologi lele normal. Organ hati berwarana agak kehijauan
Organ hati berwarna kekuningan
membaiknya fungsi hati. Hal ini
bahwa secara morfologi lele dumbo
dibuktikan
yang
berkurangnya warna kuning pada
terserang
mengalami
penyakit
perubahan
kuning
ke
arah
tubuh
dengan
ikan
morfologi (warna) normal. Hal ini
berkurangnya
dapat
sturktur
dibuktikan
perubahan
berkurangnya warna kuning pada perlakuan
B
(5
g/kg
semakin
dan
semakin
kerusakan
jaringan
hati
pada pasca
pemberian vitamin C.
pakan);
Hasil penelitian diperoleh bahwa
perlakuan C (10 g/kg pakan); akan
profil darah ikan lele dumbo yang
tetapi tidak terjadi pada perlakuan A
terserang penyakit kuning pasca
dan D. Terjadinya perubahan warna
penambahan berbagai dosis vitamin
kuning ini diduga berkaitan dengan
C pada pakan disajikan pada Gambar
*) Penulis Penanggung Jawab
117 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
1 (eritrosit dan leukosit); Gambar 2
(bilirubin direk, bilirubin indirek,
(hemoglobin
bilirubin total); dan Gambar 5 (SGPT
dan
hemotakrit);
Gambar 3 (glukosa); Gambar 4
dan SGOT).
Gambar 1. Data histogram Eritrosit dan Leukosit pada minggu ke 4 pada Ikan Lele Dumbo yang terserang Penyakit Kuning Gambar 1 memperlihatkan
Kisaran nilai leukosit pada
bahwa perlakuan A nilai eritrosit
penelitian ini adalah tertinggi pada
berkisar antara 1,62±0,14-2,02±0,26
penambahan vitamin C dengan dosis
sel/ul. Kenaikan konsentrasi vitamin
yang berbeda pada perlakuan A
C
(102±9,86 sel/ul) dan terendah pada
pada
pakan
mengindikasikan
kenaikan nilai eritrosit pada lele
perlakuan
kuning. Hal ini dikarenakan nilai
Kisaran nilai
eritrosit
disemua
masih dalam batas normal. Hal ini
perlakuan
lele
kuning
B
(82,8±7,80
sel/ul).
leukosit lele kuning
masih
dalam
kisaran
sesuai dengan pernyataan Moyle dan
sehingga
sesuai
dengan
Chech (1988), bahwa jumlah leukosit
pernyataan Irianto (2005), bahwa
total pada ikan teleostei berkisar
jumlah eritosit dalam tiap mm3 darah
antara (20.000-150.000 sel/mm3).
normal,
ikan teleostei berkisar antara 1,05-3,0 x106 sel/mm3.
*) Penulis Penanggung Jawab
118 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Gambar 2. Data histogram Hemoglobin dan Hemotarit pada minggu ke 4 pada Ikan Lele Dumbo yang terserang Penyakit Kuning Gambar
2
menunjukkan
Pada
penelitian
ini
bahwa nilai hemoglobin tertinggi
menunjukkan bahwa nilai hemotakrit
pada perlakuan A (7,9±1,03 g/dl) dan
ikan lele tertinggi pada perlakuan A
terendah pada perlakuan B (6,4±0,55
(24,07±3,83%) dan terendah pada
g/dl). Hasil penelitian diperoleh pula
perlakuan B (18,57±2,38). Nilai
nilai kisaran ini lebih rendah dari
kisaran ini dibawah normal. Menurut
normal. Menurut Bastiawan et al.,
Bastiawan et al., (2001) bahwa ikan
(2001), hemoglobin lele dumbo sehat
yang terkena penyakit atau nafsu
berkisar
makan
antara
12-14
g/dl.
menurun,
maka
nilai
Selanjutnya dijelaskan pula bahwa
hemotakrit darahnya menjadi tidak
rendahnya kadar Hb menyebabkan
normal. Sedangkan Nilai hemotakrit
laju
ikan lele sehat berkisar antara 30,8-
metabolisme
energi
yang
rendah,
Hb
menurun
dihasilkan berfungsi
dan
menjadi
45,5% (Angka et al., 1985).
mengikat
oksigen yang digunakan untuk proses katabolisme sehingga di hasilkan energi (Lagler et al, 1997 dalam Bastiawan, 2001).
Gambar 3. Data histogram Glukosa minggu ke 4 pada Ikan Lele Dumbo yang terserang Penyakit Kuning *) Penulis Penanggung Jawab
119 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Gambar
menunjukkan
dalam kondisi normal berkisar antara
bahwa nilai glukosa paling tinggi
41-150 mg/dl. Nilai glukosa darah
pada
(48,67±4,04
lele dumbo yang rendah diduga
mg/dl) dan terendah pada perlakuan
karena kerusakan hati dan ikan
B
dalam kondisi stress. Harper et al.,
perlakuan
(19,35±17,43
3
D
mg/dl).
Nilai
glukosa darah pada perlakuan D
(1997),
dalam kisaran normal sedangkan
kerusakan yang terjadi pada organ
pada perlakuan B dan A dalam
hati
kisaran dibawah normal.
perombakan glikogen.
dapat
mempertegas
menghambat
bahwa
proses
Pratiwi (2003) menyatakan bahwa kadar glukosa darah pada ikan
Gambar 4. Data histogram Bilirubin minggu ke 4 pada Ikan Lele Dumbo yang terserang Penyakit Kuning
*) Penulis Penanggung Jawab
120 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Widmann Gambar
4,
(1995),
menunjukkan
menyatakan bahwa pada bilirubin
bahwa nilai bilirubun direk tertinggi
normal 0,3-1,0 mg/dl. Bila kadar
pada
bilirubin
perlakuan
B,
C
dan
D
melebihi
1
mg/dl
0,13±0,06 mg/dl dan terendah pada
(hiperbilirubinemia)
dapat
perlakuan A 0,1±1,69 mg/dl, pada
menyebabkan
yaitu
bilirubin
menguningnya selaput lendir dan
direk
tertinggi
pada
perlakuan C 0,17±0,06 mg/dl dan
ikterus,
kulit.
terendah pada perlakuan B 0,1±1,69 mg/dl sedangkan pada bilirubin total tertinggi pada perlakuan C 0,3±0 mg/dl dan terendah pada perlakuan A, B serta D 0,23±0,06 mg/dl.
Gambar 5. Data Histogram SGPT dan SGOT Minggu ke-4 pada Ikan Lele Dumbo (C. gariepinus) Yang Terserang Penyakit Kuning. Hasil SGPT dan SGOT dapat
Guyton
et
al,.
(1997),
bahwa
dilihat dalam Gambar 5, bahwa nilai
kerusakan hepar biasanya dinyatakan
SGPT tertinggi pada perlakuan C
dengan kenaikan konsentrasi SGPT
21,33±4,72 U/L dan terendah pada
dan SGOT. Kenaikan kedua enzim
perlakuan
ini akibat kerusakan atau regenerasi
D
18,67±6,11
U/L
sedangkan nilai SGOT tertinggi pada
sel
perlakuan B 103,67±21,50 U/L dan
fungsi hepar.
terendah pada perlakuan D berkisar
Hasil
50,69±40,50
U/L,
nilai
hepar
sehingga
dari
menghambat
penelitian
ini
tersebut
bahwa penambahanan vitamin C
termasuk tinggi, karena menurut
dengan dosis yang berbeda tidak
*) Penulis Penanggung Jawab
121 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
berpengaruh nyata terhadap profil
diperjekas oleh Verlhac et al., (1998)
darah lele kuning (eritrosit, leukosit,
dalam Jhonny et al., (2007), bahwa
hemoglobin,
glukosa,
vitamin C mempunyai kemampuan
bilirubin direk, bilirubin indirek,
untuk menstimulan tanggap kebal
bilirubin total, SGPT dan SGOT).
ikan dan meningkatkan daya tanggap
Hal ini diduga bahwa vitamiin C
non spesifik dan spesifik secara
tidak mampu digunakan sebagai
optimal.
hemotakrit,
obat. Penelitian ini sesuai dengan
Pada penelitian ini dibuktikan
pernyataan (Johnny et al., 2002),
pula dengan berkurangnya perubahan
bahwa vitamin C hanya mampu
struktur jaringan hati lele kuning
meningkatkan ketahanan ikan, dan
yang tersaji pada Gambar 5 berikut.
M C DV
A
B
C M
*) Penulis Penanggung Jawab
122 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
C
D
DV
E Gambar 6. Jaringan Hati Lele Dumbo dengan Pewarnaan Haemotoxylin-Eosine (Perbesaran 400x). (A) Jaringan Hati Lele normal, (B) Melanomakrofag, Kongesti dan Degenerasi vakuola (C) Melanomakrofag (D) Kongesti dan (E) Degenerasi vacuola. Gambar
menunjukkan
perubahan berupa kongesti dan pada
bahwa pada gambar 5.A merupakan
gambar 5.E perlakuan D (15 g/kg
histologi
pakan)
mengalami
perubahan
jaringan
hati
degenerasi
sedangkan perlakuan
5
jaringan pada A
(0
hepar
normal
gambar g/kg
5.B,
berupa
pakan)
vakuoler. Hal ini terlihat bahwa pada
merupakan histologi jaringan hati
gambar 5.B perlakuan A dengan
ikan lele yang tidak sehat dengan
penambahan vitamin C (0 g/kg
beberapa
pakan)
perubahan
histologi
terlihat
lebih
banyak
jaringan hati yaitu melanomagrofag,
perubahan yang terjadi pada histologi
kongesti dan degenerasi vacuoler,
jaringan hati sedangkan tidak pada
gambar 5.C perlakuan B (5 g/kg
perlakuan B, C dan D.
pakan) terlihat histologi jaringan hati mengalami
perubahan
melanomagrofag,
gambar
yaitu 5.D
Kelainan jaringan hati seperti kongesti, degenerasi vakuoler dan melanomagrofag
ditemukan
pula
perlakuan C (10 g/kg pakan) terlihat
oleh Kartika (2010) pada lele kuning,
histologi jaringan hati mengalami
dijelaskan
*) Penulis Penanggung Jawab
bahwa
kelainan
pada
123 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
jaringan hati tidak terjadi pada lele dumbo normal. Degenerasi vakuoler
pada
jaringan
hati
mempunyai ciri-ciri seperti lubang kosong yang berbentuk bulat pada jaringan hati lele, kongesti pada hepar juga terjadi akibat keracunan zat toksik. KESIMPULAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa
perlakuan
pemberian vitamin C yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap performa profil darah lele dumbo kuning. Apabila dilihat dari struktur histologi hepar, vitamin C belum mampu memperbaiki fungsi fisiologi
Pract. Measure for Preventing and Controlling Fish Disease. Bastiawan, D; A. Wahid; M. Alifudin, dan I. Agustiawan. 2001. Gambaran Darah Lele dumbo (Clarias spp.) yang Diinfeksi Cendawan Aphanomyces sp. pada pH yang Berbeda. Jurnal penelitian Indonesia 7(3): 44-47. Chinabut, S. 2002. Jaundice Disease in Catfish, a Case Study Demonstrating a Decline In Incidence As A Result of Research Output. Aquatic Animal Health Reseach Institut Department of Fisheries. Kasetsari University Jatunjak. Bangkok Thailand. Feldman, B. F., J. G., Zinkel, and N. C. Jain. 2000. Veterinary Hematology. 5th Edition. Lippincott Williams Wilkins.
hepar. Ucapan Terima Kasih Ucapan disampaikan Siwarak, membantu
terima kepada
Ungaran dalam
kasih
staf yang
BBI telah
penelitian.
Penelitian ini sebagian dibiayai oleh dana
hibah
40/SK/UN7.3.10/2012
FPIK tanggal
no. 28
Mei 2012.
DAFTAR PUSTAKA Angka SL, GT Wongkar, Karwani. 1985. Blood Picture and Bacteria Isolated From Ulcered and Crooked-Black Clarias Batrachus. Symposium On
*) Penulis Penanggung Jawab
Giri, I.N.A, F. Johnny, K. Suwirya dan M. Marzuqi. 2003. Kebutuhan vitamin C untuk pertumbuhan dan meningkatkan ketahan benih kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus. Laporan Hasil Penelitian Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol-Bali. Halaman: 133143. Guyton AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Penerbit Buku kedokteran. Penerbit EGC. Jakarta. Harper, H. A., V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Alih Bahasa M. Muliawan. Penerbit EGC. Jakarta.
124 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Hastuti, S., Supriyono, E. Mokoginto, Subandiyono. 2003. Respon Glukosa Darah pada Ikan Gurame (Osphronemus gouramy, LAC) Terhadap Stres Perubahan Lingkungan. Jurnal Akuakultur Indonesia. Bogor. Hastuti dan Subandiyono. 2009. Buku Ajar Nutrisi Ikan. Lembaga Pengembangan Pendidikan. Universitas Diponegoro. Semarang. Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University. Yogyakarta. Johnny, F., D. Roza, Zafran dan A. Prijono. 2005. Aplikasi vitamin C dan imunostimulan pada produksi benih ikan kerapu lumpur, Epinephelus coioides untuk meningkatkan sistim kebal ikan terhadap infeksi virus irido. Laporan Hasil Penelitian Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol Bali. Johnny, F., Zafran, D. Roza dan I. N. A. Giri. 2002. Pengaruh vitamin C dalam pakan terhadap perubahan hemositologi ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. Aquaculture Indonesia. 3(1):27-34. Johnny F., Mahardika K., Giri, I.N.A., dan Roza D. 2007. Penambahan Vitamin C Dalam Pakan Untuk Meningkatkan Imunitas Benih Ikan Kerapu Macan, Epinephelus Fuscoguttatus Terhadap Infeksi Viral Nervous
*) Penulis Penanggung Jawab
Necrosis. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(1) : 43-53 Kartika, E. 2010. Ektoparasit dan Struktur Jaringan Kulit, Hati, Ginjal dan Insang Pada Ikan Lele Dumbo (C. gariepinus) yang Terserang Penyakit Kuning (Skripsi) Universitas Diponegoro. Semarang. 50 hlm. Lagler, K.F., Bardach, J.E., Miller, R.R., Passiono, D.R., 1977. Ichtyology. John Wiley and Sons. Inc., New York-London. Moyle PB, Cech Jr JJ. 1988. Fishes An Introduction to Icthyology. Prentice Hall, Inc. USA. hlm 559. Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta. Pratiwi, T. 2003. Pengaruh Pembiusan Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Gift. Jurusan Pasca Panen Perikanan 8(1):15-17. Prayitno, S. B., Desrina dan Sarjito. 2003. Monitoring dan Lingkungan Perikanan Budidaya Air Tawar. Kerjasama Bangtek dan Lemlit Undip dengan Dinas Perikanan Jateng, Semarang. Takashima and Hibiya. 1995. An Atlas of Fish Histologi. Normal and Pathological Features. Kodansha Ltd. Tokyo. 195 p. Sarjito, Subandiyono, Rohitasari, Desrina, Prayitno, S. B. dan Hastuti, S. (2011). Pengaruh Salinitas Terhadap Profil
125 Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 113-125 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Darah, Pemulihan Dan Kelulushidupan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Yang Terserang Penyakit Kuning. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. Suyanto, S.R. 2005. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 1-10.
*) Penulis Penanggung Jawab
Wedemeyer GA, Yusutake WT. 1977. Clinical Method For The Assessment of The Effect on Envoronmental Stress on Fish Health. Techniccal paper oh the U.S Fish and wildlife service. US depert of the interior. Fish and wildlife service American 89: 1-17. Widmann. Y. 1995. Pengantar Histologi. Gramedia : Jakarta. 11-13 hlm.