[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA
Anda Juanda1, dan Ipin Aripin2. 1) , 2) Dosen
Jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan mahasiswa calon guru biologi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam membuat peta konsep materi biologi SMA. Penelitian ini merupakan “Quasi eksperimental design” dengan subyek penelitian mahasiswa semester VI kelas Bio-C dan Bio-D IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mengambil mata kuliah Kapita Selekta Biologi SMA 2, dengan jumlah mahasiswa kelas Bio-C sebanyak 30 mahasiswa dan kelas Bio-D sebanyak 29 orang dengan delapan item peta konsep yang diujikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa calon guru biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon sudah mampu membuat peta konsep dengan cukup baik. Konsep sistem respirasi merupakan konsep dengan ratarata nilai terendah, sedangkan konsep sistem koordinasi merupakan konsep dengan rata-rata nilai tertinggi. Kata kunci : profil, peta konsep, kapita selekta 1. PENDAHULUAN Upaya
Oleh karena itu, penting bagi
dalam
meningkatkan
calon-calon guru biologi untuk dibekali
mutu pembelajaran biologi di masa
dengan berbagai teknik dan metode
mendatang
cara
mengajar yang kontemporer serta
calon-calon
kemampuan evaluasi yang tepat. Pada
guru biologi yang saat ini masih
kenyataanya, saat ini banyak guru yang
menuntut ilmu di berbagai universitas
masih
di
struktur
pengajaran dan sistem evaluasi yang
kurikulum pendidikan di Indonesia
tidak mendorong siswa untuk belajar “
biologi adalah mata pelajaran yang
bermakna “, sehingga siswa belajar
tergabung dalam Ilmu Pengetahuan
secara hafalan (Novak & Gowin, 1985).
adalah
meningkatkan
Alam
kualitas
Indonesia.
(IPA)
dengan
dan
Dalam
termasuk
pelajaran Ujian Nasional (UN).
mata
menggunakan
metode
Padahal mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang kompleks karena didalamnya
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
terdapat
berbagai
materi
yang
lebih
“bermakna”
dan
dapat
dijelaskan dengan konsep-konsep yang
menularkannya pada siswa-siswanya
saling
di masa mendatang.
berkaitan
sehingga
kita
menguasai
dan
tidak
satu
terintegrasi dapat
konsep
hanya
Peta konsep sendiri menurut
tanpa
Novak dan Gowin (1985) alat atau cara
memahami konsep yang lain. Dengan
yang
demikian sebenarnya stigma bahwa
mengetahui apa yang telah diketahui oleh
mata pelajaran biologi adalah mata
siswa. Gagasan Novak ini didasarkan
pelajaran hafalan sebetulnya tidak
pada teori belajar Ausabel. Ausabel
tepat, akan tetapi karena secara umum
sangat
pelajaran biologi diajarkan oleh guru
mengetahui konsep-konsep yang telah
secara hafalan maka stigma bahwa
dimiliki
pelajaran
bermakna dapat berlangsung. Dalam
hafalan
biologi
adalah pelajaran
seolah-oleh
mendapatkan
dapat
digunakan
menekankan
oleh
siswa
guru
agar
supaya
untuk
guru
belajar
belajar bermakna Pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep relevan
justifikasi. guru
yang sudah ada dalam struktur kognitif
biologi masa depan harus memberikan
(otak) siswa. Bila dalam struktur kognitif
warna yang berbeda dalam proses
tidak terdapat konsep-konsep relevan ,
pembelajaran dan cara mengajarkan
pengetahuan baru yang telah dipelajari
mata pelajaran biologi sehingga biologi
hanyalah hapalan semata.
Untuk
itu
calon-calon
Dalam pendidikan, peta konsep
sebagai ilmu, proses, dan produk benar-benar dipahami
oleh siswa,
sehingga tidak menganggap biologi sebagai pelajaran hafalan. Pada mata kuliah kapita selekta Biologi SMA penulis mengimplementasikan
mencoba gagasan
tersebut dalam bentuk mengajarkan mahasiswa untuk mampu membuat peta konsep seluruh materi mata kuliah kapitas selekta Biologi SMA, diharapkan mahasiswa dapat belajar
dapat digunakan untuk (1) menolong guru mengetahui konsep-konsep yang dimiliki para siswa agar belajar “ bermakna” dapat berlangsung, (2) untuk mengetahui penguasaan konsepkonsep siswa, dan (3 ) untuk menolong para siswa belajar bermakna ( Dahar, 1996). Regis (1996) dalam Maulim (-----) mengemukakan bahwa peta konsep sangat bermanfaat bagi guru karena dapat memberikan informasi tentang
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
apa yang telah diketahui oleh siswa,
mengetahui konsep mana yang paling
konsep apa yang telah dimiliki oleh
dikuasai oleh mahasiswa dan konsep
siswa sebelumnya dan
yang kurang dikuasai oleh mahasiswa,
siswa
bagaimana
menghubungkannya
dengan
dengan
demikian
diharapkan
konsep–konsep lainnya. Disamping itu,
mahasiswa agar lebih memperdalam
peta konsep dapat membantu guru
penguasaan
untuk melihat bagaimana pengaruh
konsep
pengajaran terhadap struktur kognitif
biologi akan lebih bermakna tidak
siswa.
sekedar menghafal teori, hukum atau Dalam penelitian ini penulis
mencoba
mengungkap
profil
materi
tersebut
pada
sehingga
konsepbelajar
konsep-konsep biologi semata tetapi dapat
lebih
dari
itu,
pelajaran
yaitu
kemampuan mahasiswa calon guru
mengaplikasikan
biologi
biologi dalam membuat peta konsep,
sebagai ilmu, proses dan produk.
diharapkan dari penelitian ini dapat
2. METODE PENELITIAN
Data diperoleh dari tes peta
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
yang
dibuat
mahasiswa
“Quasi
kemudian peta konsep yang dibuat
(Sugiyono,
sampel di skor dengan memperhatikan
2007). Subyek penelitian ini adalah
kriteria: (1) kesahihan proposisi, (2)
mahasiswa semester VI kelas Bio-C
adanya hirarki, (3) adanya kaitan silang,
dan Bio-D IAIN Syekh Nurjati Cirebon
dan
yang mengambil mata kuliah Kapita
(Novak,1985). Data kemudian diuji
Selekta Biologi SMA 2, dengan jumlah
dengan statistik deskriptif dan uji-t
mahasiswa kelas Bio-C sebanyak 30
untuk
mahasiswa dan kelas Bio-D sebanyak
kemampuan membuat peta konsep
29 orang dengan delapan item peta
dari kedua kelas sampel.
eksperimental
berbentuk
konsep
design”
konsep yang diujikan secara open book.
(4)
adanya
mengetahui
contoh-contoh
perbedaan
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
3. ANALISIS
DATA
DAN
pada
PEMBAHASAN data
tes
peta
gambaran
konsep yang dilakukan tiap pertemuan
Kapita
Selekta
skor
hasil
tes
sebagai
berikut.
120
106
100
94
91 82
81
Skor Rataan Tes
kuliah
Biologi SMA dari kedua kelas diperoleh
Berdasarkan
60
43,07 29
2828
26
22
22
56,17
49,93
43,00
83
78
74,64
73
80
40
mata
48,57
49,05
44,92 33
28
25
21
2426
30
2326
22
20 0
N
Min
Maks
Rataan
Gambar 1 Grafik Deskriptif Statistik Skor Peta Konsep Bio-C
Dari Gambar 1 di atas dapat
peta konsep, sedangkan sistem koordinasi
diketahui bahwa hasil tes peta konsep
menjadi tes konsep yang paling tinggi
pada
sistem
nilainya karena konsep sistem koordinasi
pencernaan makanan dan sistem respirasi
memiliki cakupan materi yang luas
memiliki skor tes konsep terendah,
meliputi sub konsep sistem koordinasi,
sedangkan konsep sistem koordinasi
sistem
memiliki skor tes konsep tertinggi. Pada
sehingga
kelas Bio-C konsep sistem pencernaan
menghubungkan semua konsep tersebut
makanan dan sistem respirasi merupakan
lebih detail.
kelas
Bio-C,
konsep
indera
dan
sistem
mahasiswa
hormon dapat
tes konsep paling rendah hal ini dapat
Dari skor rata-rata tes konsep
dijelaskan karena kedua konsep tersebut
yang diujikan, konsep sistem respirasi
diujikan
memiliki rata-rata tes konsep paling
dalam
keadaan
mahasiswa
belum terlalu memahami cara membuat
rendah
sedangkan
konsep
sistem
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
koordinasi memiliki skor rata-rata tes
paling dikuasai pada mata kuliah Kapita
konsep paling tinggi. Dapat disimpulkan
Selekta Biologi SMA 2. Selanjutnya
bahwa
respirasi
untuk mengetahui gambaran data tes
merupakan konsep yang kurang dikuasai
konsep kelas Bio-D dapat dilihat pada
oleh mahasiswa Bio-C dan konsep sistem
Gambar 2 berikut.
konsep
koordinasi
sistem
merupakan
konsep
yang
120
104
Skor Rataan Tes
100 80
78
20
77
68
52
60 40
76
72
45 37,64 28 22
26 18
43,88
41,71
34,20 28 22 2021
32,12
26 15
41,07 38,31 37,36 29 28 28 23 21 21
0
N
Min
Maks
Rataan
Gambar 2 Grafik Deskriptif Statistik Skor Peta Konsep Bio-D Dari Gambar 2 di atas dapat
Dari dua kelas yang dijadikan
diketahui bahwa hasil tes peta konsep
sampel ternyata menunjukkan hasil
pada
sistem
yang tidak berbeda dimana konsep
koordinasi merupakan konsep yang
sistem respirasi merupakan konsep
memiliki nilai tes konsep paling rendah
yang paling rendah rata-rata tesnya
dan juga paling tinggi, ditinjau dari
sedangkan konsep sistem koordinasi
rata-rata tes konsep sistem respirasi
merupakan konsep yang paling tinggi
memiliki tes konsep yang paling
rata-rata tesnya. Dapat disimpulkan
rendah dibandingkan konsep-konsep
kedua konsep tersebut merupakan
yang lainnya.
konsep yang secara umum kurang
kelas
Bio-D
konsep
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
dikuasai dan yang paling dikuasai
Untuk mengetahui perbedaan
mahasiswa kelas Bio-C dan Bio-D
kemampuan sampel dalam membuat
semester
peta konsep dilakukan uji-t dan hasil
VI
IAIN
Syekh
Nurjati
Cirebon.
rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Uji t Kemampuan Mahasiswa dalam Membuat Peta Konsep Materi Sistem Pencernaan Makanan Sistem Respirasi Sistem Ekskresi Sistem Reproduksi Sistem Koordinasi Sistem Imun Pertumbuhan dan Perkembangan Metabolisme
Berdasarkan Tabel 1. di atas
Sig. α 0,187 0,006 0,004 0,222 0,000 0,077 0,011
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan Tidak terdapat perbedaan Terdapat perbedaan Tidak terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
0,037
Terdapat perbedaan
perbedaan
kemampuan
mahasiswa
terlihat bahwa kemampuan mahasiswa
dalam membuat peta konsep pada
dalam membuat peta konsep dari
konsep materi tertentu.
kedua kelas yang dijadikan sampel pada
konsep
makanan,
sistem
sistem
perncernaan
reproduksi
Tinggi konsep
rendahnya
dapat
skor
dipengaruhi
tes oleh
dan
pemahaman terhadap konsep-konsep
sistem imum tidak berbeda signifikan,
yang dipelajari, semakin tinggi skor tes
sedangkan
konsep
kemampuan
mahasiswa
seorang
siswa/mahasiswa
dalam membuat peta konsep sistem
menunjukkan
respirasi,
terhadap konsep tersebut semakin
sistem
koordinasi, perkembangan
ekskresi,
sistem
pertumbuhan
dan
pemahaman
baik.
metabolisme
Novak dan Gowin (1985) secara
berbeda secara signifikan. Hal ini
rinci menjelaskan bagaimana teknik
menunjukkan
serta
bahwa
bahwa
terdapat
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
menyusun sebuah peta konsep sebagai
agar ia mencari konsep-konsep
berikut:
lain yang relevan atau konsep lain
a) memilih suatu bacaan dari buku
yang ada dalam pikiran tetapi
pelajaran
pada
bidang
studi
tidak
tertentu
atau
bacaan
yang
konsep yang telah disusun;
menarik;
f)
b) setelah
membaca
kemudian
terdapat
dalam
konsep-konsep dihubungkan
konsep-
tersebut dengan
lalu
konsep-
konsep-konsep yang ditemukan
konsep yang telah ada pada peta
diidentifikasi,
konsep.
artinya
Setelah
didapatkan
menggolongkan kira-kira konsep
hubungan
mana saja yang relevan satu sama
konsep yang ditambahkan dengan
lain;
konsep sebelumnya, siswa dapat
c) konsep-konsep
tersebut
lalu
bermakna
antara
mengamati dan melihat konsep-
diurutkan mulai dari yang paling
konsep
inklusif sampai ke yang paling
hubungan meyilang di dalam peta
tidak inklusif termasuk contoh-
konsep,
contohnya;
lengkaplah kontruksi peta konsep
d) dengan
tersebut
menghasilkan
sehingga
semakin
menggunakan
konsep-
tersebut
mulailah,
Dengan teknik penyusun peta
membuat proposisi. Setelah itu
konsep yang dikemukakan oleh Novak
proposisi yang telah ada disusun
dan Gowin (1985) di atas diharapkan
secara hierraki, untuk membuat
mahasiswa mampu menyusun peta
suatu
dengan
konsep jauh lebih kompleks yang
memberi garis penghubung dan
memperlihatkan tingkat penguasaan
kata-kata
konsep yang lebih baik dan belajar
konsep
peta
konsep
penghubung
antara
konsep-konsep yang relevan; e) untuk membuat siswa menjadi lebih kreatif dapat diusahakan
4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
yang dibuat.
bermakna seperti yang diungkapkan oleh
Ausabel
benar-benar
terimplementasikan.
Mahasiswa calon guru biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon secara
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
umum sudah mampu membuat peta
konsep respirasi relatif masih rendah.
konsep dengan baik, dari delapan
Sedangkan konsep sistem koordinasi
konsep yang diujikan sistem respirasi
memiliki nilai rata-rata tes konsep
merupakan
konsep yang rata-rata
paling tinggi dibanding konsep yang
memiliki nilai paling rendah dibanding
lain, yang menunjukkan konsep ini
konsep lainnya. Hal ini menunjukkan
relatif
penguasaan
dibandingkan konsep-konsep lainnya.
mahasiswa
terhadap
4.2 Saran
dikuasai
mahasiswa
memahami materi-materi biologi
Dari diambil
lebih
penelitian
beberapa
ini
saran
dapat sebagai
berikut:
untuk dan
memperluas
pengetahuan
memperdalam
penguasaan
konsep;
1. mahasiswa perlu berlatih untuk
3. perlu
adanya
peningkatan
dapat membuat peta konsep yang
penguasaan konsep khususnya pada
lebih kompleks dan detail mengenai
konsep
sebuah konsep yang dipelajari;
tergolong masih rendah dibanding
2. mahasiswa intensitas
harus dalam
meningkatkan membaca
sistem
respirasi
yang
konsep-konsep lainnya.
dan
DAFTAR PUSTAKA Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Novak, J.D., and D.B. Growin. (1985). Learning How to Learn. Cambridge University Press, Canbidge Novak, J. D. ( 1997). New Trends In Biology Teaching. Science Education, 61: 453-477 Maulim, Silitonga. (--------). ”Analisis dan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun Peta Konsep
sebagai Media dan Alat Evaluasi dalam Pengajaran Kimia SMU. Jurnal Universitas Negeri Medan. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.