PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF
Oleh: ENI NURAENI DAN ADI RAHMAT
ABSTRAK Persoalan rendahnya berbagai hasil tes literasi kuantitatif siswa Indonesia pada level internasional perlu direspon dengan melakukan perubahan dan perbaikan pada lembaga pendidikan tinggi penghasil guru. Perbaikan pada calon guru tidak boleh terlepas dari modalitas dan persepsi calon guru tersebut terhadap kajian yang akan ditingkatkan. Berbagai penelitian menunjukkan tentang rendahnya kemampuan mahasiswa biologi pada tahun pertama perkuliahan. Sementara mahasiswa calon guru biologi masih perlu diungkap lebih jauh. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan tentang pengembangan literasi kuantitatif mahasiswa calon guru. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi peneliti untuk mengembangkan program-program pengembagan literasi kuantitatif bagi mahasiswa calon guru biologi. Penelitian deskriptif ini dilakukan pada mahasiswa calon guru biologi sebanyak 3 angkatan. Angkatan 2009/2010 sebanyak 23 mahasiswa, angkatan 2010/2011 sebanyak 42 orang dan angkatan 2011/2012 sebanyak 32 orang. Data tersebut dikumpulkan menggunakan angket untuk persepsi, tingkat kepercayaan, dan latar belakang pemilihan jurusan mahasiswa, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap matematika meningkat seiring bertambah lamanya masa kuliah, pandangan mahasiswa calon guru biologi mengenai literasi kuantitatif positif, serta ditemukan kendala berupa kurang relevannya pembekalan literasi kuantitatif bagi mahasiswa calon guru oleh mata kuliah statistika.
KATA KUNCI Persepsi, mahasiswa calon guru biologi, literasi kuantitatif
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
238
PENDAHULUAN Salah satu perubahan prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah perubahan dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sendiri dapat diwujudkan melalui penyajian materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Pembelajaran dengan pendekatan imiah harus mampu mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Keterampilan mental demikian dapat dikembangkan manakala siswa memiliki keterampilan komunikasi ilmiah yang baik. Berkomunikasi ilmiah diantaranya melibatkan kemampuan untuk membuat dan memahami representasi matematis. Representasi matematis dapat berupa angka, simbol, bentuk tabel dan grafik. Berbagai informasi yang disajikan dalam bentuk angka-angka, tabel, grafik dan bentuk representasi matematis lainnya akan berkembang di abad 21 ini. Peran angka dan data dalam kehidupan bermasyarakat hampir tidak terbatas dan tidak ada akhirnya, tidak dapat dipungkiri lagi. Siswa harus dibekali dengan kemampuan untuk memahami berbagai representasi matematis sehingga mampu membuat kesimpulan dan keputusan secara logis sesuai data. Agar mampu membekali siswa, maka guru dan calon guru pun harus memiliki keterampilan matematis tersebut. Keterampilan ini dapat digunakan untuk terlibat dengan isu-isu global yang signifikan. Perlu upaya serius untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis ini pada level mahasiswa. Mengingat bahwa hasil TIMMS dan PISA masih jauh dari memuaskan, maka perlu diidentifikasi akar permasalahan rendahnya hasil tes tersebut. Minat mahasiswa akan mempengaruhi dalam menentukan pilihan jenjang karir mereka. Demikian pula minat mahssiwa calon guru memilih program studi. Telah banyak dilaporkan mengenai kemampuan matematika dasar mahasiswa biologi di perguruan tinggi (Speth, 2010; (MacGillivray, 2009, Brown, 2009 dalam Familaria, 2012). Mahasiswa biologi biasanya akan memilih karir di bidang biologi. Meskipun banyak diantaranya yang memilih jenjang karir bidang pendidikan. Data keadaan latar belakang pemilihan jurusan mahasiswa calon guru biologi belum banyak dilaporkan. Minat mahasiswa calon guru biologi terhadap matemtatika diduga dapat mempengaruhi kemampuan dasar matematika siswa kelak ketika terjun ke lapangan. Kemampuan matematika dasar pada makalah ini merupakan kemampuan dasar pada konteks biologi. Dengan kata lain literasi kuantitatif. Literasi kuantitatif kadang-kadang disebut sebagai penalaran kuantitatif, literasi matematika, atau berhitung. Quantitative Literacy atau dikenal sebagai numeracy merupakan “Habit of mind”, keterampilan menggunakan berpikir matematis sederhana untuk memahami informasi numerik (National Council on Education and the Disciplines, 2001 dalam Speth, 2010 ). Quantitative Literacy atau literasi kuantitatif merupakan kemampuan untuk menginterpretasikan data dan untuk memahami angka-angka dalam situasi “real-world” (terkonstekstualisasi) (Steen, 2004 dalam Speth, 2010). Dalam hal ini terdapat perbedaan antara matematika dengan literasi kuantitatif. Keterampilan kuantitatif diidentifikasi sebagai sejumlah keterampilan yang diperlukan bagi lulusan sains, dimana keterampilan ini mengacu pada aplikasi berpikir matematis dan statistik dan penalaran dalam konteks yang diberikan (Matthews, Adams and Goos, 2010 dalam Familaria, 2012). Keterampilan analitik adalah kemampuan untuk mengkonstruksi dan pengutarakan argumen logis dan bekerja dalam term abstrak dan umum untuk meningkatkan kejelasan dan efesiensi analisis. Keterampilan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk terlibat dalam masalah masalah baru dan mengidentifikasi strategi solusi yang relevan. Dengan demikian literasi kuantitatif mengandung unsur-unsur kemampuan berhitung, memahami dan melakukan interpretasi dan translasi dalam bentuk matematis, mengolah data-data numerik, memprediksi berdasarkan kecenderungan yang didukung data kuantitatif, sehingga mendapatkan kesimpulan yang valid. Literasi quantitatif dipengaruhi oleh kemampuan matematika seseorang. Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
239
Berdasarkan permasalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakan persepsi mahasiswa calon guru biologi terhadap matematika dan manfaat matematika untuk biologi serta kendala-kendapa ap yang dihadapi dalam pengembangannya?. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengembangkan literasi kuantitatif mahasiswa calon guru biologi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap matematika dan manfaatnya bagi pengembangan biologi. Secara khusus akan dikaji minat mahashswa terhadap matematika, kepercayaan diri dalam matematika, latar belakang pemilihan jurusan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada sebuah LPTK di Bandung dengan menggunakan metode deskriptif. Subyek penelitian adalah mahasiswa calon guru biologi pada program studi S1 Jurusan Pendidikan Biologi sebanyak 3 angkatan. Angkatan 2009/2010 sebanyak 23 mahasiswa, angkatan 2010/2011 sebanyak 42 orang dan angkatan 2011/2012 sebanyak 32 orang. Data data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut dikumpulkan menggunakan angket untuk persepsi, tingkat kepercayaan, dan latar belakang pemilihan jurusan mahasiswa, dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh informasi bahwa minat mahasiswa terhadap matematika meningkat seiring bertambah lamanya masa kuliah (Gambar 1). Semakin lama mahasiswa berinteraksi dengan masalah-masalah kuantitatif dalam biologi, minat atau kesukaan terhadap aspek kuantitatif meningkat. Jika dibandingkan pada ketiga angkatan, tampak kesukaan mahasiswa terhadap matematika meningkat. Temuan ini sejalan dengan temuan Perney and Ravid, 1990; Brown and Brown 1995; Mills, 2004 (Madlung, 2011). Secara umum mahasiswa yang memiliki pengalaman dengan matematika lebih baik memiliki sikap positif terhadap subjek kuantitatif termasuk statistik. Minat terhadap matematika tertinggi dimiliki oleh angkatan 2009/2010 yang telah memasuki semester 7. Mahasiswa angkatan 2009/2010 tersebut hampir seluruhnya telah mengontrak seluruh mata kuliah. Evans (Madlung 2011) menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki kebutuhan perangkat kuantitatif dalam bidang kajiannya memiliki minat yang lebih tinggi dalam belajar dibandingkan yang tidak. Berdasarkan jumlah mata kuliah yang dinilai membekali quantitative skill mahasiswa terdapat perbedaan sesuai dengan lama studi mahasiswa.. Mata kuliah tersebut berdasarkan urutan prioritas yaitu matematika dasar, statistika, ekologi, kimia dasar, genetika, metodologi penelitian, evaluasi, mikrobiologi, fisika dasar, evolusi, biokimia, biologi umum, botany phanerogamae, radiobiologi dan ilmu kelakuan hewan.
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
240
100 90 80 70 60 50
tidak
40
minat
30 20 10 0 Angk. 2011/2012
Angk. 2010/2011
Angk. 2009/2010
Gambar 1. Grafik minat minat mahasiswa berdasarkan angkatan (%) Kepercayaan diri mahasiswa berkaitan dengan kemampuan kuantitatif/matematika yang dimilikinya terlihat kurang baik. Jawaban mahasiswa terdistribusi pada 3 jawaban berturut turut, cukup, baik dan kurang. Setengah mahasiswa menyatakan dirinya memiliki kemampuan matematika yang cukup. Sementara hanya sebagian kecil saja yang mengakui memiliki kemampuannya sangat baik. Persentase jumlah mahasiswa yang menyatakan dirinya kurang memiliki kemampuan matematika mengalami peningkatan seiring dengan makin banyak jumlah mata kuliah yang telah mereka ambil. Hal ini diakui oleh mahasiswa pada 3 angkatan. Rendahnya tingkat kepercayaan diri terhadap kemampuan matematika ini diduga karena kurang bermaknanya belajar matematika di SMA serta kurang dikaitkannya matematika dengan konteks biologi. Meskipun siswa mendapatkan pelajaran matematika, seringkali pelajaran tersebut tidak dikaitkan dengan konteks belajar lainnya. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa membuat analisis data numerik kurang baik dan kepercayaan diri menggunakan keterampilan kuantitatif pun kurang baik. 60 50 40 sangat baik 30
baik
20
cukup kurang
10 0 Angk. 2011/2012
Angk. 2010/2011
Angk. 2009/2010
Gambar 2. Kepercayaan diri dalam matematika (%) Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
241
Pertanyaan ketiga mengungkap mengenai latar belakang mahasiswa mengambil jurusan pendidikan biologi. Hasil angket disajikan dalam Gambar 3. 80 70 60 50 Menghindari mtk
40
minat 30
lain-lain
20 10 0 Angk. 2011/2012
Angk. 2010/2011
Angk. 2009/2010
Gambar 3. Alasan memilih jurusan Berdasarkan data dalam Gambar 3 diketahui bahwa mahasiswa calon guru biologi memiliki modal yang besar karena mereka masuk bukan karena menghindari perhitungan tetapi lebih dominan disebabkan karena minat yang kuat. Alasan lain yang berhasil diidentifikasi yaitu karena tidak masuk di pilihan pertama di tempat lain, dorongan orang tua, dan atas saran guru biologi ketika SMA. Umumnya mahasiswa calon guru biologi memiliki minat yang tinggi terhadap biologi meskipun mereka juga menghindari masalah berhitung. Anggapan bahwa biologi terlepas dari masalah matematika masih ditemukan pada mahasiswa terutama mahasiswa tingkat awal. Padahal matematika dan pendekatan kuantitatif khususnya merupakan alat utama ilmuwan modern (Thompson et. al. 2010). Pertanyaan mengenai peran penting matematika bagi mahasiswa biologi menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa menganggapnya penting. Terdapat peningkatan presentase jumlah mahasiswa yang menganggap penting peran matematika bagi mahasiswa mulai dari angkatan 2011/2012 hingga angkatan 2009/2010. Sebanyak 25% mahasiswa tahun kedua tidak melihat peran penting matematika bagi dirinya. Pandangan mahasiswa mengenai peran matematika tersebut disajikan pada Gambar 4. Di Jurusan Pendidikan Biologi banyak mata kuliah yang menggunakan literasi kuantitatif untuk menyelesaikan masalah atau untuk memahami suatu konsep misalnya, ekologi, fisologi, genetika dan statistika. Pada Gambar 4, mahasiswa yang telah melewati banyak mata kuliah memiliki persepsi yang lebih baik mengenai peran penting matematika untuk biologi. Pandangan awam calon mahasiswa biologi mengisyaratkan bahwa belajar biologi lepas dari masalah kuantitatif dan perhitungan. Terlihat adanya peningkatan persepsi pentingnya matematika dalam biologi seiring dengan semakin banyaknya mahasiswa menggunakan kemampuan matematikanya.
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
242
100 90 80 70 60
penting
50
tidak
40
biasa saja
30 20 10 0 Angk. 2011/2012 Angk. 2010/2011 Angk. 2009/2010
Gambar 4. Pentingnya matematika bagi mahasiswa calon guru biologi Speth, et.al. (2010) menyatakan bahwa quantitative literacy bukan merupakan sebuah disiplin ilmu sehingga tidak jelas yang harus bertanggung jawab untuk mengembangkannya pada mahasiswa. Hal ini terindikasi berdasarkan hasil wawancara. Hasil wawancara dosen ditemukan kendala utama pengembangan literasi kuantitatif mahasiswa yaitu keterbatasan waktu untuk memberikan pembekalan yang relevan. Kendala lainnya adalah asumsi bahwa mahasiswa telah memiliki keterampilan matematika yang memadai yang didapat di mata kuliah matematika dan atau statistika. Sementara kendala yang berhasil diungkap melalui teknik wawancara dengan mahasiswa diperoleh kesimpulan mengenai kendala utama yaitu kurang bimbingan saat melakukan pengolahan data, klarifikasi dilakukan saat presentasi sehingga tekadang jawaban mahasiswa tidak sesuai dengan interpretasi yang harus disampaikan. Serta mata kuliah statsistika yang kurang relevan dengan mata kuliah bidang keahlian. Statistika bagi mahasiswa calon guru lebih ditekankan untuk pengolahan data skripsi, sehingga contohcontoh yang diberikan seluruhnya dalam konteks pendidikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan temuan dan analisis data, didapatkan beberapa kesimpulan yaitu 1. minat mahasiswa terhadap matematika meningkat seiring bertambah lamanya masa kuliah 2. Kepercayaan diri mahasiswa calon guru biologi terhadap kemampuannya dalam matematika cukup dan baik. 3. pandangan mahasiswa calon guru biologi mengenai literasi kuantitatif positif 4. Mahasiswa memiliki modal untuk dikembangkan literasi kuantitatifnya mengingat mahasiswa memiliki minat dan tanggapan positif mengenai peran matematika dalam biologi, disamping mereka tidak “alergi” terhadap matematika 5. Ditemukan kendala berupa kurang relevannya pembekalan literasi kuantitatif bagi mahasiswa calon guru oleh mata kuliah statistika. Saran Beberapa saran berkaitan dengan temuan penelitian adalah: 1. Bagai dosen dan guru matematika, perkuliahan matematika perlu memberikan contoh konsep biologi lebih banyak Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
243
2. Bagi dosen biologi, perlu dikembangkan perkuliahan biologi yang sekaligus dapat membekali literasi kuantitatif mahassiwa 3. Bagi mahasiswa, mahasiswa calon guru biologi perlu berinteraksi dengan masalah kuantitatif dalam bidang biologi
DAFTAR PUSTAKA Association
of American College www.aacu.org/value/rubrics/
and
Universities
(.tersedia
online:
Familaria M., Elliottb, K., Watsonc, R., dan Matthewsd, K. E. (2012). Embedding Case Studies Into Statistical Teaching To Enhance Quantitative Skills Of Biomedicine Students. International Journal of Innovation in Science and Mathematics Education, 20(1), 44-56, 2012 Madlung, A., Bremer, M., Himelblau. E., dan Tullis, A.. (2011). A Study Assessing the Potential of Negative Effects in Interdisciplinary Math–Biology Instruction. CBE— Life Sciences Education Vol. 10, 43–54. Speth E. B., et.al. (2010). 1, 2, 3, 4: Infusing Quantitative Literacy into Introductory Biology. CBE—life Sciences Education, Vol. 9, 323–332. Thompson K.V. et.al. (2010. Online Interactive Teaching Modules Enhance Quantitative Proficiency of Introductory Biology Students. CBE—Life Sciences Education Vol. 9, 277–28
BIODATA PENULIS Penulis Utama Nama : Eni Nuraeni, M.Pd Instansi : Jurusan Pend. Biologi FPMIPA UPI Bandung Email :
[email protected] No HP : 0817615525 Nama : Dr. rer.nat. Adi Rahmat, M. Si Instansi : Jurusan Pend. Biologi FPMIPA UPI Bandung Email :
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Pakuan Bogor 2014
244