PROFIL Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali
All Photos : Marthen Welly/TNC-IMP
Oleh Nyoman Darma, SH Drs. Riyanto Basuki, MSi Ir. Marthen Welly Kerjasama
X
PROFIL Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida Kabupaten Klungkung – Propinsi Bali
Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung Kementerian Kelautan dan Perikanan The Nature Conservancy – Indonesia Marine Program
Didukung oleh
September 2010
i
ii
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmatnya pembuatan Profil Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida ini dapat diselesaikan. Profil ini merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Klungkung, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia Marine Program dengan dukungan dari USAID-Coral Triangle Support Partnership (CTSP). Profil ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara lengkap me-ngenai KKP Nusa Penida khususnya menyangkut aspek latar belakang, tujuan dan manfaat pembentukan, baseline data ekologi, sosial-ekonomi dan oseanografi, payung hukum, proses pembentukan dan partisipasi masyarakat, serta tahapan-tahapan pengelolaan KKP Nusa Penida. Selain memiliki ekosistem pesisir dan laut yang lengkap seperti terumbu karang, hutan bakau, padang lamun, ikan pari manta, penyu, dugong, paus dan lumba-lumba. Perairan Nusa Penida juga memiliki icon bawah air yang sangat terkenal di dunia yaitu Ikan Mola mola (sunfish) dengan diameter rata-rata dua meter. Itu sebabnya Nusa Penida merupakan bagian dari kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-Undang No.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Undang-Undang No.45 tahun 2009 tentang Perikanan beserta aturan turunannnya merupakan langkah nyata untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut Nusa Penida yang merupakan aset penting pariwisata bahari sekaligus sumber perikanan bagi masyarakat Nusa Penida
Denpasar, September 2010 Tim Penulis
iii
iv
Sambutan Bupati Klungkung OM SWASTIASTU Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga saat ini Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida telah dicadangkan melalui Peraturan Bupati Klungkung No.12 tahun 2010 dan akan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dalam waktu dekat. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Kecamatan Nusa Penida memiliki banyak pulau-pulau kecil, diantaranya ada 3 (tiga) pulau yang berpenghuni yaitu Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan, dikelilingi oleh gugusan terumbu karang yang beraneka ragam dan ratusan jenis ikan dengan berbagai bentuk dan warna. Kondisi ini menjadikan Nusa penida termasuk salah satu tujuan wisata bahari dunia. Berbagai aktivitas wisata bahari terdapat di Nusa Penida seperti diving, snorkling, swimming, fishing,sailing, para-sailling, fish-flying, canoing, sking, glass botton boat, banana boat, liveaboard dan masih banyak lagi. Salah satu keunikan perairan Nusa Penida adalah dengan ditemukannya ikan Molamola. Ikan ini menjadi ikon dunia bawah air tidak saja bagi Nusa Penida Klungkung tentu juga bagi Provinsi Bali, bahkan Indonesia, jika para penyelam dari seluruh dunia ingin melihat ikan mola-mola , maka mereka datang menyelam di Nusa Penida antara bulan Juli- September. Kecamatan Nusa Penida juga memiliki pemandangan perbukitan yang cantik dan mempesona, dari sana dapat kita melihat hamparan hutan bakau yang hijau, sunrise dan sunset, pertanian rumput laut, pantai yang berpasir putih dan laut berair biru jernih seperti kristal. Mengingat potensi kekayaan laut Nusa Penida yang merupakan anugrah Tuhan yang begitu besar, sebagai tempat mencari penghidupan bagi sebagian masyarakat Nusa Penida dan berbagai komponen maryarakat lainnya, berinteraksi untuk mempertahankan dan meningkatkan perekonomian mereka, maka tidak menutup kemungkinan adanya exploitasi besar-besaran terhadap potensi /kekayaan laut tersebut tanpa mempedulikan kelestarian sehingga akan mengakibatkan kerusakan, yang pada akhirnya akan mengancam kesinambungan mata pencaharian masyarakat dari sumber daya hayati laut tersebut dan berujung pada kemiskinan, maka dari itu perlu dijaga dan dilestarikan. Agar masyarakat Nusa Penida dapat secara terus menerus dan berkelanjutan menikmati hasil laut, maka ancaman terhadap sumber daya hayati laut perlu diatasi dan
v
pemanfaatannya sebaiknya diatur agar tidak menimbulkan tumpang tindih, konflik dan kerusakan lingkungan. Jika terjadi kerusakan sumberdaya hayati laut yang merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat Nusa Penida, maka sebagian besar masyarakat Nusa Penida akan kehilangan mata pencaharian. Jika terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun rusak maka tidak ada ikan lagi, karena terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun merupakan rumah bagi ikan tempat berlindung dan mencari makan, pantai akan terkikis air laut dan terjadilah abrasi, selanjutnya wisatawan pun tidak dapat lagi meninkmati keindahan alam dan perairan Nusa Penida, dan akan berdampak negatif bagi pariwisata Nusa Penida. Salah satu diantara banyaknya ancaman terhadap sumber daya hayati laut nusa penida yang paling parah menimbulkan kerusakan lingkungan dan mengganggu populasi ikan dan biota laut lainnya adalah menangkap ikan dengan menggunakan bom,potasium sianida dan bahan racun lainnya. Hal ini harus kita sikapi bersama secara serius sebagai wujud kepedulian kita terhadap lingkungan sekaligus sebagai implementasi terkait dengan falsafah/ajaran agama hindu kita yaitu Tri Hita Karana antara lain mewujudkan keharmonisan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Untuk itu mari kita lestarikan sumber daya hayati pesisir dan laut Kecamatan Nusa Penida melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP ) Nusa Penida, agar dapat mewujudkan lingkungan yang alami nan lestari sehingga pariwisata bahari dan perikanan bisa terus berkelanjutan yang pada akhirnya perekonomian pun niscaya akan semakin meningkat. Kepada semua pihak yang terkait kami minta untuk mendukung sepenuhnya program ini, demikian juga kepada Pokja KKP agar bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga idealisme pembentukan KKP ini dapat segera terwujud. Sekian dan terima kasih. OM SHANTI, SHANTI, SHANTI OM Semarapura, September 2010 I Wayan Candra, SH, MA Bupati Kabupaten Klungkung
vi
Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) Direktorat Jenderal Kelautan,Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Paradigma baru konservasi di Indonesia telah dicanangkan sejak dikeluarkannya UU no.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana kewenangan wilayah laut termasuk “konservasi” merupakan kewenangan daerah baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan aturan yang ada. Hal ini diperkuat lagi dengan diterbitkannya UU no.31 tahun 2004 tentang Perikanan yang direvisi menjadi UU no.45 tahun 2009 dan UU no.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang secara secara eksplisit konservasi dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Konservasi merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan suatu wilayah atau sumberdaya ikan dan ekosistemnya untuk menjamin keberadaan dan keseimbangan sumberdaya ikan dan ekosistemnya di dalam suatu kawasan tertentu. Dalam rangka pelaksanaan konservasi tersebut, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan kawasan konservasi perairan baik laut, pesisir maupun perairan tawar dan payau. Sejak tahun 2002-2009, Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut (KTNL), bersama pemerintah daerah telah menginisiasi sebanyak 36 Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) dengan luas lebih dari 4,5 juta hektar. Pada tahun 2010 telah ada beberapa tambahan kawasan yang dicadangkan oleh bupati/walikota sebagai kawasan konservasi, termasuk diantaranya P.Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Suatu perkembangan yang sangat menggembirakan tentunya manakala kesadaran kita semakin meningkat akan pentingnya mengelola pesisir dan laut secara arif. Inisiatif pemerintah Kab. Klungkung bersama The Nature Conservancy (TNC) untuk mencadangkan kawasan P. Nusa Penida sebagai kawasan konservasi adalah merupakan tindakan yang tepat, mengingat Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia membutuhkan kawasan laut yang lestari sebagai daya tarik wisata bahari, terlebih perairan P. Nusa Penida memiliki ikan mola-mola dan pari manta yang menjadi sasaran tujuan wisata bahari utama di pulau tersebut. Buku profile ini merupakan dasar bagi suatu rangkaian panjang pengelolaan kawasan konservasi, yang sesuai dengan kaidah-kaidah pengelolaan yang benar. Masukkan sebagai tambahan untuk melengkapi dan memperkaya buku sangat kami harapkan. Jakarta, September 2010 Ir. Agus Dermawan M.Si Direktur KKJI-KP3K
vii
viii
Sambutan Direktur TNC Indonesia Marine Program Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali merupakan bagian dari wilayah segitiga karang dunia (coral triangle). Kecamatan yang terdiri dari tiga pulau kecil yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ini memiliki ekosistem pesisir dan laut yang cukup lengkap seperti terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun. Perairan Nusa Penida juga kaya dengan berbagai jenis ikan dan hewan laut unik seperti ikan Mola mola, pari manta, penyu, dugong, paus dan lumbalumba. TNC Indonesia Marine Program, sebagai lembaga konservasi alam dunia, berkomitmen untuk membantu dan memfasilitasi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melestarikan keanekaragaman hayati pesisir dan lautnya yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Indonesia. Saat ini, TNC Indonesia Marine Program bekerja di beberapa lokasi prioritas seperti Komodo (NTT), Wakatobi (Sultra), Raja Ampat (Papua Barat), Berau (Kaltim) dan Laut Sawu (NTT). Memfasilitasi pembentukan KKP di Nusa Penida merupakan upaya konkrit TNC Indonesia Marine Program didalam membantu pemerintah Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali dan masyarakat Nusa Penida untuk melestarikan keanekaragaman hayati pesisir dan lautnya. Keanekaragaman hayati laut di Nusa Penida tersebut merupakan aset penting pariwisata bahari, sumber perikanan dan pelindung pantai bagi pulau-pulau kecil seperti Nusa Penida. Semoga dengan pembentukan KKP ini, sumberdaya hayati laut Nusa Penida bisa lestari dan masyarakat sejahtera. Denpasar, September 2010 Ir. Abdul Halim, MSc Direktur TNC-IMP
ix
x
DAFTAR ISI Profile KKP Nusa Penida .................................................................................................... iii Sambutan Bupati Klungkung ............................................................................................. v Sambutan Direktur Kawasan Taman Nasional Laut ......................................................... vii Sambutan Direktur TNC Indonesia Marine Program ........................................................ ix 1.
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida .................................................... 2 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 2 1.2. Potensi Pesisir dan Laut Nusa Penida ................................................................. 4 1.2.1. Wisata Bahari ....................................................................................................... 4 1.2.2. Perikanan Tangkap ............................................................................................... 5 1.2.3. Budidaya Rumput Laut ......................................................................................... 6 1.2.4 Ekosistem Pesisir ................................................................................................. 7
2.
Kondisi Ekologi, Sosial Ekonomi dan Oseanografi KKP Nusa Penida .................... 9 2.1. Baseline Data Ekologi .......................................................................................... 9 2.2. Baseline Data Oseanografi .................................................................................. 13 2.3. Baseline Data Sosial Ekonomi ............................................................................. 14
3. Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida ...................................... 19 3.1. Definisi Kawasan Konservasi Perairan (KKP) ...................................................... 19 3.2. Dasar Hukum KKP Nusa Penida .......................................................................... 19 3.3. Tujuan Pembentukan KKP Nusa Penida .............................................................. 20 3.4. Ruang Lingkup KKP Nusa Penida ........................................................................ 20 3.5. Tahapan Pembentukan KKP Nusa Penida ........................................................... 20 3.6. Kemajuan Proses Pembentukan KKP Nusa Penida ............................................ 21 3.6.1. Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) KKP Nusa Penida (September 2009) ................................................................................................ 21 3.6.2. Sosialisasi (Oktober 2009 – Februari 2010) ......................................................... 21 3.6.3. Pengumpulan Data Dasar (Baseline) .................................................................. 22 3.6.4. Penentuan Batas Luar .......................................................................................... 23 3.6.5. Pencadangan KKP Nusa Penida .......................................................................... 24 4. Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida ........................................ 26 4.1. Pengajuan Penetapan KKP Nusa Penida kepada Menteri Kelautan dan Perikanan .......................................................................... 26
xi
4.2. 4.3. 4.4. 4.5.
Pembuatan Zonasi dan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang ......................... 26 Pembentukan Badan Pengelola ........................................................................... 27 Pembuatan Mekanisme Pendanaan Jangka Panjang ......................................... 27 Penerapan Mekanisme Pendanaan Jangka Panjang .......................................... 28
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 30 Lampiran 1. Titik Koordinat Batas Luar KKP Nusa Penida ................................................... 30 Lampiran 2. Jenis-Jenis Terumbu Karang di Nusa Penida (Emre Turak, 2009) .......................................................................................... 31 Lampiran 3. Jenis-Jenis Ikan di Nusa Penida (Gerry Allen & Mark Erdmann, 2009) ............................................................... 41 Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8.
Jenis-Jenis Mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan (TNC, 2010) ............................................................................ 59 Jenis-Jenis Padang Lamun di Nusa Penida ..................................................... 60 Mega Fauna Di Nusa Penida ............................................................................ 60 Catatan Penting Sosialisasi KKP Nusa Penida ................................................ 61 Hasil Sosialisasi KKP Nusa Penida .................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 75
xii
X
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida 1.1 Latar Belakang Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali, memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan merupakan bagian dari kawasan segitiga terumbu karang dunia (the coral triangle). Kecamatan yang terdiri dari tiga pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan ini memiliki 1.419 hektar terumbu karang, 230 hektar hutan bakau, dan 108 hektar padang lamun (TNC, 2009). Berdasarkan hasil Rapid Ecologi Assesment (REA) Marine – Kajian Ekologi Laut secara cepat pada bulan November 2008, di Nusa Penida, Dr. Emre Turak (coral expert) menemukan 296 jenis karang. Sementara itu Gerry Allen dan Mark Erdmann (2008) menemukan 576 jenis ikan (5 diantaranya jenis baru). Di perairan Nusa Penida juga dijumpai ikan pari manta, hiu, penyu, lumba-lumba dan paus. Di perairan Nusa Penida dijumpai ikan Mola mola (Sunfish) yang menjadi icon bawah laut Nusa Penida, bahkan pulau Bali. Ikan Mola mola ini memiliki ukuran rata-rata 2 meter dan muncul di perairan Nusa Penida sekitar bulan Juli – September untuk membersihkan dirinya dari berbagai parasit dengan bantuan ikan-ikan karang sekaligus berjemur untuk mendapatkan sinar matahari guna menyesuaikan suhu tubuh karena akibat berada di perairan dalam cukup lama. Terdapat beberapa lokasi “cleaning station” ikan Mola mola di perairan Nusa Penida. Kekayaan hayati laut Nusa Penida diatas membawa banyak manfaat bagi masyarakat terutama dari sektor pariwisata bahari, perikanan dan perlindungan pantai. Terumbu karang yang cantik, ikan pari manta dan Mola mola menjadi atraksi favorit bagi pariwisata bahari di Nusa Penida. Terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun juga merupakan rumah, tempat berkembang-biak, mencari makan dan berlindung bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya. Disisi lain, terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun adalah pelindung pantai alami dari gempuran ombak sehingga pantai tidak terabrasi. Namun sayangnya kekayaan hayati laut Nusa Penida yang membawa banyak manfaat bagi masyarakat juga pendapatan bagi Kabupaten Klungkung, bahkan propinsi Bali, saat ini mulai terancam. Berbagai ancaman yang dapat merusak kekayaan hayati laut tersebut antara lain 1) Penangkapan ikan dengan cara merusak seperti penggunaan bom, potassium dan sianida, 2) Pembuangan jangkar kapal/perahu di atas terumbu karang, 3) Pembuangan limbah ke laut, 4) Penebangan hutan bakau, 5) Pariwisata bahari yang tidak ramah lingkungan, 6) Pengambilan terumbu karang, dan 7) Pemanasan global. Salah satu upaya yang cukup efektif untuk mengatasi ancaman terhadap sumberdaya hayati laut yaitu dengan pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). KKP secara legal formal telah dimuat dalam UU No.31 tahun 2004 tentang Perikanan, yang direvisi menjadi UU
2
No.45 tahun 2009 dan UU No.27 tahun 2007 mengenai Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil berikut dengan peraturan turunannya yang berupa PP dan KEPMEN. Terkait kesepakatan internasional, pembentukan jejaring KKP telah menjadi komitmen dunia termasuk Indonesia untuk melindungi terumbu karang di dalam kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) dalam sebuah inisiatif yang disebut Coral Triangle Inisiative (CTI). Inisiatif ini digagas oleh Indonesia bersama dengan CT country lainnya seperti Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon dengan dukungan dari dunia internasional. Kawasan segitiga karang dunia ini sangat penting peranannya mengingat lebih dari 120 juta orang hidup bergantung dari terumbu karang dan ekosistem pesisir lainnya di dalam kawasan ini. Saat ini, KKP juga telah menjadi bagian dalam program nasional pemerintah Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencanangkan program nasional untuk melindungi laut Indonesia seluas 20 juta hektar pada tahun 2020 melalui pembentukan KKP(www.dkp. go.id). Saat ini, sebanyak 36 kabupaten/kota di Indonesia telah mendeklarasikan KKP untuk melindungi sumberdaya hayati laut di wilayahnya antara lain Kabupaten Raja Ampat (Irian Jaya Barat), Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), Kabupaten Wakatobi (Sulawesi Tenggara), 3
Kabupaten Kaimana (Irian Jaya Barat), Kabupaten Biak (Irian Jaya Barat), Kabupaten Minahasa (Sulawesi Utara), Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur (NTB) dan Kabupaten Manggarai Barat (NTT).
1.2. Potensi Pesisir dan Laut Nusa Penida 1.2.1. Wisata Bahari Kekayaan hayati laut Nusa Penida telah membawa manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan Propinsi Bali. Terumbu karang (coral reef), hutan bakau (mangrove), ikan pari manta (manta ray), ikan Mola mola (sunfish), penyu (sea turtle), lumba-lumba (dolphin), Hiu (shark) dan paus (whale) merupakan atraksi yang sangat menarik bagi wisata bahari. Khusus untuk ikan Mola mola (Sunfish), hanya di Nusa Penida yang kemunculannya bisa diprediksi. Ikan Mola Mola muncul di perairan Nusa Penida antara bulan Juli – September setiap tahunnya. 4
Oleh sebab itu, pada bulan-bulan tersebut, para penyelam dari seluruh dunia, datang ke Nusa Penida, untuk melihat ikan Mola mola. Begitu juga dengan Ikan Pari Manta (Manta Ray), walaupun banyak tempat memiliki ikan Pari Manta, namun jika penyelam datang ke Nusa Penida, hampir 90% dipastikan penyelam akan bertemu dengan ikan Pari Manta. Kondisi ini menjadikan perairan Nusa Penida unik dan sangat menarik untuk dikunjungi. Kegiatan pariwisata bahari di Nusa Penida tentunya akan mendatangkan pemasukan bagi Kabupaten Klungkung, termasuk Propinsi Bali melalui retribusi dan perijinan, sekaligus menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Nusa Penida. Atraksi pariwisata bahari yang telah dikembangkan di Nusa Penida seperti diving, snorkling, berenang, berlayar, memancing, surfing, parasailing, dan aktivitas lainnya. Lebih jauh hasil budidaya rumput laut dan hasil penangkapan ikan nelayan Nusa Penida dapat diserap oleh hotel-hotel dan restoran. Masyarakat juga mendapatkan penghasilan melalui penjualan berbagai souvenir, jasa penyewaan perahu dan kendaraan bermotor, jasa pemandu wisata, serta jasa lainnya. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung (2009), saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida sekitar 146.000 per tahun. Jumlah ini belum termasuk para dive operators yang membawa turis dari Sanur dan Padang Bai serta para turis yang datang dengan public-boat. Diperkirakan sekitar 200.000 turis mengunjungi Nusa Penida setiap tahunnya. 1.2.2. Perikanan Tangkap Terumbu Karang, hutan bakau dan padang lamun sebagai rumah, tempat berkembang-biak, mencari makan dan berlindung bagi ikan dan biota laut lainnya. Jika ketiga ekosistem penting pesisir ini hilang, maka dapat dipastikan ikan juga akan berkurang, sehingga nelayan Nusa Penida pada gilirannya harus berlayar jauh dan mengeluarkan biaya yang besar untuk melaut guna mencari ikan. Kebanyakan nelayan Nusa Penida hanya menangkap ikan disekitar perairan Nusa Penida, selat Badung dan selat Lombok. Sebaliknya banyak 5
nelayan dari luar seperti Lombok, Sulawesi dan Banyuwangi sering dijumpai menangkap ikan di perairan Nusa Penida. Hal ini menggambarkan bahwa di perairan Nusa Penida masih banyak terdapat sumberdaya ikan, karena kondisinya yang masih baik dengan terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun yang alami. Mayoritas nelayan di Nusa Penida menangkap jenis-jenis ikan konsumsi seperti tongkol, cakalang, kakap, kerapu, kembung, tenggiri dan hiu. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DPPK) Kabupaten Klungkung, produksi perikanan tangkap Nusa Penida sekitar 93,713 ton/tahun (2007), 103,378 ton/tahun(2008) dan 105,469 ton/tahun (2009). 1.2.3. Budidaya Rumput Laut Rumput laut merupakan salah satu andalan produksi perikanan bagi masyarakat Nusa Penida, khususnya untuk jenis euchema spinossum. Budidaya rumput laut telah berkembang sejak tahun 1990 dengan metode penanaman dasar (tancap), hingga saat ini telah tersebar di beberapa bagian pantai di Nusa Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida. Kecenderungan yang ada dari tahun ke tahun, budidaya rumput laut ini telah berkembang secara signifikan karena secara ekologi perairan di wilayah tersebut cocok bagi seaweed dan sejenisnya. Pada awal tahun 1990-an usaha budidaya rumput laut ini telah diatur dengan sistim awig-awig, mulai dari tata cara penanaman, sistim penguasaan lahan, dan pemanfaatan lahan. Aturan dalam awig-awig berdasarkan hasil musyawarah bersama antara pemerintah desa, lembaga adat dan masyarakat (Basuki dan Nikijuluw, 1996). Bersamaan berkembangnya usaha rumput
6
laut pada saat ini, maka kiranya perlu dihidupkan kembali sistim awig-awig sebagai antisipasi munculnya friksi kepentingan antara budidaya, pariwisata dan perikanan tangkap. 1.2.4. Ekosistem Pesisir Terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun adalah ekosistem penting pesisir. Ketiga ekosistem tersebut selain berperan dalam pariwisata dan perikanan, juga berfungsi sebagai pelindung alami pantai bagi pulau-pulau di Kecamatan Nusa Penida. Terumbu karang mampu menahan kekuatan ombak dan gelombang sampai 1/3 sehingga kekuatannya menjadi berkurang. Lalu ombak dan gelombang tersebut sebelum mencapai pantai juga ditahan oleh padang lamun dan hutan bakau. Sehingga pada saat mencapai pantai, maka kekuatan gelombang sudah lemah, dan pantai terhindar dari abrasi. Namun sebaliknya jika, ketiga ekosistem penting pesisir ini tidak dipertahankan, maka ombak dan gelombang akan langsung membentur pantai dan akibatnya pantai akan terabrasi. Jika sudah terabrasi maka pemerintah Kabupaten Klungkung harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk membangun senderan (tanggul) guna melindungi pantai. Namun senderan ini juga tidak permanen sifatnya, karena dalam kurun waktu 5 - 10 tahun, ada saja bagian senderan yang rusak dan runtuh sehingga perlu pendanaan kembali untuk memperbaikinya. Keberadaan terumbu karang dan padang lamun juga erat kaitannya dengan para petani rumput laut. Jika terumbu karang dan padang lamun di bongkar, maka tidak ada lagi penahan ombak dan gelombang, terutama pada saat musim badai, sehingga patok-patok petani rumput laut akan terbongkar dan tali-tali pengikat rumput laut dapat putus karena terjangan gelombang. Akibatnya, petani rumput laut sendiri yang akan mengalami kerugian. Untuk itu mempertahankan terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau sangat penting, sebagai pelindung alami pantai bagi pulau-pulau di Kecamatan Nusa Penida.
7
X
Kondisi Ekologi, Sosial Ekonomi dan Oseanografi KKP Nusa Penida 2.1.
Baseline Data Ekologi
2.1.1. Hutan Bakau Di Nusa Penida terdapat 230,07 hektar hutan mangrove yang mayoritas berada di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Berdasarkan hasil survey dan identifikasi mangrove kerjasama antara TNC Indonesia Marine Program dan Balai Pengelolaan Hutan Mangrove wilayah I pada bulan Februari 2010 di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, terdapat 13 jenis mangrove dan 7 jenis tumbuhan asosiasi. Selain itu juga dijumpai 5 jenis burung air dan 25 jenis burung darat yang dijumpai di sekitar hutan mangrove.
9
2.1.2. Padang Lamun Padang Lamun di Nusa Penida seluas 108 hektar. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh TNC dan Universitas Udayana dijumpai sekitar 8 jenis lamun di Nusa Penida. Mayoritas Padang Lamun tumbuh di perairan dangkal dan berasosiasi dengan budidaya rumput laut.
2.1.3. Terumbu Karang Monitoring terbaru tahun 2009 yang dilakukan oleh DPPK Klungkung, Yayasan Bahtera Nusantara, TNC dan BROK-KKP menunjukan bahwa tutupan rata-rata terumbu karang di perairan Nusa Penida adalah 66% untuk kedalaman 3 meter dan 74% untuk kedalaman 10 meter. 10
Sementara itu hasil pemetaan terumbu karang yang dilakukan oleh TNC dengan menggunakan data satelit dari sumber Damaris (Citra Satelit) dan ground truth check di 13 titik, menunjukan luas total terumbu karang Nusa Penida adalah sekitar 1.419 hektar. Metode yang digunakan untuk survey dan monitoring terumbu karang adalah Point Intercept Transect (PIT) dan untuk ikan menggunakan visual sensus dan time swimming. Berdasarkan Kajian Ekologi Laut secara cepat oleh Dr. Emre Turak (coral-expert) pada bulan November 2008, dijumpai 296 jenis karang di perairan Nusa Penida. 2.1.4. Ikan dan biota laut Di perairan Nusa Penida terdapat berbagai jenis ikan baik ikan karang, ikan dasar dan ikan pelagic. Berdasarkan hasil Kajian Ekologi Laut secara cepat – Rapid Ecology Assesment (REA) pada tahun 2008 oleh Gerry Allen dan Mark Erdmann ditemukan 576 jenis ikan di perairan Nusa Penida dimana lima diantaranya spesies baru yang belum pernah dijumpai dimanapun di dunia. • Mola mola (sunfish). Ikan Mola mola merupakan jenis bony-fish terbesar yang hidup di laut dalam hingga kedalaman 400 meter. Pada musim tertentu Mola mola naik ke perairan dangkal untuk mendapatkan sinar matahari dan membersihkan tubuhnya dari berbagai parasit dengan bantuan ikan karang seperti ikan bidadari (angle-fish) dan ikan bendera (banner-fish). Diperairan Nusa Penida terdapat beberapa lokasi cleaning station bagi ikan Mola mola (sunfish) terutama di lokasi-lokasi penyelaman seperti Crystal Bay (banjar Penida), Blue Corner (Jungut Batu), Ceningan Wall (Ceningan), Sental (Ped), dan Batu Abah (Pejukutan). Mola mola dijumpai pada kedalaman 11
antara 25 – 45 meter. Jumlah terbanyak Mola Mola yang dijumpai saat survey adalah 4 ekor dengan ukuran rata-rata 2 meter • Pari Berdasarkan pengamatan yang dilakukan TNC, diperairan Nusa Penida paling tidak dijumpai empat jenis pari di perairan Nusa Penida yaitu Pari Manta, Pari Burung, Pari totol biru dan Pari Hantu. Khusus untuk Pari Manta (Manta birostris) kerap dijumpai disekitar Batu Lumbung (Desa Batu Kandik). Oleh sebab itu lokasi tersebut biasa disebut Manta Point oleh para penyelam. Jumlah terbanyak Ikan pari manta yang terlihat saat survey adalah 8 ekor.
• Hiu Berdasarkan observasi dan pengamatan, diperairan Nusa Penida dijumpai paling tidak 4 jenis hiu yaitu hiu sirip hitam (Black Tip Shark), hiu sirip putih (white Tip Shark), hiu bamboo (Bamboo Shark) dan hiu karpet (Wobegong). • Penyu Berdasarkan observasi selama monitoring terumbu karang yang dilakukan oleh TNC bersama dengan DPPK Klungkung dan Yayasan Bahtera Nusantara, dijumpai 2 jenis penyu diperairan Nusa Penida yaitu Penyu Hijau (Green Turtle) dan Penyu Sisik (Hawksbill). Terdapat potensi pantai peneluran penyu di Lembongan dan Ceningan. • Dugong (Duyung) Kelompok Masyarakat – Satya Posana Nusa (SPN) kerap melihat kemunculan dugong disebelah selatan Nusa Lembongan. SPN memiliki dokumentasi berupa film ketika dugong sedang muncul di bagian barat Nusa Lembongan. Diperkirakan kemunculan dugong dikarenakan makanan yang berupa padang lamun banyak terdapat di sebelah barat Nusa Lembongan dan letaknya yang relatif terlindung. • Lumba-Lumba dan Paus Lumba-Lumba kerap terlihat diperairan Nusa Penida, khususnya di barat dan utara Nusa Lembongan. Jumlah terbanyak lumba-lumba yang terlihat saat occasional observation adalah sebanyak 17 ekor. Jenis yang paling sering terlihat adalah bottle nose atau lumbalumba hidung botol. Sementara paus lebih jarang terlihat, namun beberapa kali paus ter12
lihat melintas di perairan Nusa Penida. Jenis Paus yang sering terlihat adalah False Killer Whale atau paus pembunuh semu. 2.2.
Baseline Data Oseanografi
2.2.1. Arus. Perairan Nusa Penida termasuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI 2). Kondisi perairan Nusa Penida dipengaruhi oleh arus ITF dari Samudera Pacific ke Samudera Hindia yang mempengaruhi sebaran plankton, kelimpahan ikan, dan struktur komunitas terumbu karang. Perairan Nusa Penida dikenal memiliki arus yang cukup keras. 2.2.2. Suhu. Suhu permukaan perairan di Nusa Penida berkisar antara 22oC – 28oC. Sementara itu suhu terendah yang tercatat adalah hingga 18oC. Untuk lebih mengetahui perubahan suhu perairan Nusa Penida secara harian, TNC bekerjasama oleh Universitas Udayana dan BROK-DKP memasang 5 temperature logger di 5 lokasi perairan
Nusa Penida yaitu Crystal Bay (Banjar Penida – 10 meter), Pontoon Bali Hai (Lembongan – 4 meter), Toyapakeh (Penida – 9 meter), Batu Abah( Pejukutan – 12 meter) dan Manta Point (Batu Kandik – 9 meter). Logger ini akan merekam suhu perairan Nusa Penida setiap 15 menit selama 6 tahun.
13
2.3.
Sosial dan Budaya
2.3.1. Demografi. Kecamatan Nusa Penida termasuk dalam administrasi Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali. Kecamatan ini meliputi 3 pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan dengan total luas sekitar 20.000 hektar. Terdapat sekitar 45.000 jiwa yang mendiami 16 desa dinas dan 40 desa pakraman dikecamatan Nusa Penida. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Nusa Penida adalah sebagai petani rumput laut, nelayan, wisata bahari, peternak dan petani. Terdapat 4 sekolah setingkat SMU dan 3 sekolah setingkat SMP. Saat ini sudah ada Universitas kelas jauh yang dilakukan di kantor kecamatan Nusa Penida untuk menampung lulusan SMU Nusa Penida mencapai pendidikan yang lebih tinggi lagi. Kecamatan Nusa Penida satu-satunya kecamatan pulaupulau kecil di propinsi Bali. Dari 90 km panjang garis pantai yang dimiliki oleh Kabupaten Klungkung, 70 km dimiliki oleh Nusa Penida sementara sisanya berada di Klungkung daratan . 2.3.2. Budaya. Masyarakat Nusa Penida mayoritas Bali dan pemeluk agama Hindu. Terdapat 1 desa muslim yaitu Toyapakeh. Di Nusa Penida terdapat Pura Sad- Khayangan Ped yang menjadi salah satu Pura central di pulau Bali. Terdapat beberapa Pura besar di Nusa Penida seperti Pura Batu Medau dan Pura Giri Putri. Puncak tertinggi di Nusa Penida yaitu Puncak Mundi juga terdapat Pura yang biasa digunakan oleh masyarakat Nusa Penida dan dari pulau Bali untuk bersembahyang. Struktur adat yang menaungi setiap desa pakraman di Nusa Penida adalah Majelis Alit yang mengkoordinir sekaligus menjalankan dan mengawasi aktivitas terkait adat dan keagamaan. Terkait dengan pesisir dan laut, masyarakat Nusa Penida melaksanakan ritual Nyepi Segara setiap tahunnya untuk menghormati laut dan memberi kesempatan kepada laut untuk beristirahat. Biasanya Nyepi Segara atau Nyepi Laut di laksanakan setiap sasih kapat, kira-kira bulan Oktober setiap tahunnya. Selama Nyepi Segara, sama sekali tidak ada aktivitas di laut selama satu hari penuh. 14
Aturan adat di Nusa Penida dituangkan dalam awig-awig (hukum adat) yang dihasilkan dari kesepakatan (pararem) bersama. Di desa Lembongan terdapat awig-awig terkait pesisir dan laut seperti pelarangan penebangan bakau dan pengambilan pasir laut. Di Nusa Penida terdapat awig-awig pelarangan penangkapan burung. 2.4.
Aktivitas Ekonomi
2.4.1. Wisata Bahari. Terdapat lebih dari 20 lokasi penyelaman di perairan Nusa Penida dengan beberapa lokasi penyelaman favorit seperti Crystal Bay, Manta Point, Ceningan Wall, Blue Corner, SD-Sental, Mangrove-Sakenan, Gamat Bay, dan Batu Abah.
Terdapat 3 cruises besar di Nusa Penida yang masing-masing memiliki pontoon dan ratarata membawa turis 200 orang per hari. Atraksi wisata bahari lainnya di Nusa Penida seperti diving, surfing, snorkeling, sailing, fishing, flying fish, para-sailing, kayaking dan sea-walker. Terdapat 6 dive operators base di Nusa Lembongan dan Nusa Penida. Diperkirakan sekitar 200.000 turis datang berkunjung ke Nusa Penida setiap tahunnya. Puncak jumlah kunjungan paling ramai di Nusa Penida (peak-season) adalah bulan Agustus – September, sementara bulan paling sepi (low-season) bulan Januari – Februari.
15
2.4.2. Budidaya Rumput Laut. Terdapat sekitar 308 hektar areal potensi maksimal budidaya rumput laut di Kecamatan Nusa Penida (TNC, 2009). Metode yang digunakan untuk bertani rumput laut adalah tancap-dasar. Jenis yang banyak ditanam adalah Spinosum, dan khusus Lembongan jenis Cotony dapat tumbuh dengan baik di selat antara Lembongan dan Ceningan. Total hasil panen petani rumput laut di Nusa Penida rata-rata 40 – 50 ton per sekali panen (setiap 35 hari). Harga rumput laut
sangat berfluktuasi, saat ini untuk jenis Spinosum dengan kadar air 30% satu kilogram antara Rp.2000 – Rp.2.900 sementara untuk jenis Catony satu kilogram Rp. 4.000 – Rp.5.300. Pendapatan bersih rata-rata dari 1 are (10 x 10 m) petak rumput laut sekitar Rp.300.000. Penjualan rumput laut Nusa Penida dikoordinir oleh seorang pengepul untuk kemudian dikirim ke Surabaya untuk di eksport ke China, Taiwan, Korea and Jepang.
2.4.3. Perikanan Tangkap. Terdapat sekitar 850 orang nelayan di kecamatan Nusa Penida yang tergabung dalam 40 kelompok nelayan. Desa yang memiliki jumlah nelayan terbanyak adalah Batununggul dan Suana. Kebanyakan nelayan di Nusa Penida menggunakan jukung berukuran 7 16
meter dan digerakan dengan layar (tenaga angin) dan mesin temple 15 PK. Lokasi penangkapan ikan oleh nelayan umumnya pada kedalaman 40 – 200 meter dan jarak terjauh sekitar 5 mil dari daratan, bahkan hingga ke Lombok. Tangkapan nelayan umumnya adalah ikan tongkol, languan, kokak/kerapu, hiu, cakalan dan lainnya tergantung musim dengan waktu keberangkatan umumnya pada saat subuh dan pulang pagi hari. Harga ikan tongkol berukuran sedang berkisar Rp.3000 – 5000/ekor. Wilayah penangkapan untuk ikan-ikan ekspor seperti kokak berada di timur dan selatan Nusa Penida, sementara lokasi penangkapan ikan-ikan untuk dikonsumsi sendiri seperti tongkol berada di sebelah utara dan barat Nusa Penida.
17
X
Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida 3.1. Definisi Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Definisi KKP menurut IUCN – PBB adalah wilayah yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut termasuk flora, fauna, budaya, penampakan sejarah serta kolom air di atasnya yang dilindungi oleh undang-undang atau cara lain yang efektif untuk melindungi sebagian atau keseluruhan perairan tersebut. Definisi Konservasi menurut UU 31/ 2004 Tentang Perikanan (direvisi menjadi UU 45/ 2009) adalah : Pasal 1, ayat 8 : Konservasi Sumberdaya Ikan adalah : Upaya Perlindungan, Pelestarian dan Pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem,jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan. Sementara itu berdasarkan PP 60/2007 Tentang Koservasi Sumberdaya Ikan, yang merupakan turunan dari UU 31/2004, menyatakan konservasi harus disusun dalam suatu rencana pengelolaan dan zonasi sebagaimana dinyatakan dalam pasal 17 sebagai berikut : (1) Pengelolaan kawasan konservasi perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan. (2) Rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh satuan unit organisasi pengelola. (3) Setiap rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan harus memuat zonasi kawasan konservasi perairan. (4) Zonasi kawasan konservasi perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas: a. zona inti; b. zona perikanan berkelanjutan; c. zona pemanfaatan; dan d. zona lainnya. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan peraturan Menteri. Sementara itu berdasarkan PERMEN Kelautan dan Perikanan No.2 tahun 2009 tentang Tata Cara Pembentukan KKP yang merupakan turunan dari PP 60/ 2007, disebutkan bahwa KKP adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. 3.2. Dasar Hukum Terkait Konservasi Perairan Pembentukan kawasan konservasi baik KKP maupun KKP3K telah diatur dalam Undang-Undang termasuk peraturan di bawahnya. Pembentukan KKP juga secara internasional erat kaitannya dengan komitmen Indonesia bersama negara-negara di dunia untuk melindungi terumbu karang khususnya di kawasan segitiga karang dunia (coral triangle).
19
Pemerintah Republik Indonesia, pada bulan Desember tahun 2007 di Sydney-Australia di pertemuan APEC mencanangkan sebuah inisiatif untuk melindungi terumbu karang di coral triangle bersama 5 negara di dalam kawasan coral triangle yaitu Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon. Inisatif ini disebut Coral Triangle Inisiative (CTI). Inisiatif ini disambut baik oleh negara-negara di dunia. Undang-Undang beserta peraturan dibawahnya yang terkait dengan pembentukan KKP Nusa Penida adalah sebagai berikut : 1). UU No.27 tahun 2007, terutama pasal 28 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2). UU. No. 45 tahun 2009, tentang perubahan atas UU No,31 tahun 2004 tentang Perikanan 3). UU No.32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pasal 18 ayat 4. 4). UU No.26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang 3). PP No.60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan 4). PERMEN Kelautan dan Perikanan No. 16 tahun 2008 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 5). PERMEN Kelautan dan Perikanan No.17 tahun 2008 tentang Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 6). PERMEN kelautan dan Perikanan No.2 tahun 2009 tentang Tata Cara Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan 7). Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali 8). Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Klungkung 9). Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Klungkung 3.3. Tujuan Pembentukan KKP Nusa Penida • Perlindungan keanekaragaman hayati pesisir dan laut perairan • Pariwisata bahari yang berkelanjutan • Perikanan yang berkelanjutan Ketiga tujuan diatas adalah dalam rangka mempertahankan keberlangsungan sumber matapencaharian masyarakat Nusa Penida dan meningkatkan pemasukan bagi Kabutapen Klungkung. 3.4. Ruang Lingkup KKP Nusa Penida KKP Nusa Penida akan meliputi seluruh perairan di wilayah Kecamatan Nusa Penida yang meliputi perairan di 3 pulau yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Luas KKP Nusa Penida adalah 20.057 hektar dengan batas luar 1 mil (1.8 km) diukur dari garis pantai. Luas ini dalam jangka menengah dan jangka panjang dapat dikembangkan menjadi lebih luas lagi sesuai dengan kemampuan dan efektifitas pengelolaan KKP Nusa Penida serta wewenang Kabupaten Klungkung. Berdasarkan UU, KKP Nusa Penida akan dibagi kedalam 3 zonasi yaitu 1) zona inti (no take zone), 2 zona pemanfaatan terbatas (budidaya rumput laut, wisata bahari dan perikanan), 3) zona lainnya 3.5. Tahapan Pembentukan KKP Nusa Penida Proses pembentukan KKP Nusa Penida akan melalui beberapa tahapan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang. Tahapan-tahapan tersebut antara lain antara lain : 20
1). Pembentukan Kelompok Kerja KKP Nusa Penida 2). Pengumpulan data ekologi, sosial-ekonomi, dan oceanography melalui survey dan monitoring 3). Sosialisasi (tingkat FGD, desa, kecamatan, dan kabupaten) 4). Penentuan batas luar beserta dengan zonasi 5). Pencadangan KKP Nusa Penida oleh Bupati Klungkung 6). Penetapan KKP Nusa Penida oleh Menteri Kelautan dan Perikanan 7). Pembuatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang termasuk di dalamnya sistem zo nasi berikut peraturan diatasnya dan mekanisme pendanaan jangka panjang 8). Pembentukan Badan Pengelola termasuk system pengawasan dan pengamanan KKP Nusa Penida 3.6. Kemajuan Proses Pembentukan KKP Nusa Penida 3.6.1. Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) KKP Nusa Penida (September 2009) Dalam rangka persiapan pembentukan KKP Nusa Penida, maka telah dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) lintas instansi dan lembaga yang bekerja dibawah SK Bupati Klungkung No.216 tahun 2009. Kelompok Kerja ini terbagi dua yaitu Panitia Pengarah (Steering Committee) dan Panitia Kerja (Organising Committee). Duduk sebagai Pembina dalam Pokja ini adalah Bupati, Wakil Bupati dan Sekertaris Daerah (SETDA) Kabupaten Klungkung. Panitia Pengarah diketuai oleh Kepala Bappeda dengan anggota para kepala SKPD terkait di PemKab Klungkung. Sementara itu Panitia Kerja diketuai oleh Kabid Ekonomi Bappeda dengan sekertaris Kabid Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil DPPK Klungkung. Pokja ini juga terdiri dari unsur perwakilan masyarakat dan LSM. Pokja telah bekerja sejak Oktober 2009 – Februari 2010 dalam rangka menso-sialisasikan kepada para stakeholders di Nusa Penida terkait rencana pembentukan KKP. 3.6.2. Sosialisasi (Oktober 2009 – Februari 2010) Dalam rangka pembentukan KKP Nusa Penida telah dilakukan sosialisasi dari bulan Oktober 2009 – Februari 2010 oleh Pokja KKP Nusa Penida. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk menyebarluaskan rencana pembentukan KKP Nusa Penida kepada para stakeholders di Nusa Penida sekaligus untuk menggali masukan dan dukungan.
Pelaksanaan sosialisasi telah di lakukan di tingkat Focus Group Disscusion (FGD), 16 desa dan kecamatan Nusa Penida melaluli 32 kali pertemuan. Jumlah peserta sosialisasi sekitar 1200 orang yang terdiri dari para kepala desa, bendesa adat, petani rumput laut, nelayan, guru, pelajar dan pengusaha wisata bahari. 21
Materi yang disampaikan pada saat sosialisasi adalah 1) Dasar pembentukan KKP Nusa Penida beserta Tim Kerja pembentukan KKP Nusa Penida berdasarkan SK Bupati Klungkung no 216 tahun 2009, 2) Film dokumentasi kekayaan alam laut serta pesona daratan Nusa Penida, 3) Faktafakta berdasarkan kajian-kajian ilmiah yang mendukung kekayaan alam laut Nusa Penida, 4) Nusa Penida sebagai bagian dari Coral Triangle yaitu segitiga pusat kekayaan terumbu karang dunia, 5) Manfaat kekayaan alam laut secara ekonomi, 6) Ancaman-ancaman terhadap kekayaan alam laut Nusa Penida, 7) Upaya penanganan ancaman dengan pembentukan KKP Nusa Penida, 8) Tahapan-tahapan pembentukan KKP Nusa Penida, 9) Diskusi.
3.6.3. Pengumpulan Data Dasar (Baseline) Data dasar terkait ekologi, sosial-ekonomi dan oseanografi telah dikumpulkan dan akan terus dilakukan pendataan melalui survey dan monitoring secara berkala. Data dasar
22
ini sangat diperlukan guna menetapkan batas luar KKP Nusa Penida termasuk penyusunan sistem zonasi dann rencana pengelolaan jangka panjang. Pengumpulan data dasar ini juga termasuk identifikasi dan inventarisasi jenis ancaman yang dihadapi oleh ekosistem pesisir dan laut di Nusa Penida. Beberapa jenis ancaman terhadap sumber daya perikanan dan ekosistem pesisir dan laut di Nusa Penida adalah : 1). Penangkapan ikan dengan cara-cara merusak (destructive fishing) dengan meng gunakan bom dan sianida 2). Pembuangan limbah ke laut baik sampah padat maupun limbah cair 3). Pengambilan terumbu karang 4). Penebangan mangrove 5). Penggunaan jangkar perahu dan kapal diatas terumbu karang 6). Pariwisata bahari yang tidak ramah lingkungan dan bersifat masal 7). Pemanasan global 3.6.4. Penentuan Batas Luar Penentuan Batas Luar calon KKP Nusa Penida telah dilakukan pada tanggal 2 dan 17 Fe bruari dengan melibatkan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Camat, Kapolsek Nusa Penida, Dan Pos AL – Nusa Penida, Kejaksaan), Perwakilan Kepala Desa, Nelayan, staf Kecamatan, dan Pokja KKP Nusa Penida.
Enam titik koordinat yang akan menjadi acuan batas luar calon KKP Nusa Penida di tandai (marking) dengan menggunakan GPS (global positioning system) sejauh 1 mil (1.8 km) dari pantai diukur dari surut terendah. Titik-titik tersebut akan diplot ke dalam peta GIS.
23
Untuk mempermudah pengenalan secara langsung mengenai batas di laut, maka ha-nya ada 6 jumlah titik yang mengacu pada beberapa tanjung yang menonjol sehingga mudah dilihat dan dikenali. Beberapa tanjung yang menonjol tersebut antara lain Batu Abah, Batu Nunggul, Jungut Batu, dan Lembongan. 3.6.5. Pencadangan KKP Nusa Penida Sebagai salah satu instrument penting di dalam pembentukan sebuah KKP adalah paying hukum. Untuk itu maka KKP Nusa Penida telah dicadangkan melalui Peraturan Bupati Klungkung No….tahun 2010 tentang Penunjukan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida. Pencadangan ini sekaligus merupakan komitmen dan usulan Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut di perairan Nusa Penida melalui pembentukan KKP. KKP Nusa Penida yang telah dicadangkan melalui PERBUB Kabupaten Klungkung diusulkan untuk ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan perikanan.
24
X
Pengelolaan KKP Nusa Penida 4.1. Pengajuan Penetapan KKP Nusa Penida kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
Berdasarkan UU No.27 tahun 2007 dan PP No.60 tahun 2007, KKP ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Untuk itu pemerintah Kabupaten Klungkung akan mengajukan usulan penetapan KKP Nusa penida yang telah dicadangkan melalui oleh Peraturan Bupati Klungkung.
Usulan penetapan KKP Nusa Penida oleh PemKab Klungkung akan disertai dengan dokumen lokasi dan luas KKP, kategori KKP Nusa Penida, data-data ekologi, oceanography, sosial ekonomi, batas luar, dan telah melalui proses konsultasi publik untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan. Selanjutnya Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengkaji usulan PemKab Klungkung beserta dengan dokumen-dokumen yang ada sesuai dengan panduan tata cara pembentukan sebuah KKP.
4.2. Pembuatan Zonasi dan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang
26
Zonasi – Zonasi adalah pembagian wilayah peruntukan di laut sesuai dengan kepentingannya dan dilengkapi dengan aturan diatasnya. Berdasarkan UU No.27 tahun 2007 dan PP No.60 tahun 2007 disebutkan bahwa sebuah KKP paling tidak memiliki 1) zona larang ambil (no take zone), 2) zona pemanfaatan terbatas, 3) zona lainnya sesuai keperluan.
KKP Nusa Penida diharapkan akan memiliki 4 zona yaitu 1) zona larang ambil (no take zone), 2) zona pemanfaatan terbatas wisata bahari, 3) zona pemanfaatan terbatas budidaya rumput laut, 4) zona pemanfaatan terbatas perikanan. Akan dibuatkan peraturan mengenai aktivitas apa saja yang bisa dan tidak bisa dilakukan di tiap zona tersebut.
Untuk memperkuat peraturan di tiap zona sebaiknya dibuat sebuah PERDA mengenai KKP Nusa Penida. Pembuatan zonasi selain berdasarkan hasil survey juga akan dilakukan konsultasi publik terutama kepada para pengusaha wisata bahari, nelayan dan petani rumput laut untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan mengenai rancangan zonasi.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang – Rencana pengelolaan jangka panjang akan memuat 1) visi, misi dan tujuan KKP Nusa Penida, 2) Potensi dan target yang akan dilestarikan(ekologi, spesies, sosial, ekonomi, budaya terkait pesisir dan laut), 3) Ancaman dan pengenalan sumber ancaman terhadap potensi yang ada, 4) Strategi untuk mengatasi ancaman, 5) Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi.
Di dalam rencana pengelolaan jangka panjang ini juga akan termasuk rencana pengelolaan wisata bahari Nusa Penida dan mekanisme pendanaan jangka panjang terhadap pengelolaan KKP Nusa Penida Rencana pengelolaan jangka panjang ini paling tidak dalam rentang waktu 20 – 30 tahun. Rencana pengelolaan jangka panjang tersebut akan diturunkan menjadi program 5 tahunan dan 1 tahunan oleh Badan Pengelola yang akan dibentuk.
4.3. Pembentukan Badan Pengelola
Badan Pengelola KKP Nusa Penida dibentuk untuk menjalankan rencana pengelolaan jangka panjang yang telah disepakati dan ditetapkan. Badan Pengelola ini juga akan membentuk tim pengawasan dan pengamanan KKP dengan berkoordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat.
Badan Pengelola akan menetapkan rencana program 5 tahunan dan 1 tahunan dengan mengacu pada rencana jangka panjang pengelolaan KKP Nusa Penida. Untuk menjalankan program sehari-hari, maka badan pengelola mengangkat staf professional yang ditugasi untuk melaksanakan program tahunan yang telah ditetapkan oleh badan pengelola.
Staf professional yang diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengelola memiliki tugas antara lain menjalankan program tahunan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola termasuk memfasilitasi patrol rutin, melaksanakan pungutan konservasi dari wisata bahari, pengecekan dan pemasangan mooring bouy, melaksanakan survey dan monitoring ekologi-sosial-ekonomi, melaksanakan program-program edukasi dan penyadartahuan masyarakat, melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat, membuat rencana kerja serta usulan budgeting untuk diajukan kepada Badan Pengelola, membuat laporan tengah tahun dan akhir tahun kepada Badan Pengelola.
4.4. Pembuatan Mekanisme Pendanaan Jangka Panjang
Sangat disadari bahwa pemerintah Kabupaten Klungkung memiliki keterbatasan anggaran dan memiliki beberapa prioritas. Untuk itu anggaran PemKab Klungkung yang minim tersebut perlu untuk di dukung dengan sebuah mekanisme pendanaan jangka panjang dalam rangka pengelolaan KKP Nusa Penida.
Sektor wisata bahari merupakan salah satu potensi pendanaan jangka panjang untuk KKP Nusa Penida melalui dana konservasi (conservation fund). Alasan utama sektor wisata bahari menjadi potensi pendanaan jangka panjang bagi KKP Nusa Penida adalah karena sektor wisata bahari tidak bersifat ekstraktif (mengambil sesuatu dari alam), hanya menjual keindahan alam bawah laut Nusa Penida. Selain itu sektor wisata bahari sangat erat kaitannya dengan keberadaan terumbu karang, hutan bakau, ikan molamola, ikan pari manta, dan biota penting laut lainnya di Nusa Penida. Semua ekosistem dan biota laut tersebut merupakan asset vital bagi wisata bahari.
Untuk dapat melakukan pungutan dana konservasi perlu dilakukan kajian jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida dan keinginan (willingness to pay) wisatawan untuk menyumbang bagi kegiatan konservasi laut Nusa Penida. Selain itu perlu dilakukan perhitungan berapa dana operasional 1 tahun untuk mengelola KKP Nusa Penida. Kebutuhan dana operasional dalam 1 tahun di cocokan dengan jumlah wisatawan dan keinginan wisatawan untuk menyumbang, maka bisa di dapat berapa sebaiknya besaran pungutan dana konservasi.
27
Dana konservasi ini dapat di alokasikan ke dalam 4 pos yaitu 1) Biaya Operasional Badan Pengelola dan pelaksanaan rencana kerja, 2) PAD Kabupaten Klungkung, 3) Pemberdayaan masyarakat dan pemasukan bagi desa.
Namun mekanisme pungutan dan pengelolaannnya harus diperjelas dan dibuatkan aturan. Catatan penting adalah desa-desa pesisir yang memiliki lokasi penyelaman dan wisata bahari lainnya dilibatkan dalam pembuatan mekanisme pendanaan, mengingat saat ini telah ada pungutan-pungutan yang diberlakukan oleh desa terkait kunjungan wisatawan, sehingga pungutan tidak tumpang-tindih dan berulang-ulang.
Dengan mekanisme ini, desa-desa yang memiliki lokasi penyelaman dan lokasi wisata bahari, secara proporsional mendapatkan bagian lebih besar jika dibandingkan dengan desa-desa di pengunungan seperti jungut batu, lembongan, toyapakeh, ped, sakti dan pejukutan, mengingat mereka juga punya tanggung-jawab untuk melestarikan terumbu karang, hutan bakau dan biota laut yang ada di desanya.
4.5. Penerapan Mekanisme Pendanaan Jangka Panjang
28
Mekanisme Pendanaan Jangka Panjang yang telah dibuat dengan melibatkan pihakpihak terkait, agar dapat diterapkan perlu dipayungi oleh hukum, dengan menggunakan PERDA misalnya. Lalu agar dapat berjalan dengan baik juga perlu dilakukan sosialisasi sebelum peraturan tersebut diterapkan.
Perlu dibuat system pungutan dana konservasi yang jelas seperti bagaimana mekanisme para turis membayar pungutan dana konservasi ? lalu siapa yang memungut..? apa bukti pungutan ? bagaimana mekanisme pembukuan dan pencatatan ? bagaimana uang dikumpulkan dan di alokasikan ? dan bagaimana fungsi control dan pengawasan baik dari sisi pengumpulan maupun penggunaan.
Mekanisme pengumpulan dana konservasi bisa berupa karcis yang disatukan dengan tiket cruise atau paket diving atau karcis transportasi perahu. Opsi lain adalah dengan penggunaan pin yang berlaku selama 1 tahun dan pin tersebut akan berganti setiap tahun. Opsi lain adalah desa-desa yang memiliki lokasi-lokasi wisata bahari melakukan pungutan dan sekian persen dari hasil pungutan digunakan untuk dana konservasi.
Mekanisme diatas adalah berbagai opsi tentang mekanisme pendanaan jangka panjang. Hal terpenting dalam pemilihan opsi adalah 1) sesuai dengan aturan dan perundangundangan, 2) memiliki mekanisme yang jelas dann akuntable, 3) cara paling mudah dan efisien, 4) sedapat mungkin disepakati semua pihak.
29
Lampiran 1.
Titik Koordinat Batas Luar KKP Nusa Penida
Nama Lokasi
Batununggul
1150 34’ 37.10” BT
8039’ 14.43” LS
Batu Abah
115039’ 41.36” BT
80 46’ 25.54” LS
Sekartaji
115035’ 32.77” BT
80 51’ 39.59” LS
Sakti
115026’ 6.53” BT
80 45’ 46.33” LS
Lembongan
1150 24’ 13.28” BT
8041’ 5.82” LS
Jungut Batu
115026’ 42.52” BT
8038’ 34.63” LS
Sumber : POKJA KKP Nusa Penida, 2010
30
Koordinat Batas Luar
Lampiran 2.
Jenis-Jenis Terumbu Karang di Nusa Penida (Emre Turak, 2009)
Family
Genus
Species No
Family Astrocoeniidae
Genus Stylocoeniella
Koby, 1890
Yabe and Sugiyama, 1935
Zooxanthellate Scleractinia Stylocoeniella armata (Ehrenberg, 1834)
1
Family Pocilloporidae
Gray, 1842
Genus Pocillopora
Lamarck, 1816
2
Stylocoeniella guentheri Bassett-Smith, 1890
3
Pocillopora ankeli Scheer and Pillai, 1974
4
Pocillopora damicornis (Linnaeus, 1758)
5
Pocillopora danae Verrill, 1864
6
Pocillopora elegans Dana, 1846
7
Pocillopora eydouxi Milne Edwards and
Haime, 1860
8
Pocillopora meandrina Dana, 1846
9
Pocillopora verrucosa
(Ellis and Solander, 1786)
Genus Seriatopora
Lamarck, 1816
10
Seriatopora aculeata Quelch, 1886
11
Seriatopora caliendrum Ehrenberg, 1834
12
Seriatopora hystrix Dana, 1846
Genus Stylophora
Schweigger, 1819
13
Stylophora pistillata Esper, 1797
Family Acroporidae
Verrill, 1902
14
Montipora aequituberculata Bernard, 1897
U
Montipora altasepta Nemezno, 1967.
Genus Montipora Blainville, 1830
unconfirmed
15
Montipora calcarea Bernard, 1897
16
Montipora caliculata (Dana, 1846)
17
Montipora capitata Dana, 1846
18
Montipora capricornis Veron, 1985
19
Montipora cebuensis Nemezno, 1976
20
Montipora confusa Nemenzo, 1967
21
Montipora corbettensis
Veron and Wallace, 1984
22
Montipora crassituberculata Bernard, 1897
23
Montipora danae
(Milne Edwards and Haime, 1851)
24
Montipora deliculata Veron, 2000
25
Montipora digitata (Dana, 1846)
26
Montipora efflorescens Bernard, 1897
27
Montipora effusa Dana, 1846
31
Family
Species No
U
Zooxanthellate Scleractinia Montipora florida Nemenzo, 1967
Unconfirmed
28
Montipora floweri Wells, 1954
29
Montipora foliosa (Pallas, 1766)
30
Montipora friabilis Bernard, 1897
U
Montipora gaimardi Bernard, 1897
Unconfirmed
31
Montipora grisea Bernard, 1897
32
Montipora hispida (Dana, 1846)
33
Montipora hodgsoni Veron, 2000
34
Montipora hoffmeisteri Wells, 1954
35
Montipora incrassata (Dana, 1846)
36
Montipora informis Bernard, 1897
37
Montipora mactanensis Nemenzo, 1979
38
Montipora millepora Crossland, 1952
39
Montipora mollis Bernard, 1897
40
Montipora monasteriata (Forskäl, 1775)
41
Montipora nodosa (Dana, 1846)
42
Montipora peltiformis Bernard, 1897
43
Montipora samarensis Nemenzo, 1967
44
Montipora spongodes Bernard, 1897
45
Montipora stellata Bernard, 1897
46
Montipora tuberculosa (Lamarck, 1816)
47
Montipora turgescens Bernard, 1897
48
Montipora turtlensis Veron and Wallace,
1984
49
Montipora undata Bernard, 1897
50
Montipora venosa (Ehrenberg, 1834)
51
Montipora vietnamensis Veron, 2000
52
Acropora abrotanoides (Lamarck, 1816)
32
Genus
Genus Acropora Oken, 1815
53
Acropora aculeus (Dana, 1846)
54
Acropora acuminata (Verrill, 1864)
55
Acropora anthocercis (Brook, 1893)
56
Acropora aspera (Dana, 1846)
57
Acropora austera (Dana, 1846)
58
Acropora cerealis (Dana, 1846)
59
Acropora clathrata (Brook, 1891)
60
Acropora cytherea (Dana, 1846)
61
Acropora digitifera (Dana, 1846)
62
Acropora divaricata (Dana, 1846)
63
Acropora donei Veron and Wallace, 1984
64
Acropora efflorescens (Dana, 1846)
65
Acropora elseyi (Brook, 1892)
Family
Genus
Species No
Zooxanthellate Scleractinia
66
Acropora florida (Dana, 1846)
67
Acropora gemmifera (Brook, 1892)
68
Acropora glauca (Brook, 1893)
69
Acropora granulosa (Milne Edwards and
Haime, 1860)
Acropora hoeksemai Wallace, 1997.
U
Unconfirmed
70
Acropora horrida (Dana, 1846)
71
Acropora humilis (Dana, 1846)
72
Acropora hyacinthus (Dana, 1846)
73
Acropora indonesia Wallace, 1997
74
Acropora insignis Nemenzo, 1967
75
Acropora intermedia (Brook, 1891);
Acropora nobilis (Dana, 1846)
76
Acropora latistella (Brook, 1891)
77
Acropora listeri (Brook, 1893)
78
Acropora loripes (Brook, 1892)
79
Acropora lutkeni Crossland, 1952
80
Acropora microclados (Ehrenberg, 1834)
81
Acropora millepora (Ehrenberg, 1834)
U
Acropora minuta Veron, 2000 Unconfirmed
82
Acropora muricata (Linnaeus, 1758);
Acropora formosa (Dana, 1846)
83
Acropora nana (Studer, 1878)
84
Acropora nasuta (Dana, 1846)
U
Acropora orbicularis Brook, 1892
Unconfirmed
85
Acropora palmerae Wells, 1954
86
Acropora paniculata Verrill, 1902
87
Acropora papillare Latypov, 1992
U
Acropora pinguis Wells, 1950 Unconfirmed
88
Acropora polystoma (Brook, 1891)
89
Acropora pulchra (Brook, 1891)
U
Acropora retusa (Dana, 1846) Unconfirmed
90
Acropora robusta (Dana, 1846)
91
Acropora samoensis (Brook, 1891)
92
Acropora sarmentosa (Brook, 1892)
93
Acropora secale (Studer, 1878)
94
Acropora selago (Studer, 1878)
95
Acropora solitaryensis Veron and Wallace,
1984
W
Acropora speciosa (Quelch, 1886) W
96
Acropora spicifera (Dana, 1846)
33
Family
Genus
Species No
97
Acropora striata (Verrill, 1866)
98
Acropora subulata (Dana, 1846)
99
Acropora sukarnoi Wallace, 1997;
Acropora irregularis (Brook, 1892)
100
Acropora tenuis (Dana, 1846)
101
Acropora valenciennesi (Milne Edwards and
Haime, 1860)
102
Acropora valida (Dana, 1846)
103
Acropora vaughani Wells, 1954
104
Acropora verweyi Veron and Wallace, 1984
105
Acropora willisae Veron and Wallace, 1984
106
Acropora yongei Veron and Wallace, 1984
107
Isopora cuneata (Dana, 1846)
Genus Isopora Studer, 1878
108
Isopora palifera (Lamarck, 1816)
109
Isopora ‘Komodo’ new sp
Genus Astreopora Blainville, 1830
110
Astreopora cucullata Lamberts, 1980
111
Astreopora incrustans Bernard, 1896
112
Astreopora listeri Bernard, 1896
113
Astreopora myriophthalma (Lamarck, 1816)
114
Euphyllia ancora Veron and Pichon, 1979
Family Euphyllidae
Veron, 2000
Genus Euphyllia Dana, 1846
115
Euphyllia cristata Chevalier, 1971
116
Euphyllia divisa Veron and Pichon, 1980
117
Euphyllia glabrescens (Chamisso and
Eysenhardt, 1821)
Physogyra lichtensteini (Milne Edwards and
Genus Physogyra Quelch, 1884
118
Family Oculinidae
Gray, 1847
Family Siderasteridae
Vaughan and Wells, 1943
Genus Galaxea Oken, 1815
Genus Psammocora Dana, 1846
34
Zooxanthellate Scleractinia
Haime, 1851)
119
Galaxea fascicularis (Linnaeus, 1767)
120
Psammocora contigua (Esper, 1797)
121
Psammocora digitata Milne Edwards and
Haime, 1851
Psammocora haimeana Milne Edwards and
122
Haime, 1851
123
Psammocora nierstraszi Horst, 1921
124
Psammocora obtusangula (Lamarck, 1816)
U
Psammocora profundacella Gardiner, 1898
Unconfirmed
125
Psammocora stellata Verrill, 1868
126
Psammocora superficialis Gardiner, 1898
127
Coscinaraea columna (Dana, 1846)
Genus Coscinaraea Milne
Edwards and Haime, 1848
Family
Genus
Species No
128
Zooxanthellate Scleractinia Coscinaraea crassa Veron and Pichon,
1980
Coscinaraea exesa (Dana, 1846)
U
Family Agariciidae
Gray, 1847
Genus Pavona Lamarck, 1801
Unconfirmed
129
Pavona bipartita Nemenzo, 1980
130
Pavona clavus (Dana, 1846)
131
Pavona danai Milne Edwards and Haime,
1860
132
Pavona decussata (Dana, 1846)
133
Pavona duerdeni Vaughan, 1907
134
Pavona explanulata (Lamarck, 1816)
135
Pavona frondifera (Lamarck, 1816)
136
Pavona minuta Wells, 1954
137
Pavona varians Verrill, 1864
138
Pavona venosa (Ehrenberg, 1834)
Genus Leptoseris Milne
Leptoseris explanata Yabe and Sugiyama,
Edwards and Haime, 1849
139
1941
140
Leptoseris foliosa Dineson, 1980
141
Leptoseris hawaiiensis Vaughan, 1907
142
Leptoseris incrustans (Quelch, 1886)
143
Leptoseris mycetoseroides Wells, 1954
144
Leptoseris scabra Vaughan, 1907
145
Coeloseris mayeri Vaughan, 1918
146
Gardineroseris planulata Dana, 1846
147
Pachyseris speciosa (Dana, 1846)
148
Cycloseris costulata (Ortmann, 1889)
Genus Coeloseris Vaughan, 1918
Genus Gardineroseris
Scheer and Pillai, 1974
Genus Pachyseris Milne
Edwards and Haime, 1849
Family Fungiidae
Genus Cycloseris Milne
Dana, 1846
Edwards and Haime, 1849
149
Cycloseris cyclolites Lamarck, 1801
150
Cycloseris erosa (Döderlein, 1901)
151
Cycloseris hexagonalis (Milne Edwards and
Haime, 1848)
152
Cycloseris patelliformis (Boschma, 1923)
153
Cycloseris tenuis (Dana, 1846)
154
Cycloseris vaughani (Boschma, 1923)
Genus Diaseris
Genus Heliofungia Wells, 1966
H
Diaseris distorta Alcock, 1893
155
Diaseris fragilis Alcock, 1893
H
Heliofungia actiniformis Quoy and Gaimard,
1833
156
Fungia concinna Verrill, 1864
157
Fungia corona Döderlein, 1901
Genus Fungia Lamarck, 1801
H
H
35
Family
Genus
Species No
158
Fungia danai Milne Edwards and Haime,
1851
159
Fungia fungites (Linneaus, 1758)
160
Fungia granulosa Klunzinger, 1879
161
Fungia gravis Nemenzo, 1955
162
Fungia horrida Dana, 1846
163
Fungia klunzingeri Döderlein, 1901
164
Fungia moluccensis Horst, 1919
165
Fungia paumotensis Stutchbury, 1833
166
Fungia repanda Dana, 1846
H
167
Fungia scutaria Lamarck, 1801
168
Fungia taiwanensis Hoeksema and Dai,
Fungia scruposa Klunzinger, 1879
1991
Ctenactis albitentaculata Hoeksema,
Genus Ctenactis Verrill, 1864
H
1989
169
Ctenactis crassa (Dana, 1846)
170
Ctenactis echinata (Pallas, 1766)
171
Herpolitha limax (Houttuyn, 1772)
172
Polyphyllia talpina (Lamarck, 1801)
Quoy and Gaimard, 1833
Genus Halomitra Dana, 1846
Genus Podabacia Milne
Genus Sandalolitha Quelch, 1884
H 173
Edwards and Haime, 1849
H
Podabacia crustacea (Pallas, 1766) H
Vaughan and Wells, 1943
174
(Ellis and Solander, 1788)
175
Echinophyllia echinoporoides Veron and
1871
Genus Mycedium Oken, 1815
Pichon, 1979
Genus Oxypora Saville-Kent,
Echinophyllia aspera
Genus Echinophyllia Klunzinger, 1879
Sandalolitha robusta Quelch, 1886 Halomitra pileus (Linnaeus, 1758) H
Family Pectiniidae
Sandalolitha dentata (Quelch, 1886) H
H
H
Genus Polyphyllia
H
Genus Herpolitha Eschscholtz, 1825
36
Zooxanthellate Scleractinia
Genus Pectinia Oken, 1815
176
Oxypora crassispinosa Nemenzo, 1979
177
Oxypora lacera Verrill, 1864
178
Mycedium elephantotus (Pallas, 1766)
179
Mycedium robokaki Moll and Best, 1984
U
Pectinia africanus Veron, 2000
Unconfirmed
180
Pectinia ayleni (Wells, 1935)
181
Pectinia lactuca (Pallas, 1766)
182
Hydnophora exesa (Pallas, 1766)
Family Merulinidae Verrill,
Genus Hydnophora Fischer
1866
de Waldheim, 1807
Family
Genus
Species No
Zooxanthellate Scleractinia
183
Hydnophora microconos (Lamarck, 1816)
184
Hydnophora pilosa Veron, 1985
185
Hydnophora rigida (Dana, 1846)
186
Merulina ampliata (Ellis and
Genus Merulina Ehrenberg, 1834
Solander, 1786)
187
Merulina scabricula Dana, 1846
188
Scapophyllia cylindrica Milne Edwards and
Genus Scapophyllia Milne Edwards and Haime, 1848
Family Dendrophylliidae
Gray, 1847
189
Turbinaria frondens (Dana, 1846)
190
Turbinaria irregularis, Bernard, 1896
191
Turbinaria mesenterina (Lamarck, 1816)
192
Turbinaria peltata (Esper, 1794)
193
Turbinaria stellulata (Lamarck, 1816)
Family Mussidae Ortmann,
1890
194
Micromussa amakusensis (Veron, 1990)
195
Acanthastrea echinata (Dana, 1846)
Genus Turbinaria Oken, 1815
Haime, 1848
Genus Micromussa Veron, 2000
Genus Acanthastrea Milne Edwards and Haime, 1848
196
Acanthastrea hemprichii (Ehrenberg, 1834)
197
Acanthastrea ishigakiensis Veron, 1990
198
Acanthastrea lordhowensis
Veron & Pichon, 1982
199
Acanthastrea subechinata Veron, 2000
200
Lobophyllia flabelliformis Veron, 2000
Genus Lobophyllia Blainville, 1830
201
Lobophyllia hataii Yabe and Sugiyama, 1936
202
Lobophyllia hemprichii (Ehrenberg, 1834)
203
Lobophyllia robusta Yabe and Sugiyama, 1936
Genus Symphyllia Milne
Symphyllia agaricia Milne Edwards and
Edwards and Haime, 1848
204
Haime, 1849
205
Symphyllia radians Milne Edwards and Haime,
1849
206
Symphyllia recta (Dana, 1846)
207
Symphyllia valenciennesii Milne Edwards and
Haime, 1849
Genus Australomussa Veron, 1985
208
Australomussa rowleyensis Veron, 1985
209
Caulastrea furcata Dana, 1846
210
Favia favus (Forskål, 1775)
211
Favia lizardensis Veron and Pichon, 1977
212
Favia matthaii Vaughan, 1918
Family Faviidae Gregory,
1900
Genus Caulastrea Dana, 1846 Genus Favia Oken, 1815
37
Family
Genus
Species No
213
Favia maxima Veron, Pichon & Wijsman-Best,
1972
214
Favia pallida (Dana, 1846)
215
Favia rosaria Veron, 2000
216
Favia speciosa Dana, 1846
217
Favia stelligera (Dana, 1846)
218
Favia veroni Moll and Borel-Best, 1984
219
Barabattoia laddi (Wells, 1954)
220
Favites abdita (Ellis and Solander, 1786)
Genus Barabattoia Yabe and Sugiyama, 1941 Genus Favites Link, 1807
221
Favites acuticollis (Ortmann, 1889)
222
Favites chinensis (Verrill, 1866)
223
Favites complanata (Ehrenberg, 1834)
224
Favites flexuosa (Dana, 1846)
225
Favites paraflexuosa Veron, 2000
226
Favites pentagona (Esper, 1794)
227
Favites russelli (Wells, 1954)
228
Favites stylifera (Yabe and Sugiyama, 1937)
229
Goniastrea aspera Verrill, 1905
230
Goniastrea australensis
Genus Goniastrea Milne Edwards and Haime, 1848
(Milne Edwards and Haime, 1857)
231
Goniastrea edwardsi Chevalier, 1971
232
Goniastrea pectinata (Ehrenberg, 1834)
233
Goniastrea retiformis (Lamarck, 1816)
234
Platygyra carnosus Veron, 2000
235
Platygyra contorta Veron, 1990
236
Platygyra daedalea (Ellis and Solander, 1786)
237
Platygyra lamellina (Ehrenberg, 1834)
238
Platygyra pini Chevalier, 1975
239
Platygyra ryukyuensis Yabe and Sugiyama,
Genus Platygyra Ehrenberg, 1834
1936
Platygyra sinensis (Milne Edwards and Haime,
240
1849)
241
Platygyra verweyi Wijsman-Best, 1976
242
Oulophyllia bennettae (Veron & Pichon, 1977)
Genus Oulophyllia Milne Edwards and Haime, 1848
243
Oulophyllia crispa (Lamarck, 1816)
244
Oulophyllia levis Nemenzo, 1959
245
Leptoria irregularis Veron, 1990
246
Leptoria phrygia (Ellis and Solander, 1786)
247
Montastrea annuligera (Milne Edwards and
Genus Leptoria Milne Edwards and Haime, 1848
Genus Montastrea Blainville, 1830
38
Zooxanthellate Scleractinia
Haime, 1849)
Family
Genus
Species No
Zooxanthellate Scleractinia
248
Montastrea colemani Veron, 2000
249
Montastrea curta (Dana, 1846)
250
Montastrea valenciennesi (Milne Edwards and
Genus Plesiastrea Milne Edwards and Haime, 1848
Genus Diploastrea Matthai, 1914
Genus Leptastrea Milne
Haime, 1848)
Edwards and Haime, 1848
251
Plesiastrea versipora (Lamarck, 1816)
252
Diploastrea heliopora (Lamarck, 1816)
253
Leptastrea bewickensis Veron & Pichon, 1977
254
Leptastrea pruinosa Crossland, 1952
255
Leptastrea purpurea (Dana, 1846)
256
Leptastrea transversa Klunzinger, 1879
257
Cyphastrea microphthalma (Lamarck, 1816)
258
Cyphastrea serailia (Forskål, 1775)
259
Echinopora gemmacea Lamarck, 1816
260
Echinopora lamellosa (Esper, 1795)
261
Trachyphyllia geoffroyi (Audouin, 1826)
Genus Cyphastrea Milne Edwards and Haime, 1848
Genus Echinopora Lamarck, 1816
Family Trachyphylliidae Verrill,
Genus Trachyphyllia Milne
1901
Edwards and Haime, 1848
Family Poritidae Gray, 1842
Genus Porites Link, 1807
262
Porites annae Crossland, 1952
263
Porites cumulatus Nemenzo, 1955
264
Porites cylindrica Dana, 1846
265
Porites deformis Nemenzo, 1955
U
Porites horizontalata Hoffmeister,
1925 Unconfirmed
266
Porites latistella Quelch, 1886
267
Porites lichen Dana, 1846
268
Porites lobata Dana, 1846
269
Porites lutea Milne Edwards & Haime, 1851
270
Porites napopora Veron, 2000
271
Porites negrosensis Veron, 1990
272
Porites nigrescens Dana, 1846
U
Porites rugosa Fenner & Veron, 2000
Unconfirmed
273
Porites rus (Forskål, 1775)
274
Porites sillimaniana Nemenzo, 1976
275
Porites solida (Forskål, 1775)
276
Porites tuberculosa Veron, 2000
277
Porites vaughani Crossland, 1952
278
Goniopora albiconus Veron, 2000
Genus Goniopora Blainville, 1830
279
Goniopora burgosi Nemenzo, 1955
280
Goniopora columna Dana, 1846
281
Goniopora djiboutiensis Vaughan, 1907
39
Family
Genus
Species No
282
Goniopora eclipsensis Veron and
Pichon, 1982
283
Goniopora fruticosa Saville-Kent, 1893
284
Goniopora lobata Milne Edwards and
Haime, 1860
285
Goniopora minor Crossland, 1952
286
Goniopora pandoraensis Veron and
Pichon, 1982
287
Goniopora somaliensis Vaughan, 1907
288
Goniopora stokesi Milne Edwards and
Haime, 1851
289
Goniopora tenuidens (Quelch, 1886)
290
Alveopora excelsa Verrill, 1863
291
Alveopora fenestrata (Lamarck, 1816)
292
Alveopora marionensis Veron & Pichon, 1982
293
Alveopora minuta Veron, 2000
294
Alveopora spongiosa Dana, 1846
295
Alveopora tizardi Bassett-Smith, 1890
296
Alveopora viridis Quoy and Gaimard, 1833
Genus Alveopora Blainville, 1830
Family = 15
Genus = 59
Species = 296
Notes : U Unconfirmed this study = 13 H Hoeksema and Putra, 2000 = 7
W Wallace and Wolstenholme, 1998 = 1
40
Zooxanthellate Scleractinia
Lampiran.3
Jenis Ikan di Nusa Penida (Gerry Allen & Mark Erdmann, 2009)
Species
Family
Carcharhinus amblyrhynchos
Carcharhinidae
R
1
1
Dasyatis kuhlii
Dasyatidae
R
1
1
2
Taeniura meyeni
Dasyatidae
R
1
1
Aetobatus narinari
Myliobatidae
O
1
1
Manta birostris
Mobulidae
O
1
1
Moringa microchir
Moringuidae
CR
1
1
Kaupichthys diodontus
Chlopsidae
1
1
Echidna nebulosa
Muraenidae
CR
1
1
Gymnothorax chilospilus
Muraenidae
CR
1
1
Gymnothorax fimbriatus
Muraenidae
CR
1
1
Gymnothorax flavimarginatus
Muraenidae
CR
1
1
2
Gymnothorax javanicus
Muraenidae
CR
1
1
2
Gymnothorax melatremus
Muraenidae
CR
1
1
Gymnothorax richardsonii?
Muraenidae
CR
1
1
Gymnothorax zonipectis
Muraenidae
CR
1
1
Uropterygius fuscoguttatus
Muraenidae
CR
1
1
Myrichthys maculosus
Ophichthidae
CR
1
1
Heteroconger hassi
Congridae
O
1
1
2
Spratelloides delicatulus
Clupeidae
LC
1
1
Plotosus lineatus
Plotosidae
O
1
1
2
Saurida gracilis
Synodontidae
O
1
1
Synodus jaculum
Synodontidae
O
1
1
Diancistrus sp.1 (yellow)
Bythitidae
CR
1
1
Diancistrus sp 2 (brown)
Bythitidae
CR
1
1
Antennarius coccineus
Antennariidae
CR
1
1
2
Antennarius commersoni
Antennariidae
CR
1
1
2
Antennarius sp.
Antennariidae
CR
1
1
Crenimugil crenilabis
Mugilidae
LC
1
1
Tylosurus acus
Belonidae
LC
1
1
Tylosurus crocodilus
Belonidae
O
1
1
2
Hyporhamphus dussumieri
Hemiramphidae
LC
1
1
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
41
42
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Myripristis berndti
Holocentridae
MC
1
1
2
Myripristis botche
Holocentridae
R
1
1
2
Myripristes chryseres
Holocentridae
R
1
1
Myripristis kuntee
Holocentridae
MC
1
1
2
Myripristis murdjan
Holocentridae
O
1
1
2
Myripristis violacea
Holocentridae
LC
1
1
2
Myripristis vittata
Holocentridae
O
1
1
2
Neoniphon aurolineatus
Holocentridae
R
1
1
Neoniphon sammara
Holocentridae
LC
1
1
Plectrypops lima
Holocentridae
CR
1
1
Sargocentron caudimaculatum
Holocentridae
MC
1
1
2
Sargocentron diadema
Holocentridae
O
1
1
2
Sargocentron ittodai
Holocentridae
LC
1
1
2
Aulostomus chinensis
Aulostomidae
O
1
1
2
Fistularia commersonii
Fistulariidae
O
1
1
2
Dendrochirus zebra
Scorpaenidae
O
1
1
Pterois antennata
Scorpaenidae
O
1
1
2
Pterois mombasae
Scorpaenidae
R
1
1
Pterois radiata
Scorpaenidae
R
1
1
Scorpaenodes guamensis
Scorpaenidae
CR
1
1
Scorpaenodes hirsutus
Scorpaenidae
CR
1
1
Scorpaenodes littoralis
Scorpaenidae
CR
1
1
Scorpaenodes parvipinnis
Scorpaenidae
CR
1
1
Scorpaenopsis macrochir
Scorpaenidae
1
1
Scorpaenopsis neglecta
Scorpaenidae
CR
1
1
Scorpaenopsis oxycephala
Scorpaenidae
CR
1
1
2
Taenianotus triacanthus
Scorpaenidae
R
1
1
Cociella punctata
Platycephalidae
CR
1
1
Eurycephalus arenicola
Platycephalidae
CR
1
1
Onigocia sp. collected
Platycephalidae
CR
1
1
Thysanophrys chiltonae
Platycephalidae
CR
1
1
Aethaloperca rogaa
Serranidae
O
1
1
Cephalopholis argus
Serranidae
O
1
1
Cephalopholis boenak
Serranidae
O
1
1
Cephalopholis leopardus
Serranidae
O
1
1
2
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Cephalopholis miniata
Serranidae
O
1
1
2
Cephalopholis sexmaculata
Serranidae
O
1
1
2
Cephalopholis urodeta
Serranidae
MC
1
1
2
Epinephelus areolatus
Serranidae
O
1
1
Epinephelus fasciatus
Serranidae
O
1
1
Epinephelus fuscoguttatus
Serranidae
R
1
1
Epinephelus lanceolatus
Serranidae
R
1
1
Epinephelus melanostigma
Serranidae
R
1
1
Epinephelus merra
Serranidae
O
1
1
2
Grammistes sexlineatus
Serranidae
R
1
1
Plectranthias longimanus
Serranidae
CR
1
1
Pogonoperca punctata
Serranidae
R
1
1
Pseudanthias bicolor
Serranidae
LC
1
1
Pseudanthias charleneae
Serranidae
LC
1
1
Pseudanthias dispar
Serranidae
LC
1
1
Pseudanthias fasciatus
Serranidae
O
1
1
Pseudanthias huchtii
Serranidae
C
1
1
Pseudanthias hypselosoma
Serranidae
O
1
1
2
Pseudanthias lori
Serranidae
LC
1
1
Pseudanthias luzonensis
Serranidae
O
1
1
2
Pseudanthias parvirostris
Serranidae
LC
1
1
2
Pseudanthias pleurotaenia
Serranidae
LC
1
1
2
Pseudanthias randalli
Serranidae
LC
1
1
Pseudanthias squamipinnis
Serranidae
C
1
1
2
Pseudanthias tuka
Serranidae
MC
1
1
2
Pseudogramma polyacanthus
Serranidae
C
1
1
Variola albimarginata
Serranidae
O
1
1
Variola louti
Serranidae
O
1
1
Cirrhitichthys aprinus
Cirrhitidae
LC
1
1
2
Cirrhitichthys falco
Cirrhitidae
O
1
1
Cirrhitichthys oxycephalus
Cirrhitidae
O
1
1
Cirrhitus pinnulatus
Cirrhitidae
O
1
1
2
Cyprinocirrhites polyactis
Cirrhitidae
LC
1
1
2
Paracirrhites arcatus
Cirrhitidae
O
1
1
43
44
Species
Paracirrhites forsteri
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Cirrhitidae
MC
1
1
2
Haliophis aethiopus
Pseudochromidae
CR
1
1
2
Labracinus cyclophthalmus
Pseudochromidae
C
1
1
2
Pseudochromis aurulentus
Pseudochromidae
O
1
1
2
Pseudochromis fuscus
Pseudochromidae
O
1
1
Pseudochromis litus
Pseudochromidae
O
1
1
Pseudochromis sp. 1
Pseudochromidae
LC
1
1
2
Pseudochromis sp 2
Pseudochromidae
O
1
1
Pseudoplesiops immaculatus
Pseudochromidae
CR
1
1
Belonopterygium fasciolatum
Plesiopidae
CR
1
1
Plesiops coeruleolineatus
Plesiopidae
CR
1
1
Apogon apogonides
Apogonidae
O
1
1
2
Apogon aureus
Apogonidae
LC
1
1
2
Apogon chrysotaenia
Apogonidae
O
1
1
Apogon crassiceps
Apogonidae
CR
1
1
Apogon evermanni
Apogonidae
CR
1
1
2
Apogon kallopterus
Apogonidae
O
1
1
2
Apogon multilineatus
Apogonidae
O
1
1
Apogon nigrofasciatus
Apogonidae
O
1
1
2
Apogon novemfasciatus
Apogonidae
O
1
1
Apogon schlegeli
Apogonidae
R
1
1
Apogon seminigracaudus
Apogonidae
CR
1
1
Apogon semiornatus
Apogonidae
CR
1
1
Apogon timorensis
Apogonidae
CR
1
1
Apogon wassinki
Apogonidae
MC
1
1
Apogonichthys perdix
Apogonidae
CR
1
1
Cheilodipterus macrodon
Apogonidae
O
1
1
Cheilodipterus quinquelineatus
Apogonidae
O
1
1
Fowleria marmorata
Apogonidae
CR
1
1
Fowleria variegata
Apogonidae
CR
1
1
Neamia octospina
Apogonidae
CR
1
1
Pseudamia gelatinosa
Apogonidae
CR
1
1
Rhabdamia gracilis
Apogonidae
LC
1
1
2
Hoplolatilus cuniculus
Malacanthidae
O
1
1
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Hoplolatilus fronticinctus
Malacanthidae
O
1
1
Hoplolatilus starcki
Malacanthidae
O
1
1
2
Malacanthus brevirostris
Malacanthidae
O
1
1
Malacanthus latovittatus
Malacanthidae
O
1
1
2
Echeneis naucrates
Echeneidae
O
1
1
2
Carangoides plagiotaenia
Carangidae
R
1
1
Caranx ignobilis
Carangidae
R
1
1
2
Caranx melampygus
Carangidae
O
1
1
2
Aprion virescens
Lutjanidae
O
1
1
Lutjanus bohar
Lutjanidae
MC
1
1
2
Lutjanus decussatus
Lutjanidae
O
1
1
Lutjanus fulviflamma
Lutjanidae
LC
1
1
2
Lutjanus fulvus
Lutjanidae
MC
1
1
2
Lutjanus gibbus
Lutjanidae
MC
1
1
2
Lutjanus kasmira
Lutjanidae
O
1
1
2
Lutjanus monostigma
Lutjanidae
O
1
1
Lutjanus rivulatus
Lutjanidae
R
1
1
2
Macolor macularis
Lutjanidae
O
1
1
2
Macolor niger
Lutjanidae
LC
1
1
2
Paracaesio xanthura
Lutjanidae
R
1
1
Caesio caerulaurea
Caesionidae
LC
1
1
2
Caesio lunaris
Caesionidae
LC
1
1
2
Caesio teres
Caesionidae
LC
1
1
2
Caesio xanthonota
Caesionidae
O
1
1
2
Pterocaesio diagramma
Caesionidae
LC
1
1
Pterocaesio tile
Caesionidae
LC
1
1
Symphysanodon typus
R
1
1
Plectorhinchus chaetodontoides
Haemulidae
O
1
1
Plectorhinchus chrysotaenia
Haemulidae
O
1
1
Plectorhinchus lessonii
Haemulidae
MC
1
1
2
Plectorhinchus lineatus
Haemulidae
O
1
1
Plectorhinchus polytaenia
Haemulidae
R
1
1
Plectorhinchus vittatus
Haemulidae
MC
1
1
2
Gnathodentex aurolineatus
Lethrinidae
O
1
1
Symphysanodontidae
45
46
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Lethrinus amboinensis
Lethrinidae
R
1
1
Lethrinus harak
Lethrinidae
LC
1
1
2
Lethrinus olivaceus
Lethrinidae
O
1
1
Lethrinus ornatus
Lethrinidae
R
1
1
Monotaxis grandoculis
Lethrinidae
MC
1
1
2
Pentapodus trivittatus
Nemipteridae
O
1
1
Scolopsis affinis
Nemipteridae
O
1
1
2
Scolopsis bilineatus
Nemipteridae
MC
1
1
2
Scolopsis lineatus
Nemipteridae
O
1
1
2
Scolopsis trilineatus
Nemipteridae
1
1
Scolopsis xenochrous
Nemipteridae
O
1
1
2
Mulloidichthys flavolineatus
Mullidae
O
1
1
2
Mulloidichthys vanicolensis
Mullidae
O
1
1
2
Parupeneus barberinus
Mullidae
MC
1
1
2
Parupeneus crassilabris
Mullidae
R
1
1
Parupeneus cyclostomus
Mullidae
R
1
1
Parupeneus heptacanthus
Mullidae
R
1
1
2
Parupeneus indicus
Mullidae
O
1
1
2
Parupeneus macronemus
Mullidae
C
1
1
2
Parupeneus multifasciatus
Mullidae
MC
1
1
2
Parupeneus spilurus
Mullidae
R
1
1
Parupeneus trifasciatus
Mullidae
O
1
1
2
Parapriacanthus ransonneti
Pempheridae
LC
1
1
2
Pempheris vanicolensis
Pempheridae
LC
1
1
2
Kyphosus cinerascens
Kyphosidae
LC
1
1
Kyphosus vaigensis
Kyphosidae
LC
1
1
Chaetodon adiergastos
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon auriga
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon baronessa
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon citrinellus
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon collare
Chaetodontidae
R
1
1
Chaetodon decussatus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon ephippium
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon guentheri
Chaetodontidae
LC
1
1
2
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Chaetodon guttatissimus
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon kleinii
Chaetodontidae
C
1
1
2
Chaetodon lineolatus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon lunula
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon lunulatus
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon melannotus
Chaetodontidae
LC
1
1
2
Chaetodon meyeri
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon ocellicaudus
Chaetodontidae
R
1
1
2
Chaetodon ornatissimus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon oxycephalus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon punctatofasciatus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon rafflesi
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon selene
Chaetodontidae
R
1
1
Chaetodon speculum
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon trifascialis
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon trifasciatus
Chaetodontidae
O
1
1
Chaetodon unimaculatus
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Chaetodon vagabundus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Chaetodon xanthurus
Chaetodontidae
O
1
1
Coradion altivelis
Chaetodontidae
R
1
1
2
Forcipiger flavissimus
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Forcipiger longirostris
Chaetodontidae
R
1
1
2
Hemitaurichthys polylepis
Chaetodontidae
LC
1
1
2
Heniochus acuminatus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Heniochus chrysostomus
Chaetodontidae
O
1
1
2
Heniochus diphreutes
Chaetodontidae
LC
1
1
2
Heniochus singularius
Chaetodontidae
O
1
1
2
Heniochus varius
Chaetodontidae
MC
1
1
2
Apolemichthys trimaculatus
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Centropyge bicolor
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Centropyge bispinosa
Pomacanthidae
O
1
1
2
Centropyge eibli
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Centropyge flavicauda
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Centropyge tibicen
Pomacanthidae
MC
1
1
2
47
48
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Centropyge vroliki
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Chaetodontoplus melanosoma
Pomacanthidae
O
1
1
2
Genicanthus caudivittatus
Pomacanthidae
R
1
1
Genicanthus lamarck
Pomacanthidae
O
1
1
2
Genicanthus melanospilos
Pomacanthidae
O
1
1
2
Pomacanthus imperator
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Pomacanthus semicirculatus
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Pygoplites diacanthus
Pomacanthidae
MC
1
1
2
Abudefduf notatus
Pomacentridae
O
1
1
2
Abudefduf septemfasciatus
Pomacentridae
O
1
1
Abudefduf sexfasciatus
Pomacentridae
MC
1
1
2
Abudefduf sordidus
Pomacentridae
O
1
1
Abudefduf vaigiensis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Amblyglyphidodon aureus
Pomacentridae
O
1
1
2
Amblyglyphidodon batunai
Pomacentridae
R
1
1
Amblyglyphidodon curacao
Pomacentridae
O
1
1
2
Amblyglyphidodon leucogaster
Pomacentridae
O
1
1
Amblyglyphidodon ternatensis
Pomacentridae
O
1
1
2
Amphiprion akallopisos
Pomacentridae
R
1
1
Amphiprion clarkii
Pomacentridae
MC
1
1
2
Amphiprion melanopus
Pomacentridae
LC
1
1
Amphiprion ocellaris
Pomacentridae
O
1
1
2
Amphiprion perideraion
Pomacentridae
O
1
1
2
Chromis amboinensis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis analis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis atripectoralis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis atripes
Pomacentridae
1
1
2
Chromis caudalis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis delta
Pomacentridae
O
1
1
2
Chromis dimidiata
Pomacentridae
R
1
1
Chromis elerae
Pomacentridae
LC
1
1
2
Chromis lepidolepis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis margaritifer
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis opercularis
Pomacentridae
O
1
1
2
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Chromis pura
Pomacentridae
LC
1
1
Chromis retrofasciata
Pomacentridae
O
1
1
2
Chromis scotochilopterus
Pomacentridae
MC
1
1
2
Chromis sp. Cf analis
Pomacentridae
LC
1
1
2
Chromis ternatensis
Pomacentridae
C
1
1
2
Chromis viridis
Pomacentridae
LC
1
1
2
Chromis weberi
Pomacentridae
C
1
1
2
Chromis xanthochira
Pomacentridae
O
1
1
2
Chrysiptera bleekeri
Pomacentridae
O
1
1
2
Chrysiptera brownriggii
Pomacentridae
LC
1
1
2
Chrysiptera glauca
Pomacentridae
LC
1
1
Chrysiptera rollandi
Pomacentridae
O
1
1
2
Chrysiptera talboti
Pomacentridae
O
1
1
2
Chrysiptera unimaculata
Pomacentridae
LC
1
1
Dascyllus aruanus
Pomacentridae
LC
1
1
2
Dascyllus melanurus
Pomacentridae
O
1
1
2
Dascyllus reticulatus
Pomacentridae
C
1
1
2
Dascyllus trimaculatus
Pomacentridae
MC
1
1
2
Dischistodus chrysopoecilus
Pomacentridae
O
1
1
Dischistodus perspicillatus
Pomacentridae
O
1
1
Neoglyphidodon bonang
Pomacentridae
O
1
1
Neoglyphidodon crossi
Pomacentridae
O
1
1
2
Neoglyphidodon melas
Pomacentridae
O
1
1
2
Neoglyphidodon nigroris
Pomacentridae
O
1
1
Neoglyphidodon oxyodon
Pomacentridae
O
1
1
Plectroglyphidodon dickii
Pomacentridae
MC
1
1
2
Plectroglyphidodon johnstonianus
Pomacentridae
O
1
1
2
Plectroglyphidodon lacrymatus
Pomacentridae
MC
1
1
2
Plectroglyphidodon leucozona
Pomacentridae
MC
1
1
2
Pomacentrus adelus
Pomacentridae
O
1
1
Pomacentrus alexanderae
Pomacentridae
LC
1
1
2
Pomacentrus alleni
Pomacentridae
R
1
1
Pomacentrus amboinensis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Pomacentrus auriventris
Pomacentridae
MC
1
1
2
49
50
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Pomacentrus bankanensis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Pomacentrus brachialis
Pomacentridae
C
1
1
2
Pomacentrus chrysurus
Pomacentridae
MC
1
1
Pomacentrus coelestis
Pomacentridae
C
1
1
2
Pomacentrus lepidogenys
Pomacentridae
MC
1
1
2
Pomacentrus moluccensis
Pomacentridae
MC
1
1
2
Pomacentrus nagasakiensis
Pomacentridae
O
1
1
2
Pomacentrus nigromarginatus
Pomacentridae
O
1
1
2
Pomacentrus philippinus
Pomacentridae
R
1
1
Pomacentrus reidi
Pomacentridae
O
1
1
2
Pomacentrus vaiuli
Pomacentridae
MC
1
1
2
Stegastes fasciolatus
Pomacentridae
O
1
1
2
Anampses caeruleopunctatus
Labridae
O
1
1
Anampses geographicus
Labridae
R
1
1
2
Anampses melanurus
Labridae
R
1
1
2
Anampses meleagrides
Labridae
O
1
1
Anampses twistii
Labridae
O
1
1
2
Bodianus axillaris
Labridae
MC
1
1
2
Bodianus bilunulatus
Labridae
O
1
1
Bodianus bimaculatus
Labridae
O
1
1
Bodianus dyctynna
Labridae
MC
1
1
2
Bodians izuensis
Labridae
R
1
1
Bodianus mesothorax
Labridae
MC
1
1
2
Cheilinus chlorourus
Labridae
MC
1
1
2
Cheilinus fasciatus
Labridae
MC
1
1
2
Cheilinus oxycephalus
Labridae
MC
1
1
2
Cheilinus trilobatus
Labridae
O
1
1
2
Cheilinus undulatus
Labridae
R
1
1
2
Cheilio inermis
Labridae
LC
1
1
2
Choerodon anchorago
Labridae
O
1
1
2
Cirrhilabrus brunneus
Labridae
LC
1
1
Cirrhilabrus exquisitus
Labridae
C
1
1
2
Cirrhilabrus filamentosus
Labridae
O
1
1
2
Cirrhilabrus flavidorsalis
Labridae
O
1
1
2
Species
Cirrhilabrus lubbocki
Labridae
O
1
1
2
Cirrhilabrus pylei
Labridae
O
1
1
Cirrhilabrus rubrimarginatus
Labridae
LC
1
1
2
Cirrhilabrus solorensis
Labridae
C
1
1
2
Cirrhilabrus temminckii
Labridae
O
1
1
2
Coris aygula
Labridae
O
1
1
Coris batuensis
Labridae
O
1
1
2
Coris dorsomacula
Labridae
C
1
1
2
Coris gaimardi
Labridae
MC
1
1
2
Diproctacanthus xanthurus
Labridae
O
1
1
2
Epibulus brevis
Labridae
O
1
1
Epibulus insidiator
Labridae
O
1
1
2
Gomphosus varius
Labridae
MC
1
1
2
Halichoeres biocellatus
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres chrysus
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres hartzfeldii
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres hortulanus
Labridae
MC
1
1
2
Halichoeres margaritaceus
Labridae
MC
1
1
2
Halichoeres marginatus
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres melanochir
Labridae
O
1
1
Halichoeres nebulosus
Labridae
LC
1
1
2
Halichoeres podostigma
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres prosopeion
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres richmondi
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres scapularis
Labridae
O
1
1
2
Halichoeres solorensis
Labridae
MC
1
1
2
Halichoeres trimaculatus
Labridae
O
1
1
2
Hemigymnus fasciatus
Labridae
MC
1
1
2
Hemigymnus melapterus
Labridae
MC
1
1
2
Hologymnosus annulatus
Labridae
O
1
1
2
Hologymnosus doliatus
Labridae
O
1
1
2
Iniistius aneitensis
Labridae
LC
1
1
2
Iniistius javanicus
Labridae
LC
1
1
2
Iniistius pavo
Labridae
LC
1
1
2
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
51
52
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Iniistius pentadactylus
Labridae
LC
1
1
2
Iniistius sp.
Labridae
O
1
1
Iniistius tetrazona
Labridae
R
1
1
Labrichthys unilineatus
Labridae
O
1
1
2
Labroides bicolor
Labridae
O
1
1
2
Labroides dimidatus
Labridae
C
1
1
2
Labroides pectoralis
Labridae
O
1
1
2
Labropsis manabei
Labridae
O
1
1
Leptojulis cyanopleura
Labridae
O
1
1
Macropharyngodon negrosensis
Labridae
O
1
1
Macropharyngodon ornatus
Labridae
MC
1
1
2
Novaculichthys taeniourus
Labridae
O
1
1
2
Oxycheilinus bimaculatus
Labridae
LC
1
1
2
Oxycheilinus digramma
Labridae
MC
1
1
2
Paracheilinus sp.
Labridae
O
1
1
Paracheilinus filamentosus.
Labridae
LC
1
1
Paracheilinus flavianalis
Labridae
O
1
1
2
Pseudocheilinus evanidus
Labridae
O
1
1
2
Pseudocheilinus hexataenia
Labridae
MC
1
1
2
Pseudocheilinus octotaenia
Labridae
R
1
1
2
Pseudocoris heteroptera
Labridae
O
1
1
2
Pseudocoris yamashiroi
Labridae
O
1
1
2
Pseudodax moluccanus
Labridae
O
1
1
2
Pseudojuloides kaleidos
Labridae
R
1
1
2
Pteragogus enneacanthus
Labridae
MC
1
1
2
Stethojulis bandanensis
Labridae
O
1
1
2
Stethojulis interrupta
Labridae
O
1
1
2
Stethojulis strigiventer
Labridae
O
1
1
Stethojulis trilineata
Labridae
O
1
1
2
Terelabrus rubrovittatus
Labridae
R
1
1
Thalassoma amblycephalus
Labridae
C
1
1
2
Thalassoma hardwicke
Labridae
MC
1
1
2
Thalassoma jansenii
Labridae
MC
1
1
2
Thalassoma lunare
Labridae
MC
1
1
2
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Thalassoma purpureum
Labridae
O
1
1
2
Thalassoma quinquevittatum
Labridae
O
1
1
2
Thalassoma trilobatum
Labridae
O
1
1
2
Wetmorella nigropinnata
Labridae
CR
1
1
Calotomus carolinus
Scaridae
O
1
1
2
Cetoscarus ocellatus
Scaridae
O
1
1
2
Chlorurus bleekeri
Scaridae
O
1
1
2
Chlorurus capistratoides
Scaridae
O
1
1
Chlorurus sordidus
Scaridae
MC
1
1
2
Leptoscarus vaigiensis
Scaridae
LC
1
1
Scarus dimidiatus
Scaridae
O
1
1
Scarus festivus
Scaridae
O
1
1
2
Scarus flavipectoralis
Scaridae
O
1
1
2
Scarus forsteni
Scaridae
O
1
1
2
Scarus frenatus
Scaridae
O
1
1
2
Scarus ghobban
Scaridae
O
1
1
2
Scarus niger
Scaridae
O
1
1
2
Scarus oviceps
Scaridae
O
1
1
Scarus psittacus
Scaridae
O
1
1
2
Scarus quoyi
Scaridae
O
1
1
Scarus rivulatus
Scaridae
O
1
1
Scarus rubroviolaceus
Scaridae
O
1
1
2
Scarus schlegeli
Scaridae
O
1
1
2
Scarus spinus
Scaridae
O
1
1
2
Scarus tricolor
Scaridae
O
1
1
Trichonotus elegans
Trichonotidae
LC
1
1
Limnichthys nitidus
Creediidae
CR
1
1
Parapercis clathrata
Pinguipedidae
O
1
1
2
Parapercis cylindrica
Pinguipedidae
MC
1
1
2
Parapercis hexophtalma
Pinguipedidae
O
1
1
2
Parapercis millepunctata
Pinguipedidae
O
1
1
2
Parapercis schauinslandii
Pinguipedidae
LC
1
1
2
Parapercis sp. 1
Pinguipedidae
1
1
Parapercis tetracantha
Pinguipedidae
O
1
1
2
53
54
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Ceratobregma helenae
Tripterygiidae
CR
1
1
Enneapterygius hemimelas
Tripterygiidae
CR
1
1
2
Helcogramma kranos
Tripterygiidae
LC
1
1
Helcogramma sp. (dark saddles)
Tripterygiidae
CR
1
1
Helcogramma striatum
Tripterygiidae
C
1
1
2
Norfolkia brachylepis
Tripterygiidae
CR
1
1
Ucla xenogrammus
Tripterygiidae
O
1
1
Springeratus xanthosoma
Clinidae
CR
1
1
Atrosalarias fuscus
Blenniidae
O
1
1
Cirripectes auritus
Blenniidae
R
1
1
Ecsenius bathi
Blenniidae
O
1
1
Ecsenius bicolor
Blenniidae
O
1
1
Petroscirtes breviceps
Blenniidae
O
1
1
Petroscirtes variabilis
Blenniidae
O
1
1
Plagiotremus rhinorhynchus
Blenniidae
O
1
1
2
Salarias fasciatus
Blenniidae
O
1
1
Salarias guttatus
Blenniidae
O
1
1
Synchiropus ocellatus?
Callionymidae
CR
1
1
Amblyeleotris fasciata
Gobiidae
O
1
1
2
Bryaninops tigris
Gobiidae
CR
1
1
Eviota guttata
Gobiidae
CR
1
1
2
Eviota queenslandica
Gobiidae
CR
1
1
Eviota sebreei
Gobiidae
CR
1
1
Fusigobius duospilus
Gobiidae
CR
1
1
Fusigobius inframaculatus
Gobiidae
CR
1
1
2
Fusigobius neophytus
Gobiidae
CR
1
1
Gnatholepis cauerensis
Gobiidae
O
1
1
2
Gobiodon citrinus
Gobiidae
CR
1
1
Istigobius decoratus
Gobiidae
O
1
1
2
Priolepis cinctus
Gobiidae
CR
1
1
2
Priolepis compita
Gobiidae
CR
1
1
Priolepis nuchifasciatus
Gobiidae
CR
1
1
Priolepis pallidicincta
Gobiidae
CR
1
1
Priolepis semidoliatus
Gobiidae
CR
1
1
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Trimma benjamini
Gobiidae
CR
1
1
Trimma macrophthalma
Gobiidae
LC
1
1
2
Trimma okinawae
Gobiidae
O
1
1
Trimma sp.
Gobiidae
CR
1
1
Trimma stobbsi
Gobiidae
LC
1
1
Valenciennea helsdingenii
Gobiidae
R
1
1
2
Valenciennea puellaris
Gobiidae
R
1
1
2
Valenciennea sexguttata
Gobiidae
R
1
1
Xenishmus polyzonatus
Xenisthmidae
CR
1
1
Nemateleotris decora
Ptereleotridae
O
1
1
Nemateleotris magnifica
Ptereleotridae
O
1
1
Ptereleotris evides
Ptereleotridae
MC
1
1
2
Ptereleotris grammica
Ptereleotridae
R
1
1
Ptereleotris heteroptera
Ptereleotridae
O
1
1
2
Platax teira
Ephippidae
1
1
Siganus argenteus
Siganidae
O
1
1
Siganus corallinus
Siganidae
R
1
1
Siganus spinus
Siganidae
R
1
1
2
Zanclus cornutus
Zanclidae
C
1
1
2
Acanthurus barine
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus dussumieri
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus leucocheilus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Acanthurus leucosternon
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus lineatus
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus maculiceps
Acanthuridae
LC
1
1
Acanthurus mata
Acanthuridae
C
1
1
2
Acanthurus nigricans
Acanthuridae
MC
1
1
2
Acanthurus nigricauda
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus nigrofuscus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Acanthurus olivaceus
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus pyroferus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Acanthurus tennentii
Acanthuridae
O
1
1
Acanthurus thompsoni
Acanthuridae
O
1
1
2
Acanthurus triostegus
Acanthuridae
LC
1
1
2
55
56
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Acanthurus tristis
Acanthuridae
MC
1
1
2
Acanthurus xanthopterus
Acanthuridae
LC
1
1
2
Ctenochaetus binotatus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Ctenochaetus cyanocheilus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Ctenochaetus striatus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Ctenochaetus truncatus
Acanthuridae
R
1
1
Naso annulatus
Acanthuridae
O
1
1
2
Naso brachycentron
Acanthuridae
O
1
1
2
Naso brevirostris
Acanthuridae
MC
1
1
2
Naso elegans
Acanthuridae
R
1
1
2
Naso hexacanthus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Naso lituratus
Acanthuridae
MC
1
1
2
Naso lopezi
Acanthuridae
LC
1
1
Naso minor
Acanthuridae
LC
1
1
2
Naso thynnoides
Acanthuridae
LC
1
1
2
Naso tonganus
Acanthuridae
O
1
1
Naso unicornis
Acanthuridae
O
1
1
Naso vlamingii
Acanthuridae
MC
1
1
2
Paracanthurus hepatus
Acanthuridae
R
1
1
Prionurus chrysurus
Acanthuridae
O
1
1
Zebrasoma scopas
Acanthuridae
MC
1
1
2
Sphyraena barracuda
Sphyraenidae
O
1
1
Grammatorcynus bilineatus
Scombridae
O
1
1
Gymnosarda unicolor
Scombridae
O
1
1
Scomberomorus commersonnianus
Scombridae
O
1
1
Thunnus albacares
Scombridae
O
1
1
Bothus mancus
Bothidae
CR
1
1
2
Bothus pantherinus
Bothidae
CR
1
1
Aseraggodes chapleaui
Soleidae
CR
1
1
Aseraggodes suzimotoi
Soleidae
CR
1
1
Synaptura marginata?
Soleidae
CR
1
1
Samariscus triocellatus
Samaridae
CR
1
1
Balistapus undulatus
Balistidae
MC
1
1
2
Balistoides conspicillum
Balistidae
O
1
1
2
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Balistoides viridescens
Balistidae
O
1
1
2
Melichthys indicus
Balistidae
MC
1
1
Melichthys niger
Balistidae
R
1
1
2
Melichthys vidua
Balistidae
MC
1
1
2
Odonus niger
Balistidae
C
1
1
2
Pseudobalistes flavimarginatus
Balistidae
O
1
1
2
Pseudobalistes fuscus
Balistidae
R
1
1
Rhinecanthus rectangulus
Balistidae
O
1
1
2
Rhinecanthus verrucosus
Balistidae
O
1
1
Sufflamen bursa
Balistidae
MC
1
1
2
Sufflamen chrysopterus
Balistidae
MC
1
1
2
Sufflamen frenatus
Balistidae
O
1
1
Xanthichthys auromarginatus
Balistidae
LC
1
1
Aluterus scriptus
Monacanthidae
O
1
1
2
Amanses scopas
Monacanthidae
O
1
1
2
Cantherhines dumerilii
Monacanthidae
O
1
1
2
Cantherhines fronticinctus
Monacanthidae
O
1
1
2
Cantherhines pardalis
Monacanthidae
MC
1
1
2
Oxymonacanthus longirostris
Monacanthidae
O
1
1
2
Paraluteres prionurus
Monacanthidae
O
1
1
2
Pervagor janthinosoma
Monacanthidae
O
1
1
Pervagor melanocephalus
Monacanthidae
O
1
1
2
Ostracion cubicus
Ostraciidae
O
1
1
2
Ostracion meleagris
Ostraciidae
O
1
1
2
Arothron caeruleopunctatus
Tetraodontidae
R
1
1
Arothron hispidus
Tetraodontidae
R
1
1
2
Arothron nigropunctatus
Tetraodontidae
O
1
1
2
Arothron stellatus
Tetraodontidae
R
1
1
2
Canthigaster amboinensis
Tetraodontidae
R
1
1
Canthigaster axilogus
Tetraodontidae
R
1
1
Canthigaster bennetti
Tetraodontidae
R
1
1
2
Canthigaster epilamprus
Tetraodontidae
R
1
1
2
Canthigaster janthinoptera
Tetraodontidae
R
1
1
2
Canthigaster papua
Tetraodontidae
R
1
1
57
58
Species
Family
Abundance
NP
May 2008 Total NP?
Canthigaster valentini
Tetraodontidae
O
1
1
2
Diodon hystrix
Diodontidae
O
1
1
Diodon liturosus
Diodontidae
R
1
1
2
Mola mola
Molidae
R
1
1
576
350
580
Lampiran 4.
Jenis-Jenis Mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan (TNC & BPHM Wil I, 2010) No Komponen Vegetasi
Jenis
A Komponen Utama 1. Bruguiera gymnorrhiza 2. Rhizophora apiculata 3. Rhizophora mucronata 4. Rhizophora stylosa 5. Avicennia lanata 6. Avicennia alba 7. Avicennia marina 8. Sonneratia alba 9. Lumnitzera racemosa 10. Ceriops tagal B Komponen Tambahan 1. Xylocarpus molluccensis 2. Xylocarpus granatum 3. Excocaria agalloca C Komponen Asosiasi 1. Pandanus tectorius 2. Hibiscus tiliaceus 3. Terminalia catappa 4. Calophyllum inophyllum 5. Caloptropis gigantea 6. Melia indica 7. Gliricidia sepium
Nama Daerah Lindur, Tanjang Bakau kacang, Jangkah Bakau hitam, Bakau gandul Bakau kurap, Tongke besar Api-api, Sia-sia Api-api,-Sia-sia Api-api, Sia-sia putih Prapat, Pedada Terutun, Kedukduk Mentigi, Lindur, Parum Banang-banang, Jombok Banang-banang, Nyirih Buta-buta, Madengan, Warejit Pandan Waru, Waru laut Ketapang, Katapa Camplung, Bintanguru Modori, Biduri, Widuri Intaran Gamal
Sumber : TNC Indonesia Marine Program, 2010
59
Lampiran 5.
Jenis-Jenis Padang Lamun di Nusa Penida (TNC & UNUD, 2009) No
Lampiran 6.
1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Halodule uninervis Thalassia hemprichii Halophila decipiens Halophila ovalis Enhalus acoroides Cymodocea rotundata Syringodium isoetifolium Cymodocea serrulata
Mega Fauna Laut di Nusa Penida (dari berbagai sumber, 2010)
60
1.
Ikan Mola mola (sunfish)
2.
Ikan Pari Manta (manta ray)
3.
Ikan Hiu (shark)
4.
Paus (whale)
5.
Lumba-Lumba (dolphin)
6.
Dugong (sea manatee)
Lampiran 7.
Catatan Penting Sosialisasi Pembentukan KKP Nusa Penida • secara umum para stakeholders di Nusa Penida mendukung pembentukan KKP Nusa Penida. Tidak ada penolakan yang terjadi dengan rencana pembentukan KKP Nusa Penida. Beberapa catatan penting yang diperoleh selama proses sosialisasi adalah : • share-benefit yang proporsional di tiap desa harus diberlakukan jika telah diberlakukan pungutan dana konservasi (conservation fee) untuk mendanai pengelolaan KKP Nusa Penida terutama bagi desa-desa di pesisir yang memiliki asset-aset wisata bahari yang cukup banyak seperti jungut batu, lembongan, sakti, ped dan pejukutan. • Sering terjadi praktek menangkap ikan dengan cara-cara merusak seperti bom, potassium dan kompresor hookah oleh nelayan luar yang berasal dari Lombok dan Jawa Timur di perairan Nusa Penida. Untuk itu masyarakat, khususnya nelayan meminta agar patroli terhadap kawasan perairan Nusa Penida lenih diperketat. • Perluanya pembuatan system pembuangan limbah dan sampah di Kecamatan Nusa Penida, agar masyarakat tidak membuang limbah cair dan sampah ke laut. Masih dijumpai beberapa saluran pembuangan limbah yang langsung mengarah ke laut. • Masih sering terjadi praktek-praktek pengambilan pasir laut dan batu karang yang digunakan untuk keperluan membangun. Masih terjadinya penebangan hutan bakau yang digunakan untuk berbagai keperluan. • Di beberapa desa masyarakat mendesak untuk segera menetapkan KKP Nusa Penida meningat ancaman terhadap terumbu karang, ikan mola mola, ikan pari manta dan biota penting laut lainnya perlu segera diatasi. • Kelompok nelayan di Nusa Penida kebanyakan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti pancing dan jaring. Mereka tidak mempermasalahkan jika wilayah-wilayah tertentu sampai kedalaman 40 meter ditetapkan menjadi zona wisata bahari, karena mereka memancing ikan pada kedalaman 50 meter ke atas bahkan hingga 400 meter. Mereka menyarankan sebaiknya lokasi-lokasi tempat penyelaman dan wisata bahari di beri tanda sehingga nelayan dapat mengetahuinya dan menghindari memancing di daerah tersebut. • Harga ikan yang tidak menentu, bahkan dapat mencapai Rp. 200 per ekor ikan tongkol pada saat musim ikan. Untuk itu jika dimungkinkan nelayan mengharapkan standarisasi harga ikan. • Mayoritas guru dan murid yang mendapatkan sosialisasi menyatakan mendukung pembentukan KKP dan merasa senang mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi para siswa di sekolahnya, khususnya informasi mengenai kekayaan hayati laut di Nusa Penida • Para pengusaha wisata bahari mendukung upaya perlidungan terhadap terumbu karang, ikan Mola Mola, ikan pari manta, hutan bakau dan biota laut penting laut lainnya yang menjadi asset penting wisata bahari sepanjang tidak dibebani pungutan yang berulang-ulang. 61
Lampiran 8.
Hasil Sosialisasi KKP Nusa Penida, Oktober 2009 – Februari 2010 POKJA KKP Nusa Penida No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
62
Daftar Hadir
1 27 Oktober 2009 Kantor Camat TIM POKJA : Nyoman Darma Nusa Penida (Ketua Pokja/BAPPEDA), Pukul 09:00 - I Wayan Rudiana/DPPK, 12:00 wita I Made Sudiarkajaya/Camat Nusa Penida, Nyoman Purnama (Dinas Pariwisata), Dw Sutaya (Perhubungan), Tjok Sutari, Heri (Dishutbun), Wirya Sentosa (PU), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala Desa se-Nusa Penida, Bendesa Adat se-Nusa Penida, Perwakilan masyarakat.
1. Dewa (Jero Bendesa Dalem Batununggul) : > Saya mendukung KKP Nusa Penida karena ternyata kita punya potensi laut yang kaya namun juga perlu diperhatikan masalah ledakkan penduduk dan kelaparan disini. > Batununggul tidak punya potensi seperti yang dimiliki Lembongan dan Sakti terus apa yang nanti didapat dari KKP ini nanti agar sesuai dengan pemerataan 2. Penentuan jadwal sosialisasi di tingkat desa untuk menjelaskan secara detail tentang KKP Nusa Penida
2 10 Nopember Desa Suana TIM POKJA : I Wayan Rudiana 2009 Pukul 09:30 - /DPPK, I Made Sudiarkajaya/ 11:00 wita Camat Nusa Penida, Heri (Dishutbun), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kelihan Banjar se Desa Suana, kelompok dan tokoh masyara- kat.
1. Wilayah Nusa Penida masih 45 Orang sering terjadi pengeboman ikan oleh masyarakat dari luar, kemungkinan dari Lombok dan Seraya (Karangasem) karena Penida adalah kantong ikan karena pertemuan arus di daerah Batu Abah dan Lombok. 2. Adakah aturan mengenai batasan kapal yang dapat menangkap ikan sekian mil jauhnya. 3. Pembinaan dari PPL DPPK agar tetap dilanjutkan agar pemasaran perikanan dan hasil laut tidak dikelola perorangan. 4. Kami mendukung program ini karena dari apa yang disampaikan tadi akan menguntungkan kami sebagai nelayan dan agar tidak terlalu lama, kapan program ini bisa dijalankan
3 11 Nopember Desa Pejukutan TIM POKJA : 2009 Pukul 12:00 - I Made Sudiarkajaya/Camat 14:00 Nusa Penida, Heri (Dishutbun), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kelihan Banjar se-Desa Pejukutan, kelompok dan tokoh masyarakat
1. Kepala Desa : Kami dari Desa 50 Orang Pejukutan menjamin bahwa tidak ada warga kami yang melakukan perusakan terhadap terumbu karang khususnya dari dusun Pelilit ini. 2. menurut kami diperlukan penjagaan ketat agar tidak ada pengeboman ikan dari luar. 3. diperlukan payung hukum yang jelas untuk menindak para pelaku. 4. banyak pengeboman dan bius ikan di sekitar pantai Atuh. 5. tolong program KKP ini tidak hanya sebatas wacana saja agar
70 0rang
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
ada perlindungannya. 6. Kami harap sosialisasinya tidak hanya sebatas tokoh-tokoh masyarakat saja tapi kepada seluruh masyarakat.7. apabila masyarakat ada mengetahui adanya kegiatan-kegiatan yang merusak terumbu karang baik penggunaan bom, potas atau lainnya bisa melaporkan ke pos AL NP ke pak Made Suardana di nomor telpon 081331857829
4 17 Nopember Desa Sakti TIM POKJA : Nyoman Darma 2009 Pukul 10:00 - (Ketua Pokja/BAPPEDA), 11:30 wita I Wayan Rudiana/DPPK, I Made Sudiarkajaya/Camat Nusa Penida, Wirya Sentosa (PU), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kelihan Banjar se-Desa Sakti, kelompok dan tokoh masyarakat
1. Terima kasih sudah menunjuk- kan kami potensi laut yang kami miliki dan harapan kami kegiatan ini bukan proyek tapi bisa berjalan dalam jangka waktu yang lama. 2. Kalau nanti dibuat pengaturan-pengaturan di desa, kirakira dampaknya secara ekonomi apa untuk ke desa sehingga tidak sekedar wacana saja programprogram seperti ini. 3. Kami sering mendengar ada pengeboman ikan dan masyarakat juga sering mendengarnya. Kami tidak bisa melakukan apa-apa karena kami tidak punya peralatan untuk penjagaan dan pengawasan. 4. Kepala Desa (Bpk Kasiar) : memang benar tentang adanya kemungkinan kegiatan pengeboman ikan itu karena kadang ada perahu dari luar yang datang dan menginap disini dan pada wkatu siang hari mereka merapat di Tanjung Gamat.
40 Orang
5 18 Nopember Desa Ped TIM POKJA : 2009 pukul 08:00 - I Made Sudiarkajaya/Camat 10:00 wita Nusa Penida, Wirya Sentosa (PU), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kelihan Banjar se- Desa Ped, kelompok dan tokoh masyarakat
1. Masyarakat belum pernah lihat dan mengenal potensi lautnya. 2. Agar dilakukan sosialisasi ke nelayan karena kemungkinan terjadi benturan program ini dengan nelayan. 3. Manfaat ekonomi yang disampaikan mungkin akan dirasakan di Lembongan dan Jungut Batu saja, dan bagaimana dengan kami disini. 4. Camat : manfaat dari kegiatan ini akan dilakukan pemerataan sesuai dengan kontribusinya. 5. Kepala Desa : pemanfaatan wisata seperti kontribusi dari quiksilver serta rencana pembuatan mouring bouy akan kami koordinasikan. 6. Wayan Mudiana : di dermaga banjar Nyuh saya kira ada pencemaran air laut dan bagaimana dengan kegiatan Balawista yang ada sekarang
40 Orang
63
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
7. Bapak juli : karang di dermaga Nyuh sudah putih semua, mung kin karena limbah. 8. Camat : masalah balawista dan pencemaran akan saya tindak lebih lanjut dan informasi agar masyarakat tidak melakukan penjualan karang ke wisatawan karena dulu saya pernah ditawari karang souvenir seharga Rp. 50.000 untuk lokal dan Rp. 100.000-200.000 untuk turis
6 18 Nopember Desa Toya TIM POKJA : 1. Camat : pembentukan KKP ini 2009 Pakeh I Made Sudiarkajaya/Camat bukan berarti akan ada pelara pukul 12:00 - Nusa Penida, Wirya Sentosa ngan-pelarangan namun hanya 14:30 wita (PU), Marthen dan Jaya (TNC) pengaturan dan himbauan agar Undanga n : Mochammad tidak dilakukan jual beli karang Kabir/sekdes, Pengusaha wisa- sebagai souvenir. 2. Usulan agar ta, kelompok dan tokoh masya- patroli dari Pol Air dan AL diefek rakat Desa Toya pakeh tifkan. 3. sudah jelas rencana yang disampaikan dan kami du kung asalkan kami diinformasikan dan dilibatkan didalamnya. 4. Sekdes : ada dua point dalam pertemuan ini yaitu : masyarakat akan tetap melakukan penangka pan ikan pada tempat yang telah disepakati, lalu bila mendapatkan ikan mola-mola tolong agar sege ra dilepas
40 Orang
7 25 Nopember Desa TIM POKJA : I Wayan 1. Kades : studi kasus dimana sa- 40 Orang 2009 Lembongan Rudiana/DPPK, I Made ya di Lembongan tidak punya ke pukul 10:00 - Sudiarkajaya/Camat Nusa wenangan dalam pengelolaan la 11:30 wita Penida, Wirya Sentosa (PU), ut karena beberapa kali sidak ka Wayan Sumerti (Pariwisata) mi dipertanyakan mengenai ke Marthen dan Jaya (TNC) Unda- wenangan desa melakukan sidak ngan : Kepala desa karena kewenangan pengelolaan (Nyoman Murta) Kelihan Banjar laut ada di kabupaten sedangkan se-Desa Lembongan, kelom- kalau terjadi apa-apa di lembo pok dan tokoh masyarakat ngan baik dilaut maka saya yang bertanggungjawab. 2. Gusti Pujayasa : kami minta info berapa luas rumput laut di desa. 3. Gd Sumiarta/Pak Sita : pema haman mengenai konservasi ka dang salah tafsir di masyarakat karena wilayah konservasi sering dibilang sebagai daerah larang ambil jadi tidak boleh mengambil ini itu, sehingga lebih diperlukan aturan-aturan yang benar dan je las apa yang boleh dan yang ti dak boleh. Saya secara pribadi mendukung program ini tapi saya mohon dijelaskan lebih detail ten tang partisipasi masyarakat. Ka pan kami bisa berpartisipasi da lam pembentukan KKP ini, kapan dan dimana?. Sebaiknya kita disi ni tidak hanya bicara laut saja ta pi juga tentang pembuangan lim-
64
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
bah yang mencemari laut. Untuk di Pulau Ceningan, kami sudah membuat usulan pengelolaan ruang dan mudah-mudahan hal ini bisa nyambung. 4. Suriada : apa yang sudah disampaikan tadi sangat bagus Cuma sekarang bagaimana implementasi dan koordinasinya agar tidak ada GAP antar stakeholder, Cuma itu dari saya dan kami beserta POKMASWAS Lembongan siap membantu. 5. Ujiana : untuk pengelolaan mangrove, kami dari SPN telah membuat bibit mangrove sebagai partisipasi kami terhadap perubahan iklim dan kami sudah punya sekitar 1000 bibit dan kami akan terus tambah nantinya sebagai partisipasi langsung dalam mitigasi dan adaptasi.
8 25 Nopember Desa Jungut TIM POKJA : I Wayan Rudiana 2009 Batu pukul 13:00 /DPPK, I Made Sudiarkajaya/ - 14:30 wita Camat Nusa Penida, Wirya Sentosa (PU), Wayan Sumerti (Pariwisata) Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala de- sa, Kelihan Banjar se Desa Jungut Batu, kelompok dan to- koh masyarakat
1. Bpk. Waspada : Program KKP ini program propinsi, pemda atau dari LSM, dan dananya berasal dari mana 2. Camat : KKP merupakan program pemda dan pendanaannya nanti akan dibebankan ke APBD dan TNC memfasilitasi kegiatan ini 3. kami tidak mau potensi laut hanya dieksploitasi dan kami hanya dapat sampah jadi kami harap dilibatkan dalam program ini 4. Gede/Ketua BPD : kami harap agar dibuat tim di desa untuk menjaga kawasan Jungut Batu karena dari aparat selalu terkendala sarana-prasarana 5 dulu ada usulan dari Klungkung agar untuk membuat jalan di tengah bakau, ini berarti akan menebang bakau 6. Konsep Tri Hita Karana harus dijalankan tapi di Lembongan, pembangunan Pura menebang mangrove sedang kami di Jungut Batu sangat sayang dengan mangrove Camat : untuk penebangan di Lembongan akan diganti dengan menanam 1000 bibit disekitarnya
40 Orang
9 29 Nopember Desa Kutampi TIM POKJA : Nyoman Darma 2009 Kaler (Ketua Pokja/BAPPEDA), pukul 10:00 - I Wayan Rudiana/DPPK, 11:00 wita Putu Suartawan/Kabid ekono- mi Camat Nusa Penida, Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala desa, Kelihan Banjar se Desa Kutampi Kaler, kelompok dan tokoh masyarakat
1. Rudiana : pembentukan KKP adalah lebih untuk pengaturan dan bukan hanya sekedar pelarangan 2. Darma : pembentukan zonasi akan dilakukan dan disepakati bersama-sama dengan masyarakat sehingga ada komunikasi dua arah 3. Kepala Desa saya kira sudah jelas yang disampaikan tim dan tidak ada pertanyaan dari warga sehingga nanti kami tunggu tindak lanjutnya.
40 Orang
65
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
66
Daftar Hadir
10 29 Nopember Desa Sekar Taji TIM POKJA : Nyoman Darma 2009 pukul 14:00 - (Ketua Pokja/BAPPEDA), 15:30 wita I Wayan Rudiana/DPPK, Heri Hermawan/Dishutbun, Putu Suartawan/Kabid ekono- mi Camat Nusa Penida, Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala desa, Kelihan Banjar se Desa Sekar Taji, dan tokoh masyarakat
1. Kepala Desa : sebelumnya ka- mi sering mendengar ada kapal/ perahu dari luar yang datang waktu malam hari, saya rasa itu perlu diawasi karena kadang ada suara seperti bom karena rumah saya menghadap laut jadi kedengaran, mereka biasanya menginap 2/3 hari dan datang sore atau malam 2. Masyarakat : sepertinya itu nelayan dari luar karena kalau lihat bentuk kapalnya, itu bukan dari nelayan Bali 3. Masyarakat : dulu saya suka memancing di tebing dan sering ada jukung/perahu yang datang ngebom, apa yang harus dilakukan 4. Marthen : silahkan dikoordinasikan dengan Pos AL/PolAirud
40 Orang
10 29 Nopember Desa Tanglad TIM POKJA : Nyoman Darma 2009 pukul 18: 30 Wita (Ketua Pokja/BAPPEDA), s/d 20:00 wita I Wayan Rudiana/DPPK, Heri Hermawan/Dishutbun, Putu Suartawan/Kabid ekonomi Camat Nusa Penida, Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala desa/Sudana, Kelihan Banjar se Desa Tanglad, dan tokoh masyarakat serta Ibu-ibu PKK dan Pemuda
1.Masyarakat : di Peta tadi kata- nya Tanglad tidak punya pantai, sebenarnya Desa Tanglad punya pantai yaitu Pantai Abah dan Pura yang ada disana adalah Pura kami 2. Masyarakat : secara wilayah, Abah memang masuk ke Desa Pejukutan tapi secara warisan leluhur wilayah Abah adalah punya kami terus kenapa bisa dimasukkan ke Desa Pejukutan. 3. penetapan batasan luar pakai alat apa saja karena itu kan di laut 4. kami juga sangat ingin berperan aktif dalam pengelolaan Nusa Penida seperti harapan bapak-bapak tadi karena kami tahu kalau Nusa Penida sudah dilirik investor 5. kami masyarakat Tanglad akan aktif dalam KKP ini dan menjaganya secara adat karena kami sangat patuh terhadap aturan adat di Desa 6. Secara adat kami dapat menjaga pantai kami, tapi bagaimana kalau ada nelayan dari luar yang datang dan mengebom, kami mohon dukungan seperti mendirikan pos pengawas terutama di sisi selatan sehingga kami mudah melaporkan 7. Gili Padasan/Batu Abah-Pantai Peliliutan itu wilayah kami dan sedang kami perjuangkan secara adat agar menjadi wilayah kami 8. Darma : Program KKP ini adalah program nasional dan akan kami dukung sedangkan mengenai masalah-masalah adat tadi saya harapkan agar segera di koordinasikan dan diselesaikan agar tidak timbul masalah yang baru
40 Orang
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
12 8 Desember 2009 Desa Klumpu TIM POKJA : I Made pukul 10:00 - Sudiarkajaya/Camat Nusa 11:00 wita Penida, Nyoman Purnama (Dinas Pariwisata), Heri (Dishutbun), Wirya Sentosa (PU), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala Desa, Kelihan Banjar se Desa Klumpu, Perwakilan masyarakat
1. Masyarakat : terima kasih atas pencerahnnya lewat film tadi, pertanyaan saya kenapa ikan molamola dan pari itu mau tinggal di Nusa Penida 2. katanya bulanbulan Juli-Oktober banyak wisatawan yang datang ke Nusa Penida, trus apa kontribusinya terhadap Kecamatan 3. Marthen : ikan-ikan tersebut mau tinggal di Nusa Penida karena perairannya masih bagus, terumbu karangnya baik, kemudian adanya makanannya disini dan yang paling penting adalah ikan-ikan tersebut merasa tidak ada gangguan sehingga mau tinggal terus di Nusa Penida 4. Camat : kontribusi memang ada ke masing-masing desa dan jumlahnya memang tidak merata dan mudah-mudahan dengan pengelolaan yang dilakukan dengan KKP ini akan meningkatkan kontribusi untuk pengelolaan Nusa Penida keseluruhan
13 8 Desember 2009 Desa Batukandik TIM POKJA : I Made pukul 13:00 - Sudiarkajaya/Camat Nusa 14:30 wita Penida, Nyoman Purnama (Dinas Pariwisata), Heri (Dishutbun), Wirya Sentosa (PU), Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala Desa, Kelihan Banjar se Desa Batukandik, Perwakilan masyarakat
1. Masyarakat : apa fungsi KKP 40 Orang ini buat Nusa Penida dan Desa Batukandik khusunya 2. Camat KKP ini intinya adalah untuk menjamin keberlanjutan semua kegiatan yang ada di Nusa Penida agar lestari 3. Masyarakat : saya kadang lihat ada kapal-kapal yang jangkar di laut dan katanya kapalkapal itu menangkap ikan dan katanya pakai bom, kemana kami harus melapor kalau ada kegiatan itu 4. Camat : silahkan menghubungi Poa AL yang nomornya sudah saya berikan ke Kepala Desa 5. masyarakat : saya sering lihat ada boat yang lewat setiap hari di Batu Jineng apakah ada pungutan itu 6. Camat : melakukan pungutan di desa itu sah-sah saja asal tidak sembarangan dan dikoordinasikan dahulu serta mampu menyiapkan fasilitas pendukungnya
14 9 Desember 2009 Desa Kutampi TIM POKJA : Putu Suartawan/ pukul 09:00 - Kasi ekonomi Camat, Marthen 11:00 wita dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala Desa, Kelihan Banjar se Desa Kutampi, BPD, LPM serta Perwakilan masyarakat
1. Kepala Desa : terima kasih pak Marthen atas penjelasannya karena ternyata karang yang kita anggap Batu ternyata hidup dan tumbuh serta melindungi dari abrasi 2. Masyarakat : pembentukan daerah larang ambil seperti buat koperasi ya, karena modal tidak diambil namun bunganya bisa 3. Kadek Suriana : mengenai dampak dari wisata di Nusa Penida usul saya agar dibuatkan
40 Orang
40 Orang
67
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
regulasi agar pengaruhnya dapat merata supaya kasus kintamani dulu tidak terulang di Nusa Penida 4. Kades : kami memang tidak punya pantai tapi dengan apa yang disampaikan tadi, kami merasa terbuka pikiran terhadap potensi laut dan satau catatan saya mengenai nelayan dari lombok/ karangasem yang suka menangkap ikan di sini karena mengurangi hasil tangkapan nelayan lokal
15 15 Desember 2009 Desa Batumadeg TIM POKJA : Putu Suartawan/ pukul 10:00 - Kasi ekonomi Camat, Marthen 11:30 wita dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala Desa, Kelihan Banjar se Desa Batumadeg, BPD, LPM serta Perwakilan masya- rakat
1. masyarakat : dalam pembua- 40 Orang tan KKP ini, nantinya akan ada pendanaan jangka panjang, maksudnya seperti apa 2. Marthen : pendanaan jangka panjang maksudnya adalah, pengelolaan KKP Nusa Penida dilakukan oleh Badan Pengelola dengan membentuk sistem pendanaan sendiri contohnya: seperti yang dilakukan di Raja Ampat, Komodo dimana setiap wisatawan yang datang dipungut dana konservasi yang akan digunakan untuk kegiatan pelestarian 3. Masyarakat : kenapa nama-nama di tempat penyelaman itu namanya aneh-aneh 4. Marthen : itu merupakan strategi marketing dari dive-dive operators agar gampang diingat sesuai karakter yang ada di tempat itu
16 15 Desember 2009 Desa TIM POKJA : Putu Suartawan/ Bungamekar Kasi ekonomi Camat, Marthen pukul 12:30 - dan Jaya (TNC) Undangan : 14:00 wita Kepala Desa, Kelihan Banjar se Desa Bungamekar, BPD, LPM serta Perwakilan masya- rakat
1. masyarakat : sudah jelas disampaikan tadi dan harapan kami agar segera dibentuk karea akan menguntungkan kami di Nusa Penida 2. Kt Sana/Kepala Dusun : Saya selaku pengempon Pura Penida mempertanyakan tentang ikan mola-mola sebagai ikon penyelaman namun sama sekali tidak ada retribusi ke Pura Penida sedangkan Crystal Bay itu ada di Pura Penida 3. Marthen : batas wilayah memang banyak menjadi kendala, namun saya setuju kalau memang harus ada kontribusi ke Pura Penida sebagai penjaga kawasan tersebut, namun mekanismenya harus dibangun dengan baik
17 16 Desember 2009 Desa Batununggul pukul 09:00 - 11:30 wita
68
Daftar Hadir
TIM POKJA : Putu Suartawan/ Kasi ekonomi Camat, Marthen dan Jaya (TNC) Undangan : Kepala Desa, Kelihan Banjar se Desa Batununggul, BPD, LPM serta Perwakilan masya- rakat
40 Orang
1.Masyarakat/guru : kami mendu- 40 Orang kung program ini dengan catatan agar nantinya CD atau medianya bisa dibagikan kepada kami agar bisa kami bagikan kepada anak didik 2. Dewa/LPM Batununggul : tolong diatur agar pelayaran
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
P.Bai-Lombok tidak mengganggu jaring nelayan yang disebar di laut saat musim-musim ikan, serta boat dari laur yang suka buang jangkar sembarangan karena memang kurang mouring bouy sehingga perlu ditambah 3. Camat : nanti memang akan dilakukan FGD ke sekolah, nelayan, kelompok rumput laut serta wisata sedangkan untuk pembuatan mouring bouy bisa dikordinasikan ke pihak pariwisata/SKPD lainnya. kalau KKP ini tidak segera dibuat maka kita akan kalah dengan nelayan dari luar yang pakai boat dan peralatan canggih
18 25 Januari 2010 SLTP Negeri 4 Tim POKJA : Nyoman Darma, Nusa Penida Camat Nusa Penida, Rudiana, pukul 10:00 – Purnama, Wirya, I.B. Mantra, 12 :00 wita Marthen dan Jaya (TNC). Undangan : Siswa dan guru
1. Made Sudarma (Guru) : > ma- 150 Orang salah pembuangan limbah ke laut, > cara mengatasi pengeboman ikan, > cara untuk mencegah pengambilan karang di laut. 2.Ni Made Devy Atnyany Putri (Siswa) : cara mengatasi pengikisan pasir yang terjadi di Jungut Batu. 3. Ni Luh De Diah Jenitri (Siswa) : > apakah mola-mola dapat memberikan manfaat untuk pendapatan, > bulan Juli - Oktober molamola ada di Nusa Penida, sedangkan bulan lainnya kemana
19 25 Januari 2010 Balai Desa Tim POKJA : Nyoman Darma, Jungut Batu Camat Nusa Penida, Rudiana, pukul 13:00 – Purnama, Wirya, I.B. Mantra, 14:30 wita Marthen dan Jaya (TNC). Un- dangan : Pariwisata, petani rumput laut, nelayan dan apara- tur desa
1. Aparatur Desa : > Bagaimana peranan provinsi dalam KKP Nusa Penida, > Adakah contoh pelaksanaan KKP di daerah lainnya, > koordinasi antara kabupaten dan provinsi dalam pelaksanaan KKP. 2. Kepala Desa : > mengenai pembagian PAD dari pariwisata sebaiknya tidak di bagi secara merata namun dibuat secara proporsional karena daerah Jungut Batu merupakan pusat pariwisata di Nusa Penida, > tolong draft zonasi agar dibagikan agar bisa kami pelajari mendalam dan untuk di daerah blue corner nelayan kami terkadang menangkap ikan di daerah itu, > pada dasarnya saya setuju dengan program ini namun pada saat nanti sudah ditetapkan luas lokasi seperti lokasi rumput laut, bagaimana kalau ada penambahan luas nantinya, > tolong lokasi penangkapan ikan disini diperhatikan karena nelayan biasa menangkap ikan di blue korner sampai mangrove
37 Orang
69
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
70
Daftar Hadir
20 25 Januari 2010 Balai Desa Tim POKJA : Nyoman Darma Lembongan Camat Nusa Penida, Rudiana, pukul 08:00 – Purnama, Wirya, I.B. Mantra, 09:30 wita Marthen dan Jaya (TNC). Undangan : Pariwisata, petani rumput laut, nelayan, aparatur desa, PokMasWas
1.Budiasa (BPD Desa) : > Kami 43 Orang sudah punya aturan untuk pengelolaan pesisir seperti pelarangan penebangan mangrove dalam awig-awig, namun masih sulit dalam penerapan sanksi, > demikian juga dengan pengambilan pasir laut untuk membangun rumah. Mungkin untuk pembangunan rumah tidak memerlukan terlalu banyak, namun untuk villa dan bungalow dilarang. meski kami tahu mengambil pasir laut dilarang namun kondisi yang tidak memungkinkan menggunakan pasir gunung, > tolong dari dinas yang ikut dalam tim Pokja agar menangani masalah pembuangan limbah agar diawasi masalah perijinannya. 2. kami dari desa sudah punya “perarem” atau aturan di desa yang mengatur dimana boleh mengambil pasir laut dan kegunaannya. 3. Ketua Jukung Ceningan (Pak embon) : kami di Ceningan melakukan penjagaan dan perlindungan penyu yang bertelur dan nanti kalau sudah menetas, apakah kami perlu memberitahukan kepada bapak-bapak. 4. Suriada (ketua PokMasWas) : > kami sangat konsen terhadap masalah pelestarian, namun tidak ada kontribusi fasilitas dari pemerintah, > masalah pencemaran dari klorin yang terjadi di Lembongan
21 25 Januari 2010 SMA Wisata Tim POKJA : Nyoman Darma, Dharma Camat Nusa Penida, Rudiana, Lembongan Purnama, Wirya, I.B. Mantra, pukul 15:00 – Marthen dan Jaya (TNC). 17:00 Undangan : Siswa dan guru
1. Guru : Bagaimana dampak dari 76 Orang penebangan bakau di sebelah timur sekolah kami ini. 2. Siswa : bagaimana penanganan masalah limbah di Lembongan yang dibuang di laut. 3. Siswa (Ferry Sada Agus) : berapa kali terumbu karang diukur dan kalau tidak diukur apa yang terjadi, 4. Siswa (kadek Juniarna) : kira-kira berapa jumlah mola-mola di Nusa Penida dan cara berkembangnya bagaimana, 5. Siswa (Ayu Sudiarti) : Apakah semua pantai Nusa Penida bisa ditanam bakau
22 26 Januari 2010 Balai Desa Ped Tim POKJA : Nyoman Darma, pukul 09:00 – Camat Nusa Penida, Rudiana, 11:00 wita Purnama, Wirya, I.B. Mantra, Marthen dan Jaya (TNC). Un- dangan : Kelompok petani rumput laut dan aparatur desa
1. Cross cek hasil pemetaan luas 37 Orang dan lokasi rumput laut di Desa Ped dan memang benar data di peta. 2. kondisi karang di Ped masih bagus dan beberapa masyarkat pernah ada yang bisa menyelam dan mudah-mudahan nanti bisa ikut dalam pemantauan karang, 3. Camat : terumbu karang paling efektif untuk mencegah abrasi karena dengan menjaganya, maka biaya murah tidak seperti Jungut Batu yang membuat senderan dengan biaya besar, untuk penyakit “ice-ice” tidak ada obatnya namun dapat dicegah dengan menjaga perairan salah satunya terumbu karang
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
23 26 Januari 2010 Kantor desa Tim POKJA : Nyoman Darma, Toya Pakeh, Camat Nusa Penida, Rudiana, pukul 19:00 – Purnama, Wirya, I.B. Mantra, 20:30 wita Marthen (TNC). Undangan : Kelompok petani rumput laut, Pariwisata, RT, RW, Remaja Mesjid
1. Mahmudin ; * masalah sampah 40 Orang yang berserakan di pantai disebabkan oleh tidak rutinnya pengambilan sampah * Jaring dasar yang menarik karang dan ikan ini yang merusak pariwisata di Toya Pakeh, 2. Nelayan dari luar agar di tertibkan agar tidak melakukan perusakan
24 28 Januari 2010 SMA N 1 Nusa Tim POKJA : Camat Nusa Penida, pukul Penida, Marthen dan Jaya 09:00 – 10:00 (TNC). Undangan : Wakasek, wita Guru, Pegawai dan Siswa
1. Camat ; kami akan dukung sis- 100 Orang wa dari sekolah yang membutuhkan data-data terkait karya ilmiah mengenai lingkungan. 2. Rizkiwati ; bagaimana upaya menanggulangi global warming, 3. Eka Puspita Yoni ; bagaimana perkembangbiakan ikan mola-mola, 4. Arisani; apa fungsi lain terumbu karang selain sebagai rumah ikan dan pencegah abrasi, 5. Puspa Antara ; petani rumput laut membongkar terumbu karang, apakah sosialisasi ke petani sudah dilakukan. 6. Oka Sunanjaya; pemanasan global sudah terjadi dan kenapa semakin meningkat dan molamola apakah ikan purba dan kenapa bisa bertahan sampai sekarang
25 28 Januari 2010 SMK N Nusa Tim POKJA : Camat Nusa Pe- Penida, pukul nida, Marthen dan Jaya (TNC). 13:00 – Undangan : Wakasek, Guru, 14:00 wita Pegawai dan Siswa
1.Guru : menyambut baik sosiali- sasi ke semua sekolah dan kelompok terkait di Nusa Penida dalam rangka pembentukan Kawasan Konservasi Perairan
74 Orang
26 28 Januari 2010 SMP N 2 Nusa Tim POKJA : Camat Nusa Pe- Penida, pukul nida, Marthen dan Jaya (TNC). 11:00 – Undangan : Kepala Sekolah 12:00 wita (Nyoman Lindra), Guru, Pega- wai dan Siswa
1. penyampaian materi dengan games “merubah kebiasaan buruk”, 2 Budiono/siswa : *kenapa sering ada ikan seperti paus yang terdampar, *di Lembongan tidak ada abrasi pantai sedang di Penida terjadi abrasi, apakah karena bakau kalau iya kenapa di Penida tidak ditanami bakau pencegah abrasi, 3. siswa ; bagaimana cara mencegah abrasi 4. Siswa, kenapa terumbu karang disebut hewan
139 Orang
27 29 Januari 2010 SMA PGRI Nusa Tim POKJA : Nyoman Darma, Penida, pukul Camat Nusa Penida, Rudiana, 13:00 – Camat Nusa Penida, Rudiana, 14:30 wita Purnama, Wirya, I.B. Mantra, Marthen dan Jaya (TNC). Undangan : Kelompok petani rumput laut, Pariwisata, RT, RW, Remaja Mesjid
Pelaksanaan KKP Nusa Penida sangat perlu disosialisasikan ke sekolah-sekolah sebagai bagian akademisi
30 Orang
28 30 Januari 2010 Desa Suana, pukul 10:00 – 11:30 wita
Tim POKJA : Camat Nusa Pe- 1. I Made Oka/Syahbandar/Ketua 40 Orang nida, Dharma, Rudiana, Pur- kelompok Nelayan ; kami pernah nama, Wirya, Marthen dan memeriksa 1 kapal ikan hias, Jaya (TNC). Undangan : Kepa- KPLP hanya berwenang memela desa, Guru, Nelayan, Staff riksa dokumen perikanan dan ijin desa, Petani rumput laut ternyata dikeluarkan oleh propinsi,
71
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
sejauh mana kewenangan Kabupaten dalam hal ini dan sepertinya ada yang membekingi mereka. sebaiknya Pokmas dan syahbandar berkolaborasi, *sebaiknya dibuat TOPOKSI yang jelas dalam pengawasan dan kegiatan di laut. 2. Kadek Arsana ; penentuan area untuk wisata tidak masalah karena kami menangkap ikan jauh keluar hanya kadang untuk ikan kokak agak kepinggir tapi tidak di lokasi wisata, 3, Kades : kalau misalnya Batu Abah ditutup, saya kira tidak masalah karena penangkapan jauh namun kadang lewat saja disana * bagian pinggir di sebelah utara penida adalah nelayan hobby saja yang menangkap ikan, * usulan agar di buatkan mouring bouy di depan POS AL karena merupakan lokasi penyelaman agar tidak buang jangkar dan kami yang akan jaga
29 30 Januari 2010 Desa Suana, Tim POKJA : Camat Nusa Pe- 1. I Made Oka/Syahbandar/Ketua 40 Orang pukul 10:00 – nida, Dharma, Rudiana, Pur- kelompok Nelayan ; kami pernah 11:30 wita nama, Wirya, Marthen dan memeriksa 1 kapal ikan hias, Jaya (TNC). Undangan : Kepa- KPLP hanya berwenang meme la desa, Guru, Nelayan, Staff riksa dokumen perikanan dan ijin desa, Petani rumput laut ternyata dikeluarkan oleh propinsi, sejauh mana kewenangan Kabu paten dalam hal ini dan seperti nya ada yang membekingi mere ka. sebaiknya Pokmas dan syah bandar berkolaborasi, *sebaiknya dibuat TOPOKSI yang jelas dalam pengawasan dan kegiatan di laut. 2. Kadek Arsana ; penentuan area untuk wisata tidak masalah kare na kami menangkap ikan jauh keluar hanya kadang untuk ikan kokak agak kepinggir tapi tidak di lokasi wisata, 3, Kades : kalau misalnya Batu Abah ditutup, saya kira tidak masalah karena pe nangkapan jauh namun kadang lewat saja disana * bagian ping gir di sebelah utara penida ada lah nelayan hobby saja yang me nangkap ikan, * usulan agar di buatkan mouring bouy di depan POS AL karena merupakan loka si penyelaman agar tidak buang jangkar dan kami yang akan jaga
72
No Tanggal Lokasi Peserta Tanggapan/Hasil Pertemuan
Daftar Hadir
30 30 Januari 2010 Balai Kelompok Tim POKJA : Camat Nusa Pe- Nelayan Kutampi, nida, Dharma, Rudiana, Purna- pukul 13:00 – ma, Wirya, Marthen dan Jaya 14:30 wita (TNC). Undangan : Kelompok Nelayan Telaga Sari, Karya Dwi,dan Staff desa Kutampi dan Kadus
1. Kadus : kami kira tidak masalah 40 Orang dan dukung pembentukan KKP ini karena kami menangkap ikannya jauh, lebih dari 5 km jadi kalau Cuma 1,8 km yang dimintakan kami tidak masalah, 2. diskusi lokasi penangkapan ikan di peta, 3, nelayan ; kami menangkap ikan ke bagian utara dan timur nusa penida sampai ke dekat Lombok, jarang kami ke barat, bagian barat biasanya nelayan dari lembongan atau Pakeh yang kesana, 4. Silahkan nelayan memberi masukkan pada tim kerja ini agar nanti pada saat ditetapkan tidak ada masalah karena nanti akan ada dasar hukumnya
31 3 Februari 2010 SMP N 1 Nusa Tim POKJA : Camat Nusa Pe- Penida, pukul nida, Dharma, Rudiana, Purna- 10:00 – ma, Wirya, Marthen dan Jaya 11:30 wita (TNC). Undangan : Siswa dan Guru
1. Pt Indra Jaya/Wakasek : kegi- atan diving yang dari luar apakah legal dan ada kontribusinya buat Nusa Penida, 2. Supartawan/Guru; mohon agar materi di copy untuk siswa yang lain, 3. Apakah di Nusa Gede bisa ditanam bakau seperti di Lembongan, 4. apakah program pembentukan KKP ini ada websitenya sehingga dapat di akses banyak orang, 5. Dewa Ayu Ari Yunita/Siswa; apakah ada sanksi kalau ada pelanggaran di kawasan konservasi
32 3 Februari 2010 Balai Banjar Tim POKJA : Camat Nusa Pe- Batu Mulapan, nida, Dharma, Rudiana, Purna- pukul 13:00 – ma, Wirya, Marthen dan Jaya 14:30 wita (TNC). Undangan : Desa dan Kelompok Nelayan dan petani rumput laut
1. nelayan ; mohon bantuan pe- 32 Orang ngadaan cool storage dan sistem kredit mikro kepada nelayan, 2. Diskusi lokasi penangkapan serta alat tangkap yang biasa digunakan, 3. nelayan ; agar dibuatkan penanda pada saat ada orang diving agar kami tahu kalau ada orang menyelam sehingga kami tidak memancing di lokasi tersebut
150 Orang
73
74
DAFTAR PUSTAKA Basuki, R., & Nikijuluw, V. 1996. Aturan Adat (awig-awig) Terkait Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir dan Laut di Nusa Penida, Bali. Departemen Kelautan dan Perikanan. Allen, G.R., & Erdman, M.V. 2008. Reef Fish of Nusa Penida, Indonesia. Final Report to Conservation International. 22 pp. Sanjaya, W., dkk. 2009. MonitoringTerumbu Karang dan Ikan Nusa Penida. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DPPK) Klungkung, Yayasan Bahtera Nusantara, The Nature Conservancy Indonesia Marine Program (TNC-IMP). 64 pp. Turak, E., & De Vantier, L. 2009. Biodiversity and Conservation Priorities of Reef-Building Corals in Nusa Penida. Final Report to Conservation International. 66 pp. Darmawan A., & Wen, W. . 2010. Peta sumberdaya Pesisir dan Laut Kecamatan Nusa Penida. The Nature Conservancy Indonesia Marine Program (TNC-IMP). 10 maps. Sanjaya, W., Welly, M., Sumerta, IN., & Anom, DW. 2010. Identifikasi Flora dan Fauna Mangrove Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. The Nature Conservancy Indonesia Marine Program (TNC-IMP) dan Balai Pengelola Hutan Mangrove Wilayah I. 11 pp.
75
76