Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9
Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis kebutuhan pembelajaran berbasis life skill. Selain itu, hasil penelitian ini merupakan hasil kajian kompetensi guru fisika. Subjek penelitian ini adalah MGMP Fisika kota Semarang terdiri dari 15 guru SMA. Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data tanggapan guru fisika terhadap pembelajaran fisika. Hasil interview digunakan untuk mengumpulkan data pengalaman guru fisika SMA kota Semarang. Analisis data menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini adalah profil kebutuhan lifeskill terintegrasi dengan pembelajaran fisika. Kebutuhan siswa terhadap kecakapan personal mencapai 89%. Kebutuhan siswa terhadap kecakapan sosial mencapai 85%. Kebutuhan siswa terhadap kecakapan vokasional mencapai 77%. Kebutuhan siswa terhadap kecakapan akademis mencapai 86%. Keterampilan yang termasuk dalam lifeskill merupakan satu kesatuan yang utuh. Kata kunci: Analisis Kebutuhan, Kecakapan Hidup, Pembelajaran Fisika
PENDAHULUAN Potensi untuk memiliki kemampuan
Keterampilan
yang
meningkatkan
kinerja
diperlukan dan
untuk
mengoptimalkan
yang signifikan sesuai kebutuhan masyarakat
potensi siswa sangat relevan dengan kecakapan
harus dilatih baik dengan aktivitas fisik maupun
hidup. Kecakapan hidup seperti perilaku positif,
aktivitas mental [1]. Dengan aktivitas fisik dapat
komunikasi efektif dan membuat keputusan
mengembangkan
untuk
yang efektif [3]. Menurut Organisasi Kesehatan
membekali mahasiswa agar mempertahankan
Dunia (1999), mengajar berorientasi lifeskill
kehidupan di masyarakat. Aktivitas mental yang
sangat penting untuk perkembangan fisik dan
dialami oleh siswa diharapkan dapat mengubah
mental
perilaku berdasarkan pada integrasi pemikiran
masyarakat.
kemampuan
positif
siswa
dalam
Lifeskill dalam
sebagai hasilnya mengurangi aktivitas fisik.
kehidupan
sosial
konteks pembelajaran
memiliki
fisika sangat penting untuk diimplementasikan
potensi untuk meningkatkan pengembangan
karena beberapa alasan, antara lain: pertama,
pribadi
aktivitas
Partisipasi [4].
aktivitas
fisik
Keterampilan
yang
siswa
mengintegrasikan aktivitas mental dan aktivitas
diarahkan
fisik harus
diajarkan untuk meningkatkan
eksperimen
kemampuan
dan
pembelajaran
keterampilan
siswa
[1].
pada
untuk maupun fisika
pembelajaran
menggunakan demonstrasi. berorientasi
fisika metode Kedua, pada
Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9
pendekatan kemampuan
problem dan
solving.
keterampilan
Ketiga,
yang
biasa
guru fisika mengenai pembelajaran fisika. Pedoman
wawancara
digunakan
untuk
muncul dalam pembelajaran fisika banyak
mengumpulkan data pengalaman guru fisika
dialami langsung oleh siswa dalam kehidupan
SMA kota Semarang. Analisis data yang
sehari-hari.
digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Beberapa kemampuan dan keterampilan yang berpotensi untuk dimunculkan dalam pembelajaran
pertama,
dilakukan pada penelitian ini adalah diskusi
kemampuan untuk berani dan percaya diri
dalam forum MGMP fisika kota Semarang. Pada
tampil
tahap pelaksanaan, ada dua kegiatan yang
di
memecahkan menghadapi
fisika
antara
bawah
tekanan,
masalah, dan
lain:
Pada tahap penelitian ini, persiapan yang
kemampuan
menyelesaikan
kemampuan
untuk
kemampuan
berkomunikasi,
menangani
kemampuan
menetapkan
kesuksesan
untuk
dilakukan, yaitu penyebaran kuisioner dan
tantangan,
wawancara pada guru-guru MGMP fisika kota
tujuan,
kemampuan
dan
kegagalan,
kemampuan untuk bekerja dengan tim dan dalam sebuah sistem, dan kemampuan untuk
Semarang. Pada tahap evaluasi, hasil kuisioner dan wawancara dianalisis sebagai langkah awal untuk menyusun perangkat pembelajaran fisika berbasis lifeskill. Hasil analisis ini menjadi bahan evaluasi untuk menyusun perencanaan
menerima masukan dari orang lain.
pembelajaran, bahan ajar dan alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa SMA yang harus METODELOGI PENELITIAN
dibekali dengan kecakapan hidup.
Subjek Penelitian Tujuan
penelitian
ini
untuk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mendeskripsikan profil kebutuhan lifeskill dalam
Deskripsi Hasil Wawancara terhadap Guru-
pembelajaran fisika. Populasi penelitian ini
guru MGMP Fisika
adalah seluruh guru fisika SMA kota Semarang.
Profil
kebutuhan pembelajaran fisika
Sampel penelitian ini terdiri dari 15 guru MGMP
berbasis lifeskill diperoleh berdasarkan analisis
fisika kota Semarang.
hasil kuisioner dan wawancara. Pada tahapan awal penelitian ini dilakukan studi kasus. Studi
Instrumen Penelitian
kasus
merupakan
cara
untuk
menghadapi
Instrumen penelitian ini menggunakan
berbagai data seperti kuisioner dan wawancara.
kuisioner dan pedoman wawancara. Kuisioner
Kuisioner dan wawancara dilakukan untuk
digunakan untuk mengumpulkan data tanggapan
mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai
Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9 fenomena yang terjadi dalam konteks kehidupan nyata [7]. Sumber data utama penelitian ini adalah
kumpulan
dilakukan dengan Semarang.
wawancara
mendalam
guru-guru MGMP kota
Wawancara
dilakukan
untuk
mengidentifikasi persepsi peserta dan tingkat keterlibatan guru dalam membekali kecakapan hidup siswa. Sekolah A Guru fisika di sekolah A yang terlibat pada
Guru 4 menjelaskan bahwa: “Pengalaman saya adalah bahwa kita tidak dapat melakukan semua kemampuan dan kerampilan di setiap kelas. Untuk menyelenggarakan pembelajaran fisika yang ideal, kita sebaiknya memilih dua atau tiga keterampilan yang maksimal dilakukan.” Tiga guru fisika lainnya telah merencanakan dan mencoba menambahkan nilai-nilai lifeskill dalam pembelajaran fisika. Ketiganya merasakan ada perbedaan yang dirasakan memberikan manfaat untuk pengembangan potensi siswa.
penelitian ini sebanyak dua orang yang aktif pada kegiatan MGMP fisika kota Semarang. Guru 1 menyatakan bahwa: “Saya merasa bahwa mata pelajaran fisika diajarkan sebagaimana untuk ketuntasan materi dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi berikut latihan soalnya. Untuk mengintegrasikan lifeskill dalam pembelajaran fisika memerlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak agar hasilnya dapat maksimal.”
Salah satu guru fisika dari Sekolah C (Guru 5) menjelaskan bahwa: Setiap akhir semester, ketika masa pembelajaran telah selesai, guru mengadakan suatu gallery untuk menyajikan hasil proyek yang telah diselesaikan oleh siswa. Tiap angkatan tahun ajaran direncanakan untuk menyelesaikan tugas proyek sesuai dengan konten materi esensial. Sekolah C Guru 6 menyatakan bahwa: Saya menemukan bahwa lifeskill memberikan
Guru 2 menyatakan bahwa: “Banyak masalah dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh guru sehingga dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran fisika merupakan beban yang cukup berat.”
makna dan nilai guna dalam mempelajari fisika. Akan tetapi, saya belum melakukan evaluasi maupun refleksi untuk menindaklanjuti kegiatan ini. Guru 7 menyatakan bahwa pembelajaran
Sekolah B
berbasis lifeskill sangat membutuhkan waktu
Guru fisika di sekolah A yang terlibat pada
yang
penelitian ini sebanyak tiga orang yang aktif
pembelajaran. Akan tetapi, ketika bahan ajar
pada kegiatan MGMP fisika kota Semarang.
yang digunakan memberikan aktivitas yang
Guru 3 menyatakan bahwa: “Dalam mendesain pembelajaran fisika berbasis lifeskill idealnya dipetakan terlebih dahulu manfaat yang potensial sebagai luaran yang benar-benar dibutuhkan siswa SMA.”
terintegrasi dengan nilai-nilai lifeskill, maka
lebih
untuk
merencanakan
proses
secara tidak langsung keterampilan lifeskill akan muncul dalam kegiatan pembelajaran.
Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9
Hasil Analisis Tanggapan Guru Terhadap
Data Hasil Tanggapan Guru Mengenai Kebutuhan Lifeskill Siswa Lulusan SMA dapat
Kebutuhan Lifeskill bagi Siswa
dilihat pada Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1 di atas diperoleh profil kebutuhan lifeskill terintegrasi dengan
menjalin hubungan yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
pembelajaran fisika. Kebutuhan siswa terhadap
Kebutuhan siswa terhadap kecakapan
kecakapan personal mencapai 89%. Kecakapan
vokasional mencapai 77%. Siswa lulusan SMA
ini
di
hendaknya dibekali keterampilan yang menjadi
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
kemampuan dasar dari beberapa profesi tertentu
diri agar dapat bermanfaat bagi orang lain.
terutama pada lapangan kerja yang masih
Kecakapan yang dapat mengembangkan potensi
membutuhkan banyak praktisi terampil.
sangat
berperan
dalam
kehidupan
diri dan menyadari kekurangan yang dimiliki.
Kebutuhan siswa terhadap kecakapan
Kebutuhan siswa terhadap kecakapan
akademis mencapai 86%. Bagi siswa lulusan
sosial mencapai 85%. Siswa lulusan SMA harus
SMA jurusan IPA, kecakapan akademis yang
mempunyai
komunikasi,
berkaitan dengan kemampuan logika matematis
kemampuan kerjasama, dan mempunyai sifat
dan berkerja ilmiah lazimnya telah dilaksanakan
empati. Ketika siswa mempunyai kecakapan
dalam proses pembelajaran fisika. Akan tetapi,
sosial maka siswa tersebut akan mampu
kecakapan ini cenderung belum sampai pada
kemampuan
Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9 tingkat yang melibatkan ranah berpikir yang
Hasil Analisis Tanggapan Guru Terhadap
kompleks atau pada tingkat kemampuan berpikir
Pentingnya Perangkat Pembelajaran Fisika
tingkat tinggi. Keterampilan yang termasuk
Berbasis lifeskill
dalam lifeskill merupakan satu kesatuan yang
Data hasil studi pendahuluan mengenai
utuh [5]. Lifeskill merupakan pendidikan yang
penyusunan
perangkat
pembelajaran
fisika
memberikan kecakapan personal, kecakapan
berbasis lifeskill dapat dilihat pada Tabel 1 di
sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan
bawah ini.
vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
Tabel 1. Tanggapan Guru MGMP Fisika Kota Semarang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tanggapan Guru MGMP Fisika Kebutuhan Pelatihan Lifeskill bagi guru Lifeskill bagian dari kurikulum LIfeskill termasuk muatan lokal Buku ajar Fisika Berbasis lifeskill Nilai-nilai kewirausahaan terintegrasi pada pembelajaran Kreativitas berorientasi pada pengembangan lifeskill Wahana untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan Meningkatkan minat kewirausahaan Aktivitas siswa menunjukkan kecakapan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
pembelajaran
Persentase 88 70 54 88 86 85 88 78 75
mencapai
Kreativitas
tanggapan guru MGMP fisika kota Semarang
berorientasi
mengenai
pentingnya
mencapai 85%. Wahana untuk memecahkan
penyusunanan perangkat pembelajaran fisika.
permasalahan dalam kehidupan mencapai 88%.
Kebutuhan guru untuk mendapatkan pelatihan
Tanggapan bahwa lifeskill dapat meningkatkan
lifeskill mencapai 88%. Tanggapan guru bahwa
minat kewirausahaan mencapai 78%. Aktivitas
hendaknya lifeskill merupakan bagian dari
siswa menunjukkan kecakapan mencapai 75%.
kurikulum,
studi
pendahuluan
tanggapan
ini
mencapai
70%.
pada
86%.
pengembangan
lifeskill
Untuk mengintegrasikan lifeskill dalam
Lifeskill termasuk muatan lokal, tanggapan ini
pembelajaran
mencapai 54%. Sumber belajar yang dijadikan
diperhatikan
Buku ajar Fisika Berbasis lifeskill mencapai
komponen yang berkaitan dengan pembelajaran.
88%. Nilai-nilai kewirausahaan terintegrasi pada
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara
fisika,
hal-hal
karakteristik
dari
yang fisika
harus dan
Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9 lain, yaitu: siswa, kurikulum, guru, bahan ajar,
pembelajaran fisika. Kebutuhan siswa terhadap
lokasi sekolah, fasilitas sekolah, kondisi kelas,
kecakapan personal mencapai 89%. Kebutuhan
dan laboratorium. Guru sebagai fasilitator yang
siswa terhadap kecakapan sosial mencapai 85%.
menyajikan
mampu
Kebutuhan siswa terhadap kecakapan vokasional
yang
mencapai 77%. Kebutuhan siswa terhadap
materi
mengidentifikasi semestinya
harus
nilai-nilai
dapat
muncul
lifeskill setiap
tahapan
kecakapan
akademis
mencapai
86%.
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan [6].
Keterampilan yang termasuk dalam lifeskill
Bahan ajar yang didesain sedemikian rupa
merupakan satu kesatuan yang utuh. Guru
merupakan perpanduan materi dengan lifeskill.
sebagai fasilitator yang menyajikan materi harus
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam
mampu mengidentifikasi nilai-nilai lifeskill yang
kelas, di laboratorium dan lingkungan sekitar
semestinya
mampu menggali dan memunculkan nilai-nilai
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
dapat
muncul
setiap
tahapan
lifeskill tersendiri. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepada DIKTI atas kesempatan untuk melaksanakan
KESIMPULAN Hasil
studi
pendahuluan
mengenai
penelitian
hibah
bersaing
mengembangan
pentingnya pembelajaran fisika berbasis lifeskill
perangkat pembelajaran berbasis lifeskill. Selain
diperoleh data hasil tanggapan guru MGMP
itu, ucapan terima kasih kepada LPPM IKIP
fisika
kota
berpartisipasi
Semarang. dalam
Guru
fisika
yang
PGRI Semarang atas bantuan yang diberikan
penelitian
ini
dapat
kepada
tim
peneliti
untuk
mendukung
meningkatkan keterampilan lifeskill terintegrasi
keterlaksanaan penelitian ini. Ucapan terima
dengan materi fisika. Guru fisika membutuhkan
kasih kepada guru-guru MGMP fisika kota
pelatihan
semarang atas semangat dan kerjasama selama
praktis
untuk
menyelenggarakan
model pembelajaran berbasis lifeskill secara
ini.
efektif. Guru fisika memfasilitasi pembelajaran siswa sesuai dengan kondisi dalam konteks
REFERENSI
pencapaian tujuan khusus pembelajaran yang
[1]
telah direncanakan. Selain itu, pembelajaran diarahkan agar siswa dapat selalu berpikir positif dan berprestasi. Hasil penelitian ini adalah profil kebutuhan
lifeskill
terintegrasi
dengan
Anderson, A. (1997). Learning strategies in physical education: Self-talk, imagery, and goal setting. Journal of Physical Education, 68, 30-35.
Seminar Nasional Diponegoro Physics 1st Conference Universitas Diponegoro Semarang, 9 November 2013 ISBN: 978-602-18940-1-9 [2]
[3]
[4]
Blanchard, J. (2002). Teaching and targets: Self-evaluation and school improvement. London: RoutledgeFalmer. Danish, S.J., & Nellen, V.C. (1997). New roles for psychologists: Teaching life skills. Quest, 49, 100-113. Goudas, et al. (2006). The Effectiveness of Teaching a Life Skills Program in a Physical Education Context. European Journal of Psychology of Education. 4, 429-438
[5]
[6]
[7]
Levin, B. (2008). How to change 5000 schools: A practical and positive approach for leading change at every level. Cambridge: Harvard Educational. Spillane, J., Halverson, R., & Diamond, J. (2004). Towards a theory of leadership practice: A distributed perspective. Journal of Curriculum Studies, 36(1), 3– 34. Yin, R. K. (2003). Case study research: Design and methods. Thousand Oaks: Sage.