PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DA LAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF (Studi Kasus di '.Vladrasah Aliyah Yusufiyah
Jin. Raya Pondok Gede Jakarta Timllr)
OLEH:
ROSAN AH NIM: 103011026788
JURUSAN PENDIDIKAN A GAMA ISLAM FAKlJLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SY ARIF HIDAY ATULLAR JAKARTA
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Yusufiyah Jin. Raya Pondok Gede Jakan·ta Timur)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar (S 1) Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi) Disusun oleh : Rosanah NIM: 103011026788 Di Bawah Bimbingan
l'f..//~ Siti Khadijah, MA NIP. 150 283 322
A'
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi yang berjudul: "PROFESIONALISME GUIRU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
DALAM
nROSES
'l"EMBELAN.TARAN
YANG
EFEKTIF" (Studi Kasus di MA Yusufiyah JI. Raya Poudok Gede Jakarta Timur)" diajukan kepada Fakultas lhnu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah pada 20 November 2008 di hadapa1 dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sa!"jana SI (S.Pd1) dalarn bidang Pendidikan Agarna. Jakarta, l Desernber 2008 Panita Ujian Munaqasyal1 Ketua Panitia (ketua Jurusan/Pflgrarn Studi) Or. H. Abd. Falah Wibisono. f{A
0·T·0·1·an 1.12·g··g···a·i·~··I
Tanda Tangan ~
>,~,
................. -....... .......
NIP: 150 236 009
. kt
Sekretaris (Sekretaris Juruan/Prodi) Ors. Sapiuddin Shiddiq, lf.Ag NIP: 150 299 477
Pen!,>uji I
-
Ors. Ghufran Ilisan .v!A
······················
NIP: 150 202 340
~.
Penguji II Ors Sapiuddiuhidiq, M.Ag NIP: 150 299' 77 Mengetahui: Dekan Fakultas llmu Tarbiyal1 dan Keguruan
2 "'-.., ~~\
.
l'"f. ·:r•,MA NIP. 150 2
356
LEMBARPERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap
: Rosanah
No. Induk Mahasiswa: 103011026788 Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Alamat
: JI. Al-Baidlo I no 71 Lubang buaya
.ludul Skripsi
: Profesionalisme Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Proses Pembelajaran Yang Efektif (Studi Kasus MA Yusufiyahjl. Raya Pondok Gede Jakaiia Timur)
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S 1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartn.
Jakmia, 30 Juli 2008
Rosan ah
ABSTRAK Rosanah NIM 103011026788 Profesionalisme guru Pcndidikan Agama Islam Dalam !Proses Pcmbelajaran Yang Efektif (Stndi Kasns Madrasah Aliyah Ynsnfiy:alt J1. Raya Pondok Gede .Jakarta Timur)
Pada era globalisasi pada saat sekarang ini, pendidikan diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah kehidupan. Pendidikan barus mampu memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbubkan kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akalnya. Dengan demikian sangat dibutuhkan figur guru yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi basil pembelajaran, mampu memberikan bantuan yang tepat, dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberbasilan dan kekurang berbasilan siswa, serta mampu menafrsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dihidang profesinya. Kompetensi professional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam bidang pendidikan dan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai basil proses belajar mengajar. Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk mengetabui profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif. Untuk itu metode penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektifmengenai, 1. Kepribadian guru pendidikan agama islam ketika mengajar 2. kualitas pengajaran guru. Dan penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XI berjumlah 30 siswa MA Yusufiyah. Pengumpulan data pada penelitian ini adalab dengan cara 1. Observasi 2. Angket 3. wawancara. Dan untuk melibat bagai mana profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif yang direalisasikan dalam bentuk penampilan, membuka pelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan keterampilan menutup pelajaran, penulis menggunakan metode deskript:if analisis F x 100%. Dari basil perhitungan yang dilakukan penulis N dengan menggunakan rumus seperti yang di atas, diperolc:h kesimpulan bahwa, profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif di Madrasah Aliyah Yusufiyah cukup baik.
dengan rumus P
=
5. Bapak clan !bu closen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuli perkuliahan, semoga ilmu yang cliberikan bermanfaat.
6. Drs.H. M. Rosyacli, Kepala Sekolah, clan Sa'adih, S.Ag selaku guru agama,
yang telah mengizinkan clan meluangkan waktunya clalam
penelitian yang penulis lakukan di sekolah tersebut, serta para guru clan para si swa MA Y usufiyah Ponclok Gede Jakarta Timur, yang tel ah banyak membantu penulis clalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hiclaya.tullah Jakarta, climana clalam penulisan skripsi ini turut memberikan anclil besar clalam ha! penyecliaan bahan pustaka clan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 8. Keclua orang tua tercinta, Ayahancla Musa clan Ibuncla Masenah, yang telah mencliclik clan mengasuh clengan segala jerih payah clan kasih sayangnya hingga penulis clapat menempuh jenjang pencliclikan clasar sampai pencliclikan tinggi clengan baik. Semoga segala jerih payah clan usaha yang cliberikan manjacli amal sholeh clan cliterima di sisi Allah swt., amm. 9. Suamiku tercinta, Rudi yang clengan setia rnenemani penulis clalarn menyelesaikan skripsi ini, clan membantu penulis baik materil maumun inmateril I 0. Kakak clan aclikku serta keponakan-keponakanku, Rosclayani, Dewi Sartika, M. Ananda Farhan, Ari clan Anclro, terima kasih atas segala do'a, semangat, clan motivasi clan juga bantuan yang diberikan kepacla penulis sehingga skripsi ini clapat terselesaikan. l l. Teman-leman mahasiswa FITK angkatan 2003 khususnya mahasiswa PAI kelas D, klrnsusya !is St Aisyah, Eka Rianti, clan Nia, yang selalu menghiasi hari-hari penulis clengan keceriaan clan kebersamaan yang begitu erat. Semoga persahabatan kita clirahmati Allah swt. Akhirnya, hanya kepacla Allah swt., jualah semuanya clikembalikan. Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan manclapatkan balasan yang lebih baik clan menjacli amal kebaikan di akhirat nanti. Jakarta, 19 Agustus 2008
DAFTARISI LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i LEMBAR PERNYAT AAN ........................................... .............................. ii LEMBAR PENGESAHAN PENGU.JI ....................................................... .iii ABSTRAK ..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR. .................................................................................. v DAFT AR ISi ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
BAB
I
PENDAHULUAN .....: ................................................................. I
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... I B. ldentifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah .................. 4 1. ldentifikasi Masai ah .......................................................... 4
2. Pembatasan Masalah ......................................................... 4 3. Perumusan Masai ah .......................................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5
BAB
II KAJIAN TEORITIS .................................................................... 6
A. Profesionalisme keguruan ....................................................... 6 I. Penge11ian Profesionalisme ............................................... 6 2. Kompetensi Profesionalisme guru .................................... 10 3. Tugas dan Tanggung .Tawab Guru .................................... 15 4. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru ....................... 20 B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............ 22 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................ 22
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................... 24 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ........................ 27 4. Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Agama ................ 27
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 40 A. Metode Penelitian ................................................................... 40 B. Variabel Penelitian .................................................................. 40 C. Definisi Operasional ............................................................... 41 D. Tempat .dan Waktu .................................................................. ~ E. Populas1 dan Sampel .................................................. :............ 42 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 42 G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 44
BAB
IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 46 A. Gambaran Umum MA YUSUFIYAH .Jakarta-Timur ............ 46 I. Sejarah Berdirinya MA YUSUFIYAH Jakarta- Timur .... 46
2. Visi dan Misi ..................................................................... 46
3. Struktttr Organisasi MA YUSUFIYAH ............................ 47 4. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar ......................... 49 5. Keadaan Guru dan Peserta Didik ...................................... 49 6. Sarana dan Prasaran .......................................................... 51 B. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses Pembelajaran yang Efektif ......................................... 52
1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agarna Islam Dalam Merencakan atau Menyusun Pembelajaran ..................... 52 2. Profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran ............................................ 53 3. Upaya sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam ......................................... 78 C. Interprestasi Data .................................................................... 79 BAB
V PENUTUP .................................................................................... 83 A. Kesimpulan ............................................................................. 83 B. Saran-saran .............................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................... .
DAFTAR TABEL Tabel I Data Tenaga Pengajar MA Yusufiyah Tabel 2 Jumlah Siswa/I MA Yusufiyah Tabel 3 Sarana dan Prasarana Tabel 4 Guru Berpakaian Rapih Tabel 5 Guru Datang Tepat Waktu Tabel 6 Guru Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran dengan Salam Tabel 7 Guru Bersifat Pilih Kasih Terhadap Siswa Tabel 8 Guru Bersifat Humoris dan Demokratis Tabel 9 Guru Mempunyai Perhatian yang Besar Tabel I 0 Guru Bersikap sabar Terhadap Siswa Tabel 11 Guru Tidak Mau Tahu Terhadap Siswa yang Bermasalah Tabel 12 Memperhatikan Sikap dan Tempat Duduk Siswa Tabel 13 Mencoba Mencairkan Suasana Tabel 14 Memulai Pelajaran Setelah Siswa Siap Tabel 15 Menjelaskan Materi Pokok/Tujuan Pembelajaran Tabel 16 Memberi Pujian Siswa yang Bertanya Tabel 17 Mempehatikan Sungguh-sungguh Respon Siswa Tabel 18 Memandang Siswa Sebagai Anak Sendiri Tabel 19 Memberikan Kekuatan Pisik Tabel 20 Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dimengerti Tabel 21 Mengaitkan Pembahasan Materi Pelajaran Dengan Kehidupan Seharihari Tabel 22 Uraian Materi Tidak Fokus (Ngelantur) Tabel 23 Mengulang Hal-ha! Penting dalam Penjelasan Tabel 24 Siswa Mempehatikan Sungguh-sungguh Tabel 25 Menyelingi Penjelasan Dengan Pertanyaan-perlanyaan Tabel 26 Mengambil referensi lain Tabel 27 Media bervariasi Tabel 28 Media Disesuaikan dengan Materi Pelajaran
Tabel 29 Media Tidak Merepotkan Atau membahayakan Tabel 30 Menggunakan media atau ala! Peraga Tabel 31 Menggunakan Bahasa Yang Jelas Dan Mudah Dipahami Ketika Bertanya Tahet 32 Memberi Waktu Sejenak Untuk Berfikir Tabet 33 Menyampaikan Pertanyaan Terlebih Dahutu Tabet 34 Memberi Respon Yang Ramah Dan Menyanangkan Tabel 35 Menghindari Jawaban Serempak Tabet 36 Menuntun Jawaban Siswa Tabel 37 Memberi Penjelasan Yang Cukup Tabet 38 Menilai Jawaban Bersama-sama Tabel 39 Mencela Jawaban Siswa Tabel 40 Jawaban Mendalam dan Memuaskan Tabel 41 Ragu-ragu Ketika menjawab Tabel 42 Metode Beraneka Ragam Tabel 43 Metode Yang Digunakan Membantu Memahami Pelajaran Tabel 44 Metode Sesuai Dengan Tujuan Pembelajaran Tabel 45 Melakukan Penilaian Diakhir Pembelajaran Tabel 46 Memberikan Soal-soal Tertulils Tabel 47 Mengulang Kembali Materi Yang Sudah Dibahas Tabel 48 Merangkum Materi Bersama-sama Tabel 49 Memberikan Arahan dan Nasehat Tabel 50 Memberikan Gambaran Materi Untuk Perteiymm Yang Akan Datang
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang RI No 26 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan
pada
pasal
3 bahwa:
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa betuj uan untuk mrngembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri clan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Perwujudan masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan pese1ia didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang bertanggung jawab, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan secara Kaffe1h (menyeluruh) terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat clan dunia ke1ja. Dalam ha! ini perlu adanya perubahan sosial yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan itu. Pada memecahkan
era
globalisasi
berbagai
saat
1111,
pendidikan
diharapkan
mampu
masalah kehidupan, pendidikan hams mampu
memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan clan menumbuhkan kesecliaan, bakat, minat, clan kemampuan akalnya. Dengan demikian sangat clibutuhkan figur guru yang profesional, yaitu guru yang mampu merencanakan, melaksanakan dan megevaluasi basil pembelajaran, mampu memberikan bantuan yang tepat,
2
dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberhasilan siswa, serta mampu menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dibidang profesinya. 2 Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah melakukan berbagai macam usaha, diantaranya dengan membuka program madrasah model,
secara
statistik
prestasi
siswa
madrasah
model
mengalami
perkembangan yang signifikan. Indikator utama penilaian ini adalah penilaian ujian akhir madrasah dan penilaian ujian akhir nasional serta prestasi lainnya. Dari data observasi, perkembangan perolehan hasil studi pada ujian akhir meningkat secara tajam adalah mata pelajaran eksak,
s·~dangkan
yang lainnya
mengalami perkembangan namun tidak terlalu signifikan. 3 Keberhasilan madrasah model tidak terlepas dari unsur-unsur sistematik yang menunjangnya seperti sarana dan prasarana, SDM (guru dan tenaga kependidikan lainnya) yang profesional, dan manajemen madrasah yang baik namun sebagai mana dikemukakan, faktor guru memiliki peran yang sangat penting, guru merupakan manajer kelas yang berfungsi mempromosikan fasilitas pembelajaran yang kondusif, bagi siswa untuk belajar secara aktif dan untuk mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya. Mengingat pentingnya peran guru dalam pendidikan, maka seorang guru hendalmya harus memiliki kriteria sebagai berikut: I. Memiliki back ground pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh. 2. Memiliki gelar kesarjanaan. 3. Beban mengajar tidak melebihi ketetapan. 4. Memilliki kemampuan dasar mengajar (Basic teaching competencies)
2
Abdul Rahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Visi, Misi, dan Aksi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004). Cet I, H. 5. 3 Tim Peneliti STAIN pekalongan, Efeklijitas Penyelenggaraan Madrasah Model, Edukasi, ( April-juni 2004), H. 28.
3
Keempat kriteria guru di atas telah sesuai dengan tiga pilar pokok yang ditunjukan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. 4 Dengan kriteria guru di atas maka tidak mengherankan kalau siswa/i madrasah model mengalami perkembangan bel
pembinaan
akhlak
di
mi~mbantu
samping
pembentukan
menumbuhkan
dan
mengembangkan keimanan dan ketakwaan para peserta didik.' Oleh sebab itu agar proses penbelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah dapat diterima, dihayati, dan diamalkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat dibutuhkan guru yang memiliki kemampuan profesional yang mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga akan tercipta kondisi belajar yang efektif dan efisien. Berdasarkan pemikiran dan permasalahan tersebut, penulis bermaksud mengkaji
"PROFESIONALISME
GURU
PKNHIDIKAN
AGAMA
ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF" (Studi Kasus di Madrasah aliyah Yusufiyah Jin. Raya I'ondok gede Jakarta Timur). Alasan penulis memilih lokasi penelitian di MA Yusufiyah, karena letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau, selain itu kurangnya sarana dan prasarana yang memadaj di sekolah tersebut.
4
Sudarwan Danim, lnovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia. 2002;. :· · 5 Zakiah Daraja~ Pendidikan Islam dalam Ke/uarga dan Seka/ah, ( Jakarta: Cv. Ruhama, 1995), cet.11, h. 99.
4
B. Identifikasi, Pembatasan dan Pernmnsan Masalah
I. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini antara lain: a. Gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta Timur. b. Usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran yang efektif. c. Usaba yang dilakukan guru pendidikan agama dalam meningkatkan profesionalismenya d. Usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam 2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini terfokus dan operasional, maka penulis membatasi penelitian ini pada: a. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam menyusun atau merencanakan program pengajaran. b. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan pengajaran di MA Yusufiyah. 3. Perum usan Mas a Iah Agar
pembahasan
skripsi
ini
lebih
terarah,
maka
penulis
merumuskan permasalahan penelitian ini kepada: a. Bagaimana gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta Timur yang dititik beratkan pada kompetensi dalam merencanakan atau menyusun pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran? b. Usaha
apa
yang
dilakukan
sekolah
untuk
meningkatkan
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di MA Yusufiyah Jakarta Timur?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta Timur b. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam 2. Manfaat Penelitian a. Basil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru agama dalam rangka meningkatkan professonalismenya. b. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya, dan dapat memberi informasi tentang pentingnya keprofesionalan bagi seorang guru agama dalam melaksanakan pendidikan pada siswa.
BABII KAJIAN TEORITIS
A. Profesionalisme Kcgnruan I. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari bahasa lnggris "Profession" yang berarti rnata pencarian atau
peke~ja
yang rnemeriukan keahlian yang di
peroleh melalui pendidikan atau latihan khusus. 1 Seclangkan clalam bahasa Latin kata "Pr()fession" berarli "pengakuan" atau "pernyataan" kata ke1ja untuk ticlak mengaku atau ticlak menyatakan ialah profeteri. Dan apa yang telah dinyatakan atau cliakui clisebut professus. 2 Jacli Profesionalisme ialah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekeijaan harus clilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah orang yang memiliki profesi. Apa profesi itu? Dalam kamus besar bahasa Indonesia profesi aclalah: "Bidang peke1jaan yang clilanclasi penclidikan keahlian (keterampilan, kejuruan clan sebagainya) tertentu.
Profesional
memerlukan
berarti (1) Bersangkutan dengan profesi. (2)
kepanclaian
khusus
untuk
menjalankannya,
clan
(3)
mengharuskan aclanya pembayaran untuk melakukannya. 3
Good's Dictionary Of Education sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. Oteng Sutisna, Msc. Menjelaskan profesi sebagai: "suatu peke1jaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kocle etik yang khusus. 4
1
M. John Echols, et. All, Ka11111S lnggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), cet.
XXJll, h. 499. 1
tvtuchtar Bukhari, Pendidikan dalan1 Pen1bangunan, (Jakarta: II
7
Menurul Mc Culty bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang rnernerlukan teknik dan prosedur ke1ja yang hams dipelajari secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu untuk diabadikan sebagai layanan untuk kemaslahatan orang lain serta ditandai oleh ketanggapan yang bijaksana (i11formed responsiveness) yang didasari oleh filosofis tentang pekerjaan. 5
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh balai Pustaka rnenjelaskan bahwa profesi adalah bidang peke1jaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Kata profesionalisme berarti bersangkutan dengan profesi, rnemerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme adalah rnutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Seclangkan profesionalitas aclalah perihal profesi, keprofesian, kernarnpuan untuk bertindak secara professional. 6 Pengertian profesionalisrne clalarn buku pendidikan clalam perspektif Islam, clijelaskan bahwa
"profesionalisme adalah suatu paham yang
rnengajarkan bahwa setiap peketjaan harus dapat dilakukan oleh orang professional. 7 Profesionalisrne juga cliartikan sebagai pandangan tentang bidang peke1jaan yang menganggap bidang peke1jaan sebagai suatu pengabclian melalui keahlian tertentu clan rnenganggap keahlian itu sebagai suatu yang harus cliperbaharui secara terns menerus clengan memanfaat kemajuan. Kernajuan yang terclapat dalarn biclang ilmu pengetahuan.
8
Menurut Muchtar Lutfi, acla clelapan kriteria yang harus clipenuhi oleh suatu peketjaan agar dapat clisebut sebagai suatu profesi yaitu:
5
9
T. Raka Joni, Pene/itian Pengen1bangan da!a1n Pe111baharuan Pendidikan, (Jakarta: P21, PTK Ditjen Depdikbud, 1984), h. 3. 6 Departe111en Pendidikan Nasional, Kannts Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), eel. 11, h. 897 edisi ke-3. 7 Ahn1ad Tafsir, //Jnu Pendic/;kan dalan1 Pers1Jekt1f !sla1n, (Bandung: Re1naja Rosda Karya, 200 I), cet. ke-4, h. I 07. 8 Muchtar Bukhori, Pendidikan dalam Pembangunan, (.Jakarta: !KIP Muhamadiyah
8
a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu Profesi adalah peke1jaan yang menjadi panggilan hidup seseorang yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu lama, bahkan seumur hiclup. b. Memiliki
ilmu
pengetahuan,
kecakapan/keahlian
khusus
yang
clipelajari c. Kebakuan Yang Universal Profesi aclalah peke1jaan yang clilakukan menurut teori, prinsip, proseclur clan anggapan clasar yang suclah baku secara universal sehingga clapat clijaclikan pegangan atau pedoman clalam pemberian pelayanan terhaclap mereka yang membutuhkan. cl. Pengabclian Profesi aclalah peke1jaan yang mengutamakan pengabclian pacla masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material atau financial bagi diri sencliri e. Kecakapan
cliagnostik
clan
kompetensi
aplikatif
terhaclap
orang/lembaga yang clilayani.
f.
Otonomi Profesi aclalah pcke1jaan yang clilakukan secara otonomi atas dasar prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketetaparmya hanya clapat diuji dan clinilai oleh rekan-rekan seprofesinya.
g. Kode Etik Profesi adalah peke1jaan yang mempunyai kode etik yaitu normanorma tertentu sebagai pegangan atau pecloman yang diakui serta clihargai oleh masyarakat, clan. h. Klien, obyek yang cliberikan layanan oleh seorang profesionalisme. Dalam Islam setiap peke1jaan harus dilakukan secara professional clalam arti harus clilakukan secara benar. !tu hanya mungkin dilakukan
9
oleh orang yang ahli. Pentingnya keahlian ini tercermin dalam sabda Rasulullah SAW.
""
,..
.,,
,..
..\
~ I~) rL) ~ ~I
.,,
J.:o
\
.Jli
t; ~tp\ ~
"lvfuhammad Jbnu Sinan mencerminkan kepada kami: Fulaihu Jbnu Sulaiman menceritakan kepada kami:Hilal Jbnu 'Ali menceritakan kepada. kami dari lbnu Yasar, dart Abi Hurairah ra. la berkata: "Apabila kejujuran telah diabadikan, maka nantikanlah hari kiamat, "seorang Badui bertanya, "Bagaimana mengabaikan kejujuran itu, wahai Rasulu/lah? Be/iau menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan kepada seseorang yang tidak ah!i (dalam bidangnya) maka nantikan/ah hari kiamat. "(HR. Shohih Bukhori). 10 Artinya:
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpul kan bahwa secara um um profesionalisme diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjutan di dalam sciens dan technology yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. peke1jaan professional akan senantiasa menggunakan teknik clan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana dan kernuclian clipergunakan demi kemaslahatan orang lain. Sejalan dengan apa yang diutarakan di atas firrnan Allah SWT. Dalam surat Al-an' am, 135 yang berbunyi: be
... 03 ~1:~0J-'i '~t.e Jlr L:~~...: ~ i~T-:'.'3i;.J~
10
Artinya: "Katakanlah, 1-/ai kaun1ku, beke1jalah n1enurut prq_fesbnu n1asing111asing, sesungguhnya aku ada/ah orang yang beke1ja. (Al-An 'arn: J35)
Sedangkan profesionalisme guru adalah suatu pandangan mengenai orang yang rnemiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru dengan maksimal dan proses pendidikan berhasil dengan baik, jika ia guru Pendidikan Agama Islam, maka harus menguasai pengetahuan bidang studi yang diajarkannya selain memiliki keahlian dalam bidang keguruan. Berikut ini adalah ayat yang berhubungan dengan persoalan tersebut:
..JI/ah akan 1111:11J!,angkat derajat orang-orang yang beri111an dan orangorang yang beri/11111 pengetahuan. (Al-Mujadillah: I 1)
Dengan dasar petunjuk Allah sebagai tersirat di dalam firmannya tersebut di atas itulah seorang pendidik harus mempunyai landasan keimanan, akhlak yang mulia, ilmu pengetahuan tentang kehidupan duniawi dan ukhrawi yang clidasari dengan nilai-nilai ajaran agama yang amaliyah clisetiap bidang kehidupan manusia.
2. Kompctcnsi Profesional Keguruan Seorang guru dituntut memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi dalam bahasa Inggris adalah competence yang berarti kemampuan, wewenang atau kecakapan. 11 Menurut Glasser yang dikutip Nana Sudjana. ada empat ha] yang harus dikuasai guru yaitu: "menguasai bahan pelajaran, kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa, kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan kemampuan mengukur hasil belajar siswa.
11
••
12
11
Menurut Muhibbin Syah, kompetensi profesionalisme guru adalah kemampuan
clan
kewenangan
guru
clalam
menjalankan
profesi
keguruannya. 13 Berkenaan clengan kemampuan atau kompetensi yang perlu climiliki oleh staf pengajar/closen/guru professional, Nana Sucljana, A. Muri Yusuf, clan Rochman Natawicljaya mengatakan bahwa acla tiga kompetensi yang harus
climiliki
seorang
guru
yaitu:
kompetensi
personal/pribadi,
kompetensi profesional,· kompetensi sosial/kemasyarakatan. 14 Menurut Zakiah Daracljat bahwa pacla clasarnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu: a. Kompetensi kepribaclian meliputi 1) Mengenal clan mengakui harkat clan potensi clari setiap indiviclu atau murid yang cliajarkan. 2) Membina Interaksi sosial yang meliputi internksi belajar-mengajar, sehingga sangat bersifat menunjang secara moral terhaclap muricl bagi terciptanya kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan muricl clan guru. 3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab, clan saling mempercayai antara guru clan murid. b. Kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran, meliputi: 1) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan clan apa-apa yang harus cliajarkan clalam bentuk komponen-kornponen clan informasiinformasi
yang sebenarnya clalam bidang ilmu atas yang
bersangkutan. 2) Menyusun
komponen-komponen
atau
informasi-informasi
sedemikian baiknya akan memudahkan muricl untuk mempelajari pelajaran yang cliterimanya.
13
Muhibbin Syah, Psikolog Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja
12
c. Kornpetensi dalam cara-cara rnengajar, meliputi: 1) Menyusun atau merencanakan setiap program satuan pelajaran,
demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan untuk satuan-satuan waktu. 2) Menggunakan dan mengembangkan media pendidikan bagi murid dalam proses pelajaran yang diperlukan. 3) Mengembangkan dan rnempergunakan semua metode-metode mengajar sehingga te1jadilah kombinasi-kornbinasi dan variasinya yang efektif. 15
Adapun jenis-jenis kompetensi menurut Denda Surona dalam buku pembinaan kompetensi guru sebagai berikut: a. Kompetensi Personal Adalah kemampuan dan ciri-ciri yang ada pada diri guru dan yang dapat mengembangkan kondisi belajar, sehingga hasil belajar itu dapat dicapai dengan lebih efektif yang tennasuk ciri-ciri kompetensi personal adalah ciri-ciri tingkah laku guru dan kepribadian guru itu sendiri yang dapat dijadikan panutan anak didik di dalam proses belajarnya. b. Kompetensi Sosial Adalah kemampuan yang ada pada guru seyogyanya tidak hanya bermanfaat terhadap siswa dan dia secara pribadi, melainkan juga dapat memberi rnanfaat bagi masyarakat, jadi clalam hal ini terdapat kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki oleh guru dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. c. Kompetensi Profesional Aclalah kemampuan yang dimiliki seorang guru sebagai pengajar yang baik. Termasuk dalam kompetensi profesional adalah memiliki
13
kemampuan dasar tentang materi atau bahan pelajaran yang diajarkan tersebut. 16
Selain itu ada juga yang membagi kompetensi me11jadi dua jenis yaitu: a.
Kompetensi Pribadi Kompetensi pribadi atau personal rnengharuskan tiap guru pendidikan agama Islam memiliki staf yang cerdas, terampil, kreatif, inofatif, clemokratis, sabar, penyayang, tidak muclah emosi, clapat clipercaya, pemberani, tegas, sopan santun, dan menghormati orang lain.
b. Kompetensi Profesional Pacla kompetensi profesional, guru pendidikan agama Islam harus mampu mengolah pembelajaran secara baik dan tetap mencangkup beberapa
ha!
clalam
merencanakan
program
pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi setelah program dilaksanakan. Ada sepuluh kompetensi guru menurut proyek pembinaan pendiclikan guru (P3G) Depdikbucl, yang erat kaitannya clengan tugas mengajar di kelas (professional) yaitu: 1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola kelas 4) Menggunakan meclia/sumber belajar 5)
l'vlenguasai lanclasan kepenclidikan
6) Mcngelola interaksi belajar mengajar 7) Menilai prestasi belajar 8) Mengenal fungsi clan layanan bimbingan penyeluhan 9) Mengenal clan menyelenggarakan administrasi sekolah I 0) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan .
penga1aran.
17
14
Kemampuan
profesional
tersebut
oleh
Moch.
Uzer
Usman
dikelompokan secara sistematis dengan perincian sebagai berikut: a.
Menguasai Landasan Kependidikan I) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat 3)
Mengenal
prinsip-prinsip
psikologi
pendidikan
yang
dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar b. Menguasai bahan
peng~jaran
I) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2) Menguasai bahan pengajaran c. Menyusun Program Pengajaran I) Menetapkan tujuan pembelajaran 2) Memilih dan mengembangkan strategi belajar-mengajar 3) Memilih dan mengembangkan pengajaran yang sesuai 4) Memilih dan mernanfaatkan sumber belajar d. Melaksanakan program pengajaran I) Menciptakan iklim belajar mengajar tenang dan tepat 2) Mengatur ruangan belajar 3) Mengelola interaksi belajar mengajar e. Menilai hasil dan proses belajar pembelajaran I) ivlenilai prestasi murid untuk kepentingan pernbelajaran 2) Mcnilai proses belajar pembelajaran yang te!B.h dilaksanakan 17 Al~~--
18
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belc!jar /\1engajar, (Bandung: Sinar Baru
-'-
""",..,_'
1
,,.,..
•~~
15
Kompetensi profesional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam biclang pendidikan dan pengajaran. Seperti menguasai
landasan
kepenclidikan,
menguasai
bahan
pengapran,
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai hasil proses belajar mengajar. Itu sernua ada yang dilakukan sebelum guru mengajar yaitu harus menguasai bahan pengajaran serta menyusun program pengajaran, ada juga yang dilakukai1 ketika proses belajar mengajar berlangsung, sepe1ti melaksanakan program peng[\jaran yaitu menciptakan iklim belajar yang tenang, mengatur ruangan belajar clan sebagainya. Sedangkan yang dilakukan ketika proses bel[\jar berlangsung maupun setelah selesai proses belajar mengajar yaitu menilai hasil dan proses belajar pembelajaran seperti menilai prestasi siswa. Profesionalisme
guru
selain
menuntut
semua
kompetensi
professional yang telah diuraikan seperti yang di atas, profesionalisme guru juga harus diikuti oleh tiga ha! yaitu kerajinan, sungguh-sungguh, dan tekun. Karena tanpa ketiganya, profesionalisme guru tidak akan mencapai tingkat yang baik, terlebih lagi seorang guru Pendidikan Agama Islam yang menjadi panutan bagi siswanya. Misalkan cara guru agama yang telah memiliki semua kornpetensi profesionalismenya, tetapi malas atau jarang masuk serta ticlak acla sikap sungguh-sungguh untuk menjalankan tugasnya, maka profesionalisme guru tersebut dapat dikatakan tidak baik clan proses pembelajarannyapun tidak akan berhasil.
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Keutamaan profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah menjaclikannya sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah SAW
sebagain1ana sabdanya:
16
,i
)
J'~
';.
. "' ~-)I) )
J.
~J
J. ;f,;
;,_sJs-',
y 1',
,,,
,..
,,
,,,
/
;,_sJs- ') f : JL; ~\ ·;:;.
.;1 ~I
.J.:P '.;_
±) ~ J~ ;,:, ~\) y"8\ lfa' ~~\ ~\;~ ±) .,,
/
,..
""'
).
/
),,
0
"'
,,
,..
;;.
"
,,
,,,
,,
) ~ c:;; ~ ~) ol'.;Ji) ~ J~ ;.:, ~ ~\ ~ ~1)
,.
'
Q
.,,,
J .
,,
¥1) ~, :J~ ~) o.U)
J~
Artinya: "Dari Abdi!/ah bin Umar dari Rasulullah SAW, sabdanya:
Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya /entang apa yang dipimpinnya, seorang Amir (pengusaha) adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan akan ditanya akan kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi istri dan ana/mya dan akan dilanya /entang keluargaya, dan seorang hamba adalah pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya (HR. Muslim). 19 Dalam ha! ini H. Zuhairini dkk mengatakan bahwa tugas seorang guru agama adalah: a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam b. Menambah keluasan dalamjiwa anak c. Mencliclik anak agar taat menjalankan agama d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia Mengingat lingkup guru, seperti yang telah dilukiskan di atas, maka tugas itu meliputi: pertarna, tugas pengajaran atau bahan sebagai pengajar, kedua tugas clan bimbingan penyuluhan atau guru sebagai pembimbing clan pemberi bimbingan, clan ketiga, tugas administrasi atau guru sebagai pemimpin (manajer kelas). Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi ticlak ada satupun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling
17
berkaitan dalam menuju keberhasilan kepend idikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan a. Tugas Pengajaran atau Guru Sebagai Pengajar Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap clan keterampilan. Guru mengetahui bahwa pacla akhir setiap satuan pengajaran kadang-kadang hanya te1jadi perubahan dan perkembangan pengetahuan saja mungkin pola para guru telah bersenang hati bila telah te1jadi perubahan dan perkembangan dibidang pengetahuan dan keterampilan karena clapat cliharapkannya efek tidak langsung melalui proses transfer bagi perkembangan dibidang sikap clan minat muricl ha! clernikian tampaknya bersifat umum, walaupun sesungguhnya kurang memenuhi harapan dari pengajaran agama. Dari kenyataan itu pulalah terbukti bahwa peranan guru sebagai pendidik, clan pembimbing masih berlangsung terns walaupun tugasnya sebagai pengajar telah selesai.
b. Tugas Bimbingan atau Guru Sebagai Pembimbing dan Pemberi Bimbingan Guru sebagai pembimbing clan pemberi bimbingan adalah dua macarn
peranan
yang
mengandung
banyak
perbedaan
dan
persamaannya keduanya sering dilakukan guru yang mendidik dan yang bersifat mengasihi dan mencintai muridnya. Sebagai
pembimbing,
guru lebih
suka kalau mendapat
kesempatan menghaclapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi belajar mengajar ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat, menggiring mereka sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri. Sebagai pemberi bimbingan, guru sering berhadapan dengan kelompok-kelornpok kecil dari rnurid-murid atau bahkan hanya
18
atau rnurid-rnurid yang rnemerlukan bantuan khusus diberikannya bantuan klmsus pula. Bimbingan khusus secara individual yang dilakukan pada yang disediakan untuk itu, dinamakan penyuluhan , penyuluhan adalah birnbingan yang intensif sekali. c.
Guru Bertugas Sebagai Tenaga Administrasi Bukan berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas, atau pengelola interaksi belajar mengajar meskipun masalah pengelolaan itu dapat dipisahkan dari masalah mengajar dan birnbingan, tetapi tidak banyak dapat dengan mudah diidenfikasi sesungguhnya ketiga hal itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan dari mengajar itu sendiri. 20 Pembagian tugas dan tanggung jawab guru menurut Amstrong sebagaimana dikutip oleh Dr. Nana Sudjana dalam b1tlcunya "Dasardasar Proses Belajar Mengajar" ada lima kategori sebagai berikut: I) Tanggungjawab dalam pengajaran 2) Tanggung jawab dalam rnernberi bimbingan 3) Tanggung jawab dalam rnengembangkan kurikulum 4) Tanggungjawab dalam mengernbangkan profesi 5) Tanggungjawab dalam membina hubungan clengan masyarakat.
21
Ada tiga hal tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan Amstrong yang tidak terclapat pacla pembagian sebelumnya, yaitu tanggung jawab clalam pengembangan kurikulum, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi clan tanggung jawab clalam membina hubungan dengan masyarakat. Tanggung jawab rnengembangkan kurikulum berarti bahwa guru clituntut untuk mencari gagasan barn, pendidikan khususnya clalam praktek pengajaran seperti mencari rnetode, media barn atau bersikap kreatif clalam memberikan pengajaran, jacli tidak hanya mernberi rnetode yang sama tiap waktu.
19
Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan atau panggilan bagi seorang guru untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya seperti ia hams peka terhadap perubahan-perubahan yang te1jadi khususnya clalam biclang pencliclikan dan pengajaran serta pada masyarakat umumnya. Membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat. Karena pencliclikan bukan hanya tanggung jawab guru atau pemerintah tapi juga tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu guru dituntut untuk clapat menumbuhkan partisipasi masyarakat clalam meningkatkan pendidikan clan pengajaran di sekolah. Selain itu ada juga yang mengelompokan tiga jenis tugas guru menurut biclang-biclangnya yaitu tugas guru dalam bidang profesi, tugas
guru
dalam
bidang
kemanusiaan
clan
dalam
biclang
I(emasyarakatan. -'2 Tugas guru clalam bidang profesi tentu meliputi tugas guru yang
berkaitan
dengan
profesinya
yaitu
mengaJar,
menclidik,
rnembimbing clan melatih. Mengajar berarti guru memberikan atau menyampaikan ilrnu pengetahuan yang ia miliki kepacla siswanya. Mendiclik berarti meneruskan clan mengembangkan nilai-nilai hiclup. Membimbing dan melatih berarti senantiasa membantu mengarahkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru clalam bidang kemanusiaan berarti guru harus bisa menjacli orang tua keclua bagi siswanya yang dapat mendiclik clan membimbingnya setelah orang tua kanclungnya . Oleh karena itu guru harus mampu menarik perhatian dan simpati clari siswanya serta jacli panutan bagi mereka. Tugas guru clalam biclang kemasyarakatan berarti
20
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia yang berdasarkan pancasila. 23 Dari semua pembagian tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru yaitu sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, aclministrasi, serta tugas dan tanggung jawab guru untuk masyarakat.
4. Upaya Peningkatan Profcsionalisme Guru Peningkatan profesionalisme guru memiliki beberapa persyaratan yaitu: a.
Persyaratan profesionalisme yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi pendidikan Tatkala guru masih berada di dalam era yang tidak banyak menuntu, yakni yang tidak menuntut dari kemampuan rutin sajapun, kehidupan guru tenang-tenang saja. Ukuran keteladanan guru adalah kepatuhan dan konformisme. Bagaimanakah kondisi guru sekarang dan besok, ketika sustainabilitas dan akuntabilitas kepemilikan sernakin banyak dituntut dari guru? Apakah guru-guru masa lalu akan rnampu mengantisipasi, beradaptasi, dan berkreasi dimasa depan? Pada saat ini tidak ada alasan untuk menyimpulkan demikian, karena
itu,
upaya
peningkatan
profesionalisme
guru
harus
memperhitungkan demensi baru tersebut. Setelah kurang berhasil membangun kekuatan pendidikan alas keseragaman dengan angkatan guru yang sama belajar membangun kekuatan di atas keberagaman. Perubahan ini jelas menuntut perubahan sikap profesional yang sejalan. Setelah pendiclikan masalalu berpijak pada Indonesia yang semu. kita berharap agar desentralisasi pendidikan menemukan formula perekat bangsa yang lebih lrnat. Setelah kita melihat kelemahan pengelolaan pendidikan yang berpusat disatu tangan, kita sekarang belaiar menge]o]a nendidikan dan nnm1111 n<>nrlirlibn ini
21
belum dilihat sebagai titik rnasuk reformasi yang mendasar dan sistimatik. Persoalan guru yang paling elementerpun, penyaringannya, pendiclikannya, penempatannya, pembinaannya. Untuk sementara masih terkatung-katung. Di dalarn konclisi seperti ini, masih sulit untuk mengharapkan agar guru sekarang rnemikirkan education for a(! (pendiclikan untuk semua). Memaknai
konsep manajemen berbasis sekolah serta
memahami pencliclikan untuk persaingan clan ke1jasama global. Apabila kesan negatif ini benar menggambarkan hakekat yang sedang berkembang, dan apabila perkembangan ini berlangsung tanpa kendala, maka guru akan menjacli kurang potensial untuk menciptakan pencliclikan yang mempersatukan, bahwa yang rnungkin terjadi adalah justru terbentuknya pencliclikan sebagai disintegratif, dalam waktu yang sangat singkat. b.
Persyaratan profesional yang berkaitan dengan perubahan global Persyaratan ini harus dilihat sehubungan clengan dengan tantangan yang berimplikasi jauh di dalam pengembangan clan pengelolaan penclidikan selanjutnya. Bagi dunia yang telah lama maju, kuat, dan kaya. Globalisasi aclalah perkembangan yang wajar. Persiapannya telah berlangsung lama yakni dalam proses menempa kemajuan clan kekuatan, ketika Negara-negara maju itu mulai berbicara tentang "knowledge based development" perkembangan yang telah bertumpu pacla pengetahuan dan teknologi. Jelas, ini mempunyai implikasi yang serius terhaclap penclidikan. Upaya peningkatan profesionalisme guru bukan hanya sekeclar dari clefinisi akan tetapi clari segi prestasi. Selain persyaratan yang dikernukakan seperti yang di atas, upaya peningkatan profesionalisrne guru juga rnernpunyai persyaratan yang lain seperti: I) Guru harus mempunyai ijazah clengan latar belakang pendidikan keguruan
22
2) Guru menghormati kode etik yang dirumuskan oleh organisasi terse but 3) Guru memperlihatkan kemauan untuk maju dan tidak berhenti belajar 4) Guru memiliki integritas keilmuan moraL, dan spiritual Dengan ringkas, upaya peningkatan profesionalisme guru yang harus mencerminkan lima karakteristik dasar yang clituntut dari padanya, clan yang dijadikan modal terpenting untuk semakin meningkatkan kompetensinya ialah: yang amanah, menerima tugas sebagai ibadah, yang memiliki sifat interpersonal yang kuat, yang berpanbangan hidup moral, yang beradap, yang menjadi teladan dalam kehidupan, clan yang mempunyai hasrat terns berkembang.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidilrnn Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum
penulis
lebih jauh membahas tentang pengertian
pendidikan agama Islam. Untuk memudahkan pembahasan terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti penclidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah, "Proses perubahan sikap dan
tata
laku
seseorang
atau
sekelompok
orang
clalam
usaha
menclewasakan manusia melalui upaya pengajaran clan latihan, proses, perbuatan, cara mencliclik. 24 Dalam Unclang-unclang Sistem Pencliclikan Nasional no 2 tahun 1989 bab I pasal I ayat I menyatakan bahwa pendiclikan adalah" Usaha sadar untuk menyiapkan peserta cliclik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran clan latihan peranannya climasa yang akan clatang. 25
24
Yunus Namsa, Metodologi Pengantar Agama !slam, (Jakmia: Pustaka Firdaus, 2000), cet. Ke- I, h. 22 ~~-
23
Menurut Achmad D Marimba pendidilwn adalah bimbingan atau p1mp111 secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian . 26 nms 11m. Sedangkan dalam Undang-undang RI No:20 Tentang Sisdiknas pada pasal I menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 27 Seclangkan pengertian Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Rosul Muhammad SAW untuk diteruskan kepada seluruh
manusia yang
mengandung
ketentuan-ketentuan keimanan
(Aqidah), muamalah (lnteraksi Sosial) dan ahklak yang menentukan proses berfikir, merasa, berbuat, dan terbentuknya kata hati. 28 Secara istilah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan, antara lain : a. Menurut Zakiah Daradjat, "Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan clan asuhan terhaclap anak diclik agar kelak setelah selesai pendiclikannya dapat memahami clan mengamalkan l:\iaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. 29 b. Pendiclikan agama Islam adalah upaya saclar dan terencana dalam menyiapkan peserta cliclik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani,
bertakwa
clan
berakhlak
mulia
clalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran clan haclits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, se1ia penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati agama 26
Achn1ad D Marin1ba, Pe11ga111ar F;/s({fal Pendidikan !s/cnn, (Bandung: NU Al Maarif,
1990). cet IV. h. 19 "?.
7
~~
Undang-Undang RI No: 20, Tentang Sisdiknas ... , h. 3
-
.
-
24
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan
bangsa. 30 c. Menurut A. Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai denga ajaran Islam. Jacli pencliclikan agarna Islam merupakan usaha saclar yang dilakukan penclidik clalam rangka mempersiapkan peserta cliclik untuk meyakini, memahami, clan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran alau pelatihan yang telah clitentukan untuk mencapai tujuan yang telah clitetapkan.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, sebaiknya selalu terarah clan tertuju. Apa yang clicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan ialah suatu yang cliharapkan akan clicapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan telah selesai dilaksanakan. Dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam tahun 2004 di sebutkan bahwa: Pencliclikan agama Islam di sekolah atau Madrasah bertujuan untuk menumbuhkan clan meningkatkan keimanan melalui pemberian clan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjacli manusia muslirn yang terns berkembang clalarn ha! keimanan, ketakwaannya, berbangsa clan bemegara, serta untuk clapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
31
Menurut Zakiah Darajat tujuan pendidikan agama Islam acla empat macam yaitu: a. Tujuan umum, aclalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendiclikan, baik clengan pengajaran, atau dengan cara yang lain. 10-
..
25
Tujuan
umum
Pendidikan Agama Islam bisa dicapai melalui
pendidikan dengan berbagai cara dan jalur, baik jalur formal maupun nonformal dan informal dan takwa kepada Allah SWT b. Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam secara subtansi adalah rnempertahankan pola iman dan takwa yang telah dicapai, karena iman dan takwa seseorang dalam pe1jalanannya akan fluktuatif, karena dipengaruhi perasaan jiwa agama, pemikiran intelektual yang ter!alu rasional, lingkungan dan pengalaman, karena itulah Pendidikan Agama Islam harus berlaku seumur hidup (life education) dalam rangka menumbuhkan,
memupuk,
memelihara,
mengembangkan,
dan
memperahankan tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah dicapai. c. Tujuan sementara. adalah tqjuan yang akan dicapai setelah anak diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum pendidikan formal. d. Tujuan operasional, adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
. 1aI1 1(egiatan . seJUm tertentu. 32 Tujuan kurikuler bidang studi agama Islam di Madrasah adalah sebagai berikut: a. Tujuan kurikuler bidang studi Al-quran Hadist Mata pelajaran Al-quran hadist bertujuan agar peserta didik bergairaJ1 untuk membaca Al-quran dan Hadist dengan baik dan benar serta mem pelaj arinya,
memahami,
meyakini
kebenarannya,
dan
mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkanclung di clalamnya sebagai petunjuk dan landasan dalarn kehidupan sehari-hari. b. Tujuan kurikuler bidang stucli Aqiclah clan Akhlak. Mata
pelajaran
aqidah
bertujuan
untuk
menumbuhkan
clan
rneningkatkan keimanan peserta diclik yang diwujudkan dalarn akhlaknya
yang
terpuji.
melalui
pemberian
clan
pemupukan
pengetahuan, penghayatan. pengalaman serta pengalaman peserta cliclik
26
tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga manusia muslim yang terns berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya kepacla Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa,
clan
bernegara,
serta
untuk
clapat
melanjutkan je11jang pendidikan yang lebih tinggi. c. Tuj uan kurikuler Bi dang Studi Fiqih Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta diclik agar dapat: I. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa clalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjacli pedoman hiclup clalam kehidupan pribacli maupun sosial. 2 Melaksanakan clan mengamalkan ketentuan rukun Islam clengan benar pengalaman tersebut diharapkan clapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin clan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. cl. Tuj uan kurikuler bi clang studi sejarah kebuclayaan Islam Adapun tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai berikut: I) Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam clan kebuclayaan Islam kepacla para peserta cliclik, agar memiliki data yang objektif clan sistematis tentang sejarah Islam. 2) Mengapresiasi clan mcngambil ibrah, nilai clan makna yang terclapat clalam sejarah 3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat
untuk
mengamalkan nilai-nilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta sej arah yang acla. 4) Membekali peserta clic!ik untuk membentuk kepribdiannya melalui imitasi
terhaclap
tokoh-tokoh
kepribaclian yang luhur.
telaclan
sehingga
terbentuk
27
3. Ruang Lingkup Pcndidikan Agama Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam itu mencangkup lima unsur pokok yaitu: Al-quran, Hadits, Keimanaan, Akhlak, Fiqih, dan Bimbingan Ibadah serta tarikh atau sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sekaligus menggambarkan bahwa ringkup penclidikan agama Islam mencangkup perwuj uclan keserasiaan, keselarasan, clan keseimbangan baik itu lrnbungan manusia clengan Allah, hubungan manusia clengan cliri sencliri, hubungan manusia clengan sesama dan manusia dengan makhluk lain serta . Irnngannya. 33 I mg
4. Karakteristik Bidang Stu di Pendidikan Agam:a Islam Karakteristik bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah aspekaspek suatu biclang stucli yang terbangun clalam struktur isi clan konstruk. Tipe isi biclang stucli Pencliclikan Agama Islam berupa fakta, konsep, clalil/hukum, prinsip/kaiclah, proseclur clan keimanan yang menjacli clasar salam mencleskripsikan strategi pembelajaran. Al-quran clan Haclits merupakan sumber utama ajaran Islam clalam arti merupakan sumber akiclah (keimanan). syariah, ibaclah, muamalah, clan akhlak sehingga k~jiannya beracla clisetiap unsur tersebut. Aqiclah (Ushuluclin) atau keimanan merupakan pokok agama. Unsur-unsur yang termasuk aqiclah aclalah beriman kepacla Allah SWT, Malaikat. Kitab-kitab, Rosul, Hari kiamat serta Qada clan Qadar. Tttjuan yang henclak clicapai clalam bidang studi aqidah aclalah menanamkan keyakinan ketauhiclan yang kuat pada cliri peserta cliclik. Syariah
merupakan
sistem
norma
(aturan)
yang
mengatur
hubungan manusia clengan Allah, clengan sesarna manusia clan dengan makhluk lain. Dalam hubungannya clengan Allah cliatur clalam ibaclah clalam arti khas (tharah, salat, zakat, puasa, clan haji), clalam hubungannya
28
dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas. Pada tingkat Madrasah Aliyah tujuan yang hendak dicapai dalam bidang studi ini adalah siswa clapat memahami ketentuan-ketentuan hukum Islam clalam mengenai ibaclah dan muamalah pacla tingkat Maclrasah bidang studi ini lebih clikenal clengan sebutan fiqih. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribaclian hiclup manusia, clalam arti bagairnana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibaclah dalam arti khas) clan hubungan manusia dengan rnanusia dan makhluk lainnya (Muamalah) itu menjacli sikap hiclup clan kepribaclian hiclup rnanusia clalam menjalankan sistem kehiclupannya (politik, ekonorni, sosial, pencliclikan, kekeluargaan, kebuclayaan, seni, iptek, olah raga, kesehatan, clan lain-lain), yang clilanclasi oleh aqiclah yang kokoh. Biclang stucli ini berisikan mengenai sikap-sikap terpuji yang harus clirniliki rnanusia clan sifat-sifat tercela yang harus clitinggalkan manusia. Dengan clemikian biclang stucli ini bertujuan untuk menclewasakan siswa untuk berprilaku clengan sifat-sifat terpuji clan mampu menghinclari sifatsifat tercela clalam kehiclupan sehari-hari. Seclangkan
tarikh
(sejarah
kebuclayaan)
Islam
merupakan
perkembangan pe1jalanan manusia muslim clari rnasa kernasa clalam usaha bersyariah (beribaclah clan bermuamalah) clan berakhlak serta clalam mengembangkan sistem kehiclupannya yang clilanclasi oleh aqiclah. 34
5. Steratcgi Efektif Pcmbela.iaran Pendidikan Agama Islam Dalam proses pendiclikan cliperlukan perhitungan tentang konclisi dan situasi climana proses itu berlangsung clalarn jangka panjang, konclisi ini cliistilahkan clalam proses pembelajaran clengan istilah sterategi belajar mengajar. Yaitu claya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan te1:jaclinya proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah clirumuskan clapat tercapai clan hasil
29
guna. 35 Dengan sterategi terse but pula tujuan yang hendak dicapai menjadi terarah karena segala sesuatunya direncanakan secara matang. Menurut Nana Sudjana clalam bukunya dasar-dasar proses belajar meng
proses
belajar
di
kelas
seorang
guru
hendaknya
memperhatikan tiga ha! pokok clalam mengajar, yaitu antara lain: a. Tahapan Mengajar Secara umum acla tiga tahapan pokok dalam tahapan mengajar, yakni 35 • ,.
tahapan
pemula (pra
Intruksional),
tahapan
pengajaran
30
(lntruksional), dan tahapan penilaian dan tindak lanjut ketiganya, tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan penga.1aran. b. Tahapan Pra Intruksional Tahapan pra Intruksional ialah tahapan yang clitempuh guru pada saat ia memulai proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang clapat clilakukan oleh guru atau siswa pada tahapan ini cliantaranya guru menanyakan kehacliran siswa, mencatat siswa yang tidak hadir, tidak perlu mengabsen satu persatu cukup menanyakan yang tidak haclir saja. Dapat juga bertanya kepada siswa sampai climana pembahasan pelajaran sebelumnya. Ini climaksudkan untuk mengetahui dan menguji ingatan siswa terhadap bahan yang telah dipelajarinya, clan mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya, setidaknya kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran hari itu. Aclapun tujuan clari tahapan ini pada hakikatnya adalah mengungkap kembali tanggapan siswa terhadap bahan telah
diterimnya,
clan
menumbuhkan
kondisi
pel~ijaran
belajar
yang
clalam
hubungannya dengan pelajaran hari itu. c. Tahapan Intruksional Tahapan Intruksional disebut juga dengan tahap pembelajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Kegiatan-kegiatan dari tahapan ini seperti menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu dan selanjutnya membahas pokok materi yang telah dituliskan. Selanjutnya sangat
diperlukan
penggunaan
alat
bantu
pengajaran
untuk
mempe1jelas pembahasan setiap pokok materi, yang diakhiri dengan menyimpulkan hasil-hasil pembahasan clari semua materi.
cl. Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut Tal1ao evaluasi atau nenilaian Clnn tinrl::ik
1~nl11t 111pr11nnl--!'.ln
31
adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahapan yang kedua. Adapun
kegiatan-kegiatan
yang dilakukan tahapan ini
seperti
mengajukan pertanyaan kepada kelas atau beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua. Selanjutnya dilanjutkan dengan memperkaya pengetahuan siswa yaitu dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada kaitannya dengan topik atau pokok materi yang tekab dibahas. Selanjutnya diakhiri dengan rnemberitahukan pembelajara.n yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. 37 e. Pendekatan Mengajar Selain dari tahapan-tahapa mengajar seorang guru juga harus rnernahami pendekatan rnengajar. Hal ini penting dipelajari untuk rnembantu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada tahapan Instruksional sebab tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang dipakai oleh seorang guru. Ada beberapa pendapat mengenai pendapat rnengajar, Richard Anderson, rnengajukan clua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru atau disebut juga dengan teacher oriented clan pendekatan yang berorientasi pada siswa atau disebut juga dengan
student oriented.
Pendekatan yang pertama disebut dengan type
pendekatan otokratis seclang yang kedua disebut dengan type pendekatan clemokratis. Pendekatan lain JUga diungkapkan oleh Massialas yang membagi penclekatan kepada dua bagian pula dengan istilah yang berbecla yaitu pendekatan ekspositori clan pendekatan inguiry, yang clilengkapi clengan dua pendekatan lain Bruce Joyce yaitu pendekatan model interaksi sosial dan penclekatan tingkah laku. [
Penclekatan Ekspositori atau Model Informasi Penclekatan model ini adalah pendekatan yang be1iolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas clan nenvebaran informasi van<'
32
dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakikat pandangan ini adalah menyampaikan
ilmu pengetahua kepada siswa.
Siswa
dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan guru. Pendekatan Ekspositoris atau model informasi biasanya dihasilkan dari komunikasi satu arah dimana guru IJlil(nyampaikan >\I/
materi pelajaran dengan menggunakan metod1! lisan, ceramah atau Lecture
g. Pendekatan Inquiry/Discovery Pendekatan
Inquiry/discovery menganggap
bahwa siswa
sebagai objek dan subjek dalam belajar, mempunyai kemampuankemampuan
dasar
untuk
berkembang
optimal
sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pemimpin atau pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Sehingga siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau kelompok dalam memecahkan masalah dengan bimbingan guru. Pendekatan
Inquiry/discovery
dalam
belajar
00
termasuk
pendekatan belajar modern yang sangat did.ambakan untuk bisa diterapkan dalam setiap sekolah. h. Pendekatan Interaksi Sosial Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan inquiry terutama sosial inquiry. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga konteks yang luas te1jadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya mengembangkan
kemampuan
dan
kesanggupan
siswa
untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain, mengembangkan sikap dan
38
Ahn1ad Sabri, Strategi Be/ajar Alengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quanturn Teaching,
2005), h. 48.
33
perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan belajar siswa. Metode-metode mengajar yang diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, simulasi, dan metode bekerja kelompok. Adapun
langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh
guru dalam pendekatan ini bisa berupa guru melemparkan persoalan dalam bentuk situasi sosial kepada siswa, ke:mudian siswa dengan bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat dalam situasi tersebut. 1.
Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Models) Ada beberapa istilah yang dilakukan dalam model pendekatan ini seperti behavior modivication, Behavior Therapy, Sosial Leaming Theori. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulasi dan respon yang diberikan individu. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam menggunakan pendekatan tingkah laku (Behavioral Models) adalah guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa kemudian mengamati tingkah
laku
siswa
dalam
menanggapi1
stimulus,
selanjutnya
memperkuat respon siswa yang dipandang tepat sebagai jawaban sebagai stimulus.
6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknis penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh seorang guru dapat tercapai dengan baik maksimal. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
34
I. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat dan gairah belajar. 2. Metode digunakan harus dapat memberikan kesempatan pada siswa dalam mewujudkan hasil karya.
3. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi 4. Metode
yang
digunakan
harus
dapat
menanamkan
dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. 2. Macam-macam Metode Mengajar dan Penggunaan a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan. lnteraksi siswa dan guru banyak menggunakan bahasa lisan. Di dalam metode ceramah ini yang mempunyai penman utama adalah guru.39 b. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat 1\vo
Way Traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara murid dan siswa.Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa yang bertanya guru yang menjawab Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa berfikir, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami. c. Metode Diskusi Metode ini merupakan suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat ;iengeman tlersama yang lebihjelas dan lebih teliti tentang sesuatu, 39
Ahmad Sabri, Strategi Be/ajar Mengajar ... , h. 52.
35
atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam metode diskusi diharapkan semua orang memberikan kontribusi pemikiran sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan. d. Metode Tugas Belajar Dan Resitasi Metode ini tidak sama dengan pekerjaan rumah, akan tetapi jauh lebih luas. Tugas dapat dikerjakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya.
Metod·~
ini ingin merangsang
anak aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau juga secara kelompok. Metode ini bertujuan agar semua pe:ngetahuan siswa yang telah diterima lebih mantap, mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca clan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendiri, agar siswa lrbih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah. e. Metode Demonstrasi Metode ini banyak digunakan dalan1 pelajaran klasikal di sekolah-sekolah tekhnik dan dipusat-pusat pelatihan industri. Metode ini juga banyak digunakan dalam angkatan bersenjata." 0 Dalam bidang pendidikan agama Islam banyak yang dapat didemonstrasikan terutama dalam bidimg pelaksanaan ibadah seperti pelaksanaan salat, zakat, rukun haji dan lain-lain.
7. Keterampilan Mengajar Seorang guru yang ideal hams memiliki beberapa keterampilan mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Adapun keterampilan-keterampilan tersebut dapat dikategorikan sebagai oerumt: 40
Mukhtar clan Marintis Yamin, Metode Pe111belajara11 Yang Berhasi/, (Jakarta: C\T. Sasama Mitra Suksena. 2004).cet. I h. 47
36
a. Keterampilan mengelola kelas Keterampikan ini sangat penting dimiliki oleh setiap guru demi menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan · ~ru!emoanKannya apabila terjadi gangguan, dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas, diantaranya: b. Kehangatan dan Keantusiasan Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang meyenangkan. c. Bervariasi Penggunaan alat dan media, gaya dan ineraksi belajar mengajar yang bervariasi merupakan kunci terciptanya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. d. Keluwesan Prinsip keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah sterategi mengajar guru agar dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan saiswa. e. Keterampilan Bertanya Guru
harus menguasai
berbagai
keterampilan/teknik bertanya.
Keterampilan bertanya diharapkan menjadi pmunjang agar siswa belajar dengan akti£ Dalam buku Menjadi Guru Profesional karangan Mohammad Uzer Usman dijelaskan bahwa pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa, seperti meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah menuntun proses berpikir siswa.41
41
Moch. Uzcr Usman, !vfetljadi GunJ Prof. ..• h. 74-75
37
f.
Keterampilan Memberi Penguatan Keterampilan memberi penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal atau tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.
g. Keterampilan Menjelaskan Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik. Penyampain informasi yang terencana dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan utama kegiatan guru dalam interaksi dengan siswa dalam kelas. Beberapa komponen keterampilan menjelaskan yang harus diketahui oleh seorang guru, antara lain: a. Merencanakan Seorang guru harus lebih dahulu merencanakan dengan baik terhadap penyampaian informasi yang akan disampaikan. Dalam ha! ini seorang guru hams memperhatikan pesan yang akan disampaikannya dan variasi penerima pesan yang akan disampaikan. b. Penyajian Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan
hal-hal
sebagai
berikut:
diberikan
dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, penggunaan ilustrasi, dan pemberian tekanan terhadap masal:ah pokok yang sedang dibahas. c. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
38
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Demikian juga tidak kalah pentingnya rnntuk dimiliki seorang guru adalah keterampilan menutup pelajaran dalam ha! ini cara menutup pelajaran yang dapat dilakukan oleh se:orang guru hendaknya dipusatkan pada peninjauan kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. Kemudian mengefaluasi,
yaitu
dengan
bentuk
evaluasi
antara
lain
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikllsikan ide baru pada situasi lain, mengeplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis. Dalam sebuah proses pendidikan, gum merupakan salah satu komponen yang sangat penting selain komponen yang lainnya, seperti kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan dan evaluasi. Gum juga berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid. Pada dasarnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses mengajar adalah sebagai directur of learnig (direktur belajar), artinya setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar. Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran adaqlah perubahan perilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik, setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, tujuan pembelajaran inin tentunya harus be1jalan secara optimal, untuk itu ada beberapahal yang harus diperhatikan oleh pendidik, salah satunya adalah keprofesionalan seorang guru. Guru sebagai pendidik formal di sekolah, memiiki peran yang sanat penting dalam dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran di sekolah. Selain itu guru juga. memikul tugas dan anggung jawab yang sangat berat, terutama guru agama dalam mengajar bidang studinya, karena guru agama ibukan hanya mengajar
39
tapi juga harus melaksanakan pendidikan dan
p•~mbinaan.
Oleh karena
itu guru dituntut mempersiapkan diri agar memiliki keterampilan pengajaran yang baik. Jika seorang guru tidak mempunyai
k1~terampilam
mengajar
dengan baik, maka tidak mnstahil guru tidak akan mudah dalam merealisasikan fungsi dan penman guru dalam proses belajar mengajar. Dan ha! ini juga dapat berpengaruh besar terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu profesionalisme guru Pendidikan Agama Isla dalam proses pembelajaran yang baik salah satunya adalah dengan adanya keberhasilan belajar siswa yang baik pula. Dengan profesionalisme
demikian, guru
tidak
Pendidikan
dapat
disangkal
Agama Islam
lagi
bahwa
dalam
proses
pembelajaran sangat penting, apalagi dalam angka meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar mengajar, maka keberadaan guru yang profesional sangat dibutuhkan oleh siswa.
BAB III METODE PENELITIAN A. M etode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan atau
(field research), yaitu untuk memperoleh data atau informasi dari masalah yang cliteliti. Aclapun metode yang cligunakan clalam penelitian ini aclalah metocle deskriptif analisis. yaitu menggambarkan, mengungkapkan, dan memaparkan data yang diperoleh secara jelas clan apa adanya, sehingga hasil dari penelitian clapat tergambar clengan jelas.
B. Variabel Pcnclitian Variabel aclalah gejala yang bervariasi, yang meqjacli objek penelitian. 1 Dalam penelitian ini yang meqjacli variabel aclalah profesionalisme guru penclidikan agama Islam clalam proses pembelajaran yang efktif. Variasi nilai yang diteliti clalam profesionalisme guru penclidikan agama Islam tersebut adalah profesionalisme guru dalam : I. Merencanakan atau menyusun progam pengajaran, yang meliputi : a. Menetapkan tujuan pembelajaran b. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar c. Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai d. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar 2. Melaksanakan progam pengajaran berdasarkan rencana, yang meliputi: a. Membuka pelajaran b. Melaksanakan proses belajar mengajar yang terdiri dari: l. Keterampilan memberikan motivasi 2. Keterampilan menjelaskan 3. Keterampilan menggunakan media
41
4. Keterarnpilan bertanya 5. Keterampilan menjawab 6. Keterampilan penggunaan metode c. Keterampilan menutup pelajaran !. Melakukan penilaian/evaluasi
2. Menarik kesimpulan 3. Memberikan.fol/ow up
C. Definisi Opcrasional
Profesionalisme guru pendidikan agama Islam yang dimaksud disini adalah sejumlah kecakapan dalam menjalankan tugas keguruan oleh guru pendidikan agama Islam, yang dibangun berdasarkan adanya pengetahuan teoritik dan latihan-latihan keguruan yang dilakuka.n secara berulang-ulang dalam waktu yang memadai. Kemampuan guru pendidikan agama Islam d.alam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini harus dilakukan secara tepat guna untuk mencapai tujuan penclidikan yang cliharapkan. Pembelajaran yang efektif di sini maksudnya adalah interaksi proses belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas oleh guru pendidikan agama Islam clengan menggunakan strategi yang efektif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang bertt~juan
untuk memperoleh data mengenai profesionalisme guru pendidikan
agama Islam clalam proses pembelajaran yang efektif. Pendekatan
yang
digunakan
untuk
menganalisis
data
adalah
pendekatan kualitatif dengan data kuantitatif secara terpadu, dengan unit analisisnya 111enyus1111 progam pengajaran dan melaksmwkan progam pengajaran.
D. Tempat dan Waktu Penelitian Lok.asi
va11Q:
diiadikan
fen1n~t
nf':nP:liti:in
1111 nrlrdnh 1\.A<:irl1•<:1c":ih
A J;u .... l..
42
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 8 Juni 2008 sampai 15 Juni 2008.
E. Populasi clan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Dalam sebuah penelitian terlebih clahulu harus menentukan populasi clan sarnpel guna membatasi ruang lingkup penelitian sehingga penelitian menjacli terarah. Dalam penelitian ini yang menjacli populasi aclalah seluruh siswa kelas XI MA Yusufiyah Ponclok Gede Jakarta Timur yang be1jumlah 114 orang. Maka responclen yang cliambil clalam penelitian ini seba.nyak 25% atau sekitar 30 siswa. Hal ini berclasarkan dengan apa yang telah di ungkapkan oleh Suharasimi Arikunto sebagai berikut: "Apabila subjeknya kurang clari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih''. 2
F. Te!mik Pcngumpulan Data Aclapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data da!am penelitian ini adalah : 1. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan, pencatatan secarn sistematis terhadap konclisi MA Yusufiyah Ponclok Gede yang diteliti melalui observasi ini malrn penulis akan memperoleh data mengenai kondisi sekolah, guru, karyawan, clan sarana clan prasarana. 2. Wa\vancara Yaitu pengumpulan data dengan mewawancarai pihak-pihak yang c!ianggap
dapat
memberikan
informasi
yang
berkaitan
dengan
permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi ini. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara clengan kepala sekolah clan guru bidang stucli
43
pendidikan agama Islam mengenai profesionali.sme guru pendidikan agama Islam.
3. Angket Yaitu suatu alat pengumpulan infonnasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis juga oleh responden. Dalam hal ini angket
diberikan kepada kelas XI yang
berjumlah 30 siswa, untuk mendapatkan data yang konkrit tentang profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran yang efektif. Ditinjau dari variasi nilai variabel yang diteliti maka item pertanyaan didistribusikan dengan kisi-kisi sebagai berikut: KISI-KISI ANGKET PROFESIONALISME GURU PAI DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGAJARAN DAN MENILAI HASII" PROSES BELA.JAR MENGA.JAll ·-·-
No
Variabel
No. Item Dimensi
lndikator
pertanyaan -·
I.
Kepribadian
Penampilan
a. Kerapihan
posit if
Negatif
l
berpakaian
2.
b. Disiplin
2
c. A dab
3,5
4
d. Sikap
6,7
8
Kualitas
Membuka
a. Keterampifan
9,10,
pengajaran guru
pel::;jaran
membuka
11, 12
pelajaran Melaksanakan proses belajar mengajar
b. KeterampHan
13, 15,
memberikan
16, 31,
motivasi
46
c. Keterampilan
17, 18,
19
44
menjela sk;m
20,21,22 '23,34
d. Keteran1pi Ian menggu na kan
24,25,26 ,27
media e. Keterarnpi Ian
f.
14,28,29
bertanya
,30
Keteram pi Ian
32,33,35
menjawab
,37
g. Keterarnpi Ian
36,38
39,40,41
penggu.naan metode /strategi
Keterampilan
a. Melaku karl
menutup
penilaian/
pelajaran
evaluas b. Menaril
42,43,44
45
kesimptila11
c. Memberikan
47
follow up
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Untuk mengelolah angket yang telah penulis peroleh dari responden dilakukan penganalisaan data dengan data statistik didistribusi dan frekuensi, yaitu memeriksa jawaban-jawaban dari responden (siswa), lalu dijumlahkan, diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel). 3 Data yang didapat dari item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase dengan menggunakan mmus: P= F xl00% N
3
h. 196
Sutrisno Hadi, Metodo/ogi Penelitian Research, (Jakarta: Andi Ofset, 1990), eel. ke-2,
45
Keterangan: P
Prosentase yang dicari
F
Frekuensi dari hasil jawaban
N
Jumlah seluruh sampel. 4 Data-data yang didapat dari setiap item pertanyaan dibuat dalam table
yang didalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase, kemudian penulis menganalisa dan menginterprestasi data tersebut.
4
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: .Raja Grafindo Persada, 1994), cet. ke-16, h. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umnm Sekolah 1. Sejarah Berdirinya MA Yusnfiyah Pondok G1~dc Jakarta Timur
MA Yusufiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan fonnal yang berada di bawah naungan yayasan Yusufiyah. Selain Madrasah Aliyah, yayasan ini juga mendh;Jrnn lembaga pendidikan formal seperti: TK, MI, MTs, MA, SMA, SMK, STM, dan PGTK, yang semuanya diurus oleh KH. Yahya Muhyiddin sebagai penanggung jawab lembaga pendidikan formal di Yusufiyah. MA. Yusufiyah didirikan pada tahun 1980. Menurut Kepala Madrasah Bpk H. Rosadi, lembaga pendidikan yusufiyah diselenggarakan oleh KH. Abuya Yusuf, seorang ulama diwilayah Lubang Buaya, kemudian beliau mewakafkan tanahnya kepada anaknya yaitu KH. Yahya Muhyiddin untuk mengurusnya. Adapun letak geografisnya, MA. Yusufiyah terletak di jalan raya pondok gede no. 36 Kelurahan, Lubang Buaya , Kecamatan, Cipayung, Jakarta Timur. Madrasah ini dibangun di atas tanah wakaf seluas 3000 m2, yang terdiri dari bangunan madrasah, masjid, dan lapangan olah raga. Sesuai dengan lampiran surat keputusan kantor wilayah Departemen Agama bahwa pada tanggal 15 Semtember 1992 MA. Yusufiyah berstatus diakui. 1
2. Visi, Misi MA. Yusnfiyah
Visi MA Yusufiyah adalah menjadi lembaga pendidikan Islam untuk turut serta membentuk karakter yang berwawasan moderen, berilmu pengetahuan religius, dan berakhlakul karimah yang diridloi Allah SWf 1
0okun1entasi MA Yusufiyah berupa surat keterangan mcnenai idcntitas/latar belakang
MA Yusufiyah.
47
Adapun misi MA Yusufiyah adalah I) Melaksanakan pendidikan yang berbuda.ya berdasarkan nilai-nilai luhur Islam 2) Melakukan kegiatan belajar mengajar yang sinergis antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum 3) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam perbaikan moral dan materi 4) Memberikan para pelajar berupa bekal ilmu yang dilandaskan pada nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan moderen untuk mampu menjawab tantangan zaman. 2
3. Struktur Organisasi MA Yusufiyah Dalam suatu Organisasi diperlukan adanya suatu struktur yang menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinasi antar pemimmpin dan anggota. Hal ini harus diperhatikan dan dibenahi lebih awal dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang baik adalah badan itu sendiri. Dalam hal ini MA Yusufiyah selalu berusaha memperbaharui sistem organisasinya, sejalan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Berikut ini adalah strnktur organisasi MA Yusufiyah.
2
Sumber: Dokkumentasi MA Yusufiyah berupa papan pengumurnan
48
STRUKTUR ORGANISASI MA. YUSUJf<'IYAH
T AHUN AJARAN 2007120011
YAYASAN
Komite Madrasah f---'
Kepala Madrasah
1-------JL__
T_.a_t_a_u._sa_h_a_--'
Wak.Bag. Kurikulum
Wak.Bag. Kesiswaan
BK/BP
Wali Kelas
Gum
SISWAMA
49
4. Kurikulum dau Sistem Belajar Mengajar Kurikulum yang digunakan MA. Yusufiyah yaitu menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dimana kurikulum ini sudah disempurnakan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum
yang
digunakan
sekarang
m1
dalam
rangka
memperkaya metodologi pembelajaran di MA Yusufiyah Pondok Gede Jakarta Timur. Sedangkan sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah sistem klasikal, yaitu dalam penyampaian pelajaran sebagian besar di dalam kelas dengan metode ceramah, diskusi, dan tanyajawab. 3
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik a. Keadaan Guru Tenaga pengajar di MA Yusufiyah berj11mlah 30 orang termasuk dengan kepala madrasah, kepala yayasall, wakil kepala bidang kurikulum dan kesiswaan. Untuk mengetahui le:bih jelas keadaan guru yang ada di sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Data Pengajar MA Yusufiyah NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA KH. Yahya Muhyiddin Drs. H. M. Rosadi M. Yunus, S. Ag Mujiman. Hp, BA Sa'adih,S, Ag Drs. Soleh. K Rusman, S. Pd Drs. Sutomo Suyatno, S. Pd Mulsani, S. Pd H. M. Lili Su'ud, ST Afri Harri Wijianto 3
··--
PENDIDIKAN TERAKHIR PGA SJ IAIN SJ JAIN Sarmud Jayabaya SI IAIA SI IAIN SI STKIP -SIWM SI STKIP SIUT SI UIA Dill --
Sa'adih SA.g, Basil Wawancara, Tanggal 8 juni 2008
JABATAN -·
Ka. Yayasan __ Ka. Madrasah Wakabid. Kesiswaan Wakabid. Kurikulum Guru PAI Guru Piket Guru Geografi/PKN Guru Bahasa Indonesia Guru Bahasa lnggris Guru Biologi Guru TIK Guru Piket
50
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 ,__... .. -·-~--·
28 29 30
Rudi Widodo, S. Pd Siyamto, S. Pd Drs. Parmono Salman Robiansyah, S. Pd Haeruddin, S. Ag M. Yakub, S. Ag Abd. Rosyid, S. Ag b-···-· Siyadi Ir. Hern Wijiastuti NismahNaqjar, S. Pd Siti. Dahlia, BCHK Nining Swn, SE Siti. Masyithoh, S. Hi Adella Dwi Sandri, S. Pd R. Nuraini Komalasari,S. Pd Hildawati Mulvanti Hiskandar. S. Ag
SI UNJ SI UIA SI !KIP SIUMJ SI IAIN SI IAIN SI !AJA Diil SIJayabaya SI U!N Sarmud Hukum SI UIA SI UIN SIUHAMKA SI UIA DIII DII SI IAIN
Guru Olah Raga Guru Olah Raga Guru Bahasa Indonesia Guru Bahasa lnggris Guru PAI Guru PAI Guru PAI Guru TIK Guru Fisika/IPA Guru Matematika Guru PKN I Guru Ekonomi [Guru PAI [ Guru Bahasa Indonesia I Guru Bahasa lnggris ' Guru Bahasa Inggris Guru Seni Budaya Guru PAI
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa gum-guru di MA Yusufiyah sebagian besar berlatar belakang strata satu (SI), hanya sedikit sekali yang berlatar belakang Dill dan DII. Begilu juga dengan guru bidang studi Agama Islam semuanyan berlatar belakang pendidikan SL Maka dapat disimpulkan bahwa Gum bidang Studi Agama Islam, memiliki spesifikasi bidang keilmuan agama yang memadai dan dapat mendukun proses belajar mengajar pada bidang studinya masingmasing
b. Keadaan Peserta Didik Adapun jumlah siswa/i pada tahun ajaran 200712008 sebanyak 426 orang, dengan perincian sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut ini:
51
Tabet 3 Jumlah siswa/i MA Yusufiyab Tahuu Ajaran 2007/2008 Kelas Kelas I Ke Ias II Kelas Ill Jumlah
Laki-Laki
Peremnuan
Jumlah
89 50 81 220
109 64 69 242
198 114 150 462
·---·-·
Adapun latar belakang siswa MA Yusufiyah, berasal dari beraneka ragam suku di Indonesia antara lain: Sunda, Jawa, Sumatra, dan Jakarta. Dan dengan keadaan ekonomi orang tua yang beraneka ragam pula, dengan rata-rata tingkat ekonomi kelas menengah. Pekerjaan orang tua siswa rata-rata wiraswasta, namun ada juga sebagian dari mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri.
6. Sarana Dan Prasarana Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak terlepas dari sarana dan prasarana sekolah yang dimiliki. Adapun sarana dan prasarana yang dimilik MA Yusufiyah Pondok Gede antara lain Tabel 4 Sarana Dan Prasarana NO RU ANG I Ruang Belajar/Kelas 2 Kepala Sekolah 3 Walcil Ka. Sekolah 4 Guru 5 Tata Usaha 6 BK 7 Os is 8 Komite Sekolah 9 Aula/Serbaguna 10 Kesehatan/UKS ·-"11 Sarana Ibadah 12 Peroustakaan 13 Lab. Komputer 14 Lab. IPA
JUMLAH
>-----·~--
.•
11 1 l l l 1 l 1 l l 1 1 1 1
KONDISI Baik Baik Baik Baik ·Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
52
15 16 17 18 19 20
Lab. Bahasa - _,_,,_ RuangTamu Lapangan Olah Raga Pos Keamanan We.Guru We. Murid
Baik Baik Baik Baik Baik Baik
1 1 2 1 1 2
Adapun perlengkapan sekolah yang tersedia guna menunjukan jalnnya proses beljar mengajar adalah: meja belajar, kursi, papan tulis, komputer dan perlengkapan lainnya seperti: audio player, vidio player, ohp, serta alat peraga pem belajaran . Hal ini menunjukkan bahwa MA Yusufiyah sudah cukup baik dalam mengakornodasi dan memenuhi kebutuhan siswa-siswi agar bakat dan potensi yang dirniliki siswa-siswi dapat berkembang dengan baik. B. Profesionalisme
Gnrn
Pendidilran
Agama
Isllam
Dalam
Proses
Pcmbelajaran Yang Efektif
I . Profesionalisme Guru Dalam Merencanakan dan Menyusun pembelajaran Sebelum proses pembelajaran, guru selalu membuat perencanaan pengajaran terlebih dahulu, karena ini sudah menjadi kewajiban seorang guru, agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, persiapan mengajar juga sangat membantu dalam mengarahkan tindakan yang akan disampampaikan kepada siswa ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung agar tidak menyimpang dari materi yang sedang dipelajari. "Karena ini sudah menjadi tugas pokok seorang guru. " 4 Guru yang profesional, harus pandai dalam memilih metode, dan pemilihan metode dalam pembelajara, guru menyesuaikan dengan kebutuhan materi, agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan tidak menyita banyak waktu. Dan dalam memilih metode biasanya guru biasanya guru menggunakan metode yang yang bervariasi dalam setiap pertemuan."Agar tidak membosankan siswa dalam ketika belajar di dalam kelas. " 5 Dal am proses pembelajaran pemilihan media juga sangat 4 5
Sa'adih, S. Ag, Hasil Wawancara, Tanggal 8 Juni 2008. Masyithoh, SHi, Basil Wawancara, Tanggal 8 Juni 2008.
53
penting, karena dapat rnembantu guru dalam proses pembelajaran, seperti yang terlampir tetapi rneskipun penggunaan media penting tetap harus melihat kebutuhan rnateri yang akan diajarkan agar 1tidak sia-sia. Dalam proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi sangat bermanfaat, baik sebelum maupun sesudah proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Karena untuk mengetahui sejauhrnana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan dan sejauhmana pengetahuan siswa terhadap rnateri yang akan dipelajari. 6 Selain merencanakan dan menyusun pembelajaran, seorang guru juga harus dapat mengatasi siswa yang sulit rnemahami pelajaran dan mernberikan semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara dalam mengatasi siswa yang sulit memahami pelajaran dengan cara menambahkan jam pelajaran selmna kurang lebih satu jam diluar jam pelajaran yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dan dalam menumbuhkan semangat siswa, biasanya guru selalu memberik;m motivasi kepada siswa, dan mernerintahkan siswa untuk merubah suasana belajar, dan melakukan inovasi-inovasi baru agar tidak jenuh dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi
yang
penulis
lakukan,
bahwa dalam
merencanakan atau menyusun pembelajaran, guru Pendidikan Agama Islam MA Yusufiyah sudah cukup profesional. 2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalarn Melaksanakan Pembelajaran Guru
yang
profesional salah satunya ditunjukkan dengan
kepribadian yang baik dan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru mengingat peran guru dalam proses pembelajaran sangat besar maka seorang guru harus memiliki dan
m1~nguasai
keterampilan
dasar mengajar dengan baik agar dapat menunjang proses pembelajaran yang dilakukan. Setelah diperoleh data berdasarkan hasil 21ngket yang diberikan :Cepada siswa-siswi, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel deskriptif 6
Sa'adih, SAg, Hasil Wawancara, Tanggal 8 Juni 2008.
54
persentase. Berikut ini penulis sajikan data mcngenai hasil tabulasi profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran. Tabel 5 Guru berpakaian rapih Pernyataau
No I
Frekuensi
Persentase
a.
Selalu
20
66,67%
b.
Sering
8
26,66%
c.
Kadang-kadang
2
6,67%
d.
Tidak pernah
0
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,67%) responden menyatakan ketika proses belajar gum selalu berpakaian rapih. Sebagian
lain
(26,67%)
menyatakan
sering,
sedikit
sekali
(6,67%)menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap rnengajar guru sudah memberikan contoh dengan baik kepada siswa-siswinya, ini terlihat dari jawaban siswa yang sebagian besar menyatakan guru selalu berpakaian rapi Tabel 6 Gum datang tepat waktn Pernyataan
No
2
Frekuensi Persentase
a. Selalu
6
20%
b. Sering
21
70%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak pernah
0
0%
30
100%
Jumlah
55
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (70%) responden menyatakan guru sering dalang tepat waktu untuk mengajar. Sebagian lain (20%) menyalakan selalu, sedikit sekali (10%) menyalakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memberikan contoh kedisiplinan waktu kepada siswa-siswinya.
No
3
Tabel 7 Men,,.awali dan mengakhiri pela·aran denean salam Pernyataan Frekuensi Persentase a. Selalu
15
50%
b. Sering
6
20%
c. Kadang-kadang
9
30%
d. Tidak pemah
0
0%
30
100%
Jumlah
Dari label di alas dapat dilihat bahwa sebagian lbesar (50%) responden menyatakan guru selalu mengawali dan mengakhiri pelajaran dengan salam. Sebagian lain (30%) menjawab kadang-kadang;,, sedikit sekali (20%) 1:nenjawab sering, dan tidak ada satupun (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sang;at baik dalam memulai pelajaran. Tabel 8 Guru bersifat pilili kasih terhadap siswa Pernyataan
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
I
3,33%
b. Sering
0
0%
c. Kadang;-kadang
9
30%
d. Tidakpemah
20
66.67%
Jumlah
30
100%
No 4
------
--
Dari tabel di alas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,67%) responden menyatakan bahwa guru tidak pemah bersikap pilih kasih terhadap siswa yang diajarkan. Sebagian lain menjawab kadang-kadang, sedikit sekali
56
(3.33%) menyalakan selalu, dan tidak ada (0%) yang rnenyalakan sering. Hal ini rnenunjukkan bahwa guru mereka tidak pemah pilih kasih dalam rnemperhatikan siswanya. Tabel 9 Guru bersifat lmmoris dan demokratis
- No 5
Pernyataan
Frekuensi
Persentase --
a. Selalu
4
13.33%.
b. Sering
4
13,33%
c. Kadang-kadang
2
6,67%
d. Tidak pemah
20
66,67%
30
100%
Jumlah
---
·--····
Berdasarkan tabel di alas dapat dilihat bahwa sebagian responden (66,67%) menyatakahn guru sering bersifat humoris dan demokratis ketika mengajar. Sebagian lain (13.33%) menyatakan selah.i dan tidak pemah, sedikit sekali(6,67%) menyalakan kadang-kadang. Hal ini menmtjukkan bahwa untuk menarik minat siswa dalam belajar guru seing bersifat humoris dan demokratis ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Tabel 10 Guru mempunyai perhatian yang be!lar No 6
Pernyataan a. Selalu
Frekuensi Perseutase .
11
36,66%[
b. Sering
3
10%
c. Kadang-kadang
13
43,34%
d. Tidak pernah
3
Jumah
30
10% 100%
Dari tabel di alas dapat dilihat bahwa hampir setengah dari responden (43,34%) menjawab guru selalu mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan belajar dan pemasalahan yang dihadapi siswa. Sebagian lain (36,66%) menyalakan kadang-kadang, dan sedikit sekali (10%) yang
57
menyatakan sering dan tidak pernah. Hal ini menuf\jukkan bahwa gum sudah berperilh sebagiii motivator dalam perkembangan belajar siswa Tabel 11 Gum bersifat sablllr terhadap siswa Pernyataau
No
7
Frekueusi Persentase
a. Selalu
15
50%
b. Sering
4
13.33%
c. Kadang-kadang
8
26,67%
d. Tidak pernah
3
10%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (50%) responden menjawab guru selalu bersikap sabar terhadap siswa yang lambat berfikir. Sebagian lain (26,67%) menjawab kadang-kadang, sebagian kecil (13,33%) menjawab sering, dan sedikit sekali (l 0%) meujawab tidak pemah. Hal ini menunjukan bahwa guru selalu berikap sabar terhadap siswa yang lambat berfikir , hal ini dilakukan agar siswa selalu temmtivasi dalam mengikuti pelajaran tersebut. Tabel 12 Guru tidak mau tahu terhadap siswlll yau1~ bermasalah No 8
Pcrnyataan
Frekuensi
Pcrseutase
a. Selalu
4
13,33%
b. Sering
3
10%
c. Kadang-kadang
10
33,33%
d. Tidak pemah
13 30
43,34%
Jumah
..
100%
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat babwa sebagian besar responden (43,34%)guru mereka tidak pemah tidak mau tahu dengan siswa yang bermasalah. Sebagian lain (33,33%) menyatakan kadang-kadang, sebagian lain lagi (13,33%) menyatakan selalu, On sedikit sekali (10%) rnenyatakan
58
sering. Hal ini menunjukakan bahwa guru sudah berperan cukup baik terhadap siswa/i nyadenan selalu peduli terhadap siswwa yang diajarkannya
Tabel 13 Memperhatikan sikap dan tempat dnduk siswa No 9
Pernyataan
Frekue.nsi
Persentase
a. Selalu
15
50%
b. Sering
9
30%
c. Kadang-kadang
6
20%
d. Tidak pernah
0
0%
Jumah
30
100% ..
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah( 50%) dari responden menyatakan bahwa guru selalu memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa. Sebagian lain (30%) menyatakan sering, sedikit sekali (20%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menya1akan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rangka memoroses pembelajaran yang efektif guru selalu memperhatikan sikap dan tempat duduk siiswa dengan baik agar siswa tidak jenuh dalam beIajar.
Tabel 14 Meneoba mencairkan suasann Pernyataan
No IO
Frekueusi Persentase
a. Selalu
9
30%
b. Sering
16
53,34%
c. Kadang-kadang
4
13,33%
d. Tidak pernah
I
3,33%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah(53,34%) dari responden menyatakan babwa guru sering mencoba mencairkan suasana melalui sapaan/
59
bertanya tenlang kesebatan siswa. Sebagian lain me:njawab selalu (30%), sebagian lain lagi menjawab kadang-kadang (13,33%), dan sedikit sekali (3,33%) menjawab tidak pemab. Hal ini adalab aspek yang cukup penting
dalam merangsang siswa-siswi dalam belajar. Tabel 15 Memulai pelajarau setelah siswa nampak siap No
Pernyataan
11
Frcku ensi
Persentase
a. Selalu
13
43,34%
b. Sering
7
23,33%
c. Kadang-kadang
10
33,33%
d. Tidak per nah
0
0%
30
100%
Jumlah "· .. --~-··--·"------·
I
-
Dari label di alas dapat dilihat babwa sebagian siswa (43,34%) responden menyalakan bahwa guru selalu rnemulai pelajaran setelah siswa narnpak siap. Sebagian lain (33,33%) rnenyatakan kadang-kadang dan sebagian kecil (23,33%) menyalakan sering, tiadak ada (0%) rnenyalakan tidak pernah. Hal ini rnenunjukkan babwa dalam rangka memproses pembelajaran yang efektif guru selalu memulai belajar setelab siswa nampak siap, agar siswa dapat belajar dengan baik. Tabel 16 Menjelaskan matcri pokok I tujuan pembdajaran Pernyataan
No 12
Freku ensIi Persentase
a. Selalu
10
33,33%
b. Sering
9
30%
c. Kadang-kadang
9
30%
d. Tidak pernab
2
6,67%
30
100%
Jumlab
Dari label di alas dapat dilibat bahwa sebagian besar (33,33%) menyatakan guru selalu rnenjelaskan materi pokoJrJtujuan pernbelajaran
60
sebelum memulai pelajaran. Sebagian lain (30%) menyatakan sermg dan kadang-kadang, dan sedikit sekali (6,67%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memulai pelajaran dengan terlebih dahulu mengemukakan matcri pokok/tujuan pembelajara Tabei 17 Memberi pujian pada siswa yang
Freku CD&·i
Persentase
a. Selalu
3
10%
b. Sering
4
13,33%
c. Kadang-kadang
14
46,67%
9
30%
30
100%
Pernyataan
No
13
b1~rtanya
d. Tidak pernah -
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seb.agian besar (46,67%) responden menyatakan guru kadang-kadang memberi pujian pada siswa yang be11anya/menjawab pertanyaan. Sebagian lain (30%) menyatakan tidak pernah, sebagian lain lagi (13,33%) menyatakan sering, dan sedikit sekali (I 0%) menyatakan tidak pemah. Hal in menunjukkan bahwa guru jarang sekali memberikan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan atau bertanya, padahal hal ini adalah aspek yang cukup penting dalam merangsang dan menggugah siswa agar selalu termotivasi untuk bcrtanya atau menjawab pertanyaandala belajar. Tabet 18 Memperbatikan sunggnh-s1111gg11b respon siswa Pernyataa11
No
14
Frekuensi Perseutase
a. Selalu
15
50%
b. Sering
2
6,67%
c. Kadang-kadang
11
36,66%
d. Tidak pernah
2
6,67%
Jumlah
100%
30 ---
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah dari responden (50%) menjawab guru selalu memperhatikan sungguh-sungguh respon siswa baik
61
berupa pertanyaan, reaksi, dan usu Ian. Sebagian lain (36,66%) menjawab kadang-kadang, dan sedikit sekali (6,67%) menjawab sering dan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memotivasi siswa/i dengan
memperhatikan
sungguh-sungguh
respon
siswa
baik
berupa
pertanyaan, reaksi, dan usulan . Tabel 19 Memandang siswa sebagai anak scmdliri No 15
----
Pernyataan
Frelrnensi Persentase
a. Selalu
13
43,34%
b. Sering
4
13,33%
c. Kadang-kadang
9
30%
d. Tidak pemah
4
13,33%
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (43,34%) responden menjawab guru selalu memandang siswa sebagai anak sendiri, sehingga ia sayang kepada siswanya. Sebagian lain (30%) menjawab kadang-kadang, dan sebagian kecil responden menjawab sering dan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah menjadi pengganti orang tua siswa denan baik di sekolah dengan selalu memandang siswa sebagai anak sendiri dan sayang terhadap siswanya, hal ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i agar selalu termotivasi dalam belajar. Tabell 20 Memberikan kekuatan tisik Freku eus i
Persentase
a. Selalu
7
23,33%
b. Sering
6
20%
c. Kadang-kadang
14
46,67%
3
10%
30
100%
Pernyataau
No
16
d. Tidakpemah Jumlah
-
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (46,67%) responden menjawab guru kadang-kadang memberikan kekuatan
62
fisik kepada siswanya seperti senyum, pandanga simpatik, mendekati, dan menepuk bahu. Sebagian lain (23,33%) menyatakan sefalu, dan sebagian lain (20%) menyatakan sering, dan sedikit sekali (10%) menyatakan tidak pernah. Hali ini menunjukkan bahwa guru jarang sekali memberikan kekuatan fisik kepada siswanya seperti senyum, pandangan simpatik, mendekati, dan menepuk bahu, padahal ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i agar te1motivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Tabel21 Menggunakan bahasa yam g mudah dim1mgerti
No 17
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
12
40%
b. Sering
10
33,33%
c. Kadang-kadang
8
26,67
d. Tidak penah
0
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (40%) responden menyatakan guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menjelaskan materi pelajardfl. Sebagian lain (33,33%) menyatakan sering, sedikit sekali (26,67%) menyatakan kadang-kadang, dmn tidak ada (0%) yang menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjelaskan materi guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami materi pelajaran. Tabel 22 Mengaitkan pembahasan mate1i pefajaran
No 18
Pernyataan
Frelmensi
Persentase
a. Selalu
4
13,33%
b. Sering
14
46,67%
c. Kadang-kadang
9
30%
d. Tidak pernah
3
10%
30
100%
Jumlah -------· --------
Dari label di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (46,67%)
responden menyatakan guru sering rnengaitkan pemhahasan dengan materi
63
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Sebagian lain (30%) rnenyatakan kadang-kadang, sebagian lain lagi(l3,33%)rnenyatakan selalu, dan sedikit sekali (10%) rnenyatakan tidak pemah. Hal in rnenuf\jukkan bahwa guru sudah cukup
baik dalam
memberikan
penjelasan
mate:ri
pelajaran
dengan
mengaitkan maetri pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Tabel 23 Uraian materi tidak fokus (ngela11tur) No
Peruyataan
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
0
0%
b. Sering
I
3,33%
c. Kadang-kadang
18
60%
d. Tidakpemah
JI
36,67%
30
100%
....
19
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diliha bahwa sebagian responden ( 60%) menyatakan bahwa uraian yang diberikan oleh guru tidak pemah tidak berfokus pada inti pelajaran (ngelantur). Sebagian lain (30,67%) menyatakan kadang-kadang, sedikit sekali (3,33%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) menyatakan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak pemah ngelantur dalam menjelaskan materi pclajaran, ini terbukti dari jawaban responden yang sebagian besaR (60%) yang meuyatakan tidak pemah. Tabei 24 Mengulang hal-hal penting dalam pcHajaran Frekn ensi
Persentase
a. Selalu
13
43,33%
b. Sering
8
26,67%
c. Kadang-kadang
8
26,67%
d. Tidakpcmah
I
3,33%
30
100%
Pernyataan
No 20
-
Jumlah
..
Dan tabel d1 atas dapat d1hhat bahwa sebagim:;-besar{43,34%) dari seluruh responden menjawab guru selalu mengulang .hal-hal penting dalam
64
penjelasan agar siswa lebih paham. Sebagian lain (26,67%) menyatakan sering dan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3,33%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajaran dengan mengulang kembali hal-hal peniting dalam penjelasan agar siswa lebih paham, ini di lakukan agar materi pelajaran sepenuhnya dapat tersampaikan secara jelas dan untuk mengantisipasi serta membantu siswa yang belum memahami materi pelajaran. Tabel 25 Memperhatikan sunggnlt-snnggnlt Pernyataan
Frekuensi
Persentasel
a. Selalu
10
33,33%
b. Sering
5
16,67%
c. Kadang-kadang
15
50%
d. Tidak pernah
0
0%
30
100%
No
21
Jumlah
Dari label di alas dapat dilihat bahwa lebih dari se3tengah (60%) responden menyatakan siswa selalu memperhatikan sungguh-sungguh ketika guru sedang menguraikan materi. Ssebagian lain (39%) menyatakan sering, sedikit sekali (10%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika menguraikan materi guru tidak membosankan, sehingga siswa memperhatikan sungguhsungguh. Tabel 26 Menyelingi penjelasan dengan pertanyaan Pernyataan
No
22
Frekmmsi
Perseotase
a. Selalu
5
16,67%
b. Sering
10
33,33%
c. Kadang-kadang
15
50%
d. Tidak pernah
0
0%
30
100%
1--
Jumlah
Dari tabel di alas dapat dilihat bahw3qa setengah dari responden (50%0) menyatakan guru selalu menyelingi penjelasan dengan pertanyaan-
65
pertanyaanuntuk mengetahiui sejauh mana awal penge!ahuan siswa. Sebagian lain (33,33%) menyatakan sering, sedikit sekali (16,67%) menyatakan kadangkadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah, Hal ini menunjukkan bahwa guru cukup baik dalam menggunakan waktu luang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar tidak ada waktu yang terbuang siasia. Tabcl 27 Mengambil referensi lain Pernyataan
Frckmensi
Persentase
a. Selalu
2
6,67%
b. Sering
6
20%
c. Kadang-kadang
12
40%
d. Tidak pernah
10
33,33%
30
100%
No
---~·
23
··-~--
Jumlah
Dari label di alas dapat dilihat bahwqa sebagian besar (40%) respondenmenyatakan guru kadaqng-kadang menagambil refernsi lain selain buku paket yang diwajibkan dari sekolah, misalnya dari internet. Sebagian lain (33,33%) menyatakan tidak pernah, sebagian lain lagi (20%) menyatakan sering, dan sedikit seklali (6,67%) menyatakan tlidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru jarang sekali mengambil referensi lain, selain buku paket yang diwajibkan dari sekolah, misalnya dari internet, padahal ini adalah aspek yang cukup penting dalam menambah wawasan dan pengetahuan siswa. Tabel 28 Media bervariasi Peroyataan
No
24
Freku ensi
Persentase
a. Selalu
2
6,67%
b. Sering
9
30%
c. Kadang-kadang
10
33,33%
d. Tidak pernah
9
30%
Jumlah
30
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden (33,33%) menjawab media yang digunakan guru kadang-kadang bervariasi dan tidak
66
monoton. Sebagian lain (30%) menjawab sering dan tidak pemah, sedikit sekali (6,67%) menjawab selalu. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar guru jarang sekali menggunakan media yang bervariasi dan tidak monoton, padahal ha! ini cukup penting dalam proses belajar mengajar agar siswa/i tidak jenuh ketika proses belajar Tabet 29
Media disesuaikau dengau materi No
25
Pemyataan
p1~lajara11
Frekuem1i
Persentase
a. Selalu
16
53,34%
b. Sering
6
20%
c. Kadang-kadang
8
26.67%
d. Tidak pernah
0
10%
Jumlah
30
100%
1....-.-.-.--..~-~----
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasebagian responden (53,34%) menjawab media yang digunakan guru selalu di sesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran. Sebagian lain (26,67%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali (20%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) mmyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengatur dan menyesuaikan media pengajaran yang digunakan dengan melihat kebutuhan materi terlebih dahulu agar tidak menyita waktu yang ada. Tabel30
Media tidak merepotlran atau membahayalran No
26
Pernyataan
Frekmensi
Persentase
a. Selalu
13
43,34%
b. Sering
4
13,33%
c. Kadang-kadang
6
20%
d. Tidak pernah
7
23,33%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dapat d11ihat bahwa sebagian besar (43,34%) responden menyatakan bahwa media yang dipilih guru selalu tidak
67
merepotkan. Sebagian lain (23,33%) mcnyatakan tidak pemah, sebagian lain (20%) menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekali {13,33%) menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memilih media
dengan
selalu memilih media yang
tidak
merepotkan
atau
membahayakan siswa. Tabcl 31 Mcnggunakan media atan alat peraga Pernyataan
Frekuensi
Persentase I
a. Selalu
0
0%
b. Sering
6
20%
c. Kadang-kadang
21
70%
d. Tidak pernah
3
10%
30
100%
No
27
·--·-·-·--· -----··-··--···-·-·-
Jumlah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar {70%) responden menyatakan guru hanya kadang-kadang menggunakan media/alat peraga. Sebagian lain {20%) menyatakan sering, sedikit sekali {10%) menyatakan tidak pemah, dan tidak ada {0%) menyatakan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar guru hanya kadang-kadang menggunakan media pembelajaran/alat peraga, selebihnya tidak karena bcrgantung pada kebutuhan materi Tabel 32 Menggnnakan bahasa yang jelas dan mucllah dipahami Pernyataan
No 28
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
22
73,34%
b. Sering
4
13,33%
c. Kadang-kadang
4
13,33%
d. Tidak pernah
0
0%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar {73,34%) responden menyatakan b'llru selalu menggunakan bahasa yang mudah
68
dipahami danjelas ketika bertanya. Sebagian lain (13,33%) menyatakan sering dan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika bertanya guru selalu menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami agar memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tabel33 Memberi waktu sejenak uutuk berfilkir Pernyataan
No
29
Frekuensi
Perscntase
a. Selalu
23
76,66%
b. Sering
5
c. Kadang-kadang
2
6,67%
d. Tidak pemah
0
0%
Jumlah
30
100%
16,67%
'
---"·---~-
Berdasarkan tabel
di
atas dapat dilihat
lebih dari setengah
responden(76,66%) menyatakan gum selalu memberikan waktu sejenak kepada siswa untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan. Sebagian lain (16,67%) menyatakan sering, sediokit sekali (6,67%) menyatakan kadangkadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah . Hal ini menunjukkan bahwa ketika memberikan pertanyaan gum selalu memberikan waktu sejenak untuk berfikir, agar siswa dapat menjawab pe11anyaan dengan baik. Tabel 34 Menyampaikan pertanyaan telebih Pernyataan
Frekmms:i
Persentase
a. Selalu
16
53,34%
b. Sering
10
33,33%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak pernah
1
3,33%
30
100%
No
30
---
dal~ulu
··------------~---~~··-
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian (53,34%) responden menyatakan guru selalu menyampaikan pertanyaan ter!ebih dahulu keseluruh
69
s1swa, sebelum menunjuk siswa untuk menjawab . Sebagian lain (33,33%) menyatakan sering, sebagian lain lagi (I 0%) menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3,33%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa gurusudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajara dengan menyampaikan
pertanyaan terlebih
dahulu keseluruh siswa,
sebelum
menunjuk siswa untuk nmenjawab. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memprsiapkan terlebih dahulu jawabannya dengan baik. Tabel35 Memberi respon yang ramah dan menyenangkan
No 31
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
12
40%
b. Sering
9
30%
c. Kadang-kadang
8
26,67%
I
3,33%
30
100%
d. Tidak pernah -
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (40%) responden menyatakan guru selalu memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul antusias dan keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya. Sebagian lain (30%) menjawab sering, sebagian lain lagi (26,67%) menjawab kadang-kadang, dan sedikt sekali (3,33%) menjawab tidak pernah. Hal ini dilakukan agar siswa selalu termotivasi ketika bertanya atau menjawab pertanyaan. Tabel 36 Menghindari jawahan serempak
No 32
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
16
53,34%
b. sering
8
26,66%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak pernah
3
10%
Jumlah
30%
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setcngah dari responden (53,34%) menyatakan guru selalu menghindari jawaban serempak siswa, agar
70
diketahui siapa yang belum paham. Sebagian lain(26,66%) menjawab sering, sebagian lain (I 0%) menjawwab kadang-kadang dan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajaran dengan menghindari jawaban serempak, ini dilak:ukan agar mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa dalam memahami pelajaran yang sudah dibahas. Tabet 37 Menuutun jawabau siswa
No 33
Peruyataau
Frekueusi
Persentase
a. Selalu
21
70%
b. Sering
9
30%
c. Kadang-kadang
0
0%
d. Tidak pemah
0
0
Jumlah
0
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (70%) responden menyatakan guru selalu memmhm jawaban siswa sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. Sebagiamn lain (30%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) meyatakan kadang-kadang clan tidak pemah.Hal in menunjukkan bahwa guru sudah menjadi pembimmbing dan teladan yang baik dalam proses pembelajaran dengan selalu memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang atau belum mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Hal seperti ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i dalam rangka membangkitkan kepercayaan dirinya agar selalu termotivasi dalam belaj:ar.
71
Tabel 38 Memberikan penjelasan yang enknp Pernyataan
No
34
Frekn
;i
Persentase
a. Selalu
20
66,67%
b. Sering
7
23,33%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak pemah
0
0%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,67%) responden menyatakan bahwa guru selalu memberikan penjelasan yang cukup sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan. Sebagian lain (23,33%) menjawab sering, sebagian lain lagi (10%) meajawab kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini mermnjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses pembel~jamn dengan memberikan penjelasan yang cukup sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik, ha! ini dilakukan agar penjelasan yang diberikan dapat tersampaikan dengan jelas. Tabel 39 Menilai jawaban bersama-sama ~-~
..
-~·-·-·-···-··-
No
35
Pernyataan
Freku1ensi
Persentase
a. Selalu
8
26,67%
b. Sering
13
43,34%
c. Kadang-kadang
8
26,66%
d. Tidak pemah
1
3,33%
30
100%
Jumlah
--~·--
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden (43,34%) menyatakan guru sering menilai jawaban bersama-sama siswa. Sebagian lain 926,66%) menyatakan selalu dan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3,33%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup kreatif dan cerdik dalam melibatkan siswa agar ikut serta aktif
72
dalam menilai jawaban bersama-sama, ini juga merupakan salah sati cara unluk memperkuat pemahaman siswa agar menjadi l1:bih baik. Tabet 40 Mencela jawaban siswa
No 36
Pernyataan
Frekuensii
Persentase
a. Selalu
0
0%
b. Sering
2
6,67%
c. Kadang-kadang
9
30%
d. Tidak pemah
19
63,33%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (63,33%) menyatakan guru tidak pernah mencela jawaban siswa yang tidak sesuai dengan pembahasan. Sebagian lain(30%) menyatakan kadang-kadang, sedikit sekali (6,67%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) menyatakan selalu. Hal in menunjukkan bahwa guru sudah menjadi pembimbing yang baik denan tidak pemah mencela jawaban siswayang tidak sesuai dengan pembahasan. Hal seperti ini sangat dibutuhkan oleh siswa agar selalu termotivasi dalam setiap menjawab pertanyaan dari guru Tabel 41 Jawaban mendalam dan memuaskan Pernyataan
No 37
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
4
13,33%
b. Sering
6
20%
c. Kadang-kadang
19
63,34
d. Tidak pernah
I
3,33%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (63,34%) responden menyatakan bahwa jawaban yang diberikan guru kadang-kadang
73
mendalam dan memuaskan. Sebagian lain (20%) me1tjawa sering, sebagian lain lagi (13,33%) menjawab selalu, dan sedikit sekali (3,33%) menjawab tidak pemah. Hal ini menunjukkan bhwa gum jarang sekali dalam memberikan jawaban yang mendalam dan memuaskan, padahal ini adalah aspek yang cukup penting gar siswa selalu termotivasi dalam bertanya. Tabel 42 Ragu-ragu ketika menjawab Pernyataan
No
38
Frekueusi
Persentase
a. Selalu
0
0%
b. Sering
I
3,33%
c. Kadang-kadang
12
40%
d. Tidak pernah
7
56,67%
30
100%
Jumlah ·-----·--~···-·~-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (56,67%) responden menyatakan guru tidak pernah ragi-ragu ketika menjawab pertanyaan. Sebagian lain (40%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali (3,33%) menjawab sering, dan tida ada (0%) menjawab selalu. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam menjawab pe1tanyaan dengan tidak pernah ragu-ragu ketika menjawab perlayaan, hal ini berarti guru sudah cukup menguasai materi. Tabei43 Metode beraneka ragam Pernyataan
No
39
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
7
23,34%
b. Sering
21
70%
c. Kadang-kadang
2
6,66%
d. Tidak pernah
0
0%
Jumlah
30
100%
Metode adalah cara yang d1gunakan oleh guru dalam pembelajaran, menggunakan metode yang
bervaria~i
dalam pembelajaran dapat menunjang
74
keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar yang dikukan. Dari tabel di atas dapat
dilihat
bahwa sebagian
besar (70%)
res.ponden
guru
sering
menggunakan metode yang beraneka ragam dalajrn pembelajaran, sebagian lain (23,34%) menyatakan selalu, sedikit sekali (6,66%) menyatakan kadangkadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan metode yang beraneka ragam agar siswa tidak jenuh dalam belajar Tabel 44 Metode yang dignnakan membantu memahami pelajaran
No Pernyataan
Frelmensi
Persentasc
40
a. Selalu
15
50%
b.Sering
7
23,34%
c. Kadang-kadang
4
13,33%
4
13,33%
d. Tidak pernah -·------···--
Jumlah
I
~--
30
100%
Dari label diatas dapat dilihat bahwa scbagian besar (50%) responden menyatakan penggunaan metode yang dilakukan oleh guru dapat membantu pemahaman siswa dalamj belajar. Sebagian lain (23,34%) menyatakan sering, dan sedikit sekali (13,33%) menyatakan kadang-kadang dan tidak pemah. Hal in menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru cukup baik dalm membantu pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Tabel 45 Metode scsuai dengan tnjuan pembt:lajarau
No 41
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
13
43,34%
b. Sering
5
16,66%
c. Kadang-kadang
12
40%
d. Tidak pernah
0
0%
30
100%
Jumlah ·-·-·-----
Dan tabel d1 atas dapat
.. d1hhat
sebagmn besar responden (43,34%)
menyatakan metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan tujuan
75
pembelajaran, sebagian lain (40%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali (16,66%) menyatakan sering, dan tidak ada(O%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa gurusudah cukup baik dalam menggunakan metode dengan melihat tujuan pembelajaran terlebih dahulu agar tidak menyita waktu. Tabel 46 Melakukan peuilaian No 42
Pernyataan
Frelrne nsii
Persentase I
a. Selalu
15
50%
b. Sering
7
23,33%
c. Kadang-kadang
7
23,33%
d. Tidak pernah
l
3,34%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (50%) responden meilyatakan guru selalu melakukan penilaian tentang materi yang telah dibahas pada akhir pembelajaran, sebagian lain (23,33%) menyatakan seing dan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3,34%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengakhiri proses pembelajaran, dengan terlebih dahulu melakukan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilalmkan. Tabet 47 Memberikan soal-soal tertuli:s ~-
····~---~---~·-
No 43
Pernyataan
.Frelrneusi
Persentase
a. Selalu
18
60%
b. Sering
8
26,67%
c. Kadang-kadang
4
13,33%
d. Tidak pemah
0
0%
Jumlah
30
100%
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (60%) responden menyatakan guru selalu memberikan soal-soal tertulis tentang materi yang
76
sudah diajarkan pada setiap akhir pembelajaran, sebagian lain (26,67%) menyatakan sering, sedikit sekali (13,33%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru · sudah cukup baik dalam mengakhiri proses pembelajaran denga memberikan soal-soal tertulis tentang materi yang sudah diajarkan pada setiap akhir pembelajaran. lni dilakukan agar mengetahi sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah diajarkan dan untuk mengetahui keberhasilan siswa. Tabel 48 Mengulang kembali materi yang sudaD1 dibabas Pernyataan
No
44
Frekue111si
Persentase
a. Selalu
15
50%
b. Sering
11
36,67%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak pernah
I
3,33%
Jumlah
30%
100% ~·-----··-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (50%) dari seluruh responden menjawab guru selalu mengulang kembali materi yang sudah dibahas, sebagian lain (36,67%) menyatakan sering, sebagian lain lagi (10%) menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekalii (3,33%) menyatakan tidak pernah.Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajaran dengan mengulang kembali materi yang sudah dibahas, agar materi pelajaran sepenuhnya dapat tersampaikan secara jelas dan untuk mengantisipasi serta membantu siswa yang belum memahami materi pelajaran dengan baik.
77
Tabel 49 Merangkum materi bersama-sama
No 45
Pernyataan
Frekuensi
Persentase I
a. Selalu
13
43,34%
b. Sering
7
23,33%
c. Kadang-kadang
6
20%
d. Tidak pemah
4
13,33%
Jumlah
30
100%
Pada tabel di at:as dapat diketahui bahwa (43,34%) rsponden menyatakan bahwa guru selalu merangkum materi yang telah dibahas pada tiap akhir pembelajaran. (23,33%) responden mtmyat:akan sering, (20%) responden menyatakan kadang-kadang, dan (13,33%) responden bahwa guru tidak pemah menyimpulkan materi yang telah dibahaspada tiap akhir pembelajaran. Hal ini menunjukkanbahwa guru cukup kreatif dan cerdik dalam melibatkan siswa agar ikut serta aktif dalam menyimpulan materi pelajaran yang telah dibahas. Ini juga merupakan salah satu cara untuk memperkuat pemahaman siswa agar menjadi lebih baik. Tabel 50 Memberikan arahan dan nasebat Pernyataan
No 46
Frekuensi
Pcrsentase
a. Selalu
16
53,34%
b. Sering
8
26,66%
c. Kadang-kadang
6
20%
d. Tidak pemah
0
0%
Jumlah
30%
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (53,34%) responden menyatakan guru selalu memberikan arahan dan nasehat pada siswa sebelum mengakhiri proses pembelajanm, sebagian lain (26,67%) menyatakan sering, sedikit sekali (20%) menyatakan kadang-kaclang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik
78
dalam menjadi motivator bagi siswa dengan tidak lupa memberikan arahan dan nasehat terlebih dahulu sebelum mengakhiri proses pembelajan dengan tujuan agar siswa selalu termotivasi dalam belajar.
Tabel 51 Memberikan gambaran materi mmtu pertemua111 yang akan datang Nol
47
I
Peroyataan
Freknen·si
Persentase
a. Selalu
14
46,67%
b. Sering
10
33,33%
c. Kadang-kadang
4
13,33%
d. Tidak pemah
6,67%
2 ·-~-------·
Jumlah
------~------!
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (46,67%) dari responden menyatakan bahwa guru selalu memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar, sebagian lain (33,33%) menyatakan sering, sehagian lain lagi(l3,33%) menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekali (6,67%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajaran dengan tidak lupa memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang agar siswa selalu semangat dalam belajar. 3. Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Propfesionalisme Gum Pendidikan Agama Islam Dalam
meningkatkan
profesionalisme
gum,
khususnya
guru
Pendidikan Agama Islam, syaratnya adalah hams berpendidikan minimal SI, selain itu juga guru PAI harus lulusan kependidikan agama islam, dan alhamdulillah guru-guru PAI MA Yusfiyahsemuanya lulusan dari fakultas agama jurusan kependidikan islam. Selain harus bependidikan minimal SI, upaya yang dilakukan sekolah adalah dengan mengadakan metodologi pembelajaran Quantum Leaming, workshop kurikulum. Dan upaya lain yang dilakukall adalah mewajibkan guru PAI untuk mengikuti penataran-penataran guru yang diadakan ofoh sekolah
79
maupun yang diadakan oleh DEPAG, dan kegiatan-kegiatan itu bukan saja untuk guru PAI, tetapijuga untul< semua guru. Selain itu dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI, sekolah juga mengadakan program berupa praktek keseharian guru-guru. Dan penilaian yang dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAl adalah mengenai prosentase guru, misalnya datang kemadrasah tepat waktunya, hadir dalam kelas tepat waktunya, bukan hanya prosentase guru yang dinilai tapi juga tapi juga cara guru menyiapkan persiapan mengajar, dan aspek utama yang dinilai adalah akhlak para guru Pendidikan Agama Islam. Bukan hanya penilaian guru yang dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI, tetapi guru PAI jugsa harus memiliki keterampilan yang baik dalam mengajar.' Hal ini berdasarkan basil wawancara dengan kepala sekolah MA Yusufiyah.
C. Interprestasi Data
Seorang guru yang profesional, sebelum proses pembelajaran harus selalu membuat perencanaan pengajaran, karena in:i adalah tugas pokok seorang guru, dan dalan1 pemilihan metode pembelajaran, guru harus menyesuaikan dengan materi pembelajaran, agar proses pembelajaran lebih efektif. Dan dalam pemilihan media juga sangat penting, karena dapat membantu proses pembelajaran, tapi meskipun penggunaan media sangat penting tetap hams melihat kebutuhan materi, agar tidak menjadi sia-sia. Hal ini berdasarkan basil wawancara dan obsevasi kepada guru PAI MA Yusufiyah. Dengan demikian profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif yang ditinjau dari aspek kepribadian, membuka pelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan kegiatan akhir (menutup pelajaran). Dapat penulis kemukakan bahwa dari aspek kepribadian, dalam berpakaian sangat baik karena 66,67% siswa menjawab guru selalu berpakaian rapih. 70% siswa menjawab bahwa guru seiam oatl':", 7
Drs. H. M. Rosadi, Wawancara, 12 Juni 2008
80
tepat waktu untuk mengajar. 50% siswa menjawab bahwa guru selalu mengawali dan mengakhiri pelajaran dengan salam. 66,67% siswa menjawab guru tidak pemah bersifat pilih kasih terhadap siswa yang diajarkannya. 66,67% siswa menjawab bahwa guru sering bersifat h11.moris dan demokratis. 43,34% siswa menjawab bahwa guru selalu mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan belajar dan permasalahan yang dihadapi siswa. 50% siswa menjawab bahwa guru selalu bersifat sabar terhadap siswa yang lambat berfikir. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian guru Madrasah Aliyah Yusufiyah sudah sangat baik. Dari aspek membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru sangat baik, karena 50% siswa menjawab bahwa guru selalu memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa. 53,34% siswa menjawab bahwa guru sering mencoba mencairkan suasana melalui sapaan/bertanya tentang kesehatan siswa. 43,34% siswa menjawab bahwqa guru selalu memuali pelajaran setelah siswa nampak siap. 33,33% siswa menjawab bahwa guru selalu meajelasakan materi pokok/tujuan pembelajaran secara singkat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan awal dalam membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran sangat baik. Dari aspek melaksanakan prose belajar mengajuar yang telah dilakukan, penulis melihat proses pembelajaran yang telah dilakukan cukup baik, karena 50% siswa menjawab bahwa gum selalu memperhatikan sungguh-sungguh respon siswa baik berupa pertanyaan, reaksi, dan usulan. 43,34% siswa menjawab bahwa guru selalu memandang siswa sebagai anak sendiri sehingga ia sayang kepada siswanya. 40% siswa menbjawab bahwa dalam menjelaskan materi pelajaran guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. 46,67% siswa menjawabbahwa guru sering mengaitkan pembahasan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. 60% siswa menjawab bahwa guru tidak pernah ngelantur dalam menyampaikan materi pelajaran. 60% siswa menjawab bahwa siswa selalu memperhatikan sungguh-sungguh ketika guru sedang menguraikan materi pelajaran. 53,34% siswa menjawab bahwa guru selalu menggunakan media yang sesuai dengan
81
kebutuhan pelajardll. 43,345 siswa menjawab bahwa guru selalu
memilih
media yang tidak merepotkan siswaatau membahayakan. 73,34% siswa menjawab bahwa guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami. 76.67% siswa menjawab bahwa guru selalu
memb<~rikan
waktu sejenak
kepada siswa untuk berfikir seoolum menjawab pertanyaan. 70% siswa menjawab bahwa guru selalu menuntun jawaban siswa sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 66,67% siswa menjawab bahwa guru selalu memberikan penjelasan yang eukup sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan. 63,33% siswa menjawab bahwa guru tidak pernah mencela jawaban siswa yang tidak sesuai dengan pembahasan. 56,67% siswa menjawab bahwa !,'llru tidak pernah mgu-ragu ketika menjawab pertanyaan. 70% siswa menjawab bahwa guru sering menggunakan metode yang beraneka ragam dalam mengajar. 43,34% siswa menjawab bahwa guru selalu menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
guru sudah cukup baik dalam melaksanakan prose
belajar mengajar di MA Yusufiyah. Dari aspek kegiatan akhir atau menutup pelajaran yang telah dilakukan juga cukup baik, karena 50% siswa menjawab bahwa guru selalu melakukan penilaian tentang materi yang sudah dibahas pada akhir pemoolajaran. 50% siswa menjawab bahwa gur selalu mengulang kembali materi yang telah dibahas setiap akhir pembelajaran. 43,34% siswa meajawab bahwa guru selalu mcrangkum materi bersam-sama siswa. 53,34% siswa menjawab bahwa guru selalu memoorikan arahan dan nasehat sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan akhir atau menutup pelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran cukup baik. Bukan hanya seorang guru, yang meningkatkan profesionalismenya dalam mengajar, tetapi sekolah juga harus melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI, diantaranya guru hams berlatar belakang pendidikan minimal SI, dan juga guru PAI harus lulusan kependidikan Islam. Sclain itu sekolah juga mcngadakan metodologi pembclajaran, quantum Learning dan lain-lain. Dan sekolah juga melakukan
82
penilaian terhadap guru PAI, misalnya mengenai kehadiran guru, menyiapkan persiapan mengajar clan aspek utama yang dinilai adalah akhlak para guru, khususnya guru PAI. Selain itu juga guru dituntut harus mempunyai keterampilan dalam mengajar. Hal ini berdasarkan hasil wawancara clan observasi kepada kepala sekolah MA Yusufiyah. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa guru PAI di MA Yusufiyah dalam proses helajar mengajar sudah cukup efektif clan profesional.
BABV
PENUTUP Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan data yang penulis peroleh, maka tahap akhir dari penyusunan skripsi ini adalah memberikan kesimpulan dan saran-saran.
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitunan serta pengolahan data, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Dilihat dari beberapa jawaban yang diberikarn oleh responden, maka penulis dapat menganalisa bahwa guru yang profosional harus mempunyai persiapan dalam mengajar, baik yang berkenaan dengan kepribadian, membuka
pelajaran,
memberikan
motivasi.,
keterampilan
dalam
menjelaskan, dalam menggunakan metode, media yang dipakai, maupun faktor-faktor lainnya yang berkenaan dengan proses. pembelajaran, sangat membantu dalam mengefektifitaskan proses belajar mengajar. Dan dari hasil penelitian penulis dapat menginterprestasikan bahwa keberadaan guru MA Yusufiyah memiliki keprofesionalan dalam menjalankantugas sebagai pengajar dan pendidik. 2. Adapun beberapa ha! yang dilakukan kepala sekolah MA Yusufiyah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI, diantaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan
kependidikan,
workshop,
dan
studi
komparatif
kebeberapa lembaga yang lebih maju.
B. Saran-saran I. Kepada pihak pengelola sekolah, hendaknya selalu memberikan motifasi
dan dukungan kepada guru di lapangan, dalam hal ini khususnya penyediaan sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan oleh guru agama agar mendukung kualitas dan proses pembelajaran yang dilakukan.
84
2. Kepada para guru khususnya guru PAI, hendaknya selalu memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada siswa/i agar selalu semangat dan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. 3. Kepada pihak guru hendaknya selalu memberikan inovasi-inovasi baru yang berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran agar selalu terampil dan komunikatif dalam prose pembelajaran. Penulis juga mengharapkan kepada guru untuk lebih jeli dalam menata tempat duduk siswa sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam belajar dan tidak lupa untuk bertanya tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke. 13 Bukhari, Mukhtar, Pendidikan dalam Muhammadiyah Jakarta Press, 1994. Danim,
pemhangunan,
Jakarta:
!KIP
Sudarwan, lnovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Darajat, Zakiyah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Seko/ah, Jakarta: Cv. Ruhama, 1995. - - - -,
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet Ke-4. , Metodik I/mu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet Ke-3.
----
Daud Makrnur, Tetjemah Hadis Shohih Muslim, Semarang; Cv, Adi Grafika, 1996, cet Ke-4, Jilid 4. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-Garis Besar Program Pengajaran Sekolah Dasar, Mata Pelajaran PAl, Jakarta: Derektorat Pendidikan Dasar, 1993/1994. Echols, M. John, et, all, Kamus lnggris Indonesia, JakarL"1: Gramedia, 1996. Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian Research, Jakarta: Andi Ofset, 1990, Cet Ke-2. Imam Al-Hafiz Abi 'Abdilah bin Ismail Al-Bukhari, Shohih Bukhari, Beirut: AlMaktabah Al-' Asyariyah, 1997. Joni, T. Raka, Penelitian Pengemhangan Dalam Pembaharuan Pendidikan, Jakarta: P21, PTK Dirjen Depdikbud, 1984. Lutfi, Muchtar, Profesionalisme Guru, Bandung: Mimbar Pendidikan !KIP, 9 September, 1984.
86
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2004. Marimba, Ahmad. D, Pengantar Filsafat Pendidikan .lvlam, Bandung: NU AlMa'arif, 1990. Muhaimin, et, all, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Rosdda Karya, 2002. Namsa, Yunus, Metodologi Pengantar Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, Cet Ke- I. Nurdin, Syafrudin dan Basyirudin Usman, Guru Prifesional Dan Implementasi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press,2003. Pusat Kurikulum Penelitian dan Pengembangan Departemen Nasional, Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta,2004. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, .Bandung: Sinar Barn Algensindo, 2002. Sunarto, Ahmad, dkk, Tetjemah Shohih Bukhari, Semamng: Cv. As-Syifa, 1993. Supriadi, et, all, Buku Ajar Pendidikan agama Islam, Jakarta: Cv Grafika Karya Utama,200 I. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Iondonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994 Usman, Moch, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. remaja Rosda Karya,2002. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, Bandung: Citra Unbara, 2003.
ANGKET PROFESIONALISME GURU PAI DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF STUDI KASUS MA. YUSUFIYAH PONDOKGEDE
Kelas Jenis kelamin Petunjuk pengisian angket: I. Bacalah basmalah sebelum mengisi angket ini 2. Beri !ah tancla (X) pacla salah satu jawaban yang ancla anggap benarclan sesuai clengan keaclaan yang sebenar-benarnya 3. Angket ini bertujuan hanya untuk penelitian clan ticlak berpengaruh sama seklali clengan nilai ancla 4. Terima lkasih alas bantuan clan partisipasinya
l. Kepribadian A. Pcnampilan I. Dalam proses belajar mengajar guru berpakaian rapih a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kaclang cl. Tidak pernah 2. Guru datang tepat waktu untuk mengajar a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kaclang d. Tidak pernah 3. Guru mengawali clan mengakhiri pelajaran dengan salam a. Selalu b. Sering c. Kadang-kaclang cl. Ticlak pernah 4. Guru bersifat pilih kasih terhaclap siswa yang cliajarkannya a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kaclang cl. Ticlak pernah 5. Guru bersifat humoris dan demokratis ketika mngajar di kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-adang d. Tidak pernah 6. Guru mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan belajar dan pennasalahan yang dihaclapi siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah 7. Guru bersikap sabar terhadap siswa yang lam bat berfikir a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang cl. Tidak pernah 8. Guru tidak mau tahu dengan siswa yang bermasalah, yang penting ia telah mengajarkan sesuai jadwal dan kurikulum a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Kualitas pengajaran guru B. Melaksanalrnn progam penga,jaran
9. Guru rnernperhatikan sikap dan tern pat duduk siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah I0. Guru mencoba rnencairkan suasana melalui sapaan I bertanya tentang kesehatan SIS\Va
a. Sela! u b. Sering c. Kaclang-kadang cl. Tidak pernah I I. Guru mernulai pelajaran setelah siswa nampak siap a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Guru menjelaskan secara singkat materi pokok I tujuan pebelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kaclang d. Tidak pernah 13. Guru mernberi pujian pada siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan a. Selalu b. Seing c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Guru mernperhatikan sungguh-sungguh respon siswa baik berupa pertanyaan, reaksi, dan usulan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Guru rnernandang siswa sebagai anak sendiri, sehingga ia sayang kepada s1swanya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Guru rnemberikan penguatan fisik kepada siswanya seperti senyum, pandangan simpatik, rnendekati, menepuk bairn, dsb a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Dalarn menjelaskan rnateri guru rnenggunakan bahasa yang rnudah dimengerti oleh siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Guru rnengaitkan pernbahasan rnateri pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
s1swa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah 19. Uraian rnateri yang di berikan oleh guru tidak berfokus pada inti pelajaran (ngelantur) a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Guru rnengulang hal-hal penting dalam penjelasan agar si8wa lebih faham a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 21. Siswa rnernperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru sedang menguraikan n1ateri a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 22. Guru rnenyelingi penjelasan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh rnana pengetahuan awal siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 23. Guru mengambil referensi lain, selain buku paket yang cliwajibkan dari sekolah, misalnya dari internet. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 24. Media yang digunakan guru bervariasi dan tidak monoton a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 25. Media yang digunakan guru disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran a. Sela! u b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 26. Media yang clipilih guru ticlak merepotkan atau membahayakan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 27. Dalam proses belajar mengajar guru menggunakan media I alat peraga a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28. Ketika bertanya guru menggunakan bahasa yangjelas dan mudah difahami oleh s1swa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29. Guru mernberi waktu sejenak kepacla siswa untuk berfikir sebelurn rnenjawab pertanyaan c. Kadang-kadang d. Tidak pernah a. Selalu b. Sering 30. Guru menyampaikan pertanyaan terlebih dahulu keseluruh siswa, sebelum menunjuk siswa untuk menjawab a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang d. Tidak pernah
31. Guru memberi respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul antusias dan keberanian siswa untuk menjawab atau be1ianya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 32. Guru menghindari jawaban serempak siswa, agar diketahui siapa yang belum paham a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 33. Guru menuntun jawaban siswa sehingga siswa dapat me111;mukan sendiri jawaban yang benar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah 34. Guru memberikan penjelasan uang cukup sehingga sisw dapat menjawab pe1ianyaan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kaclang d. Ticlak pernah 35. Guru menilai jawaban bersama-sama clengan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 36. Guru mencela jawaban siswa yang tidak sesuai dengan pembahasan a. Selalu b. Sering c. Kaclng-kadang d. Tidak pernah 37 . .Jawaban yang cliberikan guru menclalam dan memuaskan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang cl. Tidak pernah 38. Guru ragu-ragu ketika menjawab pertanyaan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 39. Guru mcnggunakan metode yang beraneka ragam dalam mengajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 40. Metode yang digunakan guu membantu saya dalam memahami pelajaran PAI a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 41. Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah a. Selalu
C. Kctcrampilan menutup pelajaran 42. Guru melakukan penilaian tentang materi yang telah dibahas pada akhir pembelajaran a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah 43. Guru memberikan soal-soal tertulis tentang materi yang suclah diajarkan pada Setiap akhir pembelajaran a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang d. Ticlak pernah 44. Guru mengulang kembali materi yang telah dibahas setiap akhir pembelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 45. Guru merangkum materi yang telah clibahas bersama-sama siswa b. Sering c. Kadang-kadang cl. Ticlak pernah a. Selalu 46. Disetiap akhir pembelajaran guru memberikan arahan dan nasehat agar raj in belajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 47. Sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar guru memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang d. Ticla.k pernah
PEDOMAN WA WAN CARA DENGAN GURU BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMAISLAM
HarirJ'anggal lntervie\ve
Waktu/Tempat wawancara
: Kamis/8 Juni 2008 :Sa'adih, S.Ag : 11 00-12 00 WIB/Ruang guru
I. Sebelum mengajar apakah bapak/ibu membuat perencanaan pengajaran(RPP)? Ya, sebelum mengajar saya selalu membuat perencanaan pengajaran terlebih clahulu, karena ini adalah tugas pokok seorang guru. 2. Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai pentingnya penyusunan perencanaan pengajaran sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar? Sangat Penting, agar proses pembelajaran yang dilakukkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapaL 3. Dalam proses pembelajaran, bagaimana usaha bapak dalarn memilih rnetode? Dalarn memilih metode biasanya saya rnenyesuaikan denga kebutuhan materi, agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif clan tidak rnenyita banyak \Vaktu 4. Menurut bapak/ibu seberapa pentingkah penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar rnengajar? Sangat penting, karena dapat membantu guru dalam proses pembelajaran, tetapi meskipun penggunaan media ini penting tetap harus rnelihat pada kebutuhan materi agar tidak menjadi sia-sia. Peran media dalam proses pembelajaran sangat besar, seperti siswa lebih cepat dan lebih rnudah mernaharni materi apabila menggunakan media, 5, Menurut bapak/ibu seberapa besarkah manfaat pelaksanaan evaluasi di setiap akhir proses belajar mengajar? Jelas sangat besar, karena untuk mengetahui keadaan siswa apakah mereka benarbenar sudah memahami materi atau tidak, sehingga kita bisa mengambil langkah untuk selanjutnya. 6. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa/i, cara apakah yang bapak/ibu lakukan? Biasanya saya selalu rnemotivasi siswa, memerintahkan untuk merubah suasana be Iajar, clan melakukan inovasi-inovasi baru agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
Upaya dalam mengatasi siswa yang sulit memahami pelajaran dengan cara menambahkan jam pelajaran selama kurang lebih satu jam diluar jam pelajaran sekolah yang telah ditetapkan. 5. Menu rut ibu metode apakah yang paling efektif untuk pelajaran agama? Menurut saya semua metode pada dasarnya efektiftergantung materi yang akan di ajarkan kepada siswa, namun biasanya saya menggunakan metode yang bervariasi dalam tiap pertemuan agar tidak membosankan siswa ketika belajar.
PEDOMAN WA WANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH MA. YUSUFIYAH PONDOK GEDE, JAKARTA-TIMUR
Hari/Tanggal
: Kam is I 12 Juni 2008
lnterviewe
: Ors. H. M. Rosyadi
Tempat/waktu wawancara
: MA Yusufiyah I 14.25
I. Adakah syarat tertentu untuk menjadi guru PAI di MA Yusufiyah? Ya, ada syaratnya untuk menjadi giru PAI, yaitu harus berpendidikan minimal SJ, selain itu juga guru PAI di MA Yusuiyah harus keluaran atau lulusan kependidikan Islam, dan alhamdulillah guru-guru bidang studi agama Islam semuanya lulusan dari fakultas agamajurusan kependidikan Islam 2. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, khususnya guru PAI? Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesinalisme guru PAI adalah dengan mengadakan metodologi pembelajaran quantum learning, worksshop kurikulum. dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah wawasan guru Pendidikan Agama Islam. Dan upaya lain yang dilakukan adalah mewajibkan guru PAI ntuk mengikuti penataran-penataran guru yang diadakan oleh sekolah maupun yang diadakan oleh DEPAG, dan kegiatan-kegiatan itu bukan saja untuk guru PAI tapi juga untuk semua guru. 3. Program apa yang bapak rencanakan untuk meningkatkan profesionalisme guru PAI? Apakah sudah terlaksana? Program yang saya lakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru, berupa praktek keseharian guru-guru. Alhamdulillah sebagian program tersebut sudah terlaksana. 4. Apakah bapak melakukan penilaian terhadap para guru PAI ? Aspek apa sajakah yang dinilai? Ya, biasanya saya melakukan penilaian terhadap guru setiap persemester, dan aspek yang dinilai adalah mengenai 1. Prosentase guru, misalnya datang kemadrasah tepat waktunya, ikut serta dalam upacara dan rapat-rapat madrasah,
hadir dalam kelasa sesuai jadwal. 2. Profesi mengajar, menyiapkan AMP, menyiapkan jadwal alokasi waktu mengajar, menyiapkan persiapan mengajar, memecahkan kesulitan yang dihadapi siswa, menyiapkan pencatatan analisa basil belajar. 3. Hubungan ketja sama, ikut membantu k.epala madrasah dalam memecahkan masalah bersama, ikut rekannya dalam memecahkan kesulitan dalam mengajar, dan ikut menciptakan hubungan yang baik dengan pegawai tataq usaha termasuk pesuruh. 4. Aspek utama yang dinilai adalah akhlak para guru PAL dan alhamdulillah setelah saya amati selama saya menjabat kepala sekolah disini, guru-guru PAI di sini semuanya berakhlak baik. 5. Adakah
keterampilan
khusus
yang
bapak tuntut dari
guru
PAI
untuk
meningkatkan profesionalismenya? Ada, bukan hanya guru PAI saja yang dituntut keterampilannya tapi juga untuk se111ua guru.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN [RPP] NAMA MADRASAH MAT A PELAJARAN KELAS I SEMESTER ALO KASI W AKTU PERTEMUAN KE
Standar Kompctensi
Kompetansi Dasar Indikator Hasil Belajar :
: MA Yusufiyah : FIQIH : XI [SEBELAS] I II [GENAP] : 6 JAM PELAJARAN [ 3 X TM ] : 1-3 [SATU-TIGA]
Memiliki pemaharnan dan penghayatan yang lebih mendalam terhadap ajaran Islam tentang Pidana, Hudud, Munakahat, Waris dan Wasiat se11a marnpu mengarnalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menjelaskan Hukum Warisan
I. Menjelaskan pengertian ilmu mawaris
2. Menjelaskan landasan hukum mawaris 3. Menjelaskan tujuan dan kedudukan ilmu mawaris 4. Menjelaskan ayat-ayat tentang ilrnu mawaris 5. Menjelaskan hikmah mawaris
L Tujuan Pembclajaran Mampu rnenjelaskan perrnasalahan warisan dan wasiat 2. Meteri Ajar Mawarits adalah ihnu tentang pembagian harta peninggalan setelah seseorang rneninggal dunia 3. MetodePembelajaran JIGSAW LEARNING ( Belajar Dengan Model Jiqsaw ): Metode ini merupakan rnetode yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan metode ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. 4. Langkah Pembelajaran I. Kegialan Awai a. Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran b. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa c. Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada pelajaran baru e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa
2. Kegialan Inti a. Pilihlah materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen ( bagian) b. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah siswa adalah 50 sementara, jumlah segmen yang ada 5 , maka rnasing-masing kelompok terdiri dari I 0 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang, kernudian setelah proses selcsai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut. c. Setiap kelornpok mendapat tugas membaca dan rnemaharni submateri pembelajaran yang berbeda-beda d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelornpok. e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan --··---1--- ··-·-- .. :..l-1. +-···----1-1.-- ..l-1--- 1.-1-·-·--1.
3. Kegiatan Akhir a. Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi ajar yang sudah dipelajari b. Memberikan post tes untuk mengetahui basil pembelajaran c. Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar 5. Alat/Bahan/Sumber Belajar a. Lem bar peraga yang berisi peta konsep sesuai materi ajar b. Lem bar peraga yang berisi sketsa penerapan konsep sesuai materi c. Buku Ajar I buku paket yang diterbitkan Depag Pusat Jakarta d. Buku referensi sesuai dengan mata perlajaran yang diajarkan e. Lembar Kegiatan Siswa "HIKMAH" Forum Guru Bina PAI. 6. Penilaian a. K 01 111!1 . 'f[Tes 1.·1san IT LI I'IS ] No ITEM SOAL 01 Jelaskan pengertian dan hukum ilmu mawaris 02 Terangkan tujuan dan kedudukan ilmu mawaris? 03 Tuliskan ayat-ayat tentang ilmu mawaris? 04 Jelaskan hikmah ilmu mawaris 05 Diskripsikan pembagian waris sebelum turunva Al-Qur'an? b. Afektiff Pengamatan Minat dan Sikaol As Jek Penilaian Afektif No Nama Siswa Kerja Tuntas Respon Disiplin sruna Tugas
-·
J ml Skor
Bo bot
Catalan
3 4 4 4 5
Nilai
Catatan
OJ
02 03 c. Psikomotorik [Unjuk Ker' al No
Nama Siswa
Asoek Penilaian Psikomotorik Penguasaan
Sistematika
Kecakapan
Mutu Kania
Jml Skor
Nilai
01 02 03
Mengetahui Kepala Madrasah
Drs. H. MOH. ROSYADI NIP. 150 216 571
Cata tan
Jakarta 15 Juni 2008 Penyusun Guru Mata pelajaran
.ff. SA' ADIH S. ~
Catalan Guru
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGEJU SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp. 1 Nomor
omor amp. aI
95, Cipulal 15412, Indonesia
(62-21) '1443328, 7401925, Fox. (62-21) 7·M.!l2B
Emuil : uinjk.t@1;ubi.net.id
Jakarta, 2 Juni 2008
: Un.01/FlffL022/l 33/2008 : Outline/ Proposal : Permoltonan lzin Penelitian Kepada Yth: Kepala Madrasah Aliyah Yusufiyah di JI. Raya Pondok Gede Jakarta Timur.
Assalamu'alaikum Wr. Wb. dengan hormat kumi sampaikan bahwa, Numa NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
Rosanah I 030 I I 02688 Pcndidikan Agama Islam IX ( Sembilan ) Profesonalisme Guru Pendulikan Agama Islam dalam proses pcmbelajaran yang efektif study ka£,us Madrasah Aliyah Yusufiyah di JI. Raya Pondok Gede JaJ
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'alaikum wr. wb. An. Dekan «I/ .'/ ~.-a a ' rfHta Usaha
' \·
J
j
3;;'/;:~.,·:~;~,:<'::::~
11
'1\ ~. \,\~·::y~t'} f..~ )\ ·•: ··~r,s:
•.J ~ '
as Darw1s
I .iO 236 356 ·,:..',, ... , , :·,, N'!P. . ~
m1busan: Dekan FITK Pcmbantu Dekan Bidang Akadcmik Mahasiswu yang bersnngkutan
'
~·
-
.
I
YAYASAN YUSUFlYAH
MA
YUS-UFl'i1~H
JI. Pondok Gede No.36 Lubang Buaya Cipayung Jakarta Timur 13810 Telp. (021) 8412537 - 87795087
SURAT KETERANGAN No .. .3.'ii-t.IAIMA/YYNII/2008
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Madrasah Aliyah (MA) Yusufiyah Jakarta menerangkan bahwa :
Nama
:ROSANAH
NIM
: I 03011026788
Fakultas
: limn Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
: PAI
Nama tersebut diatas benar telah melaksanakan Penelitrian/Observasi dalam rangka penyusunan Skripsi yang be1judul : "PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF STUDI KASUS" (Madrasah Aliyah Yusufiyah, JI. Raya Pondok Gede No 36 Jakarta Timur). Pada tanggal 2 - 8 Juni 2008.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat, untuk dapat diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Juli 2008
<", ,:;·;~K_~pil:la MA Yusufiyah
' ·,-,,) ,,,.,,,c,---·-"~·~-'-~-~- -- _--'-:!- ,.'\,.,
/.- .'·:,.."'