Produktivitas lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamata Bojong Kabupaten Tegal ................(Fuad, et al.)
PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAS PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL (Productivity of Wetland in Meeting the Needs Rice of Residents in the District of Bojong Tegal) Aniszul Fuad, Andri Noor Ardiansyah dan Neng Sri Nuraeni Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta Jl. Ir. H.Juanda No.95 Ciputat 15412, Indonesia E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar produksi beras di Kecamatan Bojong tahun 2011-2014 , dan untuk mengetahui bagaimana tingkat produktivitas lahan sawah. Ide awal penelitian ini karena meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 yang menyebabkan terjadinya konversi lahan sawah ke permukiman, hal ini akan mengurangi sumber daya lahan pertanian untuk produksi beras. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari BPS Kebupaten Tegal dan di analisis menggunakan microsoft excel dengam membandingkan sisi permintaan (demand) dan sisi ketersediaan (supply). Untuk mengetahui tingkat produktivitas lahan sawah digunakan rumus daya dukung lahan pertanian. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan didapat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 sebsar 0,89%, Sedangkan untuk Produksi padi dikonversi sebesar 0,65 menjadi beras, sehingga dapat diketahui produksi beras masing-masing untuk Tahun 2011 sebesar 8.415,68 ton, tahun 2012 sebesar 8.403,39 ton, tahun 2013 sebesar 8.388,05 ton, dan untuk tahun 2014 berproduksi sebesar 8.398,32 ton. Sedangkan untuk Produktivitas lahan dilihat berdasarkan perbandingan antara supply dan demand dan dengan menghitung daya dukung lahan pertanian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketersediaan berada dibawah angka konsumsi beras minimum, sehingga dapat dikatakan defisit, Produktivitas lahan berdasarkan daya dukung lahan pertanian berdasarkan hasil analisa bahwa Daya dukung lahan pertanian tahun 2011-2014 nilai α menunjukan 0,91 dan 0,89 atau kurang dari 1 yang berarti Kecamatan Bojong sudah tidak mampu swasembada pangan. Kata kunci: produktivitas, lahan sawah, produksi beras, kebutuhan beras
ABSRACT This research purposes to determine how much rice production in the Districk of Bojong 2011 until 2014 and also to determine how the level of productivity of paddy fields, The initial idea of this study because of the increasing population in the District of Bojong in 2011-2014 which will cause wetland conversion to settlements, it can lower the carrying capacity of agricultural land for rice production. This research uses deskriptive method with quantitative approach, while the data required in this research is secondary data obtained and the Central Statistics Agency (BPS) Tegal and analyzed using microsoft excel to compare and the two sides, the request or requirement (demand) and the availability (supply) and to determine the level of productivity of wetland used formula of agricultural land capacity based on the analysis conducted and found that the rate of population growth, and in 2011 the Distict of Bojong 2014 at 0,89%, while for rice production on converted by 0,65 into the rice, so that can know each rice production for 2011 amounted to 8,415.68 tons, in 2012 amounted to 8,403.39 tons, in 2013 amounted to 8, 388.05 tons, and for 2014 production amunted to 8.398,32 tons and for land productivity seen by the interplay between supply and demand to calculate the carrying cacacity of agricultural land, and it can be deduced that the availability is lower than the figures of rice consumption minimum, so we can say the deficit, the productivity of land based on the carrying capacity of agricultural land based on the results of the analysis that the carrying capacity of agricultural land in 2011-2014 showed α value of 0,91 and 0,89 or less than 1, which means the District of Bojong is not able to self-sufficiency Keywords: productivity, wetland, rice production, rice need
255
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI: 255-266
PENDAHULUAN Pembangunan sektor pertanian masih menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia saat ini dan beberapa dasawarsa mendatang. Salah satu penyebabnya karena sebagain besar penduduk indonesia terus bertambah relatif pesat, dengan konsekuensi ada penyediaan bahan pangan baik dari segi kuantitas, kualitas maupun jenisnya dalam jumlah yang memadai. Menurut Mubyarto Indonesia merupakan negara pertanian di mana pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian. Menurut Tati Nur Mala Produksi atau hasil pertanian dalam arti luas tergantung dari faktor genetik dan varietas yang di tanam, lingkungan termasuk anatara lain tanah, iklim dan teknologi yang dipakai. Sedangkan dalam arti sempit terdiri dari varietas tanaman, tanah, iklim dan faktorfaktor non-teknis seperti ketrampilan petani, biaya atau sarana produksi dan alat-alat yang digunakan. Kebutuhan akan lahan meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, sebagai konsekuensinya maka kebutuhan akan lahan, baik untuk permukiman, pertanian, perdagangan dan fasilitas-fasilitas yang lainnya semakin bertambah. Disisi lain, luas lahan dipermukaan bumi sifatnya tetap dan terbatas. Oleh karena itu, di perlukan suatu perencanaan dan penataan pemanfaatan lahan agar lahan dimanfaatkan secara efisien dan lestari, dalam arti kesuburan tanah dan produktivitasnya tetap terjaga. Perbandingan jumlah penduduk di Kecamatan Bojong disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Jumlah Penduduk di Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014. Desa/Kelurahan 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Rembul Dukuhtengah Kedawung Suniarsih Karangmulya Tuwel Bojong Buniwah Lengkong Batunanya Sangkanayu Gunungjati Pucangluwuk Kajenengan Kalijambu Danasari Cikura Jumlah
Jumlah Penduduk 2011
Jumlah Penduduk 2014
8.586 2.725 2.817 2.121 5.509 8.886 8.705 3.354 4.835 1.743 1.184 2.313 4.229 4.548 2.387 4.530 4.301 72.773
9.107 2.785 2.906 2.188 6.496 9.298 8.870 3.361 5.010 1.788 1.259 2.360 4.377 4.701 2.431 4.625 4.394 75.908
Sumber: BPS Kabupaten tegal tahun 2011 – 2014 (diolah)
Manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya tidak dapat terlepas dari lingkungan alam. Hal ini nampak dari ketergantungan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagian besar dipenuhi dari alam, selalu terjadi hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya, laju pertumbuhan penduduk bertumbuh pesat disertai meningkatnya kebutuhan pangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut menimbulkan permasalahan yang menyangkut manusia maupun lingkungan. Salah satu masalah yang timbul adalah kondisi lahan dan produktivitas lahan itu sendiri. Lahan merupakan salah satu faktor produksi pertanian yang selama ini menjadi pembatas kedaulatan pangan di Indonesia. Permasalahan lahan yang dihadapi selama ini adalah 256
Produktivitas lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamata Bojong Kabupaten Tegal ................(Fuad, et al.)
ketersediaan lahan pertanian yang tidak mecukupi, penyusutan lahan pertanian yang sudah tersedia, dan kesulitan pengembangan lahan pertanian baru karena berbagai kendala. Perbandingan penggunaan lahan disajikan pada Gambar 1.
Sumber: Badan Pusat Statostik (BPS) Kabupaten Tegal (diolah).
Gambar 1. Perbandingan Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Bojong Tahun 2008-2014.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama terus meningkat karena selain jumlah penduduk yang terus bertambah dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata tahun 2011 hingga tahun 2014 sebesar 0,89%. Menurut Badan Litbang Pertanian dalam (Azwir dan Ridwan 2009) selain meningkatnya jumlah penduduk Kebutuhan beras meningkat karena adanya perubahan pola konsumsi penduduk yang non-beras ke beras. Di lain pihak terjadinya penyempitan lahan sawah subur akibat konversi lahan untuk kepentingan selain pertanian, juga terjadinya fenomena produktivitas padi sawah irigasi cenderung turun. Kecamatan Bojong merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tegal yang mengalami perkembangan pesat dibidang pertanian, disisi lain laju pertumbuhan penduduk juga mengalami peningkatan sebesar 0,89% atau 0,0089. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan strategi Ketahanan pangan dengan melakukan proyeksi ketahanan pangan di Kecamatan Bojong. Adapun tujuan penulisan ini yaitu: (1). Untuk mengetahui jumlah produksi beras (Kg) pada lahan pertanian di Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2011-2014. (2). Untuk mengetahui tingkat produktivitas lahan sawah dalam pemenuhan kebutuhan beras penduduk di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal Tahun 2011-2014.
METODE Lokasi peneitian disajikan pada Gambar 2. Sementara itu untuk melihat perbandingan jumlah penduduk dan penggunaan lahan sawah menurut lokasi desa di Kecamatan Bojong tahun 2014 disajikan pada Gambar 3. Alat yang digunakan untuk mendukung penulisan ini adalah seperangkat Laptop yang di lengkapi dengan Ms Office (Word dan Excel). Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah data-data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal dalam Angka 2011 – 2014 dan data kesesuaian lahan dari instansi terkait. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Ms Excel 2010 dan kemudian di analisis secara deskriptif. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan / arsip yang ada dikantor atau instansi yang dapat dipertanggung jawabkan dan ada hubungannya dengan tujuan penelitian. Data yang digunakan adalah Studi Dokumentasi.
257
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI: 255-266
Gambar 2. Lokasi Penelitian.
Sumber: Peta Administrasi Kecamatan Bojong
Gambar 3. Lokasi Desa di Kecamatan Bojong.
a. b. c. d. e.
Data sekunder yang dikumpulkan adalah: Peta Administrasi Kabupaten Tegal Data produksi padi Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal tahun 2011-2014 Data jumlah penduduk Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal tahun 2011-2014 Data rata-rata luas panen pertanian bahan makanan pokok padi tahun 2011-2014 Data penggunaan lahan sawah dan bukan sawah, Kecamatan bojong, Kabupaten Tegal tahun 2011-2014
Teknik Pengolahan dan Analisa Data Adapun tahap pengolahan data sebagai berikut: Dari sisi permintaan (Demand) 1.) Menghitung laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bojong per tahun berdasarkan data jumlah penduduk Kecamatan Bojong tahun 2011-2014 2.) Menghitung jumlah penduduk Kecamatan Bojong tahun 2015-2045 berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata (tahun 2011-2014) dengan rumus: Pt = P0 (1 + r )n dimana: Pt : Penduduk tahun ke-t P0 : Penduduk tahun ke-0 r : laju pertumbuhan rata-rata per tahun n : Tahun 258
Produktivitas lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamata Bojong Kabupaten Tegal ................(Fuad, et al.)
3.)
4.)
Menentukan indeks konsumsi beras penduduk pertahun. Dalam hal ini, indeks konsumsi beras per tahun di tentukan dengan mengacu kepada Peraturan Kementrian Pertanian Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Nomor 16/Permentan/HK.140/4/2014 tentang Pedoman Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Tahun 2015 dan kepada Direktorat Pangan dan Pertanian, Kementerian Perencanaan Pebangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Naional Sebesar 124,89 kg/kap/tahun. Menghitung kebutuhan beras di Kecamatan Bojong berdasarkan jumlah penduduk hasil proyeksi dan indeks konsumsi beras penduduk per tahun dengan cara: Kebutuhan beras total = penduduk hasil proyeksi x indeks konsumsi beras
Dari sisi ketersediaan (Supply) 1.) Menghitung produksi padi di Kecamatan Bojong dengan pendekatan: Total produksi padi (ton) = Luas lahan padi sawah (Ha) x IP x produktivitas padi (ton/ha) Catatan: untuk menghitung IP (Indeks penanaman padi) di gunakan rumus: IP =
2.)
Keterangan: IP (Indeks Penanaman): Rata-rata masa tanam dalam satu tahun Luas tanam: Luas Tanam Padi pada lahan dalam 1 Tahun Luas Baku Tanam: Luas lahan yang ditanam (nilainya tetap) *Produktivitas padi Berdasarkan data BPS (2011-2014), Produktivitas padi rata-rata 5,08 (ton/ha). Indeks penanaman (IP) Padi di Kecamatan Bojong adalah 1,4. Menghitung produksi beras di Kecamatan Bojong dengan pendekatan: Total produksi beras (Ton) = Total Produksi Padi / GKG (Ton) x Indeks konversi padi ke Beras Catatan: Indeks Konversi padi ke beras ( 1 Kg GKG = 0,65 Kg Beras)
Menunjukan Tingkat Produktivitas Lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan beras Penduduk di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal 1.) 2.) 3.)
Jika total supply < Kecamatan Bojong penduduk. Jika total supply = Kecamatan Bojong penduduk. Jika total supply > Kecamatan Bojong penduduk.
342 gr/org/hari atau 0,124 ton/orang/tahun, maka dapat dikatakan mengalami defisit dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) 342 gr/org/hari atau 0,124 ton/orang/tahun, maka dapat dikatakan mengalami optimal dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) 342 gr/org/hari atau 0,124 ton/orang/tahun, maka dapat dikatakan mengalami surplus dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras)
Menghitung daya dukung lahan pertanian padi di Kecamatan Bojong Untuk menghitung daya dukung lahan dihitung dengan formula sebagai berikut: α= Keterangan : α = daya dukung lahan X = luas lahan yang tersedia untuk budidaya tanaman pangan/padi (X dicari dengan menggunakan rumus)
259
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI: 255-266
X= k = luas lahan yang diperlukan untuk swasembada pangan. (k dicari dengan rumus) k= Konsumsi Fisik Minimal (KFM) dihitung dari kebutuhan beras sebesar 342 gr/orang/hari atau setara dengan 124,89 kg/org/tahun. Produksi beras rata-rata/ha dikonversikan dari pada ke beras Sebesar 0,65. Nilai α, dipergunakan sebagai indikator kemampuan lahan tanaman padi terhadap jumlah penduduk di satu wilayah. Criteria nilai α, dimasukkan dalam standar evaluasi sebagai berikut: α > 1, berarti wilayah tersebut mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya di bawah jumlah penduduk optimal. α < 1, berarti wilayah tersebut tidak mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk optimal. α = 1, berarti wilayah tersebut memiliki daya dukung yang optimal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proyeksi Ketersediaan Beras Dalam penulisan ini peneliti menggunakan data pertumbuhan penduduk dan data produksi padi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. Dari sisi Permintaan (Demand) Menghitung Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014 berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2011-2014. Untuk menghitung laju pertumbuhan ini digunakan rumus laju pertumbuhan penduduk secara Geometris: r=
)1/n -1}x100
dimana: Pt : Penduduk Tahun t Po : Penduduk Tahun Dasar N : Selisih Tahun dasar dan tahun t Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan data Tabel 2, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bojong tahun 2011 hingga tahun 2014 sebesar 0,89%, hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2011 hingga 2014, laju pertumbuhan paling tinggi terdapat pada Desa Karangmulya yaitu sebesar 4,21% sedangkan Desa yang mengalami laju pertumbuhan paling sedikit yaitu Desa Buniwah sebesar 0,05%. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk di Kecamatan Bojong dengan mempertimbangkan jumlah penduduk empat tahun terakhir terlihat bahwa pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kecamatan Bojong mencapai 75.908 jiwa disajikan pada Tabel 3. Dimana mengalami kenaikan walau tidak begitu signifikan dari pengamatan tahun terakhir yaitu tahun 2011 yang hanya mencapai 72.773 jiwa. Kondisi pertumbuhan jumlah penduduk yang telah di proyeksi tersebut akan membutuhkan jumlah dan besaran komoditas pertanian sebagai bahan makanan utama. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka konsekuensi logis yang akan terjadi adalah bertambahnya areal permukiman yang pada akhirnya akan berdampak pada konversi lahan yang akan terjadi diKecamatan Bojong khususnya. Kebutuhan beras di Kecamatan Bojong berdasarkan jumlah penduduk dan indeks konsumsi beras penduduk pertahun. Berdasarkan data diatas dapat dilihat prediksi permintaan atau kebutuhan beras di Kecamatan Bojong sampai dengan tahun 2014. Dalam hal ini, indeks konsumsi beras per tahun di tentukan dengan mengacu kepada peraturan Menteri Pertanian sebesar 342
260
Produktivitas lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamata Bojong Kabupaten Tegal ................(Fuad, et al.)
gr/orang/hari atau setara dengan 124,89 Kg/Kap/Tahun Sehingga diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 4. Rumus: Kebutuhan beras total = penduduk hasil proyeksi x indeks konsumsi beras Kebutuhan Padi = Kebutuhan Luas Panen = Tabel 2. Perhitungan Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014. Penduduk Laju Penduduk tahun Desa/Kelurahan tahun Pertumbuhan 2014 2010 Penduduk (%) Rembul 8.586 9.107 1,48 Dukuhtengan 2.725 2.785 0,54 Kedawung 2.817 2.906 0,78 Suniarsih 2.121 2.188 0,78 Karangmulya 5.509 6.498 4,21 Tuwel 8.886 9.289 1,13 Bojong 8.705 8.870 0,47 Buniwah 3.354 3.361 0,05 Lengkong 4.835 5.010 0,89 Batunyana 1.743 1.788 0,63 Sangkanayu 1.184 1.209 0,52 Gunungjati 2.313 2.360 0,50 Pucangluwuk 4.229 4.377 0,86 Kajenengan 4.584 4.701 0,83 Kalijambu 2.387 2.431 0,45 Danasari 4.530 4.625 0,52 Cikura 4.301 4.394 0,53 Jumlah 72.773 75.908 15,23 rata-rata 4.280,76 4.465,17 0,89
Sumber: Hasil analisa 2016 Tabel 3. Proyeksi jumlah Penduduk Kecamatan Bojong tahun 2011-2045. Tahun Jumlah Penduduk Keterangan 2011 2012 2013 2014
72.773 74.780 75.287 75.908
Berdasarkan Data BPS
Sumber: Hasil analisa 2016
Tahun
2011
Tabel 4. Kebutuhan Beras di Kecamatan Bojong Tahun 2011-2045. Indeks Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Konsumsi Luas Panen Penduduk Beras (Ton) Padi/ GKG Beras (Ha) (Ton) (Kg/Kap/Thn) 72.773 124,89 9.088,61 13.982,49 2.752,45
2012
74.780
124,89
9.339,27
14.368,11
2.828,36
2013
75.287
124,89
9.402,59
14.465,52
2.847,54
2014
75.908
124,89
9.480,15
14.584,84
2.871,03
Sumber: Hasil Analisis 2016
Catatan: tingkat konsumsi beras penduduk Kecamatan Bojong adalah 124,89 kg/kapita, produktivitas ratarata padi tahun 2011-2014 sebesar 5.08 ton/ha. Sedangkan indeks konversi GKG menjadi beras (1kg GKG = 0,65 Kg beras)
261
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI: 255-266
Jumlah lahan sawah di Kecamatan Bojong hingga tahun 2014 selama 4 tahun terakhir luas lahan sawah semakin menurun sehingga produktivitas pertanian juga mengalami penurunan. Hingga tahun 2014 kebutuhan beras di Kecamatan Bojong mencapai 9.480,15 ton dengan kebutuhan luas lahan yang harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk adalah 2.871,03 ha. Sedangkan jumlah produksi sawah GKG dalam ton di Kecamatan Bojong tahun 2014 sebesar 14.584,84 ton. Dari sisi Ketersediaan (supply) Untuk menghitung Produksi padi dan produksi beras digunakan rumus sebagai berikut: Total produksi padi (ton) = Luas lahan padi sawah (Ha) x IP x produktivitas padi (ton/ha). Total produksi beras (Ton) = Total Produksi Padi / GKG (Ton) x Indeks konversi padi ke Beras Pada Tabel 5 terlihat bahwa pada tahun 2014 jumlah produksi beras GKG mencapai 12.920,50 ton sedangkan produksinya akan mencapai 8.398,32 ton, dimana faktor konversi lahan dihitung 0,65 persen dengan luas lahan dianggap tetap yaitu 2.244,00 ha Tahun
2011 2012 2013 2014
Tabel 5. Produksi Beras di Kecamatan Bojong berdasarkan Skenario I. Luas Lahan Produksi Faktor Produksi Keterangan Sawah (Ha) Padi/ GKG Konversi Beras (Ton) (Ton) Beras (Kg) 2.246,00 12.947,20 0,65 8.415,68 Berdasarkan Data BPS 2.244,00 12.928,30 0,65 8.403,39 Tahun 20112.244,00 12.904,70 0,65 8.388,05 2014 2.244,00 12.920,50 0,65 8.398,32
Sumber: Hasil analisis 2016
Pertambahan penduduk merupakam suatu hal yang sulit untuk dihindari. Jumlah penduduk yang semakin meningkat telah berakibat pada peningkatan kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan pangan, begitupun dengan perubahan penggunaan lahan pertanian ke non-pertanian dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan lahan pertanian pangan. Perbandingan supply dan demand beras Kecamatan Bojong dari tahun 2011 sampai 2014 dimana laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2011-2014 yaitu 0,89% dan luas lahan sawah mengalami perubahan atau terjadi konversi lahan sawah begitu juga dengan tingkat konsumsi beras per kapita yang tetap yaitu 342 gr/org/perhari atau setara dengan 124,89 kg/tahun diketahui bahwa Kecamatan Bojong sampai dengan tahun 2014, ketersediaan pangan dalam hal ini beras megalami defisit sebanyak 1.081,83 ton, hal ini berarti Kecamatan Bojong belum bisa memenuhi kebutuhan beras penduduknya. Kecenderungan selisih supply dan demand beras di Kecamatan Bojong yang semakin mengecil, kebutuhan pangan dalam hal ini beras yang mengindikasikan bahwa Kecamatan Bojong memiliki kerentanan terhadap ketahanan pangannya, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi untuk menjaga dan mengatasi masalah ketahanan pangan yang ada di Kecamatan Bojong. Menunjukan Tingkat Produktivitas Lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal Untuk menghitung Produktivitas Lahan Sawah digunakan rumus: Supply Beras = Dengan asumsi bahwa: a. Jika total supply < 0,124 ton/org/tahun atau setara dengan 342 gr/org/hari, maka dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami defisit dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk. 262
Produktivitas lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamata Bojong Kabupaten Tegal ................(Fuad, et al.)
b. c.
Jika total supply = 0,124 ton/org/tahun atau setara dengan 342 gr/org/hari, maka dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami optimal dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk. Jika total supply > 0,124 ton/org/tahun atau setara dengan 342 gr/org/hari, maka dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami surplus dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk. Produktivitas lahan sawah disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Produktivitas Lahan Sawah.
Tahun
2011 2012 2013 2014
X Jumlah Penduduk
Y Produksi Beras/
72.773 74.780 75.287 75.908
(Ton) 8.415,68 8.403,39 8.338,05 8.398,32
supply
Y/X Konsumsi fisik beras minimun / tahun (Ton) 0,124 0,124 0,124 0,124
Supply beras (Ton) 0,115 0,112 0,111 0,110
Keterangan
Defisit Defisit Defisit Defisit
Sumber: Hasil analisis 2016
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa ketersediaan beras di Kecamata Bojong berada dibawah angka konsumsi beras minimum, sehingga dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami defisit dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Pendudukya, hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk yang berdampak pada konversi lahan pertanian, selain itu perubahan lahan sawah padi menjadi lahan budidaya sayuran juga berdampak pada produktivitas lahan sawah. Selain data diatas produktivitas lahan sawah juga dapat dilihat berdasarkan daya dukung lahan pertanian, dengan rumus sebagai berikut: α= Keterangan: α = daya dukung lahan X = luas lahan yang tersedia untuk budidaya tanaman pangan/padi (X dicari dengan menggunakan rumus) X= k = luas lahan yang diperlukan untuk swasembada pangan. (k dicari dengan rumus) k= Konsumsi Fisik Minimal sebesar 342 gr/orang/hari atau setara dengan 124,89 kg/orang/tahun Dengan asumsi sebagai berikut:
a.
b. c.
α > 1, berarti wilayah tersebut mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya di bawah jumlah penduduk optimal. α < 1, berarti wilayah tersebut tidak mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk optimal. α = 1, berarti wilayah tersebut memiliki daya dukung yang optimal
Tabel 7 menunjukan daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Bojong tahun 2011-2014 nilai α menunjukan kurang dari 1 (α < 1) yang berarti Kecamatan Bojong sudah tidak mampu swasembada pangan, yang artinya jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk Optimal. Hal tersebut juga akan berdampak pada Produktivitas lahan sawah yang telah dinilai Defisit.
263
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI: 255-266
Tabel 7. Daya Dukung Lahan Sawah Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014. Tahun Luas Lahan yang Luas Lahan Daya Dukung Keterangan tersedia yang Lahan (X) diperlukan (α) (k) 2011 0,034 0,037 0,91 α<1 2012 0,033 0,037 0,89 α<1 2013 0,033 0,037 0,89 α<1 2014 0,033 0,037 0,89 α<1
Sumber: Sumber analisis 2016
Pembahasan Produktivitas Lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Produktivitas ialah kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi tanaman tertentu dalam keadaan pengolahan tanah tertentu, tanah yang produktif ialah tanah yang dapat menghasilkan tanaman dengan baik dan menguntungkan. Produktivitas lahan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat menurunkan hasil produksi pertanian antara lain luas lahan, kondisi irigasi, iklim, jenis tanah dan unsur hara yang ada didalam tanah. Sedangkan pengertian kebutuhan menurut KBBI adalah sesuatu hal yang dibutuhkan. Beras merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan utama dalam kehidupan sehari-hari. Beras adalah pangan utama masyarakat Indonesia, pada umumnya beras berwarna putih namun adapula beras yang berwarna merah, tanaman yang menghasilkan beras ialah tanaman padi yang termasuk dalam kelompok rerumputan. Kebutuhan beras akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Pada pengamatan yang dilakukan penulis berdasarkan data yang telah diperoleh dari BPS Kabupaten Tegal, pada studi pendahuluan penulis mendapatkan fakta bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 telah mengalami peningkatan, ini akan berdampak pada meningkatnya pula kebutuhan pangan dalam hal ini beras yang menjadi pangan pokok penduduk di Kecamatan Bojong. Setelah data diperoleh penulis melakukan analisis untuk mengetahui berapa produksi beras di Kecamatan Bojong dari tahun 2011 hingga tahun 2014 dan bagaimana tingkat produktivitas lahan sawah yang ada di Kecamatan Bojong. Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan, dihasilkan bahwa penduduk di Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 memiliki laju pertumbuhan sebesar 0,89% yang artinya telah terjadi peningkatam jumlah penduduk. Sementara itu angka konsumsi fisik penduduk menurut Direktorat Pangan dan Pertanian sebesar 342 gr/orang/hari. Dari sisi permintaan atau kebutuhan beras tahun 2011-2014, dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan angka konsumsi fisik masing-masing sebesar 9.088,61 ton, 9.339,27 ton, 9.402,59 ton dan 9.480,15 ton. Sementara hasil perhitungan dari sisi ketersediaan atau produksi beras di Kecamatan Bojong pada tahun 2011-2014 masing-masing sebesar 8.415,68 ton, 8.403,39 ton, 8.388,05 ton dan 8.398,32 ton. Dari perhitungan diatas jika kita bandingkan antara kebutuhan dengan ketersediaan, Kecamatan Bojong mengalami defisit yang artinya bahwa angka kebutuhan beras di Kecamatan Bojong tahun 2011-2014 berada dibawah angka kebutuhan atau permintaan. Selanjutnya jika dilihat dari tingkat produktivitas lahan sawah tahun 2011-2014 berdasarkan produksi beras atau ketersediaan menunjukan bahwa Kecamatan Bojong mengalami defisit dengan ketersediaan masing-masing sebesar 0,115 ton, 0,112 ton, 0,111 ton dan 0,110 ton, angka tersebut berada di bawah angka konsumsi fisik minimum penduduk Kecamatan Bojong sebesar 0,124 atau setara dengan 342 gr/orang/hari. Produktivitas berdasarkan daya dukung lahan pertanian juga mengalami defisit, nilai α menunjukan kurang dari 1 (α < 1) yang berarti Kecamatan Bojong sudah tidak mampu swasembada pangan, yang artinya jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk Optimal. Dan yang terakhir, dari hasil perhitungan secara manual dapat dilihat dari hasil pengurangan antara produksi atau ketersediaan dengan konsumsi atau kebutuhan beras, dan dihasilkan bahwa 264
Produktivitas lahan Sawah dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Penduduk di Kecamata Bojong Kabupaten Tegal ................(Fuad, et al.)
ketersediaan/produksi < Kebutuhan atau Konsumsi, dengan demikian Kecamatan Bojong dalam tentan waktu tahun 2011-2014 mengalami defisit beras, hal ini sejalan dengan teori vadinicum dalam Muhammad Wahed yang disebutkan bahwa produksi padi pada dasarnya bergantung pada dua variabel yaitu luas lahan dan hasil per hektar, jika luas panen atau produktivitas persatuan luas mengalami peningkatan yang pada gilirannya secara otomatis akan meningkatkan Kesejahteraan Penduduk dalam hal ini kebutuhan berasnya akan terpenuhi. Produktivitas lahan sawah dalam pemenuhan kebutuhan beras penduduk di Kecamatan Bojong masih mengalami defisit, hal ini perlu ditingkatkan karena jika hal ini terus dibiarkan maka Kecamatan Bojong akan mengalami bencana kelaparan dan akan terus menerus mengandalkan impor beras dari wilayah atau Kecamatan lain di Kabupaten Tegal, peran pemerintah juga sangat diandalkan dalam memberikan penyuluhan kepada petani-petani di Kecamatan Bojong terkait dampak rendahnya produktivitas lahan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan dalam hal ini adalah beras.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kecamatan Bojong dalam rentan waktu Tahun 2011-2014 mempunyai laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,89%, hal ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah penduduk dari Tahun 2011 hingga Tahun 2014, sedangkan untuk Produksi beras berdasarkan perhitungan Hasil Analisa data produksi padi pada skenario I yang berasal dari Data BPS yang kemudian dikonversi sebesar 0,65 menjadi beras, sehingga dapat diketahui produksi beras masing-masing untuk Tahun 2011 sebesar 8.415,68 ton atau setara dengan 8.415.680 kg, pada tahun 2012 sebesar 8.403,39 ton atau 8.403.390 kg, pada tahun 2013 sebesa 8,388,05 ton atau 8.388.050 kg, dan untuk tahun 2014 berproduksi sebesar 8.398,32 ton atau 8.398.320 kg. Sedangkan untuk tingkat produktivitas lahan sawah di Kecamatan bojong berdasarkan tabel 1.5 terlihat bahwa kebutuhan beras perorang/tahun berada dibawah angka konsumsi fiksik minimum beras sebesar 124,89 kg/orang/tahun yang berarti bahwa produktivitas lahan sawah di Kecamatan Bojong mengalami defisit, sementara produktivitas lahan sawah jika dilihat dari daya dukung lahan pertanian juga mengalami defisit, terlihat dari tabel 1.6 diatas bahwa Daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Bojong tahun 2011-2014 nilai α menunjukan 0,91 dan 0,89 atau kurang dari 1 (α < 1) yang berarti Kecamatan Bojong sudah tidak mampu swasembada pangan, yang artinya jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk Optimal. Hal tersebut juga akan berdampak pada Produktivitas lahan sawah yang telah dinilai Defisit.
UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini, diantaranya yaitu: Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. dan juga kepada Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bapak Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang senantisa memberikan banyak perhatian dan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya. Kepada Bapak Prof, Dr. Rusmin Tumanggor, MA., selaku Dosen Penasehat Akademik, serta kepada Bapak Andri Noor Ardiansyah, S.Pd, M,Si, dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu serta selalu sabar dalam membimbing, memberi petunjuk dan nasehat kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis. Dan juga kepada Bapak Sodikin S.Pd, M,Si, yang banyak telah banyak memberikan kepercayaan kepada saya dalam hal penelitian semasa perkuliahan, dan juga banyak memberikan masukan-masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi dan tak lupa kepada Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu kepada penulis. Yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya. Dan yang paling penting saya cuapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada belahan hati saya Bapak Pahluri dan Umi Nur Qomariyah kedua orang tua yang telah membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas setiap cinta yang terpancar
265
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI: 255-266
serta doa dan restu yang selalu mengiringi setiap derap langkah penulis. Terima kasih juga atas dukungan berupa moril maupun materil yang luar biasa selalu kalian berikan dan nomer satukan untuk penulis. dan tak ketinggalan pula Bapak Drs. Edy Siswoyo selaku kepala camat di Kecamatan Bojong yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Kecamatan Bojong. Dan juga Sahabatku tercinta yang selalu setia menemani dengan penuh kesabaran dan mendukung penulis, yaitu: Hendra Arighi, Khairil Anam, Rizky Maulana, M.Rahmat Nur Sofyan, Abdurrohman, Fakhrur Al-Izza dan An Rian Setianto, yang dengan kerelaan hati meluangkan waktunya, membantu dan menemani penulis. Dan semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan jurnal ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA Azwir, A., & Ridwan, R. (2009). Peningkatan Produktivitas Padi Sawah dengan Perbaikan Teknologi Budidaya. Akta Agrosia, 12(2), 212-218. Bachrun,H Tim Karya Nyata. (2007). Pertanian Terpadu dan Agribisnis, Ciputat: Intelektifa. Pustaka.Basri, Budiman, Arif. (2011). Kecamatan Bojong dalam Angka 2011, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Budiman, Arif. (2012). Kecamatan Bojong dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Budiman, Arif. (2013). Kecamatan Bojong dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Budiman, Arif. (2014). Kecamatan Bojong dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) D. Sastrapradja, Setijati (2012). Perjalanan Panjang Tanaman Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Fitriani, A. A. (2005). Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian dan Tekanan Penduduk (studi kasus Kabupaten Propinsi Jawa Timur tahun 2003) (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). Hasan Jumin, Prof,Dr.M.sc. (2012). Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali Pers, Jakarta. Mala, Tati Noor, dkk.(2012). Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Ilmu, Yogyakarta. Maswirahmah. (2012). Arahan Perencanaan Ketahanan Pangan di Kabupaten Soppeng . Jurnal Fasilitator
PPSP Kabupaten Soppeng.
Nerwilis, (2011). Kabupaten Tegal dalam Angka 2011, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Nerwilis, (2012). Kabupaten Tegal dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Nerwilis, (2013). Kabupaten Tegal dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Nerwilis, (2014). Kabupaten Tegal dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. BPS, Tegal. Dikutip dalam https://tegalkab.bps.go.id/. (7 juli 2016) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. (2015). Nomor 16/Permentan/HK.140/4/2014 tentang Pedoman Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Tahun 2015. Ridwan, Azwir. (2009). Peningkatan Produktivitas Padi Sawah dengan Perbaikan Teeknologi Budaya, (Balai
Pengkajian Teknologi Sumatera Barat)
Rusono, Nano dkk. (2013). “Studi Pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019”. Direktorat Pangan dan Pertanian, Bappenas, Jakarta.
266