PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN CIASEM, KABUPATEN SUBANG
Oleh : Febria Heidina A14053357
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN FEBRIA HEIDINA. Produksi dan Produktivitas Padi di Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Dibawah bimbingan DYAH RETNO PANUJU dan BAMBANG H. TRISASONGKO. Pangan khususnya beras merupakan komoditas penting bagi penduduk Indonesia. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pangan khususnya beras adalah pertumbuhan penduduk dan tingkat pendapatan per kapita. Data kebutuhan pangan menunjukkan peningkatan sebesar 2,5% - 4% per tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Wilayah perkotaan yang memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi cenderung memiliki konsumsi pangan per kapita lebih tinggi dari wilayah pedesaan. Salah satu lumbung beras Indonesia adalah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat. Kabupaten Subang merupakan bagian dari Pantura Jawa Barat yang memproduksi padi ketiga terbesar setelah Indramayu dan Karawang. Salah satu komponen penting dari kontribusi Kabupaten Subang adalah wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri yang memberikan peluang masyarakat sekitar untuk terlibat dalam aktivitas produksinya. Pada areal PT. Sang Hyang Seri terdapat dua sistem usahatani yaitu sistem usahatani swakelola dan kerjasama. Sistem pengelolaan kerjasama merupakan suatu sistem pengelolaan yang dilakukan dengan cara menyewakan lahan kepada petani dengan biaya sewa 1,2 ton/ha dan sisa produksi dijual kepada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah: 1) Perbandingan sistem usahatani kerjasama PT. Sang Hyang Seri dan sistem usahatani masyarakat Kecamatan Ciasem, 2) Pola mobilitas petani Kecamatan Ciasem, 3) Keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani, luas panen, dan produktivitas padi, 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani, 5) Luas panen dan produktivitas padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan, 6) Nilai NDVI dan EVI satu siklus pertumbuhan tanaman padi, dan 7) Korelasi nilai NDVI dan EVI dengan produktivitas padi. Sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama memiliki perbedaan yang sangat nyata dilihat dari biaya tenaga kerja persiapan dan biaya traktor. Perbedaan nyata antara kedua sistem ini dapat dilihat dari biaya benih, biaya tenaga kerja pemeliharaan, dan biaya irigasi. Terdapat keragaman pola mobilitas petani padi di Kecamatan Ciasem ditinjau dari tempat pemenuhan kebutuhan sarana produksi tani dan tempat pemasaran hasil panen. Desa Ciasem Girang mampu memenuhi 90% dari kebutuhan sarana produksi tani dari desa sendiri, sedangkan desa Pinang Sari mampu memenuhi 65% dari kebutuhan sarana tani dari desa sendiri. Pola mobilitas untuk pemasaran hasil panen tidak ditemukan karena proses penjualan dilakukan dengan cara pembeli datang ke lahan petani. Penelitian ini menunjukkan sarana produksi tani dapat berasal dari desa manapun dan tidak tergantung pada struktur hirarki maupun indeks fasilitas pertanian. Desa Ciasem Girang memenuhi 10% kebutuhan sarana tani dari desa lain dengan indeks pertanian dan hirarki yang lebih rendah. Desa Pinang Sari memenuhi 35% kebutuhannya dari desa dengan hirarki lebih tinggi dan sama serta indeks fasilitas pertanian yang lebih tinggi. Selain itu tidak terdapat
ii
keterkaitan antara hirarki wilayah dengan luas panen dan produktivitas padi di wilayah tersebut. Hasil analisis Hayashi II menunjukkan bahwa faktor-faktor yang secara umum mempengaruhi usahatani padi di Kecamatan Ciasem adalah jarak ke sarana tani, luas lahan, sistem, umur, harga pupuk urea, harga pupuk TSP, dan harga pupuk phonska. Pola mobilitas usahatani padi tidak dipengaruhi oleh jumlah penggunaan pupuk musim 1, jumlah penggunaan pupuk musim 2, status kepemilikan lahan, dan desa asal petani. Harga pupuk TSP, phonska, dan jarak ke sarana tani akan sangat mempengaruhi tempat pemenuhan kebutuhan sarana produksi tani. Produktivitas padi di Kabupaten Subang juga mengalami fluktuasi sepanjang tahun 1998 sampai 2008. Produktivitas padi tertinggi di Kabupaten Subang dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 6.049 ton per hektar, sedangkan produktivitas terendah terjadi pada tahun 2000 (5,122 ton per hektar). Luas panen dan produktivitas padi di Kecamatan Ciasem, Blanakan dan Patokbeusi mengalami fluktuasi sepanjang tahun 1998-2008. Kecamatan Ciasem memiliki luas panen terbesar dibandingkan dengan dua kecamatan lainnya. Namun bila ditinjau dari produktivitas padi, Kecamatan Ciasem tidak memiliki tingkat produktivitas tertinggi. Produktivitas padi tertinggi di Kecamatan Ciasem tercapai pada tahun 2004. Produktivitas padi tertinggi di Kecamatan Blanakan dicapai pada tahun 1998, sedangkan di Kecamatan Patokbeusi tercapai pada tahun 2006. Luas panen tertinggi di Kecamatan Ciasem dicapai pada tahun 1999, sedangkan di Kecamatan Patokbeusi dan Blanakan luas panen tertinggi dicapai pada tahun 2007 dan 1999. Fase pertumbuhan tanaman diamati dengan menggunakan nilai NDVI dan EVI hasil analisis citra satelit. NDVI dan EVI meningkat seiring dengan pertumbuhan tanaman. Pada saat tanaman padi berada pada fase awal pertumbuhan, nilai NDVI dan EVI sangat rendah. Peningkatan drastis terjadi pada saat tanaman padi berada pada fase vegetatif. Nilai NDVI dan EVI maksimum tercapai pada saat tanaman berumur 91 hari yaitu pada masa vegetatif maksimum. Penurunan NDVI dan EVI terjadi seiring pengisian bulir tanaman padi karena daun tanaman mulai menguning/keemasan. Pada saat menjelang panen terjadi penurunan nilai NDVI dan EVI secara drastis karena secara morfologi tanaman padi telah bewarna kuning. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa produktivitas padi dapat dipantau dari nilai NDVI dan EVI. Pada selang umur 27-74 hari korelasi bernilai negatif, sedangkan pada selang umur 83-122 hari korelasi bernilai positif. Korelasi positif dapat digunakan untuk menduga produktivitas tanaman padi yang akan dipanen. Namun untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan NDVI dan EVI Aqua pada selang umur 91-98 hari.
Kata kunci: sistem usahatani, padi, Ciasem, mobilitas, Hayashi II, produktivitas, NDVI, EVI
iii
SUMMARY FEBRIA HEIDINA. Rice Production and Producivity in Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Under supervision of DYAH RETNO PANUJU and BAMBANG H. TRISASONGKO. Food especially rice, is an important sector to Indonesian. There are many influencing issues to this sector, including population growth and income per capita levels. Indonesian has experienced an increasing food supply of 2.5 – 4% per annum to match the population growth. Urban inhabitants are known having high levels of income and tend to have higher food consumption per capita than those of rural areas. One of the important rice suppliers in Indonesia is the Northern Coast (Pantura) of West Java. Kabupaten Subang as one of the regencies in the region contributed the third largest after Indramayu and Karawang. An important component to the contribution is PT. Sang Hyang Seri which has been giving opportunities to the communities to engage in production activities. The company has two farming systems those are self-managed and cooperative farming system. Under the corporative farming, farmers are allowed to rent the company’s land at cost of 1.2 tonnes per hectares and the remainder is sold to the company. This study attempts to examine: 1) Differences between the cooperative farming systems and common farming systems in Kecamatan Ciasem, 2) mobility pattern of farmers, 3) linkages between regional development level and farmer’s mobility patterns, harvested area and rice productivity, 4) The factors affecting the mobility, 5) Harvested Area and productivity of paddy in Kecamatans Ciasem, Patokbeusi and Blanakan 6) The values of NDVI and EVI in rice growth cycle, and 7) Correlation of NDVI and EVI values with rice productivity. The study revealed that farming systems of cooperation and noncooperation had substantial differences, in particular for labor costs within preparation and charges for tractors. Significant difference between the two systems could be seen from seeds, labor costs, maintenance, and irrigation fees. Mobility of rice farmers in Kecamatan Ciasem was associated with the location of agricultural production facilities and also the marketing. Ciasem Girang Village was able to meet the needs of 90% of agricultural production facilities from the village itself, while Pinang Sari village had lower selfsustainability (about 65 %). Mobility patterns for the marketing did not exist because the buyer was generally present at the respective lands The result showed that farm supplies could be retrieved from any country and were independent to hierarchical structure and the index of agricultural facilities. Ciasem Girang met 10% of the needs from other villages with lower agricultural index and hierarchy. Pinang Sari endured 35% of the necessities from villages with a higher hierarchy and as well as higher the index of agricultural facilities. In addition, there was no relationship between the region’s hierarchy and rice productivity in the region. Hayashi II analysis successfully identified factors affecting rice farming in Kecamatan Ciasem. Those were the distance to agricultural facilities acreage, farming system, age, prices of urea, TSP, and phonska. The mobility was not affected by the amount of fertilizer used in season 1 and season 2, the status of
iv
land ownership, farmer’s origin. TSP and phonska prices, and the distance to agricultural facilities were retained considerable effects to the location of agricultural production facilities. Rice producitivity in Kabupaten Subang was found fluctuated throughout the year of 1998-2008. The highest productivity in Kabupaten Subang was reached in 2008 while the lowest productivity in Kabupaten Subang happened in 2000. Harvested area and rice productivity in Kecamatan Ciasem, Blanakan, and Blanakan was fluctuated throughout the year of 1998-2008. Kecamatan Ciasem retained the largest harvested area compared to other two Kecamatans. However, Kecamatan Ciasem did not obtain the highest productivity in terms of rice productivity. The highest rice productivity in Kecamatan Ciasem was reached in 2004. Kecamatan Blanakan achieved the highest rice productivity in 1998, while Kecamatan Patokbeusi reached in 2006. Achievement to harvested area in Kecamatan Ciasem was obtained in 1999, while Kecamatan Patokbeusi and Blanakan attained it in 2007 and 1999. Various phases of plant growth were observed by using vegetative indices. NDVI and EVI increases in line with plant growth. At the early phase of growth, EVI and NDVI values were low. Drastic improvement occured during at the vegetative phase and continued at maximum in 91 days (generative phase). NDVI and EVI reduction took place when grain filled and leaves began to turn yellow / gold. On the eve of harvest, declining NDVI and EVI values were substantial since the leaves became yellowish. Productivity of rice was correlated to NDVI and EVI values. At the age interval of 27-74, the correlation was negative, while at the age interval of 83-122 days positive correlation was found. This positive relationship could be used to predict the rice productivity in near-future harvesting. Nonetheless, a better result was obtained at the age interval of 91-98 days.
Keywords: farming systems, rice, Ciasem, mobility, Hayashi II, rice productivity, NDVI, and EVI.
v
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN CIASEM, KABUPATEN SUBANG
Oleh: FEBRIA HEIDINA A14053357
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTES PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi
: Produksi dan Produktivitas Padi di Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang
Nama Mahasiswa : Febria Heidina Nomor Pokok
: A14053357
Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Dyah Retno Panuju, M.Si.) NIP: 19710412 199702 2001
(Bambang H. Trisasongko, M. Sc.) NIP: 19700903 200812 1001
Mengetahui, Ketua Departemen
(Dr. Ir. Syaiful Anwar, M. Sc.) NIP. 19621113 198703 1 003
Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lubuk Sikaping pada tanggal 4 Februari 1987 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Z. Suhaidi dan Muharmiati. Pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis berawal dari SD Negeri 05 TanMalaka (1993 - 1999). Selepas Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Padang (1999 - 2002) dan SMA Negeri 1 Padang (2002 - 2005). Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan pada tahun 2006 penulis diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumbedaya Lahan. Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti kegiatan kemahasiswaan sebagai staf departemen sosial dan lingkungan lingkungan hidup dan kepanitiaan lain yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian dan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Penulis juga berkesempatan menjadi asisten peneliti pada dua penelitian yang didanai oleh Program Riset KKP3T-Departemen Pertanian dan Asdep Data dan Informasi, Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Sebagian dari penelitian tersebut telah menghasilkan beberapa publikasi yang melibatkan penulis sebagai berikut: F. Heidina, D.R. Panuju, B. Trisasongko. 2009. Kualitas Basis Data MODIS untuk Pemantauan Sawah Sawah pada Skala Tinjau. Semiloka Geomatika-SAR Nasional. Bogor, April 2009. B. Tjahjono, A.H.A. Syafril, D.R. Panuju, A. Kasno, B. Trisasongko, F. Heidina. Pemantauan lahan sawah menggunakan citra ALOS AVNIR-2. Jurnal Ilmiah Geomatika (dalam telaah akhir) D.R. Panuju, F. Heidina, B. Trisasongko, A. Kasno, A.H.A. Syafril. Variasi nilai indeks vegetasi MODIS pada siklus pertumbuhan padi. Jurnal Ilmiah Geomatika (dalam telaah akhir)
viii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Penelitian ini berjudul “Produksi dan Produktivitas Padi di Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang”. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang dan pengolahan data dilakukan di Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Depertemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dyah Retno Panuju, M. Si selaku pembimbing I Bapak Bambang H. Trisasongko, M.Sc selaku pembimbing II yang senantiasa sabar dan meluangkan waktu untuk memberikan arahan, motivasi, masukan dan bimbingan selama
kegiatan
penelitian
dan
penulisan
skripsi.
Selanjutnya
peneliti
mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Boedi Tjahjono selaku dosen penguji dan Kepala Peneliti KKP3T Deptan yang telah memberikan masukan bagi penulis dalam penulisan skripsi. 2. Orang tua tercinta Papa dan Mama, serta kedua adik Neo dan Adek yang senantiasa memberikan do’a, restu, kasih sayang, kepercayaan, dan
dukungan
moral
dan
spiritual
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan pendidikan ini. 3. Ai, Aufa, Ari, Linda, Shanty, Rizma, Reni, dan Indri, terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan. 4. Mba Dian dan Mba Ema, terimakasih atas bantuan yang diberikan . 5. Temen-temen Bangwil Swie, Eni, Widya, Topan, Fifi, Ava, Novem, Puput, dan Eka. 6. Semua pihak yang turut membantu kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
ix
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada skripsi ini. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Bogor, Januari 2010
Penulis
x