PRODUKSI DAN INAKTIVASI IN VITRO TOKSIN ISOLAT Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei ASAL DAUN KARET
OLEH: SUWARTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003
SUWARTO. Produksi dan Inaktivasi in Vitro Toksin Isolat Corynespora cassiicola (Berk.&Curt.) Wei Asal Daun Karet. Di bawah bimbingan MEITY SURADJI SMAGA, RUSMILAH SUSENO, SRI HENDRASTUTI HIDAYAT, ASRIL DARUSSAMM dan SISWANTO.
ABSTRAK Penyakit Gugur Daun Corynespora pada tanaman karet yang disebabkan oleh Corynespora cassiicola [Berk. & Curt.] Wei telah menjadi ancaman bagi produksi karet di Indonesia. Cendawan patogenik tersebut menghasilkan toksin yang dinamakan cassiico!ine yang berperan penting dalam patogenisitasnya. Hingga saat ini masih belum diketahui strategi pengendalian yang efektif dan efisien untuk nlencegah epidemi penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuar? (1) menganalisis potensi produksi toksin irt vitro isolat-isolat C. cassiicola dari inang karet dan non karet, (2) menganslisis faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas biologi toksin dalam kaitannya dengan mekanisme pertahanan tanaman terhadap penyakit tersebut, dan (3) mengevaluasi potensi senyawa-senyawa pereduksi untuk menginaktifkan cassiicoline. Fitotoksisitas toksin diuji dengan cara baru yang dinamakan metode bioasai in planta (BiP) sebagai modifikasi dari metode bioasai derigan cara pencelupan pangkal daun. Cara baru ini sangat sederhana dan efisien untuk mengevaluasi toksin dan bahan-bahan kimia lain dengan cara mengaplikasikan bahan langsung in situ pada daun karet tanpa dipetik. Untuk mengetahui pembentukan toksin, enam isolat C. cassiicola yang berasal dari lima klon karet yang berbeda respons resistensinya, tiga isolat C. cassiicola dari pepaya dan satu isolat Cercosporidium henningsii dari ubikayu ditumbuhkan pada medium alternaria yang dimodifikasi (modified alternaria mediumlMAM). Studi menunjukkan bahwa tidak semua isolat C. cassiicola asal karet menghasilkan dari klon moderat rentan IAN 873 toksin pada kondisi in vitro. Isolat Cc1~~873~~0400 me~ghasilkantoksin yang sangat aktif. Walaupun demikian, toksin hampir tidak ~ ~ 0C~11~1~725~~0400 400 asal klon rentan dihasilkan oleh isolat-isolat C ~ ~ ~ 1 ~ 1 0 3dan RRIC 103 dan RRIM 725, dan isolat C C G T I S Udan O ~ CCRRIM O~ 600SU0702 asal klon moderat rentan GT 1 dan RRIM 600. Toksin tidak dihasilkan oleh isolat-isolat dari pepaya dan isolat C. henningsii dari ubikayu. Aktivitas toksin C C ~ terdeteksi di dalam filtrat kultur pada medium MAM mulai pada empat hari setelah inkubasi dan mencapai puncaknya setelah 14 hari dengan konsentrasi kira-kira 1 pg proteinlml. Toksin bersifat termo-stabil, karena pemanasan hingga 100 OC 30 menit tidak mengurangi aktivitas toksin tetapi pemanasan 120 OC 10 menit mengakibatkan aktivitas toksin hilang sama sekali. Senyawa-senyawa pereduksi tertentu terbukti mampu menginaktifkan toksin yang dihasilkan oleh C. cassiicola. Senyawa pereduksi natrium ditionit (Na2S204) 25 mM mengakibatkan aktivitas toksin hilang sama sekali, sedzngkan 2-merkaptoetanol, methylene blue dan amido black hanya mengakibatkan penurunan sebagian aktivitasnya. Sebaliknya, asam askorbat dan asam sitrat sama sekali tidak berpengaruh terhadap aktivitas toksin. Aktivitas toksin dihambat oleh serum B lateks IAN 873 yang merupakan klon moderat rentan, sebaliknya aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh serum B lateks klon resisten seperti misalnya AVROS 2037 dan BPM 1. Hal ini menunjukkan bahwa ada senyawa dalam serum B lateks diantara klon-klon karet yang mampu
~
.
~
menginaktifkan toksin. Namun demikian, senyawa antitoksin tersebut belum diidentifikasi lebih spesifik dan disarankan untuk diverifikasi lebih lanjut. Kata kunci: karet, Corynespora cassiicola, toksin, inaktivasi, senyawa pereduksi
SUWARTO. Production and Inactivation in Vitro of Toxin of Corynespora cassiicola (Berk.&Curt.) Wei from Hevea Leaf. Supervised by MEITY SURADJI SINAGA, RUSMILAH SUSENO, SRI HENDRASTUTI HIDAYAT, ASRIL DARUSSAMIN and SISWANTO.
ABSTRACT The Corynespora leaf fall disease on rubber caused by Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei is a serious threat for rubber production in Indonesia. The fungus produces toxin called cassiicoline which play a role in pathogenicity of the disease. Up to now an effective and efficient strategy to control the epidemic of the disease has not been obtained yet. The objectives of this study are (1) to evaluate capability of isolates of C. cassiicola from rubber and non rubber hosts to produce toxin in vitro, and (2) to analyze factors that affecting the biological activity of toxin in relation with the plant defense to the disease, and (3) to evaluate the effectivity of several reducing agents to inactivate cassiicoline. Phytotoxicity of the toxin was determined by using a modified bioassay procedure namely bioassay in planta (BiP) to substitute test by using leaf cuttings. This new method was simple and efficient to evaluate phytotoxicity of toxin or other chemical substances that applied directly to rubber leaf. The C. cassiicola isolated from differential rubber clones and from papaya and Cercosporidium henningsii isolated from cassava were grown in the modified alternaria medium (MAM) to detect the toxin ~ 0 4 0 0 from IAN 873, a activation. It was found that the isolate of C ~ 1 ~ ~ 8 7 3 ~isolated moderately susceptible clone, produce a very active toxin. However, isolates of CCRRIC~O~SUO~OO and C~RR1~725~~0400, isolated from susceptible clones RRIC 103 and RRIM 725, and isolates of C C G T I S U Oand ~ O c~~ R ~ 1 ~ 6 0 0 ~ ~isolated 0 7 0 2 , from the moderately susceptible clones GT 1 and RRIM 600, produce a low toxin. The in MAM was detected four days after activity of the toxin of Cc1~~873~~0400 incubation and reached the peaks after 14 days with concentration about 1 pg proteinlml. The t ~ x i nis thermo stable. The activity was retained when the toxin solution was heated up to 100 O C for 30 min, however. it will complete!^ lost at 120 O C for 10 min. It was showed that certain reducing agent could inactivate cassiicoline. The phytotoxicity of the toxin was totally blocked by sodium dithionite (Na2S204)and strongly affected by 2-mercaptoethanol, methylene blue or amido black, but not affected by ascorbic or citric acids. The toxin was inactivated by B-serum of IAN 873 latex, however, surprisingly the activity was not affected by B-serum of resistant clones such as AVROS 2037 and BPM 1. The phenomenon was an indication that there was a substance in B-serum among rubber clones that could inactivate cassiicoline, although, it was not specifically identified yet. Therefore, hrther studies to verify the antitoxin substance have to be carried out. Key words: rubber, Corynespora cassiicola, toxin, inactivation, reduction agent
SURATPERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul:
"Produksi dan Inaktivasi in Viiro Toksin Isolat Corynespora cassiicola (Berk & Curt.) Wei Asal Daun Karet" merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri, dengan pembimbingan para Kornisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada progranl sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan infornlasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Desember 2003
SUWARTO Nrp.: 975037lFIT
PRODUKSI DAN INAKTIVASI IN U T R O TOKSIN ISOLAT Corynespora cassiicola (Berk&Curt.) Wei ASAL DAUN KARET
Oleh: SUWARTO
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Entomologi-Fitopatologi
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2003
PRODUKSI DAN INAKTIVASI IN VITRO TOKSIN ISOLAT Corynespora cassiicola (BerkdkCurt.) Wei ASAL DAUN KARET
Oleh: SUWARTO
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Entomologi-Fitopatologi
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2003
Judul Disertasi
: Produksi dan Inaktivasi in Vitro Toksin Isolat Corynespora
cassiicola (Berk. & Curt.) Wei Asal Daun Karet Nama Mahasiswa
: Suwarto
Nomor Pokok
: 975037lFIT
Program Studi
: Entomologi-Fitopatologi
1. K o ~ i sPembimbing i
n
Dr. Ir. ~ e i t s4u r a u Sinaea. MSc. I Ketua
Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, MSc. Anggota
Prof. Dr. Ir. Rusmilah Suseno, MSc. Anggota
.*
I!!!Dr. Asril arussamin MS
Dr. Sis anto DEA Anggota Mengetahui: 2. Ketua Program Studi
&u&& Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, MSc. Tanggal Lulus: 22 Desember 2003
Manuwoto, MSc.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Bendungan, Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 November 1957 sebagai anak kedua diantara enam bersaudara dari pasangan Hadisumarto dan Ratjik. Penulis menikah dengan Ir. Ermina Muhayati tahun 1985 dan dikaruniai lima orang anak, yaitu Radityo Andi Dharma, Putri Widha Sari & Putri Wika Sari (kembar), Rofif Tyo Zaidan Fajar dan Farhan Tyo Zahid Akbar. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian IPB, lulus pada tahun 1981. Pada tahun 1984, penulis diterima di Program Studi Fitopatologi pada Fakultas Pascasarjana IPB untuk mengikuti pendidikan S2 dan menamatkannya pada tahun 1988.
Kesempatan untuk
melanjutkan ke program doktor pada program studi yang sama aiperoleh pada tahun 1997. Biaya pendidikan pascasarjana diperoleh dari Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Penulis bekerja di Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet dan ditempatkan di Desa Sungei Putih, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 1982 sampai sekarang. Bidang penelitian yang menjadi tanggung jawab peneliti ialah perlindungan tanaman khususnya tanaman karet. Penulis aktif mengikuti seminar, lokakarya, konferensi, simposium dan konggres ilmiah baik sebagai pemrasaran maupun sebagai peserta. Di bidang administrasi, penulis pernah berperlgalaman sebagai anggota Dewan Redaksi jurnal ilmiah dan sebagai Pemimpin UnidBagian Proyek Penelitian. Untuk meningkatkan kemampuan di bidangnya dalam tahun 1990 penulis pernah menjadi peserta Short Course on South American Leaf Blight and Other Diseases selama 2 minggu di
viii
Malaysia dan mengikuti LatihadMagang Penelitian Pertanian dan Bioteknologi Pertanian selama 6 bulan yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat. Selama mengikuti program S3, penulis menjadi anggota Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Karya ilmiah berjudul Assays isolates of Corynespora cassiicola originated from papaw and differential rubber clones telah disampaikan
pada simposium International Rubber Research and Development Board dan diterbitkan di dalam prosiding pada tahun 2000. Karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari program S3 penulis.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridha yang diberikan sehingga penyusunan disertasi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah "Produksi dan Inaktivasi in Vitro Toksin Isolat Corynespora cassiicola Asal Daun Karet".
Cendawan patogenik C. cassiicola
yang mampu menghasilkan toksin ini adalah penyebab penyakit penting pada daun karet yang mengakibatkan klon-klon karet rentan tidak dapat disadap karena pertumbuhan batang tanaman sangat terhambat setelah terjadi gugur daun secara terus menerus. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh pendidikan doktor pada Program Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Harapan peaillis, tulisan dalam disertasi ini dapat memberikan konstribusi dalam ilmu pengetahuan hubungan interaksi antara tanaman inang dan patogen dan membuka jalan dalam upaya melakukan penelitian-penelitian yang mendasari teknik penanggulangan penyakit khususnya penyakit daun tanaman karet. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai fihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas belajar dan penyusunan disertasi yang ditempuh di Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih ini berturut-turut disampaikan kepada: 1. Dr. Ir. Meity Suradji Sinaga, MSc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang
telah memberikan dorongan, petunjuk-petunjuk ilmiah, pengarahan dan bimbingan dalam konsultasi-konsultasi yang sangat baik selama penulis menyelesaikan pendidikan pada program S3.
X
2. Prof. Dr. Ir. Rusmilah Suseno, MSc. sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk-petunjuk ilmiah dan bimbingan yang sangat baik dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian disertasi. 3. Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat,
MSc. sebagai Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan saran-saran dengan kritis dan konsultatif baik dalam penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian dan pen-yusunan disertasi. 4. Dr. Asril Darussamin, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing dan manian
Direktur Pusat Penelitian Karet yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran, memberikan pengarahan-pengarallan yang sangat baik dan bimbingan penuh selama dalam pelaksanaan penelitian, telah mengupayakan penulis untuk mengikuti studi S3 di IPB serta selalu mendorong penyelesaian studi. 5. Dr. Siswanto, D.E.A. sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas penuh untuk bekerja di Laboratorium Biokiinia dan Molekuler dan memberikan arahan-arahan yang sangat baik dalam pelahanaan penelitian dan penyusunan disertasi.
6. Dr. Ir. Soekirman Pawirosoemardjo, MS sebagai Direktur Pusat Penelitian Karet
yang
telah
memberikan
kesempatan
dan
pembiayaan
untuk
menyelesaikan tugas belajar dan mengupayakan pendanaan semaksimal mungkin dalam penelitian.
xi
7. Dr. Ir. Karyudi sebagai Kepala Balai Penelitian Sungei Putih - Pusat Penelitian Karet, yang telah mengupayakan dana untuk pelaksanaan penelitian dan memberikan dorongan untuk penyelesaian studi.
8. Ir. Sujatno dan Saudara Soleh Suryaman di Kelompok Proteksi Tanaman Balai Penelitian Sungei Putih, Saudara Ahmad Topany dan Mamak Suryani masingmasing di Laboratorium Biokimia & Molekuler dan di Laboratorium Mikroba Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor serta Saudara Edi Supardi di Laboratorium Virologi Jurusan Ilmu Hama & Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian IPB, yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 9. Dr. Ir. Darmono Taniwiryono, MSc. sebagai Kepala Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Bogor, dan ir. Basuki, MS sebagai mantan Kepala Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor yang telah memberi izin dan fasilitas dalam pelaksanaan penelitian di lingkup instansi tersebut. 10. Dr. Djoko Santosa peneliti di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor
yang telah membantu membran dialisis berukuran 3,5 kDa untuk dapat melanjutkan analisis di laboratorium. 11. Rektor dan Direktur Pasca sarjana IPB serta jajarannya, para staf pengajar dail
karyawan yang telah memberikan andil dalam proses belajar dan pelaksanaan penelitian. 12. Ir. Heri Dwi Basuki dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan moral dan finansial. 13. Isteri saya Ir. Ermina Muhayati yang selalu penuh pengertian dan kesabaran dalam mengikuti tugas belajar di Bogor. Demikian juga kepada anak-anak
xi i
yang selalu memberi arti dan penghiburan tersendiri sehingga penulis selalu berupaya dapat menyelesaikan tugas belajar ini. Penelitian dan penyusunan disertasi ini tidak mungkin dapat terlaksana tanpa dukungan dari berbagai fihak. Oleh karena itu, kepada semua fihak yang telah memungkinkan pelaksanaan penelitian dan penyelesaian disertasi ini dapat berlangsung dengan baik, penulis menyatakan berhutang budi. Selain itu, penulis menyampaikan permohonan ma'af kepada fihak-fihak yang tidak mungkin disebutkan namanya satu persatu di sini.
Akhirnya, semoga karya ilmiah ini
bermanfaat. Bogor, Desember 2003 Suwarto
DAFTAR IS1 AB STRAK .......................................................................... ABSTRACT ........................................................................ SURAT PERNYATAAN .......................................................... RIWAYAT HIDUP ................................................................ PRAKATA .......................................................................... DAFTAR IS1 ........................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................. DAFTAR GAMBAR .............................................................. PENDAHULUAN .................................................................. Latar Belakang ................................................................ Perumusan Masalah ........................................................... Tujuan Penelitian .............................................................. TINJAUPLW PUSTAKA ........................................................... Etiologi dan Karakterisasi C. cassiicola .................................... Kisaran Inang .................................................................. Sebaran Geografi ............................................................... Spesifisitas lnang .............................................................. Toksin (:cassiicola ............................................................ Inaktivasi Toksin ..............................................................
Halaman ..
STUD1 1 PRODUKSI IN VITRO TOKSIN ISOLAT Corynespora cassiicola DAN TOKSISITASNYA PADA DAUN KARET 1.1 Pendahuluan ............................................................... 1.2 Metode Penelitian ......................................................... 1.2.1 Monitoring Penyakit Gugur Daun Corynespora di Lapangan 1.2.2 Pengukuran konidia C. cassiicola .............................. 1.2.3 Preparasi Isolat ................................................... 1.2.4 Produksi Toksin .................................................. 1.2.5 Bioasai in Planta untuk Uji Fitotoksisitas Toksin ............ 1.2.6 Pengaruh Tingkat Keasaman .................................... 1.2.7 Pemisahan Toksin dan Penentuan Berat Molekul ............ 1.3 Hasil dan Pembahasan .................................................... 1.3.1 Kisaran Inang dan Kejadian Penyakit ......................... 1.3.2 Keragaman Konidia .............................................. 1.3.3 Uji Fitotoksisitas Toksin dengan Metode Bioasai in Planta .. 1.3.4 Produksi Toksin Isolat C. cassiicola ........................... 1.3.5 Pengaruh Tingkat Kemasaman .................................. 1.3.6 Berat Molekul Toksin ............................................ 1.4 Kesimpulan .................................................................
11 ...
111
iv v vii
...
Xlll
xv xvii 1 1 5 7 8 8
10 11 13 14 16
STUD1 2 INAKTIVASI IN VITRO TOKSIN ISOLAT Corynespora cassiicola ASAL DAUN KARET 2.1 Pendahuluan ................................................................ 2.2 Metode Percobaan ......................................................... 2.2.1 Preparasi Serum B dan C dari Lateks Karet ................... 2.2.2 Penetapan Kadar Fen01 .......................................... 2.2.3 Inaktivasi dengan Pemanasan ................................... 2.2.4 Inaktivasi dengan Senyawa Pereduksi ......................... 2.2.5 Inaktivasi dengan Serum B dan C dari Lateks ................ 2.3 Hasil dan Pembahasan ..................................................... 2.3.1 Pengaruh Pernanasan .............................................. 2.3.2 Pengaruh Senyawa Pereduksi ................................... 2.3.3 Pengaruh Serum B d m C dari Lateks ........................... 2.4 Kesimpulan .................................................................. PEMBAHASAN IJMUM Inang Non Karet .................................................................... Toksin dan Patogenisitas C. cassiicola ......................................... Toksin C. cassiicola dan Inaktivasinya ........................................ KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................................................................... Saran ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA ................................................................. LAMPIRAN ............................................................................
DAFTAR TABEL Halaman Deskripsi kategori kerusakan daun akibat aktivitas toksin Corynepora cassiicola .............................................................................................
29
Tumbuhan yang kemungkinan merupakan hang Corynespora cassiicola di Pulau Jawa .....................................................
34
Tumbuhan yang kemungkinan merupakan inang Corynespora cassiicola di Provinsi Sumatera Utara .....................................
36
Kejadian Penyakit Gugur Daun Corynespora di pembibitan batang bawah (rootstocks) karet .....................................................
39
U h a n konidia isolat-isolat Corynesporn cassiicola yang berasal dari tanaman karet dan pepaya ..............................................
42
Perbandingan uji fitotoksisitas toksin antara metode bioasai in planta (BiP) dan metode pencelupan pangkal daun .............................
46
Aktivitas toksin filtrat kultur lima isolat Corynespora cassiicola dan satu isolat Cercosporidium henningsii pada daun dua klon karet diferensial RRIC 103 dan GT 1 .............................................. Pertumbuhan lima isolat Corynespora cassiicola pada 14 hari setelah inkubasi dan aktivitas toksin filtrat yang dihasilkan pada klon rentan RRIC 103 .............................................................. Berat kering miselium dan pH filtrat kultur dua isolat Corynespora cassiicola asal klon moderat rentan IAN 873 padal4 hari setelah inkubasi ......................................................................... Pengaruh pH bufer fosfat 100 rnM pada filtrat kultur isolat CclAN873~~0400 dan Cc1~~873~~0702 terhadap aktivitas toksin pada daun klon rentan RRIC 103 ....................................................... Pengaruh perlakuan separasi dan dialisis filtrat kultur isolat C ~ ~ terhadap ~ aktivitas ~ 7 toksin ~ pada ~ daun ~ klon~rentan4 ~ PPN 2447 ...................................................................... ~0400 Pengaruh pemanasan filtrat kultur isolat C ~ 1 ~ ~ 8 7 3 ~dan
~
C Cterhadap aktivitas ~ toksin ~ pada daun~klon rentan~ PPN 2447 ......................................................................
13
14
15
16
17
Pengaruh pemanasan toksin yang dimurnikan parsial dari filtrat ~ 1 terhadap ~ aktivitas ~ ~ toksin ~ pada ~ daun ~klon ~ kultur isolat C rentan PPN 2447 ..............................................................
~
~
75
4
~
Pengaruh serum B dan C lateks AVROS 2037 yang telah diencerkan dengan natrium ditionit 0,08% terhadap aktivitas toksin pada daun klon rentan RRIC 103 ........................................................
80
Pengaruh serl-lmB dan C lateks karet klon moderat rentan IlZN 873 terhadap aktivitas toksin pada daun klon rentan PPN 2447 ............
83
Pengaruh serum B lateks lima klon karet terhadap aktivitas toksin dan C ~ 1 ~ ~ 8 7 ~ pada ~ ~ 0 daun 7 0 2klon filtrat kultur isolat rentan RRIC 103 .............................................................
83
Kadar fen01 serum B lateks lima klon karet diferensial AVROS 2037, BPM 1, RRIM 600, IAN 873 dan RRlC 103 .............................
84
~
DAFTAR GAMBAR Halaman Gejala yang diakibatkan oleh toksin isolat C ~ 1 ~ ~ 8 7 3 ~pada ~ 0 4 0daun 0 karet ................................................................................
45
Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh filtrat kultur urnur 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 hari setelah inkubasi dari lima isolat Corynespora cassiicola dan satu isolat Cercosporidium henningsii pada daun karet klon rentan RRIC 103 dan klon moderat GT 1 ..............................
51
Warna filtrat yang dihasilkan oleh isolat-isolat C. cassiicola dan gejala infeksi yang ditimbulkan oleh isolat C ~ ~ pada~daun~ ~ karet kion moderat GT 1dan k b n rentan RRIC 103 ........................
~ 51
Pertunlbuhan kultur isolat C C I A N ~ ~ yang ~ ~ Ulebih O~O lambat O dibandingkan dengan isolat-isolat lainnya ...................................
56
Pemurnian toksin cassiicoline isolat C~1~~873~~0400 pada kolom sephacn.1S-200-HRpresipitat kultur .........................................
58
Elektroforegram SDS-PAGE (15% poliakrilamid) protein dari filtrat kultur isolat C ~ ~ ~ 8 7 ~ ~setelah ~ 0 4pemekatan 00 dengan rotary evaporator pada 50 OC dan dialisis dH20 melalui membran berporositas 3,5 kDa ...
59
Aktivitas toksin filtrat kultur isolat C C I A N dan ~ ~fiaksi ~ Syang ~ ~ ~ ~ ~ diperoleh dari pemisahan dengan separator Vivaspin 500 bermembran !0 kDa pada dam klon rentan RRlC 103 .....................
60
Gejala toksin yang dimurnikan secara parsial berkadar protein 5 pglml sebelum dan setelah pemanasan 120 OC 10 menit pada tiga taraf pengenceran dengan dHzO 1:1, 1:3 dan 1:7 pada daun klon rentan RRIC 103 .......................................................... Pengaruh asam askorbat, asam sitrat dan natrium ditionit rnasingmasing pada tingkat konsentrasi 0,0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1,0% terhadap aktivitas toksin filtrat kultur isolat C C I A N ~ ~pada ~SUO~~~ daun klon rentan RRIC 103 ................................................... Pengaruh empat senyawa pereduksi terhadap aktivitas toksin filtrat kultur (pH 5,3) isolat Cc1AN873~u0400 pada daun klon rentan RRIC 103 ..........................................................................
81
~
~
11
12
13 14
Pengaruh empat senyawa pereduksi pada pH 7,O terhadap aktivitas ~ N daun~klon~rentan ~ ~ ~ ~ toksin filtrat kultur isolat C C I pada PPN 2444 ..........................................................................
~ 81
Pengaruh serum C lateks enam klon karet diferensial terhadap pada daun klon aktivitas toksin filtrat kultur isolat rentari PPN 2444 .................................................................
82
Elektroforegram protein serum B dan C dari lateks dengan penvarnaan Coomassie blue ...................................................................
87
Warna serum B lateks karet klon resisten (AVROS 2037, BPM I), Moderat rentan (RRIM 600, IAN 873) dan klon sangat rentan (RRIC103) ........................................................................
91
~
~
xix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Dafiar turnbuhan inang Corynespora cassiicola ..........................
120
2.
Sebaran geografi Corynespora cassiicola pada tumbuhan inangnya
...
125
3.
Isolat-isolat Corynespora cassiicola dan isolat Cercosporidium henningsii untuk produksi toksin in vitro .................................
132