PRODUK BAHAN AJAR
JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II
OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020
BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 4 X 50 MENIT PLESTERAN DINDING SMT. : II BIDANG TEGAK PERTEMUAN: 1 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air 1
F. Keselamatan Kerja. 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang)
dari kotoran yang
mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan bidang yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m. 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang. 5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran. 6. Buatlah alur kepala plesteran vertical sebanyak dua alur dengan jarak 0,80 m pada bidang yang akan diplester. 7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas). 8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata. 10. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam 11. Cek dan yakinkan permukaa plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. 12. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi.
2
MEDIA PASANG
KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN
UNTING-UNTING
MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)
BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN
0,80 M
MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN)
3
KEPALA PLESTERAN
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)
ARAH PERATAAN BLEBES
KEPALA PLESTERAN BLEBES
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) 4
PLESTERAN JADI ARAH PUTARAN ROSKAN SAAT MEMADATKAN PLESTERAN
PLESTERAN JADI (GAMBAR PERSPEKTIF)
H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai 1 Langkah kerja 2 Penggunaan alat 3 Sikap kerja 4 Penggunaan sumber informasi 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 6 Ketelitian 7 Keselamatan kerja 8 Kerapihan 9 Kebersihan 10 Waktu JUMLAH
Bobot 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5
2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai 1 Ketegakan bidang 2 Kedataran sisi atas 3 Kerataan bidang 4 Kehalusan bidang 5 Homoginitas tekstur bidang 6 Kepadatan spesi JUMLAH
Bobot 15 5 15 5 5 5 50
I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.
6
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 4 X 50 MENIT SMT. : II PLESTERAN SUDUT DALAM PERTEMUAN: 2 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran sudut dalam. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut dalam dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut dalam dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam 12. Siku baja E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air F. Keselamatan Kerja. 1
1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang)
dari kotoran yang
mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan sudut dalam yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m, (melanjutkan pekerjaan yang lalu). 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang. 5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran. 6. Buatlah alur kepala plesteran vertikal sebanyak dua alur dengan jarak tertentu pada bidang yang akan diplester untuk sudut dalam. 7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas). 8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata dan sudut dalam terbentuk. 10. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam 11. Cek dan yakinkan permukaa plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut dalamnya dengan siku baja dan yakinkan sudut dalam membentuk sudut 90o. 12. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi.
2
MEDIA PASANG
KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN
UNTING-UNTING
MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)
BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN
0,80 M
MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN)
3
KEPALA PLESTERAN
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)
ARAH PERATAAN BLEBES
KEPALA PLESTERAN BLEBES
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) AREA PEKERJAAN PLESTERAN SUDUT DALAM
4
H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai 1 Langkah kerja 2 Penggunaan alat 3 Sikap kerja 4 Penggunaan sumber informasi 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 6 Ketelitian 7 Keselamatan kerja 8 Kerapihan 9 Kebersihan 10 Waktu JUMLAH
Bobot 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2. Penilaian hasil
5
No Aspek yang dinilai 1 Ketegakan bidang 2 Kedataran sisi atas 3 Kerataan bidang 4 Kehalusan bidang 5 Homoginitas tekstur bidang 6 Kepadatan spesi 7 Kesikuan JUMLAH
Bobot 10 5 10 5 5 5 10 50
I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.
6
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 4 X 50 MENIT SMT. : II PLESTERAN SUDUT LUAR PERTEMUAN: 3 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran sudut luar. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut luar dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut luar dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam 12. Siku baja E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air
1
F. Keselamatan Kerja. 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang)
dari kotoran yang
mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan sudut luar yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m, (melanjutkan pekerjaan yang lalu). 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang. 5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran. 6. Buatlah alur kepala plesteran vertikal sebanyak dua alur dengan jarak tertentu pada bidang yang akan diplester untuk sudut luar. 7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas). 8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata dan sudut luar terbentuk. 10. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam 11. Cek dan yakinkan permukaan plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut luarnya dengan siku baja dan yakinkan sudut luar membentuk sudut 90o.
2
12. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi. MEDIA PASANG
KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN
UNTING-UNTING
MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)
BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN
0,80 M
MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN)
3
KEPALA PLESTERAN
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)
ARAH PERATAAN BLEBES
KEPALA PLESTERAN BLEBES
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) 4
AREA PEKERJAAN PLESTERAN SUDUT LUAR
ARAH PUTARAN ROSKAN SAAT MEMADATKAN PLESTERAN
PLESTERAN SUDUT LUARJADI (GAMBAR PERSPEKTIF) H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai 1 Langkah kerja 2 Penggunaan alat 3 Sikap kerja 4 Penggunaan sumber informasi 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 6 Ketelitian 7 Keselamatan kerja 8 Kerapihan 9 Kebersihan 10 Waktu JUMLAH
Bobot 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5
2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai 1 Ketegakan bidang 2 Kedataran sisi atas 3 Kerataan bidang 4 Kehalusan bidang 5 Homoginitas tekstur bidang 6 Kepadatan spesi 7 Kesikuan JUMLAH
Bobot 10 5 10 5 5 5 10 50
I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.
6
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 2 (6 X 45) MENIT SMT. : II PLESTERAN VARIASI PERTEMUAN: 4 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran variasi. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran variasi dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran variasi dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam 12. Siku baja E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air
1
F. Keselamatan Kerja. 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang)
dari kotoran yang
mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Buatlah variasi plesteran dengan urutan: (a) lapis kedua, (b) lapis ketiga dan (c) asesoris kelengkapan variasi sesuai dengan gambar kerja. 4. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam dan yakinkan bahwa sisi pada plesteran variasi tajam dan tidak mudah grimpil. 5. Cek dan yakinkan permukaan plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut-sudut plesteran variasinya harus sesuai dengan ketentuan. 6. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi.
2
MEDIA PASANG
KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN
UNTING-UNTING
MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)
BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN
0,80 M
MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN)
3
KEPALA PLESTERAN
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)
ARAH PERATAAN BLEBES
KEPALA PLESTERAN BLEBES
MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) 4
8 cm
SPONENG SETEBAL 1 CM 10 cm
8 cm 10 cm
10 cm
LAPIS 2
80 cm
LAPIS 1
25 cm
25 cm
25 cm
55 cm LAPIS 3
25 cm
PLESTERAN VARIASI (TAMPAK DEPAN)
HASIL AKHIR PLESTERAN VARIASI (GAMBAR PERSPEKTIF)
5
H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai 1 Langkah kerja 2 Penggunaan alat 3 Sikap kerja 4 Penggunaan sumber informasi 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 6 Ketelitian 7 Keselamatan kerja 8 Kerapihan 9 Kebersihan 10 Waktu JUMLAH
Bobot 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai 1 Ketegakan bidang 2 Presisi ukuran 3 Kerataan bidang 4 Kehalusan bidang 5 Homoginitas tekstur bidang 6 Ketajaman sisi 7 Kesikuan JUMLAH
Bobot 10 5 10 5 5 5 10 50
I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.
6
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 4 X 50 MENIT PASANGAN TEGEL SMT. : I KERAMIK PERTEMUAN: 5 A. Standar Kompetensi Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar Memasang tegel keramik pada dinding tegak. C. Indikator 1. Proses pemasangan tegel keramik pada dinding tegak dapat ditentukan. 2. Hasil praktik pemasangan tegel keramik pada dinding tegak dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Palu besi
10. Mesin potong tegel
2. Benang
11. Cetok spesi
3. Senduk spesi 4. Cangkul 5. Waterpass 6. Hawk 7. Blebes 8. Paku 9. Meteran E. Bahan Praktik 1. Kapur pasang saring halus. 2. Tegel keramik 3. Media pasang keramik 4. Air secukupnya.
1
D. Keselamatan Kerja 1. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan betul. 2. Pergunakan alat – alat yang sesuai dengan fungsinya 3. Tempatkan alat – alat dan bahan – bahan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah di jangkau. 4. Bekerjalah sesuai dengan langkah kerja. 5. Ikutilah petunjuk Dosen pembimbing dengan baik. 6. Berkonsentrasilah pada pekerjaan yang saudara kerjakan dengan teliti. 7. Jagalah kebersihan dan kerapian pekerjaan. E. Langkah Kerja 1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding. 2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri. 3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran pasta kapur. Tebal lapisan lebih kurang 3 mm. Biarkan sedikit agak mongering. 4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan. 5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan kapur pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas. 6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata. 7. Setelah terpasang dan mengering, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah.
2
8. Setelah keramik terpasang dan kondisi kering, lakukan pengisian nat. Gunakan adukan pasta kapur halus. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi. 9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa. F. Gambar Kerja 1.00 m
PAKU PERTOLONGAN
TEGEL KERAMIK 20/20
1.00 m
MEDIA PASANG
PASANGAN TEGEL KERAMIK PADA DINDING TEGAK Gambar 1. : Layout pasangan tegel keamik pada dinding tegak
3
Gambar 2. : Cara mengukur kedataran benang dengan waterpass
Gambar 3. : Cara mengukur ketegakan benang dengan waterpass
Gambar 4. : Cara menghamparkan pasta semen untuk pasangan tegel keramik pada tembok dinding
Gambar 5. : Cara meratakan dan member alur pasta semen untuk pasangan tegel keramik pada tembok dinding
4
Gambar 6. : Cara memasang tegel keramik untuk mendapatkan posisi yang rapi dengan memukul tegel keramik memakai palu kayu
Gambar 7. : Cara memasang tegel keramik untuk berikutnya.
Gambar 8. : Cara mengukur pasangan tegel keramik.
Gambar 8. : Cara mengukur pasangan tegel keramik.
5
Gambar 9. : Cara melapisi tegel keramik dengan pasta semen sebelum dipasang.
Gambar 10. : Cara melapisi memasang tegel keramik pada media pasang.
Gambar 11. : Cara mengkolot pada tegel keramik yang telah terpasang pada media pasang.
Gambar 12. : Cara membersihkan tegel keramik yang telah terpasang pada media pasang.
6
I. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai 1 Langkah kerja 2 Penggunaan alat 3 Sikap kerja 4 Penggunaan sumber informasi 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 6 Ketelitian 7 Keselamatan kerja 8 Kerapian 9 Kebersihan 10 Waktu JUMLAH
Bobot 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai 1 Ketegakan 2 Kerataan bidang 3 Konsistensi siar 4 Kesikuan 5 Konsistensi ukuran 6 Daya adesi keramik dengan media pasang JUMLAH
Bobot 10 10 10 5 10 5 50
J. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.
7
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 3(4 X 50) MENIT PASANGAN TEGEL KERAMIK SMT. : II BAK CUCI DAN BAK MANDI PERTEMUAN: 6, 7, 8 A. Standar Kompetensi Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar Memasang tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi. C. Indikator 1. Proses pemasangan tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi dapat ditentukan. 2. Hasil praktik pemasangan tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Palu besi
10. Mesin potong tegel
2. Benang
11. Cetok spesi
3. Senduk spesi 4. Cangkul 5. Waterpass 6. Hawk 7. Blebes 8. Paku 9. Meteran E. Bahan Praktik 1. Semen portlan (PC) 2. Tegel keramik 3. Media pasang keramik (bak cuci dan bak mandi). 4. Air secukupnya.
1
D. Keselamatan Kerja 1. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan betul. 2. Pergunakan alat – alat yang sesuai dengan fungsinya 3. Tempatkan alat – alat dan bahan – bahan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah di jangkau. 4. Bekerjalah sesuai dengan langkah kerja. 5. Ikutilah petunjuk Dosen pembimbing dengan baik. 6. Berkonsentrasilah pada pekerjaan yang saudara kerjakan dengan teliti. 7. Jagalah kebersihan dan kerapian pekerjaan. E. Langkah Kerja 1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding. 2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri. 3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan 0,5 – 1,0 cm. Gunakan adukan semen pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2. Tambahkan adhesive jika perlu. Biarkan 1 hari hingga lapisan mengeras. 4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan. 5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas. 6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata. 7. Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah. 2
8. Setelah keramik terpasang (minimal 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan
adukan
semen-pasir
halus
dengan
komposisi
2:1.
Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi. 9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa. F. Gambar Kerja 1. Gambar Kerja untuk Bak Cuci
110 cm 40 cm 10 cm 60 cm
40 cm
10 cm 10 cm TEGEL PORSELIN (20/30) cm
TAMPAK ATAS
110 cm
5 cm 30 cm
80 cm
PIPA ø 1 “
TAMPAK DEPAN
3
60 cm
5 cm
80 cm
MEDIA PASANG
TAMPAK SAMPING
GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI 2. Gambar Kerja untuk Bak Mandi. 5 cm
10 cm
60 cm
10 cm
75 cm
60 cm
A
A 5 cm 75 cm
TAMPAK ATAS 75 cm 5 cm
60 cm 20/30
TAMPAK SAMPING KANAN
4
75 cm 5 cm 20/30
MEDIA PASANG
60 cm
3 cm 60 cm
POTONGAN A-A GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK MANDI I. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai 1 Langkah kerja 2 Penggunaan alat 3 Sikap kerja 4 Penggunaan sumber informasi 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 6 Ketelitian 7 Keselamatan kerja 8 Kerapian 9 Kebersihan 10 Waktu JUMLAH
Bobot 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai 1 Kerataan bidang 2 Konsistensi siar 3 Kesikuan 4 Konsistensi ukuran 5 Cutting JUMLAH
Bobot 10 10 10 10 10 50
J. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.
5
GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI
110 cm 40 cm 10 cm 60 cm
40 cm
10 cm 10 cm TEGEL PORSELIN (20/30) cm
TAMPAK ATAS
110 cm
60 cm
5 cm
5 cm
30 cm
80 cm
PIPA ø 1 “
TAMPAK DEPAN
80 cm
MEDIA PASANG
TAMPAK SAMPING
GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK MANDI 5 cm
60 cm
10 cm
10 cm
75 cm
60 cm
A
A 5 cm 75 cm
TAMPAK ATAS
75 cm
75 cm
5 cm
5 cm 20/30
MEDIA PASANG
60 cm
60 cm 20/30 3 cm 60 cm
POTONGAN A-A
TAMPAK SAMPING KANAN