28
Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 1, Februari 2014, hal: 28 - 34 ISSN : 2355 – 5386
PREVALENSI KEJADIAN BERPOTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT (ICU) DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2012 Azhar Arnata, Noor Cahaya, Difa Intannia Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Email :
[email protected]
INTISARI Kondisi klinis pasien ICU yang kompleks menyebabkan penggunaan obat yang banyak yang mengarah terjadinya interaksi obat potensial. Tujuan penelitian yaitu mengetahui persentase pasien ICU RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2012 yang mengalami interaksi obat potensial secara umum dan ditinjau dari kelompok umur pasien, jumlah obat yang diberikan, tingkat keparahan interaksi obat, dan mekanisme interaksi obat yang terjadi. Digunakan metode penelitian deskriptif denan pengambilan data secara retrospektif. Data diambil dari rekam medik pasien ICU RSUD Ulin Bnajarmasin Tahun 2012. Jumlah sampel yang didapatkan 297 orang yang terdiri atas 249 orang dewasa dan 48 orang geriatri. Prevalensi pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012 yang mengalami kejadian interaksi obat potensial sebesar 95,96%. Berdasarkan kelompok umur, 96,8% terjadi pada kelompok dewasa dan 91,7% pada kelompok geriatri. Berdasarkan jumlah obat, 90,80% terjadi pada kelompok jumlah obat ≤ 5 obat dan 98,09% pada kelompok jumlah obat > 5 obat. Berdasarkan tingkat keparahan: 34,01% pasien pada tingkat keparahan Major; 71,38% pasien pada tingkat keparahan Moderate; dan 76,43% pasien pada tingkat keparahan Minor. Berdasarkan mekanisme interaksi: 4,7% pada inkompatibilitas obat, 74,07% pada farmakodinamik, 66,67% pada farmakokinetik obat, dan 35,69% pasien pada mekanisme tak diketahui. Prevalensi kejadian berpotensi interaksi obat pasien ICU RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2012 sebesar 95.96% (N=297). Kata kunci: interaksi obat potensial, intensive care unit. ABSTRACT Complexity clinical condition of ICU patient that uses many drug to leads potential drug interaction occurrence. Aim of this research were determined percentage of ICU RSUD Ulin patient in 2012 who had potential drug interaction in general and specifically in age group, drug total, severity, and mechanism term. Data taken from medical record retrospectively and analyzed by literature studies. Total sample were analyzed 297 that consist of 247 adult and 48 geriatric. Result: In general, 95,96% (N=297) patient had potential drug interaction. In age group term, 96,8% in adult group and 91,7% in geriatric group. In drug total term, 90,80% in ≤ 5 group and 98,09% in > 5 group. In severity term, 34,01% patient had Major; 71,38% patient had Moderate; and 76,43% had Minor. In mechanism term, 4,7% in incompatibility; 74,07% in pharmacodynamic; 66,67% in pharmacokinetic; and 35,69% in unknown mechanism. Keyword: potential drug interaction, intensive care unit PENDAHULUAN
Tatro (2009) sebagai respon farmakologis atau klinis
Interaksi obat terjadi bila dua atau lebih obat
akibat pemberian kombinasi obat yang berbeda.
berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan
Hasil
atau toksisitas satu atau lebih obat berubah. Efek
bermanifestasi sebagai antagonisme, sinergisme,
dan keparahan interaksi obat dapat bervariasi antara
atau idiosinkratik (Tatro, 2009).
pasien
yang
satu
dengan
pasien
yang
(Fradgley,2003). Interaksi obat didefinisikan oleh
Volume 1, Nomor 1 (2014)
lain
klinis
dari
interaksi
obat-obat
dapat
Pasien ICU memiliki keadaan patofisiologis yang kompleks dan menggunakan banyak obat.
Jurnal Pharmascience
29
Rata-rata pasien ICU diberikan 6-9 obat per hari
dari pasien anak-anak dan dewasa. Populasi yang
ketika dirawat di ICU (Helmsh et al,2006). Penelitian
diambil merupakan pasien dewasa sebanyak 1145
Cruciol-Souza dan Thomson (2006) menunjukkan
pasien. Dari perhitungan jumlah sampel didapatkan
korelasi antara kejadian polifarmasi dengan interaksi
jumlah sampel sebanyak 297 orang. Karakteristik
obat yang terjadi. Berdasarkan penelitian Larassati
pasien dapat dilihat pada tabel I
(2008) pada ICU sebuah rumah sakit di Bogor dari bulan Februari-April 2008 dengan jumlah sampel 56 pasien terdapat 89 kasus interaksi obat. Penelitian
Tabel I. Karakteristik sampel pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012
lain yang dilakukan oleh Chaereni (2010) pada 82
Karakteristik
Jumlah Pasien (N)
Persentase (%)
pasien ICU RSUP Persahabatan didapati 35 pasien
Jenis Kelamin
mengalami interaksi obat. Pasien kritis sangat rentan
Laki-laki
191
64,31
terhadap disposisi obat atau efek interaksi obat
Perempuan
106
35,69
dibandingkan dengan pasien yang lain terkait kondisi
Kelompok Umur 249
83,84
48
16,16
Dewasa (18-60 tahun) Geriatri (diatas 60 tahun) Jumlah Obat
fisiologis yang tidak stabil (Helmsh et al, 2006). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian
≤5
93
31,31
observasional dengan pengambilan data secara
>5
204
68,69
retrospektif. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan November 2013 di Intensive
Karakteristik obat yang diresepkan di ruang
Care Unit RSUD Ulin Banjarmasin. Populasi dalam
ICU RSUD Ulin diperoleh 10 besar obat yang
penelitian ini adalah semua data rekam medis
diresepkan seperti terlihat pada tabel II. Seftriakson,
pasien Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
ranitidin, dan ketorolak merupakan 3 obat terbanyak
Umum Daerah Ulin Tahun 2012. Pengambilan
digunakan di ICU. Hal ini karena sebagian besar
sampel menggunakan teknik purposive sampling
pasien ICU merupakan pasien bedah dimana ketiga
dengan kriteria pasien Intensive Care Unit (ICU) di
obat tersebut banyak diresepkan oleh dokter yang
RSUD Ulin tahun 2012 yang berusia diatas 18 tahun
merawat.
dan memuat data pemberian obat yang lengkap
Secara umum, jumlah rata-rata obat yang
meliputi nama obat, dosis, interval pemberian, rute
diterima pasien ICU selama dirawat sebanyak 7,83
pemberian, dan waktu pemberian. Data diambil pada
item obat. Persentase pasien ICU yang menerima
lembar perkembangan pasien dimana tercantum
obat kurang dari atau sama dengan 5 sebanyak
nama pasien, nomor RMK pasien, diagnosa, nama
31,31% dan lebih dari 5 sebanyak 68,69%.
obat, interval pemberian, rute pemberian, waktu
Persentase pasien yang mengalami kejadian
pemberian dan perkembangan pasien. Data yang
interaksi obat potensial berdasarkan kelompok umur,
didapat
jumlah
dimasukkan
ke
dalam
lembar
kerja
obat,
tingkat keparahan
interaksi
obat
penelitian yang telah ditentukan. Data obat yang
potensial, dan mekanisme interaksi obat potensial
diperoleh kemudian dianalisa melalui literatur yang
dapat dilihat pada tabel III.
telah ditentukan.
Secara
umum,
kejadian
interaksi
obat
potensial dialami 95,96% (n = 285) pasien dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah
pasien
ICU
RSUD
rata-rata jumlah kejadian 8,39 kejadian. Berdasarkan Ulin
Tahun
2012
sebanyak 1482 pasien. Pasien ICU RSUD Ulin terdiri
Volume 1, Nomor 1 (2014)
kelompok umur, kejadian interaksi obat potensial terjadi pada 96,79% (n = 241) pasien dewasa dan
Jurnal Pharmascience
30
Tabel II. Sepuluh besar obat yang digunakan pada pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012
No.
Obat
Jumlah pasien yang menerima obat
Persentase pasien yang menerima obat (%)
165
55,56
161
54,21
126
42,42
103
34,68
4
Seftriakson Na Ranitidin HCl Ketorolak trometamin Furosemide
5
Aspirin
86
28,96
6
Klopidogrel Isosorbid dinitrat Metronidazol
84
28,28
70
23,57
69
23,23
Simvastatin Metamizol Na
55
18,52
53
17,85
1 2 3
7 8 9 10
91,67% (n = 44) pasien geriatri.
Kesimpulan yang dapat
Rata-rata jumlah kejadian interaksi obat
interaksi
obat
diambil adalah potensi
meningkat
dengan
adanya
potensial pada pasien dewasa sebanyak 6,46
peningkatan jumlah obat yang diberikan selama
kejadian dan rata-rata jumlah kejadian interaksi obat
dirawat.
potensial pada pasien geriatri sebesar 7,88. Dari jumlah
kejadian
interaksi obat potensial di ICU, jumlah obat yang
mengalami
diberikan kepada pasien bervariasi. Rafiei et al.
kejadian interaksi obat potensial lebih banyak
(2012) menemukan jumlah rata-rata obat yang
dibandingkan
diberikan 5,6 obat. Hammes et al (2008) mencatat
bahwa
dialami,
pasien
dengan
dapat
lain mengenai kejadian
ditarik
kesimpulan
yang
Pada penelitian
geriatri
pasien
dewasa.
Hal
ini
berkaitan dengan kondisi klinis pasien.
rata- rata jumlah obat yang diterima pasien selama
Persentase pasien yang mengalami interaksi obat potensial dari
dirawat 13,10 obat. Sedangkan Liaw et al.(2005)
kelompok jumlah obat kurang
menyatakan jumlah obat yang diberikan selama
dari atau sama dengan 5 sebesar 89,25% (n = 83).
dirawat di ICU 14,3 obat. Pada penelitian diatas tidak
Persentase pasien yang mengalami interaksi obat
terdapat batasan penyakit atau kondisi pasien. Hal
potensial dari kelompok jumlah obat lebih dari 5
ini menyebabkan perbedaan nilai jumlah obat. Dari
sebesar 99,02% (n = 202). Pasien yang menerima
penelitian diatas ditarik suatu kesimpulan bahwa
kurang
pasien ICU rata-rata menerima lebih dari 5 obat.
dari
atau
sama
dengan
5
rata-rata
mengalami kejadian interaksi obat potensial 2,05
Pada
penelitian
ini,
tingkat
keparahan
kejadian dengan jumlah terbanyak 8 kejadian. Rata-
kejadian interaksi obat potensial dibagi menjadi 3
rata jumlah kejadian interaksi obat potensial pada
macam kategori, yakni major, moderate, dan minor.
kelompok pasien menerima lebih dari 5 obat
Penilaian tersebut dilakukan pada fase kejadian
sebanyak 8,08 kejadian dengan jumlah kejadian
interaksi farmakodinamika, farmakokinetika, dan
terbanyak 92 kejadian. Dari hasil ini terlihat bahwa
tidak diketahui mekanismenya. Kategori interaksi
pasien dengan jumlah obat lebih dari 5 memiliki
obat dengan mekanisme tidak diketahui dimasukkan
potensi kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan
karena adanya laporan penelitian mengenai kejadian
kelompok kurang
efek dari interaksi tersebut, namun tidak dari hal
dari atau sama dengan 5.
Volume 1, Nomor 1 (2014)
Jurnal Pharmascience
31
Tabel III.
Persentase jumlah Pasien yang mengalami interaksi obat potensial berdasarkan kelompok umur, jumlah obat, tingkat keparahan interaksi obat potensial, dan mekanisme interaksi obat potensial Jumlah Pasien (N)
Persentase (%)
Rata-rata kejadian per pasien
Dewasa (18-60 tahun)
241
96,79%
6,46
Geriatri (diatas 60 tahun)
44
91,67%
7,88
≤5
83
89,25%
2,05
>5
202
99,02%
8,08
Major
100
33,67
0,51
Moderate
211
71,04
3,78
Minor
228
76,77
2,32
Farmasetik (Inkompatibilitas)
14
4,71
0,07
Inkompatibilitas Kimia
6
2,02
0,03
Inkompatibilitas Fisik
9
3,03
0,04
Farmakodinamik
220
74,07
4,18
Antagonis
136
45,79
1,38
Sinergis
208
70,03
2,8
198
66,67
2,44
Absorpsi
22
7,41
0,11
Distribusi
35
11,78
0,16
Metabolisme
90
30,3
0,87
Ekskresi
158
53,2
0,94
106
35,69
0,36
Kategori Kelompok Umur
Jumlah Obat
Tingkat keparahan (Signifikansi)
Mekanisme
Farmakokinetika
Mekanisme Tidak Diketahui terdapat
penjelasan
mekanisme
terjadi.
kardiovaskular pasien ICU terus dipantau. Ketika
Kejadian interaksi obat potensial yang bersifat Major
terjadi interaksi obat potensial berpengaruh besar
terjadi pada 33,67% pasien. Kejadian interaksi obat
kepada pasien.
potensial yang bersifat
yang
Moderate terjadi pada
Lima dan Cassiani (2009) mendapati 54%
71,04% pasien. Terakhir, kejadian interaksi obat
kejadian interaksi obat potensial di ICU sebuah
potensial yang bersifat Minor terjadi pada 76,76%
rumah sakit pendidikan bersifat moderate. Penelitian
pasien.
yang dilakukan oleh Ray et al (2009) di ICU sebuah Banyaknya pasien yang mengalami kejadian
rumah sakit tersier di India menemukan kejadian
bersifat moderate berkaitan dengan obat yang
interaksi
berinteraksi.
dengan
keparahannya dengan gambaran 55.29% bersifat
penyakit kardiovaskular banyak berinteraksi dengan
minor, 23.08% bersifat moderate, dan 21.63%
tingkat keparahan moderate. Sistem kardiovaskular
bersifat major. Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan sistem vital tubuh, Di ICU, kondisi
Hammesh
Obat-obat
Volume 1, Nomor 1 (2014)
yang
berkaitan
obat
potensial
berdasarkan
et al (2008) mendapati
tingkat
komposisi
Jurnal Pharmascience
32
keparahan interaksi obat potensial yang terdiri
interaksi obat potensial yang belum dapat dijelaskan.
39.7% dengan minimal efek, 50.4% memperburuk
Kejadian interaksi obat potensial dengan mekanisme
kondisi pasien (moderate), dan 9.8% berpotensi
tidak diketahui dialami oleh 35,69%.
membahayakan
pasien
atau
menyebabkan
kerusakan bersifat irreversible
Banyaknya interaksi terjadi pada pasien bukan hanya berkaitan dengan efek utama, tetapi
Secara umum, hanya 4,7% pasien yang
juga berkaitan dengan efek lain. Sebagai contoh,
mengalami kejadian inkompatibilitas. Inkompatibilitas
albuterol
fisik terjadi pada 3,03% pasien dan inkompatibilitas
simpatomimetik,
kimia terjadi pada 2,02% pasien. Drip atau infus IV
menurunkan sedasi dan menaikkan kadar kalium.
yang diberikan bersamaan umumnya melalui jalur
Itulah mengapa interaksi obat berkaitan dengan efek
berbeda, misal infus melalui vena tangan kanan dan
atau
drip diberikan melalui vena tangan kiri. Pemberian
mekanismenya dibandingkan dengan interaksi pada
kombinasi
fase farmasetis dan fase farmakokinetika obat.
infus
diberikan
secara
bergantian.
fase
dan
norepinefrin juga
selain
memiliki
farmakodinamika
efek
efek
lebih
dalam
banyak
Contohnya kombinasi RL:D5%, ketika infus RL habis
Penelitian yang dilakukan oleh Lima dan
maka digantikan oleh infus D5%. Hal-hal seperti ini
Cassiani (2009) menyatakan 74 dari 102 pasien ICU
menjelaskan
inkompatibilitas
di sebuah rumah sakit di Brazil mengalami interaksi
potensial sedikit terjadi pada pasien ICU RSUD Ulin
obat potensial dengan rata-rata 3 kejadian interaksi
Tahun 2012.
obat potensial. Penelitian ini terdiri 50 pasien berusia
bahwa
kejadian
Secara umum, pasien ICU yang mengalami
kurang dari 60 tahun dan 52 pasien pasien berusia
kejadian interaksi obat potensial yang terjadi pada
sama dengan atau lebih dari 60 tahun. Pasien yang
fase farmakodinamik sebanyak 74,07%. Rata-rata
mengalami interaksi obat terdiri 36 orang berusia
jumlah kejadian interaksi obat potensial pada fase
kurang dari 60 tahun dan 38 orang berusia sama
farmakodinamik yang dialami oleh pasien ICU 4,18
atau lebih dari 60 tahun (Lima dan Cassiani, 2009).
dengan jumlah kejadian terbanyak sebanyak 76
Penelitian yang dilakukan Reis dan Cassiani (2011)
kejadian. Kejadian interaksi obat potensialyang
menemukan median jumlah kejadian interaksi obat
bersifat antagonis dialami oleh 45,79% pasien ICU,
potensial per pasien sebesar 1 kejadian saat masuk
sedangkan kejadian interaksi obat potensial yang
ICU dan 2 kejadian per pasien saat keluar ICU.
bersifat sinergis terjadi pada 70,03% pasien ICU.
Penelitian yang dilakukan oleh Ray et al. (2009)
Ada 41,75% pasien mengalami kejadian interaksi
mendapati rata-rata jumlah kejadian interaksi obat
obat potensial bersifat sinergis dan antagonis.
potensial 2 kejadian per pasien. Dari penelitian-
Secara
umum,
kejadian
interaksi
obat
penelitian diatas
membuktikan bahwa
kejadian
potensial yang terjadi pada fase farmakokinetika
interaksi obat sangat tinggi di ICU. Kondisi pasien
dialami oleh 66,67% pasien. Berdasarkan jumlah
ICU
kejadian, rata-rata pasien mengalami 2,44 kejadian.
khususnya penggunaan obat-obatan menjadi alasan
Persentase jumlah pasien kejadian interaksi obat
potensi terjadinya terjadinya interaksi obat. Potensi
potensial pada fase-fase farmakokinetika obat yakni,
ini meningkat dengan banyaknya obat-obatan yang
fase absorpsi obat 7,41%; fase distribysi obat
digunakan. Selain obat pokok diresepkan oleh dokter
11,78%; fase metabolisme obat 30,3%; dan fase
yang
ekskresi 53,2%.
diberikan saat keadaan darurat (cito). Sebagai
Pada studi literatur yang dilakukan terdapat beberapa pasang obat yang mekanisme kejadian
Volume 1, Nomor 1 (2014)
yang
memerlukan
menangani,
perawatan
terdapat
juga
kompleks
obat-obatan
contoh furosemid digunakan ketika tekanan darah pasien meningkat. Obat-obatan darurat lainnya
Jurnal Pharmascience
33
untuk
menangani
kondisi
pasien
yang
sering
potensial yang terjadi. Lima dan Cassiani (2009)
digunakan antara lain parasetamol, klorpromazin,
menyatakan pengetahuan dan keterampilan para
dan lain sebagainya. Pengunaan obat ini tidak terus-
tenaga kesehatan mengenai interaksi obat potensial
menerus dan diberikan tanda (k/p) pada lembar
dan bagaimana penanganannya menjadi kunci
perawatan hari selanjutnya.
mencegah dan meminimalisasi efek tidak diinginkan
Keadaan pasien ICU yang dipantau terus-
dari interaksi obat yang terjadi.
menerus memungkin terjadinya pemberian ditunda atau tidak diberikan. Contoh pasien hipertensi, ketika
KESIMPULAN
tekanan darah turun sesuai target terapi obat tidak
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
diberikan. Hal ini mempunyai dampak terhadap
adalah:
potensi kejadian interaksi obat yang terjadi dalam hal
1. Persentase pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012
ini potensi kejadian menjadi berkurang. Hal serupa
yang
terjadi juga pada pasien dengan indikasi diabetes
potensial sebesar 95,96%.
yang menggunakan insulin. Waktu
interaksi
diberikan
secara
obat
kejadian
interaksi
obat
2. Persentase pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012
pemberian
kejadian
mengalami
obat
mempengaruhi
potensial.
berurutan
baik
Obat-obatan oral
maupun
yang
mengalami
kejadian
interaksi
obat
potensial ditinjau: a. Berdasarkan
kelompok
umur,
kelompok
parenteral. Lima dan Cassiani (2009) menyatakan
dewasa sebesar 96,79% dan 91,67% pasien
waktu pemberian obat merupakan faktor resiko
kelompok geriatri.
kejadian interaksi obat. Peneliti menemukan semua
b. Berdasarkan jumlah obat : 89,25% pada
obat diberikan pada jam 9 pagi, kecuali obat yang
kelompok jumlah obat ≤ 5 obat dan 99,02%
diberikan malam hari. Hal ini karena jam 9 menjadi
pada kelompok jumlah obat > 5 obat.
acuan waktu pemberian obat selanjutnya. Acuan diperlukan untuk menjamin keteraturan.
c.
Berdasarkan tingkat keparahan : 33,67% pada tingkat keparahan Major; 71,04% pada
Ada beberapa kekurangan penelitian ini. Pertama, tidak diketahuinya dasar pemilihan suatu obat, kemudian obat tersebut dapat berinteraksi
tingkat keparahan Moderate; dan 76,77% pada tingkat keparahan Minor. d. Berdasarkan
mekanisme
interaksi
yang
dengan obat lain. Kedua, tidak dikajinya keterkaitan
terjadi: inkompatibilitas obat sebanyak 4,7%
antara efek interaksi obat terhadap kondisi pasien,
pasien,
dimana
sebanyak
efek
interaksi
ini
dapat
bersifat
pada
farmakodinamika
74,07%
pasien,
pada
sebanyak
66,67%
menguntungkan ataupun merugikan pasien. Ketiga,
farmakokinetika
tidak
pasien, dan mekanisme tidak diketahui
diketahuinya
keterkaitan
antara
lama
perawatan dengan kejadian interaksi obat.
obat
obat
sebanyak 35,69% pasien.
Peran farmasis di ICU sangat penting untuk menjamin keamanan terapi pasien di ICU, dalam hal
DAFTAR PUSTAKA
ini interaksi obat. Peran farmasis mengindentifikasi,
Chaereni, Nur. 2010. Potensi Interaksi Obat Pada
mencegah, dan mengatasi interaksi obat potensial
Pasien ICU (Intensive Care Unit) Rumah
yang terjadi. Dalam penanganan interaksi obat
Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.
potensial di ICU, kita duduk bersama para klinisi dan
Skripsi.
tenaga kesehatan lainnya mengevaluasi terapi dan
Pancasila. Jakarta.
penggunaan obat termasuk juga interaksi obat
Volume 1, Nomor 1 (2014)
Fakultas
Farmasi
Universitas
Cruciol-Souza J.M. dan Thomson J.C. 2006
Jurnal Pharmascience
34
Prevalence
Drug-Drug
Rahmawati F., R. Handayani dan V. Gosal. 2008.
Interactions And Its Associated Factors In A
Kajian retrospektif interaksi obat di Rumah
Brazilian Teaching Hospital. J Pharm Pharm
Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta.
Sci 9:427-33.
Majalah Farmasi Indonesia. 17(4): 177-183.
Depkes.
2006.
Of
Standar
Potential
Keperawatan
Di
ICU.
Ray, S., M. Bhattacharyya, J. Pramanik, dan S.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Todi.2009. Drug–drug interactions in the ICU.
Jakarta
Critical Care. Volume 13 Suppl 1: 198-199.
.Fradgley, S. 2003. Interaksi Obat. dalam Aslam,
Reis, A.M.M. dan Cassiani, S.H.B. 2011. Prevalence
Mohamed., Chik Kaw Tan, & Adji Prayitno
of potential drug interactions in patients in an
(editor). Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy).
intensive care unit of a university hospital in
PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Brazil. Clinics ; 66(1):9-15.
Hammes, Jean A., Felipe Pfuetzenreiter, Fabrízio da Silveira, Álvaro Koenig, dan G.A. Westphal.
Tatro, David S., 2009. Drug Interaction Facts 2009. Wolters Kluwer Health Inc. California.
2008. Potential drug interactions prevalence in intensive care units. Rev Bras Ter Intensiva; 20(4): 349-354. Helmsh, R.A., D.C. Quan, E.T. Herfindel., dan D.R. Gourley. 2006. Textbook of Therapeutic: Drugs And Disease Management 8th edition. Lippincot William & Wilkin.Phildelphia. Larasati, Ria. 2008. Interaksi Obat Di Ruang ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor Periode Februari-April 2008. Skripsi.
Fakultas
Farmasi
Universitas
Pancasila. Jakarta. Liaw S.Y., Noorizan Abd. Azid., Y. Hassan, J.A. Hassan., Z. Che Embeez,. dan N. Abdullah. 2005. Evaluation Of Drug-Drug Interaction In General Intensive Care Unit. Abstrak: hal 61. Dalam The 5th Asian Conference on Clinical Pharmacy 2005. Lima, R.E.F. dan Cassiani, S.H.B, 2009. Potential Drug Interactions In Intensive Care Patients At
ATeaching
Hospital.
Rev
Latino-am
Enfermagem; 17(2): 222-7 Rafiei, H., M. Arab., H. Ranjbar, G.R. Sepehri, N. Arab,
dan
Masuod
Amiri.
2012.
The
prevalence of potential drug interactions in Intensive Care Units. Iranian Journal of Critical Care Nursing.4: 191–196.
Volume 1, Nomor 1 (2014)
Jurnal Pharmascience