ABSTRAK PREVALENSI FRAKTUR HUMERUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PADA BULAN APRIL 2015 – DESEMBER 2016 Latar belakang : Fraktur merupakan penyebab tingginya angka kecatatan di seluruh dunia. Salah satunya fraktur humerus, sering terjadi karena cedera. Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas, gangguan fungsi muskuloskletal, putusnya kontinuitas tulang dan gangguan neurovascular. Tujuan : Mengetahui gambaran kasus fraktur humerus di RS Sanglah dari tahun 2015-2016 berdasarkan umur,jenis kelamin dan pekerjaan penderita dan mengetahui diagnosis,klasifikasi,kelainan penyerta dan manajemen pasien fraktur humerus di RS Sanglah pada bulan april 2015 – desember 2016 Metode : Desain penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder. Populasi sampel penelitian ini adalah semua pasien fraktur humerus berdasarkan data rekam medis di ruang rawat inap ortopedi RSUP Sanglah, Denpasar pada bulan april 2015 – desember 2016 dengan metode random sampling yang menghasilkan 27 data sampel. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis. Hasil : Hasil analisis data terhadap pasien fraktur humerus berdasarkan data rekam medis di RSUP Sanglah periode tahun 2015-2016 dan didapatkan bahwa sebagian besar kasus ditemukan pada perempuan (51.9%), dan lebih sedikit pada laki-laki (48.1%). Kelompok umur <20 tahun dan 20-40 tahun memiliki frekuensi terbesar, diikuti dengan kelompok umur >60 tahun yang memiliki frekuensi paling kecil diantara semua kelompok umur. Ditemukan pekerjaan terbanyak yang mengalami fraktur humerus adalah pelajar dengan presentase sebesar 33,3% dan yang memiliki proporsi paling sedikit adalah pedagang dan pensiun tentara yaitu masing-masing 3,7%. Prevalensi fraktur tertutup ditemukan sebesar (77.8%) dan fraktur terbuka presentase sebesar (22.2%). Penatalaksanaan terbanyak yang dilakukan untuk fraktur tertutup adalah ORIF sedangkan untuk fraktur terbuka penatalaksaan terbanyak adalah debridement ORIF. Saran : Masyarakat umum diberikan pemahaman baik tentang pengertian fraktur humerus, faktor resiko serta gejala umum yang dapat terjadi. Selain itu perlu diedukasi pula mengenai bahaya dari penyakit fraktur humerus ini termasuk komplikasinya. Kata Kunci : Fraktur Humerus, Prevalensi, RSUP Sanglah
vi
ABSTRACT PREVALENCE OF HUMERUS FRACTURE IN SANGLAH GENERAL HOSPITAL CENTRE IN APRIL 2015 – DECEMBER 2016 Background : Fracture is the cause of high number of disability worldwide. One of the fracture is humerus fracture, often occur becuse of injury. The classic symptoms of a fracture is a history of trauma, pain and swelling in the fractured bone, deformity, and musculoskeletal malfunction, discontinuity of a bone and neurovascular signs. Objective : To obtain the prevalence of humerus fracture in Sanglah General Hospital Centre of April 2015 - December 2016 by age, sex, and occupation from the patients and determine the diagnosis, classification, comorbid symptoms, and management of humerus fracture in Sanglah Hospital in april 2015 - december 2016. Methods : Using retrospective descriptive study by secondary data. The sample population of this study were all patients with humerus fracture that based from medical records in inpatient orthopedic installation Sanglah General Hospital in april 2015 – december 2016 with total sampling methods that produces 27 sample data. Results : The results of data analysis from the sample based on medical records in Sanglah General Hospital is that the majority of cases are found in women (51,9%) and fewer in men (48,1%). The age groups of <20 years old and 20-40 years old has the greatest frequency, followed by >60 years old group who has the smallest frequency of all groups. It was found that students have the biggest proportion of fracture humerus with 33,3% of percentage and followed by the smallest proportion which are seller and veteran for 3,7%. Closed fracture prevalence was found by 77,8% and open fracture has 22,2% of all cases. Management of the most committed to a closed fracture is ORIF while open fracture is having debridement ORIF as the most committed management. Advice : Public needs to given a good understanding on the definition of humerus fracture, the risk factors and common symptoms that may occur. In addition it should also be educated about the dangers, including the complication of humerus fracture. Keywords : Humerus Fracture, Prevalences, RSUP Sanglah
vii
RINGKASAN Prevalensi Fraktur Humerus di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Bulan April 2015 – Desember 2016. Ni Kadek Dyah Devita Sari. Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana. Fraktur merupakan penyebab tingginya angka kecatatan di seluruh dunia.Salah satunya fraktur humerus,sering terjadi karena cedera. Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas, gangguan fungsi muskuloskletal, putusnya kontinuitas tulang dan gangguan neurovascular. Kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakan lalu lintas dan trauma benda tajam/tumpul. Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah dari bulan Agustus 2016 sampai dengan Desember 2016. Total sampel yang didapat adalah 27 data sampel. Data sampel diambil dari rekam medis pasien fraktur humerus dari bulan april 2015 sampai desember 2016. Hasil analisis data terhadap pasien fraktur humerus berdasarkan data rekam medis di RSUP Sanglah periode tahun 2015-2016 dan didapatkan bahwa sebagian besar kasus ditemukan pada perempuan (51.9%), dan lebih sedikit pada laki-laki (48.1%). Kelompok umur <20 tahun dan 20-40 tahun memiliki frekuensi terbesar, diikuti dengan kelompok umur >60 tahun yang memiliki frekuensi paling kecil diantara semua kelompok umur. Ditemukan pekerjaan terbanyak yang mengalami fraktur humerus adalah pelajar dengan presentase sebesar 33,3% dan yang memiliki proporsi paling sedikit adalah pedagang dan pensiun tentara yaitu masing-masing 3,7%. Prevalensi fraktur tertutup ditemukan sebesar (77.8%) dan fraktur terbuka presentase sebesar (22.2%). Penatalaksanaan terbanyak yang dilakukan untuk fraktur tertutup adalah ORIF sedangkan untuk fraktur terbuka penatalaksaan untuk fraktur terbuka terbanyak adalah debridement ORIF. Hasil analisis yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi fraktur humerus di RSUP Sanglah tahun 2015-2016 mengungkapkan bahwa klasifikasi diagnosis terbanyak yaitu fraktur tertutup.Mayoritas tata laksana yang dilakukan adalah orif.
viii
SUMMARY Prevalence of Humerus Fracture in Sanglah General Hospital Centre in April 2015 until december 2016. Ni Kadek Dyah Devita Sari. Faculty of Medicine. Medical Education Program of Udayana University. Fracture is the cause of high number of disability worldwide. One of the fracture is humerus fracture, often occur becuse of injury. The classic symptoms of a fracture is a history of trauma, pain and swelling in the fractured bone, deformity, and musculoskeletal malfunction, discontinuity of a bone and neurovascular signs. Some fracture cases caused by injury are fall, traffic accidents, and sharp or blunt trauma. This study was conducted at Medical Record Installation RSUP Sanglah from August 2016 until December 2016. It was obtained 27 samples total, and the data was obtained from medical records of humerus fracture patients in 20152016. The results of data analysis from the sample based on medical records in Sanglah General Hospital is that the majority of cases are found in women (51,9%) and fewer in men (48,1%). The age groups of <20 years old and 20-40 years old has the greatest frequency, followed by >60 years old group who has the smallest frequency of all groups. . It was found that students have the biggest proportion of fracture humerus with 33,3% of percentage and followed by the smallest proportion which are seller and veteran for 3,7%. Closed fracture prevalence was found by 77,8% and open fracture has 22,2% of all cases. Management of the most committed to a closed fracture is ORIF while open fracture is having debridement ORIF as the most committed management. Analysis results aim to know the prevalence of humeus fracture in Sanglah Geneeral Hospital in 2015-2016. It showed that the most diagnosis from humerus fracture is closed fracture. ORIF is the most committed management of all.
ix
DAFTAR ISI Halaman
SAMPUL DALAM ................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................................ iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .....................................................v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii RINGKASAN ...................................................................................................... viii SUMMARY ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................4 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5 2.1 Anatomi ................................................................................................5 2.1.1 Ekstremitas Superior ...................................................................6 2.2 Fraktur Humerus ..................................................................................11 2.2.1 Definisi .....................................................................................11 2.2.2 Etiologi .....................................................................................14 2.2.3 Diagnosis ..................................................................................15 2.2.4 Keluhan Penyerta .................................................................... 20 2.2.5 Penatalaksanaan ...................................................................... 21 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN .................29 3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................29 3.2 Kerangka Konsep .................................................................................30 BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................31 4.1 Jenis Rancangan Penelitian ..................................................................31 4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ..............................................................31 4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................31 4.4 Teknik Penentuan Sampel ...................................................................33 4.5 Variabel dan Definisi Operasional ......................................................33 4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian ..........................................................34 4.7 Protokol Penelitian ..............................................................................34 4.8 Pengolahan dan Analisis Data .............................................................35 BAB V Hasil dan Pembahasan .............................................................................36 5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian.......................................................36 5.2 Hasil Penelitian ....................................................................................36 5.2.1 Karakteristik Sampel Penelitian ........................................................36 5.2.2 Prevalensi Fraktur Humerus ..............................................................38 5.3 Pembahasan ..........................................................................................40 5.3.1 Karakteristik Sampel Penelitian ........................................................40
x
5.3.2 Prevalensi Fraktur Humerus ..............................................................41 BAB VI Simpulan dan Saran .................................................................................42 6.1Simpulan ...............................................................................................42 6.2Saran ......................................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................44
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1 Anterior Humerus ..................................................................................12 Gambar 2 Posterior Humerus ...............................................................................12 Gambar 3 Fraktur Proximal Humerus ....................................................................13
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1.Jadwal penelitian ................................................................................46
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Fraktur merupakan penyebab tingginya angka kecacatan di seluruh dunia. Salah satunya, fraktur humerus, sering terjadi karena cedera (Deddy, 2015). Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur terjadi di dunia kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008 dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Sementara pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang mengalami fraktur dengan angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010 meningkat menjadi 21 juta orang dengan angka prevalensi 3,5%. Terjadinya fraktur tersebut termasuk didalamnya insiden kecelakaan, cedera olahraga, bencana kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya (nicky, 2013). Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas, gangguan fungsi muskuloskeletal, putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan neurovascular (Maharta, 2013). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh mengalami fraktur sebanyak 1,775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur adalah sebanyak 1.770 orang (8,5%), da dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%) (Riskesdas Depkes RI, 2007). Survey Kesehatan Nasional mencatat 1
bahwa kasus fraktur pada tahun 2008 menunjukkan prevalensi fraktur secara nasional sekitar 27,7% (Depkes, 2010). Pada usia muda umumnya fraktur lebih sering terjadi karena trauma, sekitar umur 45 tahun kebawah dan sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan. Fraktur ini biasanya disebabkan karena olahraga, pekerjaan atau luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan. WHO mencatat di tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur sekitar 40% dari insiden kecelakaan yang terjadi. Dari semua jenis fraktur, fraktur ekstrimitas memiliki insiden yang cukup tinggi. Dengan banyaknya kasus fraktur, peran Rumah Sakit juga sangat diperlukan untuk menangani kasus tersebut. Pasien dengan fraktur perlu mendapatkan pertolongan dan pelayanan kesehatan untuk meminimalkan resiko ataupun komplikasi lanjut dari fraktur. fraktur memerlukan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif. Asuhan terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yang terganggu dan mencegah/mengurangi komplikasi terutama immobilisasi (nicky, 2013). Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2011 di Indonesia didapatkan sekitar 8 juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur yang berbeda dan penyebab yang berbeda. Didapatkan data 25% penderita fraktur mengalami kematian, 45% mengalami cacat fisik, 15% mengalami stress psikologis karena cemas maupun depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik. Berdasarkan data Dinas Kesehatan RI Jawa Timur, di Indonesia khususnya di Jawa
2
Timur pada tahun 2011 menunjukan prevalensi kasus fraktur humerus cukup tinggi yaitu 71,4% dengan rata rata laki-laki yang berusia 15-45%. (Nicky, 2013) Salah satu jenis fraktur humerus yaitu fraktur humerus proksimal (fhp) memiliki distribusi kejadian yaitu pada anak-anak dan remaja, fhp menyumbang 0,5% menjadi 3,5% dari semua fraktur. Pada pasien yang lebih muda dari usia 18 bulan, dua pertiga dari semua patah tulang humerus mungkin terkait dengan kekerasan (abuse). Proporsi fraktur metaphyseal lebih tinggi pada pasien prapubertas, sedangkan proporsi epiphyseal separation lebih tinggi pada remaja. Di antara anak-anak yang lebih tua dan remaja, anak laki-laki terhitung dalam 60% dai total kasus, dan fhp terutama melibatkan lengan non-dominan (levefre, 2014) Berdasarkan data diatas fraktur humerus memiliki prevalensi yang tinggi dan di Indonesia masih sedikit penelitian menganai fraktur humerus, oleh karena itu pada penelitian ini, penulis ingin mengatahui gambaran kasus fraktur humerus di RS Sanglah dari tahun 2015-2016 berdasarkan umur, jenis kelamin dan pekerjaan penderita. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kasus fraktur humerus di RS Sanglah dari bulan april 2015 – desember 2016 berdasarkan umur, jenis kelamin dan pekerjaan penderita?
3
2. Bagaimana diagnosis, klasifikasi, kelainan penyerta dan manajemen pasein fraktur humerus di rumah sakit sanglah pada bulan april 2015desember 2016?
1.3 Tujuan 1.
Mengetahui gambaran kasus fraktur humerus di RS Sanglah dari bulan
april 2015 – desember 2016 berdasarkan umur, jenis kelamin dan pekerjaan penderita. 2. Mengetahui diagnosis, klasifikasi dan manajemen pasein fraktur humerus di rumah sakit sanglah pada bulan april 2015 – desember 2016
1.4 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Rumah Sakit: a. Dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan pelayanan kasus fraktur humerus. 2. Masyarakat: a. Memberi informasi mengenai fraktur humerus.
4