1
PREVALENSI BERAT BADAN BERLEBIH DAN OBESITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN NILAI AKADEMIS PADA REMAJA KELAS SEPULUH SMA N 1 BANGLI TAHUN 2012 ID Ayu Eka Cahyani1, IGL Sidiartha2 1 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Bagian/SMF Anak RSUP Sanglah Denpasar ABSTRAK Prevalensi berat badan berlebih dan obesitas semakin meningkat pada anak dan remaja. Kedua kondisi tersebut berdampak negatif terhadap kesehatan, salah satunya penurunan fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi berat berlebih dan obesitas serta hubungannya dengan nilai akademis pada remaja di kelas sepuluh (X) SMA N 1 Bangli tahun 2012. Pendekatan potong lintang dilakukan terhadap sampel populasi berjumlah 217 siswa berusia 14 sampai 17 tahun. Status gizi berat berlebih dan obesitas ditentukan berdasarkan nilai IMT >1 – 2 SD dan > 2 SD menurut standar WHO sedangkan nilai akademis diperoleh dari data administrasi sekolah. Variabel perancu nilai akademis yang juga diuji adalah jenis kelamin, pekerjaan orang tua, ketersediaan komputer dan buku pelajaran serta durasi bermain internet dan durasi menonton TV. Hasil penelitian ini didapatkan prevalensi berat badan berlebih dan obesitas pada responden adalah sebesar 7,8% dan 2,8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, status gizi, ketersediaan komputer, dan durasi bermain internet/gameberhubungan dengan nilai akademis (p < 0,05). Hasil analisis multivariat regresi logistik terhadap variabel tersebut didapatkan variabel yang berhubungan dengan nilai akademis kurang dari rata-rata adalah variabel status gizi berat berlebih dan obesitas (OR 3,79; IK95% 1,36 – 10,58; p = 0,01) dan jenis kelamin laki-laki (OR 3,03; IK95% 1,70 – 5,41, p < 0,001). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang kuat antara jenis kelamin laki-laki dan status gizi dengan nilai akademis. Remaja dengan status gizi berat berlebih dan obesitas memiliki kemungkinan yang lebih besar yaitu 3,79 kali untuk memperoleh nilai akademis kurang dari rata-rata. Kata kunci : berat badan berlebih, obesitas, status gizi, nilai akademis, fungsi kognitif
2
THE PREVALENCE OF OVERWEIGHT AND OBESITY AND ITS CORRELATION TO ACADEMIC PERFORMANCE AMONG FIRST GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOLNUMBER 1 BANGLI YEAR 2012 ABSTRACT The prevalence of overweight and obesity is now increasing among children and adolescent. Both cause many negative impacts on health and related with decreased of cognitive functioning. The goals of this study were to determine the prevalence of overweight and obesity and its relationship to academic performance among adolescent in first grade of senior high school number 1 Bangli. This cross sectional study involved total sample of 217 students ranging from 14 to 17 years old. Nutritional statuses were classified according to measurement of body mass index and the score of academic performances were taken from school administration. Overweight and obesity were defined as BMI > 1-2 SD and >2 SD respectively from WHO standard median. Another confounding variable of academic performance such as gender, parent’s occupation, computer and reference availability, duration of using internet / playing game and watching TV were involved in analysis. Prevalence of overweight and obesity in this study were 7.8% and 2.8% respectively. Bivariate analysis showed that gender, nutritional status, computer availability and duration of using internet were associated with academic performance (p < 0.05). Using multivariate logistic regression, it was found that overweight and obesity (OR 3.79; CI95% 1.36-10.58; p= 0.01) and male gender (OR 3.03; CI95% 1.70-5.41, p< 0.001) are strongly associated with academic score below the average. Taken together, the result indicates that there is a relationship between nutritional status and academic performance in this study, that is overweight and obesity status have the higher probability to get academic score below the average. Keywords:overweight, obesity, academic performance, nutritional status, cognitive functioning
3
menambah beban kesehatan dan beban
PENDAHULUAN Berat badan berlebih (BB lebih) dan
ekonomi sosial kedepannya. Intervensi
obesitas merupakan masalah kesehatan
segera berupa penilaian status gizi dapat
dalam hal status gizi. Kondisi tubuh
menjadi skrining untuk mencegah risiko
yang gemuk berisiko untuk menderita
yang lebih besar akibat berat badan
berbagai
berlebih dan obesitas.1,4
penyakit
jantung,
seperti
penyakit
atherosklerosis,
diabetes
Survei status gizi dari data Riset
mellitus tipe 2, gangguan ortopedi,
Kesehatan Dasar 2007 Provinsi Bali
obstructive sleep apnea, gangguan pada
didapatkan terdapat beberapa kabupaten
kesehatan mental dan fungsi kognitif.
dengan
Menurut World Health Organization
obesitas pada anak dan remaja yang
(WHO),
peningkatan
cukup tinggi.3Dari data tersebut juga
prevalensi kegemukan pada anak dan
didapatkan Bangli termasuk ke dalam
remaja sebesar 2,5% dari tahun 1990
salah satu dari empat kabupaten dengan
sampai tahun 2010. Sekitar 35 juta dari
prevalensi BB lebih pada anak usia
45 juta anak-anak seluruh dunia yang
sekolah
mengalami kegemukan berasal dari
Denpasar, Gianyar dan Badung. Adanya
terdapat
berkembang.1,2
Negara
prevalensi
tertinggi
BB
di
lebih
Bali
dan
setelah
Peningkatan
kecenderungan peningkatan prevalensi
prevalensi kegemukan di Indonesia
BB lebih dan obesitas pada anak
secara nyata terjadi pada balita yaitu
sekolah dan remaja mengindikasikan
dari 12,0% di tahun 2007 menjadi
perlunya dilakukan skrining berkala
14,0%
Prevalensi
terhadap status gizi. Penelitian tentang
kegemukan pada anak usia 6 sampai 12
prevalensi BB lebih dan dan obesitas
tahun adalah 9,2%, pada usia 13 sampai
remaja serta hubungan status gizi
15 tahun sebesar 2,5% dan untuk usia
dengan nilai akademis belum dilakukan
di
tahun
2010.
16 sampai 18 tahun sebesar 1,4%.
4
di Kabupaten Bangli. Penelitian ini
Berat badan berlebih dan obesitas
bertujuan untuk mendapatkan angka
yang terjadi mulai dari anak atau remaja
prevalensi berat badan berlebih dan
akan berlanjut menjadi obesitas di usia
obesitas pada remaja serta hubungan
dewasa. Berbagai komplikasi medis
antara status gizi (kurus/normal dan
termasuk
juga
penurunan
fungsi
berat badan berlebih/obesitas) dengan
kognitif
yang
ditimbulkan
akan
nilai akademis. Manfaat akhir penelitian
4
ini adalah untuk membantu mencegah
penelitian.
Penyebaran
kuesioner
peningkatan prevalensi berat badan
dilakukan
setelah
berlebih dan obesitas di kalangan
persetujuan responden. Pengumpulan
remaja.
data nilai indeks massa tubuh (IMT)
mendapatkan
dilakukan dengan pengukuran terhadap tinggi badan dan berat badan responden
METODE Penelitian rancangan
ini
studi
menggunakan
deskriptif
yang
dilakukan
oleh
peneliti
dan
analitik
dibantu oleh seorang guru SMA N 1
dengan pendekatan potong lintang.
Bangli yang sebelumnya dijarkan cara
Populasi target penelitian ini adalah
mengukur tinggi dan berat badan.
remaja berusia 13 sampai 18 tahun di
Pengukuran tinggi badan dilakukan
kelas sepuluh (X) SMA N 1 Bangli
dengan meteran tinggi badan bermerek
tahun
yang
prohex dengan ketelitian 0,01 meter.
seluruh
Responden berdiri tegak, tanpa alas kaki
individu dalam populasi terjangkau
pada permukaan datar sejajar dengan
dikurangi
tereksklusi.
meteran. Kepala tegak, kedua kaki lurus
Kriteria inklusi sampel yaitu remaja
dan tumit dirapatkan. Bahu rileks,
usia 13 sampai 18 tahun kelas X di
kedua tangan tergantung bebas di sisi
SMA N 1 Bangli periode 2012 dan
tubuh. Penggaris yang kaku sebagai
bersedia menjadi responden. Individu
pengganti papan microtoise diletakkan
yang
tepat di atas kepala dan menekan
2012.
digunakan
Besar
adalah jumlah
tidak
jumlah yang
hadir
dilaksanakan,
sampel
saat
atau
rambut. Titik tumpu penggaris pada
memiliki kelainan bawaan dieksklusi
kepala disejajarkan tepat berpotongan
dari penelitian.
dengan meteran. Pengukuran dilakukan
Peneliti
memiliki
penelitian
ijin
saat responden inspirasi maksimum.
untuk
Angka yang ditunjukkan pada garis
melakukan penelitian sehinggadiperoleh
perpotongan penggaris dan meteran
data sekunder berupa jumlah siswa dan
merupakan angka hasil pengukuran
daftar nama siswa yang memenuhi
tinggi badan. Pengukuran berat badan
kriteria inklusi. Pendekatan dilakukan
dilakukan
kepada
meminta
bermerek camry dengan ketelitian 0,1
kesediaan sebagai responden dalam
kilogram. Timbangan disiapkan dan
Kepala
telah
sakit
SMA
N
responden
mendapatkan 1
Bangli
untuk
menggunakan
timbangan
5
diletakkan di tempat yang keras dan
lebih (>1 SD sampai 2 SD) dan obesitas
permukaan rata. Kaliberasi dilakukan
(>2 SD).
sebelum
pengukuran.
Responden
Nilai
akademis
diolah
dengan
mengosongkan kandung kemih sebelum
komputer sehingga diperoleh mean nilai
ditimbang.
ditimbang
akademis. Nilai akademis yang kurang
dengan pakaian seminimal mungkin
dari mean dikategorikan sebagai kurang
tanpa alas kaki dan aksesoris yang dapat
dari rata-rata sedangkan nilai akademis
mengubah hasil pengukuran. Responden
yang sama dengan atau lebih dari mean
ditimbang dalam posisi berdiri tegak
dikategorikan sebagai nilai akademis
dengan gerakan seminimal mungkin
lebih dari rata-rata.
Responden
serta tidak bertumpu. Data mengenai nilai
akademis
administrasi
diperoleh sekolah.
dari Data
Usia dibagi ke dalam tiga kelompok (1) >14-15 tahun, (2) >15-16 tahun, (3) >16-17
tahun.
Jenis
kelamin
sosiodemografis dan faktor-faktor yang
berdasarkan fenotip yang ditampilkan
dapat
nilai
dibagi menjadi dua kelompok (1) laki-
akademis (jenis kelamin, usia, status
laki, (2) perempuan. Alamat asal adalah
gizi, ketersediaan komputer, kelompok
alamat responden tinggal bersama orang
belajar, ketersediaan buku pelajaran,
tuanya dibagi menjadi lima kelompok
durasi bermain internet/game, durasi
kecamatan (1) Kintamani, (2) Tembuku,
menonton TV) diperoleh dari kuisioner
(3) Susut, (4) Bangli, (5) lainnya.
yang disebarkan.
Pekerjaan
berhubungan
dengan
orang
tua
merupakan
Status gizi ditentukan berdasarkan
pekerjaan yang dilakukan oleh kepala
indikator IMT/usia standar deviasi (SD)
keluarga dibagi menjadi lima kelompok
pada
z-score
berdasarkan
Surat
(1) tidak bekerja, (2) wiraswasta, (3)
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
petani/buruh/nelayan, (4) pegawai, (5)
1995 /Menkes/2010 tentang standar
lainnya.
antopometri penilaian status gizi anak
Status
gizi
berdasarkan
nilai
usia 5 sampai 18 tahun yang mengacu
IMT/usia untuk meneliti prevalensi
pada WHO 2005/2007. Status gizi
dibagi menjadi empat kelompok yaitu
dibagi menjadi kurus (-3 SD sampai < -
(1) kurus, (2) normal, (3) BB lebih dan
2SD), normal (-2SD sampai 1 SD), BB
(4) obesitas. Sedangkan untuk analisis hubungan dibagi menjadi dua kelompok
6
yaitu
(1)kurus/normal,
(2)BB
lebih/obesitas. Ketersediaan komputer,
analisis dinyatakan bermakna dengan p < 0,05.
merupakan tersedianya perangkat keras dan lunak pengolah data atau informasi yang membantu pembelajaran dibagi
HASIL
menjadi (1) ada, (2) tidak. Kepemilikan
Sejumlah 217 remaja berusi 14
kelompok belajar didefinisikan sebagai
sampai
tergabungnya responden dalam suatu
penelitian, terdiri atas 105 (48,4%) laki-
kelompok khusus untuk mendiskusikan
laki dan 112 (51,6%) perempuan.
masalah pelajaran dibagi menjadi (1)
Rerata usia responden adalah 15 tahun 6
ada, (2) tidak. Ketersediaan buku
bulan. Rerata tinggi badan adalah 1,60
pelajaran
sebagai
meter. Rerata berat badan adalah 52,02
tersedianya buku atau pustaka yang
kilogram. Rerata nilai IMT/usia pada z-
menunjang
score yaitu 20,09. Karakteristik subjek
didefinisikan pembelajaran
responden
17
tahun
menjadi
subjek
disajikan dalam Tabel 1 (lampiran).
dibagi menjadi (1) ada, (2) tidak. Durasi bermain internet/game dalam
Prevalensi BB lebih adalah 7,8%
satu hari dibagi menjadi tiga kelompok
dan
yaitu (1) <1jam, (2) 1-2jam, (3) >2 jam.
penelitian ini. Hasil analisis bivariat
Durasi menonton TV dalam satu hari
menunjukkan tidak terdapat hubungan
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu (1)
yang signifikan antara usia, pekerjaan
<1jam, (2) 1-2jam, (3) >2 jam.
orang
Analisis data dilakukan dengan bantuan
computer.
tua,
adalah
2,8%
kepemilikan
pada
kelompok
belajar, ketersediaan buku pelajaran dan
deskriptif
durasi menonton TV dengan nilai
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
akademis (p >0,05). Hubungan antara
Sedangkan hasil analisis diuji secara
nilai akademis dengan jenis kelamin
bivariat dengan Pearson Chi-square
(p<0,001), status gizi (p = 0,011),
Test,
atau
ketersediaan computer (p = 0,022), dan
Test.
durasi bermain internet/game (p =
Fisher’s
Data
obesitas
Exact
Test
alternatifKolmogorov-Smirnov
Analisis selanjutnya adalah dengan
0,017)
mendapatkan
hasil
yang
multivariat regresi logistik terhadap
signifikan seperti terlihat dalam Tabel 2
variabel dengan nilai p < 0,25. Hasil
(lampiran).
7
Variabel-variabel dengan nilai p < 0,25
selanjutnya
dengan
persentase obesitas pada usia 6 – 17
Hasil
tahun di Amerika Serikat meningkat
metode
dari 4% menjadi 11%. Tiga dekade
Backward LR menunjukkan variabel
terakhir obesitas meningkat sampai dua
yang memiliki hubungan yang kuat
kali lipat. Pada tahun 2006 sekitar 16%
dengan nilai akademis kurang dari rata-
dari seluruh remaja di Amerika Serikat
rata yaitu jenis kelamin laki-laki (OR
mengalami obesitas dan sejumlah 15%
3,03; IK95% 1,70 – 5,41, p < 0,001)
berisiko untuk obese atau genuk.2,9
dan status gizi berat berlebih/obesitas
Organisasi kesehatan dunia atau WHO
(OR 3,79; IK95% 1,36 – 10,58; p =
menyatakan bahwa pada tahun 1990,
0,01) seperti terlihat dalam Tabel 3
prevalensi obesitas pada anak adalah
(lampiran).
4,2% yang kemudian meningkat di
multivariat analisis
dianalisis
Pada tahun 1976 sampai tahun 1990,
regresi
dua
logistik.
langkah
dari
tahun 2010 menjadi 6,7%. Prevalensi ini
PEMBAHASAN
diestimasikan
akan
meningkat
Berat badan berlebih dan obesitas
sampai 9,1% pada tahun 2020. Sekitar
merupakan kelainan status gizi yang
dua per tiga dari jumlah anak yang
ditandai dengan peningkatan jumlah sel
obesitas
adiposa atau distribusi lemak yang
berkembang. Tahun 2000 di negara
luas.
2,5-25
Pada
anak
dan
remaja,
berasal
dari
negara
berkembang diestimasikan sekitar 10-
kategori IMT atau status gizi ditentukan
25%
populasi
anak
berdasarkan persentil atau kalkulasi
mengalami obesitas.1,2
dan
remaja
standar deviasi (z score) sesuai dengan
Prevalensi kegemukan di Indonesia
usia dan jenis kelamin dari populasi
pada usia 13-15 tahun mencapai angka
rujukan.4,6,7 Usia 5 sampai 18 tahun
2,5%. Prevalensi kegemukan remaja di
memiliki berat badan berlebih bila
Bali usia 13 sampai 15 tahun sebesar
memiliki indeks masa tubuh dalam
3,1% dan termasuk ke dalam 15
rentang lebih dari 1 sampai dengan 2
provinsi
standar
dikategorikan
kegemukan di atas prevalensi nasional
obesitas apabila memiliki IMT lebih
yaitu Provinsi Sumatera Utara (3,0%),
dari 2 standar deviasi pada chart
Sumatera Barat (2,7%), Jambi (3,7%),
deviasi
dan
IMT/usia kriteria WHO.
5,8
yang
memiliki
prevalensi
Bengkulu (3,7%), Kepulauan Bangka
8
Belitung (3,0%), DKI Jakarta (4,2%),
sebanding
Jawa Tengah (2,8%), DI Yogyakarta
kegemukan usia 13 sampai 15 tahun
(2,6%), Banten (3,4%), Kalimantan
menurut Riskesdas 2010. Prevalensi
Selatan
Timur
berat badan berlebih yang didapatkan
(3,4%),
pada penelitian ini juga lebih tinggi
Sulawesi Tenggara (3,9%) dan Papua
daripada prevalensi obesitas. Hal yang
(5,6%).4
sama juga didapatkan oleh Fonseca, dkk
(3,0%),
(3,0%),
Kalimantan
Sulawesi
Utara
Angka prevalensi untuk usia 16-18
pada
dengan
remaja
prevalensi
Portugal
yang
tahun masih tergolong rendah secara
mendapatkan prevalensi berat berlebih
nasional yaitu 1,4%. Provinsi yang
(14,4%) lebih tinggi daripada prevalensi
memiliki angka prevalensi kegemukan
obesitas (1,6%).14
pada usia 16-18 tahun di atas prevalensi
Kondisi berat berlebih dan obesitas
nasional yaitu Provinsi Bangka Belitung
dapat dipicu oleh berbagai factor.
(3,4%), Kepulauan Riau (2,8%), DKI
Faktor-faktor
Jakarta (2,7%), Sulawesi Utara (2,1%),
terjadinya gizi berlebih diantaranya
Gorontalo (2,4%), Papua Barat (3,3%)
faktor genetik, lingkungan dan sosial,
dan
asupan
Papua
(1,6%).
Prevalensi
yang
energi
berperan
yang
untuk
berlebihan,
kegemukan pada usia 16-18 tahun di
penurunan penggunaan energi ataupun
Provinsi Bali masih rendah yaitu 0,4%.4
interaksi antara kelebihan asupan energi
Pada
penelitian
ini
didapatkan
dan penggunaan kalori yang kurang.6,7,9-
prevalensi berat badan berlebih yang
14
cukup tinggi yaitu 7,8% sedangkan
status sosial ekonomi yang tinggi,
prevalensi obesitas masih rendah yaitu
pemukiman di daerah perkotaan dan
2,8%. Hal ini sesuai dengan data
meningkatnya
Riskesdas
menyatakan
Hal-hal tersebut berhubungan dengan
kegemukan pada
gaya hidup sedenter serta kemudahan
2010
bahwa prevalensi
yang
Obesitas sering dihubungkan dengan
status
remaja masih rendah yaitu kurang dari
dalam
5%. Remaja yang menjadi sampel
pangan.12 Penelitian ini tidak mengkaji
penelitian memiliki rentang usia 14
factor-faktor yang menyebabkan berat
sampai 17 tahun dengan mayoritas
badan berlebih dan
berusia lebih dari 15 sampai 16 tahun
responden penelitian. Angka prevalensi
sehingga
obesitas
prevalensi
didapatkan
mengakses
pendidikan.4,12
yang
masih
teknologi
dan
obesitas pada rendah
pada
9
penelitian
ini
dapat
dihubungkan
dengan
sosiodemografis
IK95% 1,36 – 10,58; p = 0,01) dan jenis
lokasi
kelamin laki-laki (OR 3,03; IK95% 1,70
penelitian yang bukan merupakan kota
– 5,41; p< 0,001). Berdasarkan hasil
besar.
analisis multivariat terdapat hubungan
Berat badan berlebih dan obesitas
antara status gizi dengan nilai akademis.
menimbulkan banyak dampak negatif
Kelompok dengan status gizi berat
dalam kesehatan seperti gangguan pada
badan
system
endokrin,
kelamin laki-laki memiliki hubungan
ortopedi, respirasi, kulit, dan di system
yang kuat dengan nilai akademis kurang
pencernaan serta gangguan kesehatan
dari rata-rata. Status gizi berat badan
mental.11,15,16 Status gizi berlebih juga
berlebih/obesitas
dihubungkan dengan penurunan fungsi
kemungkinan yang lebih besar yaitu
kognitif. Penurunan fungsi kognitif
3,79 kali untuk memperoleh nilai
pada remaja akan dapat berpengaruh
akademis
terhadap
dibandingkan remaja kurus/normal.
kardiovaskuler,
performa
atau
nilai
akademis.5,17-25
dan
jenis
memiliki
kurang
dari
rata-rata
Hasil ini sejalan dengan beberapa
Pada penelitian ini, analisis bivariat dilakukan
berlebih/obesitas
terhadap
variabel-variabel
penelitian yang mendapatkan hubungan antara status gizi dengan performa
yang dianggap berhubungan dengan
akademis.5,17-25
nilai
analisis
lintang yang dilakukan pada 65 remaja
menunjukkan beberapa variabel yang
obesitas yang dites dengan Wechsler
memiliki hubungan bermakna dengan
Intellegence Scale for Children tahun
nilai akademis yaitu variabel jenis
1996, didapatkan bahwa remaja dengan
kelamin (p< 0,001), status gizi (p =
obesitas mendapatkan nilai yang lebih
0,011), ketersediaan komputer (p =
buruk
0,022)
normal. Penelitian lainnya mendapatkan
akademis.
dan
Hasil
durasi
bermain
Penelitian
dibandingkan
remaja
50%
dilakukan analisis multivariat, diperoleh
memiliki
variabel
untuk mengulang kelas kelas dan
berhubungan
secara
perempuan
yang
internet/game (p = 0,017). Setelah yang
remaja
potong
kemungkinan laki-laki
obesitas
lebih
dengan
besar
signifikan dengan nilai akademis kurang
remaja
obesitas
dari rata-rata yaitu variabel status berat
ditemukan lebih sering drop out dari
badan berlebih dan obesitas (OR 3,79;
sekolah dibandingkan remaja sebaya
10
yang normal.18 Hal yang sama juga
obesitas didapatkan memiliki nilai yang
dilaporkan
ID,
lebih buruk pada Mini Mental Test
Kristjansson AL, dan Allegrante JP
Examination. Hasil yang sama juga
yang menemukan anak dengan nilai
ditunjukkan pada tes memori dan
BMI yang lebih tinggi mendapatkan
kemampuan verbal.20
nilai
oleh
akademis
Sigfusdottir
yang
lebih
buruk
dibandingkan anak dengan BMI yang lebih rendah.
19
Beberapa
yang
individu
yang
obesitas
kognitif
dihubungkan oleh adanya resistensi
diperkirakan sebagai mekanisme yang
insulin.5,11 Resistensi insulin berperan
mendasari penurunan performa nilai
dalam percepatan penurunan fungsi
akademis pada remaja dengan berat
kognitif atau accelerated age related
badan berlebih dan obesitas. Kondisi
cognitive decline.11,21Yau et al. (2012)
overnutrisi
overenergi
dalam penelitiannya tentang hubungan
ditemukan maldaptif bagi kesehatan
antara obesitas dan sindrom metabolik
anak dan fungsi otak.18 Pada penelitian
menemukan bahwa remaja obesitas
yang dilakukan oleh Li Y et al. (2008)
dengan sindrom metabolik memiliki
tidak
yang
intelegensi yang kurang dibandingkan
signifikan antara berat badan berlebih
dengan yang tidak mengalami sindrom
dengan dengan performa akademis
metabolik. Hal ini disebabkan oleh
setelah dilakukan penyetaraan terhadap
adanya
karakteristik keluarga atau orang tua.
hipokampus, peningkatan volum cairan
Penelitian tersebut mendapatkan berat
serebrospinal
badan berlebih dinyatakan berhubungan
integritas
secara independen dengan penurunan
matter.22
fungsi
fungsi
lain
menyatakan penurunan fungsi kognitif pada
Penurunan
penelitian
maupun
ditemukan
organisasi
hubungan
visuospasial
dan
kemampuan mental umum anak.5 Gunstad
al.
(2010)
dan
pengaruh
mikrostruktural
volum pada white
Keadaan obesitas juga dihubungkan dengan terjadinya inflamasi subklinis.
dalam
Pada obesitas terjadi perubahan jumlah
adanya
peptida karena sel adiposa yang lebih
performa yang buruk pada berbagai area
besar dan makrofag yang memproduksi
kognitif yang ditunjukkan oleh individu
lebih banyak sitokin inflamasi seperti
dengan
TNF-alpha dan interleukin 6 sedangkan
penelitiannya
et
pengurangan
menemukan
obesitas.
Individu
dengan
11
antiinflamasi (adiponektin) diproduksi
breathing
lebih sedikit. Anak dan remaja yang
penelitian tersebut dinyatakan bahwa
mengalami berat badan berlebih dan
remaja dengan risiko rendah untuk
kegemukan akan lebih lama terkena
snoring memiliki kemungkinan yang
paparan adipokin yang menempatkan
lebih besar untuk mendapatkan nilai
anak pada risiko inflamasi sistemik
akademis yang baik bila dibandingkan
yang kronis, terutama pada pembuluh
dengan habitual snorer. Kausa yang
darah di jantung maupun otak. Penjelasan
11,17,21
lainnya
disorder
(SRBD).
Pada
dapat menghubungkan obstructive sleep
yang
apnea dengan fungsi kognitif adalah
menghubungkan kondisi energi berlebih
hipoksemia dan terganggunya
dengan
kognitif
tidur. Secara tidak langsung dapat
adalah adanya akumulasi metabolit.
dikatakan bahwa berat badan berlebih
Akumulasi
penurunan
metabolit
fungsi
yang
abnormal
dari
maupun
seperti
fenilalanin
atau
menyebabkan
galaktosa pada awal perkembangan sistem saraf akan dapat berakibat pada myelinisasi
yang
obesitas
yang
SRBD
pola
kemudian berpengaruh
terhadap penurunan fungsi kognitif.23 Beberapa
penelitian
lain
yang
terlambat.
mendapatkan hubungan antara status
Demyelinisasi neuron pada beberapa
obesitas dengan performa akademis
bagian otak seperti lobus frontalis dan
mencoba
hipokampus akan dapat mengganggu
psikologis
fungsi perencanaan dan organisasi.18
mekanisme
Mekanisme
lainnya
yang
menghubungkan sebagai antara
rendahnya
masalah
salah obesitas
performa
satu dengan
akademis.
menghubungkan antara obesitas dengan
Penelitian Do dan Finkelstein (2011)
penurunan
adalah
pada
apnea.
mendapatkan bahwa remaja dengan
oleh
berat badan berlebih dan obesitas
Armengol et al. (2008) pada 148
memiliki performa akademis yang lebih
individu usia 11 sampai 19 tahun
rendah dibandingkan remaja normal.
menemukan bahwa semakin tinggi nilai
Penelitian tersebut juga menunjukkan
z score pada IMT berhubungan dengan
bahwa remaja obesitas memiliki stress
terjadinya Penelitian
terjadinya
fungsi
kognitif
obstructive yang
sleep
dilakukan
habitualsnorer
yang
mengindikasikan adanya sleep related
body
remaja
image
di
yang
Korea
lebih
Selatan
tinggi
dibandingkan remaja normal. Penelitian
12
tersebut tidak mampu menunjukkan
kesehatan diharapkan dapat melakukan
hubungan yang signifikan antara stress
penilaian status gizi secara cermat dan
body image dengan nilai akademis. Penelitian (2006)tidak
oleh
Huang
mendapatkan
24
et
akurat al.
hubungan
serta
memberikan
edukasi
kesehatan baik pada pasien maupun keluarganya.
Instansi-instansi
terkait
antara BMI, status berat berlebih dan
seperti sekolah dapat berperan dalam
persentase lemak tubuh terhadap nilai
pencegahan
akademis aktual, tetapi berhubungan
obesitas dengan memasukkan nutrisi
secara signifikan dengan nilai akademis
seimbang dan gaya hidup sehat dalam
yang dipersepsikan atau dilaporkan
kurikulum.
sendiri.
Adanya
faktor
prevalensi
psikososial
diperkirakan sebagai penyebab yang mengurangi
peningkatan
persepsi
SIMPULAN
terhadap
Prevalensi berat badan berlebih
kemampuan akademis. Hal tersebut
yang didapatkan cukup tinggi yaitu
tidak berpengaruh terhadap kemampuan
7,8% dan prevalensi obesitas masih
akademis yang sebenarnya.25
rendah yaitu 2,8%. Status gizi (berat
Mekanisme hubungan antara nilai
berlebih/obesitas
dan
kurus/normal)
akademis dengan status gizi pada
didapatkan berhubungan dengan nilai
penelitian
akademis. Status gizi berat badan
ini
masih
belum
dapat
dijelaskan. Berdasarkan hasil penelitian-
berlebih
penelitian
dapat
kemungkinan yang lebih besar untuk
diperkirakan penurunan fungsi kognitif
memperoleh nilai akademis kurang dari
yang berperan dalam hubungan status
rata-rata
gizi gizi dengan nilai akademis. Tenaga
normal pada responden penelitian.
sebelumnya
dan
obesitas
dibandingkan
memiliki
status
gizi
Daftar Pustaka 1. WHO. Global Database on Child
2. de Onis M, Blossner M, Bhorgi E.
Growth and Malnutrition. [diakses 1
Global Prevalence and Trends of
November 2012]. Diunduh dari
Overweight and Obesity among
URL
Preschool Children. Am J Clin Nutr
:
http://who.int/nutgrowthdb/publicati ons/overweight_obesity/en/
2010;92:1257-64 3. Badan
Penelitian
Pengembangan
dan Kesehatan
13
Kementerian Kesehatan RI. Riset
Bina
Kesehatan
Bali
Antopometri Penilaian Status Gizi
2007. [diakses 1 November 2012].
Anak. Kementerian Kesehatan RI
Diunduh
2011. [diakses 1 November 2012].
Dasar
Provinsi
dari
URL:
Gizi.
Buku
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/p
Diunduh
enerbitan/index.php/blp/catalog
http://gizi.depkes.go.id/
4. Badan
Penelitian
dari
Standar
URL
:
dan
9. Fagan HB, Diamond J, Myers R,
Kesehatan
Gill JM. Perception, Intention and
Kementerian Kesehatan RI. Riset
Action in Adolescent Obesity. J Am
Kesehatan Dasar 2010. [diakses 1
Board Fam Med 2008;21:555-61
November 2012]. Diunduh dari
10. Council on Communication and
Pengembangan
URL:
Media.
http://www.litbang.depkes.go.id/risk
Obesity and the Media. Pediatrics
esdas2010/Laporan_riskesdas_2010
2011;128;201-207
5. Li Y, Dai Q, Jackson JC, Zhang J. Overweight
is
Associated
Children,
Adolescent,
11. Sperling MA. Disorders of Energy
with
Balance. Dalam: Lustig RH, Weiss
Decreased Cognitive Functioning
R, editors. Pediatric Endocrinology
among School-age Children and
Third Edition. Saunders Elsevier
Adolescents. Obesity 2008;16;1809-
2008:788-838
15
12. Lanza A, Pope J, Mayrshon B. How
6. Reilly JJ. Obesity in Childhood and Adolescence: Clinical
and
Perspectives.
the Built Environtment Contributes
Evidence
Based
to the Adolescent Obesity Epidemic:
Public
Health
A Multifaceted Approach. Spring.
Postgrad
Med
J
2006;82:429-437
2012;8:1-8 13. Dworak M, Schierl T, Bruns T,
7. Krebs NF, Himes JH, Jacobson D,
Struder HK. Impact of Singular
Nicklas TA, Guilday P, Styne D.
Excessive Computer Game and
Assessment of Child and Adolescent
Television
Overweight and Obesity. Pediatrics
Paterns and Memory Performance
2007;120:S193-228
of School-aged Children. Pediatrics
8. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat
Exposure
2007;120:978-85.
on
Sleep
14
14. Fonseca
H,
de
Perception
of
Obesity
among
Adolescent:
Matos
MG.
Academic Achievment in Icelandic
and
School Children. Health Education
Portuguese
Research 2007;22:70-80. Diakses di
Overweight
an
overview
of
associated factors. European Jornal of Public Health 2005;15;323-28
http://her.oxfordjournals.org pada 1 November 2012 20. Gunstad J, Lhotsky A, Wendell CR,
15. Hall JE, da Silva AA, Brandon E,
Ferruci
L,
Zonderman
AB.
Stec DE, Ying Z, Jones DW.
Longitudinal
Pathophysiology of Obesity Induced
Obesity and Cognitive Function:
Hypertension and Target Organ
Result
Damage. Elsevier 2007;447-68
Longitudinal
16. Juonala
Magnussen
from
the Study
of
Baltimore of
Aging.
CG,
Neuroepidemiology 2010:34:222-29
Berenson GS, Venn A, Burns TL,
21. Cosgrove RG, Arroyo C, Warren
Sabin
M,
Examination
MA,
Childhood
Srinivasan Adiposity,
SR.
JC, Zhang J. Impaired Cognitive
Adult
Functioning in Overweight Children
Adiposity and Cardiovascular Risk
and
Factors.
2009;20;48-54
N
Engl
J
Med
2011;365:1876-85
Adolescents.
Obesity
22. Yau PL, Castro MG, Tagani A, Tsui
17. Guxens M, Mendes MA, Julvez J,
WH,
Convit
A.
Obesity
and
Plana E, Forns J, Basagana X,
Metabolic Syndrome and Functional
Torrent M, et al. Cognitive Function
and Structural Brain Impairment in
and
Adolescence.
Overweight
Children.
in
American
Preschool Journal
of
Epidemiology 2009;1-9 Review
CC, Benhamou GB, Diaz EG,
Physical
Padillo JP, Campos JL, et al.
Activity, Nutrition, and Obesity to
Clinical and Polygraphic Evolution
Cognition
of
and
of
2012;130;e856-64 23. Armengol AS, Garcia AR, Bernal
18. Burkhalter TM, Hillman CH. A Narrative
Pediatrics
Scholastic
Sleep
Related in
Breathing
Performance across the Human
Dissorders
Adolescent.
Lifespan. Adv. Nutr. 2011;2015-65
Respir J 2008;32:1016-1022.
Eur
19. Sigfusdottir ID, Kristjansson AL,
24. Do YK, Finkelstein EA. Adolescent
Allegrante JP. Health Behaviour and
Weight Status and Self-Reported
15
School Performance in South Korea.
Measured
J Obesity 2011:1-8
Academic Performance in Early
25. Huang TK, Goran MI, Spruijit-Metz D. Association of Adiposity with
and
Adolescence. 2006;14:1839-45
Self-Reported Obesity
16
Lampiran Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Variabel Usia, n(%) > 14 – 15 tahun > 15 – 16 tahun > 16 – 17 tahun Jenis kelamin, n(%) Laki-laki Perempuan Status gizi, n(%) Kurus Normal Berat badan berlebih Obesitas Alamat, n(%) Kintamani Tembuku Susut Bangli Nilai akademis,mean+SD Kelompok nilai akademis, n(%) Kurang dari rata-rata Lebih dari rata-rata Pekerjaan orang tua, n(%) Wiraswasta Petani/buruh/nelayan Pegawai Lainnya Ketersediaan komputer, n(%) Ada Tidak Kepemilikan kelompok belajar, n(%) Ada Tidak Ketersediaan buku pelajaran, n(%) Ada Tidak Durasi bermain internet/game, n(%) < 1 jam 1 – 2 jam > 2 jam Durasi menonton TV, n(%) < 1 jam 1 – 2 jam > 2 jam
n = 217 24(11,1) 172(79,3) 21(9,7) 105(48,4) 112(51,6) 3(1,4) 191(88) 17(7,8) 6(2,8) 45(20,7) 23(10,6) 41(18,9) 108(49,8) 8,38+0,34 106(48,8) 111(51,2) 63(29,0) 36(16,6) 111(51,2) 7(3,2) 168(77,4) 49(22,6) 167(77) 50(23) 212(97,7) 5(2,3) 122(56,2) 80(36,9) 15(6,9) 71(32,7) 107(49,3) 39(18,0)
17
Tabel 2. Variabel yang Berhubungan dengan Nilai Akademis Variabel
Nilai Akademis Kurang dari Lebih dari rata-rata rata-rata n=106 n=111 66 (62,9) 39 (37,1) 40 (35,7) 72 (64,3)
p < 0,001
Jenis kelamin, n(%)*
Laki-laki Perempuan
Usia, n(%)
> 14 – 15 tahun > 15 – 16 tahun > 16 – 17 tahun
10 (41,7) 86 (50,0) 10 (47,6)
14 (58,3) 86 (50,0) 11 (52,4)
0,741
Status gizi, n(%)*
Kurus dan normal Berat badan berlebih dan Obesitas
89 (45,9) 17 (73,9)
105 (54,1) 6 (26,1)
0,011
Ada Tidak
75 (44,6) 31 (63,3)
93 (55,4) 18 (36,7)
0,022
Kelompok belajar, n(%)
Ada Tidak
81 (48,5) 25 (50,0)
86 (51,5) 25 (50,0)
0,853
Ketersediaan pelajaran, n(%)
Ada Tidak
104 (49,1) 2 (40,0)
108 (50,9) 3 (60,5)
1,00
Durasi bermain internet/game, n(%)*
< 1 jam 1 – 2 jam > 2 jam
69 (56,6) 29 (36,2) 8 (53,3)
53 (43,3) 51 (63,8) 7 (46,7)
0,017
Durasi menonton TV, n(%)
< 1 jam 1 – 2 jam > 2 jam
35 (49,3) 53 (49,5) 18 (46,2)
36 (50,7) 54 (50,5) 21 (53,8)
0,933
Ketersediaan n(%)*
komputer,
buku
* Pearson Chi-square Test Tabel 3. Hubungan Masing-Masing Variabel dengan Nilai Akademis Kurang Dari Rata-rata Variabel OR (IK95%) p BB lebih + obesitas 3,79 (1,36-10,58) 0,011 Laki-laki 3,03 (1,70-5,41) <0,001 Durasi internet/game < 1,09 (0,35-3,42) 0,873 1jam Durasi internet/game 10,40 (0,12-1,32) 0,136 2jam
18