Di
ISBN :
Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA
PRESENTASI POSTER AKTVITAS PENANGKAPAN UDANG (Macrobrachium sp) DI DANAU RANAU, SUMATERA SELATAN7 Subagdja 8 ABSTRAK Danau Ranau Yang terletak di antara provinsi sumatera selatan dan provinsi Lampung, kaya akan plasma nutfah, baik Hewan maupun tumbuhan. Jenis ikan di perairan Danau Ranau diantaranya mujair (Oreochromis mossambicus), nila (Oreochromis niloticus), Arongan (Hampala macrolepidota), kepor (Pristolepis grooti), baung (Hemibagrus nemurus), kepiat (Cyclocheilichtyes Apogon), sepat (Trichogaster trichopterus) , putak (Notopterus notopterus), piluk (Macrognathus sp) dan semah (Tor sp), sebagian ikan memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain ikan hewan aquatic lainnya juga hidup diperairan seperti keong, kijing, udang (Macrobrachium sp) dan Lain lainnya. Udang (Macrobrachium sp) merupakan salah satu hewan aquatic yang hidup diperairan Danau Ranau, yang keberadaan cukup berlimpah. Udang (Macrobrachium sp) di perairan Danau Ranau dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk memenuhi Kebutuhan akan protein hewani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penangkapan udang di perairan Danau Ranau Sumatera Selatan. Penelitian di lakukan pada bulan Maret 2014 menggunakan metode survei inventarisasi dilapangan dengan cara pengamatan dan wawancara. Data Yang dikumpulkan meliputi alat tangkap, lokasi Penangkapan, waktu penangkapan. Hasil penelitian serok merupakan alat tangkap tradisional untuk Menangkap udang, Yang dilakukan pagi hari, Waktu pengoperasian 3 Sampai 5 jam di Bagian litoral. Hasil penangkaaapn serok didapat udang, ikan haji, seluang ikan, Dan juvenile mujair dan keong. Hasil tangkapan udang rata rata berkisar 70 kg udang perbulan Kata Kunci: Penangkapan, Udang, Danau Ranau.
PENDAHULUAN Sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar, Danau Ranau Yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Lampung Barat, dengan luas sekitar 128 km2 atau 12.800 Ha, dengan rata-rata panjang 16 km dan lebarnya 8 km. Danau Ranau Berperan sebagai sebagai sumber air diataranya (MCK), objek wisata, sumberdaya perikanan baik penangkapan maupun budidaya, pengairan, transportasi, dan lain lain. Danau Ranau kaya akan plasma nutfah baik hewan maupun tumbuhan, seperti jenis ikan diantaranya mujair (Oreochromis mossambicus), nila (Oreochromis niloticus), arongan (Hampala macrolepidota), kepor (Pristolepis grooti), baung (Hemibagrus nemurus), kepiat (Cyclocheilichtyes apogon), sepat (Trichogaster trichopterus), putak (Notopterus notopterus), piluk (Macrognathus sp) dan semah (Tor sp) Samuel dkk (2010). Dan beberapa jenis ikan memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) dan semah (Tor sp). Udang (Macrobrachium sp) merupakan salah satu jenis hewan aquatic yang terdapat di Danau Ranau. Menurut Sterrer (1886) udang termasuk dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea Sub kelas Malacostraca, Ordo Decapoda. Untuk udang air tawar masuk kedalam Famili Palaemonidae dan Marga Macrobrachium yang paling banyak ditemukan. Habitat udang (Macrobrachium sp) antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda beda sesuai dengan karakteristik dan kondisi lingkungan daerah. Peran dan fungsi udang (Macrobrachium sp) dalam suatu perairan sangat penting karena berperan menjaga keseimbangan ekosistim, berfungsi sebagai makanan bagi hewan lain yang
7 8
Poster dipresentasikan pada Seminar Nasional Perikanan Indonesia Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta, 19-20 November 2015 Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang
Di
ISBN :
Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA
lebih besar, udang (Macrobrachium sp) juga sebagai pemakan bangkai dan detritus di perairan. Udang merupakan hewan aquatic yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti udang galah (Macrobrachium rosenbergii), sehingga dapat membantu meningkatkan ekonomi nelayan setempat. Oleh karena itu pelestarian udang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistim perairan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas penangkapan udang (Macrobrachium sp) yang meliputi, jenis alat, Lokasi penangkapan, pengoperasian alat tangkap dan komposisi hasil tangkapan di perairan Danau Ranau Sumatera Selatan. METODOLOGI Lokasi penelitian ini dilakukan di Perairan Danau Ranau, Kecamatan Banding Agung Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan (Peta Gambar 1). Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014. Metode yang dilakukan adalah Survey inventarisasi dilapangan dengan cara pengamatan dan wawancara secara langsung. Data yang dikumpulkan meliputi meliputi Jenis alat tangkap, lokasi penangkapan, waktu penangkapan dan komposisi hasil tangkapan.
Gambar.1 Peta Danau Ranau HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Alat Tangkap Berdasarkan pengamatan dan wawancara dilapangan di dapat bahwa nelayan menangkap udang (Macrobrachium sp) menggunakan alat tangkap yang dinamakan serok. Serok adalah alat tangkap yang termasuk dalam grup jaring angkat berbentuk segitiga sama sisi atau kantong dengan mulut jaring berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang 1,5 - 2 meter. Dalam Pengoperasiaannya alat ini diserokkan ke udang (Macrobrachium sp) yg berkumpul ditepian perairan. masyarakat umumnya membuat sendiri alat tangkap serok ini karena bahan-bahan mudah, murah didapat dan sederhana pembuatannya. Bahan utama pembuatan serok terdiri dari kain kelambu atau jaring berukuran mesize kecil (60 µ) digunakan untuk menyaring. Bambu atau rotan, digunakan sebagai bingkai mulut jaring yang dibentuk segitiga, biasanya ukuran muka berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 1,5 - 2 meter. Jarum dan benang digunakan untuk merekatkan kain atau jaring di bingkai mulut jaring dan kayu atau kawat digunakan sebagai gagangnya untuk menyerokkan alat ke tempat yang dituju. (Gambar 2)
Di
ISBN :
Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA
Gambar 2. Alat tangkap serok B. Lokasi Penangkapan Penangkapn udang (Macrobrachium sp) dilakukan bagian litoral danau atau di tepian perairan danau yang banyak ditumbuhi tumbuhan air hingga menjorok kedalam danau dengan kedalaman 1 meter dan disekitar pemukiman penduduk (Gambar 3). Tumbuhan air digunakan oleh udang (Macrobrachium sp) sebagai tempat berlindung dan mencari makan. Selain tumbuhan air di bagian litoral dekat pemukiman banyak terdapat limbah penduduk. Limbah penduduk baik organic maupun anorganic dimanfaatkan juga oleh udang (Macrobrachium sp) sebagai sumber makanan terutama sisa sisa atau sampah makanan, karena udang pemakan bangkai dan detritus di sungai, kolam dan danau (Wowor et al.2009, Tofik, 2011).
Gambar 3. Penangkapan udang (Macrobrachium sp) di Danau Ranau
Di
ISBN :
Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA
C. Pengoperasian Alat Berdasarkan wawancara dan pengamatan dilapangan, masyarakat atau nelayan penangkap udang (Macrobrachium sp), melakukan penangkapan berdasarkan cuaca dan kondisi perairan danau. Jika kondisi danau tenang tak berombak besar penangkapan dapat dilakukan. Karena jika ombak besar akan menyulitkan penangkapan selain itu juga udang (Macrobrachium sp) akan berlindung. Waktu penangkapan biasa dilakukan pagi hari yaitu berkisar antara 06.00 hingga 11.00 pagi.
Gambar 4. Menangkap udang ditepian danau Ranau Penangkapan udang (Macrobrachium sp) biasanya dilakukan perorangan. Umumnya hasil penangkapan dimantfaatkan untuk konsumsi sendiri atau dijual dengan harga per kaleng susu berkisaar antara Rp. 3.000,- samapi Rp. 5000,- rupiah. D. Hasil Tangkapan Pengoperasian alat tangkap udang dilakukan berkisar 3 sampai 5 jam per harinya yaitu dari jam 06.00 pagi sampai 11.00 pagi, dengan hasil tangkapan berkisar 3 samapi 5 kg udang. Umumnya dalam sebulan nelayan melakukan penangkapan berkisar antara 15 hari samapi 20 hari penangkapan, tergantung cuaca dan keadaan perairan Danau Ranau. Jika Ombak besar maka penangkapan tidak dapaat dilakukakan. Dari hasil kegiatan penangkapan udang dalam sebulan nelayan memperoleh hasil dirata ratakan kurang lebih 70 kg udang. Dari semua hasil tangkapan menggunakan serok tidak 100% yang tertangkap udang (Macrobrachium sp) tetapi juga ada jenis lainnya seperti ikan haji, ikan seluang, juvenile mujair dan keong. Hal ini terjadi karena serok akan menangkap yang diserok saja dan tepian yang banyak ditumbuhi tumbuhan air menjadi tempat sebagai perlindungan dan sumber makanan bagi hewan lainnya.
Gambar 5. Hasil Tangkapan udang (Macrobrachium sp)
Di
Gambar 6. Juvenile mujair
Gambar 8. Udang
(Macrobrachium sp)
ISBN :
Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA
Gambar 7. ikan haji
Gambar 9. Gastropoda
Dari hasil tangkapan dengan serok didapat juga beberapa jenis hewan lain seperti juvenile mujair (Oreochromis mossambicus) (gambar 6), ikan Haji (gambar 7), udang (gambar 8) dan gastropoda (gambar 9). Dari semua hasil tangkapan didominasi oleh udang yaitu hampir 95 % dari keseluruhan tangkapan. Hal ini terjadi karena nelayan mengarahkan tangkapan pada udang yang berkumpul, sedangkan jenis lain hanya kebetulan tertangkap atau terserok secara tak sengaja. Ukuran udang yang ditangkap umumnya berkisar antara 4 cm sampai 5 cm. Udang (Macrobrachium sp) di perairan Danau Ranau dimanfaakan masyarakat sekitar untuk pemenuhan akan kebutuhan konsumsi sendiri dan juga sebagai sumberber penghasilan lain selain penangkapan ikan. KESIMPULAN Serok adalah jenis alat yang terbuat dari bamboo atau rotan, jaring yang berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 1,5 samapai 2 meter, yang dikhususkan menangkap udang (Macrobrachium sp) di tepian perairan Danau Ranau. Kegiatan penangkapan udang (Macrobrachium sp) dimulai pagi hari jam 6.00 – 11.00. Dengan hasil tangkapan berkisar 70 kg udang per bulan. Selain udang (Macrobrachium sp) ada juga beberapa jenis hewan yang tertangkap yaitu juvenile mujair, ikan haji dan gastropoda. DAFTAR PUSTAKA Baluyut. E.A. 1999. Introduction and fish stocking in lakes and reservoirs in Southeast Asia: a riview. In. Fish and fisheries of lakes and reservoirs in Southeast Asia and Africa. Ed. Van Densen, W.L.T. and M.J. Morris. Westbury Publishing West Yorkshire. pp 117-142. Effendie, MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. Hal 112.
ISBN :
Di
Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA
Gaffar, A.K. dan A.D. Utomo. 1991 Sumberdaya perikanan Sungai Komering. Bull. Penelitian Perikanan Darat. Badan Litbang Pertanian. Puslitbang Perikanan. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor. Kottelat, M., JA. Whitten, N. Kartikasari and S. Wiryoatmojo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition and EMDI Project Indonesia. 221 p. Samuel., S.S. Aida., S.Slamet dan Akrimi. 1999. Analisis cara penangkapan ikan yang produktif dan ramah lingkungan di DAS Musi Sumatera Selatan. Lolitkanwar. Puslitbang Perikanan Jakarta. Sarnita, A.S. 1999. Introduction and stocking of freshwater fishes into inland waters of Indonesia. In. Fish and fisheries of lakes and reservoirs in Southeast Asia and Africa. Ed. Van Densen, W.L.T. and M.J. Morris. Westbury Publishing West Yorkshire.pp 143 – 150. Sulastri, M. Badjoeri, Y. Sudarso dan M.S. Syawal. 1999. Kondisi fisika-kimia dan biologi perairan Danau Ranau Sumatera Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. LIMNOTEK, 1999, Vol. VI, No.1, p. 25-38. Subagdja, Makri dan Atmiarso. D. 2015 Aktivitas Penangkapan Juvenile Mujair (Oreochromis mossambicus) Di Danau Ranau, Sumatera Selatan. Seminar Nasional Perikanan Indonesia. Jakarta. jilid 1 hal 122-127 Taufik. 2011. Biodiversitas udang air tawar di danau Kerinci provinsi Jambi. (Tesis). Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut pertanian Bogor. Wowor D, Muthu V, Meier R, Balke M, Cai Y, Ng PKL. 2009. Evolution of life history traits in asian freshwater prawns of genus Macrobrachium (Crustacea: Decapoda: palaemonidae) based on multilocus molecular phylogenictic analysis. Mol Phylogenetic and Evol 52: 340-350. http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Ranau 26 sep2014 (di unduh 25 September 2014) http://www.warintek.ristek.go.id/perikanan/air%20tawar/mujair.pdf (diunduh 26 september 2014) http://medialuhkan.blogspot.com/2014/08/asal-usul-dan-sejarah-ikan-mujair-di.html (diunduh 26 september 2014) http://bumipertiwiextrem.blogspot.com/2011/01/ikan-mujair.html (diunduh 26 september 2014) https://www.academia.edu/3304700/ Jenis-Jenis-Alat-Tangkap-Ikandan_ Pengoperasiannya (diunduh 26 september 2014)
6