Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 12, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Preferensi Substrat dan Kepadatan Populasi Faunus Ater Di Perairan Ekosistem Mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar M. Ali S., Asiah MD., Mimie Saputrie, Wardiah Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Banda Aceh *Corresponding Author:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis substrat dasar perairan ekosistem mangrove, dan (2) mengetahui kepadatan populasi Faunus ater berdasarkan freferensi substrat dasar perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Juli 2016, di perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar. Kawasan penelitian dibagi kedalam tiga stasion pengamatan, setiap stasion masing-masing ditetapkan 3 plot pengamatan pada substrat batuan lumpur berdebu tipis, dan lumpur serasah kerikil berpasir. Setiap plot pengamatan berukuran 1 m x 1 m, yang mengambil Faunus ater dengan menggunakan metode non destructive, dan semua Faunus ater dihitung anggota populasinya. Preferensi substrat dianalisis secara deskriptif, dan kepadatan dianalisis dengan rumus kepadatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) substrat dasar perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung adalah pasir lumpur serasah berkerikil, dan substrat batuan berlumpur tipis, (2) Kepadatan populasi Faunus ater berdasarsan freferensi substrat pasir lumpur serasah berkerikil berkisar antara 7-242 individu/meter2, dan kepadatan pada substrat batuan berlumpur tipis berkisar antara 1-83 individu/meter2. Kesimpulan diperoleh adalah (1) Substrat kawasan dasar perairan yang dipilih Faunus ater terdiri dari substrat pasir lumpur serasah berkerikil, dan substrat batuan berlumpur tipis, dan (2) Kepadatan populasi Faunus ater di dasar perairan bersubstrat pasir lumpur serasah berkerikil lebih tinggi jika dibandingkan dengan kepadatan populasi di habitat substrat batuan berlumpur tipis, dan kepadatan di masing-masing habitat bervariasi. Kata kunci: Preferensi, Faunus ater, Sungai Reuelung Pendahuluan Faunus ater merupakan salah satu spesies dari Famili Pachychilidae, Kelas Gastropoda, dan termasuk ke dalam Filum Moluska (Suwignyo, 2005). Tubuh yang dimiliki lunak, dilindungi sebuah cangkang yang berputar. Pergerakan yang dilakukan dengan menggunakan perut sebagai kaki, sehingga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Faunus ater merupakan hewan dasar perairan, yang bergerak merangkak pada dasar perairan. Hewan ini hidup dalam dasar perairan, yang memiliki salinitas payau dengan kisaran salinitas yang diperlukan berkisar diantara 0,5-30%o. Jika dilihat dari sifat dan tempat hidupnya, Faunus ater merupakan kelompok fauna dasar perairan yang dikelompokkan ke dalam benthos (Marwoto, 2011). Hidupnya merangkak di dasar perairan, dengan menggunakan perut sebagai kakinya dan termasuk ke dalam A131
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 12, 2017, Banda Aceh, Indonesia
epifauna. Pada bagian anterior tubuhnya terdapat oprculum, yang akan menutup aperture dan melindungi tubuhnya jika terdapat gangguan dari luar. Kehidupan Faunus ater di dasar perairan payau, hampir semua ekosistem mangrove dan salah satu diantaranya adalah ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar (Gambar 1). Kawasan dasar perairan ekosistem mangrove sungai ini menurut Sarong (2010) diantaranya pasir berdebu berserasah, dan batuan berlumpur. Kehidupan Faunus ater di dasar perairan payau ini, memiliki kawasan habitat dengan substrak dasar yang bervariasi. Faunus ater memilih substrat dasar perairan yang memiliki sifat diantaranya adalah substrat berbatu, pasir berserasah, lumpur pasir berserasah, dan liat pasir berlumpur. Adanya perbedaan substrat dasar perairan, diduga dapat memunculkan tingkat kepadatan populasi Faunus ater yang bervariasi. Masing-masing substrat dasar perairan, memunculkan tingkat kepadatan populasi Faunus ater dengan karakteristik yang bervariasi. Hal ini sangat bergantung dari kondisi serasah, yang menyediakan bahan organik sesuai dengan kebutuhan dari Faunus ater tersebut. Terdapatnya variasi substrat di dasar perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung (Sarong,2007), memerlukan pengkajian secara ilmiah. Ini bermaksud untuk memberikan gambaran tentang pemilihan habitat yang dilakukan Faunus ater. Habitat dengan kondisi dasar perairan berpasir, berlumpur dan bebatuan, memiliki kepadatan Faunus ater yang bervariasi. Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui tingkat preferensi habitat Faunus ater di ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung, (2) Menganalisis kepadatan populasi Faunus ater berdasarkan preferensi habitat di ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar. Manfaat penelitian diantaranya adalah (1) memberikan informasi tentang Faunus ater di masing-masing habitat dasar perairan sesuai dengan komposisi dasar perairan, dan (2) mendapatkan data tentang kepadatan Faunus ater di dasar perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar. Bahan dan Metode Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah hand refraktometer, pH meter, termometer, jangka sorong, timbangan, kuadran, petri dish, dan botol sampel. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah aquadesh, kertas label, dan formalin. Tempat dan Waktu Penelitian Faunus ater dilakukan di kawasan Ekosistem mangrove Sungai Reuleng Leupung, Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan Faunus ater, dan pengambilan substrak dari habitatnya dilaksanakan pada Bulan Juli 2016. Mendeteksi komposisi substrak dilakukan secara in-situ di ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan analisis kepadatan Faunus ater dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Darussalam Banda Aceh. Penetapan stasion pengamatan dan plot sampling Kawasan penelitian dibagi ke dalam 3 stasion yaitu stasion 1 kawasan muara, stasion 2 kawasan aliran dan stasion 3 kawasan hulu. Pada setiap stasion ditetapkan plot pengambilan sampel, dengan memperhatikan substrak dasar perairan. Penetapan substrak dasar perairan dilakukan dengan metode purposive sampling, yang memperhatikan dasar perairan dengan substrak batu, semen, pasir berlumpur, dan substrak liat berlumpur. Setiap stasion masing-masing ditetapkan 3 plot dengan substrat dasar pasir lumpur serasah berkerikil, dan batuan lumpur berdebu tipis.
A132
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 12, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Setiap plot pengamatan dilakukan pengamatan, posisi individu dari populasi Faunus ater, dan komposisi substrak penyusun dasar plot. Sementara itu dalam setiap plot sampling dilakukan penghitungan kepadatan Faunus ater, sehingga dapat diketahui kondisi freferensi habitat dari Faunus ater. Semua data dicatat dalam tabel pengamatan, untuk dianalisis preferensi dan kepadatan Faunus ater. Analisis freferensi habitat dan kepadatan Faunus ater Freferensi habitat Faunus ater dianalisis secara deskriptif, sesuai dengan keberadaannya pada masing-masing habitat dasar perairan. Sementara itu kepadatan populasi Faunus ater pada masing-masing habitat dianalisis dengan rumus kepadatan Barus (2004), dengan formulasi : Jumlah individu suatu spesies Kepadatan Populasi = ---------------------------------Luas area sampling Karakteristik masing-masing kelompok ukuran dianalisis dengan memperhatikan panjang cangkang, berat cangkang, berat tubuh, berat gonad, warna cangkang, dan transparansi cangkang. Semua karakteristik yang diperoleh lalu dideskripsikan dalam narasi. Ketentuan tingkat kehadiran: Jika Kehadiran lebih dari 75% berarti tinggi, jika kehadiran antara 5070% berarti kehadiran sedang, jika kehadiran kurang dari 25-49% berarti tingkat kehadiran rendah, dan jika kehadiran kurang dari 25% berarti sangat kurang. Hasil dan Pembahasan Preferensi Habitat Dasar Perairan Faunus ater Preferensi substrat Faunus ater di kawasan perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung, ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kondisi Habitat Faunus No Habitat Dasar Perairan 1. 1 Pasir, lumpur, 2. serasah berkerikil 3. 4. 1. Batuan berlumpur 2 2. tipis 3.
ater di Ekosistem Mangrove Sungai Reuleung Leupung Deskripsi Habitat Keterangan Pasir berwarna putih kehitaman Serasah terkumpul di dasar Lumpur bercampur serasah Banyak dedaunan ditempat tertentu Permukaan batu agak licin Lumpur berdebu tipis Warna debu bervariasi
Faunus ater memilih dan menggunakan dasar perairan pasir berlumpur dengan serasah berkerikil sebagai habitatnya. Substrat yang dipilih untuk hidup berkelompok di dasar perairan adalah substrat yang memiliki serasah di permukaan dasar perairan. Karena adanya serasah ini dapat menjadi makanan dari Faunus ater, sehingga semua anggota populasi Faunus ater bertahan dan berkumpul di area habitat membentuk kelompok atau hidup berkelompok. Marwoto (2011) menyatakan bahwa dasar perairan yang memiliki serasah akan dimanfaatkan oleh biota perairan terutama kelompok benthos, menjadi sumber makanan baginya. Serasah yang terdiri dari berbagai bagian dari tumbuhan terjadi penguraian yang dilakukan oleh biota dasar perairan, sehingga dapat menyediakan sumber energi bagi biota bersangkutan termasuk Faunus ater. Sementara itu Dharma (1998) menyatakan bahwa pada dasar perairan terdapat berbagai sisa tumbuhan atau hewan, yang dapat menjadi sumber makanan bagi hewan dasar perairan tersebut. Sisa bagian tumbuhan atau hewan yang terdapat di dasar perairan, merupakan komponen organik sebagai sumber makanan berbagai hewan terutama hewan yang hidup di dasar perairan.
A133
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 12, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Gambar 1. Habitat Faunus ater Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar Pemilihan habitat yang dilakukan oleh Faunus ater yang terdiri dari batu-batuan atau batu yang telah diberikan semen di dasar perairan (Gambar 2), merupakan salah satu pilihan dari Faunus ater tersebut. Keberadaan Faunus ater dengan substrat dasar perairan batu atau sejenisnya, terjadi karena pada bagian permukaan batu atau sejenisnya di dasar perairan terdapat lumpur berabu halus dan ganggang hijau. Ganggang hijau dan lumpur halus ini menjadi makanan bagi Faunus ater, yang dimanfaatkan oleh Faunus ater dengan menggunakan radula yang terdapat pada bagian dalam mulutnya. Radula ini membrosing ganggang ini dengan baik, dan dihasilkan energi bagi kehidupannya. Marwoto (2011) menyatakan bahwa fungsi radula pada Gastropoda diantaranya adalah untuk membrosing ganggang atau lumut yang terdapat di permukaan substrat di dasar perairan.
Gambar 2. Faunus ater di atas batu dasar perairan Pemilihan substrat yang dilakukan Faunus ater di dasar perairan dengan area lumpur pasir berserasah dan batu berlumpur tipis, juga dilakukan setiap waktu. Hal ini dilakukan pada waktu keberadaan debit air di kawasan dasar perairan di zona littoral berkurang, sehingga aktivitas Faunus ater di dasar perairan lebih leluasa. Pemanfaatan serasah di dasar perairan oleh Faunus ater, menjadi sumber bahan organik yang dibutuhkkan oleh Faunus ater sebagai biota dasar perairan. Kepadatan Populasi Faunus ater Kepadatan populasi Faunus ater yang ditemukan di kawasan dasar perairan ekosistem mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar, ditampilkan pada Tabel 2.
A134
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 12, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Tabel 2. Kepadatan Populasi dan Struktur Individu di Perairan Ekosistem Mangrove Sungai Reuelung Leupung Kepadatan (Individu/m2) No Habitat Dasar Struktur individu Stasion 1 Stasion 2 Stasion 3 Perairan (Muara) (Aliran) (Hulu) 1 Pasir, lumpur, Berkelompok, acak, serasah berkerikil 102-170 120-242 7-16 beraturan, dan individu didominasi kecil-kecil. 2 Batuan berlumpur Acak, beraturan dan tipis 5-40 60-83 0-2 individu besar. Pada dasarnya Faunus ater lebih tinggi kepadatannya di kawasan pasir, lumpur, serasah berkerikil jika dibandingkan dengan keberadaannya di kawasan batuan berlumpur tipis. Hal ini menunjukkan bahwa pada kawasan tersebut memiliki sumberdaya yang dibutuhkan oleh Faunus ater setiap waktu, baik sebagai makanannya ataupun sumber kebutuhan yang lain yang dibutuhkan oleh Faunus ater tersebut. Faunus ater sebagai salah satu makrozoobenthos, yang hidup merangkak di dasar perairan. Kebutuhan akan makanan diperoleh di kawasan dasar perairan, sebagai serasah sisa tumbuhan atau lainnya di dasar perairan. Semua serasah yang terdapat di dasar perairan atau sisa dari bagian tubuh organisme tertentu yang telah lapuk terurai menjadi partikel yang kecil dan sumber makanan bagi Faunus ater. Pada kawasan batuan berlumpur tipis memiliki Faunus ater yang sedikit kepadatan anggota populasinya. Hal ini diduga keberadaan sumberdaya yang diperlukan oleh Faunus ater seperti makanan atau unsur lain di kawasan ini sedikit dan tidak memenuhi kebutuhan makanan yang diperlukan oleh Faunus ater. Disamping itu Faunus ater banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu lauk makanan, yang diambil dari permukaan batu dan mudah diambil oleh masyarakat lalu dijadikan sebagai salah satu bahan pembuatan kuah pliek u masakan sayuran khas Aceh. Ali et al (2000) menyatakan bahwa Faunus ater dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lauk pauk makanan. Faunus ater ini dimanfaatkan untuk makanan tertentu terutama untuk bahan baku kuah plik. Tubuh Faunus ater memiliki panjang cangkang pada setiap lokasi bervariasi. Kesimpulan 1. Preferensi substrat kawasan dasar perairan yang dipilih Faunus ater menyukai substrat pasir lumpur serasah berkerikil, dan substrat batuan berlumpur tipis. 2. Kepadatan populasi Faunus ater di dasar perairan bersubstrat pasir lumpur serasah berkerikil lebih tinggi jika dibandingkan dengan kepadatan populasi di habitat substrat batuan berlumpur tipis, dan kepadatan di masing-masing habitat bervariasi. Daftar Pustaka Barus, T.A. (2004). Pengantar Limnologi. Medan: USU Press. Dharma, B. (2005). Indonesia Shells. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi Indonesia Dharma, B. (1998). Indonesia Shells. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi Indonesia Marwoto, R.M., Nur, M., Isnaningsih, Nova, M., Haryanto. (2011). Keong Air Tawar Pulau Jawa (Moluska, Gastropoda). Bogor: LIPI. Munandar, A., dan Susilowati, P. (2003). Keong dari Taman Nasional Gunung Halimun. Cibinong: JICA Biodiversity Conservation Project. Sarong, M. A., Asiah, dan Mimie, S. (2015). Analisis struktur umur dan teknik penetapan Geloina erosa Layak panen sebagai upaya konservasi di kawasan mangrove Perairan payau Sungai Reuleng Leupung Kabupaten Aceh Besar. Banda Aceh: Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala. Suwignyo, S. (2005). Avertebrata Air. Bogor: IPB Press A135