PREFERENSI MUZAKKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA ZAKAT Studi Kasus : Warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama Di Kabupaten Bantul DI. Yogyakarta
DISAMPAIKAN DALAM TEMU RISET NASIONAL VIII 22 – 25 November 2010
Oleh : ANTON BAWONO, SE., M.Si. NIP : 19740320 200312 1 001 STAIN Salatiga
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
1
PREFERENSI MUZAKKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA ZAKAT Studi Kasus : Warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama Di Kabupaten Bantul DI. Yogyakarta Anton Bawono STAIN Salatiga
[email protected]
Abstract The focus of this research is to see the preference satisfaction muzakki Muhammadiyah and Nahdatul Ulama members paying zakat in institution of zakat in Bantul regency. Applied research design is non-experimental design. The samples used were 70 respondents. Analysis tools used in this study is multiple regression analysis and comparison. The findings in this study are: that the variables communication, transparency, accountability, responsibility, justice and the location has positive and significant impact on satisfaction muzakki who pay zakat on the institution of zakat. While the most dominant influence is justice. Other findings in this study is that between Muhammadiyah and NU members in the district of Bantul on perception same principle to factors affecting the satisfaction of the muzakki who distribute alms in charity institutions. Key words; influence, preference, satisfaction
Latar Belakang Masalah Religiusitas sebuah rumah tangga akan mempengaruhi perilaku dalam mengalokasikan sebagian hartanya untuk orang lain yang membutuhkan. Besarnya pengalokasian tidak akan didasarkan rasa ingin pamer, tidak enak hati dan sejenisnya, akan tetapi didasarkan pada ajaran Islam yang benar, yaitu disesuaikan kemampuannya supaya dapat menghindarkan diri dari suatu kehancuran. Dalam Islam di wajibkan bagi tiap individu yang memiliki pendapatan dan atau kekayaan yang lebih dari kebutuhan standarnya diwajibkan untuk di sedekahkan kepada pihak atau komunitas yang lemah secara ekonomi. Dari kondisi ini menunjukkan bahwa dalam harta orang kaya itu sebenarnya ada hak untuk orang miskin. Zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
2
dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat Islam bila dikelola secara baik dan benar, terutama dalam rangka memberdayakan kelompok umat Islam yang masih dalam keadaan fakir dan miskin, sehingga mereka bisa hidup lebih layak dan bermartabat, mandiri, tanpa menggantungkan nasibnya terus (Mas'udi, 1991 : 138). Pelaksanaan zakat tersebut didasarkan pada firman Allah SWT yang terdapat dalam QS. al-Taubah (9) ayat 60, yang menyebutkan :.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. al-Taubah : 60) Disamping itu pada firman Allah SWT dalam QS. al-Taubah (9) ayat 103, menyebutkan :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. al-Taubah : 103) Dalam QS. al-Taubah (9): 60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat adalah orang-orang yang bertugas mengurus urusan zakat. Sedangkan dalam QS. al-Taubah (9): 103 dijelaskan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban untuk berzakat untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya. 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
3
Yang mengambil dan yang menjemput tersebut adalah para petugas (amil). Sehinggga lembaga zakat memiliki peranan yang sangat penting, dalam rangka menyalurkan niat baik si muzakki dalam rangka melaksanakan ibadahnya. Maka dari itu preferensi kepuasan muzakki harus mendapat perhatian. Sedangkan di daerah Kabupaten Bantul yang mendominasi warga Islam adalah dari Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi kepuasan muzakki warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama dalam membayar zakat di lembaga zakat yang ada di Kabupaten Bantul ? 2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi preferensi kepuasan muzakki warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama dalam membayar zakat di lembaga zakat yang ada di Kabupaten Bantul ? 3. Apakah ada perbedaan preferensi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan muzakki warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama dalam membayar zakat di lembaga zakat yang ada di Kabupaten Bantul ? Tinjauan Pustaka Russell Powell (2003) dalam tulisannya yang berjudul "Zakat: Drawing Insights for Legal Theory and Economic Policy from Islamic Jurisprudence", menjelaskan bahwa dari 20 negara Islam atau negara yang berpenduduk mayoritas Muslim di dunia, hanya Indonesia yang menerapkan pengelolaan zakat bisa dilakukan oleh swasta. Sedangkan, di 19 negara lainnya, pengelolaan zakat langsung ditangani pemerintah. Abdurrahman
Qadir
(1996).
Dalam
penelitiannya
yang
berjudul
"Reaktualisasi Zakat: Suatu Telaah Teoritik Menurut Konsep Keadilan", disimpulkan bahwa masih tingginya angka dan grafik kemiskinan di dunia Islam,
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
4
khususnya di lingkungan umat Islam di Indonesia disebabkan antara lain, karena rendahnya kesadaran dan motivasi pengamalan zakat. Didin Hafidhuddin (2002) membahas hal tersebut dalam penelitiannya yang berjudul "Zakat dalam Perekonomian Modern". Ia mengungkapkan bahwa zakat adalah ibadah maaliyah ijtima'iyyah, artinya ibadah di bidang harta yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membangun masyarakat. Jika zakat dikelolah dengan baik, baik pengambilan maupun pendistribusiannya pasti akan dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat. Palmawati Taher (2006) dalam penelitiannya yang berjudul "Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam", bahwa sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi ilahiah yang dibangun atas dua doktrin yaitu, pertama, mengharamkan riba dari segala kegiatan ekonomi dan kedua, kewajiban mengeluarkan zakat, baik zakat harta maupun zakat fitrah. Mila Sartikaini (2008). Dalam penelitiannya yang berjudul "Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta", menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara jumlah dana yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq. Husnul Khatimah (2007) melakukan pengujian terhadap dana zakat yang disalurkan dalam bentuk program pembiayaan. Dalam penelitiannya yang berjudul "Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Para Mustahiq", menunjukkan bahwa penyaluran dana zakat melalui program pembiayaan baik melalui skim maupun pembiayaan bagi hasil terbukti memberikan manfaat dengan adanya peningkatan penghasilan dan kemampuan berusaha mitra. Sofyan Eko Putra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul "Optimalisasi Zis Dan Penghapusan Pajak: Sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Miskin Di Era Otonomi Daerah", menyimpulkan bahwa zakat, infak, shadaqah sebagai instrumen fiskal dalam sistem ekonomi Islam, mempunyai potensi
dalam
menghentikan
permasalahan
kemiskinan.
Melalui
peran
kelembagaan, ketiga instrumen yakni zakat, infak, dan shadaqah dapat dikemas
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
5
menjadi program pengentasan kemiskinan yang bernilai edukatif, religius, sosial dan kewirausahawan. Dede Abdul Fatah (2008), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa faktor dominan yang menyebabkan kurangnya karyawan membayar zakat profesi di Baituzakah Pertamina adalah karena minimnya pengetahuan mereka tentang zakat profesi tersebut. Sedangkan faktor yang menyebabkan karyawan lebih memilih caranya sendiri membayar zakat adalah karena persepsi karyawan terhadap kualitas manajemen Baituzakah Pertamina. Sofyan Rizal (2008) menemukan bahwa kualitas pelayanan terbukti secara signifikan terhadap kepuasan muzakki berzakat di lembaga zakat. Namun ditemukan tidak ada pengaruh yang signifikan kepuasan muzakki dengan membayarkan zakatnya langsung ke mustahiq. Emmy Hamidiyah (2008), menemukan bahwa faktor-faktor biaya promosi, jaringan, regulasi dan moment bulan ramadhan berpengaruh 75.5% atas pengumpulan ZISWK. Hervina (2007) menunjukkan adanya hubungan pembayaran zakat penghasilan dengan adanya berkah yang dirasakan oleh para pengusaha yang mengeluarkan zakat penghasilan. Kerangka Teori Kotler (1994) menandaskan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya ( Tjiptono, 1996). Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan tidak nampak dari luar tetapi akan kelihatan melalui perilaku seseorang yang dapat dilihat (Hanafi, t.th : 338). Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya (Pinder, 2006: 14).
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
6
Mar'at (dalam Nirwana) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis (Nirwana, 2004: 12). Sementara, perilaku orang lain dan menarik kesimpulan tentang penyebab perilaku tersebut atribusi dapat terjadi bila: 1). Suatu kejadian yang tidak biasa menarik perhatian seseorang, 2). Suatu kejadian memiliki konsekuensi yang bersifat personal, 3). Seseorang ingin mengetahui motif yang melatarbelakangi orang lain (Nirwana, 2004: 14). Brems & Kassin mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu: (a) Person, yaitu orang yang menilai orang lain, (b) Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk menilai sesuatu, (c) Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu: (a) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas, (b) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour (Brems & Kassin, 2009) Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian Wilayah penelitian ini meliputi seluruh warga Muhammadiyah dan Nahdatul ulama yang ada di wilayah Kabupaten Bantul.
2. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan diterapkan adalah desain non-eksperimental. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data primer responden penelitian ini. Desain ini digunakan untuk melakukan ekplorasi dan pengujian terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku kepuasan muzakki dalam membayar zakat di lembaga-lembaga zakat. Dan juga untuk mengetahui perbedaan preferensi warga muhammadiyah dan nahdatul ulama dalam membayar zakat.
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
7
3. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh warga Muhammadiyah dan Nahdatul ulama yang ada di wilayah Kabupaten Bantul baik yang memiliki kartu anggota maupun tidak. Jadi jumlah populasinya dalam penelitian ini tidak di ketahui. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk digunakan sebagai bahan penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan prinsip: jumlahnya sampel memenuhi asumsi normalitas. Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian merupakan faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini, sumber data meliputi : data primer dan data sekunder. Skala Pengukuran Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala interval yang numerikal (numerical scale). Skala numerikal ini mirip dengan skala semantik, perbedaannya terletak pada hal penomoran pada skala. Pada skala numerikal penomorannya disediakan, yang menggunakan skala antara 0 – 10. Adapun ketentuan pilihan jika berkonotasi positif nilainya adalah sebagai berikut: Semakin Sangat Tidak Setuju : Semakin mendekati skor 0 Semakin Sangat Setuju : Semakin mendekati skor 10
Variabel dan Defenisi Opersional Penelitian Definisi operasional dari setiap variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Religiusitas adalah penghayatan agama muzakki yang menyangkut simbol, pengetahuan, keyakinan, nilai dan perilaku yang didorong oleh kekuatan spiritualnya. 2. Regulasi pemerintah yaitu yaitu aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah bagi masyarakat untuk membayar zakat di lembaga zakat. 3. Komunikasi yaitu penyampaian informasi mengenai program-program yang dibuat oleh lembaga zakat kepada masyarakat 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
8
4. Tranparansi yaitu jaminan atau kebebasan yang berikan oleh lembaga zakat kepada publik untuk mengakses informasi mengenai proses pengelolaan zakat. 5. Akuntabilitas yaitu pertanggungjawaban mengenai proses pengelolaan zakat yang diberikan oleh lembaga zakat kepada publik 6. Responsibilitas yaitu pertanggungjawaban lembaga zakat yang merupakan kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan lembaga zakat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip lembaga zakat yang sehat. Dalam hal ini lembaga zakat memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat atau stakeholders dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan serta menjunjung tinggi etika, moral dan akhlaq serta tetap menjaga lingkungan lembaga zakat yang sehat. 7. Profesionalisme yaitu suatu keadaan dimana lembaga zakat dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip lembaga zakat yang sehat. Untuk itu dalam meningkatkan
independensi
dalam
pengambilan
keputusan,
lembaga
pengelola zakat seharusnya mengembangkan aturan atau pedoman yang jelas dan tegas tentang bagaimana eksistensi organ-organ lembaga seperti para mustahiq, para muzakki, pengurus lembaga pengelola zakat dan pemerintah. 8. Keadilan/fairness yaitu perlakuan adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangundangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan zakat harus diperlakukan sama atau setara. Prinsip ini diwujudkan dengan membuat peraturan yang melindungi kepentingan para pihak, peraturan pelaksanaan lembaga pengelola, dan kebijakan-kebijakan yang melindungi lembaga dari perbuatan buruk orang dalam lembaga, dan konflik kepentingan, serta menerapkan bagaimana peran dan tanggungjawab organ lembaga pengelola zakat. 9. Lokasi yaitu tempat lembaga zakat di mana ia menjalankan aktivitasnya dalam mengelolah zakat.
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
9
10. Variabel Indepen, yaitu variabel kepuasan. Variabel kepuasan adalah variabel yang dibentuk dari preferensi seseorang tentang nilai-nilai yang diyakini dan diterima sebagai ukuran kepuasan ketika memutuskan untuk menggunakan lembaga zakat untuk menyalurkan zakatnya. Uji Instrumen Penelitian Dalam melakukan penelitian dan penelitiannya membutuhkan suatu alat atau instrument, maka seharusnya sebelum penelitian tersebut dilakukan, terlebih dahulu menguji instrument tersebut yang akan digunakan untuk penelitian, supaya bisa menghasilkan suatu penelitian yang akurat. Untuk menguji instrument tersebut biasanya seorang peneliti menggunakan uji yang disebut uji reliabilitas dan uji validitas. Metode analisis data Alat analisis yang digunakan meliputi analisis diskreptif analisis kuantitatif. Alat analisis kualitatif ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah di bangun sebelumnya. Alat analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dan permasalahan penelitian ini adalah : 1. Analisis regresi berganda Analisis regresi ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam analisis regresi ini akan menggunakan model persamaan yang digunakan untuk menjawab hipotesis dan permasalahan penelitian yang ada, yaitu sebagai berikut : Keps = 0 + 1Rel + 2Reg + 3Kom + 4Trans + 5Akun + 6Resp + 7Prof + 8Fair + 9Lok + t Keterangan : Keps = Rel = Reg = Kom = Trans = Akun = Resp = Prof = Fair =
Kepuasan membayar zakat di lembaga zakat Simbul religiusitas dari lembaga zakat Regulasi dari pemerintah tentang lembaga zakat Komunikasi dari lembaga zakat Transparansi pengelolaan Akuntabilitas pengelolaan Responsibilitas pengelolaan Profesionalisme pengelolaan Keadilan atau kewajaran pengelolaan 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
Lok
=
10
Lokasi lembaga zakat
2. Analisis Komparasi Untuk menguji hipotesis, digunakan alat uji t-test dua sampel. Teknik t-test adalah merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data ratio atau interval. Dalam pengujian hipotesis ini dapat memberikan informasi bahwa terdapat perbandingan antara kepuasan warga Muhammadiyah dan warga NU dengan rumus Sugiyono, (2005). Rumus t-test dua sampel independen sebagai berikut :
X1 – X2 t =
√
s12
n
1
+
s22 n
2
3. Analisis ketepatan model Dalam analisis regresi yang di lakukan dalam penelitian ini, supaya dapat menghasilkan model yang memenuhi syarat goodness of fit dan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), maka akan dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik. Sehingga model regresi yang dihasilkan disamping memiliki ketepatan atau keakuratan juga menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Pembahasan Dalam mengungkap suatu hipotesa perlu dilakukan analisis data. Dalam melakukan analisis data, dibutuhkan data yang telah di uji instrumennya. Data yang dihasilkan sebelum di analisa untuk interprestasi haruslah di uji terlebih dahulu uji statistik dan asumsi klasik. Uji statistik dan asumsi klasik menjadi wajib dilakukan jika syarat-syarat penelitian tersebut mewajibkan dilakukan, hal tersebut supaya bisa mendapatkan sebuah penelitian yang memenuhi syarat goodness of fit dan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
11
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan satu variabel dependen dan 9 variabel independen. Persamaan tersebut awalnya sebagai berikut : Keps = 0 + 1Rel + 2Reg + 3Kom + 4Trans + 5Akun + 6Resp + 7Prof + 8Fair + 9Lok + t Persamaan tersebut di atas setelah melewati uji statistik dan uji asumsi klasik, model regresinya menjadi sebagai berikut : Keps = – 0,569 + 0,134Kom + 0,079Trans + 0,082Akun + 0,102Resp + 0,503Fair + 0,254Lok + t 1. Interprestasi Persamaan Regresi 1). Variabel yang signifikan Setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik, hasil analisisnya mengalami perubahan. Adapun hasil analisis data dari ke enam variabel independen tersebut adalah sebagai berikut : a. Komunikasi (Kom) Variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan muzakki menyalurkan zakatnya dilembaga zakat. Nilai signifikansinya setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik sebesar 0,005 atau 0,5%, jadi dengan 5% variabel tersebut dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Nilai koefisien variabel komunikasi (Kom) sebesar 0,134, ini berarti jika ada kenaikan satu satuan tingkat komunikasi dari lembaga zakat maka seorang Muzakki akan meningkat kepuasannya sebesar 0,134 satuan dengan asumsi variabel lain didalam model konstan dan ceteris paribus. Variabel komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan Muzakki hal ini terjadi dikarenakan seorang Muzakki merasa senang dengan disampaikannya informasi mengenai program-program dari lembaga zakat. Disamping itu muzakki akan merasa puas dikarenakan merasa dekat dan tidak asing manakala dari pihak lembaga zakat sangat komunikatif. b. Transparasi (Trans)
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
12
Variabel transparansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan muzakki menyalurkan zakatnya dilembaga zakat. Nilai signifikansinya setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik sebesar 0,086 atau 8,6%, jadi dengan 10% variabel tersebut dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Nilai koefisien variabel transparansi (Trans) sebesar 0,076, ini berarti jika ada kenaikan satu satuan tingkat transparansi dari lembaga zakat maka seorang Muzakki akan meningkat kepuasannya sebesar 0,076 satuan dengan asumsi variabel lain didalam model konstan dan ceteris paribus. Variabel transparansi berpengaruh positif terhadap kepuasan Muzzaki hal ini terjadi dikarenakan seorang Muzakki merasa senang dengan adanya keterbukaan dari lembaga zakat untuk menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh lembaga zakat kepada muzakki maupun publik dan merupakan hak muzakki untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tepat pada waktunya mengenai semua hal yang penting. Disamping itu muzakki akan merasa puas manakala dikembangkan sistem akuntansi yang berbasis standar akuntansi yang menjamin adanya laporan keuangan, kemudian mengembangkan Information Technology (IT) dan Management Information System (MIS). Sehingga informasi semakin akurat dan tepat. Sebagaimana dalam al-Qur’an disebutkan dalam surat An Nisa ayat 58.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S. An-Nisa: 58). c. Akuntabilitas (Accu) Variabel akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan muzakki menyalurkan zakatnya dilembaga zakat. Nilai signifikansinya setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik sebesar 0,094 atau 9,4%, jadi dengan 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
13
10% variabel tersebut dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Nilai koefisien variabel akuntabilitas (Accu) sebesar 0,082, ini berarti jika ada kenaikan satu satuan tingkat akuntabilitas dari lembaga zakat maka seorang Muzakki akan meningkat kepuasannya sebesar 0,082 satuan dengan asumsi variabel lain didalam model konstan dan ceteris paribus. Variabel akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kepuasan Muzzaki hal ini terjadi dikarenakan seorang Muzakki merasa puas dengan adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban lembaga zakat sehingga pengelolaan
lembaga
zakat
terlaksana secara efektif.
Perwujudan
dari
akuntabilitas ini dalam bentuk penyiapan laporan keuangan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang cepat dan tepat. Selain itu juga mengembangkan komite audit dan manajemen risiko dalam rangka mendukung fungsi pengawasan oleh unsur pengawas dalam Lembaga zakat dengan bantuan akuntan publik. Disamping itu akuntabilitas ini sesuai dengan al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282:
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
14
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksisaksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. Al-Baqarah: 282) c. Responsibilitas (Resp) Variabel responsibilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan muzakki menyalurkan zakatnya dilembaga zakat. Nilai signifikansinya setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik sebesar 0,021 atau 2,1%, jadi dengan 5% variabel tersebut dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Nilai koefisien variabel responsibilitas (Resp) sebesar 0,102, ini berarti jika ada kenaikan satu satuan tingkat responsibilitas dari lembaga zakat maka seorang Muzakki akan meningkat kepuasannya sebesar 0,102 satuan dengan asumsi variabel lain didalam model konstan dan ceteris paribus.
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
15
Variabel responsibilitas berpengaruh positif terhadap kepuasan Muzzaki hal ini terjadi dikarenakan seorang Muzakki merasa puas dengan adanya pertanggungjawaban lembaga zakat yang merupakan kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan zakat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip lembaga zakat yang sehat. Ketika lembaga zakat dikatakan responsif maka lembaga zakat memiliki tanggung jawab sosial terhadap muzakki dan publik untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan serta menjunjung tinggi etika, moral dan akhlaq serta tetap menjaga lingkungan lembaga zakat yang sehat. Prinsip responsibilitas ini sesuai dalam ajaran Islam yang tertuang dalam alQuran, surat al-Isra ayat 36:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Isra : 36)
d. Keadilan (Fair) Variabel keadilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan muzakki menyalurkan zakatnya dilembaga zakat. Nilai signifikansinya setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik sebesar 0,000 atau 0%, jadi dengan 5% variabel tersebut dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Nilai koefisien variabel keadilan (Fair) sebesar 0,503, ini berarti jika ada kenaikan satu satuan tingkat keadilan dari lembaga zakat maka seorang Muzakki akan meningkat kepuasannya sebesar 0,503 satuan dengan asumsi variabel lain didalam model konstan dan ceteris paribus. Variabel keadilan berpengaruh positif terhadap kepuasan Muzzaki hal ini terjadi dikarenakan seorang Muzakki merasa puas dengan adanya perlakuan adil dan setara kepada semua pihak. Kepuasan muzakki timbul karena lembaga zakat tersebut membuat peraturan yang melindungi kepentingan semua pihak, peraturan pelaksanaan lembaga pengelola, dan kebijakan-kebijakan yang melindungi 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
16
lembaga dari perbuatan buruk orang dalam lembaga, dan konflik kepentingan, serta menerapkan bagaimana peran dan tanggungjawab lembaga pengelola zakat. Prinsip keadilan ini sesuai dalam ajaran Islam yang tertuang dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Annisa’ : 58)
e. Lokasi Variabel lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan muzakki menyalurkan zakatnya dilembaga zakat. Nilai signifikansinya setelah melewati uji statistik dan asumsi klasik sebesar 0,000 atau 0%, jadi dengan 5% variabel tersebut dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Nilai koefisien variabel lokasi (Lok) sebesar 0,254, ini berarti jika ada kenaikan satu satuan tingkat kedekatan lokasi dari lembaga zakat maka seorang Muzakki akan meningkat kepuasannya sebesar 0,254 satuan dengan asumsi variabel lain didalam model konstan dan ceteris paribus. Variabel lokasi berpengaruh positif terhadap kepuasan Muzzaki hal ini terjadi dikarenakan seorang Muzakki merasa puas dengan adanya kemudahan dalam membayar zakat yang disebabkan lokasi lembaga zakat strategis, yaitu dekat dekat dengan rumah dan mudah dijangkau. Disamping itu Lembaga zakat yang memiliki banyak kantor/ kantor cabang sehingga dapat menyalurkan zakat kapan dan di mana saja akan dapat meningkatkan kepuasan muzakki. 2). Variabel yang tidak signifikan a. Variabel religiusitas
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
17
Variabel religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan muzakki dalam membayar zakat dilembaga zakat. Hal ini disebabkan para muzakki tidak menganggap penting simbul-simbul religiusitas seperti : didoakan setelah menyerahkan zakat di lembaga zakat, ada tulisan syiar-syiar Islam di kantor lembaga zakat, karyawan lembaga zakat selalu mengucapakan salam pada saat bertemu/ berpisah, dan juga sering mengucapkan basmalah, hamdalah, tasbih, dan yang sejenisnya pada waktu berbicara dan beberapa simbul yang lain. Menurut para muzakki, religiusitas itu diwujudkan oleh seseorang tidak hanya dalam perilaku peribadatannya tetapi juga aktivitas hidup yang dimotivasi oleh pengamalan al-Qur’an dan Hadis baik yang tampak mata maupun yang tidak tampak mata. Ini seperti yang diperintahkan dalam sebuah ayat dalam al-Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.(Q.S. al-Baqarah : 208). Ayat ini pada dasarnya Islam memerintahkan kepada umatnya untuk berislam (beragama) secara menyeluruh, baik dalam aktivitas ekonomi maupun aktivitas yang lain. Dengan beragama secara menyeluruh maka aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh individu muslim tersebut dilakukan dalam rangka beribadah. Dalam keberagamaan (religiusitas) diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural (Ancok, 2008 : 76). Jadi Islam memerintahkan pada umatnya mengamalkan semua yang di ajarkan dalam alQur’an dan Hadist dalam semua aktivitas hidupnya, tidak hanya berdasarkan suatu simbul semata.
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
18
b. Regulasi pemerintah Variabel regulasi pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan muzakki dalam membayar zakat dilembaga zakat. Hal ini disebabkan para muzakki tidak menganggap penting beberapa regulasi pemerintah tentang lembaga zakat dan pembayaran zakat. Muzakki lebih mengedepankan bagaimana zakat yang mereka bayarkan dapat tepat sasaran yaitu orang-orang yang sangat membutuhkan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat sebagai berikut :
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”(Q.S. al-Baqarah : 215) Berdasarkan ayat tersebut di atas, menunjukkan bahwa seorang muslim dalam mengalokasikan pendapatan atau harta kekayaan yang dimiliki atau diperolehnya akan digunakan untuk menafkahi, tetapi tidak hanya untuk menafkahi keluarga sendiri tetapi juga untuk kebutuhan orang lain atau komunitas yang membutuhkan pertolongan dalam rangka untuk mendapatkan mashlahah. c. Variabel profesionalisme Variabel profesionalisme tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan muzakki dalam membayar zakat dilembaga zakat. Hal ini disebabkan para muzakki tidak menganggap penting profesionalisme yang berkaitan dengan aturan atau pedoman yang jelas dan tegas tentang bagaimana eksistensi lembaga zakat. Muzakki lebih mengedepankan pandangan bahwa zakat yang mereka bayarkan akan mendapatkan mashlahah, hal ini selaras dengan ayat al-Qur’an sebagai berikut :
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
19
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” (Q.S. al-Anfa>l: 60). Ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa setiap pengalokasian pendapatan atau kekayaan kita di jalan Allah, maka akan mendapatkan mashlahah. Bahwa di dalam mashahah terkandung dua hal yaitu mashlahah fisik atau material dan berkah. 2. Interprestasi Komparasi Uji t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Uji t-tes dilakukan dengan cara membandingkan perbedan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel. Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara normal. Jadi tujuan uji t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan satu sama lain. Dari analisis uji beda rata-rata diperoleh hasil bahwa: 1) Warga
Muhammadiyah
menunjukkan
preferensi
yang
lebih
tinggi
dibandingkan warga NU ketika menjadi muzakki yang menggunakan lembaga zakat untuk variabel : simbul religiusitas, regulasi pemerintah, transparansi, responsibilitas dan profesionalisme. 2) Warga Nu menunjukkan preferensi yang lebih tinggi dibandingkan warga Muhammadiyah ketika menjadi muzakki yang menggunakan lembaga zakat untuk variabel : komunikasi, akuntabilitas, fairness atau keadilan dan lokasi. 22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
20
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka secara absolut jelas bahwa rata-rata kepuasan pasien berbeda antara warga Muhammadiyah dan warga NU. Untuk melihat apakah perbedaan ini memang nyata secara statistik dilakukan pengujian melalui dua tahapan analisis, pertama apakah varian populasi kedua sampel tersebut sama ataukah berbeda dengan melihat levene test. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis, analisis data dan interprestasi data maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahwa ada 6 variabel dari 9 variabel yang di analisis, yang secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan para muzakki yang menyalurkan zakat di lembaga zakat. Ke enam variabel tersebut adalah komunikasi, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, keadilan dan lokasi. Sedangkan ke tiga variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah simbul religiusitas, regulasi pemerintah dan profesionalisme. 2. Dari ke enam variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan muzakki yang menyalurkan zakat di lembaga zakat, yang paling dominan pengaruhnya adalah keadilan atau fairness. Perlakuan yang sama terhadap setiap muzakki pengaruhnya paling besar terhadap kepuasan muzakki, hal ini menunjukkan bahwa para muzakki menghendaki perlakuan yang tidak membedakan antara mereka sebagai misal antara warga Muhammadiyah dan NU. Para muzakki lebih mengedepankan bagaimana zakat yang mereka bayarkan dapat tersalur dengan tepat sasaran kepada pihak atau komunitas yang memang membutuhkan. 3. Para muzakki dalam membayar zakat dilembaga zakat tidak mementingkan simbul religiusitas yang ditunjukkan oleh lembaga zakatnya, akan tetapi lebih kepada keinginan supaya zakat yang mereka bayarkan dapat tepat sasaran. Regulasi pemerintah selama ini berkaitan dengan lembaga zakat ataupun pembayaran zakat belum begitu dirasakan dampaknya oleh para muzakki, hal ini dikarenakan para muzakki lebih mementingkan mengejar mashlahah dalam berzakat.
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
21
Antara warga Muhammadiyah dan warga NU di kabupaten Bantul pada prinsipnya mempresepsikan sama terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan para muzakki yang menyalurkan zakat di lembaga zakat. Dari kesembilan variabel yang digunakan hanya dua variabel yang secara signifikan dipersepsikan berbeda sedangkan 7 variabel yang lain dipersepsikan sama.
Daftar Pustaka Ahmad, Mustaq, Business Ethics in Islam, Terj. oleh Samson Rahman, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2003 Barry, M. and John P. Houston, Phsychology at Work, London: Brown and Benchmark Publisher, t.th Bawono, Anton, “Kerangka Kerja Aksioma Etika Ekonomi Islam”, Ijtihad, vol. 8, No. 1, Juni 2008 ________, Multivariate Analysis, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2006 Darokah, Marchm, Pola Nilai Kerja Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Kota Yogyakarta dan Jakarta, Disertasi Program Pascasarjana UGM Yogyakarta 1989, Tidak ditrbitkan Departemen Agama RI., Al-Qur'an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2003 Fatah, Dede Abdul, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Karyawan Muslim Pertamina Dalam Membayar Zakat Profesi Melalui Baituzzakah Pertamina, Jurnal EKSIS (Ekonomi Islam dan Bisnis Islam) PSTT-PPs UI Edisi ke 11 Vol. 4 No. 2 April-Juni 2008 FOZ, "Jumlah Lembaga Pengelolah Zakat di Indonesia", Data Forum Organisasi Zakat, Jakarta: FOZ, 2007, Tidak Diterbitkan Gujarati, Damodar N., Basic Econometrics, New York: McGraw-Hill, Inc., 1988. Hafidhuddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Disertasi Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2002, Diterbitkan Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
22
Hamid, M. Arifin, Hukum Zakat: Pengembangan dan Pendayagunaannya (Sebuah Kajian ke Arah Formalisasi Hukum Zakat di Indonesia), Jurnal Hukum Islam UI, Vol VIII No.2 Desember 1999 Hamidiyah, Emmy, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat, infak, sedekah wakaf dan kurban pada lembaga pengelola zakat (Studi kasus: Dompet Dhuafa Republika), Jurnal EKSIS (Ekonomi Islam dan Bisnis Islam) PSTT-PPs UI Edisi ke 10 Vol. 4 No. 1 Januari-Maret 2008 Hervina, Implikasi Pembayaran Zakat Penghasilan terhadap Berkah dalam Berusaha, Tesis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2004, Tidak Diterbitkan Huda, M. Shofiyul, Politik Hukum Indonesia (Telaah terhadap UU No. 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat, Tesis Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2002, Tidak Diterbitkan. Khatimah, Husnul, Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Para Mustahiq, Jurnal EKSIS (Ekonomi Islam dan Bisnis Islam) PSTT-PPs UI Edisi ke 9 Vol. 3 No. 1 Januari-Maret 2007 Manddala, GS, Introduction to Econometrics, second edition, Maxwell Macmillan International Publishing Company, New York, 2001 Maslow, Abraham H., Religion, Values and Peak Experience, New York: The Press, 1974 Mas'udi, Masdar F., Agama Keadilan: Risalah Zakat (Pajak) dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991 McClelland, David C., The Achieving Society, New York: The Free Press, 1967 Muhammad dan Ridwan Mas’ud, Zakat dan Kemiskinan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Yogyakarta: UII Press, 2005
Instrumen
Al-Nabahan, M.Faruq, Sistem Ekonomi Islam: Pengawasan Terhadap Harta Zakat, Terj., Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002 Permono, Sjechul Hadi, Pemerintah RI Sebagai Pengelolah Zzakat dan Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan, Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1989, Diterbitkan. Pinder, C.C., Work Motivation: Theory, Issues, and Applications. Glenview (IL: Scott, Foresman & Co, 1984), dikutip dari A. Usmara, Motivasi Kerja: Proses, Teori, dan Praktik, Yogyakarta: Amara Books, 2006
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
23
PIRAC, Pola dan Kecendrungan Masyarakat Berzakat, Laporan Penelitian, Jakarta: PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center), 2007, Tidak diterbitkan. Powell, Russell, Zakat: Drawing Insights for Legal Theory and Economic Policy from Islamic Jurisprudence, SRRN Eloctronic Journal, Vol. NN: 1 2003. Putra, Sofyan Eko, Optimalisasi Zis Dan Penghapusan Pajak: Sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Miskin Di Era Otonomi Daerah, Jurnal Ekonomi Pembangunan FE Universitas Muhammadiyah Surakarta, Vol. 8 No. 1 Juni 2007 Qadir, Abdurrahman, Reaktualisasi Zakat: Suatu Tela'ah Teoritik Menurut Konsep Keadilan, Disertasi IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1996, Diterbitkan Al-Qaradhawi, Yusuf, Fiqh al-Zakat, Beirut: Dar al-Irsyad, t.th. ________, Hukum Zakat, Terj. oleh Salaman Harun, dkk., Jakarta: Litera Antarnusa, 1987 ________, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan (terj.), Jakarta: Zikrul Hakim, 2005 Pindyck, Robert S and Rubinfeld, Daniel L., Econometric Model and Economic Forecast, International edition, McGraw-Hill Inc., Third edition, 1991 Rizal, Sofyan, Pengaruh Tingkat Kepuasan dan Kepercayaan Muzakki kepada LAZ Terhadap Perilaku Berzakat Muzakki, Jurnal EKSIS (Ekonomi Islam dan Bisnis Islam) PSTT-PPs UI Edisi ke 11 Vol. 4 No. 2 April-Juni 2008 Sartikaini, Mila, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta, Jurnal Ekonomi Islam UII Yogyakarta La-Riba Vol. II No. 1 Juni 2008 Scott, Cynthia D. and Dennis T. Jaffe, Take This Work and Love It, Menlo Park: Crisp Publications, 1997 Streers, Richard M., Lyman W. Porter and George A. Bigley, Motivation and Leadership at Work, New York: McGraw Hill Inc. t.th Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama, Bandung: CV. Alfa Betha, 1999 Taher, Palmawati, Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Mimbar Ilmiah Hukum Universitas Islam Jakarta, Vol. IX No. 1 Januari-Juni 2006
22 – 25 November 2010
Temu Riset Nasional VIII, Di Bogor
24
Thomas, R. Leighton, Introductory Econometrics Theory and Application, first edition, British Library Catalog in Publishing Data, Printed in Singapore, 1985 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Diundangkan di Jakarta pada Tanggal 23 September 1999 oleh Menteri Sekretaris Negara RI, dan Disahkan di Jakarta pada Tanggal 23 Desember 1999 oleh Presiden RI. Yusuf, M. Asror, Kaya Karena Allah, Depok: Kawan Pustaka, 2004 Wexly, K.N. and G.H. Yukl, Organisation Behaviour and Personal Pschology, New York: Ontario Richard D. Irwin Inc., 1977 Winardi, Surkhmad dan Murray Thomas, Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental, Bandung: Jemmars, 1980
22 – 25 November 2010